ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF (Studi pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perusahaan memilih akuntansi konservatif pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Faktor-faktor yang diidentifikasi adalah size hypothesis dan debt to equity hypothesis. Sample penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria purposive sampling pada penelitian ini. Periode penelitian ini adalah tahun 2007 – 2009. Data diolah dengan SPSS 13.0. Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil uji regresi linier berganda menunjukan bahwa size hiypothesis (ukuran perusahaan, risiko saham, intensitas modal, rasio konsentrasi) dan debt/equity hypothesis (rasio leverage) berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007--2009. Keywords: Conservatism, size hypothesis, debt to equity hypothesis Penulis : Safira Sungkar NPM : 0611031018 e-mail : [email protected] Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A Pembimbing II : Komaruddin, S.E., M.Si., Akt 1. Pendahuluan Konservatisme merupakan rekasi yang berhati-hati atas ketidakpastian yang ada agar ketidakpastian dan risiko yang berkaitan dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan dengan cukup memadai. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan. Konsep konservatisme menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti manajer perusahaan akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi yang didasarkan pada keadaan, harapan kejadian atau hasil yang dianggap kurang menguntungkan. Implikasi konsep ini terhadap prinsip akuntansi adalah akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar (Suwardjono, 1989). Dalam konteks agensi, motif memilih kebijakan akuntansi berhubungan erat dengan adaya perbedaan kepentingan antar pihak yang terkait. Manajer dihadapkan pada konflik kepentingan dengan stockholder, debtholder, pemerintah, karyawan dan bahkan dengan manajer lainnya dalam perusahaan. Hal ini yang kemudian memunculkan sikap oportunis manajemen untuk mendapatkan bonus (bonus plan), menghindar dari debt covenant, dan menghindar dari political cost. Berdasarkan penelitian Almilia (2004) menunjukan semakin rendah size suatu perusahaan (yang diproksikan dengan total penjualan) maka laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan cenderung konservatif dan semakin tinggi debt to total asset ratio maka laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan cenderung tidak konservatif atau optimis. Sari dan Adhariani (2008) menyimpulkan size hyphotesis berpengaruh positif terhadap pengukuran konservatisme akuntansi namun debt/equity hyphotesis tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme. Berdasarkan uraian di atas maka penulis menjabarkan pokok permasalahan yang akan dibahas meliputi: 1. Apakah size perusahaan yang mencakup ukuran, risiko saham, intensitas modal, dan rasio konsentrasi perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah debt to total assets ratio berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Landasan Teori 2.1 Konservatisme Konservatisme merupakan rekasi yang berhati-hati atas ketidakpastian yang ada agar ketidakpastian dan risiko yang berkaitan dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan dengan cukup memadai. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan. Lo dalam Fala (2007) mendefinisikan konservatisme sebagai suatu pandangan pesimistik dalam akuntansi. Akuntansi yang konservatif berarti bahwa akuntan bersikap pesimis dalam menghadapi ketidakpastian laba atau rugi dengan memilih prinsip atau kebijakan yang memperlambat pengakuan pendapatan, mempercepat pengakuan biaya, merendahkan penilaian aktiva dan meninggikan penilaian utang. Praktik konservatisme bisa terjadi karena standar akuntansi yang berlaku di Indonesia memperbolehkan perusahaan untuk memilih salah satu metode akuntansi dari kumpulan metode yang diperbolehkan pada situasi yang sama. Misalnya, PSAK No. 14 mengenai persediaan, PSAK No. 17 mengenai akuntansi penyusutan, PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak berwujud dan PSAK No. 20 mengenai biaya riset dan pengembangan. Akibat dari fleksibelitas dalam pemilihan metode akuntansi adalah terhadap angka-angka dalam laporan keuangan, baik laporan neraca maupun laba-rugi. Penerapan metode akuntansi yang berbeda akan menghasilkan angka yang berbeda dalam laporan keuangan. 2.2 Pengukuran Konservatisme Watts (2003) menyatakan dalam artikelnya yang berjudul “Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research Opportunities“, terdapat tiga ukuran konservatisme yaitu: 1. Earnings/stock return relation measures 2. Earnings/accrual measures 3. Net asset measures Ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui konservatisme laporan keuangan adalah nilai aktiva yang understatement dan kewajiban yang overstatement. Proksi pengukuran ini menggunakan rasio market to book value equity yang mencerminkan nilai pasar aktiva relatif terhadap nilai buku aktiva perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang konsevatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya. Rasio ini digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) dalam A. A. A. Ratna Dewi (2003) ketika meneliti tingkat konservatisme. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktek konservatisme akuntansi. Dalam penelitian ini, tingkat konservatisme akuntansi perusahaan diukur menggunakan market to book ratios (market value of common equity/book value of common equity). Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya Beaver dan Ryan (2000) dalam Sari dan Adhariani (2008). Book value dihitung menggunakan nilai ekuitas pada tanggal neraca yaitu tanggal 31 Desember dan market value diukur menggunakan harga penutupan saham pada tanggal pengumuman agar dapat merefleksikan respon pasar atas laporan keuangan. 2.3 Teori Sinyal (Signaling Theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme dalam pelaporannya, akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan akan direspon baik pula oleh pasar. Pada penelitian ini sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme sehingga laporan keuangannya berkualitas baik dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal yangdiberikan oleh perusahaan yang tidak menerapkan prinsip konservatisme dianggap sebagai berita buruk (bad news). Dalam penelitian ini untuk menentukan nilai konservatisme perusahaan dilihat nilai market to book rationya, apabila nilai pasarnya lebih besar dari nilai bukunya hal ini berarti laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan memberikan sinyal baik kepada investor dan dianggap sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme akuntansi dalam laporan keuangannya 2.4 Teori Akuntansi Positif Menurut Watt & Zimmerman (1986) dalam Januarti (2004) tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (explanation) menguraikan alasan mengapa suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus menjelaskan mengapa suatu praktek dilakukan, sebagai contoh teori harus menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai menggunakan metode FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori harus mampu memprediksi berbagai fenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan. 2.5 Teori Agensi Teori agensi yang berbasiskan stakeholder adalah teori utama dalam penelitian ini. Selanjutnya teori agensi dijadikan pijakan dari teori akuntansi positif. Teori akuntansi positif menggambarkan dan memprediksi apa yang akan dilakukan oleh manajer secara khusus (Watts dan Zimmerman, 1986). Dalam konteks teori agensi terkait dengan pemilihan kebijakan akuntansi, manajer akan bertindak oportunis untuk membela kepentingannya. Manajer oportunis memilih kebijakan akuntansi yang dapat menaikan laba dengan tujuan menghindari pelanggaran perjanjian hutang (debt covenant hypothesis) namun demikian, jika manajer mendapat tekanan dari pihak ketiga (misalnya pekerja, lembaga swadaya masyarakat, partai politik, pemerintah) akan cenderung menghindari tekanan tersebut dengan memilih kebijakan akuntansi yang dapat menunda/menurunkan laba dengan tujuan untuk meminimalisir biaya politik (political cost hypothesis). 2.6 Political Cost Hypothesis / Size Hyphotesis Menurut Almilia (2004), size hypothesis berdasar pada asumsi bahwa perusahaan besar lebih sensitif secara politis dan memiliki beban transfer kesejahteraan (biaya politis) yang lebih besar daripada perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar mungkin memiliki tarif pajak yang lebih tinggi, tetapi perusahaan besar kemungkinan juga memperoleh manfaat politis yang lebih besar (perjanjian dengan pemerintah yang menguntungkan dan pembatasan impor) sebagai kompensasi dari tarif pajak yang tinggi. Size hypothesis yakin pada pengujian asumsi oleh Zimmerman (1983) yang menyatakan bahwa perusahaan besar lebih sensitif secara politis daripada perusahaan yang lebih kecil. Oleh karenanya, political cost hypothesis disebut juga size hypothesis. Biaya politis dapat diamati berdasarkan beberapa indicator seperti: 2.6.1 Ukuran Perusahaan Zmijewski dan Hagerman dalam Almilia (2004) menghipotesiskan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar political cost sehingga para manajer perusahaan besar cenderung untuk memilih melaporkan laba yang lebih kecil dengan cara memilih metode akuntansi yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung konservatif. Ukuran perusahaan diukur dengan nilai total aktiva perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah: H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan 2.6.2 Risiko Perusahaan Zmijewski dan Hagerman dalam Almilia (2004) menghipotesiskan bahwa biaya politik bervariasi terhadap risiko perusahaan, dan perusahaan yang berisiko tinggi lebih besar kemungkinannya untuk memilih portofolio prosedur yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung konservatif. Risiko perusahaan diukur dengan beta saham perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah: H2: Risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan 2.6.3 Intensitas Modal Menurut Almilia (2004), perusahaan yang padat modal dihipotesiskan mempunyai biaya politik yang lebih besar dan lebih mungkin untuk mengurangi laba atau laporan keuangan cenderung konservatif. Intensitas modal diukur dengan nilai aktiva tetap dibagi dengan pendapatan bersih. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah: H3: Intensitas modal berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan 2.6.4 Rasio Konsentrasi Menurut Almilia (2004) rasio konsentrasi didefinisikan sebagai persentase penjualan perusahaan-perusahaan terbesar dalam industri terhadap total industri. Semakin tinggi rasio konsentrasi, semakin besar kemungkinannya manajer akan menggunakan prosedur-prosedur yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung konservatif. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah: H4: Rasio konsentrasi berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan 2.7 Debt/Equity Hypothesis Debt Hypothesis merupakan rasio leverage yang dilihat dari proksi hutang terhadap total aktiva perusahaan. Menurut Almilia (2004) Semakin tinggi rasio debt/total assets, semakin besar kemungkinan manajer menggunakan prosedur-prosedur yang menaikkan laba atau laporan keuangan cenderung tidak konservatif. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah: H5 : Rasio leverage berpengaruh negatif terhadap konservatisme laporan keuangan 3. Metode Penelitian 3.1 Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersumber dari laporan publikasi yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia pada sejak Januari 2007 yang berjumlah 28 perusahaan. Pemillihan sample berdasarkan perusahaan perbankan yang tergolong konservatif. 3.2 Model Analisis Data Pengujian model penelitian menggunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + ο₯ Keterangan: Y = Market to book ratio a = Konstanta b = Koefisien regresi X1 = Size perusahaan X2 = Risiko perusahaan X3 = Intensitas modal X4 = Rasio konsentrasi X5 = Rasio leverage. 3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 1. Ukuran perusahaan (X1) Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki atau total penjualan yang diperoleh. Pada penelitian ini ukuran perusahaan didasarkan pada jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sample. Dalam Sari dan Adhariani (2008) ukuran perusahaan diukur dengan: Ln Total aktiva 2. Risiko Perusahaan (X2) Risiko perusahaan diukur dengan beta saham perusahaan yang merupakan nilai koefisien regresi linier sederhana. Beta saham, merupakan resiko sistematis yang diukur dengan menggunakan Single Index Model, dengan persamaan (Wira, 2006): πΉππ = πΆπ + π·π πΉπ΄π + π Keterangan: Rit : Return saham perusahaan i pada periode t, yang diperoleh dari harga saham pada waktu t dikurangi harga saham pada waktu t-1 dibagi harga saham pada waktu t-1 αi : Intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan i βi : Beta untuk masing-masing perusahaan i RMt : Return pasar periode t, yang diperoleh dari indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari t dikurangi IHSG pada hari t-1 dibagi IHSG pada hari t-1 e 3. : Residual selama peride t, diasumsikan 0 Intensitas Modal (X3) Intensitas modal menunjukan berapa banyak aktiva tetap yang diinvestasikan untuk menghasilkan satu rupiah pendapatan. Dalam penelitian Sari dan Andhariani (2008) intensitas modal perusahaan diukur dengan: π»ππππ π¨πππππ π»ππππ π»ππππ π·πππ ππππππ π©πππππ 4. Rasio Konsentrasi (X4) Rasio konsentrasi merupakan posisi relatif penjualan perusahaan dalam satu jenis industri, dalam penelitian ini industri perbankan. Didefinisikan sebagai persentasi penjualan perusahaan dalam suatu industri, serta dapat memberikan gambaran tentang peran perusahaan yang ada dalam industri. Dalam penelitian Fanani, dkk (2008) rasio konsentrasi dihitung dengan: π·πππ ππππππ πππππππππππ π·πππ ππππππ π»ππππ π°ππ πππππ 5. Tingkat Leverage (X5) Tingkat Leverage menggambarkan seberapa jauh perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasiorasio yang dapat digunakan antara lain debt to total assets ratio, debt to equity ratio, dan long term debt to quity ratio. Dalam penalitian ini rasio Leverage yang digunakan adalah debt to total assets ratio (Sari dan Adhariani, 2008). π³πππππππ = 4. π»ππππ ππππππ π»ππππ ππππππ Analisis Pembahasan 4.1.1 Uji Statistik F Uji F merupakan pengujian secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut merupakan hasil Uji F : Signifikan Model Regresi (Uji F) ANOVAb Model 1 Regres sion Residual Total Sum of Squares 30,048 10,869 40,917 df 5 33 38 Mean Square 6,010 ,329 F 18,247 Sig. ,000a a. Predictors: (Constant), Rasio Leverage, Rasio Kons entrasi, Beta Saham, Ras io Intensitas Modal, Ln Total Aset b. Dependent Variable: Konservatisme Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai signifikan F hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti faktor size perusahaan (X1), beta saham (X2), intensitas modal (X3), rasio konsentrasi (X4), dan rasio leverage (X5) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2007--2009. 4.1.2 Uji Statistik t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara terpisah terhadap variabel independennya. Berikut adalah hasil Uji t : Tabel Signifikan Parameter Individual (Uji t) Coeffi cientsa Model 1 (Const ant) Ln Tot al As et Beta Saham Rasio Intensitas Modal Rasio Konsent rasi Rasio Leverage Unstandardized Coeffic ient s B St d. Error 5,818 2,634 ,220 ,104 1,113 ,132 2,056 ,505 6,202 2,998 -11,200 2,886 St andardiz ed Coeffic ient s Beta ,386 ,951 ,468 ,381 -,401 t 2,209 2,119 8,455 4,071 2,068 -3, 882 Sig. ,034 ,042 ,000 ,000 ,047 ,000 Collinearity Statistics Tolerance VIF ,242 ,637 ,609 ,237 ,753 4,126 1,571 1,643 4,224 1,328 a. Dependent Variable: Konservatisme Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa seluruh variabel independent mempunyai t-hitung yang signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian secara statistik faktor perusahaan (X1), beta saham (X2), intensitas modal (X3), rasio konsentrasi (X4), dan rasio leverage (X5) berpengaruh signifikan secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependennya, yaitu Konservatisme laporan keuangan. 4.1.3 Uji Koefisien Deteriminasi (R2) Tabel Nilai Koefisien Regresi dengan Variabel Dependen Konservatisme Laporan Keuangan Model Summ aryb Model 1 R R Square ,857a ,734 Adjust ed R Square ,694 St d. Error of the Es timate ,573900 DurbinW atson 2,203 a. Predic tors: (Constant), Ras io Leverage, Ras io Kons entrasi, Beta Saham, Rasio Intensitas Modal, Ln Total As et b. Dependent Variable: Konservat isme Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R-square sebesar 0,694 menunjukkan besaran pengaruh faktor size perusahaan (X1), beta saham (X2), intensitas modal (X3), rasio konsentrasi (X4), dan rasio leverage (X5) secara bersama-sama terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2007--2009 sebesar 69,4 persen, sedangkan sisanya 30,6 persen dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Berdasarkan pembahasan diatas maka bentuk persamaan regresi linier berganda adalah: Y = 5,818 + 0,220X1 + 1,113X2 + 2,056X3 + 6,202X4 - 11,200X5 + ο₯ 6. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Hasil perhitungan diketahui bahwa size hiypothesis (ukuran perusahaan, risiko saham, intensitas modal, rasio konsentrasi) dan debt/equity hypothesis (rasio leverage) berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007--2009. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: 1. Nilai signifikansi uji t ukuran perusahaan sebesar 0,042 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,220 yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar ukurans perusahaan maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang semakin konservatif sehingga hipotesis pertama yang diajukan dapat diterima. 2. Nilai signifikansi uji t beta saham sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 1,113 yang berarti beta saham berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar beta saham (risiko perusahaan) maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang semakin konservatif sehingga hipotesis kedua yang diajukan dapat diterima. 3. Nilai signifikansi uji t intensitas modal sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 2,056 yang berarti intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar intensitas modal maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang semakin konservatif sehingga hipotesis ketiga yang diajukan dapat diterima. 4. Nilai signifikansi uji t rasio konsentrasi sebesar 0,047 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 6,202 yang berarti rasio konsentrasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar rasio konsentrasi maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang semakin konservatif sehingga hipotesis keempat yang diajukan dapat diterima. 5. Nilai signifikansi uji t rasio leverage sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar -11,200 yang berarti rasio leverage berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar rasio leverage maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang semakin tidak konservatif sehingga hipotesis kelima yang diajukan dapat diterima. 6. Nilai koefisien regresi dengan variabel dependen konservatisme laporan keuangan memperlihatkan nilai Adjusted R-square sebesar 0,694 menunjukkan besaran pengaruh faktor ukuran perusahaan (X1), risiko perusahaan (X2), intensitas modal (X3), rasio konsentrasi (X4), dan rasio leverage (X5) secara bersama-sama terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2007--2009 sebesar 69,4 persen, sedangkan sisanya 30,6 persen dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica. 2004. Pengujian Size Hypothesis dan Debt/Equity Hypothesis yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisme Laporan Keuangan Perusahaan dengan Teknik Analisa Multinomial Logit. Jurnal Bisnis Akuntansi.STIE Perbanas, Surabaya. Anak Agung Ayu Ratna Dewi. 2003. Pengaruh Konservatisma Laporan Keuangan terhadap Earnings Response Coefficient. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Pendidik, Universitas Airlangga – Surabaya. Basu, Sudipta. 1997. “The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of Earnings.” Journal of Accounting And Economic Vol.24. Beaver, W.H dan Ryan, S.G. 2000. Biases and Lags in Book Value and Their Effects on The Ability of the Book-to Market Ratio to Predict Book Retur on Equity. Journal Accounting Research. Vol. 38, No.1. Fala, Dwiyana Amalia S. 2007 Pengaruh konservatisma akuntansi terhadap penilaian Ekuitas perusahaan Dimoderasi oleh good corporate governance. Makalah Seminar Nasional Akuantansi X. Makasar. Fanani, Zaenal dan Ningsih, Sri dan Hamidah. 2008. Faktor-faktor Penentu Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kepercayaan Investor. Jurnal Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Indonesia. Givoly, Dan dan Carla Hayn. 2002. Rising Conservatism: Implication for Financial Analysis. AIMR. January/February. Gozali, Imam. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, PT Salemba Empat, 2007. Januarti, Indira. 2004. Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif. Jurnal Akuntansi dan Auditing Volume 01/No 01/November 2004 Universitas Diponegoro. Kiryanto, dan Edy Suprianto. 2006. Pengaruh Moderasi Size terhadap Hubungan Laba Konservatisme dengan Neraca Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Mayangsari, Sekar dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham dan Ohlson (1996). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.5, No.3. Mukhlasin. 2007. Determinan Ekonomi Pemilihan Kebijakan Akuntansi: Analisis Single Motive dan Multiple Motive Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Desertasi untuk Memperoleh Derajat Doktor Ilmu Ekonomi Bidang Akuntansi pada Universitas Diponegoro Semarang. Sari, Chintya dan Adhariani, Dewi. 2008. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Scott, William R. 1997. Financial Accounting Theory. London: Prentice Hall Inc. Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh Konservatisme Laba terhadap Koefisien Respons Laba. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar Bali. Suwardjono. 1989. Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Watts, Rose L dan Jerold L, Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice/Hell International, Inc. USA. Watts, Rose L dan Jerold L, Zimmerman.1990. Positive Accounting Theory: Ten Years Prespective. Accounting Review. Vol.65. Watts, Rose L. 2003. Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research Opportunities. Accounting Horizon. Vol. 17, No.4. Widya. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Akuntansi 7 Denpasar. Wira, Variyetmi. 2006. Analisa Karakteristik Perusahaan Terhadap Return dan Beta Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi. Universitas Andalas, Indonesia. Zimmerman, Jerold L. 1983. Taxes and Firm Size. Journal of Accounting and Economics 5. Zmijewski, M., dan R. Hagerman. 1981. An Income Strategy Approach to the Positive Theory of Accounting Standard Setting/Choice. Journal of Accounting and Economics 3. August (p. 129 – 149).