BAB I PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK

advertisement
BAB I
PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK
Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali
elektromagnetik yang meliputi :
A.
Tahapan pengendalian motor listrik pada sistem kendali
elektromagnetik
B.
Jenis-jenissistemkendalielektromagnetik
C.
Komponen-komponensistemkendalielektromagnetik
D.
Gambar rangkaian pada sistem kendali elektromagnetik
Setelah mempelajari bab ini peserta didik diharapkan dapat :
A.
Menyebutkan tahapan pengendalian motor listrik pada sistem
kendali elektromagnetik
B.
Menyebutkan jenis-jenis sistem kendali elektromagnetik
berdasarkan cara pengoperasiannya
E. Mengidentifikasi komponen-komponen sistem kendali
elektromagnetik
berdasarkan fungsi, simbol dan prinsip kerjanya C.
Membuatgambarrangkaianpadasistemkendalielektromagnetikbaikrangk
aian
utama maupun rangkaian kontrol.
A. Tahapan pengendalian motor listrik pada sistem kendali
elektromagnetik
Yang dimaksud dengan pengendali adalah segala usaha yang dilakukan
untuk membimbing suatu proses dalam mencapai suatu tujuan. Jadi
yang tergolong atau yang dimaksud dengan pengendalian motor adalah
meliputi pengaturan dan pengendalian motor dari saat start sampai
motor itu berhenti, agar operasi atau kerja dari motor tersebut sesuai
dengan ketentuan atau kebutuhan. Tahapan mengoperasikan motor
pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1. Mulai Jalan (starting)
Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor
Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara
bertahap segera menurun ke posisi arus nominal. Selanjutnya motor
dapat dikendalikan sesuai kebutuhan, misalnya dengan pengaturan
kecepatan, pembalikan arah perputaran, dan sebagainya.
3. Berhenti (stopping)
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengoperasian motor dengan cara
memutuskan aliran arus listrik dari sumber tenaga listrik, yang
prosesnya bisa dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan
pengereman / break), sehingga motor dapat berhenti sesuai dengan
kebutuhan.
B. Jenis-jenissistemkendalielektromagnetik
Cara atau sistem pengendalian terdiri dari 3 jenis yaitu : 1. Kendali
Manual
Instalasi listrik tenaga pada awalnya menggunakan kendali motor
konvensional secara manual. Untuk menghubungkan atau memutuskan
aliran arus listrik digunakan saklar manual mekanis, diantaranya adalah
saklar togel (Toggle Switch). Saklar ini merupakan tipe saklar yang
sangat sederhana yang banyak digunakan pada motor-motor berdaya
kecil. Operator yang mengoperasikannya harus mengeluarkan tenaga
otot yang kuat.
2. Kendali Semi OtomatisPada kendali semi otomatis, kerja operator
sedikit ringan (tidak mengeluarkan
tenaga besar), cukup dengan jari menekan tombol tekan start saat awal
menggerakkan motor dan menekan tombol stop saat menghentikan
putaran motor. Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus
listrik menggunakan
2
3. Kendali Otomatis
konduktor magnit, yang bisa dilengkapi rele pengaman arus lebih
(Thermal Overload Relay) sebagai pengaman motor.
Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan, yaitu cukup
memonitor kerja dari sistem, sehingga dapat menghemat energi
fisiknya. Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis dibuat dengan
suatu program dalam bentuk rangkaian konduktor magnit yang
dikendalikan oleh sensor-sensor, sehingga motor dapat bekerja maupun
berhenti secara otomatis.
C. Komponen-komponen sistem kendali elektromagnetik 1. Saklar
Manual
Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan
memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang
yang mengoperasikannya. Dengan kata lain pengoperasian saklar ini
langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu. Sehingga dapat
juga disebut saklar mekanis. Pada saat saklar memutus dan
menghubung, pada kontak saklar akan terjadi percikan bunga api
terutama pada beban yang besar dan tegangan yang tinggi. Karena itu
gerakan memutus dan menghubung saklar harus dilakukan
3
secara cepat sehingga percikan bunga api yang terjadi kecil. Dengan
saklar ini motor listrik dapat dihubungkan langsung dengan jala-jala
(direct on line), atau dapat pula saklar ini digunakan sebagai starter
(alat asut) pada motor-motor listrik 3 fasa daya kecil.
b) SakelarSPDT(SinglePoleDoubleThrowSwitch)Saklar SPDT adalah
saklar yang terdiri dari
satu kutub dengan dua arah hubungan. Saklar
ini dapat bekerja sebagai penukar. Pemutusan dan penghubungan hanya
bagian kutub positif atau fasanya saja.
c) Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)Saklar DPST
adalah saklar yang terdiri dari dua
kutub dengan satu arah. Jadi hanya dapat memutus dan menghubung
saja.
d) SaklarDPDT(DoublePoleDoubleThrowSwitch)Saklar DPDT
adalah saklar yang terdiri dari
dua kutub dengan dua arah. Sakelar jenis ini
dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik dapat
digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik arus searah dan
motor listrik satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan
dua sumber tegangan pada satu motor listrik.
4
e) Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)Saklar TPST
adalah sakelar dengan satu
arah pelayanan. Digunakan untuk melayani motor listrik 3 fasa atau
sistem 3 fasa lainnya.
.
f) Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)Saklar TPDT
adalah saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua
arah. Saklar ini digunakan pada instalasi motor listrik 3 fasa atau
sistem 3 fasa lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik
putaran motor listrik 3 fasa, layanan motor listrik 3 fasa dari
dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang sangat
sederhana. perbengkelan. Drum switch biasanya dipasang pada dinding mesinnya.
Pada bagian bawah sakelar terdapat lubang untuk pemasangan pipa.
h) Camswitch(saklarputarcam)
Saklar ini adalah salah satu jenis dari sakelar manual. Cam switch
banyak digunakan dalam rangkaian
5
utama pada rangkaian kontrol. Misalnya untuk hubungan bintang
segitiga, membalik putaran motor listrik 1 fasa atau motor listrik 3
fasa. Alat ini terdiri dari beberapa kontak, arah pemutaran dan sakelar
akan mengubah kontak-kontak menutup atau membuka dan beroperasi
dalam satu putaran.
i) Push Button
Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak dipergunakan
dalam rangkaian pengendali dan pengaturan. Saklar ini bekerja dengan
prinsip titik kontak NC atau
button dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu: Tipe Normally Open
(NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan
menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila
dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh
kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.
6
Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan
membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak
bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan
terputus.
Tipe NC dan NO
Setelah ditekan, posisi push button akan berubah, sehingga lampu 1
(hijau) akan mati (off) sedangkan lampu 2 (merah) akan hidup (on)
lihat gambar disamping.
saklar yang bekerja berdasarkan tekanan. Bedanya dengan tombol
tekan hanya pada pelayanan dari saklar tesebut. Pemakaiannya adalah
sebagai alat bantu control dari pengontrolan mesin-mesin yang
memerlukan penggunaan saklar yang aktif dengan mesin tersebut.
Sebagai contoh untuk pengontrolan membalik arah putaran motor
secara otomatis, menjalankan motor secara berurutan pada sistem ban
transport, pemilihan berat suatu benda, control pneumatic dan lain
sebagainya yang semuanya bekerja secara otomatis.
Limit switch mempunyai kontak Normally Open (NO) dan kontak
Normally Close (NC).
a. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET)Motormotor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat
dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak
menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain itu,
dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat
otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan
menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor
magnet. Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang
bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber
arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka
koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya
menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.
Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja
berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada
gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai
penarik dan dan sebagai pelepas kontak-kontaknya dengan bantuan
pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan
memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah
arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor
dapat memiliki koil yang bekerja pada tengangan DC atau AC. Pada
tengangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan kerja, apabila
kurang maka kontaktor akan bergetar.
Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya.
Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal
8
membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup
(Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet
Gambar. Kontaktor dan konstruksinya. Pada gambar diatas, kontak 3
dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan 2
adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi
apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4
akan menjai NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC.
Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak
bantu. Kontak utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri
dan kontak NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama berbeda dengan
kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai luas permukaan yang
luas dan tebal. Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis.
Kotaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3 fasa.
Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai keperluan.
Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus
yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik, pesawat pemanas
dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk
mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan
magnet, alat bantu rangkaian, lampu lampu indikator, dan lain-lain.
Notasi dan penomoran kontak-kontak kontaktor sebagai berikut:
Bantu
-
19 20 31 32
NO
Dsb
21 22 41 42 dsb
Kumparan Magnet (COIL)
Notasi Huruf
Dewasa ini kontaktor magnet lebih banyak digunakan di bidang
industri dan laboratonium. Hal ini karena kontaktor mudah
dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, dengan perlengkapan
elektronik dapat mengamankan rangkaian listrik.
Keuntungan menggunakan kontaktor ialah:
a. Pelayanannya mudah
b.
Momen kontak cepat
Sedangkan Kerugiannya: a. Mahal harganya, b. Perawatannya cukup
sukar, c. Jika saklar putus sedangkan kontaktor dalam keadaan bekerja,
maka
kontaktor akan lepas dengan sendirinya. Kontaktor tidak akan bekerja
lagi walaupun sakelar induk telah
disambung kembali sebelum tombol start ditekan lagi. Tidak seperti
sakelar mekanis, dalam merakit dan menggunaan kontaktor harus
dipahami rangkaian pengendali (control) dan rangkaian utama.
Rangkaian pengendali ialah rangkaian yang hanya menggambarkan
bekerjanya kontaktor
10
dengan kontak-kontak bantunya. Sedangkan rangkaian utama ialah
rangkaian yang khusus memberikan hubungan beban dengan sumber
tegangan (jaIa-jala) 1 fasa atau 3 fasa. Bila kedua rangkaian itu dipadu
akan menjadi rangkaian pengawatan (circuit diagram).
Gambar Konstruksi Kontaktor Magnet Konstruksi umum sebuah
kontaktor dapat dilihat pada gambar diatas.
Kontaktor memiliki kontak diam dan kontak - kontak yang bergerak
apabila koil mendapat arus dari sumber. Kontaktor akan bekerja selama
NC
berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar maka
akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian
apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban.
listrik atau memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan
akibat beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara
lain:
.
1) Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik .
2) Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara
mendadak .
3) Terjadinya hubung singkat .
4) Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa. Arus yang
terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir
pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan
dan terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari hal itu
dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja termal beban lebih berdasarkan panas
(temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui
elemen-elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal
akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontakkontak mekanis pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka)
TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila
benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga
akan melengkung dan memutuskan arus.
Bimetal
Terkena Panas
Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat
membengkokkan benda bimetal.
96 98 96 98
A1
A2
135
246
97 95
98 96
12
Diagram Kontak TOR Diagram Penyambungan TOR pada Kontaktor
Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR,
dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan menggunakan obeng
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi
peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mangatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah
sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi Magnet dan menggunakan rangkaian elektronik.
Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor listrik akan bekerja
bila motor listrik mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi
mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam
jangka waktu tertentu. Sedangkan relay yang menggunakan prinsip
elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau
paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh
13
kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur
berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor. Bagian input timer biasanya
dinyatakan sebagai kumparan dan bagian outputnya sebagai kontak NO
atau NC.
T
Kumparan Timer Kontak timer
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.
Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara
otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC
dan NC menjadi NO.
6 5
4 3
34
25 16
87
7 8
1 2
Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya
merupakan kaki koil sebagai contoh pada gambar yaitu kaki 2 dan 7,
sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan
NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC
dengan kaki 5 dan NO
dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis
relay timernya
D. Gambar rangkaian pada sistem kendali elektromagnetik
Dalam sistem pengendali elektromagnetik ada dua diagram gambar
yang sering digunakan, yaitu diagram kontrol dan diagram daya.
14
5.
Kontak-kontak bantu kontaktor magnit NO, NC.
6.
Kontak-kontak bantu timer NO, NC.
7.
Kontak-kontak bantu TOR.
8.
Lampu tanda.
Arus yang mengalir pada rangkaian ini relatif kecil, karena beban listrik
pada rangkaian ini adalah koil kontaktor magnit saja. Sedangkan yang
termasuk diagram daya antara lain :
1.
Pengaman arus beban : sekering / MCB.
2.
Kontak-kontak utama kontaktor magnit.
3.
Kontak-kontak pengaman arus lebih (TOR).
4.
Terminal-terminal transformator.
5.
Terminal-terminal resistor.
6.
Terminal-terminal induktor.
7.
Terminal-terminal kapasitor kompensasi.
8.
Terminal-terminal belitan motor / beban lainnya.
Berikut ini contoh gambar rangkaian sistem kendali elektromagnetik
untuk mengoperasikan motor 3 fase secara langsung (DOL).
15
16
Soal Latihan
1.
Sebutkan dan jelaskan tahapan pengendalian motor listrik pada
sistem kendali elektromagnetik ?
2.
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis sistem kendali elektromagnetik
?
3.
Gambar symbol dan jelaskan prinsip kerja komponen sistem
kendali elektromagnetik ?
4.
Buatlah gambar rangkaian baik rangkaian utama maupun
rangkaian kontrol untuk mengoperasikan (menghidupkan dan
mematikan) motor listrik 3 fase dari dua tempat !
17
BAB II
GAMBAR RANGKAIAN DAN URUTAN OPERASIONAL
SISTEM PENGENDALI ELEKTROMAGNETIK
18
Urutan operasinya adalah sebagai berikut :
E.
! "Jika F1 (MCB 1 fase) dan F0 (MCB 3 fase) di
hubungkan maka lampu indicator merah H1 menyala F.
! "S1 (start) ditekan motor bekerja, lampu merah H1 mati
dan lampu hijau H2 menyala G.
! "S0 (stop) ditekan motor mati, lampu merah
menyala dan lampu hijau mati H.
! "Jika terjadi overload pada motor, F2 (TOR)
bekerja dan motor mati. Lampu hijau H2 mati sedangkan lampu
merah H1 dan kuning H3 menyala. B. Rangkaian pengendali dan
rangkaian daya untuk mengoperasikan 2 buah motor 3 fase
bekerja berurutan secara manual E.
!
"S2 ditekan motor 2 bekerja, lampu kuning menyala F.
! "S0 ditekan motor 1 dan motor 2 mati, lampu merah
menyala, lampu hijau dan kuning mati G.
! "Jika terjadi overload pada salah satu motor, TOR
F2 bekerja dan ke dua motor mati. Lampu lampu merah
menyala. C.
Rangkaianpengendalidanrangkaiandayauntukmengoperasikan2bu
ahmotor3 fase bekerja berurutan secara otomatis 20
TDR ), motor 2 bekerja, lampu kuning menyala .
! "S0 ditekan motor 1 dan motor 2 mati, lampu merah
menyala, lampu hijau dan kuning mati .
! "Jika terjadi overload pada salah satu motor, TOR
bekerja dan ke dua motor mati. Lampu lampu merah menyala. 21
D. Rangkaian pengendali dan rangkaian daya untuk mengoperasikan 2
buah motor 3 fase bekerja bergantian secara manual
c.
! "Jika MCB 1 fase dan MCB 3 fase di hubungkan maka
lampu indicator merah menyala d.
! "S1 ditekan motor 1 bekerja, lampu merah mati dan
lampu hijau menyala e.
! "Selama Motor 1 masih bekerja, Motor 2 tidak bisa di
jalankan. f.
! "S0 ditekan motor 1 mati, lampu merah menyala, lampu
hijau mati g.
! "S2 ditekan motor 2 bekerja, lampu merah mati dan
lampu kuning menyala h.
! "Selama Motor 2 masih bekerja, Motor 1 tidak bisa di
jalankan. i.
! "S0 ditekan motor 2 mati, lampu merah menyala, lampu
kuning mati j.
! "Jika terjadi overload pada salah satu motor, TOR
bekerja dan motor mati. Lampu lampu merah menyala. E.
Rangkaian pengendali dan rangkaian daya untuk mengoperasikan
2 buah motor 3 fase bekerja bergantian secara otomatis Urutan operasinya adalah sebagai berikut :
.
.
! "Jika MCB 1 fase dan MCB 3 fase di hubungkan maka
lampu indicator merah menyala !
"S1 ditekan motor 1 bekerja, lampu merah mati dan
.
! "S0 ditekan motor 1 dan motor 2 mati, lampu merah
menyala, lampu hijau dan kuning mati 24
! Jika terjadi overload pada salah satu motor, TOR bekerja dan ke
dua motor mati. Lampu lampu merah menyala.
F. Rangkaian pengendali dan rangkaian daya untuk mengoperasikan
motor 3 fase bekerja putar kanan dan kiri secara manual
25
Urutan operasinya adalah sebagai berikut :
9.
!
"Jika MCB 1 fase dan MCB 3 fase di hubungkan maka
lampu hijau mati 13.
! "S2 ditekan motor bekerja dengan arah putaran
kiri, lampu merah mati dan lampu kuning menyala 14.
! "Selama Motor masih bekerja, arah putaran motor
Motor tidak bisa di balik. 15.
! "S0 ditekan motor mati, lampu merah menyala,
lampu kuning mati 16.
! "Jika terjadi overload pada salah satu motor, TOR
bekerja dan motor mati. Lampu lampu merah menyala. 26
G. Rangkaian pengendali dan rangkaian daya untuk mengoperasikan
motor 3 fase bekerja putar kanan dan kiri secara otomatis
27
Urutan operasinya adalah sebagai berikut :
9.
! "Jika MCB 1 fase dan MCB 3 fase di hubungkan maka
lampu indicator merah menyala 10.
! "S1 ditekan motor bekerja dengan arah putaran
kanan, lampu merah mati dan lampu hijau menyala 11.
! "Beberapa saat kemudian (sesuai seting waktu
pada TDR 1 ), motor mati 12.
! "Beberapa saat kemudian (sesuai seting waktu
pada TDR 2 ), motor bekerja dengan arah putaran kiri 13.
14.
!
"Proses ini berlangsung terus menerus ! "S0 ditekan motor mati, lampu merah menyala,
lampu hijau dan kuning mati 29
Urutan operasinya adalah sebagai berikut :
5.
! "Jika MCB 1 fase dan MCB 3 fase di hubungkan maka
lampu indicator merah menyala 6.
! "S1 ditekan motor bekerja dengan sambungan bintang,
lampu merah mati dan lampu hijau menyala 7.
!
"Beberapa saat kemudian (sesuai seting waktu pada
I. Rangkaian pengendali dan rangkaian daya untuk mengoperasikan
motor 3 fase dalam run and jogging
31
Urutan operasinya adalah sebagai berikut :
! "Jika MCB 1 fase dan MCB 3 fase di hubungkan maka lampu
indicator merah menyala ! "Tombol RUN ditekan motor bekerja , lampu merah mati dan
lampu hijau menyala !
"Untuk mematikan motor tekan tombol S0 BAB III
MENGOPERASIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN KENDALI
ELEKTROMAGNETIK
Pada bab ini akan diuraikan mengenai salah satu penerapan sistem
pengendali elektromagnetik untuk mengendalikan buka tutup pintu
gerbang otomatis. Untuk dapat mengoperasikan pintu gerbang, maka
sebelunya harus dibuat panel pengandalinya. Beberapa hal yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Gambar tata letak komponen B. Diagramrangkaianutama C.
Diagramrangkaiancontrol
A. Gambar tata letak komponen Gambar tata letak komponen meliputi
K.
MCB 1 fase
L.
TDR
6. TOR 7. Push Button 8. Sensor Cahaya 9. Lampu indikator
5. Kontaktor Gambar di bawah ini adalah gambat tata letak komponen
panel pengendali
BASE PANEL PINTU
33
C. Diagramrangkaiankontrol
34
Urutan operasi sistem pengendali buka tutup pintu gerbang secara
otomatis adalah sebagai berikut :
J.
Jika pintu gerbang sudah terbuka maksimal, limit swith
2 akan membuka sehingga motor mati. K.
Pada saat bersamaan TDR mulai menghitung.
Sesuai dengan setting waktu, TDR bekerja dan motor juga
bekerja dengan arah putaran kiri dan pintu gerbang tertutup. L.
Setelah pintu tertutup maksimal, limit swith 1 akan
membuka sehingga motor mati. M.
Untuk membuka pintu dari dalam rumah, tekan
tompol buka dalam. N.
Urutan operasinya sama dengan siklus di atas. 35
BAB IV
TINDAKAN PENGAMANAN GANGGUAN SISTEM OPERASI
KENDALI ELEKTROMAGNETIK
Pada sistem operasi kendali elektromagnetik sering sekali terjadi
gangguan baik yang ringan maupun yang berat. Gangguan bisa terjadi
pada peralatan dan juga pada bebannya.
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang dilakukan untuk
mengamankan sistem operasi kendali elektromagnetik yang mengalami
gangguan.
A. Merencanakan dan Menyiapkan Pemeriksaan Gangguan
Merencanakan adalah suatu rencana kegiatan yang akan dilakukan
sebelum pekerjaan dimulai, antara lain merencanakan prosedur
pemeriksaan dan perbaikan peralatan dan rangkaian terkait sesuai
Setiap ada kerusakan atau gangguan pada sistem operasi kendali
elektromagnetik maka terlebih dahulu kita memeriksa kerusakan itu
dan menganalisa apa penyebab dari gangguan itu. Dalam pemeriksaan
rangkaian kita harus merencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dimulai dari awal rangkaian itu sendiri dan dilanjutkan ke langkah
berikutnya.
C. Memperbaiki gangguan pada Sistem Kendali Elektromagnetik
Jika pemeriksaan telah dilaksanakan sepenuhya dan gejala gangguan
telah diketahui maka kita perlu memperbaiki. Langkah untuk
memperbaiki gangguan tersebut maka kita harus mengamankan
rangkaian itu (yaitu memutuskan aliran listrik) untuk menjaga
keselamatan dalam perbaikan. Bila perlu dilakukan pengujian resistansi
isolasi penghantar dan peralatan guna mencegah arus bocor ke bumi
atau keamanan serta kehandalan peralatan.
40
Berikut ini contoh gangguan yang terjadi pada sistem operasi kendali
elektromagnetik yang terjadi dan tindakan pengamanannya.
Gangguan
Perencanaan
Pemeriksaan
O.
Pemeriksaan
dimulai dari sumber tegangan
P.
Analisa kemungkina
penyebab gangguan antara lain
- Sumber tegang
M.
N.
Motor sebagai
penggerak mesin tibatiba berhenti atau mati.
O.
Siapkan
gambar rangkaian kendali
elektromagnetik untuk
mesin tersebut Prosedur
perbaikan yaitu mulai dari
sumber tegangan sampai
pada motor Peralatan
pemeriksaan dan perbaikan
yang perlu disiapkan antara
lain multi meter, tang
ampere, tang kombinasi,
mati - MCB
break/OFF karena hubu
singkat atau beban lebih
beban sudah tidak seim
- TOR break kar
beban lebih - Kontaktor rusa
koil maupun kontaknya
- Penghantar pad
rangkaian longgar atau
pemeriksaan untuk setiap taha
Karena kemungkinan penyeba
gangguan lebih dari satu. 41
Contoh Kemungkinan letak gangguan sistem operasi kendali
elektromagnetik.
MCB 1 fase
TOR
Koil kontaktor
Sumber tegangan
MCB 3 fase
Kabel penghantar
Kontak utama Kontaktor
Motor
42
DAFTAR PUSTAKA
P.
Agus Siswanto, dkk, Teknik Otomatisasi Industri, , Jakarta :
Depdiknas, 2008.
Q.
Christian Mamesah dan Frans Masse P., Sistem Kelistrikan
Mesin-mesin Produksi, N.59,1997
R.
Christian Mamesah dan Frans Masse P., Penggunaan dan
Pengaturan Motor- motor Listrik, TEDC, 1993
S.
Frans Masse P., Pengendalian Magnetik, TEDC, 1996
Download