Contoh perhitungan Call

advertisement
K-13
INSTRUMEN DERIVATIVE PASAR MODAL
• Pengertian
Arti kata derivative adalah “turunan”. Instrumen derivative Pasar
Modal, adalah “efek” yang eksistensinya ada, karena ada efek yang
mendasari (underlying financial asset). Sekalipun abstrak, tapi tetapi
dalam Pasar Financial tetap dianggap sebagai suatu benda, ada
harga/nilainya, sehingga dapat diperdagangkan
Derivative instruments dapat digunakan untuk maksud spekulasi
untuk mencapai tujuan financial atau investasi tertentu. Sayangnya
sejumlah kekacauan financial melibatkan pemanfaatan derivative
instruments. Sebagai akibatnya sejumlah regulator dan pembuat
undang-undang memandangnya sebagai “ product of the devil”
(Frank J. Fabozzi and Franco Modigliani “Capital Markets”, 3rd ed.
Prentice Hall, 2003)
.
Jenis-jenis instrumen Derivative
•
•
•
•
Options
Pre-emptive rights/Rights
Warrant
Convertible Bonds
Options (Kontrak Opsi Saham)
Options adalah “hak“ (bukan kewajiban) untuk membeli/menjual
efek tertentu, pada harga tertentu, selama jangka waktu tertentu,
dengan ekspetasi (investor) bahwa harga efek tersebut akan
naik/turun. Dikatakan “hak” karena jika tidak menguntungkan,
pembeli option tidak wajib melaksanakan option tersebut.
Option dibeli dari Broker yang menjadi Option Seller/Writer
dengan membayar sejumlah biaya tertentu, atau % tase tertentu
dari strike price.
Dalam pelaksanaan (execution) dibedakan antara;
- American Options; bisa dieksekusi setiap saat selama masa
options (sebelum expiration date)
- European Options; hanya bisa dieksekusi saat tanggal akhir
options
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Istilah istilah dalam Option
- Call-option; opsi/hak untuk membeli saham.
- Put-option; opsi/hak untuk menjual saham.
- Writer/Seller; pihak yang memberi/menjual option dengan imbalan.
- Option price/option premium; imbalan yang dibayarkan kpd Writer.
karena Option diperdagangkan, disebut juga Market option price.
- Exercise/strike price; harga pelaksanaan beli/jual saham.
- Expiration date; setelah tanggal tersebut, option tidak berlaku lagi.
- Exercise value; nilai option, jika dilaksanakan saat ini.
- Cover option; option dgn back-up saham dalam portofio investor.
- Naked option; option tanpa back-up saham dalam portofolio investor.
- In the money call; call-option, dimana Ep < underluing assets.
- Out of the money call; call-option, dimana Ep > underlying assets.
- LEAPS; Long-term Equity Anticipation Securities; option yang expiration date
nya lebih panjang, yaitu 2,5 tahun.
Umumnya dikenal 2 jenis Option;
1. Call Option;
Formula; Profit = Sp – (Ep + Op)
Break Even Point (BEP) terjadi, jika Sp = (Ep + Op)
2. Put Option;
Formula; Profit = Ep – {Sp + Op)}
Break Even Point (BEP) terjadi, jika Sp = (Ep – Op)
Sp
Ep
Op
= Current stock market price (harga pasar saham saat ini)
= Exercise price/strike price/exercise value (harga pelaksanaan)
= Option price/option premium (imbalan yang dibayar pembeli
Option kepada Broker yang menjadi Seller/Writer.
•
•
•
•
- Suatu call-option, dikatakan out-of-the-money, jika harga saham
dibawah strike price dari option.
- Suatu call-option, dikatakan in-the-money, jika harga saham diatas
strike price dari call option.
- Suatu put-option, dikatakan out-of-the-money, jika harga saham
diatas strike price dari put option.
- Suatu put-option, dikatakan in-the-money, jika harga saham dibawah
strike price dari put option.
Dalam Put-option, adakalanya investor menjual saham yang sama
sekali belum dimilikinya, artinya ia melakukan short selling, dan ia
harus meminjam saham dari Broker, agar ia tidak gagal serah saat
transaksi jual terjadi. Tentunya keuntungan harus dikurangi lagi
dengan biaya pinjaman saham, sehingga formula diubah menjadi;
Profit = Ep – {Sp + (Op + Bp)}
Bp
= Stock borrowing price, atau biaya peminjaman saham
Dalam hal ini BEP akan terjadi, jika; Sp = Ep - (Op + Bp)
Disamping Call dan Put Option dikenal juga Straddle Option;
kombinasi antara Call dan Put option atas underlying
sekuritas yang sama dengan striking price yang sama dan
tanggal expiration yang sama. Investor memiliki harga yang
pasti, baik untuk melaksanakan optionnya sebagai
konsekwensi. Untuk dapat menikmati keuntungan, pasar
harus bergerak baik naik ataupun turun secara substansial
(Victor L. Harper, “Handbook of Investment Products and
Services”2nd ed, NYIF, 1986)
Di Indonesia sekitar 2 tahun yang lalu, Otoritas Pasar Modal
dan Otoritas Bursa telah mengizinkan diperdagangkannya
Option dengan nama Kontrak Opsi Saham (KOS), namun
masih dibatasi pada saham-saham perusahaan tertentu
dengan kriteria tertentu.
•
Contoh perhitungan Call-option;
KInerja PT ABC meyakinkan, kurs saat ini Rp 10.000,-. Adi memprediksikan, kurs akan naik menjadi Rp 15.000,- dalam 1 bulan kedepan.
Ia ingin membeli, tapi dananya terbatas. Ia hubungi Seller/Writer, dan
beli Call-option 20 lot saham dengan strike price Rp 10.000,- dengan
biaya (option price) Rp 300,- per saham. Jika prediksinya benar, dan
option dilaksanakannya, berapa keuntungannya?
Jawab;
Profit = Stock price – (Exercise price + Op)
= Rp 15.000,- minus (Rp 10.000,- + Rp 300,-)
= Rp 15.000,- - Rp 10.300,-  = Rp 4.700,- per saham
BEP terjadi pada Sp = (Ep + Op)  Rp 10.300,Jika ia membeli Call-option 20 lot, keuntungannya:
(20 x 500) x Rp 4.700,-  = Rp 47.000.000,-
•
Contoh perhitungan Put-option
Kinerja PT XYZ kurang baik, kurs saat ini Rp 10 .000,-. Budi memprediksikan, 3 bulan kedepan kurs akan turun menjadi Rp. 5.000,Ia memiliki 20 lot saham dan ingin membuktikan prediksinya. Ia menghubungi Seller/ Writer, dan beli Put-option 20 lot saham, dengan biaya
(option price) Rp 300,- per saham. Jika prediksinya benar, dan option
dilaksanakan, berapa keuntungannya?
Jawab;
Profit = Ep – (Sp + Op)
= Rp 10.000,- minus (Rp 5.000,- + Rp 300)
= Rp 10.000,- minus Rp 5.300,-  Rp 4.700,- per saham
BEP terjadi pada Sp = (Ep – Op)  = Rp 9.700,Jika Ia membeli Put-option 20 lot, keuntungannya:
(20 x 500) x Rp 4.700,- = Rp. 47.000.000,-
•
Contoh perhitungan Put-option dengan Short-selling
Kinerja PT KLM menurun, kurs saat ini Rp10 .000,- Analisa Didi mem
perkirakan, kurs turun menjadi Rp. 5.000,- dalam 6 bulan kedepan. Ia
tidak memiliki saham tersebut, tapi ingin membuktikan analisanya. Ia
menghubungi Broker yang bersedia meminjamkan saham sekaligus
menjual option. Ia pinjam saham, dan beli Put-option 20 lot saham
dengan strike price Rp 10.000,- ia dikenakan biaya (option price Rp
300,- , dan biaya peminjaman saham Rp 500,- per saham). Jika analisa
nya benar, dan option ia laksanakan, berapa keuntungannya?
Jawab;
Profit = Ep – (Sp + Op + Bp)
= Rp 10.000,- minus (Rp 5.000,- + Rp 300,- + Rp 500,-)
= Rp 10.000,- minus Rp 5.800,-  = Rp 4.200,-
BEP terjadi pada Sp = Ep – (Op + Bp)  = Rp 9.200,Jika Ia membeli Put-option 20 lot, keuntungannya:
(20 x 500 x Rp 4.200,-) = Rp. 42.000.000
•
•
•
Black-Scholes Option Pricing Model (OPM)
Dikembangkan oleh Fischer Black dam Myron Scholes tahun 1973.
Asumsi yang mendasari OPM;
- underlying assets call –option tidak memberikan dividen atau
pembagian lainnya selama option period.
- Tidak ada biaya transaksi baik untuk saham maupun untuk option.
- Risk-free rate diketahui dan konstan selama option period.
- Setiap pembelian sekuritas dapat meminjam sebagian harga
pembelian dengan tingkat suku bunga risk-free rate.
- Short selling diperbolehkan, dan short seller akan langsung
menerima hasil penjualan tunai dari sekuritas yang dijualnya.
- Call-option dapat dilaksanakan pada tanggal kadaluarsa.
- Perdagangan semua sekuritas berlangsung terus menerus, dan
harga saham bergerak secara acak (random)
•
Suatu hal yang menarik terjadi, jIka market price underlying stock naik, maka
the premium of option price makin turun. Hal ini terlihat dari contoh berikut;
Strike price Call-option saham NY- MRT US$ 50. Seller menawarkan Call option
price yang berbeda pada harga pasar underlying stock (saham NY – MRT) naik,
sebagai berikut;
Market price
Call option price
US$ 30
US$ 6
US$ 40
US$ 6
US$ 50
US$ 6
US$ 60
US$ 70
US$ 80
US$ 90
US$ 100
US$ 15
US$ 24
US$ 33
US$ 42
US$ 51
•
Jawaban:
Market
Stock
price
(1)
Strike
price
(2)
Exercice
value of
Option
(3 = 1 -2)
Market
price of
Option
(4)
Premium
(5 = 4 – 3)
US$ 30
US$ 40
US$ 50
US$ 50
US$ 0,US$ 0,-
US$ 6
US$ 6
US$ 6
US$ 6
US$ 50
US$ 50
US$ 0,-
US$ 6
US$ 6
US$ 60
US$ 70
US$ 80
US$ 90
US$ 100
US$ 50
US$ 50
US$ 50
US$ 50
US$ 50
US$ 10
US$ 20US$ 30
US$ 40
US$ 50
uS$ 15
US$ 24
US$ 33
US$ 42
US$ 51
US$ 5
US$ 4
US$ 3
US$ 2
US$ 1
•
Jika diperhatikan tabel tersebut, terlihat;
Exercise price of option berubah, dan the premium of the option price
turun.
The premium of the option price turun, jika market price dari underlying stock naik. Hal ini disebabkan karena penurunan tingkat leverage
yang diberikan option, ketika market price dari underlying stock naik,
dan potensi kerugian option semakin besar pada option price yang
tinggi.
Market price underlying stock naik, maka:
 tingkat leverage yang diberikan option turun  the premium of the
option price turun (dengan kata lain; potensi kerugian opsi semakin
besar pada option price yang tinggi).
Pre-emptive rights/Rights (HMETD)
• Pre-emptive rights atau Rights (HMETD); Hak untuk membeli
saham terlebih dahulu yang diberikan kepada existing shareholder
dengan harga exercise dibawah harga pasar. Hak tersebut ada
harga/nilainya, dan bisa dijual. JIka hak tidak dilaksanakan atau
diabaikan, akan terjadi dilusi persentase kepemilikan saham.
Seperti Options, Rights juga merupakan “hak” bukan kewajiban.
- Jumlah saham yang diterbitkan = Jumlah dana yang dibutuhkan
Harga rights (pelaksanaan)
- Jumlah rights yang diperlukan =
Jumlah saham beredar
atau Ratio/ nisbah (= R).
Jumlah saham yang diterbitkan
- Harga teoritis Rights (HR) = (Pmo – Ep)
(R+1)
- Harga teoritis saham ex Rights (Pm1) =
(Pmo x Jmlh shm sbl Right) + (Ep x Jmlh shm Rights yg bisa dibeli)
Jmlh saham sbl Right + Jmlh shm Rights yg bisa dibeli
Pmo = Kurs saham sebelum Rights
Ep
= Exercise price, atau harga realisasi, atau harga pelaksanaan Rights
Pm1 = Kurs teoritis saham setelah Rights (saat saham diperdagangkan
kembali di Bursa Efek)
R = Ratio antara jumlah saham yang dimiliki dengan jumlah (hak) saham
Rights yang bisa dibeli.
•
Contoh perhitungan Rights;
Outstanding shares PT BA berjumlah 50 juta saham @ nom. Rp 1.000,-
dengan kurs Rp 25.000,- per saham. Untuk pengembangan
dibutuhkan dana Rp 100 milyar. RUPSLB memutuskan untuk
melakukan Rights issue dgn exercise price Rp 5.000,- per saham.
Ditanya;
a. Jumlah saham baru yang bisa diterbitkan.
b. Rasio/nisbah antara saham lama dengan saham baru.
c. Harga teoritis Rights dan harga teoritis saham ex Rights
d. Kapitalisasi pasar saham PT BA, setelah Rights issue.
e. Jika Bobby memiliki 20 lot saham PT BA, dengan mengisi kolom
berikut ini, hitunglah;
•
•
•
•
•
1. Jumlah saham rights/baru bisa dibeli;
2. Dana yang harus disiapkan;
3. Nilai saham Bobby, jika ia laksanakan hak, dan ia menjual/abaikan haknya;
4. Laba jika ia menjual haknya, dan rugi jika ia abaikan haknya
5. Apa yang terjadi dengan kepemilikan sahamnya; jika ia menjual haknya, atau
mengabaikan haknya.
Tindakan
Laksanakan
hak
Jual hak
Abaikan
hak
Saham
rights/baru
Dana yang
disiapkan
Laba (rugi)
Kekayaan
stlh Rights
•
•
Jawab;
a. Saham baru yang diterbitkan = Rp 100 milyar  = 20 juta saham
Rp 5.000,b. Rasio atau nisbah ( = R) = 50 juta  = 5 : 2
20 juta
c. Harga teoritis Rights = Pmo – Ep  = Rp 25.000,- minus Rp 5.000,R+1
5/2 + 1
 = Rp 20.000,-  = Rp 5.714,29
7/2
•
Harga teoritis saham ex Rights;
(Pmo x Jmlh shm sbl Right) + (Ep x Jmlh shm Rights yg dibeli)
Jmlh saham sbl Right + Jmlh shm Rights yg dibeli
 = (Rp 25.000,- x 5) + (Rp 5.000,- x 2)
5+2
 = Rp 135.000,-  = Rp 19.285,71  = Rp 19.300,- (rounded)
7
Checking; Rp 5.714,29 + Rp 19.285,71 = Rp 25.000,• d. Kapitalisasi saham stlh Rights = 70 juta x Rp 19.300,- = Rp
1.351 milyar
• e Jika Bobby memiliki 20 lot saham (= 10.000 saham) PT BA;
•
1. Saham rights yang bisa dibeli =
•
10.000 x 2 = 4.000 saham
•
5
•
2. Dana yang harus disiapkan untuk memberli saham rights =
•
4.000 x Rp 5.000,- = Rp 20.000.000,•
•
3. Nilai saham setelah Rights issue;
- jika hak dilaksanakan = (10.000 + 4.000) x Rp 19.300,- =
Rp 270.200.000,-
•
- jika hah tidak dilaksanakan/ hak diabaikan = 10.000 x Rp
19.300,- = Rp 19.300.000,-
•
•
•
4. Laba; jika ia jual haknya = 4.000 x Rp 5.714,29 = Rp 22.857.160,Rugi; jika ia abaikan haknya = 4.000 x (Rp 5.714,29) =
(Rp 22.857.160,-)
•
5. Jika Bobby menjual haknya atau mengabaikan haknya. jumlah
saham milik Bobby tetap, namun % tasenya menurun,
semula 10.000 x 100% = 0,02%
50.000.000
•
•
•
•
menjadi
10.000 x 100% = 0,014%
70.000.000
Tindakan
Saham
baru
Dana yang
disiapkan
Laba (Rugi)
Rp
Kekayaan
stlh Rights
4.000
Rp 20 jt
-
Rp 270,2
juta
Jual hak
-
-
22,857.160,-
Rp 193 juta
Abaikan
hak
-
-
(22,857.160,-)
Rp 193 juta
Laksanan
hak
Warrant (Waran)
Warrants ; Hak jangka panjang, biasanya 5 -i 10 tahun (yang
diberikan kepada pembeli Obligasi atau Saham Preferen),
untuk membeli saham biasa perusahaan (Emiten), atau
saham perusahaan lain, dengan harga exercise diatas harga
pasar. Investor bersedia membeli dengan waran, dengan
harapan prospek perusahaan bagus (sikap optimis, bullish).
Waran merupakan “sweetener” dalam rangka penawaran
Obligasi atau Saham Preferen.
Waran ada yang melekat pada Obligasi (diperdagangkan
bersama
sama
Obligasi),
dan
ada
yang
dilepas
(diperdagangkan secara terpisah dengan Obligasi), seperti
yang dilakukan Citicorp Hk, pada tahun 1990.
Sekaipun Waran pad dasarnya sama dengan Rights, yaitu
hak, namun karena jangka waktu realisasi nya lama, prediksi
keuntungan waran lebih sulit.
Agustus 1990 Citicorp Hk menerbitkan Obligasi dengan 144 000 Waran.
Setiap Waran dapt digunakan untuk membeli 50 saham Astra Int’l Tbk
dengan harga realisasi Rp 24.700,- (saat emisi, kurs Astra Int’l Tbk Rp
25.000,-, dan kurs US$ 1 = Rp 1.850,-). Masa realisasi Waran dari
tanggal 9 Juni’92 s/d 9 Agustus’93. Kurs emisi Waran US$ 215.• Untuk dapat memenuhi kewajiban, Citicorp harus memiliki saham
Astra Int’l Tbk sebanyak 144.000 x 50 = 7.200.000 saham.
• Biaya emisi Waran US$ 215.- dibagi 50 = US$ 4,30 (eq. Rp 7.955,-)
• Saat realisasi waran (9 Juni’92 s/d 9 Agt’93), dari sudut pandang
pemilik Waran kurs Astra Intl’l Tbk harus lebih tinggi dari kurs saat
emisi puls biaya emisi (Rp 25.000,- + Rp 7.955,- = Rp 32.655,-)
•
•
•
•
•
•
•
Waran memiliki Nilai Teoritis dan Nilai Spekulatif
Nilai Teoritis Waran/NT = P1 - R
Nilai Spekulatif Waran/ NS = Wo – NT
P1
Po
R
Wo
= Kurs saham setelah emisi Obligasi/saham Preferen
= Kurs saham saat emisi Obligasi/saham Preferen
= Harga realisasi
= Harga perdagangan waran
Contoh perhitungan Waran
•
1. PT.Setia Usaha Tbk. menerbitkan Obligasi dengan Waran yang
dapat dilepas. Jangka waktu Waran 5 tahun, setiap Waran dapat
digunakan untuk membeli 1 lembar saham PT Setia Usaha Tbk dengan
harga REalisasi Rp 2.500,- (saat emisdi Obligasi, kurs PT Setia Usaha
Tbk. Rp 2.100,- dan Waran diperdagangkan secara terpisah dengan
harga Rp 700,-. Beberapa bulan kemudian kurs saham PT Setia Usaha
nail menjadi Rp 3.000,Ditanya;
a.
Berapa Nilai Teoritis Waran
b.
Berapa Nilai Spekulatif Waran
•
•
Jawab:
a. Nilai Teoritis Waran ; NT = P1 minus R
= Rp 3.000,- minus Rp 2.500,= Rp 500,- (diperdagangkan : Rp 700,-)
•
B. Nilai Spekulatif Waran; NS = Wo minus NT
= Rp 700,- minus Rp 500,-  = Rp 200,-
Perbedaan Rights dengan Warrant
RIghts
Warrant
• Jgk. waktu singkat (1 minggu)
• Harga realisasi < kurs di Bursa
• Realisasi spt European-options
• Diberikan kepada existing
shareholders
•Bisa dipakai berulang, jika banyak
bisa direalisasi sebagian sebagian
• Jgk. waktu panjang (5 – 10 thn)
• Harga realisasi > kurs di Bursa
• Realisasi spt American-options
• TIdak selalu diberikan kepada
existing shareholders
• Sekali pakai
(Ketentuan sekarang ini; Emisi Obligasi
yang diterbitkan dengan Warrant, harus
mendahulukan existing shareholders)
Convertible Bonds (Obligasi Konversi)
• Convertible Bonds (Obligasi Konversi atau OK); Obligasi yang
dengan syarat syarat tertentu dapat ditukarkan dengan efek
lain (biasanya dengan saham perusahaan yang menerbitkan
Obligasi) dalam jumlah tertentu. OK umumnya dapat meningkat
kan penjualan Obligasi.
Persyaratan konversi yang penting;
a. Conversion ratio (rasio konversi), jumlah saham yang dapat
ditukarkan dengan satu OK;
b. Conversion price/value (kurs konversi); harga underlying
assets, dimana konversi bisa dilakukan. Dapat dihitung dari
rasio konversi dikalikan dengn kurs saham saat emisi OK;
c. Conversion period (masa konversi); jangka waktu yang
ditentukan untuk mengkonversi OK (pada dasarnya harus
sebelum maturity date);
d. Conversion value (nilai konversi); jumlah saham x kurs
saham saat dilakukan konversi
•
Di Bursa, OK diperdagangkan terpisah dengan saham yang dapat
ditukarkan dengan OK tersebut, sehingga terdapat dua kurs yang
berbeda.
Contoh; Emisi Obligasi Konversi (OK) PT ABC.
- Total emisi
: 500 lbr OK nom. Rp 50 milyar)
- Issuing price
: Rp 100.000,- (a pari, atau pada harga nominal)
- Interest rate OK
: 12% (tingkat suku bunga Obligasi biasa 16%
- Conversion ratio
: Tiap OK dapat ditukar dgn 25 saham PT ABC
- Conversion periode : 10 tahun
- Conversion value
: Rp 80.000,- (25 x Rp 3.200,- yaitu kurs saham
PT ABC saat emisi OK
•
Investor bersedia membeli OK dengan harga Rp 100.000,- dengan
harapan kurs saham PT ABC akan naik (bandingkan dengan harga 25
saham saat emisi OK PT ABC, kurs di Bursa Rp 3.200,- = Rp 80.000,-),
Dengan demikian akan menaikkan nilai konversi. Jika OK langsung di
tukar, maka saham yang diterimanya hanya bernilai Rp 80.000,-
•
Kurs/harga saham naik
3 tahun setelah emisi, kurs saham PT ABC naik, menjadi Rp 6.000,Jika sekarang ia konversikan 1 OK menjadi saham, ia akan menerima
25 saham yang nilai konversinya 25 @ Rp 6.000,- = Rp 150.000,- (> Rp
100.000,-). Investor yang optimis, berfikir PT ABC sedang bullish, kurs
tentu akan naik lagi 2 tahun kedepan, mungkin menjadi Rp 9.000,- Jika
terjadi, artinya 1 OK @ nom. Rp 100.000,- dapat ditukar dengan 25
saham @ Rp 9.000,- = Rp 225.000,- maka investor akan bertahan,
selama kurs PT ABC tetap naik, dan selama masa konversi.
•
Capital Gain
Jika kurs saham PT ABC naik  kurs OK yang juga diperdagangkan di
Bursa ikut naik, karena OK merupakan derivative dari saham.
Dari kasus OK PT ABC; Saat emisi OK Rp 100,000,- yang dapat ditukar
dengan 25 saham PT ABC yang saat itu kurs nya di Bursa Rp 3.200,- kurs Rp 6.000,- kurs OK naik menjadi Rp 150.000,- (naik 50%)
- kurs Rp 9.000,-  kurs OK naik menjadi Rp 225.000,- (naik 125%)
OK melepaskan sifat Obligasi, seolah olah menjadi saham, bergerak
bersama saham yang mendasari (underlying-assets). Jika perusahaan
growing up  kurs saham naik  kurs OK ikut naik.
Suatu brosur Bursa Efek London tahun 1970, menulis tentang OK;
“the sky is the limit”, (batas kenaikan harga OK adalah langit), dan;
“the ultimate investment medium”, (OK adalah investasi yang paling
bagus)
•
Mencermati kenyataan tersebut; para konsultan keuangan dan emiten
berpikir; sebaiknya investor OK jangan memperoleh keuntungan yang
terlalu besar, jika kurs naik terus, perlu Call-option bagi perusahaan
yang menerbitkan OK, sehingga jika kurs saham naik terus,
perusahaan mempunyai hak untuk menarik/membeli kembali OK.
•
Obligasi Konversi PT Astra Int’l tahun 1991, mencantumkan ketentuan
Call-option tersebut sebagai berikut;
- Call-option bagi PT Astra Int’l; Jika kurs saham mencapai 140% dari
conversion price, atau selama 20 hari berturut-turut sejak hari ulang
tahun ke-4 emisi OK, maka PT Astra Int’l, mempunyai opsi untuk
meng”call” OK, artinya meminta investor untuk menukarkan OK
menjadi saham.
- Put Option bagi investor OK; Investor memiliki pilihan untuk pelunasan dini, tidak usah menungggu sampai maturity date pada akhir
tahun ke-3. Dalam hal ini investor OK mendapat bunga efektif 17%.
•
•
• Capital loss
Sekiranya kurs saham turun menjadi Rp 2.000,-  nilai
konversi 25 @ Rp 2.000,- = Rp 50.000,- (< Rp 100.000,-). Investor
pasti menahan OK. Jika dikaitkan dengan suku bunga OK,
terlihat hal yang menarik;
OK memberikan bunga 12%, atau 12% x Rp 100.000,- = Rp
12.000,- Artinya; berapapun kurs OK yang tercatat di Bursa, OK
tetap memberi kan bunga 12%.
Jika kurs OK Rp 50.000,- berarti yield (hasil/imbal beli) ;
Rp 12.000,- x 100% = 24% (bandingkan dgn kurs emisi OK Rp 100.000,-)
Rp 50.000,
JIka kurs OK Rp 50.000,- akibatnya investor akan berebut
membeli OK, yang memberikan yield 24%.
Phenomena ini akan mendorong kenaikan kurs OK, sampai kurang
lebih = yield obligasi biasa lainnya,
misalnya untuk mempermudah; kurs OK 75% (= Rp 75.000,-), jika
bunga OK 12%, maka;
Rp 12.000,- x 100% = 16% (misalnya; bunga obligasi biasa di pasar + 16%)
Rp 75.000,Akibatnya kurs OK tidak akan turun dibawah 75%, karena saat
dilunasi, OK tetap dilunasi sebesar nilai nominal Rp 100.000,-
Download
Study collections