BAB 3 - BLHD Provinsi Banten

advertisement
Laporan Akhir
BAB
3
ISSUE-ISSUE STRATEGIS
Dalam bab ini akan disampaikan issue-issue strategis di Provinsi Banten
Beberapa issue-issue strategis yang terdapat di Provinsi Banten adalah sebagai berikut :
1.
Perkembangan
kondisi
perekonomian
nasional
yang
mendorong
orientasi
pembangunan daerah menuju sektor pertanian dan kawasan perdesaan dengan
pendekatan ekonomi kerakyatan. Reorientasi mendorong dikembangkannya
paradigma perencanaan pembangunan yang mengurangi ketergantungan pada
trickle down effect pusat pertumbuhan berbasis sektor industri dan sektor tersier
di kawasan perkotaan serta pilihan basis perekonomian pada sektor pertanian
dengan penajaman komoditi yang tangguh terhadap perubahan pasar global.
2.
Kebijaksanaan menuju perluasan otonomi daerah yang membawa implikasi
terhadap posisi dan fungsi rencana tata ruang dalam perkembangan pembangunan
menurut hirarki pemerintahan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Banten perlu diposisikan secara tepat pada arah kebijaksanaan tersebut, sehingga
mampu berperan sebagai instrumen pencapaian tujuan pembangunan melalui
pembentukan ruang secara regional planning.
3.
Ketidakseimbangan pertumbuhan (imbalance growth) antar Wilayah Banten
Selatandan
Wilayah
ketidakseimbangan
Banten
Utara
pertumbuhan,
di
Provinsi
serta
akan
Banten,
berdampak
mempertajam
pada
kesenjangan
kesejahteraan sosial-ekonomi (disparitas) yang dapat mengganggu ketertiban
proses pembangunan. Azas demokratisasi ruang dan sinergi wilayah perlu
melandasi RTRW Provinsi Banten dalam mengatasi kesenjangan antar wilayah
tersebut, dengan mengakomodir RTRW Kabupaten/Kota serta keterikatan dengan
RTRW Jawa-Bali.
4.
Pelestarian lingkungan hidup merupakan isu yang perlu dipertimbangkan dalam
RTRW Provinsi Banten, terutama menyangkut okupansi kawasan lindung dan
masalahpencemaran
lingkungan.
Untuk
itu
perlu
dilakukan
upaya
mempertahankan Kawasan Lindung di Provinsi Banten untuk meningkatkan daya
dukung lingkungan yaitu Kawasan Akarsari dan DAS Cidanau.
5.
Eksplorasi bahan tambang dan mineral sebagai bagian peningkatan pendapatan
daerah perlu dilakukan melalui pendekatan pembangunan yang berkelanjutan,
Kajian Kerentanan Perubahan Iklim di Provinsi Banten
Bab III - 1
Laporan Akhir
sehingga persoalan lingkungan dapat dikurangi. Selain itu, perlu adanya
keseimbangan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat untuk menghindari
kecemburuan sosial ekonomi.
6. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi darat, udara dan laut yang
menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan baru untuk meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat secara bijaksana dan optimal.
Di samping itu salah satu isu yang patut dipertimbangkan adalah implikasi
demokratisasi, yaitu keikutsertaan masyarakat dalam penentuan keputusankeputusan publik. Hal ini merupakan inti dari reformasi yang kita cita-citakan yaitu
timbulnya masyarakat sipil (civil society), masyarakat yang egaliter berdasarkan
kesetaraan. Dengan demikian, masyarakat harus diberikan peranan yang cukup besar
dalam penentuan “nasib”nya. Dalam kaitan tersebut, pendekatan perencanaan yang
sentralistik dan topdown harus segera direvisi menjadi pendekatan perencanaan
yang lebih mengedepankan tuntutan masyarakat yang disebut sebagai community
driven planning. Isu yang paling aktual untuk saat ini adalah bagaimana upaya untuk
mencapai kondisi di mana masyarakat sendirilah yang mendesain rencana yang
diinginkan dan pemerintah adalah fasilitatornya.
Isu lain adalah terkait dengan akselerasi pembangunan di Provinsi Banten. Sebagai
salah satu provinsi baru, Provinsi Banten, hendaknya mengambil momen yang sangat
baik ini untuk meraih dukungan bagi pengembangan wilayahnya.
Selain itu, kegiatan survey dan wawancara lapangan yang telah dilakukan dengan
beberapa pihak yang berkompeten di masing-masing kabupaten/kota menemukenali
adanya beberapa isu strategis, yaitu sebagai berikut :
3.1
Isu Strategis Kota Serang
Isu strategis pembangunan daerah Kota Serang adalah sebagai berikut.
1.
Pengembangan potensi pariwisata Banten Water Front City di wilayah Kota
Serang Provinsi Banten.
2.
Dibangunnya bendungan Sindangheula untuk mengairi kawasan industri.
3.
Pengembangan pusat pendidikan dan Sport City di wilayah Kota Serang
Provinsi Banten.
4.
3.2
Mempertahankan keberadaan situs Banten Lama.
Isu Strategis Kota Cilegon
Isu strategis pembangunan daerah Kota Cilegon adalah sebagai berikut :
Kajian Kerentanan Perubahan Iklim di Provinsi Banten
Bab III - 2
Laporan Akhir
1.
Rencana pembangunan Bendungan Cidanau sebagai jaringan sumber daya air
bagi kebutuhan air baku industri serta sebagai jaringan air baku untuk
kebutuhan air minum di Wilayah Kota Cilegon dan sekitarnya.
3.3
2.
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Krakatau Cilegon.
3.
Pengembangan Pelabuhan Regional Kubangsari.
4.
Pengembangan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Isu Strategis Kota Tangerang
Isu strategis pembangunan daerah Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
1.
Pengembangan jaringan jalan berpola grid radial utara – selatan dan timur –
barat. Koridor utara – selatan menghubungkan Bandara Soekarno – Hatta
sampai dengan Kabupaten Tangerang sedangkan jalur barat – timur untuk
menghubungkan pergerakan Jakarta – Kota Tangerang – Kabupaten Serang. Di
samping itu juga ada rencana pembangunan jalan di kiri dan kanan jalan
bebas hambatan sehingga dapat membuka akses dan peluang investasi pada
sepanjang koridor tersebut.
2.
Perlu adanya penetapan batas administrasi antara Kabupaten Tangerang dan
Kota Tangerang pada Kawasan Bandara Soekarno-Hatta supaya tidak terjadi
konflik dalam pemanfaatan ruang.
3.
Ada rencana pembangunan kota baru Tangerang sebagai CBD, yaitu sebagai
pusat pemerintahan sekaligus sebagai pusat bisnis Kota Tangerang sekaligus
menangkap peluang luberan dari DKI Jakarta.
4.
Isu lainnya yaitu pembangunan stasiun KA di Kota Tangerang sebagai titik
awal dan
akhir perjalanan regional, sehingga arus lalu lintas orang dan
barang dapat ditangkap/diberangkatkan dari Kota Tangerang. Pembangunan
stasiun KA tersebut sebagai penyeimbang keberadaan stasiun KA Gambir,
sekaligus untuk memudahkan perjalan dari-dan-menuju Bandara Soekarno
Hatta yang akan lebih mudah dijangkau dari Kot aTangerang dibandingkan
dari stasiun KA Gambir.
3.4
Isu Strategis Kota Tangerang Selatan
Isu strategis pembangunan daerah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai
berikut:
1.
Keberadaan Lapangan Terbang Pondok Cabe sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan
kota,
sehingga
perlu
pengembangan
kawasan
untuk
mendukung pengembangan potensi unggulan daerah.
Kajian Kerentanan Perubahan Iklim di Provinsi Banten
Bab III - 3
Laporan Akhir
2.
Belum tersedianya Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan untuk
mendukung penyelenggaraan pemerintahan.
3.5
Isu Strategis Kabupaten Serang
Isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Serang adalah sebagai berikut.
1.
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bojonegara yang sudah
dirancang sejak beberapa tahun lalu. Pembangunan Pelabuhan dan Kawasan
Ekonomi Khusus Bojonegara selain untuk percepatan pembangunan Provinsi
Banten juga diawalidengan kajian untuk menampung pelayanan Pelabuhan
Tanjung Priok Jakarta yangsudah
menunjukkan penurunan
kapasitas
pelayanan. Dengan adanya rencanapembangunan Pelabuhan dan Kawasan
Ekonomi
Khusus
Bojonegara,
beberapa
investor
sudah
melakukan
pengkaplingan lahan dalam rangka pembangunan maupunperluasan kegiatan
usahanya dalam rangka antisipasi perolehan kemudahan dengan mendekati
salah satu rencana outlet Provinsi Banten.
Kajian Kerentanan Perubahan Iklim di Provinsi Banten
Bab III - 4
Laporan Akhir
2.
Konflik pola ruang antara kawasan lindung dengan penambangan bahan
galian. Dalamkaitan tersebut, Sektor Kehutanan dan Perkebunan Provinsi
Banten sudah mengantisipasi dan mengarahkan kawasan Gunung Gede dan
sekitarnya sebagai kawasan lindung yaitu penghutanan kembali kawasan
tersebut. Namun di sisi lain,kondisi lapangan menunjukkan masih cukup
aktifnya kegiatan penambangan dikawasan Gunung Gede tersebut. Terdapat
bebarapa dampak yang perlu diantipasi yang mungkin timbul dari adanya
kegiatan penambangan tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Kawasan Gunung Gede merupakan lokasi-lokasi penempatan menara
SUTET
darisetiap
pembangkit
Kajian Kerentanan Perubahan Iklim di Provinsi Banten
listrik
di
Provinsi
Banten
untuk
Bab III - 5
Laporan Akhir
didistribusikan intra Provinsi Banten maupun kepada daerah lainnya.
Kegiatan penambangan dikhawatirkan dapat menganggu kestabilan dan
daya dukung fisik lahan dalam menopang keberadaan prasarana vital
tersebut.
b. Penambangan di kawasan hutan Gunung Gede dapat mempertinggi volume
aliran permukaan, menyebabkan banjir dan longsor serta mengurangi
peresapan air tanah.
3.
Belum tersedianya Pusat Pemerintahan Kabupaten Serang untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan.
4.
Pengembangan
potensi
pariwisata
di
Kecamatan
Padarincang
untuk
meningkatkan sektor kepariwisataan Provinsi Banten.
5.
Perlu pengembangan kawasan industri yang ditetapkan dalam satu kawasan
untuk menampung industri-industri baru dan industri yang berada di luar
kawasan.
3.6
Isu Strategis Kabupaten Tangerang
Isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :
1.
Pengembangan kawasan reklamasi pantai pada Kawasan Pantura Kabupaten
Tangerang.
2.
Pengembangan Tempat Pengolahan Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)
Regional Ciangir di Kabupaten Tangerang yang dikelola bersama dengan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
3.
Konflik penggunaan tanah pertanian lahan basah di Kecamatan Sepatan.
4.
Perlu adanya penetapan batas administrasi antara Kabupaten Tangerang dan
Kota Tangerang pada Kawasan Bandara Soekarno-Hatta supaya tidak terjadi
konflik dalam pemanfaatan ruang Penentuan batas wilayah dengan Kota
Tangerang.
3.7
Isu Strategis Kabupaten Pandeglang
Isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Pandeglang adalah sebagai berikut:
1. Rencana pembangunan lapangan terbang perintis di Kecamatan Panimbang
Kabupaten Pandeglang. Rencana pembangunan lapangan terbang perintis
tersebut dilakukan dariDepartemen Perhubungan Pusat pada tahun 2005, di
samping untuk percepatanpembangunan daerah juga mempertimbangkan
Kajian Kerentanan Perubahan Iklim di Provinsi Banten
Bab III - 6
Laporan Akhir
keberadaan potensi pariwisata khusus Tanjung Lesung, Carita, dan Sawarna
di Kabupaten Pandeglang.
2. Pengembangan AKARSARI (deretan Gunung Aseupan – Gunung Karang –
GunungPulosari) sebagai menara air Kabupaten Pandeglang, sehingga
membutuhkan dukungan penetapan kawasan tersebut sebagai kawasan
lindung dan resapan air.
3. Untuk pengembangan bagian selatan Provinsi Banten pada umumnya dan
Kabupaten Pandeglang pada khususnya perlu peningkatan jalan nasional yang
menghubungkan
bagian
selatan
Provinsi
Banten
maupun
Kabupaten
Pandeglang dengan bagian utara wilayah tersebut.
3.8
Isu Strategis Kabupaten Lebak
Isu strategis pembangunan daerah Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut.
1. Kabupaten Lebak memiliki Bendungan Karian di empat kecamatan namun
lebihdikenal/ terkonsentrasi di Kecamatan Sajira sebagai salah satu dam
strategis nasional karena akan dipakai untuk suplai air baku ke Jakarta,
Cilegon, dan Tangerang, dengankapasitas 208.000.000 M3 dan luasnya hampir
1.774 Ha. Untuk itu maka perludilakukan upaya-upaya untuk mewujudkan
pambangunan Bendungan Karian di Kabupaten Lebak untuk memenuhi
kebutuhan air baku bagi Kawasan Perkotaan (Jabodetabek), Kawasan
Bojonegara, dan untuk mempertahankan ketahanan pangan (lumbung padi)
serta pembangunan Waduk Sindangheula Kota Serang.
2. Rencana
pengembangan
kawasan
industri
yang
didukung
potensi
pertambangan dibagian selatan, di Kecamatan Bayah.
3. Pengembangan Kawasan Perumahan Kekerabatan Maja di Wilayah Kabupaten
Lebak yang perlu didukung pembangunan infrastruktur.
Kajian Kerentanan Perubahan Iklim di Provinsi Banten
Bab III - 7
Download