Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2355-3324 pp. 9- 16 8 Pages PENGEMBANGAN MODUL KESIAPSIAGAAN GEMPA BUMI PADA MATERI GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN SISWA SMAN 5 BANDA ACEH Fitrissani1, Sri Adelila Sari2, Sri Milfayetty3, M. Dirhamsyah4 1,4) Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah kuala, Banda Aceh 3) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan Sumatera Utara 2, 3) Abstract: The aim of this study to improve the preparedness of students of SMAN 5 Banda Aceh to the earthquake. The methods of research and development (research and development ) was used the model of Dick and Carey. The samples in this study is purposive sampling that class X - 3 as many as 25 students. Data was collected using a questionnaire that aims to look at cognitive, affective and psychomotor students , assessment questionnaire module Earthquake Preparedness (KGB), observation sheets learning process and outcome evaluation of student learning. Data analysis technique used is quantitative descriptive analysis. This study resulted in the KGB module. The results of the assessment in the form of modules scored 80. 7. This proves that the developed modules can be used to improve preparedness class X - 3 SMAN 5 Banda Aceh in the face of the earthquake Keywords: Development, learning device, Dick and Carey model, geography, earthquake, preparedness Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan siswa SMAN 5 Banda Aceh terhadap bencana gempa bumi. Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan model Dick and Carey. Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling yaitu siswa kelas X-3 sebanyak 25 orang siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang bertujuan untuk melihat aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, angket penilaian modul Kesiapsiagaan Gempa Bumi (KGB), lembar observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi belajar siswa. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menghasilkan modul KGB. Hasil penilaian perangkat berupa modul memperoleh nilai 80, 7. Hal ini membuktikan bahwa modul yang dikembangkan dapat digunakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan siswa kelas X-3 SMAN 5 Banda Aceh dalam menghadapi bencana gempa bumi. Kata Kunci: Pengembangan, modul pembelajaran, model Dick and Carey, geografi, kesiapsiagaan, gempa bumi. kondisi mengantisipasi dan mereaksi secara PENDAHULUAN Bencana gempa bumi dan tsunami 26 cepat dan tepat terhadap stimulus yang dihadapi Desember 2004 telah menelan korban jiwa baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik sebanyak 165. 708 jiwa meninggal, 37. 063 (Ayriza, 2009). Kesiapsiagaanan menghadapi jiwa hilang, sekitar 100. 000 jiwa menderita bencana dapat diberikan secara multilevel, pada luka berat dan ringan (Iskandar, 2010). Hal ini tingkat sekolah dan tingkat kelas. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman masyakat merupakan langkah awal dalam membangun terhadap bencana kesiapsiagaan. 9- sehingga diperlukan ketangguhan Kesiapsiagaan merupakan (Khairuddin, dkk. , 2010). Volume 1, No. 1, Agustus 2014 bencana seluruh masyarakat Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Membangun ketangguhan bencana bagi penguasaan ilmu semata, bukan kemampuan masyarakat diperlukan sumber daya manusia. mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- Siswa hari. Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu bagian dari komunitas Berdasarkan permasalahan tersebut, yang dapat disiapkan, dibina dan dilatih maka dibutuhkan suatu penelitian tentang menjadi sumber daya manusia yang siap siaga pengembangan modul kesiapsiagaan gempa menghadapi bencana di daerah rawan bencana. bumi pada pelajaran geografi yang diharapkan Salah satunya SMAN 5 Banda Aceh yang mampu menjawab kebutuhan siswa dan dapat rawan gempa bumi. Hal ini bertujuan untuk menjadi kontribusi dalam pembelajaran di menumbukan SMAN 5 Banda Aceh. Penelitian tentang pemahaman dan sikap kesiapsiagaan terhadap bencana. pengembangan perangkat pembelajaran yang Hasil observasi awal di SMAN 5 Banda berupa modul memiliki hasil yang positif Aceh menunjukkan bahwa sebagian siswa terhadap proses pembelajaran. Penelitian yang masih bingung tentang cara penyelamatan diri dilakukan saat terjadinya bencana karena belum pernah mengembangkan diselenggarakan bencana. model Dick and Carey menyimpulkan bahwa Menurut seorang guru mata pelajaran geografi pengembangan perangkat pembelajaran banyak di sekolah tersebut, pendidikan kebencanaan membantu pembelajar untuk mengembangkan dapat diajarkan melalui materi gempa bumi materi pembelajarannya. pelatihan siaga pelajaran geografi kelas X semester 2. Materi tersebut tersedia pada buku paket Safiah, dan Yunus perangkat (2009) pembelajaran Ada 5 (lima) karakteristik pengembangan yang pembelajaran model Dick and Carey antara berhubungan dengan materi gempa bumi sesuai lain: (1) materi bersifat berurutan (2) memenuhi dengan petunjuk kurikulum mata pelajaran keempat karakteristik yang harus dimiliki tersebut. dalam pengembangan pembelajaran, yaitu; (a) Terkait dengan kesiapsiagaan bencana, mengacu pada tujuan; (b) adanya keserasian belum tersedianya perangkat pembelajaran dengan pendidikan terintegrasi berpedoman pada evaluasi, (3) digunakan dalam materi gempa bumi. Hasil analisis dengan dasar pemikiran bahwa guru sebagai terhadap tersebut perancang pembelajaran, pelaksana dan penilai menunjukkan bahwa yang diajarkan di sekolah hasil kegiatan pembelajaran, (4) model desain masih minim berorientasi pada kehidupan. pembelajaran Biasanya guru hanya memberikan catatan- langkah yang lengkap, dan (5) dapat digunakan catatan penting dipapan tulis tentang materi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang kebencanaan materi dimaksud. difokuskan pada gempa yang bumi Pembelajaran penuntasan tujuan; (c) sistematik; dirancang dan dengan (d) langkah- di kelas yang mencakup aspek kognitif, afektif dan materi dan psikomotorik. Beberapa pertimbangan diatas Volume 1, No. 1, Agustus 2014 - 10 Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dapat mengarahkan bahwa materi gempa bumi cocok juga dikembangkan Perangkat Pembelajaran dengan Perangkat pembelajaran adalah salah satu menggunakan pendekatan model ini, hanya saja wujud persiapan yang dilakukan guru sebelum perangkat perlu melakukan proses pembelajaran. Perangkat dikembangkan lagi supaya siswa benar-benar tersebut dapat di bagi menjadi 3 (tiga) bagian siaga terhadap bencana gempa bumi. Perangkat yaitu: pembelajaran dalam Pembelajaran (RPP) dan modul. Modul adalah Rencana sebuah bahan ajar berupa buku yang ditulis Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar Kesiapsiagaan Gempa Bumi (KGB). secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pembelajarannya penelitian yang ini Tujuan dikembangkan berupa silabus, penelitian ini adalah untuk pada pelajaran geografi dalam Rencana Pelaksanaan guru. mengembangkan modul kesiapsiagaan gempa bumi silabus, Modul yang dikembangkan dengan sistem pendekatan model Dick and Carey meningkatkan kesiapsiagaan siswa kelas X-3 dalam Trianto, (2010) SMAN 5 Banda Aceh terhadap bencana gempa (sepuluh) langkah dasar. menjelaskan 10 bumi. KAJIAN KEPUSTAKAAN Definisi Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan menurut UU RI No. 24 Tahun 2007 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Kesiapsiagaan suatu komunitas selalu tidak terlepas dari aspek-aspek lainnya dari kegiatan pengelolaan bencana (tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi, pencegahan dan mitigasi (Hadi, 2007). Kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah suatu kondisi masyarakat yang baik secara individu maupun kelompok yang memiliki kemampuan fisik dan psikis dalam menghadapi bencana secara cepat dan tepat terhadap stimulus yang dihadapi baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik. 11 - Volume 1, No. 1, Agustus 2014 Gambar 1. Pengembangan modul dengan pendekatan modelDick & Carey dalam Trianto (2010). Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Analisis METODELOGI PENELITIAN ini dilakukan dengan Metode penelitian ini adalah metode mengelompokkan informasi dari data kualitatif penelitian dan pengembangan (research and yang berupa masukan dan saran perbaikan dari development). Prosedur pengembangan yang pakar. dilakukan adalah model Dick and Carey. Analisis secara kuantitatif digunakan Adapun realisasi pengembangan perangkat untuk mengolah data layak atau tidak perangkat pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pembelajaran ini digunakan, dalam hal ini sesuai menggunakan klasifikasi tingkat kelayakan dan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) kriteria produk. Kriteria kelayakan produk Menetapkan mata pelajaran yaitu dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: pelajaran geografi dengan materi gempa Tabel 1. bumi. (2) Menyusun silabus untuk menjabarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian yang menjadi perencanaan proses belajar mengajar. (3) Mengidentifikasi analisis tujuan, pengajaran, NO. 1 2 3 4 5 Konversi tingkat kelayakan Tingkat Pencapaian Kualifikasi (%) 90 – 100 Sangat Baik 75 – 89 Baik 65 – 74 Cukup 55 – 64 Kurang baik 0 – 54 Sangat tidak baik mengidentifikasi Adapun rumus yang dipakai untuk nilai RPP atau nilai modul adalah : untuk menuliskan tujuan kinerja. (5) Mengembangkan pembelajaran dengan pengembangan tes acuan pengembangan strategi 4 3 2 1 0 melakukan tingkah laku awal/karakteristik siswa (4) Nilai Angka Nilai Skor Perolehan 100% Skor Maksimal patokan, pengajaran, Skor perolehan didapatkan berdasarkan pengembangan dan memilih perangkat total hasil jawaban siswa, sedangkan skor pengajaran. maksimal Merancang dan melaksanakan tes diperoleh dari banyaknya item penilaian yang berjumlah. formatif untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. HASIL PEMBAHASAN (6) Uji coba lapangan (7) Mevisi pengajaran menggunakan pendekatan model Dick and Teknik analisis data yang akan digunakan Carey sebagai upaya kesiapsiagaan siswa dalam dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif menghadapi gempa bumi di SMAN 5 Banda kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif Aceh seperti ditunjukkan pada gambar 1 dan 2 kualitatif digunakan untuk mengolah data dari a) dan (b) dibawah ini Proses pembelajaran dengan hasil review ahli bidang studi, ahli pakar. Volume 1, No. 1, Agustus 2014 - 12 Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala belajar II meliputi: menyebutkan istilah-istilah gempa bumi, faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan akibat gempa, menyebutkan dampak/risiko terjadinya gempa bumi, siswa Gambar 1. Tayangan Materi Melalui Media TIK mengerjakan latihan 2 dan 3. (c) kegiatan belajar III meliputi: tindakan-tindakan dalam menghadapi gempa bumi (sebelum gempa, saat gempa, dan setelah terjadinya gempa) dan siswa mengerjakan latihan 4. (3) Menentukan alat evaluasi/ penilaian. Hasil penilaian modul yang (a) Gambar 2. (b) dibuat memperoleh nilai rerata 82, 1, nilai ini (c) termasuk kategori baik dan berarti bahwa Aktifitas siswa : modul tersebut sudah bisa digunakan. (a) pengisian angket (b) Diskusi Kelompok (c) Latihan Kesiapsiagaan Siswa dalam menghadapi bencana gempa Pengembangan Modul Hasil Penilaian Modul Kesiapsiagaan Gempa Bumi Selain diberi angket, siswa juga diberikan Kesiapsiagaan instrumen penilaian modul tentang kelayakan Gempa Bumi (KGB) Agar diperoleh manfaat yang maksimal, isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan. penyampaian materi ajar yang disusun dengan Instrumen ini berjumlah 19 pertanyaan yang tehnik yang diberikan kepada 25 siswa. Hasil penilaian dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam menunjukkan bahwa hasil penilaian modul memperoleh informasi tentang gempa bumi yang dibuatmemperoleh nilai rerata 80, 7, nilai secara dalam dan luas dan meningkatkan ini termasuk kategori baik dan berarti bahwa kesiapsiagaan modul tersebut sudah bisa digunakan. penulisan siswa modul. Modul menghadapi bencana gempa bumi. Adapun tahapan yang harus dilakukan adalah: (1) menganalis silabus untuk Hasil Evaluasi Belajar menentukan KD, (2) menentukan judul modul, Hasil evaluasi belajar diperoleh dari soal (3) penyusunan materi modul, membagi urutan tes yang diberikan setelah proses pembelajaran kegiatan pembelajaran, yang meliputi 3 (tiga) selesai. Soal tes diberikan untuk mengetahui bagian, antara lain: (a) kegiatan belajar I aspek kognitif peserta didik terhadap bencana meliputi : menjelaskan pengertian gempa bumi, gempa bumi. Soal tes berbentuk uraian/essay mendeskripsikan penyebab terjadinya gempa yang berjumlah sebanyak 6 butir soal. Soal ini bumi, mengelompokkan gempa bumi dan dan diberikan kepada 25 peserta didik di kelas X-3 siswa mengerjakan latihan 1. (b) kegiatan SMAN 5 Banda Aceh yang telah mendapatkan 13 - Volume 1, No. 1, Agustus 2014 Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala materi pelajaran. Dari hasil evaluasi tes belajar, karena pengetahuan tersebut sudah pernah dapat dapat didapatkan sebelumnya pada pelajaran geografi. dikatakan tuntas atau tidak. Kriteria ketuntasan Pemahaman siswa terhadap pengetahuan gempa belajar dengan bumi dapat dilihat dari jawaban siswa yang membandingkan nilai yang didapat siswa hanya 52% siswa mampu memahami kalau dengan nilai kriteria ketuntasan yang dipakai gempa tidak dapat diramalkan, tetapi dapat untuk Dengan dikenali tanda-tandanya melalui perilaku hewan. pertimbangan beberapa aspek maka kriteria Berkaitan dengan kearifan lokal terjadinya ketuntasan yang dipakai dalam indikator ini gempa bumi, hanya 44% siswa memahami adalah siswa kalau pertanda terjadinya gempa bumi bukan mendapatkan nilai 79 keatas berarti siswa karena keluarnya semut hitam dari dalam tanah. dinyatakan tuntas terhadap pembelajaran yang Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum diikutinya. Hasil belajar siswa kelas X-3 terakses dengan kearifan lokal tentang pertanda SMAN 5 Banda Aceh mencapai 88% mencapai dan tindakan pada saat terjadinya gempa bumi. nilai kriteria ketuntasan dan 12% memperoleh Sesuai dengan fakta diatas perlu kiranya nilai Dari menambahkan pembelajaran kearifan lokal persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa gempa bumi kepada siswa kelas X-3 SMAN 5 proses pembelajaran pada materi gempa bumi Banda Aceh dinilai apakah siswa dapat masing-masing nilai 79. dibawah Ini kriteria pembelajaran dilihat indikator. berarti jika ketuntasan. telah tuntas. Hal ini sesuai dengan penentuan Penelitian yang sama untuk kriteria ketuntasan yang menyatakan bahwa mendeskripsikan pentingnya pengetahuan siswa pembelajaran dikatakan tuntas apabila hasil dan kearifan lokal dalam kesiapsiagaan bencana pembelajaran mencapai 85% mencapai nilai pernah dilakukan oleh Astuti dan Sudaryono, ketuntasan. (2010), yang menyimpulkan bahwa pengetahuan siswa tentang bencana sangat Hasil Penilaian Angket Kesiapsiagaan Siswa Instrumen angket tentang kesiapsiagaan diperlukan dalam membangun kesadaran objektif siswa terhadap tindakan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa bumi disusun dalam menghadapi bencana. Selain dengan melihat ketiga aspek tersebut yaitu pengetahuan umum, budaya keselamatan dan pengetahuan, sikap dan tindakan kesiapsiagaan. kearifan lokal dimasyarakat juga telah banyak memberi pengalaman berharga dan merupakan masukan Pengetahuan Tentang Gempa Bumi Berdasarkan jawaban praktisi dan pengambil siswa kebijakan dalam meningkatkan kesiapsiagan menunjukkan bahwa sebanyak 86% siswa menghadapi bencana terutama bencana gempa sudah bumi yang bisa terjadi kapan saja dan dimana mengetahui hasil untuk tentang definisi dan penyebab serta istilah-istilah gempa bumi saja termasuk di sekolah juga. Volume 1, No. 1, Agustus 2014 - 14 Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala maka sangat cocok diberikan aktifitas yang Sikap Siswa Saat Gempa Terjadi Selain pengetahuan siswa tentang gempa intinya dapat menguasai berbagai prosedur dan bumi, perlu adanya sikap siswa yang baik dan ketrampilan mendukung supaya terwujudnya kesiapsiagaan. menghadapi berbagai bencana alam. Dari hasil jawaban siswa, sebanyak 72% sikap penyelamatan Dari hasil diri angket dalam menunjukkan siswa sudah baik terhadap kesiapsiagaan. Hal kesiapsiagaan siswa kelas X-3 SMAN 5 Banda ini menggambarkan bahwa siswa yang tinggal Aceh sebanyak 82% telah lebih siaga dalam didaerah rawan dan sering terjadinya gempa melakukan tindakan-tindakan yang dilakukan bumi sudah terbentuk pola sikap positif kearah saat gempa bumi baik sebelum, maupun saat yang lebih baik untuk saling tolong menolong terjadinya gempa bumi. Hasil penelitiandiatas terhadap sesama saat terjadi bencana nantinya. didukung oleh penelitian yang dilakukan Astuti Penelitian tentang sikap siswa juga dan Sudaryono (2010), yang menyimpulkan pernah dilakukan oleh Ayriza, (2009), yang tentang kesadaran siswa yang meningkat jika menyimpulkan bahwa perlu adanya bimbingan dilakukan dalam bentuk pengelolaan afektif/ sikap siswa berkelanjutan terhadap kesiapsiagaan bencana, yang berisi berbagai aktivitas yang pada intinya siswa bertujuan agar siswa dapat membangun sendiri seperti kesiapan dalam mengungsi ketempat yang aman sebagai upaya siswa penyelamatan diri. mental menghadapi dan menghadapi sikapnya bencana, sosialisasi akan dan melakukan yang pernah pemahaman tindakan-tindakan dilakukannya untuk mampu mampu membangun kepercayaan diri dan semangat hidup menghadapi bencana, serta mampu mengelola tanggapan traumatis akibat KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a) bencana. Kesiapsiagaan siswa SMAN 5 Banda Aceh dapat terwujud apabila semua Tindakan Kesiapsiagaan Siswa aspek dalam diberikan Menghadapi Bencana Gempa Bumi yaitu: pembelajaran aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek Kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi ketrampilan (psikomotorik) diberikan. bencana gempa bumi bisa terwujud apabila semua aspek kompetensi yaitu kognitif, afektif kompetensi b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan dan psikomotorik diberikan. Pelatihan secara pemahaman siswa tentang bencana psikomotorik yang berupa tinsangat penting diperlikan pengembangan modul dilakukan di SMAN mengingat siswa SMA kesiapsiagaan adalah masa remaja yang berpikir kritis, pelajaran geografi. memiliki karakteristik yang labil dan memiliki kecendrungan dekat dengan teman sebayanya, c) Volume 1, No. 1, Agustus 2014 bumi pada Hasil pengembangan modul memperoleh nilai 80, 7. Hal ini membuktikan bahwa modul 15 - gempa dapat digunakan dalam Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pembelajaran geografi dengan materi gempa bumi. Saran Mengingat pentingnya kesiapsiagaan siswa SMAN 5 Banda Aceh dalam menghadapi bencana gempa bumi, maka diharapkan kepada guru bidang studi untuk dapat mensosialisasikandengan baik modul yang sudah dapat dikembangkan sehingga diaplikasikan dalam pembelajaran geografi khususnya materi gempa bumi. DAFTAR KEPUSTAKAAN Astuti, I, S dan Sudaryona. 2010 Peran Sekolah dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana. Vol. 1. hal. 30 – 42. Ayriza, Y. 2009. Pengembangan Modul Bimbingan Pribadi Sosial bagi Guru bimbingan konseling Untuk Menghadapi Bencana Alam. Jurnal pendidikan. Volume 39. Nomor 2. November 2009. Hal 141-156. Hadi, M. A. 2007. Kesiapsiagaaan Bencana Berbasis Masyarakat : Strategi dan Pendekatan. Edisi 1. Jakarta: PMI. Iskandar, 2010. Situasi Kebencanaan Aceh Terkini. Makalah Disampaikan pada Workshop Penggalangan Peer Group Peneliti Kebencanaan TDMRC. Unsyiah. Khairuddin, Ngadimin, Sari, A, Melvina dan Fauziah, T. 2010. Laporan Hasil Penelitian. Identifikasi Pelatihan Kebencanaan Pasca Tsunami dan Dampaknya terhadap Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah dalam Pengurangan Risiko Bencana di Aceh. Laporan Hasil Penelitian, TDMRC Unsyiah. Safiah, I dan Yunus, M. 2009. Pengembangan Paket Pembelajaran dengan Model Dick dan Carey pada Mata Pelajaran Tehnologi Informasi dan komunikasi di MAN Model Banda Aceh. Wacana Kependidikan. Volume 10. No. 3 September 2009. 165-174. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Surabaya: Pustaka Ilmu. Volume 1, No. 1, Agustus 2014 - 16