Jl. Bali C-14, Pondok Pucung Indah 1, Pondok Aren, Tangerang Selatan 15229; Phone: 0812-2365-8525 & 0812-1449-1142 Mengenai AECS: AECS (American English Conversation School) adalah tempat dimana anda bisa belajar bagaimana menguasai percakapan bahasa Inggris secara alami dan sangat cepat. Tujuan kami adalah untuk membantu putera-puteri Indonesia untuk bisa bersaing didalam kesuksesan masa depan. Itulah sebabnya biaya kursus sangat terjangkau. Metode yang digunakan adalah metode yang telah dibuktikan oleh para ahli setelah mempelajari bagaimana anak-anak semenjak bayi belajar berbicara. Di AECS, anda akan menggunakan seluruh indera didalam mempelajari bahasa Inggris, sehingga tanpa anda sadari penggunaan tata-bahasa (grammar), dan kata-kata (vocabulary) akan meresap secara alami tanpa anda harus mencoba menghapal aturan-aturannya secara tertulis. Latar belakang Instruktur Ben Tamba, MA-TESOL: Saya meninggalkan Indonesia untuk meneruskan studi ke AS di tahun 1975 dan setelah menyelesaikan studi, saya menetap di AS dan berkarir dibidang Finance dan Management. Ditahun-tahun pertama saya tidak berani buka mulut dikelas karena bahasa Inggris saya masih sangat terbatas. Seorang dosen memberikan saya nilai B walaupun saya seharusnya berhak menerima nilai tertinggi A, hanya karena saya tidak pernah bersuara didalam kelasnya. Setelah menyelesaikan studi, saya langsung bekerja disatu perusahaan "farm implement" yang menjual alat-alat pertanian dan 12 tahun kemudian saya menjadi Finance Manager, atau direktur keuangan, di salah satu perusahaan yang terbesar didunia itu. Di tahun 1992 saya berkesempatan untuk pulang ke Indonesia dan saya bekerja di salah satu bank asing dimana saya menjadi direktur internal audit. Pada saat itulah saya sering menerima surat lamaran kerja dari pelamar pekerjaan yang sangat banyak yang ingin bekerja di perusahaan itu. Saya melihat bahwa hampir semua pelamar ini menyatakan didalam CVnya bahwa mereka fasih berbahasa Inggris; mereka mengaku bahwa mereka bisa berbahasa Inggris dengan "fluent". Ketika mereka saya panggil untuk wawancara, saya mendapatkan bahwa kemampuan berbahasa Inggris mereka ternyata sangat rendah. Sehingga walaupun banyak sekali dari pelamar ini adalah lulusan universitas2 yang top dan ternama, mereka tidak diterima hanya karena bahasa Inggris mereka tidak mencukupi. Kebanyakan yang diterima bekerja adalah mereka2 yang sudah studi diluar negeri, seperti di AS atau Australia. Suatu hari seorang staff saya meminta supaya diizinkan untuk mengambil kursus bahasa Inggris di salah satu perusahaan kursus bahasa Inggris yang mungkin adalah yang paling top di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Permohonannya perlu saya setujui supaya perusahaan membayar biaya dari kursus tersebut. Lalu saya minta bahwa dia harus menunjukkan kepada saya materi apa yang telah dia pelajari setiap minggu. Ketika saya melihat materi yang diajarkan ditempat kursus itu, saya sangat kaget, sedih, dan marah. Kaget karena materinya bukanlah difokuskan untuk menguasai percakapan bahasa Inggris, dan juga materinya menurut saya hanya setingkat pelajaran untuk anak kecil, sedangkan staff saya adalah seorang yang sudah sarjana (S1). Sedih dan marah, karena saya menyadari bahwa para pengikut kursus2 ini sebetulnya hanya dibodoh-bodohi dan ditipu. Saya bisa melihat bahwa perusahaan2 yang memberi kursus ini hanya ingin keuntungan saja. Kurikulum mereka bukanlah untuk melatih para siswanya untuk betul2 bisa menguasai percakapan bahasa Inggris dengan cepat dan baik. Pada saat itulah timbul keinginan saya untuk menolong putera-puteri Indonesia untuk bisa menguasai bahasa Inggris, sehingga mereka bisa bersaing dengan mereka2 yang sanggup bersekolah diluar negeri, didalam mencari pekerjaan yang lebih baik. Ketika saya kembali ke AS, saya memutuskan untuk mengambil Master di TESOL (Teaching English for Speakers of Other Languages) yang saya selesaikan dari California State University di San Bernardino dimana saya diharuskan mengajar ESL (English as a Second Language) di Riverside Adult Education School sebagai praktikumnya. Saya mengambil pensiun dini dari pekerjaan saya sebagai auditor di instansi pemerintahan, supaya saya bisa memulai kursus bahasa Inggris di Indonesia. Latar belakang Instruktur Grace Manullang, RN: Saya bekerja disatu rumah sakit di Hongkong selama 4 tahun dan kemudian ditahun 1989 saya memutuskan untuk bekerja di AS dan meneruskan karir saya sebagai seorang Registered Nurse di berbagai rumah sakit. Ditahun 2010 saya dan suami saya, Ben Tamba, memutuskan untuk mengambil pensiun dini dan kembali ke Indonesia. Kami diminta untuk mengajar sebagai dosen di Universitas Advent Indonesia (UNAI); saya mengajar English for Nursing di fakultas Keperawatan dan suami saya mengajar mata kuliah yang diperlukan untuk menjadi guru bahasa Inggris di jurusan pendidikan bahasa Inggris. Selama tenure saya sebagai dosen saya juga memberikan kursus persiapan ujian NCLEX untuk lulusan dan mahasiswa keperawatan tingkat terakhir yang ingin berkarya di Amerika Serikat untuk mempersiapkan mereka mendapatkan sertifikasi Registered Nurse atau RN yang diharuskan oleh pemerintah AS untuk bekerja sebagai perawat di AS. Setelah 5 tahun menjadi dosen, kami menyelesaikan kontrak kami dengan UNAI, dan meneruskan rencana semula kami untuk memulai sekolah Bahasa Inggris American English Conversation School atau AECS. www.the-aecs.com email: [email protected] =======================