BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian dan variabel penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit peredaran darah otak yang diakibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga suplai darah ke otak berkurang (Smeltzer & Brenda, 2002). Berdasarkan penyebabnya stroke dapat diklasifikasikan dalam dua golongan yaitu stroke non hemoragik dan stroke hemoragik (Mansjoer, 2000). Insiden stroke non hemoragik mencapai 80% dari seluruh kasus stroke dan sisanya 20% merupakan kasus stroke hemoragik (Candelise, 2007). Stroke dapat mengakibatkan tanda dan gejala yang komplek tergantung dari letak kerusakan dan derajat lesi antara lain defisit lapang penglihatan, defisit motorik, defisit verbal, dan defisit emosional (Smeltzer & Brenda, 2002). Menurut American Stroke Association (ASA), stroke merupakan penyebab kematian nomor 3 di dunia (ASA, 2009). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diseluruh dunia pada tahun 2002 diperkirakan 5,5 juta orang meninggal akibat stroke dan diperkirakan tahun 2020 penyakit jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian di dunia (Irdawati, 2009). Walaupun mortalitas dan morbiditas stroke telah menurun dinegara maju, tetapi masih 1 merupakan penyebab kematian utama. Penegakan diagnosis, penentuan jenis patologis stroke dan pengobatan yang tepat juga ikut berperan menurunkan mortalitas stroke (Smeltzer & Bare, 2002). Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia (Yastroki, 2009). Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh nomor dua dirumah sakit (RS) pemerintah di seluruh penjuru Indonesia dengan presentase 25,9% (Yayasan Eureka Indonesia, 2008). Menurut data dasar yang didapat dari salah satu ruang perawatan di Siloam Hospital Lippo Village (SHLV) yaitu ruang perawatan Stroke Unit yang merupakan ruang perawatan khusus pasien stroke didapat data bahwa pada bulan Juli 2011 jumlah pasien sebanyak 14 pasien stroke dan pada bulan Agustus 2011 sebanyak 28 pasien, dengan lama hari rawat pasien di ruangan tersebut sekitar 2 sampai dengan 7 hari (SHLV, 2011). Dan menurut clinical pathway yang dianut di ruangan stroke unit SHLV onset dari lama rawat pasien stroke fase akut adalah kurang atau sama dengan lima hari. Dimana fase akut pasien stroke adalah tiga sampai dengan lima hari dari onset serangan. Dimana kemungkinan terjadinya perburukan pada fase itu dapat terjadi (Pinzon & Asanti, 2010). Faktor resiko yang berhubungan dengan perburukan kondisi pasien stroke pada fase akut adalah usia tua, menderita diabetes mellitus, menderita penyakit 2 jantung koroner, penurunan kesadaran saat masuk rumah sakit, hipertensi dan kenaikan suhu tubuh (Pinzon & Asanti, 2010). Apabila dikaitkan antara teori dengan data dasar yang didapat terjadi kesenjangan lama rawat pasien di ruang stroke unit yang hanya merawat pasien stroke dengan fase akut yaitu didapat empat pasien yang dirawat lebih dari lima hari pada bulan Juli dan Agustus 2011. Dari data dasar yang didapat penulis yang dikaitkan dengan teori yang ada maka penulis tertarik untuk meneliti ”Hubungan Faktor Resiko dengan Lama Hari Rawat Fase Akut Pasien Stroke Di Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village”. Untuk mengetahui gambaran dari faktor yang paling mempengaruhi lama rawat pasien di ruang Stroke Unit yang tidak sesuai dengan clinical pathway yang ada. 1.2. Perumusan Masalah Di Siloam Hospital Lippo Village memiliki parameter mutu untuk lama rawat pasien di Stroke Unit yaitu selama tiga sampai lima hari. Akan tetapi, pada pelaksanaannya masih terjadi perawatan yang melebihi dari parameter tersebut. Seperti yang didapat dari data yang berasal data buku administrasi Stroke Unit tahun 2011 didapat data bahwa terhitung dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2011 didapat masing-masing 2 pasien setiap bulannya memiliki lama hari rawat lebih dari 5 hari (SHLV, 2011). Berdasarkan kejadian tersebut maka rumusan masalah adalah ’Adakah hubungan antara faktor resiko dengan lama hari rawat fase akut pasien stroke di Stroke Unit SHLV?’. 3 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor resiko dengan lama hari rawat fase akut pasien stroke di ruang rawat Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village. 1.3.2. Tujuan Khusus 1) Mengidentifikasi hubungan antara usia pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke unit SHLV. 2) Mengidentifikasi hubungan antara riwayat diabetes mellitus pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit SHLV. 3) Mengidentifikasi hubungan antara penurunan kesadaran pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit SHLV. 4) Mengidentifikasi hubungan antara riwayat hipertensi pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit SHLV. 5) Mengidentifikasi hubungan antara riwayat jantung koroner pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit SHLV. 6) Mengidentifikasi hubungan antara suhu tubuh pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit SHLV. 4 1.4. Kerangka Konsep INPUT PROSES Faktor resiko Lama hari yang Rawat pasien mempengaruhi stroke di lama hari rawat Stroke Unit pasien: SHLV - Usia lanjut - Diabetes Melitus - Penurunan kesadaran - Hipertensi - Jantung Koroner - Suhu Tubuh Hubungan Ada hubungan Tidak ada hubungan Bagan 1.1 Kerangka Konseptual Hubungan Faktor Resiko dengan Lama Hari Rawat Sumber : dikembangkan oleh Pinzon & Asanti (2010) 1.5. Pertanyaan Penelitian, Hipotesa dan Variabel Penelitian 1.5.1. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini yaitu: 1) Adakah hubungan antara usia pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village? 5 2) Adakah hubungan antara riwayat diabetes mellitus pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village? 3) Adakah hubungan antara penurunan kesadaran pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village? 4) Adakah hubungan antara hipertensi pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village? 5) Adakah hubungan antara riwayat jantung koroner pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village? 6) Adakah hubungan antara suhu tubuh pasien stroke dengan lama hari rawat di Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village? 1.5.2. Hipotesa Hipotesa yang dapat diangkat di awal penelitian ini adalah: 1) Ada hubungan antara usia pasien stroke dengan lama hari rawat fase akut di ruang rawat Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village. 2) Ada hubungan antara riwayat diabetes mellitus pasien stroke dengan lama hari rawat fase akut di ruang rawat Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village. 6 3) Ada hubungan antara penurunan kesadaran pasien stroke dengan lama hari rawat fase akut di ruang rawat Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village. 4) Ada hubungan antara riwayat hipertensi pasien stroke dengan lama hari rawat fase akut di ruang rawat Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village. 5) Ada hubungan antara riwayat jantung koroner pasien stroke dengan lama hari rawat fase akut di ruang rawat Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village. 6) Ada hubungan antara suhu tubuh pasien stroke dengan lama hari rawat fase akut di ruang rawat Stroke Unit Siloam Hospital Lippo Village. 1.5.3. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diteliti adalah : 1) Dependen Faktor resiko (terdiri dari: usia lanjut, jantung koroner, hipertensi, suhu tubuh, dibetes mellitus, penurunan kesadaran) yang mempengaruhi lama hari rawat fase akut pasien stroke di Stroke Unit SHLV. 2) Independen Lama hari rawat fase akut pasien stroke di Stroke Unit SHLV. 7 1.6. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1.6.1. Definisi Konseptual 1) Usia lanjut adalah sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). 2) Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, syaraf, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer, 2001). 3) Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls eferen dan aferen. Keseluruhan inpuls aferen dapat disebut input sususunan saraf pusat dan keseluruhan dari impuls eferen dapat disebut output susunan saraf pusat (Priguna, 1985). 4) Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≤ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi (Muttaqin, 2009). 5) Penyakit jantung koroner adalah istilah generik yang dipakai untuk semua gangguan yang menyangkut obstruksi aliran darad melalui arteri koronaria(Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2008). 8 6) Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh (Asmadi, 2008). 7) Lama hari rawat merupakan salah satu unsur atau aspek asuhan dan pelayanan di rumah sakit yang dapat dinilai atau diukur (Heryati, 1993). 1.6.2. Definisi Operasional Table 1.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi Cara Pengukuran Hasil Skala Ukur Usia pasien stroke diruangan Stroke Unit SHLV yang≥ 60 tahun. Suatu penyakit penyerta dimana kadar gula darah dalam tubuh meningkat yang dapat mempengaruhi penyembuhan pasien stoke diruang Stroke Unit SHLV Kondisi dimana pasien stroke di ruang rawat Stroke Unit SHLV mengalami penurunana tingkat kesadaran atau tidak sadar. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah pada pasien stroke di ruangan Stroke Unit SHLV. Observasi 0 : < 60 tahun 1: ≥ 60 tahun Ordinal Wawancara 0 : Ya 1 : Tidak Ordinal Observasi 0 : Sadar 1 : Tidak sadar Ordinal Wawancara 0 : Ya 1 : Tidak Ordinal Suatu keadaan dimana pasien mengalami gamgguan suplain oksigen di jantung pada pasien stroke di ruang Stroke Unit. Wawancara 0 : Ya 1 : Tidak Ordinal Operasional 1. Independen Usia lanjut Diabetes Melitus Penurunan Kesadaran Hipertensi Jantung Koroner 9 Suhu Tubuh Suhu tertinggi pasien setiap hari saat dirawat di Stroke Unit. Observasi 0 : ≤ 37 ⁰c 1 : > 37 ⁰c Ordinal Observasi 0 : < 3 hari Ordinal 2. Dependen Lamanya pasien stroke dirawat dalam di ruangan Stroke Unit SHLV pada satu episode perawatan. Lama rawat 1 : 3 – 5 hari 2 : > 5 hari 1.7. Manfaat Penelitian 1.7.1. Manfaat Teoritis Meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang teori faktor resiko yang dapat mempengaruhi lama rawat pasien khususnya pasien stroke. 1.7.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk : 1) Clinical Indicator SHLV Diharapkan dapat memberikan informasi kepada rumah sakit tentang faktor resiko yang mempengaruhi lama rawat pasien stroke di stroke unit guna meningkatkan mutu pelayanan. 2) Koordinator Keperawatan Klinik Fakultas Keperawatan UPH Sebagai informasi penelitian, yang dapat digunakan sebagai materi pembelajaran keperawatan klinik dan rekomendasi penelitian selanjutnya. 3) Bagi Perawat Stroke Unit Meningkatkan pengetahuan dan tanggungjawab perawat terhadap perawatan pasien, sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik dan mengurangi lama hari rawat pasien. 10