Pengendapan Anggaran

advertisement
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
Pusat Dokumentasi dan Jaringan lnformasi Hokum Nasional
Jl.May .Jen. Sutoyo -Cililitan- Jakarta·Timur
Somber : f<\OMP-4 S
I Hariffgl : SE!'/JN
/ <Q I ,fl:PJ
:::;JQ)"J
Hlm/Kol: .VI /2-~-
Subjek: pP/v6EivD-1P# AN6~/YV - /J!JI()/IIJKT"JYJ.-{'1·-PI./)jV, 9'Bidang:
2
Pengendapan Anggaran
-D
Oleh WAHYUDI KUMOROTOMO
kapasitas pemerintah daerah. Mengingat reformasi birobahwa lebih dari sepertiga volume ang- krasi ini mengagaran publik kini berada di tangan otoritas kibatkan kerugian
fiskal di daerah, banyak aspek kebijakan dari dua w;pek.
yang sesungguhnya tergantung kepada ba- Pertama, kinerja higaimana aparat di daerah menggunakan rokrasi dalam pelayanan publik hclum dapat
otoritas itu untuk memakmurkan rakyat.
Sayangnya, penyerahan otoritas ang- ditingkatkan seperti ditData dari Direktorat jenderal Perimom
garan kepada daerah selama ini belum unjukkan dalam berhagai
bangan Keuangan Kementerian Keuangdisertai dengan upaya serius untuk me- indikator daya saing dan proan. hingga semester I-2015, baru 25 persen
ngembangkan kapasitas aparat. Sistem ad- duktivitas nasional yang masih buruk. Ketotal dana APBD yang dialokasikan. Secara
ministrasi pemerintahan masih terpenga- dua, pemberian remunerasi telah mengnominal, dana di tingkat provinsi, kabuakibatkan beban APBN yang semakin beruh pola Orde Baru yang mengutamakan
paten, dan kota yang belum dialokasikan
rat untuk menjalankan birokrasi publik,
sentralisasi kekuatan di pusat dan mengbagi pembangunan mencapai Rp 255 triutamakan pengembangan sumber daya sedangkan kontribusinya bagi kemakmurliun. Sebagian besar disimpan dalam benan rakyat tetap rendah.
birokrasi pada pemerintah pusat. Ditamtuk giro dan deposito di bank pembangunbah kompleksitas politik yang kian mengan daerah ataupun bank komersial.
Administrasi vs pidana
Dengan asumsi m~ngendapnya anggar- gerus profesionalisme aparat di daerah,
Logika pemerintah untuk merancang
an itu terjadi karcna ketakutan kepala krisis SDM di daerah semakin membuat
kebijakan anti-kriminalisasi bagi otoritas
minimnya peran anggaran publik.
daerah dan otoritas anggaran untuk menganggaran sangat tepat jika mencermati
Sejak 2008, pemerintah gencar mealokasikan dana, pemerintah kini tengah
ketakutan para pejabat selama ini. Sudah
ngampanyekan keb~jakan reformasi bimerancang produk peraturan anti-krimiratusan gubernur, bupati, wali kota, atau
nalisasi pejabat. Melengkapi UU No - rokrasi guna mengatasi rendahnya daya
anggota DPRD yang menjadi terpidana
30/2014 tentang Administrasi Pemerinsaing nasional. Namun, garis kebijakan
korupsi. Tahun 2014, Indonesia Corruptitahan, tiga produk hukum dalam benh1k yang diambil bagi reformasi birokrasi tamon Watch (ICW) mencatat bal1wa ada 43
peraturan pemerintah, peraturan presi- paknya belum juga membuahkan hasil.
kepala daerah menjadi tersangka korupsi.
den, atau instruksi presiden tcngah di- Birokrasi publik gagal menjadi pcnunjang
Ini belum ditambah dengan ribuan kasus
siapkan unh1k menjamin agar otoritas produktivitas nasional, tetapi sebaliknya
yang
melibatkan kepala dinas yang menanggaran tidak takut mengambil inisiatif justru menjadi sumber dari berbagai perjadi kuasa pengguna anggaran (KPA) dan
kebijakan serta memperlancar alokasi soalan. Belum lama berselang, Presiden
pejabat pembuat komitmen (PPK).
anggaran. Bukan rahasia lagi, banyaknya Joko Widodo gusar karena waktu tunggu
Upaya pemidanaan terhadap pejabat
pejabat daerah yang masuk pcnjara men- kapal di Pelabuhan Tanjung Priok yang
yang
korup tetap harus dilakukan dan
dorong aparat "main aman" dengan meng- begitu lama hingga mencapai 14 hari,
bahkan diperkuat agar tercipta birokrasi
hindari posisi sebagai otoritas anggaran sangat jauh jika dibanding catatan Klang
yang bersih. Namun, ma.."<llahnya adalah
atau hanya melakukan alokasi kegiatan Port di Singapura yang hanya dua hari.
bahwa tak semua kasus ya,ng diperkarakan
rutin, bukan kegiatan pembangunan yang
Bahkan, untuk urusan yang menyangdi pengadilan benar-benar dapat dikabermanfaat bagi rakyat.
kut kebutuhan aparat sendiri, birokrasi
tegorikan sebagai tindak pidana. Dari
Namun, sebelum kebijakan anti-kri- publik kita gagal memberikan layanan
pengalaman sebagai saksi ahli atau pengminalisasi diberlakukan, perlu dipahami yang baik. Kasus keterlambatan uang saku
amat sidang-sidang yang melibatkan pebahwa mengendapnya anggaran publik hingga lima bulan bagi peserta Program
jabat
daerah, dapat dilihat bahwa tidak
sebenarnya tcrkait pelbagai masalah yang Pemuda Sarjana Penggcrak Pembangunan
semua kasus karena tindakan korupsi dalebih kompleks. Kurangnya sumber daya di Pedesaan (PSP3) di Maluku beberapa
lam arti sebenamya sesuai dengan rasa
manusia pendukung desentralisasi fiskal, waktu lalu menunjukkan birokrasi kita
keadilan masyarakat, yaitu menggunakan
kegagalan reformasi birokrasi, konflik da- kurang memiliki empati dan responsivitas,
uang negara untuk pribadi atau kelompok.
lam penegakan hukum, siklus anggaran, bahkan ketika bcrurusan dengan kesemenyalahgunakan uang negara atau mehingga kurangnya dukungan e-budgeting jahteraan aparat scndiri.
rugikan kepentingan publik. Cul·:up baadalah sebagian dari masalah yang harus
Di tingkat nasional, kebijakan reformasi
nyak pejabat pemerintah di daerah yang
dipahami dengan jemih.
birokrasi selama ini cenderung
harus masuk penjara karena kesalahan
Setelah kebijakan desentralisasi fiskal bersifat formalistis dan
prosedur. ketidakiahwm dalam mengikuti
berjalan sejak 2001, efektivitas kebijakan hanya mengedepansi~tem administrasi keuangan. atau kebianggaran pemerintah dalam mendorong kan penambahan
jakan yang dilakukan dengan menerobos
ekonomi nasional kian tergantung kepada remunerasi bagi
peraturan birokrasi yang terlalu ketat.
P::\S. Ke~alan
i tengah pelambatan ekonomi nasional, berita
mengendapnya anggaran
publik di daerah tentu kurang
menggembirakan.
Sambungan
Somber:
Hariffg!:
Ketika kebanyakan aparat birokrasi
publik ogah menjadi otoritas anggaran
karena risiko terseret korupsi untuk masalah prosedural, inilah saatnya l;mgi semua pihak untuk mencari jalan keluar
yang tepat Yang terjadi di Indonesia saat
ini adalah kurang adanya perbedaan yang
jelas dalam penegakan hukum terkait kebijakan aparat, terutan1a antara hukum
administrasi (administratiefrechtelijk) dan
hukum pidana (straf rechtelijk). Karena
kepentingan-kepentingan sempit di antara para penegak hukum, banyak kasus
pelanggaran prosedur yang sebenarnya
masuk wilayah hukum administratif tetap
ditangani sebagai perkara pidana korupsi
kendatipun dalam proses persidangan
tak benar-benar bisa dibuktikan
keuntungan finansial yang
diperoleh seorang pejabat
Oleh sebab itu, penegak hukum perlu benar-benar cermat dalam
melihat sebuah pelanggaran. Penegak hukum
harus bisa membedakan
antara kebijakan yang diambil untuk mempercepat
1c sw
proses pembangunan dan
keputusan yang benar-benar
melanggar hukum karena memperkaya
diri sendiri dan orang lain. Presidcn Jokowi dalan1 pidato Hari Bakti Adhyaksa
Ke-55 mengingatkan secara tegas agar
aparat kejaksaan tak menjadikan tersangka korupsi "sebagai mesin ATM". Ungkapan spontan ini mewakili kenyataan
yang cukup sering tcrjadi di lapangan
bahwa aparat pemerintah yang terindikasi
penyimpangan proscdur kemudian diperas oleh aparat penegak hukum untuk
meig!)erkaya diri scndiri.
Selain mengakibatkan wibawa hukum
dalam perkara korupsi merosot, tindakan
penegak hukum tersebut mengakibatkan
persoalan sistemik karena tidak banyak
Hlm/Kol:
lagi aparat birokrasi yang bersedia mengambil risiko untuk menjadi KPA, PPK,
atau jabatan apa pun yang menyangkut
penggunaan anggaran pemerintah. Peringatan Presiden itu tentunya berlaku bagi
semua unsur penegak hukum, yaitu jaksa,
polisi, hakim, dan penyidik KPK.
Memutus kelembaman
Mengendapnya anggaran akan mengakibatkan dua persoalan bagi upaya pemerintah untuk menggenjot kinerja ekonomi. Pertama, efek pengganda (multiplier
effect) dari sektor publik terhadap ekonomi nasional akan terus menurun. Ketika
anggaran pemerintah gagal menjadi stimulus bagi berbagai bentuk usaha yang
lesu, pelambatan ekonomi akan lebih terasa dalam skala nasional. Kedua, mengendapnya anggaran membawa pengaruh inflasif bagi ekonomi. Bunga yang harus
dibayar Bank Indonesia bagi dana publik
yang disimpan dalam bentuk giro maupun
deposito di dacrah mengakibatkan inflasi
tinggi. Perputaran dana hanya terjadi di
sektor finansial, bukan eli sektor riil yang
sebenarnya lebih dibutuhkan bagi peningkatan kemakmuran rakyat
l:ntuk memastikan supaya birokrasi
publik dapat melaksanakan berbagai rnacam kegiatan secara efektif dan menycrap
anggaran melalui berbagai program yang
bermanfaat langsung bagi rakyat, semangat reformasi birokrasi harus benar-benar dinyalakan untuk tujuan memberikan
yang terbaik buat rakyat Kelembaman
(inertia) yang selama ini berlangsung dalam birokrasi publik harus diputus. Inovasi
dalam peningkatan kualitas pelayanan
publik harus senantiasa didorong dan diberi penghargaan yang semestinya, bukan
justru dibatasi oleh berbagai macam prosedur yang menghambat
Dalam buku Integrating Perjbrmance
and Budgets (2007), Breul dan Moravitz
_ mengatakan, tantangan utama bagi pe-
manfaatan anggaran publik yang optimal
adalah mengaitkan besaran anggaran dengan kinerja pelayanan publik serta mengatasi sekat-sekat biaya (cost silos) akibat
tcrpecah-pecahnya kegiatan dalam berbagai unit organisasi pemerintah. Di Indonesia, keharusan mengikuti prosedur
lelang mendorong otoritas anggaran memecah kegiatan dalam porsi yang lebih
kecil. Selain mengakibatkan rendahnya
serapan anggaran, kecenderungan ini juga
mengakibatkan minimnya daya ungkit
anggaran publik terhadap kegiatan ekonomi yang produktif bagi masyarqkat
Transparansi dan akuntabilitas anggaran juga merupakan persoalan pokok di
sebagi<m besar daerah di Indonesia. Seperti yang terjadi dalam kasus Pemprov DKI
Jakarta, upaya untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas mclalui penerapan
e-budgeting tcrnyata masih sering menghadapi resistensi, baik di antara aparat
birokrasi maupun di antara politisi yang
memiliki kepentingan sempit terkait alokasi anggaran publik.
Yang juga perlu diluruskan adalal1, kinerja birokrasi tak identik dengan serapan
anggaran. Dengan semakin banyak anggaran publik yang mengendap di bankbank pembangunan daerah, upaya untuk
mendorong serapan yang lebih optimal
memang sangat penting. "'\amun. penggunaan anggaran publik yang serampangan
semata-mata untuk mengcjar target alokasi juga akan mengakibatkan persoalan
karcna pemborosan atau berkurangnya
manfaat langsung dari penggunaan anggaran pemerintah. Betapapun, indikator
penting bagi anggaran publik adalal1 kcmanfaatannya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kescjahteraan
rakyat
WAHYUDIKUMOROTOMO
Guru Besar di Magister Administrusi
Publik Universitas GadJah Mada
Download