Kelompok 1 Ringkasan Tentang Biji Besi dan Timah Anggota kelompok Ahmad Ramdani Dea Reasty Millentino Namira Rikho mukhtar 1.Pengertian Biji Besi Bijih besi merupakan batuan yang mengandung mineral-mineral besi dan sejumlah mineral gangue seperti silika, alumina, magnesia, dan lain-lain. Besi yang terkandung dalam batuan tersebut dapat diekstraksi dengan teknologi tertentu secara ekonomis (Hurlbut, 1971). Besi merupakan unsur kuat golongan VIII B yang mempunyai nomor atom 26. Kita dapat melihat besi di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari. 2. Contoh gambar biji besi 3.Proses terbentuknya biji besi Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua, dicirikan dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih. 4.Manfaat biji besi Secara geologi dimasukkan dalam 4 Kelompok sumberdayamineral (non migas) yang terdiri dari Kelompok Coal, Metalic, Non Metalic dan Geo Thermal, Bahan mineral yang memiliki rumus kimia Fe (Ferrous) ini, merupakan bahan dasar yang dilebur menjadi besi dan baja. Penggunaan bijih besi juga sebagai bahan baku industri cat, semen, basic refractories, flux pada peleburan logam-logam nonferrous dan juga sebagai katalisator. Kerikil-kerikil besi juga dipakai untuk jig bed. Bijih besi yang dikenal selama ini terdiri dari mineral magnetit (Fe3o4), hematit (Fe2O3), limonit (Fe2O3H2O) dan siderit (FeCO3). Dilihat dari macamnya, secara komersial bijih besi yang banyak dihasilkan yaitu bijih besi sedimenter, magmatik, kontak metasomatik dan replacement. Biji besi laterit dan bijih besi titan walaupun sudah diketahui di banyak tempat, hanya beberapa saja yang telah dieksploitasi, termasuk di Indonesia. 5.Persebaran biji besi Persebaran bijih besi di Indonesia mulai dari Sumatera (Aceh, Sumatera Barat dan Lampung), Jawa (Cilacap, Blitar, Tulung Agung dan Daerah sekitar Kulon Proggo), Kalimantan (Pelaihari, Tanah Bumbu,Kotabaru) Hingga kawasan timur Indonesia, di War Akopi dan Was Isyow, Papua . Namun yang selama ini banyak dikembangkan adalah endapan bijih besi. 6. Proses penambangan Penambangan biji besi tergantung keadaan dimana biji besi tersebut ditemukan. Jika biji besi ada di permukaan bumi maka penambangan dilakukan dipermukaan bumi (open-pit mining), dan jika biji besi berada didalam tanah maka penambangan dilakukan dibawah tanah (underground mining). Karena biji besi didapatkan dalam bentuk senyawa dan bercampur dengan kotoran-kotoran lainnya maka sebelum dilakukan peleburan biji besi tersebut terlebih dahulu harus dilakukan pemurnian untuk mendapatkan konsentrasi biji yang lebih tinggi (25 - 40%). Proses pemurnian ini dilakukan dengan metode : crushing, screening, dan washing (pencucian). Untuk meningkatkan kemurnian menjadi lebih tinggi (60 - 65%) serta memudahkan dalam penanganan berikutnya, dilakukan proses agglomerasi dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.Biji besi dihancurkan menjadi partikel-partikel halus (serbuk). 2.Partikel-partikel biji besi kemudian dipisahkan dari kotoran- kotoran dengan cara pemisahan magnet (magnetic separator) atau metode lainnya. 3.Serbuk biji besi selanjutnya dibentuk menjadi pellet berupabola-bola kecil berdiameter antara 12,5 - 20 mm. 4.Terakhir, pellet biji besi dipanaskan melalui proses sinter/pemanasan hingga temperatur 1300 C agar pellet o tersebut menjadi keras dan kuat sehingga tidak mudah rontok. 7.Hasil produksi biji besi Bisa di gunakan untuk baja, sebagai alat dapur rumah tangga seperti pisau dapur atau besi juga dapat menjadi bahan baku pembuatan rangka kendaraan, seperti sepeda, motor dan mobil. TIMAH A. Pengertian Timah Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Timah memiliki dua kemungkinan bilangan oksidasi, +2 dan +4 yang sedikit lebih stabil. Timah memiliki 10 isotop stabil, jumlah terbesar dalam tabel periodik. B. Contoh gambar timah C. Proses terbentuknya Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung mineral kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu : pada batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya D.Manfaat Timah 1. Timah untuk Lapisan Produk Baja 2. Timah Sebagai Produk Alumunium Foil 3. Timah untuk Penyambung Logam dengan Solder 4. Timah sebagai Komponen Logam Ringan 5. Timah Menjadi Magnet Konduksi 6. Timah Sebagai Sensor Gas dalam Industri Keramik 7. Timah Sebagai Bahan Kemasan 8. Timah Sebagai Pelapis Kaleng 9. Timah untuk Bahan Produksi Kaca 10. Timah Sebagai Bahan Kombinasi Perunggu E. Persebaran Timah Daerah-daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung,dan Singkep yang menghasilkan lebih dari 20% produksi timah putih dunia. Di Muntok terdapat pabrik peleburan timah.Ada dua macam timah yaitu timah primer dan timah sekunder (aluvial). Timah primer adalah timah yang mengendap pertama kali pada batuan granit. Timah sekunder (aluvial) adalah endapan timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses pelapukandan erosi. F. Proses penambangan Didalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang dikenal di Bangka Belitung : 1.Penambangan Lepas Pantai Penambangan Timah Lepas Pantai (laut lepas). Pada kegiatan penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada kapal keruk mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan 24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50 meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang berjumlah lebih dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3 kelompok dalam 24 jam sepanjang tahun. Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn. 2. Penambangan Timah Darat - Gravel Pump Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung, tentunya system operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah lepas pantai. Proses penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot (gravel pump).Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan berdasarkan perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan peta cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan dari cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman atau prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan. Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama. G. Hasil produksi Timah putih: -Pelapis logam agar tahan karat -bahan solder -bahan kerajinan untuk cendera mata, -bahan paduan logam / baja, -casing telepon genggam -industri farmasi -industri gelas -agrokimia -pelindung kayu -penahan kebakaran / api.