8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pendidikan karakter

advertisement
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu
melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan Salahudin, (2013:
42). Dalam hubungannya dengan penididikan, pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan
moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan
siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara kebaikan,
mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati. Alwis dalam Salahudin (2013: 43), membuat siswa
berkarakter adalah tugas pendidikan, yang esensinya adalah membangun
manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter adalah bertujuan melahirkan insan yang cerdas dan berkarakter
kuat yang berpedoman pada nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Selain itu
tujuan pendidikan karakter dimaksudkan untuk membina budi pekerti,
membangun watak, dan mengembangkan kepribadian yang baik bagi
siswa di lingkungan mereka baik di dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
8
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
9
Fungsi pendidikan karakter menurut Salahudin (2013: 43) sebagai
berikut:
a. Pengembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik”.
b. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang
sudah baik.
c. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur
pancasila.
Kemudian ruang lingkup atau sasaran dari pendidikan
berkarakter adalah sebagai berikut:
1) Satuan pendidikan
2) Keluarga
3) Masyarakat
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah bertujuan melahirkan insan yang cerdas dan berkarakter kuat yang
berpedoman pada nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Yang dapat
diterapkan di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat.
2. Tanggung jawab
a. Pengertian Tanggung Jawab
Pengertian tanggung jawab memang sangat luas menurut
Yaumi (2014: 72) mengatakan bahwa tanggung jawab adalah suatu
tugas atau kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan tugas
dengan penuh kepuasan yang harus dipenuhi seseorang, dan yang
dimiliki konsekuen hukuman terhadap kegagalan. Menurut Salahudin
(2013: 56), tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya individu
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, (alam, karakter
dimulai dalam sosial dan budaya), negara dan Yang Maha Esa.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
10
Sedangkan Tanggung jawab menurut Wijaya (2014: 89), dikatakan
tanggung jawab apabila mau menanggung akibat dari perbuatan. Tidak
akan mempermasalahkan orang lain atau keadaan apabila lalai atau
berbuat kesalahan. Lebih baik menyadari kelemahan atau kekurangan
dan berusaha memperbaiki diri.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa seseorang mau bertanggung jawab karena ada
kesadaran atau pengertian atas segala perbuatannya. Tanggung jawab
merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Indikator Tanggung Jawab
Adapun indikator tanggung jawab dalam keberhasilan sekolah
dan kelas, indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan
oleh
kepala
sekolah,
guru,
dan
personalia
sekolah
dalam
mencerdaskan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai
lembaga pelaksana pendidikan karakter. Indikator ini juga berkaitan
dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan, maupun kegiatan seharihari atau kegiatan rutin yang dilaksanakan sekolah. Menurut Daryanto
(2013: 142), indikator tanggung jawab diantaranya adalah:
1) Indikator tanggung jawab dalam keberhasilan sekolah antara lain :
a) Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
lisan maupun tulisan.
b) Mengerjakan tugas pekerjaan rumah tanpa disuruh.
c) Menunjukan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup
terdekat.
d) Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
11
2) Indikator tanggung jawab dalam keberhasilan kelas antara lain :
a) Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b) Peran secara aktif dalam kegiatan sekolah.
c) Mengajukan usul pemecahan masalah.
Jadi berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tanggung
jawab
adalah
suatu
tindakan
yang
mempertimbangkan
dan
memperhitungkan semua konsekuensi dari perbuatan manusia itu
sendiri. Tentang manusia tersebut bertanggung jawab atas apa yang
sudah diperbuat dengan segala konsekuensinya.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan semua orang dari
kecil hingga dewasa. Pengertian belajar menurut Sagala (2010:11)
merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit
(tersembunyi), sedangkan Slameto (2010: 2) berpendapat bahwa
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Pengertian belajar dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dapat mengubah
pola perilaku seseorang yang terjadi didalam interaksi dengan
lingkungannya yang terjadi secara sengaja maupun tidak disengaja.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
12
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat menunjukkan
perubahan perilakunya.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Terdapat
banyak
faktor
yang
mempengaruhi
proses
pembelajaran, salah satunya faktor belajar menurut Slameto (2010: 54)
banyak jenis faktor yang dapat mempengaruhi belajar, tetapi faktor
tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi siswa
untuk meningkatkan prestasinya yang diperoleh dengan cara belajar.
Faktor yang pertama adalah faktor internal, seperti yang telah
dijelaskan
oleh
Slameto
(2010:
54)
bahwa
faktor
internal
dikelompokkan menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah yang meliputi
faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis yang meliputi
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan,
sedangkan faktor yang terakhir yaitu faktor kelelahan yang dapat
dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis).
Faktor yang kedua adalah faktor eksternal yang dikelompokan
menjadi tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah
meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
13
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah, sedangkan faktor yang terakhir yaitu faktor masyarakat
yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
dua faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu faktor internal
(faktor dari dalam) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Masingmasing faktor tersebut mencakup banyak aspek yang berkenaan
dengan proses belajar.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,
karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar
merupakan hasil dari proses pembelajaran tersebut. Pengertian prestasi
belajar menurut Hamdani (2011: 137) adalah hasil suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun secara
kelompok, selain itu pengertian prestasi belajar juga dikemukakan
oleh Mulyasa (2014:189) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar.
Pengertian prestasi belajar yang dikemukakan oleh Hamdani
dan Mulyasa dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil
usaha bekerja atau belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan
seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa melakukan kegiatan
belajar. Prestasi belajar dapat diketahui dengan mengadakan penilaian
tes hasil belajar, ditunjukkan dalam bentuk nilai.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
14
4. Mata Pelajaran IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat penting diajarkan pada
jenjang SD, pembelajaran IPS menurut Susanto (2015:143) pendidikan
IPS di SD merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam
semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. IPS juga
dikemukakan oleh Soemantri dalam Sapriya (2011:11) bahwa IPS
merupakan seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
Pengertian IPS di atas, dapat disimpulkan
bahwa IPS
merupakan ilmu yang mengajarkan tentang ilmu sosial yang
melibatkan tingkah laku dan kebutuhan manusia didalam lingkungan.
IPS juga dapat mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap
masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
b. Materi Pokok Penelitian
Berdasarkan kurikulum tingkat satuna pendidikan yang
digunakan oleh sekolah, materi yang akan digunakan oleh peneliti
menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (2010: 19) dalam
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel yaitu:
Tabel 2.1 SK dan KD Materi IPS Kelas IV
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya
2.3 Mengenal perkembangan
alam kegiatan ekonomi dan
teknologi produksi,
kemajuan teknologi di
komunikasi, dan transportasi
lingkungan kabupaten dan
serta pengalaman
provinsi.
menggunakannya.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
15
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tercermin suatu tujuan yang hendak dicapai dalam proses
pembelajaran IPS. Tujuan pembelajaran menurut Sapriya (2011: 43)
yaitu untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan ketrampilan dasar
yang akan digunakan dalam kehidupannya serta meningkatkan rasa
nasionalisme dari peristiwa masa lalu hingga masa sekarang agar para
siswa memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air, sedangkan
menurut Susanto (2015:149) tujuan IPS bukan hanya sekedar
membekali siswa dengan berbgai informasi yang bersifat hafalan
(kognitif)
saja,
akan
tetapi
pendidikan
IPS
harus
mampu
mengembangkan keterampilan berpikir, agar siswa mampu mengkaji
berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya.
Mata pelajaran IPS memiliki tujuan secara umum menurut
Mutakin dalam Susanto (2015: 145) mata pelajaran IPS bertujuan agar
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan
masalah yang berkembang dimasyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
16
Pengetahuan Sosial
adalah untuk
memberi bekal
dan
kemampuan siswa didalam lingkungan. Siswa diharapkan agar dapat
mengatasi masalah sosial yang terjadi didalam masyarakat sesuai
dengan bakat, minat dan kemauan yang dimilikinya tanpa adanya
unsur paksaan dari luar pihak.
5. Pembelajaran Kooperatif
Index Card Match merupakan bagian dari model pembelajaran
kooperatif yang didasarkan oleh teori perkembangan kognitif. Teori-teori
perkembangan kognitif adalah berasaskan teori Piaget dan Vygotsky
dalam Isjoni (2010: 29) yang dikenal sebagai “Piaget Kontruktivisme
Kognitif” dan Vygotsky Konstruktivism sosial”. Kontruktivisme adalah
satu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep
secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Dalam
proses ini, siswa akan meyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan
pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan baru.
Dapat disimpulkan Teori ini sangat cocok di terapkan di kelas,
karena strategi pembelajaran Index Card Match adalah strategi
pembelajaran bermain untuk mengulang materi baru atau yang sudah
diajarkan sebelumnya dan siswa dapat belajar aktif dan berjiwa mandiri
sehingga siswa dapat membina sendiri pengetahuan dan pengalaman yang
ada. Siswa akan lebih aktif ketika pembelajaran berlangsung karena siswa
akan mencari jawaban dari setiap kartu bersama pasangan kelompoknya
yang akan menimbulkan aktivitas yang aktif.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
17
Kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai
tujuan bersama. Menurut Isjoni (2010: 15), Kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar dan digunakan
untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa,
terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam
mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain,
siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Slavin dalam isjoni
(2010: 17), mengatakan bahwa kooperatif merupakan model pembelajaran
yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para
siswa untuk melakukan kerja sama dalam melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching).
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kooperatif adalah
pembelajaran yang membentuk siswa dalam beberapa kelompok di
dalamnya. Tujuannya agar anak yang pendiam menjadi aktif ketika
bergabung dengan kelompoknya dengan pembelajaran kooperatif juga
dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar dan meningkatkan
tanggung jawab dengan orang lain dalam kegiatan belajar berkelompok.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
18
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Kooperatif
Fase
Fase 1 : mengklarifikasi
tujuan dan
establishing set
Fase 2 : mempresentasikan
informasi
Perilaku guru
guru
menjelaskan
tujuan-tujuan
pelajaran dan establishing set
Fase 3 : mengorganisasikan
siswa ke dalam timtim belajar
Fase 4 : membantu kerja-tim
dan belajar
Fase 5 : mengujikan berbagai
materi
Fase 6 : memberikan
pengakuan
Guru mempresentasikan informasi
kepada siswa secara verbal atau dengan
teks.
guru menjelaskan kepada siswa tentang
tata cara membentuk tim-tim belajar
dan membantu kelompok untuk
melakukan transisi yang efisien.
Guru membentuk tim-tim belajar
selama mereka mengerjakan tugasnya.
Guru menguji pengetahuan siswa
entang berbagai materi belajar atau
kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil-hasil kerjanya.
guru mencari cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individual maupun
kelompok
(Arends, 2008: 21)
6. Strategi Pembelajaran index card match
a. Pengertian Strategi Pembelajaran index card match
Strategi pembelajaran index card match merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang cukup menyenangkan, digunakan untuk
mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Materi baru pun
tetap bisa diajarkan dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari
topik yang akan dipelajari terlebih dahulu sehingga siswa ketika masuk
ruangan kelas sudah memiliki bekal pengetahuan, Zaini (2008: 120).
Melalui strategi pembelajaran index card match, siswa dapat belajar
aktif dan berjiwa mandiri. Walaupun dilakukan dengan cara bermain,
strategi pembelajaran index card match dapat merangsang siswa untuk
melakukan aktivitas secara bertanggung jawab dan disiplin sehingga
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
19
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan prestasi belajar dapat
meningkat.
Index Card Match merupakan bagian dari model pembelajaran
kooperatif yang didasarkan oleh teori perkembangan kognitif. Teoriteori perkembangan kognitif adalah berasaskan teori Piaget dan
Vygotsky dalam Isjoni (2010: 29) yang dikenal sebagai “Piaget
Kontruktivisme Kognitif” dan Vygotsky Konstruktivisme sosial”.
Kontruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina sendiri
pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang ada. Dalam proses ini, siswa akan meyesuaikan
pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk
membina pengetahuan baru.
Menurut teori belajar Piaget dalam Rahyubi (2014: 143) salah
satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori
belajar kontruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget, teori
ini
dapat
disebut
teori
perkembangan
intelektual
atau
teori
perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan
kesiapan
siswa
untuk
belajar,
yang
dikemas
dalam
tahap
perkembangan intelektual sejak lahir hingga dewasa. Pengetahuan
tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui
tindakan, perkembangan pengetahuan siswa bergantung pada seberapa
jauh siswa aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Teori kontruktivisme berhubungan erat dengan kesiapan siswa dalam
belajar, karena kesiapan siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
20
Dapat disimpulkan Teori ini sangat cocok diterapkan di kelas,
karena strategi pembelajaran Index Card Match adalah strategi
pembelajaran bermain untuk mengulang materi baru atau yang sudah
diajarkan sebelumnya dan siswa dapat belajar aktif dan berjiwa
mandiri sehingga siswa dapat membina sendiri pengetahuan dan
pengalaman yang ada. Sedangkan teori Kontruktivisme adalah teori
yang berhubungan erat dengan kesiapan siswa dalam belajar, karena
kesiapan siswa sangat mempengaruhi prestasi belajar.
b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran index card match
Adapun langkah-langkah dalam strategi pembelajaran index
card match (mencari pasangan) menurut Zaini (2008: 67), yaitu:
1) Guru membuat potongan kertas (kartu) sebanyak jumlah siswa
yang ada di dalam kelas.
2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya
pada setengah bagian kertas yang disiapkan. Setiap kertas berisi
satu pertanyaan.
4) Pada sebagian kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang tadi dibuat.
5) Kocoklah semua kertas sehinga akan tercampur antara soal dan
jawaban.
6) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas
yang dilakukan secara berpasangan. Sebagian siswa akan
mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan
jawaban.
7) Mintalah siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk
berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi
yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
minta secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh
dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal
tersebut dijawab oleh pasanga-pasangan yang lain.
9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
21
c.
Kelebihan dan Kekurangan Kelompok Berpasangan
Model kelompok berpasangan juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing menurut Anita Lie (2008: 46), menyatakan
bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan pada model pembelajaran
kelompok berpasangan. Kelebihan model pembelajran kelompok
berpasangan :
1)
2)
3)
4)
5)
Meningkatkan partisipasi.
Cocok untuk tugas sederhana.
Lebih banyak kesempatan untuk berkontribusi masing-masing
anggota kelompok.
Interaksi lebih mudah
Lebih mudah dan cepat membentuknya.
Selain kelebihan model pembelajaran kelompok berpasangan
ada juga memiliki kelemahan yaitu:
1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
2) Lebih sedikit ide yang muncul.
3) Jika ada perselisihan tidak ada penengah.
e.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Menurut arends (2008: 21)
yang di kolaborasikan dengan strategi pembelajaran index card match
menurut Zaini (2008: 67) untuk digunakan pada saat penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Fase 1: Mengklarifikasikan tujuan dan establishing set
a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dan memotivasi siswa.
2) Fase 2: Mempresentasikan informasi
a) Guru memulai menerangkan materi pelajaran dengan
menggunakan media flashcard pada materi materi
perkembangan
teknologi
produksi,
komunikasi
dan
transportasi.
3) Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam tim-tim belajar
a) Guru mensosialisasikan model pembelajaran kooperatif strategi
pembelajaran index card match.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
22
b) Guru membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang
ada di dalam kelas.
c) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang
sama.
d) Tulis pertanyaan pada tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada setengah bagian kertas yang disiapkan. Setiap
kertas berisi satu pertanyaan.
e) Pada sebagian kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang tadi dibuat.
f) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal
dan jawaban.
4) Fase 4: Membantu kerja-tim dan belajar
a) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah kerja
berpasangan yang dilakukan secara berpasangan. Sebagai siswa
akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan
mendapatkan jawaban.
b) Mintalah siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada
yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk
berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu
materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
c) setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk
berdekatan, minta secara bergantian untuk membacakan soal
yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan
yang lain.
5) Fase 5: Mengujikan berbagai materi
a) Siswa dan guru membahas hasil diskusi.
b) Guru bertanya jawab dengan siswa untuk membahas materi
yang belum dipahami dan menerangkannya mengenai
pengertian teknologi, teknologi produksi, komunikasi dan
transportasi
6) Fase 6: Memberikan pengakuan
a) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang telah aktif
dan tepat dalam menyelesaikan tugas
b) Guru memberi penguatan kepada siswa yang telah bisa
menjawab soal – soal latihan dan memberikan penghargaan
bagi kelompok atau siswa yang telah berpartisipasi aktif.
7. Media Pembelajaran flashcard
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya, Arsyad
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
23
(2009: 2). Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik
yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Di lain pihak, National Education
Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya;
dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau
dibaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berfungsi
sebagai alat pendukung untuk mendukung kegiatan pembelajaran di
dalam kelas, agar pembelajaran lebih menarik dan siswa akan lebih
antusias dalam megikuti pembelajaran baik media cetak, audio-visual,
dan lain sebaginya. Dengan menggunakan media pembelajaran maka
siswa akan merasa berkesan dalam pembelajaannya dengan demikian
maka materi yang didapat akan diingat.
b.
Media flashcard
Media
sangat
berperan
penting
dalam
suatu
proses
pembelajaran. Menurut Arsyad (2009: 2), media flashcard merupakan
kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang
mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubugan
dengan gambar itu. Flascard biasanya berukuran 8cm x 12cm, atau
dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu
abjad, misalnya, dapat digunakan untuk latihan mengeja lancar. Kartu
yang berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya)
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
24
dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya
kosakata. Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan bagi
siswa untuk memberikan respon yang diinginkan. Misalnya, dalam
latihan membedakan alat trasportasi tradisional dan modern maka
dapat dibuat di atas flashcard.
1) Proses pembuatan media flashcard menurut Indriana (2011 : 68)
adalah sebagai berikut :
a) Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplex atau dari
bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyiapkan atau
menempelkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b) Kertas tersebut diberikan tanda dengan pensil atau spidol dan
menggunakan penggaris untuk menentukan ukuran 25cm x
30cm.
c) Potong kertas sesuai dengan ukuan dan buatlah sejumlah
gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang akan
dijadikan sebagai media pengajaran.
d) Berikan tulisan atau pesan pada bagian belakang kartu tersebut
sesuai dengan objek yang ada dibagian depannya.
2) Langkah-langkah flashcard dalam pembelajaran.
a) Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan
menghadap siswa.
b) Cabutlah satu per satu kartu-kartu tersebut setelah guru selesai
menerangkan.
c) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang
duduk di depan guru. Mintalah siswa itu untuk mengamati
kartu tersebut, lalu teruskan kepada siswa yang lain hingga
semua siswa kebagian.
d) Jika sajian menggunakan jenis atau cara permainan, letakan
kartu-kartu tersebut didalam kotak secara acak dan tidak perlu
disusun. Siapkan siswa yang akan berlomba misalkan tiga
orang, untuk berdiri sejajar diujung kelas. Kemudian guru
memberikan perintah kepada siswa tersebut untuk mencari
suatu benda, misalnya komputer. Selanjutnya anak berlari
menuju kotak untuk mencari komputer. Setelah mendapatkan
siswa kembali ke tempat start. Siswa yang paling cepat lainnya
dan mendapatkan bendanya harus menyebutkan nama benda
tersebut.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
25
Dalam permainan menggunakan media flashcard ini,
kreativitas guru harus bermain untuk mendapatkan proses
pembelajaran yang menarik sambil menggunakan media tersebut.
3)
Kelebihan media flashcard
Kelebihan media flashcard menurut Indriana (2011: 68)
adalah sebagai berikut:
a) Mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya seperti
postcard.
b) Praktis dalam membuat dan menggunakannya. Sehingga
kapanpun siswa bisa belajar dengan baik menggunakan
media ini.
c) Gampang diingat karena kartu ini bergambar dan dapat
menarik perhatian, atau berisi huruf atau angka yang simple
dan menarik, sehingga dapat merangsang otak lebih lama
mengingat pesan yang ada dalam kartu tersebut.
d) Media ini juga sangat menyenangkan digunakan sebagai
media pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalam bentuk
permainan.
4)
Langkah-langkah strategi pembelajaran index card match yang
digabungkan dengan langkah-langkah media flashcard adalah
sebagai berikut :
a) Guru membuat potongan kertas (kartu) sebanyak jumlah
siswa yang ada di dalam kelas.
b) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang
sama.
c) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan
sebelumnya pada setengah bagian kertas yang disiapkan.
Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
d) Pada sebagian kertas yang lain, tulis jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.
e) Kocoklah semua kertas sehinga akan tercampur antara soal
dan jawaban.
f) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah
aktivitas yang dilakukan secara berpasangan. Sebagian
siswa akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan
mendapatkan jawaban.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
26
g) Mintalah siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika
ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk
duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak
memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman
yang lain.
h) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk
i) Berdekatan, minta secara bergantian untuk membacakan
soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang
lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangapasangan yang lain.
j) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan
kesimpulan dengan menggunakan media flashcard guru
menjelaskan dengan media dipegang setinggi dada dan
menghadap siswa.
k) Cabutlah satu per satu kartu-kartu tersebut setelah guru
selesai menerangkan.
l) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa
yang duduk di depan guru. Mintalah siswa itu untuk
mengamati kartu tersebut, lalu teruskan kepada siswa yang
lain hingga semua siswa kebagian.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kupczynski.dkk (2012: 81) yang berjudul
“Cooperative Learning In Distance A Mixed Methods Study”. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pembelajaran
jarak
jauh
telah
memfasilitasi cara inovatif untuk memasukkan Cooperative Learning (CL)
dalam pengaturan virtual
yang menguntungkan instruktur dan siswa
dalam pembelajaran jarak jauh untuk meningkatkan praktek belajar
mengajar di kelas virtual. Hasil yang didpaatkan dari peneliti ini adalah
“This study, conducted at a Hispanic-Serving Institution,
compared the effectiveness of online CL strategies in discussion
forums with traditional online forums. Quantitative and qualitative
data were collected from 56 graduate student participants.
Quantitative results revealed no significant difference on student
success between CL and Traditional formats.”
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
27
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Data kualitatif
menunjukkan
bahwa
siswa
dalam
kelompok
belajar
kooperatif
menemukan manfaat belajar lebih dari kelompok tradisional. Studi ini
akan menguntungkan instruktur dan siswa dalam pembelajaran jarak jauh
untuk meningkatkan praktek belajar mengajar di kelas virtual.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Erbey.dkk. (2011: 213), yang berjudul
“The effects of using flashcards with reading racetrack to teach letter
sounds, sight words, and math facts to elementary students with learning
disabilities.” penelitian ini bertujuan untuk mengukur dampak dari
membaca arena pacuan kuda dan flashcard ketika mengajar phonics, kata
penglihatan, dan fakta-fakta tambahan. hasil yang diperoleh dari penelitian
ini adalah
“Math facts were selected based on a 100 add fact test for the third
participant. The study demonstrated that racetracks paired with the
flashcard intervention improved the students’ number of corrects for
each subject-matter area (phonics, sight words, and math facts).
However, the results show that some students had more success with
it than others.”
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menunjukkan prosedur pacuan kuda dipasangkan dengan flashcards
membantu dalam meningkatkan membaca atau matematika keterampilan.
Prosedur ini meningkatkan akurasi suara, kata-kata penglihatan dan faktafakta tambahan untuk peserta.
3. Ada beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan terkait dengan
strategi Index Card Match diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
Bambang Nursuwahjo yang berjudul Pengaruh Metode Mencari Pasangan
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
28
Kartu Kata Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu. Perbedaan
penelitian tersebut dengan peneliti pada variabel hasil belajar dan
keaktifan siswa. Sedangkan peneliti adalah prestasi belajar dan sikap
tanggung jawab hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui strategi
pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan siswa yang belajar
melalui pendekatan biasa tanpa metode.
4.
Penelitian mengenai strategi pembelajaran Index Card Match juga pernah
dilakukan oleh Si Ngurah Putu Suta Prawira1, Siti Zulaikha2, I Gst Agung
Oka Negara3 pada tahun 2014. Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match terhadap
hasil belajar IPS.Perbedaan penelitian tersebut dengan peneliti pada
variabel hasil belajar dan pada jenis penelitian, jenis penelitian ini adalah
eksperimen semu yang menggunakan rancangan nonequivalent control
group deseign sedangkan yang dilakukan peneliti adalah PTK. Prestasi
belajar hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui strategi
pembelajaran aktif tipe Index Card Match dengan siswa yang belajar
melalui pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif tipe Index Card
Match berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Index Card Match
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
29
efektif meningkatkan prestasi dan sikap siswa yang dilihat dari tiap siklusnya.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dengan
penelitian yang relevan yang telah disampaikan, yaitu pada jenis penelitian.
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran IPS di kelas IV MI Muhammadiyah Karanglo masih
belum optimal karena masih dijumpai beberapa masalah yang dihadapi,
terlihat
bahwa
proses
pembelajaran
sebelum
menggunakan
strategi
pembelajaran Index Card Match tanggung jawab dan prestasi belajar siswa
masih rendah. Hal ini dibuktikan pada nilai ulangan siswa banyak yang
rendah. Kemudian dari segi tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas
yang diberikan oleh guru masih rendah. Berdasarkan identifikasi dan analisis
masalah yang ada peneliti akan melakukan penelitian di sekolah tersebut,
dengan judul proposal yaitu peningkatan sikap tanggung jawa dan prestasi
bbelajar IPS menggunakan strategi pembelajaran Index Card Match melalui
media flashcard di kelas IV MI Muhammadiyah Karanglo, akan dilakukan
suatu inovasi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Index
Card Match, dengan harapan akan meningkatkan tanggung jawab atara siswa
dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi Teknologi,
Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.
Dengan adanya upaya meningkatkan prestasi belajar IPS melalui
strategi pembelajaran Index Card Match maka peneliti akan melakukan
penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus
pertama dan siklus kedua, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan jika
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
30
dalam siklus pertama tanggung jawab dan prestasi belajar siswa terdapat
peningkatan akan dilanjutkan dengan siklus kedua yang diharapkan tanggung
jawab dan prestasi belajar siswa akan lebih meningkat.
Kerangka pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi Awal
❖ Hanya menggunakan
LKS dan buku saja
❖ Rendahnya sikap
tanggungjawab dan
prestasi belajar siswa.
Tindakan siklus 1
Penerapan strategi
pembelajaran index card
match melalui media
flashcard
Kondisi akhir
Melalui strategi pebelajaran
Index Card Match melalui
media flashcard dapat
meningkatkan sikap
tanggung jawab dan prestasi
belajar siswa.
Observasi
Refleksi
Apabila siklus I dan siklus II
belum berhasil maka
dilakukan perbaikan melalui
strategi pembelajaran index
card match menggunakan
media flashcard.
Refleksi
Observasi
Tindakan siklus 2
Penerapan strategi
pembelajaran index
card match melalui
media flashcard
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
31
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada perumusan di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan penelitian sebagai berikut:
1.
Melalui strategi pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan
sikap tanggung jawab siswa dalam belajar IPS yang terkait dengan materi
Teknologi, Produksi, Komunikasi, dan Trasportasi berbantu media
flashcard di kelas IV MI Muhammadiyah Karanglo.
2.
Melalui strategi pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam belajar IPS yang terkait dengan materi
Teknologi, Produksi, Komunikasi, dan Trasportasi berbantu media
flashcard di kelas IV MI Muhammadiyah Karanglo.
Peningkatan Sikap Tanggung..., Mela Ayu Setyaji, FKIP UMP 2017
Download