ANALISISPENGARUH KURS RUPIAH, HARGA EMAS DUNIA DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP IHSG SEKTOR PERTAMBANGAN DI BEI (PERIODE TAHUN 2011-2014) SKRIPSI Oleh : FAJAR ROMADHON NPM : 11132185 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2015 ANALISISPENGARUH KURS RUPIAH, HARGA EMAS DUNIA DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP IHSG SEKTOR PERTAMBANGAN DI BEI (PERIODE TAHUN 2011-2014) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya Oleh : FAJAR ROMADHON NPM : 11132185 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2015 MOTTO Man Jadda Wajada (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil) Jangan pernah meremehkan impian, Walau setinggi apa pun. Sungguh Tuhan Maha Mendengar ******** Jika kita yakin dengan suatu Cita-cita, harapan, keinginan, dan impian Kita harus percaya, dan terus berusaha bangkit dari kegagalan. Jangan pernah menyerah, dan taruh keyakinan itu 5 cm dari keningmu. Dan kamu bawa mimpi, keyakinan kamu setiap hari, Kamu lihat setiap hari, dan percaya Bahwa kamu bisa. (5cm.) iv Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tuaku Dengan penuh cinta dan terima kasih - Fajar Romadhon v Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia Dan Harga Minyak Dunia Terhadap IHSG Sektor Pertambangan di BEI (Periode Tahun 2011-2014) Fajar Romadhon NPM : 11132185 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah, harga emas dunia, dan harga minyak dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sektor pertambangan di BEI periode tahun 2011-2014. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan analisis linier berganda dengan tingkat signifikan 5% dan kesimpulan pengujian diambil berdasarkan uji T dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurs rupiah berpengaruh signifikan positif terhadap indeks harga saham gabungan, dan harga emas dunia berpengaruh signifikan negatif terhadap indeks harga saham gabungan, sedangkan harga minyak dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan(IHSG) sektor pertambangan di BEI periode tahun 2011-2014. Namun berdasarkan hasil pengujian uji-F, secara serempak dari ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 20,177 dengan tingkat signifikasi 0,000. Hal ini menunjukkan semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi setelah krisis global sehingga permintaan pasar terhadap kurs rupiah meningkat maka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sektor pertambangan ikut meningkat. Kata Kunci : Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) vi KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Illahi Robbi Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dan disusun dengan baik. Sholawat serta salam semoga senatiasa tercurah kepada yang mulia Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Perjalanan panjang yang dilalui peneliti dalam menyelesaikan pendidikan serta kewajiban yang menjadi salah satu syarat dalam memenuhi dan melengkapi Program Studi Strata Satu di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Keuangan. Syukur Alhamdulillah, dalam kurun waktu intensif bermula dari penetapan judul hingga penelitian dan melewati tahap ujian, peneliti berhasil merampungkan skripsi penelitian ini. Meski bukan yang terbaik dari peneliti, namun skripsi ini bernilai lebih dari sekedar apa yang tertuang dari hasil belajar peneliti selama ini. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Budi Endarto SH.,M.Hum selaku Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya. 2. Ibu Dr. Soenarmi, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. Yang telah mendidik serta memberi masukan dalam penelitian skripsi ini. 3. Ibu Dwi Lesno Panglipursari SE, MM selaku Kepala Program Studi Manajemen yang cukup banyak memberikan perhatian dan pengarahan kepada peneliti. 4. Trisa Indrawati, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dengan segala kesabaran, kearifan dan penuh ketulusan hati beliau telah mengarahkan dan memberi motivasi, mendidik serta memberi masukan yang berguna bagi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik. vii 5. Seluruh Dosen Universitas Wijaya Putra Surabaya, yang telah membekali ilmu selama peneliti menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. 6. Pimpinan dan Staf Karyawan PT. BPR Intan Nasional yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk mengerjakan penelitian ini diselasela pekerjaan yang begitu padat. 7. Kedua Orang Tuaku Imam Supomo dan Eli Mulyaning Tyastuti. Yang senatiasa memotivasi atau memberikan dukungan penuh dalam proses penyusunan skripsi. Dan selalu mendorong peneliti untuk terus belajar dan meneruskan cita-citanya untuk meraih gelar sarjana. Gelar sarjana ini peneliti persembahkan khusus kepada beliau berdua. 8. Ibu Nurleila Jumati. S.Psi, MM, dan Ibu Ir. Muninghar yang telah banyak memberikan pengarahan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 9. Saudara tercinta : Sri Utami yang senatiasa telah memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini. 10. Para sahabat-sahabatku (Arlinda Arnok Sandari, Oki Junianta, Alfian Deby, Niko Subakti, Eni Pertiwi, teman-teman Fakultas Ekonomi, rekan-rekan kerja di PT. BPR Intan Nasional, temen-temen KKM Kelompok Dua Tahun 2014, teman teman tim PKM-T serta seluruh teman-teman yang tak sempat peneliti sebutkan satu per satu. Tengs a lot. You are rock, Guys! 11. Terimakasih peneliti sampaikan juga kepada keluarga besar Universitas Wijaya Putra Surabaya : BEM FE, BEM FT, BEM FH, BEM FBS, BEM FISIP, BEM FP, Mapalawipa, UKM Soccer, UKM KSR PMI UWP, HIMPA, HIMPIS, UKM Menwa, UKM Teather Cengkir, UKM Volly, UKKI, UKKK, UKM Jiu Jitsu. Skripsi ini masih jauh dari sempurna meski telah menerima bantuan dari berbagai pihak.Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi sepenuhnya menjadi tanggungjawab peneliti. Kritik dan saran akan lebih viii ini, menyempurnakan kehadiran skripsi ini. Dan peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua yang membacanya, Amin.,... Surabaya, 07 Juli 2015 Fajar Romadhon ix DAFTAR ISI HalamanJudul ....................................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing ....................................................................... ii Halaman Pengesahan ............................................................................................ iii Halaman Motto .................................................................................................... iv Halaman Persembahan.......................................................................................... v Abstraksi Skripsi................................................................................................... vi Kata Pengantar ...................................................................................................... vii Daftar Isi ............................................................................................................. x DaftarTabel ........................................................................................................... xii DaftarGambar ....................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori.................................................................................... 6 2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 15 2.3 Kerangka Konseptual ......................................................................... 22 2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 22 x BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 24 3.2 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel......................................... 24 3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ...................................... 25 3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 26 3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................... 27 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data ................................................................................... 33 4.2 Analisis Data ...................................................................................... 51 4.3 Intrepetasi............................................................................................ 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 59 5.2 Saran ................................................................................................... 60 Daftar Pustaka xi DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 17 Tabel 3.1 Variabel dan definisi operasional variabel ..................................... 25 Tabel 4.1 Daftar Indeks Harga Saham Gabungan 2011-2014........................ 35 Tabel 4.2 Daftar Emiten dan kode Sektor Pertambangan .............................. 37 Tabel 4.3 Data Kurs Rupiah Tahun 2011-2014.............................................. 45 Tabel 4.4 Data Harga Emas Dunia Tahun 2011-2014 ................................... 47 Tabel 4.5 Data Harga Minyak Dunia Tahun 2011-2014................................ 49 Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ........................................ 51 Tabel 4.7 Hasil Uji Korelasi........................................................................... 52 Tabel 4.8 Hasil Uji F ..................................................................................... 53 Tabel 4.9 Persamaan Regresi ......................................................................... 54 Tabel 4.10 HasilUji T ....................................................................................... 55 Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinan ..................................................... 60 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Konseptual.................................................................... 22 xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan dunia atau yang lebih di kenal dengan krisis moneter yang terjadi di Amerika Serikat menimbulkan dampak secara global. Hal ini bisa dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha mereka menyelamatkan uang mereka di pasar saham. Para individu beramai-ramai menjual saham sehingga bursa saham terjun bebas. Sejak awal 2008, bursa saham China anjlok 57%, India 52%, Indonesia 41% (sebelum kegiatannya dihentikan untuk sementara), dan zona Eropa 37%. Sementara pasar surat utang terpuruk, mata uang negara berkembang melemah dan harga komoditas anjlok, apalagi setelah para spekulator komoditas minyak menilai bahwa resesi ekonomi akan mengurangi konsumsi energi dunia. Indonesia yang juga menerima dampak dari krisis tersebut salah satunya pada pasar modal di indonesia. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara tersebut. Karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang di arahkan untuk meningkatakan pergerakan partisipasi masyarakat dalam pergerakkan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Dengan kata lain pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian negara karena pasar modal memiliki dua fungsi yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor (Adrian Agung, 2010). Dimana dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan perusahaan contohnya 1 2 untuk pengembangan usaha, penambahan modal kerja dan sebagainya. Kedua, pasar modal dapat digunakan oleh masyarakat sebagai sarana berinvestasi baik dalam berbagai bentuk salah satunya dalam bentuk saham. Saham merupakan satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan perusahaan. Saham memang sudah memasyarakat bahkan di pasar para ibu-ibu rumah tangga ikut membicarakannya. Di lift, perkantoran dan karyawan seperti mendapat diskusi baru di kantor. Bahkan sebagian orang berkata tidak trendy jika tidak paham tentang saham (Widoatmodjo, 2009: 29). Selain itu obligasi, reksadana dan lain-lain juga dapat dilakukan sebagai bentuk investasi. Pada era globalisasi banyak investor memilih investasi di berbagai sektor seperti sektor properti dan manufaktur. Selain kedua sektor tersebut berinvestasi pada sektor pertambangan juga banyak diminati para investor karena menurut mereka sektor ini dapat memberi return yang cukup besar pada jangka panjang. Pertambangan adalah penggerak ekonomi integral bagi Indonesia. Sektor pertambangan telah menjadi sektor yang semakin strategis bagi Indonesia hal ini dapat dilihat dari sumber tambang yang dimiliki indonesia. Indonesia merupakan penghasil tembaga terbesar keempat di dunia, dan juga penghasil timah serta nikel terbesar kedua di dunia, emas terbesar ketujuh dan batu bara terbesar kedelapan di dunia. Banyak teori dan penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa indeks harga saham gabungan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tiga faktor diantaranya adalah harga emas, harga minyak dunia dan kurs rupiah. Karena selain kurs rupiah komoditi emas dan minyak akan mempengaruhi pergerakan indeks saham sektor 3 pertambangan sehingga akan membuat IHSG berpengaruh, khususnya pada sektor pertambangan. Imbas dari krisis finansial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Salah satu dampak dari krisis finansial global adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008. Kondisi transaksi berjalan dalam neraca pembayaran yang mengalami defisit terus menerus, dan menyadari harga minyak bumi yang kian tidak menentu, maka upaya untuk meningkatkan penerimaan ekspor non migas mutlak diperlukan. Salah satu upaya untuk mendorong peningkatan ekspor adalah dengan mempengaruhi nilai tukar mata uang. Pengaruh tersebut secara tidak langgsung juga mempengaruhi indeks saham di pasar modal. Selain harga emas dunia, harga minyak dunia juga mempengaruhi pergerakan harga indeks saham gabungan khususnya pada sektor pertambangan. Minyak juga merupakan komoditi yang cukup penting bagi perekonomian indonesia. Hal ini dapat terlihat total kapitalisasi pasar sektor pertambangan hampir 25 persen dari total kapitalisasi pasar seluruh saham di BEI. Dalam penelitian ini digunakan data sekunder periode Januari sampai dengan Desember tahun 2011 sampai tahun 2014 (data didapat tiap akhir bulan periode tersebut). Dari informasi dan pergerakan IHSG sektor pertambangan yang berfluktuasi sesuai faktor pendorongnya yang telah didapat maka peneliti tertarik untuk membuat skripsi tentang “Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia dan Harga Minyak Dunia Terhadap IHSG Sektor Pertambangan Di BEI (Periode Tahun 2011-2014)”. 4 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diberikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kurs rupiah, harga emas dunia dan harga minyak dunia berpengaruh secara parsial terhadap IHSG Sektor pertambangan di BEI pada periode tahun 2011 - 2014? 2. Apakah kurs rupiah, harga emas dunia dan harga minyak dunia berpengaruh secara simultan terhadap IHSG Sektor pertambangan di BEI pada periode 2011 - 2014? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh secara parsial kurs rupiah, harga emas dunia, dan harga minyak dunia terhadap IHSG sektor pertambangan di BEI pada periode tahun 2011 - 2014? 2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh secara simultan kurs rupiah, harga emas dunia, dan harga minyak dunia terhadap IHSG sektor pertambangan di BEI pada periode tahun 2011 - 2014? 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu manajemen keuangan dan menambah kajian ilmu khususnya pasar modal untuk mengetahui 5 bagaimana kurs rupiah, harga minyak dunia, harga emas dunia berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sektor pertambangan. 2. Manfaat Secara Praktis Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi investor atau perusahaan perusahaan dalam hal menentukan kebijakan yang akan dilakukan dalam hal jual beli saham khususnya pada sektor pertambangan. Dan bagi pihak lain penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pihak lain dalam penyajian informasi untuk mengadakan penelitian serupa. BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Menurut Ana Octavia (2010: 27), di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 5 (lima) jenis indeks, sebagai berikut: 1. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor. Semua perusahaan yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 (Sembilan) sektor yang didasarkan pada klasifikasi industri yang ditetapkan oleh BEI. 2. Indeks LQ-45, terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa criteria sehingga indeks ini terdiri dari saham saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham saham tersebut. 3. Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang memenuhi criteria syariah. 4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau juga dikenal dengan Jakarta Composite Index (JSI), mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. 5. Indeks Harga Saham Individual (IHSI), merupakan indeks untuk masing masing saham yang didasarkan pada harga dasarnya. 6 7 Dari berbagai jenis indeks harga saham tersebut, dalam penelitian ini hanya menggunakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebagai obyek penelitian karena IHSG merupakan proyeksi dari pergerakan seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Surabaya (BES)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BES, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan sahampreferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mngetahui indeks harga saham gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini, caranya hampir sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi harus menjumlahkan seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung indeks harga saham gabungan (IHSG) adalah sebagai berikut. IHSG=( Ht/ Ho) x 100% Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku Ho= Total harga semua saham pada waktu dasar Dari harga indeks inilah kita bisa mengetahui apakah kondisi pasar sedang ramai, lesu, atau dalam keadaan stabil. Angka IHSG menunjukan di atas 100 berarti kondisi pasar sedang ramai, sedangkan pada saat IHSG menunjukan 8 dibawah 100 berarti kondisi pasar sedang lesu, IHSG menunjukan nilai 100 berarti pasar dalam keadaan stabil. 2.1.2.Kurs Rupiah Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau diperlukan untuk memperoleh atau membeli satu unit atau satuan jenis mata uang.Pemerintah Indonesia biasanya berperan dalm penentuan kurs agar sampai pada tingkat yang kondusif bagi dunia usaha. Kurs khususnya kurs rupiah per Dollar sangat berkaitan erat dan mempengaruhi arus barang dan jasa serta modal dari dalam dan keluar Indonesia.Ada 2 jenis perubahan kurs valuta asing yaitu : a. Apresiasi atau Depresiasi dimana naik turunya kurs suatu negara dengan mata uang asing negara lain bergantung pada kekuatan pasar (permintaan dan penawaran) baik yang timbul dari dalam maupunluar negeri. b. Devaluasi atau Revaluasi dimana naik turunnya nilai tukar atau kurs mata uang bergantung dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Menurut Mohamad Samsul (2007: 202), perubahan satu variable makro ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap harga saham, yaitu suatu saham dapat terkena dampak positif sedangkan saham lainnya terkena dampak negatif. Misalnya perusahaan yang berorientasi impor, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika yang tajam akan berdampak negatif terhadap harga saham perusahaan. Sementara itu, perusahan yang berorientasi ekspor akan menerima dampak positif dari depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika. Ini berarti harga saham yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan di Bursa 9 Efek Indonesia (BEI), sementara perusahaan yang terkena dampak positif akan mengalami kenaikan harga sahamnya. Selanjutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga akan terkena dampak negatif atau positif tergantung pada kelompok yang dominan dampaknya. Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagaimana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada supplainya maka kurs rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme pasar (Kuncoro, 2007). Saat ini sebagian besar bahan baku bagi perusahaan perusahaan di Indonesia masih mengandalkan impor dari luar negeri (www.kompas.com). Ketika mata uang rupiah terdepresiasi, hal ini akan mengakibatkan naiknya biaya bahan baku tersebut. Kenaikan biaya roduksi akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Bagi investor, proyeksi penurunan tingkat laba tersebut akan dipandang negatif (A.K Coleman dan K.A Tettey, 2008). Hal ini akan mendorong investor ntuk melakukan aksi jual terhadap saham saham yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut, tentu akan mendorong penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dollar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia suram. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi 10 apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat, sehingga dollar Amerika akan menguat dan akan menurunkan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI (Sunariyah, 2007). Hal ini tentunya menambah resiko bagi investor apabila hendak berinvestasi di bursa saham Indonesia. Investor tentunya akan menghindari risiko, sehingga investor akan cenderung melakukan aksi jual dan menunggu hingga situasi perekonomian dirasakan membaik. Aksi jual yag dilakukan investor ini akan mendorong penurunan indeks harga saham di BEI dan mengalihkan investasinya ke dolar Amerika Serikat (Jose Rizal, 2007). 2.1.3.Harga Emas Dunia Emas adalah bentuk umum yang mewakili uang karena kejarangannya, ketahanannya, dapat dibagi-bagi, tahan terhadap jamur dan kemudahan pengindentifikasiannya, sering berhubungan dengan perak. Perak biasanya adalah alat pembayaran yang sah, dengan emas sebagai metal untuk cadangan moneter. Sulit untuk memanipulasi standar sebuah emas untuk disesuaikan dengan kebutuhan ekonomi terhadap uang, menyediakan ketidakleluasaan praktek terhadap pengukuran yang bank sentral mungkin gunakan sebaliknya untuk memberi tanggapan pada krisis ekonomi. Sejak tahun 1968, standar pasar emas London dijadikan patokan harga emas dunia. Dimana sistem yang digunakan dikenal dengan London Gold Fixing. Proses penentuan harga dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu pukul 10.30 (Gold A.M) dan pukul 15.00 (Gold P.M). Mata uang yang digunakan dalam menentukan harga emas adalah Dolar Amerika Serikat, Poundsterling Inggris dan Euro. Harga yang digunakan sebagai patokan harga kontrak emas dunia adalah harga penutupan atau Gold P.M (www.goldfixing.com). 11 London Gold Fixing adalah prosedur dimana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold Fixing Ltd (www.lbma.org.uk). Anggota pasar tersebut antara lain: 1) Bank of Nova Scottia 2) Barclays Capital 3) Deutsche Bank 4) HSBC 5) Societe Generale Secara umum permintaan emas dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1) Permintaan penggunaan, dimana emas digunakan secara langsung dalam proses produksi perhiasa, medali, koin, komponen listrik, dan lain lain. 2) Permintaan aset, dimana emas digunakan oleh pemerintah, find manager dan sebagai investasi individu. Menurut Sunariyah (2007) salah satu bentuk investasi yang cenderung bebas risiko adalah emas. Emas dianggap lebih baik untuk lindung nilai terhadap inflasi. Namun, menurut Anggarwal (2010) kenyataannya dapat berbeda disebabkan, emas mungkin dalam jangka panjang dapat menjadi lindung nilai terhadap inflasi tetapi dalam jangka pendek dapat terjadi volatilitas harga. Bagi investor ketika melakukan investasi, mereka lebih memilih investasi dengan tingkat imbal hasil tinggi dengan risiko pada tingkat tertentu atau tingkat imbal hasil tertentu dengan risiko yang rendah. Investasi di pasar saham tentunya lebih berisiko daripada berinvestasi di emas, karena tingkat pengembaliannya yang secara umum relatif lebih tinggi dari emas (www.investopedia.com). 12 2.1.4.Harga Minyak Dunia Minyak mentah atau crude oil merupakan salah satu energi yang sangat vital saat ini. Hal ini dikarenakan hasil olahan minyak mentah merupakan sumber energi. Jenis jenis minyak tersebut seperti West Texas Intermediate (WTI) atau lebih dikenal dengan light-sweet, Brent Bland, OPEC Basket price dan Russian Export Blend. Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Bahkan Indonesia juga mengalami krisis minyak pada saat ini. Output dari minyak mentah yang digunakan sehariharinya adalah solar, bensin, pertamax,dll. Sebesar 84% dari minyak mentah akan diolah menjadi bahan bakar kendaraan(bensin), bahan bakar pesawat terbang dan jet(disel), bahan pemanas bumi(heating), bahan bakar lain, dan gas cair(liquefied petroleum gas). Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia. Saat ini patokan harga minyak mentah yang umum digunakan adalah West Texas Intermediate (WTI) atau light-sweet. Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI) adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan minyak mentah tersebut memiliki kadar belerang yang rendah dan sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, sehingga harga minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di dunia. Harga minyak mentah di WTI pada umumya lebih tinggi lima sampai enam dolar daripada harga minyak OPEC dan lebih tinggi satu hingga dua dolar dibanding harga minyak Brent (useconomy.about.com). Hal inilah yang menjadi alasan harga minyak WTI menjadi ukuran standar bagi perdagangan minyak di Amerika. 13 Beberapa faktor yang mempengaruhi harga minyak dunia antara lain: 1. Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh OPEC. 2. Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilang kilang minyak Amerika Serikat dan yang tersimpan dalam cadangan minyak strategis. 3. Permintaan minyak dunia, ketika musim panas, permintaan minyak diperkirakan dari perkiraan juumlah permintaan oleh maskapai penerbangan untuk perjalanan wisatawan. Sedangkan ketika musim dingin, diramalkan dari ramalan cuaca yang digunakan untuk memperkirakan permintaan potensial minyak untuk penghangat rangan. Barel adalah satuan alat tukar minyak mentah ke kurs dollar. Pemilihan dollar sebagai alat tukar minyak dan emas adalah karena mata uang USD dikenal hampir seluruh dunia. Kategori minyak yang biasa diperdagangkan didunia : a. West Texas Intermediate (WTI) yang merupakan kualitas tertinggi, manis, minyak kuning keemasan yang dihasilkan di Cushing, Oklahoma(Amerika). b. Brent Blend, yang terdiri dari 15 macam dengan diuji sistem Brent dan Ninian dihasilkan di perairan Basin Shetland timur di Laut Utara. Basis produksi adalah di Sullom Voe, Shetland. Negara-negara di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah menggunakan minyak ini sebagai standar alat tukar komoditas. c. Dubai-Oman, disuplai ke Timur Tengah dan Asia Pasifik. Tapis(diproduksi di Malaysia, disuplai ke Asia Timur). 14 d. Minas (diproduksi di Indonesia, juga disuplai ke Asia Timur). OPEC Reference Basket, diproduksi di negara-negara anggota OPEC. Dalam penelitian ini satuan ukuran minyak mentah yang digunakan adalah barel. Sedangkan mata uang yang digunakan sebagai alat tukar adalah dolar Amerika Serikat. Salah satu alasan pemilihan dolar AS sebagai alat tukar minyak adalah karena mata uang dolar AS dikenal hampir diseluruh dunia. Seiring dengan munculnya negara-negara industri baru maka kebutuhan minyak mentah akan semakin tinggi. Dengan naiknya permintaan minyak mentah secara langsung akan mempengaruhi harga minyak mentah dunia. Hal ini jika dikaitkan dengan aktivitas perekonomian maka harga minyak akan berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Tingkat volatilitas saham-saham dari sektor pertambangan pada 2012 tercatat paling tinggi dibandingkan saham-saham dari sektor lainnya. Nilai beta saham-saham pertambangan tersebut lebih tinggidibandingkan saham-saham sektor lainnya, yang mencerminkan naik-turun harga saham dari sektor ini lebih tinggi dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (www.indonesiafinancetoday.com). Witjaksono (2010) mengemukakan bahwa kenaikan harga minyak secara umum akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal ini disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan harga bahan tambang secara umum. Hal ini mengakibatkan perusahaan pertambangan berpotensi untuk meningkatkan labanya. Kenaikan harga saham pertambangan tentu akan mendorong kenaikan IHSG. 15 2.1.5 Sektor Pertambangan Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor utama yangmenggerakan roda perekonomian Indonesia. Indikasi ini terlihat dari kontribusi penerimaan negara yang setiap tahunnya meningkat. Sektor pertambangan juga menjadi pemicu pertumbuhan sektor lainnya serta menyediakan kesempatan kerja yang besar bagi tenaga kerja langsung maupun tidak langsung. Bahkan salah suatu sub-sektor, yakni pertambangan minyak dan gas bumi, pernah menjadi soko guru perekonomian pemerintah.Tugas pokok sektor pertambangan adalah melaksanakan pengelolaan sumber daya alam secara hemat dan optimal, serta menerapkan sistem penambangan yang berwawasanlingkungan. 2.2. PENELITIAN TERDAHULU Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi karena objek dan periode waktu yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi data. Berikut ringkasan beberapa penelitian terdahulu: 2.2.1.Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap IHSG Kurs merupakan salah satuindikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhatihati untuk melakukan investasi portofolio. Kurs mata uang menunjukan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang lain. Penentu nilai kurs suatu negara dengan mata uang negara lainnya ditentukan sebagaimana 16 halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak dari supplynya maka kurs rupiah akan terdeprisiasi, demikian sebaliknya. Terdepriasinya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar Amerika memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Ketika mata uang terdepriasi, hal ini mengakibatkan naiknya biaya bahan baku terhadap sebagian besar perusahaan yang mengimpor dari luar negeri. Kenaikan ini mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan aksi jual terhadap harga saham-saham yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut tentunya akan mendorong penurunan IHSG (Aditya Novianto,2011). Selain itu sebagian investor asing juga akan berlogika untuk keluar dari BEI(www.pojoksaham.com).Hal ini menunjukan bahwa kurs rupiah memiliki pengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan. 2.2.2 Pengaruh Harga Emas Dunia Terhadap IHSG Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas dari pada pasar modal. Sebab dengan resiko yang relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Selain itu emas juga bisa jadi lindung nilai yang aman di masa depan (Budi Sutanto, Dr. Werner R, Murhadi, S.E. M.M., Endang Ernawati S.E., M.MSi, 2013). Ketika banyak investor yang mengalihkan investasinya kedalam bentuk emas batangan, hal ini 17 mengakibatkan turunnya indeks saham di negara bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor. 2.2.3 Pengaruh Harga Minyak Terhadap IHSG Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Semenjak peristiwa bersejarah bangkrutnya Lehman Brothers yang mempercepat terjadinya krisis ekonomi global pada musim semi 2008, korelasi positif yang kuat terus tampak antara harga minyak dan bursa saham secara global termasuk bursa saham di Indonesia (Willy, 2013). Hal ini terjadi karena Investor pasar modal menganggap bahwa naiknya harga-harga energi merupakan pertanda meningkatnya permintaan global, yang berarti membaiknya pemulihan ekonomi global pasca krisis. Sebaliknya, harga energi yang turun mencerminkan melemahnya pemulihan ekonomi global.Dengan begitu, jika harga minyak mentah meningkat, ekspektasi terhadap membaiknya kinerja perusahaan-perusahaan juga akan meningkat dan otomatis harga sahamnya akan ikut terkerek naik.Dapat disebutkan dengantabel 2.1 seperti dibawah ini: 2. Budi Sutanto, Dr. Werner R. Murhadi, S.E., M.M., Endang Ernawati, S.E., M.Si. 2013 No Peneliti dan Tahun Peneliti 1. Aditya Novianto 2011 1. SBI 2. Harga Minyak Dunia 3. Harga Emas Dunia 4. Kurs Rupiah terhadap Dollar 5. Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones. 1. Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (US$/Rp) 2. Tingkat Suku Bunga SBI 3. Inflasi 4. Jumlah Uang Beredar (M2) 5. IHSG Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (US$/Rp), Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 1999.1 – 2010.6 Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei 225 Terhadap indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI Periode 2007-2011 Variabel Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Nilai tukar atau kurs dolar Amerika terhadap rupiah memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. 2. Tingkat suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif terhadap IHSG. 3. Inflasi memiliki pengaruh yang positif terhadap IHSG. 4. Jumlah uang beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif terhadap IHSG. Analisis Regresi 1. Variabel SBI dan Linier Harga Minyak Dunia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap IHSG. Teknik Analisa Data Analisis Regresi Linier 18 3. Willy 2013 Pengaruh Harga Minyak Mentah, gas Bumi, Batubara, Emas, Timah, Interest Rate Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia 1. Harga Minyak Mentah 2. Harga Gas Bumi 3. Harga Batubara 4. Harga Emas 5. Harga Timah 6. Suku Bunga 7. IHSG 2. Variabel Harga Emas Dunia, Indeks Nikkei 225 dan Indeks Dow Jones berpengaruh positif signifikan IHSG. 3. Sedangkan variabel Kurs Rupiah terhadap Dollar memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. Multiple Regresi 1. Secara simultan GARCH Model Harga minyak mentah, harga komoditas gas alam, batubara, emas, timah, dan tingkat Suku Bunga berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG dengan efek total 83,62% sedangkan sisanya 16,38% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak 19 dimasukkan dalam model. 2. Secara parsial dan variabel harga minyak mentah dan emas tidak signifikan, sedangkan harga variabel gas, harga batubara, harga timah, dan Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap IHSG sektor pertambangan. 20 21 Berdasarkan penelitian penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa: Persamaan : antara penelitian Aditya Novianto dengan Budi Sutanto, dkk adalah Kurs Rupiah terhadap Dollar meniliki pengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. Perbedaan : antara penelitian Budi Santoso dengan WIlly, dkk adalahpada penelitian Budi Santoso harga emas dunia memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sedangkan penelitian Willy menghasilkan harga emas berpengaruh tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 2.3 KERANGKA KONSEPTUAL Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kurs Rupiah (X1) Harga Emas Dunia (X2) Indeks Hubungan Saham Gabungan IHSG (Y) Harga Minyak Dunia (X3) Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Keterangan: Garis : Pengaruh secara parsial Garis : Pengaruh secara simultan 22 2.4. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah: 1. Kurs rupiah, harga emas dunia dan harga minyak duniaberpengaruh secara parsial terhadap IHSG Sektor pertambangan di BEI pada periode tahun 2011-2014. 2. Kurs rupiah, harga emas dunia dan harga minyak duniaberpengaruh secara simultan terhadap IHSG Sektor pertambangan di BEI pada periode tahun 2011-2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. JENIS PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatifyang oleh Idriantono dan Supomo (2007:12) disebutkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berupaya memahamii dan memecahkan suatu permasalahan berdasarkan paradigma positivis atau empiris, yakni menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan menganalisa data dengan prosedur statistik. Penelitian digolongkan ke dalam cara penelitian yang menguji hipotesis (hypotesis testing/hypothetical reserach), yang bertujuan untuk menawarkan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan yang eksis antar variabel (Sekaran, 2008:164). Tujuan utama penelitian ini bersifat explanatory yakni melandaskan kerangka konseptual penelitian berdasarkan teori dan literatur pendahulu terkait untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk menganalisis pengaruh kurs rupiah, harga emas dunia dan harga minyak dunia terhadap IHSG sektor pertambangan di BEI periode tahun 2011-2014. 3.2 DESKRIPSI POPULASI DAN PENENTUAN SAMPEL Populasi adalah kelompok besar/lengkap yang merupakan sasaran generalisasi yang biasanya berupa orang, objek, atau kejadian (Alimuddin Tuwu, 2008: 79). Populasi dari penelitian ini adalahdaftar perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 9 perusahaan pertambangan periode tahun 2011-2014.Sampel adalah sebagian atauwakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2008:131). Teknik pengambilan sampel yang 23 24 digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling sampel yang dipilih dengan adanya tujuan dan pertimbangan tertentu berdasarkan: 1. Frekuensi terbesar, yaitu perusahan perusahan dalam kelompok pertambangan yang aktif melakukan transaksi di bursa 2. Tingkat kapitalisasi pasar(market capitalizatio) terbesar, yaitu perusahan perusahaan yang termasuk dalam kelompok pertambangan yang mampu menyerap modal besar dalam perdagangan di bursa. 3. Kecukupan data, yaitu perusahaan perusahaan yang mempunyai data yang cukup untuk keperluan analisa Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 9 atau semua perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Data yang digunakanadalah data tiapakhirbulanselamaperiodeamatanantaratahun 20112014 data IHSG, Kurs Rupiah, HargaEmasDunia, danHargaMinyakDunia yang diambildaribeberapasumber yang memilikitingkatvaliditastinggi. Pengambilan data sampel dilakukan dilakukan secara dokumentasi dari berbagai sumber. 3.3 VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Tabel 3.1 Variabel Penelitian No. Variabel Defenisi Pengukuran Jumlah nilai pasar 1. IHSG harian dibagi dengan total saham yang tercatat Skala Pengukuran Ratio IHSG = ( Ps x Ss ) ( Pbase x Ss ) 25 2. Kurs Rupiah Nilai tukar rupiah terhadap dollar Nilai Tengah = Ratio Kurs Jual + Kurs Beli Amerika Serikat menurut Bank 2 Indonesia 3. Harga Emas Harga spot yang Dunia Data harga emas dunia terbentuk dari yang berasal dari akumulasi www.gold-price.net.com Ratio permintaan dan penawaran di pasar emas London 4. Harga Harga spot minyak Akumulasi permintaan Minyak dunia berdasarkan dan penawaran Light West Texas Sweet dari pelaku pasar Intermediate yang di Okhlahoma, Texas Dunia Ratio terbentuk dari akumulasi permintaan dan penawaran 3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN 3.4.1 Sumber dan Jenis Data Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data skunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi, dimana data yang diperoleh tidak diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Data skunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan kurs rupiah, harga emas dunia, harga minyak dunia dan IHSG sektor pertambangan periode Januari sampai Desember 2012yang terdaftar di BEI serta informasi lainnya. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh melalui website www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com, 26 www.useconomy.about.com dan literatur- literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yakni data yang menekankan pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.. 3.4.2 Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dengan dua pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Kepustakaan (Library Research) Pendekatan kepustakaan adalah pengumpulan data secara tidak langsung yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku ataupun litelatur yang disusun oleh para ahli dan diterbikan oleh lembaga-lembaga tertentu serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, kemudian akan ditarik menjadi suatu kesimpulan. 2. Pendekatan Dokumentasi Pendekatan Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari sumber-sumber dokumen perusahaan yang diperlukan dalam membahas masalah atau objek yang akan diteliti. 3.5 TEKNIK ANALISIS DATA Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis permasalahan yang telah dirumuskan di perumusan masalah adalah sebagai berikut : 27 1. Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis deskriptif membahas mengenai cara pengumpulan data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan) serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran untuk memperoleh informasi yang lebih menarik, berguna dan lebih mudah dipahami (Santoso, 2008:12). Tujuan penggunaan analisis deskriftif ini adalah mengetahui adanya pengaruh kurs rupiah per dollar AS, harga emas dunia dan harga minyak dunia terhadap IHSG yang berfluktuasi pada sektor pertambangan sehingga dapat dinilai dan di bandingkan dengan penelitian sebelumnya dan disesuaikan dengan teori yang telah ada. 2. Analisis Statistik Teknik analisa data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dan menggunakan software SPSS 20.0 (Statistic Product and Services Solution). Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Berikut analisis yang digunakan dalam penelitian ini: a. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda bertujuan untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah 28 variabel bebas (X) atau lebih dari sebuah variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini analisis tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah, harga emas dan harga minyak dunia terhadap IHSG sektor pertambangan. Seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen dihitung dengan persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + e Keterangan : Y = IHSG sektor pertambangan a = Nilai Konstanta b = Koefisien Regresi Berganda X1 = Kurs Rupiah X2 = Harga Emas Dunia X3 = Harga Minyak Dunia e = Standart Error b. Uji t Uji t dilakukan untuk menguji variabel variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial/bagian. Langkah langkah pengujian: 1. Merumuskan hipotesa secara statistik Ho : b1 = 0, tidak ada pengaruuh secara signifikan antara variabel variabel bebas dengan variabel terikat. 2. Tingkat nyata ( ) yang digunakan sebesar 5% pada pengujian 2 arah dengan derajat kebebasan : df = n-k-1 29 3. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho 4. t hitung dicari dengan menggunakan rumus : th = bi Sbi Keterangan : th = t hitung bi = koefisien regresi untuk i s = standar erorr (simpang baku untuk masing masing koefisien 5. Kriterisa pengujian untuk membandingkan antara t hitung dan t tabel maka dipergunakan: a. Apabila t hitung (-) > t tabel> t hitung (+) Ho diterima dan Hi ditolak berarti kurs rupiah, harga emas dunia, harga minyak dunia tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sektor pertambangan di BEI periode Januari – Desember 2012. b. Apabila t hitung (-) < t tabel< t hitung (+) maka Ho ditolak dan Hi diterima berarti kurs rupiah, harga emas dunia, harga minyak dunia mempunyai pengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sektor pertambangan di BEI periode Januari – Desember 2012. c. Uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama 30 dengan nol, atau: H0 : 1 = 2 = 3 = 0, Artinya semua variabel independen (Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia) bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hipotesis alternatifnya (H1) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: H1 : 1 3 2 0, Artinya semua variabel independen (Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, dan Harga Emas Dunia) secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel, dimana F hitung dapat dipenuhi dengan formula sebagai berikut: F hitung = 2/( (1 2)/( ) 1) Keterangan: R2 : koefisien determinasi k : jumlah variabel independen termasuk konstanta n : jumlah sampel Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan atau bersamasama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (Ghozali, 2011). Pengujian ini didasarkan pada perbandingan antara F hitung dengan F tabel, dengan syarat-syarat sebagai berikut: a. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan ditolak Ha, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 31 b. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha, artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini juga dapat didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi 0,05, dengan syarat-syarat sebagai berikut: a. Jika signifikansi F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Jika signifikansi F > 0,05 maka H0 diterima yang berarti variabelvariabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivative. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX. Bursa Efek Indonesia berpusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 4.1.1 Indeks Harga Saham Indeks harga saham adalah indicator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Saat ini tahun 2015 Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. 32 33 Indeks indeks tersebut adalah: 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2. Indeks Sektoral 3. Indeks LQ45 4. Jakarta Islamic Index (JII) 5. Indeks Kompas100 6. Indeks BISNIS-27 7. Indeks PEFINDO25 8. Indeks SRI-KEHATI 9. Indeks Papan Utama 10. Indeks Papan Pengembangan 11. Indeks Individiual Dari seluruh indeks-indeks tersebut, dalam penelitian kali ini indeks yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relative kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna yang 34 mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah IHSG. IHSG adalah indeks harga saham gabungan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia setiap hari. Data IHSG diperoleh langsung www.finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2011-2014. Tabel 4.1 Daftar Indeks Harga Saham Gabungan 2011 - 2014 Bulan IHSG Bulan IHSG Januari 2011 3.409,17 Januari 2012 3.941,69 Pebruari 2011 3.470,35 Pebruari 2012 3.985,21 Maret 2011 3.678,67 Maret 2012 4.121,55 April 2011 3.819,62 April 2012 4.180,73 Mei 2011 3.836,97 Mei 2012 3.832,82 Juni 2011 3.888,57 Juni 2012 3.955,58 Juli 2011 4.130,80 Juli 2012 4.142,34 Agustus 2011 3.841,73 Agustus 2012 4.060,33 September 2011 3.549,03 September 2012 4.262,56 Oktober 2011 3.790,85 Oktober 2012 4.350,29 November 2011 3.715,08 November 2012 4.276,14 Desember 2011 3.821,99 Desember 2012 4.316,69 35 Bulan IHSG Bulan IHSG Januari 2013 4.453,70 Januari 2014 4.418,76 Pebruari 2013 4.795,79 Pebruari 2014 4.620,22 Maret 2013 4.940,99 Maret 2014 4.768,28 April 2013 5.034,07 April 2014 4.840,15 Mei 2013 5.068,63 Mei 2014 4.893,91 Juni 2013 4.818,90 Juni 2014 4.878,58 Juli 2013 4.610,38 Juli 2014 5.088,80 Agustus 2013 4.195,09 Agustus 2014 5.136,86 September 2013 4.316,18 September 2014 5.137,58 Oktober 2013 4.510,63 Oktober 2014 5.089,55 November 2013 4.256,44 November 2014 5.149,89 Desember 2013 4.212,22 Desember 2014 5.160,43 Sumber: http://www.finance.yahoo.com 4.1.2 Daftar Emiten sektor pertambangan Sebanyak 507 saham tercatat di Bursa Efek Indonesia per Januari 2015, terdiri atas sepuluh kelompok berdasarkan sektor bisnis. Salah satunya sektor pertambangan. Berikut daftar kode saham emiten sektor pertambangan. 36 Tabel. 4.2 Daftar Emiten dan Kode Sektor Pertambangan KODE Nama Perusahaan Tanggal Pencatatan IDX: ADRO Adaro Energy 16 Juli 2008 IDX: ANTM Aneka Tambang (Persero) 27 November 1997 IDX: CITA Cita Mineral Investindo 20 Maret 2002 IDX; CKRA Citra Kebun Raya Agri 19 Mei 1999 IDX: DKFT Central Omega Resources 21 November 1997 IDX: INCO International Nickel Indonesia 16 Mei 1990 IDX: PSAB J Resource Asia Pasific 01 Desember 2007 IDX: SMRU SMR Utama 10 Oktober 2011 IDX: TINS Timah (Persero) 19 Oktober 1995 Sumber: Data IDX.co.id Berdasarkan tabel diatas terdapat 9 perusahan yang tergolong kelompok bisnis pertambangan yaitu: 1. Adaro Energy (ADRO) Adaro Energy Tbk (Kode saham pada BEI:ADRO.JK) adalah Perusahaan Indonesia yang merupakan produsen batu bara terbesar di belahan bumi selatan dan keempat terbesar di dunia. CEO Garibaldi Thohir (orang Indonesia) memiliki kira-kira seperenam saham dari Adaro, senilai lebih dari $ 1 miliar. Tahun ini keuntungan bersih perusahaan ini membaik kembali setelah jatuh 47% tahun lalu menjadi $ 245.000.000 (pada penuruhan 4% dalam pendapatan menjadi $ 2,7 miliar). Pada semester pertama tahun ini Adaro sudah mendapatkan keuntungan bersih mencapai $ 268 juta, naik 37 113% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan naik 36% menjadi $ 1,8 miliar. 2. Aneka Tambang Persero (ANTM) PT Aneka Tambang Tbk. Atau yang biasa disebut dengan PT Antam merupakan perusahaan pertambangan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (65%) dab masyarakat (35%). PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Antam mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral. Pendapatan PT Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi. Anak Perusahaan PT Antam adalah PT Indonesia Coal Resources, PT Cibaliung Sumberdaya, PT Gag Nikel, Asia Pasific Nickel Pty., Ltd., PT Antam Resourcindo, PT Borneo Edo International, PT Mega Citra Utama, PT Indonesia Chemical Alumina, PT Antam Jindal Stainless Indonesia, PT Indonesia Chemical Alumina. 3. Cita Mineral Investindo (CITA) PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) didirikan dengan nama PT Cipta Panelutama 27 Juni 1992 dan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak 38 Juli 1992. Kantor pusat CITA di Gedung Ratu Plaza Lantai 22, Jalan Jenderal Sudirman No. 9, Jakarta Pusat. Induk usaha CITA adalah Richburg Enterprise Pte. Ltd, sedangkan induk usaha terakhir CITA adalah Mineral Distribution Pte. Ltd. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CITA terutama adalah pertambangan. Saat ini kegiatan utama CITA adalah dibidang investasi pertambangan dan kegiatan yang dilakukan melalui Anak Perusahaan yakni PT Harita Prima Abadi Mineral (HPAM) dan PT Karya Utama Tambangjaya (KUTJ) yang merupakan perusahaan pertambangan bauksit di Indonesia. Sejak didirikan sampai pertengahan 2007, CITA bergerak di bidang perdagangan, perindustrian, pertambangan, pertanian, jasa pengangkutan darat, perbengkelan dan pembangunan. Pada tanggal 22 Pebruari 2002, CITA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CITA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 dengan nilai nominal RP 100,- per saham dengan harga penawaran Rp 200,- per saham dan disertai Waran Seri I sebanyak 18.000.000. Saham dan waran seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indoneisa (BEI) pada tanggal 20 Maret 2002. 4. Citra Kebun Raya Agri (CKRA) PT Cakra Mineral Tbk (sebelumnya PT Citra Kebun Raya Agri Tbk) (CKRA) didirikan dengan nama PT Ciptojaya Kontrindoreksa tanggal 19 September 1990 dan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak Juli 1992. Kantor pusat CKRA di Jl. Mega Kuningan Barat Blok E3.5 Kav.7 Kuningan 39 TImur – Setiabudi, Jakarta Selatan 12950, Indonesia. Induk usaha dan induk usaha terakhir CKRA adalah Redstone Resources Pte. Limited, yang berkedudukan di Singapura. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CKRA dalah bergerak dalam bidang pertambangan khususnya di bidang pertambangan mineral, perdagangan, perindustrian, perhubungan dan penanaman modal. Saat ini, kegiatan utama CKRA adalah investasi pada perusahaan pertambangan, terutama biji besi. Pada tanggal 05 Mei 1999, CKRA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CKRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 63.600.000 dengan nilai nominal Rp250,per saham dengan harga penawaran Rp250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Mei 1999. 5. Central Omega Resources (DKFT) Central Omega Resources Tbk (dahulu PT Duta Kirana Finance Tbk) (DKFT) didirikan tanggal 22 Februari 1995 dan memulai kegiatan usaha komersialnya tahun 1995. Kantor pusat DKFT berlokasi di Plasa Asia Lantai 6, Jl. Jendral Sudirman Kav. 51, Jakarta.Pemegang saham mayoritas DKFT adalah PT Jinsheng Mining (JM), dengan persentase pemilikan sebesar 75,22%. JM merupakan perusahaan yang didirikan di Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DKFT bergerak dalam bidang usaha perdagangan hasil tambang dan kegiatan 40 pertambangan dilakukan melalui anak perusahaan. Saat ini, hasil utama tambang DKFT dan anak usahanya adalah Nikel. Pada tanggal 28 Oktober 1997, DKFT memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DKFT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 26.000.000 dengan nilai nominal dan harga penawaran Rp500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) (dahulu Bursa Efek Surabaya (BES)) pada tanggal 21 Nopember 1997. 6. International Nickel Indonesia (INCO) PT Vale Indonesia Tbk (dahulu PT International Nickel Indonesia Tbk) (INCO) didirikan tanggal 25 Juli 1968 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat INCO terletak di Plaza Bapindo, Citibank Tower, Lantai 22, Jln. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta 12190. Pabrik INCO berlokasi di Sorowako, Sulawesi Selatan. Pemegang saham mayoritas INCO adalah Vale Canada Limited (58,73%) dan Sumitomo Metal Mining Co, Ltd. (20,09%). Vale Canada Limited merupakan induk usaha INCO sedangkan Vale S.A., sebuah perushaaan yang didirikan di Brasil merupakan pengendali utama INCO. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INCO adalah dalam eksplorasi dan penambangan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasaran nikel beserta produk mineral terkait lainnya. Saat ini, INCO memproduksi nikel dalam matte dari bijih lateritik dengan penambangan dan pengolahan terpadu di dekat Sorowako di Pulau Sulawesi. 41 Pada tahun 1990, INCO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INCO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 49.681.694 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Mei 1990. 7. J Resource Asia Pasific (PSAB) J Resources Asia Pasifik Tbk (dahulu PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk) (PSAB) didirikan tanggal 14 Januari 2002 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 01 Mei 2002. Kantor pusat PSAB terletak di Equity Tower, Lt. 48-E, Jln. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. Induk usaha dari PSAB adalah J Resources Mining Limited (persentase kepemilikan sebesar 92,60%). Sedangkan induk usaha terakhir dari PSAB adalah J & Partners LP, berkedudukan di Hong Kong. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PSAB meliputi pertambangan, industri, pembangunan, perdagangan, transportasi, pertanian, perbengkelan dan jasa. Saat ini kegiatan utama PSAB adalah bergerak di bidang pertambangan mineral emas. Pada tanggal 31 Maret 2003, PSAB memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PSAB kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp250,- per saham. Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22 April 2003. 42 8. SMR Utama (SMRU) SMR Utama Tbk (SMRU)didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya pada tanggal 11 November 2003. Kantor pusat SMRU berlokasi di Gedung Citicon Jl. Letjen S. Parman Kav. 72 Lt. 9, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat 11410. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham SMR Utama Tbk (28/02/2015), antara lain: Raiffeisen Bank International AG, Singapore Branch S/A PT Lautan Rizki Abadi (pengendali) (49,58%) dan PT Tandikek Asri Lestari (19,54%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company), tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Saat ini, kegiatan usaha SMRU yang dijalankan melalui PT Ricobana yang merupakan sebuah perusahaan investasi terutama di bidang tambang batubara dan kontraktor batubara. Pada tanggal 30 September 2011, SMRU memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMRU (IPO) kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp600,- per saham. Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Oktober 2011. 9. Timah Persero (TINS) Timah (Persero) Tbk (TINS) didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976. TINS berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan kantor 43 pusat terletak di Jl. Medan Merdeka Timur No.15 Jakarta 10110 serta memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon, Banten.Pemegang saham utama / pengendali TINS adalah Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TINS meliputi bidang pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama TINS adalah sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usaha. Pada tanggal 27 September 1995, TINS memperoleh persetujuan dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TINS sebanyak 176.155.000 saham Seri B dan Global Depositary Receipts (GDR) milik Perusahaan. Terhitung mulai tanggal 12 Oktober 2006, Perusahaan melakukan penghentian pencatatan atas GDR milik Perusahaan di Bursa Saham London. Penghentian pencatatan tersebut dilakukan mengingat jumlah GDR yang beredar semakin kecil dan tidak likuid. Pemegang saham Seri A memperoleh hak istimewa tertentu sebagai tambahan atas hak yang diperoleh pemegang saham Seri B. Hak istimewa tersebut mencakup hak menyetujui penunjukan dan pemberhentian anggota komisaris dan direksi dan hak untuk menyetujui perubahan anggaran dasar. 4.1.3 Kurs Rupiah Kurs Rupiah adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kurs yang digunakan adalah kurs tengah rupiah terhadap dollar Amerika Serikat 44 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Data kurs diambil dari www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah nilai kurs jual akhir bulan selama periode amatan tahun 2011-2014. Dapat digambarkan sebagai berikut: 4.3DataKurs Rupiah Tahun 2011-2014 Bulan Kurs rupiah Bulan Kurs rupiah Januari 2011 Rp. 9.057 Januari 2012 Rp. 9.000 Pebruari 2011 Rp. 8.823 Pebruari 2012 Rp. 9.085 Maret 2011 Rp. 8.709 Maret 2012 Rp. 9.180 April 2011 Rp. 8.574 April 2012 Rp. 9.190 Mei 2011 Rp. 8.537 Mei 2012 Rp. 9.565 Juni 2011 Rp. 8.597 Juni 2012 Rp. 9.480 Juli 2011 Rp. 8.508 Juli 2012 Rp. 9.485 Agustus 2011 Rp. 8.578 Agustus 2012 Rp. 9.560 September 2011 Rp. 8.823 September 2012 Rp. 9.588 Oktober 2011 Rp. 8.835 Oktober 2012 Rp. 9.615 November 2011 Rp. 9.170 November 2012 Rp. 9.605 Desember 2011 Rp. 9.068 Desember 2012 Rp. 9.670 45 Bulan Kurs rupiah Bulan Kurs rupiah Januari 2013 Rp. 9.698 Januari 2014 Rp. 12.226 Pebruari 2013 Rp. 9.667 Pebruari 2014 Rp. 11.634 Maret 2013 Rp. 9.719 Maret 2014 Rp. 11.404 April 2013 Rp. 9.722 April 2014 Rp. 11.532 Mei 2013 Rp. 9.802 Mei 2014 Rp. 11.611 Juni 2013 Rp. 9.929 Juni 2014 Rp. 11.969 Juli 2013 Rp. 10.278 Juli 2014 Rp. 11.591 Agustus 2013 Rp. 10.924 Agustus 2014 Rp. 11.717 September 2013 Rp. 11.613 September 2014 Rp. 12.212 Oktober 2013 Rp. 11.234 Oktober 2014 Rp. 12.082 November 2013 Rp. 11.977 November 2014 Rp. 12.196 Desember 2013 Rp. 12.189 Desember 2014 Rp. 12.440 Sumber : www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs 4.1.4 Harga Emas Dunia Harga emas dunia adalah harga spot yang terbentuk dari akumulasi penawaran dan permintaan di pasar emas London. Harga emas yang digunakan adalah harga emas penutupan pada sore hari (harga emas Gold P.M). Data harga emas dunia diambil dari www.goldfixing.com. Data yang digunakan adalah data rata rata harga emas bulanan selama periode amatan antara tahun 2011-2014. Seperti yang terlihat dalam daftar berikut ini: 46 4.4Data Harga Emas Dunia Tahun 2011-2014 Bulan Harga Emas Bulan Harga Emas Januari 2011 Rp. 521.000 Januari 2012 Rp. 521.000 Pebruari 2011 Rp. 545.500 Pebruari 2012 Rp. 546.000 Maret 2011 Rp. 502.000 Maret 2012 Rp. 525.000 April 2011 Rp. 482.500 April 2012 Rp. 517.000 Mei 2011 Rp. 475.000 Mei 2012 Rp. 508.500 Juni 2011 Rp. 465.000 Juni 2012 Rp. 504.000 Juli 2011 Rp. 458.000 Juli 2012 Rp. 515.000 Agustus 2011 Rp. 511.000 Agustus 2012 Rp. 521.000 September 2011 Rp. 475.000 September 2012 Rp. 536.000 Oktober 2011 Rp. 517.500 Oktober 2012 Rp. 522.000 November 2011 Rp. 536.000 November 2012 Rp. 527.000 Desember 2011 Rp. 497.500 Desember 2012 Rp. 487.500 47 Bulan Harga Emas Bulan Harga Emas Januari 2013 Rp. 521.000 Januari 2014 Rp. 489.300 Pebruari 2013 Rp. 495.000 Pebruari 2014 Rp. 496.000 Maret 2013 Rp. 482.500 Maret 2014 Rp. 494.000 April 2013 Rp. 470.000 April 2014 Rp. 493.000 Mei 2013 Rp. 458.000 Mei 2014 Rp. 492.000 Juni 2013 Rp. 458.000 Juni 2014 Rp. 510.000 Juli 2013 Rp. 458.000 Juli 2014 Rp. 510.000 Agustus 2013 Rp. 507.500 Agustus 2014 Rp. 511.000 September 2013 Rp. 511.500 September 2014 Rp. 505.300 Oktober 2013 Rp. 492.000 Oktober 2014 Rp. 487.000 November 2013 Rp. 490.000 November 2014 Rp. 471.000 Desember 2013 Rp. 474.300 Desember 2014 Rp. 482.000 Sumber: www.goldfixing.com 4.1.5 Harga Minyak Dunia Harga Minyak DUnia adalah harga spot pasar minyak dunia yang terbentuk dari akumulasi permintaan dan penawaran. Pada penelitian ini harga minyak dunia yang digunakan adalah standar West Texas Intermediate. Data harga minyak dunia diambil dari www.finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan selama periode amatan tahun 2011-2014. Seperti yang terlihat dalam daftar berikut ini: 48 4.5Data Harga Minyak Dunia Tahun 2011-2014 Bulan Harga Minyak Bulan Harga Minyak Januari 2011 $ 89,34 Januari 2012 $ 99,56 Pebruari 2011 $ 97,88 Pebruari 2012 $ 109,77 Maret 2011 $ 105,40 Maret 2012 $ 103,02 April 2011 $ 113,93 April 2012 $ 104,93 Mei 2011 $ 100,59 Mei 2012 $ 90,86 Juni 2011 $ 91,16 Juni 2012 $ 84,96 Juli 2011 $ 95,70 Juli 2012 $ 90,13 Agustus 2011 $ 85,37 Agustus 2012 $ 96,47 September 2011 $ 79,20 September 2012 $ 92,19 Oktober 2011 $ 93,32 Oktober 2012 $ 86,28 November 2011 $ 96,77 November 2012 $ 88,91 Desember 2011 $ 98,83 Desember 2012 $ 91,82 49 Bulan Harga Minyak Bulan Harga Minyak Januari 2013 $ 95,88 Januari 2014 $ 97,49 Pebruari 2013 $ 93,13 Pebruari 2014 $ 102,59 Maret 2013 $ 97,23 Maret 2014 $ 101,60 April 2013 $ 93,00 April 2014 $ 100,60 Mei 2013 $ 91,97 Mei 2014 $ 102,71 Juni 2013 $ 96,56 Juni 2014 $ 105,74 Juli 2013 $ 104,70 Juli 2014 $ 102,09 Agustus 2013 $ 107,65 Agustus 2014 $ 95,96 September 2013 $ 102,87 September 2014 $ 93,54 Oktober 2013 $ 97,85 Oktober 2014 $ 80,54 November 2013 $ 92,72 November 2014 $ 66,15 Desember 2013 $ 98,42 Desember 2014 $ 54,73 Sumber: http://www.finance.yahoo.com 50 4.2. Analisis Data Pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah Uji Analisis Regresi Linier Berganda dikarenakan variable x lebih dari satu variabel. 4.2.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan pengolahan data dalam penelitian ini dapat dihasilkan sesuai tabel berikut: Tabel 4.6 Statistika Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics Mean Y_IHSG 4349,4748 x1_KursRupiah x2_HargaEmasDunia x3_HargaMinyakDunia Std. Deviation N 512,83387 48 10159,7500 1305,72285 48 499466,6667 23341,43730 48 95,0440 10,30276 48 Sumber: data sekunder diolah Dari hasil perhitungan diatas Berdasarkan tabel diatas menunjukkan terdapat 4 variabel dan menggunakan data amatn sebanyak 48 yang diperoleh dari Januari 2011 sampai Desember pada tahun 2014. Berdasarkan hasil analisa data diatas dapat ditarik kesimpulan: - Dengan jumlah data amatan sebanyak 48 rata rata Indeks Harga Saham Gabungan adalah Rp. 4.349 dengan standar deviasi 512,83. - Dengan jumlah data amatan sebanyak 48 rata rata Kurs Rupiah adalah Rp. 10.159 dengan standar deviasi 1.305,72. 51 - Dengan jumlah data amatan sebanyak 48 rata rata Harga Emas Dunia adalah Rp. 499.467 dengan standar deviasi 23.341. - Dengan jumlah data amatan sebanyak 48 rata rata Harga Minyak Dunia adalah $USD 95,04/barrel dengan standar deviasi 10,30. Tabel 4.7 Correlations Statistic Correlations Y_IHSG Y_IHSG x1_KursRup x2_HargaEm x3_HargaMin iah asDunia yakDunia 1,000 ,721 -,371 -,198 ,721 1,000 -,185 -,170 Pearson x1_KursRupiah Correlation x2_HargaEmasDunia -,371 -,185 1,000 ,188 x3_HargaMinyakDunia -,198 -,170 ,188 1,000 . ,000 ,005 ,089 x1_KursRupiah ,000 . ,103 ,124 x2_HargaEmasDunia ,005 ,103 . ,100 x3_HargaMinyakDunia ,089 ,124 ,100 . Y_IHSG 48 48 48 48 x1_KursRupiah 48 48 48 48 x2_HargaEmasDunia 48 48 48 48 x3_HargaMinyakDunia 48 48 48 48 Y_IHSG Sig. (1-tailed) N Sumber: data sekunder diolah Besar hubungan antarvariabel IHSG dengan Kurs Rupiah yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,721, sedangkan variabel IHSG dengan Harga Emas Dunia adalah -0,371, dan untuk variabel IHSG dengan Harga Minyak Dunia adalah -0,198. Secara teoritis, karena korelasi antara IHSG dan Kurs Rupiah lebih besar, maka variabel Kurs Rupiah lebih berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dibanding Harga Emas Dunia dan Harga Minyak Dunia. 52 Terjadi korelasi yang cukup kuat antara variabel Harga Emas Dunia dengan Harga Minyak Dunia yaitu 0,188. Hal ini menandakan adanya multikolinieritas atau korelasi diantara variabel bebas. Sedangkan variabel bebas yang lain tidak menunjukkan korelasi terhadap variabel bebas yang lain. Tabel 4.8Hasil Uji F a ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 7157799,725 3 2385933,242 Residual 5203133,467 44 118253,033 12360933,192 47 Total F 20,177 Sig. b ,000 a. Dependent Variable: Y_IHSG b. Predictors: (Constant), x3_HargaMinyakDunia, x1_KursRupiah, x2_HargaEmasDunia Sumber: data sekunder diolah Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 20,177 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan. Atau bisa dikatakan Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, dan Harga Minyak Dunia secara bersama sama berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.Sehingga hipotesis yang menyatakan “Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Duniaberpengaruh secara simultan terhadap IHSG Sektor pertambangan di BEI pada periode tahun 2011-2014.”Dapat diterima karena dapat dibuktikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 nilai signifikan. 53 Tabel 4.9 Persamaan Regresi Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error 4483,44 (Constant) a t Sig. Beta Correlations Zero-order Partial Part 1280,258 3,502 ,001 ,263 ,039 ,670 6,663 ,000 ,721 ,709 ,652 -,005 ,002 ,022 -,371 -,336 -,232 ,701 -,198 -,058 -,038 0 x1_KursRupiah 1 x2_HargaEmasDunia x3_HargaMinyakDun -,239 2,370 -1,935 5,006 -,039 -,386 ia a. Dependent Variable: Y_IHSG Sumber: data sekunder diolah Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan persamaan regresi: Y = 4.483,44 + 0,263X1 – 0,005X2 - 1.935X3 Dimana : Y = Indeks Harga Saham Gabungan X1 = Kurs Rupiah X2 = Harga Emas Dunia X3 = Harga Minyak Dunia Dari persamaan regresi diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a. Konstanta sebesar Rp. 4.483,44 menyatakan bahwa jika tidak ada perubahan Kurs Rupiah, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, maka IHSG adalah Rp. 4.483,44 54 b. Koefisien regresi Kurs Rupiah sebesar 0,263 menyatakan bahwa setiap penambahan Kurs Rupiah Rp. 1,- maka akan meningkatkan Indeks Harga Saham Gabungan sebesar Rp. 0,263. c. Koefisien regresi Harga Emas Dunia sebesar Rp. -0,005 menyatakan bahwa setiap penambahan Harga Emas Dunia Rp. 1,- maka akan mengurangi Indeks Harga Saham Gabungan sebesar Rp. -0,005. d. Koefisien regresi Harga Minyak Dunia sebesar US$ -1,935 menyatakan bahwa setiap penambahan Kurs Rupiah US$ 1,- maka akan mengurangi Indeks Harga Saham Gabungan sebesar US$ -1,935. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial didalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2007). Berikut hasil SPSS dari Uji t yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.10 HasilUji T Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error 4483,440 1280,258 ,263 ,039 x2_HargaEmasDunia -,005 ,002 x3_HargaMinyakDunia -1,935 5,006 x1_KursRupiah t Sig. Beta 3,502 ,001 6,663 ,000 -,239 -2,370 ,022 -,039 ,701 ,670 1 -,386 Sumber: data sekunder diolah Hasil hipotesis penelitian pengaruh Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia terhadap IHSG secara parsial akan dibahas sebagai berikut: 55 a. Dari persamaan regresi diatas, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari Kurs Rupiah adalah sebesar 6,663 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan nilai t hitung 6,663 maka terdapat pengaruh positif signifikan antara variabel Kurs Rupiah terhadap IHSG. Sehingga ketika Kurs Rupiah naik maka Indeks Harga Saham Gabungan juga ikut mengalami kenaikan. b. Dari persamaan regresi diatas, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari Harga Emas Dunia adalah sebesar -2,370 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,022. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan nilai t hitung -2,370> t tabel (1,68) maka terdapat pengaruh negatif signifikan antara variabel Harga Emas Dunia terhadap IHSG. Sehingga ketika Harga Emas Dunia mengalami penurunan maka Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan. c. Dari persamaan regresi diatas, dapat dilihat bahwa nilai t-hitung dari Harga Minyak Dunia adalah sebesar -386 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,701. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 5% dan nilai t hitung -0,386< t tabel (1,68) maka terdapat pengaruh negatif tidak signifikan antara variabel Harga Minyak Dunia terhadap IHSG. Sehingga ketika Harga Minyak Dunia mengalami kenaikan maka Indeks Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Kurs Rupiah, dan Harga Emas Dunia, berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham sedangkan variabel Harga Minyak Dunia tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. 56 Tabel 4.11Hasil Uji Koefisien Determinan Model 1 R R Square ,761 a ,579 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,550 343,87939 Sumber: data sekunder diolah Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independent dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007). Menunjukkan koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (Rsquare). Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dari hasil olahan data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 55% artinya hubungan antara variabel X (Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, dan Harga Minyak Dunia) terhadap variabel Y (IHSG). R square menjelaskan seberapa besar variasi Y yang disebabkan oleh X, dari hasil perhitungan diperoleh nilai R2 sebesar 0,579 atau 57,9% artinya Indeks Harga Saham Gabungan dipengaruhi oleh variabel Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, dan Harga Minyak Dunia. Sedangkan sisanya 42,1% dipengaruhi oleh faktor faktor lain di luar model. 57 4.3. Interpretasi / Pembahasan Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial variabel Kurs Rupiah, Harga Emas Dunia, dan harga Minyak Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sektor pertambangan. Hasil pengujian hipotesis 1 samapi 3 dapat diuraikan sebagai berikut: 4.3.1. Kurs Rupiah (X1) berpengaruh positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y). Adanya kenaikan atau penurunan setiap poin pada Kurs Rupiah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan . Hasil analisis regresi untuk menguji pengaruh langsung variabel kurs rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 6,663 dan memiliki Sig. t sebesar 0,000 (0,000< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel kurs rupiah memberikan pengaruh yang positif signifikan terhadap Indeks Harga Saham gabungan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya Novianto (2011) dan Budi Santoso (2013) yaitu ketika Kurs Rupiah mengalami peningkatan maka Indeks Harga Saham Gabungan juga mengalami peningkatan. 4.3.2. Harga Emas Dunia (X2) berpengaruh negatif signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y). Adanya kenaikan atau penurunan setiap poin pada Harga Emas Dunia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan . 58 Hasil analisis regresi untuk menguji pengaruh langsung variabel Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sebesar -2,370 dan memiliki Sig. t sebesar 0,022 (0,022< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel kurs rupiah memberikan pengaruh yang positifrelatifkecil dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Budi Sutanto (2013) yaitu jika Harga Emas Dunia mengalami peningkatan maka Indeks Harga Saham Gabungan mengalami penurunan. 4.3.3. Harga Minyak Dunia (X3) tidak berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y). Adanya kenaikan atau penurunan setiap poin pada Harga Minyak Dunia tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan . Hasil analisis regresi untuk menguji pengaruh langsung variabel Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sebesar -0,386dan memiliki Sig. t sebesar 0,701 (0,701> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel kurs rupiah memberikan pengaruh negatif sekaligus tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Willy (2013) yaitu ketika Harga Minyak Dunia mengalami penurunan maka Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kurs rupiah, harga emas dunia, harga minyak dunia dengan dimensi kenaikan atau penuruan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia (Periode tahun 2011-2014) dan untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh. Dari rumusan masalah yang diajukan, maka analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda maka diketahui bahwa variabel Kurs Rupiah dan Harga Emas Dunia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Selain hal tersebut juga dapat disimpulkan bahwa bila permintaan pasar internasional cukup elastis maka akan meningkatkan cashflow perusahaan domestik yang kemudian meningkatkan hargas aham, yang tercermin pada IHSG. Sebaliknya, jika emiten pertambangan membeli produk dalam negeri dan memiliki hutang dalam bentuk dolar maka harga sahamnya akan turun. Depresiasi kurs akan menaikkan harga saham yang tercermin pada IHSG dalam perekonomian yang mengalami inflasi. Hubungan antara saham dan kurs rupiah mempunyai hasil dan mekanisasi yang searah. 59 60 2. Dari hasil pengujian secara serempak dan secara parsial (uji T dan uji F) ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel (kurs rupiah, harga emas dunia, dan harga minyak dunia) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indoneisa, namun secara parsial harga minyak dunia sebagai variabel yang tidak signifikan terhadap IHSG, hal ini dikarenakan fluktuatif harga minyak mentah dunia merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara. Secara tidak langsung kenaikan harga minyak mentah dunia akan berimbas pada sektor dan impor suatu negara. Naiknya harga minyak dunia menyebabkan emiten pertambangan mengalami penurunan. 5.2 Saran Berdasarkan pembahasan pada BAB IV, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG. Meskipun IHSG banyak dijadikan rujukan oleh para investor untuk mengamati pergerakan saham secara umum di Indonesia (Bisnis Indonesia, 2007), tetapi IHSG mempunyai kelemahan yaitu pergerakannya banyak didorong oleh pergerakan saham-saham yang memiliki nilai kapitaslisasi besar. 2. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data bulanan, untuk penelitian selanjutnya dapat digunakan data harian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat. Selain itu pada penelitian ini pilihan indeks yang 61 digunakan adalah IHSG, mengingat keterbatasan yang sudah diuraikan di atas, maka pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan indeks lain semisal indeks LQ-45 sehingga mampu mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai kondisi pasar modal di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Aditiya Novianto. 2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (US$/Rp),Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 1999.1 – 2010.6. Semarang. Universitas Negeri Semarang. Jurnal Ilmiah MahasiswaUniversitas Negeri Semarang. Vol 3, No 4, 5-10 Agung, Adrian. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG. Skripsi. Universitas Sriwijaya. Budi Santoso, 2013. Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di BEI Periode 2007-2011. Surabaya: Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya ,Vol 2, No 1, 2-9 Consuelo, dkk. 2008. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Indonesia. Data harga emas dunia soft copy. Diambil pada tanggal 05 Maret 2015 dari www.goldfixing.com Data harga minyak dunia soft copy. Diambil pada tanggal 05 Maret 2015 dari, www.finance.yahoo.com Data nilai tukar rupiah terhadap US dollar tahun 2011-2014 soft copy. Diambil pada tanggal 10 Maret 2015 dari, www. bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs Data IHSG sektor pertambangan soft copy. Diambil pada tanggal 10 Maret 2015 dari, www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com. Haniningsih, Luna. Modul11 Pasar Modal & Indeks Harga Saham. Diambil pada tanggal 20 Maret 2015 dari, http://luna.haningsih.staff.mercubuana.ac.id/dl.php. Hartono, Yogiyanto. 2009. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Cetakan Keenam,Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Ishomudin. 2010. Analisis pengaruh variabel makroekonomi dalam dan luar negeri terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI periode 1999.1- 2009.12 (Analisis Seleksi Model OLS-ARCH/GARCH) . Skripsi, Universitas Diponegoro. M. Sadli 2005. Iklim Investasi Sektor Pertambangan Tidak Kondusif. Business News, Senin, 26 September 2006. Diambil pada tanggal 20 Juni 2014 di kolom.pacific.net.id/ind/prof_m._sadli/artikel_prof_m._sadli/iklim_investasi_s ektor_pertambangan_tidak_kondusif.html. Pratikno, Dedy. 2009. Analisis Pengaruh nilai tukar rupiah, inflasi, SBI dan Indeks Dow Jones terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Weke Bakar, Samadi. 2010. Manajemen Risiko & Asuransi. Diktat Materi Kuliah Universitas Sriwijaya. Widoatnojo, Sawidji. 2009. Teknik Numerik Keuntungan Di Bursa Efek, Jakarta : Rineka Cipta. Willy., 2013. Pengaruh Harga Minyak Mentah, Gas Bumi, Batubara, Emas, Timah, Interest rate Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia.Bandung: Universitas Padjajaran. Journal of Management and Collaboration,Vol 1, No 6, 39-61. Yuliani. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan saham pada sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Universitas Indonesia. _____.2010. Perkiraan harga emas hingga akhir tahun 2012. Diambil pada tanggal 10 Januari 2015 dari, http//www.mbemas.com.www.google.com. Diakses pada tanggal 10 Januari 2015. www.useconomic.com. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015. Lampiran 1 Data Olah Bulan Data Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Des-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 Mei-12 Jun-12 Jul-12 Agust-12 Sep-12 Okt-12 Nop-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agust-13 Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agust-14 Sep-14 Okt-14 Nop-14 Des-14 IHSG 3.409,17 3.470,35 3.678,67 3.819,62 3.836,97 3.888,57 4.130,80 3.841,73 3.549,03 3.790,85 3.715,08 3.821,99 3.941,69 3.985,21 4.121,55 4.180,73 3.832,82 3.955,58 4.142,34 4.060,33 4.262,56 4.350,29 4.276,14 4.316,69 4.453,70 4.795,79 4.940,99 5.034,07 5.068,63 4.818,90 4.610,38 4.195,09 4.316,18 4.510,63 4.256,44 4.212,22 4.418,76 4.620,22 4.768,28 4.840,15 4.893,91 4.878,58 5.088,80 5.136,86 5.137,58 5.089,55 5.149,89 5.160,43 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Kurs Jual 9.102,00 8.867,00 8.753,00 8.617,00 8.580,00 8.640,00 8.551,00 8.621,00 8.867,00 8.879,00 9.216,00 9.113,00 9.045,00 9.130,00 9.226,00 9.236,00 9.613,00 9.527,00 9.532,00 9.608,00 9.636,00 9.663,00 9.653,00 9.718,00 9.746,00 9.715,00 9.768,00 9.771,00 9.851,00 9.979,00 10.329,00 10.979,00 11.671,00 11.290,00 12.037,00 12.250,00 12.287,00 11.692,00 11.461,00 11.590,00 11.669,00 12.029,00 11.649,00 11.776,00 12.273,00 12.142,00 12.257,00 12.502,00 Kurs Rupiah Kurs Beli Rp 9.012,00 Rp 8.779,00 Rp 8.665,00 Rp 8.531,00 Rp 8.494,00 Rp 8.554,00 Rp 8.465,00 Rp 8.535,00 Rp 8.779,00 Rp 8.791,00 Rp 9.124,00 Rp 9.023,00 Rp 8.955,00 Rp 9.040,00 Rp 9.134,00 Rp 9.144,00 Rp 9.517,00 Rp 9.433,00 Rp 9.438,00 Rp 9.512,00 Rp 9.540,00 Rp 9.567,00 Rp 9.557,00 Rp 9.622,00 Rp 9.650,00 Rp 9.619,00 Rp 9.670,00 Rp 9.673,00 Rp 9.753,00 Rp 9.879,00 Rp 10.227,00 Rp 10.869,00 Rp 11.555,00 Rp 11.178,00 Rp 11.917,00 Rp 12.128,00 Rp 12.165,00 Rp 11.576,00 Rp 11.347,00 Rp 11.474,00 Rp 11.553,00 Rp 11.909,00 Rp 11.533,00 Rp 11.658,00 Rp 12.151,00 Rp 12.022,00 Rp 12.135,00 Rp 12.378,00 Harga Avg Minyak Dunia 9.057,00 89,34 8.823,00 97,88 8.709,00 105,40 8.574,00 113,93 8.537,00 100,59 8.597,00 91,16 8.508,00 95,70 8.578,00 85,37 8.823,00 79,20 8.835,00 93,32 9.170,00 96,77 9.068,00 98,83 9.000,00 99,56 9.085,00 109,77 9.180,00 103,02 9.190,00 104,93 9.565,00 90,86 9.480,00 84,96 9.485,00 90,13 9.560,00 96,47 9.588,00 92,19 9.615,00 86,28 9.605,00 88,91 9.670,00 91,82 9.698,00 95,88 9.667,00 93,13 9.719,00 97,23 9.722,00 93,00 9.802,00 91,97 9.929,00 96,56 10.278,00 104,70 10.924,00 107,65 11.613,00 102,87 11.234,00 97,85 11.977,00 92,72 12.189,00 98,42 12.226,00 97,49 11.634,00 102,59 11.404,00 101,60 11.532,00 100,60 11.611,00 102,71 11.969,00 105,74 11.591,00 102,09 11.717,00 95,96 12.212,00 93,54 12.082,00 80,54 12.196,00 66,15 12.440,00 54,73 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jual 490.000,00 517.000,00 495.500,00 470.000,00 460.000,00 450.000,00 438.000,00 491.000,00 465.000,00 480.000,00 505.000,00 465.000,00 490.000,00 517.000,00 494.000,00 489.000,00 481.000,00 473.000,00 485.000,00 491.000,00 521.000,00 507.000,00 512.000,00 465.000,00 490.000,00 470.000,00 460.000,00 450.000,00 438.000,00 438.000,00 438.000,00 480.000,00 484.000,00 474.000,00 470.000,00 464.000,00 479.000,00 476.000,00 474.000,00 473.000,00 472.000,00 490.000,00 490.000,00 491.000,00 485.600,00 467.000,00 461.000,00 472.000,00 Harga Emas Dunia Beli Rp 552.000,00 Rp 574.000,00 Rp 508.500,00 Rp 495.000,00 Rp 490.000,00 Rp 480.000,00 Rp 478.000,00 Rp 531.000,00 Rp 485.000,00 Rp 555.000,00 Rp 567.000,00 Rp 530.000,00 Rp 552.000,00 Rp 575.000,00 Rp 556.000,00 Rp 545.000,00 Rp 536.000,00 Rp 535.000,00 Rp 545.000,00 Rp 551.000,00 Rp 551.000,00 Rp 537.000,00 Rp 542.000,00 Rp 510.000,00 Rp 552.000,00 Rp 520.000,00 Rp 505.000,00 Rp 490.000,00 Rp 478.000,00 Rp 478.000,00 Rp 478.000,00 Rp 535.000,00 Rp 539.000,00 Rp 510.000,00 Rp 510.000,00 Rp 484.600,00 Rp 499.600,00 Rp 516.000,00 Rp 514.000,00 Rp 513.000,00 Rp 512.000,00 Rp 530.000,00 Rp 530.000,00 Rp 531.000,00 Rp 525.000,00 Rp 507.000,00 Rp 481.000,00 Rp 492.000,00 Avg 521.000,00 545.500,00 502.000,00 482.500,00 475.000,00 465.000,00 458.000,00 511.000,00 475.000,00 517.500,00 536.000,00 497.500,00 521.000,00 546.000,00 525.000,00 517.000,00 508.500,00 504.000,00 515.000,00 521.000,00 536.000,00 522.000,00 527.000,00 487.500,00 521.000,00 495.000,00 482.500,00 470.000,00 458.000,00 458.000,00 458.000,00 507.500,00 511.500,00 492.000,00 490.000,00 474.300,00 489.300,00 496.000,00 494.000,00 493.000,00 492.000,00 510.000,00 510.000,00 511.000,00 505.300,00 487.000,00 471.000,00 482.000,00 Regression [DataSet1] G:\plan b\olah data.sav Descriptive Statistics Mean Y_IHSG Std. Deviation 4349,4748 x1_KursRupiah x2_HargaEmasDunia x3_HargaMinyakDunia N 512,83387 48 10159,7500 1305,72285 48 499466,6667 23341,43730 48 95,0440 10,30276 48 Correlations Pearson Correlation Y_IHSG x1_KursRupia h x2_HargaEma sDunia 1,000 ,721 -,371 Y_IHSG x1_KursRupiah Sig. (1-tailed) N ,721 1,000 -,185 x2_HargaEmasDunia -,371 -,185 1,000 x3_HargaMinyakDunia -,198 -,170 ,188 . ,000 ,005 Y_IHSG x1_KursRupiah ,000 . ,103 x2_HargaEmasDunia ,005 ,103 . x3_HargaMinyakDunia ,089 ,124 ,100 Y_IHSG 48 48 48 x1_KursRupiah 48 48 48 x2_HargaEmasDunia 48 48 48 x3_HargaMinyakDunia 48 48 48 Correlations x3_HargaMiny akDunia Pearson Correlation Y_IHSG -,198 x1_KursRupiah -,170 x2_HargaEmasDunia ,188 x3_HargaMinyakDunia Sig. (1-tailed) Y_IHSG ,089 x1_KursRupiah ,124 x2_HargaEmasDunia ,100 x3_HargaMinyakDunia N 1,000 . Y_IHSG 48 x1_KursRupiah 48 x2_HargaEmasDunia 48 x3_HargaMinyakDunia 48 a Variables Entered/Removed Model 1 Variables Entered Variables Removed x3_HargaMiny akDunia, x1_KursRupia h, x2_HargaEma sDunia b Method . Enter a. Dependent Variable: Y_IHSG b. All requested variables entered. Page 1 b Model Summary Change Statistics Model 1 R Adjusted R Square R Square a ,761 ,579 Std. Error of the Estimate ,550 R Square Change 343,87939 F Change ,579 df1 20,177 3 b Model Summary Change Statistics Model 1 df2 Sig. F Change 44 ,000 a. Predictors: (Constant), x3_HargaMinyakDunia, x1_KursRupiah, x2_HargaEmasDunia b. Dependent Variable: Y_IHSG a ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 7157799,725 3 2385933,242 Residual 5203133,467 44 118253,033 Total 12360933,19 47 F Sig. 20,177 b ,000 a. Dependent Variable: Y_IHSG b. Predictors: (Constant), x3_HargaMinyakDunia, x1_KursRupiah, x2_HargaEmasDunia Coefficientsa Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) x1_KursRupiah Std. Error Beta 4483,440 1280,258 ,263 ,039 t Sig. 3,502 ,001 ,670 6,663 ,000 x2_HargaEmasDunia -,005 ,002 -,239 -2,370 ,022 x3_HargaMinyakDunia -1,935 5,006 -,039 -,386 ,701 Coefficientsa Correlations Model 1 Zero-order Partial Part (Constant) x1_KursRupiah ,721 ,709 ,652 x2_HargaEmasDunia -,371 -,336 -,232 x3_HargaMinyakDunia -,198 -,058 -,038 a. Dependent Variable: Y_IHSG Residuals Statistics a Predicted Value Residual Minimum Maximum Mean 3750,5710 5119,0938 4349,4748 Std. Deviation 390,24814 N 48 -796,74347 641,06219 ,00000 332,72356 48 Std. Predicted Value -1,535 1,972 ,000 1,000 48 Std. Residual -2,317 1,864 ,000 ,968 48 a. Dependent Variable: Y_IHSG Page 2 Charts Histogram Dependent Variable: Y_IHSG Mean = 2,04E-15 Std. Dev. = 0,968 N = 48 8 Frequency 6 4 2 0 -3 -2 -1 0 1 2 Regression Standardized Residual Page 3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y_IHSG 1,0 Expected Cum Prob 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 Observed Cum Prob NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS. NPar Tests [DataSet1] G:\plan b\olah data.sav One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 48 Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute ,0000000 332,7235600 ,065 Positive ,046 Negative -,065 Kolmogorov-Smirnov Z ,448 Asymp. Sig. (2-tailed) ,988 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Page 4