(Zingiber officinale Roxb.)terhadap bakteri

advertisement
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 40% dan EKSTRAK ETANOL 96%
RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roxb.) terhadap BAKTERI Streptococcus mutans
PENYEBAB KARIES GIGI.
Dany Ady Prabowo, Prasetyorini. Ike Yulia Wiendarlina.
Program Studi Farmasi FMIPA UNPAK
ABSTRAK
Jahe (Zingiber officinale Roxb.) memiliki khasiat dalam mengurangi dan mencegah
karang pada gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Bakteri streptococcus
mutans adalah bakteri yang bersifat gram positif, jenis dari bakteri yang mendapat perhatian
khusus karena kemampuannya dalam proses pembentukan plak dan karies gigi. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak rimpang jahe dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Streptococcus mutans dengan dengan menggunakan metode difusi kertas cakram.
Pembuatan ekstrak etanol rimpang jahe menggunakan 2 pelarut dengan konsentrasi berbeda
yaitu etanol 40% dan etanol 96%. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui pada
konsentrasi manakah bakteri streptococcus dapat mengalami penghambatan pertumbuhan.
Proses pengujian ekstrak pada bakteri di butuhkan ekstrak yang telah di encerkan dengan
menggunakan pelarut CMC 0,5% dan dibuat dalam konsentrasi berbeda-beda yaitu 75%;
50%; dan 25%, yang akan di gunakan dalam pengujian Diameter Daerah Hambat untuk
mengetahui konsentrasi paling kecil yang selanjutnya akan digunakan sebagai patokan pada
pengujian konsentrasi hambat minimum. Dari hasil penenlitan ini menunjukkan bahwa
rimpang jahe pada konsentrasi pelarut 96% dapat menghambat cukup baik dibandingkan
dengan konsentrasi pelarut 40%. Rimpang jahe memiliki potensi sebagai salah satu tanaman
yang dapat di gunakan sebagai benghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
Kata kunci : Rimpang jahe, Streptococcus mutans, Metode pengujian bakteri
ABSTRACT
Ginger ( zingiber officinale roxb. ) have efficacy in reducing and prevent coral on the
teeth that caused by bacteria streptococcus mutans. Bacteria streptococcus mutans is a grampositive bacteria, kinds of bacteria get special attention for ability in the process of forming
plaques and dental caries. This study aims to test the ability to extract rhizomes ginger in
inhibits bacterial growth mutans by streptococcus by using the method difuse write geer.
Manufacture ethanol extract rhizomes ginger use two different diluent by concentration
jerusalem--the ethanol 40 % and 96 % ethanol. These comparisons conducted to determine
what at concentrations streptococcus inhibition of the growth of bacteria can suffer. The
process of testing extract on bacteria need extract which has encerkan using diluent cmc 0.5
% and made different in concentration is 75 %; 50 %; and 25 %, to be in use in assaying.
Keywords: Streptococcus mutans, ginger Rhizome, bacterial testing methods
1
PENDAHULUAN
Penyakit karies gigi dan penyakit
periodontal merupakan dua penyakit gigi
dan mulut yang paling sering ditemukan di
klinik gigi dan merupakan penyebab utama
hilangnya gigi di dalam rongga mulut.
Gigi berlubang (karies) merupakan suatu
penyakit yang paling umum terjadi,
bahkan seringkali mengganggu aktivitas
manusia, penyakit ini terjadi akibat
penipisan lapisan email pada gigi. Hasil
penelitian Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia menyatakan bahwa
80% orang Indonesia mengalami penyakit
gigi berlubang, data survei menyebutkan
prevalensi karies (gigi berlubang) di
Indonesia adalah 90,05% (Muis, 2010)
Bakteri yang berperan penting dalam
pembentukan plak adalah bakteri yang
mampu
membentuk
polisakarida
ekstraseluler, yaitu bakteri dari genus
Streptococcus. Bakteri yang ditemukan
dalam jumlah besar pada gigi penderita
karies adalah Streptococcus mutans
(Roeslan, 1996).
Dengan ditemukannya dampak
negatif dari penggunaan obat sintetik
terhadap kesehatan maka perlu dilakukan
pemanfaatan bahan alam alternatif
salahsatunya adalah jahe, yang merupakan
tanaman obat yang diyakini memiliki
khasiat paling banyak, lebih dari 40
produk
obat
tradisional
(OT)
menggunakan jahe sebagai bahan baku
(Kemala dkk., 2003), menurut berbagai
sumber, jahe dapat mencegah kerusakan
gigi (Mona, 2011).
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan bahan informasi tentang
efektivitas ekstrak etanol rimpang jahe
sebagai antibakteri Streptococcus mutans,
untuk tindakan pengobatan maupun
pencegahan sehingga dapat digunakan
sebagai pengganti obat berbahan sintetik
yang semakin besar dampak negatifnya.
BAHAN DAN METODE
Bahan yang akan digunakan adalah
ekstrak etanol rimpang jahe (Zingiber
Officinale Roxb.), isolat Streptococcus
mutans, etanol 40%, etanol 96%, MuelerHinton, kertas cakram uji, aqua desdilata,
asam klorida, pereaksi Bouchardat,
Dragendorf, Mayer, serbuk magnesium
dan larutan Besi (III) klorida Amoksisilin
10 ppm.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan dari bulan
April sampai bulan Juni tahun 2012 di
Laboratorium Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
AlamUniversitas Pakuan, Balai Penelitian
Aromatik dan Obat dan Balai Veteriner
Bogor.
Bahan yang digunakan adalah
Rimpang jahe berasal dari Balai Penelitian
Aromatika dan Obat yang berumur sekitar
9 bulan, bakteri Streptococcus mutans
yang berasal dari Balai Veteriner yang
merupakan biakan murni,larutan etanol
40%, larutan etanol 96%, dan media agar
Muller hilton dan darah segar yang didapat
dari
Balai
Penelitian
Veteriner,
Amoksisilin.
Alat yang digunakan adalah Rotari
Evaporator. Cawan petri, mikropipet,
moistur balance, autoclaf, timbangan
digital, inkubator neraca analitik, makro
pipet, gelas ukur, pengayak mest 20,
candel jar, ose, oven, botol kaca, kertas
cakram, kertas saring, dan alat-alat
laboratorium lain.
Rimpang yang telah dikumpulkan
dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
menempel, dicuci dengan air mengalir dan
tiriskan. Rimpang yang telah bersih
selanjutnya dirajang tipis-tipis dengan
ketebalan kurang lebih 0,1 cm, kemudian
dikeringkan dalam oven pada temperatur
50-60 ºC sampai kering. Selanjutnya
simplisia yang sudah kering digrinder
sehingga menjadi simplisia serbuk sesuai
dengan derajat kehalusan simplisia
rimpang jahe (mesh 20).
2
Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak rimpang jahe
dilakukan dengan cara maserasi. Maserasi
dilakukan dengan merendam simplisia
serbuk sejumlah 532 g kedalam 75 bagian
pelarut dan biarkan selama 5 hari dalam
wadah yang tertutup dengan pengadukan
setiap 6 jam. Setelah 5 hari, disaring,
diperas, filtrate hasil dari maserasi awal di
enaptuangkan, ampasnya selanjutnya
dimaserasi kembali dengan sisa pelarut
yang 25 bagian. , Sejumlah 532 g serbuk
rimpang jahe dimasukkan ke dalam bejana
masing-masing dimana bejana 1 berisi
etanol 40% dan bejana 2 berisi etanol 96%
, dimasukkan 75% bagian pelarut etanol
setara dengan 7,5 liter, ditutup, dibiarkan
selama 5 hari terlindung dari cahaya
sambil diaduk setiap 6 jam/. Selanjutnya
setelah enam jam, disaring, diperas, filtrate
hasil dari maserasi awal di enaptuangkan
sehingga didapatkan senyawa yang larut
dengan pelarut etanol, filtrat kemudian
dimaserasi kembali dengan sisa pelarut
yaitu dengan pelarut etanol 25 % bagian
setara dengan 2,5 liter, dipindahkan
kedalam bejana tertutup, dibiarkan di
tempat sejuk dan terlindung dari cahaya.
selama 2 hari setelah itu dituangkan
kemudian disaring. Maserasi dikumpulkan
dan dilakukan pemekatan dengan alat
rotari evaporator (DepKes RI, 2004).
Karakterisasi Ekstrak
Kadar air
Penetepan kadar air berujuan untuk
mengetahui besarnya kandungan air yang
terdapat dalam sampel. Penetapan kadar
air dilakukan dengan menggunakan alat
moisture balance dengan cara meletakan
sampel pada plat lempeng alat sebanyak 1
gram, kemudian alat diset pada suhu
1050C dan hasilnya ditunggu hingga
presentase kadar air konstan.
Penetapan kadar abu
Penetapan kadar abu bertujuan
untuk menentukan kandungan mineral
dalam sampel. Penetapan kadar abu
dilakukan dengan cara menimbang
seksama 1 gram bahan dalam krus yang
sesuai, yang sebelumnya telah dipijarkan,
didinginkan dan ditimbang. Tambahkan 2
mL asam sulfat 2 N, panaskan mula-mula
diatas tangas air, kemudian panaskan hatihati diatas nyala api pada suhu lebih
kurang 600°C, lanjutkan pemanasan
sampai arang habis terbakar dan biarkan
dngin. Tambahkan beberapa tetes asam
sulfat 2 N dan ulangi pemanasan dan
pemijaran dan biarkan dingin. Tambahkan
beberapa tetes larutan ammonium karbonat
P 16 %, uapkan hingga kering dan pijarkan
hati-hati. Dinginkan dan pijarkan selama
15 menit dan ulangi cara ini hingga
diperoleh bobot tetap. Sisa pemijaran tidak
boleh lebih dari 0,6%.
Perhitungan :
Berat ekstrak
RendemenEkstrak=
x100
Berat simplisia
Organoleptik
Organoleptik adalah pengujian
ekstrak dengan menggunakan panca indera
dan mendiskripsikan dalam hal apa yang di
rasakan dan di lihat pada ekstrak seperti
bentuk, warna, bau, rasa dari ekstrak
tersebut.
Uji Fitokimia
Pemeriksaan Alkaloid:
Ekstrak sebanyak 500 mg ditambah
1 mL asam klorida 2N dan 9 mL aquadest,
dipanaskan diatas penangas air selama 2
menit, dinginkan dan disaring, kemudian
dibagi dalam dua tabung reaksi. Pada
tabung pertama dimasukkan pereaksi
Mayer, hasil dinyatakan positif bila
terbentuk endapan putih. Pada tabung
kedua dimasukkan pereaksi Bouchardat.
Hasil dinyatakan positif bila terbentuk
endapan coklat sampai hitam (DepKes,
1995).
Pemeriksaan Polifenol:
Sejumlah 500 mg ekstrak di dalam
tabung reaksi ditambahkan dengan sedikit
aquadest kemudian dipanaskan di atas
penangas air lalu diteteskan dengan FeCl3
3
1%. Hasil positif yaitu timbul warna biru
kehitaman (Soebagio dkk., 2007).
Pemeriksaan Flavonoid:
Sejumlah 500 mg ekstrak etanol
ditambah 100 mL air panas, kemudian
dididihkan selama 5 menit, disaring
sehingga diperolah filtrat yang digunakan
sebagai larutan percobaan. Ke dalam 5 mL
larutan percobaan ditambahkan serbuk
magnesium dan 1 mL HCl pekat.
Selanjutnya ditambahkan amil alkohol
dikocok Dengan kuat dan dibiarkan
memisah. Terbentuknya warna merah,
kuning atau jingga dalam larutan amil
alkohol menunjukkan adanya senyawa
golongan flavonoid (DepKes, 1995).
Pemeriksaan Saponin:
Ekstrak
sebanyak
500
mg
dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
ditambahkan 10 mL air panas dan
didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat
selam 10 menit. Hasilnya, dinilai positif
pada penambahan 1 tetes asam klorida 2
N, buih tidak hilang (DepKes RI, 1995).
Pembuatan Konsentrasi Ekstrak
Dibuat konsentrasi ekstrak jahe
(Zingiber officinale Roxb)
dengan
konsentrasi 25%, 50%, 75% dengan cara
sebagai berikut :
Konsentrasi ekstrak 75% dibuat dengan
melarutkan 7,5 g ekstrak kental dengan
pelarut yang dapat melarutkan ekstrak
sampai volume 25 mL dan konsentrasi
75% sekaligus sebagai larutan stok.
Kemudian dilakukan pengenceran larutan
stok untuk mendapatkan konsentrasi 50%
dan 25%.
Penyiapan Larutan Kontrol
Dibuat larutan kontrol yaitu larutan
kontrol positif dan kontrol negatif. Kontrol
positif menggunakan Amoksisilin dengan
konsentrasi 10 ppm sedangkan kontrol
negatifnya menggunakan pelarut yang
digunakan untuk membuat pelarut. Untuk
memperoleh konsentrasi Amoksisilin 10
ppm tersebut maka dilakukan pengenceran
dari larutan induk 1000 ppm, yaitu 100 mg
Amoksisilin dilarutkan kedalam pelarut
yang dapat melarutkan amoksisilin pada
labu ukur 100 mL. Kemudian dari larutan
induk tersebut dipipet 1 mL, diencerkan
dalam labu ukur 100 mL (10 ppm).
Pembuatan Media bakteri
Sterilisasi Alat
Alat yang digunakan uji efektivitas
bakteri di sterilasasi dengan cara dicuci
kemudian dibungkus kertas perkamen
terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam
oven dengan suhu 150ºC selama 2 jam,
setelah itu alat-alat siap digunakan.
Sterilisasi ini dilakukan agar bakteri atau
mikroba-mikroba lain yang terdapat pada
alat dapat dibunuh atau dihilangkan
sehingga tidak mengkontaminasi atau
mencemari saat dilakukan pengujian.
Inokulasi Bakteri
Konsentrasi larutan bakteri yang
akan digunakan untuk pengujian adalah
10-6 bakteri/mL.
Inokulasi
bakteri
dilakukan dengan cara pembuatan stok dan
inokulum bakteri, yaitu:

Biakan murni untuk pengujian
digunakan biakan berumur satu hari.
Biakan disuspensikan hingga homogen
dengan NaCl fisiologis..

Dibuat pengenceran serial 1:10,
1:100, 1:1000, dan seterusnya dengan cara
menyiapkan beberapa tabung reaksi yang
berisi 9 mL larutan NaCl fisiologis.
Bakteri yang disuspensikan diambil
sebanyak 1 mL kemudian dimasukkan ke
dalam tabung reaksi pertama dan dikocok
homogen maka akan diperoleh larutan
dengan konsentrasi 10-1.

Larutan pada tabung reaksi pertama
diambil sebanyak 1 mL kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kedua
yang berisi 9 mL NaCl fisiologis 0,9 %
steril dan dikocok homogen, maka akan
diperoleh dengan konsentrasi 10-2 dan
seterusnya sampai diperoleh larutan
dengan konsentrasi 10-6.
4
Setelah bakteri diencerkan 10-6 kemudian
dipipet 1 mL dan sebarkan ke permukaan
media, kemudian diinkubasi pada oven 37º
C selama 24 jam koloni yang tumbuh
kemudian di hitung.
Pengujian Efektifitas Antibakteri
Metode pengujian ini dilakukan
dengan metode difusi kertas cakram, kertas
cakram dicelupkan ke dalam ekstrak jahe
(Zingiber Officinale Roxb.) selama 15
menit kemudian dikeringkan selama 5
menit, lalu diletakkan diatas media
Mueller Hinton Agar, yang telah dicampur
dengan
bakteri
0,2
mL
dengan
menggunakan pinset steril, diisi ekstrak uji
dengan konsentrasi yang berbeda, pada
waktu yang sama dan dengan perlakuan
yang sama dilakukan terhadap pelarut
yang digunakan untuk melarutkan ekstrak
sebagai kontrol negatif, begitupun pada
Amoksisillin sebagai kontrol positif.
Kemudian diinkubasi dalam inkubator
selama 24 jam pada suhu 370 C,
Konsentrasi
ekstrak
sebagai
uji
pendahuluan yang digunakan adalah 25%,
50%, dan 75%. konsentrasi ekstrak yang
mampu menghambat pertumbuhan bakteri
kemudian dilakukan pengujian selanjutnya
untuk mendapatkan pada konsetrasi berapa
bakteri dapat dihambat oleh ekstrak jahe.
Penentuan
Konsentrasi
Hambat
Minimum (KHM)
Penentuan Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) dilakukan menggunakan
metode dilusi padat. Disiapkan larutan uji
dengan mengencerkan secara serial dengan
konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, 75% dan
100% Agar steril hangat dalam keadaan
cair (suhu ± 55-600C) dicampurkan dengan
1 ml konsentrasi ekstrak yang diuji hingga
homogen. Diamkan hingga mengeras atau
memadat. Setelah memadat, larutan bakteri
10-6 kemudian disebarkan secara zig zag di
permukaan media. Inkubasi pada suhu
370C selama 24 jam. Amati konsentrasi
hambat minimumnya. Bandingkan hasil
yang didapat dengan kontrol media.
Analisis data uji efektivitas ekstrak jahe
terhadap bakteridalam pada penelitian
dilakukan
menggunakan
metode
eksperimen. Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak Lengkap (RAL), dengan 8
perlakuan yaitu kontrol negatif, kontrol
positif dan varian konsentrasi ekstrak,
dengan masing-masing 3 kali ulangan.
masing diulang sebanyak 4 kali. Model
matematika yang digunakan adalah:
Yij = µ + Ti + Eij
Data hasil yang diperoleh dianalisa dengan
menggunakan
sidik
ragam
dalam
Rancangan Acak Lengkap (Tabel 1),
dengan kaedah keputusan pada (Tabel 2),
untuk mengetahui perbedaan antar
perlakuan maka diuji lanjut dengan uji
Duncant bila F hitung lebih besar dari F tabel
(Fh > F.05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan yang diteliti merupakan
rimpang dari Zingiber officinale Roscoe
var.sunti dengan suku Zingiberaceae.
Kadar air rimpang jahe sebesar 7,3%
sedangkan kadar abu sebesar 1,83%, kadar
air dan kadar abu memenuhi syarat yang
telah ditetapkan DepKes RI.
Hasil Uji Fitokimia
Hasil
pengujian
fitokimia
menunjukkan bahwa rimpang jahe 96%
mengandung alkaloid, flavonoid, dan
saponin,sedangkan rimpang jahe 40%
hanya mengandung alkaloid dan saponin
yang
ditunjukkan
dengan
adanya
perubahan warna yang sesuai dengan
parameter hasilnya.
Analisis Data
5
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak
Rimpang Jahe 40%
No Senyawa
Pereaksi
Hasil
1.
Alkaloid
Mayer
+
Dragendorf
+
2.
Polifenol
FeCl₃ 1%
-
3.
Flavonoid
Mg, HCl 2%,
-
Amilalkohol
4.
Saponin
HCl
+
Keterangan : (+) = positif. (-) = negatif
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak
Rimpang Jahe 95%
No Senyawa
Pereaksi
Hasil
1.
Alkaloid
Mayer
+
Dragendorf
+
2.
Polifenol
FeCl₃ 1%
-
3.
Flavonoid
Mg, HCl 2%,
+
Amilalkohol
4.
Saponin
HCl
+
Berdasarkan pengujian terhadap
bakteri Streptococcus mutans, didapatkan
nilai diameter daerah hambat ekstrak
etanol rimpang jahe 40% pada konsentrasi
25%; 50% dan 75 % memiliki lebar daerah
hambat lebih rendah bila dibandingkan
dengan kontrol positif yaitu Amoksisilin
10 ppm, ekstrak etanol 40% hampir tidak
ada zona hambat yang dihasilkan oleh
ekstrak rimpang jahe, ini dikarenakan
efektivitas rimpang jahe 40% terhadap
bakteri Streptococcus mutans tidak kuat
atau lemah. Sehingga zona hambat di
sekitar kertas cakram lebih banyak
terdapat
koloni-koloni
bakteri
di
bandingkan dengan efektivitas ekstrak
etanol 96%.
Daya hambat ekstrak etanol rimpang
jahe 96% pada konsentrasi 25%; 50% dan
75 % memiliki lebar daerah hambat lebih
lebih baik dari pada ekstrak etanol rimpang
jahe 40%, tetapi bila dibandingkan dengan
kontrol positif yaitu Amoksisilin 10 ppm,
ekstrak etanol 96% daya hambatnya masih
lebih rendah. Perbedaan zona hambat
antara ekstrak etanol 40% dengan ekstrak
etanol 96% perbandingan hasilnya cukup
jauh berbeda kemungkinan ini di
karenakan senyawa yang tertarik pada
ekstrak etanol 96% lebih banyak di
bandingkan dengan ekstrak etanol 40%.
Keterangan : (+) = positif. (-) = negatif
Hasil Uji Efektivitas Bakteri
Pengujian antibakteri dilakukan
untuk melihat ekstrak yang mempunyai
efektivitas
paling
efektif
sebagai
antibakteri
Streptococcus
mutans.
Pengujian antibakteri ini menggunakan
difusi kertas cakram, metode ini
merupakan metode yang paling banyak
digunakan karena lebih sensitif terhadap
senyawa-senyawa antibakteri baru yang
belum diketahui aktivitasnya. Pada metode
ini penghambatan pertumbuhan ditujukkan
oleh luasnya wilayah jernih (zona hambat)
di sekitar kertas cakram (Brander et al.,
1999).
LEBAR DAERAH
HAMBAT
40
30
20
10
0
DIAMETER
DAERAH
HAMBAT
Gambar 1: Histogram Diameter Daerah
Hambat (DDH) Ekstrak
Etanol Rimpang jahe 40%,
Kontrol Positif Amoksisilin
6
dan Kontrol Negatif CMC
0,5% Terhadap Streptococcus
mutans.
pada
konsentrasi
tersebut
tidak
memberikan daya hambat terhadap bakteri
Streptococcus mutans. Pada konsentrasi
15% dan konsentrasi 20% ekstrak etanol
Rimpang jahe sudah menujukkan daya
hambatnya ditandai dengan pertumbuhan
bakteri yang lebih jarang dibandingkan
dengan
konsentrasi
2,5%
hingga
konsentrasi 10%, hal ini menunjukkan
bahwa konsentrasi ekstrak etanol Rimpang
jahe tersebut memiliki sifat bakteriostatik
yaitu kemampuan suatu senyawa untuk
menghambat pertumbuhan bakteri.
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Gambar 2. Diameter daerah Hambat
Ekstrak Rimpang Jahe 96%
K+; Kontrol Positif,
Kontrol Negatif
35
30
25
20
15
10
5
0
K-
;
DIAMETER
DAERAH
HAMBAT
Gambar 3: Histogram Diameter Daerah
Hambat
Ekstrak
Etanol
Rimpang jahe 96%, Kontrol
Positif
Amoksisilin
dan
Kontrol Negatif CMC 0,5%
Terhadap
Streptococcus
mutans.
Hasil Pengujian Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM)
Hasil yang diperoleh menunjukan
ekstrak etanol 96% Rimpang jahe pada
konsentrasi 2,5% hingga konsentrasi 10%
menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri
yang sempurna seperti pertumbuhan
bakteri pada kontrol negatif, hal ini
menunjukkan ekstrak etanol Rimpang jahe
1. Uji efektivitas ekstrak etanol
rimpang jahe dengan konsentrasi
75% menghasilkan lebar daya
hambat
yang
lebih
baik
dibandingkan dengan konsentrasi
lainnya
walaupun
seluruh
konsentrasi menghasilkan zona
yang relatif rendah terhadap bakteri
Streptococcus
mutans
jika
dibandingkan dengan Amosisilin.
2. Konsentrasi ekstrak etanol 40%
rimpang jahe memberikan hampir
tidak dapat memberikan hambatan
pada
pertumbuhan
bakteri
Streptococcus
mutans
dibandingkan dengan konsentrsi
ekstrak etanol 96% rimpang jahe
yang memberikan zona hambat
relatif lebih besar.
Saran
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut
mengenai :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut terutama pembuatan produk
dalam bidang farmaseutika.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut terhadap bakteri jenis lain
pada mulut dan gigi
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan
konsentrasi
pelarut
pembanding yang lebih baik.
7
Escherichia coli dan Bacillus
subtilis.
Riau.
Daftar Pustaka
Athifa.
2010.
Jahe
Merah.
http://www.geraiislam.blogspot.com/.
Brander, G. C., Pough, D. M, Bywater,
R. J & Jenkins, W. L. 1999.
Veterinary Applied Pharmacology
and Therapeutic. 5th Edition.
Brailler Tindal. London
DepKes,RI. 1995. Materia Medika
Indonesia. Jilid VI . Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta
,RI. 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Direktorat Jendral Pengawasan
Obat dan Makanan. Jakarta
,RI. 2004. Penetapan Kadar
Air.
Direktorat
Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan.
Jakarta
Mona s.song. 2011. Sebelas manfaat
jahe
bagi
kesehatan.
http://www.ErabaruNews.com
Muis E. 2010. Situs
Kesehatan. Decha Care .
Pelayanan
Roeslan B.O. 1996. Karakteristik
Penyebab Karies Gigi. Majalah
Kedokteran Gigi FKG Usakti. Jakarta
Roeslan B.O. 1996. Karakteristik
Penyebab Karies Gigi. Majalah
Kedokteran Gigi FKG Usakti. Jakarta
Wulandari , J Wilda Sukma. 2006.
Bioaktifitas Ekstrak Jahe (
Zingiber Officinale Robx.) dalam
menghambat Koloni Bakteri
8
9
Download