JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 PENYUSUNAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF MATERI LAJU REAKSI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SMA 1) Ramlan Silaban, Bronika Septiani2), Wesly Hutabarat3) 2) Alumni Prodi Magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana 1,3) Dosen Jurusan Kimia dan Prodi Magister Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan Email: [email protected] Abstract This study aimed to obtain innovative teaching materials chemistry integrated character building on the subject of the reaction rate based curriculum, 2013. Form of research was a descriptive study. This type of research was included in research and development. Subjects were subject teaching materials reaction rate. Meanwhile, the sample used in this study consists of 20 class XI chemistry teacher in the city of Medan. The sample selection used purposive sampling technique. A publisher of teaching materials was analyzed based curriculum in 2013 by professors and teachers. The results of the analysis of a publisher of teaching materials based on the curriculum in 2013 gained an average of 2.54 was valid, meaning that it deserved and some of the contents of teaching materials needed to be revised. Teaching materials that had been developed, assessed by lecturers and teachers. Assessment was done in 2 ways, namely based curriculum in 2013 and BSNP (National Education Standards Agency). The results of the analysis based on the curriculum in 2013 gained an average of 3.60 was a valid means very feasible to use and did not need to be revised. The results of the analysis based on BSNP obtained, feasibility aspects of the content of 3.37 was valid, it meant very feasible and did not need to be revised, language feasibility 3.39 was valid, it meant very feasible and did not need to be revised, presenting the feasibility of 3.44 was valid, it meant very feasible and did not need to be revised. Teaching materials that had been developed then tested to students. Testing of students was done by using the 2 classes, experimental and control classes. Against the experimental class students were given an innovative chemistry teaching materials had been developed, while the control class using teaching materials that had been there before. The average value of the normalized gain control class was equal to 0.62, while the experimental class average value of the normalized gain of 0.76. Keywords: Teaching materials, Reaction Rate, Curriculum 2013 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan ajar kimia yang inovatif yang terintegrasi pendidikan karakter pada subjek kurikulum laju reaksi berdasarkan 2013. Bentuk penelitian adalah penelitian deskriptif. Jenis penelitian termasuk dalam penelitian dan pengembangan. Subjeknya adalah laju reaksi bahan ajar subjek. Sementara itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 20 guru kimia kelas XI di Kota Medan. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sebuah penerbit bahan ajar dianalisis berdasarkan kurikulum pada 2013 oleh profesor dan guru. Hasil analisis penerbit bahan ajar berdasarkan kurikulum tahun 2013 memperoleh rata-rata 2,54 berlaku, yang berarti bahwa itu pantas dan beberapa dari isi bahan ajar perlu direvisi. Bahan mengajar yang telah dikembangkan, dinilai oleh dosen dan guru. Penilaian dilakukan dengan 2 cara, yaitu berdasarkan kurikulum tahun 2013 dan BSNP Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 78 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 (Badan Standar Nasional Pendidikan). Hasil analisis berdasarkan kurikulum tahun 2013 diperoleh rata-rata 3,60 adalah sarana yang sah sangat layak untuk digunakan dan tidak perlu direvisi. Hasil analisis berdasarkan BSNP diperoleh, aspek kelayakan isi 3,37 berlaku, itu berarti sangat layak dan tidak perlu direvisi, kelayakan bahasa 3,39 berlaku, itu berarti sangat layak dan tidak perlu direvisi, menyajikan kelayakan 3,44 berlaku, itu berarti sangat layak dan tidak perlu direvisi. Bahan mengajar yang telah disusun, kemudian diuji untuk siswa. Pengujian siswa dilakukan dengan menggunakan kelas 2 kelas, eksperimen dan kontrol. Terhadap kelas eksperimen siswa diberi kimia inovatif bahan ajar telah dikembangkan, sedangkan kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang sudah ada sebelumnya. Nilai rata-rata kelas kontrol gain yang dinormalisasi adalah sama dengan 0,62, sedangkan nilai kelas eksperimen rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,76. Kata kunci: Bahan pengajaran, kecepatan reaksi, kurikulum 2013. A. Pendahuluan Mutu pembelajaran menjadi rendah ketika pendidik hanya terpaku pada bahanbahan ajar yang konvensional tanpa ada kreatifitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut secara inovatif.Namun berbeda halnya jika kita mempunyai keberanian untuk melepaskan diri dari belenggu kemalasan dan mendobrak kebiasaan buruk itu dengan berupaya secara kreatif menciptakan bahan ajar sendiri, yang lebih menarik, lebih variatif, dan sesuai dngan konteks social budaya peserta didik, maka hal ini akan menjadi upaya yang inovatif dan sangat baik. Dan ini pulalah yang menjadi salah satu langkah penting untuk bisa memajukan kualitas pendidikan kita.Disamping itu, guru juga belum menerapkan metode yang sesuai dengan materi kecepatan reaksi dan media yang belum sesuai dengan materi kecepatan reaksi. Selama ini proses pembelajaran masih menggunakan bahan ajar berupa buku teks, maka disarankan agar menggunakan buku yang lebih aplikatif dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk dapat memahami materi pembelajaran dan siswa mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dengan kehidupan nyata sehingga tidak hanya memperoleh nilai yang emmuaskan di kelas tetapi siswa juga mampu mengapilkasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupannya (Harahap 2013). Agar bahan ajar yang digunakan dapat lebih apilkatif dan inovatif maka dapat disusun materi yang dapat membuat siswa aktif belajar. Inovasi pembelajaran dan inovasi integrasi pendidikan karakter di dalam buku ajar akan dapat memberi peluang meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan karakter bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia (Situmorang 2013). Inovasi pembelajaran dalam bahan ajar berupa pemodelan dengan Problem Based Learning, pendekatan scientific dan penambahan web link. Pendekatan scientific dapat dituangkan dalam buku ajar kimia berupa pendekatan scientific dalam bentuk kegiatan ilmiah. Web link disediakan untuk mempermudah siswa mengakses informasi yang terkait materi yang akan atau telah dipelajari. Inovasi pembelajaran yang dituangkan dalam buku ajar dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaruan (Folb, dkk:2011; Goto, dkk:2010). Seiring dengan perkembangan kurikulum, pendayagunaan bahan ajar harus ditingkatkan kualitasnya (Arlitasari, dkk., 2013). Bahan ajar mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta dapat menjembatani pembelajaran agar Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 79 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai (Situmorang, 2013). Di samping itu, inovasi pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar dapat memberi peluang meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia (Situmorang, 2013). Inovasi pembelajaran yang dituangkan di dalam bahan ajar sangat penting sehingga dapat memberikan hasil belajar lebih baik dan peningkatan kualitas lulusan dalam mengisi lapangan kerja (Yusfani dan Situmorang, 2011; Situmorang, dkk., 2006; Folb, 2011; Goto, dkk., 2010; Machtmes, dkk., 2009). Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru tentunya seringkali menggunakan strategi pembelajaran yang beragam. Masing-masing strategi pembelajaran tersebut menuntut keterampilan mengajar yang berbeda pula, bahkan sebagai guru harus dapat memahami kondisi dan situasi dari masing-masing kegiatan pembelajaran.Sementara dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi pembelajaran yang aktif karena mereka dapat membaca atau mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian pengembangan bahan ajar kimia pada pokok bahasan laju reaksi sesuai dengan kurikulum 2013, dengan judul penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Laju Reaksi Berdasarkan Kurikulum 2013 Terintegrasi Pendidikan Karakter”. Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah : 1. Memperoleh data bagaimana persepsiguru kimia atas buku-buku teks kimia yang diterbitkan oleh beberapa penerbit yang dirujuk oleh pemerintah 2. Memperoleh bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan untuk SMA kelas XI semester I yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 3. Mengetahui apakah pengaruh dari penggunaan bahan ajar kimia inovatif untuk SMA kelas XI semester I memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif. 4. Mengetahui seberapa besar efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif untuk SMA kelas XI semester I terhadap hasil belajar kimia siswa B. Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Pemilihan Kota yang dijadikan lokasi penelitian bersifat terbatas, melalui pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau oleh penulis. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – Februari 2015. Populasi dalam penelitian semua guru kimia kelas X, XI, dan XII di Medan. Subjek Penelitian adalah bahan ajar kimia pokok bahasan Laju Reaksi. Sampel dalam penelitian adalah 20 orang guru kimia kelas XI yang telah mendapat pelatihan kurikulum 2013, memiliki kelayakan akademis S1 pendidikan kimia dan guru yang mengajar pada sekolah yang mudah dijangkau oleh penulis. Pemilihan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling (sampel dengan maksud). Purposive sampling adalah pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan dokumen sebagai objeknya. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan (research and development) merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 80 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Prosedur penelitian dan pengembangan (Research and Development) meliputi tahap sebagai berikut : (1) Menganalisis bahan ajar kimia; (2) Pengembangan bahan ajar kimia SMA kelas XI semester 1 disesuaikan dengan kurikulum 2013; (3) Melakukan inovasi; (4) Melakukan standarisasi; (5) Melakukan revisi; (6) Uji coba I produk; (7) Revisi I produk; (8) Uji coba pemakaian; (9) Revisi II produk; (10) Menganalisis data. Desain penelitian lebih lanjut diperlihatkan pada gambar 1. Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 81 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Analisis Bahan Ajar Kimia Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Inovasi Bahan Ajar Kimia Standarisasi oleh ahli dan guru Revisi Bahan ajar kimia SMA inovatif Uji coba Pre-test Kelas eksperimen (menggunakan bahan ajar kimia SMA inovatif) Kelas kontrol (tanpa menggunakan bahan ajar kimia SMA inovatif) Post-test Analisis data Kesimpulan Gambar 1. Design pembelajaran Tahap persiapan dan pengembangan bahan ajar (deskriptif) digunakan dalam penelitian awal untuk mengetahui potensi dan masalah, kemudian mengumpulkan informasi data untuk perencanaan produk bahan ajar kimia pokok bahasan laju reaksi yang akan dikembangkan, serta validasi produk oleh ahli (dosen) dan praktisi (guru) untuk menentukan kelayakan isi dan kelayakan penyajian bahan ajar kimia pokok bahasan ikatan kimia yang sedang dikembangkan. Tahap revisi adalah memperbaiki bahan ajar yang telah dikembangkan setelah divalidasi. Tahap evaluasi sumatif adalah tahap menguji keefektifitasan bahan ajar yang telah dikembangkan. C. Hasil dan Pembahasan Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 82 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Data yang dideskripsikan pada penelitian ini meliputi data analisis bahan ajar kimia kelas XI penerbit Platinum bahasan laju reaksi berdasarkan kurikulum 2013. Kemudian, analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Selain itu, juga dideskripsikan nilai siswa pada pokok bahasan laju reaksi dengan dan tanpa bahan ajar yang telah dikembangkan. Analisis bahan ajar kimia kelas XI penerbit Platinumpokok bahasan laju reaksi. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap bahan ajar penerbit Platinum oleh dosen dan guru. Hasil analisis bahan ajar tersebut ditunjukkan pada gambar 2. berikut: Gambar 2. Hasil analisis buku ajar platinum Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 ditunjukkan pada gambar 3. berikut: Gambar 3. Hasil analisis buku ajar yang telah dikembangkan Berdasarkan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) Analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa dan kelayakan penyajian. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut: 1) Aspek kelayakan isi Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan berdasarkan aspek kelayakan isi ditunjukkan pada gambar 4. berikut: Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 83 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Gambar 4. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek kelayakan isi 2) Aspek kelayakan bahasa Hasil analisis bahan ajar yang dikembangkan untuk aspek kelayakan bahasa ditunjukkan pada gambar 5. berikut: Gambar 5. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek kelayakan bahasa 3) Aspek kelayakan penyajian Hasil analisis bahan ajar yang dikembangkan untuk aspek kelayakan penyajian ditunjukkan pada gambar 6. berikut: Gambar 6. Hasil analisis bahan ajar yang telah dikembangkan pada aspek kelayakan penyajian Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 84 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Hasil Uji Coba Pemahaman Siswa terhadap Bahan Ajar yang telah dikembangkan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar kimia ini maka penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Katolik Tri Sakti. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yang kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan dengan kurikulum 2013 dan satu kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif. Berhubung materi laju reaksi sudah diajarkan di sekolah namun berdasarkan data nilai sumatif rata-rata siswa masih ada nilai dibawah ketuntasan yaitu rata-rata 5, maka dilakukan uji terbatas dengan pembelajaran remedial. Adapun pembelajaran remedial menggunakan metode diskusi dimana masing-masing kedua kelas siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pengajaran dan membuatnya lebih baik dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang maksimal. Kegiatan remedial (perbaikan) dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan yang berupa kegiatan perbaikan yang telah deprogram dan disusun secara sistematis. Diperoleh nilai rata-rata hasil belajar kimia pada siswa SMA Katolik Tri Sakti yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan bahan ajar kimia inovatif dan kelas kontrol yaitu kelas yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif. Perolehan nilai rata-rata pretest di kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut adalah 34,72 dan 30,25. Perolehan nilai rata-rata posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 85,00 dan 74,25. Produk akhir dari penelitian ini adalah bahan ajar pokok bahasan ikatan kimia berdasarkan kurikulum 2013 dan terintegrasi pendidikan karakter. Berdasarkan hasil analisis terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan oleh dosen dan guru, didapatlah hasil bahwa bahan ajar yang telah kembangkan valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Dimana berdasarkan kurikulum 2013 didapat rerata sebesar 3,65 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Sedangkan, berdasarkan BSNP didapat rereata aspek kelayakan isi sebesar 3,42 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan bahasa sebesar 3,39 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi, kelayakan penyajian 3,45 adalah valid, artinya sangat layak dan tidak perlu revisi. Untuk menilai keefektifitas bahan ajar yang telah dikembangkan dilakukan uji coba pemahaman terhadap siswa. Dari hasil uji coba pemahaman terhadap siswa terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat dibandingkan menggunakan bahan ajar yang beredar. Meningkatknya hasil belajar siswa, membuktikan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan dapat menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna terhadap prestasi belajar dan memenuhi kriteria standar mutu (Labov, 2006; Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer, 2011; Faster, dkk., 2010) Dengan menggunakan 2 kelas sebagai sampel yang di perlakukan sebagai kelas eksperimen dan kontrol, sebelum mengemplementasikan bahan ajar kimia inovatif laju reaksi dapat diketahui bahwa pemahaman kedua kelas tersebut homogen yang dapat diketahui dengan menggunakan Levene’s Test pada program SPSS dengan nilai signifikan 0.241 > 0.05. Dari data persen peningkatan hasil belajar data yang diperoleh 76% untuk kelas ekperimen dan 62 % untuk kelas kontrol. Dari yang diperoleh terlihat bahwa kelas eksperimen yang menggunakan bahan ajar kimia inovatif memiliki persen peningkatan Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 85 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif . Dari sebaran angket yang diberikan kepada tim validator yaitu guru kimia dan dosen rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing analisis standar kelayakan isi, bahasa dan penyajian yang diajukan kepada dosen dan guru kimia berturut-turut adalah 3,37; 3,39; dan 3,44 yang berarti bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia standar yang diajukan dan tidak perlu dilakukan revisi kembali. Hal ini meyakinkan bahwa bahan ajr hasil pengembangan tergolong efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pengajaran kimia. D. Penutup Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Buku ajar kimia yang diterbitkan oleh penerbit yang dirujuk pemerintah untuk mengembangkan bahan ajar laju reaksi sudah layak namun masih perlu dikembangkan materinya berserta strategi pembelajarannya. 2. . Urutan materi yang disusun dalam bahan ajar kimia SMA kelas XI semester I telah sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 3. Bahan ajar kimia inovatif yang dikembangkan untuk SMA kelas XI semester 1 telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. Hasil rata-rata yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada responden yaitu dosen dan guru untuk analisis standar kelayakan isi, bahasa dan penyajian berturut-turut adalah adalah 3,37; 3,39; dan 3,44 yang menunjukkan bahwa dosen dan guru kimia setuju dengan bahan ajar kimia inovatif standar vyang diajukan telah layak dan sesuai dengan kurikulum 2013. 4. Berdasarkan hasil analisis data di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan bahan ajar kimia inovatif SMAkelas XI semester 1berdasarkan kurikulum 2013 memberikan hasil belajar kimia yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan bahan ajar kimia inovatif dan diperoleh ratarata kelas eksperimen adalah 85,00 dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 76% dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 74,25 dengan persen peningkatan hasil belajar sebesar 62%. DAFTAR PUSTAKA Ahyan, S., (2012), Penelitian Pengembangan www.yekamath.wordpress.com aksesw Januari 2015 Amri, Sofan., dkk. (2011). Implementasi Pembelajaran.PT.Prestasi Pustaka raya; Jakarta. Dalam Pendidikan Pendidikan, Karakter Dalam Anonim (2007). Mengenal Sumber Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan., (2006), Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh Silabus SMA/MA,Departemen Pendidikan Nasional; Jakarta. Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 86 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Bandono.. (2009). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: http://bandono.web.id/2009/04/02/pengembangan-bahan-ajar [5 Desember 2014] Buxton, C. A., dan Austin, P., (2003), Better Books, Better Teaching, Science and Children, 41(2): 28-32. Dick, W dan Carey, (2005), The Systemic Design Of Intructional 6th ed). New York: Omegatype Typography, Inc Diknas.(2004). Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Ditjen Dikdasmenum; Jakarta. Ekawarna, (2007), Mengembangkan buku ajar mata kuliah Permodalan Koperasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa, Jurnal Makara Sosial Humaniora, 11(1): 42-47 Folb, B.L., Wessel, C.B., danCzechowski, L.J., (2011), Clinical and academic use of electronic and print books: the Health Sciences Library System e-book study at the University of Pittsburgh, J Med Libr Assoc. 99(3): 218-228 Goto, K., Pelto, H., Pelleteir, D.L., dan Tiffany, J.S., (2010), “It Really Opened My Eyes:” The Effects On Youth Peer Educators of Participating in an Action Research Project, Human Organization. 69(2): 192-200 20(4): 967-977 Harahap, S.J., (2013), Pengembangan Buku Ajar Bioteknologi SMA Berbasis Literasi Sains, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan. Hendra, G,.(2013), PengembanganBuku Ajar Kimia Inovatif Untuk Kelas XI Semester 2 SMA/MA.Tesis, Program PascaSarjana; Medan. Herdian, (2009), Model Pembelajaran NHT (Number Head Together). Wordpress.http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22 Koes, H.S., 2012, Menbangun (sebagian) Karakter Pelajar Melalui Pendidikan Fisika, Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY ISSN: 0853-0823 Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta. Rahardjo, S. B., (2014). Kimia Berbasis Eksperimen. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo. Rudzitis, G., (2003), Basic Principles Of The Secondary School Science Text Books Development, Journal Of Science Education, 4(2): 89. Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung 2013 Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 87 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.12 No.1, April 2015 Suharta dan Luthan, P. L.A., 2013, Pengembangan Model Pembelajaran dan Penyusunan Bahan Ajar dengan Pendekatan PAKEM PLUS untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan; Medan. Rudzitiz, G., 2003, Basic Principles of the Secondary Schoo Science Textbook Development, Journal of Science Education 4: 89-92 Silaban, R .,Eddiyanto.dan Ratnawati, R.B. (2014). Analisis Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Semester I SMK Farmasi Sesuai KTSP.Journal Pendidikan Kimia.2014, (2), 1-10. Silaban, R., Agustina, M., (2013), Application of an instructional model to improve learning outcomes and communicative and self-confidence character’s on teaching solution chemistry for XI grade Senior High School, Proceeding, International Conference of the Indonesian Chemical Society (ICICS) 2013, Yogyakarta, 2013.ISBN : 978-0979-96595-4-5 Silaban, R., Damayanti C., (2014), The development of chemistry teaching model through intergration of macromedia flash to problem base learning to improve student learning outcomes on teacing Solution chemistry, Proceeding, International Conference of the Indonesian Chemical Society (ICICS) 2014, Ambon Situmorang, M., Siaga, M., dan Juniar, A., 2006, Efektivitas Inovasi Pembelajara untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Anlatik II, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 13(1): 1-13 Sukmadinata, N.S., (2012), Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Supriyadi, D., 2001, Anatomi Buku Sekolah di Indonesia, Adi Cita Karya Nusa; Yogyakarta. Tarigan, HG., 1990, Pengajaran Keterampilan Membaca, Angkasa; Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wignall, E., (2011), Teaching Defined, Online Teaching Redefined, On Teaching Online: (http://www.onteachingonline.com.2011/09/teaching-defined-online-teachingredefined/diakses November 2014) Penyusunan Bahan … (Ramlan S., 78-88) 88