ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN
PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF
(Studi pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perusahaan
memilih akuntansi konservatif pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Faktor-faktor yang diidentifikasi adalah size hypothesis dan debt to equity hypothesis.
Sample penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria purposive sampling
pada penelitian ini. Periode penelitian ini adalah tahun 2007 – 2009. Data diolah dengan SPSS
13.0. Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda.
Hasil uji regresi linier berganda menunjukan bahwa size hiypothesis (ukuran perusahaan, risiko
saham, intensitas modal, rasio konsentrasi) dan debt/equity hypothesis (rasio leverage)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan pada perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007--2009.
Keywords: Conservatism, size hypothesis, debt to equity hypothesis
Penulis
: Safira Sungkar
NPM
: 0611031018
e-mail
: [email protected]
Pembimbing I
: Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A
Pembimbing II
: Komaruddin, S.E., M.Si., Akt
1.
Pendahuluan
Konservatisme merupakan rekasi yang berhati-hati atas ketidakpastian yang ada agar
ketidakpastian dan risiko yang berkaitan dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan dengan cukup
memadai. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan agar
nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan
memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan.
Konsep konservatisme menyatakan bahwa dalam keadaan yang tidak pasti manajer perusahaan
akan menentukan pilihan perlakuan atau tindakan akuntansi yang didasarkan pada keadaan,
harapan kejadian atau hasil yang dianggap kurang menguntungkan. Implikasi konsep ini
terhadap prinsip akuntansi adalah akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan
terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun
kemungkinan terjadinya besar (Suwardjono, 1989).
Dalam konteks agensi, motif memilih kebijakan akuntansi berhubungan erat dengan adaya
perbedaan kepentingan antar pihak yang terkait. Manajer dihadapkan pada konflik kepentingan
dengan stockholder, debtholder, pemerintah, karyawan dan bahkan dengan manajer lainnya
dalam perusahaan. Hal ini yang kemudian memunculkan sikap oportunis manajemen untuk
mendapatkan bonus (bonus plan), menghindar dari debt covenant, dan menghindar dari political
cost.
Berdasarkan penelitian Almilia (2004) menunjukan semakin rendah size suatu perusahaan (yang
diproksikan dengan total penjualan) maka laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
cenderung konservatif dan semakin tinggi debt to total asset ratio maka laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan cenderung tidak konservatif atau optimis. Sari dan Adhariani (2008)
menyimpulkan size hyphotesis berpengaruh positif terhadap pengukuran konservatisme
akuntansi namun debt/equity hyphotesis tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menjabarkan pokok permasalahan yang akan dibahas
meliputi:
1. Apakah size perusahaan yang mencakup ukuran, risiko saham, intensitas modal, dan rasio
konsentrasi perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan perusahaan
perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2. Apakah debt to total assets ratio berpengaruh terhadap konservatisme laporan keuangan
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
2.
Landasan Teori
2.1 Konservatisme
Konservatisme merupakan rekasi yang berhati-hati atas ketidakpastian yang ada agar
ketidakpastian dan risiko yang berkaitan dalam situasi bisnis bisa dipertimbangkan dengan cukup
memadai. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan agar
nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan
memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan.
Lo dalam Fala (2007) mendefinisikan konservatisme sebagai suatu pandangan pesimistik dalam
akuntansi. Akuntansi yang konservatif berarti bahwa akuntan bersikap pesimis dalam
menghadapi ketidakpastian laba atau rugi dengan memilih prinsip atau kebijakan yang
memperlambat pengakuan pendapatan, mempercepat pengakuan biaya, merendahkan penilaian
aktiva dan meninggikan penilaian utang.
Praktik konservatisme bisa terjadi karena standar akuntansi yang berlaku di Indonesia
memperbolehkan perusahaan untuk memilih salah satu metode akuntansi dari kumpulan metode
yang diperbolehkan pada situasi yang sama.
Misalnya, PSAK No. 14 mengenai persediaan, PSAK No. 17 mengenai akuntansi penyusutan,
PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak berwujud dan PSAK No. 20 mengenai biaya riset dan
pengembangan. Akibat dari fleksibelitas dalam pemilihan metode akuntansi adalah terhadap
angka-angka dalam laporan keuangan, baik laporan neraca maupun laba-rugi. Penerapan metode
akuntansi yang berbeda akan menghasilkan angka yang berbeda dalam laporan keuangan.
2.2 Pengukuran Konservatisme
Watts (2003) menyatakan dalam artikelnya yang berjudul “Conservatism in Accounting Part II:
Evidence and Research Opportunities“, terdapat tiga ukuran konservatisme yaitu:
1. Earnings/stock return relation measures
2. Earnings/accrual measures
3. Net asset measures
Ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui konservatisme laporan keuangan adalah nilai
aktiva yang understatement dan kewajiban yang overstatement. Proksi pengukuran ini
menggunakan rasio market to book value equity yang mencerminkan nilai pasar aktiva relatif
terhadap nilai buku aktiva perusahaan. Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan
penerapan akuntansi yang konsevatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah
dari nilai pasarnya. Rasio ini digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) dalam A. A. A. Ratna
Dewi (2003) ketika meneliti tingkat konservatisme.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktek konservatisme akuntansi. Dalam
penelitian ini, tingkat konservatisme akuntansi perusahaan diukur menggunakan market to book
ratios (market value of common equity/book value of common equity). Rasio yang bernilai lebih
dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi konservatif karena perusahaan mencatat nilai
perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya Beaver dan Ryan (2000) dalam Sari dan Adhariani
(2008). Book value dihitung menggunakan nilai ekuitas pada tanggal neraca yaitu tanggal 31
Desember dan market value diukur menggunakan harga penutupan saham pada tanggal
pengumuman agar dapat merefleksikan respon pasar atas laporan keuangan.
2.3 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi
investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang
lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai
alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme dalam pelaporannya, akan menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas dan akan direspon baik pula oleh pasar. Pada penelitian ini
sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme sehingga laporan
keuangannya berkualitas baik dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal
yangdiberikan oleh perusahaan yang tidak menerapkan prinsip konservatisme dianggap sebagai
berita buruk (bad news). Dalam penelitian ini untuk menentukan nilai konservatisme perusahaan
dilihat nilai market to book rationya, apabila nilai pasarnya lebih besar dari nilai bukunya hal ini
berarti laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan memberikan sinyal baik kepada
investor dan dianggap sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme akuntansi
dalam laporan keuangannya
2.4 Teori Akuntansi Positif
Menurut Watt & Zimmerman (1986) dalam Januarti (2004) tujuan teori akuntansi adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (explanation) menguraikan alasan
mengapa suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus menjelaskan mengapa suatu praktek
dilakukan, sebagai contoh teori harus menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai
menggunakan metode FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori harus
mampu memprediksi berbagai fenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan.
2.5 Teori Agensi
Teori agensi yang berbasiskan stakeholder adalah teori utama dalam penelitian ini. Selanjutnya
teori agensi dijadikan pijakan dari teori akuntansi positif. Teori akuntansi positif
menggambarkan dan memprediksi apa yang akan dilakukan oleh manajer secara khusus (Watts
dan Zimmerman, 1986).
Dalam konteks teori agensi terkait dengan pemilihan kebijakan akuntansi, manajer akan
bertindak oportunis untuk membela kepentingannya. Manajer oportunis memilih kebijakan
akuntansi yang dapat menaikan laba dengan tujuan menghindari pelanggaran perjanjian hutang
(debt covenant hypothesis) namun demikian, jika manajer mendapat tekanan dari pihak ketiga
(misalnya pekerja, lembaga swadaya masyarakat, partai politik, pemerintah) akan cenderung
menghindari tekanan tersebut dengan memilih kebijakan akuntansi yang dapat
menunda/menurunkan laba dengan tujuan untuk meminimalisir biaya politik (political cost
hypothesis).
2.6 Political Cost Hypothesis / Size Hyphotesis
Menurut Almilia (2004), size hypothesis berdasar pada asumsi bahwa perusahaan besar lebih
sensitif secara politis dan memiliki beban transfer kesejahteraan (biaya politis) yang lebih besar
daripada perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar mungkin memiliki tarif pajak yang lebih
tinggi, tetapi perusahaan besar kemungkinan juga memperoleh manfaat politis yang lebih besar
(perjanjian dengan pemerintah yang menguntungkan dan pembatasan impor) sebagai kompensasi
dari tarif pajak yang tinggi. Size hypothesis yakin pada pengujian asumsi oleh Zimmerman
(1983) yang menyatakan bahwa perusahaan besar lebih sensitif secara politis daripada
perusahaan yang lebih kecil. Oleh karenanya, political cost hypothesis disebut juga size
hypothesis. Biaya politis dapat diamati berdasarkan beberapa indicator seperti:
2.6.1 Ukuran Perusahaan
Zmijewski dan Hagerman dalam Almilia (2004) menghipotesiskan bahwa semakin besar ukuran
suatu perusahaan maka semakin besar political cost sehingga para manajer perusahaan besar
cenderung untuk memilih melaporkan laba yang lebih kecil dengan cara memilih metode
akuntansi yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung konservatif. Ukuran
perusahaan diukur dengan nilai total aktiva perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan
2.6.2 Risiko Perusahaan
Zmijewski dan Hagerman dalam Almilia (2004) menghipotesiskan bahwa biaya politik
bervariasi terhadap risiko perusahaan, dan perusahaan yang berisiko tinggi lebih besar
kemungkinannya untuk memilih portofolio prosedur yang menurunkan laba atau laporan
keuangan cenderung konservatif. Risiko perusahaan diukur dengan beta saham perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2: Risiko perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan
2.6.3 Intensitas Modal
Menurut Almilia (2004), perusahaan yang padat modal dihipotesiskan mempunyai biaya politik
yang lebih besar dan lebih mungkin untuk mengurangi laba atau laporan keuangan cenderung
konservatif. Intensitas modal diukur dengan nilai aktiva tetap dibagi dengan pendapatan bersih.
Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:
H3: Intensitas modal berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan
2.6.4 Rasio Konsentrasi
Menurut Almilia (2004) rasio konsentrasi didefinisikan sebagai persentase penjualan
perusahaan-perusahaan terbesar dalam industri terhadap total industri. Semakin tinggi rasio
konsentrasi, semakin besar kemungkinannya manajer akan menggunakan prosedur-prosedur
yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung konservatif. Berdasarkan hal tersebut
maka hipotesis yang diajukan adalah:
H4: Rasio konsentrasi berpengaruh positif terhadap konservatisme laporan keuangan
2.7 Debt/Equity Hypothesis
Debt Hypothesis merupakan rasio leverage yang dilihat dari proksi hutang terhadap total aktiva
perusahaan. Menurut Almilia (2004) Semakin tinggi rasio debt/total assets, semakin besar
kemungkinan manajer menggunakan prosedur-prosedur yang menaikkan laba atau laporan
keuangan cenderung tidak konservatif. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan
adalah:
H5 :
Rasio leverage berpengaruh negatif terhadap konservatisme laporan keuangan
3. Metode Penelitian
3.1 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersumber dari laporan publikasi yang
diterbitkan Bursa Efek Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
perbankan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia pada sejak Januari 2007 yang
berjumlah 28 perusahaan. Pemillihan sample berdasarkan perusahaan perbankan yang tergolong
konservatif.
3.2 Model Analisis Data
Pengujian model penelitian menggunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai
berikut :
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + ο₯
Keterangan:
Y
= Market to book ratio
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
X1
= Size perusahaan
X2
= Risiko perusahaan
X3
= Intensitas modal
X4
= Rasio konsentrasi
X5
= Rasio leverage.
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1.
Ukuran perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang
dimiliki atau total penjualan yang diperoleh. Pada penelitian ini ukuran perusahaan didasarkan
pada jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan sample.
Dalam Sari dan Adhariani (2008) ukuran perusahaan diukur dengan:
Ln Total aktiva
2.
Risiko Perusahaan (X2)
Risiko perusahaan diukur dengan beta saham perusahaan yang merupakan nilai koefisien regresi
linier sederhana. Beta saham, merupakan resiko sistematis yang diukur dengan menggunakan
Single Index Model, dengan persamaan (Wira, 2006):
π‘Ήπ’Šπ’• = πœΆπ’Š + πœ·π’Š 𝑹𝑴𝒕 + 𝒆
Keterangan:
Rit
: Return saham perusahaan i pada periode t, yang diperoleh dari
harga
saham pada waktu t dikurangi harga saham pada waktu t-1 dibagi harga saham pada waktu t-1
αi
: Intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan i
βi
: Beta untuk masing-masing perusahaan i
RMt
: Return pasar periode t, yang diperoleh dari indeks harga saham gabungan
(IHSG) pada hari t dikurangi IHSG pada hari t-1 dibagi IHSG pada hari t-1
e
3.
: Residual selama peride t, diasumsikan 0
Intensitas Modal (X3)
Intensitas modal menunjukan berapa banyak aktiva tetap yang diinvestasikan untuk
menghasilkan satu rupiah pendapatan.
Dalam penelitian Sari dan Andhariani (2008) intensitas modal perusahaan diukur dengan:
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘¨π’Œπ’•π’Šπ’—π’‚ 𝑻𝒆𝒕𝒂𝒑
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 π‘©π’†π’“π’”π’Šπ’‰
4.
Rasio Konsentrasi (X4)
Rasio konsentrasi merupakan posisi relatif penjualan perusahaan dalam satu jenis industri, dalam
penelitian ini industri perbankan. Didefinisikan sebagai persentasi penjualan perusahaan dalam
suatu industri, serta dapat memberikan gambaran tentang peran perusahaan yang ada dalam
industri. Dalam penelitian Fanani, dkk (2008) rasio konsentrasi dihitung dengan:
𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 π’‘π’†π’“π’–π’”π’‚π’‰π’‚π’‚π’π’Š
𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π‘°π’π’…π’–π’”π’•π’“π’Š
5.
Tingkat Leverage (X5)
Tingkat Leverage menggambarkan seberapa jauh perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasiorasio yang dapat digunakan antara lain debt to total assets ratio, debt to equity ratio, dan long
term debt to quity ratio. Dalam penalitian ini rasio Leverage yang digunakan adalah debt to total
assets ratio (Sari dan Adhariani, 2008).
π‘³π’†π’—π’†π’“π’‚π’ˆπ’† =
4.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π’‰π’–π’•π’‚π’π’ˆ
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 π’‚π’Œπ’•π’Šπ’—π’‚
Analisis Pembahasan
4.1.1 Uji Statistik F
Uji F merupakan pengujian secara bersama-sama pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Berikut merupakan hasil Uji F :
Signifikan Model Regresi (Uji F)
ANOVAb
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
30,048
10,869
40,917
df
5
33
38
Mean Square
6,010
,329
F
18,247
Sig.
,000a
a. Predictors: (Constant), Rasio Leverage, Rasio Kons entrasi, Beta Saham, Ras io
Intensitas Modal, Ln Total Aset
b. Dependent Variable: Konservatisme
Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai signifikan F hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
yang berarti faktor size perusahaan (X1), beta saham (X2), intensitas modal (X3), rasio konsentrasi
(X4), dan rasio leverage (X5) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat
konservatisme laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam periode
2007--2009.
4.1.2 Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara terpisah terhadap
variabel independennya. Berikut adalah hasil Uji t :
Tabel Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Coeffi cientsa
Model
1
(Const ant)
Ln Tot al As et
Beta Saham
Rasio Intensitas Modal
Rasio Konsent rasi
Rasio Leverage
Unstandardized
Coeffic ient s
B
St d. Error
5,818
2,634
,220
,104
1,113
,132
2,056
,505
6,202
2,998
-11,200
2,886
St andardiz ed
Coeffic ient s
Beta
,386
,951
,468
,381
-,401
t
2,209
2,119
8,455
4,071
2,068
-3, 882
Sig.
,034
,042
,000
,000
,047
,000
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,242
,637
,609
,237
,753
4,126
1,571
1,643
4,224
1,328
a. Dependent Variable: Konservatisme
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa seluruh variabel independent mempunyai t-hitung yang
signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian secara statistik faktor perusahaan (X1),
beta saham (X2), intensitas modal (X3), rasio konsentrasi (X4), dan rasio leverage (X5)
berpengaruh signifikan secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependennya, yaitu
Konservatisme laporan keuangan.
4.1.3 Uji Koefisien Deteriminasi (R2)
Tabel Nilai Koefisien Regresi dengan Variabel Dependen Konservatisme Laporan Keuangan
Model Summ aryb
Model
1
R
R Square
,857a
,734
Adjust ed
R Square
,694
St d. Error of
the Es timate
,573900
DurbinW atson
2,203
a. Predic tors: (Constant), Ras io Leverage, Ras io Kons entrasi, Beta
Saham, Rasio Intensitas Modal, Ln Total As et
b. Dependent Variable: Konservat isme
Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R-square sebesar 0,694 menunjukkan
besaran pengaruh faktor size perusahaan (X1), beta saham (X2), intensitas modal (X3), rasio
konsentrasi (X4), dan rasio leverage (X5) secara bersama-sama terhadap tingkat konservatisme
laporan keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2007--2009
sebesar 69,4 persen, sedangkan sisanya 30,6 persen dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini.
Berdasarkan pembahasan diatas maka bentuk persamaan regresi linier berganda adalah:
Y = 5,818 + 0,220X1 + 1,113X2 + 2,056X3 + 6,202X4 - 11,200X5 + ο₯
6.
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Hasil perhitungan diketahui bahwa size hiypothesis (ukuran perusahaan, risiko saham, intensitas
modal, rasio konsentrasi) dan debt/equity hypothesis (rasio leverage) berpengaruh signifikan
terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2007--2009. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
1. Nilai signifikansi uji t ukuran perusahaan sebesar 0,042 lebih kecil dari 0,05 dan nilai
koefisien regresi sebesar 0,220 yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan
positif terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain,
semakin besar ukurans perusahaan maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan
yang semakin konservatif sehingga hipotesis pertama yang diajukan dapat diterima.
2. Nilai signifikansi uji t beta saham sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien
regresi sebesar 1,113 yang berarti beta saham berpengaruh signifikan dan positif terhadap
tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar
beta saham (risiko perusahaan) maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang
semakin konservatif sehingga hipotesis kedua yang diajukan dapat diterima.
3. Nilai signifikansi uji t intensitas modal sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien
regresi sebesar 2,056 yang berarti intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap tingkat
konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar intensitas
modal maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang semakin konservatif
sehingga hipotesis ketiga yang diajukan dapat diterima.
4. Nilai signifikansi uji t rasio konsentrasi sebesar 0,047 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien
regresi sebesar 6,202 yang berarti rasio konsentrasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat
konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain, semakin besar rasio
konsentrasi maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang semakin
konservatif sehingga hipotesis keempat yang diajukan dapat diterima.
5. Nilai signifikansi uji t rasio leverage sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai koefisien
regresi sebesar -11,200 yang berarti rasio leverage berpengaruh signifikan dan negatif
terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan perusahaan. Atau dengan kata lain,
semakin besar rasio leverage maka perusahaan akan menggunakan laporan keuangan yang
semakin tidak konservatif sehingga hipotesis kelima yang diajukan dapat diterima.
6. Nilai koefisien regresi dengan variabel dependen konservatisme laporan keuangan
memperlihatkan nilai Adjusted R-square sebesar 0,694 menunjukkan besaran pengaruh faktor
ukuran perusahaan (X1), risiko perusahaan (X2), intensitas modal (X3), rasio konsentrasi (X4),
dan rasio leverage (X5) secara bersama-sama terhadap tingkat konservatisme laporan
keuangan perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2007--2009 sebesar
69,4 persen, sedangkan sisanya 30,6 persen dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica. 2004. Pengujian Size Hypothesis dan Debt/Equity Hypothesis yang
Mempengaruhi Tingkat Konservatisme Laporan Keuangan Perusahaan dengan Teknik
Analisa Multinomial Logit. Jurnal Bisnis Akuntansi.STIE Perbanas, Surabaya.
Anak Agung Ayu Ratna Dewi. 2003. Pengaruh Konservatisma Laporan Keuangan terhadap
Earnings Response Coefficient. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VI, Ikatan
Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Pendidik, Universitas Airlangga –
Surabaya.
Basu, Sudipta. 1997. “The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of Earnings.”
Journal of Accounting And Economic Vol.24.
Beaver, W.H dan Ryan, S.G. 2000. Biases and Lags in Book Value and Their Effects on The
Ability of the Book-to Market Ratio to Predict Book Retur on Equity. Journal Accounting
Research. Vol. 38, No.1.
Fala, Dwiyana Amalia S. 2007 Pengaruh konservatisma akuntansi terhadap penilaian Ekuitas
perusahaan Dimoderasi oleh good corporate governance. Makalah Seminar Nasional
Akuantansi X. Makasar.
Fanani, Zaenal dan Ningsih, Sri dan Hamidah. 2008. Faktor-faktor Penentu Kualitas Pelaporan
Keuangan dan Kepercayaan Investor. Jurnal Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas
Airlangga, Indonesia.
Givoly, Dan dan Carla Hayn. 2002. Rising Conservatism: Implication for Financial Analysis.
AIMR. January/February.
Gozali, Imam. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, PT Salemba Empat, 2007.
Januarti, Indira. 2004. Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif. Jurnal Akuntansi dan
Auditing Volume 01/No 01/November 2004 Universitas Diponegoro.
Kiryanto, dan Edy Suprianto. 2006. Pengaruh Moderasi Size terhadap Hubungan Laba
Konservatisme dengan Neraca Konservatisme. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.
Mayangsari, Sekar dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan
Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham dan Ohlson (1996). Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia Vol.5, No.3.
Mukhlasin. 2007. Determinan Ekonomi Pemilihan Kebijakan Akuntansi: Analisis Single Motive
dan Multiple Motive Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Desertasi
untuk Memperoleh Derajat Doktor Ilmu Ekonomi Bidang Akuntansi pada Universitas
Diponegoro Semarang.
Sari, Chintya dan Adhariani, Dewi. 2008. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Penelitian. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Scott, William R. 1997. Financial Accounting Theory. London: Prentice Hall Inc.
Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh Konservatisme Laba terhadap Koefisien Respons Laba.
Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar Bali.
Suwardjono. 1989. Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Edisi Kedua. BPFE.
Yogyakarta.
Watts, Rose L dan Jerold L, Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Prentice/Hell
International, Inc. USA.
Watts, Rose L dan Jerold L, Zimmerman.1990. Positive Accounting Theory: Ten Years
Prespective. Accounting Review. Vol.65.
Watts, Rose L. 2003. Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research Opportunities.
Accounting Horizon. Vol. 17, No.4.
Widya. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap
Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Akuntansi 7 Denpasar.
Wira, Variyetmi. 2006. Analisa Karakteristik Perusahaan Terhadap Return dan Beta
Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi.
Universitas Andalas, Indonesia.
Zimmerman, Jerold L. 1983. Taxes and Firm Size. Journal of Accounting and Economics 5.
Zmijewski, M., dan R. Hagerman. 1981. An Income Strategy Approach to the Positive Theory of
Accounting Standard Setting/Choice. Journal of Accounting and Economics 3. August (p.
129 – 149).
Download