RPP Hindu 9 - Blog SMP Negeri 2 Gerokgak

advertisement
SILABUS DAN RPP ( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENDIDIKAN AGAMA HINDU KLS IX TAHUN PELAJARAN 2011/2012
DISUSUN OLEH :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama
Ni Nengah Setiawati, S.Pd
Nyoman Ardha Sulandrya, S.Ag
Dra. Gusti Ayu Putu Merayani
Dra. Ni Wayan Suciati
Made Arduana, S.Pd
Gusti Made Susila, BA
Luh Mustiadi, S.Pd
I Putu Gede Ariana
Made Suardana, S.Pd
I Ketut Mertayasa, S.Pd
Tempat Tugas
SMPN 2 Tejakula
SMPN 1 Kubutambahan
SMPN 2 Sawan
SMPN 2 Singaraja
SMPN 7 Singaraja
SMPN 3 Sukasada
SMPN 4 Sukasada
SMPN 4 Seririt
SMPN 2 Gerokgak
SMPN 4 Gerokgak
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN AGAMA HINDU
TINGKAT SMP KABUPATEN BULELENG
AGUSTUS 2011
SILABUS SMP IX
RPP SMP IX
AGAMA HINDU
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 1)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
1.
Memahami Awatara, Dewa dan Bhatara
1.1
Menguraikan pengertian Awatara, Dewa dan Bhatara
1.1.1 Menguraikan pengertian Awatara
1.1.2 Menguraikan pengertian Dewa
1.1.3 Menguraikan pengertian Bhatara
1 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menguraikan pengertian Awatara (cerdas)
2. Menguraikan pengertian Dewa (cerdas)
3. Menguraikan pengertian Bhatara (cerdas)
4. Meyakini adanya Awatara, Dewa, dan Bhatara (percaya diri.Religius )
II.
Materi Pembelajaran
Pengertian Awatara, Dewa dan Bhatara
1. Awatara artinya turunnya Hyang Widhi ke dunia sebagai Dewa Wisnu dengan mengambil
suatu bentuk tertentu untuk menyelamatkan dunia beserta isinya dari kehancuran yang
disebabkan oleh sifat-sifat adharma.
2. Dewa artinya perwujudan sinar suci dari Ida Sanghyang Widhi yang memberikan kekuatan suci
guna kesempurnaan makhluk hidup.
3. Bhatara artinya manifestasi dari kekuatan Ida Sanghyang Widhi untuk memberi perlindungan
terhadap ciptaannya.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
: 3. Metode Pembelajaran
: diskusi, tanya jawab
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No.
Tahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
2. Kegiatan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu”
b. (religius)
Orientasi :
c. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
d. pengertian Awatara, Dewa dan Bhatara
Motivasi :
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode diskusi siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Menugaskan siswa untuk membaca referensi yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
Waktu
(Menit)
± 5’
± 25’
3. Kegiatan
Penutup
akan dibahas.
b. Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusinya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk tanya
jawab.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa dalam seksi tanya jawab.
a. Memberikan evaluasi
b. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang pengertian
Awatara, Dewa, dan Bhatara
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Sebutkan contoh-contoh lain tentang pengertian Awatara,
Dewa, dan Bhatara!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Buku Kamus Istilah Hindu
4. Media belajar : VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
1. Jelaskan pengertian Awatara!
2. Jelaskan pengertian Dewa!
2. Jelaskan pengertian Bhatara!
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Awatara artinya turunnya Hyang Widhi ke dunia sebagai Dewa Wisnu dengan
mengambil suatu bentuk tertentu untuk menyelamatkan dunia beserta isinya
dari kehancuran yang disebabkan oleh sifat-sifat adharma
Dewa artinya perwujudan sinar suci dari Ida Sanghyang Widhi yang
memberikan kekuatan suci guna kesempurnaan makhluk hidup
Bhatara artinya manifestasi dari kekuatan Ida Sanghyang Widhi untuk memberi
perlindungan terhadap ciptaannya
Jumlah Skor
Skor
1
1
1
3
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 30
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
A
Religius
B
C
D
A
Cerdas
B
C
D
A
Percaya diri
B
C
D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 1959110619791002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 2)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
1.
Memahami Awatara, Dewa dan Bhatara
:
:
1.2
1.2.1
Alokasi Waktu
:
Menguraikan perbedaan antara Awatara dengan Dewa dan Bhatara
Menyebutkan sloka dalam kitab suci Veda tentang Awatara, Dewa
dan Bhatara
1.2.2 Menguraikan perbedaan antara Awatara dengan Dewa dan
Bhatara
1.2.3 Menjelaskan dengan perumpamaan perbedaan antara Awatara
dengan Dewa dan Bhatara
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menyebutkan sloka dalam kitab suci Veda tentang Awatara, Dewa dan Bhatara (percaya diri)
2. Menguraikan perbedaan antara Awatara dengan Dewa dan Bhatara (demokratis)
3. Menjelaskan dengan perumpamaan perbedaan antara Awatara dengan Dewa dan Bhatara
(ingin tahu)
4. Meyakini adanya perbedaan antara Awatara dengan Dewa dan Bhatara (percaya diri)
II.
Materi Pembelajaran
Perbedaan Awatara, Dewa dan Bhatara
Sloka mantram stuti stawa, 360.1 disebutkan :
Om Isanah sarvavidyanam, Isvanah sarva bhutanam, Brahmano dhipatir brahmana, Sivo astu
sada siva.
Artinya : Om Hyang Widhi dalam wujudMu sebagai Isana, dewa seluruh kebijaksanaan, Brahma
yang mengatur semua mahkluk hidup. Brahma maha tinggi, semoga engkau menganugrahkan
kebahagiaan. Om Siva yang abadi.
Berdasarkan uraian sloka diatas dapat diketahui perbedaan antara Awatara, Dewa, dan Bhatara
adalah sebagai berikut :
1. Awatara adalah perwujudan Hyang Widhi turun ke dunia.
2. Dewa adalah sinar suci atau manifestasi Sanghyang Widhi.
3. Bhatara adalah prabhawa dari Sanghyang Widhi untuk memberikan perlindungan kepada
ciptaanNya.
Perbedaan tersebut dapat diumpamakan seperti matahari dengan sinar dan panasnya.
1. Matahari merupakan perwujudan Sanghyang Widhi (Awatara)
2. Sinarnya sebagai bentuk perwujudan para Dewa
3. Panasnya sebagai bentuk perwujudan Bhatara
Matahari, sinar, dan panasnya merupakan satu kesatuan, namun antara ketiganya memiliki fungsi
dan bentuk yang berbeda.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
: 3. Metode Pembelajaran
: Ceramah, diskusi, tanya jawab
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu”
b. (religius)
Orientasi :
c. Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
d. perbedaan Awatara, Dewa dan Bhatara
Motivasi :
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode diskusi siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang atau lebih secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Menugaskan siswa untuk membaca referensi yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
akan dibahas.
b. Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusinya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk tanya
jawab.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa dalam seksi tanya jawab.
a. Memberikan evaluasi
b. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang perbedaan
Awatara, Dewa, dan Bhatara
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Tunjukan perbedaan Awatara, Dewa, dan Bhatara dengan
gambar perumpamaan!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
Waktu
(Menit)
± 10’
± 60’
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu
4. Media belajar : -
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
1. Jelaskan arti dari sloka mantram stuti stawa, 360.1!
2. Jelaskan perbedaan antara Awatara, Dewa, dan Bhatara!
3. Jelaskan perbedaan antara Awatara, Dewa, dan Bhatara dengan perumpamaan!
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Skor
Arti dari sloka mantram stuti stawa, 360.1 menjelaskan tentang perbedaan
2
antara Awatara, Dewa, dan Bhatara.
1. Awatara adalah perwujudan Hyang Widhi turun ke dunia.
3
2. Dewa adalah sinar suci atau manifestasi Sanghyang Widhi.
3. Bhatara adalah prabhawa dari Sanghyang Widhi untuk memberikan
perlindungan kepada ciptaanNya
1. Matahari merupakan perwujudan Sanghyang Widhi (Awatara)
3
2. Sinarnya sebagai bentuk perwujudan para Dewa
3. Panasnya sebagai bentuk perwujudan Bhatara
Jumlah Skor
8
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 12
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
a. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
DemokPercaya
Ingin
Religius
ratis
diri
Tahu
A B C D A B C D A B C D AB C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Sumberkima, 18 Juli 2011
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra,S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 3)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
Indikator
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
1.
Memahami Awatara, Dewa dan Bhatara
1.3
Menguraikan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan
Sanghyang Widhi (Tuhan)
1.3.1 Menjelaskan persamaan Awatara, Dewa dan Bhatara
1.3.2 Menjelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan
Sanghyang Widhi
1.3.3 Menjelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan
Sanghyang Widhi dengan sebuah perumpamaan
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menyebutkan persamaan Awatara, Dewa dan Bhatara (menghargai keberagaman)
2. Menjelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sanghyang Widhi (cerdas)
3. Menjelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sanghyang Widhi dengan sebuah
perumpamaan (cerdas)
4. Meyakini adanya hubungan antara Awatara dengan Dewa dan Bhatara (percaya diri)
II.
Materi Pembelajaran
Hubungan antara Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa
Adalah sangat erat, karena Sanghyang Widhi sebagai sumber dari segala sumber dalam
kehidupan di dunia ini. Hal ini disebabkan karena Awatara, Dewa dan Bhatara memiliki beberapa
persamaan antara lain:
1. Sama-sama bersumber dari Ida Sanghyang Widhi Wasa
2. Merupakan bentuk atau wujud dari Sanghyang Widhi
3. Sama-sama memiliiki sifat yang sepadan dengan Sanghyang Widhi
4. Memiliki fungsi yang sama dalam melindungi dan menegakkan dharma dengan kekuatan
Sanghyang Widhi
5. Maha kasih, maha pemurah dan penyayang terhadap mahkluk hidup (manusia) yang
merupakan repleksi pancaran Sanghyang Widhi.
Hubungan tersebut dapat diumpamakan seperti matahari dengan sinar dan panasnya yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, dimana matahari merupakan sumber
dari sinar dan panas.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Ceramah, diskusi, tanya jawab
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu”
(religius)
b.Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Waktu
(Menit)
± 10’
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara
d.Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode diskusi siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang atau lebih secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Menugaskan siswa untuk membaca referensi yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
akan dibahas.
b.Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusinya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk tanya
jawab.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa dalam seksi tanya jawab.
a. Memberikan evaluasi
b. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang hubungan
Awatara, Dewa, dan Bhatara dengan Sanghyang Widhi
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (KMTT) :
• Jelaskan bahwa hubungan Awatara, Dewa, dan Bhatara
sangat erat dengan Ida Sanghyang Widhi dengan beberapa
perumpamaan menurut pendapatmu !
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 60’
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu
4. Media belajar : Gambar
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
1. Sebutkan persamaan Awatara, Dewa dan Bhatara!
2. Jelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sanghyang Widhi!
3. Jelaskan hubungan Awatara, Dewa dan Bhatara dengan Sanghyang Widhi dengan sebuah
perumpamaan!
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Skor
Sama-sama bersumber dari Ida Sanghyang Widhi Wasa
5
Merupakan bentuk atau wujud dari Sanghyang Widhi
Sama-sama memiliiki sifat yang sepadan dengan Sanghyang Widhi
Memiliki fungsi yang sama dalam melindungi dan menegakkan dharma
dengan kekuatan Sanghyang Widhi
5. Maha kasih, maha pemurah dan penyayang terhadap mahkluk hidup
(manusia) yang merupakan repleksi pancaran Sanghyang Widhi.
Hubungannya adalah sangat erat, karena Sanghyang Widhi sebagai sumber dari
2
segala sumber dalam kehidupan di dunia ini
dapat diumpamakan seperti matahari dengan sinar dan panasnya yang
3
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, dimana matahari
merupakan sumber dari sinar dan panas.
Jumlah Skor
10
1.
2.
3.
4.
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 10
4. Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Menghargai
Keberagaman
Cerdas
Percaya
Diri
Ket
A B C D A B C D A B C D AB C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 4)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
1.
Memahami Awatara, Dewa dan Bhatara
1.4
Menceritakan turunnya Awatara dalam Purana
1.4.1 Menceritakan turunnya Matsya Awatara
1.4.2 Menceritakan turunnya Kurma Awatara
1.4.3 Menceritakan turunnya Varaha Awatara
1.4.4 Menceritakan turunnya Nara Singa Awatara
1.4.5 Menceritakan turunnya Wamana Awatara
1.4.6 Menceritakan turunnya Parasurama Awatara
1.4.7 Menceritakan turunnya Rama Awatara
1.4.8 Menceritakan turunnya Kresna Awatara
1.4.9 Menceritakan turunnya Budha Awatara
1.4.10 Menceritakan turunnya Kalki Awatara
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menceritakan turunnya Matsya Awatara (jujur, cerdas)
2. Menceritakan turunnya Kurma Awatara (jujur, cerdas)
3. Menceritakan turunnya Varaha Awatara (jujur, cerdas)
4. Menceritakan turunnya Nara Singa Awatara (jujur, cerdas)
5. Menceritakan turunnya Wamana Awatara (jujur, cerdas)
6. Menceritakan turunnya Parasurama Awatara (jujur, cerdas)
7. Menceritakan turunnya Rama Awatara (jujur, cerdas)
8. Menceritakan turunnya Kresna Awatara (jujur, cerdas)
9. Menceritakan turunnya Budha Awatara (jujur, cerdas)
10.Menceritakan turunnya Kalki Awatara (jujur, cerdas)
11.Percaya dengan cerita turunnya 10 Awatara dalam Purana (percaya diri)
II.
Materi Pembelajaran
Cerita turunnya Awatara
1. Matsya Awatara yaitu Hyang Widhi turun ke dunia dalam wujud ikan besar pada masa Manu
Vaisasta. Tujuannya untuk menyelematkan dunia dari pralaya dengan jalan mengangkatnya
akibat pada masa awal ciptaanNya, alam semesta ini dipenuhi oleh mahkluk air sehingga
dunia sampai-sampai diluapi air/tengelam.
2. Kurma Awatara yaitu Hyang Widhi turun ke dunia mengambil wujud seekor kura-kura besar
pada saat para Dewa mencari tirta amerta, yaitu dengan mengadakan pemutaran gunung
mandara giri. Akibat pemutaran gunung tersebut, maka terjadi pasang naik dan
menyebabkan makin terbenamnya permukaan bumi. Dengan wujud kura-kura besar, Dewa
Wisnu dapat membantu dengan jalan menopang dunia sehingga tidak terbenam.
Dengan demikian tujuan Kurma Awatara adalah untuk menyelamatkan seisi alam yang
ditimbulkan olehakibat adanya pemuteran gunung mandara giri.
3. Varaha Awatara yaitu Hyang Widhi turun ke dunai sebagai babi hutan untuk menyelamatkan
dunia ini yang pada waktu itu dilemparkan ke samudera oleh Hirayaksa. Dalam wujud seekor
varaha, Dewa Wisnu menyelam ke samudera dan mengangkat bumi ini, sehingga timbul
kembali ke permukaan laut, seperti sebuah kapal yang mengapung.
4. Nara Singa Awatara yaitu Hyang Widhi menjelma ke dunia sebagai Nara Singa untuk
membantu Prahlada dalam menumpas kejahatan raja raksasa Hiranyakasipu yang merajalela
dan hendak menguasai seluruh dunia dan Indraloka.Raksasa Hiranya Kasipu sakti mandraguna
5. Wamana Awatara yaitu Hyang Widhi turun ke dunia sebagai orang kerdil berpengetahuan
tinggi dan mulia dalam mengalahkan maha raja Bali yang sombong yang ingin menguasai
dunia dan menginjak-injak dharma.
6. Parasu Rama Awatara yaitu Hyang Widhi turun ke dunia sebagai Rama Parasu yaitu Rama
bersenjatakan kapak yang membasmi para kesatrya yang menyeleweng dari ajaran dharma.
7. Rama Awatara yaitu Hyang Widhi turun ke dunia sebagai sang Rama putra raja Dasa Rata
dari Ayodhya untuk menghancurkan kejahatan dan kelaliman yang ditimbulkan oleh raksasa
Rahwana dari Alengka.
8. Krisna Awatara yaitu Hyang Widhi turun ke dunia sebagai Sri Krisna raja Dwarawati untuk
membasmi raja Kangsa, Jasaranda dan membantu Pandawa untuk menegakkan keadilan
dengan membasmi Kurawa yang menginjak-injak dharma.
9. Budha Awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai putra raja Sudhodana di Kapilawastu India
dengan nama Sidharta Gautama yang berarti telah mencapai kesadaran yang sempurna.
Budha Gautama menyebarkan ajaran agama Budha dengan tujuan untuk menuntun umat
manusia mencapai kesadaran, penerangan yang sempurna atau Nirwana.
10. Kalki Awatara yaitu penjelmaan Hyang Widhi yang terakhir yang akan turun untuk
membasmi
penghinaan-penghinaan,
pertentangan-pertentangan
agama
akibat
penyelewengan umat manusia dari ajaran Hyang Widhi (dharma). Menurut keyakinan umat
Hindu Awatara terakhir akan turun apabila memuncaknya pertentangan-pertentangan
agama di dunia ini.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Kontruktivisme, inquiry, diskusi, tanya jawab, pemodelan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
a.
b.
c.
d.
e.
2. Kegiatan
Inti
Waktu
(Menit)
Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
± 10’
Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang cerita
turunnya Awatara
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode diskusi siswa dibagi menjadi 10 kelompok
yang anggotanya 2 orang atau lebih secara heterogen.
Eksplorasi
± 60’
- Menugaskan siswa untuk membaca referensi yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran
Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusinya.
Kegiatan Pembelajaran
a.
b.
Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk tanya
jawab.
Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa dalam seksi tanya jawab.
Memberikan evaluasi
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang cerita
turunnya Awatara
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (KMTT) :
• Jelaskan hikmah yang dapat kamu petik dari cerita
turunnya10 Awatara!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
-
c.
3. Kegiatan
Penutup
a.
b.
c.
d.
e.
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu
4. Media belajar : Gambar
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes pilihan singkat
1. Sanghyang Widhi turun ke bumi berwujud ikan maha besar disebut ….
2. Untuk menopang bumi agar tidak tenggelam akibat diputarnya gunung mandari giri,
Hyang Widhi turun dalam wujud ….
3. … yaitu turunnya yang Widhi ke dunia dalam wujud babi hutan.
4. Nara Simbha yaitu awatara Hyang Widhi turun sebagai … yang membasmi kekejaman raja
Hyarania kasipu yang sangat jahat.
5. Hyang Widhi turun kedunia sebagai orang kerdil disebut ….
6. Parasu Rama yaitu awatara Hyang Widhi turun sebagai Rama parasu yaitu Rama
bersanjata kapak untuk membasmi ….
7. … yaitu Hyang Widhi turun sebagai sang Rama putra raja Dasa Rata dari Ayodya untuk
menghancurkan kejahatan dan kelaliman yang ditimbulkan oleh raksasa Rahwana dari
negara Alengka.
8. … Hyang Widhi turun sebagai Sri Krisna untuk membasmi raja Kangsa Jarasanda dan
membantu Pandawa untuk menegakkan keadilan dengan membasmi Kurawa yang
menginjak-injak dharma.
9. Budha awatara yaitu Hyang Widhi turun sebagai Sidharta Gautama untuk menyebarkan …
dengan tujuan menuntun umat manusia mencapai kesadaran, penerangan yang sempurna
atau nirwana.
10. … yaitu penjelamaan Hyang Widhi yang terakhir yang akan turun untuk membasmi
penghinaan-penghinaan, pertentangan-pertentangan agama.
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
Kunci Jawaban
Matsya Awatara
Kura-kura besar
Skor
1
1
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Wahara Awatara
Manusia berkepala singa
Wamana Awatara
Para kesatrya yang menyeleweng dari ajaran dharma
Rama Awatara
Krisna Awatara
Ajaran Budha
Kalki Awatara
Jumlah Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 10
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Jujur
Cerdas
Percaya
Diri
A B C D A B C D A B C D AB C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979011002
Made Susrdana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 5)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
2. . Memahami Sapta Timira sebagai Aspek Diri yang harus Dihindari
2.1
Menguraikan pengertian Sapta Timira
2.1.1 Mengidentifikasi kitab suci Veda yang menyebutkan tentang Sapta
Timira
2.1.2 Menguraikan arti kata Sapta dan Timira
2.1.3 Menguraikan pengertian Sapta Timira
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi kitab suci Veda yang menyebutkan tentang Sapta Timira (ingin tahu)
2. Menguraikan arti kata Sapta dan Timira (cerdas)
3. Menguraikan pengertian Sapta Timira (cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
1. Kitab suci Niti Sastra IV.19 menyebutkan :
Luir ning mangdadi mada ning jana surupa dhana kula kulina yowana,
Sang sura len kasuran agawe wsrih manah ikang sarat kabeh,
Yan wwanten sura sang Dhaneswara surupa guna dhana kulina yohana,
Yan tan mada mahardhikeke pangaranya sira putusi Sang Pandita.
Artinya :
Yang bisa membuat mabuk adalah ketampanan, harta benda, keturunan (darah bangsawan),
dan umur muda. Juga minuman keras dan keberanian bisa membuat mabuk hati manusia. Jika
ada orang kaya, berwajah tampan, pandai, banyak harta, berdarah bangsawan, muda
umurnya dan karena itu tidak mabuk, maka ia adalah orang utama, bijaksana, tidak ada
bandingannya.
2. Sapta timira berasal dari kata sapta artinya tujuh dan timira artinya kegelapan. Sapta timira
artinya tujuh macam unsur yang dapat menyebabkan manusia menjadi gelap atau awidya
(bodoh).
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Ceramah, diskusi, tanya jawab
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Waktu
(Menit)
Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
± 10’
Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang Sapta
Timira
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode diskusi siswa dibagi dalam beberapa
Kegiatan Pembelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
kelompok yang anggotanya 4 orang atau lebih secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Menugaskan siswa untuk membaca referensi yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
akan dibahas.
b. Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusinya secara bergantian di
depan kelas.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk tanya
jawab.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa dalam seksi tanya jawab.
a. Memberikan evaluasi
b. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang
pengertiuan sapta timira
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Jelaskan tujuh unsur yang menyebabkan pikiran seseorang
menjadi gelap yang disebut Sapta Timira!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 60’
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu
4. Media belajar : VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes pilihan singkat
1. Salah kitab suci yang membahas tentang sapta timira adalah ….
2. Sapta artinya …., timira artinya ….
3. Tujuh macam unsur yang dapat menyebabkan manusia menjadi gelap atau awidya disebut
….
3. Rubrik penilaian hasil belajar
No.
1.
Kunci Jawaban
Niti sastra IV.19
Skor
1
2.
3.
Tujuh, gelap
Sapta timira
1
1
3
Jumlah Skor
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 30
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Jujur
Ingin Tahu
A B C D A B C D A B C D AB C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 6)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
2. . Memahami Sapta Timira sebagai Aspek Diri yang harus Dihindari
2.2
Menyebutkan bagian-bagian Sapta Timira
2.2.1 Menyebutkan bagian Sapta Timira ke -1 dan ke-2 (surupa, dana)
2.2.2 Menyebutkan bagian Sapta Timira ke-3 dan ke-4 (guna, kulina)
2.2.3 Menyebutkan bagian Sapta Timira ke-5 s.d. ke-7 (yowana, sura,
kasuran)
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menyebutkan bagian Sapta Timira ke -1 dan ke-2 (jujur, cerdas)
2. Menyebutkan bagian Sapta Timira ke-3 dan ke-4 (jujur, cerdas)
3. Menyebutkan bagian Sapta Timira ke-5 s.d. ke-7 (jujur, cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
Bagian-bagian Sapta Timira:
(SuDaGuYoSuKa)
1. Surupa artinya kegelapan yang disebabkan oleh rupa yang tampan atau cantik.
2. Dana adalah kegelapan yang disebabkan oleh kekayaan.
3. Guna adalah kegelapan yang disebabkan oleh kepandaian atau kepintaran.
4. Kulina adalah kegelapan yang disebabkan oleh keturunan atau kebangsawanan.
5. Yowana adalah kegelapan yang disebabkan oleh keremajaan.
6. Sura adalah kegelapan yang disebabkan oleh minuman keras.
7. Kasuran adalah kegelapan yang disebabkan oleh keberanian atau kemenangan.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : 2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Cooperative Script
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
2. Kegiatan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu”
(religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang bagianbagian Sapta Timira
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Siswa dibagi untuk berpasangan secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberi materi kepada tiap siswa untuk dibaca dan
dipahami tentang bagian-bagian Sapta Timira
- Bersama-sama siswa menetapkan siapa yang pertama
Waktu
(Menit)
±10’
± 60’
b.
c.
3. Kegiatan
Penutup
a.
b.
c.
d.
e.
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan
sebagai pendengar.
Elaborasi
- Pasangan secara bergiliran menyebutkan bagian-bagian
sapta timira di depan kelas. Siswa yang menjadi pembicara
menyebutkan bagian-bagian ke-1, ke-2 s.d ke -7 selengkap
mungkin.
Sementara
pendengar
:
1)
menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap; 2) membantu mengingat/menghapal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya.
Konfirmasi
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi yang sudah dilaksanakan.
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi.
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang bagianbagian Sapta Timira
Melakukan umpan balik/evaluasi
Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Tulis dan jelaskan dengan teknikmu sendiri dalam
menyebutkan bagian-bagian Sapta Timira!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu
4. Media belajar : Peta konsep
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes pilihan singkat
1. Bagian sapta timira ke-1 adalah ….
2. Bagian sapta timira ke-2 adalah ….
3. Bagian sapta timira ke-3 adalah ….
4. Bagian sapta timira ke-4 adalah ….
5. Bagian sapta timira ke-5 adalah ….
6. Bagian sapta timira ke-6 adalah ….
7. Bagian sapta timira ke-7 adalah ….
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Surupa artinya gelap karena rupa yang tampan atau cantik.
Dana adalah gelap karena kekayaan.
Guna adalah gelap karena kepandaian atau kepintaran.
Skor
1
1
1
4.
5.
6.
7.
Kulina adalah gelap karena keturunan atau kebangsawanan.
Yowana adalah gelap karena keremajaan.
Sura adalah gelap karena minuman keras.
Kasuran adalah gelap karena keberanian atau kemenangan.
Jumlah Skor
1
1
1
1
7
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 12
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Jujur
Cerdas
A B C D A B C D A B C D AB C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 4 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 7)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
2. . Memahami Sapta Timira sebagai Aspek Diri yang harus Dihindari
2.3
Menjelaskan masing-masing bagian Sapta Timira
2.3.1 Menjelaskan pengertian Surupa
2.3.2 Menjelaskan pengertian Dana
2.3.3 Menjelaskan pengertian Guna
2.3.4 Menjelaskan pengertian Kulina
2.3.5 Menjelaskan pengertian Yowana
2.3.6 Menjelaskan pengertian Sura
2.3.7 Menjelaskan pengertian Kasuran
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian Surupa (jujur, cerdas)
2. Menjelaskan pengertian Dana (jujur, cerdas)
3. Menjelaskan pengertian Guna (jujur, cerdas)
4. Menjelaskan pengertian Kulina (jujur, cerdas)
5. Menjelaskan pengertian Yowana (jujur, cerdas)
6. Menjelaskan pengertian Sura (jujur, cerdas)
7. Menjelaskan pengertian Kasuran (jujur, cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
Pengertian Sapta Timira:
1. Surupa atau kemabukan (lupa daratan) karena wajah atau rupa yang tampan, ganteng atau
cantik. Kegantengan atau kecantikan seseorang kadang kala menyebabkan yang
bersangkutan menjadi angkuh, sombong dan tinggi hati. Semestinya kegantengan atau
kecantikan wajah dibarengi dengan perilaku yang baik, budi yang luhur. Orang yang ganteng
atau cantik, hendaknya dapat mengendalikan diri dengan membuang jauh-jauh sikap dan
perilaku yang tidak baik.
2. Dana atau kemabukan (lupa daratan) karena banyak mempunyai harta benda atau kekayaan.
Banyaknya harta benda yang dimiliki sering kali menyebabkan seseorang menjadi lupa diri,
menepuk dada, angkuh dan sombong dan tidak ingat dengan teman-temannya. Pada hal
kepemilikan harta benda seyogyanya dibarengi dengan dharma, perilaku yang baik sesuai
dengan ajaran agama. Karena itu orang yang memiliki banyak harta benda seyogyanya dapat
menjaga diri, tidak menepuk dada atau tidak sombong dengan harta bendanya.
3. Guna atau kemabukan (lupa daratan) karena mempunyai kepintaran atau kepandaian. Orang
yang pintar juga kadang lupa diri, menganggap orang lain tidak tahu apa-apa. Orang seperti
ini cenderung angkuh dan kurang disukai oleh masyarakat. Oleh karena kepandaian
semestinya dibarengi dengan perbuatan yang baik, disertai dengan budi pekerti yang luhur.
Kepintaran semestinya diamalkan, dipergunakan untuk maksud-maksud yang baik, sehingga
dapat membantu masyarakat yang kurang mempunyai pengetahuan.
4. Kulina atau kemabukan (lupa daratan) karena keturunan. Faktor keturunan juga sering
mengakibatkan orang lupa diri. Seorang keturunan bangsawan, keturunan raja, kadang kala
juga menganggap remeh orang lain yang tidak seketurunan. Hal ini dapat menimbulkan
kesulitan bagi orang tersebut. Keturunan orang-orang terkenal, berpangkat atau bangsawan,
sebaiknya mempunyai perilaku yang baik, berbudi luhur sejalan dengan ajaran agama.
Mereka seharusnya dapat menjadi panutan dapat memberikan contoh yang baik terhadap
masyarakat sekitarnya.
5. Yowana atau kemabukan (lupa daratan) karena masa remaja atau masa muda. Anak muda
remaja karena kurang pendidikan dan pengalaman, sering kali lebih menyukai kebebasan dan
hura-hura, sering kali sok jagoan dan suka berkelahi. Sebaikanya semasa masih remaja, anakanak itu diberi pendidikan agama yang memadai, diberi pelajaran mengenai etika, bagaimana
harus berperilaku di dalam masyarakat, sebagaimana harus membawa diri dan lain-lain,
supaya mereka dapat menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Masa
remaja adalah masa yang baik untuk mengembangkan diri menjadi manusia yang berguna
bagi masyarakat, bagi nusa dan bangsa serta agama.
6. Sura atau kemabukan (lupa daratan) karena minuman keras. Minuman keras merupakan
musuh yang sangat buruk. Ia dapat membuat orang mabuk, lupa diri dan berbuat yang tidak
sesuai dengan ajaran agama. Karena itu manusia beragama sebaiknya menjauhi minuman
keras.
7. Kasuran atau kemabukan (lupa daratan) karena merasa mempunyai keberanian. Keberanian
kadang kala membuat orang lupa diri. Keberanian tanpa disertai dengan pikiran yang sehat
dan baik dapat mengakibatkan kerugian atau kesulitan bagi orang lain maupun yang
bersangkutan sendiri. Keberanian hendaknya selalu dilandasi oleh kebenaran dan dharma,
oleh perbuatan yang luhur sesuai dengan ajaran agama.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : 2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Cooperative Script
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
2. Kegiatan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
pengertian masing-masing bagian Sapta Timira
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Siswa dibagi untuk berpasangan secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberi materi kepada tiap siswa untuk dibaca dan
dipahami tentang pengertian bagian-bagian Sapta Timira
- Bersama-sama siswa menetapkan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar.
b. Elaborasi
- Pasangan secara bergiliran menyampaikan pengertian bagianbagian sapta timira di depan kelas. Siswa yang menjadi
pembicara menyampaikan pengertian bagian-bagian sapta
timira.
Sementara
pendengar
:
1)
menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap; 2) membantu mengingat/menghapal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya.
- Masing-masing pasangan menyampaikan pengertian bagian-
Waktu
(Menit)
±10’
± 60’
c.
3. Kegiatan
Penutup
a.
b.
c.
d.
e.
bagian Sapta timira sesuai permintaan guru (misalnya
pasangan pertama menyampaikan tentang surupa, pasangan
kedua tentang dana dan seterusnya)
Konfirmasi
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi yang sudah dilaksanakan.
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi.
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang pengertian
bagian-bagian Sapta Timira
Melakukan umpan balik/evaluasi
Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Jelaskan bahwa wajah rupawan, harta, kepandaian,
kebangsawanan, keremajaan, miras, dan keberanian dapat
membuat pikiran seseorang menjadi gelap menurut
pendapatmu!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu;
http://suryadistira.blogspot.com/2008/11/sapta-timira.html
4. Media belajar
:
-
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
1. Jelaskan pengertian surupa secara singkat!
2. Jelaskan pengertian dana secara singkat!
3. Jelaskan pengertian guna secara singkat!
4. Jelaskan pengertian kulina secara singkat!
5. Jelaskan pengertian yowana secara singkat!
6. Jelaskan pengertian sura secara singkat!
7. Jelaskan pengertian kasuran secara singkat!
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
3.
4.
Kunci Jawaban
Surupa atau kemabukan (lupa daratan) karena wajah atau rupa yang tampan,
ganteng atau cantik. Jangan merasa sombong bila merasa memiliki rupa
tampan atau cantik.
Dana atau kemabukan (lupa daratan) karena banyak mempunyai harta benda
atau kekayaan. Janganlah angkuh karena memiliki harta benda yang berlimpah.
Guna atau kemabukan (lupa daratan) karena mempunyai kepintaran atau
kepandaian. Orang yang pintar juga kadang lupa diri, menganggap orang lain
tidak tahu apa-apa.
Kulina atau kemabukan (lupa daratan) karena keturunan. Jangan lupa diri dan
menganggap remeh orang lain yang tidak seketurunan. Hal ini dapat
Skor
1
1
1
1
5.
6.
7.
menimbulkan kesulitan bagi orang tersebut.
Yowana atau kemabukan (lupa daratan) karena masa remaja atau masa muda.
Jangan hura-hura, sering kali sok jagoan, suka berkelahi dan sebagainya yang
merugikan masa depan.
Sura atau kemabukan (lupa daratan) karena minuman keras. Minuman keras
dapat membuat orang mabuk, lupa diri dan berbuat yang tidak sesuai dengan
ajaran agama.
Kasuran atau kemabukan (lupa daratan) karena merasa mempunyai
keberanian. Keberanian kadang kala membuat orang lupa diri. Keberanian
tanpa disertai dengan pikiran yang sehat dan baik dapat mengakibatkan
kerugian atau kesulitan bagi orang lain maupun yang bersangkutan sendiri.
Jumlah Skor
1
1
1
7
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 12
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Jujur
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 8)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
Susila
2. . Memahami Sapta Timira sebagai Aspek Diri yang harus Dihindari
2.4
Menunjukkan contoh-contoh prilaku Sapta Timira yang dihindari
2.4.1 Menunjukkan contoh-contoh prilaku Surupa
2.4.2 Menunjukkan contoh-contoh prilaku Dana
2.4.3 Menunjukkan contoh-contoh prilaku Guna
2.4.4 Menunjukkan contoh-contoh prilaku Kulina
2.4.5 Menunjukkan contoh-contoh prilaku Yowana
2.4.6 Menunjukkan contoh-contoh prilaku Sura
2.4.7 Menunjukkan contoh-contoh prilaku Kasuran
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menunjukkan contoh-contoh prilaku Surupa (ingin tahu, peduli)
2. Menunjukkan contoh-contoh prilaku Dana (ingin tahu, peduli)
3. Menunjukkan contoh-contoh prilaku Guna (ingin tahu, peduli)
4. Menunjukkan contoh-contoh prilaku Kulina (ingin tahu, peduli)
5. Menunjukkan contoh-contoh prilaku Yowana (ingin tahu, peduli)
6. Menunjukkan contoh-contoh prilaku Sura (ingin tahu, peduli)
7. Menunjukkan contoh-contoh prilaku Kasuran (ingin tahu, peduli)
II.
Materi Pembelajaran
Contoh-contoh prilaku Sapta Timira:
1. Surupa
- Sombong atau angkuh karena merasa diri cakep, ganteng, atau cantik
- Suka menghina orang lain yang dianggapnya memiliki wajah buruk/jelek
- Suka menggoda orang lain dengan kecantikan/ketampanan yang dimiliki untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya.
- Menghias diri secara berlebihan
2. Dana
- Mencari harta benda dengan menghalalkan segala cara
- Menimbun kekayaan sebanyak-banyaknya untuk dirinya sendiri
- Menggunakan kekayaan yang dimiliki hanya untuk kepentingannya sendiri
- Tidak pernah memberi sedekah/derma/dana punya
- Suka pamer kekayaan
- Menghambur-hamburkan uang untuk keperluan yang menyesatkan (pesta miras,
mempermainkan wanita, judi dan sebagainya).
3. Guna
- Sombong atau angkuh karena merasa diri pintar/pandai
- Melecehkan kemampuan orang lain
- Menganggap segala sesuatu mudah, gampang, remeh
- Menghina kebodohan orang lain
- Kikir dengan ilmu yang dimiliki
- Kepintarannya digunakan untuk kehancuran (seperti amrozy, pintar merakit bom,
bomnya digunakan untuk mengebom Bali).
4. Kulina
- Sombong atau angkuh karena merasa berasal dari keturunan bangsawan
Sombong atau angkuh karena orang tuanya sebagai pejabat/tokoh masyarakat/orang
penting di daerahnya
- Merendahkan orang lain yang dianggapnya tidak sederajat dengan keluarganya
- Tidak mau bergaul dengan orang lain yang dianggapnya tidak sederajat dengan
keluarganya
5. Yowana
- Bermalas-malasan
- Menentang nasehat orang tua
- Kebut-kebutan di jalan
- Suka berkelahi dan tawuran
- Melanggar tata tertib yang berlaku di sekolah, di masyarakat atau di tempat lain
- Senang mengganggu orang lain
6. Sura
- Pesta miras
- Suka minum minuman keras akibatnya syaraf terganggu, diserang berbagai macam
penyakit, sesuatu yang dirahasiakannya dibongkar oleh dirinya sendiri, dapat melakukan
perbuatan yang fatal.
7. Kasuran
- Melakukan tindakan diluar daya nalarnya
- Melakuka perbuatan nekat
- Suka diadu domba karena dipuji-puji oleh orang lain
-
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Kontruktivisme, inquiry, questioning, learning community,
pemodelan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
2. Kegiatan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang contohcontoh prilaku Sapta Timira
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Siswa dibagi menjadi bererapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang perkelompok secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberikan masing-masing kelompok topik permasalahan
yang berbeda yaitu kelompok 1 menunjukkan contoh prilaku
Surupa, kelompok 2 menunjukkan contoh prilaku Dana dan
demikian seterusnya sehingga semua kelompok mendapat
topik permasalahan tentang contoh-contoh prilaku sapta
timira.
b. Elaborasi
- Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk
memahami
permasalahan,
mendiskusikan,
merumuskan alternatif pemecahan masalah, menyimpulkan,
dan mengambil keputusan untuk memecahkan permasalahan
Waktu
(Menit)
±10’
± 60’
c.
3. Kegiatan
Penutup
a.
b.
c.
d.
e.
tersebut.
- Masing-masing kelompok secara bergantian menyampaikan
hasil diskusi dalam pemecahan masalahnya, dan kelompok
lain menanggapi sehingga ditemukan kesepakatan di antara
semua kelompok.
- Memberi penjelasan tentang contoh-contoh prilaku Sapta
Timira
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
tentang materi yang belum jelas atau belum dipahami.
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi yang
merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya
dengan pengetahuan baru yang diberikan tentang contohcontoh prilaku Sapta Timira.
Konfirmasi
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi yang
merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya
dengan pengetahuan baru yang diberikan tentang contohcontoh prilaku Sapta Timira ( refleksi).
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang contohcontoh prilaku Sapta Timira
Melakukan umpan balik/evaluasi
Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Amati dan sebutkan contoh-contoh prilaku Sapta Timira
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di daerah tempat
tinggalmu!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu
4. Media belajar : VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes pilihan ganda
1. Bermake-up atau bersolek berlebihan merupakan contoh prilaku ….
a. kasuran
b. surupa
c. dana
d. sura
2. Contoh prilaku dana di bawah ini kecuali ….
a. Suka judi
b. Suka main wanita
c. Suka berdana punya
d. Pamer kekayaan
3. Mesia tidak mau memberi tahu temannya yang bertanya, padahal dia tahu jawabannya.
Prilaku Mesia termasuk contoh prilaku ….
a. guna
b. kulina
c. yowana
d. sura
Gst. Ayu tidak mau bergaul dengan Ketut Darma. Gst. Ayu telah berprilaku ….
a. surupa
b. guna
c. kulina
d. sura
5. Si Malen knalpot sepeda motornya dibedel dan suka ngebut. Menurut anda prilaku si
Malen merupakan contoh prilaku ….
a. kasuran
b. sura
c. surupa
d. yowana
6. Contoh prilaku Sura di bawah ini adalah ….
a. Andi malas belajar
b. Indra kalah 100 ribu dalam main ceki
c. Riski suka meremehkan kemampuan
d. Gobler dkk pesta tuak, arak
Cintya
omongannyapun ngelantur
7. Karena Dursana dipuji-dipuji tentang kehebatan dan keberaniannya. Dursana memukul
Dharma. Dharma yang dipukul oleh Dursana adalah korban dari prilaku ….
a. surupa
b. kasuran
c. sura
d. yowana
3. Rubrik penilaian
4.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kunci Jawaban
B
C
A
C
D
D
B
Jumlah Skor
Skor
1
1
1
1
1
1
1
7
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 12
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Peduli
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A
B
C
D
= MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
= MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
= MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
= BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 9)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
:
Indikator
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
Susila
2. . Memahami Sapta Timira sebagai Aspek Diri yang harus Dihindari
2.5
Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Sapta
Timira
2.5.1 Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Surupa
2.5.2 Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Dana
2.5.3 Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Guna
2.5.4 Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Kulina
2.5.5 Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Yowana
2.5.6 Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Sura
2.5.7 Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Kasuran
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Surupa (patuh pada aturan sosial,
peduli)
2. Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Dana (patuh pada aturan sosial,
peduli)
3. Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Guna (patuh pada aturan sosial,
peduli)
4. Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Kulina (patuh pada aturan sosial,
peduli)
5. Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Yowana (patuh pada aturan,
peduli)
6. Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Sura (patuh pada aturan sosial,
peduli)
7. Melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Kasuran (patuh pada aturan
sosial, peduli)
II.
Materi Pembelajaran
Upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Sapta Timira secara khusus:
1. Upaya-upaya menghindari agar kita tidak mabuk karena rupa tampan atau cantik (surupa):
- Kita harus mensyukuri dianugrahi ketampanan atau kecantikan oleh Ida Sanghyang Widhi
Wasa
- Menyadari bahwa ketampanan dan kecantikan itu tidak kekal
- Ketampanan atau kecantikan yang dimiliki harus disertai dengan budi pekerti yang luhur
(tidak sombong atau angkuh, tidak playboy/play girl, setia sama pasangan hidup, tidak jual
diri, dan sebagainya).
2. Upaya-upaya menghindari agar kita tidak mabuk karena harta (dana):
- Mencari harta atas dasar dharma
- Menyadari bahwa harta yang dimiliki merupakan anugerah Hyang Widhi yang patut
disyukuri
- Sesuai dengan ajaran agama bahwa harta yang dimiliki dalam penggunaannya dibagi tiga,
yaitu : 1) satu bagian untuk beryadnya atau bersedekah; 2) satu bagian untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari; dan 3) satu bagian lagi untuk persiapan hidup masa depan dengan
cara menabung.
3. Upaya-upaya menghindari agar kita tidak mabuk karena kepandaian (guna) :
- Menggunakan kepandaian untuk hal-hal yang baik dan benar, seperti : menolong orang
agar bisa terbebas dari kebodohan dengan mengusahakan belajar bersama, menciptakan
lapangan pekerjaan)
- Jangan merasa sombong karena merasa diri pandai
- Menyadari bahwa masih ada orang lain yang lebih pandai daripada diri kita.
4. Upaya-upaya menghindari agar kita tidak mabuk karena keturunan (kulina) :
- Menyadari bahwa Ida Sanghyang Widhi menilai seseorang bukan karena keturunannya,
tetapi yang dinilai adalah dharma baktinya.
- Menyadari pula bahwa orang akan menilai seseorang bukan karena dari keturunan
bangsawan, pejabat atau lainnya tetapi yang dinilainya adalah prilakunya.
- Menyadari bahwa keturunan bukan jaminan bagi kita untuk mendapat penghargaan dan
penghormatan dari orang lain.
- Oleh sebab itu jangan sombong atau angkuh dengan mengangap orang lain lebih rendah
dari diri kita.
5. Upaya-upaya menghindari agar kita tidak mabuk karena keremajaan (yowana) :
- Memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, ketajaman pikiran untuk melakukan kegiatankegiatan yang positif (baik) seperti : bekerja keras, tekun belajar, taat beribadah, mengisi
diri dengan hal-hal positif, misalnya suka berolah raga, belajar menabuh, menari, main
musik dan sebagainya yang berguna bagi masa depan.
- Menyadari bahwa sombong atau angkuh akan keremajaan akan dapat mendorong orang
untuk berbuat yang tidak baik terhadap dirinya sendiri.
- Tetapkan hati dan jangan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang menjerumuskan.
6. Upaya-upaya menghindari agar kita tidak mabuk karena minuman keras (sura) :
- Jauhi minum-minuman keras
- Kendalikan diri dari pengaruh minuman keras
- Jangan ikut bergaul dengan atau jauhi orang-orang yang sedang minum minuman keras
- Ingat selalu kepada Sanghyang Widhi.
7. Upaya-upaya menghindari agar kita tidak mabuk karena keberanian (kasuran) :
- Menyadari bahwa keberanian diperlukan untuk menghadapi kenyataan hidup yang penuh
lika-liku.
- Jangan gunakan keberanian yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik, seperti : 1)
jangan berani melawan orang tua; 2) jangan berani melanggar hukum, tata tertib dan
sebagainya; 3) berani merusak fasilitas umum.
Upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif Sapta Timira secara umum:
Dapat dihindari dengan Panca H yaitu :
1. Hening artinya mengheningkan pikiran.
2. Heneng artinya menenangkan pikiran.
3. Henung artinya menerenugkan kesalahan yang pernah diperbuat.
4. Heling artinya selalu mengingat ajaran kebenaran.
5. Hawas artinya selalu waspada.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Kontruktivisme, inquiry, questioning, learning community,
pemodelan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Waktu
(Menit)
±10’
d.
e.
2. Kegiatan
Inti
a.
b.
c.
3. Kegiatan
Penutup
a.
b.
c.
d.
e.
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang upayaupaya menghindari dampak negatif Sapta Timira.
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa dibagi menjadi bererapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang perkelompok secara heterogen.
Eksplorasi
- Memberikan masing-masing kelompok topik permasalahan
yang berbeda yaitu kelompok 1 menyebutkan dan
menjelaskan upaya-upaya menghindari dampak negatif
Surupa, kelompok 2 menyebutkan dan menjelaskan upayaupaya menghindari dampak negatif Dana dan demikian
seterusnya sehingga semua kelompok mendapat topik
permasalahan tentang upaya-upaya menghindari dampak
negatif sapta timira.
Elaborasi
- Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk
memahami
permasalahan,
mendiskusikan,
merumuskan alternatif pemecahan masalah, menyimpulkan,
dan mengambil keputusan untuk memecahkan permasalahan
tersebut.
- Masing-masing kelompok secara bergantian menyampaikan
hasil diskusi dalam pemecahan masalahnya, dan kelompok
lain menanggapi sehingga ditemukan kesepakatan di antara
semua kelompok.
- Memberi penjelasan tentang upaya-upaya menghindari
dampak negatif Sapta Timira
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
tentang materi yang belum jelas atau belum dipahami.
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi yang
merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya
dengan pengetahuan baru yang diberikan tentang upayaupaya menghindari dampak negatif Sapta Timira.
Konfirmasi
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi yang
merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya
dengan pengetahuan baru yang diberikan tentang upayaupaya menghindari dampak negatif Sapta Timira ( refleksi).
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa upaya-upaya
menghindari dampak negatif Sapta Timira
Melakukan umpan balik/evaluasi
Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Jelaskan upaya-upaya yang kamu lakukan dalam mengatasi
dampak negatif Sapta Timira yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari di daerah tempat tinggalmu!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 60’
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu
4. Media belajar : VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes pilihan ganda
1. Patut kita bersyukur karena telah dianugerahi wajah tampan atau cantik merupakan upaya
menghindari dampak negatif dari ….
a. kasuran
b. surupa
c. dana
d. sura
2. Di bawah ini adalah contoh upaya menghindari dampak negatif dana adalah ….
a. bergaul dengan siapa saja
b. belajar dengan tekun agar sukses
c. melakukan dana punya
d. tidak melawan orang tua
3. Mau belajar bersama dengan teman kelompok merupakan upaya menghindari dampak
negatif dari ….
a. guna
b. kulina
c. yowana
d. kasuran
4. Tidak merendahkan orang lain dan mau bergaul dengan siapa saja tanpa membedakan
asal-usulnya merupakan contoh prilaku yang baik dalam upaya menghindari dampak
negatif dari ….
a. surupa
b. guna
c. kulina
d. sura
5. Satya siswa kelas IX, dia rajin belajar, mandiri, suka membantu orang tua, tidak suka bolos,
rajin sembahyang. Apa yang telah Satya lakukan merupakan upaya-upaya dalam
menghindari dampak negatif dari ….
a. surupa
b. guna
c. kulina
d. yowana
6. Gede Sulastra bila diajak teman-temannya untuk minum tuak, dia selalu menolak dan
berdoa kepada Hyang Widhi agar terhindar dari pengaruh miras. Prilaku Gede Sulastra
termasuk upaya-upaya dalam hal ….
a. menjadikan dirinya agar kaya
b. menghindari dampak negatif yowana
c. menjadikan pikiran suci
d. menghindari dampak negatif sura
7. Yang perlu dilakukan dalam upaya menghindari dampak negatif kasuran adalah ….
a. rajin menabung untuk masa depan
b. berani menanggung resiko terhadap
apa yang telah dilakukan
c. tidak meremehkan kemampuan
d. menjauhi minuman keras
orang lain
8. Hening merupakan bagian Panca H yang dapat digunakan dalam upaya menghindari
dampak negatif sapta timira. Hening artinya ….
a. Selalu waspada
b. menenangkan pikiran
c. mengheningkan pikiran
d. mengistirahatkan pikiran
9. … artinya merenungkan tentang kesalahan yang telah diperbuat merupakan upaya
menghindari dampak negatif sapta timira.
a. hening
b. heneng
c. heling
d. henung
10. Hawas dalam Panca H artinya ….
a. selalu waspada
b. menenangkan pikiran
c. mengheningkan pikiran
d. mengistirahatkan pikiran
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
Kunci Jawaban
B
C
Skor
1
1
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A
C
D
D
B
C
D
A
Jumlah Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 10
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Patuh pd
Aturan
Sosial
Peduli
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 10)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
:
Indikator
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
Sejarah Agama Hindu
Mengetahui Keberadaan Kerajaan Hindu di Indonesia
3.
3.1
Menguraikan puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di
Indonesia
3.1.1 Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di
Kalimantan Timur (Kutai)
3.1.2 Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di
Jawa Barat (Tarumanegara)
3.1.3 Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di
Jawa Tengah (Mataram)
3.1.4 Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di
Jawa Timur (Majapahit)
3.1.5 Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di
Bali (Gelgel)
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Kutai (ingin tahu, cerdas)
2. Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Tarumanegara (ingin tahu, cerdas)
3. Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Mataram (ingin tahu, cerdas)
4. Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Majapahit (ingin tahu, cerdas)
5. Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan Gelgel (ingin tahu, cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
1. Kerajaan Kutai
Kutai atau Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti
sejarah tertua. Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan
Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.
Puncak kejayaan :
Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami
masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Puncak keruntuhan :
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi
dengan pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.
2. Kerajaan Tarumanegara
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah
barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M.
Puncak kejayaan :
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan
prasast-prasati ditemukan diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah
Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir
seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.
Runtuh atau berakhirnya :
Tarumanagara hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669,
Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi
istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri
Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan
Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena
Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang
sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini,
hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi
wilayah Tarumanagara.
3. Kerajaan Mataram
Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram
Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian
berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Para raja kerajaan dari dinasti Sanjaya dan
Sailendra ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di
Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi baik yang bercorak Hindu
maupun Buddha. Kerajaan Medang akhirnya runtuh pada awal abad ke-11 akibat kekacauan
politik yang disebabkan oleh kerajaan Sriwijaya.
4. Kerajaan Majapahit
1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya
Gajah Mada. Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya
sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang menyatakan bahwa Gajah Mada menginginkan
Nusantara bersatu.
1478 Majapahit runtuh akibat serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur ditinggalkan
penduduknya, tertimbun tanah, dan menjadi hutan jati.
5. Kerajaan Gelgel (Bali)
Kebesaran kerajaan Hindu di Bali dipimpin oleh keluarga Warmadewa dengan rajanya yang
terkenal adalah Dharmodayana (Udayana) dengan permaisurinya Mahendradatta (Gunapriya
Dharmapatni).
Setelah Bali ditaklukan oleh kerajaan Majapahit, Bali diperintah oleh Dinasti Dalem dengan
puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Kontruktivisme, inquiry, questioning, learning community,
pemodelan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
2. Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang puncak
kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang atau
lebih perkelompok secara heterogen.
a. Eksplorasi
Waktu
(Menit)
±10’
± 60’
Inti
b.
c.
3. Kegiatan
Penutup
Memberikan masing-masing kelompok topik permasalahan
yang berbeda yaitu kelompok 1 menguraikan puncak
kejayaan dan keruntuhan kerajaan Kutai, kelompok 2
Menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan
Tarumanegara, kelompok 3 Menguraikan puncak kejayaan
dan keruntuhan kerajaan Mataram, kelompok 4
menguraikan puncak kejayaan dan keruntuhan kerajaan
Majapahit, dan kelompok 5 menguraikan puncak kejayaan
dan keruntuhan kerajaan Bali (Gelgel).
Elaborasi
- Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk
memahami
permasalahan,
mendiskusikan,
merumuskan
alternatif
pemecahan
masalah,
menyimpulkan, dan mengambil keputusan untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
- Masing-masing kelompok secara bergantian menyampaikan
hasil diskusi dalam pemecahan masalahnya, dan kelompok
lain menanggapi sehingga ditemukan kesepakatan di antara
semua kelompok.
- Memberi penjelasan tentang puncak kejayaan dan
runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
tentang materi yang belum jelas atau belum dipahami.
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi
yang merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diberikan
tentang puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di
Indonesia
Konfirmasi
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi
yang merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diberikan
tentang puncak kejayaan dan runtuhnya kerajaan Hindu di
Indonesia ( refleksi).
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa puncak kejayaan
dan runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia
Melakukan umpan balik/evaluasi
Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Uraikan secara singkat inti dari puncak kejayaan dan
keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
-
a.
b.
c.
d.
e.
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
± 10’
3. Sumber belajar :
4. Media belajar
:
Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu;
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Hind
u-Buddha
-
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes isian
1. Kerajaan Kutai mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan ….
2. … adalah raja kerajaan Tarumanegara yang paling terkenal diantara raja-raja lainnya.
3. Puncak kejayaan kerajaan Mataram terjadi pada masa pemerintahan ….
4. Kerajaan … mengalami kejayaan pada pemerintahan Hayam Wuruk dengan Mahapatihnya
….
5. Kerajaan Gelgel di Bali mengalami kejayaan pada masa pemerintahan ….
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Mulawarman
Purnawarman
Sanjaya
Skor No.
Kunci Jawaban
1
4. Majapahit, Gajah Mada
1
5. Dalem Waturenggong
1
Jumlah Skor
Skor
1
1
5
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 20
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
4. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A
B
C
D
= MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
= MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
= MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
= BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 11)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
Sejarah Agama Hindu
Mengetahui Keberadaan Kerajaan Hindu di Indonesia
3.
3.2
Menjelaskan sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
3.2.1 Mengidentifikasi sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di
Indonesia
3.2.2 Menyebutkan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia
3.2.3 Menjelaskan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia (ingin tahu)
2. Menyebutkan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia (cerdas)
3. Menjelaskan sebab-sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia (cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
Sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia :
1. Terdesaknya kerajaan-kerajaan sebagai akibat munculnya kerajaan yang lebih besar dan lebih
kuat.
2. Tidak ada kaderisasi, seperti yang terjadi pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit.
3. Berlangsungnya perang saudara yang justru melemahkan kekuasaan kerajaan seperti yang
terjadi pada kerajaan Syailendra dan Majapahit.
4. Banyak daerah yang melepaskan diri akibat lemahnya pengawasan pemerintahan pusat dan
raja-raja bawahan membangun sebuah kerajaan yang merdeka serta tidak terikat oleh
pemerintahan pusat.
5. Kemunduran ekonomi dan perdagangan. Akibat kelemahan pemerintah pusat maka masalah
perekonomian dan perdagangan diambil alih para pedagang melayu dan Islam.
6. Tersiarnya agama dan budaya Islam, yang dengan mudah diterima para adipati di daerah
pesisir.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Kontruktivisme, inquiry, questioning, learning community,
pemodelan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang sebabsebab keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Waktu
(Menit)
±10’
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
e. Siswa dibagi menjadi bererapa kelompok yang terdiri dari 4
orang atau lebih perkelompok secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberikan masing-masing kelompok topik permasalahan
yang sama yaitu tentang sebab-sebab keruntuhan kerajaan
Hindu di Indonesia
b. Elaborasi
- Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk
memahami
permasalahan,
mendiskusikan,
merumuskan
alternatif
pemecahan
masalah,
menyimpulkan, dan mengambil keputusan untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
- Masing-masing kelompok secara bergantian menyampaikan
hasil diskusi dalam pemecahan masalahnya, dan kelompok
lain menanggapi sehingga ditemukan kesepakatan di antara
semua kelompok.
- Memberi penjelasan tentang sebab-sebab keruntuhan
kerajaan Hindu di Indonesia
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
tentang materi yang belum jelas atau belum dipahami.
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi
yang merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diberikan
tentang sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di
Indonesia
c. Konfirmasi
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi
yang merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diberikan
tentang sebab-sebab keruntuhan kerajaan Hindu di
Indonesia ( refleksi).
a. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa sebab-sebab
keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
b. Melakukan umpan balik/evaluasi
c. Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang dapat dipetik dari
sebab runtuhnya kerajaan Hindu di Indonesia untuk dapat
melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama dan warga
negara di era sekarang dan ke depan!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
± 60’
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
4. Media belajar
:
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu
-
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
1. Sebutkan sebab-sebab runtuh kerajaan Hindu di indonesia !
3. Rubrik penilaian
No.
1. a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kunci Jawaban
Sering terjadi perebutan kekuasaan
Tidak ada kaderisasi
Terjadinya perang saudara
Kurangnya pengawasan kerajaan pusat terhadap kerajaan-kerajaan bawahan
Kemunduran ekonomi dan perdagangan
Datangnya pengaruh budaya dan agama Islam
Jumlah Skor
Skor
1
1
1
1
1
1
6
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 15
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
4. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 12)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
:
:
:
:
Indikator
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Ganjil
Sejarah Agama Hindu
Mengetahui Keberadaan Kerajaan Hindu di Indonesia
3.
3.3
Mengambil hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di
Indonesia
3.3.1 Menjelaskan hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia
3.3.2 Menjelaskan hikmah keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
3.3.3 Mengambil hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia
3.3.4 Mengambil hikmah keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia (cerdas)
2. Menjelaskan hikmah keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia (cerdas)
3. Mengambil hikmah kejayaan kerajaan Hindu di Indonesia (santun)
4. Mengambil hikmah keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia (santun)
II.
Materi Pembelajaran
Mengambil hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di indonesia
Mencermati paparan sejarah dapatlah diketahui masa kejayaan Kerajaan Hindu Majapahit yang
dapat kita jadikan sebagai suatu cerminan kebanggaan masyarakat Hindu yang telah melahirkan
karya-karya sastra, bangunan-bangunan suci, karya-karya seni dan sistem pemerintahan yang
sangat terkenal sampai ke manca negara sebagai peninggalan sejarah yang tetap terpelihara
hingga saat ini. Hal tersebut menunjukkan suatu kehebatan Hindu yang patut diteladani.
Suatu kemunduran yang menyebabkan keruntuhan Majapahit merupakan pelajaran bagi generasi
Hindu sekarang untuk mencermati dan menganalisis serta mengambil hikmah di balik semua itu.
Analisis keruntuhan tersebut sebagai suatu bukti kerapuhan keyakinan, kurangnya perhatian
pemimpin, rasa keadilan penguasa yang tidak seimbang, rasa persaudaraan lemah, pembinaan
rasa persatuan, politik, sosial, ekonomi dan budaya serta pertahanan keamanan yang terus
menerus terabaikan karena kondisi internal keluarga penguasa yang tak terkendali untuk
merebut tampuk pemerintahgan.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : CTL
2. Model Pembelajaran
:3. Metode Pembelajaran
: Kontruktivisme, inquiry, questioning, learning community,
pemodelan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang hikmah
Waktu
(Menit)
±10’
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Siswa dibagi menjadi bererapa kelompok yang terdiri dari 4
orang atau lebih perkelompok secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberikan masing-masing kelompok topik permasalahan
yang sama hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan
Hindu di Indonesia
b. Elaborasi
- Memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk
memahami
permasalahan,
mendiskusikan,
merumuskan
alternatif
pemecahan
masalah,
menyimpulkan, dan mengambil keputusan untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
- Masing-masing kelompok secara bergantian menyampaikan
hasil diskusi dalam pemecahan masalahnya, dan kelompok
lain menanggapi sehingga ditemukan kesepakatan di antara
semua kelompok.
- Memberi penjelasan tentang hikmah dari kejayaan dan
keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
tentang materi yang belum jelas atau belum dipahami.
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi
yang merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diberikan
tentang hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan
Hindu di Indonesia
c. Konfirmasi
- Menjelaskan materi-materi yang ditanyakan siswa (yang
belum dipahami siswa).
- Memfasilitasi siswa untuk menghubungkan hasil diskusi
yang merupakan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diberikan
tentang hikmah dari kejayaan dan keruntuhan kerajaan
Hindu di Indonesia ( refleksi).
a. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa hikmah dari
kejayaan dan keruntuhan kerajaan Hindu di Indonesia
b. Melakukan umpan balik/evaluasi
c. Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Jelaskan hikmah yang dapat dipetik dari runtuhnya kerajaan
Hindu di Indonesia dalam menjalani kehidupan beragama
pada masa sekarang ini!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om” (religius)
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
± 60’
± 10’
3. Sumber belajar :
4. Media belajar
:
Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Midastra I Wayan, dkk; Denpasara : Widya Dharma, 2007; Buku Kamus
Istilah Hindu; Niti Sastra; Etika dan Pengendalian Diri dalam Agama Hindu
-
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes tulis
2. Bentuk instrumen : Tes uraian
1. Jelaskan hikmah yang dapat diambil dari kejayaan kerajaan Majapahit!
2. Jelaskan hikmah yang dapat diambil dari runtuhnya kerajaan Majapahit!
3. Rubrik penilaian
No.
1.
2.
Kunci Jawaban
Meneladani atau mencontoh dari kehebatan kerajaan Majapahit untuk dapat
berkreasi dan menciptakan karya-karya sastra yang lebih baik lagi.
Tidak meniru hal-hal yang mengakibatkan runtuhnya kerajaan Hindu Majapahit
tersebut . kita harus berhati-hati dalam berpikir, berkata, maupun berbuat.
Jumlah Skor
Skor
1
1
2
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 50
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64
0 - 54
= kurang
= sangat kurang
4. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Santun
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE – 13)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Budaya
4.
Memahami Dharma Gita dalam Bhagawadgita dan Sarasamuscaya
:
:
Alokasi Waktu
:
4.1
Mendemontra-sikan sloka dalam Bhagawadgita
4.1.1 Mengidentifikasi sloka-sloka Bhagawadgita sebagai Dharma Gita
4.1.2 Membaca sloka Bhagawadgita III.8
4.1.3 Membaca sloka Bhagawadgita III.11
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi sloka-sloka Bhagawadgita sebagai Dharma Gita (ingin tahu)
2. Membaca sloka Bhagawadgita III.8 (menghargai keberagaman)
3. Membaca sloka Bhagawadgita III.12 (menghargai keberagaman)
II.
Materi Pembelajaran
1. Sloka adalah bagian ayat atau bait dari kitab suci yang dibaca dengan menggunakan irama
mantra dimana isinya mengandung pujaan-pujaan dan kemahakuasaan Sanghyang Widhi. Di
dalam kitab suci Bhagawadgita terdiri dari bait-bait yang merupakan sloka sebagai dharmagita.
2. Sloka BG III.8
Niyatam kuru karma tvam
Karma jyato hy akarmanah
Sarirayatra pi cha te
Na prasidhyed akarmanah.
3. Sloka BG III.11
Isthan bhogan hi vo deva
Dasyante yajna-bhavitah
Tair dattan apradayaibhyo
Yo bhunkte stena eva sah
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran
:
3. Metode Pembelajaran
:
Demonstration (demonstrasi)
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
pengertian Dharmagita
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Waktu
(Menit)
± 5’
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
V.
a. Eksplorasi
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
- Menyiapkan alat yang diperlukan yaitu tape recorder dan
kaset
- Menugaskan semua siswa untuk mendengarkan secara
seksama contoh pembacaan sloka Bhagawadgita
b. Elaborasi
- Menuntun siswa untuk memahami tentang sloka yang
merupakan dharmagita
- Memberi kesempatan kepada siswa mencoba
mendemontrasikan pembacaan sloka yang seperti yang telah
didengarnya
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan kesulitan pembacaan
yang dihadapinya.
- Menunjuk salah seorang siswa untuk mendonstrasikan
pembacaan sloka BG III.8, 11 secara bergantian
- Siswa yang lainnya yang belum dapat giliran memperhatikan
demonstrasi dan menganalisanya.
- Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalamannya kemudian didemontrasikan.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang demonstrasi.
a. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang pembacaan
sloka Bhagawadgita
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Membaca sloka-sloka yang lain dalam kitab Bhagawadgita!
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
d. berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om”. (religius)
± 65’
± 10’
Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, kaset dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, buku Upadesa, lembar kerja, ringkasan
materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Kitab Suci Bhagawadgita
4. Media belajar : Tape Recorder/wireless, kaset
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Unjuk kerja, Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Demontrasikan pembacaan sloka BG III. 8 dan 11
Rubrik penilaian hasil belajar
No.
1.
2.
3.
Aspek Penilaian
Wiraga : penampilan
Wirasa : penghayatan, ketepatan pengucapan kata
Wirama : nada
Jumlah Skor
Skor
2
2
2
6
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 15
Kriteria penilaian:
90 - 100 = sangat baik 55 - 64 = kurang
80 - 89
= baik
0 - 54 = sangat kurang
65 - 79
= cukup
4. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Menghargai
Keberagaman
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 14)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Budaya
4.
Memahami Dharma Gita dalam Bhagawadgita dan Sarasamuscaya
4.2
Mendemontra-sikan Palawakya dalam Sarasamuscaya
4.2.1 Mengidentifikasi Palawakya dalam Sarasamuscaya sebagai
Dharma Gita
4.2.2 Membaca Palawakya Sarasamuscaya 4
4.2.3 Membaca Palawakya Sarasamuscaya 32
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi Palawakya dalam Sarasamuscaya sebagai Dharma Gita (ingin tahu)
2. Membaca Palawakya Sarasamuscaya 4 (menghargai keberagaman)
3. Membaca Palawakya Sarasamuscaya 32 (menghargai keberagaman)
II.
Materi Pembelajaran
1. Palawakya : suatu bacaan terjemahan sloka dengan irama tertentu, dengan menggunakan
bahasa jawa kuno.
2. Palawakya Sarasamuscaya 4
Iyam hi yonih prathama, yam prapya jagatipate,
Atmanam çakyate tratum, karmabhih subhalaksanaih.
Apan iking dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wênang ya tumulung
awaknya sangkeng sangsāra, makasādhanang çubhakarma, hinganing kottamaning dadi
wwang ika.
3. Palawakya Sarasamuscaya 32
A dhunagrannivarttante jnatayah saha bandhavih, yena taih saha genvyam tat karmma
sukrtam kuru.
Apanikang kadang warga rakwa, ring tunwan hingan ikan pangatêrakên, kunang ikang
tumūt, sahāyanikang dadi hyang ring paran, gawenyā çubhāçubha juga, matangnyan
prihêna tiking gawe hayu, sahāyanta anuntunakena ri pöna dlāha.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran
:
3. Metode Pembelajaran
:
Demonstration (demonstrasi)
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Waktu
(Menit)
± 5’
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
V.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
d. pengertian Palawakya
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
a. Eksplorasi
- Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
- Menyiapkan alat yang diperlukan yaitu tape recorder dan
kaset
- Menugaskan semua siswa untuk mendengarkan secara
seksama contoh pembacaan palawakya Sarasamuscaya
b. Elaborasi
- Menuntun siswa untuk memahami tentang palawakya yang
merupakan dharmagita
- Memberi kesempatan kepada siswa mencoba
mendemontrasikan pembacaan sloka yang seperti yang telah
didengarnya
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan kesulitan pembacaan
yang dihadapinya.
- Menunjuk salah seorang siswa untuk mendonstrasikan
pembacaan palawakya SS.4 dan 32 secara bergantian
- Siswa yang lainnya yang belum dapat giliran memperhatikan
demonstrasi dan menganalisanya.
- Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalamannya kemudian didemontrasikan.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang demonstrasi.
a. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang pembacaan
palawakya Sarasamuscaya
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
Membaca Palawakya yang lain dalam Sarasamuscaya
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
d. berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om”. (religius)
± 65’
± 10’
Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, kaset dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, buku Upadesa, lembar kerja, ringkasan
materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Kitab Suci Bhagawadgita
4. Media belajar : Tape Recorder/wireless, kaset
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian : Unjuk kerja, Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen :
Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Demontrasikan pembacaan palawakya SS.4 dan 32!
4. Rubrik penilaian hasil belajar
No.
1.
Aspek Penilaian
Wiraga : penampilan
Skor
2
2.
3.
Wirasa : penghayatan, ketepatan pengucapan kata
Wirama : nada
Jumlah Skor
2
2
6
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 15
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64 = kurang
0 - 54 = sangat kurang
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Menghargai
Keberagaman
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE – 15)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Yadnya
5.
Memahami Hakekat Yadnya
5.1
Menyebutkan sumber dan dasar hukum Yadnya
5.1.1 Mengidentifikasi sumber dan dasar hukum Yadnya
5.1.2 Menyebutkan sumber dan dasar hukumYadnya
5.1.3 Menjelaskan isi sloka Bhagawadgita IX.20 dan III.24 sebagai
salah satu sumber dan dasar hukum Yadnya
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mengidentifikasi sumber dan dasar hukum Yadnya (ingin tahu)
2. Menyebutkan sumber dan dasar hukumYadnya (cerdas)
3. Menjelaskan isi sloka Bhagawadgita IX.20 dan III.24 sebagai salah satu sumber dan dasar
hukum Yadnya (cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
1. Berdasarkan hakikat yadnya sebagai suatu kewajiban atau dharma, maka sumber dan dasar
hukum Yadnya adalah kitab suci Weda yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti.
a. Weda Sruti
1. Bagian mantra (Catur Weda Samhita)
2. Bagian Brahmana/karma kanda
3. Bagian Upanisad/Aranyaka/jnana kanda
b. Weda Smerti
- Kelompok Vedangga
a. Siksa : phonnetik/irama mantra
b. Wyakarana : tata bahasa
c. Chanda : lagu
d. Nirukta : sinonim & anonim
e. Jyotisa : astronomi
f. Kalpa : ritual
- Kelompok Upaveda
a. Purana : cerita kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada jaman dulu
b. Itihasa : sejarah kepahlawanan
c. Artha Sastra/Niti Sastra/Raja Darma/Danda Niti
d. Ayur Veda : ilmu kedokteran
e. Gandharwa Veda : cabang seni
* Pancama Veda : Bhagawadgita
2. Bhagawadgita IX.20 :
Trai-vidya mam soma-pah puta-papa
Yajnair istva svar-gatim prarthayante
Te punyam asadya surendra-lokam
Asnanti divyan divi deva bogan.
Artinya : Ia yang mengetahui ketiga kitab Veda, peminm sari soma, dibersihkan dari dosa ,
yang memuja-Ku dengan pengorbanan, memohon jalan menuju ke sorga, tiba di Indraloka
dan menikmati kesenangan surgawi dari para Dewa di surga.
3. Bhagawadgita III.24 :
Utsidenyur ime loka
Na kuryan karma ced aham
Samkarasya ca karta syam
Upahanyam imah prajah
Artinya : jika Aku berhenti bekerja maka ketiga dunia ini akan hancur lebur dan Aku akan
menjadi pencipta dari penghidupan yang teratur dan Aku akan merusak rakyat ini.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran : 3. Metode Pembelajaran : Cooperative Script
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang Sumber
dan dasar hukum Yadnya.
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Siswa dibagi untuk berpasangan secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberi materi kepada tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan tentang Sumber dan dasar hukum Yadnya.
- Bersama-sama siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar.
b. Elaborasi
- Siswa yang menjadi pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya.
Sementara
pendengar
:
1)
menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap; 2) membantu mengingat/menghapal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya. Sertakan lakukan seperti di atas..
c. Konfirmasi
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi yang sudah dilaksanakan.
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi.
a. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang bagianbagian Sad Ripu
b. Melakukan umpan balik/evaluasi
c. Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
Waktu
(Menit)
± 5’
± 65’
± 10’
•
Jelaskan kitab suci Weda sebagai sumber dan dasar
pelaksanaan Yadnya!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
e. berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih, Santih,
Santih Om”. (religius)
V.
Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Buku Kamus Istilah Hindu
4. Media belajar : -
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
: Tes uraian; Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Apa yang menjadi sumber dan dasar hukum Yadnya?
2. Sebutkan sumber dan dasar hukumYadnya!
3. Jelaskan isi sloka Bhagawadgita IX.20 dan III.24 sebagai salah satu sumber dan dasar hukum
Yadnya!
4. Rubrik penilaian hasil belajar
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
KItab suci Weda
a. Weda Sruti
b. Weda Smerti
a. Ia yang mengetahui ketiga kitab Veda, peminm sari soma, dibersihkan
dari dosa , yang memuja-Ku dengan pengorbanan, memohon jalan
menuju ke sorga, tiba di Indraloka dan menikmati kesenangan surgawi
dari para Dewa di surga.
b. Jika Aku berhenti bekerja maka ketiga dunia ini akan hancur lebur dan
Aku akan menjadi pencipta dari penghidupan yang teratur dan Aku
akan merusak rakyat ini.
Jumlah Skor
Skor
1
1
2
4
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 25
Kriteria penilaian:
90 - 100 = sangat baik 55 - 64 = kurang
80 - 89
= baik
0 - 54 = sangat kurang
65 - 79
= cukup
5. Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
Ket
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 16)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
I.
II.
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Yadnya
5.
Memahami Hakekat Yadnya
5.2
Menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan Yadnya
5.2.1 Mengidentifikasi bahan-bahan yang dipergunakan dalam upakara
Yadnya
5.2.2 Menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan Yadnya ditinjau dari
segi kuantitas upacara/upakara
5.2.3 Menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan Yadnya ditinjau dari
segi kualitasnya
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
Mengidentifikasi bahan-bahan yang dipergunakan dalam upakara Yadnya (ingin tahu)
Menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan Yadnya ditinjau dari segi kuantitas
upacara/upakara (cerdas)
Menjelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan Yadnya ditinjau dari segi kualitasnya (cerdas)
Materi Pembelajaran
1. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam upakara yadnya :
a. Patram yaitu daun-daunan
b. Puspam yaitu bunga
c. Phalam yaitu buah-buahan
d. Toyam yaitu air
2. Tingkatan pelaksanaan Yadnya dari segi kuantitas upacara/upakara :
a. Kanista (kecil)
b. Madya (sedang)
c. Uttama (besar)
3. Tingkatan yadnya dari segi kualitas :
a. Tamasika Yadnya
b. Rajasika Yadnya
c. Satwika Yadnya
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran : 3. Metode Pembelajaran : Cooperative Script
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Waktu
(Menit)
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
± 5’
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
Kegiatan Pembelajaran
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
V.
Tingkatan pelaksanaan Yadnya
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Siswa dibagi untuk berpasangan secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberi materi kepada tiap siswa untuk dibaca dan
membuat ringkasan tentang Tingkatan pelaksanaan Yadnya
- Bersama-sama siswa menetapkan siapa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar.
b. Elaborasi
- Siswa yang menjadi pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya. Sementara pendengar : 1)
menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap; 2) membantu mengingat/menghapal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi
pendengar dan sebaliknya. Sertakan lakukan seperti di atas..
c. Konfirmasi
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi yang sudah dilaksanakan.
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi.
a. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang Tingkatan
pelaksanaan Yadnya
b. Melakukan umpan balik/evaluasi
c. Melaksanakan Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (PT) :
• Buatlah contoh upakara Dewa Yadnya yang tergolong
tingkatan Yadnya Kanista, Madya, dan Uttama dari segi
d.
kuantitasnya!
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om”. (religius)
± 65’
± 10’
Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Buku Kamus Istilah Hindu
4. Media belajar : -
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
: Tes uraian; Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Sebutkan bahan-bahan upakara yadnya!
2. Jelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan Yadnya ditinjau dari segi
upacara/upakara!
3. Jelaskan tingkatan-tingkatan pelaksanaan Yadnya ditinjau dari segi kualitasnya!
4. Rubrik penilaian hasil belajar
kuantitas
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Patram yaitu daun-daunan, Puspam yaitu bunga, Phalam yaitu buahbuahan, dan Toyam yaitu air.
a. Kanista (kecil) yaitu dalam yadnya kecil diperlukan upakara serta banten
yang sedikit
b. Madya (sedang) yaitu dalam yadnya sedang/biasa diperlukan bahan
dalam jumlah sedang
c. Uttama (besar) yaitu yadnya yang besar diperlukan upakara/sajen yang
banyak.
a. Tamasika Yadnya yaitu yadnya yang dilakukan tanpa mengindahkan
petunjuk-petunjuk sastra, tanpa mantra, tanpa ada kidung suci, tanpa
daksina, tanpa didasari oleh kepercayaan.
b. Rajasika Yadnya yaitu yadnya yang dilakukan dengan penuh harapan
akan hasilnya dan dilakukan untuk pamer saja.
c. Satwika Yadnya yaitu yadnya yang dilakukan berdasarkan petunjuk
sastra, penuh keyakinan dan ketulus iklasan.
Jumlah Skor
Skor
1
3
3
7
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 100
Kriteria penilaian:
90 - 100 = sangat baik 55 - 64 = kurang
80 - 89
= baik
0 - 54 = sangat kurang
65 - 79
= cukup
Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
3.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 17)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Yadnya
5.
Memahami Hakekat Yadnya
5.3
Menjelaskan syarat-syarat pelaksanaan Yadnya
5.3.1 Menjelaskan Sradha sebagai syarat pelaksanaan Yadnya
5.3.2 Menjelaskan Lascarya sebagai syarat pelaksanaan Yadnya
5.3.3 Menjelaskan Sastra sebagai syarat pelaksanaan Yadnya
5.3.4 Menjelaskan Daksina sebagai syarat pelaksanaan Yadnya
5.3.5 Menjelaskan Mantra dan Gita sebagai syarat pelaksanaan
Yadnya
5.3.6 Menjelaskan Annasewa sebagai syarat pelaksanaan Yadnya
5.3.7 Menjelaskan Nasmita sebagai syarat pelaksanaan Yadnya
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan Sradha sebagai syarat pelaksanaan Yadnya (cerdas)
2. Menjelaskan Lascarya sebagai syarat pelaksanaan Yadnya (cerdas)
3. Menjelaskan Sastra sebagai syarat pelaksanaan Yadnya (cerdas)
4. Menjelaskan Daksina sebagai syarat pelaksanaan Yadnya (cerdas)
5. Menjelaskan Mantra dan Gita sebagai syarat pelaksanaan Yadnya (cerdas)
6. Menjelaskan Annasewa sebagai syarat pelaksanaan Yadnya (cerdas)
7. Menjelaskan Nasmita sebagai syarat pelaksanaan Yadnya (cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
1. Sradha artinya keyakinan
2. Lascarya artinya keikhlasan
3. Sastra artinya hukum atau sumber ajaran Hindu
4. Daksina artinya tanda penghormatan
5. Mantra dan Gita artinya doa dan nyanyian suci
6. Annasewa artinya jamuan makan kepada athiti Yadnya.
7. Nasmita artinya yadnya dilaksanakan secara satwika.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran
:
3. Metode Pembelajaran
:
Discovery
Cooperative Learning (CL)
Student Teams Achiement Division/STAD (Tim Siswa Kelompok
Prestasi)
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Waktu
(Menit)
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
± 5’
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang syaratsyarat pelaksanaan Yadnya
Kegiatan Pembelajaran
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
V.
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Sesuai dengan metode STAD siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberikan bahan materi kepada masing-masing kelompok.
- Menugaskan masing-masing kelompok agar memahami,
mengidentifikasi, dan meringkasnya.
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
akan dibahas.
b. Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam semua
kelompok untuk menjawab pertanyaan guru (tidak boleh
saling membantu).
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
mendebatkan jawaban atas pertanyaan guru.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa atas pertanyaan guru.
a. Memberikan evaluasi
b. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang syaratsyarat pelaksanaan Yadnya
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (KMTT) :
• Jelaskan apa yang terjadi apabila salah satu syarat dari
pelaksanaan Yadnya diabaikan!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
e. Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om”. (religius)
± 65’
± 10’
Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Buku Kamus Istilah Hindu
4. Media belajar : -
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
: Tes uraian; Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Jelaskan arti Sradha sebagai syarat pelaksanaan Yadnya!
2. Jelaskan arti Lascarya sebagai syarat pelaksanaan Yadnya!
3. Jelaskan arti Sastra sebagai syarat pelaksanaan Yadnya!
4. Jelaskan arti Daksina sebagai syarat pelaksanaan Yadnya!
5. Jelaskan arti Mantra dan Gita sebagai syarat pelaksanaan Yadnya!
6. Jelaskan arti Annasewa sebagai syarat pelaksanaan Yadnya!
7. Jelaskan arti Nasmita sebagai syarat pelaksanaan Yadnya!
Rubrik penilaian hasil belajar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kunci Jawaban
Sradha artinya pelaksanaan yadnya hendaknya dilakukan dengan keyakinan
yang tulus, bahwa apa yang digariskan oleh peraturan (Yajna Widhi) harus
diyakini kebenarannya.
Lascarya artinya suatu yadnya dilakukan dengan penuh keikhlasan tanpa ada
keragu-raguan.
Sastra artinya hukum yang berlaku dalam melaksanakan yadnya
Daksina artinya suatu penghormatan dalam bentuk upacara dan
benda/material yang dihaturkan secara ikhlas kepada pemungut atau
pemimpin yadnya.
Mantra dan Gita artinya setiap upacara yang berkualitas haruslah ada mantra
dan nyanyian suci untuk pemujaan.
Annasewa artinya jamuan makan kepada tamu upacara sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Nasmita artinya bahwa suatu upacara agama hendaknya tidak dilangsungkan
dengan tujuan untuk pamer kemewahan/kekayaan, hendaknya yadnya
dilaksanakan secara satwika yadnya.
Jumlah Skor
Skor
1
1
1
1
1
1
1
7
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 100
Kriteria penilaian:
90 - 100 = sangat baik 55 - 64 = kurang
80 - 89
= baik
0 - 54 = sangat kurang
65 - 79
= cukup
Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Ingin Tahu
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Sumberkima, 18 Juli 2011
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 18)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Yadnya
5.
Memahami Hakekat Yadnya
5.4
Mempraktekkan Yadnya dalam kehidupan sehari-hari
5.4.1 Mempraktekkan Yadnya yang tergolong Nitya Karma
5.4.2 Mempraktekkan Yadnya yang tergolong Naimitika Karma
5.4.3 Mempraktekkan Yadnya yang tergolong Kamya Karma
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Mempraktekkan Yadnya yang tergolong Nitya Karma (sadar akan hak dan kewajiban)
2. Mempraktekkan Yadnya yang tergolong Naimitika Karma (sadar akan hak dan kewajiban)
3. Mempraktekkan Yadnya yang tergolong Kamya Karma (sadar akan hak dan kewajiban)
II.
Materi Pembelajaran
1. Nitya Karma artinya pelaksanaan yadnya yang dilaksanakan sehari-hari
Contoh :
a. Melaksanakan Tri Sandya 3 kali sehari secara teratur
b. Melaksanakan Yadnya Sesa
2. Naimitika Karma artinya pelaksanaan yadnya yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu
berdasarkan desa, kala, patra; yadnya yang dilaksanakan pada hari-hari raya Hindu
berdasarkan sasih maupun pawukon; serta berdasarkan adnya peristiwa yang dipandang perlu
untuk diadakan pelaksanaan yadnya.
Contoh : puja wali, pamelaspas, wiwaha, ngaben, purnama-tilem, galungan, kuningan dan lainlain.
3. Kamya Karma : pelaksanaan yadnya yang dilaksanakan bersifat insidental (tidak pasti).
Contoh : melaksanakan tirta yatra, dharma yatra.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran
:
3. Metode Pembelajaran
:
Discovery
Cooperative Learning (CL)
Student Teams Achiement Division/STAD (Tim Siswa Kelompok
Prestasi)
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
Waktu
(Menit)
Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
± 5’
Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang
pelaksanaan Yadnya dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode STAD siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
Kegiatan Pembelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
2. Kegiatan
Inti
3. Kegiatan
Penutup
a. Eksplorasi
- Memberikan bahan materi kepada masing-masing kelompok.
- Menugaskan masing-masing kelompok agar memahami,
mengidentifikasi, dan meringkasnya.
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
akan dibahas.
b. Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam semua
kelompok untuk menjawab pertanyaan guru (tidak boleh
saling membantu).
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
mendebatkan jawaban atas pertanyaan guru.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa atas pertanyaan guru.
a. Memberikan evaluasi
b. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang syaratsyarat pelaksanaan Yadnya
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (KMTT) :
• Jelaskan dan berikan contoh-contoh tentang pelaksanaan
Yadnya dalam kehidupan beragama sehari-hari yang
berdasarkan waktunya dibagi menjadi 3 yang disebut
dengan Nitya Karma, Naimitika Karma, dan Kamya Karma!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
e. berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om”. (religius)
± 65’
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Drs. I Wayan Midastra, dkk; Denpasar : Widya Dharma, 2007. Buku Kamus
Istilah Hindu
4. Media belajar : VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
: Tes uraian; Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Sebutkan contoh-contoh praktek Nitya karma!
2. Sebutkan contoh-contoh praktek Naimitika Karma!
3. Sebutkan contoh-contoh praktek Kamya Karma!
4. Rubrik penilaian :
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Melaksanakan Tri Sandya dan Yadnya Sesa secara teratur
Melaksanakan puja wali, pamelaspas, wiwaha, ngaben, purnama-tilem,
galungan, kuningan dan lain-lain.
Melaksanakan tirta yatra, dharma yatra.
Jumlah Skor
Skor
1
1
1
3
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 100
Kriteria penilaian:
90 - 100 = sangat baik 55 - 64 = kurang
80 - 89
= baik
0 - 54 = sangat kurang
65 - 79
= cukup
Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Sadar akan
Hak &
Kewajiban
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 19)
Satuan
Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
SMP N 2 GEROKGAK
:
:
:
:
Alokasi Waktu
:
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Hari Suci
6.
Menjelaskan Hakekat dan Tujuan Perayaan Hari-hari Suci
Keagamaan
6.1
Menguraikan hakekat hari-hari suci keagamaan
6.1.1 Menyebutkan hari suci agama Hindu
6.1.2 Menguraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan sasih
6.1.3 Menguraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan wuku
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
:
:
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menyebutkan hari suci agama Hindu (jujur)
2. Menguraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan sasih (cerdas)
3. Menguraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan wuku (cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
1. Nyepi, Siwa Ratri, Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, Tumpek dsb.
2. Hakikat hari suci keagamaan berdasarkan sasih adalah hari penyucian Ida Sanghyang Widhi
Wasa dengan segala manifestasiNya yang diperingati setiap 1 tahun sekali.
3. Hakikat hari suci keagamaan berdasarkan wuku adalah hari penyucian Ida Sanghyang Widhi
Wasa dengan segala manifestasiNya yang diperingati setiap 6 bulan sekali.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Discovery
2. Model Pembelajaran
: Cooperative Learning (CL)
3. Metode Pembelajaran
: Student Teams Achiement Division/STAD (Tim Siswa Kelompok
Prestasi)
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
2. Kegiatan
Inti
Kegiatan Pembelajaran
a. Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
b. Orientasi :
Menyampaikan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.
c. Apersepsi :
Menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa tentang hakekat
hari-hari suci keagamaan
d. Motivasi :
Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Sesuai dengan metode STAD siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
a. Eksplorasi
- Memberikan bahan materi kepada masing-masing kelompok.
- Menugaskan masing-masing kelompok agar memahami,
mengidentifikasi, dan meringkasnya.
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang akan
Waktu
(Menit)
± 5’
± 65’
3. Kegiatan
Penutup
dibahas.
b. Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah yang
terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam semua
kelompok untuk menjawab pertanyaan guru (tidak boleh
saling membantu).
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
mendebatkan jawaban atas pertanyaan guru.
c. Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa atas pertanyaan guru.
a. Memberikan evaluasi
b. Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang syarat-syarat
pelaksanaan Yadnya
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (KMTT) :
• Jelaskan persamaan dan perbedaan hakekat hari suci
keagamaan berdasarkan sasih dengan wuku!
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
e. berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih, Santih,
Santih Om”. (religius)
± 10’
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Drs. I Wayan Midastra, dkk; Denpasar : Widya Dharma, 2007,
Sundarigama, Buku Kamus Istilah Hindu
4. Media belajar : VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
: Tes uraian; Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Sebutkan hari suci agama Hindu!
2. Uraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan sasih!
3. Uraikan hakekat hari suci keagamaan berdasarkan wuku!
Rubrik Penilaian
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Nyepi, Siwa Ratri, Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, Tumpek dsb.
Hakikat hari suci keagamaan berdasarkan sasih adalah hari penyucian Ida
Sanghyang Widhi Wasa dengan segala manifestasiNya yang diperingati
setiap 1 tahun sekali.
Hakikat hari suci keagamaan berdasarkan wuku adalah hari penyucian Ida
Skor
1
2
2
Sanghyang Widhi Wasa dengan segala manifestasiNya yang diperingati
setiap 6 bulan sekali.
Jumlah Skor
5
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 100
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64 = kurang
0 - 54 = sangat kurang
Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Jujur
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 20)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
:
:
:
:
:
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Hari Suci
6.
Menjelaskan Hakekat dan Tujuan Perayaan Hari-hari Suci
Keagamaan
6.2
Menjelaskan tujuan hari-hari suci keagamaan
6.2.1 Menjelaskan tujuan hari raya Nyepi
6.2.2 Menjelaskan tujuan hari raya Siwa Ratri
6.2.3 Menjelaskan tujuan hari raya Galungan
6.2.4 Menjelaskan tujuan hari raya Kuningan
6.2.5 Menjelaskan tujuan hari raya Saraswati
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan tujuan hari raya Nyepi (jujur, cerdas)
2. Menjelaskan tujuan hari raya Siwa Ratri (jujur, cerdas)
3. Menjelaskan tujuan hari raya Galungan (jujur, cerdas)
4. Menjelaskan tujuan hari raya Kuningan (jujur, cerdas)
5. Menjelaskan tujuan hari raya Saraswati (jujur, cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
1. Tujuan hari raya Nyepi
a. Hari raya Nyepi yang dirangkaikan dengan upacara Melasti yaitu : 1) untuk melenyapkan
penderitaan masyarakat dan kekotoran diri serta dunia/alam; 2) untuk memperoleh air
suci atau sari-sari kehidupan di tengah-tengah lautan/samudera.
b. Hari raya Nyepi yang dirangkaikan dengan upacara Bhuta Yadnya (Tawur Kasanga)
bertujuan untuk membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida
Sanghyang Widhi Wasa, manusia dengan sesamanya, dan makhluk ciptaanNya serta
manusia dengan alam lingkungan tempat hidupnya dan menikmati kehidupan.
2. Tujuan hari raya Siwa Ratri :
a. Untuk memberikan pengetahuan kepada manusia untuk menyadari bahwa dalam dirinya
selalu ada pertarungan antara Daiwi sampad dengan Asuri Sampad.
b. Memotivasi manusia untuk tidak berputus asa kembali pada jalan dharma.
3. Tujuan hari raya Galungan : untuk memperingati kemenangan dharma melawan adharma.
4. Tujuan hari raya Kuningan : mengucapkan terima kasih kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa
atas wara nugrahaNya berupa kekuatan dharma serta memohon agar kita senantiasa
dihindakan dari perbuatan-perbuatan adharma.
5. Tujuan hari raya Saraswati : mengucapkan terima kasih kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa
dalam manifestasiNya sebagai Dewi Saraswati atas wara nugrahaNya berupa ilmu
pengetahuan suci.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran
:
3. Metode Pembelajaran
:
Discovery
Cooperative Learning (CL)
Student Teams Achiement Division/STAD (Tim Siswa Kelompok
Prestasi)
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
a.
b.
c.
d.
e.
2. Kegiatan
Inti
a.
b.
c.
3. Kegiatan
Penutup
Waktu
(Menit)
Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
± 5’
Orientasi : menyampaikan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Apersepsi : menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa
tentang Tujuan hari-hari suci keagamaan
Motivasi : menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode STAD siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
Eksplorasi
± 65’
- Memberikan bahan materi kepada masing-masing kelompok.
- Menugaskan masing-masing kelompok agar memahami,
mengidentifikasi, dan meringkasnya.
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
akan dibahas.
Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam semua
kelompok untuk menjawab pertanyaan guru (tidak boleh
saling membantu).
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
mendebatkan jawaban atas pertanyaan guru.
Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa atas pertanyaan guru.
Memberikan evaluasi
± 10’
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang Tujuan harihari suci keagamaan
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (KMTT) :
• Jelaskan kesimpulan dari tujuan hari raya keagamaan yang
berdasarkan sasih dan wuku!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om”.
Kegiatan Pembelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
V. Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar : Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Drs. I Wayan Midastra, dkk; Denpasar : Widya Dharma, 2007,
Sundarigama, Buku Kamus Istilah Hindu
4. Media belajar : -
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
: Tes uraian; Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Jelaskan tujuan hari raya Nyepi!
2. Jelaskan tujuan hari raya Siwa Ratri!
3. Jelaskan tujuan hari raya Galungan!
4. Jelaskan tujuan hari raya Kuningan!
5. Jelaskan tujuan hari raya Saraswati!
4. Rubrik Penilaian
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Kunci Jawaban
1) untuk melenyapkan penderitaan masyarakat dan kekotoran diri serta
dunia/alam; 2) untuk memperoleh air suci atau sari-sari kehidupan di tengahtengah lautan/samudera; 3) untuk membina hubungan yang harmonis antara
manusia dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa, manusia dengan sesamanya, dan
makhluk ciptaanNya serta manusia dengan alam lingkungan tempat hidupnya
dan menikmati kehidupan.
a. Untuk memberikan pengetahuan kepada manusia untuk menyadari bahwa
dalam dirinya selalu ada pertarungan antara Daiwi sampad dengan Asuri
Sampad.
b. Memotivasi manusia untuk tidak berputus asa kembali pada jalan dharma.
Untuk memperingati kemenangan dharma melawan adharma.
Mengucapkan terima kasih kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa atas wara
nugrahaNya berupa kekuatan dharma serta memohon agar kita senantiasa
dihindakan dari perbuatan-perbuatan adharma.
Mengucapkan terima kasih kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam
manifestasiNya sebagai Dewi Saraswati atas wara nugrahaNya berupa ilmu
pengetahuan suci.
Jumlah Skor
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 100
Mengetahui :
Sumberkima, 18 Juli 2011
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Skor
1
1
1
1
1
5
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64 = kurang
0 - 54 = sangat kurang
Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Jujur
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
dst
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Ket
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP KE - 21)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Aspek
Standar Kompetensi
:
:
:
:
:
Kompetensi Dasar
:
Indikator
:
Alokasi Waktu
:
SMP N 2 GEROKGAK
Pendidikan Agama Hindu
IX/Genap
Hari Suci
6.
Menjelaskan Hakekat dan Tujuan Perayaan Hari-hari Suci
Keagamaan
6.3
Menjelaskan pengaruh dari hari suci keagamaan terhadap
peningkatan sradha dan bhakti kepada Sanghyang Widhi
(Tuhan)
6.3.1 Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan
sradha dan bhakti kepada Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat
mewujudkan ketentraman
6.3.2 Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan
sradha dan bhakti kepada Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat
mewujudkan kemakmuran
6.3.3 Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan
sradha dan bhakti kepada Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat
mewujudkan kesejahteraan
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat mewujudkan ketentraman (jujur, cerdas)
2. Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat mewujudkan kemakmuran (jujur, cerdas)
3. Menjelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat mewujudkan kesejahteraan (jujur, cerdas)
II.
Materi Pembelajaran
1. Pengaruh dari hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan), adalah apabila pelaksanaan yadnya dapat dilangsungkan pada harihari yang telah ditetapkan dan pelaksanaannya berdasarkan petunjuk sastra agama Hindu
akan dapat mewujudkan ketentraman yaitu rasa aman, damai, dan tenang.
2. Pengaruh dari hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan), adalah pelaksanaan yadnya dapat dilangsungkan pada hari-hari
yang telah ditetapkan dan pelaksanaannya berdasarkan petunjuk sastra agama Hindu akan
dapat mewujudkan kemakmuran yaitu hidup berkecukupan dalam bidang sandang, pangan,
dan papan.
3. Pengaruh dari hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan), adalah apabila pelaksanaan yadnya dapat dilangsungkan pada harihari yang telah ditetapkan dan pelaksanaannya berdasarkan petunjuk sastra agama Hindu
akan dapat mewujudkan kesejahteraan yaitu rasa aman, sentosa, dan makmur.
III. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran :
2. Model Pembelajaran
:
3. Metode Pembelajaran
:
Discovery
Cooperative Learning (CL)
Student Teams Achiement Division/STAD (Tim Siswa Kelompok
Prestasi)
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No. NoTahapan
1. Kegiatan
Pendahuluan
a.
b.
c.
d.
e.
2. Kegiatan
Inti
a.
b.
c.
3. Kegiatan
Penutup
a.
b.
c.
d.
e.
V.
Waktu
(Menit)
Menyampaikan Salam Panganjali umat “Om Swastiastu” (religius)
± 5’
Orientasi : menyampaikan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Apersepsi : menggali pengetahuan dasar yang dimiliki siswa
tentang Pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan
sradha dan bhakti kepada Sanghyang Widhi (Tuhan)
Motivasi : menyampaikan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan metode STAD siswa dibagi dalam beberapa
kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
Eksplorasi
± 65’
- Memberikan bahan materi kepada masing-masing kelompok.
- Menugaskan masing-masing kelompok agar memahami,
mengidentifikasi, dan meringkasnya.
- Memberikan uraian singkat tentang materi pelajaran yang
akan dibahas.
Elaborasi
- Menuntun siswa dalam berdiskusi internal kelompok.
- Memberi kesempatan kepada siswa meringkas hasil
diskusinya.
- Memfasilitasi siswa dalam pemecahan masalah-masalah
yang terjadi dalam kelompok.
- Memfasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan.
- Memberikan kesempatan kepada siswa yang telah mengerti
untuk menjelaskan materi pada internal kelompoknya.
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam semua
kelompok untuk menjawab pertanyaan guru (tidak boleh
saling membantu).
- Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
mendebatkan jawaban atas pertanyaan guru.
Konfirmasi
- Memberikan penguatan terakhir tentang jawaban-jawaban
siswa atas pertanyaan guru.
Memberikan evaluasi
± 10’
Merangkum hasil pengalaman belajar siswa tentang Pengaruh
hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti
kepada Sanghyang Widhi (Tuhan)
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
kegiatan atau tugas sebagai pengayaan (KMTT) :
• Jelaskan tentang ketentraman, kemakmuran dan
kesejahteraan dapat terwujud melalui peningkatan sradha
dan bhakti akibat pengaruh hari suci keagamaan!
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Menyampaikan salam penutup Parama Santih “Om Santih,
Santih, Santih Om”. (religius)
Kegiatan Pembelajaran
Alat, Bahan, Sumber, dan Media Pembelajaran
1. Alat belajar
: Papan tulis, kapur, penghapus, dan lain-lain yang relevan.
2. Bahan belajar
: Buku Pendidikan Agama Hindu, lembar kerja, ringkasan materi
3. Sumber belajar :
4. Media belajar
:
Widya Dharma Agama Hindu Kelas IX, Midastra I Wayan, dkk; Jakarta :
Ganeca Exact, 2007; Widya Upadesa Buku Pelajaran Agama Hindu Kls IX,
Drs. I Wayan Midastra, dkk; Denpasar : Widya Dharma, 2007,
Sundarigama, Buku Kamus Istilah Hindu
-
VI. Penilaian
1. Teknik penilaian
: Tes uraian; Observasi; Penugasan
2. Bentuk instrumen : Daftar pertanyaan; Rubrik observasi Aktivitas Belajar Siswa
3. Soal penilaian hasil belajar :
1. Jelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat mewujudkan ketentraman!
2. Jelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat mewujudkan kemakmuran!
3. Jelaskan pengaruh hari suci keagamaan terhadap peningkatan sradha dan bhakti kepada
Sanghyang Widhi (Tuhan) yang dapat mewujudkan kesejahteraan!
• Rubrik Penilaian
No.
1.
2.
3.
Kunci Jawaban
Apabila pelaksanaan yadnya dan waktunya dapat dilangsungkan pada harihari yang telah ditetapkan berdasarkan petunjuk sastra agama Hindu akan
dapat mewujudkan ketentraman yaitu rasa aman, damai, dan tenang.
Apabila pelaksanaan yadnya dan waktunya dapat dilangsungkan pada harihari yang telah ditetapkan berdasarkan petunjuk sastra agama Hindu akan
dapat mewujudkan kemakmuran yaitu hidup berkecukupan dalam bidang
sandang, pangan, K
dan papan.
Apabila pelaksanaan
r yadnya dan waktunya dapat dilangsungkan pada harihari yang telah ditetapkan
berdasarkan petunjuk sastra agama Hindu akan
i
dapat mewujudkan
kesejahteraan
yaitu rasa aman, sentosa, dan makmur.
t
Jumlah Skor
Skor
1
1
1
3
Nilai = (Skor yang diperoleh siswa/Skor maksimal) x 100
Kriteria penilaian:
90 - 100
80 - 89
65 - 79
= sangat baik
= baik
= cukup
55 - 64 = kurang
0 - 54 = sangat kurang
Rubrik observasi nilai karakter siswa
Nilai Karakter
No.
Nama Siswa
Religius
Jujur
Cerdas
A B C D A B C D A B C D
1.
2.
dst
Ket
Keterangan :
Penilaian karakter dalam bentuk kualitatif melaui pengamatan :
A = MK yaitu membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
B = MB yaitu mulai berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
C = MT yaitu mulai terlihat (apabila peserta didik mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
D = BT yaitu belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
Mengetahui :
Kepala SMP Negeri 2 Gerokgak
Sumberkima, 18 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Dewa Nyoman Tastra, S.Pd
NIP. 195911061979031002
Made Suardana,S.Pd
NIP. 196308121984031011
Download