pengembangan modul kesiapsiagaan gempa bumi

advertisement
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2355-3324
pp. 9- 16
8 Pages
PENGEMBANGAN MODUL KESIAPSIAGAAN GEMPA BUMI
PADA MATERI GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN
KESIAPSIAGAAN SISWA SMAN 5 BANDA ACEH
Fitrissani1, Sri Adelila Sari2, Sri Milfayetty3, M. Dirhamsyah4
1,4)
Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah kuala, Banda Aceh
3)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan Sumatera Utara
2, 3)
Abstract: The aim of this study to improve the preparedness of students of SMAN 5 Banda
Aceh to the earthquake. The methods of research and development (research and
development ) was used the model of Dick and Carey. The samples in this study is purposive
sampling that class X - 3 as many as 25 students. Data was collected using a questionnaire
that aims to look at cognitive, affective and psychomotor students , assessment questionnaire
module Earthquake Preparedness (KGB), observation sheets learning process and outcome
evaluation of student learning. Data analysis technique used is quantitative descriptive
analysis. This study resulted in the KGB module. The results of the assessment in the form of
modules scored 80. 7. This proves that the developed modules can be used to improve
preparedness class X - 3 SMAN 5 Banda Aceh in the face of the earthquake
Keywords: Development, learning device, Dick and Carey model, geography, earthquake,
preparedness
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan siswa SMAN 5 Banda
Aceh terhadap bencana gempa bumi. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian
dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan model Dick and Carey.
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling yaitu siswa kelas X-3
sebanyak 25 orang siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket
yang bertujuan untuk melihat aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, angket penilaian
modul Kesiapsiagaan Gempa Bumi (KGB), lembar observasi proses pembelajaran dan hasil
evaluasi belajar siswa. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini menghasilkan modul KGB. Hasil penilaian perangkat berupa modul memperoleh
nilai 80, 7. Hal ini membuktikan bahwa modul yang dikembangkan dapat digunakan untuk
meningkatkan kesiapsiagaan siswa kelas X-3 SMAN 5 Banda Aceh dalam menghadapi
bencana gempa bumi.
Kata Kunci: Pengembangan, modul pembelajaran, model Dick and Carey, geografi,
kesiapsiagaan, gempa bumi.
kondisi mengantisipasi dan mereaksi secara
PENDAHULUAN
Bencana gempa bumi dan tsunami 26
cepat dan tepat terhadap stimulus yang dihadapi
Desember 2004 telah menelan korban jiwa
baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik
sebanyak 165. 708 jiwa meninggal, 37. 063
(Ayriza, 2009). Kesiapsiagaanan menghadapi
jiwa hilang, sekitar 100. 000 jiwa menderita
bencana dapat diberikan secara multilevel, pada
luka berat dan ringan (Iskandar, 2010). Hal ini
tingkat sekolah dan tingkat kelas. Hal ini
menunjukkan kurangnya pemahaman masyakat
merupakan langkah awal dalam membangun
terhadap
bencana
kesiapsiagaan.
9-
sehingga
diperlukan
ketangguhan
Kesiapsiagaan
merupakan
(Khairuddin, dkk. , 2010).
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
bencana
seluruh
masyarakat
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Membangun ketangguhan bencana bagi
penguasaan ilmu semata, bukan kemampuan
masyarakat diperlukan sumber daya manusia.
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
Siswa
hari.
Sekolah
Menengah
Atas
(SMA)
merupakan salah satu bagian dari komunitas
Berdasarkan
permasalahan
tersebut,
yang dapat disiapkan, dibina dan dilatih
maka dibutuhkan suatu penelitian tentang
menjadi sumber daya manusia yang siap siaga
pengembangan modul kesiapsiagaan gempa
menghadapi bencana di daerah rawan bencana.
bumi pada pelajaran geografi yang diharapkan
Salah satunya SMAN 5 Banda Aceh yang
mampu menjawab kebutuhan siswa dan dapat
rawan gempa bumi. Hal ini bertujuan untuk
menjadi kontribusi dalam pembelajaran di
menumbukan
SMAN 5 Banda Aceh. Penelitian tentang
pemahaman
dan
sikap
kesiapsiagaan terhadap bencana.
pengembangan perangkat pembelajaran yang
Hasil observasi awal di SMAN 5 Banda
berupa modul memiliki hasil yang positif
Aceh menunjukkan bahwa sebagian siswa
terhadap proses pembelajaran. Penelitian yang
masih bingung tentang cara penyelamatan diri
dilakukan
saat terjadinya bencana karena belum pernah
mengembangkan
diselenggarakan
bencana.
model Dick and Carey menyimpulkan bahwa
Menurut seorang guru mata pelajaran geografi
pengembangan perangkat pembelajaran banyak
di sekolah tersebut, pendidikan kebencanaan
membantu pembelajar untuk mengembangkan
dapat diajarkan melalui materi gempa bumi
materi pembelajarannya.
pelatihan
siaga
pelajaran geografi kelas X semester 2. Materi
tersebut
tersedia
pada
buku
paket
Safiah,
dan
Yunus
perangkat
(2009)
pembelajaran
Ada 5 (lima) karakteristik pengembangan
yang
pembelajaran model Dick and Carey antara
berhubungan dengan materi gempa bumi sesuai
lain: (1) materi bersifat berurutan (2) memenuhi
dengan petunjuk kurikulum mata pelajaran
keempat karakteristik yang harus dimiliki
tersebut.
dalam pengembangan pembelajaran, yaitu; (a)
Terkait dengan kesiapsiagaan bencana,
mengacu pada tujuan; (b) adanya keserasian
belum tersedianya perangkat pembelajaran
dengan
pendidikan
terintegrasi
berpedoman pada evaluasi, (3) digunakan
dalam materi gempa bumi. Hasil analisis
dengan dasar pemikiran bahwa guru sebagai
terhadap
tersebut
perancang pembelajaran, pelaksana dan penilai
menunjukkan bahwa yang diajarkan di sekolah
hasil kegiatan pembelajaran, (4) model desain
masih minim berorientasi pada kehidupan.
pembelajaran
Biasanya guru hanya memberikan catatan-
langkah yang lengkap, dan (5) dapat digunakan
catatan penting dipapan tulis tentang materi
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
yang
kebencanaan
materi
dimaksud.
difokuskan
pada
gempa
yang
bumi
Pembelajaran
penuntasan
tujuan;
(c)
sistematik;
dirancang
dan
dengan
(d)
langkah-
di
kelas
yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
materi
dan
psikomotorik. Beberapa pertimbangan diatas
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
- 10
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dapat mengarahkan bahwa materi gempa bumi
cocok
juga
dikembangkan
Perangkat Pembelajaran
dengan
Perangkat pembelajaran adalah salah satu
menggunakan pendekatan model ini, hanya saja
wujud persiapan yang dilakukan guru sebelum
perangkat
perlu
melakukan proses pembelajaran. Perangkat
dikembangkan lagi supaya siswa benar-benar
tersebut dapat di bagi menjadi 3 (tiga) bagian
siaga terhadap bencana gempa bumi. Perangkat
yaitu:
pembelajaran
dalam
Pembelajaran (RPP) dan modul. Modul adalah
Rencana
sebuah bahan ajar berupa buku yang ditulis
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
Kesiapsiagaan Gempa Bumi (KGB).
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
pembelajarannya
penelitian
yang
ini
Tujuan
dikembangkan
berupa
silabus,
penelitian
ini
adalah
untuk
pada
pelajaran
geografi
dalam
Rencana
Pelaksanaan
guru.
mengembangkan modul kesiapsiagaan gempa
bumi
silabus,
Modul
yang
dikembangkan
dengan
sistem pendekatan model Dick and Carey
meningkatkan kesiapsiagaan siswa kelas X-3
dalam
Trianto,
(2010)
SMAN 5 Banda Aceh terhadap bencana gempa
(sepuluh) langkah dasar.
menjelaskan
10
bumi.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Definisi Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan menurut UU RI No. 24
Tahun 2007 adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan
untuk
mengantisipasi
bencana
melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang
tepat
guna
dan
berdaya
guna.
Kesiapsiagaan suatu komunitas selalu tidak
terlepas dari aspek-aspek lainnya dari kegiatan
pengelolaan
bencana
(tanggap
darurat,
pemulihan dan rekonstruksi, pencegahan dan
mitigasi (Hadi, 2007).
Kesiapsiagaan
menghadapi
bencana
adalah suatu kondisi masyarakat yang baik
secara
individu
maupun
kelompok
yang
memiliki kemampuan fisik dan psikis dalam
menghadapi bencana secara cepat dan tepat
terhadap stimulus yang dihadapi baik secara
kognitif, afektif maupun psikomotorik.
11 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
Gambar 1.
Pengembangan
modul
dengan
pendekatan modelDick & Carey dalam
Trianto (2010).
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Analisis
METODELOGI PENELITIAN
ini
dilakukan
dengan
Metode penelitian ini adalah metode
mengelompokkan informasi dari data kualitatif
penelitian dan pengembangan (research and
yang berupa masukan dan saran perbaikan dari
development). Prosedur pengembangan yang
pakar.
dilakukan adalah model Dick and Carey.
Analisis secara kuantitatif digunakan
Adapun realisasi pengembangan perangkat
untuk mengolah data layak atau tidak perangkat
pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan
pembelajaran ini digunakan, dalam hal ini
sesuai
menggunakan klasifikasi tingkat kelayakan dan
dengan
langkah-langkah
sebagai
berikut :
(1)
kriteria produk. Kriteria kelayakan produk
Menetapkan
mata
pelajaran
yaitu
dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
pelajaran geografi dengan materi gempa
Tabel 1.
bumi.
(2)
Menyusun silabus untuk menjabarkan
kompetensi
dasar
dan
indikator
pencapaian yang menjadi perencanaan
proses belajar mengajar.
(3)
Mengidentifikasi
analisis
tujuan,
pengajaran,
NO.
1
2
3
4
5
Konversi tingkat kelayakan
Tingkat
Pencapaian
Kualifikasi
(%)
90 – 100
Sangat Baik
75 – 89
Baik
65 – 74
Cukup
55 – 64
Kurang baik
0 – 54
Sangat tidak baik
mengidentifikasi
Adapun rumus yang dipakai untuk nilai
RPP atau nilai modul adalah :
untuk menuliskan tujuan kinerja.
(5)
Mengembangkan pembelajaran dengan
pengembangan
tes
acuan
pengembangan
strategi
4
3
2
1
0
melakukan
tingkah laku awal/karakteristik siswa
(4)
Nilai
Angka
Nilai 
Skor Perolehan
100%
Skor Maksimal
patokan,
pengajaran,
Skor perolehan didapatkan berdasarkan
pengembangan dan memilih perangkat
total hasil jawaban siswa, sedangkan skor
pengajaran.
maksimal
Merancang
dan
melaksanakan
tes
diperoleh
dari
banyaknya
item
penilaian yang berjumlah.
formatif untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa.
HASIL PEMBAHASAN
(6)
Uji coba lapangan
(7)
Mevisi pengajaran
menggunakan pendekatan model Dick and
Teknik analisis data yang akan digunakan
Carey sebagai upaya kesiapsiagaan siswa dalam
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
menghadapi gempa bumi di SMAN 5 Banda
kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
Aceh seperti ditunjukkan pada gambar 1 dan 2
kualitatif digunakan untuk mengolah data dari
a) dan (b) dibawah ini
Proses
pembelajaran
dengan
hasil review ahli bidang studi, ahli pakar.
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
- 12
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
belajar II meliputi: menyebutkan istilah-istilah
gempa bumi, faktor-faktor yang menyebabkan
kerusakan
akibat
gempa,
menyebutkan
dampak/risiko terjadinya gempa bumi, siswa
Gambar 1.
Tayangan Materi Melalui Media TIK
mengerjakan latihan 2 dan 3. (c) kegiatan
belajar III meliputi: tindakan-tindakan dalam
menghadapi gempa bumi (sebelum gempa, saat
gempa, dan setelah terjadinya gempa) dan siswa
mengerjakan latihan 4. (3) Menentukan alat
evaluasi/ penilaian. Hasil penilaian modul yang
(a)
Gambar 2.
(b)
dibuat memperoleh nilai rerata 82, 1, nilai ini
(c)
termasuk kategori baik dan berarti bahwa
Aktifitas siswa :
modul tersebut sudah bisa digunakan.
(a) pengisian angket
(b) Diskusi Kelompok
(c) Latihan Kesiapsiagaan Siswa dalam
menghadapi bencana gempa
Pengembangan
Modul
Hasil
Penilaian
Modul
Kesiapsiagaan
Gempa Bumi
Selain diberi angket, siswa juga diberikan
Kesiapsiagaan
instrumen penilaian modul tentang kelayakan
Gempa Bumi (KGB)
Agar diperoleh manfaat yang maksimal,
isi,
kebahasaan,
sajian
dan
kegrafisan.
penyampaian materi ajar yang disusun dengan
Instrumen ini berjumlah 19 pertanyaan yang
tehnik
yang
diberikan kepada 25 siswa. Hasil penilaian
dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam
menunjukkan bahwa hasil penilaian modul
memperoleh informasi tentang gempa bumi
yang dibuatmemperoleh nilai rerata 80, 7, nilai
secara dalam dan luas dan meningkatkan
ini termasuk kategori baik dan berarti bahwa
kesiapsiagaan
modul tersebut sudah bisa digunakan.
penulisan
siswa
modul.
Modul
menghadapi
bencana
gempa bumi. Adapun tahapan yang harus
dilakukan adalah: (1) menganalis silabus untuk
Hasil Evaluasi Belajar
menentukan KD, (2) menentukan judul modul,
Hasil evaluasi belajar diperoleh dari soal
(3) penyusunan materi modul, membagi urutan
tes yang diberikan setelah proses pembelajaran
kegiatan pembelajaran, yang meliputi 3 (tiga)
selesai. Soal tes diberikan untuk mengetahui
bagian, antara lain: (a) kegiatan belajar I
aspek kognitif peserta didik terhadap bencana
meliputi : menjelaskan pengertian gempa bumi,
gempa bumi. Soal tes berbentuk uraian/essay
mendeskripsikan penyebab terjadinya gempa
yang berjumlah sebanyak 6 butir soal. Soal ini
bumi, mengelompokkan gempa bumi dan dan
diberikan kepada 25 peserta didik di kelas X-3
siswa mengerjakan latihan 1. (b) kegiatan
SMAN 5 Banda Aceh yang telah mendapatkan
13 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
materi pelajaran. Dari hasil evaluasi tes belajar,
karena pengetahuan tersebut sudah pernah
dapat
dapat
didapatkan sebelumnya pada pelajaran geografi.
dikatakan tuntas atau tidak. Kriteria ketuntasan
Pemahaman siswa terhadap pengetahuan gempa
belajar
dengan
bumi dapat dilihat dari jawaban siswa yang
membandingkan nilai yang didapat siswa
hanya 52% siswa mampu memahami kalau
dengan nilai kriteria ketuntasan yang dipakai
gempa tidak dapat diramalkan, tetapi dapat
untuk
Dengan
dikenali tanda-tandanya melalui perilaku hewan.
pertimbangan beberapa aspek maka kriteria
Berkaitan dengan kearifan lokal terjadinya
ketuntasan yang dipakai dalam indikator ini
gempa bumi, hanya 44% siswa memahami
adalah
siswa
kalau pertanda terjadinya gempa bumi bukan
mendapatkan nilai 79 keatas berarti siswa
karena keluarnya semut hitam dari dalam tanah.
dinyatakan tuntas terhadap pembelajaran yang
Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum
diikutinya. Hasil belajar siswa kelas X-3
terakses dengan kearifan lokal tentang pertanda
SMAN 5 Banda Aceh mencapai 88% mencapai
dan tindakan pada saat terjadinya gempa bumi.
nilai kriteria ketuntasan dan 12% memperoleh
Sesuai dengan fakta diatas perlu kiranya
nilai
Dari
menambahkan pembelajaran kearifan lokal
persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
gempa bumi kepada siswa kelas X-3 SMAN 5
proses pembelajaran pada materi gempa bumi
Banda Aceh
dinilai
apakah
siswa
dapat
masing-masing
nilai
79.
dibawah
Ini
kriteria
pembelajaran
dilihat
indikator.
berarti
jika
ketuntasan.
telah tuntas. Hal ini sesuai dengan penentuan
Penelitian
yang
sama
untuk
kriteria ketuntasan yang menyatakan bahwa
mendeskripsikan pentingnya pengetahuan siswa
pembelajaran dikatakan tuntas apabila hasil
dan kearifan lokal dalam kesiapsiagaan bencana
pembelajaran mencapai 85% mencapai nilai
pernah dilakukan oleh Astuti dan Sudaryono,
ketuntasan.
(2010),
yang
menyimpulkan
bahwa
pengetahuan siswa tentang bencana sangat
Hasil Penilaian Angket Kesiapsiagaan Siswa
Instrumen angket tentang kesiapsiagaan
diperlukan
dalam
membangun
kesadaran
objektif siswa terhadap tindakan kesiapsiagaan
siswa terhadap bencana gempa bumi disusun
dalam
menghadapi
bencana.
Selain
dengan melihat ketiga aspek tersebut yaitu
pengetahuan umum, budaya keselamatan dan
pengetahuan, sikap dan tindakan kesiapsiagaan.
kearifan lokal dimasyarakat juga telah banyak
memberi pengalaman berharga dan merupakan
masukan
Pengetahuan Tentang Gempa Bumi
Berdasarkan
jawaban
praktisi
dan
pengambil
siswa
kebijakan dalam meningkatkan kesiapsiagan
menunjukkan bahwa sebanyak 86% siswa
menghadapi bencana terutama bencana gempa
sudah
bumi yang bisa terjadi kapan saja dan dimana
mengetahui
hasil
untuk
tentang
definisi
dan
penyebab serta istilah-istilah gempa bumi
saja termasuk di sekolah juga.
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
- 14
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
maka sangat cocok diberikan aktifitas yang
Sikap Siswa Saat Gempa Terjadi
Selain pengetahuan siswa tentang gempa
intinya dapat menguasai berbagai prosedur dan
bumi, perlu adanya sikap siswa yang baik dan
ketrampilan
mendukung supaya terwujudnya kesiapsiagaan.
menghadapi berbagai bencana alam.
Dari hasil jawaban siswa, sebanyak 72% sikap
penyelamatan
Dari
hasil
diri
angket
dalam
menunjukkan
siswa sudah baik terhadap kesiapsiagaan. Hal
kesiapsiagaan siswa kelas X-3 SMAN 5 Banda
ini menggambarkan bahwa siswa yang tinggal
Aceh sebanyak 82% telah lebih siaga dalam
didaerah rawan dan sering terjadinya gempa
melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan
bumi sudah terbentuk pola sikap positif kearah
saat gempa bumi baik sebelum, maupun saat
yang lebih baik untuk saling tolong menolong
terjadinya gempa bumi. Hasil penelitiandiatas
terhadap sesama saat terjadi bencana nantinya.
didukung oleh penelitian yang dilakukan Astuti
Penelitian tentang sikap siswa juga
dan Sudaryono (2010), yang menyimpulkan
pernah dilakukan oleh Ayriza, (2009), yang
tentang kesadaran siswa yang meningkat jika
menyimpulkan bahwa perlu adanya bimbingan
dilakukan
dalam bentuk pengelolaan afektif/ sikap siswa
berkelanjutan terhadap kesiapsiagaan bencana,
yang berisi berbagai aktivitas yang pada intinya
siswa
bertujuan agar siswa dapat membangun sendiri
seperti
kesiapan
dalam
mengungsi ketempat yang aman sebagai upaya
siswa
penyelamatan diri.
mental
menghadapi
dan
menghadapi
sikapnya
bencana,
sosialisasi
akan
dan
melakukan
yang
pernah
pemahaman
tindakan-tindakan
dilakukannya
untuk
mampu mampu membangun kepercayaan diri
dan semangat hidup menghadapi bencana, serta
mampu mengelola tanggapan traumatis akibat
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a)
bencana.
Kesiapsiagaan siswa SMAN 5 Banda
Aceh dapat terwujud apabila semua
Tindakan
Kesiapsiagaan
Siswa
aspek
dalam
diberikan
Menghadapi Bencana Gempa Bumi
yaitu:
pembelajaran
aspek
pengetahuan
(kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek
Kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi
ketrampilan (psikomotorik) diberikan.
bencana gempa bumi bisa terwujud apabila
semua aspek kompetensi yaitu kognitif, afektif
kompetensi
b)
Untuk meningkatkan pengetahuan dan
dan psikomotorik diberikan. Pelatihan secara
pemahaman
siswa
tentang
bencana
psikomotorik yang berupa tinsangat penting
diperlikan
pengembangan
modul
dilakukan di SMAN mengingat siswa SMA
kesiapsiagaan
adalah masa remaja yang berpikir kritis,
pelajaran geografi.
memiliki karakteristik yang labil dan memiliki
kecendrungan dekat dengan teman sebayanya,
c)
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
bumi
pada
Hasil pengembangan modul memperoleh
nilai 80, 7. Hal ini membuktikan bahwa
modul
15 -
gempa
dapat
digunakan
dalam
Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA)
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pembelajaran geografi dengan materi
gempa bumi.
Saran
Mengingat
pentingnya
kesiapsiagaan
siswa SMAN 5 Banda Aceh dalam menghadapi
bencana gempa bumi, maka diharapkan kepada
guru
bidang
studi
untuk
dapat
mensosialisasikandengan baik modul
yang
sudah
dapat
dikembangkan
sehingga
diaplikasikan dalam pembelajaran geografi
khususnya materi gempa bumi.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Astuti, I, S dan Sudaryona. 2010 Peran Sekolah
dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana.
Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. Vol.
1. hal. 30 – 42.
Ayriza, Y. 2009. Pengembangan Modul Bimbingan
Pribadi Sosial bagi Guru bimbingan
konseling Untuk Menghadapi Bencana Alam.
Jurnal pendidikan. Volume 39. Nomor 2.
November 2009. Hal 141-156.
Hadi, M. A. 2007. Kesiapsiagaaan Bencana
Berbasis Masyarakat : Strategi dan
Pendekatan. Edisi 1. Jakarta: PMI.
Iskandar, 2010. Situasi Kebencanaan Aceh Terkini.
Makalah Disampaikan pada Workshop
Penggalangan
Peer
Group
Peneliti
Kebencanaan TDMRC. Unsyiah.
Khairuddin, Ngadimin, Sari, A, Melvina dan
Fauziah, T. 2010. Laporan Hasil Penelitian.
Identifikasi Pelatihan Kebencanaan Pasca
Tsunami
dan
Dampaknya
terhadap
Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah dalam
Pengurangan Risiko Bencana di Aceh.
Laporan Hasil Penelitian, TDMRC Unsyiah.
Safiah, I dan Yunus, M. 2009. Pengembangan Paket
Pembelajaran dengan Model Dick dan Carey
pada Mata Pelajaran Tehnologi Informasi dan
komunikasi di MAN Model Banda Aceh.
Wacana Kependidikan. Volume 10. No. 3
September 2009. 165-174.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi
Konstrutivistik.
Surabaya:
Pustaka Ilmu.
Volume 1, No. 1, Agustus 2014
- 16
Download