eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2): 535-549 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016 PENGARUH PER, ROA, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Safitri1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel dari faktor keuangan yang terdiri dari PER (X1), ROA (X2), dan DER (X3)) berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan uji F (simultan) menunjukkan bahwa ada terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel PER (X1), ROA (X2), dan DER (X3) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan di BEI, dari hasil analisis uji t (parsial) menunjukkan bahwa secara parsial variabel PER (X1), ROA (X2), dan DER (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan di BEI, dan dari hasil standardized coefficients beta terbesar adalah variabeL DER (X3) sehingga disimpulkan variabel yang paling berpengaruh ada variabel DER (X3). Kata Kunci : PER, ROA, DER, dan Harga Saham Pendahuluan Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar. Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, masyarakat selaku investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau yang diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga. Lembaga pembiayaan di Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terjadi karena Memasuki beberapa tahun terakhir (awal tahun 2010) pertumbuhan dan perkembangan Lembaga pembiyaan sangat pesat ini dikarenakan kondisi ekonomi di Indonesia mulai membaik pasca krisis tahun 2008 yang melanda hampir seluruh Negara. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pada tahun 2015 terdapat sebanyak 15 Perusahaan Lembaga Pembiayaan yang sudah terdaftar. Ini membuktikan bahwa selain mengalami perkembangan yang cukup pesat Lembaga Pembiayaan juga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Indonesia saat ini. Denganmasuknya 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] 2 Pada semester terakhir ditahun 2014, saham lembaga pembiayaan mengalami penurunan yang cukup tajam seperti saham Adira Dinamika Multi Finance (ADMF). eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 535-549 Lembaga Pembiyaan ke Pasar Modal ini akan sangat menguntungkan bagi emiten maupun investor karena selain Lembaga pembiyaan akan mendapatkan dana yang cukup besar, Masyarakat luas pun mampu menilai dan mengamati kinerja perusahaan. Para calon investor sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi selalu melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Untuk mengukur nilai saham, salah satu metode analisis yang bisa dipergunakan adalah analisis fundamental yang merupakan analisis terhadap aspek-aspek fundamental perusahaan yang merupakan gambaran dari kinerja perusahaan tersebut. Berdasarkan aspek-aspek fundamental, perusahaan bisa dinilai melalui rasio keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan perusahaan tersebut yang terdiri dari neraca,laporan laba rugi dan laporan arus kas. Pada semester terakhir ditahun 2014, saham lembaga pembiayaan mengalami penurunan yang cukup tajam seperti saham Adira Dinamika Multi Finance (ADMF), saham ADMF anjlok sebesar 19% atau diangka Rp 9.175 per saham. Padahal menurut riset yang dilakukan oleh Daewoo Securities Indonesia (13/11/2014) pada tahun 2013 industri pembiayaan meroket tinggi, ini dikarenakan minimnya biaya awal untuk pengambilan cicilan motor sehingga memicu ledakan penjualan motor. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul ”Pengaruh PER, ROA, dan DER terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub-Sektor Lembaga Pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI)” Rumusan Masalah a. Apakah Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub-sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ? b. Apakah Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan sub-sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ? c. Diantara Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham pada perusahaan sub-sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ? Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan sub-sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) 536 Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham (Safitri) b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan sub-sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). c. Untuk mengetahui dan menganalisis diantara Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), variabel mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham pada perusahaan sub-sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ? Kerangka Dasar Teori Laporan Keuangan Menurut Hery (2015 : 3), Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Analisis Laporan Keuangan Menurut Hery (2015 : 132) Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Pasar Modal Pasar modal merupakan Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang membandingkan antara harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham (Sawir : 2003). Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara Net Income After Tax terhadap aset secara keseluruhan menunjukan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian pada penanaman modal (Sawir : 2003). Debt to Equity Rasio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Harga Saham Harga saham merupakan harga saham yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. 537 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 535-549 Metode Penelitian Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2010 : 110). Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan salah satu alat uji asumsi regresi yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas (Ghozali, 2006: 95). Uji Autokolerasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2010). Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas (Ghozali, 2010: 130). Analisis Regresi Linear Berganda Persamaan Regresi Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan 4(empat) variabel independen dan 1(satu) variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham dengan menggunakan metode regresi linear berganda yang menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20.0. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : Dimana : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ ϵ Keterangan : Y = Harga saham (closing price) α = Konstanta b1,b2, b3 = Koefisien regresi masing-masing variabl independent X1 = Price Earning Ratio (PER) X2 = Return On Asset (ROA) X3 = Debt Equity Raatio (DER) ϵ = Error Faktor pengganggu yang mewakili faktor lain yang berpengaruh terhadap Y tapi tidak dimasukkan dalam model. 538 Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham (Safitri) Koefisien Korelasi Berganda (R) Koefisien korelasi berganda (R) digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan vaiabel dependen. Penulis menggunakan koefisien korelasi berganda untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono, 2012). Koefisien Determinasi (R2) Menurut Sujarweni (2015 : 164), koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Jika R2 semakin besar, maka prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh Variabel (X) semakin tinggi. Jika R 2 semakin kecil maka prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh Variabel bebas (X) semakin rendah. Uji Simultan F (Uji F) Pengujian hipotesis secara simultan (menyeluruh) dengan menggunakan “uji F”. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel independen secara simultan (menyeluruh) memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:88). Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = b3= 0 Berarti Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Berarti Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt Equity Ratio (DER) secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan a=5% dan dengan degree freedom= n – k – 1 dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah : - Jika signifikasi Fhitung > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak - Jika signifikasi Fhitung < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima Uji Parsial (Uji t) Pengujian hipotesis secara parsial (individu) dengan menggunakan “uji t”. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel dependen secara parsial (individu) memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel dependen (Ghozali, 2006: 88). Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 539 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 535-549 Ho : bi = 0 Berarti Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt Equity Ratio (DER) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Ha : bi ≠ 0 Berarti Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan Debt Equity Ratio (DER) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan perhitungan t hasil ini selanjutnya dibandingkan dengan t table dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah : - Jika signifikasi thitung > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak - Jika signifikasi thitung < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima Uji Dominan Dalam penelitian ini, pengujian dominasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan melihat pada koefisien regresi baku, nilai koefisien regresi baku yang paling tinggi menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Kolmogorov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Mean Normal Parametersa,b Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Diolah 540 20 0E-7 2019.05029421 .189 .189 -.111 .845 .473 Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham (Safitri) Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa nilai Signifikan 0.473 lebih besar dibandingkan dari Sig 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji, berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Hasil uji Multikolinearitas dengan menggunakan nilai Tollerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF (Constant) PER .826 1.211 1 ROA .555 1.803 DER .547 1.830 Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih besar dari 10 dan nilai tollerance kurang dari 1. 1) Nilai Tolerance X1 0.826 < 1 dan VIF 1.211 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X1 dengan variabel lainnya. 2) Nilai Tolerance X2 0.555 < 1 dan VIF 1.803 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X2 dengan variabel lainnya. 3) Jika Tolerance X3 0.547 < 1 dan VIF 1.830 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X3 dengan variabel lainnya. Uji Autokorelasi Hasil uji Autokolerasi menggunakan Run – Test dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual a Test Value -242.61144 Cases < Test Value 10 Cases >= Test Value 10 Total Cases 20 Number of Runs 11 Z .000 Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 Sumber : Data Diolah 541 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 535-549 Berdasarkan tabel diatas, hasil Uji Run – Test didapati nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah Autokorelasi pada model regresi. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heteroskedastisitas dengn uji spearman dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel Ikhtisar Uji Spearman Correlations Unstandardized Residual Correlation .138 Coefficient PER Sig. (2-tailed) .561 Spearman's rho ROA DER Unstandardized Residual N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 20 -.205 .385 20 -.077 .745 20 1.000 . 20 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil Uji Spearman diatas, diketahui bahwa nilai profitabilitas untuk PER sebesar 0.561, ROA sebesar 0.385, dan DER sebesar 0.745. Nilai profitabilitas untuk semua variabel independen menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0.05 (profitabilitas > 0.05). Dengan ini dapat disimpulkan tidak ditemukannya masalah heteroskedatisitas pada model regresi. Persamaan Regresi Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel independen Price Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), terhadap variabel dependen (Harga Saham). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 20. Berdasarkan hasil 542 Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham (Safitri) analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut. Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel Price Earning Ratio (X1), Return On Assets (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y). adalah sebagai berikut : Tabel Ikhtisar Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -13031.644 3062.348 -4.255 .001 PER 675.387 296.546 .348 2.278 .037 1 ROA 1357.584 425.690 .595 3.189 .006 DER 1727.983 427.265 .760 4.044 .001 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel Price Earning Ratio (X1), Return On Assets (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y). adalah sebagai berikut: Y = - 13031.644 + 675.387 (X1) + 1357.584 (X2) + 1727.983 (X3) + ϵ Persamaan regresi linear berganda di atas memiliki pengertian sebagai berikut : Koefisien Regresi Variabel Price Earning Ratio (X1) Variabel Price Earning Ratio (PER) mempengaruhi harga saham sebesar 675.387 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Price Earning Ratio (PER) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 675.387, sebaliknya jika variabel harga saham diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 675.387, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Regresi Variabel Return On Assets (X2) Variabel Return On Assets (ROA) mempengaruhi harga saham sebesar 1357.584 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Return On Assets (ROA) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 1357.584, sebaliknya jika Variabel Return On Assets (ROA) diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 1357.584, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Regresi Variabel Debt to Equity Ratio (X3) Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi harga saham sebesar 1727.983 atau berpengaaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Debt to Equity Ratio (DER) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 1727.983, sebaliknya jika variabel Debt 543 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 535-549 to Equity Ratio (DER) diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 1727.983, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan yang erat antara variabel independen yang terdiri dari Price Earning Ratio (X1), Return On Assets (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y). Perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam output SPSS, Tabel Ikhtisar Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 .831 .691 .633 2200.209049 a. Predictors: (Constant), DER, PER, ROA b. Dependent Variable: Y Sumber : Data Diolah Dalam output SPSS pada Tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,831 atau 83.1 % yang berarti tingkat hubungan antar variabel Price Earning Ratio (X1), Return On Assets (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y) perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk pada tingkat hubungan yang sangat kuat. Koefisien Determinasi (R2) Dalam output SPSS tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0.633, maka koefesien determinasinya = 0,633 X 100% = 63.3% secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) didapati besarnya pengaruh variabel bebas 63.4% sedangkan sisanya yaitu 100% - 63.3% = 36.7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakan perubahan variabel independen Price Earning Ratio (X1), Return On Assets (X2), Debt to Equity Ratio (X3), berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Harga Saham (Y) perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0,05). 544 Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham (Safitri) Tabel Ikhtisar Uji F (Simultan) ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 173423224.49 3 57807741.49 11.941 .000b 1 Residual 77454717.72 16 4840919.858 Total 250877942.2 19 Sumber : Data diolah Berdasarkan perhitungan Fhitung sebesar 11.941. Jika dibandingkan dengan nilai Sig. F-hitung 0,000 < ɑ = 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa variabel independent yaitu Price Earning Ratio (X1), Return On Assets (X2), Debt to Equity Ratio (X3), secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Harga Saham (Y) sehingga dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara membandingkan signifikansi t hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar α = 0,05. Tabel Ikhtisar Uji t (Parsial) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig. Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -13031.644 3062.348 -4.255 .001 PER 675.387 296.546 .348 2.278 .037 1 ROA 1357.584 425.690 .595 3.189 .006 DER 1727.983 427.265 .760 4.044 .001 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel diatas dapat dijelaskan pengaruh antara Price Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), terhadap harga saham perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut : Variabel Price Earning Ratio (X1) Nilai t-hitung variabel Price Earning Ratio (X1) sebesar 2.278 dengan nilai Sig. t-hitung = 0,037. Karena Sig. t-hitung = 0,037 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel Price Earning Ratio (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). 545 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 535-549 Variabel Return On Assets (X2) Nilai t-hitung variabel Return On Assets (X2) sebesar 3.189 dengan nilai Sig. t-hitung = 0,006. Karena Sig. t-hitung = 0,006 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel Return On Assets (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). Variabel Debt to Equity Ratio (X3) Nilai t-hitung variabel Debt to Equity Ratio (X3) sebesar 4.044 dengan nilai Sig. t-hitung = 0,001. Karena Sig. t-hitung = 0,001 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel Debt to Equity Ratio (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). Variabel yang paling berpengaruh Dari nilai standart koefesien beta tertinggi yakni variabel Debt to Equity Ratio (X3) sebesar 0,760 yang berati bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pembahasan Pengaruh PER, ROA, dan DER secara simultan terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel PER, ROA, dan DER sebagai indikator kinerja keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setiawan (2011), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara simultan variabel Returun On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, serta penelitian yang dilakukan oleh Ghazali (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara simultan variabel Earning Per Share (EPS), Book Value (BV), Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER), berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian ketiga rasio yang mewakili kinerja keuangan ini secara simultan dapat digunakan investor atau masyarakat sebagai pedoman dalam melakukan peniliaian terhadap harga saham perusahaan (khususnya perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia) yang akan dipilih di pasar modal. Pengaruh PER secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham. Dengan tingkat signifikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap harga saham dimasa yang akan datang diperusahaan Sub Sektor lembaga pembiayaan. Pasar atau para investor sangat berminat untuk berinvestasi di suatu perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa depan. 546 Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham (Safitri) Hubungan antara PER dengan harga saham adalah positif dan signifikan yang berarti semakin tinggi nilai PER, semakin tinggi derajat kepercayaan investor terhadap suatu saham dan harga saham menaik. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Ghazali (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh ROA secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel Return On Asset (ROA) terhadap harga saham. Dengan tingkat signifikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap harga saham dimasa yang akan datang diperusahaan Sub Sektor lembaga pembiayaan. Kemampuan ROA dalam memprediksi harga saham sangat dimungkinkan karena sifat dan pola ROA yang dilakukan oleh perusahaan sangat tepat sehingga ada sebagian aktiva yang bekerja atau digunakan secara efisien sehingga harga saham yang diperoleh maksimal. Selain itu pendapatan yang dihasilkan oleh modal yang berasal dari hutang tidak dapat digunakan untuk menutup besarnya biaya modal dan kekurangan tersebut harus ditutup oleh sebagian pendapatan yang berasal dari pemegang saham (Sawir, 2003). Hubungan antara ROA dengan harga saham adalah positif dan signifikan yang berarti bahwa setiap kenaikan variabel ROA dapat menaikkan harga saham dan signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Setiawan (2011), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial Return On Asset (ROA) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh DER secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Dengan tingkat signifikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham dimasa yang akan datang diperusahaan Sub Sektor lembaga pembiayaan. DER merupakan pertumbuhan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti, perusahaan Asuransi, asset management dan pertumbuhan institusi lain. Tingkat DER yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor perusahaan sehingga dapat mengurangi perilaku oportunistik manajer dalam DER. Pada perusahaan Leasing nilai DER yang tinggi sebagian dananya dikelola oleh pihak ketiga dan dalam hal ini dana pihak ketiga dianggap sebagai hutang dan modal pihak ketiga yang mereka kelola maka kemungkinan untuk mendapat laba usaha semakin tinggi. Hal tersebut dapat berdampak terhadap kenaikkan harga saham karena investor cenderung akan menginvestasikan modal yang dimilikinya. Hal tersebut didukung oleh hasil pengujian yang 547 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016: 535-549 menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Nuel (2015), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Penutup Variabel Price Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA), dan Debt to Equity Ratio (DER), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel Price Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel Debt to Equity Ratio (DER), merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Untuk perusahaan, agar mengamati kinerja perusahaan dengan melihat pengaruh dari perubahan harga saham dan hasil analisis keuangan, sehingga bila diperlukan dapat segera melakukan antisipasi dan tindakan perbaikan dalam menjaga nilai perusahaan. Bagi investor, agar memperhatikan turun naiknya Debt to Equity Ratio (DER), sebagai bahan pertimbangan dalam membeli saham perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena variabel tersebut paling berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Bagi pihak penyelenggara pasar modal, terdapat beberapa perbedaan data (versi) oleh karena itu sebaiknya memberikan data yang akurat guna memudahkan investor maupun masyarakat luas untuk menilai maupun mengontrol kinerja perusahaan secara keseluruhan, sehingga bagi investor maupun calon investor dapat menempatkan saham yang akan ditanamkannya pada perusahaan yang tepat. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perubahan harga saham dan diharapkan memperpanjang periode pengamatan, sehingga hasil penelitian akan lebih baik. Daftar Pustaka Fakhrudin, T. D. 2010. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya jawab. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS Cetakan Keempat. Semarang: Universitas Diponegoro. 548 Pengaruh PER, ROA, Dan DER Terhadap Harga Saham (Safitri) Ghozali, Imam. 2010. Aplikasi Analisis Multivirate dengan SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Hery, S. 2015. Analisis Laporan Keuangan Cetakan Pertama. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service). Kodrat, David Sukardi, dan Indonanjaya, Kurniawan. 2010. Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal dan Fundamental untuk Analisis Saham Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Munawir, S. 2009. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Offset. Muslich, M. 2008. Manajemen Keuangan Modern : Analisis, Perencanaan dan Kebijaksanaan. Jakarta: Binarupa Askara. Sawir, A. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Skripsi dan Jurnal : Munarfah, Ghazali. 2013. Faktor-Faktor Fundamental Yang Mempengaruhi Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Makassar : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Hasanuddin. Puput Rarindra, Adi Sputra. 2015. “Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada LQ45 di Bursa Efek Indonesia).Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Samarinda : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Mulawarman.Vol.3,No.1:40-54 Ricky, Setiawan. 2011. Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Price To Book Value Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Industri Textile di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang Yohanis, Nuel. 2015. “Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap harga saham (Studi Empiris pada perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit di Bursa Efek Indonesia).Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Samarinda : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Mulawarman.Vol.3,No.4:806-820 Sumber Internet : Sugianto, Danang . “Saham Adira Finance Terus Melorot, Ini Alasannya : Okezone Ekonomi". Diambil dari :www.economy.okezone.com/read/2014/11/13/278/1064903/sahamadira-finance-terus-melorot-ini-alasannya. (15 Maret 2016) Market Bisnis. “Saham ADMF | Adira Dinamika Multi Finance”. Diambil dari : www.idsaham.com/saham-ADMF-Informasi-saham-analisasaham.html. (15 Maret 2016) Hardy, Yogi. “Konsumen Banyak Adukan Lembaga Pembiayaan Kredit | Berita Otomotif Sekitar Banten”. www.otobanten.com/featured/konsumen-banyak-adukan-lembagapembiayaan-kredit. (15 Maret 2016) 549