1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 252/PMK.05/2014 tanggal 30 Desember 2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja; 2. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : S-596/PB/2015 tanggal 23 Januari 2015 hal Penyampaian dan Implementasi Ketentuan Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja; Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah adalah Kepala KPPN; Rekening Penerimaan adalah Rekening giro pemerintah pada bank umum/kantor pos yang dipergunakan untuk menampung uang pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja; Rekening Pengeluaran adalah Rekening giro pemerintah pada bank umum/kantor pos yang dipergunakan untuk menampung uang bagi keperluan belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja termasuk di dalamnya Rekening bendahara pengeluaran pembantu; Rekening Lainnya adalah Rekening giro dan/atau deposito pada bank umum/kantor pos yang dipergunakan untuk menampung uang yang tidak dapat ditampung pada Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja; Pembukaan Rekening pada Bank Umum/Kantor Pos dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah; Pembukaan Rekening dimaksud atas permohonan pembukaan Rekening Penerimaan dan/atau Rekening Pengeluaran termasuk Rekening Lainnya; KPA harus melampirkan surat persetujuan pembukaan Rekening dari Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah pada saat membuka Rekening Penerimaan, Rekening Pengeluaran dan/atau Rekening Lainnya pada Bank Umum/Kantor Pos; Pembukaan Rekening diberi nama sesuai dengan penamaan Rekening oleh Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah dalam surat persetujuan pembukaan Rekening; Penamaan Rekening dibuka atas nama jabatan dengan ketentuan : a. Rekening Penerimaan dibuka dengan nama “BPn 015……(nama kantor)……” b. Rekening Pengeluaran dibuka dengan nama “BPg 015……(nama kantor)……” c. Rekening Pengeluaran Pembantu dibuka dengan nama “BPP 015….(nama kantor)……” d. Rekening Lainnya dibuka dengan nama “RPL 015……(nama kantor)……untuk……” KPA harus menyampaikan laporan pembukaan Rekening kepada Kuasa BUN di Daerah paling lambat 20 hari kalender sejak terbitnya surat persetujuan pembukaan Rekening; Berdasarkan laporan pembukaan Rekening, Kuasa BUN di Daerah menyampaikan pemberitahuan kepada KPA bahwa Rekening telah dimasukkan/tidak dimasukkan dalam Program TNP paling lambat 15 hari kerja sejak diterimanya laporan pembukaan Rekening; KPA harus melaporkan saldo seluruh Rekening yang dikelolanya setiap bulan kepada Kepala KPPN Pangkalpinang paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya; Dalam hal tanggal 10 jatuh pada hari libur, penyampaian saldo Rekening dilaksanakan pada hari kerja sebelumnya; Laporan saldo Rekening dibuat sesuai format; Dalam melaksanakan pengendalian Rekening, Kuasa BUN di Daerah melakukan Rekonsiliasi Data Rekening dengan Kementerian Negara/ Lembaga/Satker setiap Triwulanan; Rekonsiliasi dilaksanakan paling lambat pada akhir bulan pertama setelah Triwulan berakhir; Rekonsiliasi Data Rekening paling sedikit meliputi : Kode BA, Kode Satker, Kode KPPN, No. Rek., Nama Rek., Nama Bank tempat pembukaan rekening, Kode Rek., Saldo Rek., Tanggal transaksi terakhir, Nomor dan Tanggal surat persetujuan permohonan pembukaan Rekening dari Kuasa BUN; Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Satker sesuai format; Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah berwenang melakukan blokir Rekening dalam hal KPA tidak menyampaikan laporan saldo Rekening; Blokir Rekening dilaksanakan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah dengan menyampaikan permintaan tertulis kepada Bank Umum/Kantor Pos dan disampaikan dengan menggunakan sarana tercepat; Dalam hal KPA telah menyampaikan laporan saldo Rekening, Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah berwenang mencabut blokir Rekening; Kuasa Bendahara Umum Negara di Daerah berwenang menutup Rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja paling lambat 1 (satu) tahun sejak Rekening dikategorikan sebagai Rekening Pasif; Rekening pasif merupakan Rekening yang tidak terdapat transaksi pendebetan ataupun pengkreditan Rekening selama 1 (satu) tahun; KPA harus menutup Rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja yang sudah tidak digunakan sesuai dengan tujuan dan peruntukannya dan memindahkan saldo Rekening ke Kas Negara; KPA harus meminta persetujuan kembali atas Rekening yang telah dibuka sebelum berlakunya PMK ini kepada Kuasa BUN di Daerah untuk dilakukan perubahan Rekening; Permintaan Persetujuan disampaikan kepada Kuasa BUN di Daerah paling lambat tanggal 30 Juni 2015; Kuasa BUN di Daerah menerbitkan surat persetujuan kembali pembukaan Rekening paling lambat tanggal 31 Juli 2015; KPA harus menyampaikan laporan perubahan nama Rekening kepada Kuasa BUN di Daerah paling lambat tanggal 31 Agustus 2015; Kuasa BUN di Daerah berwenang menutup Rekening milik Kementerian Negara/Lembaga/ Satker dan memindahbukukan saldo Rekening ke Kas Negara paling lambat tanggal 1 September 2015 dalam hal KPA tidak meminta persetujuan kembali dan KPA tidak menyampaikan laporan perubahan nama Rekening;