1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami
Tsunami adalah sederetan gelombang laut yang menjalar dengan panjang
gelombang sampai 100 km dengan ketinggian beberapa puluh cm di tengah laut
dalam. Di laut dangkal, tinggi gelombang dapat mencapai 20m atau lebih dan
menjalar ke daratan sejauh 1 m sampai 100 m atau bahkan 5 km, bergantung pada
topografi dan energi gelombangnya. Kecepatan rambatnya juga bervariasi dari 30
km/jam di sekitar pantai sampai 800 km/jam di laut dalam1. Selain gempa bumi,
tsunami juga dibangkitkan oleh letusan gunung api bawah laut dan runtuhan
pegunungan di bawah laut. Proses gempa bumi dimulai dengan keretakan di suatu
titik pada suatu kedalaman dan menjalar di sepanjang patahan atau sesar dalam
waktu 1 sampai 3 menit atau lebih, bergantung pada magnitudo (kekuatan)
gempanya. Panjang sesar/ bidang patahannya juga bergantung pada magnitudo
gempa, berkisar antara 50-1000 km atau lebih. Bidang patahan atau sesar
memisahkan dua blok dalam suatu volume bumi yang terpengaruh oleh pergerakan
tersebut. Jika bidang patahan tersebut muncul di dasar laut, maka kestabilan air laut
terganggu secara vertikal maupun horizontal. Gangguan stabilitas ini kadang terlihat
seperti air pasang surut di pantai beberapa saat sebelum tsunami datang. Energi
kinetik pergeseran blok tersebut terkonversi/ berubah menjadi energi potensial air
laut dalam volume yang sangat besar sebagai sumber tsunami.
Tidak semua gempa menimbulkan tsunami. Syarat terjadinya tsunami2:
•
Pusat gempa (episenter) berada di bawah laut
•
Pusat gempa berkisar antara 0-30 km (biasa dikenal dengan sebutan
Gempa Dangkal)
•
Magnitudo gempa yang berdampak biasanya lebih besar dari 6 Skala
Richter.
1
2
http//gis.bmg.go.idgempabumi_acehperingatan_dini.asp.htm
Ibid.
1
•
Tsunami yang besar umumnya juga terjadi apabila terjadi dislokasi
vertikal, atau pada sesar naik atau sesar turun.
TSUNAMI YANG DITIMBULKAN OLEH GEMPA BUMI
Gambar . 1.1.
Tsunami Yang Ditimbulkan Oleh Gempa
Sumber http://gis.bmg.go.id/gempabumi_aceh/mekan1.asp
Gempa bumi tektonik terjadi akibat tumbukan lempeng tektonik. Di
Indonesia terdapat 3 pergerakan lempeng yaitu: pergerakan Indo-Australia dengan
Eurasia, Indo-Australia dengan Pasifik dan Pasifik dengan Indo-Australia.
Pertemuan lempeng ini adalah lokasi gempa-gempa yang besar dan berada di lautan
yang berjarak 100-150 km dari pantai barat Sumatra, selatan Jawa, selatan
Nusatenggara, Maluku dan pantai utara Papua.
Gambar 1.2
Daerah Yang Berpotensial Terjadi Tsunami
Sumber : http://gis.bmg.go.id/gempabumi_aceh/mekan4.asp
2
1.1.2. Gambaran Umum Situasi Desa Kuala Bubon
Desa Kuala Bubon merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Proinsi NAD. Desa ini merupakan salah satu dari
13 desa di Kecamatan Samatiga yang mengalami bencana gempa bumi dan tsunami.
Sekitar 60-100 meter wilayah pemukiman warga berubah menjadi lautan. Sekitar
197 unit rumah penduduk rata dengan tanah, kondisi sarana dan prasarana umum
hancur total. Jembatan yang menjadi jalur penghubung antar gampong tetangga
hancur total dan tidak berfungsi lagi. Jalan penghubung antar dusun juga rusak total
bahkan ada yang hilang. Penduduk yang selamat dari bencana mengungsi dan tinggal
di barak-barak pengungsian, tenda ataupun menumpang di rumah-rumah penduduk
yang lokasinya jauh dari laut. Kondisi tersebut cukup menyulitkan mereka untuk
kembali hidup sebagai nelayan. Jarak yang harus ditempuh menuju laut kurang lebih
2 jam. Praktis waktu mereka habis di jalan. (Community Engagement AIRPD
LOGIC, 2006)
Warga Desa Kuala Bubon ingin segera kembali ke desanya dan kembali
melaut. Keinginan mereka untuk kembali melaut sangat besar. Melaut adalah sumber
penghidupan mereka sejak lama. Untuk beralih pekerjaan lain cukup sulit. Kesulitan
itu tergambar dari ungkapan “Anak payau tak bisa hidup di darat”. Sehingga ketika
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat berencana merelokasi mereka ke desa Cot
Simumereng yang cukup jauh dari laut, hampir semua keberatan. Berdasarkan data
YAKKUM Emergensi Unit tahun 2005 tercatat hanya 37 KK yang bersedia di
relokasi ke daerah baru yang kesemuanya bukan berprofesi sebagai nelayan.
Desa Kuala Bubon yang setelah tsunami rata dengan tanah, saat ini sudah
kembali berdiri baik barak tempat tinggal masyarakat sementara maupun bangunan
lain seperti balai/kantor desa dan balai PKK. Hal ini menujukan keinginan
masyarakat untuk kembali membangunan desanya dengan apa yang dimiliki.
1.2 Permasalahan Umum
Bencana gempa dan tsunami yang di Desa Kuala Bubon pada tanggal 24
Desember 2004 telah menjadkan 197 unit rumah penduduk rata dengan tanah,
kondisi fasilitas umum dan fasilitas sosial juga hancur total. Kondisi lahan
3
perekonomian warga sebagai sarana dan prasarana bagi masyarakat untuk mencari
nafkah sudah tidak ada lagi.
1.3. Permasalahan Khusus
Bagaimana membangun kampung yang layak huni, sehat, dan mampu
mewadahi aktifitas yang ada di kampung nelayan dengan menggunakan struktur
bangunan tahan gempa serta antisipasi terhadap bencana tsunami.
1.4. Rumusan Masalah
Bagaimana membangun kembali Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga,
Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD menjadi kawasan layak huni untuk 175 KK
yang terkena bencana tsunami dan berniat kembali menetap di Desa Kuala Bubon.
Serta merencanakan dan mendesain suatu lawasan untuk mengantisipasi bencana
gempa dan tsunami dengan perencanaan struktur bangunan tahan gempa dan jalur
evakuasi yang cepat bagi warga menuju ruang terbuka / tempat yang aman saat
terjadi gempa dan menjauhi pesisir pantai saat terjadi tsunami.
1.5. Tujuan Pembahasan
Menata kembali Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh
Barat, Provinsi NAD menjadi kawasan layak huni untuk 175 KK yang terkena
bencana tsunami dan berniat kembali menetap di Desa Kuala Bubon. Serta
merencanakan dan mendesain suatu lawasan untuk mengantisipasi bencana gempa
dan tsunami dengan perencanaan struktur bangunan tahan gempa dan jalur evakuasi
yang cepat bagi warga menuju ruang terbuka / tempat yang aman saat terjadi gempa
dan menjauhi pesisir pantai saat terjadi tsunami.
1.6. Sasaran Permasalahan
•
Melakukan studi tentang penataan kampung nelayan tepi pantai.
•
Melakukan studi tentang Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga,
Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD.
•
Melakukan studi tentang kawasan layak huni di tepi pantai.
•
Melakukan studi tentang prinsip-prinsip bangunan tahan gempa.
4
•
Melakukan studi tentang prinsip-prinsip dalam mengantisipasi bencana
gempa dan tsunami
1.7. Lingkup Pembahasan
•
Menata kampung nelayan di tepi pantai meliputi/dibatasi pada fasilitas sosial,
fasilitas umum, dan hunian
•
Kampung nelayan tepi pantai dibatasi pada Desa Kuala Bubon, Kecamatan
Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD.
•
Kawasan tahan gempa dibatasi pada struktur bangunan tahan gempa dan jalur
evakuasi yang cepat bagi warga untuk menuju ruang terbuka/tempat aman
saat terjadi gempa bumi.
•
Prinsip-prinsip mengantisipasi tsunami dibatasi pada fasilitas untuk
memantau gelombang air laut guna mengetahui adanya tsunami serta jalur
evakuasi yang cepat bagi warga untuk meninggalkan pesisir pantai saat
terjadi tsunami.
1.8. Metode
1.8.1. Metode Mencari Data:
a. Wawancara
Ditujukan kepada Geucik/Kepala Desa Kuala Bubon, Kecamatan
Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD
b. Observasi
Pengamatan langsung terhadap Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga,
Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD
c. Studi pustaka/literatur
Mempelajari tentang
kampung nelayan, kawasan layak huni untuk
daerah tepi pantai, prinsip-prinsip bangunan tahan gempa, serta prinsipprinsip mengantisipasi bencana tsunami
5
1.8.2. Metode Analisis Data:
a. Kuantitatif
Temuan dikomunikasikan dalam bentuk angka-angka (numerik),
misalnya tabel, penghitungan statistik, dsb.
Seperti:
1. Data jumlah penduduk Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga,
Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD.
2. Data jumlah fasilitas yang ada sebelum dan sesudah bencana gempa dan
tsunami Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh
Barat, Provinsi NAD
3. Data tentang mata pencaharian penduduk Desa Kuala Bubon, Kecamatan
Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD
b. Kualitatif
Temuan dikomunikasikan secara naratif
1. Pengertian tentang kampung nelayan.
2. Prinsip-prinsip perencanaan dan perancangan kawasan hunian di daerah
rawan gempa dan tsunami.
3. Keadaan Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh
Barat, Provinsi NAD sebelum dan pasca tsunami.
1.8.3. Metode Perancangan
Metode yang digunakan dalam perencanaan dan penataan kampung
nelayan di Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat,
Provinsi NAD didasarkan pada prinsip-prinsip kawasan layak huni serta perencanaan
bangunan dan penataan insfrastruktur dalam kawasan sebagai antisipasi terhadap
bencana gempa dan tsunami. Antara lain dengan menggunakan prinsip bangunan
tahan gempa pada bangunan serta perencanaan dan pengolahan jalur evakuasi
sebagai antisipasi terhadap bencana tsunami.
6
1.9.
Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran,
lingkup pembahasan, metode dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TERHADAP KAMPUNG NELAYAN TEPI PANTAI DI
DESA
KUALA
BUBON,
KECAMATAN
SAMATIGA,
KABUPATEN ACEH BARAT, PROVINSI NAD
Mengungkapkan potensi dan kondisi arsitektural di Desa Kuala Bubon,
Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD
BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG LAYAK HUNI KAWASAN TEPI
PANTAI
Mengungkapkan desain requirement penataan kampung tepi pantai,
kampung nelayan sehat, prisip-prinsip bangunan tahan gempa serta
prinsip-prnsip mengantisipasi bencana tsunami dan studi kasus.
BAB IV ANALISIS
MENUJU
KONSEP
PERENCANAAN
DAN
PERANCANGAN KAMPUNG NELAYAN TEPI PANTAI DI DESA
KUALA BUBON, KECAMATAN SAMATIGA, KABUPATEN
ACEH BARAT, PROVINSI NAD
Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan
dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan
pada desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat,
Provinsi NAD
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN DI DESA
KUALA BUBON, KECAMATAN SAMATIGA, KABUPATEN
ACEH BARAT, PROVINSI NAD
Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam
rancangan fisik arsitektural pada Di Desa Kuala Bubon, Kecamatan
Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi NAD.
7
Download