BAB II KAJIAN PUSTAKA

advertisement
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fungsional Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100
triliun neuron. Otak terdiri dari tiga bagian besar yaitu serebrum (otak besar),
serebelum (otak kecil), dan brainstem (batang otak) (Price, 2006).
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri (kanan dan kiri), corpus
callosum dan cortex serebri. Masing-masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis,
parietalis, temporalis, dan lobus oksipitalis (Damasio, 2005). Serebrum berfungsi
dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan intelegensi,
memori, kesadaran, dan pertimbangan. Corpus callosum merupakan sekumpulan
serabut saraf yang menghubungkan kedua hemisfer. Corpus callosum berfungsi
sebagai sirkuit yang dapat mengakses secara cepat detail linier pada hemisfer kiri
dan gambaran keseluruhan pada hemisfer kanan. Jika terdapat komunikasi yang
baik di antara kedua hemisfer tersebut maka didapatkan gambaran yang
terintegrasi. Makin sering kedua hemisfer tersebut dipakai akan makin teraktivasi
sehingga semakin banyak koneksi yang terjadi melalui corpus callosum yang
menyebabkan semakin banyak fungsi intelegensi yang dapat digunakan
(Hannaford, 1997).
Tiap – tiap lobus yang terdapat di hemisfer otak memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Lobus frontalis berfungsi dalam mengatur motorik, perilaku,
6
7
kepribadian, bahasa, memori, orientasi spasial, belajar asosiatif, daya analisis dan
sintesis. Sebagian cortex medial lobus frontalis dikaitkan sebagai bagian dari
sistem limbik, karena banyaknya koneksi anatomik dengan struktur limbik dan
adanya perubahan emosi bila terjadi kerusakan. Lobus parietalis berfungsi dalam
membaca, persepsi, memori, dan visuospasial. Cortex menerima stimulasi
sensoris (input visual, auditori, taktil) dari area asosiasi sekunder. Lobus parietalis
sering juga disebut cortex heteromodal karena menerima input dari berbagai
modalitas sensoris dan mampu membentuk asosiasi sensori. Lobus temporalis
berfungsi dalam mengatur pendengaran, penglihatan, emosi, memori, kategorisasi
benda-benda, dan seleksi rangsangan auditorik dan visual.
Lobus oksipitalis
berfungsi mengatur penglihatan primer, visuospasial, memori, dan bahasa
(Markam, 2003).
Serebelum terletak di dalam fosa cranii posterior dan ditutupi oleh
duramater. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi
dan memperhalus gerakan
otot, serta mengubah tonus otot dan kekuatan
kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh (Price, 2006).
Brainstem terletak di dalam tengkorak dan memanjang sampai ke sumsum
tulang belakang. Brainstem mengatur fungsi dasar manusia termasuk pernapasan,
homeostasis, tendon guard refleks, dan merupakan sumber insting dasar manusia
yaitu fight atau flight (lawan atau lari) saat datangnya bahaya. Brainstem terdiri
dari tiga bagian, yaitu : mesencephalon (midbrain), medulla oblongata, dan pons
(Anonim, 2014).
8
Gambar 1. Anatomi otak manusia (Anonim, 2014)
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Memori
Bagian otak yang berhubungan dengan memori adalah lobus temporalis,
hipokampus dan amigdala yang termasuk dalam sistim limbik. Amigdala adalah
suatu masa dengan inti di daerah anterior dan medial dari lobus temporalis
sedangkan hipokampus terletak sepanjang permukaan dalam bagian temporal dari
ventrikel lateral. Bila terjadi gangguan terutama di hipokampus dan amigdala
maka sebagai akibatnya adalah yang bersangkutan akan mengalami kesukaran
untuk belajar, hal-hal baru (gangguan memori baru), sedangkan memori segera
dan lama tidak terganggu (Kusumoputro, 1999).
9
Kesulitan mengingat hal baru dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu hal
yang verbal (yang didengarkan) dan hal visual (yang dilihat). Memori verbal
(berbahasa dan membaca) terletak di belahan otak kiri, sedangkan memori visual
di belahan otak kanan. Gangguan memori verbal disebabkan terganggunya
hubungan antara area asosiasi auditori (area 22) dengan korteks enthorhinal dari
hipokampus kiri, sedangkan gangguan memori visual disebabkan oleh
terganggunya hubungan antara area asosiasi visual dengan korteks enthorhinal
hipokampus kanan (Natriana, 2001).
Ashraft (1994) mengemukakan memori (daya ingat) dan proses kognisi
lain dapat dipengaruhi oleh keadaan emosional yang sedang berlangsung dalam
diri seseorang seperti stres, depresi, kecemasan, suasana hati (mood) dan kondisi
serupa yang lain. Pengaruh emosi dapat terjadi pada setiap bagian dari
keseluruhan aktivitas kognitif, mulai dari pencatatan informasi, transformasi
(encoding), penyimpanan kedalam gudang memori (retention), sampai pada
penggalian informasi di dalam memori (retrieval) untuk dimunculkan kembali
dalam bentuk respon terhadap suatu tugas (recall).
2.2 Memori
Memori adalah salah satu fungsi kognitif yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasi (Halman, 2012). Secara sederhana, memori dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat
digunakan lagi di masa yang akan datang (Irwanto, 1999). Santrock (2005)
mendefinisikan memori sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui
10
tahap : pengkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali
(retrieval).
Sistem memori didefinisikan dalam hal mekanisme otaknya, jenis
informasi yang diproses, dan prinsip-prinsip pengoperasian informasi. Hal ini
menunjukkan bahwa memori merupakan gabungan dari semua pengalaman
mental. Dalam hal ini memori diibaratkan sebagai suatu bangunan yang harus
diakses dalam beberapa cara agar pemanggilan kembali (retrieval) terjadi secara
efektif (Lutz & Huitt, 2003).
Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala
bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu
dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu.
Tanpa memori, individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri, karena
pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan
yang hanya dapat terlaksana dengan adanya memori (Desmita, 2005).
Model penyimpanan memori berkaitan dengan rentang waktu memori yang
dapat dipertahankan dan terbagi dalam 3 golongan, yaitu : memori sensori (sensory
memory), memori jangka pendek (short term memory, STM), dan memori jangka
panjang (long term memory, LTM) (Putranto, 2009).
Memori jangka pendek bertindak sebagai tempat menyimpan data
sementara, digunakan untuk menyimpan informasi yang hanya dibutuhkan sesaat.
Memori jangka pendek tidak permanen, penyimpanannya akan terhapus dalam
waktu pendek, kecuali diupayakan secara khusus, seperti mengulang-ulangnya
(Jonides dkk, 2008).
11
Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang sangat terbatas dan
informasi yang diterima akan mulai hilang dalam 15-30 detik, dengan asumsi
tidak ada latihan atau pengulangan. Bahkan penelitian telah membuktikan bahwa
keterbatasan kapasitas memori jangka pendek hanya dapat menerima rangsangan
5 ± 2 dalam satu waktu (Lutz & Huitt, 2003). Dalam kepustakaan lain, memori
jangka pendek dicirikan oleh ingatan mengenai 5 sampai 10 item (7 ± 2 item)
(Atkinson dkk, 2000).
Memori jangka pendek sering diukur menggunakan rentang memori
(memory span) yaitu jumlah item yang dapat diulang kembali dengan tepat
sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan
yang tidak berhubungan satu sama lain, berupa angka, huruf atau simbol. Tes
rentang memori pada umumnya dimasukkan ke dalam tes intelegensia yang telah
dibakukan item-itemnya. Tes ini membuktikan bahwa rentang memori meningkat
bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar (Desmita, 2005).
Memori jangka pedek memiliki dua fungsi penting yaitu menyimpan
material yang diperlukan untuk periode waktu yang pendek dan berperan sebagai
ruang kerja untuk perhitungan mental. Selain itu memori jangka pendek
merupakan stasiun perhentian ke memori jangka panjang. Artinya, informasi
mungkin berada di memori jangka pendek sementara informasi sedang disandikan
menjadi memori jangka panjang. Salah satu teori yang membahas transfer dari
memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang dinamakan dual memory
model. Model ini berpendapat jika informasi memasuki memori jangka pendek,
12
informasi tersebut dapat dipertahankan dengan pengulangan atau hilang karena
penggeseran atau peluruhan (Atkinson, 2000).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Memori Jangka Pendek
2.3.1 Umur
Menggunakan tes memory span, terbukti bahwa rentang memori
meningkat bersamaan dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar. Rentang
memori anak meningkat dari 2 digit pada usia 2 tahun – 3 tahun dan sekitar 5 digit
pada usia 7 tahun (tabel 2.1). Perbedaan ini terjadi karena anak – anak yang lebih
tua lebih banyak mengulang daripada anak – anak yang lebih muda. Kecepatan
dan efisiensi pemrosesan informasi juga berperan, terutama kecepatan dalam item
– item ingatan yang bisa diidentifikasi. Bahkan jika kecepatan pengulangan dapat
dikendalikan, rentang memori anak usia 6 tahun sama dengan rentang memori
orang dewasa muda (Desmita, 2005).
Tabel 2.1 Kapasitas Memori Jangka Pendek (Bunuel, 2011)
Umur
(tahun)
Memory Span
2
4
6
8
10
12
18
Memahami tentang plastisitas otak
2
3
4
5
6
6
7
merupakan hal yang sangat penting.
Neuroplastisitas mengacu pada perubahan – perubahan struktural dan fungsional
13
pada otak yang disebabkan oleh latihan dan pengalaman. Plastisitas otak menjadi
maksimal pada beberapa tahun pertama kehidupan, namun berlanjut dengan
kecepatan yang lebih lambat seumur hidup. Plastisitas ini lebih tinggi pada
beberapa bagian otak bila dibandingkan dengan bagian otak yang lain, dan lebih
tinggi pada periode – periode waktu tertentu dalam kehidupan dibandingkan
periode yang lain (Mundkur, 2005).
Prinsip – prinsip “use it or lose it” dan “use it and grow it” merupakan
dasar prinsip – prinsip plastisitas otak. Ketika sel – sel aktif bersama-sama maka
sinaps-sinaps akan diperkuat dan dipertahankan. Penguatan dan pemeliharaan
neuron-neuron ini sangat bergantung pada aktivitas. Neuron-neuron dan sinapssinaps yang teraktivasi berulang-ulang akan dipertahankan sedangkan yang tidak
teraktivasi akan dipangkas (Mundkur, 2005).
2.3.2 Nutrisi
Kecukupan zat gizi pada anak merupakan prasyarat yang sangat penting
dalam perkembangan anak termasuk di dalamnya perkembangan otak. Zat gizi
yang dibutuhkan untuk perkembangan otak bukan hanya zat gizi makro tetapi
juga zat gizi mikro. Anak yang mengalami kurang nutrisi terutama selama periode
kritis pertumbuhan otak akan mempunyai nilai yang lebih rendah pada tes
perbendaharaan kata, pemahaman bacaan, aritmatika dan pengetahuan umum
serta mengalami gangguan perkembangan motorik (Arizal dkk, 2002).
14
Kurang nutrisi pada masa bayi dan anak dini mempunyai efek yang
merugikan pada perkembangan kognitif dan tingkah laku anak melalui
mekanisme yang belum dimengerti sepenuhnya (Putranto, 2009).
Gangguan gizi pada anak dapat mempengaruhi perkembangan baik fisik
maupun mentalnya. Anak yang menderita gangguan gizi berat memperlihatkan
tanda-tanda apati, kurang menunjukkan perhatian terhadap sekitar dan lambat
bereaksi terhadap suatu rangsangan. Umumnya anak yang menderita gangguan
gizi membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar dibandingkan anak normal
(Widyawati, 2002).
2.3.3 Stres
Stres terjadi jika seseorang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka
rasakan sebagai sesuatu yang mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya.
Peristiwa tersebut biasanya dinamakan stressor, dan reaksi orang terhadap
peristiwa tersebut dinamakan respon stres (Atkinson, 2000).
Situasi stres akan menghasilkan reaksi emosional. Selain reaksi emosional,
orang seringkali menunjukkan gangguan kognitif yang cukup berat jika
berhadapan dengan stressor yang serius. Mereka akan sulit berkonsentrasi dan
mengorganisasikan pikiran mereka secara logis dan mungkin mudah terdistraksi
(Hannaford, 1995).
15
Pada kondisi stres, hipotalamus melepaskan pesan-pesan kimiawi yang
berkomunikasi dengan kelenjar pituitary, yang selanjutnya akan mengirim pesanpesan ke korteks adrenal untuk mengeluarkan kortisol (Wade&Travris, 2007).
Di otak, kortisol akan menghambat fungsi hipokampus yang sangat
berperan dalam pembentukan memori. Hipokampus merupakan bagian dari sistem
limbik yang berperan penting dalam pemrosesan dan penguatan memori jangka
pendek dan jangka panjang. Stres yang berkepanjangan menyebabkan hilangnya
neuron pada hipokampus dan akhirnya mengakibatkan kerusakan memori
(Rossman, 2010).
2.3.4 Stimulasi
Menurut Soetjiningsih (1995) dalam periode perkembangan anak yaitu
periode kritis antara 0 – 3 tahun diperlukan stimulasi yang berguna untuk
meningkatkan potensi yang ada pada anak, termasuk perkembangan memori.
Telah diteliti bahwa semakin banyak stimulasi yang diterima seorang anak di
lingkungan rumah atau formal akan mempengaruhi fungsi kognitif anak (Putranto,
2009).
Tidak hanya saat periode kritis, tetapi juga periode selanjutnya, bahkan
seumur hidup diperlukan stimulasi yang baik untuk mempertahankan fungsi
kognitif manusia (Sidiarto, 2003).
Gerakan yang menggunakan seluruh tubuh dapat membantu dalam
merangsang kecerdasan otak sehingga diperlukan rangsangan berupa gerakan
16
yang diberikan sedini mungkin untuk merangsang kecerdasan otak anak. Setiap
rangsangan, secara otomatis menghasilkan sinapsis. Semakin banyak dan sering
sebuah rangsangan diterima oleh anak, maka sinapsis tersebut akan semakin
banyak dan kuat. Sinapsis inilah yang akan mendasari memori atau daya ingat.
Jika sinapsis kuat, maka daya ingat juga kuat (Suryaningsih, 2014).
2.4 Brain Gym
Brain gym merupakan serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan
dan dapat meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan
otak. Gerakan-gerakan yang dilakukan bertujuan untuk menghubungkan /
menyatukan pikiran dan tubuh. Brain gym merupakan bagian dari proses edukasi
kinesiologi. Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan tubuh
antara otot dan postur terhadap fungsi otak (Sularyo&Handryastuti, 2002).
Brain gym merupakan bagian dari sistem yang oleh Dennison disebut
sistem edukasi kinesiologi, dimana sistem ini didasarkan pada pengetahuan
tentang hubungan yang sangat erat antara perkembangan fisik, pemahaman
bahasa, kemahiran berkomunikasi dan prestasi akademik. Sistem ini diciptakan
oleh Paul.E.Dennison pada tahun 1980. Seiring bertambahnya waktu, Dennison
bekerja sama dengan para pakar neurologi, perkembangan anak, pelatihan
penglihatan, chiropractor, kinesiologi olahraga, kinesiologi terapan, akupresur
dan mengembangkan gerakan senam otak serta pemahaman baru tentang proses
belajar (Dennison, 2008).
17
2.4.1 Mekanisme Kerja Brain Gym
Menurut Dennison tahun 2008 fungsi otak dibagi dalam 3 dimensi yaitu
dimensi lateralitas, pemfokusan dan pemusatan (laterality, focus and centering).
Fungsi gerakan brain gym yang terkait dengan 3 dimensi otak tersebut adalah
untuk menstimulasi dimensi lateralis, meringankan dimensi pemfokusan dan
merelaksasikan dimensi pemusatan.
Lateralitas otak manusia dibagi dalam sisi kiri dan kanan. Dimensi
lateralis menjelaskan kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi. Otak
merupakan pusat kegiatan tubuh yang akan mengaktifkan seluruh organ dan
sistem tubuh melalui pesan – pesan yang disampaikan melewati serabut syaraf
secara sadar maupun tidak sadar. Maka dalam hal ini belahan otak kiri akan aktif
jika sisi kanan tubuh digerakan dan begitu pula sebaliknya. Sifat ini
memungkinkan munculnya dominasi salah satu sisi (Dennison, 2008).
Dimensi fokus menjelaskan hubungan antara area otak yang ada di bagian
depan dan belakang. Hal ini berhubungan dengan kemampuan pemahaman,
pengertian dan konsentrasi (Dennison, 2008).
Dimensi pemusatan menyangkut tentang hubungan antara bagian atas dan
bawah otak. Dimensi pemusatan mengharmonisasikan emosi dengan fikiran
rasional. Keahlian ini berhubungan dengan pengorganisasian/ merasakan/
mengekspresikan emosi dan akan merespon secara lebih rasional dan bukan
berdasar emosi semata. Gerakan brain gym diharapkan dapat membuat badan dan
otak menjadi relaks (Dennison, 2008).
18
Fungsi otak yang sukses memerlukan hubungan yang efesien melewati
jalur saraf yang ada di seluruh otak. Ketika kita berada dalam keadaan stres, otak
bereaksi dengan menghambat transmisi informasi yang bersifat simultan. Salah
satu hemisfer akan switched off yang akan menyebabkan terjadinya masalah
dalam koordinasi dan gangguan terhadap kemampuan untuk berfikir jernih,
memecahkan masalah, kemampuan komprehensi, organisasi dan komunikasi
secara efektif. Dalam hal ini brain gym dapat mengakses kedua hemisfer secara
simultan, hemisfer akan kembali switched on dan berada dalam kondisi
terintegrasi (Sularyo&Handryastuti, 2002).
Otak mengontrol semua fungsi tubuh, brain gym memanfaatkan dan
membentuk relasi diantara otak dan tubuh, dengan melakukan gerakan – gerakan
tersebut dapat mengintegrasikan semua area yang berhubungan dalam proses
belajar untuk meningkatkan kemampuan memaksimalkan kedua belah hemisfer.
Brain gym mengintegrasikan brainstem, midbrain (sistem limbik, kontrol suhu,
memori, emosi, kelenjar dan kimia tubuh), neo cortex (kemampuan berpikir yang
tertinggi, komunikasi, hemisfer kiri dan kanan) (Sularyo&Handryastuti, 2002).
Dalam keadaan stres, brain stem adalah fokus aktifitas otak dan berfungsi
untuk survival (tendon guard reflex) ketika menghadapi bahaya. Reflek ini dapat
terkunci oleh lingkungan dan menghambat akses ke memori (sistem limbik) dan
kemampuan berfikir (neo cortex). Brain gym dapat memperbaiki kemampuan
semua area otak dengan cara mengaktivasi semua fungsi (Sularyo&Handryastuti,
2002).
19
Brain gym dengan metode latihan dan gerakan akan meggunakan seluruh
otak melalui pembaruan pola gerakan tertentu untuk membuka bagian – bagian
otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Pada awalnya brain gym terbatas
untuk orang dewasa saja, memasuki tahun 2000-an brain gym dikembangkan
untuk membantu meningkatkan kecerdasan anak –anak sekolah. Gerakan –
gerakan senam ringan yang dilakukan dalam brain gym dapat memberikan
rangsangan atau stimulus ke otak. Stimulus itulah yang dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, misalnya kewaspadaan, konsentrasi dan kecepatan dalam
proses belajar serta kemampuan mengingat, pemecahan masalah ataupun
kreatifitas (As’adi, 2011).
Senam otak untuk anak dan dewasa dilakukan untuk memperbaiki :
kemampuan membaca, mengeja, komprehensi, menulis tangan dan membuat
tulisan, kepercayaan diri, koordinasi dan komunikasi, konsentrasi dan memori,
hiperaktifitas, mengatasi stres dan mencapai suatu tujuan, motivasi dan
mengembangkan
kepribadian,
ketrampilan
organisasai,
dan
penampilan
(Sularyo&Handryastuti, 2002).
2.4.2 Gerakan - Gerakan Brain Gym
Dalam brain gym, terdapat 24 gerakan fisik yang akan mengaktifkan
seluruh bagian tubuh. Gerakan – gerakan brain gym digolongkan dalam 3
kelompok yaitu gerakan menyeberangi garis tengah (midline movement) yang
mewakili dimensi lateralitas, gerakan meregangkan otot (lengthening activities)
20
yang mewakili dimensi fokus dan gerakan meningkatkan energi dan sikap
penguatan (energy exercises and deepening attitudes) yang mewakili dimensi
pemusatan (Dennison, 2008).
Terdapat empat gerakan yang dilakukan sebelum melakukan gerakan
brain gym yang dikenal dengan gerakan PACE (positif, aktif, clear dan
energetic). Gerakan PACE didesain untuk belajar memasukkan pikiran dan tubuh
ke dalam keadaan kecepatan tinggi untuk belajar mandiri dengan menggunakan
seluruh otak (Dennison, 2008). Aktifitas dari PACE tersebut adalah :
a) Energetic dilakukan dengan minum air putih untuk membantu
mengembalikan kadar air yang dibutuhkan. Meminum air putih secara
perlahan – lahan dan sedikit – sedikit akan membantu untuk
mengaktifkan fungsi jaringan – jaringan sel baru yang akan terbentuk
setelah melakukan gerakan brain gym.
b) Clear dilakukan dengan gerakan meletakkan ibu jari dan jari telunjuk
kanan di bawah clavicula dan dipijit secara perlahan – lahan sambil
menggerakan mata kearah kanan dan kiri secara perlahan – lahan tanpa
menggerakkan kepala. Gerakan ini bertujuan utuk merangsang titik –
titik reflek yang berlokasi di daerah tersebut. Selain itu gerakan ini
dapat melepaskan gerakan mata yang terhambat dengan merelaksasi
ketegangan di dalam otot di bagian belakang leher, otot yang berasal
dari daerah visual.
21
c) Active : melakukan gerakan silang antara tubuh bagian kanan dengan
tubuh bagian kiri. Gerakan ini akan mengaktifkan kedua belah sisi
tubuh secara bersamaan dan menghidupkan jalur – jalur saraf di
belahan otak kiri dan kanan. Para pakar membuat teori bahwa gerakan
kontralateral bekerja untuk mengaktifkan pusat bahasa dan wicara ke
otak. Di samping itu, integrasi bagian tubuh kanan dan bagian tubuh
kiri merupakan unsur penting karena ini memudahkan pembelajaran,
menstimulasi imajinasi dan mengaktifkan kreatifitas.
d) Positif atau kait rileks adalah gerakan mengaitkan kedua tangan dan
kedua kaki sambil memejamkan mata dan menarik nafas serta
menghembuskannya secara perlahan – lahan dan diulang beberapa
kali. Gerakan ini bertujuan untuk mengaktifkan otot – otot yang terkait
dengan keseimbangan yang membantu untuk mendapatkan kembali
keseimbangan fisik dan mental setelah seseorang mengalami stress
emosional maupun stress fisik dari lingkungan. Gerakan ini membuat
seseorang menjadi merasa lebih jernih, optimis, dan damai.
Gerakan-gerakan dalam brain gym, yaitu (Dennison, 2010) :
1.
Cross crawl (gerak menyilang)
Gerakan ini meningkatkan komunikasi dan intergrasi di antara kedua
hemisfer serebri dengan terbentuknya percabangan dan mielinisasi
persarafan di corpus callosum sehingga komunikasi antara kedua
hemisfer bertambah cepat dan lebih terintegrasi. Gerakan ini
22
meningkatkan koordinasi penglihatan, pendengaran, kemampuan
kinestetik sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, membaca,
menulis dan daya ingat. Gerakan silang ini dilakukan antara tubuh
bagian kanan dengan bagian kiri. Gerakan ini memiliki banyak variasi
gerakan. Salah satunya dapat dilakukan dengan menyentuh lutut kanan
dengan siku kiri kemudian bergantian menyentuh lutut kiri dengan
siku kanan. Pada saat melakukan gerakan ini, harus dipastikan bahwa
bahu dan pinggul ikut bergerak, bukan hanya sekedar menekuk perut
untuk menyentuh siku dan lutut.
Gambar 2. Cross crawl (gerak menyilang)
(Sularyo&Handryastuti, 2002)
2.
Alphabet 8s (abjad 8)
Gerakan ini mampu membuat anak untuk menulis lebih otomatis
dan memacu otak untuk berpikir kreatif. Dilakukan dengan
memadukan gerakan – gerakan yang terlibat dalam pembentukan
huruf.
23
Gambar 3. Alphabet 8s (abjad 8)
(Sularyo&Handryastuti, 2002)
3. Double doodle (menggambar dua tangan)
Melukis dengan 2 tangan sebelah menyebelah akan membangkitkan
keterarahan dan orientasi ruang, karena terkait dengan garis tengah
tubuh. Kegiatan ini melatih kemampuan kedua mata secara bersamaan
dan membantu pengembangan koordinasi tangan dan mata untuk
meningkatkan ketrampilan menulis. Menggambar dengan kedua
tangan pada saat yang sama ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah.
Gambar 4. Double doodle (Sularyo&Handryastuti, 2002)
24
4. Lazy 8 (8 malas)
Gerakan ini memadukan bidang penglihatan kiri dan kanan sehingga
meningkatkan integrasi otak kiri dan kanan sekaligus meningkatkan
keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan ini dapat meningkatkan
ketrampilan baca tulis dan pemahaman. Gerakan ini dilakukan dengan
cara tahan satu ibu jari setinggi posisi mata dan jarak baca, kemudian
menggambar angka 8 tidur (∞) di udara di bidang tengah pandang
mata. Gerakan ibu jari membentuk angka 8 tidur dengan gerakan
berlawanan arah jarum jam terlebih dahulu, naik, ke kiri atas dan putar,
dan selesaikan angka 8 tidur dengan menggerakkan ibu jari searah
jarum jam di sisi kanan. Buatlah gerakan ini 3 kali tiap tangan, kemudi
an 3 kali dengan kedua tangan.
Gambar 5. Lazy 8 (Sularyo&Handryastuti, 2002)
5. Belly breathing (pernapasan perut)
Gerakan ini meningkatkan persediaan oksigen untuk seluruh tubuh,
terlebih
untuk
otak.
Kegiatan
ini
merilekskan
SSP
sambil
25
meningkatkan kadar energi. Gerakan ini terbukti meningkatkan
kemampuan membaca dan berbicara. Letakkan tangan di perut. Buang
napas pendek pendek, lalu ambil napas dalam dan pelan-pelan. Tangan
mengikuti gerakan perut waktu membuang dan mengambil napas.
Gambar 6. Belly breathing (Sularyo&Handryastuti, 2002)
6. The elephant (gajah)
Gerakan ini mengaktifkan dan menyeimbangkan semua sistem pada
tubuh dan pikiran. Mengaktivasi sistem vestibular terutama canalis
semisirkularis demikian juga koordinasi tangan dan mata. Gerakan ini
memadukan sisi kiri dan kanan otak untuk penglihatan, pemahaman,
pendengaran, memori jangka pendek/panjang dan berpikir abstrak.
Gerakan ini dilakukan dengan menekuk lutut sedikit, lekatkan kepala
ke bahu dan tangan lurus ke depan. Gunakan tulang dada untuk
menggerakkan seluruh badan atas membuat gerakan Lazy 8 . Lihat ke
jari dan ulangi dengan tangan satunya.
26
Gambar 7. The elephant (Sularyo&Handryastuti, 2002)
7. Neck rolls (putar kepala )
Gerakan ini mampu menurunkan tegangan otot leher,meningkatkan
kemampuan melaksanakan kegiatan mental tanpa tekanan. Gerakan ini
meningkatkan pernapasan dan relaksasi titik-titik vokal untuk
pembicaraan yang lebih beresonansi. Karena ada peningkatan di dalam
kemampuan menggerakkan mata dari kiri ke kanan melewati bidang
tengah penglihatan, maka kemampuan baca juga meningkat.
Tundukkan kepala ke depan, dan pelan-pelan putar dari satu sisi ke sisi
lainnya. Tengadahkan kepala ke belakang, dan putar lagi ke kiri ke
kanan. Ulangi dengan bahu diturunkan.
Gambar 8. Neck rolls
(Sularyo&Handryastuti, 2002)
27
8. The rocker (pompa bokong)
Gerakan ini mengurut lengan dan paha, membantu menurunkan
tegangan otot di bagian belakang tubuh yang menghalangi gerakan ke
depan dengan mudah. Meningkatkan aliran cairan serebrospinal ke
otak, jadi meningkatkan kemampuan untuk fokus, konsentrasi dan
pemahaman. Duduk di lantai, tangan ditaruh di belakang, ditekuk, ke 2
kaki diangkat sedikit, dan gerakkan pinggul memutar beberapa kali
sampai rilek.
Gambar 9. The Rocker (Sularyo&Handryastuti, 2002)
9. Cross crawl sit-up (gerak diagonal telentang)
Gerakan ini mengaktifkan kedua belahan otak secara serempak. Ia
menggabungkan otak untuk koordinasi penglihatan, pendengaran dan
kemampuan kinestetik. Jadi meningkatkan kemampuan mendengar,
membaca, menulis dan daya ingat.
28
Gambar 10. Cross crawl sit-up (Sularyo&Handryastuti, 2002)
10. Energizer (kepala kobra)
Gerakan ini terdiri dari menarik nafas panjang dan dalam sehingga
meningkatkan oksigenasi, relaksasi otot leher dan bahu. Gerakan ini
membangkitkan sistem terutama setelah bekerja di depan komputer
dan duduk dalam waktu yang lama. Dapat memperbaiki postur,
konsentrasi dan perhatian, secara khusus berguna selama bekerja di
depan komputer.
Gambar 11. Energizer (Sularyo&Handryastuti, 2002)
11. The owl (burung hantu)
Gerakan ini adalah urut bahu kanan dan kiri, tarik nafas saat kepala
beradan di posisi tengah, kemudian hembuskan nafas ke samping.
Fungsi gerakan ini adalah untuk menunjang konsentrasi, daya ingat
dan kemampuan berhitung serta mengurai ketegangan otot.
29
Gambar 12. The owl (Sularyo&Handryastuti, 2002)
12. Arm activation (mengaktifkan tangan)
Gerakan ini meregangkan otot bahu dan dada atas. Gerakan ini
merilekskan dan mengkoordinasi otot-otot bahu dan lengan serta
membantu otak dalam kemudahan menulis dengan tangan, mengucap
dan menulis kreatif. Luruskan satu tangan ke atas, ke samping kuping.
Buang nafas pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong
tangan melawan tangan satunya keempat jurusan (depan, belakang, ke
dalam dan keluar).
Gambar 13. Arm activation (Sularyo&Handryastuti, 2002)
30
13. The footflex (melenturkan sendi kaki)
Gerakan ini mengembalikan ukuran panjang alamiah sendi-sendi
bagian belakang kaki. Gerakan ini akan merilekskan refleksi untuk
bertahan sekaligus meningkatkan kemampuan komunikasi, konsentrasi
dan menyelesaikan pekerjaan. Cengkeram tempat-tempat yang terasa
sakit di pergelangan kaki., betis dan belakang lutut satu persatu,
sementara pelan-pelan kaki digerakkan ke luar dan ke dalam.
Gambar 14. The footflex (Sularyo&Handryastuti, 2002)
14. Calf pump (pompa betis)
Gerakan ini menghasilkan kekuatan yang lebih alamiah bagi otot dan
tulang di bagian belakang tubuh. Kegiatan ini mempermudah refleks
bertahan dan membebaskan perasaan-perasaan yang membuat kita
tidak mampu ikut serta dalam melakukan kegiatan yang positif. Pompa
ini meningkatkan konsentrasi perhatian, pemahaman yang mendalam
dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu sampai selesai. Majukan
badan ke depan dan buang nafas, pelan-pelan tekan telapak kaki ke
31
belakang lantai, kemudian angkat ke atas sambil ambil nafas dalam.
Ulangi 3x tiap kaki.
Gambar 15. Calf pump (Sularyo&Handryastuti, 2002)
15. The gravity glider (bandul gravitasi)
Gerakan
ini
keseimbangan
merilekskan
dan
kelompok otot,
koordinasi
seluruh
ini
tubuh
penting
dan
untuk
membantu
pemahaman. Silangkan kaki, lutut tetap relaks. Tundukkan badan ke
depan dengan tangan lurus, buang napas waktu turun, dan ambil napas
waktu naik. Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki.
Gambar 16. The Gravity Glider (Sularyo&Handryastuti, 2002)
32
16. The grounder (kuda-kuda)
Kegiatan ini memperlancar dan merilekskan kelompok otot di paha
yang menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh. Melakukan gerakan
ini dapat meningkatkan pemahaman, memori jangka pendek, ekspresi
dan ketrampilan organisasi. Mulai dengan kaki terbuka, arahkan kaki
kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan
sambil buang nafas, lalu ambil napas waktu lutut kanan diluruskan
kembali. Ulangi 3 x, kemudian ganti dengan kaki kiri.
Gambar 17. The grounder (Sularyo&Handryastuti, 2002)
17. Brain buttons (tombol otak)
Kegiatan ini merangsang aliran darah yang kaya oksigen melalui arteri
karotis ke otak. Tombol ini membantu membentuk kembali pesanpesan yang terarah dari bagian tubuh ke otak dan penglihatan, jadi
meningkatkan hubungan silang antara otak untuk membaca, menulis,
berbicara dan mengikuti petunjuk. Sambil menyentuh pusar, pijat keras
sisi kiri dan kanan tulang tengah (sternum) di bawah tulang dada.
33
Gambar 18. Brain buttons (Sularyo&Handryastuti, 2002)
18. Earth buttons (tombol bumi)
Menyentuh tempat-tempat ini merangsang otak dan menyegarkan
kembali kelelahan mental yang berat, mampu
meningkatkan
ketrampilan organisasional dan meningkatkan kemampuan untuk
terfokus pada obyek yang dekat. Taruh 2 jari di bawah bibir dan
tangan yang satu di os.pubis. Nafaskan energi ke atas, ke tengahtengah badan.
Gambar 19. Earth buttons(Sularyo&Handryastuti, 2002)
34
19. Space buttons (tombol ruang)
Menekan 2 titik ini merangsang gerakan seluruh sistem yang
meningkatkan perhatian, fokus, motivasi dan intuisi pengambilan
keputusan. Taruh 2 jari di atas bibir dan tangan satunya di tulang ekor
selama 1 menit, nafaskan energi ke atas tulang punggung.
Gambar 20. Space buttons (Sularyo&Handryastuti, 2002)
20. The thinking cap (pijat kuping)
Kegiatan ini membangkitkan mekanisme pendengaran dan memori.
Sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, memori jangka
pendek dan ketrampilan berpikir abstrak. Pelan-pelan buka daun
kuping keluar, 3 x dari atas ke bawah.
Gambar 21. The thinking cap (Sularyo&Handryastuti, 2002)
35
21. Balance button (tombol keseimbangan)
Kegiatan ini merangsang sistem keseimbangan tubuh di telinga bagian
dalam. Gerakan ini akan memperbaiki keseimbangan, merilekskan
mata dan bagian lain tubuh anda serta mempermudah perhatian anda
untuk berpikir dan melakukan kegiatan. Pengambilan keputusan,
konsentrasi dan pemecahan masalah semuanya akan meningkat pada
saat organisasi tubuh meningkat. Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga
dan taruh tangan satunya di pusar. Nafaskan energi ke atas, setelah 1
menit sentuh belakang telinga yang lain.
Gambar 22. Balance button (Sularyo&Handryastuti, 2002)
22. The energy yawn (pijat otot menguap)
Lebih dari 50% hubungan saraf dari otak ke bagian lain tubuh berjalan
lewat persambungan rahang. Mengurut-urut bagian otot yang
menggerakkan
mulut
untuk
buka
tutup
merilekskan
rahang,
memperlancar hubungan-hubungan saraf untuk peningkatan otak
secara keseluruhan. Taruh jari di rahang yang terasa tegang. Buat suara
menguap lebar dan rileks, sambil memijat pelan untuk melepas
ketegangan.
36
Gambar 23. The energy yawn (Sularyo&Handryastuti, 2002)
23. Cook’s hook up (duduk angkat kaki jari bersentuhan)
Kegiatan ini menyeimbangkan dan menghubungkan dua hemisfer.
Kegiatan ini memperkuat energi elektris tubuh,terlebih dalam situasi
yang penuh tekanan dan tidak biasa seperti pada saat bekerja dengan
komputer, TV, AC. Pertama, taruh menyilang kaki kiri di atas paha
kanan atau sebaliknya. Lalu tangan kanan memegang pergelangan kiri
dan tangan kiri pada telapak bawah kaki kanan. Kedua, turunkan kaki,
satukan kedua tangan sambil terus bernafas dalam selama 1 menit lagi.
Gambar 24. Cook’s hook up (Sularyo&Handryastuti, 2002)
37
24. Positive points (titik positif )
Titik positif adalah titik-titik tekanan di dahi yang khusus diketahui
untuk refleks menghadapi sesuatu atau lari dari sesuatu, jadi
menurunkan tekanan stres emosional. Sentuh perlahan the positive
points, dua tonjolan di dahi. Aplikasi gerakan-gerakan senam otak
dalam kehidupan sehari-hari tergantung dari kebutuhan seseorang.
Misalnya dalam pekerjaan akuntansi yang memerlukan kemampuan
matematis, maka gerakan-gerakan senam otak adalah tombol bumi,
tombol ruang, tombol keseimbangan, pijat kuping, burung hantu dan
pijat otot menguap.
Gambar 25. Positive points (Sularyo&Handryastuti, 2002)
2.5 Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun
(Undang-undang Sisdiknas, 2003) dan 0-8 tahun menurut pakar pendidik anak.
Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan
38
dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan
yang
khusus
sesuai
dengan
tingkat
pertumbuhan
dan
perkembangannya.
Pada masa ini merupakan masa emas (golden age), karena anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Menurut berbagai
penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk
dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan
otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Syamsiyatun,
2012).
Awal masa kanak – kanak berlangsung dari usia 2 – 6 tahun, oleh orang
tua disebut sebagai usia problematik, menyulitkan, atau main; oleh para pendidik
disebut usia prasekolah; dan oleh para ahli psikologi sebagai prakelompok,
penjelajah atau usia bertanya. Pada usia ini anak memiliki karakteristik
perkembangan dan kemampuan tersendiri (Rahman, 2009).
Karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut : anak usia 4 – 5 tahun:
gerakan lebih terkoordinasi, senang bermain dengan kata, dapat duduk diam dan
menyelesaikan tugas dengan hati-hati, dapat mengurus diri sendiri, dapat
membedakan satu dengan banyak. Anak usia 5 – 6 tahun : gerakan lebih
terkontrol, perkembangan bahasa sudah cukup baik, dapat bermain dan berkawan,
peka terhadap situasi sosial, mengetahui perbedaan kelamin dan status, dapat
berhitung 1 – 10 (Syamsiyatun, 2012).
Berdasarkan karakteristik tersebut diketahui bahwa anak usia 5 – 6 tahun
(kelompok
B),
mereka
dapat
melakukan
gerakan
yang
terkoordinasi,
39
perkembangan bahasa sudah baik dan mampu berinteraksi sosial. Dengan
koordinasi gerakan yang baik anak mampu menggerakkan mata-tangan untuk
mewujudkan imajinasinya ke dalam bentuk gambar (Syamsiyatun, 2012).
2.5.1 Perkembangan Fisik – Motorik
Perkembangan fisik/motorik akan mempengaruhi kehidupan anak baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Hurlock menambahkan bahwa secara
langsung, perkembangan fisik akan menentukan kemampuan dalam bergerak.
Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi
bagaimana anak memandang dirinya sendiri dan orang lain (Syamsiyatun, 2012).
Perkembangan motorik anak terdiri dari dua, yaitu motorik kasar dan
motorik halus. Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun
adalah melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari.
Sedangkan usia 4 tahun, anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah
berani mengambil resiko seperti jika anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu
dapat turun dengan cara yang sama. Lalu, pada usia 5 tahun anak lebih percaya
diri
lagi
dengan
mencoba
untuk berlomba
dengan
teman
sebayanya
(Rahman,2009).
Perkembangan motorik halus anak dapat dilihat pada usia 3 tahun yakni
kemampuan anak masih terkait dengan kemampuan bayi untu menempatkan dan
memegang benda-benda. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak
semakin meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok. Sedangkan
40
pada usia 5 tahun, mereka sudah memiliki koordinasi mata yang bagus dengan
memadukan tangan, lengan, dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak (Rahman,
2009).
Perkembangan fisik-motorik pada anak usia 5 – 6 tahun (kelompok B) otot
kasar dan otot halus anak sudah berkembang. Anak memiliki banyak tenaga untuk
melakukan kegiatan dan umumnya mereka sangat aktif. Anak sudah dapat
melakukan gerakan yang terkoordinasi. Keterampilan yang menggunakan otot
kaki dan tangan sudah berkembang dengan baik (Syamsiyatun, 2012).
2.5.2 Perkembangan Kognitif
Istilah kognitif (cognitive) berasal dari kata cognition atau knowing berarti
konsep luas dan inklusi yang mengacu pada kegiatan mental yang tampak dalam
pemerolehan, organisasi / penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam arti
yang luas, kognitif merupakan ranah kejiwaan yang berpusat di otak dan
berhubungan dengan konasi (kehendak), afeksi (perasaan)(Rahman, 2009).
Perkembangan
kognitif
menggambarkan
bagaimana
pikiran
anak
berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Keat menyatakan bahwa
perkembangan kognitif merupakan proses mental yang mencakup pemahaman
tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir dan
mengerti. Proses mental yang dimaksud adalah proses pengolahan informasi yang
menjangkau kegiatan kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan masalah dan
pembentukan konsep. Hal ini juga menjangkau kreativitas, imajinasi dan ingatan
(Syamsiyatun, 2012).
41
Ada 2 teori utama perkembangan kognitif, yakni; teori pembelajaran dan
teori perkembangan kognitif. Menurut Peaget, seorang pakar psikologi kognitif
dan psikologi anak, dapat disimpulkan 4 tahap perkembangan kognitif, yaitu;
tahap sensori motor (0 – 2 tahun), tahap pra operasional (2 – 7 tahun), tahap
konkrit operasional (7 – 11 tahun), tahap formal operasional (11 – 15 tahun).
Anak usia 5 – 6 tahun berada pada tahap pra operasional. Pada tahap ini
anak mulai menunjukan proses berfikir yang jelas. Anak mulai mengenali
beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak
sudah sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis (Syamsiyatun, 2012).
2.5.3 Perkembangan Sosio Emosional
Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang melibatkan perpaduan antara
gejolak fisiologis dan gejala perilaku yang terlihat. Perkembangan emosi
memainkan peranan yang penting dalam kehidupan terutama dalam hal
penyesuaian pribadi dan sosial anak dengan lingkungan (Syamsiyatun, 2012).
Menurut Ericson, anak usia TK berada pada tahap innititive vs guilt yang
sedang berkembang kearah industry vs inferiority. Ismail menyatakan bahwa pada
tahap ini anak mengalami perkembangan yang positif dalam kreativitas, banyak
ide, imajinasi, berani mencoba, berani mengambil resiko dan mudah bergaul. Pada
tahap ini anak dapat menunjukan sikap inisiatif, yaitu mulai lepas dari ikatan
orang tua, bergerak bebas dan mulai berinteraksi dengan lingkungan
(Syamsiyatun, 2012).
42
Ada beberapa karakteristik perkembangan sosial anak usia 5 tahun antara
lain : dapat mengatur emosi dan mengungkapkan perasaan dengan cara yang bisa
diterima secara sosial, anak mampu memisahkan perasaan dengan tindakan
mereka, menghayati perilaku sosial yang pantas, kekerasan emosi dan ledakan
fisik mulai berkurang karena anak telah mampu mengungkapkan perasaan melalui
kata-kata, dan dapat melucu atau membuat lelucon (Syamsiyatun, 2012).
Anak usia 5 – 6 tahun sudah mampu mengembangkan inisiatif untuk
menjelaskan dan mencoba apa yang dia inginkan. Anak mampu menunjukan
reaksi emosi dengan lebih proporsional (Syamsiyatun, 2012).
2.5.4 Perkembangan Bahasa
Penguasaan bahasa anak berkembang menurut hukum alami, yaitu
mengikuti bakat, kodrat dan ritme yang alami. Perkembangan bahasa anak
berjalan sesuai jadwal biologisnya. Perkembangan bahasa tidaklah ditentukan
pada umur, namun mengarah pada perkembangan motoriknya. Lingkungan juga
memegang peranan dalam perkembangan bahasa anak. Bahasa anak akan muncul
dan berkembang melalui berbagai situasi interaksi sosial (Syamsiyatun, 2012).
Karakteristik perkembangan bahasa anak pada usia 5 tahun adalah sebagai
berikut : perbendaharaan kosakata mencapai 5000 – 8000 kata, struktur kalimat
menjadi lebih rumit, berbicara dengan lancar, benar dan jelas tata bahasa kecuali
pada kesalahan pelafalan, dapat menggunakan kata ganti orang dengan benar,
43
mampu mendengarkan orang yang sedang berbicara, dan senang menggunakan
bahasa untuk permainan dan cerita (Syamsiyatun, 2012).
Bahasa merupakan ungkapan dari apa yang difikirkan anak, sehingga
bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan orang
lain. Anak usia 5 – 6 tahun sudah mampu berbicara dengan struktur kalimat yang
lebih rumit dan anak senang menggunakan bahasa untuk menceritakan gagasan,
pengalaman, pengetahuan dan apa yang difikirkan kepada orang lain
(Syamsiyatun, 2012).
Download