K-13 INSTRUMEN DERIVATIVE PASAR MODAL • Pengertian Arti kata derivative adalah “turunan”. Instrumen derivative Pasar Modal, adalah “efek” yang eksistensinya ada, karena ada efek yang mendasari (underlying financial asset). Sekalipun abstrak, tapi tetapi dalam Pasar Financial tetap dianggap sebagai suatu benda, ada harga/nilainya, sehingga dapat diperdagangkan Derivative instruments dapat digunakan untuk maksud spekulasi untuk mencapai tujuan financial atau investasi tertentu. Sayangnya sejumlah kekacauan financial melibatkan pemanfaatan derivative instruments. Sebagai akibatnya sejumlah regulator dan pembuat undang-undang memandangnya sebagai “ product of the devil” (Frank J. Fabozzi and Franco Modigliani “Capital Markets”, 3rd ed. Prentice Hall, 2003) . Jenis-jenis instrumen Derivative • • • • Options Pre-emptive rights/Rights Warrant Convertible Bonds Options (Kontrak Opsi Saham) Options adalah “hak“ (bukan kewajiban) untuk membeli/menjual efek tertentu, pada harga tertentu, selama jangka waktu tertentu, dengan ekspetasi (investor) bahwa harga efek tersebut akan naik/turun. Dikatakan “hak” karena jika tidak menguntungkan, pembeli option tidak wajib melaksanakan option tersebut. Option dibeli dari Broker yang menjadi Option Seller/Writer dengan membayar sejumlah biaya tertentu, atau % tase tertentu dari strike price. Dalam pelaksanaan (execution) dibedakan antara; - American Options; bisa dieksekusi setiap saat selama masa options (sebelum expiration date) - European Options; hanya bisa dieksekusi saat tanggal akhir options • • • • • • • • • • • • • • Istilah istilah dalam Option - Call-option; opsi/hak untuk membeli saham. - Put-option; opsi/hak untuk menjual saham. - Writer/Seller; pihak yang memberi/menjual option dengan imbalan. - Option price/option premium; imbalan yang dibayarkan kpd Writer. karena Option diperdagangkan, disebut juga Market option price. - Exercise/strike price; harga pelaksanaan beli/jual saham. - Expiration date; setelah tanggal tersebut, option tidak berlaku lagi. - Exercise value; nilai option, jika dilaksanakan saat ini. - Cover option; option dgn back-up saham dalam portofio investor. - Naked option; option tanpa back-up saham dalam portofolio investor. - In the money call; call-option, dimana Ep < underluing assets. - Out of the money call; call-option, dimana Ep > underlying assets. - LEAPS; Long-term Equity Anticipation Securities; option yang expiration date nya lebih panjang, yaitu 2,5 tahun. Umumnya dikenal 2 jenis Option; 1. Call Option; Formula; Profit = Sp – (Ep + Op) Break Even Point (BEP) terjadi, jika Sp = (Ep + Op) 2. Put Option; Formula; Profit = Ep – {Sp + Op)} Break Even Point (BEP) terjadi, jika Sp = (Ep – Op) Sp Ep Op = Current stock market price (harga pasar saham saat ini) = Exercise price/strike price/exercise value (harga pelaksanaan) = Option price/option premium (imbalan yang dibayar pembeli Option kepada Broker yang menjadi Seller/Writer. • • • • - Suatu call-option, dikatakan out-of-the-money, jika harga saham dibawah strike price dari option. - Suatu call-option, dikatakan in-the-money, jika harga saham diatas strike price dari call option. - Suatu put-option, dikatakan out-of-the-money, jika harga saham diatas strike price dari put option. - Suatu put-option, dikatakan in-the-money, jika harga saham dibawah strike price dari put option. Dalam Put-option, adakalanya investor menjual saham yang sama sekali belum dimilikinya, artinya ia melakukan short selling, dan ia harus meminjam saham dari Broker, agar ia tidak gagal serah saat transaksi jual terjadi. Tentunya keuntungan harus dikurangi lagi dengan biaya pinjaman saham, sehingga formula diubah menjadi; Profit = Ep – {Sp + (Op + Bp)} Bp = Stock borrowing price, atau biaya peminjaman saham Dalam hal ini BEP akan terjadi, jika; Sp = Ep - (Op + Bp) Disamping Call dan Put Option dikenal juga Straddle Option; kombinasi antara Call dan Put option atas underlying sekuritas yang sama dengan striking price yang sama dan tanggal expiration yang sama. Investor memiliki harga yang pasti, baik untuk melaksanakan optionnya sebagai konsekwensi. Untuk dapat menikmati keuntungan, pasar harus bergerak baik naik ataupun turun secara substansial (Victor L. Harper, “Handbook of Investment Products and Services”2nd ed, NYIF, 1986) Di Indonesia sekitar 2 tahun yang lalu, Otoritas Pasar Modal dan Otoritas Bursa telah mengizinkan diperdagangkannya Option dengan nama Kontrak Opsi Saham (KOS), namun masih dibatasi pada saham-saham perusahaan tertentu dengan kriteria tertentu. • Contoh perhitungan Call-option; KInerja PT ABC meyakinkan, kurs saat ini Rp 10.000,-. Adi memprediksikan, kurs akan naik menjadi Rp 15.000,- dalam 1 bulan kedepan. Ia ingin membeli, tapi dananya terbatas. Ia hubungi Seller/Writer, dan beli Call-option 20 lot saham dengan strike price Rp 10.000,- dengan biaya (option price) Rp 300,- per saham. Jika prediksinya benar, dan option dilaksanakannya, berapa keuntungannya? Jawab; Profit = Stock price – (Exercise price + Op) = Rp 15.000,- minus (Rp 10.000,- + Rp 300,-) = Rp 15.000,- - Rp 10.300,- = Rp 4.700,- per saham BEP terjadi pada Sp = (Ep + Op) Rp 10.300,Jika ia membeli Call-option 20 lot, keuntungannya: (20 x 500) x Rp 4.700,- = Rp 47.000.000,- • Contoh perhitungan Put-option Kinerja PT XYZ kurang baik, kurs saat ini Rp 10 .000,-. Budi memprediksikan, 3 bulan kedepan kurs akan turun menjadi Rp. 5.000,Ia memiliki 20 lot saham dan ingin membuktikan prediksinya. Ia menghubungi Seller/ Writer, dan beli Put-option 20 lot saham, dengan biaya (option price) Rp 300,- per saham. Jika prediksinya benar, dan option dilaksanakan, berapa keuntungannya? Jawab; Profit = Ep – (Sp + Op) = Rp 10.000,- minus (Rp 5.000,- + Rp 300) = Rp 10.000,- minus Rp 5.300,- Rp 4.700,- per saham BEP terjadi pada Sp = (Ep – Op) = Rp 9.700,Jika Ia membeli Put-option 20 lot, keuntungannya: (20 x 500) x Rp 4.700,- = Rp. 47.000.000,- • Contoh perhitungan Put-option dengan Short-selling Kinerja PT KLM menurun, kurs saat ini Rp10 .000,- Analisa Didi mem perkirakan, kurs turun menjadi Rp. 5.000,- dalam 6 bulan kedepan. Ia tidak memiliki saham tersebut, tapi ingin membuktikan analisanya. Ia menghubungi Broker yang bersedia meminjamkan saham sekaligus menjual option. Ia pinjam saham, dan beli Put-option 20 lot saham dengan strike price Rp 10.000,- ia dikenakan biaya (option price Rp 300,- , dan biaya peminjaman saham Rp 500,- per saham). Jika analisa nya benar, dan option ia laksanakan, berapa keuntungannya? Jawab; Profit = Ep – (Sp + Op + Bp) = Rp 10.000,- minus (Rp 5.000,- + Rp 300,- + Rp 500,-) = Rp 10.000,- minus Rp 5.800,- = Rp 4.200,- BEP terjadi pada Sp = Ep – (Op + Bp) = Rp 9.200,Jika Ia membeli Put-option 20 lot, keuntungannya: (20 x 500 x Rp 4.200,-) = Rp. 42.000.000 • • • Black-Scholes Option Pricing Model (OPM) Dikembangkan oleh Fischer Black dam Myron Scholes tahun 1973. Asumsi yang mendasari OPM; - underlying assets call –option tidak memberikan dividen atau pembagian lainnya selama option period. - Tidak ada biaya transaksi baik untuk saham maupun untuk option. - Risk-free rate diketahui dan konstan selama option period. - Setiap pembelian sekuritas dapat meminjam sebagian harga pembelian dengan tingkat suku bunga risk-free rate. - Short selling diperbolehkan, dan short seller akan langsung menerima hasil penjualan tunai dari sekuritas yang dijualnya. - Call-option dapat dilaksanakan pada tanggal kadaluarsa. - Perdagangan semua sekuritas berlangsung terus menerus, dan harga saham bergerak secara acak (random) • Suatu hal yang menarik terjadi, jIka market price underlying stock naik, maka the premium of option price makin turun. Hal ini terlihat dari contoh berikut; Strike price Call-option saham NY- MRT US$ 50. Seller menawarkan Call option price yang berbeda pada harga pasar underlying stock (saham NY – MRT) naik, sebagai berikut; Market price Call option price US$ 30 US$ 6 US$ 40 US$ 6 US$ 50 US$ 6 US$ 60 US$ 70 US$ 80 US$ 90 US$ 100 US$ 15 US$ 24 US$ 33 US$ 42 US$ 51 • Jawaban: Market Stock price (1) Strike price (2) Exercice value of Option (3 = 1 -2) Market price of Option (4) Premium (5 = 4 – 3) US$ 30 US$ 40 US$ 50 US$ 50 US$ 0,US$ 0,- US$ 6 US$ 6 US$ 6 US$ 6 US$ 50 US$ 50 US$ 0,- US$ 6 US$ 6 US$ 60 US$ 70 US$ 80 US$ 90 US$ 100 US$ 50 US$ 50 US$ 50 US$ 50 US$ 50 US$ 10 US$ 20US$ 30 US$ 40 US$ 50 uS$ 15 US$ 24 US$ 33 US$ 42 US$ 51 US$ 5 US$ 4 US$ 3 US$ 2 US$ 1 • Jika diperhatikan tabel tersebut, terlihat; Exercise price of option berubah, dan the premium of the option price turun. The premium of the option price turun, jika market price dari underlying stock naik. Hal ini disebabkan karena penurunan tingkat leverage yang diberikan option, ketika market price dari underlying stock naik, dan potensi kerugian option semakin besar pada option price yang tinggi. Market price underlying stock naik, maka: tingkat leverage yang diberikan option turun the premium of the option price turun (dengan kata lain; potensi kerugian opsi semakin besar pada option price yang tinggi). Pre-emptive rights/Rights (HMETD) • Pre-emptive rights atau Rights (HMETD); Hak untuk membeli saham terlebih dahulu yang diberikan kepada existing shareholder dengan harga exercise dibawah harga pasar. Hak tersebut ada harga/nilainya, dan bisa dijual. JIka hak tidak dilaksanakan atau diabaikan, akan terjadi dilusi persentase kepemilikan saham. Seperti Options, Rights juga merupakan “hak” bukan kewajiban. - Jumlah saham yang diterbitkan = Jumlah dana yang dibutuhkan Harga rights (pelaksanaan) - Jumlah rights yang diperlukan = Jumlah saham beredar atau Ratio/ nisbah (= R). Jumlah saham yang diterbitkan - Harga teoritis Rights (HR) = (Pmo – Ep) (R+1) - Harga teoritis saham ex Rights (Pm1) = (Pmo x Jmlh shm sbl Right) + (Ep x Jmlh shm Rights yg bisa dibeli) Jmlh saham sbl Right + Jmlh shm Rights yg bisa dibeli Pmo = Kurs saham sebelum Rights Ep = Exercise price, atau harga realisasi, atau harga pelaksanaan Rights Pm1 = Kurs teoritis saham setelah Rights (saat saham diperdagangkan kembali di Bursa Efek) R = Ratio antara jumlah saham yang dimiliki dengan jumlah (hak) saham Rights yang bisa dibeli. • Contoh perhitungan Rights; Outstanding shares PT BA berjumlah 50 juta saham @ nom. Rp 1.000,- dengan kurs Rp 25.000,- per saham. Untuk pengembangan dibutuhkan dana Rp 100 milyar. RUPSLB memutuskan untuk melakukan Rights issue dgn exercise price Rp 5.000,- per saham. Ditanya; a. Jumlah saham baru yang bisa diterbitkan. b. Rasio/nisbah antara saham lama dengan saham baru. c. Harga teoritis Rights dan harga teoritis saham ex Rights d. Kapitalisasi pasar saham PT BA, setelah Rights issue. e. Jika Bobby memiliki 20 lot saham PT BA, dengan mengisi kolom berikut ini, hitunglah; • • • • • 1. Jumlah saham rights/baru bisa dibeli; 2. Dana yang harus disiapkan; 3. Nilai saham Bobby, jika ia laksanakan hak, dan ia menjual/abaikan haknya; 4. Laba jika ia menjual haknya, dan rugi jika ia abaikan haknya 5. Apa yang terjadi dengan kepemilikan sahamnya; jika ia menjual haknya, atau mengabaikan haknya. Tindakan Laksanakan hak Jual hak Abaikan hak Saham rights/baru Dana yang disiapkan Laba (rugi) Kekayaan stlh Rights • • Jawab; a. Saham baru yang diterbitkan = Rp 100 milyar = 20 juta saham Rp 5.000,b. Rasio atau nisbah ( = R) = 50 juta = 5 : 2 20 juta c. Harga teoritis Rights = Pmo – Ep = Rp 25.000,- minus Rp 5.000,R+1 5/2 + 1 = Rp 20.000,- = Rp 5.714,29 7/2 • Harga teoritis saham ex Rights; (Pmo x Jmlh shm sbl Right) + (Ep x Jmlh shm Rights yg dibeli) Jmlh saham sbl Right + Jmlh shm Rights yg dibeli = (Rp 25.000,- x 5) + (Rp 5.000,- x 2) 5+2 = Rp 135.000,- = Rp 19.285,71 = Rp 19.300,- (rounded) 7 Checking; Rp 5.714,29 + Rp 19.285,71 = Rp 25.000,• d. Kapitalisasi saham stlh Rights = 70 juta x Rp 19.300,- = Rp 1.351 milyar • e Jika Bobby memiliki 20 lot saham (= 10.000 saham) PT BA; • 1. Saham rights yang bisa dibeli = • 10.000 x 2 = 4.000 saham • 5 • 2. Dana yang harus disiapkan untuk memberli saham rights = • 4.000 x Rp 5.000,- = Rp 20.000.000,• • 3. Nilai saham setelah Rights issue; - jika hak dilaksanakan = (10.000 + 4.000) x Rp 19.300,- = Rp 270.200.000,- • - jika hah tidak dilaksanakan/ hak diabaikan = 10.000 x Rp 19.300,- = Rp 19.300.000,- • • • 4. Laba; jika ia jual haknya = 4.000 x Rp 5.714,29 = Rp 22.857.160,Rugi; jika ia abaikan haknya = 4.000 x (Rp 5.714,29) = (Rp 22.857.160,-) • 5. Jika Bobby menjual haknya atau mengabaikan haknya. jumlah saham milik Bobby tetap, namun % tasenya menurun, semula 10.000 x 100% = 0,02% 50.000.000 • • • • menjadi 10.000 x 100% = 0,014% 70.000.000 Tindakan Saham baru Dana yang disiapkan Laba (Rugi) Rp Kekayaan stlh Rights 4.000 Rp 20 jt - Rp 270,2 juta Jual hak - - 22,857.160,- Rp 193 juta Abaikan hak - - (22,857.160,-) Rp 193 juta Laksanan hak Warrant (Waran) Warrants ; Hak jangka panjang, biasanya 5 -i 10 tahun (yang diberikan kepada pembeli Obligasi atau Saham Preferen), untuk membeli saham biasa perusahaan (Emiten), atau saham perusahaan lain, dengan harga exercise diatas harga pasar. Investor bersedia membeli dengan waran, dengan harapan prospek perusahaan bagus (sikap optimis, bullish). Waran merupakan “sweetener” dalam rangka penawaran Obligasi atau Saham Preferen. Waran ada yang melekat pada Obligasi (diperdagangkan bersama sama Obligasi), dan ada yang dilepas (diperdagangkan secara terpisah dengan Obligasi), seperti yang dilakukan Citicorp Hk, pada tahun 1990. Sekaipun Waran pad dasarnya sama dengan Rights, yaitu hak, namun karena jangka waktu realisasi nya lama, prediksi keuntungan waran lebih sulit. Agustus 1990 Citicorp Hk menerbitkan Obligasi dengan 144 000 Waran. Setiap Waran dapt digunakan untuk membeli 50 saham Astra Int’l Tbk dengan harga realisasi Rp 24.700,- (saat emisi, kurs Astra Int’l Tbk Rp 25.000,-, dan kurs US$ 1 = Rp 1.850,-). Masa realisasi Waran dari tanggal 9 Juni’92 s/d 9 Agustus’93. Kurs emisi Waran US$ 215.• Untuk dapat memenuhi kewajiban, Citicorp harus memiliki saham Astra Int’l Tbk sebanyak 144.000 x 50 = 7.200.000 saham. • Biaya emisi Waran US$ 215.- dibagi 50 = US$ 4,30 (eq. Rp 7.955,-) • Saat realisasi waran (9 Juni’92 s/d 9 Agt’93), dari sudut pandang pemilik Waran kurs Astra Intl’l Tbk harus lebih tinggi dari kurs saat emisi puls biaya emisi (Rp 25.000,- + Rp 7.955,- = Rp 32.655,-) • • • • • • • Waran memiliki Nilai Teoritis dan Nilai Spekulatif Nilai Teoritis Waran/NT = P1 - R Nilai Spekulatif Waran/ NS = Wo – NT P1 Po R Wo = Kurs saham setelah emisi Obligasi/saham Preferen = Kurs saham saat emisi Obligasi/saham Preferen = Harga realisasi = Harga perdagangan waran Contoh perhitungan Waran • 1. PT.Setia Usaha Tbk. menerbitkan Obligasi dengan Waran yang dapat dilepas. Jangka waktu Waran 5 tahun, setiap Waran dapat digunakan untuk membeli 1 lembar saham PT Setia Usaha Tbk dengan harga REalisasi Rp 2.500,- (saat emisdi Obligasi, kurs PT Setia Usaha Tbk. Rp 2.100,- dan Waran diperdagangkan secara terpisah dengan harga Rp 700,-. Beberapa bulan kemudian kurs saham PT Setia Usaha nail menjadi Rp 3.000,Ditanya; a. Berapa Nilai Teoritis Waran b. Berapa Nilai Spekulatif Waran • • Jawab: a. Nilai Teoritis Waran ; NT = P1 minus R = Rp 3.000,- minus Rp 2.500,= Rp 500,- (diperdagangkan : Rp 700,-) • B. Nilai Spekulatif Waran; NS = Wo minus NT = Rp 700,- minus Rp 500,- = Rp 200,- Perbedaan Rights dengan Warrant RIghts Warrant • Jgk. waktu singkat (1 minggu) • Harga realisasi < kurs di Bursa • Realisasi spt European-options • Diberikan kepada existing shareholders •Bisa dipakai berulang, jika banyak bisa direalisasi sebagian sebagian • Jgk. waktu panjang (5 – 10 thn) • Harga realisasi > kurs di Bursa • Realisasi spt American-options • TIdak selalu diberikan kepada existing shareholders • Sekali pakai (Ketentuan sekarang ini; Emisi Obligasi yang diterbitkan dengan Warrant, harus mendahulukan existing shareholders) Convertible Bonds (Obligasi Konversi) • Convertible Bonds (Obligasi Konversi atau OK); Obligasi yang dengan syarat syarat tertentu dapat ditukarkan dengan efek lain (biasanya dengan saham perusahaan yang menerbitkan Obligasi) dalam jumlah tertentu. OK umumnya dapat meningkat kan penjualan Obligasi. Persyaratan konversi yang penting; a. Conversion ratio (rasio konversi), jumlah saham yang dapat ditukarkan dengan satu OK; b. Conversion price/value (kurs konversi); harga underlying assets, dimana konversi bisa dilakukan. Dapat dihitung dari rasio konversi dikalikan dengn kurs saham saat emisi OK; c. Conversion period (masa konversi); jangka waktu yang ditentukan untuk mengkonversi OK (pada dasarnya harus sebelum maturity date); d. Conversion value (nilai konversi); jumlah saham x kurs saham saat dilakukan konversi • Di Bursa, OK diperdagangkan terpisah dengan saham yang dapat ditukarkan dengan OK tersebut, sehingga terdapat dua kurs yang berbeda. Contoh; Emisi Obligasi Konversi (OK) PT ABC. - Total emisi : 500 lbr OK nom. Rp 50 milyar) - Issuing price : Rp 100.000,- (a pari, atau pada harga nominal) - Interest rate OK : 12% (tingkat suku bunga Obligasi biasa 16% - Conversion ratio : Tiap OK dapat ditukar dgn 25 saham PT ABC - Conversion periode : 10 tahun - Conversion value : Rp 80.000,- (25 x Rp 3.200,- yaitu kurs saham PT ABC saat emisi OK • Investor bersedia membeli OK dengan harga Rp 100.000,- dengan harapan kurs saham PT ABC akan naik (bandingkan dengan harga 25 saham saat emisi OK PT ABC, kurs di Bursa Rp 3.200,- = Rp 80.000,-), Dengan demikian akan menaikkan nilai konversi. Jika OK langsung di tukar, maka saham yang diterimanya hanya bernilai Rp 80.000,- • Kurs/harga saham naik 3 tahun setelah emisi, kurs saham PT ABC naik, menjadi Rp 6.000,Jika sekarang ia konversikan 1 OK menjadi saham, ia akan menerima 25 saham yang nilai konversinya 25 @ Rp 6.000,- = Rp 150.000,- (> Rp 100.000,-). Investor yang optimis, berfikir PT ABC sedang bullish, kurs tentu akan naik lagi 2 tahun kedepan, mungkin menjadi Rp 9.000,- Jika terjadi, artinya 1 OK @ nom. Rp 100.000,- dapat ditukar dengan 25 saham @ Rp 9.000,- = Rp 225.000,- maka investor akan bertahan, selama kurs PT ABC tetap naik, dan selama masa konversi. • Capital Gain Jika kurs saham PT ABC naik kurs OK yang juga diperdagangkan di Bursa ikut naik, karena OK merupakan derivative dari saham. Dari kasus OK PT ABC; Saat emisi OK Rp 100,000,- yang dapat ditukar dengan 25 saham PT ABC yang saat itu kurs nya di Bursa Rp 3.200,- kurs Rp 6.000,- kurs OK naik menjadi Rp 150.000,- (naik 50%) - kurs Rp 9.000,- kurs OK naik menjadi Rp 225.000,- (naik 125%) OK melepaskan sifat Obligasi, seolah olah menjadi saham, bergerak bersama saham yang mendasari (underlying-assets). Jika perusahaan growing up kurs saham naik kurs OK ikut naik. Suatu brosur Bursa Efek London tahun 1970, menulis tentang OK; “the sky is the limit”, (batas kenaikan harga OK adalah langit), dan; “the ultimate investment medium”, (OK adalah investasi yang paling bagus) • Mencermati kenyataan tersebut; para konsultan keuangan dan emiten berpikir; sebaiknya investor OK jangan memperoleh keuntungan yang terlalu besar, jika kurs naik terus, perlu Call-option bagi perusahaan yang menerbitkan OK, sehingga jika kurs saham naik terus, perusahaan mempunyai hak untuk menarik/membeli kembali OK. • Obligasi Konversi PT Astra Int’l tahun 1991, mencantumkan ketentuan Call-option tersebut sebagai berikut; - Call-option bagi PT Astra Int’l; Jika kurs saham mencapai 140% dari conversion price, atau selama 20 hari berturut-turut sejak hari ulang tahun ke-4 emisi OK, maka PT Astra Int’l, mempunyai opsi untuk meng”call” OK, artinya meminta investor untuk menukarkan OK menjadi saham. - Put Option bagi investor OK; Investor memiliki pilihan untuk pelunasan dini, tidak usah menungggu sampai maturity date pada akhir tahun ke-3. Dalam hal ini investor OK mendapat bunga efektif 17%. • • • Capital loss Sekiranya kurs saham turun menjadi Rp 2.000,- nilai konversi 25 @ Rp 2.000,- = Rp 50.000,- (< Rp 100.000,-). Investor pasti menahan OK. Jika dikaitkan dengan suku bunga OK, terlihat hal yang menarik; OK memberikan bunga 12%, atau 12% x Rp 100.000,- = Rp 12.000,- Artinya; berapapun kurs OK yang tercatat di Bursa, OK tetap memberi kan bunga 12%. Jika kurs OK Rp 50.000,- berarti yield (hasil/imbal beli) ; Rp 12.000,- x 100% = 24% (bandingkan dgn kurs emisi OK Rp 100.000,-) Rp 50.000, JIka kurs OK Rp 50.000,- akibatnya investor akan berebut membeli OK, yang memberikan yield 24%. Phenomena ini akan mendorong kenaikan kurs OK, sampai kurang lebih = yield obligasi biasa lainnya, misalnya untuk mempermudah; kurs OK 75% (= Rp 75.000,-), jika bunga OK 12%, maka; Rp 12.000,- x 100% = 16% (misalnya; bunga obligasi biasa di pasar + 16%) Rp 75.000,Akibatnya kurs OK tidak akan turun dibawah 75%, karena saat dilunasi, OK tetap dilunasi sebesar nilai nominal Rp 100.000,-