Sejarah ilmu managemen, chapter 6 MARY PARKER

advertisement
Sejarah ilmu managemen, chapter 6
MARY PARKER FOLLETT AND DYNAMIC MANAGEMENT
Mary Parker Follett (1868 1933) adalah seorang pekerja sosial untuk Amerika Serikat,
konsultan dan pengarang berbagi buku dalam bidang demokrasi, hubungan antar manusia dan
manajemen. Ia bekerja sebagai seorang ahli teori manajemen dan politik, yang kemudian dikenal
memperkenalkan berbagai istilah seperti "pemecahan konflik," "authority and power," and
"tanggung jawab kepemimpinan."
Follett lahir dan besar dalam sebuah keluarga Quaker di Massachusetts. Pada tahun 1898 ia lulus
dari Radcliffe College. Selama tiga puluh tahunn berikutnya, ia menerbitkan berbagai buku,
termasuk: The Speaker of the House of Representatives (1896) The New State (1918) Creative
Experience (1924) Dynamic Administration (1941) (berisi koleksi pidato dan artikel)
Follett berpendapat bahwa fungsi organisasi dalam masalah kekuasaan adalah "dengan" dan
bukan "atas." Ia menyadari sepenuhnya kondisi holistik komunitas ide yang maju atas "hubungan
timbal balik" dalam suatu pemahaman atas berbagai aspek dinamis dari suatu individu dalam
hubungannya dengan orang lain. Follett membela pendapat yang mengandung prisip integrasi,
"pembagian kekuasaan." berbagai pendapatnya atas negosiasi, kekuasaan, dan partisipasi
karyawan sangat berpengaruh dlam perlembangan pembelajaran organisasional. Follet adalah
perintis community center.
Mary Parker Follet (1868-1933) adalah salah seorang yang ikut membangun kerangka kerja
dasar aliran klasik. Akan tetapi, dia memperkenalkan banyak elemen baru, terutama dalam
bidang hubungan manusia dan stuktur organisasi. Dalam hal ini, Follet memelopori
kecenderungan yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh aliran tingkah laku dan ilmu
manajemen yang muncul kemudian.
Follet percaya bahwa tidak ada seorangpun dapat menjadi seorang yang utuh kecuali sebagai
anggota sebuah kelompok, manusia tumbuh lewat hubungan mereka dengan manusia yang lain
dalam organisasi. Menurut Follet manajemen adalah seni melaksanakan pekerjaan lewat
manusia .
Follet menganggap keyakinan Taylor pasti benar, yaitu bahwa pekerja dan manajemen
mempunyai tujuan yang sama sebagai anggota organisasi yang sama. Tetapi dia percaya bahwa
perbedaan artificial antara manajer (pemberi perintah) dan bawahan (penerima perintah)
mengaburkan kemitraan alami ini.
Follet amat percaya pada kekuatan kelompok, tempat individual dapat menggabungkan bakat
yang bebeda-beda menjadi sesuatu yang lebih besar. Lebih lanjut, model pengendalian yang
utuh dari Follet memperhitungkan bukan hanya individual dan kelompok, tetapi juga
pengaruh dari faktor-faktor lingkungan seperti politik, ekonomi, dan biologi.
Organisasi dianggapnya sebagai suatu komunitas tempat manajer dan karyawan bekerja
secara harmonis, tanpa salah satu pihak menguasai pihak yang lain, serta mampu mnyelesaikan
segala perbedaan dan pertentangan yang ada melalui diskusi. Follet menganggap bahwa tugas
manajer adalah membantu karyawan dalam organisasi untuk saling bekerja sama mencapai
kepentingan-kepentingan yang terintegrasi.
Model Follet adalah sebuah pelopor penting dari ide bahwa manajemen berarti lebih dari hanya
apa yang teradi di dalam organisasi tertentu. Dengan menambahkan secara eksplisit lingkungan
organisasi pada teorinya, Follet membuka jalan bagi teori manajemen untuk mengikutsertakan
hubungan yang lebih luas, beberapa di dalam organisasi dan beberapa melewati batas organisasi.
Arti penting yang lebih jauh dari pandangan Follet terlihat dalam Dynamic Administration: The
Collected Papers of Mary Parker Follet. Follet berpendapat bahwa dengan membuat karyawan
merasa memiliki perusahaan akan tercipta rasa tanggung jawab kolektif. Follet juga berpendapat
bahwa permasalahan dalam bisnis melibatkan berbagai macam faktor yang harus
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan hubungan antar masing-masing faktor. Follet pun
yakin bahwa perusahaan seharusnya memberikan pelayanan dan keuntungan yang diperoleh
perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan umum. Saat ini kita sering membicarakan hal
tersebut sebagai etika manajerial, etika bisnis, ataupun tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Mary Parker Follet dan Chester Bernard adalah pelopor awal dari sebuah perspektif manajemen
yang lebih humanis dan menekankan pentingnya pengertian akan perilaku, kebutuhan, dan sikap
manusia di tempat kerja seperti juga interaksi sosial dan proses kelompok. Tiga bidang dari
perspektif humanistis meliputi gerakan hubungan manusia, perspektif sumber daya manusia, dan
pendekatan ilmu perilaku.
Download