kelayakan media buklet etnobotani di desa arus

advertisement
KELAYAKAN MEDIA BUKLET ETNOBOTANI DI DESA
ARUS DERAS PADA SUBMATERI MANFAAT
KEANEKARAGAMAN HAYATI SMA
ARTIKEL PENELITIAN
Oleh:
NOVI SUSILAWATI
NIM F16111016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PMIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
KELAYAKAN MEDIA BUKLET ETNOBOTANI DI DESA
ARUS DERAS PADA SUBMATERI MANFAAT
KEANEKARAGAMAN HAYATI SMA
Novi Susilawati, Syamswisna, Reni Marlina
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan
Email : [email protected]
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan buklet sebagai
media pembelajaran dari hasil inventarisasi jenis-jenis tumbuhan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Arus Deras Kecamatan Teluk Pakedai
Kabupaten Kubu Raya. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif dengan metode
deskriptif serta teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi yaitu wawancara dengan
informan sebanyak 37 orang, observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian
didapatkan 102 spesies tumbuhan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
yang terdiri dari 72 spesies sebagai tumbuhan obat, 5 spesies tumbuhan sebagai
bahan pewarna, 3 spesies tumbuhan sebagai bahan kosmetik alami, 5 spesies
tumbuhan sebagai bahan budaya, 1 spesies tumbuhan sebagai bahan kerajinan dan
16 spesies tumbuhan sebagai tumbuhan multifungsi. Hasil penelitian etnobotani
tersebut kemudian diimplementasikan dalam bentuk media buklet. Berdasarkan
penilaian dari validator, media buklet termasuk kedalam kategori valid menurut
Lawshe dengan nilai Content Validity Indeks (CVI) 0,95 dan layak digunakan
sebagai media pembelajaran pada submateri manfaat keanekaragaman hayati.
Kata kunci : Buklet, etnobotani, keanekaragaman hayati
Abstract : This research aimed to know the feasibility of booklet as the learning
media from the invent these kinds of plants that were utilized by society of Desa
Arus Deras Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. The form of this
research was qualitative with descriptive as the method and purposive sampling as
the technique of sampling. The data were collected by using interview with 37
informants, observation and documentation.The result showed that there were 102
species of plants that could be utilized in daily life including 72 species used as
herbs, 5 species used as dyes, 3 species used as natural cosmetics, 5 species used
as culture materials, 1 species used as craft materials and 16 species used as
multifunctional. The result of the research was implemented into a learning media,
which was a booklet. Based on the validation assessment, the booklet was
categorized as valid with the score Content Validity Indeks (CVI) of Lawshe was
0,95 and acceptable to be used as a learning medium for the benefit of biodiversity
submaterial.
Keywords : Booklet, ethnobotany, biodiversity.
1
P
embelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada lingkungan belajar tertentu. Proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi, yaitu penyampaian pesan dari guru kepada siswa yang berisi
materi pelajaran.
Pembelajaran biologi sebagai salah satu mata pelajaran sains yang
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan, mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa dapat mengamati dan memahami alam secara ilmiah,
contohnya pada submateri manfaat keanekaragaman hayati yang membahas
tentang keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan, sumber obat-obatan,
sumber kosmetik, sumber bahan kerajinan dan sebagai aspek budaya. Manfaat
keanekaragaman hayati merupakan salah satu submateri pada materi
keanekaragaman hayati di kelas X. Pada silabus pembelajaran submateri
keanekaragaman hayati khususnya tumbuhan, kegiatan pembelajaran yang
dilakukan siswa adalah mengumpulkan informasi tentang tanaman yang
bermanfaat sebagai obat, kosmetik, bahan kerajinan, dan sebagai aspek budaya
dan mengoleksi tanaman. Manfaat dari tumbuhan dalam kehidupan sangat perlu
diketahui oleh siswa guna menimbulkan rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan
dalam benak peserta didik sehingga timbul rasa untuk melestarikan lingkungan.
Pembelajaran pada submateri manfaat keanekaragaman hayati kelas X SMA
biasanya sering digunakan buku ajar sebagai sumber belajar yang materinya
kebanyakan menyatakan bahwa banyak potensi dari kekayaan keanekaragaman
tumbuh-tumbuhan dari beberapa wilayah Indonesia khususnya di Pulau Jawa dan
sekitarnya. Sedangkan materi ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan yang
ada di sekitar siswa. Belum adanya pengenalan potensi tumbuhan bermanfaat
yang ada di Kalimantan Barat terutama potensi daerahnya sendiri misalnya di
Desa Arus Deras Kabupaten Kubu Raya. Hal ini penting dilakukan mengingat
didalam KTSP terdapat penekanan bahwa siswa diharapkan dapat mengenal
potensi lokal dan alam sekitar, sehingga diperlukan inovasi media pembelajaran
untuk menyajikan pengetahuan nyata atau realistik yang menjadi potensi di daerah
sendiri agar siswa memahami materi yang disampaikan sehingga menimbulkan
rasa peduli terhadap lingkungan yang dapat berdampak pada upaya untuk
pelestariannya. Pembelajaran ini membutuhkan media pembelajaran yang tepat
agar siswa dapat mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Menurut Nurseto
(2011), proses pembelajaran akan efektif apabila ada komunikasi antara penerima
pesan (peserta didik) dengan sumber/penyalur pesan yaitu melalui media
pembelajaran.
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin pesat, para guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan dan membuat media
pembelajaran yang menarik. Menurut Gerlach (dalam Sanjaya, 2011) media
pembelajaran adalah orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan
kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Hal ini mendorong peneliti untuk membuat sebuah media pembelajaran
yaitu media buklet yang dapat mendukung buku ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Media buklet adalah buku kecil yang berukuran 14,8 x 21
2
cm yang berfungsi memberikan informasi spesifik dan dilengkapi dengan unsur
teks, gambar, foto dan warna. Selain itu alasan peneliti menggunakan media
buklet ini karena buklet dapat memuat informasi yang ingin disampaikan dengan
maksimal, materi dengan gambar, memiliki kemudahan dalam penggunaan karena
desain yang sederhana, ringkas namun tetap variatif serta bahasa yang digunakan
lebih mudah dipahami dan lebih komunikatif, dan materi yang sudah terangkum,
apabila disajikan dengan baik dapat menarik minat dan perhatian siswa sehingga
dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Imtihana
(2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan
buklet berbasis penelitian pada materi pencemaran lingkungan memberikan
pengaruh positif terhadap hasil belajar dan nilai afektif siswa. Hal ini dapat dilihat
dari rata-rata persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 93,5% dengan
nilai ≥ 80 dan materi dalam buklet mampu menumbuhkan dan meningkatkan
kepedulian terhadap lingkungan. Menurut Nurseto (2011), pemanfaatan buklet
akan dapat membantu dan memberikan kesempatan siswa, berpartisipasi
memberikan pengalaman belajar yang konkret sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai dan dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
Media buklet disamping memiliki kelebihan, namun juga memiliki
kelemahan jika ditinjau dengan penggunaannya di dalam kegiatan pembelajaran
yang biasa sering digunakan dalam kelompok sebanyak 2-3 orang, buklet terbuat
dari kertas yang kurang awet mudah sobek sehingga dalam pembuatan buklet ini,
dibuat dengan menggunakan kertas kualitas baik yaitu kertas Glossy Double Side
120 gsm.
Selain untuk dunia pendidikan, media buklet juga dapat disajikan sebagai
sumber informasi bagi masyarakat umum. Sehingga tidak menutup kemungkinan
dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi masyarakat dan pemerintah setempat
dalam penyusunan rencana pengembangan dan pelestarian tumbuhan bermanfaat
dengan rasa cinta terhadap lingkungan dan kearifan tradisional.
Dari pemaparan di atas, menunjukkan bahwa buklet memiliki banyak
kelebihan dalam penggunaannya. Dengan penggunaan buklet siswa diharapkan
akan mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang bermanfaat yang ada di alam
sekitarnya sehingga karakter siswa dapat dibangun khususnya cinta dan peduli
terhadap lingkungan lokalnya umumnya di Kalimantan Barat.
Kalimantan Barat memiliki kekayaan alam dan budaya, adapun
keanekaragaman hayati yang dimiliki Kalimantan Barat meliputi 3.000 jenis
pohon, 2.500-3.000 jenis anggrek dan 1.000 jenis pakis yang belum banyak
diketahui masyarakat (Budiarto, 2014). Selain itu, Kalimantan Barat juga
memiliki berbagai jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
segala kebutuhan hidup dari kebutuhan pangan hingga kebutuhan lainnya yang
didapat secara turun-temurun dari leluhur (Setyowati dan Wardah, 1993).
Salah satu masyarakat yang masih memanfaatkan tumbuhan yang ada di
alam dalam kehidupan sehari-hari dan masih mempertahankan segala tradisi dari
leluhurnya adalah masyarakat Desa Arus Deras Kecamatan Teluk Pakedai
Kabupaten Kubu Raya. Desa Arus Deras terletak di pedalaman Kabupaten Kubu
Raya yaitu merupakan bagian dari Kecamatan Teluk Pakedai. Desa ini terdiri dari
tiga Dusun yaitu Dusun Pembangunan, Dusun Pendamar dan Dusun Parit Serong.
3
Jarak Desa Arus Deras menuju kecamatan + 24 Km. Desa ini dihuni oleh 211 KK.
Secara geografis, lokasi Desa Arus Deras dapat diakses dengan menggunakan
motor air menyusuri sungai.
Adanya pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di Desa Arus Deras yang
bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan mulai dari pangan hingga kebutuhan
lainnya sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kebutuhan hidup seharihari kepada masyarakat di Desa Arus Deras. Pemanfaatan tumbuhan secara
tradisional yang menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara manusia
dengan tumbuhan dapat dikaji melalui ilmu etnobotani (Suryadarma, 2008).
Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat Desa Arus Deras merupakan
pengetahuan yang sangat berharga dan merupakan kekayaan budaya yang perlu
digali agar pengetahuan tradisional tersebut tidak hilang. Namun ancaman
terhadap sumberdaya hayati dan pengetahuan tradisional terus berlanjut, seperti
perubahan kawasan akibat pembukaan lahan oleh masyarakat untuk perkebunan
sawit dan pertanian padi. Pada umumnya, pembukaan lahan diawali dengan
pembakaran hutan sehingga menyebabkan berkurangnya sumber plasma nutfah
tumbuhan di alam misalnya beberapa jenis tumbuhan yang masih belum
dieksplorasi jenis dan kegunaannya. Oleh karena itu, perlu adanya penggalian
informasi dan pendokumentasian etnobotani berbagai jenis tumbuhan bermanfaat
yang ada di Kalimantan Barat agar plasma nutfah Indonesia dapat terhindar dari
ancaman kepunahan.
Menurut Walujo (2011) peran penelitian etnobotani masa kini adalah
pengungkapan sistem pengelolaan sumberdaya alam lingkungan secara tradisional
mempunyai andil yang penting dalam program konservasi. Hal inilah yang
membuat penulis tertarik dalam meneliti jenis-jenis tumbuhan yang digunakan
oleh masyarakat Desa Arus Deras beserta kegunaan dan cara pemanfaatannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian tentang “Kelayakan
Media Buklet Etnobotani di Desa Arus Deras pada Submateri Manfaat
Keanekaragaman Hayati Kelas X SMA”.
METODE
Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama yaitu kajian
etnobotani di Desa Arus Deras dan tahap kedua adalah kelayakan media buklet
dengan validasi yang dilakukan oleh dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP
UNTAN dan tiga orang guru biologi SMA di Kecamatan Teluk Pakedai dan
sekitarnya. Langkah-langkah dalam penyusunan buklet yaitu :
1. Menganalisis materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Media buklet harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan membantu dan
memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Mengembangkan materi dari hasil penelitian etnobotani di Desa Arus Deras
Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya.
4
Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan.
Sebuah program media didalamnya harus berisi materi yang harus dikuasai
siswa.
3. Melengkapi materi dengan foto dan gambar dokumentasi tumbuhan bermanfaat
di Desa Arus Deras Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya dengan
kriteria gambar tumbuhan yang dimuat dalam buklet tidak semuanya
melainkan hanya tumbuhan tertentu saja yaitu tumbuhan yang sering
ditemukan tetapi tidak banyak masyarakat yang mengetahui potensi dari
tumbuhan tersebut / tumbuhan khas dari Desa Arus Deras yang
pemanfaatannya berbeda dari tempat lain. Selain gambar tumbuhan
bermanfaat, di dalam buklet juga akan dicantumkan klasifikasi, deskripsi,
kegunaan tumbuhan, dan cara pengolahannya.
4. Buklet yang telah dibuat ini berupa buku kecil berukuran A5 (14,8 x 21 cm)
menggunakan kertas Glossy Double Side 120 gsm dan penulisannya
menggunakan huruf Times New Roman (untuk bagian isi), sedangkan untuk
tiap judul menggunakan jenis huruf Lucida Calligraphy. Pembuatan buklet
dengan menggunakan aplikasi Microsoft Word 2013 (Gambar 1).
GAMBAR 1 : Media Buklet “Tumbuhan Berguna di Desa Arus Deras”
Sumber
: Dokumentasi Pribadi
Menurut Lawshe (1975), langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis
data hasil validasi yaitu :
a. Mencari Content Validity Ratio (CVR) untuk setiap kriteria
Keterangan :
CVR
ne
: Content Validity Ratio (Rasio Validitas Isi / RVI)
: Jumlah panelis / validator yang menyetujui kevalidan media
(dianggap setuju jika nilai setiap aspek dengan kisaran rata rata
5
N
tiap aspek 3,00 – 4,00, jika < 3,00 maka dianggap tidak
menyetujui kevalidan media)
: Jumlah panelis / validator seluruhnya
b. Menghitung nilai Content Validity Indeks (CVI)
CVI =
Keterangan :
CVI
CVR
: Content Validity Index (CVI)
: Content Validity Ratio (CVR)
Adapun kriteria kevalidan atau kesesuaian dari indeks CVR dan CVI adalah
sebagai berikut :
0 ≤ 0,33
: Tidak Valid
0,34 ≤ 0,67 : Cukup Valid
0,68 ≤ 0,99 : Valid (Lawshe dalam Kamil, 2014)
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah kajian etnobotani di Desa Arus
Deras. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif. Pemgambilan sampel secara purposive sampling serta teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi (Sugiyono,
2013). Lokasi dalam penelitian ini adalah Desa Arus Deras. Dalam penelitian ini
dilakukan di tiga dusun yang ada di Desa Arus Deras. Alasan pemilihan ketiga
dusun tersebut berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu jumlah penduduk yang
jumlahnya tidak berbeda jauh pada setiap dusun sehingga dengan memilih semua
dusun diharapkan dapat memperoleh informasi yang maksimal dari masyarakat
yang ada di Desa Arus Deras karena sumber data dalam penelitian ini adalah
informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 37 orang dengan kriteria
pemilihan informan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa yaitu dukun
kampung, dukun beranak, dukun patah tulang, ibu PKK, perajin dan masyarakat
umum Desa Arus Deras.
Pengambilan sampel (spesimen) tumbuhan dilakukan dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik pemilihan tumbuhan dengan pertimbangan
bahwa tumbuhan tersebut ada di sekitar lokasi penelitian dan biasa digunakan oleh
masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-hari. Tumbuhan tersebut
diidentifikasi untuk mengetahui nama ilmiahnya. Proses identifikasi dilakukan
dengan melihat beberapa tanaman sejenis yang telah diteliti sebelumnya. Selain
itu, proses identifikasi juga dilakukan dengan melihat dari beberapa sumber
lainnya, yaitu dari internet (Plant By Botanical Names & Herbarium
Bandungense), buku Flora, buku Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I-IV dan
buku Tumbuhan Obat.
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Media buklet ini divalidasi oleh lima orang validator yakni dua orang
dosen Pendidikan Biologi FKIP UNTAN, satu orang guru biologi SMAN 01
Teluk Pakedai, satu orang guru biologi SMAN 01 Rasau Jaya dan satu orang guru
biologi MAN Kubu Raya. Penilaian kevalidan media buklet meliputi aspek
format, isi dan bahasa. Analisis data kevalidan menunjukkan bahwa media
pembelajaran buklet ini valid berdasarkan indeks CVI (Content Validity Index)
Lawshe dengan nilai 0,95 (TABEL 1).
TABEL 1. Analisis Hasil Validasi Media Buklet
Aspek
Kriteria
1
1. Kemenarikan
desain 4
cover
2. Kejelasan
tampilan 3
gambar
tumbuhan
Format
bermanfaat
3. Kesesuaian penggunaan 4
ukuran dan jenis huruf
dalam media buklet
4. Media buklet disusun 4
dengan sistematis
5. Kemudahan mengingat 4
materi
mengenai
tumbuhan bermanfaat
6. Kesesuaian
gambar 3
dalam
menyampaikan
hasil penelitian
Isi
7. Kelengkapan penyajian 4
informasi
tumbuhan
bermanfaat
8. Kesesuaian isi buklet 4
dengan
tujuan
pembelajaran
9. Penggunaan bahasa yang 4
mudah dimengerti
10.Penggunaan
bahasa 4
dalam media buklet
sesuai dengan kaidah
Bahasa
EYD
11.Penggunaan
kalimat 3
tidak
menimbulkan
penafsiran ganda dan
salah pengertian
Keterangan :
CVR
: Content Validity Ratio (CVR)
CVI
: Content Validity Index (CVI)
Validator ke2 3 4
5
4
4
3
4
Rata-rata
tiap
Kriteria
(CVR)
0,99
4
4
4
3
0,99
4
4
4
4
0,99
4
4
4
4
0,99
4
4
4
4
0,99
3
3
4
2
0,6
4
3
4
4
0,99
4
4
4
4
0,99
4
4
4
4
0,99
3
4
4
4
0,99
Rata-rata
tiap aspek
(CVI)
Rata-rata
Total
(CVI)
0,99
0,8925
0,95
0,99
4
4
4
4
0,99
7
Gagasan pembuatan buklet dikembangkan dari hasil penelitian etnobotani,
adapun hasil wawancara dengan 37 informan pada masyarakat Desa Arus Deras
Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya diperoleh sebanyak 102 spesies
tumbuhan bermanfaat. Berdasarkan kelompok kegunaannya diperoleh sebanyak
85 spesies tumbuhan obat, 9 spesies tumbuhan sebagai pewarna, 8 spesies
tumbuhan sebagai kosmetik, 15 spesies tumbuhan sebagai keperluan budaya dan 3
spesies tumbuhan sebagai bahan kerajinan.
Pembahasan
Validasi merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
(content) dari suatu instrumen. Tujuan validasi media ini yaitu untuk mengetahui
tingkat kebenaran dan ketepatan penggunaan media (Yuliayanto, 2010). Pengujian
kevalidan / kelayakan media buklet dilakukan oleh dua orang dosen Pendidikan
Biologi FKIP Untan, satu orang guru biologi di SMAN 1 Teluk Pakedai, satu
orang guru biologi di SMAN 1 Rasau Jaya dan satu orang guru biologi di MAN
Kubu Raya.
Media buklet ditinjau dari tiga aspek yakni format, isi, dan bahasa
(Yamasari, 2010). Dari segi aspek format meliputi kemenarikan desain cover,
kejelasan tampilan gambar tumbuhan bermanfaat, kesesuaian penggunaan ukuran
dan jenis huruf dalam buklet serta kesistematisan media buklet. Kekurangan dari
aspek format buklet menurut validator adalah pada kemenarikan desain cover
memperoleh nilai Content Validity Ratio (CVR) sebesar 0,99. Terdapat catatan
dari validator yaitu mengenai gambar di bagian bawah pada cover yang terlihat
sedikit pecah / mendar dan di bagian judul sebaiknya ditambahkan lokasi
kabupaten. Saran ini akan diaplikasikan ke dalam buklet dikarenakan berdasarkan
pertimbangan, dengan diubahnya gambar dan judul yang terdapat pada cover
membuat cover menjadi lebih menarik dan judul buklet menjadi lebih jelas.
Kejelasan tampilan gambar tumbuhan bermanfaat memperoleh nilai
Content Validity Ratio (CVR) sebesar 0,99. Menurut validator, gambar cukup
jelas namun ada satu gambar yang tidak jelas yakni gambar puring. Gambar yang
digunakan harus jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (2009) bahwa
penggunaan gambar dapat menampilkan konsep-konsep materi yang disampaikan.
Dengan demikian, gambar bisa membangkitkan motivasi dan minat siswa, serta
membantu siswa menafsirkan serta mengingat materi pelajaran.
Kesesuaian penggunaan ukuran dan jenis huruf dalam media buklet nilai
CVR sebesar 0,99, terdapat catatan validator untuk mengganti jenis huruf pada
halaman 41 karena dengan menggunakan jenis huruf ini kata tumbuhan terbaca
menjadi tombohan, saran ini akan diaplikasikan karena dengan penggantian jenis
huruf membuat buklet ini menjadi lebih sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat
Arsyad (2009) bahwa tulisan yang baik untuk media cetak adalah dengan
menggunakan jenis dan ukuran huruf yang sesuai agar mudah dibaca. Sedangkan
kesistematisan dalam penyusunan media buklet nilai CVR sebesar 0,99 menurut
validator sudah sistematis namun disarankan adanya rangkuman agar pembaca
dapat mudah mengetahui pokok pikiran dan tujuan dari media buklet tersebut.
8
Kriteria dari aspek isi ditinjau dari kemudahan mengingat materi mengenai
tumbuhan bermanfaat, kesesuaian gambar dalam menyampaikan hasil penelitian,
kelengkapan penyajian informasi tumbuhan bermanfaat dan kesesuaian isi buklet
dengan tujuan pembelajaran. Adapun pada kriteria kemudahan mengingat materi
mengenai tumbuhan bermanfaat memperoleh nilai CVR sebesar 0,99. Pada
kesesuaian gambar dalam menyampaikan hasil penelitian memperoleh nilai CVR
sebesar 0,6. Menurut validator terdapat beberapa gambar yang tidak menampilkan
organ tumbuhan yang digunakan atau gambar keseluruhan sebaiknya ditampilkan
sehingga memudahkan siswa mengingat . Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad
(2009) bahwa penggunaan gambar dapat menampilkan konsep-konsep materi
yang disampaikan. Dengan demikian, gambar bisa membangkitkan motivasi dan
minat siswa, serta membantu siswa menafsirkan serta mengingat materi pelajaran.
Pada kelengkapan penyajian informasi tumbuhan bermanfaat memperoleh
nilai CVR sebesar 0,99. Terdapat catatan dari validator sebaiknya konsisten
mengenai urutan penyajian informasi mengenai klasifikasi, deskripsi, manfaat dan
cara pengolahan. Hal ini sesuai dengan Nurseto (2011) bahwa siswa dengan
melihat obyek yang sama dan konsisten akan memberi kesamaan persepsi
sehingga dapat membantu pemahaman dan ingatan isi materi dalam membaca.
Pada kriteria kesesuaian isi buklet dengan tujuan pembelajaran memperoleh nilai
CVR sebesar 0,99. Terdapat catatan sebaiknya ada lembaran yang menjabarkan
tujuan pembelajaran. Saran ini telah diaplikasikan karena tujuan pembelajaran
sangatlah penting terhadap isi materi yang akan disampaikan.
Sedangkan pada aspek bahasa ditinjau dari aspek bahasa meliputi
penggunaan bahasa yang mudah dimengerti, penggunaan bahasa dalam media
buklet sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan penggunaan
kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda dan salah pengertian. Pada aspek
bahasa memperoleh nilai CVR sebesar 0,99. Hal ini menyatakan bahwa bahasa
yang digunakan dalam buklet lugas dan menggunakan bahasa formal sehari-hari
sehingga mudah dimengerti.
Berdasarkan hasil analisis validasi media yang telah diberikan oleh kelima
validator, maka diperoleh Content Validity Index (CVI) total yaitu 0,95 (kategori
valid) menurut kesesuaian dari indeks CVR dan CVI yaitu valid jika memiliki
rentang 0,68 ≤ 0,99 (Lawshe dalam Kamil, 2014). Hal ini berarti media buklet
etnobotani di Desa Arus Deras, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya
dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada submateri manfaat
keanekaragaman hayati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imtihana (2014) bahwa
pembelajaran menggunakan buklet berbasis penelitian pada materi pencemaran
lingkungan sangat efektif sebagai media pembelajaran karena dapat memberikan
pengaruh positif terhadap hasil belajar dan nilai afektif siswa.
Gagasan pembuatan media buklet dikembangkan dari hasil penelitian
etnobotani oleh masyarakat Desa Arus Deras Kecamatan Teluk Pakedai
Kabupaten Kubu Raya. Adapun spesies tumbuhan yang diperoleh berdasarkan
wawancara dengan 37 informan pada masyarakat Desa Arus Deras yang terdiri
dari 20 orang Jawa dan 17 orang Melayu, sebanyak 102 spesies tumbuhan
berguna yang terdiri dari 52 famili. Berdasarkan kelompok kegunaannya,
tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Arus Deras dikelompokkan
9
menjadi 85 spesies tumbuhan sebagai obat, 9 spesies tumbuhan sebagai pewarna,
8 spesies tumbuhan sebagai bahan kosmetik, 15 spesies tumbuhan sebagai
keperluan budaya dan 3 spesies tumbuhan sebagai bahan kerajinan. Pada
penelitian Hayati (2014) mengenai tumbuhan berguna di Desa Beringin
Kecamatan Sajad Kabupaten Sambas ditemukan 127 spesies tumbuhan yang
digunakan untuk berbagai kegunaan antara lain yaitu sebagai pangan, bahan
bangunan, pewarna, kosmetik alami, bahan budaya, kerajinan dan tumbuhan obat.
Terdapat perbedaan jumlah spesies tumbuhan berguna yang ditemukan. Hal ini
karena pengenalan dan pemanfaatan tumbuhan di setiap daerah berbeda-beda.
Selain itu, pengetahuan mengenai tumbuhan berguna tersebut juga merupakan
warisan turun-menurun.
Tumbuhan bermanfaat yang ditemukan di Desa Arus Deras spesies yang
paling banyak ditemukan adalah spesies yang tergolong dalam famili
Zingiberaceae. Famili Zingiberaceae banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di
Desa Arus Deras karena jenis-jenis tumbuhan dari famili ini tingkat
pemanfaatannya lebih luas yaitu selain sebagai tumbuhan obat, tumbuhan tersebut
juga berfungsi sebagai bahan rempah atau bumbu masakan. Hal tersebut sejalan
dengan pernyataan Septiatin (2008), kandungan kimia dari famili Zingiberaceae
ini pada umumnya mengandung minyak atsiri, pati, tannin dan damar. Kandungan
senyawa dalam minyak atsiri berfungsi melancarkan peredaran darah, sebagai
penenang (sedatif), antiseptik, antipiretik, memperbaiki pencernaan dan
sebagainya.
Pada umumnya masyarakat memanfaatkan tumbuhan baik yang liar maupun
budidaya yang ada di pekarangan rumah yang ketersediaannya sangat banyak dan
mudah dijangkau untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti bahan pangan,
obat-obatan, keperluan pelengkap budaya dan lain-lain. Hampir semua bagian
tumbuhan dari akar sampai daun dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
manusia. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Desa
Arus Deras adalah daun. Pengambilan daun tanaman sangat mudah dibanding
akar, terutama pengambilan dalam jumlah yang banyak, masyarakat dapat
mengambil daun dengan tidak merusak organ yang lainnya. Hal ini dikarenakan
daun tidak terlalu mempengaruhi kelangsungan hidup dari tumbuhan tersebut
karena mudah untuk tumbuh kembali (Lestari, 2011). Selain itu penggunaan daun
sebagai bahan ramuan obat dianggap cara pengolahannya lebih mudah dan
dipercaya bagian daun dapat mengobati berbagai macam penyakit. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Septiatin (2008), ditinjau dari kandungan kimianya bagian
daun merupakan bagian utama dalam proses fotosintesis yang menghasilkan
senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, polyfenol, saponin dan
terpenoid. Senyawa kimia inilah yang berkhasiat sebagai obat untuk mengobati
berbagai macam penyakit.
Kehidupan masyarakat Desa Arus Deras dalam kesehariannya
memanfaatkan tumbuhan sebagai tumbuhan obat, pewarna, kosmetik, pelengkap
budaya dan bahan kerajinan. Pemenuhan kebutuhan kesehatan yang merupakan
warisan turun-temurun adalah memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat alami.
10
Tumbuhan obat dalam penelitian ini lebih banyak diolah dengan cara direbus
kemudian air rebusannya diminum. Contohnya bagian akar tumbuhan putri malu
(Mimosa pudica Linn) direbus lalu air rebusannya diminum untuk mengobati
cacingan. Cara pengolahan direbus sangat mudah dan sangat efektif sehingga
masyarakat pada umumnya lebih suka tumbuhan tersebut diolah menjadi air
rebusan. Selain itu, proses penyembuhannya lebih cepat karena langsung diproses
dalam metabolisme tubuh.
Selain itu masyarakat Desa Arus Deras juga memanfaatkan tumbuhan untuk
bahan pewarna makanan dan kerajinan anyaman. Berdasarkan hasil penelitian,
pengolahan bagian tumbuhan pewarna alami dilakukan beberapa cara yaitu untuk
pewarna makanan pada umumnya dilakukan dengan cara dihaluskan
(menghaluskan bagian tumbuhan dengan menumbuknya atau dapat juga
menggunakan blender kemudian ditambahkan sedikit air untuk mendapatkan
cairan ekstrak dan disaring kemudian air saringan tersebut dicampurkan ke
adonan makanan yang akan dibuat) sedangkan untuk pewarna bahan kerajinan
dilakukan dengan cara direbus. Tumbuhan yang biasanya dimanfaatkan adalah ubi
ungu (Ipomoea batatas Lamk.) yang menghasilkan warna ungu, pandan
(Pandanus amaryllifolius Roxb.), suji (Pleomele angustifolia Brown.) dan sawi
ijo (Brassica rapa Var. parachinensis L.) yang menghasilkan warna hijau.
Masyarakat Desa Arus Deras pada dasarnya sudah sejak lama mengetahui
pemanfaatan tumbuhan untuk bahan kosmetik. Tumbuhan kosmetik yang
dimanfaatkan lebih banyak diolah dengan cara dihaluskan (ditumbuk). Contohnya
tumbuhan inai (Lawsonia inermis L.) dan pacar air (Impatiens balsamina L.)
untuk mewarnai kuku. Pewarnaan kuku masih sering dilakukan saat menjelang
pernikahan. Pada pengantin-pengantin masyarakat Desa Arus Deras terutama pada
suku melayu, pacar kuku digunakan di kuku tangan dan ruas jari tangan kedua.
Untuk kebutuhan sehari-hari seperti bakul yang biasa digunakan oleh para
perempuan ke sawah sebagai tempat menyimpan makan siang dan alat bertani,
masyarakat Desa Arus Deras mengolah bambu apus (Gigantochloa apus Kurz.)
menjadi bakul. Selain itu, akasia (Acacia mangium Willd.) baru-baru ini juga
dimanfaatkan kayunya oleh masyarakat Desa Arus Deras untuk kerajinan patung
kayu. Menurut Jaya (2008), akasia termasuk pada kayu kelas awet, cukup tahan
terhadap cuaca dan kondisi normal. Sedangkan dalam pemenuhan kebutuhan
pelengkap budaya yang masih sangat kental pada kepercayaan, budaya dan tradisi
yang tertanam pada masyarakat Desa Arus Deras juga memanfaatkan tumbuhan
dalam kegiatannya. Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pelengkap budaya
lebih banyak digunakan untuk kegiatan adat pernikahan. Salah satunya yaitu adat
bepepajang yang menggunakan biji kacang hijau (Phaseolus radiates L.) yang
diletakkan di talam yang berisi kaca, lilin menyala, benang dan jarum.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa hasil
kajian etnobotani diimplementasikan dengan membuat buklet sebagai media
pembelajaran. Media buklet dinyatakan valid sebagai media pembelajaran pada
11
submateri manfaat keanekaragaman hayati berdasarkan analisis Lawshe (1975)
dengan nilai Content Validity Indeks (CVI) total sebesar 0,95. Jumlah spesies
tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Arus Deras Kecamatan Teluk
Pakedai Kabupaten Kubu Raya sebanyak 102 spesies yang terdiri dari 52 famili
yaitu 72 spesies tumbuhan sebagai tumbuhan obat, 5 spesies tumbuhan sebagai
pewarna, 3 spesies tumbuhan sebagai bahan kosmetik, 5 spesies tumbuhan
sebagai tumbuhan pelengkap budaya, 1 spesies tumbuhan sebagai bahan kerajinan
dan 16 spesies tumbuhan sebagai tumbuhan multifungsi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam
penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut : (1) perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk mengetahui keefektifan media buklet sebagai media
pembelajaran, (2) perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kandungan kimia
dalam tumbuhan obat yang teruji secara ilmiah, (3) perlu dilakukan sosialisasi
pelestarian kebudayaan dan pengetahuan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
Budiarto, H. (2014). Pertumbuhan dan Ekologi Bambu. (Online). (http://
hendrabudiarto.Weebly.com/uploads/2/6/2/1/26219842. Diakses pada tanggal
10 Agustus 2015).
Hayati. (2014). Etnobotani di Desa Beringin dan Implementasinya Dalam
Pembuatan Film Dokumenter Manfaat Keanekaragaman Hayati.
(Online). Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura. (http://jurnal.untan.ac.id
/index.php/jpdpb/article/view/7655. Diakses pada tanggal 14 Januari 2015).
Imtihana, M. (2014). Pengembangan Buklet Berbasis Penelitian Sebagai
Sumber Belajar Materi Pencemaran Lingkungan di SMA. (Online).
Semarang: Universitas Negeri Semarang. (http://journal.unnes.ac.id/sju /index
.php/ujbe/article/view/4459. Diakses pada tanggal 30 Januari 2015).
Jaya. (2008). Semua Tentang Kayu. (Online). (http://www.tentangkayu.com/
2008/09. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2015).
Kamil, M.P. (2014). Konstruksi Buku Ajar Ikatan Kimia Menggunakan
Konteks Keramik untuk Mencapai Literasi Sains Siswa. Tesis.
Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung.
Lestari, R. (2011). Kajian Etnobotani Masyarakat Suku Kerinci di Sekitar
Hutan Adat Bukit Tinggi Desa Sungai Deras. (Online). Bogor: IPB.
(http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51924. Diakses pada tanggal 29
Januari 2015).
Nurseto, T. (2011). Membuat Media Pembelajaran yang Menarik. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan. Vol 9 (1): 19-35.
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.
Jakarta : PT. Kencana.
12
Septiatin. (2008). Seri Tanaman Obat; Apotik Hidup dari Rempah-Rempah,
Tanaman Hias dan Tanaman Liar. Bandung : Yrama Widya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suryadarma,MS,Dr.IGP. (2008). Diktat Kuliah Etnobotani. (Online).
Yogyakarta: UNY Press. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan
/I%20Gusti%20Putu%20Suryadarma,%20MS.,%20Dr.%20/DIKTAT%20ET
NOBOTANI.pdf. Diakses pada tanggal 29 Januari 2015).
Walujo, B.E. (2011, 8-10 November). Keanekaragaman Hayati Untuk Pangan.
Makalah pada Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional X. Herbarium
Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Yamasari. (2010, 4 Agustus). Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Seminar Nasional Pascasarjana
X-ITS; FMIPA Unesa.
Yuliyanto, A. R. (2010). Perancangan Media Pembelajaran Interaktif (Mpi) Pada
Mata Kuliah Praktik Beton. (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
(Online). (http://eprints.uns.ac.id, 21 Oktober 2013).
13
Download