BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi persaingan dalam hal apapun dirasa semakin ketat.
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
keberadaannya tidak dapat dihindari oleh siapapun, mengakibatkan adanya
perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut
diantaranya adalah perubahan dalam kualifikasi permintaan tenaga kerja di
dunia kerja yang semakin tinggi karena mengikuti perkembangan yang ada,
terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.
Dunia kerja tidak hanya memilih calon pekerja yang cakap dalam
kemampuan akademik saja (hard skills), tetapi juga sangat memperhatikan
nilai-nilai kecakapan lainnya diantaranya nilai kejujuran, tanggung jawab,
sopan santun, disiplin, komitmen, rasa percaya diri, etika, kerjasama, kreativitas,
komunikasi, dan kepemimpinan (soft skills). Memiliki kemampuan hard skills
yang tinggi tetapi tidak disertai dengan soft skills yang baik, akan
menghasilkan sumber daya manusia dengan keterampilan kurang maksimal.
Dengan adanya persaingan yang semakin ketat, dunia kerja pun berusaha
untuk dapat bersaing dengan lainnya salah satunya adalah dengan
meningkatkan mutu atau kualitas tidak hanya produknya saja tetapi juga
dalam hal pelayanan konsumen.
1 2 Dengan melihat tuntutan kerja yang semakin tinggi, maka yang perlu
dilakukan terlebih dahulu adalah dengan menyiapkan sumber daya manusia
yang memiliki daya saing tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
salah satunya dapat dimulai dari dunia pendidikan. Karena pendidikan
merupakan landasan utama dalam mempersiapkan anak didik dengan standar
sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk memenuhi permintaan dunia
kerja tentang sumber daya manusia yang berkualitas, dunia pendidikan harus
dapat menjawab tantangan tersebut dengan menghasilkan lulusan yang
profesional dan siap pakai di dunia kerja.
Untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan berkompeten di
bidangnya masing-masing, tentu saja dunia pendidikan harus senantiasa
mengikuti perkembangan yang ada agar apa yang diberikan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan pekerjaan.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 menyebutkan Pendidikan Nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan Undang-Undang di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa
peserta didik tidak hanya diharapkan untuk menjadi cerdas saja tetapi juga
3 bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Dengan demikian, untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter dapat dimulai dari
dunia pendidikan.
Sekolah merupakan sebuah institusi dunia pendidikan yang di dalamnya
terhimpun berbagai unsur baik secara perseorangan maupun kelompok, yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang luhur yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Sekolah menjadi sarana untuk
mencerdaskan bangsa dan mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam
rangka mencapai tujuan nasional, maka dilakukanlah kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dimulai dari dalam kelas yang di dalamnya terdapat
kerjasama antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa). Memang proses
pembelajaran tidak selamanya dilakukan di dalam kelas, dapat juga dilakukan
di ruang labolatorium, lapangan, ataupun perpustakaan tetapi seperti
kebanyakan contoh di sekolah kegiatan belajar mengajar dilakukan di dalam
ruang kelas.
Keadaan di lapangan menunjukkan dunia industri di Indonesia saat ini
mengutamakan soft skills. Hal ini dibuktikan oleh beberapa survey, yakni
salah satu penelitian yang merupakan tindak lanjut hasil penelitian eksploratif
terhadap 130 industri di 16 provinsi di Indonesia. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kesenjangan terbesar antara kompetensi yang dibutuhkan
oleh dunia usaha dan industri dengan kompetensi lulusan SMK adalah pada
aspek soft skills seperti : kejujuran, kedisiplinan, komunikasi, inisiatif dan
4 kerjasama tim. Hasil survey di 50 SMK di Indonesia juga menunjukkan bahwa
pengembangan soft skills belum mendapat perhatian serius dalam pembelajaran.
(http://jurnal.sttnbatan.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/A-14_ok.pdf)
Selain data di atas, berdasarkan penelitian di Harvard University
Amerika Serikat ternyata keberhasilan seseorang di masyarakat tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard
skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain atau
yang disebut sebagai soft skills. Penelitian ini mengungkapkan bahwa
kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills dan 80% oleh soft
skills.
(http://www.psikunand.co.cc/index.php?option=com_content&view=article&
id=72:pentingnya-soft-skill&catid=40:terkini)
Selain hasil penelitian-penelitian di atas, aspek soft skills juga perlu dilihat
dari proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Kenapa SMK, karena
kebanyakan contoh di lapangan lulusan SMK langsung terjun ke dunia kerja
maupun dunia usaha. Maka dari itu dalam pembelajaran di SMK lebih
diperlukan strategi atau metode pembelajaran yang mendukung agar siswa SMK
dapat mengembangkan aspek soft skills yang dimilikinya. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan peneliti dalam Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
dari bulan Juli hingga September 2011 di SMK Negeri 1 Yogyakarta khususnya
pada
Kompetensi
Keahlian
Administrasi
Perkantoran,
dapat
diberikan
kesimpulan bahwa soft skills kurang dikembangkan dalam proses pembelajaran,
pendidik hanya fokus terhadap hard skills. Dalam hal akademik siswa memiliki
hasil prestasi belajar yang rata-rata baik terbukti dengan tidak ada siswa yang
5 tinggal kelas dan hanya beberapa siswa dalam satu kelas yang mengikuti
program remidi, tetapi dalam hal aspek soft skills yang dimiliki siswa masih
sangat kurang. Seperti dalam hal nilai kejujuran, tanggung jawab, displin, dam
sopan santun. Misalnya siswa tidak mengerjakan tugas, mencontek pada saat
ujian, telat masuk kelas, tidak menghargai guru, dan jika belajar kelompok selalu
mengandalkan salah satu teman yang dianggap pintar.
Melihat kenyataan tersebut, ternyata penggunaan metode ceramah kurang
membangkitkan aspek soft skills siswa, dimana siswa dalam proses pembelajaran
tersebut hanya mendengarkan, menulis, dan mencatat saja tanpa disertai dengan
kegiatan yang dapat mengembangkan aspek soft skills siswa. Sedangkan
kebanyakan guru menerapkan metode ceramah dalam proses belajar mengajar.
Seharusnya guru dapat menggunakan strategi pembelajaran lainnya yang tidak
bersifat teacher centered tetapi student centered sehingga siswa dapat
mengembangkan aspek soft skills yang dimilikinya dan turut aktif dalam proses
pembelajaran
Dengan melihat realita di atas, maka dapat dikatakan bahwa pemberian
pendidikan soft skills khususnya di SMK kurang mendapat perhatian. Pendidikan
soft skills sudah sepantasnya menjadi perhatian khusus dan menjadi kebutuhan
dalam dunia pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
menjadi tempat siswa dalam mengembangkan soft skills yang dimilikinya,
merupakan tanggung jawab pendidik agar dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan tentunya memiliki kecakapan soft skills yang baik.
Pendidik sedapat mungkin memberikan muatan-muatan soft skills dalam proses
pembelajaran.
6 Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui “Strategi Integrasi Soft Skills dalam Pembelajaran Kompetensi
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi
masalah yang ada sebagai berikut :
1. Kurangnya perhatian tentang pengembangan aspek soft skills dalam
proses pembelajaran.
2. Terdapat kesenjangan besar antara kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia
usaha dan industri dengan kompetensi lulusan SMK adalah pada aspek soft
skills.
3. Kenyataan bahwa pendidikan lebih mengutamakan hard skills daripada
soft skills.
4. Pendidik kurang mengintegrasikan soft skills dalam pembelajaran.
5. Kompetensi lulusan SMK masih kurang dapat mengembangkan aspek soft
skills.
6. Strategi pembelajaran yang digunakan pendidik kurang memperhatikan
aspek pengembangan soft skills.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dan
7 memfokuskan permasalahan yang ingin diteliti. Penelitian ini difokuskan
pada strategi integrasi soft skills dalam pembelajaran kompetensi keahlian
administrasi perkantoran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan
pembatasan
masalah,
identifikasi
masalah,
dan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini dilakukan
di SMK Negeri 1 Yogyakarta, oleh karena itu perumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh guru-guru Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta dalam
mengintegrasikan soft skills pada pembelajaran?
2.
Apa saja kendala yang dirasakan guru-guru Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta
dalam
mengintegrasikan soft skills pada pembelajaran?
3.
Upaya apa yang dilakukan oleh guru-guru Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta
dalam
menghadapi kendala tersebut?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
8 1. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan guru-guru Kompetensi
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta dalam
mengintegrasikan soft skills dalam pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi guru-guru Kompetensi
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta dalam
mengintegrasikan soft skills dalam pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan guru-guru Kompetensi
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Yogyakarta dalam
mengatasi kendala yang ditemui saat mengintegrasikan soft skills dalam
pembelajaran.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Peneliti
Sebagai
sarana
untuk
menambah
wawasan,
pengetahuan,
dan
pengalaman dalam melakukan studi di UNY, dan berguna untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana.
2.
Bagi Pihak SMK Negeri 1 Yogyakarta
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan informasi juga bahan masukan kepada guru dalam
mengembangkan dan meningkatkan pengembangan soft skills pada
proses pembelajaran yang merupakan modal utama dalam dunia kerja
atau usaha.
9 3.
Bagi Pihak Universitas Negeri Yogyakarta
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan dan dapat
digunakan sebagai pendukung referensi bagi perpustakaan dan pihak
(mahasiswa) yang ingin mengadakan penelititan serupa.
Download