kemampuan beban pajak tangguhan dan beban pajak kini dalam

advertisement
KEMAMPUAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN
BEBAN PAJAK KINI DALAM DETEKSI
MANAJEMEN LABA DENGAN AUDITED SEBAGAI
VARIABEL KONTROL PADA SAAT SEASONED
EQUITY OFFERINGS
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan
yang Terdaftar di BEI)
pajak kini digunakan sebagai variabel independen untuk
mendeteksi manajemen laba dalam penelitian ini.
Oleh :
Icih, SE, M.Si, AK & Fransisca S.G.P.D, SE
Kemudian, untuk menjawab tujuan penelitian ini, maka
digunakan suatu alat pengujian yang digunakan untuk
manganalisis hubungan antara variabel independen, variabel
dependen dan variabel kontrol, yaitu dengan regresi logistik. Dari
pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil yang menyimpulkan
bahwa beban pajak tangguhan dan beban pajak kini secara
bersamaan dapat mendeteksi manajemen laba pada saat seasoned
equity offerings, dan beban pajak tangguhan dan beban pajak kini
secara parsial juga mampu mendeteksi manajemen laba yang
terjadi dalam periode sekitar seasoned equity offerings. Dan
audited dapat dijadikan sebagai variabel kontrol dalam penelitian
ini.
ABSTRAK
Perusahaan sektor pertambangan sebelum tahun 2005
merupakan sektor yang kurang diminati dan bukanlah suatu
komoditas yang menarik di lantai bursa. Namun, seiring
melonjaknya harga komoditas pertambangan, saham perusahaan
tambang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menjadi
primadona. Pelaku bursa semakin yakin akan prospek perusahaan
tambang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan
beban pajak tangguhan dan beban pajak kini untuk mendeteksi
manajemen laba dengan audited sebagai variabel kontrol pada
saat seasoned equity offerings, di periode sekitar seasoned equity
offerings . Ketika perusahaan melakukan right offerings, maka ada
kemungkinan perusahaan melakukan manajemen laba agar
investor lebih tertarik. Akrual yang digunakan oleh perusahaan
dapat menciptakan perbedaan antara akuntansi dan fiskal, karena
undang-undang pajak tidak memberikan keleluasan bagi
perusahaan untuk melakukan manajemen laba, berbeda dengan
akuntansi. Oleh karena itu, beban pajak tangguhan dan beban
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
dikumpulkan dari BEI Statistik dan website BEI, yang kemudian
menggunakan purposive sampling untuk kriteria tertentu.
Penelitian ini menggunakan 45 periode keuangan triwulanan dari
perusahaan yang melakukan right issue tahun 2008 sampai 2011
sebagai sampel akhir.
Kata kunci: manajemen laba, beban pajak tangguhan, beban
pajak kini, audited, akrual, penawaran ekuitas berpengalaman.
57
58 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
Latar Belakang
Perusahaan sektor pertambangan sebelum tahun 2005
merupakan sektor yang kurang diminati dan saham
perusahaan pertambangan itu sendiri bukanlah suatu
komoditas yang menarik di lantai bursa, hal ini dikarenakan
para pemain saham cenderung mengincar untung yang besar
dalam jangka pendek dengan risiko yang rendah / minim,
dimana diketahui bahwa sektor pertambangan tersebut
merupakan sektor dengan investasi besar jangka panjang
dengan risiko yang besar (Abraham Lagaligo, 2008). Namun
setelah tahun 2005, pandangan diatas berbalik 180 derajat,
karena sektor ini justru banyak diburu oleh para investor,
karena merupakan sektor yang menjanjikan untuk para
investor. Krisis finansial global turut berimbas ke sektor
pertambangan, investor mulai berpikir untuk mendanai sektor
pertambangan yang dianggap memiliki risiko tinggi terutama
untuk kegiatan eksplorasi (Dessy Apriliani R, 2009). Seiring
melonjaknya harga komoditas pertambangan, saham
perusahaan tambang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) juga menjadi primadona. Pelaku bursa semakin yakin
akan prospek perusahaan tambang, mengingat tingginya
harga masih akan bertahan hingga beberapa tahun kedepan
(Abraham Lagaligo, 2008). Untuk tujuan aktivitas
investasinya, investor membutuhkan laporan keuangan yang
diterbitkan oleh perusahaan sektor pertambangan tersebut.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan menyajikan informasi yang dapat digunakan bagi
pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan
(Iqbal Bayu Septiansyah, 2010:1). Informasi yang terkandung
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
dalam laporan keuangan tersebut menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi keputusan yang diambil, karena laporan
keuangan seharusnya menyajikan informasi-informasi yang
menggambarkan kinerja dan kondisi perusahaan sebenarnya.
Salah satu informasi dalam laporan keuangan suatu
perusahaan adalah informasi mengenai laba. Informasi laba
yang mencerminkan kinerja perusahaan yang terdapat dalam
laporan laba rugi menjadi fokus bagi para penggunanya, baik
pengguna dari pihak internal maupun pihak eksternal. Seperti
yang disebutkan dalam FASB Concepts Statement No.2,
informasi keuangan dikatakan lebih berguna jika memenuhi
kualifikasi relevance dan reliability. Dikatakan relevan jika
informasi tersebut dapat membuat sesuatu yang berbeda
dalam pengambilan keputusan, dan dikatakan reliable jika
dapat diverifikasi serta mengungkapkan kebenaran serta
bebas dari error dan bias (Birgita Deviana S.P, 2010).
Perbedaan kepentingan antara shareholder dan
manajer atas informasi-informasi perusahaan yang tersedia
tersebut menimbulkan masalah agensi. Masalah agensi telah
menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti
dibidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005) yang timbul
karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan
manajer, karena tidak bertemunya utilitas yang maksimal
antara mereka. Sebagai agent, manajer secara moral
bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para
pemilik (principal), namun disisi yang lain manajer juga
mempunyai kepentingan memaksimumkan kesejahteraan
mereka. Sehingga ada kemungkinan besar agent tidak selalu
59
60 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
bertindak demi kepentingan terbaik principal (Jensen dan
Meckling, 1976).
Morris (dalam Sulistiyanto dan Midiastuti, 2003)
menyatakan bahwa manajemen perusahaan berusaha untuk
memberikan sinyal positif kepada pasar tentang perusahaan
yang dikelolanya. Oleh karena itu, manager perusahaan
kemudian berkeinginan untuk menaikkan laba yang
dilaporkan kepada para pemegang saham dan pemakai
eksternal lainnya (Ettredge et al., 2008). Informasi laba
merupakan salah satu pertimbangan bagi para investor untuk
menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Laba yang
tinggi menjadi harapan bagi beberapa pihak, antara lain: 1)
pemilik dalam hal perhitungan dividen, 2) manajer dalam hal
penentuan bonus yang akan diterima, 3) karyawan dalam hal
kompensasi yang diterimanya, 4) kreditur dalam
memprediksi penerimaan pokok pinjaman dan bunga yang
diberikan, 5) pemerintah dalam hal penerimaan pajak
(penghasilan) (Iqbal Bayu Septiansyah, 2010:1-2).
Pentingnya informasi tentang laba bagi para calon
investor sering dimanfatkan oleh manajemen untuk
merekayasa laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan
(Iqbal Bayu Septiansyah, 2010:2). Tindakan manajemen
memanipulasi informasi keuangan dengan melaporkan laba
yang dinaikkan mengindikasikan adanya praktik manajemen
laba oleh perusahaan. Manajemen laba merupakan tindakan
manajer untuk meningkatkan (menurunkan) laba yang
dilaporkan saat kini dari suatu unit yang menjadi tanggung
jawab manajer tanpa mengkaitkan dengan peningkatan
(penurunan) pro ekonomi jangka panjang. Healy dan Wahlen
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
(1999) mengatakan bahwa manajemen laba dilakukan
manager dengan menggunakan penilaian tertentu dalam
pelaporan keuangan dan menyusun transaksi untuk
mengubah laporan keuangan guna menyesatkan stakeholders
mengenai kinerja ekonomi yang terjadi. Secara khas
manajemen laba dilakukan dengan memindahkan penghasilan
dari masa depan. Lebih lanjut, perusahaan dapat
mempercepat pengakuan pendapatan dan menunda
pengakuan beban-beban tertentu dengan tanpa melanggar
aturan-aturan akuntansi yang berlaku (Kellogg and Kellogg;
Mulford and Comiskey dalam Rangan, 1998).
Beberapa kasus mengenai manajemen laba sempat
menjadi perhatian dunia, diantaranya kasus Enron
Corporation. Pada tahun 2000 Enron Co. melaporkan
memperoleh laba bersih sebesar $ 101 miliyar. Namun pada
tahun 2001 terungkap bahwa kondisi yang dilaporkan selama
ini bukanlah yang sebenarnya, melainkan hasil manajemen
laba. Selain itu terungkap bahwa kebangkrutan yang
menimpa Enron Co. bukan dikarenakan kondisi ekonomi
dunia melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntansi
mereka. Hal ini terungkap dengan ditemukannya bukti bahwa
selama tujuh tahun terakhir Enron.Co melebih-lebihkan laba
bersih dan menutup-tutupi utang mereka.
Dalam keaadaan yang sebenarnya, perusahaan
menghadapi suatu dorongan yang saling bertentangan pada
saat melakukan manajemen laba. Di satu sisi manajemen
perusahaan ingin menampilkan kinerja keuangan yang baik
dengan memaksimalkan laba yang dilaporkan kepada para
pemegang saham dan pengguna eksternal lainnya. Namun, di
61
62 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
sisi lain manajemen perusahaan juga menginginkan untuk
meminimalkan laba kena pajak yang dilaporkan untuk
keperluan pajak (Ettredge et al., 2008). Langkah yang
kemudian diambil agar keduanya dapat dicapai adalah
dengan memanipulasi laba menjadi lebih tinggi untuk
pelaporan keuangan tapi tidak untuk pelaporan pajaknya.
Ada dua versi laporan keuangan yang dihitung oleh
perusahaan untuk setiap tahunnya, yaitu laporan keuangan
berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum dan laporan
keuangan yang dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan
yang berlaku. Kedua laporan keuangan tersebut memiliki
perbedaan dalam penentuan jumlah laba yang dilaporkan.
Purba (2005) menyatakan bahwa hal itu timbul akibat adanya
perbedaan antara ketentuan peraturan perpajakan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dalam
mengakui dan memperhitungan pendapatan dan biaya.
Adanya perbedaan tersebut menyebabkan perlu dilakukan
proses koreksi atas laporan keuangan komersial, yang biasa
disebut rekonsiliasi fiskal. Koreksi fiskal atas perbedaan itu
ada yang bersifat tetap (permanent differences) dan ada yang
bersifat sementara (temporery differences) atau yang disebut
perbedaan waktu (time differences), Mills (dalam Ettredge et
al., 2008) menyatakan bahwa beda antara laba menurut
akuntansi (book income) dan laba/penghasilan menurut pajak
(taxable income) dapat menunjukkan beda yang besar. Hal ini
dikarenakan prinsip akuntansi yang berterima umum
menyediakan manajer keleluasaan dalam pemilihan estimasi
dan metode akuntansi dibandingkan dengan ketentuan
perpajakan yang hanya memberikan lebih sedikit keleluasaan.
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
Di atas telah disinggung bahwa manajemen laba dapat
dilakukan dengan mempercepat pengakuan pendapatan dan
menunda pengakuan beban, sehingga manajemen laba yang
dilakukan pada suatu tahun akan mempengaruhi besarnya
laba pada tahun-tahun berikutnya. Oleh sebab itu, ada
kemungkinan bahwa manajemen perusahaan tidak secara
terus-menerus dapat melakukan manajemen laba, barangkali
hanya pada periode-periode tertentu guna mencapai suatu
tujuan tertentu. Rangan (1998) menemukan bukti bahwa
perusahaan melakukan manajemen laba pada periode-periode
di sekitar seasoned equity offerings dan kemudian diikuti
dengan penurunan laba yang signifikan pada tahun
berikutnya. Terdapat kemungkinan bahwa manajemen
perusahaan melakukan manajemen laba pada periode-periode
di sekitar terjadinya penawaran saham. Maka fokus penelitian
ini adalah pendeteksian manajemen laba pada saat seasoned
equity offerings (penawaran saham tambahan) dengan
menggunakan informasi perbedaan laba akuntansi dengan
laba kena pajak yang ditunjukkan oleh beban pajak
tangguhan dan beban pajak kini. Maksud dari pada saat
seasoned equity offerings adalah periode-periode keuangan
triwulanan perusahaan yang melakukan penawaran saham
tambahan berupa right offering yang mengacu pada timeline
(Rangan, 1998).
PSAK No.46 dapat dikatakan sebagai suatu metode
akuntansi pajak penghasilan yang secara komprehensif
mencoba menerapkan pendekatan neraca. Metode akuntansi
pajak penghasilan yang berorientasi pada neraca ini
mengakui kewajiban dan aktiva pajak tangguhan terhadap
63
64 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
konsekuensi fiskal masa depan yang disebabkan oleh
perbedaan waktu dan sisa kerugian yang masih atau belum
dikompensasikan. Dengan berlakunya PSAK No.46, jumlah
beban pajak penghasilan yang harus diakui di laporan laba
rugi akuntansi terdiri dari beban pajak kini (current tax
expense) dan beban pajak tangguhan (deferred tax expense),
ditambah satu unsur tambahan (bila ada) yaitu pajak
penghasilan yang dapat menambah net income before tax
karena dapat dikompesasikannya kerugian fiskal.
Disini, manajemen laba yang diteliti diukur dengan
menggunakan informasi kebijakan akrual (dicretionary
accruals). Ada berbagai cara dalam manajemen laba,
diantaranya pemilihan metode akuntansi atau kebijakan
akrual, tetapi cara yang paling sering dilakukan adalah
dengan kebijakan akrual atau discretionary accruals, yaitu
dengan mengendalikan transaksi akrual sehingga laba terlihat
tinggi. Akan tetapi, transaksi tersebut tidak mempengaruhi
aliran kas, misalnya waktu dari pengakuan pendapatan
sehingga kebijakan akrual akan dapat mempengaruhi kualitas
laba suatu perusahaan. Diungkapkan oleh Roshan bahwa
transaksi akrual terdiri atas transaksi non-discretionary
accruals dan discretionary accruals. NDA merupakan akrual
yang ditentukan atas kondisi ekonomi (economically
determined) (Xiong, 2006; Komarudin dkk., 2007 dalam
Iskandar 2009), transaksi non-discretionary accruals
misalnya biaya depresiasi, sedangkan DA merupakan akrual
yang ditentukan manajemen (management determined).
Manajer dapat memilih kebijakan dalam hal metoda dan
estimasi akuntansi, transaksi discretionary accruals misalnya
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
waktu dari pengakuan pendapatan (Roshan, 1998 dalam
Dewi).
Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara
menggeser pendapatan masa depan (future earnings) menjadi
pendapatan sekarang (current earning) dan biaya sekarang
(future cost), sehingga laba yang bersangkutan menjadi lebih
tinggi dari nilai sebenarnya dan tidak mencerminkan nilai
fundamental perusahaan yang sebenarnya (Healvy and
Wahlen 1989 dalam Suyudi, 2009). Manajemen laba sulit
untuk dihindari, karena fenomena tersebut hanyalah dampak
dari penggunaan dasar akrual (accrual basis) dalam
penyusunan laporan keuangan. Dasar akrual disepakati
sebagai dasar penyusuan laporan keuangan karena dasar
akrual memang lebih rasional dan adil dibandingkan dengan
dasar kas (cash basis). Salah satu cara yang dapat ditempuh
manajer adalah melakukan manajemen laba dengan rekayasa
akrual (Iqbal Bayu Septiansyah, 2010:44). Manajemen laba
dapat mengurangi fluktuasi laba perusahaan, dan diharapkan
kinerja perusahaan akan terlihat lebih bagus dan investor
akan lebih mudah memprediksi laba masa depan, sehingga
kesejahteraan perusahaan atau manajemen akan meningkat.
Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
angka-angka akrual untuk menjadikan laba menjadi rendah
atau tinggi (Birgita Deviana S.P, 2010).
Sedangkan informasi yang digunakan dalam
mendeteksi manajemen laba adalah beban pajak tangguhan
dan beban pajak kini yang merupakan komponen pembentuk
beban pajak pada laporan laba/rugi perusahaan. Alasan
penggunaan beban pajak kini adalah karena beban pajak kini
65
66 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
merupakan hasil rekonsiliasi laba menurut akuntansi yang
telah disesuaikan dengan koreksi fiskal yang tergolong dalam
komponen beda tetap (permanent differences) sekaligus beda
waktu (temporary differences). Di samping itu, manajemen
laba juga dapat dilakukan dengan transaksi-transaksi yang
menghasilkan beda tetap (Philips et al., 2003; Tang, 2005)
dan agar komponen beda tetap ini juga dapat mewakili
mengingat ketidaklengkapan pengungkapan mengenai
penghasilan kena pajak satu periode, maka digunakanlah
beban pajak kini.
Sedangkan Lumbantoruan (1996) menyebutkan
contoh-contoh yang dapat menimbulkan perbedaan waktu
adalah perbedaan metode pengakuan terhadap penyusutan,
piutang usaha ragu-ragu, persediaan, tagihan atau utang
dalam valuta asing, biaya dibayar dimuka, pengakuan
penghasilan dan biaya atas proyek jangka panjang dan
pencadangan kewajiban bersyarat atau cadangan lain. Dari
penjelasan di atas, maka estimasi-estimasi yang menimbulkan
perbedaan temporer menunjukkan adanya kewenangan
manajer dalam pengakuan pendapatan dan beban.
Diketahui bahwa unsur pajak kini terdiri dari pajak
penghasilan (selanjutnya disingkat PPh) tahunan yang
terutang atas Penghasilan kena Pajak (PKP) periode berjalan
(PPh Tahunan Wajib Pajak Badan), dan PPh final yang
terutang atas penghasilan tertentu yang dikenai PPh selama
tahun berjalan yang bersifat final. Sedangkan unsur pajak
tangguhan terdiri dari aktiva pajak tangguhan (deferred tax
assets), kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities)
dan beban/penghasilan pajak tangguhan (deferred tax
expense/benefit). Menurut PSAK No.46, pajak tangguhan
adalah jumlah pajak penghasilan untuk periode mendatang
sebagai akibat dari perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian
dengan judul “KEMAMPUAN BEBAN PAJAK
TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK KINI DALAM
DETEKSI MANAJEMEN LABA DENGAN AUDITED
SEBAGAI VARIABEL KONTROL PADA SAAT
SEASONED EQUITY OFFERINGS (Studi Kasus pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI).”
Revsine, Collins, dan Johnson (2001) dalam Zhang
(2002) mengemukakan bahwa perbedaan temporer dapat
bersumber dari beban penyusutan, beban piutang ragu-ragu,
beban dibayar dimuka, beban pensiun, pembelian goodwill,
kontrak kontruksi jangka panjang, pendapatan diterima
dimuka, dan laba yang tidak dibagikan kepada investor.
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
Identifikasi Masalah
a. Apakah Beban Pajak Tangguhan mampu mendeteksi
manajemen laba dengan audited sebagai variabel kontrol
pada saat seasoned equity offerings.
b. Apakah Beban Pajak Kini mampu mendeteksi
manajemen laba dengan audited sebagai variabel kontrol
pada saat seasoned equity offerings.
c. Apakah Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Kini
secara bersama-sama mampu mendeteksi manajemen laba
67
68 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
dengan audited sebagai variabel kontrol pada saat
seasoned equity offerings.
Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder Data dalam penelitian diperoleh dari laporan
keuangan auditan perusahaan yang diakses melalui situs
Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id, situs-situs
perusahaan serta pojok BEI ITB. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2009-2011. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
terpilih (teknik purposive sampling). Ada pun kriteria dalam
pengambilan sampel adalah :
1.
2.
3.
Perusahaan merupakan perusahaan manufaktur yang
telah go public serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2009 sampai tahun 2011,
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan
lengkap yang telah diaudit secara berturut-turut selama
tahun 2009 sampai tahun 2011,
Perusahaan melakukan pergantian KAP selama tahun
2009 sampai dengan tahun 2011.
Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu pergantian
auditor. Variabel pergantian auditor diukur dengan
menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang melakukan
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
pergantian kantor akuntan publik diberi kode 1 (satu),
sedangkan perusahaan yang tidak melakukan pergantian
kantor akuntan publik diberi kode 0 (nol). Dalam penelitian
ini variabel independen terdiri dari opini auditor, ukuran
kantor akuntan publik, dan tingkat pertumbuhan perusahaan.
Variabel opini auditor (X1) diukur menggunakan variabel
dummy. Jika perusahaan menerima opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified) maka diberi kode 0 (nol),
sedangkan perusahaan yang menerima opini selain wajar
tanpa pengecualian (unqualified) diberi kode 1 (satu).
Variabel ukuran kantor akuntan publik (X2) juga diukur
menggunakan
variabel
dummy.
Perusahaan
yang
menggunakan jasa audit dari kantor akuntan publik big four
diberi kode 1 (satu), sedangkan perusahaan yang
menggunakan jasa audit ddari kantor akuntan publik non big
four diberi nilai 0 (nol).Variabel tingkat pertumbuhan
perusahaan (X3) diukur dengan menggunakan menggunakan
proksi pertumbuhan penjualan yaitu dengan menghitung
penjualan tahun sekarang dikurangi penjualan tahun lalu
dibagi dengan total asset (Nuryanti,2012). Untuk
menyederhanakan penjelasan operasionalisasi variabel diatas
maka digambarlah tabel operasional berikut ini:
Tabel
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Opini
auditor
(X1)
Konsep Variabel
Pernyataan atas suatu
asersi yang dikeluarkan
oleh auditor disebut juga
pendapat atau opini audit
Indikator
Menerima opini
Unqualified (0)
Menerima selain
opini unqualified
(1)
69
70 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
Skala
Dummy
Variabel
Ukuran
KAP (X2)
Tingkat
Pertumbuh
an
Perusahaan
(X3)
Pergantian
KAP (Y)
Konsep Variabel
Pengklasifikasian KAP
dilakukan oleh IAI
membedakan KAP yang
beroperasi di wilayah
Indonesia menjadi dua,
yaitu (1) bekerjasama
dengan kantor akuntan
asing (big four), (2) tidak
bekerjasama dengan kantor
akuntan asing (non big
four)
Dalam penelitian ini
tingkat pertumbuhan
perusahaan diproksikan
dengan rasio pertumbuhan
penjualan, karena
penjualan merupakan
kegiatan operasi utama
dari auditee.
Pergantian KAP
merupakan pergantian
KAP yang dilakukan oleh
perusahaan klien.
Indikator
Bermitra dengan
KAP big four (1)
Skala
Dummy
Keterangan:
Switch = Pergantian auditor (dummy)
bo
= konstanta
b1-b3 = koefisien regresi
Opini = opini auditor (dummy)
KAP = ukuran kantor akuntan publik (dummy)
Growth= tingkat pertumbuhan perusahaan
e
= tingkat kesalahan
Bermitra dengan
KAP non big four
(0)
Tingkat
Pertumbuhan
Perusahaan :
penjualan t –
penjualan t-1
Total aset
Rasio
Mengganti KAP (1)
Dummy
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, yang dijadikan objek penelitian adalah
laporan keuangan dan laporan audit perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik selama periode
2009-2011. Berikut kriteria sampel penelitian, yaitu :
Tabel
Tidak mengganti
KAP (0)
Kriteria Sampel Penelitian
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan
penggunaan analisis regresi logistik adalah karena variabel
dependen bersifat dikotomi (melakukan pergantian KAP dan
tidak melakukan pergantian KAP).
Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Switch = bo + b1Opini + b2KAP +b3Growth + e
No.
1.
2.
3.
KRITERIA
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
selama periode 2009-2011.
Perusahaan yang tidak lengkap laporan
keuangan serta laporan auditnya selama
tahun 2009-2011.
Perusahaan yang tidak melakukan pergantian
KAP.
Jumlah sampel penelitian
Tahun penelitian (2009-2011)
Total data penelitian selama periode 20092011
JUMLAH
111
(66)
(27)
18
3
54
Sumber : Website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
71
72 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
Tabel
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Sampel Penelitian
NO.
KODE
PERUSAHAAN
ADES
AKKU
ALKA
ASII
BRAM
BRNA
BUDI
FPNI
GDYR
JKSW
KAEF
KARW
NIPS
PBRX
POLY
PRAS
SSTM
VOKS
NAMA PERUSAHAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Akasha Wira Internasional Tbk
Alam Karya Unggul Tbk
Alakasha Industrindo Tbk
Astra Internasional Tbk
Indo Kordsa Tbk
Berlina Tbk
Budi Acid Jaya Tbk
Titan Kimia Nusantara Tbk
Goodyear Indonesia Tbk
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
Kimia Farma (Persero) Tbk
Karwell Indonesia Tbk
Nipress Tbk
Pan Brothers Tbk
Asia Pacific Fibers Tbk
Prima Alloy Steel Universal Tbk
Sunson Textile Manufacturer Tbk
Voksel Electric Tbk
1
2
3
4
5
6
Tahun
2010
1
1
0
1
1
0
2011
0
0
1
0
0
1
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
Opini Auditor selama Tahun 2009-2011
Pergantian Kantor Akuntan Publik Tahun 2009-2011
2009
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
Tabel
Tabel
Kode
Perusahaan
ADES
AKKU
ALKA
ASII
BRAM
BRNA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumber : Data yang diolah
Sumber : Data yang diolah
No.
BUDI
FPNI
GDYR
JKSW
KAEF
KARW
NIPS
PBRX
POLY
PRAS
SSTM
VOKS
No.
Kode Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
ADES
AKKU
ALKA
ASII
BRAM
BRNA
BUDI
FPNI
GDYR
JKSW
KAEF
KARW
NIPS
PBRX
POLY
PRAS
SSTM
VOKS
2009
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
Tahun
2010
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
Sumber : Data yang diolah
73
74 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
2011
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tabel
Ukuran KAP selama Tahun 2009-2011
No.
Kode Perusahaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
ADES
AKKU
ALKA
ASII
BRAM
BRNA
BUDI
FPNI
GDYR
JKSW
KAEF
KARW
NIPS
PBRX
POLY
PRAS
SSTM
VOKS
2009
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tahun
2010
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2011
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumber : Data yang diolah
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BRNA
BUDI
FPNI
GDYR
JKSW
KAEF
KARW
NIPS
PBRX
POLY
PRAS
SSTM
VOKS
0.112786102
0.143946426
0.114967847
0.042836846
0.057192729
0.095563117
-2.032334201
-0.637656544
-0.200707529
-0.050127167
-0.592971472
-0.128773897
-0.434886512
0.056608111
0.173939449
0.118044795
0.526647259
-0.0841243
0.198982223
-0.425415459
0.358304107
-0.186537976
0.236669528
0.272743352
0.022266261
-0.372436824
0.172380974
0.178780993
0.401163387
0.106564739
-0.136006543
0.165717371
-1.071567962
0.399226593
0.49016355
0.304564524
0.089739181
-0.051506739
0.448201096
Sumber : Data yang diolah
Tabel
Tabel Koefisien Determinasi
Model Summary
-2 Log
likelihood
Step
Cox & Snell R
Square
a
1
60.209
Nagelkerke R
Square
.184
.251
Sumber : output SPSS
Tabel
Tabel
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan selama Tahun 2009-2011
Menguji Kelayakan Model Regresi
1
2
3
Kode
Perusahaan
ADES
AKKU
ALKA
4
5
ASII
BRAM
No.
Hosmer and Lemeshow Test
2009
0.02746134
-0.169484452
-3.915429952
Tahun
2010
0.259820705
0.01363244
0.530549117
2011
0.255217562
-0.032365364
0.108145847
0.016438418
-0.101692175
0.27880415
0.204136576
0.218380547
0.057135928
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
Step
1
Chi-square
df
8.523
Sig.
8
Sumber : output SPSS
75
76 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
.384
Tabel
Uji Multikolonieritas
a
Coefficients
Standardi
zed
Unstandardize Coefficien
d Coefficients
ts
Std.
Error
t
Sig.
Toler
ance
Model
B
1 (Constant)
.410
.078
5.275
opini auditor
-.312
.255
-.169 -1.225
.226 .942
1.061
ukuran kap
-.022
.160
-.019
-.137
.892 .952
1.050
.172
.101
.238
1.714
.093 .931
1.075
pertumbuhan
perusahaan
Beta
Collinearity
Statistics
VIF
.000
Sumber : output SPSS
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
77
Tabel
Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Variables in the Equation
95% C.I.for EXP(B)
B
Step
a
1
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Lower
Upper
x1
-20.170
17640.544
.000
1 .999
.000
.000
.
x2
-.303
.712
.181
1 .670
.738
.183
2.982
x3
2.979
1.396
4.553
1 .033
19.667
1.275
303.490
Constant
-.539
.378
2.030
1 .154
.583
Sumber : Output SPSS
Tabel
Tabel Uji F
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
b
df
Mean Square
1.262
3
.421
Residual
11.330
50
.227
Total
12.593
53
Sumber : output SPSS
78 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
F
Sig.
1.857
a
.149
Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan dari penelitian ini,
yaitu sebagai berikut
1. Opini audit berpengaruh negatif terhadap pergantian
KAP dilihat dari
hasil pengujian hipotesis yang
memperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,999 lebih
besar dari 0,05.
2. Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap pergantian
KAP dilihat dari
hasil pengujian hipotesis yang
memperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,067 lebih
besar dari 0,05.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif
terhadap pergantian KAP dilihat dari hasil pengujian
hipotesis yang memperoleh tingkat signifikansi sebesar
0,033 lebih kecil dari 0,05.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka
diajukan saran sebagai berikut :
1.
2.
Auditor yang bekerja di kantor akuntan publik sebaiknya
lebih meningkatkan lagi kredibilitasnya agar dapat
memberikan jasa audit yang lebih memuaskan klien
dengan cara lebih meningkatkan pengetahuan,
keterampilan serta independensi dari auditor tersebut.
Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel
independen lain yang mempengaruhi perusahaan dalam
melakukan pergantian KAP seperti pergantian
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
manajemen, fee audit dan lain sebagainya. Penelitian
selanjutnya juga dapat menambahkan rentang waktu
yang lebih panjang dari penelitian ini yang hanya
melakukan pengamatan selama tiga tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh
Lembaga
Kantor Akuntan Publik, Edisi ketiga,
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta.
Arens.A & Loebbecke.J.K, 1996, Auditing (Pendekatan
Terpadu), Edisi Indonesia, Penerbit salemba
empat,Jakarta.
Divianto, 2011, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perusahaan dalam Melakukan Auditos Switch, Jurnal
Ekonomi dan Informasi Akuntansi .
Ghozali, I.2009,Aplikasi Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Halim,Abdul, 1997, Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan
Keuangan) Edisi Kedua, Unit Penerbit dan Percetakan
(UPP) AMP YPKN, Yogyakarta.
79
80 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
Kawijaya, N dan Juniarti,2002, Faktor-Faktor yang
Memdorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch)
pada Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo.Jurnal
Akuntan dan Keuangan Volume 4 Nomor 2.
Lely Nuryanti, 2012,Pengaruh Opini Auditor dan Tingkat
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pergantian
Auditor, Universitas Negeri Surabaya.
Mulyadi,2002, Auditing (buku 1), Edisi keenam, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Oktopani,Suciati,2011, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan
Publik.
Prastiwi A & Wilsya F,2009,Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris
Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Dinamika
Akuntansi Volume 1 No 1.
Pelu, Adeng, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Auditor Switching pada Bank yang Tercatat di BEI.
Rizkilah, 2012, Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Auditor
Switch pada Perusahaan Perbankan di
Indonesia.
Sukirno, Sadono,dkk,2006, Pengantar Bisnis, Edisi
Pertama,Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Trisnawati, E & Wijaya H,2009,Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Akuntan Publik
pada Perusahaan yang Listing di BEI tahun 20052007, Jurnal Akuntansi Volume 9 Nomor 3.
Wijayanti,Martina Putri, 2010, Skripsi Analisis Hubungan
Auditor-Klien (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Auditor Switch di Indonesia,Universitas Diponegoro.
Website :
http://natawidnyana.wordpress.com/2008/10/07/sejarah-bigfour-auditors/
http://www.ppajp.depkeu.go.id/index.php?option=com_conte
nt&task=view&id=18&Itemid=40
http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditordan-kantor -akuntan.html
www.iapi.org
www.idx.co.id
www.sahamok.com
Shulamite,Damayanti dan Made,Sudarma., 2007, Faktorfaktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah
Kantor Akuntan Publik, Simposium Akuntansi
Nasional 11, Pontianak.
Sugiyono,2007.Statistika untuk Penelitian,Bandung,Alfabeta
Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dan Beban Pajak Kini
Dalam Deteksi Manajemen Laba Dengan Audited Sebagai Variabel
Kontrol Pada Saat Seasoned Equity Offerings
81
82 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 57-82
Download