ASPEK HUKUM INTERNASIONAL DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MELAKUKAN SPIONASE TERHADAP RAHASIA DAGANG PIHAK LAIN ANTARA REPUBLIK RAKYAT CINA DAN GOOGLE INC. Nurul Fatimah Khasbullah 110110080399 Seiring dengan penemuan teknologi baru berupa berupa internet, saat ini hampir setiap aktifitas termasuk spionase terhadap rahasia dagang bertumpu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang menyebabkan hubungan-hubungan terjadi secara virtual. Salah satu contoh kasus adalah Spionase yang dilakukan oleh pihak Republik Rakyat Cina terhadap pihak Google Inc. dengan menggunakan teknologi informasi yang dimulai pada akhir tahun 2009 menyebabkan tercurinya informasi-informasi rahasia berupa closedsource code milik Google Inc.. Prinsip kedaulatan dan prinsip yurisdiksi yang bergantung pada batas wilayah akan bertolak belakang dengan sifat dunia maya (cyberspace) yang borderless. Oleh karenanya perlu diketahui penerapan prinsipprinsip tersebut terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan spionase terhadap rahasia dagang pihak lain termasuk terhadap dampak yang diberikan dikaitkan dengan kasus Republik Rakyat Cina terhadap Google Inc.. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif analitis, karena penelitian bertujuan untuk dapat menggambarkan dan menganalisis mengenai penerapan prinsip kedaulatan dan prinsip yurisdiksi dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan spionase terhadap rahasia dagang sehingga dapat dilihat dampak dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan meneliti data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat dikatakan bahwa prinsip kedaulatan dan prinsip yurisdiksi suatu negara tidak dapat diterapkan terhadap negara lain dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan spionase terhadap rahasia dagang pihak lain termasuk dalam kasus spionase rahasia dagang Google Inc. oleh hacker Republik Rakyat Cina dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun adanya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi terhadap spionase rahasia dagang, negara korban dalam hal ini Amerika Serikat, mengalami kesulitan untuk melakukan upaya-upaya baik melalui hukum nasional atau hukum internasional. iv