penyusun pembahas - PPPPTK PKn dan IPS

advertisement
PENYUSUN
Yudi Setianto, M.Pd.
Syachrial Arrifiantono, S.Pd., M.Pd.
Rif’atul Fikriya, S.Pd., S.Hum.
Didik Budi Handoko, S.Pd.
( PPPPTK PKn DAN IPS )
( PPPPTK PKn DAN IPS )
( PPPPTK PKn DAN IPS )
( PPPPTK PKn DAN IPS )
PEMBAHAS
Drs. Kasimanuddin Ismain, M.Pd.
Deny Yudo Wahyudi, M.Hum.
Endang Setyoningsih, S.Pd.
Budi Santoso, S.Pd.
IPS SMP
( Universitas Negeri Malang )
( Universitas Negeri Malang )
( SMA Negeri 5 Malang )
( SMA Negeri 2 Batu )
1
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
SEJARAH SMA/SMK
KELOMPOK KOMPETENSI 1
PENYUSUN
Yudi Setianto, M.Pd.
Syachrial Arrifiantono, S.Pd., M.Pd.
Rif’atul Fikriya, S.Pd., S.Hum.
Didik Budi Handoko, S.Pd.
( PPPPTK PKn DAN IPS )
( PPPPTK PKn DAN IPS )
( PPPPTK PKn DAN IPS )
( PPPPTK PKn DAN IPS )
PEMBAHAS:
Drs. Kasimanuddin Ismain, M.Pd.
Deny Yudo Wahyudi, M.Hum.
Endang Setyoningsih, S.Pd.
Budi Santoso, S.Pd.
( Universitas Negeri Malang )
( Universitas Negeri Malang )
( SMA Negeri 5 Malang )
( SMA Negeri 2 Batu )
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PPPPTK PKn DAN IPS
2015
Sejarah SMA/SMK K - 1
i
PENGANTAR
Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas
pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik
oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut,
peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat
penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru
diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga
dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua
guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi
Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru.
Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran.
PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
di
lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas
untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB),
khususnya modul PKB untuk
mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn
SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA,
dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam
grade 1 sampai grade 10. Dengan adanya modul
ini, diharapkan semua
kegiatan pendidikan dan pelatrihan baik yang dilaksanbakan dengan pola tatap
muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telkah disusun ini.
Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan
proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS.
Jakarta, Desember 2015
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan
Sumarna Surapranata, Ph.D
NIP. 195908011985032001
Sejarah SMA/SMK K - 1
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
i
Kata Pengantar
Pengantar
Daftar Isi
ii
iii
iv
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Peta Kompetensi
D. Ruang Lingkup
E. Saran Penggunaan Modul
1
1
5
5
7
8
Kegiatan Pembelajaran 1 Pendekatan Saintifik
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Evaluasi Kegiatan
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
9
9
9
9
26
27
29
30
Kegiatan Pembelajaran 2 Pengantar RPP
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Kunci Jawaban
31
31
31
31
45
46
47
48
49
Kegiatan Pembelajaran 3 Konsep Dasar Penilaian Pendidikan
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
50
50
50
50
64
65
65
66
Kegiatan Pembelajaran 4 Pengantar Ilmu Sejarah
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
68
68
68
68
87
88
89
Sejarah SMA/SMK K - 1
iii
Kegiatan Pembelajaran 5 Praaksara Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Kunci Jawaban
92
92
92
92
98
99
99
99
100
Kegiatan Pembelajaran 6 Sejarah Hindu Budha di Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
102
102
102
102
113
114
114
115
Kegiatan Pembelajaran 7 Sejarah Islam di Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Kunci Jawaban
116
116
116
116
136
137
139
140
140
Kegiatan Pembelajaran 8 Perdagangan dan Pelayaran Kuno
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
142
142
142
142
163
163
165
166
Kegiatan Pembelajaran 9 Pergerakan Nasional Indonesia
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
H. Kunci Jawaban
169
169
169
169
196
197
197
197
198
Sejarah SMA/SMK K - 1
iv
Kegiatan Pembelajaran 10 Pendudukan Jepang dan Proklamasi
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
200
200
200
200
219
219
220
220
Kegiatan Pembelajaran 11 Perkembangan Pemerintah RI
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
222
222
222
222
242
243
244
245
Kegiatan Pembelajaran 12 Sejarah Indonesia Kontemporer
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
248
248
248
248
271
272
274
275
Kegiatan Pembelajaran 13 Sejarah Eropa Modern
A. Tujuan Pembelajaran
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Uraian Materi
D. Aktivitas Pembelajaran
E. Latihan / Kasus / Tugas
F. Rangkuman
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
278
278
278
278
333
334
335
338
Sejarah SMA/SMK K - 1
v
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan
pendidikan.
Guru
dan
tenaga
kependidikan
wajib
melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar
dapat melaksanakan tugas profesionalnya.Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga
Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan
untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi
pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan
tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara
mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan
oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK
atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta
diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan
ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam
mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan
Sejarah SMA/SMK K - 1
1
kegiatan PKB. Dasar Hukum penulisan Modul PKB untuk Guru Sejarah
SMA/SMK adalah :
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
4.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
5.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru;
6.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
7.
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.
8.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilikdan
Angka Kreditnya
9.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawasdan
Angka Kreditnya.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12
tahun2007 tentangStandarPengawasSekolah
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13
tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2008 tentang StandarTenagaAdministrasiSekolah/Madrasah
Sejarah SMA/SMK K - 1
2
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25
tahun 2008 tentang StandarTenagaPerpustakaan
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 26
tahun 2008 tentang StandarTenagaLaboran
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27
tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor;
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2009 tentangStandarPengujipadaKursusdanPelatihan
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2009 tentangStandarPembimbingpadaKursusdanPelatihan
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2009 tentangStandarPengelolaKursus
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 tahun
2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program
Paket A, Paket B, dan Paket C.
23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 tahun
2009 tentangStandarPengelolaPendidikanpada Program Paket A, Paket B,
danPaket C.
24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan
Pelatihan
25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawasdan
Angka Kreditnya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
3
27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK.
30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2013 tentang PetunjukTeknis Jabatan Fungsional Penilik dan Angka
Kreditnya.
31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2013 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan
Angka Kreditnya.
32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72
tahun 2013 tentangPenyelenggaraanPendidikanLayananKhusus
33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 152 Tahun 2014
Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Pamong Belajar.
34. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka
Kreditnya..
35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 tahun 2014 tentang StandarNasionalPendidikanAnakUsiaDini.
36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas dan Angka Kreditnya.
37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian dan
Pendidikan dan Kebudayaan.
38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
16 tahun 2015 tentangOrganisasidan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
4
B. Tujuan
Modul Grade 1 ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada
pada modul grade 1.Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru Sejarah
SMA/SMK dalam memahami materi Sejarah Sekolah Menengah Atas. Modul ini
bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional
materi Sejarah SMA/SMK sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.
Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi
pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang
mendukung proses pembelajaran seperti
Pendekatan Scientific dan Model
Pembelajaran, Pengantar RPP, Konsep Dasar Penilaian Pendidikan, . Materi
profesional terkait dengan materi sejarah, sesuai periodisasi dalam sejarah,
sehingga materi ini mencakup: Pengantar Ilmu Sejarah sebagai dasar
memahami ilmu sejarah, dalam periodisasi sejarah dimulai dengan Praaksara,
Sejarah Hindu-Budha di Indonesia, Sejarah Islam di Indonesia dilanjutkan
dengan Perdagangan dan Pelayaran Kuno. Masa Sejarah Modern dimulai
dengan Pergerakan Nasional Indonesia, dilanjutkan Pendudukan Jepang dan
Proklamasi Kemerdekaan, Perkembangan Pemerintahan RI dan Sejarah
Indonesia Kontemporer. Untuk sejarah dunia, dikhususkan
sejarah yang
menonjol pada sejarah modern yaitu masalah Revolusi Industri, Revolusi
Perancis, Perang Dunia I dan II
C. Peta Kompetensi
Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini
adalah :
Kegiatan
Pembelajaran
ke -
Nama Mata Diklat
Kompetensi
1
Pendekatan Scientific dan
Model Pembelajaran
memahami konsep dasar
pendekatan saintifik dan modelmodel pembelajaran dengan
baik.
2
Pengantar RPP
memahami konsep
perencanaan pembelajaran
sejarah dengan baik.
3
Konsep Dasar Penilaian
memahami konsep dasar
penilaian pendidikan pada
Sejarah SMA/SMK K - 1
5
Kegiatan
Pembelajaran
ke -
Nama Mata Diklat
Kompetensi
Pendidikan
satuan pendidikan.
4
Pengantar Ilmu Sejarah
5
PraAksara Indonesia
6
Sejarah Hindhu-Budha di
Indonesia
7
Sejarah Islam di Indonesia
8
Perdagangan Dan Pelayaran
Kuno
9
Pergerakan Nasional Indonesia
10
Pendudukan Jepang Dan
Proklamasi Kemerdekaan
11
Perkembangan Pemerintahan
Republik Indonesia
12
Sejarah Indonesia Kontemporer
13
Sejarah Eropa Modern
menganalisa Pengantar Ilmu
Sejarah dengan baik.
menjelaskan kehidupan masa
Praaksara Indonesia dengan
baik
memahami sejarah HinduBuddha di Indonesia secara
kronologis
menjelaskan Sejarah Islam di
Indonesia dengan baik
menjelaskan materi
perdagangan dan pelayaran
kuno secara kronologis
mendeskripsikan pergerakan
nasional Indonesia, latar
belakang timbulnya pergerakan
nasional dan perkembangan
organisasi-organisasi
pergerakan nasional.
menunjukkan dinamika masa
pendudukan Jepang di
Indonesia sampai peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan
RI dengan baik.
menunjukkan dinamika
pemerintahan Indonesia pada
awal kemerdekaan, masa
demokrasi liberal dan masa
demokrasi terpimpin dengan
baik.
menunjukkan sejarah Indonesia
pada awal Ode Baru,
perkembangan pemerintahan
Orde Baru, tumbangnya Orde
Baru dan dimulainya
pemerintahan reformasi
menganalisis peristiwa penting
di dunia di era modern dari
Revolusi Industri di Inggris
hingga Perang Dunia 2 dan
pengaruhnya bagi Indonesia
Sejarah SMA/SMK K - 1
6
D. Ruang Lingkup
Pendekatan
Scirntific dan
Model
Pembelajaran
Pedagogik
Pengantar RPP
Konsep Dasar
Penilaian
Pendidikan
Pengantar Ilmu
Sejarah
PraAksara
Indonesia
Materi Sejarah
SMA/SMK
Sejarah HindhuBudha di
Indonesia
Sejarah Islam di
Indonesia
Perdagangan
dan Pelayaran
Kuno
Profesional
Pergerakan
Nasional
Indonesia
Pendudukan
Jepang Dan
Proklamasi
Kemerdekaan
Perkembangan
Pemerintahan
Republik Indonesia
Sejarah
Indonesia
Kontemporer
Sejarah Eropa
Modern
Sejarah SMA/SMK K - 1
7
E. Saran Penggunaan Modul
Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini,
lalu dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati
dan ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain:

Penguasaan materi pedagogik yang mendukung penerapan materi
profesional

Penguasaan materi profesional sebagai pokok dalam pembelajaran
sejarah di SMA/SMK

Bacalah setiap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
pada masing-masing kegiatan pembelajaran agar anda mengetahui
pokok-pokok pembahasan

Selama mempelajari modul ini, silakan diperkaya dengan referensi yang
berkaitan dengan materi

Perhatikan pula aktivitas pembelajaran dan langkah-langkah dalam
menyelesaikan setiap latihan/tugas/kasus

Latihan/tugas/kasus dapat berupa permasalahan yang bisa dikerjakan
dalam kelompok dan individu

Diskusikanlah dengan fasilitator apabila terdapat permasalahan dalam
memahami materi.
Sejarah SMA/SMK K - 1
8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP DASAR PENDEKATAN SAINTIFIK DAN
MODEL MODEL PEMBELAJARAN
KURIKULUM 2013
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat memahami konsep dasar pendekatan saintifik dan
model-model pembelajaran dengan baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan pengertian pendekatan saintifik
2. Mengidentifikasi prinsip dan ketentuan pendekatan saintifik dalam Kurikulum
2013
3. Menjelaskan pengertian model-model pembelajaran
4. Menjelaskan perbedaan model pembelajaran, pendekatan pembelajaran,
metode dan teknik pembelajaran
C. URAIAN MATERI
1. Konsep Dasar
Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir berarti pelari, dan curere artinya tempat berpacu. Pada dasarnya,
istilah kurikulum
berasal dari dunia olah raga pada jaman kuno, yang
mengandung makna suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start
sampai finish. Pada akhirnya, istilah kurikulum digunakan dalam dunia
pendidikan, dengan pengertian sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang
harus ditempuh para siswa. Selanjutnya, pengertian kurikulum berkembang
seiring dengan perkembangan jaman (Sudirman, 1992:9).
Menurut Nana Sudjana (1989 : 37) pada umumnya perubahan struktural
kurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni.
Sejarah SMA/SMK K - 1
9
(a) Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada
pandangan hidup masyarakat dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan
yang jelas, tidakaakan membawa perubahan yang berarti, dan tidak
ada petunjuk ke mana pendidikan diarahkan.
(b) Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata
pelajaran -mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi
dari setiap mata pelajaran. Perubahan ini dapat menyangkut isi mata
pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang harus diberikan
kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari mata pelajaranmata pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah
(subject matter curriculum), apakah lebih mengutamakan kegiatan
dan pengalaman anak (activity curriculum)atau diadakan pendekatan
interdisipliner (correlated curriculum) atau dilihat proporsinya masingmasing jenis ; mana yang termasuk pendidikan umum, pendidikan
keahlian, pendidikan akademik dan lain-lain.
(c)
Perubahan
strategi
kurikulum.
Perubahan
ini
menyangkut
pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teori
belajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan dan
penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
(d) Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan
baik dari segi kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa
perlengkapan sekolah seperti laboraturium, perpustakaan, alat
peraga dan lain-lain.
(e) Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini
menyangkut metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai
sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan efesien, relevan dan
produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu sistem
dari kutikulum.
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific
approach
pada
proses
pembelajaran.Pendekatan
scientific
termasuk
pembelajaran inkuiri yang bernafaskan konstruktivisme. Sasaran pembelajaran
dengan
pendekatan
ilmiah
mencakup
pengetahuan, dan keterampilan yang
Sejarah SMA/SMK K - 1
pengembangan
ranah
sikap,
dielaborasi untuk setiap satuan
10
pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan
(proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui
aktivitas: mengamati, menanya, menalar, menyaji, dan mencipta .
Menurut
McCollum (2009)
dijelaskan bahwa komponen-komponen
penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik diantaranya adalah
guru harus
menyajikan pembelajaran yang dapat
meningkatkan rasa
keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan
mengamati (Encourage observation), melakukan analisis ( Push for analysis) dan
berkomunikasi (Require communication).
Untuk mempelajari bagaimana
pembelajaran Sejarah Indonesia berbasis pendekatan saintifik, berikut ini
diuraikan dengan singkat konsep pembelajaran Sejarah Indonesia dan
pendekatan saintifik pada pembelajaran dan implementasi pendekatan scientific
pada pembelajaran Sejarah Indonesia.
Dalam
Kurikulum
2013,
pengalaman belajar pokok yaitu
proses
pembelajaran
terdiri
atas
lima
mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Jika dihubungkan dengan
komponen pada pendekatan sintifik diatas maka ke lima pengalaman belajar ini
merupakan penerapan pendekatan saintik pada pembelajaran.
2. Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan
pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam
proses
pembelajaran
berbasis
pendekatan
ranah
sikap
transformasi
ilmiah,
menggamit
substansi
atau
materi ajar agar peserta didik
“tahu
mengapa.”
keterampilan
Sejarah SMA/SMK K - 1
Ranah
menggamit
11
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Mengam
ati
Menany
a
Mengum
pulkan
Mengaso
siasikan
mengko
munikasi
kan
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Pendekatan sientific atau pendekatan ilmiah dipilih sebagai pendekatan
dalam pembelajaran dalam kurikulum 2013. Peserta didik secara aktif
membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas ilmiah. Pendekatan ilmiah
pembelajaran Sejarah Indonesia disajikan berikut ini.
1) Mengamati
Dalam
kegiatan
mengamati,
guru
membuka
secara
luas
dan
bervariasikesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi
peserta didikmelakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran Sejarah Indonesia, dilakukan dengan
menempuh langkah-langkah berikut ini.
a. Menentukan obyek apa yang akan diamati, misalnya gambar pahlawan,
gambar peta, film perjuangan,serta peninggalan sejarah yang terkait dengan
materi yang disajikan
b. Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan dilakukan , termasuk
perangkat yang diperlukan.
c. Membuat pedoman observasi/instrumen sesuai dengan lingkup obyek yang
akan dikaji.
d. Menentukan secara jelas data apa yang perlu dikaji/dipelajari.
Sejarah SMA/SMK K - 1
12
2) Menanya
Setelah proses mengamati,
aktivitas berikutnya adalah peserta didik
mengajukan sejumlah pertanyaan berdasarkan hasil pengamatannya. Guru
membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu
membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan
tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Jadi,
aktivitas menanya bukan aktivitas yang dilakukan oleh guru,
melainkan oleh peserta didik berdasarkan hasil pegamatan yang telah mereka
lakukan.Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari
guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke
tingkat di mana pesertadidik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.Semakin terlatih dalam bertanya
maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut
menjadi dasar untuk mencari informasiyang lebih lanjut dan beragam dari
sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber
yang tunggal sampai sumber yang beragam.
Aktivitas
menanya
merupakan
keterampilan
yang
perlu
dilatih.
Kelemahan pendidikan selama ini salah satunya karena peserta didik tidak biasa
mengemukakan pertanyaan sebagai hasil dari proses berfikir yang mereka
lakukakan. Keterampilan menyusun pertayaan ini sangat penting untuk melatih
daya kritisnya.
Misalnya setelah mengamati situs/gambar candi, muncul
pertanyaan dari peserta didik: kapan candi itu dibangun, berdasar bentuknya,
termasuk peninggalan candi Hindu atau Buddha, peninggalan kerajaan atau raja
siapa dan seterusnya.
3)
Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melaluiberbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca bukuyang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek
yanglebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatantersebut
terkumpul sejumlah informasi.Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan
Sejarah SMA/SMK K - 1
13
berikutnyayaitu
memproses
informasi
untuk
menemukan
keterkaitan
satuinformasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dariketerkaitan
informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
Kurikulum 2013 memberikan sinyal bahwa pembelajaran setiap bidang
menggunakan pembelajaran berbasis peserta didik aktif (active learning), begitu
juga untuk Sejarah Indonesia. Pendekatan pembelajaran ini lebih memungkinkan
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan pembelajaran agar
lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi bermakna jika peserta didik
mengalami sendiri setiap proses pembelajaran melalui aktivitas yang aktif.
Pengetahuan yang yang didapatkan peserta didik bukan berasal dari informasi
dari guru, namun berasal dari usaha eksplorasi (menggali) informasi peserta
didik sendiri melalui aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Misalnya peserta
didik diminta untuk melakukan wawancara kepada tokoh atau pelaku sejarah
untuk menyusun kisah sejarah, ataupun informasi dari sumber sekunder seperti
buku dan lainnya.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata
atau otentik, peserta didik harus mengumpulkan infomasi, terutama untuk materi
atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran Sejarah Indonesia,
misalnya,peserta didik harus memahami fakta dan permasalahan sejarah dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan sejarah, serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk membandingkan
peristiwa sejarah masa lalu dan peristiwa kekinian.
Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan (data
primer)
maupun
dari
berbagai
bahan
bacaan
(data
sekunder).
Hasil
pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk
melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya
untuk dikaji ada tidaknya kaitan diantara keduanya. Oleh karena itu, peserta didik
dapat mengkaji buku-buku atau dokumen yang terkait permasalahan yang dikaji.
Sejarah SMA/SMK K - 1
14
4) Mengasosiasi/Mengolah Informasi
Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan (data
primer)
maupun
dari
berbagai
bahan
bacaan
(data
sekunder).
Hasil
pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk
melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya
untuk dikaji ada tidaknya kaitan diantara keduanya. Oleh karena itu, peserta didik
dapat mengkaji buku-buku atau dokumen yang terkait permasalahan yang dikaji.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas faktakata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Istilah menalar
di sini merupakan padanan dari associating, bukan merupakan terjemahan dari
reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu,
istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada
kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Misalnya
setelah memahami karakterististik perjuangan bangsa sebelum lahirnya Budi
Otomo dan sesudahnya,siswa dapat mengklasifikasi ciri-ciri perlawanan atau
perjuangan melawan imperialisme-kolonialisme, antara yang bercorak tradisional
dan modern.
5)
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan dalam konteks pendekatan pembelajaran scientific
dapat berupa penyampaian hasil atau temuan kepada pihak lain. Keterampilan
menyajikan atau mengkomunikasikan hasil temuan atau kesimpulan sangat
penting dilatih sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran. Dengan
kemampuan tersebut, peserta didik dapat mengkomunikasikan secara jelas,
santun, dan beretika. Misalnya peserta didik membuat tulisan tentang Peristiwa
Proklamasi dan beberapa peristiwa daerah sebagai dampak proklamasi, dan
kemudian dipresentasikan.
3. Model Pembelajaran Sejarah berdasar Kurikulum 2013
Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, yang menekankan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran, model pembelajaran kooperatif
Sejarah SMA/SMK K - 1
15
menjadi
pilihan
yang
sangat
tepat
untuk
untuk
terus
dikembangkan.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berbasis
faham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah peserta didik/siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda-beda (Isjoni, 2009). Dalam menyelesaikan tugas
para siswa setiap anggota saling bekerja sama dan wajib berperan aktif dalam
kelompok. Menurut Slavin (2008) pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran di masa para siswa belajar dan bekerja
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan
dalam
4 – 6 orang dan bersifat
hiterogen.
Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pelaksanaan
Kurikulum 2013. Namun
dalam Kurikulum 2013 itu merekomendasikan tiga
model pembelajaran utama, yakni model Pembelajaran Berbasis Masalah,
Problem Based Learning (PBL); model Pembelajaran Berbasis Proyek dan model
pembelajaran discovery. Namun secara kreatif masih bisa mengembangkan
model-model pembelajaran yang sudah pernah dilakukan seperti jigsaw, STAD
(Student Team Achievement Divison), TGT (Teams Games Tournament), ACC
(Academic Constructive Controversy, model kuis dan lain-lain.
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
a. Konsep dan Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah
model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti
pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran
Berbasis
Proyekmerupakan
model
belajar
yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas
secara
nyata.Melalui
PjBL,
proses
inquiry
dimulai
dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subjek (materi) dalam kurikulum.PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta
didik.
Sejarah SMA/SMK K - 1
16
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta
didik,
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan,
4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan,
7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai
fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang
optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
b. Langkah-Langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
dijelaskan dengan diagram sebagai berikut.
1
2
3
PENENTUAN PERTANYAAN
MENDASAR
MENYUSUN PERECANAAN
PROYEK
MENYUSUN JADWAL
6
5
4
EVALUASI PENGALAMAN
MENGUJI HASIL
MONITORING
Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
Proyek
Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk
Sejarah SMA/SMK K - 1
17
para peserta didik.
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi aturan kegiatandalam penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline penyelesaian
proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membimbing peserta
didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik
ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
(5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk memonitoraktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek, menggunakan
rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens, mengevaluasi
kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik terhadap
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada
tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamanya selama
menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi
untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.Peran guru
dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
sebagai berikut.
Sejarah SMA/SMK K - 1
18
Model Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)
a. Definisi dan Konsep
1. Definisi
Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip
yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri
masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh
pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam
masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih
memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery
Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final
akan tetapi
diketahui
peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin
dilanjutkan
dengan
mencari
informasi
sendiri
kemudian
mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan
mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke
student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi
secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan
informasisendiri.
2. Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa,
dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang
proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap
eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu
lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan
baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar
dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa
dituntut
untuk
melakukan
membandingkan,
Sejarah SMA/SMK K - 1
berbagai
mengkategorikan,
kegiatan
menghimpun
menganalisis,
informasi,
mengintegrasikan,
19
mereorganisasikan
bahan
serta
membuat
kesimpulan-kesimpulan.Bruner
mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan
dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan
kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang
scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa
akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat
bagi dirinya.
b. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses
Pembelajaran
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan modeldiscovery learning di kelas
adalah sebagai berikut:
1). Perencanaan
Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
- Menentukan tujuan pembelajaran
- Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
- belajar, dan sebagainya)
- Memilih materi pelajaran.
-
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi)
-
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi,
-
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
-
Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik
-
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2). Pelaksanaan
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di
kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar
mengajar secara umum sebagai berikut.
Sejarah SMA/SMK K - 1
20
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru
harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar
tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data
dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data
dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil
data processing.Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang
ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
Sejarah SMA/SMK K - 1
21
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.
Problem Based Learning (PBL) adalah model
pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
mendapat pengetahuan penting, yang membuat
mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan
memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan
berpartisipasi
dalam
tim.
Proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan yang
sistemik
untuk
menghadapi
memecahkan
tantangan yang
masalah
nanti
atau
diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
1). Konsep
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta
didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah
yang harus dipecahkan.
Adalima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(PBL) yaitu:
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
Sejarah SMA/SMK K - 1
22
3) Permasalahan sebagai contoh
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
dapat digambarkan sebagai berikut.
Guru sebagai pelatih
- Asking about thinking (bertanya
tentang pemikiran)
Peserta didik sebagaiproblem
Masalah sebagai awal
solver
tantangan dan motivasi
-
peserta yang aktif
-
terlibat langsung dalam
- memonitor pembelajaran
- probbing ( menantang peserta didik
pembelajaran
-
-
menarik untuk
dipecahkan
-
menyediakan
kebutuhan yang ada
membangun pembelajaran
hubungannya dengan
untuk berfikir )
- menjaga agar peserta didik terlibat
pelajaran yang
- mengatur dinamika kelompok
dipelajari
- menjaga berlangsungnya proses
2). Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2) Pemodelan peranan orang dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis
yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah
yang dapat dikembangkan adalah :
- PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
- PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan
dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap
dapat memi peran yang diamati tersebut.
- PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang
memungkinkan
Sejarah SMA/SMK K - 1
mereka
menginterpretasikan
dan
menjelaskan
23
fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena
itu.
3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta
didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari
mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.
Model PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut :
1) Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena
memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
2) Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para
peserta didik ke diri dan panutannya.
3) Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas
autentik dan menghasilkan sikap profesional.
4) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan
keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan,
sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang
mandiri.
5) Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta
didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah
pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6) Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan
pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar
pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja
kelompok, dan self-management.
7) Driving Questions :PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu
peserta didik berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep,
prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
8) Constructive Investigations :sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan
dengan pengetahuan para peserta didik.
9) Autonomy :proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
Sejarah SMA/SMK K - 1
24
Prinsip Proses Pembelajaran PBL
Prinsip-prinsip
PBL
yang harus diperhatikan meliputi
konsep dasar,
pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan
penialainnya
Konsep Dasar (Basic Concept)
Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat mendapatkan „peta‟ yang akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang diberikan tidak perlu detail,
diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat
mengembangkannya secara mandiri secara mendalam.
Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan
dalam kelompoknya peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama,
brainstormingdengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat,
ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan
muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk
memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan
melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi
penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi
pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang akhirnya diharapkan memiliki
gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang
mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk
menjembataninya.
Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai
sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnyadari
artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang
yang relevan.
Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar peserta didik
mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan
untuk dipresentasikan di kelas relevan dan dapat dipahami.
Sejarah SMA/SMK K - 1
25
Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara
mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi
dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas
dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan
dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini
maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk.
Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh
Penilaian terhadap kecakapan dapat
diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware,
maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran
dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untukmemahami materi Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran
Sejarah, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain
sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan
dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa
penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis,
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan
bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
Sejarah SMA/SMK K - 1
26
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. EVALUASI KEGIATAN
LEMBAR KERJA/LK 1
Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifikp
Tujuan Kegiatan: Melalui
diskusi kelompok peserta diharapkan
merancang contoh
mampu
penerapan pendekatan scientific pada
pembelajaran Sejarah Indonesia.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari hand outdan contoh penerapan pendekatan saintifik pada
pembelajaran Sejarah Indonesia
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Kompetensi Dasar
:
Topik /Tema
:
Sub Topik/Tema
:
Tujuan
:
Pembelajaran
Alokasi Waktu
:
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan
Mengamati
Sejarah SMA/SMK K - 1
27
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
LEMBAR KERJA/LK 2
Model Discovery Learning
Kompetensi Dasar
:
3. ..…………………..
4… …………………..
Topik
:
Sub Topik
:
Tujuan
:
Alokasi Waktu
:
TAHAPPEMBELAJARAN
…………………………………..
1x TM
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Stimulation
(simullasi/Pemberian
rangsangan)
2. Problem statemen
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
Sejarah SMA/SMK K - 1
28
3. Data collection
(pengumpulandata)
4. Data processing (pengolahan
Data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
LEMBAR KERJA/LK 3
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Kompetensi Dasar
:
3..
4..
Topik
:
Sub Topik
:
Tujuan
:
Alokasi Waktu
:
1x TM
FASE-FASE
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada masalah
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Sejarah SMA/SMK K - 1
29
F. RANGKUMAN
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan
pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Dalam
proses
pembelajaran
berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan
menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pelaksanaan
Kurikulum 2013. Namun
dalam Kurikulum 2013 itu merekomendasikan tiga
model pembelajaran utama, yakni model Pembelajaran Berbasis Masalah,
Problem Based Learning (PBL); model Pembelajaran Berbasis Proyek dan model
pembelajaran discovery. Namun secara kreatif masih bisa mengembangkan
model-model pembelajaran yang sudah pernah dilakukan seperti jigsaw, STAD
(Student Team Achievement Divison), TGT (Teams Games Tournament), ACC
(Academic Constructive Controversy, model kuis dan lain-lain.
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi pendekatan
Saintifik?
2. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi model model
pembelajaran dalam Kurikulum 2013?
3. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi di atas?
4. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah?
H. KUNCI JAWABAN
-
Sejarah SMA/SMK K - 1
30
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PENGANTAR RPP
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat mampu memahami konsep perencanaan pembelajaran
sejarah dengan baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mendefinisikan konsep perencanaan
2. Mendefinisikan konsep pembelajaran
3. Menjelaskan hakekat RPP
4. Menjelaskan fungsi RPP
5. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan RPP
6. Mengidentifikasi komponen dan sistematika RPP
C. URAIAN MATERI
1. Latar Belakang Pentingnya Penyusunan RPP
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi
peserta didik sebagai generasi penerus, yang diyakini akan menjadi faktor
determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia
sepanjang zaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum
merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan
untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik.
Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2)
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Sejarah SMA/SMK K - 1
31
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga
negara yang demokratis,bertanggung jawab.
Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan
menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta
didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi
ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka
dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak
diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses
pembelajaran melalui penyusunan RPP.
Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari:
a) perencana RPP, b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi
pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.
Perencana RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran, melanglir secara logis ke materi ajar, rencana proses dan
aktivitas belajar, sumber dan media, output/produk siswa, dan penilaian.
Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup:instrumen pengendalian,
dan indeks kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. Supervisi pendampingan
mencakup:
pedoman
pelaksanaan
supervisi,
pelaksanaan,
eksekusi
rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir
sekolah, ketaatan terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan
dan penghargaan).
2. Konsep Perencanaan
Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan
RPP (RPP).
Perencanaan atau rencana (dalam rangka mencapai) dewasa ini
telah dikenal oleh hampir setiap orang. Definisi perencanaan memang
diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran.
Sejarah SMA/SMK K - 1
32
Kaufman mengatakan : Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang
apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai,
didalamnya terdapat elemen-elemen :
a. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan.
b. Menentukan kebutuihan-kebutuhan yang diprioritaskan
c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang
diprioritaskan
d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan
e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan
f.
Identifikasi strategi alternative yang mungkin dan alat atau tools untuk
melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan,
termasuk didalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi
dan alat yang dipakai.
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa
yang
dilakukan.
Perencanaan
mendahului
pelaksanaan,
mengingat
perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus
pergidan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang
paling efektif dan efisien.
3. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Secara singkat pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan pebelajar. Membelajarkan berarti usaha membuat seseorang
belajar.
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara
pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses
tersebut
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama
semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
Sejarah SMA/SMK K - 1
33
keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi
pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban
dunia. Pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Keluarga merupakan tempat
pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran keluarga tidak dapat
sepenuhnya digantikan oleh sekolah. Sekolah merupakan tempat kedua
pendidikan peserta didik yang dilakukan melalui program intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Masyarakat merupakan tempat pendidikan
yang jenisnya beragam dan pada umumnya sulit diselaraskan antara satu
sama lain, misalnya media massa, bisnis dan industri, organisasi
kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara
aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang
diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam
proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya.
Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan RPP yang
mengacu pada silabus dengan prinsip :
a) memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan;
b) dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan;
c) memperhatikan perbedaan individual peserta didik;
d) berpusat pada peserta didik;
e) berbasis konteks;
f)
berorientasi kekinian;
g) mengembangkan kemandirian belajar;
h) memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran;
Sejarah SMA/SMK K - 1
34
i)
memiliki keterkaitan dan keterpaduan anatarkompetensi dan/atau antar
muatan; dan
j)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi,
4. Hakikat RPP
Perencanaan pembelajaran atau disain pembelajaran merupakan
disiplin ilmu pembelajaran yang menaruh perhatian pada perbaikan kualitas
pembelajaran. Menurut Reigeluth (1983:4) rencana pembelajaran adalah
:Sebuah disiplin yang berhubungan dengan pemahaman dan perbaikan
suatu aspek dari pendidikan, yaitu aspek pembelajaran. Tujuan dari kegiatan
desain apa saja adalah untuk merancang cara yang optimal untuk mencapai
hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, disiplin dari rencangan pembelajaran
utamanya yang berhubungan dengan pemberian petunjuk secara optimal
tentang metode pembelajaran untuk mencapai perubahan yang diinginkan
pada pengetahuan dan ketrampilan siswa.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menurut Degeng
(2000:12) dilakukan oleh perancang pembelajaran dengan pijakan asumsiasumsi tentang hakekat perencanaan pembelajaran, seperti berikut ini :
1) Perbaikan kualitas Pembelajaran diawali dari desain pembelajaran
(Perencanaan pembelajaran/membuat RPP).
2) Pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem.
3) Desain pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana
siswa/seseorang belajar.
4) Desain pembelajaran diacukan kepada siswa secara perseorangan.
5) Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil pengiring.
6) Sasaran akhir desain pembelajaran adalah memudahkan siswa belajar.
7) Desain pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi
belajar
8) lnti desain pembelajaran adalah penetapan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
35
Atas dasar uraian tersebut di atas tujuan perencanaan pembelajaran
adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
cara memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran
yang optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP
mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi
pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan Indikator
pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6)
media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran;
dan (7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk
guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester
atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih
dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri
dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu, difasilitasi dan disupervisi kepala
sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok
melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan
disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
5. Fungsi RPP
Fungsirencana pembelajaran adalah :
a) Sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
agar pembelajaran dapat berjalan secara sistematis sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran tersebut.
b) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.
c) Meningkatkan
hasil
belajar
yang
optimal
sesuai
dengan
kompetensi/tujuan yang akan dicapai.
Sejarah SMA/SMK K - 1
36
6. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam mengembangkan RPP adalah sebagai
berikut.
a) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan
berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke
dalam bentuk rencana proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam
pembelajaran. Setiap RPP harus secara utuh memuat Kompetensi Dasar
sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari
KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). Satu RPP dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih.
b) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan
dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal
peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial,
emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal,
tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
d) Mendorong partisipasi aktif peserta didik
e) Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik
Proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan
belajar dan kebiasaan belajar. Untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar,
digunkan
pendekatan
mengumpulkan
saintifik
informasi,
meliputi
mengamati,
menalar/mengasosiasi,
menanya,
dan
mengomunikasikan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
37
f) Berbasis konteks dan berorientasi kekinian
Berbasis konteks yang dimaksud disini adalah pembelajaran harus
menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar dengan
berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
nilai-nilai kehidupan masa kini.
g) Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik
sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses
pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik
untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar
dan kebiasaan belajar.
h) Mengembangkan kemandirian belajar
Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara
mandiri.
i) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi
dalam berbagai bentuk tulisan.
j) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
RPP
memuat
rencana
program
pemberian umpan
balik
positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi
dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya
dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi.
Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta
didik.
k) Keterkaitan dan keterpaduan.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara
KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun
dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas
matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
38
l) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi.
7. Komponen dan Sistematika RPP
RPP paling sedikit memuat:
a) Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester,
dan alokasi waktu;
b) Kompetensi
Inti,
Kompetensi
Dasar,
dan
indikator
pencapaian
kompetensi;
c) Materi pembelajaran;
d) Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup;
e) Penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan ; dan
f)
Media, alat, bahan, dan sumber belajar.
Langkah-Langkah Pengembangan RPP
a.
Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus
terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan yang Maha
Esa, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan).
Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan
peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar
proses. Kegiatan peserta
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian
KD dengan mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
Sejarah SMA/SMK K - 1
39
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
b.
Menentukan Tujuan
Tujuan
dapat
diorganisasikan
mencakup
seluruh
KD
atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator,
paling tidak mengandung dua aspek: peserta didik(Audience) dan aspek
kemampuan (Behavior).
c.
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik,
khususnya
guru,
agar
dapat
melaksanakan
proses
pembelajaran secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang
dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di
silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario
langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar.
Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan
Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.
Untuk
pembelajaran
melakukan
sesuatu,
yang
bertujuan
kegiatan
menguasai
pembelajaran
prosedur
dapat
untuk
berupa
pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik,
Sejarah SMA/SMK K - 1
40
pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan
lanjutan.
d.
Penjabaran Jenis Penilaian
Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian
pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian
diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk
menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian
yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu
sebagai berikut:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD
pada KI-3 dan KI-4.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
Sejarah SMA/SMK K - 1
41
harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun
produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.
e.
Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan
oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci
dan disesuaikan lagi di RPP.
f.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan
elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
g.
Proses Pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru: menyiapkan peserta didik secara
psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait
dengan materi yang akan dipelajari; mengantarkan peserta didik kepada
suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari
suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan
dicapai; dan menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
Sejarah SMA/SMK K - 1
42
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan,
yang
dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari
informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang
meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat
prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik
dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru
atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan
dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait
dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan,
menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.
Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang
dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan,
museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus
tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar
(learning event) :
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas
kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
Sejarah SMA/SMK K - 1
43
disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk
dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta,
konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang
bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan
dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan
sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan
secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui
kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin
terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih
lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang
ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang
beragam.
c. Mengumpulkan dan Mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik
dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau
objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan
tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu
memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan
informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan
mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
Sejarah SMA/SMK K - 1
44
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1
berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan
dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan
terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian
pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan
melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi
indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami konsep dasar RPP, anda perlu membaca secara
cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk
menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang
disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.
Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis,
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan
dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
Sejarah SMA/SMK K - 1
45
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK I
DISKUSI KELOMPOK
Petunjuk
a. Bacalah secara cermat modul diatas.
b. Bentuklah kelas menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
atas 5 orang peserta. Diskusikan dan kerjakan soal-soal dibawah ini.
c. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok
lain bisa menjadi pembahas dan penanya.
Soal
1. Dari bacaan diatas, bagaimana pendapat anda tentang konsep
perencanaan pelaksanaan pembelajaran?
2. Mengapa penting bagi guru untuk menyusun sebuah RPP sebelum
memulai aktifitas pembelajaran?
3. Apa yang membedakan sistematika penyusunan RPP versi 2014
dengan sistematika sebelumnya?
4. Bagaimana cara menyusun RPP yang baik?
LK II
TUGAS INDIVIDU
Kerjakan soal-soal dibawah ini
1. RPP sebagai rancangan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat
pada komponen …
a. indikator kompetensi dan tujuan pembelajaran
b. metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
c. indikator kompetensi dan tujuan pembelajaran
d. materi ajar dan sumber belajar
Sejarah SMA/SMK K - 1
46
2. Pada saat menyusun
RPP, khususnya untuk komponen media
pembelajaran dipilih dan ditetapkan mengancu pada ….
a. tujuan/indikator dan materi pembelajaran
b. metode dan kegiatan pembelajaran
c. indikator dan materi pembelajaran
d. tujuan dan indicator
3. Agar
peserta
didik
lebih
memahami
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya, maka materi pembelajaran Sejarah perlu dikemas
dalam bentuk ....
a. Modul
b. Diktat
c. Makalah
d. Lembar kegiatan siswa
4. Sesuai
permendikbud
103
tahun
2014,
salah
satu
prinsip
penyusunan RPP adalah "berbasis konteks" artinya ...
a. pembelajaran
yang
ilmupengetahuan
dan
berorientasi
teknologi,
pada
dan
pengembangan
nilai-nilai
kehidupan
masakini.
b. RPP disusun denganmengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduanlintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragamanbudaya.
c. proses
pembelajaran
yang
menjadikan
lingkungan
sekitarnyasebagai sumber belajar
d. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapanteknologi
informasi dan komunikasi secara terintegrasi,sistematis, dan
efektif
5. Dalam kegiatan belajar mengajar, indikator digunakan sebagai acuan
…
a. penyusunan instrumen evaluasi
b. pemilihan metode
c. pemilihan media
Sejarah SMA/SMK K - 1
47
d. penyusunan LKS
F. RANGKUMAN
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang dilakukan.
Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan
suatu proses untuk menentukan kemana harus pergidan mengidentifikasikan
persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Secara singkat pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan pebelajar. Membelajarkan berarti usaha membuat seseorang
belajar.
Tujuan perencanaan pembelajaran (Rencana Pembelajaran) adalah
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara
memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP
mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi
pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan Indikator
pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6)
media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran;
dan (7) penilaian.
G. UMPAN BALIK
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi pengantar RPP?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi pengantar RPP?
3. Apa manfaat materi pengantar RPP terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah?
Sejarah SMA/SMK K - 1
48
4. Setelah Saudara mempelajari modul diatas, apakah yang akan saudara
lakukan terhadap dokumen perencanaan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah/madrasah ditempat Bapak/Ibu bertugas?
Sejarah SMA/SMK K - 1
49
H. KUNCI JAWABAN
1. B
2. A
3. D
4. C
5. A
DAFTAR PUSTAKA
Degeng
I
Nyoman
Sudana
,1990.
Desain
pembelajaran,Teori
dan
Terapan.,Malang, PPS IKIP Malang.
Gagne, R.M. & Bringgs, L. J. 1993. Principles of Instructional Design. New York:
Holt, Rinehart, and Winston.
Munandir, 1987, Rencana Sistem Pengajaran, Jakarta ,Depdiknas.
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud
65 tahun 2013 tentang
Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
Kemdikbud. 2013. Permendikbud 66 tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2013. Permendikbud 69 tahun 2013 Tentang
Kurikulum
Sekolah
Menengah
Kerangka Dasar Dan Struktur
Atas/Madrasah
Aliyah.
Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemdikbud. 2014. Permendikbud. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Sejarah SMA/SMK K - 1
50
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
KONSEP DASAR PENILAIAN PENDIDIKAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat memahami konsep dasar penilaian pendidikan pada satuan
pendidikan.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.
Menjelaskan pengertian penilaian pendidikan yang mengacu pada standar
penilaian pendidikan.
2.
Menjelaskan prinsip dan pendekatan penilaian.
3.
Menjelaskan ruang lingkup, teknik dan instrumen penilaian
4.
Menjelaskan mekanisme dan prosedur penilaian
C. URAIAN MATERI
1. Latar Belakang Penilaian Pendidikan
Salah satu Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Penilaian yang
bertujuan untuk mengendalikan mutu hasil pendidikan: a) perencanaan penilaian
peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan
prinsip-prinsip penilaian, b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara
profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial
budaya , dan c) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif,
akuntabel, dan informatif.
Pada dasarnya manusia sering melakukan penilaian dalam kehidupan
sehari hari, misalnya menilai perilaku anak-anak sekolah, mengomentari
kebijakkan
pemerintahan, mengomentari sistem pendidikan di Indoensia, dll.
Manusia mencoba memberi suatu penilaian dengan memberikan label baik atau
buruk, benar atau salah dari hal-hal yang mereka amati atau dengar.
Kegiatan penilaian yang tanpa disadari tersebut berbeda dengan
penilaian pendidikan. Obyektifitas penilaian masih perlu dipertanyakan. Banyak
faktor, prinsip dan rambu-rambu yang harus dicermati agar penilaian menjadi
tepat.
Sejarah SMA/SMK K - 1
51
Ditinjau
dari
sudut
bahasa,
penilaian
diartikan
sebagai
proses
menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga
suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat
mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ketentuan atau ukuran
yang jelas bagaimana yang baik, yang sedang dan yang kurang. Dari pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah adanya objek atau program
yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara
kenyataan atau apa adanya.
Dalam Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa penilaian hasil
belajar oleh pendidik dilakukan secara barkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran ini secara garis besar meliputi : 1. Pengertian
Penilaian, 2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian, 3. Ruang Lingkup, Teknik dan
Instrumen Penilaian, 4. Mekanisme dan Prosedur Penilaian, dan 5. Pelaksanaan
dan Pelaporan Penilaian. Atas dasar itu, untuk lebih mendalami materi ini,
peserta dianjurkan untuk membaca Permendikbud yang terkait dengan penilaian
dan pedoman penilaian yang telah disiapkan oleh Direktorat Teknis terkait.
2. Konsep Dasar Penilaian
Jika kita berbicara tentang penilaian dan evaluasi, kebanyakan orang
akan berpikir tentang tes. Pendapat tersebut muncul karena hampir semua
penilaian dan evaluasi selalu dilakukan dengan tes. Sebagai dampaknya, tidak
heran jika istilah-istilah itu dianggap sesuatu yang maknanya sama saja atau
dapat dibolak balik.
Secara umum dalam konsep penilaian ada beberapa istilah yang sering
digunakan. Beberapa istilah itu antara lain :
 Pengukuran
(Measurement)
adalah
kegiatan
yang
sistematik
untuk
menentukan angka pada suatu obyek atau gejala atau proses penetapan
angak terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu.
 Penilaian (Assesment) adalah proses pengumpulan informasi tentang apa
yang diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik. Contohnya melakukan
pengamatan ketika peserta didik sedang belajar, apa yang peserta didik
Sejarah SMA/SMK K - 1
52
hasilkan atau bagaimana pengetahuan dan keterampilannya. Kunci dari istilah
ini adalah : apakah yang sedang peserta didik pelajari.
 Evaluasi (Evaluation) adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan
pencapaian tujuan suatu program atau suatu proses mengintepretasi dan
membuat suatu keputusan penilaian (Judgement).
 Tes (Test) adalah alat untuk mengukur sesuatu yang akan diukur.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat heirarki. Evaluasi didahului
dengan penilaian sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran
diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria,
penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan
hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi
perilaku.
Berdasarkan beberapa istilah diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian
adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat diperoleh
informasi yang akurat dan bermakna dalam pengambilan keputusan.
3. Pengertian Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah yang diuraikan sebagai berikut :
a.
Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output)
pembelajaran.
b.
Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
53
c.
Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d.
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
e.
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
f.
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan
8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
g.
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.
h.
Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi
Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
i.
Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui
pencapaian
tingkat
kompetensi.
Cakupan
UMTK
meliputi
sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
j.
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
Sejarah SMA/SMK K - 1
54
k.
Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan
pendidikan.
4. Fungsi Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya
penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi:
a) Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama
proses pembelajaran dalam satu semester. Hasil dari kajian terhadap
kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran
remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan
guru untuk pertemuan berikutnya.
b) Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu
semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan
pendidikan.
Hasil
dari
penentuan
keberhasilan
ini
digunakan
untuk
menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan
pendidikan seorang peserta didik. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang
dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai
oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan proses.
Lebih jauh lagi penilaian bermanfaat untuk :
a. Diagnosis hasil belajar peserta didik, peserta didik yang membutuhkan waktu
lebih lama dibandingkan peserta didik normal dalam mencapai kemampuan
dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum harus diberi bantuan untuk
mencapai kemampuan dasar tersebut.
b. Prediksi masa depan peserta didik, penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk
mengetahui aspek aspek mana seorang peserta didik menonjol, berbakat,
dengan melihat indikator keunggulannya. Kemajuan hasil belajar peserta didik
dari guru mata pelajaran dikirim ke guru bimbingan dan konseling untuk
dianalisis lebih lanjut bakat dan minatnya untuk dijadikan dasar untuk
pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang profesi dan karir dimasa
depan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
55
c. Seleksi dan sertifikasi, penilaian berguna sebagai dasar untuk penentuan
kenaikan kelas dan sertifikasi bagi peserta didik yang menamatkan
pendidikannya. Komponen kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketercapaian
kompetensi dasar mata pelajaran peserta didik yang memeiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memadai pada tingkatan kelas itu
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
5. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan
prinsip khusus.
Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah sebagai
berikut :
a. Sahih,
berarti
penilaian
didasarkan
pada
data
yang
mencerminkan
kemampuan yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f.
Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup
semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
i.
Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta
didik dalam belajar.
Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh Pendidik berisikan
prinsip-prinsip Penilaian Autentik sebagai berikut :
Sejarah SMA/SMK K - 1
56
a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
d. Berbasis kinerja peserta didik.
e. Memotivasi belajar peserta didik.
f.
Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
i.
Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
j.
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
l.
Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
m. Terkait dengan dunia kerja.
n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
Sedangkan tujuan dari penilaian adalah dalam rangka :
1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta
didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program
pengayaan.
2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam
kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu
tahunan, dan masa studi satuan pendidikan.
3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik
yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
5. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu
6. Menentukan kebutuhan pembelajaran
7. Membantu dan mendorong peserta didik
8. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik
9. Menentukan strategi
10. Meningkatkan kualitas pendidikan
Sejarah SMA/SMK K - 1
57
Sejarah SMA/SMK K - 1
58
Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian
a. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar
yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,
kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah sikap spiritual
dan sikap sosial adalah sebagai berikut : menerima nilai, menanggapi nilai,
menghargai nilai, menghayati nilai, dan mengamalkan nilai. (sumber: Olahan
Krathwohl dkk.,1964 dalam permendikbud No.104 tahun 2014).
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir
adalah sebagai berikut : mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta. (sumber : Olahan Anderson , dkk. 2001 dalam
permendikbud No. 104 tahun 2014).
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan
adalah sebagai berikut : Faktual, Konseptual, Prosedural, Metakognitif. (sumber :
Olahan Anderson , dkk. 2001 dalam permendikbud No. 104 tahun 2014).
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan abstrak
berupa kemampuan belajar adalah sebagai berikut : mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, mengkomunikasikan.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan kongkret
adalah sebagai berikut : Persepsi (perception), kesiapan (set), Meniru (guided
response), membiasakan gerakan (mechanism), Mahir (complex or over
response), Menjadi gerakan alami (adaptation), Menjadi tindakan orisinal
(origination). (Sumber: Olahan dari kategori Simpson dalam permendikbud No.
104 tahun 2014).
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut :
Sejarah SMA/SMK K - 1
59
(1) Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan
jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
a) Observasi, teknik penilaian yang berkesinambungan menggunakan indera,
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b) Penilaian diri, teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c) Penilaian antarpeserta didik, teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
d) Jurnal, merupakan catatan pendidik yang berisi hasil pengamatan tentang
kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
(2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
a)
Instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penyekoran.
b)
Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c)
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan /atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
(3) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan, suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
Sejarah SMA/SMK K - 1
60
a) Tes praktik, penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Projek, tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio, penilaian dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang
mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a) Substansi yang mempresentasikan kompetensi yang dinilai;
b) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan
c) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
6. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
a) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau
lembaga mandiri.
b) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,penilaian
diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengahsemester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian sekolah, dan ujian nasional, meliputi :
1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum
ulangan harian
3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran
4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan
Sejarah SMA/SMK K - 1
61
6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas
XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh
Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3),
kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh
Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas
VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5)
8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
c) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai
dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
d) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
1)
Menyusun kisi-kisi;
2)
Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
3)
Melaksanakan ujian;
4)
Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta
didik dan
5)
Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian
e) Ujian Nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS)
f) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remedial
g) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam
bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan
pemerintah
Sejarah SMA/SMK K - 1
62
7. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
a.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar
peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian
hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
(1) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam
membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah
menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai
dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman
penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.
(2) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran
dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi
pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan
tingkat kemampuan
peserta didik.
(3) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu
pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang
diintegrasikan dalam tema tersebut.
(4) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada
peserta didik
disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan)
yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran.
(5) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
a) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.
b) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial.
(6) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
Sejarah SMA/SMK K - 1
63
Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang
ditentukan.
(7) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua
pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan
dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
b. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan
sebagai berikut:
(1) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan
mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;
(2) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan
ujian akhir sekolah/madrasah;
(3) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah/Madrasah;
(4) menentukan kriteria kenaikan kelas;
(5) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
(6) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;
(7) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta
didik dan dinas pendidikan.
(8) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) mencapai
tingkat
Kompetensi
yang
dipersyaratkan,
dengan
ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori
baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama
dengan KKM yang telah ditetapkan;
c) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
Sejarah SMA/SMK K - 1
64
d) lulus Ujian Nasional.
(9)
menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap
peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional;
dan
(10) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
c.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian
Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal
berikut.
(1) Ujian Nasional
a) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem
yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang
aman, jujur, dan adil.
b) Hasil UN digunakan untuk : 1.salah satu syarat kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan; 2. salah satu pertimbangan dalam
seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; 3. pemetaan mutu;
dan 4. pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
c) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi
bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan
soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah.
d) Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh
Pemerintah.
e) Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program
dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat
peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang
berkepentingan.
(2) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
a) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada
seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan
Sejarah SMA/SMK K - 1
65
penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
b) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
c) Instrumen,
Kompetensi
pelaksanaan,
mampu
dan
pelaporan
memberikan
hasil
ujian
yang
mutu
Tingkat
komprehensif
sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional.
D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami konsep dasar penilaian pendidikan, anda perlu
membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi
pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat
apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.
Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis,
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan
dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
Sejarah SMA/SMK K - 1
66
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
DISKUSI KELOMPOK
1. Peserta dibagi menjadi empat kelompok.
2. Setiap kelompok menetapkan ketua dan sekretaris kelompok
3. Setiap kelompok memberi nama kelompoknya
4. Diskusikan topik berikut ini, setiap kelompok mendiskusikan satu topik:
a. Apa perbedaan prinsip antara penilaian hasil belajar KTSP 2006 dengan
Kurikulum 2013, ditinjau dari ruang lingkup dan teknik penilaian
b. Apa perbedaan prinsip pelaksanaan dan pelaporan KTSP 2006 dengan
Kurikulum 2013
c. Apa yang harus dilakukan oleh sekolah agar pengendalian mutu
pendidikan melalui penilaian hasil belajar dapat terwujud sesuai harapan
5. Tuliskan hasil diskusi pada lembar hasil diskusi
6. Presentasikan hasil diskusi kelompok, peserta memberikan tanggapan,
fasilitator memberikan klarifikasi secara proposional
HASIL DISKUSI
Aspek
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Rencana Tindak
Sekolah
Ruang lingkup
dan teknik
penilaian
Pelaksanaan dan
pelaporan
F. RANGKUMAN
Secara umum dalam konsep penilaian ada beberapa istilah yang sering
digunakan. Beberapa istilah itu antara lain :
 Pengukuran
(Measurement)
adalah
kegiatan
yang
sistematik
untuk
menentukan angka pada suatu obyek atau gejala atau proses penetapan
angak terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu.
Sejarah SMA/SMK K - 1
67
 Penilaian (Assesment) adalah proses pengumpulan informasi tentang apa
yang diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik. Contohnya melakukan
pengamatan ketika peserta didik sedang belajar, apa yang peserta didik
hasilkan atau bagaimana pengetahuan dan keterampilannya. Kunci dari istilah
ini adalah : apakah yang sedang peserta didik pelajari.
 Evaluasi (Evaluation) adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan
pencapaian tujuan suatu program atau suatu proses mengintepretasi dan
membuat suatu keputusan penilaian (judgement).
 Tes (Test) adalah alat untuk mengukur sesuatu yang akan diukur.
 Teknik dan instrumen untuk penilaian sikap meliputi : observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
 Teknik dan instrumen untuk penilaian pengetahuan meliputi : tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.
 Teknik dan instrumen untuk penilaian keterampilandicapai melalui tes praktik,
projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
G. UMPAN BALIK
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi konsep dasar
penilaian pendidikan?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
konsep dasar penilaian pendidikan?
3. Menurut Anda hikmah apa yang Bapak/Ibu terima setelah mempelajari materi
konsep dasar penilaian pendidikanjika dihubungkan dengan tugas-tugas
disekolah?
4. Setelah Saudara mempelajari modul diatas, apakah yang akan saudara
lakukan terhadap dokumen penilaian pembelajaran di sekolah/madrasah
ditempat Bapak/Ibu bertugas?
Sejarah SMA/SMK K - 1
68
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 66 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 59 Tahun 2014 tentang
kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 81a lampiran IV Tahun
2013 tentang Pedoman Umum Pembelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 104 Tahun 2014 tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah.
Sejarah SMA/SMK K - 1
69
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
PENGANTAR ILMU SEJARAH
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menganalisa Pengantar Ilmu Sejarah dengan baik
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Memecahkan masalah dengan membuat peta konsep konsep tentang ilmu
sejarah.
2. Menjelaskan sejarah memiliki guna rekreatif.
3. Menyebutkan tiga pertanyaan pokok terhadap kritik sumber dari segi ekstern.
C. URAIAN MATERI
1. Konsep Dasar Sejarah
a. Pengertian Sejarah
Istilah sejarah bermula dari bahasa Arab “syajaratun” yang artinya pohon
atau keturunan atau asal usul yang kemudian berkembang sebagai kata dalam
bahasa Melayu “syajarah”, akhirnya menjadi kata sejarah dalam bahasa
Indonesia (Frederick dan Soeroto, 1982:1). Jadi, kata pohon di sini mengandung
pengertian suatu percabangan geneologis dari suatu kelompok keluarga tertentu
yang kalau dibuat bagannya menyerupai profil pohon yang ke atas penuh
dengan cabang serta ranting-rantingnya serta ke bawah juga menggambarkan
percabangan dari akar-akarnya. Dengan demikian kata syajarah itu mula-mula
dimaksudkan sebagai gambaran silsilah/keturunan (Widja, 1988: 6).
Memang,dalam historiografi tradisional kebanyakan intinya memuat asal
usul keturunan (silsilah). Kata-kata seperti kisah, hikayat, tambo, riwayat, tarikh
adalah istilah yang sering dipakai untuk gambaran asal-usul tersebut. Dalam
bahasa Jawa dikenal babad dan kidung di dalamnya juga mengandung unsur
silsilah, meskipun sering dirangkai juga dengan gambaran kejadian/peristiwa,
sebagaimana dalam bahasa Jerman terdapat istilah geschicte yang berarti terjadi
Sejarah SMA/SMK K - 1
70
Di negeri Barat dikenal istilah dalam bahasa Inggris “history”. Kata ini
sebenarnya berasal dari bahasa Yunani kuno “istoria” yang berarti belajar
dengan cara bertanya (Ali, 2005: 11); Widja, 1988: 7). Kalau pengertian ini
diluaskan artinya, hakikatnya sudah mengacu pada pengertian ilmu. Pada
mulanya belum kelihatan adanya usaha membatasi pengertian pada gejala yang
menyangkut kehidupan manusia saja, tapi mencakup gejala alam secara
keseluruhan. Dalam perkembangan kemudian baru kelihatan munculnya dua
istilah yaitu “scientia” yang lebih mengkhusus pada penelaahan sistematis yang
sifatnya non kronologis atas gejala alam, sedangkan kata “istoria”
lebih
dikhususkan bagi penelaahan kronologis atas gejala-gejala yang menyangkut
kehidupan manusia.
Dengan demikian, secara sederhana “sejarah” dapat didefinisikan
sebagai peristiwa yang dialami oleh manusia yang terjadi di masa lampau.
Dengan pengertian sejarah sebagaimana yang sudah disebutkan tersebut, maka
ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajarai peristiwa yang dialami oleh manusia
yang terjadi di masa lampau.
2. Unsur-unsur Sejarah
Sejarah dibangun berdasarkan unsur-unsur pembentuknya. Adapun
unsur-unsur sejarah adalah sebagai berikut.
a. Manusia
Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Akan tetapi, manusia bukan
monopoli kajian sejarah. Ilmu-ilmu lain, seperti Sosiologi, Antropologi, Politik,
Kedokteran, dan sebagainya, juga mengkaji tentang manusia. Perbedaannya
terletak pada titik perhatian masing-masing ilmu. Sejarah mengkaji aktivitas
manusia di segala bidang dalam perspektif waktu. Akan tetapi, sejarah juga
bukan kisah manusia pada masa lampau secara keseluruhan. Manusia yang
sudah memfosil menjadi objek kajian Antropologi Ragawi. Demikian juga bendabenda, meskipun sebagai hasil karya manusia, tetapi menjadi bidang kajian
Arkeologi.
Sejarah SMA/SMK K - 1
71
b. Ruang
Dalam melakukan aktivitas, manusia terikat pada ruang atau tempat
tertentu. Ibarat bermain sandiwara, ruang adalah panggung, di mana lakon
dimainkan. Ada hubungan yang erat antara peristiwa dengan ruang, seperti
dinyatakan dalam Teori Determinisme Geografis, bahwa faktor geografis sebagai
satu-satunya faktor penentu jalannya peristiwa sejarah.
c. Waktu
Dalam ilmu sejarah, waktu merupakan salah satu unsur yang penting,
karena sejarah merujuk pada suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
Dengan demikian aktivitas manusia dilihat dari kurun waktu/ periodisasinya,
sehingga unsur kronologis menjadi sangat penting.
Menurut Kuntowijoyo (1995), dalam waktu terjadi empat hal, yaitu
perkembangan,
(2)kesinambungan,
(3)pengulangan,
(1)
(4)perubahan.
Perkembang-an terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk
ke bentuk lainnya. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang
sederhana ke bentuk kompleks. Contoh : masyarakat kota Surabaya tahun 1920an berbeda dengan masyarakat kota Surabaya tahun 1990-an. Kesinambungan
bila masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Contoh:
pada awal-awal Proklamasi Kemerdekaan kondisi yang ada merupakan
kesinambungan dari masa-masa sebelumnya, sehingga di tempat-tempat
tertentu masyarakat tidak sabar untuk melakukan perubahan, seperti di Aceh dan
Tiga Daerah (Brebes, Tegal, Pekalongan). Pengulangan berlangsung bila
peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau terjadi lagi, sehingga timbul
kemiripan. Perubahan terjadi bila masyarakat mengalami perkembangan secara
besar-besaran dalam waktu singkat. Contoh: pendidikan dan pengajaran
mengubah struktur masyarakat Jawa pada awal abad ke-20.
d. Peristiwa
Sejarawan terutama tertarik pada peristiwa-peristiwa yang mempunyai
arti istimewa. Untuk itu, ada yang disebut occurrence dengan event. Occurrence
menunjuk pada peristiwa biasa, sedangkan event merupakan peristiwa istimewa.
Ada pula yang menggunakan istilah kejadian “non historis” untuk peristiwa biasa,
dan kejadian “historis” untuk peristiwa istimewa (Widja, 1988: 18).
Masalahnya, sulit membuat batasan yang ketat, mana yang dikatagorikan
sebagai kejadian biasa dan mana yang merupakan kejadian istimewa.
Sejarah SMA/SMK K - 1
72
Perbedaan ini sebenarnya lebih banyak bergantung pada kepentingan sejarawan
dalam menyusun cerita sejarahnya. Ada yang mula-mula dianggap sebagai
kejadian/peristiwa biasa, mungkin kemudian dapat menjadi peristiwa istimewa.
Demikian sebaliknya, peristiwa yang mula-mula dianggap istimewa ternyata bisa
kurang berarti dalam konteks cerita sejarah yang lain. Maka dari itu, sejarawan
dianjurkan untuk tidak terlalu terikat pada klasifikasi di atas. Dalam hal ini, yang
penting sejarawan perlu mengumpulkan sejumlah besar peristiwa yang menarik
perhatiannya, dan baru kemudian pada waktu ia merencanakan karakteristik
cerita sejarahnya, menyeleksi/mengklasifikasi mana-mana yang bersifat peristiwa
biasa dan mana-mana yang merupakan peristiwa istimewa dalam konteks
ceritanya (Widja, 1988:18). Dengan demikian, pengertian peristiwa istimewa itu
hakikatnya dapat dirumuskan sebagai peristiwa yang terutama menunjang bagi
karateristik cerita sejarah yang hendak disusun oleh sejarawan atau peristiwa
yang mempunyai makna sosial.
e. Kausalitas
Apabila pengungkapan sejarah bersifat deskriptif, maka fakta-fakta yang
perlu diungkapkan terutama bersangkutan dengan apa, siapa, kapan, di mana,
dan bagaimana. Dengan mengetahui data deskriptif itu sebagian besar dari
keingintahuan terhadap peristiwa sejarah tertentu terpenuhi. Dalam jawaban
terhadap bagaimananya peristiwa itu, pada umumnya telah tercakup beberapa
keterangan tentang sebab-sebabnya, meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit,
hanya secara implisit saja. Seringkali pembaca sudah puas dengan uraian
mengenai bagaimananya itu. Apabila pertanyaan-pertanyaan di atas masih
disusul dengan pertanyaan mengapa, maka timbul tuntutan untuk secara
eksplisit memberikan uraian tentang sebab-sebab atau kausalitas peristiwa itu.
f. Tidak Berulang
Sejarah bersifat sekali terjadi (einmalig). Kalau terdapat dua peristiwa
atau lebih yang mempunyai kesamaan, bukan berarti sejarah berulang. Hal ini
hanya sebuah kemiripan, karena unsur-unsur yang melekat dalam masingmasing peristiwa (waktu, pelaku, tempat, kausalitas) berbeda. Contoh berikut
kiranya dapat memperjelas hal ini: PKI terlibat perlawanan pada tahun 1927,
1948, dan 1965. Dari aspek waktu, tokoh-tokoh yang terlibat, intensitas
keterlibatan, tempat perlawanan, jelas berbeda, dan masih banyak perbedaanperbedaan yang lain.
Sejarah SMA/SMK K - 1
73
3. Matra Sejarah
a. Sejarah Sebagai Ilmu
Dalam dunia ilmu, sebuah pengetahuan dapat dikatakan sebuah ilmu
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1). Objek
Objek sejarah adalah aktivitas manusia pada masa lampau. Sejarah
merupakan ilmu empiris. Sejarah seperti ilmu-ilmu lain yang mengkaji manusia,
bedanya sejarah mengkaji aktivitas manusia dalam dimensi waktu. Aspek waktu
inilah yang menjadi jiwa sejarah. Selanjutnya objek sejarah dibedakan menjadi
dua, yakni objek formal dan objek material. Objek formal sejarah adalah
keseluruhan aktivitas masa silam umat manusia. Objek material berupa sumbersumber sejarah yang merupakan bukti adanya peristiwa pada masa lampau
(Zed, 2002: 48). Bukti-bukti itu merupakan kesaksian sejarah yang bisa dilihat.
Tegasnya, rekonstruksi sejarah hanya mungkin kalau memiliki bukti-bukti berupa
dokumen atau jenis peninggalan lainnya.
b). Tujuan
Menurut Sutrasno (1975: 22) sejarah bertujuan sebagai berikut.
1. Memberikan kenyataan-kenyataan sejarah yang sesungguhnya, menceriterakan segala yang terjadi apa adanya
2. Membimbing, mengajar, dan mengupas setiap kejadian sejarah secara kritis
dan realistis.
Makin
objektif
(makin
dekat
kepada
kenyataan
sejarah
yang
sesungguhnya) makin baik, karena dengan demikian pembaca akan mendapat
gambaran sesungguhnya tentang apa yang benar-benar terjadi.
c). Metode
Metode sejarah bertumpu pada empat langkah, yaitu heuristik, kritik,
interpretasi, dan historiografi. Metode sejarah bersifat universal, artinya metode
sejarah dapat dimanfaatkan oleh ilmu-ilmu lain untuk keperluan memastikan
fakta pada masa lampau. Dengan semakin mendekatnya ilmu-ilmu sosial dan
ilmu sejarah, maka semakin terlihat pemanfaatan metode sejarah dalam ilmuilmu sosial.
Sejarah SMA/SMK K - 1
74
d). Kegunaan
Menurut
Widja
(1988:
49-51)
sejarah
paling
tidak
mempunyai
empatkegunaan, yaitu edukatif, inspiratif, rekreatif, dan instruktif. Guna edukatif
adalah
sejarah memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi orang yang
mempelajari-nya. Menyadari guna edukatif dari sejarah berarti menyadari makna
dari sejarah sebagai masa lampau yang penuh arti. Selanjutnya berarti bahwa
kita bisa mengambil dari sejarah nilai-nilai berupa ide-ide maupun konsepkonsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah-masalah
masa kini dan selanjutnya untuk merealisir harapan-harapan di masa akan
datang.
Guna inspiratif terutama berfungsi bagi usaha menumbuhkan harga diri
dan identitas sebagai suatu bangsa. Guna sejarah semacam ini sangat berarti
dalam rangka pembentukan nation building. Di negara-negara yang sedang berkembang guna inspiratif sejarah menjadi bagian yang sangat penting, terutama
dalam upaya menumbuhkan kebanggaan kolektif.
Guna rekreatif menunjuk kepada nilai estetis dari sejarah, terutama kisah
yang runtut tentang tokoh dan peristiwa. Di samping itu, sejarah memberikan
kepuasan dalam bentuk “pesona perlawatan”. Dengan membaca sejarah
seseorang bisa menerobos batas waktu dan tempat menuju zaman lampau dan
tempat yang jauh untuk mengikuti berbagai peristiwa di dunia ini.
Guna instruktif adalah fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang
studi kejuruan/ketrampilan seperti navigasi, teknologi senjata, jurnalistik, taktik
militer, dan sebagainya.
Kuntowijoyo (1995: 19-35) membedakan guna sejarah menjadi guna
ekstrinsik dan guna intrinsik. Guna intrinsik sejarah meliputi, (1) sejarah sebagai
ilmu, (2) sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, (3) sejarah sebagai
pernyataan pendapat, dan (4) sejarah sebagai profesi. Guna ekstrinsik merupakan manfaat sejarah terutama di bidang pendidikan. Sejarah mempunyai fungsi
pendidikan, yaitu sebagai pendidikan (1) moral, (2) penalaran, (3) politik, (4)
kebijakan, (5) perubahan, (6) masa depan, (7) keindahan, (8) ilmu bantu. Dalam
guna ekstrinsik selain pendidikan, sejarah juga berfungsi sebagai (1) latar
belakang, (2) rujukan, dan (3) bukti.
Sejarah SMA/SMK K - 1
75
e). Sistematika
Bentuk sistematika dalam sejarah berupa periodisasi dan percabangan
dalam ilmu sejarah. Periodisasi adalah pemenggalan waktu dalam periodeperiode dengan menggunakan kriteria tertentu. Periodisasi berasal dari asal kata
periode yang berarti masa, kurun, babak, dan zaman. Periode adalah satu
kesatuan yang isi, bentuk, maupun waktunya tertentu (Gazalba, 1981: 75).
Aktivitas masa lalu manusia beragam, baik jumlah maupun jenisnya. Untuk itu,
perlu dibagi-bagi ke dalam periode-periode agar mudah dipahami. Dalam
periodisasi seolah-olah objek dibagi-bagi sedemikian rupa sehingga merupakan
kotak-kotak yang dibatasi oleh tembok tebal. Walaupun dalam kenyataannya
tidaklah demikian. Ibarat tubuh manusia yang terdiri atas kepala, tangan, telinga,
dan lain-lain, agar mudah memahami maka perlu dipelajari masing-masing
anggota tubuh. Kajian masing-masing anggota tubuh manusia memang seolaholah terpisah, tetapi sebenarnya tetap dalam satu kesatuan yaitu badan tubuh
manusia.
Salah satu syarat ilmu adalah pembagian-pembagian yang bersifat
teoritis. Hal ini dilakukan agar mudah mendalami persoalan bagian demi bagian.
Walaupun hanya secara singkat dan global, namun dengan pembagian atau
periodisasi diharapkan agar isi dan arti dari dasar ilmu pengetahuan dapat
dimengerti oleh siapapun, khususnya yang mempelajari ilmu pengetahuan
tersebut. Sebagai contoh: periodisasi sejarah Indonesia, menggambarkan
perjalanan sejarah bangsa Indonesia dari masa Nirleka hingga masa kini,
meskipun dalam pernyataan pendek-pendek.
Secara garis besar materi sejarah dibagi dalam dua kelompok, yaitu
kelompok teori sejarah dan kelompok kajian sejarah. Kelompok teori sejarah,
seperti Pengantar Ilmu Sejarah, Filsafat Sejarah, Metodologi dan Historiografi.
Kelompok kajian sejarah masih terbagi lagi dalam sejarah kawasan dan sejarah
tematis. Masing-masing masih terpecah dalam cabang-cabang lagi. Seperti
sejarah kawasan yang terbagi dalam sejarah Eropa, Asia, dan Afrtika.
Sedangkan sejarah tematis terdiri atas sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah
maritim, dan sebagainya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
76
f). Kebenaran
Sedikitnya ada dua teori kebenaran yang biasanya bisa dikaitkan dengan
usaha pengujian kebenaran fakta, yaitu kebenaran korespondensi dan kebenaran koherensi. Kebenaran korespodensi menyatakan bahwa sesuatu itu (suatu
pernyataan) benar apabila sama dengan realitasnya. Apa yang disebut realitas
dalam konteks sejarah adalah kenyataan yang benar-benar telah terjadi, suatu
kenyataan seperti apa adanya yang tidak tergantung pada orang yang
menyelidikinya. Sedangkan kebenaran koherensi menyatakan bahwa sesuatu itu
(suatu pernyataan) benar jika cocok dengan pernyataan-pernyataan lain yang
pernah diucapkan/dinyatakan dan kita terima kebenarannya. Jadi, kebenaran itu
tidak dicari dalam hubungan pernyataan dengan realitas, tapi antara satu
pernyataan dengan pernyataan lainnya.
Oleh karena sejarah terjadi satu kali, pada masa lampau, dan tidak bisa
diulang, maka dari dua teori kebenaran itu, teori kebenaran koherensi yang tepat
bagi sejarah.
g). Generalisasi
Generalisasi atau kebenaran-kebenaran yang bersifat umum sering
terabaikan dalam kajian sejarah. Sejarawan biasanya tidak menjadikan generalisasi sebagai tujuan utamanya. Sejarawan lebih memusatkan perhatian pada
usaha menerangkan, untuk kemudian mengartikan jalan yang sebenarnya dari
peristiwa-peristiwa khusus, yaitu kejadian-kejadian dalam dimensi waktu, ruang,
dan kondisi-kondisi tertentu (Widja, 1988: 3).
Akan tetapi, banyak juga sejarawan yang membicarakan sifat-sifat umum,
di samping juga kekhususan, dari masing-masing revolusi, seperti revolusi
Perancis, revolusi Amerika, revolusi Indonesia, dan sebagainya. Demikian juga
sejarawan
Sartono
Kartodirdirjo
yang
juga
telah
berhasil
memberikan
generalisasi tentang gerakan-gerakan protes di Jawa.
h). Prediksi
Prediksi dapat diartikan sebagai berlakunya hukum dikemudian hari.
Hukum sejarah adalah keteraturan yang dapat diserap pada sejumlah kejadian,
yang memberikan rupa persamaan pada perubahan-perubahan keadaan tertentu
dalam sejarah. Dalam sejarah keteraturan yang menjadi unsur utama dari suatu
hukum dikaitkan dengan suatu kondisi tertentu, yaitu sepanjang keteraturan itu
bisa diserap pada sejumlah kejadian yang berarti pula tidak ada jaminan bahwa
Sejarah SMA/SMK K - 1
77
keteraturan itu bisa diterapkan pada setiap kejadian, dan bahwa kejadiankejadian itu dibatasi hanya kejadian yang punya rupa persamaan, bukan
kejadian yang memang benar-benar sama (identik). Dengan kata lain, hukum itu
berlaku apabila bisa dilihat unsur-unsurnya pada peristiwa, kalau tidak maka
berarti hukum itu tidak berlaku.
Kenyataan
ini
tidak
menghalangi
usaha
untuk
memproyeksikan
pengalaman masa lampau ke situasi masa kini dan akan datang. Meskipun tidak
dengan landasan prediksi seperti yang terjadi dalam ilmu alam.
4. Sejarah Sebagai Seni
Menurut Kuntowijoyo (1995: 67-70) kedudukan sejarah sebagai seni
disebabkan alasan-alasan sebagai berikut.
a.
Sejarah memerlukan intuisi
Apa yang harus dikerjakan setiap langkah memerlukan kepandaian
sejarawan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan. Sering terjadi untuk
memilih suatu penjelasan, bukan peralatan ilmu yang berjalan tetapi intuisi.
Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama dengan seniman.
Sering sejarawan merasa tidak lagi sanggup melanjutkan tulisannya,
terutama kalau itu berupa deskripsi atau penggambaran peristiwa. Dalam
keadaan tidak tahu itu sebenarnya yang diperlukan intuisi. Untuk mendapatkan
intuisi sejarawan harus kerja keras dengan data yang ada. Di sinilah beda intuisi
seorang sejarawan dengan seniman. Mungkin seniman akan melamun, tetapi
sejarawan harus tetap ingat akan data-datanya.
b.
Sejarah memerlukan imajinasi
Dalam pekerjaannya, sejarawan harus dapat membayangkan apa yang
sebelumnya, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu. Pikiran
sejarawan harus mampu menerobos masa silam, membayangkan peristiwa dan
kondisi yang mengiringinya dalam konteks jaman di mana peristiwa terjadi. Tentu
saja imajinasi sejarawan harus tetap berdasar pada bukti-bukti, sehingga tidak
terjebak dalam anakronisme, yaitu menempatkan waktu tidak pada ruang yang
semestinya.
c.
Sejarah memerlukan emosi
Sejarawan
diharapkan
menyatukan
perasaan
dengan
objeknya.
Sejarawan dapat menghadirkan objeknya seolah-olah pembacanya mengalami
Sejarah SMA/SMK K - 1
78
sendiri peristiwa itu. Akan tetapi, sejarawan harus tetap setia dengan fakta.
Penulisan sejarah yang melibatkan emosi sangat penting untuk pewarisan nilai.
Untuk keperluan ini, dalam sejarah dikenal historical thinking atau cara berpikir
historis, yaitu upaya menempatkan pikiran-pikiran pelaku sejarah pada pikiran
sejarawan. Historical thinking didasari bahwa peristiwa sejarah mempunyai
aspek luar dan aspek dalam. Aspek luar peristiwa adalah bentuk dari peristiwa,
seperti pemberontakan, perubahan sosial, pelacuran, dan lain-lain. Sedangkan
aspek dalam merupakan pikiran-pikiran dari pelaku sejarah. Untuk dapat
menjangkau pikiran-pikiran ini dilakukan dengan percakapan imajiner. Tentu saja
sejarawan tidak boleh berbuat semaunya saja, harus tetap bertumpu pada fakta
sejarah. Dengan penerapan historical thinking diharapkan muncul emosi
kesejarahan.
d. Sejarah memerlukan gaya bahasa
Gaya bahasa yang baik, tidak berarti gaya bahasa yang berbunga-bunga.
Kadang-kadang gaya bahasa yang lugas lebih menarik. Gaya yang berbelit-belit
dan tidak sistematis jelas merupakan bahasa yang jelek. Akan tetapi perlu
diingat, seperti dinyatakan Kuntowijoyo (1995: 11) bahwa sejarah bukan sastra.
Sejarah berbeda dengan sastra dalam hal: (1) cara kerja, (2) kebenaran, (3) hasil
keseluruhan, dan (4) kesimpulan. Dari cara kerjanya, sastra adalah pekerjaan
imajinasi yang lahir dari kehidupan sebagaimana dimengerti oleh pengarangnya.
Kalau kebetulan pengarangnya bersimpati pada perkembangan kota, ia akan
menghasilkan sastra yang demikian. Tidak perlu diharapkan pengarang akan
mengungkapkan secara tuntas. Kebenaran bagi pengarang secara mutlak ada di
bawah kekuasaannya. Dengan kata lain pengarang akan bersikap subjektif dan
tidak ada yang mengikatnya. Kebebasan bagi pengarang demikian besarnya,
sehingga berhak membangun sendiri dunianya. Hasil keseluruhannya hanya
menuntut supaya pengarang taat asas dengan dunia yang dibangunnya sendiri.
Dalam kesimpulan, bisa saja sastra justru berakhir dengan pertanyaan. Hal itu
tidak bisa dilakukan oleh sejarah. Sejarah harus berusaha memberikan informasi
selengkap-lengkapnya, setuntas-tuntasnya, dan sejelas-jelasnya.
5. Sejarah Sebagai Peristiwa dan Kisah
Sejarah sebagai peristiwa hanya terjadi satu kali pada masa lampau.
Orang masa kini mengetahui bahwa telah terjadi peristiwa melalui bukti-bukti
Sejarah SMA/SMK K - 1
79
(evidensi) yang ditinggalkan. Bagi sejarawan bukti-bukti merupakan sesuatu
yang utama dan pertama. Tanpa adanya bukti peristiwa masa lalu hanya mitos
belaka. Untuk mengungkapkan peristiwa, bukti-bukti itu selanjutnya diolah
melalui kritik sejarah. Hasil upaya mempertanyakan bukti-bukti disebut fakta
sejarah. Jadi, fakta dalam ilmu sejarah berarti informasi atau keterangan yang
diperoleh dari sumber atau bukti setelah melalui proses kritik.
Deretan fakta-fakta belum dapat disebut sejarah, melainkan masih pseudo
sejarah (sejarah semu) dan belum mempunyai arti. Agar dapat berarti dan
dipahami maka perlu dilakukan sintesis (interpretasi). Ketika hasil sintesis
dituliskan maka lahirlah sejarah sebagai kisah, yang selalu menampilkan apa,
siapa, kapan, dan di mana (Hariyono, 1995: 12-13). Dengan demikian sejarah
sebagai kisah, merupakan produk serangkaian kerja intelektual dari seorang
sejarawan dan bagaimana menangani bukti-bukti hingga mewujudkannya dalam
tulisan sejarah (historiografi).
6. Metode Sejarah
Prosedur kerja seorang peneliti sejarah dalam mengkaji masa lampau
berkisar pada langkah-langkah; (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3)
verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), (4) interpretasi: analisis dan
sintesis, dan (5) penulisan. Kelima langkah ini kemudian diringkas dalam empat
kegiatan, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Kuntowijoyo (1995: 90-92) menyarankan, sebaiknya topik atau objek
kajian dipilih berdasarkan: (1) kedekatan emosional, dan (2) kedekatan
intelektual. Hal ini penting karena orang akan bekerja dengan baik bila senang
dan mampu. Bila Anda dilahirkan di sebuah kota tertentu dan ingin berbakti pada
kota di mana anda dilahirkan, menulis tentang kota sendiri adalah paling
strategis. Perlu diyakini bahwa tulisan itu berharga. Dalam sebuah kota banyak
masalah yang bisa diangkat, seperti pertanahan, ekonomi, politik, demografi,
mobilitas sosial, kriminalitas, dan lain-lain.
Kedekatan emosional biasanya akan diikuti atau berjalan bersamaan
dengan kedekatan intelektual, bahkan tidak jarang kedekatan intelektual
mendahului kedekatan emosional. Kalau tertarik terhadap permasalahan
tertentu, seseorang akan memperkaya khasanah intelektualnya dengan hal-hal
yang terkait dengan permasalahan tersebut. Perlu diperhatikan, bahaya yang
Sejarah SMA/SMK K - 1
80
akan muncul bila seseorang terlibat secara emosional ialah pertimbangan
intelektualnya akan dipengaruhi emosi, sehingga sejarah berubah menjadi
pengadilan. Padahal, sejarah adalah ilmu empiris yang harus menghindari
penilaian yang subjektif.
Masih menurut Kuntowijoyo (1995: 90-91) menyatakan bahwa pemilihan
topik perlu memperhatikan empat kriteria sebagai berikut. Pertama, nilai bahwa
topik harus sanggup memberikan penjelasan atas sesuatu yang berarti. Kedua,
keaslian yaitu belum ada peneliti lain yang meneliti dan jika objek telah dikaji oleh
peneliti terdahulu, maka Anda harus yakin bahwa (1) ada evidensi baru yang
sangat substansial dan signifikan, (2) intepretasi baru dari evidernsi yang valid
dan dapat ditunjukkan. Ketiga, kepraktisan yaitu penelitian harus dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal berikut: (1) keberadaan sumber dapat diperoleh
tanpa kesulitan, (2) sumber dapat dimanfaatkan tanpa adanya tekanan, (3)
kemampuan untuk memanfaatkan sumber,
(4) ruang lingkup pemanfaatan
(makalah, laporan, buku, tesis). Keempat, kesatuan yaitu kesatuan tema yang
memberikan suatu titik tolak, arah dan tujuan tertentu.
1. Heuristik
Sumber-sumber sejarah tidak dapat melukiskan sejarah serba objek
seluruhnya. Sumber sejarah hanyalah mengandung sebagian kecil kenyataan
sejarah. Atau tidak dapat merekan peristiwa secara keseluruhan (Ali, 2005:16).
Sumber sejarah atau dapat juga disebut data sejarah (Kuntowijoyo, 1995:94)
yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Proses
pencarian dan pengumpulan sumber sejarah atau data sejarah inilah yang
disebut dengan heuristik (Hariyono, 1995:54).
Sumber sejarah adalah semua peninggalan manusia (peninggalan sejarah)
dari masa lampau. Peninggalan sejarah dapat berupa benda-benda, seperti
bangunan (candi, patung, masjid, makam), peralatan hidup (senjata, tombak,
keris, gamelan), perhiasan (emas, perak, perunggu, dll) dan juga dapat berupa
tulisan, seperti prasasti, karya sastra, dokumen.
Menurut jenisnya: Pertama, sumber tertulis (tekstual), yaitu keterangan
tertulis yang berkaitan dengan peristiwa sejarah. Sumber tertulis ada 3 macam,
yaitu: 1. Sumber tertulis sezaman dan setempat. Maksudnya sumber tertulis itu
ditulis pada waktu terjadinya peristiwa sejarah dan berasal dari lokasi terjadinya
peristiwa sejarah. Contoh: Prasasti Yupa tentang Kerajaan Kutai (Abad ke-4
Sejarah SMA/SMK K - 1
81
Masehi). Prasasti ini ditulis atas perintah Raja Mulawarman (sezaman dengan
Kerajaan Kutai) dan ditemukan di sungai Muarakaman Kutai (setempat dengan
kerajaan Kutai). 2. Sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat. Maksudnya
sumber tertulis itu ditulis pada waktu terjadinya peristiwa sejarah tetapi bukan
berasal dari daerah terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Kitab Ling Wai Taita
karya Chou Ku Fei tahun 1178 tentang Kerajaan Kediri. Sumber ini sezaman
dengan Kerajaan Kediri (Abad 10-12) tetapi berasal dari Cina (tidak setempat). 3.
Sumber tertulis setempat tetapi tidak sezaman .Maksudnya sumber tertulis itu
berasal dari daerah/lokasi terjadinya peristiwa sejarah tetapi ditulis jauh sesudah
terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Kitab Babad Tanah Jawi yang ditulis pada
zaman Kerajaan Mataram Islam tetapi isinya tentang akhir Kerajaan Majapahit,
Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang yang tidak sezaman dengan masa
Kerajaan Mataram Islam.
Kedua, Sumber lisan (oral): keterangan langsung dari pelaku atau saksi
sejarah dari peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Ketiga. Sumber benda (korporal): sumber sejarah yang diperoleh dari
peninggalan benda-benda kebudayaan. Misalnya: fosil, senjata, candi.
Keempat, Sumber rekaman yang berbentuk foto dan kaset video. Misalnya:
foto peristiwa proklamasi kemerdekaan.
Menurut tingkat pemerolehan: Sumber primer (pertama): peninggalan asli
sejarah yang berasal dari zamannya. Misalnya: prasasti, candi, masjid. 2.
Sumber sekunder (kedua): benda-benda tiruan dari benda aslinya, seperti
prasasti tiruan, terjemahan kitab-kitab kuno.. 3. Sumber tersier (ketiga): berupa
buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan hasil penelitian ahli sejarah tanpa
melakukan penelitian langsung.
2. Kritik
Apabila seorang sejarawan telah berhasil mengumpulkan sumber-sumber
sejarah yang akan menjadi bahan dari cerita sejarahnya, maka langkah
berikutnya yang perlu dikerjakan ialah menilai, menguji atau menyeleksi sumbersumber tersebut sebagai usaha untuk mendapatkan sumber yang benar, dalam
arti benar-benar diperlukan, benar-benar asli serta benar-benar mengandung
informasi yang relevan dengan cerita sejarah yang disusun. Ini menyangkut
kredibilitas dari sumber-sumber tersebut. Usaha ini semua disebut kritik sejarah.
Sejarah SMA/SMK K - 1
82
Semua sumber mempunyai aspek ekstern dan aspek intern, oleh karena
itu kritik sejarah bisa dibedakan menjadi kritik intern dan kritik ekstern. Kritik
ekstern bertugas mempermasalahkan kesejatian bahan atau mempersoalkan
apakah sumber itu merupakan sumber sejati yang dibutuhkan. Kritik intern
bertugas mem-permasalahkan kesejatian isi atau bertalian dengan persoalan:
apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.
Kritik ekstern terutama bertujuan menjawab tiga pertanyaan pokok yang
menyangkut sumber.
1. Apakah sumber itu memang sumber yang kita kehendaki, di mana sejarawan
ingin mengetahui /meyakinkan diri apakah sumber itu asli atau palsu.
2. Apakah sumber itu sesuai dengan aslinya atau tiruan, yang mana terutama
menyangkut sumber-sumber kuno di mana satu-satunya cara untuk memperbanyak atau mengabadikan naskah adalah dengan menyalin. Dalam
menyalin inilah ada kemungkinan terjadi perubahan dari dokumen aslinya.
3. Apakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah. Ini menyangkut utuh atau
tidaknya sumber, artinya mempertanyakan kondisi fisik sumber (rusak, retak,
robek, dll.) (Notosusanto, 1971: 20; Widja, 1988: 21-22).
Kritik intern mulai bekerja setelah kritik ekstern selesai menentukan, bahwa
dokumen yang kita hadapi memang dokumen yang kita cari. Kritik intern harus
membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh suatu sumber memang
dapat dipercaya. Buktinya diperoleh dengan cara: (1) penilaian intrinsik daripada
sumber-sumber; (2) membanding-bandingkan kesaksian daripada berbagai
sumber (Notosusanto, 1971:43).
Penilaian intrinsik sumber dilakukan dengan dua cara, yakni menentukan
sifat sumber dan menyoroti pengarang atau pembuat sumber. Harus dapat
diidentifikasi suatu sumber apakah bersifat rahasia atau tidak, bersifat sakral atau
profan. Pengarang atau pembuat adalah orang yang memberikan informasi
mengenai masa lampau melalui bukti yang sampai kepada kita. Untuk itu, harus
mempunyai kepastian bahwa kesaksiannya dapat dipercaya.
Untuk memastikan kesaksian dari pengarang atau pembuat dilakukan
dengan mengajukan dua pertanyaan. Pertama, apakah ia mampu untuk
memberikan kesaksian? Kemampuan ini antara lain berdasarkan kehadirannya
pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Kemampuan itu bergantung pula
pada keahliannya, karena, misalnya, keterangan seorang prajurit mengenai
Sejarah SMA/SMK K - 1
83
jalannya sebuah rapat staf divisi, tentu perlu disangsikan nilainya. Kedua, apakah
ia mau memberikan kesaksian yang benar? Ini menyangkut kepentingan si
pengarang atau pembuat terhadap peristiwa itu. Harus diketahui, apakah ia
mempunyai alasan untuk menutup-nutupi sesuatu peristiwa atau untuk melebihlebihkannya.
Proses kedua daripada kritik intern, yaitu membanding-bandingkan
kesaksian berbagai sumber. Hal ini dilakukan dengan “menjejerkan” kesaksian
dari sumber-sumber. Untuk itu proses ini dapat dianalogkan dengan upaya
seorang hakim di pengadilan dalam memeriksa saksi-saksi. Akan tetapi,
sejarawan bukan sebagai hakim semata, ia juga sebagai jaksa dan pembela
sekaligus.
3. Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran sejarah adalah kegiatan mensintesakan faktafakta yang diperoleh dari analisis sumber. Analisis sendiri berarti menguraikan,
sedangkan sintesis berarti menyatukan. Dalam melakukan interpretasi keduanya
tidak dapat dipisahkan. Sintesis adalah upaya menyusun/menyatukan sejumlah
fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama teori-teori
disusunlah fakta-fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh
(Abdurrahman, 1999: 64). Seperti dicontohkan Kuntowijoyo (1995) sebagai
berikut.

Fakta pertempuran

Fakta rapat-rapat

Fakta mobilisasi massa

Fakta penggantian pejabat

Fakta pembunuhan

Fakta orang-orang mengungsi

Fakta penurunan dan pengibaran bendera.
Dari fakta-fakta itu kemudian muncul interpretasi bahwa telah terjadi
revolusi. Dengan demikian pernyataan revolusi merupakan interpretasi peneliti
setelah fakta-fakta dikelompokkan menjadi satu. Kemampuan untuk melakukan
sintesis hanyalah mungkin kalau peneliti mempunyai konsep, yang diperolehnya
dari pembacaan, dan karena itu pula interpretasi atas data yang sama sekalipun
memungkinkan hasilnya bisa beragam (Abdurrahman, 1999: 64).
Sejarah SMA/SMK K - 1
84
Walsh (1970) mengungkapkan, bahwa ada empat faktor yang melatarbelakangi perbedaan interpretasi sejarawan. Pertama, kecenderungan pribadi
(personal bias), yaitu rasa suka atau tidak suka terhadap pelaku sejarah. Tentu
banyak hal yang menyebabkan sejarawan atau siapa saja yang terlatih
melakukan studi sejarah untuk menyukai atau tidak suka terhadap pelaku
sejarah. Baik secara individu maupun kelompok. Idealnya sejarawan bebas dari
kecenderungan pribadi, sehingga ia mampu menempatkan diri untuk mengambil
jarak yang dapat membawanya pada sikap netral. Sikap yang tidak menyukai
pelaku sejarah menyebabkan sejarawan mempunyai pertimbangan yang tidak
memuaskan pada pelaku sejarah atau pada konstelasi zaman pada waktu itu.
Kalau ini terjadi berarti sejarawan tidak bisa mengendalikan perasaan dan sikap
semacam itu seharusnya tidak perlu dimasukkan dalam karya sejarahnya.
Apabila seorang sejarawan telah terjebak pada rasa kagum pada pelaku
sejarah tertentu, akibatnya ia akan membuat kisah sejarah terpusat pada ide-ide
dan tindakan tokoh pujaannya, yang ia gambarkan sebagai faktor yang
menentukan bagi konstelasi zaman pada waktu itu. Sebaliknya ahli sejarah yang
lain kebetulan mempunyai perasaan anti pati yang kuat pada pelaku sejarah
yang sama, maka dalam kisah sejarah yang kedua ini pelaku sejarah dilukiskan
negatif, penuh ketidaksetiaan atau jahat atau tidak efektif.
Kedua, prasangka kelompok (group prejudice), yaitu anggapan-anggapan
yang berkaitan dengan masuknya seorang ahli sejarah menjadi anggota dari
suatu golongan atau kelompok tertentu. Perlu diperhatikan dalam hal ini adalah
pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat oleh sejarawan yang menjadi
anggota atau simpatisan kelompok tertentu sulit dideteksi, karena pandanganpandangan kelompok itu telah diusahakan untuk diberi landasan-landasan
rasional, sehingga menampilkan prasangka kelompok tertentu pada suatu karya
sejarah dianggap sama saja dengan menampilkan keyakinan rasional.
Pada beberapa hal prasangka kelompok mempunyai persamaan dengan
kecenderungan pribadi, tetapi ada perbedaan. Kecenderungan pribadi banyak
bergantung pada selera individu, tetapi prasangka kelompok dapat berasal dari
watak/karakter/ideologi kelompok. Jadi di sini bukan masalah kecenderungan lagi
melainkan masalah prinsip.
Ketiga, teori teori yang saling bertentangan atas dasar penafsiran sejarah
atau penafsiran berlainan tentang fakta sejarah (conflicting theories of historical
Sejarah SMA/SMK K - 1
85
interpretation), yaitu tafsiran yang berlainan mengenai apa yang sesungguhnya
yang paling besar pengaruhnya terhadap terjadinya suatu peristiwa, dalam hal ini
patut diperhatikan bahwa ada teori yang telah diterima secara universal, karena
teori penafsiran telah mendapat pengakuan di antara para ahli, di mana teori
tersebut dianggap konklusi empiris yang tersusun di atas dasar yang kokoh dan
didahului oleh penelitian-penelitian mendalam terhadap fakta-fakta dalam
perkembangan sejarah. Namun demikian, masih saja terdapat kemungkinan bagi
melihatnya unsur subjektivitas pada teori penafsiran ini, karena pada kenyataan
tidak jarang suatu teori diberi kepercayaan yang berlebih-lebihan oleh seorang
sejararawan, sampai-sampai cenderung untuk mempertahankan walaupun ia
berhadapan dengan bahan bukti yang menolak teorinya.
Terhadap teori-teori yang saling bertentangan atas dasar penafsiran
sejarah ini harus lebih hati-hati, sebab terhadap kecenderungan pribadi dan
prasangka kelompok masih ada kemungkinan besar untuk mengatasinya dengan
cara menekan kepentingan pribadi atau kelompok tersebut. Akan tetapi, tidak
mungkin menganjurkan pada sejarawan untuk melepaskan semua teori-teori
penafsiran, karena memang diperlukan bekal latar belakang teori dalam rangka
menjelaskan suatu peristiwa.
Keempat, pandangan filsafat yang berbeda (underlying philosophical
conflicts), yaitu perbedaan dalam keyakinan moral dan metafisis. Keyakinan
moral berarti penilaian-penilaian yang diberikan oleh sejarawan ke dalam
pengertian mereka tentang masa lampau. Sedang pengertian metafisis
merupakan pengertian teoretis tentang hakikat manusia dari tempatnya di dalam
alam semesta dengan mana penilaian itu dihubungkan. Kedua-keduanya saling
terikat erat walaupun pendukung-pendukungnya tidak menyadarinya secara
terbuka (Widja, 1988:44).
Sejarawan mengkaji masa lampau dengan ide-ide filosofisnya dan dengan
sendirinya ini menentukan cara mereka menafsirkan masa lampau tersebut,
sehingga menghasilkan penafsiran sejarah yang berbeda-beda, sesuai dengan
perbedaan-perbedaan pandangan filsafatnya. Jadi masalahnya di sini ialah
apabila mau menghilangkan/menekan pandangan filsafat yang berbeda-beda
berarti sama dengan menghilangkan perbedaan-perbedaan filosofis itu sendiri,
sesuatu yang sulit dibayangkan dalam hubungannya dengan karya sejarah.
Sejarah SMA/SMK K - 1
86
Berkaitan
dengan
subjektivitas
dan
objektivitas
dalam
sejarah,
Poespoprodjo (1987) mengingatkan, bahwa subjektivitas mempunyai pengertian
lain dan tidak selalu negatif, berbeda dengan subjektivistik dan subjektivisme.
Subjektivitas adalah hal-hal yang berhubungan dengan subjek dan halal
hukumnya. Subjektivistik lebih mengarah pada segala sesuatu yang diserahkan
pada kesewenangan subjek, sedang subjektivisme berarti objek dipandang
sebagai suatu kreasi (tidak dipandang sebagaimana mestinya). Dalam hal ini
objek seharusnya dipandang dengan kacamata totalitas akal budi. Pada taraf
yang ideal seorang sejarawan seharusnya tidak dihinggapi subjektivistik ataupun
subjektivisme.
Walaupun sejarah tidak mungkin objektif (menurut kriteria objektif mutlak),
tetapi penulisan sejarah didasarkan atas aturan atau metodologi yang menjamin
keobjektifannya.
Ilmu sejarah mengembangkan
ceritera tersendiri untuk
mengukur sejauh mana pengkajiannya dinyatakan berhasil dan sejauh mana
pengkajian
itu gagal mencapai tujuannya. Selanjutnya perlu disadari bahwa
objektivitas yang berlebihan, khususnya bila maksudnya tidak pada kejujuran
biasa atau keengganan menyatakan pendapat yang tegas, tidak diinginkan
dalam sejarah. Dengan kata lain, pengetahuan tentang masa lampau tidak
bertambah, apabila sejarahnya ditulis secara ragu-ragu (Frederik dan Soeroto,
1982) . Upaya sejarawan untuk menampil-kan pelaku sejarah secara jujur dan
terbuka makin jauh dari objektif dan kemungkin-an akan menimbulkan
kekacauan secara politis maupun ilmiah.
Kalau sejarah tidak mungkin objektif secara mutlak, lantas bagaimana
cara-nya untuk menghindari subjektivitas berlebihan dan agar sejarawan tidak
terjebak dalam subjektivististik dan subjektivisme? Untuk itu Poespoprodjo (1987)
menyaran-kan agar: (1) sejarawan terus menerus belajar agar kapasitas
intelektualnya bertambah kaya. Luasnya bidang yang digarap sejarawan, jika
sejarawan tidak peka terhadap bermacam ragam hal yang berasal dari berbagai
bidang sektor kehidupan, maka sejarah akan menyedihkan; (2) sejarawan harus
selalu memperhatikan kelengkapan kejiwaannya, hal ini penting agar sejarawan
tidak (a) dipermainkan oleh prasangka, (b) dibutakan oleh konsepsi, (c)
diperbudak oleh kesewanangan.
Sutrasno (1975) berpendapat hampir sama, yaitu (1) sejarawan harus
mengakui dengan terus terang segala kekurangan dan segala kemungkinan sifat
Sejarah SMA/SMK K - 1
87
subjektif dari penulisan tersebut; (2) dengan demikian pembaca dapat
meneropong dan mempelajari lebih objektif.
4. Historiografi
Historiografi berasal dari history (sejarah) dan graphy (melukiskan,
mencitra,
menggambarkan).
Historiografi
berarti
melukiskan
atau
menggambarkan sejarah atau pengertian yang lebih umum adalah penulisan
sejarah.
Penulisan sejarah adalah usaha merekonstruksi masa lampau untuk
menjawab pertanyaan pokok yang terlebih dahulu dirumuskan. Penulisan tanpa
adanya penelitian tidak lebih dari rekonstruksi tanpa pembuktian. Abdullah
(1985:xv) menyatakan, bahwa penulisan adalah puncak segala-galanya. Sebab
apa yang dituliskan itulah sejarah, yaitu histoire-recite (sejarah sebagaimana
dikisahkan) yang mencoba menangkap dan memahami histoire-realite (sejarah
sebagaimana terjadinya). Hasil pengerjaan sejarah yang akademis atau kritis
berusaha sejauh mungkin mencari kebenaran historis dari setiap fakta.
Model
penulisan
sejarah
dapat
menggunakan
dua
pendekatan.
Pendekatan pertama, yaitu pendekatan diakronik (memanjang dalam waktu) dan
sinkronik (meluas dalam ruang) (Kuntowijoyo, 1995:115). Karya-karya sejarah
pada galibnya menggunakan pendekatan diakronik atau dengan kata lain bersifat
kronologis (urut waktu). Namun, pendekatan sinkronik juga bisa digunakan dalam
penulisan sejarah. Contoh karya sejarah dengan pendekatan sinkronik, yaitu
Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura (1850 – 1940) oleh
Kuntowijoyo.
Dalam melakukan pemaparan, penulis sejarah sebaiknya memperhatikan
hal-hal berikut.
1. Memiliki kemampuan mengungkapkan dengan menggunakan bahasa secara
baik. Misalnya, memperhatikan aturan atau pedoman bahasa Indonesia yang
baik dan memilih kata serta gaya bahasa yang tepat untuk mengungkapkan
maksud.
2. Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penulisan sejarah disadari
sebagai bagian dari sejarah yang lebih umum.
3. Diperlukan pola penulisan atau sistematika penyusunan dan pembahasan
agar mudah diikuti secara jelas oleh pemikiran pembaca.
Sejarah SMA/SMK K - 1
88
4. Pemaparan harus argumentatif, artinya usaha peneliti dalam mengerahkan
ide-idenya dalam merekonstruksi masa lampau didasarkan bukti-bukti
terseleksi, bukti yang cukup lengkap, dan detail fakta yang akurat (Hasan
Usman dalam Abdurrahman, 1999: 67-68).
Menurut Kartodirdjo (1992: 60-62) penulisan sejarah harus mengikuti
beberapa prinsip sebagai berikut.
1. Kejadian-kejadian diceritakan dalam urutan kronologis, dari awal sampai
akhir.
2. Dari kelompok fakta (peristiwa) perlu ada penentuan fakta kausal (penyebab),
fakta (peristiwa), dan fakta akibat. Sering ada juga multikausalitas atau
kondisi-kondisi dari situasi yang menciptakan “kemasakan” situasi bagi
terjadinya peristiwa.
3. Bila uraian berupa deskriptif-naratif, maka perlu ada proses serialisasi, ialah
mengurutkan peristiwa-peristiwa berdasarkan prinsip di atas.
4. Dua peristiwa atau lebih yang terjadi secara simultan (bersama) sudah barang
tentu dituturkan secara terpisah.
5. Apabila satu peristiwa sangat kompleks, terjadi atas banyak kejadian kecil,
maka perlu diseleksi mana yang perlu disoroti karena dipandang penting.
6. Unit
waktu
dan
unit
ruang
dapat
dibagi-bagi
atas
sub-unit
tanpa
menghilangkan kaitannya atau dalam kerangka umum suasana terjadinya.
7. Untuk memberi struktur kepada waktu, maka perlu dilakukan priodisasi
(pembabakan) waktu berdasarkan kriteria tertentu, seperti ciri-ciri khas yang
ada pada periode tertentu.
8. Suatu peristiwa dengan lingkup waktu dan ruang yang cukup besar sering
memerlukan pembabakan atas episode-episode, seperti: gerakan sosial,
mengalami masa awal penuh dengan keresahan sosial, munculnya pemimpin
dan ideologi, masa akselerasi konflik, konfrontasi, dan masa reda.
9. Perkembangan ekonomi sering memperlihatkan garis pasang-surut, semacam
gelombang yang lazim disebut konjungtur. Di samping itu, perubahan sosial
makan waktu lebih lama sebelum tampak jelas perubahan strukturalnya.
Perubahan yang radikal, total, dan mendesak lebih tepat disebut revolusi.
Perkembangan historis mempunyai iramanya sendiri, secara esensial berbeda
dengan perkembangan evolusioner menurut teori evolusi.
Sejarah SMA/SMK K - 1
89
10.Dalam perkembangan metodologi sejarah mutakhir ternyata pengkajian
sejarah tidak lagi semata-mata membuat deskriptif-naratif, tetapi lebih banyak
menyusun deskrispsi analisis.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami Pengantar Ilmu Sejarah, Anda perlu membaca secara
cermat modul ini. Gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk
menambah pengetahuan. Perhatikan dan dengarkan dengan cermat
penjelasan pemateri dan tulis apa yang dirasa penting.
Silakan berrbagi pengalaman dengan cara menganalisa, menyimpulkan
dalam suasana yang aktif, inovatif, dan kreatif, menyenangkan dan
bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup:
1. Aktivitas individu
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah /
kasus pada setiap kegiatan belajar. Dan menyimpulkannya
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas Kelompok
a. Mendiskusikan materi pelatihan
b. Bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. Menyelesaikan masalah/kasus
E. LATIHAN
LK 1
Diskusikan beberapa permasalahan berikut ini
1. Setelah mempelajari Pengantar Ilmu Sejarah, buatkan peta konsep ilmu
sejarah!
2. Sejarah memiliki kegunaan rekreatif. Jelaskan maksud pernyataan
tersebut dan beri contoh untuk menguatkan pemahaman!
3. Sebutkan tiga hal yang terkait dengan kritik ekstern terhadap sumber
sejarah!
Sejarah SMA/SMK K - 1
90
LK 2
Untuk mengetahui pemahaman anda dan implementasi kajianPengantar Ilmu
Sejarah, kerjakan soal berikut!
1. Dalam perjalanan revolusi fisik, seringkali di buku sejarah terdapat dua
istilah yang terdengar kontradiktif. Yang pertama adalah Pemberontakan
Supriyadi di Blitar (1945) dan yang kedua Radio Pemberontak Republik
Indonesia sebagai nama Radio pengobar semangat Bung Tomo pada
Peristiwa 10 Nopember di Surabaya. Adakah perbedaan arti dari
keduanya? Dan Menurut Bapak/Ibu tepat kah penggunaan istilah itu?
Berikan alasan untuk memperkuat jawaban. Karena konotasi
pemberontak identik dengan hal negatif. .
2. Bagaimana sikap yang harus diambil untuk meng-counter historiografi
yang miring terhadap sejarah Indonesia. Sekaligus menumbuhkan
kebangggaan nasionalisme di kalangan siswa. Sebagai contoh kasus;
tanpa ada Daendels maka tidak akan ada jalan Anyer – Panarukan.
Diponegoro di bacaan buku sejarah Belanda dilabel seorang Rebel
(Pemberontak), Indonesia merdeka tahun 1949 (versi Belanda).
3. Pada historiografi tradisional kita seringkali disuguhi beberapa hal
bertolak belakang. Contoh penokohan Ken Arok (Ranggah Rajasa) dalam
Pararaton akan diceritakan sisi gelapnya dibandingkan dalam
Negarakretagama. Bagaimana strategi Bapak/Ibu untuk menjelaskan jika
ada siswa yang bertanya tentang hal itu berdasar kritik sumber!
F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini;
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Pengantar Ilmu
Sejarah?
2. Makna penting apakah yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi Pengantar Ilmu Sejarah?
3. Apa manfaat materiPengantar Ilmu Sejarah terhadap tugas Bapak/Ibu di
sekolah?
Sejarah SMA/SMK K - 1
91
4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul di atas, apakah yang Bapak/Ibu
lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan
dengan materiPengantar Ilmu Sejarah di sekolah/madrasah Bapak/Ibu
bertugas?
G. RANGKUMAN
Bangunan keilmuan sejarah ditopang beberapa konsep, mulai waktu, ruang,
manusia, peristiwa, einmaliq (tak berulang) dan kausalitas maka akan mudah
seseorang mudah membuat definisi sejarah. Maka sebaiknya guru tidak
mengharuskan siswa menghafal definisi, menyebut angka tahun peristiwa.
Namun akan lebih bermakna bila mampu merekonstruksi serpihan berdasar
evidensi yang ada.
Dimensi sejarah dapat menyentuh matra sebagai ilmu, peristiwa, dan
kisah. Bila sebagai ilmu maka sejarah telah memenuhi syarat: yaitu memiliki
objek, Tujuan, Metode, Kegunaan, Sistematika, Kebenaran, Generalisasi,
dan prediksi. Sejarah sebagai seni akan memiliki nilai unik yang memerlukan
intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa. Sejarah sebagai peristiwa
menunjukkan benar-benar terjadi, dan melebur pada masa itu. Dan tak
terulang kembali. Benar-benar terjadi karena meninggalkan jejak. Bila
mengalami proses analisa diberi intrepretasi kemudian akan menjadi kisah
sejarah.
Klasifikasi sumber sejarah akan dijabarkan menjadi sumber sejarah yang
1) sengaja, atau tidak sengaja ditinggalkan. Ada juga 2) sumber langsung dan
tidak langsung. 3) Sumber historis maupun non historis, 4) sumber tertulis,
lisan, benda, rekaman 5) Sumber primer, sekunder, tersier,
Aktivitas manusia yang beragam yang melebur pada waktu dan ruang
perlu disederhanakan pengkajian. Tidak lain untuk memudahkan pemahaman
per bagian dalam bentuk periodisasi. Kriteria yang diambil sebagai dasar
dapat diklasifikasikan melalui kronologis, dinasti, integrasi, ketatanegaraan,
ekonomi, agama. Acuan kriteria yang ideal haruslah menganut prinsip; 1)
diiringi waktu 2) menggunakan tahun bulat atau abad 3) penggunaan kriteria
secara konsisten.
Sejarah SMA/SMK K - 1
92
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan Abdurrachman Surjomihardjo. 1985. Ilmu Sejarah dan
Historiografi. Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia.
Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logis Wacana
Ilmu.
Ali, R. Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: LKiS.
Frederick, William H. dan Soeri Soeroto. 1982. Pemahaman Sejarah Indonesia.
Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta: LP3ES.
Gazalba, Sidi. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara.
Hariyono. 1998. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya.
Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya.
Notosusanto, Nugroho. 1971. Norma-norma Dasar Penelitian dan Penulisan
Sejarah. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI.
Poespoprodjo, W. 1987. Subjektivitas Dalam Historiografi. Bandung: Remaja
Karya.
Sutrasno. 1975. Sejarah dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Widja, I.G. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah. Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan.
Semarang: Satya Wacana.
Sejarah SMA/SMK K - 1
93
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
PRAAKSARA INDONESIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menjelaskan kehidupan masa Praaksara Indonesia
dengan baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.
Menjelaskankonsep periodesasi praaksara Indonesia
2.
Menjelaskan keadaan lingkungan alam pada masa plestosen
3.
Menjelaskan keadaan lingkungan alam kala holosen
C. URAIAN MATERI
Waktu tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda! Karena dalam
kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dibatasi oleh waktu. Apakah Anda
mengetahui definisi tentang waktu?
Berdasarkan kamus umum Bahasa Indonesia, waktu adalah seluruh
rangkaian saat ketika proses perbuatan atau keadaan berlangsung atau berada.
Dari definisi tersebut, tentu Anda dapat memahami bahwa, apabila membahas
tentang waktu sebagai suatu rangkaian saat ketika proses berlangsung, maka
berarti yang dibahas adalah suatu peristiwa atau kejadian yang lalu atau yang
akan datang.
Peristiwa masa lalu itu sangat luas, peristiwa masa lalu yang tidak
menyangkut manusia itu bukan sejarah. Karena sejarah mengkaji tentang
peristiwa masa lalu manusia tetapi tidak secara eseluruhan. Dan sejarah hanya
mengurusi manusia masa kini. Untuk itu sejarah disebut sebagai ilmu tentang
manusia.
Di samping pengertian di atas, karena manusia pembentuk masyarakat.
Masyarakat yang dikaji oleh sejarah adalah masyarakat dari segi waktu. Untuk itu
sejarah juga disebut sebagai ilmu tentang waktu. Dengan demikian pengertian
sejarah beraneka ragam.
Sejarah pada hakekatnya dibatasi oleh dua pengertian yaitu sejarah
dalam arti subyektif dan sejarah dalam arti obyektif. Sejarah dalam arti subyektif
Sejarah SMA/SMK K - 1
94
adalah bangunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian atau cerita,
maka memuat unsur-unsur dan isi penulis atau pengarang (subyek). Sedangkan
sejarah dalam arti obyektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri
atau keseluruhan pada proses peristiwa atau kejadian berlangsung terlepas dari
unsur-unsur subyek seperti pengamat atau pencerita.
Periodisasi/pembabakan
waktu
sejarah
Indonesia
menurut
Dr.
Kuntowijoyo dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, dibagi
menjadi 4 periode, yaitu: zaman prasejarah, zaman kuno, zaman Islam, dan
zaman modern.
Tetapi secara graris besar periodisasi sejarah dibagi menjadi zaman
prasejarah dan zaman sejarah. Untuk lebih jelasnya bagaimana hubungan
antara zaman prasejarah dan zaman sejarah, maka silahkan Anda perhatikan
gambar berikut ini.
Zaman Prasejarah
Zaman Sejarah
Mulai ada tulisan
Sekarang
Zaman sejarah
Gambar 5.1. Alur Sejarah Indonesia
Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman prasejarah yaitu
zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka
zaman tidak adanya tulisan. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman
sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian
bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan
sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan.
Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk
setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut.
Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir + tahun 4000 SM masyarakatnya sudah
mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000 bangsa Mesir sudah memasuki zaman
sejarah.
Sejarah SMA/SMK K - 1
95
1. Periodesasi Pra -Aksara
Pra-Aksara Indonesiamerupakan bagian awal dari sejarah kebudayaan
Indonesia. Oleh karena itu dengan mempelajari Pra-Aksara Indonesia
diharapkan dapat mengerti dan memahami awal pertumbuhan kebudayaan
bangsa Indonesia, terutama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
Pra-Aksara
Indonesia
dalam
kaitannya
dengan
pertumbuhan
dan
perkembangan masyarakat masa kini. Selama ini terminologi Pra-Aksara
Indonesia dipandang dalam pengertian yang terbatas. Padahal pengertian
Pra-Aksara Indonesia tidak hanya mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia sejak saat hadirnya hominid yang pertama pada kala plestosen
hingga saat manusia telah mengenal tulisan pertama pada sekitar abad 4-5
M. Dalam perkembangannya materi Pra-Aksara Indonesia ditambah dengan
data-data etnoarkeologi terutama aspek tradisi Pra-Aksara yang masih
bertahan dan berkembang hingga masa sekarang.
Pengetahuan
tentang
Pra-Aksara
disistematisasikan
berdasarkan
bahan-bahan yang diperoleh selama ini. Beberapa pandangan tentang
perkembangan kehidupan manusia Pra-Aksara telah diungkapkan oleh para
pakar sejalan dengan ditemukannya banyak data arkeologi, khususnya bukti
kehidupan Pra-Aksara, muncul berbagai masalah yang perlu dipecahkan.
Salah satu masalah yang sering menjadi kancah perdebatan para ahli adalah
tentang konsep periodesasi Pra-Aksara. Seperti diketahui periodesasi PraAksara merupakan sarana penting untuk memahami kehidupan Pra-Aksara.
Dengan periodesasi tersebut diharapkan kehidupan Pra-Aksara dapat
dijelaskan dalam dimensi ruang dan waktu. Beberapa model periodesasi PraAksara telah disusun para ahli berdasarkan konsep tertentu.
a. Model Teknologi
Pembentukan periodesasi Pra-Aksara pertama kali dikemukakan oleh
C.J. Thomsen dari Denmark pada tahun 1836. gagasan Thomsen ini disebut
sistem tiga zaman (three age system) ysng membagi zaman Pra-Aksara
menjadi:
zaman
batu,
penerapannya kemudian
zaman
perunggu,
dan
zaman
besi.
Dalam
sistem Thomsen dikembangkan menjadi sistem
empat zaman dimana zaman batu dibagi menjadi zaman batu tua (paleolitik)
dan zaman batu baru (neolitik). Akhirnya tesusunlah sistem lima zaman yang
Sejarah SMA/SMK K - 1
96
meliputi: paleolitik, mesolitik, neolitik, perunggu, dan besi. Contoh kerangka
semacam ini telah disusun oleh G.C. McCurdy pada tahun 1925.
Sistem pembagian zaman Pra-Aksara di Eropa Barat ini kemudian
dikenal sebagai model teknologi yang terutama menaruh perhatian pada
perkembangan teknik pembuatan alat kerja manusia.
Setiap tingkat
perkembangan ditandai oleh terciptanya alat dengan bentuk dan bahan
pembuatan tertentu.
Model teknologi diterapkan di Indonesia atas prakarsa P.V.van Stein
Callenfels (1934) dan dilanjutkan van der Hoop (1938), R von Heine Geldern
(1945), dan akhirnya dimantapkan oleh H.R. van Heekeren (1955). Seperti
halnya di Eropa, Pra-Aksara di Indonesia dibagi dalam beberapa tingkat
teknologi yang memprioritaskan perkembangan kebudayaan material. Tingkat
ini terdiri atas: paleolitik, mesolitik, neolitik, perunggu-besi (atau perunggu-besi
digabung
menjadi
logam
awal/paleometalik).
Suatu
tingkat
khusus
ditambahkan pada kronologi di Indonesia, yaitu tingkat megalitik. Tingkat ini
diletakkan sejajar dengan neolitik dan paleometalik.
b. Model Sosial-Ekonomi
Model ini menitikberatkan pada problema sosial dan ekonomi yang akan
dipecahkan melalui data Pra-Aksara. Suatu pendekatan yang memfokuskan
pada kehidupan ekonomi telah dikemukakan oleh J.C.D. Clark tahun 1952.
sementara itu pendekatan sosio-struktural telah dilakukan oleh v. Gordon
Childe pada tahun 1958. fokus diletakkan pada kemajuan teknologi dan sosial
masyarakat Pra-Aksara Eropa. Kemajuan sosial ini ditandai dengan adanya
Revolusi Neolitik dan Revolusi Perkotaan.
Cara pendekatan sosial-ekonomi ini disebut juga dengan model mata
pencaharian hidup (subsistence model) yang membagi tingkat hidup menjadi
berburu dan mengumpul makanan disusul oleh hidup bercocok tanam. Model
inilah yang kemudian diluncurkan R.P. Soejono pada tahun 1970 sebagai
model periodesasi Pra-Aksara Indonesia yang tersusun menjadi: masa
berburu dan mengumpul makanan tingkat sederhana, masa berburu dan
mengumpul makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa
perundagian. Penerapan model sosial-ekonomi seringkali dilengkapi dengan
makna perkembangan teknologi.
Sejarah SMA/SMK K - 1
97
2. LINGKUNGAN ALAM
Aspek lingkungan merupakan salah satu unsur penting pembentuk
suatu budaya masyarakat. Oleh karena itu untuk mengetahui kehidupan
manusia Pra-Aksara Indonesia tidak dapat terlepas dari kondisi bentang alam
dimana manusia Pra-Aksara melangsungkan kehidupanya. Seperti diketahui
manusia masa Pra-Aksara masih sangat menggantungkan hidupnya pada
alam, sehinga hubungan yang begitu dekat antara manusia dengan
lingkungan membawa konsekuensi bahwa manusia harus senantiasa
beradaptasi dengan lingkungan yang ditempati.
Sejak bumi ini terbentuk, keadaan lingkungan di bumi telah mengalami
perubahan sehingga menjadi keadaan lingkungan seperti yang terlihat
sekarang ini. Pada zaman kuarter yang terbagi atas kala plestosen dan
holosen telah terjadi beberapa kali perubahan iklim. Sejak awal kehadiran
manusia plestosen di muka bumi ini senantiasa diikuti oleh peristiwa alam
yang tentu saja berpengaruh terhadap ekologi manusia Pra-Aksara yang
menghuni pada kala tersebut.
a. Lingkungan Alam Kala Plestosen
Kala plestosen merupakan bagian masa geologi yang paling muda dan
paling singkat. Akan tetapi bagi sejarah kehidupan manusia, kala ini
merupakan masa yang paling tua dan terpanjang yang dilalui manusia. Kala
Plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu
(Soejono 1984). Pada kala ini telah terjadi beberapa kali perubahan iklim.
Secara umum pada masa itu terjadi glasiasi (jaman es), dimana suhu bumi
turun dan glester meluas di permukaan bumi. Pada kala plestosen terjadi 4
kali masa glasial yang diselingi 3 kali masa interglasial dimana suhu bumi naik
kembali (Bemmelen 1949). Pada saat itu didaerah dekat kutub terjadi
pengesan, dan
di daerah tropis yang tidak kena pengaruh pelebaran es
keadaannya lembab, termasuk Indonesia terjadi musim hujan (pluvial) dan
pada waktu suhu naik terjadi musim kering atau antarpluvial.
Selain terjadi perubahan iklim, pada kala Plestosen juga ditandai
dengan gerakan berasal dari dalam bumi (endogen) seperti gerakan
pengangkatan (orogenesa) yang menyebabkan munculnya daratan baru,
Sejarah SMA/SMK K - 1
98
kegiatan gunung berapi (vulkanisme), serta gerakan dari luar bumi (eksogen)
seperti pengikisan (erosi), turun naiknya permukaan air laut,
serta timbul
tenggelamnya sungai dan danau. Berbagai peristiwa alam tersebut dapat
menyebabkan perubahan bentuk muka bumi.
Pada kala plestosen ini bagian barat kepulauan Indonesia berhubungan
dengan daratan Asia Tenggara sebagai akibat dari turunnya muka air laut.
Sementara itu kepulauan Indonesia bagian timur berhubungan dengan
daratan Australia. Daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat
dengan Asia Tenggara disebut daratan Sunda (di masa antarglasial
merupakan
paparan
Sunda
atau
Sunda
shelf),
dan
daratan
yang
menghubungkan Papua dengan Australia disebut daratan Sahul (di masa
antarglasial merupakan paparan Sahula atau Sahulshelf). Semua peristiwa
alam tersebut di atas langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi cara
hidup manusia.
Fosil-fosil manusia yang pernah ditemukan di Indonesia diketahui
berdasarkan susunan lapisan tanah. Berdasarkan hasil penelitian terhadap
susunan lapisan tanah dan batuan menunjukkan bahwa kronologi plestosen di
Jawa dibagi atas 3 bagian, dari tua ke yang muda ialah pestosen bawah,
plestosen tengah dan plestosen atas (Heekeren 1972). Endapan plestosen
bawah terkenal dengan formasi Pucangan, plestosen tengah disebut formasi
Kabuh, dan plestosen atas dikenal sebagai formasi Notopuro. Masing-masing
formasi tersebut menunjukkan adanya jenis-jenis fauna tertentu. Formasi
Pucangan ditemukan fauna Jetis. Formasi Kabuh mengandung temuan fauna
Trinil. Sedangkan formasi Notopuro dijumpai fauna Ngandong (Soejono
1984).
b. Lingkungan Alam Kala Holosen
Kala holosen berlangsung kira-kira antara 10.000 tahun yang lalu hingga
sekarang. Pada kala ini kegiatan gunung api, gerakan pengangkatan, dan
pelipatan masih berlangsung terus. Sekalipun pengendapan sungai dan
letusan gunung api masih terus membentuk endapan aluvial, bentuk topografi
kepulauan Indonesia tidak banyak berbeda dengan topografi sekarang.
Perubahan penting yang terjadi pada awal kala holosen adalah
berubahnya iklim. Berakhirnya masa glasial Wurm kira-kira 20.000 tahun yang
Sejarah SMA/SMK K - 1
99
lalu menyebabkan berakhirnya musim dingin dan berakhir pula zaman es.
Iklim kemudian menjadi panas dan terjadilah zaman panas dengan akibat
semua daratan yang semula terbentuk karena turunnya muka air laut,
kemudian tertutup kembali, termasuk paparan Sunda dan Sahul seperti
dikenal sekarang. Pengaruh fenomena itu terhadap kehidupan di antaranya
berupa terputusnya hubungan kepulauan Indonesia dari daratan Asia
Tenggara dan Australia.
Akibat terputusnya wilayah Indonesia dari daratan Asia dan Australia
pada masa akhir masa glasial Wurm, terputus pula jalan hubungan hewan di
wilayah tersebut. Hewan-hewan yang hidup di pulau-pulau kecil kemudian
hidup terasing, dan terpaksa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
dan beberapa diantaranya kemudian mengalami evolusi lokal. Perbedaan unik
yang terdapat di antara fauna vertebrata di wilayah tersebut menyebabkan
disarankannya oleh para ahli tentang adanya garis-garis yang memisahkan
berbagai keompok fauna veterbrata, yaitu kelompok yang mirip dengan fauna
daratan Australia. Garis pemisah fauna tersebut adalah garis Wallace, garis
Weber, dan garis Huxley.
Pada kala Holosen, iklim di daerah tropik dan di Indonesia khususnya
telah menunjukkan persamaan dengan iklim sekarang. Iklim sekarang ini
merupakan tingkat awal dari masa glasial dan pluvial kelima.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami materi Praaksara Indonesia, anda perlu membaca
secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap
untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang
disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.
Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis,
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan
dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
Sejarah SMA/SMK K - 1
100
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK 1
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan konsep periodesasi dalam masa praaksara!
2. Jelaskan keadaan alam Indonesia pada masa plestosen!
3. Bagaimana awal munculnya kehidupan pada masa plestosen tersebut!
4. Jelaskan keadaan alam Indonesia pada masa holosen!
F. RANGKUMAN
Mencermati perkembangan Pra-Aksara pada umumnya terdapat tiga faktor
yang saling berkaitan yaitu alam, manusia, dan kebudayaan. Oleh karena itu
untuk mendapatkan penjelasan tentang kehidupan manusia masa Pra-Aksara
maka perlu mengintegrasikan antara lingkungan alam, tinggalan manusia, dan
tinggalan budayanya.
Keadaan alam Indonesia pada masa Plestosin masih terjadi Kurang lebih 3
juta sampai 10 ribu tahun yang lalu. Terjadi glasiasi yang menyebabkan
perubahan bentuk bumi. Di Indonesia, bagian barat kepulauan Indonesia
berhubungan dengan daratan Asia Tenggara (Sunda shelf), bagian timur
berhubungan dengan Australia (Sahul shelf).
Keadaan alam Indonesia pada masa holosin terjadi 10 ribu tahun yang lalu.
Pada masa holosin merupakan akhir masa glasial, bentuk topografi kepulauan
Indonesia tidak banyak berbeda dengan sekarang. Terputusnya wilayah
Indonesia dari daratan Asia dan Australia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
101
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Praaksara
Indonesia?
2. Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
Praaksara Indonesia?
3. Apa manfaat materi Praaksara Indonesia terhadap tugas Bapak/Ibu
disekolah?
4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu
lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan
dengan
materi
Praaksara
Indonesia
di
sekolah/madrasah
ditempat
Bapak/Ibu bertugas?
H. KUNCI JAWABAN
Jawaban Pilihan Ganda
1.
A
2.
A
3.
B
4.
C
5.
B
Sejarah SMA/SMK K - 1
102
DAFTAR PUSTAKA
Bemmelen, R. W. van (Reinout Willem van). 1949. The Geology of Indonesia;
2nd ed. The Hague : Martinus Nijhoff, 1970 Reprint. Originally published
The Hague: Govt. Printer, 1949.
Heekeren, H.R. Van. 1955. Prehistoric Life In Indonesia. Djakarta: Soeroengan.
Soejono, R. P. 1976. Tinjauan Tentang Pengkerangkaan Prasejarah Indonesia.
Jakarta: Proyek Pelita Pembinaan Kepurbakalaan dan Peninggalan
Nasional.
Soekmono.1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia; Volume 1.Jakarta:
Yayasan Kanisius.
Sejarah SMA/SMK K - 1
103
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6
SEJARAH HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat peserta diklat dapat memahami sejarah Hindu-Buddha
di Indonesia secara kronologis
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan Sejarah Hindu-Buddha di India
2. Menjelaskan teori masuk dan berkembanganya Hindu-Buddha di
Indonesia
C. URAIAN MATERI
Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu
terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia
dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan
dunia.
Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur
sutera) tetapiberalih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan
antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan
aktif dalam perdagangan tersebut.
Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara
Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi
salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke
Indonesia.
Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu Buddha ke Indonesia,tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para
ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Buddha
atau kebudayaan India ke Indonesia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
104
Penemuan 7 buah prasasti Yupa dari Kutai di pinggir sungai Mahakam
pada abad ke 4 Masehi dipandang sebagai tonggak penting dalam penulisan
sejarah Indonesia (Indonesia kini). Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya
sebuah wilayah di Indonesia terekam dalam sebuah sumber sejarah tertulis
berupa prasasti. Meskipun tidak menyebutkan angka tahun namun berdasarkan
perbandingan huruf yang dipakai (dalam hal ini pallawa) maka dapat ditentukan
secara relatif usia prasasti tersebut, yaitu berkisar pada akhir abad ke IV M1.
Penemuan ini sekaligus sebagai bukti bahwa pengaruh Hindu telah masuk
ke Indonesia berdasarkan beberapa bukti terkait, yaitu terdapat beberapa nama
raja yang menggunakan gelar berbau India bukan lagi nama lokal, penyebutan
Dewa Ańsuman yang dikenal dalam agama Hindu. Selain itu diberitakan pula
adanya upacara dengan menyebut tempat bernama Waprakeśwara yang dapat
diidentikan sebagai tempat pemujaan terhadap Trimurti (Soemadio, 1994).
Pengenalan beberapa unsur Hindu ini kemudian menjadi sebuah informasi
penting bahwa agama dan kebudayaan Hindu sudah dikenal oleh masyarakat
pada kisaran awal abad masehi.
Bagaimana dengan agama Buddha?, Selama ini para ahli berkeyakinan
bahwa agama Buddha pertama kali dikenal di Indonesia berdasarkan informasi
dari prasasti Talang Tuo (684 M) yang dikeluarkan oleh Dapunta Hyaŋ Śrī
Jayanāsa. Prasasti ini berisi pembuatan kebun Śrīksetra untuk kebaikan semua
mahluk, dari doa-doa yang dituliskan dalam teks dikenali sebagai pujian dalam
agama Buddha (Soemadio, 1994:56). Penemuan prasasti dari masa awal
kerajaan Śrīwijaya ini dapat dipandang bahwa agama Buddha telah mulai
berkembang di Indonesia. Selain itu, penemuan gugusan percandian di utara
1
Pertanggalan dalam prasasti dapat ditentukan baik secara absolut (pasti) maupun relatif (kisaran).
Penentuan secara absolut didapatkan dari uraian pertanggalan yang tercantum secara eksplisit
dalam teks prasasti tersebut. Beberapa prasasti hanya menyebutkan angka tahunnya saja, namun
beberapa prasasti yang lain juga menyebutkan pertanggalan detil untuk bulan, minggu, hari dan
bahkan jam ketika prasasti tersebut dikeluarkan. Ahli epigrafi memiliki kemampuan untuk dapat
mengkonversi pertanggalan dari saka ke masehi. Penentuan relatif dilakukan dengan dua cara
setelah tidak ditemukannya teks pertanggalannya. Cara yang pertama dengan melakukan
perbandingan (analogi) dengan prasasti-prasasti yang sejaman dari segi bentuk huruf, gaya
pemahatan, formula prasasti maupun nama pejabat yang tertera. Cara yang lain adalah dengan
melakukan uji kimia terhadap bahan dasar prasasti tersebut, biasanya menggunakan bahan karbon
(C14). 7 buah prasasti yūpa dari Kutai ini diketahui usia relatifnya setelah dilakukan perbandingan
dengan beberapa prasasti berhuruf pallawa dari daerah India dan diduga kuat sejaman dengan
akhir abad IV Masehi.
Sejarah SMA/SMK K - 1
105
Karawang Jawa Barat telah memberikan arti penting mengenai penyebaran
agama Buddha di Jawa yang dikenal sebagai situs percandian Batujaya2.
Gugusan bangunan kuil dan kemungkinan pula biara Budhis telah menambah
suatu upaya baru penafsiran terhadap perkembangan agama Buddha. Gugusan
percandian yang sejaman dengan keberadaan kerajaan Tārumanāgara ini
mungkin dapat menjadi landasan pemikiran bahwa agama Buddha juga telah
berkembang pada masa-masa awal abad masehi hampir bersamaan dengan
agama Hindu.
Perkembangan selanjutnya memperlihatkan bahwa pengaruh HinduBuddha ini sangat dominan dan kuat sehingga memunculkan pula sistem-sistem
pemerintahan
beserta
bentuk
kehidupan
yang
bercorak
Hindu-Buddha.
Tinggalan arkeologis dari masa ini begitu kayanya dan beberapa di antaranya
dapat dikategorikan sebagai masterpiece karya manusia di dunia. Lombard
(2000) mengatakan bahwa tanah di Indonesia terutama di Jawa mengandung
dan masih akan terus mengeluarkan bukti-bukti warisan masa lampau yang
menakjubkan3.
Berbagai
situs
percandian
dan
benda-benda
lain
terus
bermunculan baik yang terdata maupun tidak, bisa jadi beberapa diantaranya
masih terkubur utuh di dalam tanah selain mungkin sebagian lainnya rusak akibat
bencana alam dan perusakan oleh manusia.
Di akhir masa ini terlihat bahwa berkembangnya perdagangan membawa
pula pengaruh interaksi dengan pedagang asing yang juga membawa konsep
dan keyakinan baru. Runtuhnya Śrīwijaya dan Majapahit memperlihatkan
runtuhnya dominasi Hindu-Buddha dan memungkinkan munculnya kekuatan
baru, dalam hal ini Islam naik ke panggung sejarah Indonesia. Masa transisi dan
juga kemudian jauh sesudahnya ternyata tidak begitu saja menghilangkan
2
Situs ini terletak kurang lebih 30 km arah utara Karawang di tepi Ci Tarum kurang lebih 7 km
dari muaranya. Gugusan ini terhampar di dua desa dengan sekitar lebih dari 10 gugus percandian.
Telah dilakukan penggalian dan penelitian secara sistematis dan berkelanjutan oleh Puslitarkenas,
EFEO dan Universitas Indonesia. Hasan Djafar dari Universitas Indonesia telah mengangkat situs
ini sebagai bahan disertasi doktornya. Berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa gugusan
ini berusia sangat panjang sejak awal abad ke VI hingga abad ke XII Masehi.
3
Penemuan-penemuan tak terduga dari berbagai daerah di Indonesia telah membuktikan betapa
kaya peninggalan masa lampau dan tingginya penguasaan kemampuan teknologi leluhur pada
masa lampau. Lombard bahkan mengatakan bahwa kebudayaan dan peradaban justru muncul di
antara gunung-gunung berapi dan sungai besar yang justru sebenarnya dapat merusak peradaban
tersebut, namun bukti-bukti arkeologis justru memperlihatkan bahwa peradaban muncul silih
berganti dan semakin kompleks (Lombard, 2000).
Sejarah SMA/SMK K - 1
106
pengaruh Hindu-Buddha dalam kebudayaan dan sistem kehidupan masa yang
baru4.
1. Sejarah Singkat Agama Hindu-Buddha di India
a. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu
Agama Hindu sebenarnya merupakan lanjutan dari perkembangan agama
Weda yang berdasarkan paham Brahmanisme dan menurut beberapa ahli bisa
jadi juga terdapat unsur perpaduan antara agama Weda dengan Budhisme dan
Jainisme, bahkan mungkin Yunani dan Persia5. Hindu kemudian dianut secara
luas oleh masyarakat di anak benua India dan menyebar ke Asia Tenggara.
Ciri pertama agama ini adalah kepercayaan terhadap sistem kedewataan,
dimana terjadi pergeseran dari dewa tunggal pada masa Weda menjadi sebuah
hierarki kedewataan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Dewa
tertingginya tergabung dalam Trimurti dan didukung dengan beberapa dewa
lainnya. Ciri kedua adalah terjadinya pergeseran terhadap keyakinan mereka
bahwa dewa tidak lagi hanya simbol dari kekuatan alam namun bergeser lebih
luas untuk aspek-aspek yang lain6.
Agama Hindu kemudian juga mengenal beberapa sifat dari seorang dewa
yang dapat berubah dan menjadi wujud tersendiri untuk dipuja, Aspek-aspek dari
seorang dewa dapat bermacam-macam bentuknya dan diikuti pula oleh istri atau
śaktinya. Bahkan berkembang pula pemujaan terhadap para sakti ini7.
Perkembangan selanjutnya dari agama ini terlihat dari banyaknya aliran
yang muncul dan terdapat pula yang merupakan sinkritisme dengan ajaran
Budhis. Aliran yang paling utama menyebar ke Indonesia adalah Saiwa sidhanta
4
Berbagai tinggalan arkeologis baik artefaktual maupun tekstual ditambah warisan etnografi
memperlihatkan bahwa unsur Hindu-Buddha plus beberapa konsep asli bercampur dengan konsep
Islam. Pemujaan terhadap DewīŚrī memperlihat berbagai akulturasi tersebut (Wahyudi, 1997).
Beberapa tinggalan lain juga memperlihatkan penggunaan lanjutan beberapa bangunan suci Hindu
sebagai bangunan sakral pada masa Islam.
5
Mungkin ini pengaruh dari Hellinisme dan penyebaran bangsa Indo Arya ke daerah India selain
karena hubungan dagang melalui jalur sutra darat yang sudah begitu tua.
6
Pada jaman Weda dewa adalah bentuk dari simbolisasi gejala alam seperti angin, matahari, bulan,
tanah, air dan yang lain. Pemujaan terhadap dewa matahari mendapat tempat yang cukup penting,
mungkin ini pengaruh Zoroaster dari Persia.
7
Pemujaan sakti ini terkait pula dengan fungsi yang melekat padanya, biasanya setara dengan
fungsi para dewa suaminya. Beberapa dewi mendapat pengikut yang cukup banyak untuk sebuah
pemujaan terhadapnya, seperti Durga dan Parwati untuk istri Siwa dan Sri untuk istri Wisnu.
Sejarah SMA/SMK K - 1
107
yang memuja Dewa Siwa sebagai dewa tertinggi. Beberapa peninggalan baik
bangunan maupun arca menunjukkan pengaruh aliran Saiwa sidhanta ini8.
b. Perkembangan agama dan kebudayaan Buddha
Pendiri agama Buddha adalah seorang bijaksana keturunan Sakya
sehingga dikenal sebagai Gautama Sakyamuni yang berarti orang bijak dari
Sakya. Siddarta adalah seorang putra kepala daerah Suddhodana di
Kapilawastu dekat Nepal. Daerah tersebut berada di bawah pegunungan
Himalaya. Setelah menikah dengan Yasodhara maka di usia 29 tahun mulai
melakukan pengembaraan untuk meninggalkan kehidupan duniawi9.
Setelah melakukan perjalanan maka tibalah ia di bawah sebuah pohon
pipala di Both Gaya dan menerima penerangan hidup atau boddhi. Kemudian ia
mendirikan
kuil
yang
bernama
Mahaboddhi.
Selanjutnya
ia
mulai
menyebarluaskan ajaran ini dan dimulai dari Taman Rusa di dekat Benares. Ia
lambat laun berhasil menghimpun berbagai pengikut dengan ciri-ciri berpakaian
jubah kuning seperti pengemis. Hingga di usia senja sang Buddha terus
mengajarkan dharmma ini dan wafat di usia 80 tahun di Kapilawastu.
Perkembangan selanjutnya dari agama Buddha ini demikian pesat. Inti
ajaran ini adalah kepercayaan terhadap dharmma atau ajaran Buddha, sangha
atau kekuasaan biara dan Sang Buddha itu sendiri. Pembangunan kuil agama
dikenal dengan stupa yang sebenarnya identik dengan contoh yang diberikan
Buddha bahwa kuil tersebut mengandung 3 unsur yaitu caitya yang sebenarnya
tongkat sang Buddha, dagoba yang merupakan perumpamaan dari mangkuk dan
alas kuil yang perumpamaan dari jubah sang Buddha.
Perpecahan kemudian timbul dalam agama ini yaitu menjadi Therawada
yang percaya kepada ajaran asli para sesepuh dan Mahasanghika yang dapat
diartikan sebagai para anggota masyarakat yang besar. Ajaran berikutnya
terpecah lagi menjadi dua aliran besar pada abad 1-2 M, yaitu Mahayana
8
Bangunan percandian Hindu di Indonesia sebagian besar menunjukkan susunan panteon keluarga
Siwa yang dikenal dalam ajaran Saiwa sidhanta.
9
Munculnya agama Buddha dapat diartikan sebagai protes terhadap ketidakadilan dalam agama
Weda yang membedakan manusia untuk mendapatkan pencerahan hidup dalam kelompok kastakasta. Selain munculnya Budhis juga muncul Jainisme yang sangat ekstrim karena mewajibkan
hidup bertapa dan menderita, sedangkan Budhisme hanya menganjurkan hidup berserah diri dan
berusaha menyebarkan cinta kasih.
Sejarah SMA/SMK K - 1
108
(kendaraan besar) yang menyebar di India utara dan tersebar ke Cina, Korea
dan Jepang, ajaran ini percaya bahwa untuk mencapai nirwana membutuhkan
bantuan orang suci. Ajaran lainnya adalah sekte Hinayana (kendaraan kecil)
yang tersebar di India selatan, Sri Langka dan Asia Tenggara. Konsep yang
diyakini adalah bahwa untuk mencapai nirwana merupakan usaha pribadi
masing-masing. Kesemua ajaran Buddha kemudian dikumpulkan dalam kitab
suci yang disebut sebagai Trī Pītaka, yang terdiri dari Winaya Pītaka yang berisi
aturan mengenai tingkah laku, Sutta Pītaka yang berisi kumpulan khotbah Sang
Buddha dan Abhidhamma Pītaka yang berisi hal-hal yang bersifat metafisika
(Suud, 1988).
2. Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia
Hubungan Indonesia dengan India telah terjalin sejak abad
pertama
masehi.
Hubungan
ini
mula -mula
terjadi
di
bidang
perdagangan dan berkembang ke bidang agama dan kebudayaan.
Orang-orang
India
membawa
barang
dagangan
seperti
wangi -
wangian, tekstil, mutiara dan permata untuk di jual di Indonesia.
Sementara dari Indonesia mereka membeli barang seperti kayu
cendana,
kayu
gaharu,
cengkeh
dan
lada.
Sejalan
dengan
berkembangnya hubungan kedua Negara masuk pula agama dan
kebudayaan India ke Indonesia seperti agama Hindu, Buddha, bahasa
sansekerta, huruf palawa dan nama -nama berakhiran warama.
Masuknya pengaruh India ke Indonesia berjalan lancar dan
berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan a danya persamaan
kebudaayaan antara India dengan Indonesia. Kebudayaan
India
dengan Indonesia tidak jauh berbeda corak dan ragamnya. Masuknya
kebudayaan India ke Indonesia makin memperkaya khazanah bud aya
Indonesia.
Hubungan Indonesia-India yang telah terjalin berabad-abad
membawa dampak sebagai berikut :
1.
Masuknya agama Hindu-Buddha
2.
Masuknya bahasa sansekerta dan huruf palawa
3.
Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha
Sejarah SMA/SMK K - 1
109
4.
Munculnya nama berakhiran warman
5.
Wilayah perdagangan makin luas dan ramai
6.
Perkembangan feodalisme makin cepat
7.
Kemajuan kebudayaan asli lebih cepat terutama bidang
agama.
Berkembangnya
hubungan
India-indonesia
bukan
bersifat
kebetulan melainkan didorong oleh factor -faktor lain sebagai berikut :
a. Iklim
Iklim memiliki peranan yang cukup penting terhadap terjadinya
hubungan Indonesia dengan India. Pada saat Indonesia musim hujan
orang-orang
India
melakukan
pelayaran
dan
perdagangan
ke
Indonesia dengan memanfaatkan angin muson. Sesampainya di
Indonesia para pedagang India mulai mengumpulkan barang-barang
dagangan untuk dibawa pulang ke negaranya. Mereka tinggal di
Indonesia biasanya sampai 6 bulan karena hasrat menunggu angin
yang berganti arah ke barat India.
Karena lamanya tinggal di Indonesia para pedagang India ada yang menikah
dengan penduduk pribumi dan memiliki keturunan di Indonesia. Selain
berdagang, pedagang India juga aktif menyebarkan agama Hindu maupun
Buddha di Indonesia. Mereka tidak mengalami kesulitan ketika menyebarkan
agama sebab para pedagang India ini lama hidup ditengah-tengah masyarakat
sambil menanti datangnya angin ke arah barat.
b. Letak Indonesia
Posisi
Indonesia
pada
persimpangan
jalan
pe rdagangan
internasional antara Eropa dan Asia. Posisi semacam ini sangat
menguntungkan Indonesia karena selalu terlibat da lam percaturan
perdagangan internasional khususnya antara India-indonesia-china.
c. Pengaruh Perguruan Tinggi Nalanda
Perguruan Tinggi Nalanda di India memiliki daya tarik tersendiri
bagi
orang-orang
agama
Buddha.
Indonesia
Pada
masa
yang
hendak
belajar
Balaputradewa
memperdalam
(Sriwijaya)
memiliki
peranan yang sangat penting dalam pengembangan agama Buddha.
Sejarah SMA/SMK K - 1
110
Orang-orang Indonesia yang belajar di Nalanda dibuatkan asrama
sebagai tempat tinggal mereka di India. Dengan demikian hubungan
India dengan Indonesia sudah mulai melebar ke dalam bidang agama
baik Hindu maupun Buddha.
1) Agama Hindu
Agama Hindu di India muncul sebagai akibat adanya perpaduan
antara kepercayaan bangsa arya dan bangsa dravida. Bangsa arya
adalah bangsa pendatang dan bangsa dravida
adalah bangsa asli
India. Hubungan kedua bangsa di bidang kepercayaan melahirkan
kepercayaan baru yakni Hindu.
Hindu mengenal adanya pemujaan para dewa. Diantara para
dewa yang paling di puja adalah Brahma, Wisnu dan Siwa yang sering
disebut trimurti. Diantara ketiga dewa tersebut yang paling banyak di
puja adalah dewa siwa (siwa mahadewa).
Agama
Hindu
mengenal
kitab
suci
yang
disebut
W eda
(pengetahuan tertinggi). Weda dibedakan menjadi empat himpunan
sebagai berikut:
a) Rigweda, berisi syair-syair pujian terhadap para dewa.
b) Samawesa, beridi syair-syair dari Rigweda, tetapi sudah diberi
tanda-tanda nada agar dapat dinyanyikan.
c) Yajurweda, berisi doa -doa pengatar sesaji kepada para dewa
yang diiringi penyajian Rigweda dan nyanyian Samaweda
d) Atharwaweda, berisi mantra -mantra dan jampi-jampi untuk sihir
dan ilmu gaib untuk mengusir musuh dan penyakit.
Sejarah SMA/SMK K - 1
111
Sementara masyarakat Hindu dibedakan menjadi 4 kasta, yakni:
a) Kasta Brahmana (para pendeta)
b) Kasta Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit)
c) Kasta W aisya (pedagang dan buruh menengah), dan
d) Kasta Sudra (petani dan buruh kecil)
Pembagian masyarakat menjadi empat kasta sebenarnya bu kan
dari
ajaran
Hindu,
melainkan
upaya
bangsa
arya
agar
darah
keturunannya tidak ternoda oleh keturunan bangsa Dravida. Oleh
karena
itu
diadakan
pengelompokan
berdasarkan
status
social
mereka dalam masyarakat.
2) Teori-Teori tentang Masuknya Agama Hindu di Indonesia
Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh orang -orang
India. Yang menjadi pertanyaan dari golongan manakah mereka ini?
Sebab di dalam Hindu tidak semua orang bisa/boleh menyiarkan
Hindu. Oleh karena itu para ahli menyimpulkan adanya beberapa teori
tentang masuknya agama Hindu ke Indonesia. Yakni :
a) Teori Ksatria. Teori ini juga disebut teori prajurit atau kolonisasi yang
dikemukakan CC. Berg dan FDK. Bosch. FDK. Bosch menggunakan
istilah hipotesa ksatria. Menurut teori ini, peran utama masuknya budaya
India ke Indonesia adalah ksatria. Hal ini disebabkan di India terjadi
kekacauan politik yaitu perang brahmana dengan ksatria, para ksatria
yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka mendirikan kerajaan dan
menyebarkan agama Hindu. Pendukung teori ini kebanyakan sejarawan
India,
terutama Majumdar
dan Nehru.
Hipotesis
ksatria banyak
mengandung kelemahan yaitu tidak adanya bukti kolonisasi baik di India
maupun
di
Indonesia.
Kedudukan
kaum
ksatria
dalam
struktur
masyarakat Hindu tidak memungkinkan menguasai masalah agama
Hindu dan tidak nampak pemindahan unsur masyarakat India (sistem
kasta, bentuk rumah, pergaulan dan sebagainya). Tidak mungkin para
pelarian mendapat kedudukan sebagai raja di tempat yang baru.
b) Teori Waisya. Teori ini dikemukakan NJ. Krom dan Mookerjee yang
berpendapat; orang India tiba ke Asia tenggara pada umumnya dan
Sejarah SMA/SMK K - 1
112
khususnya Indonesia karena berdagang. Pelayaran perdagangan saat itu
masih tergantung sistem angin muson. Sehingga pedagang India
terpaksa tinggal di Indonesia selama beberapa saat untuk menanti
bergantinya arah angin. Mereka banyak menikah dengan penduduk
setempat. Keturunan dan keluarga pedagang ini merupakan awal
penerimaan
pengaruh
India.
Tampaknya
teori
ini
mengambil
perbandingan proses penyiaran Islam yang juga dibawa pedagang. Teori
ini juga dibantah ahli lain, karena tidak setiap orang boleh menyentuh
kitab Weda. Ajaran Hindu milik kaum brahmana dan hanya mereka yang
memahami kitab Weda.
c) Teori Brahmana. Teori ini dikemukakan JC. Van Leur, FDK. Bosch dan
OW. Wolters yang berpendapat bahwa orang yang ahli agama Hindu
adalah brahmana. Orang Indonesia/ kepala suku aktif mendatangkan
brahmana untuk mengadakan upacara abhiseka secara Hindu, sehingga
kepala
suku
menjadi
maharaja.
Dalam
perkembangannya,
para
brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja). Teori ini
tampaknya dianggap lebih mendekati kebenaran karena agama Hindu
bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan brahmana. Prasasti
yang ditemukan berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Candi yang ada
di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya. Disamping itu brahmana di
Indonesia berkaitan dengan upacara Vratyastoma dan abhiseka.
d) Teori Arus Balik. Teori arus balik atau disebut teori nasional ini muncul
dikemukakan JC. Van Leur, dimana sebagai dasar berpikir adalah
hubungan antara dunia maritim dengan perdagangan. Hubungan dagang
Indonesia dengan India yang meningkat diikuti brahmana untuk
menyebarkan agama Hindu dan Budha. Orang- orang Indonesia yang
tertarik ajaran itu, mengirimkan kaum terpelajar ke India untuk berziarah
dan menuntut ilmu. Setelah cukup lama, mereka kembali ke Indonesia
dan ikut menyebarkan agama Hindu- Budha dengan menggunakan
bahasa sendiri. Dengan demikian ajaran agama lebih cepat diterima
bangsa Indonesia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
113
3) Teori Masuknya Agama Buddha
Agama Buddha lebih terbuka sifatnya ketimbang agama Hindu.
Artinya siapa saja bisa mengembangkan ajaran agama Buddha
tanpa harus memandang dari golongan mana mereka ini
Agama Buddha masuk ke Indonesia lebih awal ketimbang
Hindu. Diperkirakan Buddha masuk ke Indonesia abab 2M. pendapat
ini
didasarkan
pada
penemuan
patung
Buddha
di
Sempaga,
Sulawesi Selatan abad 2M. namun dalam perkembangannya agama
Buddha terdesak oleh Hindu yang baru masuk abad 4M. agama
Buddha mulai berkembang abad 7M ditandai dengan berdirinya
kerajaan sriwijaya.
Lalu
siapa
yang
membawa
agama
Buddha
sampai
ke
Indonesia? Berikut ini pendapat yang mendukungnya.
a) Para pedagang
Hubungan India dengan Indonesia yang terjalin sejak awal
abad masehi menyebabkan masuknya pengaruh India ke Indonesia
bidang agama. Orang-orang India yang paling besar peranannya
terhadap masuknya pengaruh Buddha ke Indonesia ialah para
pedagang. Mereka inilah kelompok masyarakat yang paling luwes
bergaul dengan masyarakat lain di Indonesia sehingga lewat merka
ini pula agama Buddha masuk dan berkembang di Indonesia.
b) Dharmaduta
Selain lewat perdagangan, agama Buddha masuk ke Indonesia
melalui petugas khusus yaitu Dharmaduta. Mereka ini lebih paham
tentang ajaran mereka dan memiliki keahlian tersendiri bagaimana
dia harus menyebarkan agama ditengah -tengah masyarakat.
3. Perkembangan awal pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Beberapa temuan kemudian memperlihatkan bahwa terjadi pergeseran
konsep kekuasaan dan politik dari para penguasa lokal Indonesia. Model
kesukuan dan hidup berkelompok kemudian berkembang menjadi konsep
kemaharajaan denan segala atura dan keyakinan yang melekat padanya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
114
Segeralah berbagai nama gelar dan jabatan yang berbau India digunakan dan
bahkan kemudian dikembangkan oleh masyarakat penganut Hindu-Buddha awal
ini.
Konsep dewaraja yang dianut ternyata efektif untuk membangun sebuah
kemaharajaan yang mendasarkan kekuasaan mutlak pada diri seorang raja.
Konsep ini kemudian juga berimbas pada keyakinan bahwa yang berhak
menggantikan raja adalah keturunan raja itu sendiri yang juga dianggap sebagai
titisan dewa di dunia. Sehingga pada perkembangan selanjutnya terjadi banyak
permaslahan suksesi yang terkait denan pewaris yang amat banyak10. Mungkin
konsep poligami merupakan perpaduan nyata antara pengaruh kebudayaan lokal
dengan Hindu dan mungkin juga Cina.
Pengaruh Hindu dan Buddha ini kemudian diimbangi dengan berbagai
peninggalan yang bercorak kebudayaan tersebut. Tinggalan yang berupa artefak
maupun tekstual baik yang utuh maupun tidak telah meyakinkan kita bahwa
pengaruh ini pernah menancap sangat kuat di bumi Indonesia.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami materi Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia, anda
perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai
materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan
cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa
penting.
Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis,
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan
dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup:
1. Aktivitas individu, meliputi :
10
Pada beberapa peristiwa suksesi terlihat bahwa raja pemberontak selain musuh bisa jadi
sebenarnya masih terdapat pertalian saudara yang merupakan akibat politik perkawinan (ini
diteruskan hingga Mataram Islam). Sebagai contoh pemberontakan Jayakatwang yang notabene
musuh Kertanegara namun juga pewaris Singhasari dari pihak ibu.
Sejarah SMA/SMK K - 1
115
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK 1
Lakukanlah kegiatan sesuai langkah-langkhanya dibawah ini!
1.
Buatlah 2 kelompok besar!
2.
Diskusikanlah bersama kelompok anda!
“Saat ini ada beberapa pendapat tentang teori masuknya Hindu Buddha
di Indonesia. Dari sudut penggarapan metodologi sejarah Indonesia teori
manakah yang dianggap mendekati kebenaran?
3.
Presentasikan hasilnya kemudian buatlah kesimpulan kelompok
F. RANGKUMAN
Penemuan Prasasti Yupa sebagai bukti bahwa pengaruh Hindu telah masuk
ke Indonesia berdasarkan beberapa bukti terkait, yaitu terdapat beberapa nama
raja yang menggunakan gelar berbau India bukan lagi nama lokal, penyebutan
Dewa Ańsuman yang dikenal dalam agama Hindu. Selain itu diberitakan pula
adanya upacara dengan menyebut tempat bernama Waprakeśwara yang dapat
diidentikan sebagai tempat pemujaan terhadap Trimurti (Soemadio, 1994).
Pengenalan beberapa unsur Hindu ini kemudian menjadi sebuah informasi
penting bahwa agama dan kebudayaan Hindu sudah dikenal oleh masyarakat
pada kisaran awal abad masehi.
Agama Buddha pertama kali dikenal di Indonesia berdasarkan informasi dari
prasasti Talang Tuo (684 M) yang dikeluarkan oleh Dapunta Hyaŋ Śrī Jayanāsa.
Sejarah SMA/SMK K - 1
116
Prasasti ini berisi pembuatan kebun Śrīksetra untuk kebaikan semua mahluk,
dari doa-doa yang dituliskan dalam teks dikenali sebagai pujian dalam agama
Buddha.
Pengaruh
Hindu-Buddha
ini
sangat
dominan
dan
kuat
sehingga
memunculkan pula sistem-sistem pemerintahan beserta bentuk kehidupan yang
bercorak Hindu-Buddha.
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah HinduBuddha di Indonesia?
2. Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia?
3. Apa manfaat materi Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia terhadap tugas
Bapak/Ibu disekolah?
4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu
lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan
dengan materi Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia di sekolah/madrasah
ditempat Bapak/Ibu bertugas?
-
DAFTAR PUSTAKA
Lombard, D. 2003. Nusa Jawa: Silang Budaya 3 jilid. Buku ke III:Warisan
Kerajaan-kerajaan Konsentris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soemadio, B. 1994. Sejarah Nasional Indonesia jilid II. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Balai Pustaka.
Suud, A. 1988. Sejarah Asia Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
117
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menjelaskan Sejarah Islam di Indonesia dengan baik
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.
Menjelaskan Perkembangan Islam di Arab;
2.
Menggambarkan Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia;
3.
Menunjukkan bukti masuknya pengaruh Islam di Indonesia.
C. URAIAN MATERI
1.
KEHADIRAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB
a. Jazirah Arab
Jazirah Arab terletak di bagian barat daya benua Asia, dewasa ini
lebih dikenal dengan kawasan Timur Tengah. Batas luas Jazirah Arab tiga
perempatnya dikelilingi oleh laut, yakni Laut Merah di bagian barat, Laut
Hindia di bagian selatan, dan Laut Persia (teluk Persia) di bagian timur. Di
bagian utara berbatasan dengan wilayah Persia dan Syam (Syria) yang
merupakan padang pasir dan pegunungan tandus. Sebagian wilayah jazirah
Arab adalah padang pasir, hanya di bagian selatan yakni di daerah Yaman
terdapat cukup curah hujan sehingga terdapat daerah yang cukup subur.
Secara garis besar geografis bangsa Arab dibagi dalam beberapa wilayah
yakni Hijaz, Yaman, Hadrahmaut, Mahrah, Oman, Bahrain, dan Najed.
Sebagian besar wilayah Arab berupa padang pasir, akan tetapi di
beberapa tempat terdapat banyak padang perdu yang mengelilingi oaseoase. Kondisi geografis seperti ini menjadi salah satu sebab tidak populernya
jazirah Arab, daerah yang lebih dikenal dalam sejarah adalah Yaman.
Sejarah SMA/SMK K - 1
118
Dengan demikian budaya dan sistem kemasyarakatan yang berkembang
mempunyai hubungan erat dengan kondisi geografis yang ada. Artinya
bentuk norma dan perilaku yang berkembang pada bangsa Arab tidak lepas
dari kondisi geografis tersebut. Misalnya karena alamnya keras maka
kharakter bangsa Arab pun cenderung sangat keras, di sisi lain karena hidup
berkelompok dengan kabilahnya sendiri maka sikap kesukuannya yang
sangat tinggi. Walaupun menurut beberapa sumber pada beberapa kota
besar dapat dijumpai pengaruh Yahudi dan Kristen, namun pengaruh
tersebut tidak begitu besar (Haekal, 2002).
Mata pencaharian bangsa Arab sebagian besar adalah berternak,
dijumpai pula beberapa menjadi petani di sekitar oase. Pada kota besar
seperti Mekkah dan Yasrib, mata pencaharian masyarakat adalah berdagang
atau berniaga. Kota adalah tempat terjadinya transaksi perdagangan antara
berbagai kabilah (kelompok masyarakat) untuk berbagai keperluan.
b. Kondisi Sosial Kemasyarakatan Pra Islam
Kondisi sosial kemasyarakatan di Jazirah Arab sebelum risalah Islam
hadir dalam keadaan yang tidak baik, masa tersebut dikenal sebagai zaman
jahiliyah. Hal ini ditandai dengan adanya norma-norma masyarakat yang
melanggar harkat kemanusiaan. Antara lain tampak pada kelahiran bayi
perempuan yang cenderung ditolak, adanya perbudakan, sifat kesukuan
yang berlebihan, dan kondisi lainnya yang menggambarkan kebobrokan
masyarakat.
Kondisi alam Jazirah Arab yang sebagian besar berupa padang pasir
yang tandus membuat bangsa Arab hidup dalam kabilah-kabilah (kumpulan
suku-suku) yang terpencar-pencar. Walaupun demikian terdapat kota-kota
yang sebagai pusat perdagangan dan komunikasi antarkabilah untuk
berbagai keperluan. Kota yang terkenal selain Mekkah adalah Yatsrib, Thaif,
Khaibar, dan Tabuk.
Perlu
diperhatikan
secara
lebih
mendalam
tentang
bentuk
kepercayaan bangsa Arab pra Islam karena ini punya keterkaitan langsung
dengan topik yang dibahas dalam materi. Sebagaimana telah diketahui
bahwa bangsa Arab secara umum memiliki kepercayaan yang bersifat
Sejarah SMA/SMK K - 1
119
polytheisme (menyembah banyak dewa), walaupun setiap kabilah memiliki
satu dewa yang dianggap paling tinggi. Secara umum bentuk spiritualnya
diwujudkan dalam penyembahan berhala yang dianggap sebagai Tuhan,
berhala yang diberi nama Latta, Uzza, dan Mana diletakkan di sekitar Ka‟bah.
Ka‟bah di Mekkah dijadikan pusat kegiatan spiritual bangsa Arab sejak
zaman sebelum Masehi. Ka‟bah adalah bangunan batu yang didirikan
Ibrahim A.S. untuk tempat ibadah kepada Tuhan yang Esa. Pada masa itu
memang
masih
ada
yang
mengikuti
ajaran
Nabi
Ibrahim
yang
kepercayaannya disebut Hanif tetapi jumlahnya sangat kecil, demikian juga
pengikut Yahudi, Nasrani (Kristen), dan Zoroaster.
Kehidupan bangsa Arab yang berkelompok sesuai dengan kabilah
masing-masing telah melahirkan pusat-pusat kekuasaan yang tersebar
walaupun kekuatan-nya relatif kecil. Ada beberapa pusat kekuasaan yang
menonjol pada masa sebelum kedatangan Islam, antara lain Kerajaan Saba,
Kerajaan Himyariah, Kerajaan Hirah, Kerajaan Ghasaniyah, dan Hijaz
(Matdawam, 1984). Untuk wilayah Hijaz tidak disebut kerajaan karena
memang tidak ada raja yang berkuasa, daerah Hijaz yang wilayahnya
Mekkah dan sekitarnya secara turun-temurun dipimpin oleh keturunan Nabi
Ismail. Bentuk kepemimpinannya berbentuk Majelis. Menjelang kehadiran
Islam, pimpinan Hijaz dipimpin oleh Qusyasyi Bin Kilab, nenek moyang
Muhammad pembawa risalah Islam.
c. Kelahiran Islam dan Perkembangannya
Pembawa risalah Islam lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun
Gajah atau 20 April tahun 571 M (Syalabi, 1990:78) dengan nama
Muhammad, Ibunya bernama Aminah dan bapaknya bernama Abdullah.
Istilah Tahun Gajah dipergunakan untuk menunjukkan waktu kelahiran yang
bertepatan dengan diserangnya Mekkah oleh pasukan Gajah dari Abbisinea
Yaman. Abdullah meninggal di Madinah karena sakit dalam perjalanan
berniaga, ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya. Aminah
meninggal ketika Muhammad berumur 6 tahun, sehingga kemudian
Muhammad diasuh oleh Abdul Muthalib, kakeknya. Dua tahun kemudian
Abdul Muthalib meninggal, Muhammad diasuh oleh Abu Thalib, pamannya.
Masa kecilnya dilewati sebagai anak yatim piatu yang hidup bersama
Sejarah SMA/SMK K - 1
120
keluarga pamannya. Di samping berternak, Muhammad juga sering diajak
Abu Thalib ikut berniaga ke Syam (Syria). Pengalaman berniaga ini kemudian
menjadi salah satu pekerjaan Muhammad ketika menginjak dewasa. Pada
usia 25 tahun Muhammad sudah berdiri sendiri membawa barang dagangan
untuk berniaga. Barang yang diniagakan adalah milik Khadijah, seorang
saudagar wanita yang cukup terpandang di Mekkah. Muhammad dan
Khadijah kemudia menikah, Khadijah ketika menikah adalah seorang janda
berumur 40 tahun. Dalam kehidupan sehari-hari Muhammad dikenal sebagai
Al Amin (dapat dipercaya) karena ketinggian akhlaknya.
Pada usia 40 tahun Muhammad mendapat wahyu pertama di Gua
Hira, dan semenjak itulah risalah Islam mulai hadir dan mulai ditegakkan di
Kota Mekkah. Seruan utama ajaran Islam yang diserukan oleh Muhammad
adalah Tauhid yakni mengesakan Tuhan, sebuah fenomena kontradiktif
terhadap kondisi masyarakat kota Mekkah yang banyak menyembah berhala.
Pelan tapi pasti jumlah pengikut Muhammad semakin bertambah besar,
berbagai macam cara dilakukan oleh masyarakat Mekkah (suku Quraisj)
yang memusuhi Muhammad untuk menghenti-kan penyebaran Islam telah
dilakukan akan tetapi tidak berhasil, puncaknya adalah usaha kekerasan fisik
yakni membunuh Muhammad. Dalam menghadapi kondisi ini Muhammad
berdasar petunjuk Tuhan kemudian meninggalkan Mekkah menuju kota
Yatsrib, peristiwa ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Hijrah yang
dipergunakan sebagai awal perhitungan tahun Islam. Muhammad berdakwah
di Mekkah selama 10 tahun (610-621 M), tetapi belum berhasil mengubah
kepercayaan masyarakat Mekkah. Kendali dakwah beralih kota Yatsrib, yang
kemudian lebih dikenal dengan nama Madinatul Munawaroh atau Madinah.
Islam berkembang di Madinah dengan pesat. Sebuah sistem
kemasyarakatan dibangun atas dasar tuntunan Islam. Masyarakat non Islam
diberi kebebasan untuk tetap menjalankan aktivitasnya dengan prinsip saling
menghormati, serta bersama-sama menjaga kedamaian dan ketentraman
kota Madinah. Muhammad membangun kota Madinah dengan prinsip-prinsip
yang dikenal sebagai Konstitusi Madinah. Sistem pemerintahan yang
dikembangkan ini dikenal dengan sebutan kekhalifahan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
121
Orang-orang Mekkah merasa adanya ancaman yang cukup serius
dengan berkembangnya Islam di Madinah, karena Madinah merupakan jalur
perdagangan dari Mekkah ke Syam. Untuk itu dipakai berbagai cara untuk
menghancurkan Islam di Madinah. Usaha ini tidak berhasil bahkan berbalik,
karena kabilah lain di Jazirah Arab banyak yang bergabung dengan Islam
sehingga Mekkah mulai kekurangan teman untuk ikut memusuhi Islam.
Berbagai peperangan telah terjadi antara kekuatan Islam dan Quraisy yang
merupakan representasi Mekkah. Perang Badar, Uhud, Khandaq, dan
Khaibar, yang diakhiri dengan Fattu Mekkah (kejatuhan Mekkah). Dengan
jatuhnya Mekkah ke pangkuan Islam, mulailah babak baru perkembangan
Islam. Islam telah berhasil meletakkan dasar bagi penyebaran Islam ke
seluruh jazirah Arab dan membongkar kepercayaan bangsa Arab ke arah
keesaan Tuhan. Mekkah sebagai pusat ritual bangsa Arab telah kembali
kepada Tauhid, dengan demikian “seluruh” bangsa Arab dapat dipengaruhi
untuk menerima Islam sebagai agama. Pusat pemerintahan tetap di Madinah
dan dipegang oleh Nabi sampai wafatnya tanggal 13 Rabiulawal tahun 11 H
atau 8 Juni 632 M.
Sepeninggal Muhammad kendali perkembangan Islam dipegang oleh
Khafilah Abu Bakar, seorang sahabat yang termasuk orang-orang yang
paling awal memeluk Islam. Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai
634 M. Pada masa kepemimpinannya Abu Bakar menghadapi permasalahan
yang dipelopori oleh para pembangkang, yakni mereka yang setelah
Muhammad meninggal tidak bersedia melakukan ajaran Islam. Para
pembangkang antara lain Musailamah Al Kazzab, Sajah Tamimiyah, dan
Tulaihah bin Khuwailid. Salah satu jasa Abu Bakar adalah berhasil
mengumpulkan mushab Al Qur‟an. Abu Bakar juga berhasil mengamankan
Madinah dari serangan Romawi dan Parsi, caranya dengan mengirimkan
pasukan mengamankan dari perbatasan di bagian utara wilayah jazirah Arab.
Sepeninggal Abu Bakar umat Islam dipimpin oleh Khalifah Umar Bin
Khatab. Umar Bin Khatab di kenal sebagai panglima perang, ahli hukum, ahli
tatanegara, dan seorang khalifah yang adil. Pada masa kepemimpinannya
Syria dapat dikuasai, demikian pula wilayah Palestina. Walaupun Madinah
mengirim pasukan ke wilayah lain, akan tetapi kebebasan beragama tetap
Sejarah SMA/SMK K - 1
122
dijunjung tinggi. Pasukan umat Islam tidak boleh mengganggu wanita, anakanak, tempat ibadah dan tidak boleh merusak hasil pertanian dan kebun
penduduk yang dikuasai. Pasukan Islam kemudian bergerak ke Mesir,
sebagai wilayah yang strategis Mesir harus dikuasai agar tidak digunakan
Romawi untuk melemahkan Islam. Umar pada tahun 644 M di bunuh oleh
Abu Lukluk ketika hendak berangkat shalat subuh, dengan demikian
berakhirlah kepemimpinan Umar selama 12 tahun. Sebelum meninggal Umar
menunjuk 6 sahabat untuk dipilih salah satu menjadi penggantinya. Enam
sahabat yang ditunjuk yakni; Ali bin Abi Thalib, Ustman bin Affan, Zubair bin
Auwan, Saad bin abi Waqash, Thalhah bin Ubaidilah, dan Abdurrahman bin
Auf (Syalabi, 1990).
Ustman bin Affan akhirnya terpilih menjadi khalifah menggantikan
Umar, ia meneruskan kebijakan Umar dalam memimpin umat Islam. Utsman
dikenal sebagai seorang saleh, jujur, dan lemah lembut. Pada masa
kepemimpinan Utsman Islam berkembang luas ke luar jazirah Arab, seluruh
wilayah Parsi dan sebagaian Asia Tenggara berhasil dikuasai. Dari wilayah
Mesir Islam juga berkembang di wilayah Afrika Utara. Luasnya wilayah Islam
menyebabkan Ustman menempatkan orang-orang yang menurutnya dapat
dipercaya sebagai tangan kanannya. Di satu sisi karena ketika di angkat
menjadi pengganti Umar, Ustman sudah berusia lanjut sehingga memerlukan
orang-orang dekat yang dapat dipercaya, terutama dari bani Umayah. Hal ini
menimbulkan kecemburuan banyak pihak, salah satunya adalah Abdullah bin
Saba‟ yang kemudian memberontak. Pemberontakan penduduk dari Mesir
yang langsung bergerak ke Madinah, tidak dapat ditanggulangi oleh Madinah
sehingga rumah Ustman berhasil di kepung dan akhirnya berhasil membunuh
Ustman pada tahun 656 M.
Sepeninggal Ustman umat Islam memilih Ali bin Abi Thalib menjadi
khalifah untuk memimpin umat Islam, namun keadaan umat Islam yang
kacau karena pemberontakan terhadap Ustman telah menyulitkan Ali untuk
memimpin umat Islam. Keluarga Ustman yakni terutama dari bani Umayah
menuntut Ali agar segera menyelesaikan pemberontakan yang terjadi pada
Usman. Tuntutan kepada Ali agar para pemberontakan diambil tindakan
hukum juga disuarakan oleh Aisyah (Janda Nabi) dan Thalhah salah seorang
Sejarah SMA/SMK K - 1
123
sahabat Nabi. Keadaan semakin tidak menentu ketika Mesir dan Syiria
dengan terang-terangan juga menolak kehadiran Ali sebagai pemimpin umat
Islam.
Ali pertama kali harus terlibat perang Jamal, yakni peperangan antara
Ali dangan Aisyah berserta pendukungnya. Perang ini dimenangkan oleh Ali,
sehingga
kemudian
pasukannya
dialihkan
untuk
menghadapi
pembangkangan Muawiyah di Syria. Terjadilah pertempuran hebat antara
dua pasukan yang dulunya menjaga kedaulatan Medinah, namun sekarang
harus berhadapan satu sama lain. Peperangan terhenti dangan diadakannya
perjanjian yang hasilnya ternyata merugikan Ali. Akibat perjanjian tersebut Ali
kehilangan pengaruh cukup besar, karena sebagian pendukung yang tidak
setuju isi perjanjian tersebut kemudian menolak mendukung Ali. Dalam
kondisi politik yang tidak menentu Ali wafat karena terbunuh oleh
Abdurahman bin Muljam pada tahun 661M (Tohir, 1981). Kendali umut Islam
dipegang oleh Muawiyah, walaupun Hasan bin Ali oleh pendukung Ali bin Abi
Thalib di angkat sebagai Kalifah di Mekkah akan tetapi karena kurang
kekuatan akhirnya berdamai dengan Muawiyah. Muawiyah setelah menjadi
khalifah memindahkan kendali pemerintahan Islam ke Damaskus.
d. Masa Kekuasaan Bani Umayah dan Bani Abasiyah
1. Bani Umayah
Muawiyah setelah menjadi khalifah mengembangkan sistem
pemerintah-an yang berada dengan empat khalifah pendahulunya
(khulafaurrasjidin).
Muawiyah
menerapkan
sistem
pemerintahan
sebagaimana bentuk kerajaan. Dengan bertindak keras terhadap lawan
politiknya, Muawiyah berhasil mempersatukan wilayah Islam dalam satu
kekuasaan. Satu hal lain yang menonjol adalah diterapkan sistem turunmenurun dalam pergantian Khalifah. Selama kurang lebih 89 tahun
kekuasaan Bani Umayyah ( 14 khalifah ), Bani Umayyah lebih cenderung
mengembangkan sistem kekuasaan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
militer. Khalifah sebagai amirul mukminin (pemimpin orang mukmin) yang
sangat memperhatikan kehidupan keagamaan masyarakat tidak lagi
menjadi prioritas utama.
Sejarah SMA/SMK K - 1
124
Keberhasilan melakukan konsolidasi politik memberkan peluang
Bani Umaiyah untuk terus melakukan perluasan pengaruh Islam. Islam
bergerak dengan cepat ke arah barat dan timur, ke arah barat sampai di
Andalusia di Spayol, ke arah timur sampai di India. Bahkan Persia dan
Asia Tengah juga telah dimasuki Islam. Intinya pada masa Bani Umaiyah
Islam telah tersebar luas di luar Jazirah Arab.
Hal lain yang berkembang pada masa Bani Umayah adalah
munculnya golongan-golongan di kalangan umut Islam, baik yang
berdasar kelompok ataupun faham keagamaan. Golongan seperti syiah,
khawarij, sunni, murjiah, dan yang lain berkembang sebagai golongan
terus-menerus mewarnai pergolak-an politik selama kekuasaan Bani
Umayyah. Dasar-dasar perkembangan ilmu pengetahuan sempat muncul
pada masa khalifah tertentu Bani Umayyah, tercatat pada masa Khalifah
Khalid bin Walid dan Umar bin Abdul Azis, beberapa cabang ilmu
keagamaan (tafsir, nahwu, hadist) dan ilmu pasti (kedokteran, astronomi,
kimia) mulai mendapat perhatian. Juga munculnya kota-kota besar seperti
Damaskus, Kuffah, Basra, Mekkah, Kordoba, dan Granada.
Wilayah
yang
luas
mengakibatkan
sulitnya
melakukan
pengawasan dan kontrol terhadap jalanya pemerintahan. Banyak
penjabat di daerah yang kemudian menyimpang dari ajaran Islam dan
meniru model pejabat pemerintah-an jaman kekaisaran Romawi.
Kebijakan
menindas
mengakibatkan
dengan
terjadinya
kekerasan
perlawanan
di
terhadap
lawan
mana-mana,
politik,
kelompok-
kelompok yang merasa tertindas mengadakan perlawanan, terutama
golongan Syiah yang selama ini terus diburu karena dianggap
meneruskan perjuangan keturunan Ali bin Abi Thalib. Terdapat kelompok
lain yang menonjol yakni keturunan Bani Abbas. Bani Abbas masih
mempunyai hubungan darah dengan Nabi Muhammad, karena didirikan
oleh garis keturunan Abbas paman Nabi. Dengan dukungan golongan
Syiah, Bani Abbas mendirikan gerakan di khurasan yang dipimpin oleh
Abu Muslim Al Khurasani. Dengan memanfaatkan rasa sentimen orangorang Parsi tehadap Bani Umayyah, Abu Muslim Al Khurasani merebut
kekuasaan Bani Umayyah di Kuffah dan memproklamirkan berdirinya
Sejarah SMA/SMK K - 1
125
Bani Abbasiyah dengan Khalifah I Abu‟I Abbas Assafat pada tahun 750
M. Dengan proklamasi tersebut berarti merupakan tantangan terbuka bagi
khalifah Bani Umayyah yang pada saat itu dipegang oleh Marwan bin
Muhammad. Dalam sebuah pertempuran Marwan dapat di kalahkan,
dengan demikian berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah.
2. Bani Abbasiyah
Abu‟I abbas Assafat setelah berkuasa kemudian memindahkan
kekuasa-an di Bagdad Irak. Dengan ibukota Bagdad Bani Abbasiyah
mengembangkan kekuasaan hingga dapat bertahan kurang lebih lima
setengah abad lamanya (750-1268 M). Banyak ahli berpendapat bahwa
zaman keemasan Islam terjadi pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah.
Para ahli berargumen bahwa Bani Abbasiyah telah berhasil menunjukkan
kebesaran Islam, tidak hanya dari segi kekuasaan politik, akan tetapi
hampir di semua bidang kehidupan (Watt, 1988).
Bani Abbasiyah sebagaimana Bani Umayyah, menggunakan
politik kekerasan untuk menghadapi lawan-lawan politiknya. Perluasan
kekuasaan politik terus dilakukan sehingga wilayah Islam juga semakin
luas. Walaupun untuk beberapa tempat tidak di bawah kontrol langsung
kekuasaan Bagdad, seperti Andalusia di Spanyol yang masih di pegang
oleh keturunan Bani Umayyah.
Masa kekuasaan Bani Abbassiyah dibagi dalam lima periode,
masing-masing periode kurang lebih berlangsung satu abad. Tidak
kurang 37 Khalifah menjadi penguasa Bani Abbassiyah, akan tetapi
hanya sampai Khalifah ke-9 sebenarnya kekuasaan ada di Bagdad.
Khalifah yang lain hanya sebagai simbol kekuasaan karena kekuasaan riil
banyak dikuasai panglima perang atau gubernur di wilayah masingmasing. Artinya kekuasaan Bani Abbasiyah hanya diakui kedaulatannya
secara formal saja.
Catatan sejarah yang menonjol pada masa Bani Abbasiyah
adalah berkembangnya ilmu pengetahuan yang luar biasa. Dasar-dasar
ilmu pengetahu-an yang telah berkembang pada masa Bani Umayyah,
Sejarah SMA/SMK K - 1
126
mendapatkan ruang untuk berkembang lebih maju lagi. Perpaduan antara
khasanah ilmu Arab, Persia, dan Yunani Kuno, serta pertemuan dengan
nilai-nilai Timur (India), dengan cepat tersebar di kalangan masyarakat
Islam. Bagdad menjadi pusat ilmu pengetahu-an, dan tidak sekedar pusat
kegiatan politik dan ekonomi.
Di bidang ekonomi kota Bagdad menjadi kota transit jalur
perdagangan antara pedagang-pedagang barat dan pedagang-pedagang
timur jauh. Di Bagdad telah terdapat perwakilan-perwakilan masyarakat
Cina dan India, perwakilan ini untuk misi perdagangan masing-masing
Negara. Tampaknya jalur perdagangan inilah yang menjadi salah satu
sarat penyebaran Islam ke wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur.
Masa
keemasan
Abbasiyah
akhirnya
tenggelam
setelah
pergolakan politik dalam negeri Abbassiyah terus terjadi dari waktu ke
waktu.
Kelompok-kelompok
yang
selama
awal-awal
kekuasaan
Abbasiyah dipaksa untuk tunduk, bangkit kembali dan mengadakan
pemberontakan. Sementara prajurit bayaran dari bangsa Turki yang diberi
tugas mengawal khalifah telah berhasil menjadi penguasa-penguasa baru
pada pemerintahan Abbasiyah. Beberapa pem-berontakan yang terjadi
telah memaksa Abbasiyah melepaskan sebagian kekuasaannya di Afrika
Utara kepada raja-raja kecil lokal, dengan catatan bahwa setiap tahun
harus tetap mengirimkan upeti ke Bagdad. Bahkan pada pertengahan
abad ke-10 M, ketika golongan Fathimiyah muncul di Mesir dan kemudian
menguasai sebagian wilayah Afrika Utara, kekuasaan Abbassiyah di
Bagdad tidak mampu berbuat apa-apa. Ketika Fathimiyah bergerak ke
arah utara menuju Syria, barulah Bagdad mengirimkan pasukan yang
terdiri atas orang-orang Turki untuk memerangi, walaupun tidak tampak
hasilnya. Fathimiyah merosot kekuasaan karena adanya serangan dari
orang Barbar dari Wilayah Afrika Barat.
Di Bagdad Bani Abbasiyah dihadapkan pada permasalahan
terjadinya perebutan pengaruh antara orang-orang Turki, Arab, dan
Persia. Kondisi ini semakin memperlemah kekuasaan Bani Abbassiyah,
sehingga pada masa akhir kekhalifan di Bagdad yang sebenarnya
Sejarah SMA/SMK K - 1
127
kedaulatan sudah sangat kecil. Bahkan dapat dikatakan bahwa yang
berkuasa di Bagdad adalah orang-orang Turki yang dikenal sebagai Bani
Saljuk.
Bani Saljuk berkuasa kurang dua abad lamanya dari 1055 M 1258 M. Tersingkirnya orang-orang Arab dan Parsi dari kekuasaan Bani
Abbassiyah telah menjadikan corak kehidupan masyarakat tidak lagi
menjadi identik dengan Islam murni sebagaimana dicontohkan Nabi di
Madinah. Ketika pada tahun 1258 tentara Monggol di bawah pimpinan
Hulagu menyerbu Bagdad, sehingga menyebabkan kekhalifahan Bani
Abbasiyah berakhir.
2.
BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA
a. Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia
Hubungan dagang antara India dan China melalui laut sudah mulai
ramai sejak awal Masehi. Hal ini di mungkinkan karena sudah dikenalnya
sistem bintang dan sistem angin yang berlaku di Lautan Hindia dan laut Cina
sehingga memungkinkan terjadi jalur pelayaran antara Barat dengan Timur
pulang balik secara teratur dan berpola tetap (Kartodirdjo, 1987). Hal ini juga
menjadi salah satu faktor munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang jalur
pelayaran. Sriwijaya menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari
jazirah Arab dan Teluk Parsi serta kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal
dagang yang dari Jazirah Arab atau Teluk Parsi serta kapal-kapal dagang
dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah Arab atau Teluk Parsi bergerak di
sepanjang pantai Asia Selatan (Gujarat, Malabar, Koromandel, Benggala)
dan memasuki kepulauan Nusantara terus Cina, demikian juga sebaliknya
(Lihat Peta 1)
Sejarah SMA/SMK K - 1
128
Peta 1
PUSAT DAN ROUTE PELAYARAN DAN PERDAGANGAN
PADA AWAL TARIKH MASEHI
Gambar. 7.1: Pelayaran dan Perdagangan Awal Tarikh Masehi
Sumber : Susanto Zuhdi (Peny.). 1997. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra.
Jakarta: Dediknas. Hal. 84.
Pada awal Abad ke-7 M, ketika Islam berkembang di Jazirah Arab
Sriwijaya sedang dalam puncak kejayaannya. Dengan berdasar pada
pendapat HAMKA bahwa sudah ada pedagang Arab yang singgah di
Sriwijaya, maka bukan tidak mungkin bahwa di antara para pedagang Arab
sudah ada yang beragama Islam. Ini artinya bahwa Islam sudah hadir dan
mulai di kenal di wilayah Nusantara pada abad ke-7 M. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Syed Naquid Al-Atas menyatakan bahwa orang-orang
Muslim sejak abad ke-7 M telah memiliki perkampungan di Kanton
(Kartodirdjo, Poesponegoro, Notosusanto, 1975). Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa pedagang-pedagang Arab memang telah memasuki
perairan Nusantara.
Dalam khasanah akademik, selama ini memang ada permasalahan
dan pendapat tentang jalur masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
129
Pertama tentang permasalaham kapan dan di mana Islam masuk ke
Indonesia, yang ke dua tentang siapa yang membawa Islam ke Indonesia.
Mengacu pada judul sub bab ini maka pengertian peta dimaknai baik secara
fisik geografis maupun secara konseptual permasalahan Artinya peta yang
disajikan juga termasuk peta permasalahan (problem maping) yang terjadi
mengenai jalur masuknya Islam di Indonesia.
Permasalahan kapan dan di mana Islam masuk ke Indonesia masih
menjadi bahan kajian para ahli sejarah. HAMKA berpendapat bahwa Islam
datang ke Indonesia pada abad ke-7 M, alasan yang dikemukakan berdasar
pada sumber yang berasal dari berita Cina dan berita Jepang. Kedua sumber
menyebutkan bahwa pada abad ke-7 telah terdapat armada dagang yang
dikenal dengan Ta-shih atau Tashih-kuo, istilah ta-shih atau tashih-kuo
adalah perdagangan dari bangsa Arab atau Persia. Dalam berita itu juga
disebutkan telah terdapatkan pemukiman orang-orang Arab di Sumatera
Selatan (wilayah Sriwijaya). HAMKA (1981) mengutip pendapat Sir Arnol
bahwa catatan dari Cina menyebutkan adanya koloni orang Arab di Sumatera
Barat pada sekitar tahun 684 M, artinya bahwa karena sudah ada koloni
maka waktu kedatangan orang Arab sebelum tahun 684. (simak peta 2)
Sebagian ahli sejarah yang lain berpendaoat bahwa Islam datang ke
Indonesia pada abad ke-13, hal ini dikaitkan dengan hancurnya Bagdad
yangdiserbu oleh Hulagu pada tahun 1258 M. Akibat hancurnya Bagdad
maka banyak orang Islam yang menyebar ke luar dan berkelana mencari
daerah baru, kelompok inilah yang sampai di Indonesia. Alasan lain yang
dikemukakan adalah keterangan yang diperoleh dari catatan perjalanan
Marcopolo dan Ibnu Batutah. pada catatan keduanya menyebut adanya
masyarakat
Islam
di
Sumatera.
Alasan
yang
lebih
kuat
adalah
diketemukannya bukti fisik yang berupa Nisan Sultan Malikus Saleh di Aceh
yang berangka tahun 1297 M.
Sejarah SMA/SMK K - 1
130
Peta 2
ROUTE PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA
PADA ABAD XVI MASEHI, SEBELUM MALAKA JATUH KE TANGAN
PORTUGIS
Gambar 7.2. Pelayaran Internasional di Asia Tenggara
Sumber :
Susanto Zuhdi (Peny.). 1997. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra.Jakarta:
Depdiknas. Hal. 86
Kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan kapan datangnya
Islam di Indonesia adalah perlunya pemisahan konsep secara jelas tentang
kedatangan, proses penyebaran, dan perkembangan Islam di Indonesia.
Dengan demikian jelas bahwa abad ke-7 M dapatlah disimpulkan sebagai
waktu kedatangan Islam di Indonesia untuk pertama kali. Setidaknya
mengacu pada jalur pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India atau
Timur Tengah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. Pada masa
Sriwijaya berkuasa belum dapat dipastikan apakah pedagang-pedagang Arab
telah memainkan peran ganda, yakni sebagai pedagang dan sebagai dai
yang mendakwahkan ajaran Islam. Jarak yang cukup jauh (kurang lebih 5
Abad) antara proses kedatangan hingga terbentuknya masyarakat (kerajaan
Islam) di Parlak, memang masih menjadi catatan para sejarawan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
131
Di manakah Islam pertama kali 132ating di kepulauan Indonesia?
Tentu saja jawaban pasti mengarah pada tempat-tempat (pelabuhanpelabuhan) yang menjadi persinggahan kapal-kapal dagang. Aceh (1985)
menjelaskan bahwa daerah Perlak merupakan tempat Islam pertama kali
berkembang. Hal ini didasarkan atas catatan perjalanan Marcopolo. Dari
bukti pelacakan arkeologis di samping Parlak juga disebutkan adanya tempat
yang bernama Pase. Sehingga disimpulkan bahwa tempat kedatangan Islam
pertama kali adalah Parlak dan Pase.
Menurut Harun (1995) ada dua jalur proses masuknya Islam ke
Indonesia yakni jalur darat dan jalur laut. Jalur darat dari Bagda menuju
Kabul Afghanistan, terus ke Kasmir, India Utara, ke Kanton, ke Jeddah Laut
Merah, ke Yaman, Oman Teluk Parsi (Irak), Iran, Pakistan, Pantai Malabar,
Ceilon, pantai Koromandel, Bangladesh, Birma, dan masuk ke Indonesia.Jika
yang digunakan sebagai dasar adalah dua jalur proses masuknya Islam
tersebut maka, Parlak sebagai wilayah pertama kedatangan Islam dapat
diterima.
Permasalahan kedua siapa yang membawa Islam 132ating di
Indonesia. Permasalahan ini juga tidak kalah sulitnya dengan permasalahan
tentang kapan 132ating di Indonesia. Para ahli sejarah tampak juga sulit
untuk bersepakat. Satu hal yang sepatutnya diterima adalah bahwa para
pedagang (saudagar) mesti punya andil atau terlibat dalam penyebaran Islam
ke Indonesia. Pertanyaan sederhana yang muncul, pedagang Islam yang
132ating ke Indonesia itu berasal dari mana. Snuck Hurgronye (Ahli Islam
dari Belanda) sepakat bahwa pedagang Islam yang 132ating ke Indonesia
berasal dari Gujarat India.
Ada enam 132ating132 yang dikemukakan:
1. Pedagang-pedagang Indialah yang jauh sebelum Islam 132ating telah
terbiasa menggunakan jalur laut Indonesia untuk menuju Cina, sehingga
ketika Islam masuk India dan pedagang India menjadi Muslim maka Islam
kemudian dibawa ke Indonesia;
2. Gujarat adalah pelabuhan yang penting bagi kapal-kapal dagang atau
jalur pelayaran dan perdagangan yang ramai di singgahi oleh para
pedagang;
Sejarah SMA/SMK K - 1
132
3. Corak hiasan dan bentuk nisan makam orang Islam di Indonesia sejenis
dengan yang ada di Guratan, sehingga di mungkinkan didatangkan dari
Gujarat;
4. Gelar yang dipakai oleh para raja Islam di Indonesia (sjah) adalah dari
bahas India atau Parsi;
5. Terdapat kesesuaian beberapa adat-istiadat antara Indonesia dan India;
dan
6. Terdapatnya paham syiah dan wahdatul wujud pada pengikut Islam di
Indonesia (Lihat Aceh, 1985:21; Harun, 1995:4).
HAMKA (1984) dan Aceh (1985) berpendapat bahwa tidak hanya pedagang
dari Gujarat tetapi juga pedagang dari Arab yang berperanan mengislamkan
Indonesia. Alasannya antara lain:
1. Hubungan dagang melalui laut antara daerah Timur Tengah dengan Cina
sudah berkembang sejak abad ke-7 M;
2. Sudah terdapatnya pemukiman orang-orang Arab di Malabar India yang
berasal dari Omat dan Hendramaut; dan
3. Sejak zaman Sriwijaya sudah terdapat pedagang Islam yang berasal dari
Arab yang bermukim di Sumatera Selatan.
Mengkaji tentang asal para pedagang Islam, memeng pernah ada
pendapat yang menyebutkan bahwa para pedagang Cina mungkin terkait
dalam
penyebaran
Islam.
Bahkan
bangsa
Cina
tidak
hanya
para
pedagangnya yang terkait dengan penyebaran Islam tetapi juga kelompok
militer yang peninggalannya sampai sekarang masih dapat di jumpai di
Semarang Jawa Tengah (Yuanshi, 2005).
Kartodirdjo (1975) menyebutkan bahwa tidak hanya dari kelompok
pedagang yang menyebarkan Islam, tetapi juga dari kelompok Mubaligh.
Mubaligh inilah yang dengan ilmunya membentuk kader-kader dai melalui
berbagi cara, salah satu yang menonjol adalah melalui pendidikan dengan
mendirikan pesantren. Kelompok lain adalah para Sufi yang menyebarkan
tarekat di Indonesia. Satu hal yang perlu di catat bahwa bangsa Indonesia
sendiri merupakan penyebar agama Islam, Karena sebenarnya dalam proses
perkembangan Islam bangsa Indonesia tidak pasif, tetapi juga aktif. Contoh
yang dikemukakan antara lain, Pengislaman Kerajaan Banjar yang dilakukan
Sejarah SMA/SMK K - 1
133
oleh penghulu dari kerajaan Demak. Demikian juga dengan pengislaman Hitu
dan Ternate yang dilakukan oleh santri dari Giri. (peta 3)
Peta 3
JALAN PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA ABAD XIII-XVI MASEHI
Gambar. 7.3. Jalur Penyebaran Islam
Dari uraian tersebut jelas tampak bahwa saluran islamisasi yang
pertama adalah melalui perdagangan. Hal ini berlangsung dengan intens
antara abad ke-7-16 M, yang melibatkan para pedagang dari berbagai
wilayah di Asia. Penggunaan saluran Islamisasi melalui perdagangan sangat
cocok dengan ajaran Islam, karena dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan
antara kegiatan berdagang dengan kewajiban-kewajiban agama lainnya.
Melalui saluran perdagangan Islam dapat masuk ke semua lapisan
masyarakat dari raja hingga rakyat biasa. Raja atau kaum bangsawan pada
masa tersebut juga merupakan pemilik modal dalam bidang perdagangan,
sehingga banyak yang memiliki kapal-kapal dagang.
Prosesnya mula-mula para pedagang Islam berdagangan di pusatpusat perdagangan dan kemudian di antaranya ada yang bertempat tinggal,
baik hanya untuk sementara maupun untuk waktu yang cukup lama. Dalam
perkembangannya para pedagang ini banyak kemudian yang menetap
sehingga lama kelamaan menjadi sebuah perkampungan. Perkampungan ini
Sejarah SMA/SMK K - 1
134
kemudian dikenal sebagai Pekojan, perkampungan orang Islam. Status
mereka secara ekonomi relatif baik, sehingga banyak menarik masyarakat di
sekitarnya untuk bekerja dengan para pendatang tersebut.
Saluran Islamisasi kedua adalah melalui perkawinan. Banyak
pedagang Muslim yang menetap tidak serta membawa keluarganya,
sehingga kemudian mereka menikah dengan penduduk asli. Wanita yang
akan di nikah sebelumnya telah masuk agama Islam, dengan demikian
terbentuklah keluarga muslim. Jumlahnya lambat laun semakin banyak
sehingga
terciptalah
masyarakat
Islam.
Saluran
islamisasi
melalui
perkawinan ini sangat efektif jika yang melakukan perkawinan adalah
saudagar Islam dengan anak kaum bangsawan atau Raja. Dari perkawinan
ini akan mempercepat islamisasi karena pengaruh sosio politik kaum
bangsawa dan para raja cukup besar di kalangan masyarakat.
Tasawuf juga merupakan saluran Islamisasi yang ketiga, bahkan di
nilai para ahli merupakan saluran terpenting. Alasanya karena melalui
Tasawuf memudahkan penerimaan Islam oleh masyarakat yang belum
memeluk agama Islam. Guru-guru Tasawuf dengan kebajikannya tetap
memelihara unsur-unsur lama dalam masyarakat dengan diwarnai oleh
ajaran islam. Nilai-nilai Islam yang diperkenalkan kepada masyarakat
Indonesia menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yang telah di miliki
oleh orang Indonesia. Hal ini dapat di buktikan pada islamisasi di Jawa dan
Sumatera khususnya. Para guru Tasawuf mampu mengemas islam dalam
bahasa yang dapat dimengerti dan disarankan oleh masyarakat Indonesia,
sehingga relatif tidak menimbulkan pertentangan antara Islam dengan yang
sudah ada sebelumnya.
Pendidikan juga merupakan saluran Islamisasi di Indonesia. Sudah
disinggung sebelumnya bahwa banyak mubaligh yang kemudian menyiapkan
kader melalui pendidikan denga mendirikan pesantren. Di pesantren itulah
kader ulama penerus ulama disiapkan untuk mengembangkan Islam
diseluruh pelosok Indonesia. Seorang santri yang telah tamat belajar di
pesantren akan kembali ke daerahnya masing-masing dan menjadi guru
agama dan tokoh keagamaan. Beberapa pesantren awal yang dikenal luas
adalah Ampel dan Giri yang sudah muncul ketika Majapahit masih berdiri.
Sejarah SMA/SMK K - 1
135
Ampel dan Giri di kenal sebagai tempat pendidikan para mubaligh yang
banyak mengislamkan wilayah Indonesia.
Saluran Islamisasi yang lain adalah melalui kesenian. Kesenian
dengan berbagai bentuknya telah dimanfaatkan para mubaligh untuk
memperkenalkan ajaran Islam. Bahkan penyebaran Islam di Jawa tidak dapat
dilepaskan dari tembang-tembang Jawa yang digubah oleh para wali.
Demikian juga dengan gamelan dan wayang sebagai puncak kesenian Jawa,
telah dimanfaatkan Sunan Kalijaga untuk berdakwah.
b. Faktor-Faktor yang Memudahkan Islam Berkembang di Indonesia
Kartodirdjo (1975: 109) menyatakan bahwa proses islamisasi di
Indonesia berjalan mudah karena kedua belah pihak yakni orang-orang
Muslim yang datang dan golongan masyarakat Indonesia dapat saling
menerima. Secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa faktor politik, ekonomi,
sosial, dan budaya secara simultan telah memudahkan Islam berkembang
dan diterima di Indonesia.
Dipandang dari faktor politik berkembangnya Islam bersamaan
dengan terjadinya pergolakan politik kerajaan Hindu Budha. Contoh kasus
tentang faktor politik adalah islamisasi di Jawa Timur. Bersamaan dengan
kegoncangan politik di Majapahit menjelang keruntuhannya, Islam muncul
menjadi kekuatan alternatif yang sulit ditolak masyarakat.
Dilihat dari faktor ekonomi antara lain munculnya kekuatan para
pedagang
Islam
pada
pelabuhan-pelabuhan
strategis
di
kepulauan
Nusantara menjadi daya tarik luar biasa bagi masyarakat Indonesia.
Pedagang-pedagang Muslim dapat menunjukkan sifat dan tingkah laku yang
baik, dan pemahaman keagamaan yang tinggi sehingga patut untuk dicontoh
dan diikuti. Ketika kemudian banyak pedagang dan bangsawan di daerah
pelabuhan memeluk Islam maka masyarakat di sekitarnya kemudian
mengikuti memeluk Islam.
Dari segi faktor sosial dapat dijelaskan antara lain adalah penggunaan
bahasa melayu oleh para Mubaligh, sehingga Islam dengan mudah dapat di
pahami oleh penduduk Nusantara karena kedudukan bahasa Melayu sebagai
bahasa penghubung (lingua franca). Aspek sosial lainnya adalah adanya
pandangan Islam yang tidak mengenal strata, padahal sebelum kedatangan
Sejarah SMA/SMK K - 1
136
Islam masyarakat dipisahkan dalam kasta Islam dianggap sebagai nilai
pembebasan dan menjunjung persamaan dalam masyarakat
Faktor budaya yang ikut mendukung berkembang Islam di Indonesia
yakni sebelum kedatangan Islam masyarakat Indonesia mempunyai sikap
relijius yang baik, sehingga kedatangan Islam yang menawarkan sebuah
keyakinan bukan hal yang asing. Sikap masyarakat Indonesia yang terbuka
menerima budaya asing telah memungkinkan terjadinya interaksi dengan
budaya Islam, kemampuan para mubaligh menggunakan sarana budaya
untuk memperkenalkan Islam menjadi saluran Islamisasi yang efektif. Syarat
yang mudah untuk menjadi muslim (hanya dengan membaca syahadat) dan
ritual yang sederhana merupakan daya tarik yang cepat dapat diterima
masyarakat Indonesia.
c. Bukti-Bukti Masuknya Pengaruh Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia mulai abad ke-13 menunjukkan
intensitas yang tinggi, munculnya Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam di
Indonesia
telah
menunjukkan
bukti
pengaruh
Islam
pada
sistem
kemasyarakatan secara konkrit, yang dalam konteks ini adalah sistem politik
dan pemerintahan. Dipergunakan gelar Sultan untuk raja merupakan bukti
adanya pengaruh Islam dalam sistem pemerintahan. Demikian juga dengan
diperkenalkannya jabatan penghulu dalam struktur pemerintahan di Kraton
Demak menunjukkan bahwa Islam telah mempengaruhi pola dan tatanan
pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia (Sjamsulhuda, 1987).
Di Sumatera Barat Islam memperkaya norma-norma adat, pepatah
yang mengatakan bahwa adat bersendi sara, dan sara bersendikan kitabullah
merupakan pengakuan masyarakat Sumatera Barat tentang perlunya normanorma adat yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang ditetapkan
Islam (Hamka, 1981). Di Jawa diadakan upacara grebeg Maulud yang
memadukan antara upacara adat dengan dakwah Islam. Demikian pula di
berbagai tempat di Indonesia, banyak upacara adat memiliki latar belakang
terkait dengan paham-paham tertentu dalam Islam. Misalnya kenduri bubur
sura, Asan-usen tabut, Kanji Asura, dsb.
Di bidang keagamaan sebagaimana telah dibahas dalam uraian di
atas bahwa tasawuf memiliki pengaruh yang cukup penting. Banyak ritual
Sejarah SMA/SMK K - 1
137
keagamaan masyarakat yang didasarkan atas ajaran tarekat, tokoh-tokoh
tarekat seperti Hamsah Fansuri, Abdur Rauf Singkel, Nuruddin Ar Raniri
menjadi rujukan masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan. Mereka
adalah pengembang tarekat yang mendapat banyak pengikut di Sumatera. Di
Jawa
pada
Wali
menggunakan
berbagai
saluran
kesenian
untuk
mengembangkan Islam, yang sangat popular adalah Sunan Kalijaga yang
mampu mempengaruhi pertunjukkan wayang menjadi sarana dakwah yang
efektif.
Bukti fisik tentang masuknya pengaruh Islam adalah pada bidang seni
bangunan (arsitektur) dan seni sastra. Seni bangunan yang merupakan bukti
adanya pengaruh Islam adalah Masjid, bangunan tempat shalat bagi umat
Islam. Dalam bangunan Masjid jelas sekali adanya pengaruh Islam di
dalamnya (Soekmono, 1985). Selain bangunan masjid, bentuk bangunan
yang terpengaruh Islam adalah makam. Ragam hias dan bentuk nisan
memberikan bukti adanya pengaruh Islam. Nisan Fatimah binti Maimun di
Leran Gresik, makam Al Malikus Saleh, dan Troloyo menunjukkan bukti
bahwa
Islam
berpengaruh
dalam
seni
bangunan.
Hasil
seni
ukir
sebagaimana yang terdapat dalam relief di Masjid Mantingan, seni ukir kayu
di Cirebon. Bukti pengaruh Islam pada seni sastra sangatlah banyak. Di
Sumatera muncul karya sastra yang berbentuk hikayat, syair, tambo, dan
silsilah. di Jawa muncul karya berbentuk Suluk, babad, tembang, dan kitab
(Soekmono, 1985).
Dalam perilaku keagamaan ajaran tasawuf dapat diterima di
Indonesia karena dapat menemukan titik temu dengan kepercayaan
masyarakat terdahulu, sehingga dalam perkembangan Islam di masyarakat
bentuk-bentuk
ritual
tasawuf
sangat
mewarnai
perilaku
keagamaan
masyarakat. Beberapa tarekat berkembang di Indonesia dengan baik, antara
lain tarekat Qodiriyah, Naqsabandiyah, Satariyah, Rifaiyah, Qodiriyah wa
Naqsabandiyah,
Syadziliyah,
Khalwatiyah,
dan
Tijaniyah
(Kartodirjo,
Poesponegoro, Notosusanto, 1975). Beberapa tarekat bahkan sampai
sekarang masih berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Sejarah SMA/SMK K - 1
138
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami materi Sejarah Islam di Indonesia, anda perlu
membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi
pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat
apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.
Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis,
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan
dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK 1
Lakukanlah aktivitas pembelajaran seperti langkah-langkah dibawah ini!
1.
Buatlah 2 kelompok besar dengan membagi peserta menjadi 2 dengan
jumlah anggota yang sama
2.
Masing-masing kelompok diminta membuat dua permasalahan mengenai
pembelajaran materi sejarah Islam di Indonesia (jenjang SMA/K) yang
dihadapi guru
3.
Tentukan salah satu kelompok yang akan memberikan alternatif jawaban
4.
Tentukan kelompok yang lain untuk menanggapi alternatif jawaban dari
kelompok penjawab
5.
Buatlah kesimpulan dari masing-masing permasalahan tersebut!
Sejarah SMA/SMK K - 1
139
LK 2
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut!
1.
Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, dengan bukti keberadaan salah
satu makam raja Islam di Samudera Pasai yang nisannya terbuat dari batu
marmer buatan Gujarat, teori ini di kemukakan oleh …
A. Hoesein Djajadiningrat.
B. Soetjipto Wirjosoeparto.
C. Snouck Hurgronje.
D. Hamka.
2.
Dalam perjalanan dari Cina ke Persia, Marcopolo singgah di Sumatera.
Dalam catatannya tentang perkembangan awal Islam di Indonesia
disebutkan bahwa....
A. adanya makam Sultan Malik Al Saleh, Raja Kerajaan Samudra Pasai
B. Samudera Pasai kerajaan pertama Islam di Sumatera
C. adanya kerajaan di Sumatera yang memberikan persembahan
kepada kerajaan di Jawa
D. di wilayah Perlak (Aceh) sudah dijumpai komunitas yang beragama
Islam
3.
Perkembangan Islam berlangsung dalam proses-proses politik, sosial,
ekonomi dan kultural. Salah satu dampak perkembangan Islam dalam
proses-proses ekonomi adalah:
A. institusionalisasi pasar dalam struktur birokrasi.
B. diterapkankannya model perdagangan bebas.
C. peningkatan secara signifikan kesejahteraan masyarakat.
D. pembangunan pelabuhan tempat singgahnya kapal-kapal.
4.
Golongan masyarakat mudah menerima penyebaran agama Islam di
Indonesia. Hal ini disebabkan ....
A. ajaran Islam bersifat demokratis dan memandang kesetaraan
masyarakat
B. masyarakat terkesan dengan ilmu supranatural para penyebar agama
C. ajaran Islam lebih mementingkan ajaran akherat sehingga mereka
merasa tenteram
D. raja diangkat tidak berdasar keturunan namun pertimbangan
kemampuan agama
Sejarah SMA/SMK K - 1
140
5.
Nisan Raja Malikul Saleh bukan saja memberikan bukti bahwa pada abad
ke-13 telah ada kerajaan Islam, namun juga menunjukkan bahwa agama
Islam disiarkan dari Gujarat. Hal ini terbukti dengan ….
A. Malikul Saleh berasal dari Gujarat
B. langgam pembuatan nisan sama dengan nisan di daerah Gujarat
C. gelar Malikul berasal dari daerah Gujarat
D. huruf Arab pada nisan berasal dari daerah Gujarat
F.RANGKUMAN
Muhammad mengembangkan Islam di Jazirah Arab dimulai dari Kota
Mekkah, kemudian berpindah ke Kota Madinah dimulai sejak tahun 611 M, pada
usia 40 tahun setelah menerima wahyu kenabian. Muhammad berhasil
mengembangkan masyarakat Islam dengan pusat di Madinah. Setelah
Muhammad
wafat,
pada
penggantinya
yakni
Khulafayrrasyidin
berhasil
mengembangkan Islam ke luar Jazirah Arab. Bahkan ketika Dinasti Umayyah
dan Abasiyah berkuasa Islam telah tersebar luas dari Andalusia sampai ke Asia
Tenggara. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari perkembang-an Islam
di Indonesia yaitu:
1. Perkembangan Islam di Indonesia perlu diberikan rincian tentang tiga hal
dengan lebih tegas, yakni antara kedatangan Islam, proses penyebaran
Islam, dan perkembangan Islam.
2. Kedatangan Islam di Indonesia berdasar pada beberapa sumber dan
argumen yang ada terjadi secara bersamaan dengan ramainya jalur laut
perdagangan Timur Tengah dengan Cina. Dengan demikian terjadi antara
abad ke-7 M hingga 13 M.
3. Proses penyebaran Islam dilakukan para pembawa agama Islam antara lain:
a. Pedagang;
b. Para Mubaligh; dan
c. Para Sufi.
4. Asal para pedagang adalah dari Arab, Persia, India, Cina, dan Indonesia.
5. Asal para mubaligh dari Arab, Persia, India, dan Indonesia.
6. Asal para sufi berasal dari Arab, Persia, India, dan Indonesia.
7. Saluran Islamisasi antara lain:
Sejarah SMA/SMK K - 1
141
a. Perdagangan;
b. Dakwah;
c. Perkawinan;
d. Pendidikan;
e. Kesenian; dan
f.
Tasawuf.
F.UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Islam di
Indonesia?
2. Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
Sejarah Islam di Indonesia?
3. Apa manfaat materi Sejarah Islam di Indonesia terhadap tugas Bapak/Ibu
disekolah?
4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu
lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan
dengan materi Sejarah Islam di Indonesia di sekolah/madrasah ditempat
Bapak/Ibu bertugas?
G.KUNCI JAWABAN
1. B
2. D
3. A
4. A
5. B
Sejarah SMA/SMK K - 1
142
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, Abubakar. 1985. Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia. Solo: Ramadani.
HAMKA. 1981. Sejarah Umat Islam IV.Jakarta: Bulan Bintang.
Haekal, Muhammad Husain. 2002. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera
Antar Nusa.
Harun, Yahya. 1995. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.Yogyakarta: Kurnia
Alam Semesta.
Kartodirdjo, Sartono. 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Dari
Emporium Sampai Imperium Jilid I. Jakarta: Gramedia.
Kartodirdjo, Sartono, Poesponegoro MD, Notosusanto, N. 1975. Sejarah
Nasional Indonesia III.Jakarta: Depdiknas.
Matdawam, Noer. 1984. Lintasan Sejarah Kebudayaan Islam.Yogyakarta:
Yayasan Bina Karier.
Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta:
Kanisius.
Syalabi. 1990. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 1 dan 2.Jakarta: Pustaka Al
Husna.
Tohir, M. 1981. Sejarah Islam dari Andalus sampai Indus. Jakarta: Pustaka Jaya.
Watt, M. 1988. Politik Islam dalam Lintasan Sejarah.Jakarta: P3M.
Yuanshi, Kong. 2005. Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di
Nusantara.Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Zuhdi, Susanto (Peny). 1997. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutera.Jakarta:
Depdiknas.
Sejarah SMA/SMK K - 1
143
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8
PERDAGANGAN DAN PELAYARAN KUNO
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat mampu menjelaskanmateri perdagangan dan pelayaran kuno
secara kronologis.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1) Menunjukkan jalur perdagangan kuno/silk road
2) Menunjukkan jalur perdagangan laut
3) Menjelaskan peranan pusat perdagangan disekitar laut tengah
4) Menjelaskan sistem pelayaran dan perdagangan kuno di Indonesia.
5) Menjelaskan kebesaran Emperium Nusantara di bidang perdagangan
6) Menjelaskan peranan Indonesia dalam jaringan perdagangan dunia
C. URAIAN MATERI
1. Jalur Perdagangan Darat
Perdagangan sebagai salah satu aktivitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan ekonominya, telah membuka hubungan antarnegara di dunia. Melalui
perdagangan itu terjadilah hubungan antardaerah yang satu dengan daerah yang
lain, bangsa yang satu dengan yang lain, dan benua yang satu dengan benua
yang lain. Daerah-daerah produsen berhubungan dengan daerah konsumen
yang kemudian membentuk jalur-jalur perdagangan dunia yang jaraknya bisa
sampai ribuan mil. Melalui perdagangan itulah dunia Timur terhubung dengan
dunia Barat. Hubungan antara dunia Timur dan Barat nampaknya telah ada
sejak sebelum abad Masehi. DuniaTimur yang kaya rempah-rempah dapat
memenuhi kebutuhan negara-negara Barat, seperti lada, buah pala, jahe,
cengkih, kayu manis, kemenyan, permata, dan sutra. Untuk bisa mendapatkan
barang tersebut bangsa Barat harus mengeluarkan biaya yang besar dan usaha
keras. Namun, hal itu bukan menjadi rintangan karena barang-barang dari Timur
tersebut memang sangat dibutuhkan dan merupakan barang langka di negaranegara Barat.
Sejarah SMA/SMK K - 1
144
Gambar 8.1. komoditas rempah-rempah (http://sidomi.com/)
Sejak sebelum permulaan tahun Masehi di Asia sudah berkembang
hubungan dagang antara Asia Timur (Cina) dengan India dan Cina dengan Asia
Tengah. Jalur perdagangan tersebut dikenal dengan sebutan jalan sutra. Ada dua
jalan yang menghubungkan antara dunia Timur dan Barat. Pertama, jalur yang
menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, India, dan Asia Barat. Jalur yang lain
adalah yang melalui laut, yaitu jalur perdagangan laut dari Teluk Persia sampai
Laut Merah. Selain itu, juga perdagangan melalui laut dari Teluk Benggala, India
sampai Teluk Persia.
Melalui jalan sutra tersebut para pedagang membawa barang dagangan
dari Timur melalui Benua Asia menuju ke Asia Barat. Para pedagang
menggunakan sarana transportasi berupa binatang unta untuk mengangkut
barang dagangan menyusuri jalan sutra di tengah padang pasir di Asia menuju ke
Asia Barat.
Perdagangan transkontinental yang membentang di Asia Tengah dan
menghubungkan Chang An (Ibukota Cina sejak abad 7-13) melintasi stepa-stepa
dan gurun-gurun. Wilayah Parsi, selatan Laut Kaspia, Mesopotamia hingga Laut
Tengah. Fungsi utama perdagangan jalur laut dan Jalur darat adalah untuk
menyalurkan produk-produk dari Timur ke Barat melalui Tengah. Alat transportasi
utama dalam kergiatan perdagangan adalah rombongan unta dalam jumlah yang
sangat besar (karavan). Sejak Kafilah Bani Abasiyah mengalami kemunduran
Sejarah SMA/SMK K - 1
145
pada abad ke-10 pola perdagangan dari Timur Tengah ke Asia Timur dan
sebaliknya dari Asia Timur ke Timur Tengah mengalami perubahan fundamental.
Gambar.8.2. Peta Jalur Sutra
Sumber. (https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Silkroutes.jpg)
Hubungan antara negeri Cina dan India dimulai pada zaman Dinasti Han
(206 SM - 121 SM). Pada zaman pemerintahan Kaisar Wu Tie, yaitu pada tahun
138 SM dikirmkan seorang utusan yang bernama Tsang Tsj‟in untuk mencari
persahabatan dengan bangsa Yue Tys, yaitu suku bangsa yang berkedudukan di
sebelah utara Tibet yang termasuk rumpun Indo Jerman. Perutusan itu sendiri
gagal, tetapi sejak itu pengiriman utusan tersebut banyak pedagang Cina pergi ke
India melalui celah-celah antara Yunan dan Myanmar.
Sejak perjalanan Tsang Tsj‟ien, bangsa Cina mulai berhubungan dengan
bangsa di Asia Tengah dan India. Hubungan itu bercorak perdagangan dan
sekaligus juga militer.
Pada zaman itu sudah dikenal dua jalan perdagangan. Pertama jalur utara
yaitu jalur melewati Padang Pasir Gobi, atau jalur melalui daerah Turfan. Kedua
melalui jalur selatan yaitu melewati Khutan dan Yarkand. Hubungan dengan India
terjadi lebih intensif lagi sesudah agama Budha dapat memasuki Cina. Mungkin
sekali masuknya agama Budha itu ikut tersiar ke Cina melalui para pedagang dan
tentara yang ikut berperang di daerah Asia Tengah dan perbatasan India. Dalam
hubungan dagang antara Cina dan India tersebut, Cina menjual bahan sutra halus,
Sejarah SMA/SMK K - 1
146
kulit binatang berbulu, dan kayu manis. Sebagai gantinya orang Cina menerima
barang-barang, seperti gelas, permata, gading, dan kain dari wol halus.
Selain menjalin hubungan dagang dengan India melalui jalan sutra, pada
awal tahun Masehi Cina juga menjalin hubungan dengan Romawi. Kain sutra
halus dari Cina sesudah tiba di Romawi diurai lagi menjadi benang bahan pakaian
yang sangat halus. Barang-barang lainnya yang dijual bangsa Cina ialah kaneel
yang dipakai obat, minuman, wangi-wangian, Porselin dan juga beberapa jenis
benda logam. Pada waktu itu orang Cina membeli bermacam-macam benda dari
Romawi, seperti gelas minuman, perhiasan, dan bahan pakaian wol.
Pada waktu itu, perdagangan antara orang-orang Romawi dan orang-orang
Cina dilakukan secara tidak langsung. Perdagangan yang mereka lakukan adalah
perdagangan berantai. Kafilah-kafilah dari Cina melakukan perdagangan dengan
Romawi melalui pedagang-pedagang Parthia dengan naik unta dan kuda. Barangbarang dari Timur ini diangkut ke daerah-daerah perdagangan di Pantai Laut
Tengah melalui Mesopotamia. Di sini barang-barang itu berpindah tangan lagi dan
melalui Gurun Syiria diangkut ke Palmyra dan kota-kota bandar lain kepada
pedagang-pedagang Funisia yang mengangkut dan mengedarkan secara luas ke
negeri-negeri di sekeliling perairan Laut Tengah. Perdagangan waktu itu hanya
terbatas pada perdagangan barang berharga atau barang mewah karena para
pedagang harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Alat pengakutan yang
mereka gunakan masih sangat terbatas, yaitu dengan perahu-perahu kecil atau
dengan unta dan kuda.
Sejak abad ke-13 Mongol mengadakan ekspansi hingga membentuk
emperium Mongol yang membentang dari Cina hingga Mesopotamia dan bertahan
hingga abad ke-15. pada masa Jengis Khan Mongol berhasil menguasai trans
Oxiana dan membangun ibukota kerajaannya di Samarkhand dan menggunakan
gelar Khan Akbar. Dinasti ini merosot setelah mendapat serangan orang Uzbek.
Namun Amir Timur kemudian melancarkan serangkaian peperangan untuk
memulihkan kembali kekuasaan Jengis Khan. Ke barat pasukan Amir Timur
berhasil menduduki Persia, kemudian ke Azerbaijan, Baghdad, Damaskus,
Angkara, dan Georgia. Ke arah timur Amir Timur berhasil menaklukkan kerajaan
Delhi di India. Keturunan Amir Timur Zahir al Din Muhammad Babar (Padsha
Ghazi) kalah dalam perang suksesi dan melarikan diri yang kemudian berhasil
membangun Kerajaan Islam Moghul di India.
Sejarah SMA/SMK K - 1
147
2.
Jalur Perdagangan Laut
Sejak awal tahun Masehi sudah berkembang hubungan perdagangan yang
ramai antara dunia Barat dan dunia Timur, yaitu antara Kekaisaran Romawi dan
Kerajaan Cina melalui jalan laut. Pada awal Masehi itu kedua kerajaan masingmasing mencapai zaman gemilang. Romawi di bawah kekuasaan Kaisar
Octavianus Augustus dan di pihak lain negeri Cina mencapai kejayaan pada masa
kekuasaan Dinasti Han. Pada awal tahun Masehi itu, para pelaut telah mengenal
dan memanfaatkan angin musim dalam perjalanan pelayarannya. Mereka tidak
perlu lagi berlayar menyusuri pantai. Samudra India dan Selat Malaka diseberangi
dengan menggunakan angin musim barat daya. Dari Selat Malaka para pedagang
Barat melanjutkan perjalanannya ke Pelabuhan Annam. Bahkan, para pedagang
Barat yang sampai di Pelabuhan Annam pernah menghadap Kaisar Cina sebagai
utusan Raja Ta-tsin (Romawi) yang bernama Antu (mungkin Mareus Ausrelius)
Berkembangnya hubungan dagang jalur laut Asia Barat dan Asia Timur
pada saat itu disebabkan terjadinya peperangan di Asia Tengah sehingga jalur
perdagangan darat antara Asia Barat dan Asia Timur yang melewati Asia Tengah
(jalan sutra) menjadi terputus. Pada tahun-tahun berikutnya makin sering didengar
kabar tentang kedatangan pedagang Romawi di Cina. Hal itu menunjukkan bahwa
makin banyak kapal yang berlayar dari Teluk Persia ke Cina melalui Selat Malaka.
Pada tahun 226 Masehi ada pedagang Romawi yang sampai di Nanking melalui
Tonking. Selanjutnya, pada bagian kedua abad ketiga, rupanya para pedagang
yang datang dari laut tidak hanya puas berhenti di Tonking, tetapi juga
meneruskan pelayaran ke Kanton. Pada abad ketiga sudah banyak orang barat di
Kanton dan dengan adanya hubungan dagang antara Cina dan Romawi maka
pada saat itu sudah berkembang jalur perdagangan laut antara Asia Barat, Asia
Tenggara, dan Asia Timur.
Selain adanya hubungan perdagangan antara Cina dan Romawi, Cina juga
menjalin hubungan dagang dengan India melalui jalur laut. Dalam pelayaran
perdagangan menuju ke India para saudagar Cina lebih dahulu mengadakan
hubungan dengan Indonesia karena pelayaran mereka melewati wilayah tersebut.
Sebelum terjadi hubungan dagang antara Cina dan Indonesia, terlebih dahulu
sudah ada hubungan dagang antara Indonesia dan India. Hal ini disebabkan
karena sistem angin di Indonesia yang lebih memudahkan pelayaran ke India dan
Persia daripada ke Cina. Pelayaran dari India ke Indonesia banyak dilakukan
Sejarah SMA/SMK K - 1
148
dengan menyusuri pantai, jadi tidak selalu menyeberangi Teluk Benggala. Kapalkapal dagang tersebut setelah sampai di Selat Malaka kemudian singgah di
pelabuhan-pelabuhan Indonesia dan sebaliknya. Sejak kapan terjadi hubungan
dagang antara India dan Indonesia tidak dapat dipastikan. Akan tetapi pada abad
kedua tahun Masehi hubungan pelayaran sudah intensif.
Secara geografis wilayah Indonesia berada pada posisi silang diantara dua
benua dan dua samudera. Wilayah Indonesia diapit oleh benua Asia dan Benua
Australia, juga diapit Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kondisi geografis
tersebut bernilai strategis dan terbuka. Strategis bermakna letaknya lebih baik dan
menguntungkan, sedangkan terbuka berarti Indonesia terbuka oleh jalur hubungan
antar pulau dan antar negara.
Dilihat dari segi Geografis Kepulauan Indonesia dan daerah-daerah Asia
Tenggara merupakan satu kesatuan dengan Asia maka tidak terlalu sulit bagi para
pelaut pada zaman dahulu, mungkin juga pada zaman prasejarah untuk berlayar
dari Asia Barat ke Indonesia. Dengan kapal layar itu mereka dapat menyusuri
pantai pada musim yang tepat. Bahkan kapal-kapal besar pun dengan ukuran
ratusan ton dan bermuatan seratus sampai dua ratus orang sudah dapat
menyeberangi Teluk Benggala ataupun Samudra Indonesia dengan mantap.
Barang-barang yang diperjualbelikan dalam perdagangan antara India dan
Indonesia pada saat itu adalah logam mulia, perhiasan, berbagai jenis tenunan,
barang pecah belah, bahan-bahan baku untuk kerajinan, rempah-rempah (cengkih
dan lada), wangi-wangian, obat-obatan, dan kayu (cendana dan gaharu).
Cina sudah lama berdagang dengan Asia Tengah melalui jalan sutra dan
secara langsung juga berdagang dengan Romawi. Sesudah Cina menguasai
wilayah sebelah selatan Sungai Yang Tse dan daerah Indocina maka pelayaran
dengan Indonesia melalui Selat Malaka makin berkembang. Sebelumnya orang
Cina sudah mengetahui adanya jalur pelayaran ke selatan melalui Funnan dan
Semenanjung Tanah Melayu yang berakhir di tepi Samudra Indonesia. Akan tetapi
hubungan dagang yang diselenggarakan India melalui Indonesia ke Cina ataupun
dari Indonesia sendiri ke Cina sudah terjadi pada abad ketiga Masehi. Bukti tertulis
tentang hubungan pelayaran itu barulah terjadi ketika Fa Hien (Fa Hsien) berlayar
dari India lewat Jawa ke Cina pada abad kelima dan juga bukti dari Pendeta
Gunawarman yang berlayar dari India ke Cina.
Sejarah SMA/SMK K - 1
149
Dari catatan perjalanan yang dibuat oleh Fahien dan Gunawarman dapat
diketahui bahwa pada awal abad ke-5 M sudah berkembang perdagangan laut
antara Cina, India, dan Asia Barat. Pada saat itu perahu-perahu saudagar Arab
banyak berlabuh ke Pelabuhan Kwantung (Kanton) membawa barang-barang
dagangan, seperti minyak wangi, permadani, permata, setanggi, barang dari gelas,
dan katun yang halus.
Hubungan pelayaran antara India dan Cina pada umumnya dilakukan
melalui Asia Tenggara maka berkembanglah pusat-pusat perdagangan di daerah
tersebut. Pusat-pusat perdagangan tersebut merupakan tempat bertemunya para
pedagang dari berbagai negara. Di Asia Barat (Timur Tengah) terdapat pula pusat
perdagangan penting, seperti Ormuz di Teluk Persia dan Alexandria (Iskandariah)
di Pantai Laut Tengah (Mesir). Ormuz merupakan pusat perdagangan penting di
Asia Barat karena pelabuhan itu merupakan tempat pertemuan dari tiga jalur
perdagangan yaitu perdagangan yang melewati Laut Merah, perdagangan yang
melewati Lembah Sungai Tigris dan Eufrat, serta perdagangan dari Timur.
Sementara itu, Alexandria merupakan pusat perdagangan penting di Laut Tengah
karena dari sini barang dagangan dari Timur akan menyebar ke Eropa. Pusat
perdagangan penting yang lain bagi para pedagang Eropa adalah Konstantinopel
(Bizantium).
Di Asia Selatan juga berkembang pusat perdagangan penting, yaitu di
Calikut (India). Pusat perdagangan lain di India pada saat itu adalah Goa dan
Bombai. Pusat-pusat perdagangan di India mengalami perkembangan pesat
terletak di jalur perdagangan antara Asia Barat dan Asia Timur. India banyak
menghasilkan berbagai jenis barang dagangan penting, antara lain, gading, ukirukiran, kain wol, dan permata.
Di Asia Tenggara juga berkembang pusat perdagangan penting, yaitu
Sriwijaya di Selat Malaka. Selat Malaka merupakan pintu gerbang dari pelayaran
antara India dan Cina. Setiap kapal dari Asia Barat dan Asia Selatan yang akan
berlayar ke Asia Timur pasti melewati Selat Malaka. Sriwijaya menghasilkan
barang-barang dagangan penting, seperti rempah-rempah dari Maluku, emas, dan
kayu cendana.
Di Asia Timur (Cina) juga berkembang pusat perdagangan penting karena
wilayah ini menghasilkan berbagai jenis barang dagangan penting, antara lain
Sejarah SMA/SMK K - 1
150
sutera dan barang-barang dari porselin. Pusat-pusat perdagangan penting saat itu
adalah Kanton (Kwantung) dan Kambalik (Peking).
3.
Peranan Pusat-Pusat Perdagangan di Sekitar Laut Tengah
Seperti telah diterangkan di depan bahwa sejak sebelum permulaan tahun
Masehi sudah terjadi hubungan antara Asia Timur dan Asia Barat melalui jalan
sutra. Selanjutnya, pada awal abad Masehi juga sudah berkembang hubungan
perdagangan melalui jalur laut Asia Timur dengan Asia Barat dan Eropa. Barangbarang dagangan dari dunia Timur (Asia), antara lain sutra dari Cina, rempahrempah dari Indonesia, kain katun dan mutiara dari India, bahan pakaian, gading,
dan kaca dari Mesir, permadani, batu permata, kayu sedar dari Asia Barat,
akhirnya sampai ke daerah sekitar Laut Tengah, seperti Alexandria, Antioch, dan
Konstantinopel (Bizantium).
Pada
kejayaannya.
awal
abad
Masehi
Perdagangan
dan
Kekaisaran
pelayaran
Romawi
pada
mencapai
saat
itu
puncak
mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Dengan ramainya perdagangan dan pelayaran
di sekitar Laut Tengah, tumbuhlah pelabuhan-pelabuhan di sekitar Laut Tengah,
seperti Genoa dan Venesia yang terletak di Semenanjung Itali. Pelabuhanpelabuhan tersebut selalu ramai dikunjungi oleh para pedagang. Romawi sudah
menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Asia. Perdagangan pada
saat itu sudah menggunakan mata uang sebagai alat tukar-menukar.
Setelah kejatuhan bangsa Romawi pada 476 M akibat serangan bangsa
Jermania di bawah Odoakar, Bangsa Eropa terus mengalami kemunduran. Dilihat
dari segi perkembangan ilmu pengetahuan bangsa Eropa bisa dikatakan
mengalami
jaman
kegelapan,
perkembangan
ilmu
pengetahuan
menjadi
tersendat-sendat. Pada masa ini perkembangan bangsa Eropa didominasi oleh
dogma-dogma agama. Perdagangan di sekitar Laut Tengah sempat mengalami
kemunduran. Pada saat itu pelabuhan-pelabuhan di sekitar Laut Tengah menjadi
sepi. Perdagangan pada saat itu berlaku sistem barter atau sistem pertukaran
barang dengan barang. Pada saat terjadi perang salib (1096 M-1291 M)
perdagangan di sekitar Laut Tengah sedikit mengalami kemunduran karena
pelabuhan-pelabuhan di Laut Tengah (di Semenanjung Italia) menjadi pangkalan
pemberangkatan pasukan Salib ke Palestina. Setelah Perang Salib berakhir,
hubungan perdagangan antara Asia dan Eropa melalui Laut Tengah berkembang
Sejarah SMA/SMK K - 1
151
kembali. Keadaan itu membawa kemajuan pesat bagi kehidupan di sekitar Laut
Tengah sehingga pelabuhan-pelabuhan di sekitar Laut Tengah berkembang
menjadi kota-kota pelabuhan dan kota dagang yang besar dan sekaligus sebagai
pusat-pusat perdagangan di Laut Tengah. Kota-kota pelabuhan dan kota-kota
dagang tersebut banyak dikuasai oleh kaum pedagang. Dengan modal-modal
yang besar kaum pedagang juga membuka usaha perbankan dan mendirikan
perusahaan-perusahaan. Kota-kota pelabuhan dan kota-kota dagang yang ada
disekitar Laut Tengah yang merupakan pusat-pusat perdagangan mempunyai
peranan yang sangat besar dalam menyebarkan barang dagangan yang berasal
dari Timur (Asia) ke sekitar Laut Tengah dan Eropa. Keramaian perdagangan yang
melalui pusat-pusat perdagangan di Laut Tengah merupakan mata rantai dalam
hubungan perdagangan antara Asia dan Eropa.
Pada akhir abad Ke-15 di Eropa timbul suatu gejala baru yang berusaha
melepaskan diri dari ikatan lama yang dikuasai oleh istana dan gereja. Dalam
gerakan baru ini ada semangat untuk melebihi kehidupan masa lampau sehingga
menimbulkan sikap berhaluan maju. Pemikiran ini menghasilkan banyak sekali
penemuan baru dibidang ilmu, teknologi, dan perkembangan budaya pada
umumnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa melahirkan sejumlah pemikiran
baru yang mencegangkan dunia pada saat itu. Nicolaus Copernicus seorang pakar
matematika dan astronomi dari Polandia, mengajukan teori Heleosentris, yang
menyatakan matahari sebagai pusat tata surya. Teori tersebut juga menyatakan
bahwa bumi itu bulat dan menolak anggapan bahwa bumi itu datar, seperti yang
dikemukakan teori sebelumnya (teori geosentris). Pendapat Copernicus didukung
oleh Galileo. Pada tahun 1960 Galileo menciptakan menciptakan teropong
bintang. Ajaran Copernicus dan Galileo sangat banyak mempengaruhi dan
mendorong pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis serta Negara-negara Eropa yang
lainnya untuk berlayar mengarungi samudera mencari daerah yang baru.
4.
Sistem Pelayaran Dan Perdagangan Di Nusantara
1) Sistem Angin dan Manfaatnya bagi Pelayaran Antarpulau di Wilayah
Nusantara
Kepulauan Indonesia memiliki laut dan daratan yang luas. Sejak lama laut
telah berfungsi sebagai jalur pelayaran dan perdagangan antar suku bangsa di
Kepulauan Indonesia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
152
Sejak zaman dahulu nenek moyang kita terkenal sebagai pelaut ulung.
Pelaut tradisional Indonesia telah memiliki keterampilan berlayar Nenek moyang
kita mampu mengarungi lautan yang sangat luas sampai di Pantai Utara Australia
dan ke Pulau Madagaskar di Pantai Timur Benua Afrika. Untuk bisa mengarungi
samudra yang luas, tentunya nenek moyang kita mengetahui tentang seluk beluk
pelayaran di antaranya adalah pengetahuan tentang angin. Para pelaut kita pada
zaman dulu sudah mengetahui manfaat angin bagi pelayaran. Setidaknya nelayan
di desa pantai kita mengenal angin darat dan angin laut, sekedar untuk
kepentingan berlayar ke laut dan pulang ke darat. Mereka berlayar ke laut
menggunakan angin darat dan ketika pulang menggunakan angin laut. Para pelaut
kita berlayar dengan kapal antarpulau dan antarnegara juga menggunakan angin
musim.
Gambar 8.3. Arah Angin Musim di Indonesia Bulan April-Oktober (www.nasriaka1125.wordpress.com)
Wilayah Nusantara dilalui dua angin pasat. Di sebelah utara garis
khatulistiwa berhembus angin pasat tenggara. Keadaan demikian berlangsung
sepanjang tahun. Akan tetapi karena peredaran bumi mengitari matahari maka di
wilayah Nusantara angin pasat itu berubah arah. Angin pasat timur laut waktu
melintas garis khatulistiwa berubah arah menjadi angin barat laut. Sedangkan
angin pasat tenggara waktu melintasi garis khatulistiwa berubah menjadi angin
barat daya. Lagi pula wilayah Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua
Australia mempunyai pengaruh besar pada berhembusnya angin. Iklim panas
salah satu benua akan membawa perubahan pada arah angin. Apabila di Benua
Sejarah SMA/SMK K - 1
153
Asia terjadi musim panas maka tekanan udara di utara menjadi minimum(rendah).
Angin berhembus dari Australia ke Benua Asia yang arahnya ke barat.
Gambar.8.4. Arah Angin Musim di Indonesia BulanOktober-April (www.nasriaka1125.wordpress.com)
Sementara itu, apabila di Australia terjadi musim panas maka angin dari
Benua asia bergerak ke timur menuju Australia. Oleh karena itu, wilayah Indonesia
dilalui dua angin musim yang setiap setengah tahun berubah arah. Pada bulan
Oktober-April berhembus angin musim barat, sedangkan bulan April-Oktober
berhembus angin musim timur.
Para pelaut kita sudah mengenal dua angin musim tersebut dan
memanfaatkannya untuk pelayaran. Para pelaut yang berangkat dari Maluku telah
menggunakan angin musim timur untuk berlayar menuju pusat-pusat perdagangan
bagian barat, misalnya Ujungpandang, Gresik, Demak, Banten sampai Malaka.
Sebaliknya, kapal-kapal dari barat yang berlayar menuju ke wilayah timur
menggunakan angin musim barat. Pada bulan Juni-Agustus kapal berlayar ke
Ayuthia dan Cina sedangkan pada bulan September-Desember angin balik
berhembus ke selatan. Rupanya pelaut-pelaut kita lebih banyak dan lebih dulu
mengenal jalan laut ke barat (India) daripada ke utara (Cina). Akan tetapi dalam
perkembangannya kapal-kapal kita juga biasa berlayar ke negeri Cina. Di Malaka
kapal-kapal berdatangan dan menunggu angin yang baik untuk meneruskan
pelayaran atau kembali ke negerinya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
154
2) Teknik Pelayaran
Teknik pelayaran di Nusantara pada zaman dahulu belum berkembang
seperti teknik pelayaran yang dilakukan oleh orang-orang Barat pada saat itu.
Orang-orang Barat banyak menggunakan kapal-kapal yang besar dan perlengkapan yang lebih maju. Orang Indonesia menggunakan teknik pelayaran yang
sederhana dan ada yang masih menggunakan cara alam. Mereka berlayar dengan
berpegang pada pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun. Ada lagi yang
masih menggunakan perasaan atau naluri. Dengan melihat bentuk awan, pantulan
sinar matahari, serta warna dan jenis air laut, seorang nahkoda yang
berpengalaman dapat menentukan lokasi dan membawa kapalnya ke tujuan
dengan selamat.
Para pelaut kita sudah mengenal mata angin. Pada umumnya dikenal
delapan mata angin, yaitu utara, timur, selatan, barat, timur laut, tenggara, barat
laut, dan barat daya. Ada suku bangsa yang hanya mengenal dua mata angin,
yaitu ke darat (gunung) dan ke laut.
Para pelaut kita banyak juga yang mengembangkan teknik pelayarannya
seperti bangsa Barat. Mereka juga mengenal kompas. Sebenarnya kompas itu
merupakan hasil pemikiran dari bangsa Cina, tetapi mereka baru menggunakannya sebagai alat pelayaran pada abad ke-11. Pelaut Arab dan Parsi lebih dulu
menggunakan kompas. Kompas tersebut digunakan untuk menentukan arah bagi
kapal yang sedang berlayar. Namun demikian, hanya kapal-kapal yang berukuran
agak besar yang menggunakan kompas. Selain kompas alat lainnya yang penting
dalam pelayaran adalah peta. Pelaut-pelaut Nusantara juga mengenal peta.
Bahkan, dahulu pelaut Jawa sudah membuat peta yang meliputi daerah pelayaran
yang luas. Pelaut Bugis juga sudah membuat petanya sendiri. Para pelaut
menyimpan peta pelayaran tersebut dalam tabung bambu. Walaupun pelaut kita
peralatannya
tidak
selengkap
kapal
bangsa
Barat,
namun
prestasinya
mengagumkan. Para pelaut kita pernah berlayar di Samudra Indonesia sampai
jauh melintasi daerah subtropik di selatan ataupun sampai ke Pulau Madagaskar.
3) Cara Perdagangan dan Alat Transportasinya
Perdagangan antarpulau pada masa lampau dilakukan secara bertahap.
Barang-barang dagangan yang berasal dari daerah pedalaman dikumpulkan dan
diangkut ke pusat perdagangan di daerah pelabuhan. Barang-barang dagangan
tersebut diangkut dengan menggunakan pedati atau gerobak. Selain itu, ada juga
Sejarah SMA/SMK K - 1
155
yang diangkut melalui sungai dengan menggunakan perahu. Setelah terkumpul
dalam jumlah besar di pusat perdagangan dekat pelabuhan, barulah terjadi jual
beli dengan para pedagang besar dari berbagai pulau.
Pada masa lampau juga banyak dilakukan kegiatan perdagangan dengan
cara tukar menukar barang yang dinamakan barter. Tukar-menukar tersebut
misalnya, barang rempah-rempah ditukar dengan kain, rempah-rempah ditukar
dengan beras, atau beras ditukar dengan barang-barang yang lain. Cara barter
sering menimbulkan kesulitan dalam perdagangan karena kurang praktis dan
sulitnya menentukan nilai tukar barang. Untuk mengatasi kesulitan itu maka pada
masa berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia dibuat mata uang. Mata uang
tersebut dikeluarkan oleh kerajaan. Bahan mata uang itu pun bermacam-macam,
ada yang dari timah, perunggu, perak, dan emas. Pada zaman dahulu, orang tidak
bisa begitu terikat pada jenis mata uang dari negaranya sendiri. Di pasar-pasar
dan di pelabuhan, para pedagang secara leluasa membayar dengan uang dari
negara asalnya.
Alat transportasi dalam perdagangan antarpulau pada zaman dahulu masih
sederhana. Ukuran kapal pada zaman dahulu tidak sebesar seperti zaman
sekarang sehingga daya angkut kapalnya sangat terbatas. Selain itu, kapal
mereka hanya digerakkan oleh manusia dan menggunakan layar. Dengan
demikian, pelayaran mereka sangat tergantung dengan arah angin dan karena
terbatasnya sarana transportasi maka pelayaran mereka membutuhkan waktu
yang lama untuk sampai ke tempat tujuan. Keterbatasan sarana transportasi ini
juga menimbulkan perdagangan berantai, artinya barang dagangan dari suatu
daerah berpindah tangan dari pedagang yang satu ke pedagang yang lain, dari
bandar satu ke bandar yang lain. Selain melakukan perdagangan berantai banyak
juga para pedagang yang melakukan perdagangan langsung dari daerah asal
barang dagangan ke daerah yang membutuhkan, misalnya para pedagang Maluku
berdagang rempah-rempah ke Jawa atau sebaliknya. Perdagangan langsung
antarpulau tersebut biasanya dilakukan oleh para pedagang besar atau saudagar
kaya.
Dengan ramainya kegiatan perdagangan antarpulau maka berkembang
pula pusat-pusat perdagangan atau pasar-pasar. Pasar-pasar tersebut biasanya
berada di kota-kota pelabuhan dan di dekat keraton sedangkan di pedesaan
berada ditepi aliran sungai. Pasar di kota pelabuhan banyak dikunjungi oleh para
Sejarah SMA/SMK K - 1
156
pedagang asing maka dinamakan pasar internasional. Pasar-pasar itu mengisi
khasanah keuangan kerajaan. Raja memungut cukai dan pajak terhadap barangbarang yang dijual. Sebaliknya, para pedagang dan pembeli mendapat perlindungan dan keamanan dari raja. Jadi, raja mengadakan pengawasan terhadap
pejabat untuk menjaga keamanan pasar.
5.
Emperium Nusantara
Aktivitas perdagangan maritim sebagai bagian integral tradisi pelayaran,
telah diselenggarakan bangsa Indonesia sejak masa prasejarah. Berdasarkan
temuan nekara perunggu yang tersebar hampir di seluruh Asia Tenggara, Rouffer,
menyimpulkan adanya jaringan perdagangan rempah-rempah yang berasal dari
Indonesia. Pedagang Cina, Srilangka atau India mengambil rempah-rempah dari
Indonesia, kemudian didistribusikan kepada para pedagang Arab atau Eropa.
Pierre Paris, menemukan bahwa sekitar abad ke-3 SM, terdapat pelayaran orang
Indonesia ke India dengan menggunakan perahu bercadik.
Pada waktu yang sama kemungkinan sudah terdapat koloni pedagang
Indonesia di Pantai Benggala dan Koromandel. Indonesia terdiri atas banyak pulau
besar dan kecil yang disatukan oleh selat dan laut yang pada umumnya tidak
seberapa dalam kecuali di perairan Maluku. Orang-orang Indonesia yang
mendiami Nusantara dari dahulu kala telah melakukan pelayaran dibuktikan sejak
zaman prasejarah, yaitu pada zaman perpindahan nenek moyang orang-orang
rumpun bangsa Melayu dari daerah Asia Tenggara sekitar Teluk Tongkin tersebar
luas di daerah Kepulauan Laut Selatan pada sekitar tahun 2000-300 SM. Dengan
perahu bercadik mereka telah mengarungi perairan laut yang sangat luas itu.
Di daerah yang amat luas itu terdapat perbedaan iklim, di bagian barat
lebih banyak turun hujan, sedangkan di bagian timur Indonesia agak kering.
Perbedaan iklim itu mengakibatkan perbedaan hasil bumi dan jenis hasil lainnya.
Akibat perbedaan ini maka sejak zaman dahulu telah terdapat perdagangan
antarpulau di Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari tumbuhnya pelabuhanpelabuhan penting di Nusantara.
Berdasarkan sumber sejarah, pada zaman Mataram Kuno sudah ada
pelabuhan-pelabuhan penting di Nusantara, seperti Ujung Galuh yang terletak di
Muara Sungai Brantas Jawa Timur. Menurut Prasasti Kamalagan, Pelabuhan
Ujung Galuh selalu ramai dikunjungi perahu-perahu dari kerajaan-kerajaan lain di
luar Nusantara. Perdagangan antarpulau dan perdagangan internasional yang
Sejarah SMA/SMK K - 1
157
melalui Pelabuhan Ujung Galuh pada saat itu dilakukan oleh para pedagang
besar. Para pedagang besar tersebut menggunakan kapal layar besar.
Pada masa kejayaan Sriwijaya pada abad ke-8 M dan ke-9 M, kontak
hubungan perdagangan antarpulau di wilayah Nusantara juga berkembang pesat.
Jalur-jalur perdagangan strategis, seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat
Karimata dikuasainya. Dengan armada laut yang kuat maka Sriwijaya mampu
mengamankan jalur perdagangan antarpulau di wilayah Nusantara.
Sriwijaya
merupakan
kerajaan
pertama
yang
menjalankan
fungsi
emperium. Fungsi emperium selanjutnya diperankan oleh kerajaan-kerajaan
pedalaman di Jawa. Khususnya Kediri, Singosari, dan Majapahit. Struktur kerajaan
ini berbeda dengan Sriwijaya. Kekuasaannya tidak berdasarkan perdagangan
(maritim) tetapi pada pertanian dan perdagangan (agro-maritim)
Jaringan perdagangan maritim yang menghubungkan emperium-emperium
Nusantara, merupakan jalur reguler pelaut Timur Tengah. Para pedagang dan
mubaligh Islam telah singgah di Nusantara dan mendorong terjadinya Islamisasi.
Kehadiran awal orang muslim di nusantara diketahui dari berita I-Tsing ketika
tahun 671 M ia menumpang kapal Arab dari Kanton dan berlabuh di Sriwijaya. Al
Ramhurmuzi mengisyaratkan adanya sejumlah muslin bumiputera dalam segmensegmen penduduk Sriwijaya. Hal ini didukung oleh Xhu Ju Kua yang menyatakan
sejumlah penduduk Sriwijaya memiliki nama awal “Pu”, yang diduga merupakan
suatu perubahan dari kata “Bu” atau “Abu” yang berarti bapak. Nama yang
demikian begitu banyak dijumpai pada nama-nama pribadi orang muslim (Azra.
Dalam Kasiman)
OW Walters telah meneliti pola pelayaran dan perdagangan di Indonesia
pada awal Tarikh Masehi sebagai latar belakang munculnya Kerajaan Sriwijaya
pada abad ke-7. Kekuasaan dan kekayaan Sriwijaya disebabkan oleh
perdagangan internasional di Selat Malaka. Pelabuhannya bersifat transito,
penting bagi perbekalan. Menurut Coedes, raja memiliki armada dagang sendiri,
berwenang menarik bea, mewajibkan kapal singgah, memaksa menimbun barang
dan menarik pajak. Bentuk-bentuk kewenangan golongan aristokrat dalam dunia
perdagangan dipraktikkan kemudian oleh para penguasa berikutnya di Nusantara.
Emperium muncul sejak abad ke-10. Emperium adalah kota-kota
pelabuhan yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti gudang, pasar, penginapan,
perbekalan, syahbandar, kredit, dan lain-lain (Leirizza. 1996). Pertumbuhan
Sejarah SMA/SMK K - 1
158
emperium secara geo ekonomi ditunjang oleh pusat-pusat ekonomi lain, yang
dikategorikan Liang Sau Heng, menjadi tiga yaitu pusat pengumpul (Collecting
centres), tempat-tempat pengumpan (feeder points) dan entreport (Zuhdi. 2002).
Emperium mengalami perkembangan pesat antara abad ke-14 sampai 16, sejalan
dengan fase Islamisasi di Nusantara. Spirit islam ikut menyuburkan perkembangan
emperium yang membentang dari Jazirah Arab, India, Asia Tenggara sampai Asia
Timur.
Pada masa kejayaan Majapahit pertengahan abad ke-14 M, kontak
hubungan perdagangan antarpulau di wilayah Indonesia berkembang semakin
pesat. Dengan semakin ramainya hubungan dagang antarpulau di wilayah
Indonesia berkembang pula kota-kota bandar di sepanjang pantai. Pada masa itu
telah ada kota bandar terpenting, seperti Gresik, Tuban, dan Jepara. Kota-kota
bandar tersebut merupakan gudang penyimpanan rempah-rempah yang berasal
dari Maluku. Berdasarkan sumber yang berasal dari zaman Majapahit di sebutkan
bahwa Raja Hayam Wuruk menguasai 33 pelabuhan yang tersebar di seluruh
Nusantara.
Rempah-rempah dari Maluku (pala dan cengkeh) merupakan petunjuk
penting untuk mengetahui kapan Maluku mengadakan hubungan dengan dunia
luar. Menurut para ahli tumbuh-tumbuhan, tanah asal rempah-rempah adalah
Maluku terutama Maluku Tengah dengan palanya dan Maluku Utara dengan
cengkehnya. Orang Tionghoa hanya mengetahui cengkeh dari Maluku saja. Dalam
sejarah raja-raja Ming abad XVI tercatat bahwa Maluku satu-satunya negara Timur
yang menghasilkan cengkeh. Dalam berita Romawi cengkeh yang disebut
garyyophyllon, merupakan tumbuhan sakti yang dikatakan berasal dari India
sehingga dapat disimpulkan bahwa orang Eropa telah mengenal cengkeh sejak
abad kedua Masehi.
Dari berita-berita tersebut nampaknya pelayaran ke Maluku memang
belum dilakukan secara langsung, tetapi Maluku telah dikenal oleh para pedagang
dari Arab, Eropa dan Timur Tengah. Diberitahukan bahwa hasil dari tanah
kepulauan Maluku tersebut diambil dari pelabuhan disebelah barat yaitu
Pelabuhan Sriwijaya.
Untuk berita-berita yang lebih kontemporer tentang pelayaran di Maluku
dapat dilihat dari berita Tionghoa. Menurut Gronevelt berita tentang Maluku muncul
Sejarah SMA/SMK K - 1
159
pertama kali pada masa Dinasti Tang (618-906) dikatakan bahwa pulau Bali
terletak di sebelah timur Kaling (Jawa) dan di sebelah barat Na-li-ku (Maluku)
Masyarakat di kepulauan Maluku tiap desa mempunyai hari pasar tertentu.
Barang jualannya dibawa dalam keranjang yang disebut salor yang diberi tali untuk
digantungkan pada bahu dan punggung. Bisnis perdagangan lokal ini umumnya
dilakukan wanita. Merekalah yang menjual atau membeli dan mengadakan tawar
menawar. Kalau diadakan kontrak tentang jual beli atau jika transaksi dibatalkan,
semua anggota keluarga harus dimintai pendapatnya.
Pelabuhan terbesar yang dapat digunakan untuk berlabuh dan sebagai
pusat perdagangan pada masa itu adalah Pulau Makian di wilayah kekuasaan
Bacan. Di pelabuhan Makian inilah orang-orang Cina membeli cengkeh untuk
pertama kali dalam jumlah besar. Uang yang digunakan sebagai alat tukar di
kepulauan Maluku adalah “fang” mata uang Cina.
Orang-orang Cina menurut Galvao dianggap sebagai orang asing pertama
yang mengadakan perdagangan di Maluku. Orang Cina berdagang ke Maluku
melalui rute jalur pelayaran utara yakni melalui Kalimantan. Pelayaran ini selain
membawa pengaruh terhadap jalur-jalur perdagangan juga telah mempengaruhi
bahasa-bahasa yang dipakai di daerah Bacan dan sekitarnya. Di daerah Bacan
dan sekitarnya bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Bahasa Maluku di
kepulauan Maluku hampir sama dengan bahasa Melayu di Kalimantan bagian
Utara.
Munculnya Ternate sebagai bandar perdagangan lebih banyak didukung
adanya jalur laut. Sejak para pedagang Cina tidak muncul lagi di Maluku. Sejak
paruh kedua, abad ke-14, peranan mereka digantikan oleh orang-orang dari Jawa,
Sumatera, Makasar, dan Tagalok. Maka sejak itu Majapahit menjadi bagian terpenting dalam perdagangan rempah-rempah dari Maluku. Dalam Kitab Negara
Kertagama Mpu Prapanca (1365) sempat mencatat adanya “Maloko” yang
diartikan sebagai empat kekuasaan di Maluku Utara yang lazim dinamakan
“Maluku Kie Raha” (RZ Leirissa, 1996).
Sementara itu perdagangan di daerah Nusa Utara yang merupakan daerah
yang mempunyai pengaruh dengan Ternate sangat ditentukan oleh penguasa
setempat yang disebutnya sebagai datu atau raja. Di Pulau Siau dan
Tagalandang, pala dan cengkeh adalah jenis rempah-rempah yang menjadi daya
tarik Portugis dan Spanyol. Pada tahun 1661 orang Spanyol dikabarkan menanam
Sejarah SMA/SMK K - 1
160
cengkeh secara besar-besaran di Siau. Sementara itu VOC melakukan ekspedisi
hongi tochen atas kedua jenis tanaman tersebut. Pala, kayu manis, dan cengkeh
kemudian menjadi jenis tanaman yang dilarang dan harus dimusnahkan di Nusa
Utara. Hal ini diatur dalam perjanjian antara raja-raja Nusa Utara dan Ternate
dengan VOC.
Kegiatan pengumpulan hasil laut berupa teripang diperkenalkan oleh para
pedagang dan pelaut Cina dengan tenaga pengumpul dan penyelamnya sebagian
besar orang Saina dari Philipina. Kegiatan ini, meskipun tidak dilakukan besarbesaran tetap berlanjut hingga awal abad ke-20.
Perburuan budak dan penangkapan orang-orang yang kemudian dijual
menjadi budak meningkat pada masa-masa Kesultanan Sulu berjaya di kawasan
ini (1768 M-1898 M). Bajak laut Mangindao dan Balangingi merupakan momok
bagi penduduk Nusa Utara. Para perampok ini berkeliling dari pulau yang satu ke
pulau yang lain menjarah dan menangkap penduduk setempat. Para budak ini
kemudian dijual atau ditukar dengan lantakan maupun barang pecah belah serta
tempat sirih pinang dari tembaga. Adanya perampokan dan penangkapan budak
yang merajalela di Nusa Utara itu mendorong pedagang Cina dan Arab memilih
berdagang di pusat keramaian seperti di Ternate dan Manado.
Hitu merupakan bandar utama di Maluku Tengah sebelum abad ke-17.
munculnya Hitu bersamaan dengan meluasnya penanaman cengkeh di jazirah
Hoamoal di Seram Barat. Perluasan wilayah penanaman cengkeh ini ada
kaitannya dengan perluasan kekuasaan Ternate di wilayah Maluku Tengah.
Kedudukan istimewa Hitu disebabkan adanya hubungan dengan Jepara di Jawa.
Hubungan ini terutama dibina oleh Jamilu dan turunannya yang dikenal sebagai
keluarga Perdana Nusapati.
Berdasarkan sumber yang berasal dari zaman Majapahit pada masa
pemerintahan Hayam Wuruk, nama Demak telah disebut sebagai salah satu dari
33 pangkalan jaringan lalu lintas Majapahit. Demak juga dipakai sebagai tempat
singgah Cheng Ho ketika mengadakan ekspedisi tahun 1431 M-1433 M. pada
abad ke-16 Demak telah menjadi tempat penimbunan perdagangan padi yang
berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranan Demak sebagai pusat
kegiatan ekonomi pertanian menjadi semakin penting, terutama ketika Juwana
dihancurkan oleh penguasa Majapahit tahun 1513 M. Runtuhnya Juwana
mengakibatkan Demak secara penuh mendominasi perekonomian di Pesisir Utara
Sejarah SMA/SMK K - 1
161
Pulau Jawa. Jepara yang menjadi wilayah kekuasan Demak merupakan
pelabuhan
yang
aman
dan
tenang.
Letak
pelabuhan
Jepara
sangat
menguntungkan kapal-kapal dagang yang lebih besar, yang berlayar lewat pantai
utara Jawa menuju Maluku dan kembali ke barat.
Hubungan
antara
Demak
dan
daerah
pedalaman
Jawa
Tengah
dilaksanakan melalui sungai Serang. Sungai ini sampai abad ke-18 masih dapat
dilayari dengan perahu dagang setidaknya sampai Godong. Komoditas utama
ekspor kerajaan Demak adalah beras dan bahan-bahan makanan lain. Tempat
tujuan ekspor barang-barang komodite dari Demak adalah Malaka.
Selat Malaka sebagai jalur perdagangan yang dipergunakan oleh lalu lintas
pelayaran internasional telah dimulai sejak awal abad Masehi. Bukti-bukti
arkeologis malah memperkirakan bahwa hubungan perdagangan antara kawasan
pantai timur Pulau Sumatera itu telah ada sejak masa-masa jauh sebelumnya.
Pelayaran orang-orang Arab ke India telah berlangsung sebelum
berkembangnya Agama Islam. Pada tahun 114 pelayaran Arab berhasil sampai ke
India. meskipun dalam perjalannya pulang ke Alexandria mereka dihantam badai
di Pantai Afrika. Sumber lain yang menyebutkan tentang adanya hubungan serupa
pada masa yang sama berasal dari Hourani yang diambil dari Baladhuri dan
Tabhari. Dikatakan bahwa di Semenanjung Melayu terdapat sebuah pelabuhan
yang dijadikan tempat persinggahan pedagang-pedagang Arab dalam perjalanan
ke Cina.
Produksi pertanian dari Sumatera menyebabkan para pedagang Arab yang
mencari barang-barang itu memusatkan kegiatan perdagangan ke sana. Pasai
yang terletak pada jalur perdagangan antara India dan Cina menjadi tempat
persinggahan para pedagang tersebut. Hal ini ditambah lagi dengan pengaruh
Angin Muson yang seringkali menyebabkan para pedagang tersebut harus tinggal
dalam waktu yang cukup lama. Kedua faktor inilah yang menyebabkan terlibatnya
Pasai dalam perdagangan internasional. Pada waktu itu Pasai bangkit abad ke-12
M-13 M di Sumatera bagian utara memang terjadi perdagangan yang ramai.
Catatan Dinasti Mongol menunjukkan bahwa Pasai pada tahun 1282 M
telah mengadakan hubungan dengan Dinasti Mongol. Peranan Pasai merosot
dengan mulai tumbuhnya Malaka. Akhirnya peranan Pasai digantikan oleh Aceh
setelah ditaklukkan Sultan Ali Mughayat Syah.
Sejarah SMA/SMK K - 1
162
Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 M para pedagang Islam
berpindah dari Pasai ke Aceh sehingga Aceh menjadi berkembang. Kerajaan
Pasai menghasilkan komodite budak, padi, lada, susu sapi, sutra, dan benzoin.
Sedangkan impor yang dilakukan Pasai meliputi; sutera berwarna dari Cina,
tembikar, tembaga, dan besi. Pelabuhan Pasai disinggahi pedagang-pedagang
dari Rum, Turki, Arab Persia, Gujarat, Keling Melayu, Jawa, dan Siam. Pedagang
Arab mendapatkan barang-barang dari Cina di Pelabuhan Pasai.
Pelabuhan Pontianak mempunyai letak yang sangat strategis dilihat dari
lalu lintas laut, sehingga menjadikan kota Pontianak sebagai pintu gerbang daerah
Kalimantan Barat. Pantai Kalimantan Barat terletak di jalur lalu lintas Internasional
yang menghubungkan kepulauan Indonesia dengan wilayah Asia melalui Selat
Malaka, sehingga menjadikan pelabuhan Pontianak memiliki peran yang sangat
penting pada masa lampau. Sejak zaman kuno, pelayaran dan perdagangan yang
dilakukan oleh pedagang-pedagang dari Eropa dan pedagang Cina itu
memerlukan tempat persinggahan dan tempat yang paling tepat adalah
pelabuhan.
Pelabuhan Pontianak digunakan sebagai tempat persinggahan kapal-kapal
besar, bahkan sebagai kota perdagangan bagi bangsa-bangsa Eropa, Cina, dan
lain-lain serta pedagang-pedagang dari Nusantara seperti: dari Palembang, Johor,
Riau, Banten, Mataram, Kalimantan Selatan, Makasar, Bugis, dan sebagainya.
Perdagangan yang dilakukan antara pedagang-pedagang Nusantara ini selalu
dihubungkan dengan perdagangan sutra melalui jalur laut, sehingga pelabuhan
Pontianak memiliki peran strategis. Letak pelabuhan Pontianak yang agak
menjorok ke daratan mengakibatkan pelabuhan ini aman untuk berlabuh kapal.
Pontianak didirikan di simpang tiga sangai besar yaitu Sungai Landak yang
mengalir dari arah timur laut, Sungai Kapuas Kecil yang mengalir dari arah timur
dan Sungai Kapuas Besar yang berfungsi sebagai filter terhadap kemungkinan
bahaya yang ditimbulkan oleh kapal-kapal yang datang.
Kalimantan Barat mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Dari hutanhutan tradisional di Kalimantan dihasilkan komodite berupa lilin lebah, kapur barus,
kayu kemenyan, dan madu. Barang-barang hasil tambang meliputi emas,
platinum, intan, dan batu bara. Komoditas lainnya adalah kopra, karet, dan lada.
Sementara itu Pontianak memerlukan barang-barang seperti beras, gula,
minyak bakar, tekstil, alat-alat rumah tangga, sutera, dan porselin. Tanaman
Sejarah SMA/SMK K - 1
163
kelapa sawit dan lada merupakan jenis tanaman perkebunan yang tergolong tua.
Tanaman kelapa sawit diusahakan di tepi pantai sedangkan tanaman lada
diusahakan di daerah hulu. Pontianak sendiri tidak banyak menghasilkan kelapa
sawit dan lada, tetapi pelabuhan Pontianak hanya mengekspor barang-barang
tersebut.
Perdagangan di Pontianak tidak dapat dipisahkan dari peran pedagangpedagang Cina. Kedatangan orang Cina di Kalimantan Barat menempuh dua jalur.
Jalur pertama, melalui Indocina terus ke Malaya dan menyebar ke Pantai
kalimantan Barat, terutama ke Sambas dan Mempawah. Jalur kedua melalui
Kalimantan Utara menuju ke daerah Palok dan Sambas. Dari Sambas mereka
menuju ke daerah pedalaman dan Mempaweh hulu untuk menemukan tambang
emas.
Barang-barang komodite Cina yang pokok adalah guci, sutera, manikmanik, besi, dan panci-panci tembaga. Barang-barang ini merupakan barangbarang mewah dan mempunyai harga yang mahal. Di antara barang-barang itu
guci warna hijau merupakan komodite yang paling mahal.
Cirebon juga merupakan emperium yang penting sebelum abad ke-6 pada
masa Raja Purnawarman (abad ke-5) telah diadakan program pembangunan
sungai, yaitu memperlebar, memperdalam sungai yang dilakukan dengan karya
bakti masyarakat. Pembangunan ini dimulai dengan memperkokoh pinggiran
Sungai Gangga di wilayah Indraprahasta (Cirebon Girang). Kitab Purwaka
Caruban Nagari juga menyebutkan bahwa pada tahun 1415 armada Cina yang
dipimpin oleh Laksamana Te Ho dan Kun Wei Ping berlabuh di Cirebon. Penguasa
setempat memanfaatkan kedatangan armada Cina ini untuk bekerja sama
membangun mercusuar di Pelabuhan Cirebon.
Pelabuhan Cirebon selain dikunjungi oleh orang-orang Cina juga singgah di
sana pedagang-pedagang yang berasal dari Arab, Persia, India, Malaka, Tumasik,
Persia, Jawa Timur, dan Palembang (Adeng, 1998).
Setelah Demak melebarkan sayapnya untuk menguasai bandar-bandar di Pantai
Utara Pulau Jawa, pelabuhan Cirebon semakin berkembang. Perkembangan
pelabuhan Cirebon didukung oleh wilayah pedalaman yang dapat diandalkan
sebagai pemasok bahan-bahan pertanian. Daerah pedalaman yang mengelilingi
Cirebon merupakan wilayah penyangga yang tanahnya subur dan terdiri atas
dataran rendah dan tinggi. Dari daerah ini dihasilkan sayur mayur, garam, trasi,
Sejarah SMA/SMK K - 1
164
buah-buahan, macam-macam daging, padi, indigo, dan kayu. Sedangkan barangbarang yang diperlukan adalah logam besi, emas, perak, tekstil halus, dan
keramik.
Perkembangan Cirebon sebagai Kota Pelabuhan didukung oleh sistem
pemerintahan yang cukup baik, serta adanya jalan-jalan darat meskipun
kondisinya belum tentu baik. Jalan darat yang menghubungkan kota Cirebon
dengan daerah pedalaman mungkin sekali sudah ada sejak masa Kerajaan
Pajajaran.
Barang-barang yang dibawa oleh kapal-kapal dari Cirebon yang berlabuh
di Batavia memuat minyak kelapa, gula hitam, beras, dan sejumlah besar buncis
putih. Kemudian juga dicatat adanya kapal yang memuat beras, bebek, gula hitam,
daging kijang, buah mangga, pisang, dan telur asin.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami materi perdagangan dan pelayaran kuno, anda perlu
membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi
pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa
yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.
Silahkan
berbagi
pengalaman
anda
dengan
cara
menganalisis,
menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan
bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
Sejarah SMA/SMK K - 1
165
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK I
Tugas Individu
Setelah mempelajari materi di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1) Jelaskan rute perdagangan kuno antara bangsa India dengan Cina!
Jawaban: ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………..
2) Mengapa pada awal tahun masehi jalur perdagangan darat kurang begitu
diminati dan berganti pada perdagangan laut ?
Jawaban: ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………
3) Jelaskan bukti-bukti kebesaran EmperiumNusantara di bidang perdagangan?
Jawaban: ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………
4) Jelaskan peranan Indonesia dalam jaringan perdagangan dunia?
Jawaban: ……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………….....
…………………………………………………………………………………
LK II
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut!
1. Bangsa Indonesia pada awal Masehi, telah berperan dalam perdagangan
internasional yang menghubungkan ....
A. Cina dan India
B. India dengan Malaka
C. Malaka dengan Maluku
D. Maluku dengan Cina
2. Proses kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Indonesia didorong oleh peristiwa
….
A. Kemenangan bangsa Turki atas bangsa Eropa
Sejarah SMA/SMK K - 1
166
B. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ustmani
C. Adanya perang Salib
D. Adanya penjelajahan Samudra
3. Perhatikan data berikut!
1. Agar dapat menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah
sumber nya
2. Ingin menjalin kerja sama dengan Indonesia
3. Menguasai wilayah strategis untuk perdagangan dan basis militer
4. Mempelajari budaya Indonesia
5. Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumber daya alam suatu wilayah
Tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia ditunjukkan pada nomor ….
A. 1,2,3
B. 1,2,4
C. 1,3,4
D. 1,3,5
4. Dalam teknik pelayaran nenek moyang kita sudah mampu mamanfaatkan angin
musim untuk pelayaran. Pada bulan bulan Oktober-April para pelaut Maluku telah
menggunakannya untuk berlayar ke pusat-pusat perdagangan di Ujungpandang,
Gresik, Demak, Banten sampai Malaka. Angin yang dimaksud adalah angin….
A. Angin Muson Barat
B. Angin Muson Timur
C. Angin Pasat
D. Angin Barat Daya
5. Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa melahirkan sejumlah pemikiran baru
yang mencegangkan dunia pada saat itu. Salah satunya adalah teori
Heleosentris yang mendorong bangsa Eropa untuk mengarungi Samudera. Teori
ini dikemukakan oleh…..
A. Nicolaus Copernicus
B. Galileo Galilei
C. Aristoteles
D. Plato
Sejarah SMA/SMK K - 1
167
F. RANGKUMAN:

Perdagangan sebagai salah satu aktivitas manusia dalam memenuhi
kebutuhan ekonominya, telah membuka hubungan antarnegara di dunia.

Melalui perdagangan itulah dunia Timur terhubung dengan dunia Barat.
Hubungan antara dunia Timur dan Barat telah ada sejak sebelum abad
Masehi. Komoditas dunia Timur yang kaya rempah-rempah dapat memenuhi
kebutuhan negara-negara Barat, seperti lada, buah pala, jahe, cengkih, kayu
manis, kemenyan, permata, dan sutra

Hubungan dagang antara Asia Timur (Cina) dengan India dan Cina dengan
Asia Tengah melewati jalur perdagangan yang dikenal dengan sebutan jalan
sutra. Ada dua jalan sutra yang menghubungkan antara dunia Timur dan
Barat. Pertama, jalur yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, India,
dan Asia Barat. Jalan sutra yang lain adalah yang melalui laut dan merupakan
kelanjutan dari jalan darat, yaitu jalur perdagangan laut dari Teluk Persia
sampai Laut Merah.

Jalur perdagangan laut Asia Barat dan Asia Timur mulai berkembang
disebabkan
terjadinya
peperangan
di
Asia
Tengah
sehingga
jalur
perdagangan darat antara Asia Barat dan Asia Timur yang melewati Asia
Tengah (jalan sutra) menjadi terputus.

Cina menjalin hubungan dagang dengan India melalui jalur laut. Dalam
pelayaran perdagangan menuju ke India para saudagar Cina lebih dahulu
mengadakan hubungan dengan Indonesia karena pelayaran mereka melewati
wilayah tersebut. Hubungan dagang antara Indonesia dan India lebih dahulu
terjadi sebelum Cina menjalin hubungan dengan Indonesia. Hal ini disebabkan
karena sistem angin di Indonesia yang lebih memudahkan pelayaran ke India
dan Persia daripada ke Cina.

Secara geografis wilayah Indonesia berada pada posisi silang diantara dua
benua dan dua samudera. Wilayah Indonesia diapit oleh benua Asia dan
Benua Australia, juga diapit Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kondisi
geografis tersebut bernilai strategis dan terbuka. Strategis bermakna letaknya
lebih baik dan menguntungkan, sedangkan terbuka berarti Indonesia terbuka
oleh jalur hubungan antar pulau dan antar negara.
Sejarah SMA/SMK K - 1
168

Letak geografis yang baik inilah yang pada akhirnya menimbulkan berdirinya
emperium-emperium Nusantara.
G. UMPAN BALIK
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi perdagangan dan
pelayaran kuno ?
2. Kesulitan apa yang anda alami dalam menyampaikan materi ini?
3. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
perdagangan dan pelayaran kuno?
4. Apa manfaat materi ini terhadap tugas Bapak/Ibu ?
5. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ?
H. KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. D
4. A
5. A
Sejarah SMA/SMK K - 1
169
DAFTAR PUSTAKA
Adeng, Wiwi Kuswiah, Herry Wiryono. 1998. Kota Dagang Cirebon sebagai
Bandar Jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
RI.
Agung, Dewa. 200. VOC dan Kerajaan Mataram serta Kepentingannya terhadap
Pantai Utara Jawa. Sejarah, tahun kelima, nomor 7 hal 1-15.
Booth, Anne, William J.O. Malley, Anna Weidemann. 1988. Sejarah Ekonomi
Indonesia. Jakarta. LP3ES.
Hall, DGE. 1988. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional.
Hatta, Muhammad. 1967. Masalah Bantuan Perkembangan Ekonomi bagi
Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Ismail, Muhamad Gade. 1993. Pasai dalam perjalanan Sejarah: Abad ke –13
sampai awal abad ke-16. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Ismain, Kasimanuddin (ed.). 2003. Sejarah dan Budaya dari Masa Kuno Sampai
Kontemporer. Malang: UM Press.
Leirissa, RZ, Shalfiyanti, Restu Gunawan. 1999. Ternate Sebagai Bandar Jalur
Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Lisyati, N., Pambayun Sulistyorini, Hasanudin. 1999, Kota Pontianak sebagai
Bandar Dagang di Jalur
sutra, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Rahardjo, Supratikno dan Wiwin Djuwita Ramelan. 1994. Kota Demak sebagai
Bandar Dagang di jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Reid, Anthony. 1992. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Van Leur, J.C. 1960. Indonesia Trade and Society, Essays in Asian Social and
Economic History. Bandung: Sumur Bandung.
Zuhdi, Susanto, (ed). 1993. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra, Kumpulan
Makalah Diskusi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sejarah SMA/SMK K - 1
170
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9
PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan pergerakan nasional
Indonesia,
latar
belakang
timbulnya
pergerakan
nasional
dan
perkembangan organisasi-organisasi pergerakan nasional.
B.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.
Menganalisis hakekat pergerakan nasional Indonesia
2.
Membuat peta konsep sederhana yang dapat menjelaskan dengan
mudah materi pergerakan nasional ini bagi siswa SMA/SMK
C.
URAIAN MATERI
1. Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional
Pergerakan kebangsaan Indonesia atau lebih dikenal dengan
pergerakan nasional merupakan suatu gejala sejarah tersendiri di
Indonesia. Dalam artian, zaman ini menjadi sebuah penanda bahwa
bangsa Indonesia memasuki sebuah babak baru dalam perjalanan
sejarahnya. Pergerakan nasional dilatarbelakangi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal.
1.1 Faktor Internal
1.1.1 Sejarah masa lampau yang gemilang
Sebelum kedatangan bangsa Barat, kita sebagai bangsa telah
mampu mengatur diri sendiri, memiliki kedaulatan atas wilayah di mana
kita tinggal. Kebesaran ini tentu secara psikologis membawa pikiran dan
angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati
kebesaran itu. Namun demikian tidak berarti kita kembali pada masa lalu,
tetapi kebesaran Majapahit dan Sriwijaya dapat menggugah perasaan
nasionalisme golongan terpelajar pada awal abad XX. Tidaklah
berlebihan jika kebesaran pada masa lampau itu mendorong semangat
Sejarah SMA/SMK K - 1
171
para tokoh pergerakan dalam upaya melepaskan diri dari penjajahan
Belanda.
1.1.2 Penderitaan rakyat akibat kolonialisme
Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan
menyakitkan sejak kedatangan Portugis, Belanda, Inggris, dan Perancis.
Rasa benci rakyat Indonesia muncul karena adanya jurang pemisah
antara bangsa Barat dengan rakyat Bumiputra. Hal ini karena penindasan
yang dilakukan oleh pemerintah kolonial dalam berbagai aspek
kehidupan. Dalam bidang politik terjadi keterbatasan memperoleh
kesempatan dalam bidang politik dan pemerintahan, dalam bidang
ekonomi adanya sistem monopoli, dalam bidang sosial adanya
kesombongan
rasial
yang
ditonjolkan,
dalam
bidang
pendidikan
kurangnya sekolah dan diskriminasi dalam memperoleh kesempatan
belajar. Penderitaan yang terjadi di berbagai sektor kehidupan ini
menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan mulai
memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa para
intelektual maka angan-angan ini dapat menjadi kenyataan dalam bentuk
perjuangan modern.
1.1.3 Peranan golongan terpelajar
Setelah pemilik-pemilik modal Belanda berhasil menerapkan Politik
Pintu Terbuka (Politik Drainage) maka diterapkanlah politik etis atau
dikenal juga dengan Trilogi van Deventer. Politik etis ini mencakup
Edukasi, Emigrasi dan Irigrasi. Salah-satu trilogi dari Politik Etis adalah
edukasi, tujuan awalnya adalah untuk mendapatkan tenaga kerja atau
pegawai rendah dan mandor-mandor atau pelayan-pelayan yang dapat
membaca dengan gaji yang murah. Untuk kepentingan tersebut, Belanda
mendirikan sekolah-sekolah rakyat pribumi.
Pendidikan kolonial bukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Indonesia, namun dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga
murah bagi Hindia Belanda. Salah satu kebijakan pemerintah Hindia
Belanda, kemudian banyak lembaga pendidikan berdiri. Namun demikian
ternyata perbedaan warna kulit menjadi salah satu hambatan masuk
sekolah. Sistem pendidikan juga dikembangkan disesuaikan dengan
status sosial masyarakat (Eropa, Timur Asing dan Bumiputra). Untuk
Sejarah SMA/SMK K - 1
172
kelompok bumiputra masih diwarnai oleh status keturunan yang terdiri
atas kelompok bangsawan/kaum priyayi dan rakyat jelata.
Macam-macam pendidikan pada masa itu antara lain:
1)
Pendidikan setingkat Sekolah Dasar, di antaranya:
a)
ELS
(Europese
Lagere
School),
sekolah
Belanda
lama
pendidikan 7 tahun.
b)
HBS (Hollands Chinese School), Sekolah Cina, lama pendidikan
7 tahun.
c)
HIS (Hollands Inlandse School), Sekolah Hindia – Belanda, lama
pendidikan 7 tahun.
2)
Pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama/Atas di antaranya:
a)
HBS (Hogere Burger School), Sekolah Menengah, lama
pendidikan 5 tahun.
b)
MULO (Meer Uitgebreid Ondewijs), Pendidikan Rendah Lebih
Intensif, lama pendidikan 3 – 4 tahun.
c)
AMS (Algemene Middelbare School), Sekolah Menengah Umum,
merupakan sekolah lanjutan dari MULO, lama pendidikan 5
tahun.
d)
KS (Kweek School), Sekolah Guru, lama pendidikan 6 tahun.
3) Pendidikan Tinggi di antaranya:
a)
Technische Hooge School : Pendidikan Tinggi Teknik.
b)
Rechts Hooge School : Sekolah Hakim Tinggi.
c)
GHS (Geneeskundige Hogeschool).
d)
OSVIA (Opleiding School voor Inlandse Ambtenaren), Sekolah
Pendidikan Pegawai Pribumi.
e)
STOVIA (School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen), Sekolah
Kedokteran Jawa.
Para pelopor pergerakan nasional terdiri atas para pelajar STOVIA.
Kelompok intelektual khususnya lulusan dokter Jawa termasuk kelompok
yang peka terhadap keadaan pada saat itu, mengingat tugas yang
diembannya berupa pengabdian terhadap kondisi masyarakat Indonesia
Sejarah SMA/SMK K - 1
173
yang sangat memprihatinkan. Di mana-mana terlihat lingkungan yang
kurang bersih sehingga menimbul-kan penyakit menular khususnya
penyakit kulit, kolera, disentri, dan penyakit endemi lainnya. Selain itu
kemampuan berkomunikasi dan intelektualitas mereka juga menjadi
modal berharga yang membuka cakrawala berfikir sehingga pada
gilirannya pada diri mereka timbul gagasan-gagasan segar, tercermin dari
gagasannya dalam mengembangkan taktik perjuangan dari gerakan yang
bersifat fisik (perjuangan menggunakan senjata/fisik) ke dalam organisasi
modern (perjuangan diplomasi/non fisik).
1.2
Faktor Eksternal
Sebenarnya timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping
disebab-kan oleh kondisi dalam negeri seperti diuraikan di atas, juga ada
faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern) yaitu:
1.2.1
Kemenangan Jepang atas Rusia
Pada tahun 1904 – 1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan
Rusia, yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah
Jepang. Hal ini terjadi karena Jepang telah melakukan perubahan strategi
politik luar negerinya dari kebijaksanaan pintu tertutup menjadi pintu
terbuka dengan suatu proses yang kita kenal dengan Meiji Restorasi.
Dengan demikian Jepang mulai terbuka terhadap dunia luar, bahkan
sistem pemerintahannya meniru gaya Inggris sedangkan modernisasi
angkatan perangnya meniru Jerman.
Di samping itu masyarakat Jepang memiliki semangat Bushido (jalan
ksatria). Semangat ini di samping menunjukkan kesetiaan kepada Kaisar/
tanah air/semangat nasionalisme, sekaligus menunjukkan suatu etos
kerja yang tinggi, penuh dengan disiplin dan kerja keras. Dengan
demikian kemenangan Jepang atas Rusia memberikan semangat juang
terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
1.2.2 Partai Kongres India
India adalah bangsa yang memiliki nasib sama dengan bangsa
Indonesia, yaitu sebagai sesama bangsa terjajah. Bangsa
Indonesia
dijajah oleh Belanda (dalam perkembangan sejarah selanjutnya juga
pernah dijajah Inggris) sedangkan India merupakan tanah jajahan
Sejarah SMA/SMK K - 1
174
Inggris.Perlawanan juga terjadi terhadap Inggris yang ada di India, atas
inisiatif seorang Inggris (Allan Octavian Hume) pada tahun 1885
mendirikan Partai Kongres India. Di bawah kepemimpinan Mahatma
Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan: Swadesi,
Satyagraha dan Ahimsa. Ketiga elemen ini mengandung makna
kemandirian, menuntut kebenaran dengan memperjuangkan peraturan
yang sesuai dengan kepentingan bangsa India, serta melakukan suatu
perjuangan tanpa kekerasan (ahimsa dalam bahasa dilarang membunuh).
Nilai-nilai yang terkandung dalam garis per-juangan Partai Kongres India
ini banyak memberikan inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia seperti
melalui perjuangan organisasi dan Gerakan Samin.
1.2.3
Nasionalisme di Philipina
Philipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak
1571-1898. Seperti yang terjadi terhadap India dan Indonesia, ternyata
gerakan-gerakan yang ada di Asia ini bukan sekedar perlawanan
terhadap dominasi asing, tetapi lebih merupakan suatu revolusi politik dan
moral. Demikian juga dengan akibat yang ditimbulkan, hanyalah
penderitaan terhadap bangsa yang terjajah.
Dalam perkembangannya kemudian di Philipina muncul seorang
tokoh Jose Rizal, yang pada tahun 1892 melakukan perlawanan bawah
tanah terhadap kekejaman Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah
bagaimana membangkitkan nasionalisme Philipina dalam menghadapi
penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati
setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Perjuangan bangsa
Philipina melawan penjajah ini merupakan salah satu contoh perlawanan
terhadap dominasi asing yang kemudian juga terjadi di negara-negara
lain seperti di Mesir, Turki, dan Cina.
1.2.4
Gerakan nasionalisme Cina
Munculnya gerakan nasionalisme di Cina
diawali dengan
terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul
oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya
di tanah air Indonesia.
1.2.5
Gerakan Turki Muda
Sejarah SMA/SMK K - 1
175
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa
Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki MudaCina diawali
dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian
disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas
semangatnya di tanah air Indonesia.
2.
Peran Golongan Terpelajar, Profesional, dan Pers dalam Pergerakan
Nasional
Nasionalisme jika dilihat dari aspek bahasa, berasal dari kata Natie
(Belanda), atau nation (Inggris) yang berarti bangsa. Bangsa dapat
terbentuk karena faktor budaya, ekonomi, politik, teritorial/wilayah yang
memiliki kesepakat-an bersama serta mempunyai suatu tujuan tertentu.
Sebelum lahirnya pergerak-an nasional telah ada “benih-benih” terlebih
dahulu yaitu kesadaran nasional. Kesadaran nasional sebenarnya suatu
pandangan yang sangat terkait dengan soal perasaan, kehendak untuk
hidup bersama yang timbul antara sekelompok manusia yang nasibnya
sama dalam masa lampau yang mengalami penderitaan bersama.
Kesadaran nasional memiliki fungsi penting yakni suatu kesadaran yang
menempatkan pengalaman, perilaku serta tindakan individu/seseorang
dalam kerangka nasional.
Rasa kebangsaan terbentuk sejak Kebangkitan Nasional pada
tahun 1908. Perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia menghadapi
penjajah dipicu oleh harga diri sebagai bangsa yang ingin merdeka di
tanah airnya sendiri tanpa tekanan penjajah. Hal ini ditunjang dengan
munculnya pendidikan. Kebutuhan pendidikan telah disadari sebagai
kebutuhan yang tidak bisa ditunda dan diabai-kan lagi, kesadaran ini
semakin hari semakin meluas di Indonesia. Pendidikan pula yang
akhirnya melahirkan golongan terpelajar yang mampu membuka
kesadaran bahwa penguasaan ilmu pengetahuan merupakan bekal untuk
menghadapi bangsa Barat menuju kemerdekaan.
Selain golongan terpelajar muncul juga golongan sosial yang
bekerja sesuai dengan bidangnya yang disebut sebagai golongan
profesional, misalnya guru, dokter, dan wartawanMereka memiliki ruang
gerak sosial yang luas sehingga mendapat kesempatan pergaul-\an yang
Sejarah SMA/SMK K - 1
176
luas dengan masyarkat dari berbagai suku dan budaya yang berlainan.
Hubungan ini pada akhirnya tidak terbatas pada hubungan kerja,
keluarga, namun juga menciptakan hubungan sosial yang harmonis,
sehingga lambat laun muncul integritas nasional.
Selain dua golongan yang telah disebutkan di atas, peran pers
dalam pergerakan nasional juga sangat besar. Surat kabar yang
diidentifikasi sebagai surat kabar pertama yang dimiliki dan dierbitkan
oleh bangsa Indonesia adalah Medan Priyayi yang diterbitkan oleh R.M.
Tirtoadisuryo tahun 1907. Dan pendiri Medan Priyayi dianggap dianggap
sebagai wartawan pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat
untuk membentuk pendapat umum. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran kebangsaan yang aktualisasinya nampak dari semakin
banyaknya organisasi pergerakan, maka pers nasional juga semakin
menempatkan kedudukannya sebagai alat perjuangan pergerakan.
Biasanya tokoh pergerakan terlibat dalam kegiatan jurnalistik, bahkan
banyak di antaranya yang memulai aktivitasnya melalui profesi jurnalis.
Hampir semua organisasi pergerakan pada masa itu memiliki dan
menggunakan surat kabar atau majalah untuk menyuarakan ide-ide dan
aspirasi perjuangannya. Budi Utomo pada awal pertumbuhannya telah
mengambil alih Dharmo Kondo, majalah yang sebelumnya dimiliki dan
diterbitkan oleh orang Cina.7) Setelah mengalami masa pasang surut
dalam
perkembangannya,
menjadi Pewarta Oemoem,
harian
Dharmo
Kondo
berubah
nama
dan menjadi pembawa suara Partai
Indonesia Raya (Parindra). Selain Dharmo Kondo, Budi Utomo pernah
juga
menerbitkan Budi
Utomo (1920),
Adilpalamerta (1929),
dan Toentoenan Desa pada tahun 1930.
Sementara itu Sarekat Islam setelah mengadakan kongresnya yang
pertama pada tahun 1931 di Surabaya, menerbitkan Oetoesan Hindia. SI
juga menerbitkan Bendera Islam, Sarotama, Medan Moelimin, Sinar
Djawa, Teradjoe. Indische Partij di bawah pimpinan Tiga Serangkai
menjadikan Het Tijdsichrift dan De Expres sebagai alat propagandanya.
Melalui kedua media ini, tulisan-tulisan tokoh Indische Partij dimuat. Di
antaranya yang terkenal adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang
berjudul Als ik eens Nederlander was (Andaikata Aku Seorang Belanda).
Sejarah SMA/SMK K - 1
177
Lahirnya PKI (1920) makin menambah jumlah surat kabar partai.
Pada akhir tahun 1926, tercatat lebih dari dua puluh penerbitan PKI yang
tersebar di berbagai kota. Di lain tempat, organisasi pergerakan yang ada
di negeri Belanda, Perhimpunan Indonesia telah menerbitkan medianya
Indonesia Merdeka yang sebelumnya bernama Hindia Putera..Tulisantulisan tokoh PI dalam majalah tersebut banyak berpengaruh terhadap
perjuangan pergerakan di tanah air.
Bukan hanya organisasi politik yang menerbitkan pers, tapi
organisasi kedaerahan, organisasi kepemudaan, organisasi yang bersifat
sosial keagamaan turut pula menerbitkan surat kabar atau majalah. Para
perkumpulan ini telah menyadari pentingnya sebuah media pers untuk
menyampaikan aspirasi perjuangan. Demikianlah peranan pers nasional
sebagai
alat
perjuangan
dengan
orientasinya
yang
mendukung
perjuangan pergerakan nasional telah mengambil bagian penting dari
epsidoe perjuangan dalam upaya mencapai kemerdekaan.
3.
Organisasi-organisasi pada Masa Pergerakan Nasional
3.1
Budi Utomo
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi modern pertama kali di
Indonesia yang didirikan oleh Dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Istilah Budi Utomo berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bodhi atau
budhi, berarti “keterbukaan jiwa”, ”pikiran”, ”kesadaran”, “akal”, atau
“pengadilan”. Sementara itu, utomo berasal dari perkataan Jawa: utama,
yang dalam bahasa Sansekerta berarti “tingkat pertama” atau “sangat
baik” .
Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan pembangkit semangat
organisasi Budi Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di
Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan STOVIA), merupakan salah
satu tokoh pelajar yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya.
Wahidin menghimpun beasiswa agar dapat memberikan pendidikan
modern cara Barat kepada golongan priyayi Jawa dengan mendirikan
Studie Fonds atau Yayasan Beasiswa. Gerakan pendirianstudiefonds
disusul dengan berdirinya Budi Utomo
pada tanggal 20 Mei 1908 di
Jakarta. Organisasi ini diketuai oleh dr. Sutomo yang dibantu M. Suraji,
Sejarah SMA/SMK K - 1
178
M. Saleh, Mas Suwarno, M. Sulaeman, Gunawan dan Gumbreg. Tanggal
berdirinya Budi Utomo tersebut sampai sekarang diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional.
Program utama dari Budi Utomo mengusahakan perbaikan
pendidikan dan pengajaran. Programnya lebih bersifat sosial disebabkan
saat itu belum dimungkinkan didirikannya organisasi politik karena
adanya aturan yang ketat dari pihak pemerintah Hindia Belanda. Pada
tanggal 3 – 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan kongresnya yang
pertama di Yogyakarta. Kongres ini berhasil menetapkan tujuan
organisasi yaitu: Kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara,
terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternak-an dan
dagang, tehnik, industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus
Besar yang pertama terpilih R.T Tirtokusumo (Bupati Karang Anyar)
dengan wakil ketua dr. Wahidin Sudiro Husodo.
Dalam kongres itu, terdapat kelompok minoritas yang dipimpin Dr.
Cipto Mangunkusumo yang berusaha memperjuangkan Budi Utomo
berubah menjadi partai politik yang berjuang untuk mengangkat rakyat
pada umumnya (tidak terbatas hanya golongan priyayi) dan kegiatannya
meliputi seluruh Indonesia, tidak hanya Jawa dan Madura saja. Namun
pandangan Dr. Cipto Mangunkusumo gagal mendapat dukungan bahkan
pada tahun 1909 Dr. Cipto Mangunkusumo mengundurkan diri dari Budi
Utomo kemudian bergabung dengan Indische Partij.
Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Kolonial Belanda,
Budi Utomo pada tahun 1909 diberi status sebagai organisasi yang
berbadan hukum sehingga diharapkan organisasi pertama di Indonesia ini
dapat melakukan aktivitasnya secara leluasa. Gubernur Jenderal van
Heutsz menyambut Budi Utomo sebagai bagian keberhasilan dari
pelaksanaan politik etis. Dengan demikian, BU tumbuh menjadi
organisasi yang moderat, kooperatif terhadap pemerintah Hindia Belanda.
Pada perkembangannya BU mengalami stagnasi, aktivitasnya hanya
terbatas pada penerbitan majalahGoeroe Desa dan beberapa petisi yang
ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan. Kelambanan aktivitas BU disebabkan para pengurus
atau pemimpin mereka berstatus sebagai pegawai atau bekas pegawai
Sejarah SMA/SMK K - 1
179
pemerintah, sehingga mereka takut bertindak dan lemah dalam gerakan
kebangsaan. Di samping itu, BU kekurangan dana dan pemimpin yang
dinamis.
Pada tahun 1912 R.T Tirtokusumo berhenti sebagai ketua
digantikan oleh Pangeran Noto Diridjo, anak dari Paku Alam V yang
berusaha mengejar keter-tinggalan organisasi itu dalam aktivitasnya.
Ketua baru tidak banyak membawa perubahan. Hasil-hasil yang dicapai
antara lain perbaikan pengajaran di daerah Kasultanan Yogyakarta dan
Kasunanan
surakarta,
serta
mendirikan
organisasi
dana
belajar
Darmoworo.
Peran BU semakin memudar seiring berdirinya organsasi yang
lebih aktif dan penting bagi pribumi. Beberapa di antaranya bersifat
keagamaan, kebudaya-an dan pendidikan serta organisasi yang bersifat
politik. Organisasi baru tersebut antara lain: Sarekat Islam, Indische Partij,
dan Muhammadiyah. Dengan muncul-nya organisasi-organisasi baru
tersebut menyebabkan BU mengalami kemunduran. BU tidak bergerak
dalam bidang keagamaan dan politik sehingga anggota yang merasa
tidak puas dengan BU keluar dari organisasi itu dan masuk ke organisasi
baru yang dianggap lebih sesuai.
Keadaan yang demikian menjadikan BU berubah haluan ke arah politik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan peristiwa sebagai berikut:
a.
Dalam rapat umum BU di Bandung tanggal 5 dan 6 Agustus 1915
menetap-kan mosi, agar dibentuk milisi bagi bangsa Indonesia
namun
melalui
persetujuan
parlemen.
Pembentukan
milisi
berhubungan dengan meletusnya Perang Dunia I tahun 1914.
b.
BU menjadi bagian dalam Komite “ Indie Weerbaar” yaitu misi ke
Negeri Belanda dalam rangka untuk pertahanan Hindia Belanda.
Meski undang-undang wajib militer atau pembentukan suatu milisi
gagal dipenuhi pemerintah Belanda, ternyata parlemen Belanda
menyetujui pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) sebagai Hindia
Belanda. BU segera membentuk sebuah Komite Nasional untuk
menghadapi pemilihan anggota Volksraad meskipun demikian
Komite Nasional ini tidak dapat berjalan sesuai harapan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
180
Dr. Sutomo yang tidak puas dengan BU pada tahun 1924
mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya. Penyebabnya adalah
asas “Kebangsaan Jawa” dari BU sudah tidak relevan dengan
perkembangan rasa kebangsaan yang menuju pada sifat nasional.
Indonesische Studieclub ini pada per-kembangannya menjadi Persatuan
Bangsa Indonesia. Pada konggres BU tahun 1923 diusulkan adanya asas
non kooperatif sebagai asas perjuangan namun ditolak oleh sebagian
peserta konggres.
Pada tahun 1927 BU masuk dalam PPPKI (Permufakatan
Perhimpunan-
Perhimpunan
Politik
Kebangsaan
Indonesia)
yang
dipelopori Ir. Sukarno. Meskipun demikian, BU tetap eksis dengan asas
kooperatifnya. Pada tahun 1928 BU menambah asas perjuangannya
yaitu: ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia.
Hal ini sebagai isyarat bahwa BU menuju kehidupan yang lebih luas tidak
hanya Jawa dan Madura namun meliputi seluruh Indonesia. Usaha ini
diteruskan dengan mengadakan fusi dengan PBI (Persatuan Bangsa
Indonesia) suatu partai pimpinan Dr. Sutomo. Fusi ini terjadi pada tahun
1935, hasil fusi melahirkan Parindra (Partai Indonesia Raya), sehingga
berakhirlah riwayat BU sebagai organisasi pergerakan pertama di
Indonesia.
3.2
Sarekat Islam
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, pada tahun 1911
berdirilah organisasi yang disebut Sarekat Dagang Islam. Latar belakang
ekonomis perkumpulan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi
pedagang orang-orang Cina. Hal ini juga sebagai isyarat bahwa golongan
muslim sudah saatnya menunjukkan kemampuannya. Atas prakarsa K.H.
Samanhudi seorang saudagar batik dari Laweyan – Solo berdirilah
sebuah organisasi yang pada awalnya anggotanya para pedagang batik
di kota Solo. Tujuannya untuk memperkuat persatuan sesama pedagang
batik dalam menghadapi persaingan dengan pedagang Cina yang
menjadi agen-agen bahan-bahan batik. Para pengusaha tersebut
umumnya beragama Islam sehingga organisasi tersebut bernama
Sarekat Dagang Islam.
Sejarah SMA/SMK K - 1
181
Sarekat Dagang Islam mengalami kemajuan pesat karena dapat mengakomodasi kepentingan rakyat biasa. Oleh sebab itu, organisasi ini
menjadi lambang persatuan bagi masyarakat yang tidak suka dengan
orang-orang Cina, pejabat-pejabat priyayi dan orang-orang Belanda. Di
Solo, gerakan yang bercorak nasionalistis, demokratis, religius, dan
ekonomis ini berdampak pada permusuhan antara rakyat biasa dengan
kaum pedagang Cina, sehingga sering terjadi bentrok di antara mereka.
Pemerintah Hindia Belanda semakin khawatir dengan gerakan yang
bersifat radikal ini karena berpotensi menjadi gerakan melawan
pemerintah. Hal ini menyebabkan Sarekat Dagang Islam pada tanggal 12
Agustus 1912 diskors oleh residen Surakarta dengan larangan untuk
menerima anggota baru dan larangan mengadakan rapat. Karena tidak
ada bukti untuk melakukan gerakan anti pemerintah maka tanggal 26
Agustus 1912 skors tersebut dicabut.
Atas usul dari H.O.S Cokroaminoto pada tanggal 10 September
1912 Sarekat Dagang Islam berubah menjadi Sarekat Islam. K.H
Samanhudi diangkat sebagai ketua Pengurus Besar SI yang pertama dan
H.O.S Cokroaminoto sebagai komisaris. Setelah menjadi SI sifat gerakan
menjadi lebih luas karena tidak dibatasi keanggotaannya pada kaum
pedagang saja. Dalam Anggaran Dasar tertanggal 10 September 1912,
tujuan perkumpulan ini diperluas:
a. Memajukan perdagangan;
b. Memberi pertolongan kepada anggota yang mengalami kesukaran
(semacam usaha koperasi);
c. Memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut perintah agama;
dan
d. Memajukan agama Islam serta menghilangkan faham- faham yang
keliru tentang agama Islam.
Program yang baru tersebut masih mempertahankan tujuan lama yaitu
dalam bidang perdagangan namun tampak terlihat perluasan ruang gerak yang
tidak membatasi pada keanggotaan para pedagang tetapi terbuka bagi semua
masyarakat. Tujuan politik tidak tercantumkan karena pemerintah masih
melarang adanya partai politik. Perluasan keanggotaan tersebut menyebabkan
Sejarah SMA/SMK K - 1
182
dalam waktu relatif singkat keanggotaan SI meningkat drastis. Gubernur Jenderal
Idenburg dengan hati-hati mendukung SI dan pada tahun 1913 Idenburg
memberi pengakuan resmi kepada SI meski banyak pejabat Hindia Belanda
menentang kebijakannya.
SI mengadakan kongres I di Solo pada tanggal 26 Januari 1913.
Konggres yang dipimpin oleh H.O.S Cokroaminoto antara lain mejelaskan bahwa
SI bukan sebagai partai politik dan tidak beraksi untuk melakukan pergerakan
secara radikal melawan pemerintah Hindia Belanda. Meskipun demikian, asas
Islam yang dijadikan prinsip organisasi menjadikan SI sebagai simbol persatuan
rakyat yang mayoritas memeluk Islam serta adanya kemauan untuk mempertinggi martabat atau derajat rakyat. Cabang-cabang SI telah tersebar di seluruh
pulau Jawa dengan jumlah anggota yang sangat banyak.
Kongres SI II diadakan di Solo tahun 1914, yang memutuskan antara
lain bahwa keanggotaan SI terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia dan
membatasi keanggotaan dari golongan pagawai Pangreh Praja. Tindakan ini
sebagai cara untuk memperkuat identitas dan citra bahwa SI sebagai organisasi
rakyat. Pemerintah Hindia Belanda tidak suka melihat kekuatan SI yang begitu
besar dan bersikap berani. Untuk membatasi kekuatan SI, pemerintah
menetapkan peraturan pada tanggal 30 Juni 1913 bahwa cabang-cabang SI
harus bersikap otonom atau mandiri untuk daerahnya masing-masing. Setelah
terbentuk SI daerah berjumlah lebih dari 50 cabang, pada tahun 1915 SI
mendirikan CSI (Central Sarekat Islam) di Surabaya. Tujuan didirikannya CSI
adalah dalam rangka memajukan dan membantu SI di daerah serta mengadakan
hubungan antara cabang-cabang SI.
Kongres III SI diadakan di kota Bandung pada tanggal 17-24 Juni 1916.
Konggres yang dipimpin H.O.S Cokroaminoto tersebut bernama Kongres
Nasional Sarekat Islam pertama, yang dihadiri hampir 80 SI daerah. Dicantumkannya kata “nasional” dalam kongres tersebut dimaksudkan, bahwa SI menuju
ke arah persatuan yang teguh dan semua golongan atau tingkatan masyarakat
merasa sebagai satu bangsa.
Kongres Nasional SI kedua dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 20 –
27 Oktober 1917. Dalam kongres tersebut menyetujui bahwa CSI tetap dalam
garis parlementer-evolusioner meskipun lebih berani bersikap kritis terhadap
pemerintah. Pada tahun 1918, SI mengirimkan wakilnya ke Volksraad yaitu Abdul
Sejarah SMA/SMK K - 1
183
Muis (dipilih) dan H.O.S Cokroaminoto (diangkat). Dalam sidang Volksraad,
H.O.S Cokroaminoto mengusulkan agar lembaga tersebut menuju pada status
dan fungsi parlemen yang sesungguhnya.
3.3
Indische Partij (IP)
IP didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh
Tiga Serangkai yaitu E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setyabudi), dr.
Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Organisasi yang bercorak politik ini juga berusaha menggantikan Indische
Bond yang merupakan wadah bagi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898. Penggagas IP adalah Douwes Dekker,
seorang Indo – Belanda yang mengamati adanya keganjilan-keganjilan
dalam masyarakat kolonial, khususnya diskriminasi antara keturunan
Belanda asli dengan kaum Indo. Ia juga memperluas pandangannya
untuk peduli dengan nasib masyarakat Indonesia yang masih hidup
dalam belenggu aturan kolonialis. Melalui tulisan-tulisan para tokoh IP
dalam majalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Express, mereka
menyampaikan pemikiran-pemikirannya. Mereka berusaha menyadarkan
golongan Indo dan pribumi, bahwa masa depan mereka terancam oleh
bahaya yang sama yaitu eksploitasi kolonial. Untuk melancarkan aksi-aksi
perlawanan terhadap kolonial tersebut, mereka mendirikan Indische
Partij.
IP terbuka bagi semua golongan sehingga keanggotaannya
meliputi kaum pribumi, bangsa Eropa yang tinggal di Hindia Belanda,
Indo-Belanda, keturunan Cina dan Arab serta lainnya. Tujuan IP adalah:
“Indie‟ merdeka, dengan dasar “ Nasional Indische” melalui semboyan “
Indie untuk Indiers” berusaha mem-bangun rasa cinta tanah air serta
bersama-sama memajukan tanah air untuk menyiapkan kemerdekaan. IP
berdiri berdasarkan nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan
Indonesia yang mengakomodasi semua orang pribumi, Belanda,
keturunan Cina dan Arab serta lainnya. Namun pemerintah Hindia
Belanda bersikap tegas terhadap IP. Permohonan yang diajukan kepada
Gubernur Jenderal agar IP mendapat pengakuan sebagai badan hukum
pada tanggal 4 Maret 1913 ditolak dengan alasan bahwa organisasi
Sejarah SMA/SMK K - 1
184
tersebut berdasarkan politik dan mengancam keamanan Hindia Belanda.
Bahkan pemerintah tetap menganggap IP sebagai partai terlarang.
Pada peringatan ulang tahun ke-100 kemerdekaan Belanda dari
penjajah-an Perancis, di Bandung dibentuk Komite Bumiputra. Komite ini
mengirim telegram kepada Ratu Belanda yang berisi antara lain
permintaan dibentuknya majelis perwakilan rakyat yang sejati serta
adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan. Salah seorang tokoh
Komite Bumiputra yaitu Suwardi Suryaningrat, menulis sebuah artikel yang
berjudul “Als ik een Nederlander was” (Seandainya Saya Seorang
Belanda), yang berisi sindiran tajam terhadap ketidakadilan di daerah
jajahan. Adanya sesuatu yang ironis, di saat Belanda akan merayakan
kebebasannya dari penjajah Perancis dilain pihak tenyata Belanda
menjajah bangsa Indonesia. Kegiatan Komite ini dianggap oleh Belanda
sebagai aktivitas yang membahayakan sehingga pada tahun 1913 ketiga
tokoh IP dijatuhi hukuman pengasingan di negeri Belanda. Saat di
Belanda, mereka aktif dalam perkumpulan Perhimpunan Indonesia.
Dengan pengasingan tokoh-tokoh utama IP membawa pengaruh
terhadap aktivitas organisasi tersebut sehingga para pengikutnya bubar.
Namun
propaganda
IP
tentang
“Nasionalisme
Indonesia”
dan
kemerdekaan menjadi bagian dari semangat bangsa di kemudian hari,
terutama dalam organisasi-organisasi setelah IP.
3.4
Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam modern yang berdiri
di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1918 dan didirikan oleh tokoh
agama K.H Ahmad Dahlan. Pada awalnya, K.H Ahmad Dahlan masuk
dalam organisasi Budi Utomo dengan harapan dapat memberikan
pemikiran Islam pembaharuan kepada anggota organisasi tersebut,
namun cara tersebut kurang efektif sehingga ia mendirikan organisasi
Muhammadiyah.
Muhammadiyah
mencurah-kan
kegiatannya
pada
usaha-usaha pendidikan serta kesejahteraan. Dalam program dakwahnya
berusaha menghapus bentuk-bentuk pemikiran dan pelak-sanaan Islam
yang dihubungkan dengan hal-hal mistik atau takhayul. Ide pembaharuan
Sejarah SMA/SMK K - 1
185
K.H Ahmad Dahlan dipengaruhi gerakan pembaharuan di Arab saat ia
menuntut ilmu agama di sana.
Faktor lain yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah
tertinggal-nya pendidikan yang dapat menyeimbangkan antara ilmu
agama dengan ilmu umum. Pendidikan agama secara tradisional
memfokuskan pada pendidikan di pondok pesantren yang hanya
mempelajari ilmu agama sehingga berdampak pada tertinggalnya
masyarakat
kepada
ilmu-ilmu
umum.
Muhammadiyah
berusaha
mengembangkan kedua ilmu tersebut sehingga pendidikan umum di
Indonesia juga tidak tertinggal dibanding sistem pendidikan Belanda di
Indonesia.
Muhammadiyah juga sering mengkritik kebiasaan-kebiasaan
dalam adat Jawa yang dicampur dengan ajaran Islam namun
menyimpang dari ajaran Islam. Hal ini menyebabkan Muhammadiyah
sering mengalami konflik dengan komunitas agama Islam di Jawa.
Muhammadiyah berusaha menjaga jarak dengan urusan politik praktis
namun tidak menentang politik. Hal ini dibuktikan para
anggotanya
dengan leluasa diijinkan masuk dalam organisasi politik.
Dengan jumlah anggota yang terus meningkat, organisasi itu
berhasil mendirikan berbagai usaha seperti rumah sakit, panti asuhan,
sekolahan dan lain-lain yang sampai sekarang masih tetap eksis. Untuk
kepentingan
tersebut
didirikanlah
rumah
sakit
dengan
diawali
dibangunnya PKU (Pertolongan Kesengsaraan Umum) pada tahun 1923.
PKU
kemudian
Muhammadiyah
berubah
juga
menjadi
Pembina
mengembangkan
Kesejahteraan
per-kumpulan
Umat.
kepanduan
(pramuka) yaitu Hisbul Wathon atau HW. Selanjutnya dikembangkan pula
organisasi otonom Muhammadiyah sebagai penunjang dari organisasi
tersebut seperti Pemuda Muhammadiyah, Aisyiah, dan Nasyiatul Aisyiah.
3.5
Nahdatul Ulama
NU didirikan oleh para kiai tradisional yang merasa terancam
dengan berkembangnya Islam reformis di Indonesia. Di samping itu, para
kiai tradisional mengganggap bahwa gerakan Islam pembaharu di
Indonesia yang dipelopori Muhammadiyah terlalu moderat dan terbuka
Sejarah SMA/SMK K - 1
186
terhadap nilai-nilai budaya Barat. Sikap Muhammadiyah tersebut
menyebabkan para kiai tradisional yang biasanya dalam komunitas
pondok pesantren mempertimbangkan untuk membuat suatu wadah
organisasi yakni Nahdatul Ulama (NU).
Para ulama (seperti K.H. Hasyim Asy‟ari, K.H. Abdul Wahab
Khasbullah, K.H. Bisri Syamsuri, K.H. Mas Alwi dan K.H. Ridwan)
mendirikan NU pada tanggal 31 Januari 1926 dalam sebuah pertemuan di
Surabaya. Rapat di rumah K.H. Wahab Khasbullah tersebut dianggap
sebagai
pembentukan
NU,
dipimpin
oleh
K.H.
Hasyim
Asy‟ari.
Pembentukan kepengurusan NU terdiri atas unsur ulama dan non-ulama,
tetapi unsur ulamanya lebih dominan. Para ulama umumnya adalah
pemimpin pondok pesantren sementara non-ulama berprofesi sebagai
tuan tanah, pedagang, dan lain-lain. Mereka yang non-ulama diberi posisi
di badan eksekutif (Tanfidziah), sementara para ulama menjadi badan
legislatif (Syuriah). Secara teoritis, Tanfidziah bertanggung jawab kepada
Syuriyah. K.H. Hasyim Asy‟ari menjabat Ketua (Rois) syuriyah sampai
akhir hayatnya, sementara K.H. Wahan Khasbullah sebagai Sekretaris
Syuriah.
Basis masa terkuat NU berada di Jawa Timur dan Jawa Tengah,
terutama di lingkungan pedesaan. Anggaran dasar NU yang pertama
dibuat pada Muktamar ke-3 pada tanggal 8 Oktober 1928. Format
anggaran dasarnya sesuai dengan undang-undang perhimpunan Belanda
sebagai strategi agar pemerintah Hindia Belanda mengakuinya sebagai
organisasi yang sah. Atas dasar hal tersebut, NU diberi status sebagai
organisasi yang berbadan hukum pada bulan Februari 1930. Dalam
anggaran dasar disebutkan bahwa tujuan NU adalah mengembangkan
ajaran-ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah dan melindungi-nya dari
penyimpangan kaum pembaharu dan modernis.
Anggaran dasar NU berupaya melindungi Islam tradisional dari
gagasan dan ide kaum pembaharu. Namun tidak semua anggaran dasar
NU menolak terhadap pemikiran kaum pembaharu. Hal ini dibuktikan
dengan dukungannya kepada pengembangan pendidikan dan kreasi
kerja yang terkait dengan organisasi modern Muhammadiyah. Prioritas
program dalam anggaran dasar NU menunjukkan bahwa organisasi ini
Sejarah SMA/SMK K - 1
187
lebih bersifat sosial – keagamaan. Pada tahun 1937, NU bergabung
dengan MIAI (Majelis Islam A‟la Indonesia) sebagai bentuk kerja sama
antarelemen-elemen Islam untuk menghadapi tantangan dari luar, yaitu
ancaman pasukan Jepang yang mulai bersikap ekspansif.
3.6.
Perhimpunan Indonesia (PI)
Kemunculan organisasi di tanah air membuat para pemuda
Indonesia yang bermukim di negeri Belanda ingin ikut berperan dengan
mendirikan sebuah perkumpulan. Perkumpulan itu dinamakan Indische
Vereeniging yang artinya “Perhimpunan Hindia” pada tanggal 25 Oktober
1908 dengan pendirinya antara lain Sutan Kasayangan dan Notosuroto.
Pada awalnya organisasi ini tidak bertujuan untuk perjuangan politik
namun pada upaya memperhatikan kepenting-an bersama dari penduduk
Hindia Belanda yang ada di negeri Belanda. Setelah berakhirnya Perang
Dunia I di Eropa, semangat nasionalisme berkembang di kalangan
pemimpin Indische Vereeniging. Tujuan organisasi ini adalah:
a. Mengusahakan
suatu
pemerintahan
untuk
Indonesia,
yang
bertanggung jawab terhadap rakyat Indonesia.
b. Kemerdekaan harus dicapai oleh orang-orang Indonesia sendiri tanpa
bantuan apapun.
c. Persatuan nasional harus dipupuk, segala macam perpecahan harus
dihindarkan agar tujuan perjuangan segera tercapai.
Pada tanggal 1 Maret 1916 diterbitkan majalah “Hindia Putera”
yang merupakan alat penghubung para anggota Indische Vereeniging.
Pada
tahun
“Indonesche
1922
nama
Vereeniging”
Indische
yang
Vereeniging
berarti
diubah
Perhimpunan
menjadi
Indonesia.
Perubahan ini juga bermakna pada perubahan kegiatan organisasi yang
tidak semata – mata bersifat sosial tetapi juga politik. Pada tahun 1924
tujuan dari Perhimpunan Indonesia dengan tegas mencantum-kan
”Kemerdekaan Indonesia”. Propaganda tentang kemerdekaan tersebut
antara lain melalui majalah “Indonesia Merdeka” yang sebelumnya
bernama “Hindia Putera”.
Sejarah SMA/SMK K - 1
188
Semakin bertambahnya mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu
di negeri Belanda maka kekuatan PI bertambah besar. Kedatangan
tokoh-tokoh Indische Partij yang dieksternir ke negeri Belanda pada tahun
1913 seperti Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Soeryaningrat sangat
menguntungkan per-kembangan PI. Pada tahun 1925 dibuat anggaran
dasar yang baru yang merupakan penegasan yang lebih jelas dari
perjuangan PI. Di dalamnya disebut-kan bahwa kemerdekaan penuh bagi
bangsa Indonesia dapat diperoleh dengan aksi bersama seluruh kaum
nasionalis dan berdasarkan kekuatan sendiri. Dalam konggres ke-6 Liga
Demokrasi Internasional untuk Perdamaian pada bulan Agustus 1926 di
Paris Perancis, Muhammad Hatta yang mewakili PI dengan tegas
menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan Indonesia. PI juga ikut ambil
bagian dalam kongres Anti Kolonial (Liga Anti Kolonial) pada bulan
Pebruari 1927 di Brussel Belgia. Delegasi Indonesia yang dipimpin
Muhammad Hatta menuntut agar menghapus kolonialisme di Indonesia
serta melepaskan tokoh-tokoh Indonesia yang ditawan.
Kegiatan
PI
di
tingkat
internasional
dianggap
merugikan
pemerintah Belanda sehingga muncul reaksi keras. Para tokoh PI dituduh
telah menghasut untuk melakukan pemberontakan sehingga pada
tanggal 10 Juni 1927 empat tokoh PI yaitu Muhammad Hatta, Nazir
Pamuncak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdulmajid Joyodiningrat ditahan
namun mereka dibebaskan karena tidak adanya bukti yang lengkap
berkaitan dengan tuduhan dari pemerintah Belanda. Gerakan PI
mempengaruhi organisasi pergerakan di Indonesia sehingga nanti lahir
partai-partai atau organisasi yang bersikap radikal terhadap kolonialisme
seperti PNI dan lainnya.
3.7
Partai Komunis Indonesia (PKI)
Pada tanggal 4 Mei 1914 di Semarang berdiri sebuah organisasi
yang bernama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV).
Pendirinya adalah orang Belanda yang berfaham komunis, yaitu H.J.F.M.
Sneevliet bersama J.A. Brandsteder, H.W.Dekker dan P. Bergsma.
Organisasi ini tidak mendapat sambutan dari rakyat sehingga namanya
kemudian diubah menjadi Partai Komunis Hindia tanggal 20 Mei 1920.
Sejarah SMA/SMK K - 1
189
Kemudian bulan Desember 1920 diubah menjadi Partai Komunis
Indonesia (PKI) oleh Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), dan
Bergsma (sekretaris). Untuk menarik minat masyarakat agar mau masuk
dalam organisasi ini dilakukan penyusupan ke organisasi-organisasi yang
sudah ada, serta melakukan propaganda yang menggunakan ayat-ayat
suci Al- Quran.
Organisasi
ini
melakukan
kegiatan
pemberontakan
pada
pemerintah Belanda. Namun pemberontakan yang kurang persiapan
tersebut dapat dipatahkan Belanda. Pemberontakan PKI tahun 19261927 menyebabkan PKI dianggap sebagai partai terlarang oleh
pemerintah dan segala bentuk pergerakan ditekan oleh kolonial.
3.8
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Setelah PKI dianggap sebagai partai terlarang oleh pemerintah
kolonial, dirasa perlu adanya organisasi baru untuk menyalurkan aspirasi
masyarakat yang sulit ditampung oleh organisasi atau partai politik yang
telah ada. Pengambil inisiatif gerakan ini adalah Ir. Sukarno yang pada
tahun 1925 mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung. Perkumpulan
ini yang di dalamnya terdapat mantan aktivis Perhimpunan Indonesia di
negeri Belanda yang telah kembali ke Indonesia, menempuh jalan nonkooperasi atau tidak bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah
kolonial. Pada tanggal 4 Juli 1927 atas inisiatif Algemeene Studie Club
diadakan rapat untuk mendirikan Partai Nasional Indonesia yang dihadiri
oleh Ir. Sukarno, Cipto Mangunkusumo, Sujadi, Iskaq Cokrohadisuryo,
Budiarto, dan Sunario. Dalam rapat tersebut, Cipto Mangunkusumo tidak
setuju dengan pembentukan partai baru sebab PKI baru saja ditindak
oleh pemerintah akibat melakukan pemberontakan.
Dalam anggaran dasarnya, PNI menyatakan bahwa tujuan PNI
adalah bekerja untuk kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini akan dicapai
dengan asas “ kepercayaan pada diri sendiri”, artinya memperbaiki
keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan sendiri antara lain
dengan
mendirikan
sekolah-sekolah,
poliklinik,
bank
nasional,
perkumpulan koperasi, dan lain-lain. Hal ini berarti sikap PNI adalah nonkooperasi dengan pemerintah Hindia Belanda (Nugroho Notosusanto,
Sejarah SMA/SMK K - 1
190
1975: 215). PNI menolak bergabung dengan dewan-dewan yang dibentuk
pemerintah seperti Volksraad (Dewan Rakyat), Gemeenteraden (Dewandewan
kotapraja),
Provincieraden
(Dewan-dewan
propinsi)
atau
Regentschapsraden (Dewan-dewan kabupaten) serta lainnya ( Sagimun
MD, 1989: 93).
PNI mengganggap bahwa lahirnya partai politik tersebut sebagai
awal lahirnya nasionalisme Indonesia murni yang memperjuangkan
kemerdekaan atas kemauan dan kekuatan sendiri sehingga berbeda
dengan organisasi politik perintis sebelumnya yaitu Indishe Partij yang
dipimpin oleh Douwes Dekker. Perbedaan mendasar antara asas
kebangsaan atau nasionalisme dari IP dengan PNI adalah :
a. Nasionalisme yang dianut IP berasas “Indisch Nastionalisme”, yang
menyatakan bahwa tanah air Indonesia bukan hanya milik orang
Indonesia asli tapi juga orang-orang Indo atau perananakan Belanda,
perananakan Cina, dan lain-lain yang lahir dan merasa memiliki
Indonesia. Nasionalisme IP berasaskan kebudayaan Barat yang
disesuaikan dengan kebudayaan pribumi. Dan perjuangan IP lebih
mengutamakan pada nasib atau keadaan kaum Indo-Belanda
meskipun juga memperhatikan nasib kaum pribumi.
b. Nasionalisme PNI berasaskan nasionalisme murni serta berdasarkan
kebudayaan asli Indonesia meski bersedia menerima unsur-unsur
budaya asing yang dapat memajukan kebudayaan sendiri (Sagimun
MD, 1989:95).
Tujuan
utama
PNI
adalah
untuk
mencapai
kemerdekaan
Indonesia dengan mempersatukan seluruh semangat kebangsaan rakyat
Indoensia menjadi satu kekuatan nasional. Nasionalisme itu dikenal
sebagai Trilogi PNI yaitu:
a. Nationale geest (jiwa atau semangat nasional)
b. Nationale wil (kemauan atau kehendak nasional)
c. Nationale daad (perbuatan nasional)
Keanggotaan PNI adalah warga pribumi atau Indonesia asli yang minimal
berusia 18 tahun. Sedangkan warga keturunan (Cina, Arab, Indo-Belanda
dll) hanya dapat diterima sebagai anggota luar biasa. PNI semakin
berpengaruh dengan gaya kepemimpinan Sukarno yang mendasarkan
Sejarah SMA/SMK K - 1
191
perjuangannya pada asas Marhaenisme (sosio-nasionalisme dan sosiodemokrasi). Marhaenisme sebagai istilah yang diciptakan Sukarno
merupakan ideologi kerakyatan yang mencita-citakan terbentuknya
masyarakat
sejahtera
secara
merata.
Sosio-nasionalisme
adalah
nasionalisme yang berperikemanusiaan sedangkan sosio-demokrasi
adalah demokrasi yang menuju pada kesejahteraan sosial, kesejahteraan
seluruh bangsa.
Cita-cita persatuan yang sering ditekankan dalam rapat-rapat
umum PNI, dalam waktu relatif singkat dapat terwujud. Dalam rapat
umum di Bandung tanggal 17-18 Desember 1927 beberapa organisasi
dan partai politik seperti PNI, Partai Sarekat Islam, Budi Utomo,
Pasundan, Sumatrabond, Kaum Betawi, dan Algeemene Studieclub
sepakat
untuk
mendirikan
suatu
federasi
PPPKI
(Permufakatan
Perhimpunan – Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia).
Pada rapat PNI di Bandung tanggal 24-26 Maret 1928 disusun
program asas dan daftar usaha yang merupakan anggaran dasar PNI
yang kemudian disahkan pada kongres PNI I di Surabaya pada tanggal
27-30 Mei 1928. Program asas tersebut mengemukakan bahwa
perubahan-perubahan struktur masyarakat Belanda pada abad XVI yang
membawa kebutuhan-kebutuhan ekonomi baru, menyebabkan timbulnya
imperalisme Belanda. Dengan imperalisme ini, Indonesia dijadikan tempat
mengambil bahan mentah, pasar untuk hasil industrinya dan tempat
penanaman modal. Hal ini merusak struktur sosial, ekonomi dan politik
bangsa Indonesia dan menghambat usaha untuk memperbaikinya. Syarat
utama memperbaiki susunan masyarakat Indonesia adalah kemerdekaan
politik. Karena alasan-alasan ekonomi dan sosial maka Belanda tidak
bersedia
meninggalkan
tanah
jajahannya
(Nugroho
Notosusanto,
1975:216).
Dalam daftar usaha atau rencana kerja, PNI mencantumkan
usaha-usaha diberbagai aspek kehidupan. Pada kongres PNI I di
Surabaya tangal 27-30 Mei 1928, berhasil mengesahkan anggaran dasar,
program asas dan rencana kerja PNI. Kongres tersebut juga sepakat
memilih Ir. Sukarno sebagai ketua Pengurus Besar PNI dan Mr. Sartono
sebagai bendahara. PNI juga berperan dalam mendukung gerakan
Sejarah SMA/SMK K - 1
192
pemuda. Hal ini dibuktikan dengan dukungannya terhadap terlaksananya
Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda.
Pada tanggal 18-20 Mei 1929 dilaksanakan Kongres PNI II di
Jakarta, dengan keputusan antara lain:
a. Bidang ekonomi dan sosial, dengan mendukung berkembangnya Bank
Nasional Indonesia, mendirikan koperasi, studiefond, serikat-serikat
kerja, mendirikan sekolah, dan rumah sakit.
b. Bidang politik, mengadakan hubungan dengan Perhimpunan Indonesia
di negeri Belanda dan menunjuk PI sebagai wakil PPPKI di luar
negeri.
Gerakan dan kegiatan PNI menimbulkan reaksi dari pihak
pemerintah yang dianggap akan membahayakan posisi pemerintah
Hindia Belanda. Bahkan beredar isu jika PNI bersiap mengadakan
pemberontakan melawan pemerintah Hindia Belanda. Pada tanggal 29
Desember 1929, Ir. Sukarno ditangkap oleh pihak keamanan Belanda di
Yogyakarta kemudian dibawa ke Bandung. Sementara itu, para anggota
atau pengurus juga ditangkap. Empat tokoh PNI yaitu Ir. Sukarno, Gatot
Mangkuprojo, Maskun Sumadireja, dan Supriadinata diajukan ke
pengadilan negeri di Bandung. Namun sikap pemerintah Belanda yang
reaksioner terhadap tokoh PNI mendapat kritik tajam para anggota
Volksraad. Anggota Fraksi Nasional di Volksraad yaitu Muhammad Husni
Tamrin
berpendapat
bahwa
tindakan
pemerintah
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan dan pemerintah telah berlaku tidak bijaksana dan
tidak adil dalam menghadapi pergerakan rakyat Indonesia (Sagimun
MD,1989: 107).
Putusan hukuman terhadap toloh-tokoh PNI tersebut dijatuhkan
pada tanggal 22 Desember 1930 yang dikukuhkan oleh Raad van Justitie
Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 17 April 1931. Keputusan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ir. Sukarno selaku Ketua Pengurus Besar PNI dijatuhi hukuman
penjara selama 4 tahun;
b. Gatot Mangkupraja, selaku Sekretaris II Pengurus Besar PNI dijatuh
hukuman 2 tahun;
Sejarah SMA/SMK K - 1
193
c. Maskun Sumadireja, selaku Sekretaris II PNI Cabang Bandung dijatuhi
hukuman penjara 1 tahun delapan bulan; dan
d. Suprianata, selaku anggota PNI Cabang Bandung dijatuhi hukuman 1
tahun 8 bulan.
Dalam pembelaannya atau pledoi, Sukarno membacakan dalam
bahasa Belanda yang berjudul “ Indonesia klaagt aan”, artinya Indonesia
Menggugat. Pledoi tersebut dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa
karena secara ilmiah mengecam sistem dan cara pemerintah Belanda
dalam menindas rakyat Indonesia. Namun pemerintah tetap melakukan
tekanan terhadap PNI dan menganggap PNI sebagai partai terlarang
yang bertujuan melakukan kegiatan makar terhadap pemerintah. Akhirnya
PNI menyatakan membubarkan diri sebagai organisasi atau partai politik.
3.9
Organisasi-Organisasi Wanita
Menjelang awal abad ke-20, terjadilah perubahan-perubahan di
masyarakat Indonesia yang disebabkan terbukanya negeri ini dari
masalah perekonomian. Dimulai dengan perubahan cara pandang
penduduk pribumi sehingga selanjutnya muncul gagasan kemajuan.
Gagasan kemajuan ini sebagai dampak dari pengaruh dan pemikiran
pokok R.A Kartini (1879-1904), yang tercermin dalam surat-surat
pribadinya yang diterbitkan pada tahun 1912 dengan judul Door duisternis
tot licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Penerbitan buku ini menimbulkan
semangat dan simpati mengenai gerakan emansipasi wanita di Indonesia
bahkan negeri-negeri lain (Nugroho Notosusanto, 1975: 243).
Pada tahun 1904 di Jawa Barat berdiri sekolah yang dipelopori
oleh Raden Dewi Sartika (1884-1947). Semula sekolah tersebut bernama
Sekolah Istri dan kemudian menjadi Keutamaan Istri.
Pada tahun 1912 di Jakarta lahir organisasi wanita yang bernama
“Puteri Mardika” dengan dibantu organisasi Budi Utomo. Tujuan
berdirinya Putri Mardika memajukan pendidikan untuk kaum wanita serta
mempertinggi sikap untuk “merdeka” atau emansipasi. ”Keutamaan Istri”
yang
dirintis
Dewi
Sartika
bertujuan
mendirikan
sekolah-sekolah
perempuan seperti di Tasikmalaya (1913), Sumedang (1916), Cianjur
(1916), Ciamis (1917), dan Cicurug (1918). Perkumpukan Kartinifonds
Sejarah SMA/SMK K - 1
194
(Dana Kartini) berdiri tahun 1912 oleh seorang penganjur politik ethis
yaitu Tuan dan Nyonya C. Th. Van Deventer yang mendirikan sekolahsekolah Kartini di Semarang, Madiun, Malang, Cirebon, dan lain-lain.
Corak pergerakan wanita pada masa awal tersebut sebagai
pergerakan perbaikan kedudukan dalam hidup keluarga, perkawinan dan
perluasan kecakapan sebagai pemegang rumah tangga dengan jalan
menambah
lapangan
pengajaran,
memperbaiki
pendidikan
serta
mempertinggi kecakapan-kecakapan keterampilan wanita yang bersifat
khusus. Gerak kemajuan ini dilakukan secara perlahan. Selanjutnya,
kaum wanita terjun dalam politik praktis setelah kaum wanita ambil bagian
dalam kegiatan Sarekat Islam, PNI serta organisasi politik lainnya.
Setelah terlaksananya Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober
1928, terdapat juga kecenderungan organisasi-organisasi puteri atau
kewanitaan untuk bersatu. Dalam Kongres Wanita Indonesia I di
Yogyakarta yang dilaksanakan tanggal 22-25 Desember 1928, dihadiri
kurang lebih 9 organisasi dihasilkan suatu wadah persatuan wanita yang
berbentuk federasi yaitu PPI (Perserikatan Perempuan Indonesia). Dalam
kongresnya ke-2 tanggal 28-31 Desember 1930 nama PPI diubah
menjadi PPPI (Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia).
3.10
Organisasi-Organisasi Pemuda
Kota-kota besar di Jawa, terutama Batavia atau Jakarta
mempunyai daya tarik tersendiri sehingga pemerintah Hindia Belanda
menjadikan kota tersebut sebagai ibu kota Nederlandsche Indie atau
Hindia Belanda. Sebagai ibu kota tentunya Jakarta menjadi pusat
berbagai aktivitas dalam berbagai bidang termasuk politik, ekonomi,
perdagangan, budaya, dan lain-lain. Seiring dengan hal itu, kota Jakarta
menjadi tempat dari berbagai daerah di Indonesia untuk mencari
penghidupan yang lebih baik sehingga berkumpul berbagai suku bangsa
di kota tersebut.
Pada saat nasionalisme Indonesia belum terbentuk, yang ada
adalah rasa kebersamaan atau solidaritas berdasarkan kedaerahan atau
kesukuan. Nasionalisme regional atau lokal pada kesukuan seperti Jawa,
Sejarah SMA/SMK K - 1
195
Ambon, Batak, Sunda, dan lainnya akhirnya sebagai salah satu modal
munculnya nasionalisme Indonesia.
Setelah lahirnya organisasi Budi Utomo sebagai tonggak awal
lahirnya organisasi modern di Indonesia maka organisasi-organisasi lain
segera tumbuh, antara lain organisasi kepemudaan yang berdasarkan
semangat kedaerahan, seperti:
a. Trikoro Darmo
Pada tanggal 7 Maret 1915, para pemuda pelajar seperti Satiman,
Kadarman, dan Sumardi mendirikan organisasi pemuda Trikoro Darmo,
artinya “tiga tujuan mulia”. Tiga tujuan tersebut meliputi Sakti, Budi, dan
Bakti. Keanggotaan Trikoro Darmo adalah para pelajar yang berasal dari
Jawa dan Madura. Asas dan tujuan Trikoro Darmo adalah:
1) Menimbulkan pertalian di antara pelajar Bumiputera;
2) Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; dan
3) Membangkitkan perasaan terkait dengan bahasa dan Budaya
Hindia/ Indonesia
Trikoro Darmo berkembang cukup pesat dengan membuka
cabang di berbagai kota di Jawa. Dalam kongres I di kota Solo, 12 Juni
1918 Trikoro Darmo berubah nama menjadi Jong Java yang artinya
Pemuda
Jawa.
Cita-cita
Jong
Java
membina
persatuan
dan
persaudaraan para pemuda pelajar Jawa dan sekitarnya.
b. Jong Sumatra Bond
Setelah munculnya Jong Java, diikuti organisasi pelajar lainnya
yaitu Jong Sumatra Bond di Jakarta pada tanggal 2 Desember 1917.
Maksud dan tujuan dari organisasi itu adalah mempererat hubungan dan
persaudaraan pelajar-pelajar dari pulau Sumatera. Kongres pertama Jong
Sumatera Bond dilakukan di Padang Sumatera Barat pada bulan Juli
1921.
c. Organisasi Pemuda yang Lain
Kecenderungan terbentuknya organisasi pelajar atau pemuda
mempengaruhi pemuda suku bangsa lain untuk mendirikan organisasi
Sejarah SMA/SMK K - 1
196
kepemudan atau pelajar sehingga muncul Jong Minahasa,J ong Celebes,
Jong Batak, Jong Ambon, Jong Betawi, serta lainnya.
3. Sumpah Pemuda
Pada
akhirnya
muncul
dorongan
untuk
menyatukan
wadah
perjuangan pemuda menjadi wadah bagi lahirnya semangat nasionalisme
Indonesia. Hal ini dipengaruhi adanya organisasi-organisasi sosial dan politik
yang bersifat nasional dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seperti
Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, PNI, dan lainnya sehingga lahir
organisasi pemuda yang berasas kebangsaan seperti Jong Indonesia yang
berubah menjadi Pemuda Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI). Untuk menindaklanjuti dalam mewujudkan cita-cita
perjuangannya, maka diadakan kongres pemuda, yaitu:
a.
Kongres Pemuda I
Organisasi-organisasi pemuda dan pelajar yang sudah berazas
persatuan
bangsa
berusaha
untuk
mempersatukan
organisasi-
organisasinya dalam suatu gabungan atau fusi. Pada tanggal 30 April
sampai dengan 2 Mei 1926 di Jakarta dilaksanakan Rapat Besar
Pemuda-Pemuda Indonesia (Eerste Indische Jeugd-Congres). Pertemuan
ini dalam Sejarah Indonesia dikenal dengan Kongres Pemuda I.
Kongres Pemuda I dihadiri oleh delegasi dari berbagai organisasi
atau perkumpulan pemuda di Indonesia seperti Jong Java, Jong Ambon,
Jong Sumatra Bond, Jong Batak Bond dan lain-lain. Kongres ini dipimpin
oleh Muhammad Tabrani berusaha membentuk perkumpulan pemuda
secara tunggal, sebagai badan pusat dengan tujuan:
- Memajukan paham persatuan dan kebangsaan; dan
- Mempererat hubungan antara organisasi pemuda yang ada.
Meski dalam Kongres Pemuda belum terwujud wadah organisasi
yang tunggal namun telah memberi perhatian bagi kebangkitan perasaan
nasionalisme dan kebangsaan di antara organisasi pemuda serta sebagai
langkah menuju kongres pemuda selanjutnya.
b.
Kongres Pemuda II
Sebagai tindak lanjut dari Kongres Pemuda I, pada tanggal 23
April 1927 dilaksanakan pertemuan di antara organisasi kepemudaan
Sejarah SMA/SMK K - 1
197
yang telah ada, dengan hasil merumuskan beberapa keputusan penting
seperti:
- Indonesia Merdeka menjadi cita-cita
perjuangan seluruh pemuda
Indonesia; dan
- Organisasi kepemudaan berdaya upaya menuju persatuan dalam satu
organisasi.
Pada bulan Juni 1928 terbentuk Panitia Konggres Pemuda II dengan
susunan panitia sebagai berikut:
Ketua
: Sugondo Joyopuspito dari PPPI ( Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia)
Waklil Ketua : Joko Marsaid, dari Jong Java
Sekretaris
: Muhammad Yamin dari Jong Sumatra Bond
Bendahara
: Amir Syarifudin dari Jong Batak Bond
Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober dihadiri oleh
perwakilan dari organisasi kepemudaan, unsur partai politik, perwakilan
anggota Voklsraad bahkan utusan dari pemerintah Hindia Belanda yaitu
Dr. Pijper dan Van der Plas. Suasana cukup tegang karena terdapat dua
kepentingan yang saling berlawanan antara para pemuda dengan pihak
pemerintah.
Dalam acara itu, W.R. Supratman memperdengarkan lagu
Indonesia Raya serta terdapat keputusan rapat dalam kongres itu yang
dikenal dengan Sumpah Pemuda , yaitu:
Pertama
Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku bertumpah
darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku berbangsa
satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda disahkan di Jakarta pada Kongres Pemuda II di
Jakarta, organisasi-organisasi kepemudaan belum mempunyai badan fusi
untuk menjadi satu di antara organisasi pemuda yang ada. Namun
Sejarah SMA/SMK K - 1
198
momen tersebut menjadi suatu terobosan bagi perjuangan seluruh rakyat
Indonesia dalam wadah Pergerakan nasional Indonesia.
D.
AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami materi Pergerakan Nasional Indonesia, anda
perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai
materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan
dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang
dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara
menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan
kreatif, menyenangkan dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi
ini mencakup:
1. Aktivitas individu, meliputi:
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyesuaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi:
E.
a.
Mendiskusikan materi pelatihan
b.
Bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c.
Penyelesaian masalah/kasus
LATIHAN/KASUS/TUGAS
Lembar Kerja
Kerjakan secara berkelompok!
1. Jelaskan hakekat pergerakan nasional Indonesia!
2. Buatlah peta konsep sederhana yang dapat menjelaskan dengan mudah
materi pergerakan nasional ini bagi siswa SMA/SMK!
Sejarah SMA/SMK K - 1
199
F.
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang bapak/ibu pahami setelah mempelajari materi Pergerakan
Nasional Indonesia?
2. Pengalaman penting apa yang bapak/ibu peroleh setelah mempelajari
materi di atas?
G.
RANGKUMAN
1.
Faktor-faktor yang mendorong munculnya kesadaran nasional:
a. Faktor Internal:
- Sejarah masa lampau yang gemilang
- Penderitaan rakyat akibat kolonialisme
- Peranan golongan terpelajar
- Peranan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan
b. Faktor Ekstern:
-
Kemenangan Jepang atas Rusia
-
Partai Kongres India di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi
-
Nasionalisme di philipina di bawah Joze Rizal
-
Gerakan nasionalisme Cina oleh Dr. Sun Yat Sen
-
Gerakan Turki Muda
di bawah kepemimpinan .Mustafa Kemal
Pasha
2.
Masa pergerakan nasional (1908 – 1942), dibagi dalam 3 tahap yaitu:
-
Masa Pembentukan (1908 – 1920) berdiri organisasi seperti Budi
utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
-
Masa radikal/nonkooperasi (1920 – 1930), berdiri organisasi seperti
Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan
Partai Nasional Indonesia (PNI)
-
Masa moderat/kooperasi (1930 – 1942), berdiri organisasi seperti
Parindra, Partindo, dan GAPPI. Di samping itu juga berdiri organisasi
keagamaan, organisasi pemuda dan organisasi perempuan
Sejarah SMA/SMK K - 1
200
3.
Sumpah Pemuda memegang peranan penting dalam pergerakan
nasional, karena menjadi suatu terobosan bagi perjuangan seluruh
rakyat Indonesia dalam wadah persatuan Indonesia
H. KUNCI JAWABAN
1.
Pergerakan Nasional berarti gerakan sebuah bangsa, walaupun yang
bergerak sebagian rakyat atau sebagian kecil asalkan yang menjadi
tujuan dapat menentukan nasib bangsa secara keseluruhan menuju
tujuan tertentu, yaitu kemerdekaan. Pergerakan Indonesia meliputi
berbagai gerakan.
2.
Pergerakan nasional : → faktor intern dan faktor ekstern
Perbandingan perjuangan sebelum dan sesudah tahun 1908
Organisasi pergerakan nasional: radikal dan moderat
DAFTAR PUSTAKA
A.K. Pringgodigdo. 1984. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian
Rakyat.
Akira Nagazumi. 1989. Bangkitnya Nassionalisme Indonesia, Budi Utomo 19081918. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
A. Zainoel Ihsan dan Pitut Soeharto. Aku Pemuda Kemarin di Hari Esok, CAPITA
SELECTA. Kumpulan tulisan asli, lezing, pidato tokoh Pergerakan
Kebangsaan. 1913 -1938. Jakarta: Penerbit Jayasakti.
Martim van Bruinessen. 1994. NU, Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencaharian
Wacana Baru. Yogyakarta: LKIS.
Mestika Zed. 2004. Pemberontakan Komunis Silungkang 1927, Studi Gerakan
Sosial di Sumatera Barat. Yogyakarta: Syarikat Indonesia.
M.C Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Nugroho Notosusanto. 1975. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai
Pustaka.
Nugroho Notosusanto. 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sejarah SMA/SMK K - 1
201
Priyo Budi Santoso. 1995. Birokrasi Pemerintah Orde Baru, Perspektif
Kulturaldan Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sagimun MD. 1989. Peran Pemuda dari Sumpah Pemuda Sampai Proklamasi.
Jakarta: Bina Aksara.
S. Nasution. 1995. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
Sartono Kartodirdjo. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah
Pergerakan Nasional, dari Kolonialisme sampai Nasionalisme Jilid II.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional, dari Budi Utomo sampai
Proklamasi 1908 – 1945. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sejarah SMA/SMK K - 1
202
KEGIATAN PEMBELAJARAN 10
PENDUDUKAN JEPANG
DAN PROKLAMASI INDONESIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menunjukkan dinamika masa pendudukan Jepang di
Indonesia sampai peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan RI dengan
baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Setelah mengikuti diklat PKB, peserta dapat:
1. Menjelaskan alasan pendudukan Jepang di Indonesia
2. Mendeskripsikan
perjuangan
bangsa
Indonesia
pada
masa
pendudukan Jepang
3. Menjelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok
4. Membandingkan rumusan Pancasila yang tertera pada Piagam
Jakarta dan yang ada pada pembukaan UUD 1945!
C. URAIAN MATERI
1. Pendudukan Jepang di Indonesia
1.1 Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia
Perang Dunia II, terjadi di dua benua. Di Eropa, Nazi Jerman melawan
pasukan Sekutu. Sedangkan di Benua Asia antara Jepang dengan pasukan
Sekutu. Jerman dan Jepang yang berpaham Fasisme berusaha menguasai
negara-negara di dunia. Perang Dunia II di Asia dikenal dengan sebutan “Perang
Pasifik” atau “Perang Asia Timur Raya”, Jepang berusaha membangun imperium
di Asia.
Perang Dunia II di Asia di mulai pada tanggal 8 Desember 1941 saat
tentara Jepang (Dai Nippon) secara mendadak menyerang Pearl Harbor di
kepulauan Hawai yang merupakan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat
yang terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang yang dipimpin Laksamana Yamamoto
bergerak sangat cepat, menuju ke selatan termasuk ke Indonesia. Sesaat
Sejarah SMA/SMK K - 1
203
setelah Jepang menyerang Pearl Harbor, Gubernur Jenderal Hindia Belanda
yaitu Tjarda Van Starkenborgn Stachouwer mengumumkan perang dengan
Jepang.
Pasukan Jepang sejak awal berusaha dapat menguasai Indonesia sejak
pecahnya perang Pasifik. Alasannya Angkatan Perang Jepang (Dai Nippon)
membutuhkan minyak bumi dan bahan mentah lainnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan angkatan perangnnya. Pada tanggal 10 Januari 1942, tentara Jepang
telah mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur kemudian disusul dengan
penguasaan daerah Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin. Daerah-daerah
pertambangan minyak di Kalimantan dengan mudah di kuasai Jepang. Gerak
tentara Jepang dilanjutkan ke Sumatra, dengan menduduki Palembang pada
tanggal 14 Februari 1942, sehingga semakin mudah untuk merebut Pulau Jawa.
Tentara Jepang menjalankan siasat perang kilat (Blitz Krieg) dalam
rangka mewujudkan Imperium Asia Timur Raya. Dalam menghadapi ekspansi
Jepang, dibentuklah ABDA Com (American, British, Dutch, Australian Command)
dengan markasnya di Lembang, Bandung. Sementara itu Letjend. H. Tjer
Poorten diangkat sebagai Panglima Tentara Hindia Belanda (KNIL). Namun
dalam waktu relatif singkat tentara Jepang dapat menguasai hampir seluruh
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.
Di samping itu terdapat beberapa “Divisi” dalam struktur pasukan tersebut.
Pada tanggal 1 Maret 1942, tentara ke-16 Angkatan Darat Jepang yang dipimpin
Letjend. Hitoshi Imamura telah mendarat di Pulau Jawa di tiga tempat, yaitu :
1. Di teluk Banten, Jawa Barat
2. Di Eretan Wetan, Jawa Barat
3. Di Kragan, Rembang, Jawa Tengah.
Tentara Jepang dengan mudah merebut kota-kota penting di Jawa seperti
Batavia, Bandung, dan lain-lain. Pada tanggal 8 Maret 1942 Letjend. H. Tjer
Poorten selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda dan atas nama
Angkatan Perang Sekutu di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada pasukan
Jepang. Perundingan penyerahan tersebut berlangsung di Kalijati, Subang, Jawa
Barat. Dalam perundingan Kalijati ini, dari Jepang diwakili Gubernur Jenderal
Imamura sedang dari puhak Belanda diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda dan
Jenderal Ter Poorten. Tanggal 8 Maret 1942 dimulai jaman pendudukan Jepang
di Indonesia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
204
Kedatangan tentara Jepang yang mengusir imperalis Belanda bertujuan
bukan untuk membebaskan rakyat Indonesia, namun mempunyai maksud
tertentu. Faktor-faktor utama kedatangan tersebut adalah :
 Indonesia kaya hasil tambang, sehingga menunjang untuk keperluan perang.
 Indonesia terdapat bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri dalam
negeri Jepang.
 Indonesia memiliki tenaga manusia (man-power) yang banyak sehingga dapat
mendukung usaha Jepang.
 Ambisi Jepang untuk mewujudkan “Hakko Ichi-u” yaitu pembentukan
imperium yang meliputi bagian besar dunia yang dipimpin Jepang.
 Kepentingan migrasi, maksudnya wilayah Jepang yang sempit sedang jumlah
penduduk banyak maka dibutuhkan tempat bagi pemerataan penduduk.
Pada awalnya kedatangan pasukan Jepang ke Indonesia disambut dengan
suka cita, karena beberapa alasan diantaranya :
 Kesengsaraan rakyat akibat imperalis Belanda.
 Adanya slogan Tiga A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon
Pemimpin Asia).
 Penduduk pribumi diangkat sebagai Pegawai Administrasi Pemerintahan.
 Tokoh-tokoh nasional seperti Sukarno, Hatta dan Syahrir yang sebelumnya
diasingkan Belanda, dibebaskan oleh Jepang.
 Diijinkannya pengibaran bendera merah putih untuk dikibar-kan dan lagu
Indonesia Raya untuk dikumandangkan.
 Penggunaan Bahasa Indonesia dalam urusan formal dan non formal serta
pelarangan penggunaan Bahasa Belanda.
 Kepercayaan masyarakat Jawa terhadap ramalan Jaya Baya.
Jayabaya adalah Raja Kerajaan Daha, Kediri (1051 – 1062).
Masyarakat Jawa banyak yang percaya terhadap ramalan-ramalannya. Ramalan
itu antara lain “Pulau Jawa kelak akan diperintah bangsa kulit putih (Belanda),
kemudian dari arah utara akan datang bangsa Katai, kulit kuning bermata sipit.
Pemerintahan dari bangsa kulit kuning tidak lama, hanya seumur jagung. Dan
sesudah itu Jawa akan merdeka”.
Sejarah SMA/SMK K - 1
205
2. Usaha Jepang Menanamkan Kekuasaan
Sejak perjanjian Kalijati 8 Maret 1942, maka berakhirlah Pemerintahan
Hindia Belanda di Indonesia dan secara resmi dikuasai Jepang. Sesaat setelah
menduduki Indonesia, Jepang membagi tiga pemerintahan militer di Indonesia
yaitu :
 Tentara ke-16 meliputi Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta.
 Tentara ke-25 meliputi Sumatra dengan pusatnya Bukit Tinggi.
 Armada Selatan kedua di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Irian, dengan pusatnya di Makasar.
Dalam perkembangnya tampak sekali bahwa pendudukan Jepang di
Kawasan Asia hanyalah ambisi Jepang untuk mewujudkan Imperium di Asia.
Jepang juga berusaha untuk memperkenalkan budaya Jepang di Indonesia,
antara lain dengan :

Penggantian penggunaan tarikh masehi dengan tahun Sumera (Tarikh
Jepang).

Pemasangan bendera Hinomaru dan lagu Kimigayo dalam setiap perayaan
hari-hari besar.

Rakyat Indonesia wajib merayakan hari raya Tencosetsu (hari lahirnya Kaisar
Hirohito).
Janji-janji pasukan Jepang untuk membebaskan saudara muda hanya
taktik sementara untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Jepang mulai dengan
wajah aslinya. Pada tanggal 20 Maret 1942 dikeluarkan peraturan pemerintahan
militer yaitu :

Pelarangan rapat dan gerakan mengenai pemerintahan dan struktur negara.

Pelarangan pengibaran bendera kecuali bendera Jepang.
Disamping itu, tentara Jepang mulai bertindak kasar dan kejam terhadap
warga pribumi. Baik secara mental maupun fisik, rakyat Indonesia merasakan
tekanan dari penguasa baru yang sebelumnya dianggap saudara tua.
3. Organisasi-organisasi pada masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, organisasi ataupun partai politik yang ada
pada masa Hindia Belanda dibekukan. Sebagai gantinya didirikan organisasiorganisasi seperti:
Sejarah SMA/SMK K - 1
206
a. Gerakan Tiga A
Dengan Motto Nippon pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon
Cahaya Asia. Gerakan “Tiga A” merupakan organisasi pertama di Indonesia yang
bertujuan untuk memobilisasi rakyat Indonesia agar mendukung Jepang dalam
menghadapi Sekutu. Gerakan “Tiga A” yang didirikan pada tanggal 29 April 1942
dipelopori oleh Pendudukan Jepang “Bagian Propaganda Tentara Jepang” yang
dikenal dengan nama “Sendenbu”. Tokohnya bernama Shinaizu Hitoshi.
Gerakan tiga “A” yang di sponsori oleh “Sendenbu” ini di ketuai oleh orang
Indonesia yang bernama Mr. Syamsuddin (seorang tokoh Parindra).
b. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Kegagalan gerakan Tiga “A” gagal disebabkan dipimpin oleh Mr.
Syamsuddin yang bukan merupakan pemimpin Nasional Indonesia yang
berpengaruh. Akhirnya Jepang merangkul pemimpin Pergerakan Nasional yang
senior seperti Sukarno dan Hatta. Untuk itu Jepang membebaskan Sukarno
Hatta dan Sutan Syahrir yang masih dalam pengasingan pada akhir jaman
pemerintahan Hindia Belanda.
Dalam PUTERA ini antara kepentingan Jepang dan kepentingan bangsa
Indonesia dapat berjalan searah. Pihak Jepang berharap agar PUTERA dapat
menjadi penggerak tenaga rakyat Indonesia untuk membantu usaha-usaha
perang Jepang menghadapi sekutu. Jepang berusaha menanamkan perasaan
sentumen anti barat kepada rakyat Indonesia, sementara itu, bagi pemimpinpemimpin bangsa Indonesia, PUTERA dijadikan sarana untuk menanamkan
serta membangkitkan nasionalisme dan kesiapan mental rakyat bagi terwujudnya
kemerdekaan. Bung Karno sering berpidato bersemangat dan berapi-api
dihadapan masa pada rapat raksasa ataupun melalui siaran radio.
Namun PUTERA akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Jepang, alasannya
adalah :

Pejabat-pejabat
Jepang
tidak
puas
dengan
PUTERA
yang
lebih
menguntungkan Indonesia dengan persiapan-persiapan kemerdekaan.

Jepang, khawatir jika PUTERA menjadi bomerang bagi Jepang.

Memburuknya situasi Perang Asia Timur Raya yang menuntut dimaksimalkan
pengerahan untuk perang.
Sejarah SMA/SMK K - 1
207
Sebelum dibubarkannya “PUTERA” terjadi perkembangan dalam sikap
pemerintah Jepang terhadap status Indonesia yaitu:

Pernyataan Perdana Menteri Jepang yaitu Tojo pada tanggal 16 Juni 1943
mengenai diberikannya partisipasi politik bagi orang Indonesia.

Maklumat Perdana Menteri Koiso (pengganti Tojo) pada tanggal 9 September
1944 bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari.
c. Jawa Hokokai
Pada tanggal 8 Januari 1944, Jepang mendirikan Jawa Hokokai atau
Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa. Sebagai pengganti “PUTERA” maka sifat
Jawa Hokokai berbeda dengan organisasi sebelumnya. PUTERA merupakan
suatu gerakan Indonesia yang dipimpin tokoh-tokoh Indonesia sedangkan Jawa
Hokokai merupakan organisasi Jepang yang anggotanya :
Perbedaan antara PUTERA dan Jawa Hokokai
PUTERA
1. Suatu Gerakan Indonesia
Jawa Hokokai
1. Organisasi pemerintah
dibawah pengawasan
pendudukan Jepang,
pendudukan Jepang.
anggotanya 5 orang Jepang
dan masyarakat Indonesia.
2. Di pimpin oleh tokoh-tokoh
Indonesia.
2. Di pimpin oleh Gunseikan
(kepala pemerintah militer
Jepang).
3. Penanaman sikap anti barat
3. Penonjolan sifat kebaktian
pada Jepang.
4. Usaha Jepang Mempertahankan Kekuasaan
Dalam perkembangan Perang Pasifik, situasi menjadi berubah karena
kekuatan pasukan Sekutu menjadi lebih dominan di beberapa Front Pertempuran
dibanding tentara Jepang. Kondisi ini memaksa Jepang merubah sikapnya
terhadap negeri-negeri yang didudukinya. Jepang membutuhkan bantuan rakyat
setempat guna menahan Ofensif Tentara Sekutu.
Menyikapi hal tersebut, berdasar keputusan sidang parlemen ke-82 di
Tokyo, di kemukakan Perdana Menteri Tojo dilapangan IKADA, Jakarta pada
tanggal 7 Juli 1943 tentang adanya, kesempatan untuk ambil bagian dalam
Sejarah SMA/SMK K - 1
208
pemerintahan. Disamping itu pemerintah militer Jepang mulai mengerahkan
pemuda-pemuda Indonesia membantu usaha perang Jepang.
Pada tanggal 29 April 1943 Jepang membentuk organisasi semi militer di
Indonesia yaitu :
a. Seinendan (Barisan Pemuda)
Seinendan bertujuan untuk mempersiapkan pemuda Indonesia secara
mental maupun tehnis dalam memberikan dukungan dalam usaha perang.
Susunan pengurus Seinendan terdiri atas :
a. Dancho
: (Komandan)
b. Fuku Dancho
: (Wakil komandan)
c. Komon
: (Penasehat)
d. Sanyo
: (Anggota Dewan Pertimbangan)
e. Kanji
: (Administrator).
Pada akhir jaman pendudukan Jepang, Seinendan mempunyai kurang
lebih 500.000 anggota. Disamping itu juga ditampung Seinendan perempuan
yang diberi nama “Yoshi Seinendan”.
b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Keibodan tugasnya memelihara keamanan dan ketertiban. Pembinaan
Keibodan diserahkan kepada “Keimubu” atas Departemen Kepolisian.
c. Heiho (Pembantu Prajurit)
Pada tanggal 22 April 1943 tentara wilayah ketujuh, mengeluarkan
peraturan tentang pembentukan Heiho (Pembantu Prajurit). Sejak itu para Heiho
dilatih dan dipergunakan dalam berbagai kesatuan militer dibawah wewenang
tentara wilayah ketujuh yang didalamnya termasuk tentara keenam belas (yang
menguasai Jawa – Madura). Pihak Jepang tidak meragukan kemampuan Heiho
dalam melaksanakan tugas-tugas militernya. Namun yang dikhawatirkan adalah
kesetiaan para Heiho terhadap usaha dan kepentingan perang Jepang. Pihak
Jepang merasa takut jika para pemuda Indonesia yang telah terdidik dan terlatih
secara militer akan memukul balik pasukan Jepang di Indonesia.
Pasukan Heiho dipergunakan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di
bagian Timur Indonesia yang terjadi pertempuran yang seru dengan pihak
Sejarah SMA/SMK K - 1
209
Sekutu seperti wilayah Sorong, Manukwari, Halmahera serta wilayah diluar
Indonesia seperti kepulauan Salomon di wilayah Pasifik.
d. Fujinkai (Himpunan Wanita)
Pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai. Tujuannya untuk pengerahan
tenaga militer Jepang dari kaum wanita. Dalam keanggotaan batas umur adalah
15 tahun. Kepada kaum wanita ini juga diberikan latihan-latihan militer.
e. PETA (Pembela Tanah Air)
Lahirnya PETA dimulai dari usul R. Gatot Mangkuprojo melalui suratnya
tanggal 7 September 1943 ditujukan kepada “Gunseikan”. Isi surat tersebut
antara lain meminta agar bangsa Indonesia diijinkan membantu militer Jepang
secara langsung di garis depan dalam menghadapi Sekutu. Sebenarnya usul
tersebut, terdapat dua kepentingan yang sejalan, pihak Jepang membutuhkan
tenaga
pemuda-pemuda
Indonesia
dalam
membantu
pasukan
Jepang
mempertahankan Indonesia dari serangan Sekutu. Sebaliknya, pihak Indonesia
juga membutuhkan pemuda-pemuda yang terampil di bidang militer yang kelak
akan dipergunakan untuk merebut serta mempertahankan kemerdekaan.
Pada dasarnya PETA terdiri dari orang-orang dalam suatu daerah
Karisidenan (Syu) yang bertugas dan berkewajiban untuk membela dan
mempertahankan daerah karisidenannya masing-masing dari serangan Sekutu.
Tentara PETA memiliki lima tingkat kepangkatan, yaitu :
a. Daidanco
=
Komandan Batalion
b. Cudanco
=
Komandan Kompi
c. Shodanco
=
Komandan Peleton
d. Bundanco
=
Komandan Regu
e. Giyubei
=
Prajurit Sukarela
f. MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia)
Sejak kedatangannya ke Indonesia, Jepang memperhatikan yang khusus
kepada organisasi Islam dari pada organisasi pergerakan nasional. Golongan
Islam dianggap sebagai anti barat, sehingga dimanfaatkan Jepang untuk
mendukung Sekutu. Maka tanggal 13 Juli 1942 pemerintah pendudukan Jepang
mengijinkan organisasi MIAI yang didirikan oleh KH. Mas Masyur di Surabaya
Sejarah SMA/SMK K - 1
210
pada tahun 1937 untuk tetap berdiri. Namun MIAI dianggap kurang dinamis
dalam membantu usaha perang, sehingga pada bulan Oktober 1943 dibubarkan
dan diganti organisasi Islam yang baru yaitu MASYUMI (Majelis Syura Muslimin
Indonesia) pada tanggal 22 November 1943.
5. Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Tentara Jepang
Pada awalnya, kedatangan tentara Jepang di Indonesia disambut gembira.
Kedatangannya dianggap sebagai pembebas rakyat Indonesia dari belenggu
penjajahan Belanda. Rakyat Indonesia tertipu dengan janji dan propaganda
Jepang. Penindasan dan kekejaman pasukan Jepang melebihi penjajahan
Belanda.
Kekayaan
bumi
Indonesia
meliputi
pertambangan,
pertanian,
perkebunan, peternakan dan lain-lain dikuasainya. Disamping itu terdapat
budaya Jepang dipaksakan di Indonesia yang bertantangan dengan norma
agama dan norma adat seperti :
-
Saikerei
:
Yaitu memberi hormat kepada kaisar Jepang (Tenno Heika)
dengan cara membungkukkan badan serta menundukkan
kepala ke arah istana kaisar Jepang.
-
Sake
:
Kebiasaan orang Jepang yang suka minum-minuman keras.
Golongan yang tertindas antara lain “Romusha” yaitu mereka yang
dipekerjakan dengan paksa oleh pendudukan Jepang. Jepang memerlukan
tenaga kasar untuk membangun sarana perang seperti benteng, jalan raya, dan
lain-lain. Pada mulanya tugas-tugas tenaga kerja Indonesia bersifat sukarela,
namun akhirnya pengerahan tenaga bersifat paksaan. Pada romusha juga di
kirim ke luar Jawa dan luar Indonesia seperti Burma, Thailand, Vietnam,
Malaysia, dan lain-lain. Banyak diantara Romusha meninggal dalam tugas. Untuk
menghilangkan ketakutan penduduk untuk dijadikan Romusha sejak tahun 1943
Jepang menjuluki para Romusha sebagai “Prajurit Ekonomi” atau “Pahlawan
Pekerja”.
Akibat penindasan tentara Jepang maka terjadi perlawanan rakyat
Indonesia :
a. Perlawanan di Sukamanah
Sukamanah
merupakan
sebuah
desa
di
Kecamatan
Singapura,
Tasikmalaya, Jawa Barat. Perlawanan rakyat Sukamanah dipimpin oleh K.H.
Zainal Mustafa.
Sejarah SMA/SMK K - 1
211
K.H. Zainal Mustafa sebelumnya menentang pemerintahan Hindia Belanda,
sehingga dipenjara oleh Kolonial Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, ia
dibebaskan. Namun akhrinya terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang di
Sukamanah yang dipimpin K.H. Zainal Mustafa menolak melakukan Saikerei,
yaitu membungkuk memberi hormat pada kaisar Jepang. Hal ini yang mendorong
munculnya perlawanan rakyat. K.H. Zainal Mustafa dapat ditangkap dan
dipenjara di Cipinang (Jakarta). Namun tanggal 25 Oktober 1944, ia bersama
pengikutnya dibunuh tentara Jepang.
b. Perlawanan di Aceh
Pada tanggal 10 November 1942 di daerah Cot Plieng, Lhok Seumawe,
Aceh terjadi perlawanan rakyat menentang pasukan Jepang. Perlawanan ini
dipimpin Teungku Abdul Jalil. Namun, ketika Teungku Abdul Jalil bersama
pengikutnya sedang bersembahyang, dibunuh oleh tentara Jepang.
c. Perlawanan PETA di Blitar
Pada
tanggal
14
Februari
1945,
Shodanco
Supriyadi
memimpin
pemberontakan PETA di Blitar, sedang Shodanco Muradi sebagai komandan
pertempuran. Pemberontakan bergerak keseluruh penjuru kota Blitar dan menuju
ke pos-pos pasukan Jepang di luar kota.
Akhirnya pemberontakan tersebut dapat diredam. Para pemberontak
ditangkap ataupun dibujuk untuk kembali ke Blitar dengan kemauan sendiri.
Namun pasukan Jepang telah meng-gunakan taktik tipu daya. Kolonel Katagiri
(komandan Batalyon dari Malang) membujuk kepada Shodanco Muradi dan anak
buahnya untuk menyerah dan akan diampuni oleh pemerintah militer Jepang.
Perundingan antara Muradi dan Katagiri didaerah Ngancar, Blitar pada tanggal
21 Februari 1945.
Ternyata pemerintah militer Jepang ingkar janji karena para pemberontak
PETA, tetap diajukan di meja perundingan. Sidang pengadilan militer Jepang
pada tanggal 13 – 16 April 1945 yang dipimpin Kolonel Yamamoto dengan jaksa
penuntut Letnan Kolonel Tanaka akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepada
Shodanco Muradi dan kawan-kawannya. Sementara itu Shodanco Supriyadi
dinyatakan hilang. Ada dugaan Supriyadi tertangkap dan dibunuh.
Sejarah SMA/SMK K - 1
212
6. Pembentukan BPUPKI
Pada tahun 1943, perang pasifik mulai berbalik arah. Tentara Jepang yang
pada awalnya mampu dengan mudah mengalahkan tentara Sekutu, sekarang
bersifat defensik. Tentara Sekutu bergerak ofensif untuk merebut kembali
wilayah-wilayahnya di Asia – Pasifik.
Pemerintah Jepang dan penguasa militer di Tokyo akhirnya meninjau
kembali sikap mereka terhadap kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 16 Juni
1943 dalam sidang ke 82 Parlemen Jepang di Tokyo Perdana Menteri Jenderal
Hideki Tojo mengumumkan tentang pemberian kesempatan kepada bangsa
Indonesia untuk berperan serta dalam politik dan pemerintahan. Pada tanggal 7
Juli 1943 Perdana Menteri Tojo berkunjung ke Jakarta dan berpidato di lapangan
Ikada mengenai janji kemerdekaan Indonesia dari pemerintah Jepang. Untuk
menindak lanjutinya pada tanggal 5 September 1943 dibentuklah “Chuo Sang-In”
atau Dewan Pertimbangan Pusat. Kemudian dibentuk “Syu Sangi Kai” atau
Dewan Pertimbangan Daerah untuk tiap-tiap karisidenan (Syu).
Pada bulan November 1943 di Tokyo diadakan konferensi Asia Timur
Raya, maka negara-negara yang telah diberi kemerdekaan di undang seperti
Thailand, Philipina, Burma dan pemerintah boneka Jepang di Cina. Sedang India
diundang sebagai pengamat sedang Indonesia sama sekali tidak dilibatkan.
Hanya, setelah konferensi Asia Timur Raya selesai, Sukarno, Moh. Hatta dan Ki
Hajar Dewantara diundang ke Jepang dan bertemu dengan Kaisar Jepang dan
Perdana Menteri Tojo. Namun dalam pertemuan tersebut, pemerintah Jepang
tidak memberi isyarat tentang kemerdekaan bahkan permohonan untuk
menggunakan bendera Nasional dan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” juga
ditolak.
Pada bulan Agustus 1944, situasi pertahanan Jepang semakin buruk.
Moral masyarakat dan tentara Jepang merosot serta produksi untuk keperluan
perang menurun. Sebelumnya, pada bulan Juli 1944 kepulauan Saipan yang
strategis dapat direbut Sekutu. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan kabinet
Perdana Menteri Tojo jatuh pada tanggal 17 Juli 1944 dan diganti oleh Perdana
Menteri Jenderal Kuniaki Koiso. Langkah yang ditempuh P.M Koiso untuk
mempertahankan pengaruhnya pada rakyat di wilayah yang didudukinya ialah
dengan cara memberi janji kemerdekaan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
213
Pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang parlemen Jepang ke 85 di
Tokyo, P.M Koiso mengumumkan bahwa pemerintah Jepang memperkenankan
bahwa Hindia Belanda (Indonesia) untuk merdeka di kemudian hari.
Tujuan dari pemberian kemerdekaan itu adalah :
1. Mendapat simpati dan popularitas dari rakyat Indonesia.
2. Mengembangkan kebijaksanaan Imperium Asia Timur Raya.
3. Memanfaatkan situasi untuk keperluan perang.
Namun Deklarasi P.M Koiso tentang kemerdekaan Indonesia tidak
diikuti langkah yang nyata kearah perwujudan kemerdekaan Indonesia. Hal ini
disebabkan pemerintah Jepang menganggap bahwa mengatasi krisis perang
dengan Sekutu lebih penting dan mendesak dari pada masalah kemerdekaan
Indonesia.
Pada tahun 1944 setelah kepulauan Saipan jatuh, ternyata tentara Jepang
juga dapat dipukul mundur di kepulauan Solomon oleh tentara Amerika Serikat.
Kemudian Irian, Moratai juga dikuasainya. Pada tanggal 20 Oktober 1944,
tentara Amerika Serikat yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di
kepulauan Leyte (Philipina). Dan tanggal 19 Februari 1945, benteng Iwo Jima
gagal dipertahankan tentara Jepang. Pasukan Sekutu juga menyerang bagianbagian wilayah Indonesia seperti Halmahera, Ambon, Manado, Surabaya, dan
Balikpapan. Menghadapi situasi yang kritis ini, pemerintah militer Jepang
dibawah pimpinan Saiko Shikian (Panglima Militer) yaitu Kumaciki Harada
mengumumkan pembentukan badan yaitu “Dokuritsu junbi Cosukai” atau “Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI) pada tanggal 1
Maret 1945. Tujuan dibentuk BPUPKI untuk menyelidiki hal-hal penting yang
berhubungan dengan politik ekonomi, sosial, dan tata pemerintahan yang
dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. Ketua BPUPKI adalah
dr. Rajiman Widyodiningrat.
Pada tanggal 28 Mei 1945 dimulailah upacara pembukaan sidang pertama
BPUPKI di gedung Cuo Sangi In, Jakarta. Pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1
Juni 1945 mengadakan sidang. Pada sidang BPUPKI Mr. Muh. Yamin dan Ir.
Sukarno menjadi pembicara yang menyampaikan pidato yang mengusulkan
kelima dasar filsafat negara yang dikenal sebagai “Pancasila”. Rumusan materi
Pancasila yang pertama disampaikan oleh Muh. Yamin tanggal 29 Mei 1945,
Sejarah SMA/SMK K - 1
214
yang mengemukakan lima Azaz dan Dasar Negara kebangsaan Republik
Indonesia yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno mengucapkan pidatonya yang
dikenal sebagai lahirnya Pancasila menurut Sukarno adalah :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima dasar tersebut dinamakan Pancasila oleh Sukarno.
Sesudah sidang pertama tersebut, pada tanggal 22 Juni 1945 terbentuk
Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang yang dikenal dengan “Panitia
Sembilan”. Anggotanya para anggota BPUPKI yaitu IR. Sukarno, Moh. Hatta, Mr.
Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Abdul Kahar Muzakir,
K.H. Wakhid Hasyim, H. Agus Salim dan Mr. Moh. Yamin. Panitia sembilan
menghasilkan suatu dokumen berisikan tujuan dan maksud pendirian negara
Indonesia merdeka yang dikenal dengan nama “Piagam Jakarta” atau “Jakarta
Charter”. Rumusan Dasar Negara Indonesia tersebut yaitu :
1. Ke Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.
2. (Menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. (dan)
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Sebelum rumusan disahkan, tokoh-tokoh agama Nasrani dari Indonesia
Timur menemui Moh. Hatta, agar meninjau lagi isi sila pertama. Akhirnya Drs.
Moh. Hatta berkonsultasi dengan empat para pemuka Islam seperti Ki Bagus
Sejarah SMA/SMK K - 1
215
Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku
Mohammad Hasan. Hasilnya, demi persatuan dan kesatuan bangsa, maka sila
pertama dirubah “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Tanggal 10 – 16 Juli 1945 diadakan sidang BPUPKI tentang perumusan
terakhir materi Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan juga membahas
Rencana Undang-Undang Negara Indonesia Merdeka. Panitia Perancang UUD
di ketuai IR. Sukarno. Panitia tersebut kemudian membentuk panitia kecil
perancang Undang-Undang Dasar yang beranggota tujuh (7), orang yaitu Prof.
Dr. Mr. Supomo, Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis,
Mr.R.P. Singgih, H. Agus Salim dan dr. Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil
ini disempurnakan dari segi bahasanya oleh panitia lain yaitu Prof. Dr. Mr.
Supomo, H. Agus Salim dan Prof. Dr. P.A. Husein Jayadiningrat.
Berkat kerja keras dan kesadaran anggota BPUPKI telah berhasil
menyusun produk-produk bagi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rakyat Indonesia harus sudah siap untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan. Karena berdasar analisa dan perhitungan politik, tentara Jepang
akan segera kalah dalam Perang Dunia II atau Perang Asia Timur Raya.
7. Pembentukan PPKI
Pada tanggal 16 Mei 1945 di Bandung diselenggarakan Konggres Pemuda
seluruh Jawa yang di sponsori Angkatan Muda Indonesia. Sebenarnya Angkatan
Muda Indonesia dibentuk atas inisiatif Jepang pada pertengahan tahun 1944.
Dalam perkembangannya gerakan ini lebih bersifat anti Jepang. Konggres
tersebut antara lain dihadari oleh Djamal Ali, Chairul Saleh, Anwar Cokroaminoto
dan
Harsono
Cokroaminoto
serta
mahasiswa-mahasiswa
IKA
Daigaku,
(Mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta, dianjurkan agar para
pemuda bersatu melaksanakan proklamasi kemerdekaan bukan sebagai hadiah
dari Jepang. Konggres tersebut dalam suasana nasional kebangsaan Indonesia,
Lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan tanpa menyanyikan lagu kebangsaan
Jepang “Kimigayo”. Bendera Merah Putih dikibarkan tanpa bendera Jepang,
Hinomaru.
Dalam konggres tersebut antara lain menghasilkan dua resolusi yaitu:
-
Semua golongan di Indonesia (utamanya golongan pemuda) dipersatukan
dan dibulatkan dibawah satu pimpinan nasional.
Sejarah SMA/SMK K - 1
216
-
Dipercepatnya pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
Ternyata konggres menyatakan dukungan dan kerjasama dengan Jepang
dalam usaha mencapai kemenangan terakhir. Pernyataan tentang kerja sama
dengan Jepang tersebut ditentang utusan pemuda dari Jakarta seperti Sukarni,
Harsono Cokroaminoto dan Chairul Shaleh. Mereka tidak mengambil bagian
dalam
gerakan Angkatan Muda
Indonesia dan menyiapkan organisasi
kepemudaan yang lebih radikal.
Pada tanggal 15 Juli 1945 para pemuda radikal tersebut membentuk
organisasi “Gerakan Angkatan Baru Indonesia” tujuannya yaitu mencapai
persatuan pada semua golongan masyarakat di Indonesia, menanamkan
semangat yang revolusioner atas kesadaran sebagai rakyat yang berdaulat,
membentuk negara Indonesia, mempersatukan kerjasama dengan Jepang,
namun jika perlu bergerak sendiri ”Mencapai kemerdekaan dengan kekuatan
sendiri”. Namun Gerakan Rakyat Baru tetap harus tunduk pada Gunseiku
(pemerintah militer Jepang). Dan ketika tanggal 28 Juli 1945 Gerakan Rakyat
Baru diresmikan, dimana Jawa Hokokai dan Masyumi digabung ternyata tokohtokoh golongan pemuda seperti Chairul Saleh, Sukarni, Harsono Cokroaminoto
dan Asmara Hadi menolak untuk bergabung. Nampak jelas perselisihan paham
antara golongan tua dan golongan muda tentang cara pelaksanaan berdirinya
negara Indonesia.
Golongan tua dan muda sependapat bahwa kemerdekaan Indonesia
segera
diproklamasikan
namun
keduanya
berselisih
pendapat
tentang
pelaksanaannya. Golongan tua sesuai dengan perhitungan politik berpendapat
bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah dengan jalan
kerjasama
dengan
Jepang.
Golongan
tua
menggantungkan
proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia).
Pembentukan PPKI (Dokuritsu Jumbi Iinkai) dilaksanakan tanggal 7
Agustus 1945, maka saat itu juga BPUPKI (Dokuritsu Jumbi Cosakai)
dibubarkan. Anggota PPKI dipilih oleh Jenderal Besar Terauchi (Panglima
Perang Tertinggi di seluruh Asia Tenggara). Untuk pengangkatan tersebut,
jenderal Terauci memanggil tiga tokoh nasional terdiri Ir. Sukarno, Drs. Moh.
Hatta, Radfiman Widyodiningrat. Pada tanggal 9 Agustus 1945 mereka bertiga
berangkat menuju di markas Jenderal. Terauci di Vietnam Selatan. Dalam
Sejarah SMA/SMK K - 1
217
pertemuan di Dalath (Vietnam Selatan) pada tanggal 12 Agustus 1945, Terauci
menyampaikan kepada tokoh-tokoh Indonesia bahwa pemerintah Jepang telah
memutuskan
memberikan
kemerdekaan
kepada
Indonesia.
Untuk
pelaksanaannya telah dibentuk PPKI sampai menunggu persiapan selesai.
Sementara itu, untuk wilayah Indonesia pasca kemerdekaan ada tiga
usulan yaitu :
-
Seluruh bekas Hindia Timur Belanda
-
Seluruh bekas Hindia Timur Belanda ditambah dengan Malaya, tetapi tidak
mencakup Papua.
-
Seluruh bekas Hindia Timur Belanda, ditambah dengan Malaya, Borneo,
Timur Portugis dan Papua serta pulau-pulau yang berdekatan dengannya.
Namun terdapat perbedaan antara pemerintah Jepang dengan tokoh-tokoh
nasional. Jepang beranggapan bahwa pemberian kemerdekaan dilakukan
secara bertahap dari satu daerah ke daerah lain, alasannya tingkat persiapan
tiap wilayah berbeda-beda. Namun tokoh-tokoh nasional bersikeras agar
kemerdekaan diberikan kepada seluruh Indonesia sekaligus.
PPKI keanggotaannya terdiri dari 21 orang dari seluruh Indonesia.
Ketuanya Ir. Sukarno dan wakil Moh. Hatta. Tugas PPKI adalah bertindak
sebagai badan yang mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerintahan dari
tentara Jepang kepada badan tersebut.
8. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a) Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II
Pada tanggal 14 Agustus 1945 tokoh-tokoh nasional yaitu IR. Sukarno,
Moh. Hatta dan dr. Radfiman Widyodiningrat berangkat kembali ke Jakarta
setelah bertemu dengan Jenderal Terauci di Dalath, Vietnam. Sementara itu
perkembangan Perang Dunia II menjadi berbalik karena negara-negara fasis
mulai terdesak oleh kekuatan Sekutu setelah Jerman dan Italia kalah di benua
Eropa, tanggal 9 Agustus 1945 Uni Soviet mengumumkan perang dengan
kemaharajaan Jepang – Tentara Uni Soviet menyerbu daerah-daerah yang
diduduki tentara Jepang di Asia, seperti Mancuria.
Sebelumnya tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima telah diserang
Amerika Serikat dengan dijatuhi Bom Atom. Dan tanggal 9 Agustus 1945
Nagasaki juga dijatuhi Bom Atom. Kekalahan tentara Jepang sudah saatnya tiba.
Sejarah SMA/SMK K - 1
218
Kaisar Jepang Hirohito (Tenno Heika) menyadari bahwa ambisi membangun
Imperium
Asia
Timur
Raya
tidak
mungkin
tercapai.
Kaisar
Jepang
memerintahkan rakyat dan tentaranya untuk menghentikan perang. Hal inilah
yang menjadi pertimbangan Sekutu untuk tidak menjatuhkan bom atom ke 3 di
Tokyo. Dan pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat
(Unconditional Surrender) kepada Sekutu.
b) Peristiwa Rengasdengklok dan Proklamasi Kemerdekaan
Peristiwa penting penyerahan Jepang kepada Sekutu tidak banyak di
ketahui oleh rakyat Indonesia. Karena pada saat pendudukan Jepang, sumber
berita seperti radio disegel dan koran-koran hanya memberitakan kemenangan
tentara Jepang. Pimpinan tentara Jepang dengan ketat menyembunyikan berita
kekalahan serta peristiwa bom atom, yang membuat negara Jepang porak
poranda.
Pada saat Sukarno, Hatta dan dr. Rafiman Widyadiningrat kembali ke
Jakarta dari Vietnam, berita kekalahan Jepang belum tersebar, namun Sutan
Syahrir termasuk tokoh yang mendengar radio tentang penyerahan Jepang.
Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus
dimusyawarahkan dengan PPKI. Alasannya kemerdekaan yang datangnya dari
pemerintahan Pendudukan Jepang atau hasil perjuangan sendiri, tidak akan
menjadi persoalan. Hal ini berbeda dengan pendapat golongan muda, yang
berpendapat PPKI buatan Jepang, sehingga proklamasi kemerdekaan dengan
kekuatan sendiri terlepas dari pemerintah Jepang.
Tanggal 15 Agustus 1945, golongan muda mengadakan rapat dengan hasil
bahwa proklamasi harus dilaksanakan sesegera mungkin (tanggal 16 Agustus
1945). Sementara golongan tua tetap perlunya mengadakan rapat PPKI yang
merupakan suatu badan perwakilan seluruh Indonesia yang representatif.
Disamping itu, kekalahan Jepang pada Sekutu menjadikan pasukan Jepang
diberi kewajiban menjaga “Status Quo” atas wilayah Indonesia, sehingga jika
golongan muda memaksa mengubah “Status Quo” akan terjadi pertumpahan
darah.
Perbedaan pendapat antara kedua golongan tersebut, membawa golongan
muda bertindak untuk menculik Sukarno – Hatta. Tindakan penculikan tersebut
bertujuan untuk menjauhkan mereka dari segala pengaruh pemerintah militer
Sejarah SMA/SMK K - 1
219
Jepang. Pada jam 04.00 hari Kamis 16 Agustus 1945, Sukarno – Hatta diculik
kelompok pemuda dan tentara PETA yang dipimpin Sukarni dan Shodanco
Singgih dibawa ke Rengasdengklok. Dari Rengasdengklok menuju markas PETA
kompi Sudanco Subeno. Dalam pembicaraan, akhirnya disepakati bahwa
proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan tanpa campur tangan Jepang.
Sementara itu dalam pertemuan di Jakarta dengan golongan muda Ahmad
Subarjo meyakinkan bahwa dirinya bertanggung jawab dilaksanakannya
proklamasi kemerdekaan di Jakarta secepat mungkin. Hari Kamis, 16 Agustus
1945 jam 16.00, Ahmad Subarjo menuju ke Rengasdengklok menjemput
Sukarno – Hatta. Komandan kompi PETA setempat Sudanco Subeno melepas
Sukarno – Hatta karena sebelumnya sudah ada jaminan bahwa kemerdekaan
akan dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul
12.00 siang. Rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol
no.1. Rumah Laksamana Maeda dianggap aman dari kemungkinan gangguan
tentara Jepang untuk menggagalkan rencana proklamasi. Rumah Maeda
sebagai Kepala Perwakilan Kaigun (Angkatan Laut) memiliki kekebalan “Extra –
Territorial” yaitu daerah yang menurut tradisi Jepang harus dihormati oleh
Rikugun (Angkatan Darat) Jepang. Dan di rumah tersebut naskah proklamasi
disusun.
Penyusun teks proklamasi yaitu Sukarno, Hatta dan Ahmad Subarjo dan
yang menyaksikan perumusan adalah Sayuti Melik, Sukarni, B.M. Diyah dan
Sudiro. Setelah teks proklamasi dirumuskan, muncul persoalan tentang siapa
yang berhak menandatangani. Chairul Shaleh berpendapat tidak setuju jika teks
proklamasi di tanda tangani PPKI karena PPKI badan bentukan Jepang. Hal ini
dapat ditafsirkan bahwa kemerdekaan Indonesia melalui campur tangan Jepang.
Untuk penyelesaiannya, Sukarni berpendapat bahwa penandatangan teks
proklamasi yaitu Soekarno– Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut
disetujui dan akhirnya rumusan teks diserahkan pada Sayuti Melik untuk diketik.
Terdapat beberapa perubahan antara teks proklamasi klad (yang ditulis tangan)
dengan yang otentik (diketik).
Sejarah SMA/SMK K - 1
220
Klad
Otentik
1. Kata “Tempoh”
Menjadi “Tempo”
2. Wakil-wakil bangsa Indonesia
Atas nama Bangsa Indonesia
3. Jakarta, 17 – 8 – 05
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‟05
(Tahun ‟05 adalah tahun Jepang
(Syowa 2605 = 1945 masehi)
Setelah naskah proklamasi selesai diketik kemudian ditandatangani
Soekarno dan Hatta di tempat tersebut. Bunyi naskah proklamasi tersebut
yang disalin Nugroho Notosusanto (1985) adalah sebagai berikut :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan
Indonesia.
Hal – hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat – singkatnya.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno/Hatta
Akhirnya teks proklamasi dikumandangkan oleh Ir. Soekarno di Jl.
Pegangsaan Timur no. 56 (sekarang jalan Proklamasi) Jakarta pada hari
Jum‟at, tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi masih dalam suasana bulan
Ramadhan. Teks tersebut dibacakan Sukarno yang didampingi Moh. Hatta.
Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia selesai dibacakan oleh Ir.
Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, bendera Merah Putih (yang dijahit oleh
Sejarah SMA/SMK K - 1
221
Ibu Fatmawati) dikibarkan dan secara spontan seluruh hadirin menyanyikan
lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman
Setelah
pelaksanaan
proklamasi
dilanjutkan
dengan
kegiatan
penyebarluasan teks dan pamflet ke berbagai daerah terutama ke kantorkantor berita (radio maupun koran). Berita tentang proklamasipun dengan
cepat didengar oleh rakyat Indonesia bahkan oleh dunia luar. Dengan
proklamasi tersebut maka tercapailah Indonesia merdeka yang susunan
negaranya diatur dengan UUD 1945.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untuk memahami materi, anda perlu membaca secara cermat modul ini,
gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan
anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis
apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara
menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif,
menyenangkan dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup:
1. Aktivitas individu, meliputi:
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyesuaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi:
a.
Mendiskusikan materi pelatihan
b.
Bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c.
Penyelesaian masalah/kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
Lembar Kerja
Kerjakan secara berkelompok!
1.
Jelaskan alasan pendudukan Jepang di Indonesia!
Sejarah SMA/SMK K - 1
222
2.
Deskripsikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa pendudukan
Jepang!
3.
Jelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok!
4.
Bandingkan rumusan Pancasila yang tertera pada Piagam Jakarta
dengan yang ada di pembukaan UUD 1945!
F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang bapak/ibu pahami setelah mempelajari materi Pendudukan
Jepang dan Proklamasi Indonesia?
2. Pengalaman penting apa yang bapak/ibu peroleh setelah mempelajari
materi di atas?
3. Ceritakan pengalaman terbaik Bapak/ibu selama mengajar mata
pelajaran sejarah di SMA/SMK!
G. RANGKUMAN
1.
Sejak
awal pecahnya
perang
Pasifik,
pasukan Jepang
berusaha
menguasai Indonesia. Alasannya, Angkatan Perang Jepang (Dai Nippon)
membutuhkan minyak bumi dan bahan mentah lainnya dalam rangka
memenuhi kebutuhan angkatan perangnya.
2.
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang menerapkan
berbagai kebijakan, di antaranya propaganda, pembentukan organisasi
semi militer dan organisasi lainnya, termasuk BPUPKI, untuk meyakinkan
janji kemerdekaan yang kelak akan diberikan pada Indonesia.
3.
Terjadinya peristiwa Rengasdengklok merupakan dinamika sejarah yang
terjadi menjelang kemerdekaan Indonesia.
-
Sejarah SMA/SMK K - 1
223
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo Budi Utomo, 2003. Pendudukan Jepang di Indonesia. Jakarta : Direktorat
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Cahyo budi Utomo, 2003. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jakarta :
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1984. Sejarah
Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka.
Murdiono, 1995. Denyut Nadi Revolusi Indonesia. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama dan LIPI.
Nugroho Notosusanto, 1979. Tentara Peta : Pada Jaman Pendudukan Jepang di
Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Nugroho Notosusanto, 1985. Naskah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan
Pencasila Yang Otentik. Jakarta : Balai Pustaka.
Rini Yunarti, 2003.BPUPKI, PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI, Jakarta :
Penerbit buku Kompas.
Sagimun, MD. 1989. Peranan Pemuda : Dari Sumpah Pemuda sampai
Proklamasi, Jogyakarta : Bina Aksara.
Sejarah SMA/SMK K - 1
224
KEGIATAN PEMBELAJARAN 11
PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN RI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menunjukkan dinamika pemerintahan Indonesia pada
awal kemerdekaan, masa demokrasi liberal dan masa demokrasi terpimpin
dengan baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan perkembangan pemerintahan RI di awal kemerdekaan
2. Menjelaskan pemerintahan pada masa demokrasi liberal
3. Menganalisis penerapan demokrasi terpimpin di Indonesia
C. URAIAN MATERI
Perkembangan pemerintahan RI diawali dari kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945. Perkembangan pemerintahan RI juga sangat terkait dengan
perjalanan dinamika
pemerintahan sejak kemerdekaan sampai berakhirnya
pemerintahan Sukarno, yang diganti dengan kekuasaan Orde Baru.
1. Permasalahan Pemerintahan RI Pascakemerdekaan
Menyerahnya Jepang pada Perang Dunia II atas Sekutu tanggal 14
Agustus 1945 menunjukkan bahwa secara de jure wilayah pendudukan Jepang
di kawasan Asia (termasuk Indonesia) dikuasai Sekutu sebagai pihak yang
menang dalam Perang Dunia II tersebut. Namun ketika Sekutu belum datang ke
Indonesia sehingga muncul Facum of Power maka kesempatan itu dimanfaatkan
dengan cermat oleh bangsa Indonesia untuk memerdekakan diri tanggal 17
Agustus 1945.Pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji kemerdekaan
Indonesia oleh pemerintah Jepang kepada bangsa Indonesia yang dibahas
dalam parlemen Jepang. Janji ini disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang
Kuniako Koiso yang diumumkan di depan upacara istimewa “the Imperial Diet”
pada tanggal 7 September 1944. Janji ini dapat ditafsirkan bahwa pemerintah
Jepang menarik simpati pada semua elemen bangsa Indonesia agar rakyat
Indonesai membantu pemerintah Jepang dalam menghadapi tentara Sekutu
Sejarah SMA/SMK K - 1
225
pada Perang Dunia II , karena diberbagai front pertempuran, tentara Jepang
terbukti kewalahan menghadapi tentara Sekutu diberbagai tempat di Asia
Seperti kita ketahui bersama bahwa UUD 1945 sebelumnya sebagai
sebuah rencana Undang-Undang Dasar hasil karya Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan beberapa perubahan dan
tambahan. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan sumber tatanan kehidupan
politik bagi bangsa Indonesia. Untuk melengkapi lembaga negara, maka PPKI
mengadakan sidang secara berturut-turut:
b.
Tanggal 18 Agustus 1945, dalam sidang I PPKI diputuskan:
1) Mengesahkan UUD 1945
2) Memilih presiden dan wakil presiden
3) Dalam menjalankan tugasnya, untuk sementara waktu presiden
dibantu KNIP
c.
Tanggal 19 Agustus 1945, PPKI memutuskan:
1) Membentuk kabinet dengan 12 departemen
2) Menetapkan pembagian wilayah Indonesia yang terdiri 8 propinsi
sekaligus ditunjuk gubernurnya
3) Rencana pembentukan Tentara Kebangsaan
d.
Tanggal 22 Agustus 1945, PPKI menetapkan:
1) Membentuk KNI (Komite Nasional Indonesia) dengan ketua: Kasman
Singodimejo. Tugas KNI untuk memberi nasehat kepada presiden
beserta kabinetnya. Hal ini didasarkan pada pasal IV aturan peralihan
UUD ‟45 yang menjelaskan “sebelum MPR, DPR dan DPA terbentuk,
dalam melaksanakan tugasnya presiden dibantu Komite Nasional.
PPKI pada saat itu melebur menjadi KNI-Pusat atau KNIP.
Selanjutnya akan dibentuk KNI untuk daerah tingkat I dan II.
2) Dibentuknya BKR ( Badan Kemanan Rakyat) yang berada dibawah
KNI. Selanjutnya akan dibentik KNI untuk Daerah Tingkat I dan II.
3) Pembentukan PNI sebagai partai tunggal.
Pada tanggal 4 September 1945, Sukarno dan Hatta membentuk kabinet
pertama Republik Indonesia. Kabinet ini terdiri atas kepala-kepala departemen
(dalam bahasa Jepang disebut bucho) atau penasehat (sanyo) dalam
pemerintahan Jepang, dan karena itu disebut oleh para penentangnya sebagai
kabinet bucho. Dengan demikian, kabinet pertama Indonesia
Sejarah SMA/SMK K - 1
memiliki sifat
226
ganda, yaitu masih menjadi bagian dai pemerintah militer Jepang di Jawa, dan
pada saat yang sama menjadi pemerintah Rebuplik Indonesai merdeka
(Anderson dalam Nasution,2001:15).
Konfigurasi demokrasi yang dituntut oleh UUD 1945 tidak bisa dipenuhi
pada awal-awal proklamasi kemerdekaan, karena pada waktu itu belum dibentuk
lembaga-lembaga negara. Oleh karena itu, semua kekuasaan dilimpahkan
kepada presiden melalui pasal IV, Aturan Peralihan. Pemusatan kekuasaan yang
terletak di tangan presiden tersebut berkembang opini seolah-olah Indonesia
sebagai bukan negara demokrasi namun negara fasis. Untuk melawan anggapan
yang sebenarnya berlawanan dengan kehendak rakyat, maka timbul usahausaha yang membangun corak pemerintahan demokrasi, yang pada saat itu
pilihannya adalah sistem parlementer. Usaha tersebut mengkristal saat tanggal 7
Oktober 1945 lahir satu memorandum yang ditandatangani anggota KNIP yang
bersisi dua hal, pertama, mendesak presiden menggunakan hak istimewanya
untuk segera membentuk MPR. Kedua, sebelum MPR terbentuk, hendaknya
anggota-anggota KNIP dianggap sebagai MPR (Mahfud M.D 1998 :34)
Pada tanggal 16 Oktober 1945, KNIP mengusulkan agar komite tersebut
diserahi kekuasaan legislatif dan menetapkan GBHN. Pemerintah supaya
menyetujui dibentuknya badan pekerja KNIP untuk melaksanakan fungsi baru
yang diusulkan tersebut.
Pemerintah dalam hal ini diwakili Wakil Presiden
Muhammad Hatta yang bertindak atas nama Presiden menyetujui usul KNIP
tersebut dan segera mengeluarkan maklumat yang dikenal Maklumat No. X
tahun 1945 yang berisi tentang “KNIP, sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi
kekuasaan legislatif dan menetapkan GBHN”. KNIP terdiri atas bekas anggota
PPKI bersama dengan lainnya supaya lebih mewakili rakyat. KNIP ini merupakan
badan penasehat bagi presiden dan kabinetnya menurut ketentuan Aturan
Peralihan UUD 1945 (Nasution,2001:15). Keluarnya Maklumat No. X Tahun 1945
merupakan perubahan praktek ketatanegaraan tanpa ada perubahan konstitusi
(UUD). Sebab menurut Aturan Peralihan, KNIP adalah pembantu presiden dalam
menjalankan kekuasaannya, dan bukan sebagai pengganti MPR dan DPR.
Dengan keluarnya maklumat ini, kekuasaan presiden berkurang (Mahfud
MD,2000:46).
Langkah lebih lanjut menuju demokratisasi diambil dengan pembentukan
kabinet parlementer. Pada tanggal 11 November 1945, Badan Pekerja
Sejarah SMA/SMK K - 1
227
mengumumkan usul yang ditandatangani Syahrir untuk mengubah kabinet
presidensil menjadi kabinet parlementer. Badan Pekerja juga menyebutkan
bahwa undang-undang dasar tidak memuat pasal yang mewajibkan atau
melarang
pertanggungjawaban
tingkat
menteri.
Badan
Pekerja
KNIP
menekankan bahwa pertanggungjawaban menteri kepada MPR merupakan
salah satu cara untuk menegakkan kedaulatan rakyat. Karena itu, Badan Pekerja
mengusulkan kepada presidensupaya pertanggungjawaban ini dimuat dalam
struktur
pemerintahan.
Akhirnya
presiden
Sukarno
menyetujui
usul
ini
(Pringgodigdo dalam Nasution, 2001:22).
Perubahan selanjutnya pemerintah mengeluarkan maklumat tanggal 14
November 1945 yang berisi perubahan sistem pemerintahan dari sistem Kabinet
Presidensil menjadi Parlementer. Hal ini merupakan perwujudan dari maklumat
sebelumnya yaitu maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November 1945 yang
berisi pemberian kesempatan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik
dalam sistem multipartai. (Mahfud. M.D, 2000:47-48). Maklumat Pemerintah
tanggal 14 November 1945 terjadi perubahan sistem pemerintahan yang
fundamental namun tanpa
merubah UUD 1945 dan hanya berdasarkan
Maklumat Pemerintah. Jika berdasarkan UUD 1945 presiden bertanggung jawab
kepada MPR dan berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus
sebagai
kepala pemerintahan, maka dengan adanya maklumat tersebut, presiden
kehilangan
kedudukannya
sebagai
kepala
pemerintahan
(Mahfud.
M.D,
1998:36).
Maklumat tanggal 14 November 1945 dikeluarkan atas usul Badan
Pekerja
Komite
Nasional
Pusat
berisi
perubahan
dari
sistem
pertanggungjawaban Presiden kepada MPR dengan menteri sebagai pembantu
Presiden menjadi sistem pertanggungjawaban dewan menteri kepada Parlemen
atau dalam hal ini Komite Nasional Pusat. Di dalam sistem pertangungjawaban
menteri, kritik yang dilancarkan terhadap pemerintah dapat dinyatakan secara
berkala, yakni melalui hak interpelasi atau memanggil menteri yang dianggap
bersalah untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.
Parlemen
memegang
hak
interpelasi
dan
jika
badan
tersebut
menentukan bahwa kebijakan yang dijalankan menteri tertentu tidak sesuai
dengan garis-garis kebijakan yang diinginkan parlemen, maka menteri tersebut
dapat dipaksa mengundurkan diri. Kalau kabinet tetap mendukung menteri
Sejarah SMA/SMK K - 1
228
tersebut, seluruh kabinet akan mengundurkan diri. Dengan cara demikian, maka
pertanggungjawaban menteri merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh
kabinet. Dalam struktur ini,kabinet dipimpin oleh seorang menteri yang disebut
perdana menteri. Umumnya, orang yang diangkat oleh kepala negara untuk
membentuk kabinet akan menjadi perdana menteri (Koesnodiprodjo dalam
Nasution, 2001:24).
Sebagai realisasi Maklumat Pemerintah tentang pergantian sistem
kabinet Presidensil dengan kabinet Ministeriil segera ditunjuk Sutan Syahrir
sebagai Perdana Menteri yang baru. Kabinet Syahrir segera mengadakan kontak
diplomatik dengan pihak Belanda dan Inggris. Pemerintah Inggris mengirimkan
Sir Archibald Clark Kerr sebagai Duta Istimewa di Indonesia dan pemerintah
Belanda diwakili Gubernur Jenderal Van Mook. Perundingan dimulai tanggal 10
Pebruari 1946 dan Van Mook menyampaikan pernyataan politik yang selanjutnya
menjadi dasar perundingan-perundingan dengan RI. Pernyataan politik dari Van
Mook adalah mengulangi dari pidato Ratu Belanda tanggal 7 Desember 1942. Isi
pokoknya adalah (Notosusanto, 1977:34) :
1) Indonesia akan dijadikan negara commonwealth berbentuk federasi
yang memiliki self-goverment di dalam lingkungan kerajaan Belanda.
2) Masalah dalam negari diurus oleh Indonesia, sedang urusan luar
negeri diurus pemerintah Belanda.
3) Sebelum dibentuk commonwealth, akan dibentuk pemerintahan
peralihan selama 10 tahun.
4) Indonesia akan dimasukkan sebagai anggota PBB.
2. Penerapan Demokrasi Liberal
Beberapa
tahun
pascakemerdekaannya,
pemerintah
Indonesia
terpaksa melakukan perubahan fundamental atas bentuk negara, sistem
pemerintahan, dan undang-undang dasarnya (Syahuri .2005: 120). Kondisi ini
sebagai dampak dari keinginan pemerintah Belanda untuk dapat berkuasa di
Indonesia kembali setelah Jepang menyerah kapada Sekutu , atas kekuasaan
Jepang di Indonesia pada akhir Perang Dunia II. Belanda berusaha mendirikan
negara-negara boneka sebagai strategi untuk melakukan proses kolonialisme
kembali pascakemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Sejalan dengan usaha
tersebut, Belanda melakukan agresi I tahun 1947 dan agresi II tahun 1948.
Sejarah SMA/SMK K - 1
229
Belanda juga berusaha mempersempit wilayah kekuasaan Negara
Republik Indonesia bahkan menghapus negara Indonesai yang merdeka tahun
17 Agustus 1945 dengan kebijakan konfrontasi. Hal ini terbukti ndengan adanya
Agresi Militer Belanda I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948.
Agresi Militer II, kota-kota penting di Indonesia sudah dikuasai pemerintah
Belanda termasuk ibu kota RI saat itu, Yogyakarta. Meskipun kota-kota penting
telah diduduki Belanda, namun Belanda gagal dalam mewujudkan ambisinya
untuk kembali berkuasa secara mutlak di Indonesia karena adanya perlawanan
rakyat Indonesia terhadap pasukan Belanda. Posisi Indonesia jugabertambah
kuat pasca agresi militer karena secara diplomasi internasional, banyak negaranegara lain yang mendukung eksistensi pemerintah Indonesia dan sebaliknya
mengecam aksi Belanda.
Keadaan ini menimbulkan keprihatinan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB)
untuk
melakukan
perundingan
perdamaian
dalam
mengatasi
permasalahan tersebut. Akhirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ikut serta
menyelesaikan permasalahan konflik Indonesai-Belanda, dengan diadakan
konferensi antara pemerintah Indonesai dengan Belanda serta disertakan pula
negara-negara bentukan Belanda yang telah tergabung dalam ikatan Byeekomst
voor Federal Overleg (BFO). Jalur diplomasi tersebut menghasilkan perundingan
yang dikenal dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung tanggal
23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 yang dihadiri wakil-wakil dari
Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federal Overlag (BFO), dan pemerintah
Belanda serta sebuah komisi PBB untuk Indonesia. Dalam konferensi tersebut
dihasilkan persetujuan pokok yaitu:
1) Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat
2) Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat
3) Didirikan Uni antar Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda
Selama
berlangsungnya
KMB
di
Den
Haag,
dibentuk
panitia
ketatanegaraan dan hukum tata negara, yang antara lain membahas rancangan
konstitusi sementara Republik Indonesia Serikat. Setelah kesepakatan diplomasi
antara Indonesia-Belanda, melalui KMB (Konferensi Meja Bundar) maka
konstitusi resmi Indonesia adalah UUD RIS. Konstitusi tersebut sebagai jalan
kompromi bagi kelancaran penyerahan kedaulatan Indonesia. Meskipun
demikian Konstitusi Republik Indonesia Serikat atau UUD RIS adalah konstitusi
Sejarah SMA/SMK K - 1
230
yang bersifat sementara sehingga dalam konstitusi tersebut telah diatur adanya
lembaga yang diberi kewenangan khusus membentuk konstitusi yang bersifat
tetap.
Dengan berlakunya UUD RIS tersebut, sistem pemerintahan Indonesia
menggunakan sistem parlementer atau liberal dengan bentuk negara federasi
atau serikat (Nugroho Notosusanto,1977:72). Sementara itu menurut praktek
ketatanegaraan berlakunya sistem demokrasi liberal di Indonesia dimulai saat
berlakunya UUD Sementara tahun 1950 yang menggantikan bentuk negara
serikat menjadi negara kesatuan sejak 17 Agustus 1950 (Mahfud M D, 2000:49).
Dengan berdirinya Negara Republik Serikat, maka konstitusi yang berlaku adalah
UUD RIS dan Negara Republik Indonesia hanya berstatus sebagai salah satu “
Negara Bagian” saja, dengan wilayah kekuasaan daerah yang disebut dalam
perjanjian Renville. Sedang UUD 1945 sejak saat itu hanya berstatus sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Bagian Republik Indonesia (Joeniarto,1996:63).
Sementara itu, negara-negara lain yang tergabung dalam RIS menurut
pasal 2 Konstitusi RIS adalah: Negara Indonesai Timur, Negara Pasundan
termasuk Distrik Federal Jakarta, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara
Sumatera Timur, dan Negara Sumatera Selatan. Selain itu masih terdapat
daerah yang disebut sebagai “satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri”
yaitu: Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar,
Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara dan Kalimantan Timur. Sedangkan wilayah
Irian Barat tidak termasuk bagian dari wilayah RIS. Hal ini disebabkan sesuai
dengan Piagam Penyerahan Kedaulatan antara Indonesia dan pemerintah
Belanda sebagai hasil
Konferensi Meja Bundar (KMB) bahwa status
Karisedenan Irian Barat tetap berlaku dengan ketentuan bahwa di dalam waktu
setahun setelah tanggal 27 Desember 1949, masalah kedudukan Irian Barat
akan diselesaikan dengan perundingan lagi antara Indonesia dengan Kerajaan
Belanda. Status Irian Barat ini pada akhirnya dihambat oleh Belanda karena
perundingan antar kedua negara untuk membahas Irian barat selalu mengalami
kegagalan.
Untuk
penyelesaiannya,
akhirnya
pemerintah
Indonesia
menggunakan cara konfrontasi dengan dikeluarkan maklumat Trikora (Tri
Komando Rakyat) yang diucapkan presiden Sukarno pada tanggal 19 Desember
1961.Konstitusi RIS juga dimaksudkan bersifat sementara.
Sejarah SMA/SMK K - 1
231
Sifat kesementaraanya Konstitusi RIS disebabkan karena Pembentuk
UUD tersebut merasa dirinya belum representatif untuk menetapkan UUD. Selain
itu, UUD RIS dibuat dengan tergesa-gesa karena agar secepatnya memenuhi
kebutuhan ketatanegaraan sehubungan akan dibentuknya Negara Federal.
Negara Republik Indonesia Serikat, yang berdiri pada tanggal 27 Desember
1949 berkat Konferensi Meja Bundar, ternyata tidak dapat bertahan lama. Bentuk
federal yang tidak mengakar terhadap rakyat, pada akhirnya timbul tuntutantuntutan di mana-mana, agar kembali ke bentuk negara kesatuan.
Negara RIS terdiri dari 16 negara bagian dengan kepala negara atau
presiden pertama Sukarno dan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri.
Sistem kabinetnya Zaken Kabinet yaitu suatu pemerintahan yang menterimenterinya diutamakan dari keahliannya dan bukan bersandar pada kekuatan
partai politik. Negara RIS ini tidak berlangsung lama disebabkan dasar
pembentukannya sangat lemah dan bukan merupakan kehendak rakyat. RIS
merupakan strategi diplomasi Belanda untuk dapat bertahan di Indonesia.
Tuntutan berbagai elemen bangsa agar kembali ke bentuk negara kesatuan dan
meninggalkan bentuk negara federal, ditidaklanjuti oleh pemerintah.Bangsa
Indonesia kembali memilih bentuk negara kesatuan dengan konstitusi baru yang
bernama “Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia” atau dikenal
dengan UUD Sementara atau UUDS 1950. Proses perubahan UUD RIS menjadi
UUD Sementara dilakukan secara formal dengan undang-undang yaitu UndangUndang Federal No. 7 Tahun 1950, ditetapkan perubahan UUD RIS menjadi
UUD Sementara berdasarkan pasal 127a, pasal 190, dan pasal 191 ayat (2)
UUD RIS (Syahuri .2005: 126).
Piagam Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Indonesia
Serikat (RIS) ditandatangani oleh Muhammad Hatta dan A. Halim pada tanggal
19 Mei 1950. Muhammad Hatta sebagai Perdana Menteri RIS mendapat mandat
penuh dari Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur untuk mewakili
negara RIS dan dua negara bagian sekaligus. Sedangkan A. Halim mewakili
Republik Indonesia. Piagam tersebut memuat persetujuan untuk kembali ke
bentuk negara “kesatuan” sesuai dengan Proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk itu
perlu disepakati perubahan-perubahan terhadap Konstitusi RIS sehingga
dibentuk panitia, yang bertugas membuat rancangan Undang-Undang Dasar
Sementara. Rancangan UUDS tersebut disetuji oleh tiga lembaga negara saat itu
Sejarah SMA/SMK K - 1
232
yaitu BP-KNIP,DPR serta Senat RIS sehingga UUDS 1950 diberlakukan di
negara kesatuan RI (Soepomo dalam Mahfud M.D. 1998:41)
Perubahan
konstitusi tersebut mencakup perubahan mukadimah dan
bentuk negara, yaitu bentuk negara federal ke bentuk Nagara Kesatuan Republik
Indonesia. Meskipun terjadi perubahan bentuk negara dan sistem pemerintahan,
namun wilayah Indonesia masih tetap utuh .Setelah RIS diganti UUD Sementara
maka Indonesia menganut sistem parlementer secara konstitusional serta sistem
multi partai seperti yang terjadi dalam kurun waktu tahun 1945-1949. UUDS
1950
menganut
sistem
parlementer
dan
dianggap
bahwa
sejak
pemberlakuannya tanggal 17 Agustus 1950 dimulailah era demokrasi liberal di
Indonesia sesuai dengan sistem parlementer yang sebenarnya meskipun
Nugroho Notosusanto beranggapan bahwa demokrasi liberal sudah dimulai
ketika berlaku konstiitusi RIS 27 Desember 1949.
UUD Sementara dapat bertahan lebih dari delapan tahun (1950-1959).
Sesuai sifatnya yang sementara, maka di bagian pasal-pasalnya terdapat
ketentuan hukum yang mengatur lembaga pembentuk undang-undang dasar
tetap
yang
disebut
“Konstituante”.
Konstituante
bersama-sama
dengan
pemerintah selekasnya diharapkan menetapkan undang-undang dasar untuk
menggantikan UUD Sementara. Anggota Konstituante dipilih melalui pemilihan
umum. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut maka pada tahun 1955
diadakan pemilihan umum yang pertama kali di Indonesia pada masa Kabinet
Burhanudin Harahap.
Kabinet-Kabinet Pada Masa Demokrasi Liberal
Pada masa berlakunya UUDS 1950 terjadi instabilitas pemerintahan
dibuktikan dengan 7 kali kabinet mengalami jatuh bangun yaitu:
a) Kabinet Natsir (6 September 1950-20 Maret 1951)
Kabinet ini merupakan koalisi dari beberapa partai dengan intinya Partai
Masyumi. Program kabinet ini antara lain:
1) Usaha mendapatkan keamanan dan ketertiban
2) Konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan
3) Perbaikan institusi Angkatan Perang
4) Penyelesaian Irian Barat
5) Mengembangkan dan memperkuat kekuatan ekonomi kerakyatan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
233
Kebijakan luar negeri pemerintahan Natsir adalah bebas dan netral
namun tetap bersimpati pada negara–negara Barat. Pada bulan
September 1950 Indonesia diterima sebagai anggota PBB (Ricklefs,1991:
363). Sementara itu permasalahan yang dihadapi kabinet tersebut
adalah:
1) Terganggunya stabilitas keamanan (adanya pemberontakan RMS dan
DI/TII Kartosuwiryo).
2) Kegagalan
membentuk
pemerintahan
koalisi
antara
Masyumi
dan PNI
3) Belanda menolak pengembalian atas Irian Barat (hasil keputusan KMB,
masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun
setelah KMB tahun 1949).
Kegagalan perundingan Indonesia-Belanda tentang Irian Barat,
menimbulkan mosi tidak percaya dari parlemen terhadap pemerintahan
Natsir. Krisis ini bertambah dengan adanya mosi dari Hadikusumo (PNI)
berkaitan pencabutan PP no 39/1950 tentang DPRS dan DPRDS yang
diakomodasi parlemen sehingga kabinet Natsir jatuh.
b) Kabinet Sukiman (April 1951-Pebruari 1952)
Setelah kabinet Natsir jatuh, Presiden Sukarno menunjuk Sukiman
Wiryosanjoyo (Masyumi) dan Sidik Joyosukarto (PNI) untuk membentuk
kabinet koalisi. Program kabinet ini adalah:
1) Pelaksanaan politik Luar negeri bebas aktif
2) Perjuangan diplomasi merebut Irian Barat
3) Persiapan penyelenggaraan Pemilu I
4) Sosial-ekonomi, mengusahakan kemakmuran rakyat dan perbaikan
hukum agraria
5) Keamanan, menjamin keamanan dan ketenteraman.
Kabinet Sukiman akhirnya jatuh disebabkan dianggap melanggar
politik luar negeri bebas aktif dengan melakukan persetujan MSA (Mutual
Security Act) dengan Amerika Serikat tahun 1951. MSA merupakan
persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari USA kepada Indonesia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
234
c) Kabinet Wilopo (April 1952–Juni 1953)
Program kabinet Wilopo adalah:
1) Persiapan Pemilu (pemilihan konstituante,DPR dan DPRD)
2) Kemakmuran, pendidikan dan keamaanan
3) Pelaksanaan politik bebas aktif
4) Pengembalian Irian Barat dalam NKRI
Permasalahan yang dihadapi kabinet Wilopo adalah:
1) Munculnya gerakan separatis
2) Keadaan perekonomian dan politik belum membaik
3) Persoalan Irian Barat belum selesai
4) Munculnya peristiwa 17 Oktober 1952.
Peristiwa 17 Oktober terjadi ketika sekelompok perwira militer yang
kehilangan jabatannya disebabkan mereka memaksa Presiden Sukarno untuk
membubarkan parlemen (Herbert Feith, 1995:14). Hal ini bermula dari usaha
perwira militer seperti Kepala Staf Angkatan Perang Repubklik Indonesia Kolonel
T.B. Simatupang dan Kepala Staf Angkatan Darat Kolonel A H Nasution
berencana melaksanakan reorganisasi dan rasionalisasi kekuatan TNI dengan
memperkecil jumlah prajurit namun berjiwa profesional dan berdisiplin. Rencana
rasionalisasi tersebut dalam rangka penghematan Anggaran Belanja Negara.
Program tersebut ditentang oleh kalangan militer sendiri terutama dari mantan
pasukan
PETA
dan
Laskar–laskar
serta
Parlemen.
Bahkan
parlemen
mengadakan sidang menuntut diadakannya pergantian pucuk pimpinan militer.
Sementara itu pihak TNI mengganggap bahwa apa yang dilakukan parlemen
sebagai bukti bahwa DPRS melakukan intervensi dalam urusan internal TNI–AD.
Akhirnya tanggal 17 Oktober 1952 terjadi demonstrasi yang diprakarsai militer
mendesak pada presiden untuk membubarkan DPRS. Presiden Sukarno
menolak tuntutan tersebut bahkan A.H. Nasiton dicopot dari jabatannya diganti
dengan Kolonel Bambang Sugeng.
Dampak dari peristiwa tersebut mempengaruhi masalah pemerintahan
termasuk kedudukan kabinet Wilopo. Kabinet ini semakin lemah ketika terjadi
peristiwa Tanjung Morawa di Sumatra Timur. Kasus Tanjung Morawa bermula
pihak keamanan berusaha memindahkan para penghuni liar dari tanah-tanah
perkebunan milik Belanda. Hal ini berkaitan dengan hasil persetujuan KMB yang
mengijinkan pengusaha-pengusaha asing kembali mengurusi tanah-tanah
Sejarah SMA/SMK K - 1
235
perkebunannya yang ditinggalkannya. Penghuni liar tersebut telah dihasut oleh
PKI untuk mempertahankan tanahnya sehingga terjadi tindak kekerasan yang
menimbulkan korban pada masyarakat. Peristiwa tersebut menyebabkan Kabinet
Wilopo mengembalikan mandatnya pada presiden Sukarno.
d) Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (Juli 1953-Juli 1955)
Kabinet ini merupakan koalisi PNI dan partai NU serta partai-partai kecil
lainnya. Sementara Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia) berada diluar
pemerintahan. Program kerja kabinet ini antara lain:
1) Pengindonesiaan perekonomian dan memberi kesempatan kepada
pengusaha pribumi.
2) Pelaksanaan
perekonomiaan
Ali
Baba
yaitu
kerja
sama
antara
pengusaha pribumi dengan pengusaha keturunan Tionghua dalam bidang
perekonomian di Indonesia.
Program kabinet Ali I yang menonjol adalah penyelenggaraan
Konferensi Asia Afrika di Bandung tanggal 18 –25 April 1955. Dalam KAA
tersebut juga merekomendasikan dukungan kepada Indonesia tentang
masalah Irian Barat. Pada akhirnya kabinet ini juga mengembalikan
mandatnya pada presiden tanggal 24 Juli 1955. Penyebabnya adalah
masalah pergantian KSAD (Komando Staf Angkatan Darat) yang masih
berkaitan dengan peristiwa 17 Oktober 1952. Kabinet Ali berkeinginan
mengangkat KSAD dari kelompok TNI yang anti peristiwa 17 Oktober yaitu
Kolonel Bambang Utoyo namun petinggi TNI menolak dengan alasan bahwa
dalam tradisi TNI, pengangkatan KSAD didasarkan pada senioritas dan
kecakapan (Muhaimin, 2002:84).
Parlemen akhirnya mengajukan mosi tidak percaya kepada Kabinet
Ali
yang dianggap tidak mampu menghadapi tekanan TNI-AD sehingga
mengembalikan mandatnya kepada presiden. Meskipun menurut sistem politik
bahwa yang dapat menjatuhkan kabinet adalah partai-partai politik di
parlemen tetapi momen jatuhnya kabinet Ali I disebabkan oleh kekuatan
Angkatan Darat. Namun kabinet ini merupakan kabinet terlama yang dapat
bertahan pada masa demokrasi parlementer.
Sejarah SMA/SMK K - 1
236
e) Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955-Maret 1956)
Setelah berlangsung perundingan yang rumit pasca jatuhnya Kabinet
Ali yang pertama ( Ali I),Burhannudin Harahap (Masyumi) berhasil menyusun
kabinet yang didukung oleh Masyumi,PSI dan Partai NU. Program kabinet
tersebut antara lain:
1) Pemberantasan korupsi (antara lain dengan menangkap mantan menteri
kehakiman Kabinet Ali I yaitu Jody Gondokusumo dengan tuduhan
korupsi).
2) Pelaksanaan pemilu I
Untuk mengurangi ketegangan dengan militer, Perdana Menteri
Burhannudin mengangkat kembali A. H Nasution sebagai KSAD. Hal ini
disebabkan pemerintah menginginkan dukungan militer untuk menjaga
stabilitas keamanan berkaitan dengan rencana pelaksanaan pemilu. Salah
satu program kabinet ini yang menjadi catatan sejarah politik di Indonesia
adalah terselenggaranya pemilu I di Indonesia sejak kemerdekaan RI tanggal
17 Agustus 1945.Kabinet Burhanudin berhasil menyelenggarakan pemilu I di
Indonesia dengan pelaksanaan sebagai berikut:
1) 29 September 1955 memilih anggota DPR
2) 15 Desember 1955 memilih anggota Konstituante
Kabinet Burhanudin Harahap tetap mempertahankan politik luar
negeri bebas aktif meskipun tetap condong pada negara-negara Barat. Pada
tanggal 13 Pebruari 1956 , kabinet mengumumkan secara sepihak untuk
memutuskan Uni Indonesia-Belanda hasil dari KMB, karena Belanda menolak
melakukan upaya diplomasi lanjutan tentang Irian Barat. Dengan berhasilnya
Pemilu I tersebut, tugas Kabinet Burhanudin Harahap dianggap selesai dan
perlu dibentuk kabinet baru hasil dari Pemilu tersebut.
e) Kabinet Ali Sastroamidjoyo II (Maret 1956-Maret 1957)
Kabinet Ali II merupakan kabinet koalisi partai–partai besar hasil
pemilu 1955 kecuali PKI sehinggga terdiri atas PNI,Masyumi dan Partai NU.
Program kabinet tersebut disebut dengan Rencana Lima Tahun, dengan
agenda sebagai berikut:
1) Perjuangan merebut Irian Barat
2) Pembentukan daerah-daerah otonom
Sejarah SMA/SMK K - 1
237
3) Pemilihan anggota DPRD
4) Perbaikan nasib buruh dan pegawai
5) Menyehatkan keuangan negara
6) Pergantian
ekonomi
kolonial
menjadi
nasional
(Nugroho
Notosusanto,1977:96).
Permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi
kabinet
dalam
melaksanakan agenda pemerintahan adalah:
1) Timbulnya semangat anti Cina di masyarakat
2) Hubungan memburuk dengan Belanda karena pengingkaran pemerintah
Indonesia terhadap persetujuan hutang-hutangnya dalam kesepakatan
KMB
3) Penyelundupan barang-barang import
4) Ketidakpuasan daerah (terutama Sumatra dan Sulawesi) tentang alokasi
beaya pembangunan antara daerah dan pusat.
Ketidakpuasan daerah-daerah semakin meningkat karena dukungan
dari panglima militer di daerah sehingga muncul dewan-dewan di daerah
seperti Dewan Banteng di Sumatera Barat. Pada tanggal 20 Juli 1956
Muhammad Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Pengunduran
diri Hatta berarti terlemparnya tokoh luar Jawa yang disegani oleh Pusat.
Dewan Banteng yang diketuai Let.Kol Ahmad Husein mengambil alih
pemerintahan sipil di Sumatra dengan tuntutan kepada pemerintah Pusat agar
Muhammad Hatta dikembalikan dalam posisi politik yang dominan dalam
pemerintahan. Disamping itu mereka menuntut pembagian alokasi anggaran
pembangunan yang proposional antara Pusat dan Daerah.
Pada bulan Oktober 1956 Presiden Sukarno menawarkan jalur
alternatif untuk mengatasi krisis politik berupa gagasan Demokrasi Terpimpin.
Menurut Sukarno, Demokrasi Terpimpin merupakan sistem musyawarahmufakat yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Wacana Demokrasi
Terpimpin tersebut menimbulkan perpecahan diparlemen karena partai-partai
politik menyambut suara pro dan kontra tentang konsepsi tersebut. Partai
Masyumi dan Partai Katholik menentang ide Sukarno tersebut sementara PNI
dan PKI mendukungnya.
Konsepsi Demokrasi Terpimpin juga mendapat tantangan keras dari
daerah terutama luar Jawa yaitu Sumatra dan Sulawesi. Krisis politik ini
Sejarah SMA/SMK K - 1
238
memuncak dengan pengunduran diri Kabinet Ali II. Namun sebelumnya
Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo menendatangani dekrit yang menyatakan
“Negara dalam keadaan darurat untuk semua wilayah” atau SOB (State of
Siegel). Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Kabinet Djuanda.
g) Kabinet Djuanda (April 1957–Juli 1959)
Kabinet tersebut merupakan Zaken Kabinet, dengan programnya
terdiri 5 (lima) pasal (Panca Karya) sehingga disebut kabinet karya Program
kerjanya adalah :
1) Membentuk Dewan Nasional
2) Normalisasi situasi negara dan mempergiat pembangunan
3) Perjuangan merebut Irian Barat
4) Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB (Nugroho
Notosusanto,1977:98).
Posisi kabinet Djuanda sangat kuat karena negara dalam keadaan
bahaya sehingga yang berperan adalah presiden dan TNI sehingga parlemen
tidak dapat mengeluarkan mosi untuk menjatuhkan kabinet. Pemerintah juga
membentuk Dewan Nasional yang diketuai Sukarno, bertujuan menampung
dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan-kekuatan dalam masyarakat serta
bertugas sebagai penasehat dalam menjalankan pemerintahan dan menjaga
stabilitas keamanan. Namun pada prakteknya, pembentukan Dewan Nasional
tersebut untuk memperkuat otoritas Sukarno serta sebagai forum tandingan
bagi pengaruh partai-partai politik di pemerintahan. Dewan Nasional yang
ektra-konstitusional tersebut menurut Sukarno berkedudukan lebih tinggi dari
kabinet karena dewan tersebut mencerminkan seluruh bangsa sedangkan
kabinet hanya mencerminkan parlemen (Mahfud M D,2000: 54).
Dalam
perkembangannya,
pemerintahan
tetap
tidak
berhasil
mengatasi berbagai krisis, bahkan pergolakan di daerah semakin meningkat.
Para perwira militer di daerah seperti Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Simbolon ,
Let. Kol Ahmad Husein dan Let. Kol Samual mengadakan pertemuan di
Palembang dengan hasil berupa tuntutan kepada pemerintah pusat yaitu:
1) Muhammad Hatta dikembalikan kedudukannya sebagai wapres
2) Jenderal Nasution beserta jajarannya harus diganti
3) Pembatasan gerakan dan paham komunis melalui Undang -undang.
Sejarah SMA/SMK K - 1
239
Tuntutan tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah Pusat sehingga
perwira daerah mengultimatum agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri.
Pada tanggal 15 Pebruari 1958 Ahmad Husein memproklamirkan berdirinya
PRRI (Pemerintahan Revolusioner Rebublik Indonesia) dengan Perdana
Menterinya, Syfrudin Prawiranegara (tokoh Masyumi). Sementara itu di
Sulawesi muncul gerakan Permesta yang mendukung PRRI sehingga
pemberontakan ini disebut PRRI/Permesta.
UUDS 1950 sejak semula hanya dimaksudkan untuk sementara,
yakni sampai disusun dan ditetapkan UUD yang bersifat tetap dan ditetapkan
oleh
lembaga
yang
representatif
untuk
menyusunnya
yaitu
Dewan
Konstituante. Sementara itu Dewan Konstituante hasil pemilu 1955 yang
bertugas menyusun Undang-undang Dasar gagal melaksanakan tugasnya.
Pertentangan antara kelompok pendukung Pancasila dan pendukung ideologi
Islam dalam persoalan dasar negara di Konstituante terus meruncing bahkan
konfrontasi meluas di luar gedung Konstituante dengan dibentuknya Front
Pancasila oleh PNI dan Front atau Blok Islam. Front Pancasila yang juga
didukung oleh PKI dibentuk dengan tujuan membasmi usaha-usaha yang
akan melenyapkan Pancasila. Dua kubu anatar pendukung Pancasila dan
pendukung ideologi Islam tampak tegas dengan pendiriannya masing-masing.
Keadaan ini semakin tegang dengan adanya pemberontakan
PRRI/Permesta. Dewan Konstituante telah gagal dalam mewujudkan untuk
menetapkan konstitusi yang baru. Pertentangan antarideologi politik menemui
jalan buntu, dan kegagalan tersebut menuntut pembuburan Konstituante dan
pemberlakuan kembali UUD 1945 (Nasution.2001 :4) Menurut Syahuri,
kegagalan Konstituante dalam menyusun dan menetapkan undang-undang
dasar disebabkan oleh dua hal yaitu : (1), Faktor internal ,adanya perbedaan
pendapat saat awal gagasan dasar negara yang pernah dibahas dalam
sidang-sidang Badan Persiapan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPPKI).
Perbedaan dasar negara tersebut muncul kembali di antara partai-partai besar
dalam Konstituante hasil pemilu 1955, sehingga muncul dua pandangan. Satu
pihak menghendaki dasar negara Pancasila yang terkait dengan “agama”
(syariat Islam) sebagaimana telah dirumuskan Piagam Jakarta 22 Juni 1945,
dan pihak lain menghendaki “Pancasila” sebagai dasar negara tanpa ada
Sejarah SMA/SMK K - 1
240
perkataan syariat Islam. (2), Faktor ekternal,yang datang dari pihak
pemerintah untuk kembali ke UUD 1945. Keinginan pemerintah ini didukung
oleh Tentara Nasional Indonesia. (Syahuri .2005:130).
UUD 1945 memang memberi kekuasaan presiden sangan kuat
karena memusatkan kekuasaan di tangan presiden yang tidak bertanggung
jawab kepada DPR dan hanya pada akhir masa jabatannya diharuskan
memberi pertanggungjawaban kepada MPR yang terdiri atas anggota
DPRdan utusan-utusan daerah serta golongan-golongan lain (Nasution
,2001:12). Hal ini yang menjadi salah satu alasan Presiden Sukarno lebih
senang jika konstitusi kembali ke UUD 1945.Akhirnya presiden Sukarno
memutuskan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 .
3. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi liberal atau sistem parlementer di Indonesia berdampak
pada instabilitas keamanan, politik serta ekonomi. Hal ni dibuktikan hanya
dalam rentang waktu 10 tahun terdapat 7 kabinet jatuh bangun. Disamping itu
muncul gerakan–gerakan separatis serta berbagai pemberontakan di daerah.
Sementara itu, Dewan Konstituante yang bertugas menyusun UUD yang baru
gagal melaksanakan tugasnya. Dalam pidato tanggal 22 April 1959 didepan
Konstituante dengan judul “Res Publica, Sekali Lagi Res Pubica”, Presiden
Sukarno atas nama pemerintah menganjurkan, supaya Konstituante dalam
rangka rencana pelaksanaan Demokrasi Terpimpin menetapkan UUD 1945
sebagai UUD bagi ketatanegaraan yang definitif.
Dewan Konstituante berbeda pendapat dalam merumuskan dasar
negara. Pertentangan tersebut antara kelompok pendukung dasar negara
Pancasila dan pendukung dasar negara berdasar syariat Islam. Kelompok
Islam mengusulkan agar mengamademen dengan memasukkan kata–kata :
dengan kewajibanmenjalankan syariat Islam bagi pemeluk–pemeluknya”
kedalam Pembukaan UUD 1945.Usul amandemen tersebut ditolak oleh
sebagian besar anggota Konstituante dalam sidang tanggal 29 Mei 1959
dengan perbandingan suara 201 (setuju) berbanding 265(menolak). Sesuai
dengan ketentuan tata tertib maka diadakan pemungutan suara dua kali lagi.
Pemungutan suara terakhir dilakukan tanggal 2 Juni 1959 namun tidak
Sejarah SMA/SMK K - 1
241
mencapai quorum. Akhirnya Konstituante mengadakan reses atau masa
istirahat yang ternyata untuk waktu tanpa batas.
Dengan memuncaknya krisis nasional dan untuk menjaga ekses–
ekses politik yang mengganggu ketertiban negara, maka KSAD Letjen. A. H
Nasution atas nama pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu), pada
tanggal 3 Juni 1959 mengeluarkan peraturan No. Prt./Peperpu/040/1959
tentang larangan mengadakan kegiatan politik.Kegagalan Konstituante dalam
melaksanakan tugasnya sudah diprediksi sejak semula, terbukti dengan
gagalnya usaha kembali ke UUD 1945 melalui saluran konstitusi yang telah
disarankan pemerintah. Dengan jaminan dan dukungan dari Angkatan
Bersenjata, Presiden Sukarno pada tanggal 5 Juli 1959, mengumumkan
Dekrit Presiden. Keputusan Presiden R I No. 150 tahun 1959 yang dikenal
sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memuat tiga hal yaitu:
Pertama Menetapkan pembubaran Konstituante
Kedua
Menetapkan UUD 45 berlaku lagi bagi segenap Bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal
penetapan Dekrit ini, dan tidak berlaku lagi UUDS
Ketiga
Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota–anggota DPR
ditambah dengan utusan–utusan daerah dan golongan, serta
pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara dalam waktu
yang sesingkat–singkatnya
Meskipun Dekrit 5 Juli 1959 merupakan suatu tindakan darurat,
mengingat keadaan ketatanegaraan negara yang membahayakan persatuan
dan keselamatan Negara dan Bangsa, namun kekuatan hukumnya bersumber
pada dukungan seluruh rakyat Indonesia, terbukti dari persetujuan DPR hasil
pemilu 1955 pada tanggal 22 Juli 1959. Setelah dinyatakan Dekrit 5 Juli 1959
maka berakibat jatuhnya seluruh kekuasaan politik pada tangan Sukarno
sebagai Presiden. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat dukungan komponen
masyarakat, TNI, Mahkamah agung serta sebagaian besar anggota DPR. Hal
ini disebabkan masyarakat mendambakan stabilitas politik dan keamanan
dalam rangka pembangunan bangsa. Namun Dekrit Presiden tidak dapat
dilepaskan dengan berlakunya konsep Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi Terpimpin pertama–tama adalah sebagai suatu alat untuk
mengatasi perpecahan yang muncul di dataran politik Indonesia dalam kurun
Sejarah SMA/SMK K - 1
242
waktu pertengahan tahun 1950-an. Untuk menggantikan pertentangan di
parlemen antara partai politik, suatu sistem yang lebih otoriter perlu diciptakan
dimana
peran
utama
Crouch1999;44).Sukarno
demokrasi
yang
dimainkan
oleh
mendefinisikan
dipimpin
permusyawaratan/perwakilan.
oleh
Presiden
Sukarno
(Harold
Terpimpin
adalah
kebijaksanaan
dalam
Demokrasi
hikmah
Meskipun definisi dari Demokrasi Terpimpin
pada hakekatnya baik namun pada prakteknya menyimpang dari apa yang
telah didefinisikan. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin yang diperkuat dengan
TAP MPRS No. VII/1965 menjelmakan Presiden Sukarno sebagai penguasa
yang mengarah pada kediktatoran.
Dalam rangka mengurangi peran kontrol partai politik yang menolak
Demokrasi Terpimpin, Presiden Sukarno mengeluarkan Peraturan Presiden
No. 7 tahun 1959 yang berisi ketentuan
kewajiban partai–partai politik
mencantumkan AD/ART(anggaran dasar/anggaran rumah tangga), dengan
asas dan tujuan tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, serta
membubarkan partai–partai politik yang terlibat dalam pemberontakan–
pemberontakan. Aturan tersebut mengakibatkan Partai Masyumi dan Partai
Sosialis
dibubarkan
karena
dianggap
mendukung
pemberontakan
PRRI/Permesta.
Konsepsi Demokrasi Terpimpin antara lain pembentukan lembaga
negara baru yang ektra–konstitusional yaitu Dewan Nasional yang diketuai
Sukarno sendiri dan bertugas memberi nasekat pada kabinet. Untuk
pelaksanaannya dibentuk kabinet baru yang melibatkan semua partai politik
termasuk PKI. Pada bulan Juli 1959, Sukarno mengumumkan kabinetnya
yang bernama Kabinet Kerja yang terdiri dari sembilan menteri disebut
Menteri–Menteri Kabinet Inti dan 24 menteri yang disebut Menteri Muda.
Dalam Kabinet Kerja tersebut, Djuanda diangkat sebagai menteri utama atau
pertama dan semua menteri diharuskan melepaskan ikatan kepartaian dalam
membentuk pemerintahan non–partai.
Program kerja kabinet tersebut dirumuskan dalam tiga pokok yaitu
( Feith, 1995:75):
1) Sandang-pangan bagi rakyat
2) Pemulihan keamanan
3) Melanjutkan perjuangan melawan imperalis.
Sejarah SMA/SMK K - 1
243
Periode Demokrasi Terpimpin ditandai oleh beberapa ciri, yaitu
pertama, peran dominan dari Presiden, kedua, pembatasan peran DPR serta
partai-partai politik (kecuali PKI yang diberi kesempatan untuk berkembang),
dan
ketiga,
peningkatan
peran
TNI
(Budiardjo,1998: 228). Dalam rangka
sebagai
kekuatan
sosial-politik
pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
,Sukarno juga membentuk DPA (Dewan Pertimbangan Agung) serta Dewan
Perancang Nasional yang dipimpin Muhammad Yamin, serta MPRS yang
diketuai Chaerul Saleh. MPR dalam sidangnya pada tahun 1960, 1963 dan
1965 menetapkan kebijakan-kebijakan yang mencerminkan ide-ide Demokrasi
Terpimpin. Namun Presiden membekukan DPR hasil pemilu 1955 disebabkan
parlemen menolak Anggaran Belanja Negara yang diajukan Presiden dan
menggantikannya dengan DPR GR(DPR Gotong-Royong). Sukarno juga
menetapkan MPRS, dimana tokoh PKI D.N Aidit menjadi salah seorang Wakil
Ketua. Tokoh-tokoh Masyumi ,PSI dan Muhammad Hatta menentang
kebijakan Sukarno tersebut dengan membentuk Liga Demokrasi.
Beberapa
usaha
pemerintahan
Demokrasi
Terpimpin
untuk
mengurangi peran partai politik antara lain dengan penyederhanaan sistem
partai dengan mengurangi jumlah partai melalui Penpres No. 7/1959.
Maklumat Pemerintah 3 November 1945 yang menganjurkan pembentukan
partai-partai politik dicabut dan ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh partai untuk diakui oleh pemerintah. Partai yang kemudian dinyatakan
memenuhi syarat adalak PKI,PNI NU, Partai Katolik, Partindo, Parkondo,
Partai Murba,PSII,IPKI, Partai Islam Perti, sedang beberapa partai lain
dinyatakan tidak memenuhi syarat. Di samping itu dicari suatu wadah untuk
memobilisasi semua kekuatan politik di bawah pengawasan pemerintah
melalui wadah Front Nasional yang dibentuk tahun 1960. Semua partai politik
yang ada terwakili di dalammya termasuk kelompok-kelompok yang selama ini
kurang mendapat kesempatan dalam berpartisispasi dalam membuat
keputusan, yaitu golongan TNI dan golongan fungsional.
MPRS yang terbentuk tanggal 22 Juli 1959, dalam Sidang Umum I
MPRS tahun 1960 menetapkan pidato kenegaraan Sukarno tanggal 17
Agustus
1959
tersebut
menjadi
“Manifesto
Politik
Indonesia”
dan
menetapkannya sebagai GBHN. Selanjutnya dalam Sidang Umumnya tahun
Sejarah SMA/SMK K - 1
244
1963 menetapkan “mengangkat Ir. Sukarno sebagai presiden seumur hidup”.
Dalam
membentuk
ideologi
bagi
Demokrasi
Terpimpin,
Sukarno
memperkenalkannya dalam pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus 1959 yang
berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dianggap sebagai Manifesto
Politik yang disingkat Manipol. Isi Manipol disimpulkan menjadi lima prinsip
yaituUUD
1945,
Sosialisme
Indonesia,Demokrasi
Terpimpin,
Ekonomi
Terpimpin dan Kepribadian Indonesia yang disingkat USDEK. ManipolUSDEK dikaitkan dengan dasar negara Pancasila sehingga menjadi
rangkaian pola ideologi Demokrasi Terpimpin.
Sukarno menghendaki persatuan ideologi antara Nasionalisme, Islam
dan Marxis dengan doktrin Nasakom (nasionalis, agama dan komunis).
Doktrin ini mengandung arti bahwa PNI (nasionalis), Partai NU (Agama) dan
PKI (komunis) akan berperan secara bersama dalam pemerintahan disegala
tingkatan sehingga menghasilkan sistem kekuatan koalisi politik. Namun pihak
militer tidak setuju terhadap peran PKI di pemerintahan (Ricklefs,1991:406).
Melalui kehadiran Front Nasional yang berdasarkan NASAKOM, PKI berhasil
mengembangkan sayapnya dan mempengaruhi hampir semua aspek
kehidupan politik (Budiardjo,1998: 229). Front Nasional sesuai dengan konsep
da ide dari Sukarno, tang rupanya dimaksudkan oleh Sukarno nantinya kan
menjadi partai tunggal negara dengan menggunakan basis massa sebagai
penggeraknya (Muhaimain,2002:135).
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untukmemahami materi Perkembangan Pemerintahan RI, anda perlu
membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi
pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa
yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.Silahkan
berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam
suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
Sejarah SMA/SMK K - 1
245
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK 1
a. Bacalah wacana berikut ini dengan baik!
UUD 1945 dan Amandemen
…………………………………………………………………………………
………………………… Meskipun demikian UUD 1945
yang didalam batang
tubuhnya hanya terdiri 37 pasal bersifat sangat singkat dan supel, apalagi jika
dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar negara-negara lainnya. Menurut
penjelasan UUD 1945 ditegaskan, UUD 1945 hanya memuat garis-garis besar
saja atau pokok-pokonya saja namun bersifat supel, untuk memberikan tempat
kepada pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan dinamika revolusi saat itu.
Namun demikian, meskipun dari namanya tidak menggunakan nama resmi “
Undang-Undang Dasar Sementara”, tetapi sebenarnya UUD 1945 sejak semula
oleh Pembentuknya, dimaksudkan bersifat sementara (Joeniarto,1996:40). UUD
1945 secara historis dinilai sebagai naskah UUD yang memang dimaksudkan
bersifat sementara. Bahkan Bung Karno suatu hari menyatakan bahwa UUD
1945 adalah “revolutie grondwet dan “UUD kilat”, yang nantinya apabila keadaan
sudah normal, dengan sendirinya akan diganti dengan UUD yang lebih
sempurna (Muhammad Yamin dalam Asshiddiqie, 2005:6).
…
b. Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas!
Berdasarkan alasan historis, apakah amandemen UUD 1945 diijinkan?
LK 2
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Bagaimana latar belakang lahirnya demokrasi liberal di awal kemerdekaan!
Sejarah SMA/SMK K - 1
246
2. Pada masa demokrasi liberal, kabinet sering jatuh bangun, mengapa?
3. Bagaimana hakekat Demokrasi Terpimpin!
4. Bagaimana pelaksanaan politik luar negeri masa demokrasi terpimpin?
5. Mengapa pada masa demokrasi terpimpin, eksistensi Indonesia
diperhitungkan di dunia internasional
LK 3
Beri penjelasan hal berikut
No
1
Fakta dan
Peristiwa
Latar belakang
Peristiwa Tanjung
…………………………………
Morawa
…………………………………..
Keterangan
…………………………………..
…………………………………..
2
Indonesia keluar
…………………………………
sebagai anggota
…………………………………..
PBB
…………………………………..
…………………………………..
3
Penyimpangan
…………………………………
politik dalam negeri
…………………………………..
masa Demokrasi
…………………………………
Terpimpin
…………………………………..
F. RANGKUMAN
Perjalanan sejarah bangsa antara tahun 1950-1966 diliputi suasana
pertentangan internal antara elemen-elemen bangsa. Hal ini berbeda pada
tahun-tahun awal kemerdekaan antara tahun 1945-1949 ,Indonesia diliputi
suasana perang kemerdekaan atau mempertahankan kemerdekaan. Pada masa
tahun 1950-1966 dikelompokkan dalam tiga masa pemerintahan yaitu masa
Demokrasi Liberal, Demikrasi Terpimpin dan Orde Baru.
Pada masa Demokrasi Liberal terjadi perbedaan kepentingan yang
menonjol di antara partai-partai politik yang ada. Sistem parlementer yang dicoba
Sejarah SMA/SMK K - 1
247
di Indonesia mengalami kegagalan. Hal ini dibuktikan hanya dalam kurun waktu
sembilan tahun tercatat kurang lebih terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Ketika
Pemilu I di Indonesia tahun 1955, rakyat mengharapkan bahwa hasil pemilu
tersebut dapat menjadikan perjalanan pemerintahan yang lebih baik. Namun
Dewan Konstituante yang merupakan badan perancang dan pembuat undangundang dasar hasil pemilu I tersebut juga gagal melaksanakan tugasnya. Partaipartai politik dalam Dewan Konstituante saling mempertahankan ideologinya
sehingga mengalami jalan buntu dalam mengambil keputusan.
Dalam suasana stagnan tersebut, Presiden mengambil keputusan untuk
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Selanjutnya presiden menerapkan
Demokrasi Terpimpin. Namun pada masa ini, Indonesia terseret pada arus
totaliter atau diktator. Presiden mengambil kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai
dengan aturan perundang-undangan. Disamping itu, PKI menjadi kekuatan yang
besar pasca pemberontakan PKI Madiun 1948. Pada Pemilu I PKI termasuk
dalam kategari partai besar dalam jumlah suara.
Masa Demokrasi Terpimpin merupakan masa berperannya tiga unsur
kekuatan yang menentukan arah perjalanan bangsa. Tiga kekuatan tersebut
adalah Presiden Sukarno, TNI dan PKI. Titik kulminasi dari persaingan diantara
ketiga kekuatan tersebut ketika terjadi peristiwa pemberontakan G-30-S tahun
1965. Sampai dengan keruntuhan
Orde Baru tahun 1998, PKI ditetapkan
sebagai kekuatan yang berada dibalik tragedi tersebut. Akibatnya ideologi
komunis dilarang hidup di Indonesia meski sekarang muncul wacana agar
pelarangan ideologi Komunis di Indonesia ditinjau ulang.
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi perkembangan
pemerintahan RI?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi di atas?
3. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah?
Sejarah SMA/SMK K - 1
248
DAFTAR PUSTAKA
Herbert Feith, 1995. Soekarno-Militer dalam Demokrasi Terpimpin. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Harold Crouch,1999. Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Kerstin Beise, 2004. Apakah Soekarno Terlibat Peristiwa G 30 S. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Todiruan Dydo,1989. Pergolakan Politik Tentara Sebelum dan Sesudah G 30
S/PKI. Jakarta:PT Golden Terayon Press.
Leo Suryadinata,1992. Golakar dan Militer Studi Tentang Budaya Politik. Jakarta:
LP3ES.
Lev Daniel S,1967. The Political Role of the Army in Indonesia. San Fransisco:
Chander Publishing Company.
Miriam Budiardjo,1996. Demokrasi di Indonesia Demokrasi Parlementer dan
Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
M.C Ricklefs,1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press
Mohammad Mahfud MD,2000. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Nugroho Notosusanto, 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai
Pustaka
Priyo Budi Santoso,1995. Birokrasi Pemerintah Orde Baru, Perspektif Kulturaldan
Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sekretaris Negara RI,1994. Gerakan 30 September Pemberontakan Partai
Komunis Indonesia Latar Belakang Aksi dan Penumpasannya. Jakarta:
Sekretaris Negara RI. Herbert Feith, 1995: Soekarno-Militer dalam
Demokrasi Terpimpin. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Sartono Kartodirjo,1993. Pengantar Sejarah indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme Jilid2. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Sekretaris Negara RI,1994. Gerakan 30 September Pemberontakan Partai
Komunis Indonesia Latar Belakang Aksi dan Penumpasannya. Jakarta:
Sekretaris Negara RI.
Sejarah SMA/SMK K - 1
249
Sayidiman Suryohadiprojo,1996. Kepemimpinan ABRI dalam Sejarah dan
Perjuangannya. Jakarta: Penerbit Intermasa
Soegiarso Soerojo,1988. Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai. Jakarta: Sri
Murni
Yahya A. Muhaimin, 2002. Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia
1945-1966. Yogyakarta:Gadjah Mada Press
Sejarah SMA/SMK K - 1
250
KEGIATAN PEMBELAJARAN 12
SEJARAH INDONESIA KONTEMPORER
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menunjukkan sejarah Indonesia pada awal Ode Baru,
perkembangan pemerintahan Orde Baru, tumbangnya Orde Baru dan
dimulainya pemerintahan reformasi di Indonesia dengan baik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan lahirnya Ode Baru
2. Menerangkan pemerintahan Orde Baru, dan tumbangnya Orde Baru
3. Menganalisis pemerintahan reformasi dalam berbagai aspek
C. URAIAN MATERI
1. Orde Baru
a.
Latar Belakang Lahirnya Orde Baru
Setelah berlakunya Demokrasi Terpimpin di Indonesia, hubungan antara
Presiden Sukarno dengan PKI semakin dekat dibandingkan dengan partai-partai
yang lain, karena PKI sebagai partai pendukung utama kebijakan Sukarno dalam
melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Disamping itu antara Sukarno dan PKI
terdapat persamaan persepsi dalam memandang berbagai masalah aktual saat
itu termasuk kecurigaannya pada militer dan pengaruh intervensi asing,
khususnya Blok Barat terhadap masalah dalam negeri Indonesia.
Pada bulan Januari 1965 posisi PKI di Jakarta sangat kuat setelah Sukarno
melarang partai Murba. Partai Murba sejak lama menentang PKI dalam rangka
memperebutkan kepemimpinan golongan kiri (Ricklefs, 1991:423). Pada sekitar
bulan Pebruari 1965, Ketua CC-PKI, DN Aidit mengusulkan dibentuknya
organisasi Angkatan Kelima yaitu milisi rakyat yang dipersenjatai yang terdiri
buruh dan tani, disamping kekuatan TNI dan Kepolisian. Alasan tuntutan PKI
tersebut dalam rangka menambah kekuatan militer dalam menghadapi konflik
dengan Malaysia melalui aksi Dwikora.
PKI juga mengusulkan agar prinsip-prinsip tentang Nasakomisasi disegala
bidang diperluas, dengan cara membentuk tim penasehat yang mewakili unsurSejarah SMA/SMK K - 1
251
unsur Nasakom untuk bekerja sama dengan para panglima dari keempat
angkatan dalam TNI (Harold Crouch, 1999:92). Diantara keempat Panglima
Angkatan, hanya Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani
yang secara tegas mendukung terbentuknya Angkata Kelima .
Usul PKI untuk menasakomisasi dalam tubuh Angkatan Bersenjata yang
merupakan bagian dari kampanye PKI untuk mencapai tujuan adanya perwakilan
Nasakom diseluruh lembaga negara dihalangi oleh para pemimpin Angkatan
Darat (Harold Crouch, 1999:93). TNI-AD juga menentang dibentuknya Angkatan
ke-5, dengan alasan bahwa Angkata ke-5 dan pembentukan Komisaris-komisaris
Politik, tidak diperlukan dalam lingkungan kemiliteran (Yahya Muhaimin,
2002:179).
Satu-satunya
menandingi
kekuatan
manuver
PKI
pemerintahan berkurang
organisasi
adalah
TNI.
atau
kelembagaan
Pengaruh
partai
yang
dapat
politik
dalam
drastis sejak berlakunya Demokrasi Terpimpin.
Sebagai upaya untuk mensentralisasikan struktur organisasinya, TNI semakin
solid dengan konsep Dwifungsinya yang mengintensifkan keterlibatan militer
dalam administrasi sipil dan ekonomi Indonesia. Meski demikian terdapat friksi
dalam militer yang disebabkan polarisasi antara perwira anti-komunis dan yang
pro Sukarno atau perwira dari Jawa dan non Jawa(Kerstin Beise, 2004:13).
Bahkan yang lebih berbahaya, ternyata PKI berhasil menyusup ke dalam tubuh
Angkata Darat, terutama Divisi Diponegoro, Jawa Tengah dan Divisi Brawijaya,
Jawa Timur (Ricklefs, 1991:420).
Berpalingnya Sukarno dari negara-negara Barat, dengan meninggalkan
prinsip-prinsip kebijakan gerakan non-blok yang mengarah pada terbentuknya
poros
Jakarta-Peking-Pyongyang-Hanoi,
serta
politik
konfrontasi
dengan
Malaysia menyebabkan Sukarno dianggap telah dekat dengan ide-ide komunis
dan PKI (Kerstin Beise, 2004:15). Amerika Serikat mengkhawatirkan bahwa
Indonesia menjadi korban dari teori domino tentang penyebaran ideologi
komunis. Sementara itu, pembangunan ekonomi Indonesia terhambat oleh
konflik
di
pemerintahan
sehingga
situasi
masyarakat
menjadi
tidak
menentu.Tindakan Sukarno yang melemahkan setiap kekuatan anti Komunis
dengan dalih sebagai kontra revolusi,serta terbentuknya Poros Jakarta-Peking
telah memberi kesempatan kepada PKI untuk menguasai hampir di sektor
kehidupan bangsa dan negara kecuali bidang militer khususnya Angkatan Darat.
Sejarah SMA/SMK K - 1
252
Situasi politik semakin terpolarisasi setelah Sukarno mendukung terbentuknya
Angkatan ke-5 yang merupakan ancaman bagi kekuatan militer.
Setelah PKI secara politis berhasil melemahkan lawan-lawan politiknya,
ternyata kekuatan militer sebagai institusi sulit ditundukkan. Dalam rangka
mendiskriditkan TNI-AD, PKI melancarkan adanya isue Dewan Jenderal. Dalam
isue Dewan Jenderal disebutkan bahwa sejumlah perwira tinggi TNI-AD yang
tidak loyal terhadap presiden yang mempunyai tujuan antara lain menilai
kebijakan Presiden Sukarno selaku Pemimpin Besar Revolusi.
Bersamaan dengan isue tersebut, tersiar pula adanya “Dokumen Gilchrist”.
Gilchrist yang nama lengkapnya Sir Andrew Gilchrist adalah Duta Besar Inggris
yang bertugas antara tahun 1963-1966. Dalam Dokumen Gilchrist berisi laporan
Duta Besar Inggris, Gilchrist mengenai koordinasinya dengan Duta Besar USA di
Jakarta untuk menangani situasi di Indonesia. Dokumen tersebut disebarluaskan
oleh Subandrio yang saat itu
menjabat Kepala Badan Pusat Intelejen (BPI)
Menteri Luar Negeri.
Pada tangal 26 Mei 1965, Subandrio membawa dokumen tersebut kepada
Presiden Sukarno, sehingga para perwira militer TNI-AD seperti LetJen Ahmad
Yani yang mempunyai hubungan dekat dengan Inggris dan USA diminta
penjelasannya oleh Presiden terkait dengan isue dokumen tersebut. Pada pidato
kenegaraan tanggal 17 Agustus 1965 Presiden Sukarno menunjukkan
kecurigaan dan permusuhannya terhadap kekuatan atau organisasi yang anti
PKI terutama TNI-AD dan mengemukakan bahwa telah ditemukan adanya
dokumen tentang rencana komplotan di dalam negeri yang bekerja sama dengan
CIA dan pemerintah Inggris yang berusaha merobohkan pemerintahannya
(Yahya Muhaimin, 2002: 183).
Secara teoritis, kegagalan pemerintahan sipil di suatu negara yang baru
merdeka di kawasan Asia, Afrika dan Amerika secara tidak langsung memberi
kesempatan pada pihak militer untuk mengambil-alih pemeritahan. Tersiar berita
di luar negeri tentang beberapa kudeta militer di Irak pada Juli 1958,kemudian
bulan Oktober 1958 pemerintahan sipil Pakistan jatuh ke tangan Jenderal Ayu
Khan, di Burma ke tangan Ne Win, adanya kudeta di Thailand, rencana kudeta di
Philipina serta pemerintahan Sipil Sudan juga ditumbangkan pihak militer.
Pers Jakarta juga memuat thesis dari Scott yang diantaranya berpendapat
bahwa di negara-negara yang baru berkembang khususnya di Asia, perlu
Sejarah SMA/SMK K - 1
253
adanya kekuasaan diktator militer untuk menyelamatkan diri dari bahaya komunis
(Daniel S. Lev, 1967:188-189). Kecenderungan adanya kudeta di negara-negara
lain tersebut, menjadikan Presiden Sukarno curiga terhadap militer yang akan
merebut kekuasaannya.
Pada awal September 1965 terdapat isue bahwa Dewan Jenderal akan
merebut kekuasaan Presiden Sukarno dengan memanfaatkan pengerahan
pasukan dari daerah yang didatangkan ke Jakarta dalam rangka persiapan
peringatan HUT TNI tanggal 5 Oktober 1965. Isuenya Dewan Jenderal
mempunyai struktur sebagai berikut:
a) Perdana Menteri
: Jenderal A H Nasution
b) Wakil Perdana Menteri/Menteri
Pertahanan
: Let.Jend Ahmad Yani
c) Menteri Dalam Negeri
: Hadisubeno
d) Menteri Luar Negeri
: Roeslan Abdulgani
e) Menteri Hubungan Dagang Luar Negeri
:Brigjen Sukendro
f) Jaksa Agung
: Mayjen S. Parman
Pada tanggal 30 September malam 1 Oktober 1965 keteganganketegangan memuncak karena telah terjadi percobaan kudeta di Jakarta. Apa
yang terjadi saat itu dan hari-hari berikutnya sedikit jelas namun tetap terjadi
perbedaan–perbedaan pendapat yang tajam mengenai siapa yang mendalangi
percobaan kudeta. Tampaknya mustahil bahwa hanya ada satu dalang yang
mengendalikan
menjelaskan
semua
kejadian
peristiwa
tersebut
itu.
Tafsiran-tafsiran
yang
harus
dipertimbangkan
secara
berusaha
hati-hati
(Ricklefs,1991:427). Meskipun demikian, walaupun gerakan itu secara resmi
tidak menggunakan organ PKI dan secara resmi juga tidak melibatkan dalam
peristiwa G-30/S 1965, namun PKI memainkan peranan besar dalam gerakan
tersebut .
Perencanaan kudeta dimulai ketika diketahui kondisi kesehatan Sukarno
memburuk sejak bulan Juli 1965. Kondisi kesehatan tersebut paling berpengaruh
tehadap gejolak politik dalam negeri. (Kerstin Beise,2004:116). Presiden Sukarno
sebagai posisi sentral dalam percaturan politik saat itu, sementara pertentangan
antara PKI dengan TNI-AD hanya menunggu saatnya untuk menjadi perang
terbuka,sangat beralasan jika kondisi kesehatan Sukarno menjadi faktor penting
dalam peristiwa G-30/S 1965.
Sejarah SMA/SMK K - 1
254
Pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965
jenderal TNI-AD yaitu Letjen
Ahmad Yani, Mayjen Haryono M. T,Brigjen D. I Panjaitan ditembak dirumahnya
sementara Mayjen Suprapto, Mayjen S. Parman dan Brigjen Sutoyo ditembak di
Lubang Buaya. Jenderal A.H Nasution lolos dari peristiwa penculikan tersebut,
sehingga ajudannya Lettu P.A Tendean secara keliru dibawa ke Lubang Buaya
dan dibunuh. Pada saat yang sama obyek-obyek vital di Jakarta seperti RRI
(Radio Republik Indonesia) dan Telkom diduduki sementara Istana Merdeka
dikepung.
Pelaksanaan kudeta adalah anggota-anggota militer dari Batalion 454
Diponegoro Jawa Tengah, Batalion 530 Brawijaya Jawa Timur serta Pasukan
Kehormatan Pengawal Presiden Pasukan Cakrabirawa yang dibagi dalam tiga
kelompok. Kelompok Pasopati yang dipimpin Dul Arief bertugas menculik para
jenderal. Kelompok Bima Sakti yang dipimpin Suradi Prawiroharjo ditugaskan
menguasai Jakarta. Kelompok Gatotkaca (juga dinamakan Pringgodani) yang
dipimpin Gatut Sukrisno ditempatkan di Lubang Buaya. Pimpinan kudeta terdiri
lima orang yang membentuk Senko (Sentral Komando) bermarkas di Halim
Perdanakusuma. Kelima orang tersebut adalah Letkol Untung,Kolonel Latief,
Sujono, Pono dan Syam. Apakah ada dalang dibelakangnya dan siapa, masih
menjadi misteri (Kerstin Beise, 2004:17).
Setelah pasukan Bimasakti yang dipimpin Kapten Suradi menguasai RRI
dan pusat jaringan informasi, pada tanggal 1 Oktober 1965 jam 7.20 RRI
menyiarkan tentang telah dilancarkannya suatu gerakan yang bernama “Gerakan
30 September” dibawah pimpinan Letkol Untung, Komandan Batalon I Resimen
Cakrabirawa guna menyelamatkan Presiden Sukarno dan negara dari ancaman
kudeta yang akan dilaksanakan oleh Dewan Jenderal yang disponsori Amerika
Serikat. Juga disiarkan bahwa menurut Letkol Untung, Gerakan 30 September
semata-mata gerakan dalam tubuh TNI-AD yang ditujukan kepada Dewan
Jenderal yang anggota-anggotanya telah ditangkap, sedang Presiden Sukarno
dalam keadaan selamat. Dalam siaran lanjutan di RRI juga disiarkan bahwa
anggota Dewan Jenderal berencana melakukan kudeta terhadap Presiden
Sukarno pada saat berlangsungnya HUT TNI tanggal 5 Oktober 1965.
Selanjutnya, Brigjen Supardjo mengusulkan kepada Sukarno agar Mayjen
Pranoto Reksosamudra diangkat sebagai Panglima Angkatan Darat dan Sukarno
menyetujuinya. Tindakan yang dilakukan Gerakan 30 September tersebut
Sejarah SMA/SMK K - 1
255
mendapat dukungan dari Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar
Dhani ( Yahya Muhaimin, 2002 :199). Dengan terbunuhnya para jenderal TNI-AD
serta tidak munculnya Jenderal Nasution karena bersembunyi telah memberikan
kesempatan kepada Mayjen Suharto untuk memegang komando Angkatan Darat
di pagi hari tanggal 1 Oktober 1965. Sebagai perwira paling senior di Jakarta
yang
membawahi
pasukan-pasukan
secara
langsung
,segera
Suharto
menjalankan wewenangnya (Harold Crouch, 1999:256).
Sementara itu, Panglima Kostrad Mayjen Suharto bertindak untuk
memulihkan situasi di Ibukota dan pada malam hari tanggal 1 Oktober saat itu
juga, Suharto dapat menguasai Jakarta dan merebut gedung-gedung vital seperti
RRI. Ia menjelaskan melalui siaran RRI tentang apa yang terjadi. Keesokan
harinya lapangan udara Halim yang dijadikan pusat Gerakan 30 September
direbut pasukan RPKAD. Para pemimpin pasukan kudeta meninggalkan
pangkalan Halim, D.N. Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah, sedangkan Omar
Dhani menuju Madiun, sehingga gerakan kudeta berakhir dengan dikuasainya
Ibukota Jakarta oleh TNI-AD yang anti PKI. Selanjutnya D.N Aidit tertangkap di
Solo, Jawa Tengah. Sebelum ditembak mati ia menerangkan bahwa sebenarnya
rencana pelaksanaan kudeta memang dipersiapkan oleh PKI pada tahun 1970.
Rencana PKI tersebut akhirnya dilakukan terlalu tergesa-gesa sebab rencana
tersebut telah diketahui oleh TNI-AD (John Hughes dalam Muhaimin, 2002: 201).
Rencana kudeta PKI yang dipercepat dari rencana semula, dimungkinkan karena
kekhawatiran pada kondisi kesehatan Sukarno. Jika Presiden meningggal, PKI
khawatir jika TNI-AD terlebih dahulu mengambil-alih pemerintahan.
Sikap Presiden Sukarno terhadap adanya peristiwa kudeta tersebut sering
dinilai berbagai kalangan sebagai petunjuk atas pembelaannya terhadap
Gerakan G-30/S 1965 (Kerstin Beise, 2004:379). Dan setelah peristiwa tersebut,
Suharto dan TNI-AD memegang peranan kehidupan politik di Indonesia. Pada
tanggal 2 Oktober 1965, Suharto menemui Presiden Sukarno di Bogor yang
merupakan pertemuan pertama keduanya sejak terjadinya peristiwa kudeta.
Pertemuan yang juga dihadiri pejabat Pemerintah dan Militer itu berlangsung
dalam suasana yang tegang akibat perbedaan pandangan mengenai G-30/S.
Pada tanggal 4 Oktober 1965 di Lubang Buaya diketemukan mayatmayat para jenderal dalam suatu lubang sumur. Tampaknya dalam penjelasan
tentang peristiwa pembunuhan tersebut telah didramatisir. Hal ini menimbulkan
Sejarah SMA/SMK K - 1
256
emosi masa rakyat yang anti-Komunis yang kemudian diperhebat dengan
kematian puteri A.H Nasution yang tertembak dalam peristiwa G-30/S yaitu Ade
Irma Suryani Nasution. Ketidakhadiran Presiden Sukarno dalam acara
pemakaman para jenderal di Taman Pahlawan Kalibata menambah kemerosotan
popularitas Sukarno dan menaikkan pamor TNI-AD.Setelah ibukota Jakarta telah
dikuasai TNI-AD dilanjutkan meredamkan konflik serupa yang terjadi terutama di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua wilayah tersebut mempunyai basis masa
PKI yang besar disamping
kesatuan militer Diponegaro dan Brawijaya
terindikasikan telah jatuh pada pengaruh Gerakan 30 September.
Dengan perkembangan terjadinya peristiwa tersebut, TNI-AD telah
dipandang sebagai “Penyelamat Bangsa” oleh kekuatan anti-PKI sehingga
posisi TNI semakin kuat bahkan menjadi pusat perhatian nasional ketika pada
tanggal 16 Oktober 1965 Mayor Jenderal Suharto diangkat oleh Presiden
Sukarno sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat, sementara Jenderal A.H
Nasuition tetap pada posisi Menteri Koordinator Bidang Pertahanan dan
Keamanan.Tuntutan dibubarkannya PKI di masyarakat berkembang begitu
cepat, pada tanggal 25 Oktober 1965 terbentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia) yang merupakan gabungan dari organisasi mahasiswa yang anti-PKI.
Dalam demonstrasi yang ditujukan pada pemerintah mereka menuntut tiga hal
yang dikenal sebagai Tritura (Tri Tuntunan Rakyat) yaitu:
1. Pembubaran PKI
2. Pembentukan Kabinet Baru
3. Penurunan Harga
Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Sukarno mengambil kebijakan
yang tidak populis dengan melakukan reshufle kabinet. Namun yang diganti
adalah Menteri Koordinator Pertahanan-Keamanan Jenderal A.H Nasution
diganti oleh Mayor Jenderal Sarbini dan Presiden juga mengangkat menteri baru
yang dianggap masyarakat sebagai pro-PKI. Hal ini yang memicu demontrasi
lebih besar di masyarakat yang juga didukung TNI-AD.
Adanya perkembangan politik tanpa kepastian, mamaksa TNI-AD
melakukan tekanan-tekanan kepada presiden. Presiden akhirnya mengeluarkan
Surat Perintah kepada Menteri Panglima Angkatan Darat, Jenderal Suharto pada
tanggal 11 Maret 1966 yang dikenal dengan sebutan Surat Perintah Sebelas
Sejarah SMA/SMK K - 1
257
Maret. Supersemar telah memberi
TNI-AD berupa legitimasi politik untuk
berperan formal dalam mengatasi situasi pascaG-30/S.
Sehari setelah adanya Supersemar yaitu tanggal 12 Maret, Suharto
membubarkan PKI beserta seluruh organisasi berada di bawahnya dari Pusat
sampai Daerah dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang diseluruh wilayah
Indonesia. Akhirnya posisi Suharto semakin kuat ketika MPRS yang anggotanya
telah dibersihkan dari orang-orang PKI dalam Sidang Umumnya berhasil
membuat keputusan-keputusan yang berisi penguatan legitimasi peranan politik
Angkatan Darat serta mengurangi kekuasaan Sukarno.
Diantara ketetapan MPRS tersebut adalah Ketetapan No. IX tentang
pengukuhan “Surat Perintah Sebelah Maret” yang mengesahkan kekuasaan
politik Suharto sebagaimana terkandung dalam Surat Perintah tersebut hingga
terbentuknya MPR hasil pemilihan umum dan Ketetapan No. XIII, yang memberi
kekuasaan kepada Letjen Suharto untuk membentuk kabinet baru menggantikan
Kabinet
Dwikora
dengan
tugas
pokok
membina
perekonomian
dan
pembangunan. Kemudian Ketetapan No.XV yang memberi kuasa kepada
Suharto untuk memegang jabatan presiden jika sewaktu-waktu presiden
berhalangan, sedangkan Ketetapan No. XXV berisi pengesahan pembubaran
PKI, yang telah dilaksanakan Suharto tanggal 12 Maret 1966. Pada tnggal 25 Juli
1966 Jenderal Suharto membentuk kabinet baru sesuai keputusan MPRS
dengan nama Kabinet Ampera.
Tertumpasnya pemberontakan G 30/S oleh TNI merupakan batas
toleransi terakhir yang diberikan tentara terhadap cara berpikir partai politik, yang
dianggapnya selalu memunculkan konflik. Keinginan membentuk negara yang
demokratis sebagaimana kehidupan politik di negara-negara Barat,diianggap
oleh TNI belum serasi untuk diterapkan di negara yang baru merdeka seperti
Indonesia. Oleh karena itu, akhirnya munculnya kepemimpinan dari golongan
tentara (Todiruan Dydo,1989:92-93). Akhirnya Sukarno tidak bertindak untuk
melawan kekuatan-kekuatan baru tersebut. Tindakan Suharto yang berhasil
menguasai situasi menyebabkan Sukarno terpaksa turun dari kekuasaannya dan
Suharto membentuk pemerintahan baru yang dikenal sebagai Orde Baru.
b. Perkembangan Perekonomian pada Masa Orba
Sejak semula pemerintahan Orba menjalankan kebijakan-kebijakan
stabilitas dan pembangunan ekonomi, menyandarkan legitimasinya pada
Sejarah SMA/SMK K - 1
258
kemampuan memajukan kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat Indonesia
Keadaan rakyat Indonesia pada tahun 1970-an dan 1980-an lebih baik dibanding
pada masa Demikrasi Terpimpin (Ricklefs,1991:433).
Rehabilitasi perekonomian Indonesia di bawah Orde Baru berkaitan
dengan upayanya memisahkan diri dari negara-negara komunis dan menjalin
hubungan dengan dunia nonkomunis termasuk Amerika Serikat dan negaranegara Eropa lainnya. Langkah-langkah penting lainnya dengan diakhirinya
konfrontasi dengan Malaysia yang ditindaklanjuti dengan didirikannya ASEAN
pada tahun 1967. Kemudian Indonesia juga masuk kembali sebagai anggota
PBB pada tahun 1966.
Pada awal tahun 1967 negara-negara non-komunis membentuk sebuah
konsorsium yang dikenal dengan IGGI (Inter Governmental Group for Indonesia).
Dalam
rangka
menyiapkan
prakondisi
menuju
pembangunan
ekonomi,pemerintah membuat Undang-Undang Penanaman Modal Asing dalam
rangka mempercepat pembangunan ekonomi (Priyo Budi Santoso,1995:120).
Hasil yang dicapai dalam rentang waktu pendek cukup meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dimulailah penyusunan Repelita
(Rencana Pembangunan Lima Tahun) I pada tahun 1969 sebagai titik awal dari
serangkaian rencana pembangunan yang akan dilakukan dalam tahap-tahap
berikutnya. Repilita I merupakan suatu perencanaan pembangunan parsial
dengan memberi perhatian khusus pada sektor-sektor yang dianggap krisis
dalam perekonomian Indonesia. Repelita I telah mengubah citra perencanaan
dan pembangunan Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini
diperkuat oleh hasil-hasil pelaksanaan Repelita berikutnya, sehingga laju
pertumbuhan ekonomi meningkat cukup signifikan.
c. Tumbangnya Orde Baru
Pemberontakan G-30/S yang gagal telah membawa perubahan tatanan
kehidupan sosial,politik dan ekonomi di Indonesia. Peranan golongan tentara
yang berhasil menumpas G-30/S menaikan citranya di mata masyarakat.
Munculnya Jenderal Suharto sebagai kepala negara baru, memperluas peran
TNI dalam aspek sosial-politik. Dallam perjalanan pemerintahan Orde Baru
selanjutnya, keadaan bercorak militer dihampir
semua sektor kegiatan
kekuasaan pemerintahan. Hal ini pada akhirnya juga menimbulkan kritik dari
Sejarah SMA/SMK K - 1
259
masyarakat,
pemerintahan
terutama
Orde
dari
Baru,
kalangan
mereka
mahasiswa
berperan
yang
sangat
ketika
besar
lahirnya
(Todiruan
Dydo,1989:105).
Setelah berkuasa hampir 32 tahun akhirnya Presiden Suharto juga
ditumbangkan oleh aksi demonstrasi besar-besaran bahkan menuju pada
tindakan anarkhis. Demontrasi yang dipelopori mahasiswa tersebut terjadi ketika
pada akhir tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berlarut-larut.
Pemerintah Suharto dianggap menyuburkan praktek KKN (Korupsi,Kolusi dan
Nepotisme). Puncaknya pada tahun 1998 Suharto terpaksa mengundurkan diri
sebagai presiden dan digantikan oleh wakilnya B.J Habibie sehingga Orba
akhirnya berakhir.
2. Orde Reformasi
Pemberontakan G-30/S yang gagal telah membawa perubahan tatanan
kehidupan sosial,politik dan ekonomi di Indonesia. Peranan golongan tentara
yang berhasil menumpas G-30/S menaikan citranya di mata masyarakat.
Munculnya Jenderal Suharto sebagai kepala negara baru, memperluas peran
TNI dalam aspek sosial-politik. Dalam perjalanan pemerintahan Orde Baru
selanjutnya, keadaan bercorak militer dihampir
semua sektor kegiatan
kekuasaan pemerintahan. Hal ini pada akhirnya juga menimbulkan kritik dari
masyarakat,
terutama
dari
kalangan
mahasiswa
yang
ketika
lahirnya
pemerintahan Orde Baru, mereka berperan sangat besar (Dydo,1989:105).
Setelah berkuasa hampir 32 tahun akhirnya Presiden Suharto juga
ditumbangkan oleh aksi demonstrasi besar-besaran bahkan menuju pada
tindakan anarkhis. Demontrasi yang dipelopori mahasiswa tersebut terjadi ketika
pada akhir tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berlarut-larut.
Pemerintah Suharto dianggap menyuburkan praktek KKN (Korupsi,Kolusi dan
Nepotisme). Puncaknya pada tahun 1998 Suharto terpaksa mengundurkan diri
sebagai presiden dan digantikan oleh wakilnya B.J Habibie sehingga Orba
akhirnya berakhir.
Pada masa reformasi, salah satu tuntutan yang menonjol dari berbagai
elemen di masyarakat, adalah amandemen UUD 1945. Hal ini disebabkan ,UUD
1945 pada masa Orde Baru dianggap memberikan legitimasi terhadap
kekuasaan yang cenderung otoriter karena terdapat pasal-pasal yang multi-tafsir
Sejarah SMA/SMK K - 1
260
sehingga memberi celah bagi penguasa saat itu untuk menafsirkan ketentuan
dalam UUD 1945 sesuai dengan kepentingan penguasa.
Bersumber dari kesalahan pembangunan ekonomi ,berbagai kesulitan
yang dihadapi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya
semakin
hari semakin bertambah
berat.
Demonstrasi-demonstrasi yang
dipelopori para mahasiswa telah mendorong terjadinya krisis sosial. Kerusuhan,
kekacauan, pembakaran, dan penjarahan merupakan fenomena yang terus
terjadi di beberapa daerah
Sementara, pemerintahan Orde Baru sendiri tidak mampu mengatasi
krisis politik yang berkembang. Oleh karena itu, satu-satunya jawaban yang
dipandang
paling
realistik
adalah
menuntut
Presiden
Suharto
untuk
mengundarkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Pemerintahan Orde Baru
dan Presiden Suharto dipandang sudah tidak mampu menciptakan kondisi
kehidupan yang lebih baik sehingga perlu diganti.
Krisis hukum juga belum dapat direalisasikan. Bahkan dalam praktiknya,
kekuasaan kehakiman menjadi pelayan kepentingan para penguasa. Bersamaan
dengan krisi moneter, ekonomi, dan politik telah terjadi krisis di bidang hukum
(peradilan). Keadaan itulah yang menambah ketidakpercayaan masyarakat
terhadap pemerintahan Orde Baru pimpinan Presiden Suharto. Untuk mengatasi
krisis multidimensional tersebut, maka satu-satu jalan adalah melaksanakan
reformasi total dalam berbagai bidang kehidupan. Para mahasiswa sebagai
pelopor gerakan reformasi mengajukan berbagai tuntutan:
1. adili Suharto dan kroni-kroninya,
2. ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN
3. tegakkan supremasi hukum.
Untuk memenuhi tuntutan mahasiswa, Presiden Suharto mengundang
tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh nasional untuk membentuk Dewan
Reformasi yang beranggotakan tokoh agama dan tokoh nasional. Tokoh-tokoh
tersebut menolak panggilan dan ajakan Suharto sehingga Presiden Suharto
mengundurkan diri.
Puncak aksi mahasiswa terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 di Universitas
Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang berlangsung secara damai telah berubah
menjadi aksi kekerasan, setelah tertembaknya empat orang mahasiswa, yaitu
Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Lesmana, Heri Hertanto, dan Hafidhin Royan.
Sejarah SMA/SMK K - 1
261
Sedangkan para mahasiswa yang menderita luka ringan dan luka parah pun
tidak sedikit jumlahnya, setelah bentrok dengan aparat keamanan yang berusaha
membubarkan para demonstran. Pada waktu tragedi Trisakti terjadi, Presiden
Suharto sedang menghadiri KTT G-15 di Kairo, Mesir. Masyarakat menuntut
Presiden Suharto sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan bertanggung
jawab atas tragedi tersebut.
Pada tanggal 15 Mei 1998, Presiden Suharto kembali ke Tanah Air dan
masyarakat menuntut agar Presiden Suharto mengundurkan diri. Kunjungan
para mahasiswa ke gedung DPR/MPR yang semula untuk mengadakan dialog
dengan para pimpinan DPR/MPR telah berubah menjadi mimbar bebas. Para
mahasiswa lebih memilih tetap tinggal di gedung wakil rakyat itu, sebelum
tuntutan reformasi total dipenuhinya. Akhirnya, tuntutan mahasiswa tersebut
mendapat tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR/MPR. Pada tanggal
18 Mei 1998, pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden
Suharto mengundurkan diri.
Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji akan
mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu
juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU
Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli,
dan UU Antikorupsi. Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum bisa
terbentuk karena 14 menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet
Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto
mundur dari jabatannya. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan
jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai
berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi.
a.
Proses Munculnya Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan tatatan perikehidupan lama ke
tatanan perikehidupan baru yang lebih baik. Gerakan reformasi yang terjadi di
Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk
melakukan
perubahan
dan
pembaruan,
terutama
perbaikan
tatanan
perikehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Dengan
demikian, gerakan reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang
Sejarah SMA/SMK K - 1
262
tatanan perikehidupan baru menuju terwujudnya Indonesia baru. Gerakan
reformasi merupakan sebuah perjuangan karena hasil-hasilnya tidak dapat
dinikmati dalam waktu yang singkat. Hal ini dapat dimaklumi karena gerakan
reformasi memiliki agenda pembaruan dalam segala aspek kehidupan. Oleh
karena itu, semua agenda reformasi tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu
yang bersamaan dan dalam waktu yang singkat. Tujuan gerakan reformasi untuk
memperbaharui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
agar sesuai dengan cita-cita proklamasi, serta sesuai dengan jiwa pancasila, baik
dalam bidang ekonomi, politik, hukum dan sosial.Tujuan Reformasi adalah:
1) Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi.
2) Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat.
3) Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
4) Reformasi sosial bertujuan terwujudkan integrasi bangsa Indonesia.
Faktor Pendorong Terjadinya Reformasi
1) Faktor politik meliputi hal-hal berikut.
a) Adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam kehidupan
pemerintahan.
b) Adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orba yang penuh dengan
nepotisme dan kronisme serta merajalelanya korupsi.
c) Kekuasaan Orba di bawah Soeharto otoriter tertutup.
d) Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
e) Mahasiswa menginginkan perubahan.
2) Faktor ekonomi, meliputi hal-hal berikut.
a) Adanya krisis mata uang rupiah.
b) Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat.
c) Sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.
3) Faktor sosial masyarakat : adanya kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei
1998yang melumpuhkan perekonomian rakyat.
4) Faktor hukum : belum adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang samadi
antara warga negara.
Sejarah SMA/SMK K - 1
263
Agenda reformasi, secara umum adalah sebagai berikut:
a. Adili suharto dan kroninya
b. Amandemen UUD 1945, agar kekuasaan
tidak disalahgunakan lagi
oleh penguasa
c. Penghapusan Dwifungsi ABRI, agar ABRI lebih profesional
d. Otonomi daerah, mengurangi sentralistik
e. Supremasi Hukum
f.
Pemerintahan yang bersih dari KKN
b. Reformasi Lembaga Negara
Pergantian konstitusi berkali-kali dari masa kemerdekaan sampai
sekarang, ternyata tidak membubarkan negara, terbukti nama dan wilayah
Negara Republik Indonesia sejak kemerdekaan Indonesia masih tetap eksis
hingga saat ini. Padahal tiap konstitusi yaitu UUD 1945,Konstitusi RIS dan UUDS
1950 mempunyai pembukaan undang-undang dasar yang tidak sama dan bentuk
negara berbeda. UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial dengan
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi RIS menganut bentuk
negara federal Republik Indonesia dengan sistem pemerintahan parlementer.
Sedangkan UUDS 1950 menganut bentuk negara kesatuan kembali, dengan
sistem pemerintahan parlementer. Bahkan dalam periode
1945-1949, sistem
pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahan dari presidensial menjadi
sistem parlementer, tanpa melalui perubahan pasal dalam undang-undang dasar
saat itu namun hanya berdasar MaklumatPemerintah tanggal 14 November
1945.
Pada masa reformasi, salah satu tuntutan yang menonjol dari berbagai
elemen di masyarakat, adalah amandemen UUD 1945. Hal ini disebabkan ,UUD
1945 pada masa Orde Baru dianggap memberikan legitimasi terhadap
kekuasaan yang cenderung otoriter karena terdapat pasal-pasal yang multi-tafsir
sehingga memberi celah bagi penguasa saat itu untuk menafsirkan ketentuan
dalam UUD 1945 sesuai dengan kepentingan penguasa.
Perubahan terhadap UUD 1945 diawali dengan Sidang Istimewa MPR
tahun 1998. Meskipun tidak secara langsung mengubah UUD 1945, ketetapan
itu telah menyentuh muatan UUD 1945. Ketetapan itu seperti berikut:
Sejarah SMA/SMK K - 1
264
a. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR
No. IV/MPR/1983 tentang Referendum.
b. Ketetapan MPR No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan masa
jabatan Presiden. Dalam Pasal 7 disebutkan bahwa masa jabatan
Presiden dan Wakil Presiden adalah lima tahun dan sesudahnya
dapat dipilih kembali. Sekarang masa jabatan itu lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.
c. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
sebagai penyempurnaan ketentuan mengenai hak asasi manusia
yang terdapat di dalam UUD 1945 sebelum perubahan.
Perubahan kuonstitusi UUD 1945 pasca reformasi terjadi dalam empat
tahap, dalam kurun waktu tahun 1999 sampai dengan 2002, merujuk pada
ketentuan pasal 37 UUD 1945 meski perubahan UUD dapat terjadi dengan
menggunakan ketentuan Tap MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum, yang
mengatur hak penentuan usul perubahan UUD pada rakyat yang akan ditentukan
melalui referendum. Ketentuan Tap MPR tersebut merupakan tahapan tambahan
dalam proses perubahan konstitusi. Tahapan yang dimaksud ialah tahapan
pengesahan usul atau inisiatif untuk mengubah konstitusi. Jadi, apakah inisiatif
mengubah konstitusi itu akan diterima atau dibatalkan, tergantung kepada
keputusan referendum. Hal ini mengurangi kewenangan MPR yang diatur pasal 3
dan 37 UUD 1945.
Secara umum, dalam amandemen UUD 1945 terdapat beberapa hal
penting yaitu pertama semua fraksi di MPR sepakat untuk melakukan
amandemen UUD 1945. Kedua, menyangkut ruang lingkup amandemen, bahwa
Pembukaan UUD 1945 tidak diubah, yang diubah adalah Batang Tubuh dan
Penjelasan UUD 1945. Ketiga, menyangkut prioritas perubahan UUD 1945
meripakan hal-hal yang mendesak. Priorotas-prioritas tersebut adalah (Suharizal
dan Arifin, 2007:111):
a. Pemberdayaan lembaga tinggi negara (MPR)
b. Pengaturan kekuasaan pemerintah negara dan pembatasan masa
jabatan presiden
c. Peninjauan kembali lembaga tinggi negara dengan kekuasaan
konsultatif yaitu DPA (Dewan Pertimbangan Agung)
d. Pemberdayaan lembaga legislatif (DPR)
Sejarah SMA/SMK K - 1
265
e. Pemberdayaan lembaga auditing finansial (BPK)
f.
Pemberdayaan dan pertanggungjawaban Lembaga Kehakiman
g. Pembahasan mengenai Bank Indonesia dan TNI/Polri
Dalam Sidang Umum MPR tahun 1999, UUD 1945 mengalami
perubahan sesuai dengan semangat reformasi di berbagai bidang termasuk
dalam ketatanegaraan.
Dalam perubahan, terdapat kesepakatan dasar yang
dibuat oleh MPR tentang arah perubahan UUD 1945, yaitu (Mahkamah
Konstitusi . 2007:247):
a. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
b. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia
c. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensial
d. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam
Penjelasan UUD 1945 ke dalam pasal-pasal UUD 1945
e. sepakat
untuk
menempuh cara adentum dalam melakukan
amandemen terhadap UUD 1945.
Untuk melakukan perubahan tersebut, Badan Pekerja MPR yang
merupakan alat kelengkapan MPR membentuk Panitia ad Hoc yang khusus
menyiapkan naskah Perubahan UUD 1945, yaitu Panitia ad Hoc III pada masa
sidang 1999 dan Panitia ad Hoc I pada masa Sidang 2000,2001, dan 2002.
Panitia ad Hoc III masa sidang 1999 menghasilkan perubahan Pertama yang
ditetapkan pada 19 Oktober 1999.Perubahan Pertama, terdiri atas 9 pasal.
Agenda perubahan ini dilanjutkan dengan Perubahan Kedua yang disahkan
dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 yang mencakup 7 bab yang masingmasing terdiri atas beberapa pasal. Sisa materi yang masih tersisa akan diubah
dalam agenda lanjutan sampai tahun 2002 (Asshiddiqie,20005:5).
Panitia Ad Hoc I masa sidang 2000-2002 menghasilkan Perubahan
Kedua dan Perubahan Ketiga. Perubahan Kedua ditetapkan pada 18 Agustus
2000 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000. Materi dalam perubahan kedua
adalah berkaitan dengan masalah wilayah negara, pemerintahan daerah, hak
asasi manusia, dan melanjutkan perubahan pertama tentang kedudukan DPR.
Sementara itu, Perubahan Ketiga ditetapkan pada 9 November 2001 dalam
Sidang Tahunan MPR 2001, yang materinya berkaitan dengan dasar-dasar
kenegaraan, kelembagaan negaradan hubungan antarlembaga negara, dan
Sejarah SMA/SMK K - 1
266
pemilihan umum. Perubahan Keempat ditetapkan pada 10 Agustus 2002 dalam
Sidang Tahunan MPR 2002, yang materinya meliputi penyempurnaan lembaga
negara dan hubungan antarlembaga negara, penghapusan DPA, pendidikan dan
kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, serta Aturan Peralihan
dan Aturan Tambahan (Mahkamah Konstitusi .2007:248).
Perubahan atau amandemen UUD 1945 pada awalnya muncul berbagai
pro dan kontra diberbagai lapisan masyarakat . Selama ini memang muncul
kekhawatiran psikologis mengenai kelestarian nilai-nilai sejarah yang terkandung
dalam UUD 1945. Karena itu, sebagai kompromi, pelaksanaan agenda
perubahan UUD 1945 diusahakan untuk menghindarkan penggunaan istilah
“penggantian” UUD. Kesepakatannya menggunakan istilah “perubahan” bukan
“penggantian” yang berkonotasi total (Asshiddiqie,20005:6).
Badan Pekerja MPR menyadari pentingnya partisipasi publik dalam
mewujudkan rancangan perubahan UUD 1945 yang sesuai dengan aspirasi dan
kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itu, melalui Panitia Ad Hoc III dan I
dilakukan penyerapan aspirasi masyarakat melalui berbagai bentuk kegiatan
seperti Rapat Dengar Pendapat Umum dengan berbagai kalangan pakar, pihak
perguruan
tinggi,
asosiasi
keilmuan,
lembaga
pengkajian,
organisasi
kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Selain itu, dilakukan
juga kunjungan kerja ke berbagai daerah, seminar, diskusi, studi banding ke luar
negeri dan juga studi kepustakaan lebih dari 30 konstitusi di kaji secara
mendalam dan kritis (Mahkamah Konstitusi. 2007:249).
UUD 1945 hasil amandemen telah mengalami 4 kali perubahan memiliki
perbedaan yang besar dari naskah
asli ketika pertama kali ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945. Apabila ditinjau dari jumlah butir ketentuan (jumlah
pasal danayat), maka sebelum diubah, UUD 1945 terdiri atas 90 butir ketentuan (
37 pasal, 49 ayat, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan).
Setelah diubah, UUD 1945 terdiri atas 248 butir ketentuan (37 pasal, 170 ayat,
3pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan).
Amandemen UUD 1945 sebagai amanat reformasi dapat dituntaskan
dalam perubahan keempat. Perubahan tersebut dapat diperinci sebagai berikut:
a. Perubahan pertama, yang ditetapkan pada tanggal 19 Oktober
1999, berhasil diamandemen sebanyak 9 pasal
Sejarah SMA/SMK K - 1
267
b. Perubahan kedua, yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000
telah diamandemen sebanyak 25 pasal.
c. Perubahan
ketiga,
yang
ditetapkan
9
November
1999,
Agustus
2002,
diamandemen 23 pasal
d. Perubahan
keempat
yang
ditetapkan
10
diamandemen 13 pasal serta 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal
Aturan Tambahan.
Jadi, jumlah total pasal hasil perubahan pertama sampai keempat
adalah 75 pasal, namun demikian, jumlah nomor pasalnya tetap sama, yaitu 37
pasal (tidak termasuk Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan). Hal ini karena
cara penulisan nomor pasal dilakukan dengan menambah huruf (A,B,C dan
seterusnya) setelah nomor angkanya. Jumlah bab UUD 1945 pascaamandemen
juga mengalami penambhan, dari 16 bab menjadi 21 bab, tetapi nomor angka
bab juga tetap sama jumlahnya, yaitu 16 bab, karena penambahan bab itu
dilakukan dengan cara menambah huruf (A dan B) setelah nomor angka (Syahuri
.2005:208-211).
Jika dilihat dari segi substansi materi dari hasil amandemen UUD 1945,
dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu(Syahuri .2005:214):
a.
Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan, yaitu
1) Kekuasaan
MPR
sebagai
lembaga
tertinggi
negara
dengan
kewenangan meminta petanggungjawaban presiden dan penyusunan
Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dengan pencabutan kekuasaan
ini, posisi MPR bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara, tetapi
sebagai lembaga tinggi negara yang kedudukannya sejajar dengan
lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, Mahkamah Agung
dan Dewan Perwakilan Rakyat
2) Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undangundang. Kekuasaan pembentukan undang-undang berdasarkan
pasal 20 perubahan pertama UUD 1945, tidak lagi dipegang
presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Demikian juga kewenangan dalam hal pengankatan dan penerimaan
duta negara lain serta pemberian amnesti dan abolisi. Kewenangan
tersebut tidak lagi merupakan hak prerogatif presiden, tetapi harus
atas pertimbangan DPR.
Sejarah SMA/SMK K - 1
268
b.
Ketentuan dan Lembaga Baru
Ketentuan atau lembaga baru yang baru diatur dalam Perubahan UUD 1945
dapat disebutkan antara lain:
1)
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam pasal 22C dan 22D
UUD 1945 perubahan ketiga
2)
Mahkamah Konstitusi, diatur dalam pasal 24C perubahan ketiga
3)
Komisi yudisial diatur dalam pasal 24B perubahan ketiga
Pemilihan umum yang sebelumnya diatur oleh undang-undang, sekarang
diatur langsung dalam bab baru (VIIB) UUD 1945 pasal 22E. Sementara itu,
Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang,
sekarang diatur dalam pasal 23D perubahan keempat.
c.
Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi
Ketentuan-ketentuan yang merupakan modifikasi atas ketentuan atau
lembaga lama yang diatur dalam Perubahan UUD 1945 dapat disebutkan
antara lain:
1)
Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur
dalam pasal 2 ayat (1) UUD 1945 perubahan keempat
2)
Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat,
yang sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A perubahan
ketiga
3)
Ketentuan hak asasi manusia sebagai penambahan dari ketentuan hak
asasi lama , diatur dalam pasal 28A sampai dengan 28J perubahan
kedua
4)
Usul perubahan undang-undang dasar dan pembatasan perubahan
atas negara kesatuan, merupakan penambahan tata cara perubahan
undang-undang dasar, diatur dalam ayat (1) dan (5) pasal 37
perubahan keempat.
Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang baru dalam ketatanegaraan di
Indonesia, maka bangsa Indonesia mengalami perubahan fundamental
dalam sistem ketatanegaraannya menuju suatu sistem yang demokratis.
Beberapa perubahan itu dapat dibahas yaitu reposisi MPR, kekuasaan
membentuk undang-undang yang merupakan
Sejarah SMA/SMK K - 1
representatif kekuasaan
269
legislatif, kekuasaan Presiden yang menjalankan kekuasaan eksekutif serta
kekuasaan Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial
yang
menjalankan
kekuasaan
yudikatif.
Penjelasan
dari
perubahan
ketatanegaraan pascaamandemen adalah :
(a) Reposisi MPR
MPR dalam sidang tahunan 2002 melakukan langkah bijaksanan
dengan mengubah posisinya, yang semula sebagai lembaga tertinggi negara
dan pemegang sepenuhnya kedaulatan rakyat, berubah menjadi lembaga tinggi
biasa. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota Dewan Perwakilan
Daerah(DPD) yang dipilih melalui pemilu. Anggota DPD dapat dipandang
sebagai pengganti anggota “Utusan Daerah” yang terdapat dalam naskah asli
UUD 1945, selain “Utusan Golongan” dan anggota DPR. Kewenangan MPR
mencakup:
1)
mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
2)
melantik presiden dan wakil presiden
3)
memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut ndang-undang dasar
Berdasarkan keterangan diatas, kewenangan MPR sekilas nampak
tidak ada perbedaan dengan kewenangan yang dimilikinya menurut naskah asli
UUD 1945. Namun jika dilihat dari sisi perbandingan antara rumusan pasal 1
ayat (2) naskah asli dan naskah baru perubahan ketiga, maka akan jelas
ditemukan bahwa telah terjadi pengurangan kekuasaan MPR yang sebelumnya
sebagai pelaksana pemegang kedaulatan rakyat sepenuhnya berubah tidak lagi
sebagai
pelaksana
pemegang
kedaulatan
rakyat.
Di
samping
itu,
memberhentikan presiden dan wakilnya dari jabatannya, MPR tidak bisa lagi
bertindak sendiri seperti kasus pemberhentian Presiden Sukarno tahun 1967 dan
Presiden Abdurrahman Wahid tahun 2001, tetapi harus melibatkan lembaga baru
yaitu Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi inilah yang akan menentukan,
apakah presiden atau wakil presiden melanggar hukum atau tidak. Dengan
demikian, posisi presiden kuat karena interpretasi atau penentuan apakah
presiden atau wakil presiden telah melanggar hukum, akan tergantung
keputusan Mahkamah Konstitusi.
Dengan meninjau posisi dan kewenangan
MPR seperti dirumuskan di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan MPR telah
banyak berkurang.
Sejarah SMA/SMK K - 1
270
(b) Kekuasaan Membentuk Undang-Undang
Sementara itu, menurut naskah asli UUD 1945 kekuasaan membuat
undang-undang adalah kewenangan dipegang oleh presiden dengan persetujuan
DPR namun dengan adanya amandemen UUD 1945, khususnya dalam
perubahan pertama terjadi perubahan bahwa kekuasaan membentuk undangundang berada ditangan DPR. Dengan demikian telah terjadi
kewenangan
legislasi
dari
presiden
dengan
persetujuan
pergeseran
DPR
menjadi
kewenangan DPR. Selain memiliki fungsi legislasi,DPR juga memiliki fungsi
anggaran
dan
pengawasan.
Sementara
presiden
diberi
kewenangan
mengajukan rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk
mendapatkan persetujuan bersama.
Rancangan undang-undang yang telah disetujuiDPR dan presiden
untuk menjadi undang-undang tidak lagi bersifat final, tetapi dapat diuji material
(yudicial review) oleh Mahkamah Konstitusi atas permohonan pihak tertentu.
Dalam pasal 24C ayat (1) UUD 1945 perubahan ketiga antara lain disebutkan,
mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir,
yang putusannya bersifat tetap untuk menguji undang – undang terhadap
undang – undang dasar. Mahkamah konstitusi ini harus sudah dibentuk pada
tanggal 17 Agustus 2003, dan sebelum dibentuk, segala kewenangan dilakukan
oleh Mahkamah Agung (Aturan Peralihan pasal III). Mengenai mahkamah
konstitusi, Jimly asshiddiqie berpendapat, bahwa dengan mengacu ketentuan
Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 yang menentukan hak uji material atas
peraturan dibawah undang – undang oleh Mahkamah Agung bersifat aktif, maka
kewenangan untuk menguji undang – undang oleh mahkamah konstitusi dapat
pula dipahami bersifat aktif.
Dalam rangka untuk pengembangan hukum, sifat aktif tersebut
memang sangat diperlukan, namun demikian, sifat aktif ini jika diterapkan dalam
praktik akan menemui kendala – kendala, mengingat produk undang – undang
yang dibuat oleh pembentuk undang – undang tidak sedikit jumlahnya,
sementara jumlah anggota hakim mahkamah konstitusi di batasi hanya 9 orang.
Jadi, sifat aktif ini sebaiknya dipahami bukan sebagai suatu keharusan untuk
bersikap aktif, melainkan dipahami sebagai “dapat bersikap aktif”.
Dengan ketentuan – ketentuan baru yang mengatur kekuasaan
membentuk undang – undang diatas, maka yang perlu digarisbawahi di sini
Sejarah SMA/SMK K - 1
271
adalah suatu kenyataan bahwa pengsahan rancangan undang – undang menjadi
undang – undang bukan merupakan sesuatu yang telah final. Undang – undang
tersebut masih dapat dipersoalkan oleh masyarakat yang merasa akan dirugikan
jika undang – undang tersebut jadi dilaksanakan, atau oleh segolongan
masyarakat dinilai bahwa undang – undang itu bertentangan dengan norma
hukum yang ada di atasnya, misalnya melanggar sila – sila dalam Pancasila,
Undang – Undang Dasar, dan / atau ketetapan MPR.
b) Kekuasaan Presiden
Presiden menurut naskah asli Uud 1945 mempunyai tiga macam
kedudukan, yaitu: (1) sebagai kepala negara, (2) sebagai kepala pemerintahan,
dan (3) sebagai pembentuk undang – undang (dengan persetujuan DPR).
Sebagaimana telah disebutkan diatas, kekuasaan presiden oleh amandemen
UUD 1945 banyak dikurangi. Sebagai contoh dapat disebutkan disini, antara lain
sebabagai berikut.
Hakim agung tidak lagi diangkat oleh presiden, melainkan diajukan oleh
komisi yudisial untuk diminta persetujuan DPR, selanjutnya ditetapkan
oleh
presiden. Demikian juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan tidak lagi diangkat
oleh presiden, tetapi dipilih oleh DPR dengan memperhatikan Dewan Perwakilan
Daerah dan diresmikan oleh presiden.
Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor VII / MPR 2000 juga diatur
keterlibatan DPR dalam proses pengangkatan Panglima Tentara Nasional dan
Kepala Polri. Keterlibatan DPR dalam hal pengangkatan pejabat – pejabat
tersebut mencerminkan suatu mekanisme ketattanegaraan yang mengarah
kepada keseimbangan dan demokratisasi. Namun sayang, masih ada yang
tertinggal, yakni pengangkatan seorang jaksa agung yang masih menjadi
kewenangan presiden, tanpa melibatkan DPR.
Rancangan undang – undang yang telah dibahas dan disetujui bersama
antara DPR dan presiden apabila dalam waktu tigapuluh (30) hari semenjak
rancangan undang – undang tersbut disetujui tidak disahkan oleh presiden, maka
rancangan undang – undang rancangan undang – undang tersebut sah menjadi
undang – undang dan wajib diundangkan. Jadi, persetujuan atau pengesahan
atas rancangan undang – undang menjadi undang – undang oleh presiden tidak
mutlak.
Sejarah SMA/SMK K - 1
272
Namun demikian, di sisi lain, posisi presiden semakin kuat, karena ia
tidak akan mudah dijatuhkan (diberhentikan) oleh MPR, meskipun ia berada
dalam kondisi berbeda pandangan dalam penyelenggaraan pemerintahannya
dengan “parlemen” (Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah).
Selama presiden tidak diputus telah melanggrar hukum leh mahkamah konstitusi,
maka posisi presiden akan aman. Selain itu, presiden tidak lagi bertanggung
jawapb kepada MPR, karena presiden dipilih langsung oleh rakyat.
Memang MPR masih dapat menghentikan presiden dan wakil presiden
dalam masa jabatannya atas usul DPR Pasal &A). namun, hal ini akan sangat
tergantung kepada keputusan mahkamah konstitusi, karena menurut pasal 7Bnya, usul pemberhentian presiden dan atau wakil dapat diajukan oleh DPR
kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada
mahkamah konstitusi untuk memutus pendapat DPR bahwa presiden dan / atau
wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum ini
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela, dan / atau pendapat bahwa presiden dan / atau
wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan / atau wakil
presiden. Jadi, putusan mahkamah konstitusi tersebut semata – mata atas dasar
pertimbangan hukum.
Majelis Permusyawaratan Rakyat juga dapat memilih presiden dan wakil
presiden pengganti apabila tedapat kekosongan jabatan presiden dan wakil
presiden di tengah masa jabatannya secara bersamaan (pasal 8 ayat (3)).
Persoalannya di sini adalah pertanggungjawaban presiden dan wakil presiden
pengganti yang dipilih oleh MPR tersebut. Apakah ia akan bertanggung jaab
kepada
rakyat
atau
kepada
MPR
yang
telah
memilih
dan
mengangkatnya?Ketentuan ayat (3) ini menurut Ismail Suny, menunjukkan
bahwa MPR tidak konsisten dengan pemilihan presiden dan wakil presiden
secara langsung. Sebaiknya dalam hal ini perlu dikaitkan sisa masa jabatan
presiden dan / atau wakil presiden itu. Misalnya, majelis boleh memilih presiden
dan / atau wakil presiden pengganti apabila sisa masa jabatn tersebut tinggal 12
bulan atau kurang, maka sebaiknya pemilihan presiden dan / atau wakil presiden
pengganti itu hanya bersifat sementara dan semata – mata karena pertimbangan
teknis.
Sejarah SMA/SMK K - 1
273
c) Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan kehakiman menurut naskah asli UUD 1945 dilakukan oleh
Mahkamah Agung dan lain – lain badan kehakiman. Setelah amandemen,
kekuasaan kehakiman ini dilakukan, selain yang disebutkan diatas, juga
dilakukan oleh mahkamah konstitusi. Mengenai tugas dan wewenang mahkamah
konstitusi sudah sering disinggung di atas.
Dengan amandemen UUD 1945, posisi hakim agung menjadi kuat karena
mekanisme pengangkatan hakim agung diatur sedemikian rupa dengan
melibatkan tiga lembaga, yaitu : (1) Dewan Perwakilan Rakyat, (2) presiden, dan
(3) komisi yudisial. Komisi yudisial ini merupakan lembaga baru yang memang
sengaja dibentuk untuk menangani urusan yang terkait dengan pengangkatan
hakim agung serta menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku
hakim. Anggota komisi yudisial ini diangkat dan diberhentikan oleh presiden
dengan persetujuan DPR.
Berdasarkan uraian diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa UUD
1945
dan
perubahan-perubahannya
penyelenggaraan
ketatanegaraan,
yang
itu
telah
terkait
mengatur
dengan
mekanisme
hubungan
antar
kekuasaan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif secara berimbang. Atau
dengan kata lain, terdapat hubungan check and balance antarketiga lembaga
tersebut. Semangat untuk selalu melibatkan kedaulatan rakyat melalui lembaga
perwakilan rakyat nampak dominan. Setiap pengangkatan pejabat negara seperti
hakim agung, hakim mahkamah konstitusi, panglima Tentara Nasional Indonesia,
kepala Polisi Republik Indonesia (KAPOLRI), anggota komisi yudisial, anggota
Badan Pemeriksaan Keuangan, dan gubernur bank selalu melibatkan peran
Dewan Perwakilan Rakyat. Kondisi demikian sejalan dengan prinsip – prinsip
negara demokrasi. Jadi, dilihat dari segi konstitusi, Indonesia adalah negara
demokratis.
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untukmemahami materi Sejarah Indonesia Kontemporer, anda perlu
membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi
pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa
yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.Silahkan
Sejarah SMA/SMK K - 1
274
berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam
suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK 1
a. Bacalah wacana berikut ini dengan baik!
Prakondisi Pemberontakan G-30/S 1965
Manifesto Politik yang telah ditetapkan MPRS sebagai GBHN tenyata tidak
hanya berlaku 5 tahun tetapi untuk waktu tanpa batas. Pada masa itu partai
politik yang paling berperan adalah PKI karena lawan utama PKI yaitu Masyumi
dan PSI telah dibubarkan oleh Sukarno. Upaya PKI melakukan ofensif
gerakannya berkembang sangat pesat pasca pemilu 1955. Namun peran politik
PKI
dalam pemilu 1955 masih banyak ditolak banyak kalangan termasuk di
pemerintahan disebabkan tindakan Pemberontakan tahun 1948 di Madiun.
Dengan adanya Demokrasi Terpimpin, untuk pertama kalinya PKI masuk dalam
pemerintahan (Kerstin Beise,2004:14).
b. Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas!
Apa makna dan penjelasan dari kalimat di atas tentang “Dengan adanya
Demokrasi Terpimpin, untuk pertama kalinya PKI masuk dalam pemerintahan”?
Sejarah SMA/SMK K - 1
275
LK 2
Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas!
1. Apa latar belakang lahirnya pemerintahan Orde Baru?
2. Mengapa pemerintahan Orba dapat menjaga stabilitas keamanan nasional?
3. Mengapa pemerintahan Orba dapat tumbang?
4. Apa latar belakang lahirnya reformasi di Indonesia?
5. Apa hubungan antara reformasi dan amandemen UUD 1945?
LK 3
Berikan perbandingan Penerapan Kewenangan Lembaga-lembaga Negara
dibawah ini, antara UUD 1945 dengan UUD 1945 hasil amandemen?
No
1
Lembaga
UUD 1945
Negara
Presiden
UUD 1945 Amandemen
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
2
MPR
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
3
DPR
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
Sejarah SMA/SMK K - 1
276
No
4
Lembaga
UUD 1945
Negara
DPD
UUD 1945 Amandemen
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
5
BPK
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
6
MA
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
7
MK
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
…………………………………
…………………………………..
8
KY
…………………………………
…………………………………..
Sejarah SMA/SMK K - 1
277
F. RANGKUMAN
Perjalanan sejarah bangsa antara tahun 1950-1966 diliputi suasana
pertentangan internal antara elemen-elemen bangsa. Hal ini berbeda pada
tahun-tahun awal kemerdekaan antara tahun 1945-1949 ,Indonesia diliputi
suasana perang kemerdekaan atau mempertahankan kemerdekaan. Pada masa
tahun 1950-1966 dikelompokkan dalam tiga masa pemerintahan yaitu masa
Demokrasi Liberal, Demikrasi Terpimpin dan Orde Baru.
Pada masa Demokrasi Liberal terjadi perbedaan kepentingan yang
menonjol di antara partai-partai politik yang ada. Sistem parlementer yang dicoba
di Indonesia mengalami kegagalan. Hal ini dibuktikan hanya dalam kurun waktu
sembilan tahun tercatat kurang lebih terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Ketika
Pemilu I di Indonesia tahun 1955, rakyat mengharapkan bahwa hasil pemilu
tersebut dapat menjadikan perjalanan pemerintahan yang lebih baik. Namun
Dewan Konstituante yang merupakan badan perancang dan pembuat undangundang dasar hasil pemilu I tersebut juga gagal melaksanakan tugasnya. Dalam
suasana stagnan tersebut, Presiden mengambil keputusan untuk mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Selanjutnya presiden menerapkan Demokrasi
Terpimpin. Namun pada masa ini, Indonesia terseret pada arus totaliter atau
diktator. Presiden mengambil kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan
aturan perundang-undangan. Disamping itu, PKI menjadi kekuatan yang besar
pasca pemberontakan PKI Madiun 1948. Pada Pemilu I PKI termasuk dalam
kategari partai besar dalam jumlah suara.
Masa Demokrasi Terpimpin merupakan masa berperannya tiga unsur
kekuatan yang menentukan arah perjalanan bangsa. Tiga kekuatan tersebut
adalah Presiden Sukarno, TNI dan PKI. Titik kulminasi dari persaingan diantara
ketiga kekuatan tersebut ketika terjadi peristiwa pemberontakan G-30-S tahun
1965. Sampai dengan keruntuhan
Orde Baru tahun 1998, PKI ditetapkan
sebagai kekuatan yang berada dibalik tragedi tersebut. Akibatnya ideologi
komunis dilarang hidup di Indonesia meski sekarang muncul wacana agar
pelarangan ideologi Komunis di Indonesia ditinjau ulang.
Pada pemerintahan Orde Baru, sistem demokrasi didominasi oleh
kekuasaan Soeharto. Meski stabilitas ekonomi dan keamanan dapat tercapai
pada masa itu, namun rakyat menghendaki kebebasan dari berbagai hal seperti
politik, demokrasi dan lainnya. Akhirnya Orde Baru tumbang oleh reformasi dan
Sejarah SMA/SMK K - 1
278
era reformasi memberikan berbagai keterbukaan di Indonesia dalam berbagai
aspek, termasuk di dalamnya amandemen UUD 1945.
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik
dengan menjawab pertanyaan berikut ini:
1.
Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Indonesia
Kontemporer?
2.
Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
Sejarah Indonesia Kontemporer?
3.
Apa manfaat materi Sejarah Indonesia Kontemporer terhadap tugas
Bapak/Ibu disekolah?
4.
Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu
lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan
dengan materi Sejarah Indonesia Kontemporer di sekolah/madrasah
ditempat Bapak/Ibu bertugas?
-
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie,Jimly.
2005.
Format Kelembagaan Negara
Dan Pergeseran
Kekuasaan Dalam UUD 1945. Yogyakarta: UII Press
Budiardjo,Miriam.1996. Demokrasi di Indonesia Demokrasi Parlementer dan
Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Crouch,Harold. 1999. Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Dydo,Todiruan 1989. Pergolakan Politik Tentara Sebelum dan Sesudah G 30
S/PKI. Jakarta:PT Golden Terayon Press.
Feith,Herbert. 1995. Soekarno-Militer dalam Demokrasi Terpimpin. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
Joeniarto.1996. Sejarah Ketatanegaraan Rebublik Indonesai. Jakarta: Bumi
Aksara
Sejarah SMA/SMK K - 1
279
Kartodirjo,
Sartono.1993.
Pengantar
Sejarah
indonesia
Baru:
Sejarah
Pergerakan Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme Jilid2.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Mahfud MD, Mohammad .2000. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Mahfud MD, Mohammad .1998. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Muhaimin, Yahya A. 2002. Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia
1945-1966. Yogyakarta:Gadjah Mada Press
Mahkamah Konstitusi .2007. Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi.Jakarta:
Sekretaris Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Nasution, Adnan Buyung. 2001. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di
Indonesai Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1959. Jakarta:
Gratifi
Notosusanto, Nugroho. 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai
Pustaka
Ricklefs,M.C 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press
Suharizal dan Arifin,Firdaus. 2007. Refleksi Reformasi Konstitusi 19982002(Beberapa Gagasan Menuju Amandemen Kelima UUD 1945).
Bandung: PT Citra Aditya Bakti
Santoso,Priyo Budi.
1995.
Birokrasi Pemerintah Orde Baru,
Perspektif
Kulturaldan Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Syahuri,
Taufiqurrohman.2004.Hukum
Konstitusi
Proses
dan
Prosedur
Perubahan UUD di Indonesia 1945-2002. Jakarta: Ghalia Indonesia
Suryohadiprojo, Sayidiman.1996. Kepemimpinan ABRI dalam Sejarah dan
Perjuangannya. Jakarta: Penerbit Intermasa
Sejarah SMA/SMK K - 1
280
KEGIATAN PEMBELAJARAN 13
SEJARAH EROPA MODERN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menganalisis peristiwa penting di dunia di era modern.
Dalam peristiwa penting ini terkait dengan masalah Revolusi Industri di Inggris
serta Revolusi Perancis dan pengaruhnya bagi dunia. Selanjutnya materi akan
dilanjutkan dengan peristiwa Perang Dunia I dan Perang Dunia II, yang juga
dikaitkan dengan latar belakang , proses Perang Dunia I dan II dan pengaruhnya
bagi dunia serta Indonesia.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan latar belakang dan proses Revolusi Industri dengan baik
2. Menganalisis dampak Revolusi Industri dengan baik
3. Menjelaskan latar belakang dan proses Revolusi Perancis dengan baik
4. Menganalisis dampak Revolusi Perancis dengan baik
5. Menjelaskan latar belakang dan proses Perang Dunia I dengan baik
6. Menganalisis dampak Perang Dunia I dengan baik
7. Menjelaskan latar belakang dan proses Perang Dunia II dengan baik
8. Menganalisis dampak Perang Dunia II dengan baik
C. URAIAN MATERI
A. Revolusi Industri
1. Latar Belakang dan Pengertiannya
Ada beberapa latar belakang terjadinya revolusi industri di Inggris,
karena negara itu memiliki persyaratan yang dibutuhkan, yaitu adanya
modal, tenaga kerja, teknik, sumber bahan, transportasi, dan pasaran.
Untuk mengadakan industrialisasi yang intensif diperlukan modal yang
banyak agar dapat mem-bangun pabrik-pabrik dan mesin-mesin,
membayar pekerja, dan membeli bahan mentah. Inggris pada abad ke-18
telah memiliki cukup modal yang diperoleh dari perdagangan yang
berhasil dalam abad ke-17 dan ke-18, dan dari pertanian yang
menggunakan penemuan-penemuan ilmiah.
Sejarah SMA/SMK K - 1
281
Tenaga kerja untuk industri Inggris dalam abad ke-19 berasal dari
berbagai daerah. Pada waktu itu jumlah penduduk Inggris berkembang
pesat. Walaupun banyak orang Inggris beremigrasi, namun jumlah
penduduk dalam abad ke-19 bagian pertama dua kali lipat jumlah pada
abad sebelumnya. Tenaga kerja dari Irlandia masuk ke Inggris dan yang
terpenting adalah tenaga kerja yang berasal dari pedesaan yang di
tempat asalnya mereka itu tidak ada lapangan kerja berupaya mencari
kerja di kota-kota industri.
Inggris pada akhir abad ke-18 dan abad ke-19 awal mengalami
kemajuan dalam bidang teknik, mempercepat mesin-mesin untuk
kepentingan industri besar. Banyak penemuan baru diperoleh dalam
industri tekstil. John Kay pada 1733 menemukan kumparan terbang,
sehingga penemuan dapat dipercepat jalannya; pada 1768 Arkwreight
menemukan alat pintal, yang dijalankan dengan tenaga air; pada 1779
Samuel Crompton menemukan bagan pintal, yang memungkinkan orang
memintal benang kapas dengan halus; pada 1785 E. Cartwright
menemukan mesin tenun; Thomas Bell menemukan cap silinder dan
bahan kimia untuk pewarna. Industri tekstil di Inggris maju pesat, dengan
menggunakan alat-alat baru dan dengan tenaga air dan uap. Pada 1835
terdapat hampir 106.000 mesin tenun Inggris.
Mula-mula alat-alat tersebut dibuat dari bahan kayu, kemudian
diganti dengan besi. Peleburan besi yang mula-mula menggunakan arang
kayu kemudian dilakukan dengan batubara. Permintaan batubara dan
besi yang selalu meningkat, merangsang diadakannya modernisasi
pertambangan. Dibuat pompa-pompa untuk mempermudah membangun
dengan menggunakan pompa mesin uap.
Pada abad ke-19 hasil besi meningkat pesat yang digunakan
untuk membuat mesin-mesin baru, jembatan, kapal. Pada 1802
Sumington menemu-kan kapal api yang diberi nama “Charlote Dundas”
dan diujicoba di terusan Firth of Clyde di Scotlandia; pada 1807 Robert
Fulton menemukan kapal api yang diberi nama Clermot dicoba di sungai
Hudson, dan pada 1814 George Stephenson menemukan lokomotif
mengakibatkan kemajuan dalam bidang transportasi.
Sejarah SMA/SMK K - 1
282
Inggris mempunyai cukup sumber untuk keperluan industrialisasi.
Tenaga air, besi, dan batubara semuanya ada di Inggris. Inggris juga
mempunyai daerah cukup pemasaran hasil industrinya. Scotland telah
dipersatukan berdasarkan Act of Union pada 1707, kemudian Irlandia
dipersatukan dengan Inggris pada 1800, sehingga daerah pemasarannya
lebih luas. Pedagang-pedagang Inggris sejak abad ke-18 telah membuka
hubungan dagang di seluruh Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan Asia
Timur. Pada awal abad ke-19 barang-barang buatan Inggris tersebar ke
seluruh dunia.
2. Arti dan Ciri-ciri Revolusi Industri
Pergeseran penggunaan dari kerja tangan manusia (hand work)
ke penggunaan kerja mesin (mechine work) memberikan corak baru
dalam revolusi industri. Demikian pula pergeseran dari sistem tradisional
(domestic system), yakni pembuatan hasil-hasil produksi di dalam rumah
ke sistem pabrik (factory system) memberikan keluasan, peningkatan
gerak dari hasil-hasil produksi.
a. Industri Textil
Revolusi industri bermula dalam industri tekstil. Pada abad ke-17
kapas mulai digunakan secara meluas di Inggris. Dalam industri kapas
baru secara bertahap mengembangkan cara-cara menghasilkan kapas.
Pada awal 1733 John Kay memperkenalkan kumparan terbang (flying
shutle), suatu penemuan mempercepat penenunan kain. Kumparan
terbang adalah salah satu bagian dari alat tenun. Sekitar tiga puluh lima
tahun kemudian peng-gunaan kumparan terbang meluas di pabrik-pabrik.
Sekitar 1767 James Hargreaves membuat suatu alat memintal
yang dapat memintal delapan benang pada suatu saat yang sama. James
Hargraves
menyebut
pintalnya
ini
“mesin
pintal
jenny”
sebagai
penghormatan terhadap almarhum istrinya. Dua tahun kemudian Richard
Arkwright melengkapinya dengan sebuah mesin yang ia sebut “kerangka
air” (water frame), karena kekuatan air dipergunakan sebagai energi.
Penggunaan mesin pintal “Jenny” dan “kerangka air” tersebut
tersebar di industri-industri rumah, tetapi kemudian dikembangkan di
pabrik-pabrik. Penemuan James Hargreaves – “Jenny” dan Richard
Sejarah SMA/SMK K - 1
283
Arkwright – rangka air (water frame) disempurnakan oleh Samuel
Crompton dalam bagal putaran (spinning bule).
Penemuan mesin-mesin baru dalam pabrik-pabrik memungkinkan
meningkatnya hasil-hasil dalam jumlah besar benang kapas, tetapi perkembangan
dalam
tenunan
tidak
membawa
lengkap
dengan
perkembangan pembuatan barang. Edmind Cartwright menemukan
mesin-mesin tenun baru. Pada 1785 E. Cartwright menyempurnakan
kekuatan peralatan tenun. Pada mulanya para penenun ragu-ragu
menggunakan alat penemuan E. Cartwrigh, tetapi kemudian alat-alat
tersebut dipergunakan di pabrik-pabrik.
b. Batubara dan Baja Menjadi Bahan Bakar Industri
Sampai pada saat revolusi industri, di Inggris masih menggunakan
kayu sebagai bahan bakar. Dengan penggunaan mesin-mesin baru,
konsumsi kayu yang makin besar dihasilkan oleh pulau-pulau penghasil
kayu menjadi menipis. Dalam waktu yang singkat pabrik-pabrik
mengganti bahan bakarnya dengan penggunaan batubara.
Permintaan besi dalam jumlah lebih besar dibutuhkan untuk
membuat mesin-mesin baru. Pada 1856 Henry Bessemer menemukan
suatu proses perubahan pemurnian besi dan membuatnya lebih keras.
Peningkatan pemurnian besi ini dikenal sebagai baja untuk membuat alatalat lebih cermat. Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20
bahan-bahan metal seperti mangan dicampur dengan baja membuat
semacam campuran lebih kuat. Cara-cara produksi secara besar-besar
berkembang pesat. Seperti di Perancis, Jerman, dan Inggris pendirian
pabrik-pabrik
mobil
berkembang,
walaupun
perkembangan
pabrik
semacam itu lebih berkembang di Amerika Serikat. Pada 1839 Charles
Goodyear telah menemukan bagaimana meng-vulkanisir karet untuk
menjadi lebih keras. Ban dari karet makin mantap dan populer. Karet juga
dipergunakan dengan cara-cara berbagai macam di dalam industri.
Akibat perkembangan revolusi yang pesat itu, Inggris mengalami
kekurangan bahan baku. Di sisi lain, dengan berdirnya pabrik-pabrik
meningkatkan terjadinya over produksi. Jumlah produksi tekstil tidak
dapat diserap oleh pasar dalam negeri. Oleh krn itu diperlukan daerah
pemasaran baru yaitu tanah jajahan. Kebutuhan terhadap bahan baku
Sejarah SMA/SMK K - 1
284
dan bahan pemasaran bagi hasil industri itulah yang mendorong
imperialisme modern.
B. Revolusi Perancis
1. Latar Belakang Revolusi Perancis
a. Pengaruh Retionalisme Aufklarung dan Romantik
Para “philosephes” Perancis pada abad ke-19 pada hakikatnya
tidak hanya mengkaji filsafat, tetapi juga mengarahkan pandangannya
kepada berbagai purba sangka yang ada pada manusia dan kepada
lembaga-lembaga sosial pada zaman mereka dengan menggunakan
ketazaman akal budinya. Hal ini mereka lakukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan kecaman langsung, dilakukan dengan diam-diam,
dalam sindiran dalam karangan sejahtera atau drama, sebagian dengan
tinjauan dan renungan tentang bentuk pemerintahan yang menjadi citacita atau konsep mereka.
Denis Diderot (1713-1784) dan J. d‟Alembert (1717-1784),
mencipta-kan Encyclopedia bagi Perancis yang memuat berbgai
pengetahuan tentang hidup dan kehidupan manusia yang diuraikan
secara tajam berdasarkan akal budi yang sehat hingga sering dianggap
merupakan kritik-kritik yang pedas terhadap dogma-dogma yang kolot.
Dalam buah renungannya L‟Esprit des Lois (Jiwa UndangUndang) C.S.B. Montesquieu (1689-1755) mengemukakan teori Trias
Politica. Dalam buku tersebut dibahas bahwa ketiga kekuasaan yakni
legislatif, eksekutif, dan judikatif hendaknya dipisahkan. Pemisahan
kekuasaan sangat perlu, sebab dengan cara demikian raja tidak dapat
berbuat
sewenang-wenang
terhadap
rakyatnya.
Sebagai
contoh,
dikemukakan bahwa lembaga letter de chacet (“jajahan raja”) sangat
berbahaya karena surat yang ditanda tangani raja telah mampu untuk
menjerumuskan seseorang ke dalam penjara Bastille. Orang-orang yang
tidak disukai raja atau oleh salah satu anak emas raja dengan cara
demikian mudah dilenyapkan. Banyak penulis yang dimasukkan dalam
penjara itu, karena mengemukakan secara terang-terangan menentang
politik raja, seperti Francois Marie Arouret, yang lebih terkenal dengan
Voltaire, dan Beaumarchais.
Sejarah SMA/SMK K - 1
285
Voltaire (1694-1778) yang dianggap sebagai salah seorang
“pendekar kebebasan dan kemerdekaan” mengadakan sindiran dan kritikkritik pedas dalam bidang pemerintahan. Ketiga kekuasaan tersebut di
atas dalam tangan raja. Raja memilih dan mengangkat para menteri yang
pada hakikatnya hanya merupakan kaki tangannya saja. Para menteri
bertanggung jawab kepada raja, tidak kepada badan perawakilan rakyat,
seperti dalam negara demokrasi. Sebelum raja berhasil memusatkan
segala kekuasaan pada dirinya, Perancis mengenal tiga pemisahan kelas
secara ketat.
Penduduk dibagi dalam tiga kelas (estates of classes) atau tingkat
dalam hidup, yakni kaum bangsawan, kaum agama yang mempunyai
hak-hak istimewa, dan golongan paura atau golongan ketiga. Wakil-wakil
golongan tersebut duduk dalam dewan propinsi dan Etats Generaux.
Tiap-tiap golongan mempunyai satu suara. Tetapi sejak 1614 raja tidak
menganggap perlu menyuruh Etats Generaux bersidang. Kaum atau
golongan bangsawan dan golongan agama tidak begitu gigih memprotes.
Kaum bangsawan, yang sebagian berasal dari bangsawan abad
pertengahan dan yang sebagian dilantik menjadi kaum bangsawan dari
golongan paura yang kaya mendapat jabatan-jabatan yang penting, baik
sipil, militer, maupun jadi pemborong pajak. Sedang kaum agama, hampir
sepertiga dari tanah Perancis ada dalam kekuasaan mereka. Karena para
biskop dilantik oleh raja, maka mereka pun menjadi alat kekuasaan raja
dan demi kepentingannya agama bersikap konservatif sebab itu
walaupun Voltaire bukan termasuk golongan anti agama tetapi selalu
menyerang dengan tajam terhadap gereja yang dianggap sebagai alat
kekuasaan raja. Tulisan Voltaire antara lain tertuang dalam Letres
Philophiques.
Pangkat rendah dalam dunia kependetaan biasanya diduduki oleh
golongan paura, tetapi pangkat itu tidak memberikan pengaruh politik
kepada mereka. Pada hakikatnya golongan puara itu makin menjadi
pencipta kemakmuran dan kebudayaan Perancis. Banyak orang Perancis
tidak puas dengan aturan pajak yang hanya dikenakan kepada kaum tani
dan golongan paura saja karena kaum bangsawan dan agama bebas dari
pajak. Walaupun demikian kedua golongan pembayar pajak itu tidak ikut
Sejarah SMA/SMK K - 1
286
serta membicarakan untuk apa dipergunakan uang yang masuk ke dalam
kas pemerintah. Uang itu sering dipakai untuk tujuan yang sebenarnya
tidak perlu dilakukan. Istana menghambur-hamburkan uang dengan
menempuh kemewahan yang melampauai batas, diberikan kepada
orang-orang kesayangan istana yang menduduki jabatan semu. Dalam
keadaan semacam itu Jean Jacques Rousseau (1712-1778) dalam
bukunya yang terkenal Du Contract Social mengutarakan bahwa
kekuasaan orang yang memerintah pada hakikatnya berdasarkan suatu
“perjanjian” (contract) dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatan.
Rakyat menyerahkan kedaulatan itu kepada raja. Jadi merupakan suatu
“perjanjian” yang mengikat raja dengan kewajiban-kewajiban. Perjanji-an
itu dianggap batal apabila rakyat tidak puas. Paham ini ternyata dapat
memuaskan rasa keadilan golongan paura.
b. Pengaruh Revolusi Amerika
Suatu unsur yang revolusioner untuk seluruh dunia ialah
perumusan kesamaan hak azasi politis untuk semua warga negara tanpa
memandang berdasarkan suku bangsa, agama, atau tingkat sosial.Dalam
Decleration of Independence disebutkan bahwa manusia itu dilahirkan
sama dan memiliki hak-hak azasi itu dan mendapat kekuasaannya itu
berhak menggantikan suatu pemerintahan yang melanggar azas ini
dengan pemerintahan yang lain lebih sesuai dengan kehendak
rakyat.Jelas bahwa ide tentang kedaulatan rakyat dan kesamaan hak-hak
azasi manusia merupakan dampak daripada alam pikiran masa
Aufklarung di Eropa. Tiadalah mengherankan apabila ide tersebut,
terutama di Perancis diterima dengan gembira.
c. Kegelisahan Ketidakpuasan Terhadap Regime Kuno Perancis
Golongan ketiga yang membayar pajak adalah semua orang yang
tidak termasuk golongan pertama dan kedua. Unsur yang paling kuat
dalam golongan ketiga ini adalah kaum borjouis, yaitu pedagang, bankir,
pengusaha, pemilik industri, dan golongan profesi yang tinggal di kotakota
besar
dan
kecil.
Sejak
akhir
abad
pertengahan
industri,
perdagangan, di Perancis berkembang sangat pesat, seperti yang berlaku
di negara-negara lain di Eropa. Bersamaan dengan perkembangan itu
bertambah kaya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
287
Golongan borjuis ini sejak abad ke-16 telah berkembang
kemakmuran-nya dan memperhatikan pendidikan. Oleh sebab itu,
sebagian besar philosophes berasal dari golongan ini. Mereka adalah
orang-orang cerdik pandai, kaya dan pembayar pajak terbanyak, akan
tetapi mereka tidak memiliki kedudukan sosial yang tinggi, tidak ikut
dalam pemerintahan dan tidak memiliki hak-hak istimewa. Mereka sangat
membenci golongan agama dan bangsawan. Golongan petani lebih tidak
puas lagi. Keadaannya tidak jauh berbeda dari zaman Abad Pertengahan.
Pembayaran pajak tanah, pajak minuman keras, dan kewajiban kerja
paksa untuk raja tanpa upah merupakan beban yang tidak adil.
d. Pemerintahan Louis XVI yang Lemah
Sebenarnya Louis XVI adalah orang yang penting tetapi ia bodoh
dan
tidak
tahu
mengembangkan
mengadakan
tugas
yang
keadaan
di
harus
diembannya.
Ia
seharusnya
Perancis,
tetapi
ia
tidak
mampu
pembaharuan-pembaharuan
yang
dikehendaki
oleh
golongan-golongan yang bekerja sama dengan raja. Di samping itu ia
percaya akan keagungan raja.
Louis XVI menikah dengan Marie Antoinette, gadis cantik putri
Maria Theresia dari Austria. Perkawinannya adalah suatu perkawinan
politik, untuk menjalin hubungan baik antara pemerintahan Perancis dan
Austria, tetapi dilain pihak perkawinan tersebut tidak disenangi oleh rakyat
Perancis.
Di samping itu, Maria Antoinette adalah permaisuri yang sangat
boros. Ia tidak memikirkan kepentingan orang lain, tetapi hanya
memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan kawan-kawannya yang
disenangi. Ia tidak memikirkan keadaan Perancis yang pada saat itu
sedang kalut. Karena ia hidup memboroskan keuangan negara, hidup
berfoya-foya untuk memenuhi keinginannya lazim ia dikenal dengan
Madame Deficit, sebab banyak mengurangi kas negara.
e. Masalah Keuangan Negara
Masalah yang sangat mendesak yang harus diselesaikan oleh
Louis
XVI
adalah
masalah
keuangan
negara.
Louis
berupaya
mengangkat seseorang yang lebih dipercaya untuk dapat menanggulangi
keadaan keuangan Perancis, mengharapkan setiap pengangkatan orang-
Sejarah SMA/SMK K - 1
288
orang
yang
baru
dapat
mengadakan
pembaharuan
keajaiban
perimbangan keuangan tanpa menurunkan pajak-pajak baru. Tetapi
orang yang diangkat mengetahui bahwa pemborosan itu bersumber dari
istana kerajaan, di mana banyak uang dihambur-hamburkan. Masalah
kemerosotan
keuangan
negara
berhubungan
dengan
kehidupan
permaisuri.
f. Dewan Perwakilan (Etats-Generaux) Mengambil Alih Pemerintahan
Perancis
Di dalam sidang Dewan Perwakilan, golongan ketiga menuntut
agar pemungutan suara dilakukan kepala demi kepala. Pada waktu itu
golongan pertama diwakili 300 orang, golongan kedua 300 orang, dan
golongan
ketiga
600
orang.
Jika
pemungutan
suara
dilakukan
berdasarkan per golongan, pasti akan menghasilkan kemenangan
golongan pertama yang bergabung dengan golongan kedua. Jika
dilakukan per kepala, golongan ketiga mengharapkan orang-orang dari
dua golongan lainnya yang memihak golongan ketiga.
Kemudian sidang berubah menjadi Konstituante (Constituante),
bertugas membuat Undang-Undang Dasar bagi Perancis. Sementara itu
rakyat Paris mulai bergerak menyerang penjara Bastille (14 Juli 1789),
sebagai lambang kekuasaan absolutisme, untuk membebaskan orangorang yang ditahan di penjara itu. Kaum tani di luar kota Paris menyerbu
istana-istana milik bangsawan. Akibatnya, banyak golongan bangsawan
melarikan diri ke luar negeri. Konstituante terus bekerja, menghapuskan
segala hak feodal dan membuat Undang-Undang Dasar bagi Perancis.
Sebaliknya kejadian tahun 1789 itu merupakan babak pertama dalam
revolusi itu.
2. Arti dan Ciri-ciri Revolusi Perancis
Pada
tanggal
17
Juni
1789
wakil-wakil
golongan
ketiga
memproklamasi-kan Etats Generaux (Dewan Perwakilan) sebagai Dewan
Nasional (Assemble Nationale). Tindakan semacam ini mengandung arti
yang sangat penting, karena Dewan Perwakilan merupakan sidang
golongan-golongan dijelmakan menjadi Dewan Nasional yang merupakan
wahana sidang rakyat Perancis menghapus-kan pengertian golongan.
Pengisian suatu masyarakat demokratis telah tampak.
Sejarah SMA/SMK K - 1
289
Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Paris menyerbu penjara Bastille,
suatu bangunan yang kuat dan megah, lambang monarchie absolut. Di
samping merupakan penjara Bastille juga merupakan gudang senjata.
Serbuan rakyat Paris ke Bastille berhasil baik ketika kesatuan-kesatuan
tentara raja yang berada di Paris banyak yang memihak dan membantu
rakyat. Bastille dapat dikuasai rakyat pada 14 Juli 1789 dan pada hari
tersebut
dianggap
sebagai
“permulaan
revolusi”
dan
kemudian
diresmikan sebagai “Hari Nasional Perancis”. Bendera Bourbon (raja)
diganti dengan bendera nasional – biru, putih, merah – dan tentara
nasional dibentuk.
Pada tanggal 20 Juli 1789 Dewan Nasional bersidang. Dalam
hasil sidang ini antara lain mereka beritikad bahwa mereka tidak akan
bubar sebelum Perancis memiliki Undang-Undang Dasar. Mereka
sekarang
menamakan
dirinya
Assemblee
Nationale
Constituante,
disingkat Constituante. Para bangsawan dan kaum agama mulai
menggabungkan diri dengan golongan ketiga. Ada usaha-usaha dari
pihak raja untuk membubarkan Constituante tetapi gagal.
Sejak itu kekuasaan raja dan para bangsawan, kaum agama
beralih ke tangan rakyat. Pemimpin-pemimpin rakyat yang terkenal dalam
Konstituante antara lain: Merabeau, Lafayette, dan Sieyes. Perubahan,
penghapusan sistem rezim kuno (ancien regime) dan upaya penyusunan
sistem pemerintahan baru dilakukan melalui Konstituante.
Upaya-upaya itu meliputi:
a. Penghapusan sistem rezim kuno dilakukan dengan tegas. Semua hak
istimewa, sebutan bangsawan dihapuskan. Gilde dihapuskan dan
diganti menjadi perdagangan bebas. Kaum agama dijadikan pegawai
negara biasa dan milik gereja disita.
b. Penyusunan Pemerintahan Baru
Dasar pemerintahan baru adalah “Pernyataan Hak-hak Azasi Manusia
dan Warga Negara” (Declaration de droits de I’hpmme et du citoyen),
yang diumumkan pada 27 Agustus 1789.
Pada 14 Juli 1790 Undang-Undang Dasar (UUD) Perancis
disyahkan. Sistem kerajaan dalam UUD ini tidak dihapuskan dan
negara
dalam
Sejarah SMA/SMK K - 1
bentuk
kerajaan
konstitusional
(Constitutionele
290
Monarchie). Raja memiliki hak veto yang dapat menunda keputusan
tetapi tidak dapat membatalkan.
Setelah UUD tersusun pada 1791 Konstituante bubar, dan
diganti
oleh
pemerintahan
Dewan
Legislatif
(The
Legislative
Assembly) pada 1791-1792. Dewan Legislatif memerintah Perancis
dengan mendasarkan diri pada UUD 1791. Anggota-anggota Dewan
Legislatif meliputi beberapa golongan, misalnya:
1) Fuillants, ialah golongan liberal kanan.
2) Gironde; disebut demikian karena anggota-anggotanya yang
pandai bicara datang dari daerah Gironde; umumnya terdiri atas
kaum borjuis dan berhaluan kiri.
3) Montagne, adalah golongan dari rakyat jelata, yang terdiri atas: (a)
golongan Jacobin; dinamakan demikian karena mereka sering
bersidang biaya St. Jacob; (b) golongan Cordelier, ialah golongan
berhaluan kiri.
Tidak lama setelah terbentuknya Dewan Legislatif timbul
perselisihan antara Dewan itu dengan raja Louis XVI yang
menggunakan hak veto, ketika Dewan itu membuat undang-undang
untuk menundukkan bangsawan dan pendeta yang tetap menentang.
Austria dan Prusia bersatu untuk menyerbu Perancis dengan
hukuman sekeras-kerasnya jika rakyat Perancis berani mengganggu
raja Louis XVI dan keluarganya. Perang ini, yang lazim disebut
perang Koalisi I (1792), meyakinkan rakyat Perancis, bahwa raja
Louis XVI mempunyai hubungan rahasia dengan negara-negara luar
dan dianggap merupakan pengkhianatan terhadap revolusi, Louis XVI
dengan keluarganya ditangkap untuk diadili lebih lanjut. Kaum borjuis
yang hingga saat itu mempunyai peranan penting dalam revolusi,
mulai bergeser peranannya dan peranan rakyat jelata lebih terasa.
Tentara Perancis yang semangatnya revolusioner dapat mengalahkan
tentara Prusia di Valmy. Sejak kemenangan di Valmy ini kaum
revolusi Perancis tidak lagi bersifat mempertahankan diri terhadap
luar negeri, tetapi sebaliknya mereka mulai menyerang luar negeri.
Mereka menyerbu Austria, Prusia, dan Italia. Mereka mengumumkan
perang kepada Inggris, Belanda, dan Spanyol. Mereka menyanggupi
Sejarah SMA/SMK K - 1
291
bantuan
Perancis
kepada
seluruh
rakyat
Eropa
yang
ingin
menghancurkan pemerintahan yang kolot.
Revolusi Perancis yang mula-mula berhaluan liberal, sejak
peristiwa diturunkannya raja dari tahta, bergeser sifat menjadi revolusi
kerakyatan. Dewan Legislatif akan mengadakan pemilihan baru dan
berdasarkan pemilihan umum, agar seluruh rakyat dapat memilih.
Pemerintahan akan dipegang oleh badan baru yang akan dipilih dan
disebut Conventio National (1792-1795).
Pada masa pemerintahan Dewan Legislatif pada hakikatnya
merupakan perebutan kekuasaan antara kaum borjuis dan rakyat
jelata. Rakyat jelata yang lazim disebut commune, adalah rakyat dari
kota praja (commune), karena rakyat Paris lah yang merupakan
pelopor dan pusat revolusi. Dengan adanya Convention National
merupakan bentuk kemenangan rakyat jelata terhadap kaum borjuis.
Convention National berkumpul pada 21 September 1792.
Tugas pertama-tama yang dilaksanakan adalah menghapuskan bentuk
pemerintahan kerajaan dan mengganti dengan bentuk pemerintahan
republik. Louis XVI diturunkan dari tahta dan ditetapkan sebagai
pengkhianat. Akhirnya raja ini dihukum mati di bawah pisau pemotong
kepala (guillotine). Pembunuhan besar-besaran dilanjutkan terhadap
para bangsawan, seperti ratu Maria Antoinette. Pembunuhan
terhadap bangsawan itu oleh banyak negara di Eropa lainnya
dianggap tindakan yang membahayakan keamanan dunia.
Keadaan di negara Perancis yang kalut itu disertai dengan
datangnya musuh dari luar yang mengancam Perancis. Di dalam
negeri pemberontakan timbul di mana-mana. Keadaan ekonomi
kacau, nilai uang merosot karena inflasi merajalela. Di kota-kota
timbul kekurangan bahan makanan, karena para petani hanya mau
menjual bahan makanan kalau dibeli dengan uang logam.
Keadaan yang kacau ini dipergunakan oleh golongan
Montagne untuk bertindak tegas dan radikal demi keselamatan negara.
Akhirnya pemerintahanMontagne yang dipimpin oleh Roberspierre
disebut
“pemerintahan
teror”
(1792-1795).
Tindakan
tegas
pemerintahan Montagne yang disesuaikan dengan keadaan negara
Sejarah SMA/SMK K - 1
292
terbukti berhasil. Musuh dari luar dapat dihalau dari tanah Perancis,
musuh dari dalam negeri dapat ditindas.
Inflasi dapat ditahan dan keadaan ekonomi dapat dipulihkan
kembali. Perancis diselamatkan dari bahaya keruntuhan yang
mengancamnya. Pemerintahan Montagne dari Roberspierre ini
merupakan pemerintahan “teror”, tetapi dipandang dari sudut politis,
maka pemerintahan Roberspierre dapat menyelamatkan negara dan
revolusi Perancis.
Orang-orang Perancis mengangkat revolusi Perancis dengan
slogan mereka “kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan”
(liberty, equality, dan fraternity). Bagi mereka “kemerdekaan” berarti
peningkatan hak-hak perse-orangan yang antara lain meliputi hak
milik pribadi, bekerja apa yang ingin mereka kerjakan, bebas
beribadat, bebas menulis dan berbicara. “Persama-an” berarti
penghapusan
terhadap
semua
unsur-unsur
feodalisme
dan
perbudakan serta pengakuan persamaan hak atas hukum bagi semua
rakyat. “Persaudaraan” berarti kekeluargaan bagi semua orang
perancis, yang tercermin pada jiwa nasionalisme yang dikembangkan
di Perancis.
Nama Roberspierre menjadi gilang-gemilang dalam mata
rakyat, tetapi setelah keadaan pulih kembali menjadi normal,
golongan Gironde muncul kembali. Mereka bersekutu dengan temanteman Roberspierre, yang iri hati terhadap kedudukan Roberspierre
yang tinggi itu. Mereka berhasil menggulingkan Roberpierre dan
menghukumnya mati di panggung guillotine. Inilah yang dikenal
dengan “Pemberontakan Thermidor” (1794).
Golongan
Gironde
yang
menang
terhadap
kekuasaan
golongan Montagne membubarkan Convention National dengan
membangun pemerintahan Direktorat (Directoire): 1795-1799. Ketika
kekuasaan dipegang oleh Directoire yang merupakan sebuah badan
pemerintahan yang ber-anggotakan lima orang. Pada waktu itu
Perancis tetap terancam musuh dari luar dan Perancis dapat
menghalaukan bahaya ancaman itu berkat keberanian-keberanian
pemuda-pemuda Perancis yang disebut “yang bercelana tidak
Sejarah SMA/SMK K - 1
293
berlutut” (sansculottnes) yang dapat mematahkan perlawanan musuh.
Pada 1795 Belanda, Spanyol, dan Prusia menghentikan perang.
Hanya Austria dan Inggris yang masih merupakan musuh. Rakyat
Perancis mengalami kemunduran ekonomi dan Directoire tidak cakap
memberantas kekacauan dalam negeri, timbullah kemungkinankemungkinan bangkitnya seorang diktator sebagai pemimpin.
Pemerintahan
Directoire
(1795-1799),
merupakan
pemerintahan yang lemah dan sejak awal tidak begitu populer, tidak
berwibawa, korup dan tidak dipercaya oleh rakyat. Pemerintah
Directoire
tidak
menyelesaikan
per-masalahan-permasalahan
pengangguran di Perancis secara signifikan dan demikian juga rakyat
tidak begitu bersimpati pada pemerintahan ini. Hanya dalam bidang
kemiliteran mereka mencapai kemenangan-kemenangan yang besar,
tetapi ini lebih merupakan jasa dari Napoleon Bonaparte. Nama
Napoleon Bonaparte menjadi gilang-gemilang. Pemerintah Directoire
yang segan bekerja sama dengan rakyat jelata (Montagne) lebih suka
bekerja sama dengan kaum militer karena yang mempunyai kekuatan
yang nyata. Bagian Napoleon Bonaparte pengambilalihan kekuasaan
hanya tinggal waktu saja. Dan ini dijalankan ketika ia kembali dari
Mesir pada tahun 1799. Dengan kekerasan senjata Directoire
dibubarkan. Rakyat yang mengutuki absolutisme pada 1789, memuja
absolutisme pada tahun 1799.
3. Pengaruh Revolusi Perancis
Revolusi Perancis mempunyai pengaruh tidak hanya bagi negara
Perancis, tetapi juga pada negara-negara di luar Perancis, baik di Eropa
maupun di luar Eropa. Pengaruh-pengaruh tersebut secara sederhana
dapat dilihat dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi.
a. Pengaruh Revolusi Perancis di Negara Perancis
1) Pengaruh di Bidang Politik
a) Undang-undang merupakan landasan juridis konstitusional
tertinggi. Pemerintahan atas landasan hukum (a rule by law).
UUD diciptakan untuk menjadi landasan hukum tertinggi.
b) Tumbuhnya pengertian republik.
Sejarah SMA/SMK K - 1
294
Pada tahap awal revolusi Perancis bersifat “liberal” (17891792: Konstituante, Dewan Legislatif), kemudian bersifat
“radikal” (1792-1795: Convention National). Pada masa liberal
pemerintahan
(constitutionelle
berbentuk
kerajaan
monarchie),
konstitusional
di masa radikal
berbentuk
republik.
c) Tumbuhnya demokrasi modern
Sebagai akibat dari tumbuhnya pengakuan tentang hak-hak
azasi manusia, terutama kebebasan dan persamaan hak dari
setiap manusia. Kedaulatan berada di tangan rakyat, paham
demokrasi ini yang hendak diterapkan oleh revolusi Perancis.
Penerapan paham demokrasi itu mengalami pasang dan
surut, tetapi kemudian tidak pernah padam lagi serta baru
sesudah 1871 menjadi kenyataan di Perancis.
d) Berkembangnya faham nasionalisme
Ungkapan semboyan: kemerdekaan (liberty), persamaan
(equality) dan persaudaraan (fraternity) dari revolusi Perancis
mencerminkan kemauan bangsa Perancis bersatu. Dahulu
hanya raja mewakili bangsa (L’Etat e’est moi), kata Louis XVI.
Tetapi kemudian pada masa awal revolusi peranan golongangolongan yang tumbuh berkembang di Perancis memberi isi
tertentu. Bangsa tidak hanya memiliki oleh raja, kaum
bangsawan, dan agama saja tetapi malah peranan golongan
borjuis dan rakyat jelata memberi corak tertentu.
e) Tumbuhnya ide tentang aksi revolusioner
Pemerintahan kuno (ancien regime) yang mempunyai tradisi
yang ketat dapat dihapuskan melalui aksi revolusioner. Hasil
yang mengagumkan dari aksi revolusioner itu menyadarkan
banyak orang bahwa kedaulatan itu adalah milik orang
banyak, milik semua warga negara atau dapat dikatakan milik
rakyat. Dari aksi revolusioner ini meyakinkan rakyat bahwa
rakyat
memiliki
disatupadukan
kekuatan
dicetuskan
yang
melalui
sewaktu-waktu
dapat
aksi
untuk
tersebut
mencapai kehendak rakyat.
Sejarah SMA/SMK K - 1
295
2) Pengaruh di bidang Ekonomi
a) Pemilihan tanah yang lebih merata
Tanah-tanah
milik
gereja,
dan
milik
bangsawan
yang
melarikan diri ke luar negeri, dijual oleh pemerintah dalam
revolusi Perancis dengan harga murah kepada para petani.
Para petani tersebut tidak lagi merupakan penyewa-penyewa
tanah tetapi menjadi pemilik-pemilik tanah. Undang-undang
dan aturan-aturan yang mengatur pertanian, perdagangan,
hak milik, pengakuan hak perlindungan atau jiwa manusia
dipakai dan malah banyak ditiru oleh negara-negara Eropa
lainnya.
b) Penghapusan sistem feodal dan gilde
Penghapusan akan hak-hak istimewa, penghapusan sistem
pajak
pemerintahan
kuno,
dan
penghapusan
gilde
memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan
pertanian dan perdagangan. Dengan dihapuskannya hak waris
tentang tanah, sehingga tanah dibagi-bagi menjadi tanahtanah yang agak kecil pertanian menjadi lebih maju. Untuk
memajukan pertanian banyak rawa-rawa dikeringkan dan
untuk mengatur dan mempengaruhi perjalanan air diadakan
penanaman baru dibekas hutan-hutan.
c) Tumbuhnya industri-industri besar
Perdagangan bebas dan peranan golongan borjuis mendorong
timbul-nya industri. Pembatasan import barang-barang industri
dari luar negara Perancis, perbaikan jalan atau transport yang
lebih kompleks memberikan peluang berkembangnya industriindustri besar dari Perancis.
3) Pengaruh di bidang Sosial
a) Perjuangan hak azasi manusia
Perjuangan demi hak-hak manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Dalam revolusi itu kaum borjuis tidak
mengemukakan tuntutan akan menggantikan kedudukan
kaum bangsawan dan kaum agama, melainkan mereka
Sejarah SMA/SMK K - 1
296
berjuang demi hak-hak manusia dan hak-hak paura. Di lain
pihak, berkembang pula golongan rakyat jelata, yang terdiri
atas kaum petani-petani kecil dan terutama kaum buruh.
Perkembangan liberalisme, kapitalisme mengembangkan pula
per-juangan dan pengembangan kaum buruh, yang jumlahnya
makin meningkat. Keadaan semacam ini mempengaruhi
perkembangan
negara
Perancis
pada
daerah-daerah
jajahannya di luar benua Eropa. Usaha untuk memerdekakan
diri bukan timbul dari golongan yang sangat terjajah,
melainkan timbul dalam kalangan cerdik pandai yang dididik
oleh
pemerintah
kolonial,
untuk
menduduki
alat-alat
pemerintahan di tanah jajahan itu.
b) Struktur sosial baru
Pada rezim kuno (ancien regime) dapat kita jumpai adanya
golongan pertama, golongan kedua dan golongan ketiga.
Revolusi Perancis menggeser struktur masyarakat itu dengan
tumbuh golongan atau kaum baru seperti: kaum petani, buruh,
golongan pertenganah (middenstand) dan kapitalis. Golongan
pertengahan dan kapitalis banyak mempunyai tujuan dan
gerak yang sama dan kemudian lebih dikenal dengan
golongan borjuis (bourgeoise). Dengan berkembang-nya
industri menjadi penting pula kedudukan kaum buruh.
c) Pendidikan dan pengajaran lebih merata
Kesempatan menikmati pendidikan dan pengajaran yang lebih
maju/baik pada masa pemerintahan kuno terutama hanya
terdapat pada golongan atasan saja, tetapi karena pengaruh
revolusi pendidikantanggungan pemerintah. Pendidikan dan
pengajaran rendah, menengah, dan tinggi disusun dan
dipusatkan. Dengan demikian pendidikan dan pengajaran
tidak lagi merupakan monopoli dari golongan tertentu atau
atasan saja.
b. Pengaruh Revolusi Perancis bagi Dunia Luar Perancis
1) Pengaruh di Bidang Politik
Sejarah SMA/SMK K - 1
297
a) Perkembangan nasiolisme
Setelah revolusi Perancis rasa kebangsaan ke dalam segala
gerak
kehidupan.
Solidaritas
persatuan
tidak
hanya
berkembang di Eropa tetapi juga ke daerah-daerah jajahan di
luar Eropa terutama memasuki abad XX.
b) Perkembangan pemerintahan demokrasi
Pemerintahan yang berdasarkan Undang-Undang Dasar dan
mengacu pada pemegang kedaulatan makin terasa. Semboyan
revolusi Perancisliberty, equality, dan fraternity, berkumandang
ke luar Perancis. Revolusi Perancis menghapuskan bentuk
negara monarkhi absolut. Kedaulatan berada di tangan rakyat.
Bentuk negara dapat berupa monarkhi konstitusional atau
republik. Di sisi lain pemerintahan parlementer semakin
berkembang.
c) Penyebaran liberalisme
Banyak ide revolusi yang tertuang dalam semboyan liberty,
euality, dan fraternity tersebar pula ke luar wilayah negara
Perancis melalui penjelajahan yang dilakukannya dengan
tentaranya yang menyerbu ke luar negara Perancis (dalam
perang
yang
senantiasa
lebiih
dikenal
mendirikan
dengan
“perang
koalisi”),
pemerintahan-pemerintahan
yang
liberal di daerah-daerah yang diduduki sehingga menanamkan
ide tentang liberalisme di wilayah-wilayah tersebut. Ide
liberalisme berkembang terus meskipun raja-raja di negaranegara Eropa pada umumnya sesudah Kongres Wina (1815)
berusaha terus untuk menindasnya. Pertentangan antara
golongan yang memperjuangkan ide tersebut dengan rajaraja, sering menimbulkan revolusi-revolusi.
2) Pengaruh di Bidang Ekonomi
a) Tumbuhnya industri-industri besar
Faham
liberalisme
mempengaruhi
pula
dalam
bidang
ekonomi. Berfaham persaingan bebas dalam bidang ekonomi
menumbuhkan juga industri-industri besar di luar negara-
Sejarah SMA/SMK K - 1
298
negara Perancis, terutama di negara-negara Eropa. Hubungan
transportasi yang makin berkembang, dan pertumbuhan serta
penemuan teknologi baru serta tumbuh dan berkembangnya
kapitalisme
mendorong
berkembangnya
industri-industri
besar.
b) Pergeseran pusat-pusat perdagangan
Kehidupan perdagangan beralih dari daerah pantai Eropa ke
daerah pedalaman. Pusat-pusat perdagangan tumbuh di
berbagai tempat, termasuk di pedalaman-pedalaman. Hal ini
tampak di negara-negara daratan Eropa lebih-lebih setelah
adanya Sistem Kontinental (Continental Stelsel) 1806 yang
dilakukan oleh Napoleon Bonaparte.
3) Pengaruh di Bidang Sosial
Runtuhnya feodalisme
Feodalisme
di
Eropa
tumbuh
dari
zaman
Abad
Pertengahan, ketika raja sebagai pemilik dari tanah seluruhnya
membagi-bagi tanahnya kepada orang-orang yang dianggapnya
berjasa kepada raja sebagai pimpinan tanah (feudum). Peminjampeminjam tanah ini kemudian menjelma menjadi golongan yang
berkuasa dan selalu berusaha untuk ingin mem-perbesar ruang
lingkup kekuasaannya baik terhadap raja maupun rakyat. Mereka
berusaha untuk mendapatkan atau membeli hak-hak istimewa.
Hak-hak istimewa yang dimiliki makin berkembang dan di lain
pihak rakyat jelata makin tertekan. Ketidakadilan baik di bidang
politik, ekonomi, dan sosial sangat terasa. Dalam bidang sosial
timbulnya strata masyarakat yang mempunyai hak-hak dan
kewajiban tidak sama.
Dengan adanya revolusi Perancis yang merombak dan
menumbuh-kan
struktur
masyarakat
baru
atas
dasar,
“kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan”, runtuhlah sistem
feodal tidak hanya di Perancis tetapi juga di negara-negara Eropa
lainnya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
299
4) Pengaruh Revolusi Perancis bagi Indonesia
Pasukan revolusioner Perancis pada tahun 1880 berhasil
menguasai
Amsterdam.
Sesaat
sebelum
tentara
Perancis
memasuki Amsterdam, Raja William V bersama para bangsawan
mengungsi
ke
London
untuk
membentuk
pemerintahan
pengasingan. Dari London itu Raja William V memerintahkan para
pejabat
di
tanah
jajahan
untuk
menyerahkan
wilayah
kekuasaannya kepada Inggris untuk menghindari serangan
Perancis. Di Amsterdam kekuasaan pemerintahan dipegang oleh
Louis Napoleon adik Napoleon Bonaparte. Louis Napoleon
mengubah bentuk pemerintahan monarkhi menjadi republik yang
disebut Republik Bataaf. Louis Napoleon juga memerintahkan
para pejabat di tanah jajahan untuk menyerahkan wilayah
kekuasaannya kepada Perancis untuk menghindari serangan dari
Inggris. Pejabat di tanah jajahan yang menyerahkan kekuasaan
kepada Inggris terdapat di Padang, Ambon, dan Banda. Wilayah
ini kemudian dikuasai oleh Thomas Stamford Raffles. Pejabat di
tanah jajahan yang menyerahkan kekuasaan kepada Perancis
terdapat di Jawa dan Ternate. Selanjutnya Jawa dan Ternate
dikuasai oleh Herman Willem Daendels. Pada akhirnya Raffles
berhasil mengalahkan Daendels.
C. Perang Dunia I
a). Prakondisi Perang Dunia I di Negara-Negara Eropa
Pada umumnya suatu bangsa menginginkan hidup tenang dan damai di
dunia ini. Oleh karena situasi yang damai memberi kesempatan pada manusia
untuk melakukan aktivitas maupun kreativitas. Akan tetapi, dalam kenyataannya
tidak mungkin suatu bangsa itu terhindar dari persengketaan yang melibatkan
bangsa lain. Bermula dari persengketaan yang tidak terpecahkan di meja
perundingan,
antara
bangsa
satu
dengan
bangsa
lain
kemudian
menyelesaikannya dengan peperangan.
Perang Dunia I pada dasarnya merupakan perang saudara di Eropa
antara
negara-negara
kolonial
sebagai
akibat
dari
Revolusi
Industri.
Bagaimanapun juga, kemajuan industri di Eropa menimbulkan masalah baru
Sejarah SMA/SMK K - 1
300
dalam kehidupan masyarakat, baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Masing-masing negara berusaha untuk memajukan industri dalam negerinya,
sehingga timbul persaingan antar negara-negara itu. Negara-negara Eropa
saling berlomba membesarkan kekuasaan dan pengaruhnya di seberang lautan.
Bangsa Inggris adalah penguasa di seberang lautan, karena mempunyai
daerah taklukkan yang tersebar di segenap benua, sejak dari Australia kemudian
Malaya dan India, Teluk Aden, Terusan Suez, Afrika Selatan melintasi Samudera
Atlantik menjangkau Amerika Utara (Kanada) hingga ke daerah Kutub Utara. Jadi
daerah lingkungan kekuasaan Brittania Raya meliputi tanah seluas 30.000.000
km² dengan penduduk 400.000.000 jiwa.
Saingan
utama Inggris di Eropa
pada waktu itu ialah Jerman. Kaisar Wilhelm dari Jerman berusaha menandingi
kebesaran Kerajaan Inggris Raya. Perancis dan Belanda lebih beruntung
mempunyai jajahan di kawasan Asia Tenggara yang kaya raya dan Belgia
mempunyai jajahan di Kongo, Afrika Tengah, suatu daerah hutan lebat yang
penduduknya masih jarang, tetapi Belgia dapat mengeruk keuntungan daerah
tersebut. Sebaliknya Jerman punya pulau-pulau karang di Pasifik hanya sebagai
persinggahan kapal-kapal dagangnya saja, sedang jajahannya di Tlogoland dan
Kamerun masih sukar diusahakan.
Dengan demikian, kemajuan-kemajuan
industri di Jerman tidak berbanding lurus dengan luasnya tanah jajahan.
Sementara di Timur Jauh sejak awal abad ke-20 mulai masuk Jepang
di kancah internasional sebagai negara modern. Di bawah kekuasaan Kaisar
Meiji, bangsa Jepang menjadi negara maju. Namun dalam perkembangan
selanjutnya, Jepang dengan ideologi fasis ingin sekali memiliki negara jajahan
seperti negara-negara Eropa Barat. Menjelang akhir abad 19 terjadilah perang
Jepang-Tiongkok, yang berakhir dengan kemenangan di pihak Jepang. Sebagai
konsekuensinya, Tiongkok diminta untuk
menyerahkan Manchuria kepada
Jepang. Kekuasaan Jepang semakin luas, pelabuhan Port Arthur didudukinya,
begitu pula semenanjung Liapotong. Tujuan pendudukan itu adalah agar Jepang
bisa membendung ekspansi Rusia ke selatan.
Rusia menjadi tidak suka melihat ekspansi Jepang di Manchuria dan Korea,
karena Rusia masih mempunyai kepentingan di sana. Pelabuhan Wladiwostock
bagi Rusia tidak mencukupi untuk kepentingan perdagangan, karena di musim
dingin pelabuhan tersebut tertutup salju. Oleh karena itu, Rusia sangat ingin
menguasai Laut Kuning. Maka Rusia mendesak agar perjanjian Jepang-
Sejarah SMA/SMK K - 1
301
Tiongkok mengenai Manchuria diperbaharui agar memungkinkan Rusia ikut
menguasai Port Arthur dan Dairen. Untuk mewujudkan maksud itu, Rusia
terpaksa mendekati Inggris dan Perancis yang pada masa itu mempunyai
kepentingan perdagangan di Timur Jauh.
Jepang merasa khawatir jika dikeroyok negara-negara besar Eropa, sehingga
terpaksa mengabulkan desakan Rusia, diberinya ijin Rusia menyewa pelabuhan
Port
Arthur
dan
daerah-daerah
sekitarnya,
sedang
Inggris
diberi
hak
menggunakan daerah Wai Hawei yang terletak di muka Port Arthur. Maksud
keberadaan Inggris di daerah Wai Hawei ialah untuk menghalang-halangi Rusia
agar jangan sampai berkuasa di sana, karena Inggris tidak menginginkan bila
Rusia menjadi saingannya dalam perdagangan di Timur Jauh. Inggris berupaya
mengadu domba antara Rusia dan Jepang agar keduanya lemah sehingga
dengan demikian Inggris akan mudah menguasai Timur Jauh.
Sementara itu Jepang terus melatih dan memperkuat tentaranya, terutama
angkatan laut, diperlengkapi dengan persenjataan seperti kapal-kapal perang
milik Inggris dan Rusia. Hanya dalam waktu yang singkat tentara Jepang mampu
memperkuat dirinya. Setelah Jepang merasa kuat, ia lalu bersikap keras
terhadap Rusia di Port Arthur. Maka terjadillah bentrokan-bentrokan yang
menyebabkan pecahnya perang Jepang-Rusia pada tahun 1904. Beribu-ribu
tentara Jepang didaratkan di Port Arthur dan Dairen.
Dalam waktu yang singkat semenanjung Liapotong berhasil diduduki
tentara Jepang. Rusia mengalami pukulan hebat, karena pada awalnya Negara
tersebut sangat meremehkan kekuatan Jepang sehingga pengerahan tentaranya
berjalan lambat dan dalam jumlah yang terbatas. Tanpa diperhitungkan dengan
cermat, tiba-tiba armada Jepang telah menguasai Laut Kuning. Laksamana Togo
dengan kapal Mikaza telah mengambil alih Laut Kuning dan berhasil
melumpuhkan beberapa kapal perang Rusia. Mengetahui kekalahan tentaranya
di Port Arthur, Kaisar Tsar Rusia segera memerintahkan pengiriman armada
bantuan ke Timur Jauh. Laksamana Togo tahu bahwa kapal induk Rusia akan
datang menyerbu. Segera ia menyiapkan sambutan serangan terhadap armada
kapal Rusia. Laksamana Togo menyerukan kepada seluruh tentara Jepang agar
berjuang mati-matian melawan tentara Rusia. Akan tetapi, kedatangan armada
tentara Rusia sudah terlambat, karena tidak saja kondisi fisik tentaranya
melemah setelah mengarungi lautan berbulan-bulan tetapi juga pihak Jepang
Sejarah SMA/SMK K - 1
302
telah menguasai keadaan sekitar Port Arthur dan Laut Kuning. Segera setelah
kapal induk Rusia sampai di Laut Kuning, Laksamana Togo memerintahkan
pasukan
untuk
menyergapnya.
Pada
akhirnya
Jepang
memenangkan
peperangan itu. Dalam perang itu Jepang berhasil menenggelamkan enam belas
kapal perang Rusia sedangkan sisanya yang belum rusak parah segera
melarikan diri dari medan pertempuran.
Kemenangan Jepang atas Rusia di Laut Kuning sangat mengejutkan
dunia. Sementara Kaisar Tzar merasa terpukul dengan kekalahan itu, karena
selain mengalami banyak
korban pasukan, ia juga harus menandatangani
perjanjian gencatan senjata yang akibatnya tidak menguntungkan perannya di
Timur Jauh. Dalam gencatan senjata itu Rusia sebagai pihak yang kalah harus
segera melepaskan hak-hak istimewanya di Port Arthur serta meninggalkan
Korea dan Manchuria. Dengan demikian kekuasaan Jepang di Korea semakin
diakui negara-negara imperialis Eropa. Meski demikian, Perang Dunia I tidak
melebar ke kawasan Asia karena Jepang belum se-agresif untuk menduduki di
wilayah-wilayah sekitarnya seperti pada saat Perang Dunia II nanti.
Pada kesempatan itu, situasi di Eropa sejak terjadinya perang Balkan 1913
tidak semakin baik, Kaisar Wilhelm II semakin memperkeruh keadaan dengan
ambisi utama ingin menaklukkan Perancis. Oleh karena dengan siasat itu,
Jerman berharap bila Perancis dapat dikalahkan maka tanah-tanah jajahannya
akan jatuh ke tangan Jerman. Untuk mewujudkan amabisi itu Jerman kemudian
bersekutu dengan Hongaria. Di lain pihak diam-diam Perancis mendekati Inggris
agar dapat dijadikan sekutu, karena Perancis mengetahui bahwa antara kerajaan
Inggris dan kerajaan Jerman sudah lama terjadi permusuhan.
Gambaran diatas sebagai ilustrasi umum yang melatarbelakangi konflik
dunia sehingga terjadi Perang Dunia I. Secara spesifik, prakondisi yang
melatarbelakangi Perang Dunia I
yang terjadi tahun 1914-1918 disebabkan
berbagai bidang kehidupan yaitu:
(a) Bidang ekonomi/Persaingan Tanah Jajahan
Sejak tahun 1880-an di Eropa lahir paham imperalis modern yang
menyebar ke penjuru dunia. Imperialisme Eropa tersebut merupakan bentuk
khas yang disebabkan adanya gejala dalam bidang sosial-ekonomi yaitu
(Romein, 1953:138):
(1) Pengaruh nasionalisme dari Revolusi Perancis
Sejarah SMA/SMK K - 1
303
(2)Munculnya
industrialisasi
/negara-negara
industri
(Pengaruh
Revolusi industri)
(3) Kapitalis
Ketiga faktor tersebut mendorong munculnya ekspansi ekonomi terhadap
suatu wilayah sehingga menimbulkan persaingan antara bangsa-bangsa di
Eropa dalam menguasai kawasan di benua Asia-Afrika. Negara Eropa yang
mempunyai daerah jajahan terluas adalah Inggris. Industri negara tersebut juga
paling maju sejak adanya Revolusi Industri. Sementara itu, Jerman dibawah
kepemimpinanan Kaisar Wilhelm berusaha menandingi kemajuan Inggris.
Jerman saat itu mempunyai tanah-tanah jajahan di Afrika (Kamerun dan
Zansibar) serta di Kepulauan Pasifik namun jika dibanding jajahan Inggris maka
tanah jajahan Jerman relatif kecil.
Perancis lebih beruntung dibanding Jerman karena mempunyai tanah
jajahan di Indocina yang mempunyai sumber alam yang diberlimpah. Belgia
menguasai Kongo di Afrika Tengah sementara itu Portugis dan Spanyol yang
pada awalnya mempelopori pencaharian tanah jajahan di Asia tersingkir oleh
kehadiran Inggris, Perancis, Belanda di kawasan Asia. Sementara Amerika
muncul sebagai kekuatan baru yang menguasai Philipina setelah mengalahkan
Spanyol. (Dimyati, 1952:7)
Benturan kepentingan ekonomi antar negara Eropa mencapai klimak ketika
Jerman berhasil menjadi kekuatan baru dalam bidang perdagangan internasional
yang berhasil dalam “Radical Industri of Revolusi” dengan mengubah negaranya
dari agraris ke negara industri dalam waktu relatif singkat. Pada waktu 1878
Perdana
Menteri
Jerman
Otto
Von
Bismarck
mengambil
kebijakan
proteksionisme sehingga industri Jerman maju dengan pesat. Industri Inggris
mulai terdesak oleh barang buatan Jerman. Pesatnya perkembangan industri
Jerman berdampak pada (Subantardjo II, 1955:77):
(1) Timbulnya sosialisme di Jerman
(2) Persaingan hebat antara Jerman dan Inggris
(3) Lahirnya imperialisme modern di Jerman
Kemajuan
industri
Jerman
menjadikan
negara
tersebut
berusaha
memperluas tanah jajahannya dalam rangka mendapatkan daerah pemasaran
serta mencari sumber alam dan bahan mentah bagi penunjang industri tersebut.
Ambisi Jerman tersebut terhambat oleh negara-negara lain di Eropa seperti
Sejarah SMA/SMK K - 1
304
Inggris, dan Perancis. Salah satu negara Eropa yang sedikit mempunyai tanah
jajahan adalah Italia. Hal ini disebabkan abad XVII tidak banyak pelaut dan
petualang dari negara tersebut. Pada awal abad XX Italia mendapat tanah
jajahan di Afrika Timur dan tahun 1912 berhasil menguasai Libia yang
sebelumnya di kuasai Kesultanan Turki Ustmaniyah. Kekuasaan Turki merosot
sehingga di juluki “The Sick Man”. Daerah kekuasaannya yang meliputi Maroko,
Tunisia, Libia dan Balkan menjadi rebutan antar negara Eropa. Hal itu
menyebabkan timbullah perang Balkan tahuan 1913 antara Turki melawan
negara-negara seperti Yunani, Bulgaria, dan Serbia. Untuk memperkuat
kedudukannya, Turki menjalin hubungan dengan Jerman karena Kaisar Jerman
Wilhelmina merupakan figur yang ditakuti oleh negara-negara di Balkan.
Sebagian negara Balkan (Yunani, Bulgaria dan Serbia) menjalin hubungan
dengan Inggris sebagai imbangan atas hubungan Turki-Jerman. Hal ini
menambah akumulasi persaingan antara Jerman dan Inggris (Dimyati,1952:7).
(b) Bidang Politik dan Nasionalisme
Pada abad 19 di Eropa mulai berkembang ultranasionalisme atau
chauvinisme dengan rasa kebanggaan yang berlebihan terhadap bangsa sendiri
yang menjurus memandang rendah pada bangsa lain. Disamping itu bangsabangsa di Eropa juga timbul nasionalisme terhadap bangsa diluar benua Eropa
yang mengganggap bangsa kulit putih lebih unggul dibanding kulit lainnya.
Konflik antar negara Eropa terkait dengan masalah batas negara ataupun
permasalahan masa lalu menjadi bahaya laten tersendiri yang akan menjadi
embrio bagi permusuhan selanjutnya.
Nasionalisme antar bangsa Eropa melahirkan persaingan yang menjurus
pada permusuhan. Inggris bersemboyan “Britain Rules The Waves” (Inggris
menguasai lautan) sementara Jerman bersemboyan “Unsre Zukuf Lieght auf
dem mere” (Masa depan kami terbentang di samudra). Sementara itu karena
alasan
nasionalisme
Perancis
ingin
menguasai
kembali
daerah
Elsaz
Lotharingen yang pada tahun 1871 diserahkan pada Jerman setelah kalah dalam
perang.
(c) Bidang Diplomatik
Persaingan antar negara Eropa pada akhirnya melahirkan dua blok yang
bermusuhan yaitu Triple Alliantie (1882) dengan anggota Jerman, Austria dan
Italia. Sementara pada tahun 1907 blok tersebut disaingi oleh Triple Entante
Sejarah SMA/SMK K - 1
305
dengan anggota Perancis, Rusia dan Inggris. Munculnya dua aliansi militer
tersebut sebagai indikasi pertentangan di antara negara-negara Eropa akan
diselesaikan melalui jalur peperangan.
Dampak kemajuan iptek dalam bidang militer, situasi di Eropa antara
tahun 1900 - 1911 muncul modernisasi angkatan perang. Alat-alat perang kuno
telah diganti dengan yang lebih canggih. Hal ini melahirkan keinginan mencoba
senjata, modernsiasi tersebut diwujudkan dalam perang yang sesungguhnya,
terutama pasukan Jerman. Berkembangnya nasionalisme yang menjurus pada
chauvinisme berdampak pada memburuknya situasi di Eropa sehingga masingmasing negara membangun angkatan perang yang kuat. Angkatan Laut Inggris
yang menjadi penguasa tunggal di samudera disaingi oleh kekuatan armada
Jerman.
b) Sebab-Sebab Perang Dunia I
Prakondisi sebelum terjadinya PD I tersebut diatas pada akhirnya memacu
konflik antarbangsa Eropa dengan puncaknya meletusnya Perang Dunia I.
Sebab-sebab secara umum terjadinya Perang Dunia I adalah:
(a) Pertentangan antar negara

Jerman >< Perancis
Perancis menjalankan politik “Revanche” atau balas dendam setelah
kalah dari Jerman pada tahun 1871 sehingga kehilangan daerah
Elzas Lotharingen. Perancis berusaha merebut kembali daerah
tersebut.

Jerman >< Perancis
- Persaingan angkatan laut
Pada tahun 1900 Jerman mengeluarkan undang-undang armada
yang mengancam supremasi Inggris di lautan. Jerman membangun
secara
besar-besaran
angkatan
lautnya.
Sementara
Inggris
berusaha mempertahankan semboyan “Britain Rules The Waves”.
- Lapangan industri
Industri Jerman yang maju pesat dapat melumpuhkan perindustrian
di Inggris karena produk barang-barang dari Jerman mendapat
reputasi yang lebih baik daripada produk Inggris.
- Persaingan tanah jajahan / imperialism
Sejarah SMA/SMK K - 1
306
Jerman dan Inggris
memperebutkan daerah-daerah Afrika.
Akibatnya kedua negara saling curiga.

Jerman >< Rusia
Jerman menanamkan pengaruhnya di Turki serta Iraq untuk
memodernisasi kedua negara tersebut. Selanjutnya Jerman juga
memberi
bantuan
dalam
pelaksanaan
proyek
pembangunan/
pemasangan rel kereta api di Bagdad. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa
Jerman melindungi Turki yang diangap musuh Rusia. Turki selalu
merintangi politik ekspansi Rusia ke Laut Tengah sehingga Rusia
menjalin hubungan dengan Perancis yang merupakan musuh Jerman
secara turun-temurun.

Rusia >< Austria
Kedua
negara
tersebut
bersaing
dalam
politik
ekspansi
di
semenanjung Balkan. Rusia menjadi pemimpin gerakan Panslavisme
(negara dan bangsa Slvia harus bergabung dalam satu kesatuan).
Gerakan ini juga dipelopori bangsa Serbia untuk mempersatukan
bangsa-bangsa Slavia yang meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia,
Herzegovina, Montenegro, Macedonia dan Serbia dibawah pimpinan
Serbia.
Pada tahun 1978 dalam Konggres Berlin, Serbia diberi kemerdekaan
penuh tetapi Bosnia dan Herzegovina dianeksasi oleh Austria. Serbia
secara terus terang menentang Austria karena negara tersebut yakin
akan dibantu Rusia.

Posisi Italia
Posisi Italia berubah-ubah dalam PD I. Meskipun pada awalnya Italia
masuk dalam kelompok Triple Alliantie bersama Jerman dan Austria
namun antara Italia dan Austria muncul pertentangan. Hal ini
disebabkan Italia menuntut daerah yang dikuasai Austria seperti
Istria,Tiral Selatan,Dalmatia. Italia menuntut daerah tersebut sebagai
“Italia Irredenta” (Italia yang belum tertebus).
(b) System of Alliances (Politik mencari kawan)
Seperti telah dijelaskan di awal bahwa politik mencari kawan dengan
lahirnya Blok Triple Alliantie (1882) dan Triple Entente (1907) menjadi faktor
Sejarah SMA/SMK K - 1
307
memanasnya situasi di Eropa. Munculnya blok-blok sebagai bagian dari politik
mencari kawan sekaligus sebagai permusuhan diantara blok
yang berbeda
meningkatkan rasa permusuhan negara-negara di Eropa.
Disamping adanya kedua blok tersebut, negara lain terpengaruhi dalam
konflik kepentingan seperti Bulgaria yang akhirnya masuk menjadi sekutu
Jerman karena Rusia tidak membantu Bulgaria dalam Perang Balkan II tahun
1913. Sedangkan Turki juga bersahabat dengan Jerman dalam rangka
memperoleh dukungan melawan Rusia.
(c) Perlombaan senjata
Kemajuan Iptek dan industri di Eropa berdampak pada pembuatan
senjata yang lebih modern. Perlombaan senjata tersebut menuju pada
persaingan yang menjurus permusuhan diantara negara Eropa . Kemajuan
industri khususnya industri persenjataan suatu negara dianggap sebagai
ancaman bagi negara-negara di sekitarnya sehingga negara-negara yang
merasa
terancam
juga
memperkuat
industri
persenjataannya.
Hal
ini
menimbulkan ketegangan dan kecurigaan antara negara-negara di Eropa
semakin meningkat.
(d) Sebab Khusus
Pada bulan Oktober 1908 Austria menganeksasi wilayah Bosnia dan
Herzegovina. Hal ini menimbulkan konflik dengan Serbia sehingga ketika tentara
Austria mengadakan latihan di Sarajevo yang dihadiri putra mahkota Austria,
Frans Ferdinand maka dibunuhlah putra mahkota Austria tersebut oleh Gabrielle
Prinsip, dari Serbia pada tanggal 28 Juni 1914. Pembunuhan ini pada akhirnya
menjadi tragedi internasional karena sebagai pemicu konflik dari Perang Dunia I.
Pada tanggal 23 Juli 1914 Menteri Luar Negeri Austria yaitu Berchold memberi
ultimatum kepada Serbia dengan penegasan bahwa dalam jangka 118 jamdari
waktu ultimatum, Serbia harus menerima syarat-syarat ultimatum yaitu (Embuiru,
1957:181):
- Pemerintah Serbia harus mengumumkan dengan resmi bahwa Serbia
akan menindak dengan keras setiap gerakan anti Austria.
- Pemerintah Serbia harus menyingkirkan setiap orang baik sipil atau militer
jika terbukti menyebarkan propaganda anti-Austria.
- Pemerintah Serbia harus mengadakan penyelidikan mengenai peristiwa
terbunuhnya Frans Ferdinand tanggal 28 Juni 1911.
Sejarah SMA/SMK K - 1
308
- Wakil-wakil dari Austria harus dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan
oleh Gabrielle Prinsip.
Sebenarnya Serbia bersedia mematuhi ultimatum dari Austria, hanya
Serbia keberatan terhadap poin yang menyebutkan “wakil dari Austria harus
dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan putra mahkota dari Austria yang
dilakukan oleh warga Serbia”. Ultimatum tersebut sudah dianggap memasuki
urusan dalam negeri Serbia, pada akhirnya hubungan kedua negara semakin
memanas karena tidak ada titik temu
dalam penyelesaian konflik
tersebut
sehingga perang terbuka antara kedua negara tak dapat dihindari .
c) Jalannya Perang Dunia I
(a) Pengumuman Perang
Perselisihan Austria-Serbia memuncak dengan adanya deklarasi
perang dari Austria tanggal 28 Juli 1914 sehingga meletuslah Perang Dunia I.
Sementara itu Tsar Nicolas II dari Rusia mencoba memobilisir tentaranya untuk
membantu Serbia namun Jerman memperingatkan Rusia dalam kebijakan
tersebut. Peringatan Jerman tidak ditanggapi oleh Rusia sehingga tanggal 1
Agustus 1914 Jerman mengumumkan perang terhadap Rusia. Jerman meminta
kepada Belgia agar membuka perbatasannya untuk dilewati pasukan Jerman.
Namun Belgia menolaknya dengan alasan menjaga negaranya dalam PD I
sehingga Jerman juga menyerbu Belgia di samping Perancis dan Luxemburg.
Inggris yang tergabung dalam Triple Entente segera membantu sekutunya
dengan mengumumkan perang terhadap Jerman tanggal 11 Agustus 1914
(Embuiru, 1957:181-182). Italia yang sebelumnya sebagai sekutu Jerman
berbalik ikut pihak Triple Entente dengan mengadakan perjanjian di London,
Inggris tahun 1915 dengan kesepakatan bahwa Italia akan mendapatkan daerahdaerah yang penduduknya
keturunan Bangsa Italia tetapi berada dibawah
kekuasaan Austria seperti Tiral Selatan, Istria dan Dalmatia.
(b) Negara-negara yang berperang
Negara-negara yang berperang meliputi:

Triple Alliantie
Aliansi ini terbentuk sejak tahun 1882 dan anggota Jerman Austria dan
Italia kemudian diperkuat dengan Turki yang merasa daerahnya terancam
Sejarah SMA/SMK K - 1
309
oleh Rusia. Bulgaria akhirnya terlibat di dalamnya karena bermusuhan
dengan Serbia

Triple Entente
Aliansi yang dibentuk tahun 1907 tersebut pada awalnya hanya Inggris,
Perancis, Rusia serta Serbia, pada perkembangannya keanggotaannya
bertambah oleh:
1) Jepang pada tahun 1914, karena negara tersebut menginginkan
jajahan Jerman di Pasifik yaitu Irian Timur Laut dan Kepulauan
Marshall, Solomon.
2) Italia pada tahun 1915, karena mendapat kesepakatan dari Inggris
dan Perancis untuk mendapatkan wilayah “Italia Irredenta”.
3) Amerika Serikat tahun 1917. Pada awalnya USA mengumumkan
sikap netral namun ini membawa konsekuensi. Jerman mempunyai
kebijakan “perang kapal selam tak terbatas”. Kapal selam Jerman
menenggelamkan kapal “Lusitania” milik USA (7 Mei 1915) sehingga
ratusan warga USA tewas. Pada tahun 1916 kapal “Sussex” juga
diserang dan tahun 1917 tiga kapal USA juga dihancurkan Jerman
sehingga pada tanggal 6 April 1917 USA mengumumkan perang
terhadap Jerman yang diikuti oleh negara-negara Benua Amerika
lainnya seperti Cuba, Panama, Brasilia, Ekuador, Peru, Bolivia dan
Uruguay.
4) Triple Entente juga mendapat dukungan dari Portugal, Rumania,
Yunani, Cina dan Liberia.
Hampir semua negara Eropa akhirnya turut serta dalam perang tersebut
kecuali Spanyol, Belanda, Swiss dan negara-negara Skandinavia.
Akhir Perang Dunia I
Akibat diblokade oleh Sekutu, Jerman mengalami berbagai hambatan
untuk menunjang keperluan perang. Hal ini ditambah kekalahan pasukan
Jerman diberbagai front pertempuran. Kenyataan ini menimbulkan
ketidakpuasan rakyat Jerman
terhadap raja Wilhelm II sehingga timbul
gerakan sosialis yang berusaha menggulingkan pemerintahan. Gerakan ini
berhasil menumbangkan raja Wilhelm II yang melarikan diri ke Belanda.
Akhirnya pemerintahan sosialis terbentuk dibawah pimpinan Ebert.
Sejarah SMA/SMK K - 1
310
e). Dampak PD I Terhadap Perubahan Dunia
(a) Bidang Politik
(1) Perubahan territorial
Empat kerajaan besar mengalami kemunduran seperti Jerman, Rusia,
Austria, Hungaria dan Turki. Timbul negara-negara baru seperti Polandia,
Finlandia, Cekoslovakia, Yugoslavia Hungaria, Mesir, Irak, Arabia, Syria, Libanon
dan Trans-Yordania. Semua wilayah jajahan Jerman diambil alih oleh Inggris,
Perancis, Jepang dan Australia. (Subantarjo: 169)
Untuk mengatur daerah-daerah bekas jajahan Jerman dan Turki maka
diadakan sistem mandat. Dalam pembagian negara-negara mandat ini diadakan
perbedaan kedudukan negara mandat tersebut berdasarkan klas yaitu klas A, B
dan C. Hal ini disebabkan tidak semua penduduk didaerah jajahan mempunyai
tingkat kemajuan yang sama. Contohnya jajahan Jerman di Pasific (Kepulauan
Bismarch) dan Afrika (Kamerun, dan Togoland) masih dalam taraf kehidupan
primitif, sementara daerah perlindungan kesultanan Turki seperti Mesir, Irak, dan
Syria telah mencapai kehidupan yang modern.
Perang Dunia I menitiberatkan kepada perubahan tanah jajahan sehingga
persoalan tanah jajahan dan daerah mandat tersebut menjadi persoalan yang
berlarut-larut. Permasalahan inilah yang nantinya menjadi penyebab meletusnya
PD II.
(2) Paham-paham Politik
Pada awalnya nasionalisme menjadi semangat diberbagai negara dalam
rangka
memperjuangkan
cita-cita
bangsanya.
Nasionalisme
juga
memperjuangkan pemerintahan demokratis dan liberal dalam bentuk negara
republik. Namun dalam negara yang berdasar pada prinsip demokrasi seringkali
gagal dalam mengatasi konflik politik dinegaranya, termasuk permasalahan
ekonomi. Akhirnya muncul kembali paham diktatorisme sebagai jawaban atas
konflik, yang terjadi dalam suatu negara seperti nasionalisme – sosialisme
(Jerman), Facisme (Italia), Diktatorisme – Proletariat (Rusia).
Pada tahun 1933 muncul pemimpin baru di Jerman yaitu Adolf Hitler.
Berkat kepandaiannya membangkitkan semangat perjuangan maka ia segera
mendapat pengikut di seluruh Jerman dan mendirikan Partai Nasional
Sejarah SMA/SMK K - 1
311
Socialisme, yang dikenal dengan sebutan Nazisme. Nazi (Nationalsozialismus)
merupakan ideologi politik yang timbul di Jerman sebelum terjadinya Perang
Dunia II. Ideologi ini tidak memperbolehkan percampuran darah rakyat Jerman
(bangsa Arya) dengan unsur-unsur rumpun bangsa lain, terutama bangsa
Yahudi. Partai-partai tidak boleh berdiri, terutama partai-partai komunis, sosialis
dan Katolik Roma karena bersifat sebagai jaringan internasional. Yang diijinkan
berdiri hanyalah partai Nazi yang berdasarkan pada prinsip kepemimpinan, yaitu
ketua partai merangkap sebagai kepala Negara.
Hitler menitikberatkan agitasi (hasutan) perasaan rasa tidak puas di
kalangan rakyat Jerman akibat perjanjian Versailles yang merugikan Jerman
pasca Perang Dunia I. Propagandanya menjadikan Hitler terpilih sebagai
Perdana Menteri pada pemilu 1933 dan partai NAZI menjadi partai berkuasa.
Segera Hitler memperbaiki pemerintahan dan perekonomian. Perjanjian
Versailles yang membelenggu Jerman tidak diakuinya lagi secara sepihak oleh
Jerman serta tidak bersedia membayar kerugian perang akibat dari PD I.
Hitler
sebagaimana
membangun
tercantum
tentaranya
dalam
dan
melaksanakannya
bukunya
“Mein
Kampf”
rencananya
yang
berarti
perjuanganku. Rencana tersebut adalah:

Mengembalikan daerah Jerman yang hilang akibat Perjanjian Versailles

Menggabungkan Jerman dan Austria

Membubarkan Rusia agar dapat menggabungkan Ukrania ke dalam
kekuasaan Jerman

Menghancurkan Perancis.
Sementara
itu,
kondisi
Italia
pasca
Perang
Dunia
I
juga
memprihatinkan. Keadaan perekonomian mengalami krisis serta lemah sistem
pemerintahan memaksa golongan nasionalis yang dipimpin Mussolini berhasil
menurunkan raja. Dalam menjalankan pemerintahan Mussolini mendasarkan
pada faham fasisme. Mussolini memimpikan kejayaan imperium Romawi pada
jaman dahulu yang memerintah di Laut Tengah.
Permasalahan dan garis besar kebijakan Italia pasca Perang Dunia I
adalah. (Ambarman,1978:34):
1) ketidakpuasan Italia terhadap perjanjian Versailles, mengakibatkan Italia
bersifat agresif- aktif dan ekspansif
Sejarah SMA/SMK K - 1
312
2) tekanan ekonomi dalam negeri Italia akibat pertambahan penduduk,
peningkatan hasil industri dan kebutuhan akan wilayah atau daerah bagi
pemasaran hasil industrinya menyebabkan Italia mengambil kebijakan
untuk melakukan ekspansi yang bersifat kolonialis-imperalis
3) fasisme sebagai ideologi partai pemerintah yang mendasarkan pada
“impian” dan “kenangan”
pada jaman kebesaran Romawi Kuno,
mengakibatkan Italia berubah sebagai negara imperalis-kolonialis.
Sementara itu pada saat terjadi Perang Dunia I, di Rusia muncul
gejolak internal dimulai dengan munculnya pergolakan di St. Peterburg dan
disusul kota-kota lain. pada bulan Maret 1917 meletus revolusi Rusia yang
mengakibatkan jatuhnya pemerintahan. Penyebab Revolusi Rusia tahun 1917
adalah:
Sebab Umum:
- Kegelisahan rakyat akibat kelaparan dan penyakit menular
- Pengaruh Partai Sosial Demokrat yang menguat
- Masyarakat merasa bosan dengan perang.
Sebab Khusus:
Penyebab meletusnya Revolusi Rusia ketika Raja Tsar Nicolas II
menjalankan pemerintah aritokratis dan mengesampingkan parlemen. Parlemen
yang didukung militer dan rakyat menentang raja sehingga akhirnya Tsar Nicolas
II turun dari tahta. Pada akhirnya Lenin menggantikan Nicolas II dengan sistem
diktator. Sepeninggal Lenin tahun 1924, Stalin muncul sebagai pemimpin baru
Uni Soviet sejak tahun 1928 dengan sistem otoriter dan negara totaliter.
(b). Bidang Ekonomi
(1) Egoisme Ekonomi
Pasca PD I yang diakhiri dengan perjanjian dan perdamaian berakibat
kemerosotan perekonomian negara, terutama negara-negara yang kalah perang.
Negara-negara pemenang perang saling berebut dan menuntut ganti rugi akibat
perang terhadap negara yang kalah. Contoh Jerman harus membayar kerugian
perang.
Sebagai reaksinya, negara-negara yang kalah perang atau negara yang
mengalami
kehancuran
Sejarah SMA/SMK K - 1
ekonomi
muncul
faham
politik-ekonomi
seperti
313
komunisme (Rusia), fasisme (Italia) nasionalisme-sosialis (Jerman). Turki yang
merasa terhina oleh perjanjian Sevres, akhirnya menimbulkan reaksi rakyat untuk
menurunkan raja / Sultan Turki Muhammad VI. Selanjutnya, Turki dipimpin oleh
Mustafa Kamal Pasha dengan negara berbentuk Republik. Ketika memimpin
Turki, Mustafa Kemal Pasha menyatakan tidak mengakui perjanjian Sevres.
Untuk mencegah perang maka antara Sekutu dan Turki menandatangani
perjanjian Lausanne sebagai revisi perjanjian
Sevres tanggal 24 Juli 1923.
Kemerosotan ekonomi terbesar dirasakan oleh negara-negara yang kalah dalam
PD I seperti Jerman, Austria dan Turki. Hal ini disebabkan secara ekonomi
sangat dirugikan sebagai konsekuensi atas kekalahannya dalam perang
tersebut.
(2) Kekacauan Ekonomi
Kerusakan infrastruktur yang hebat dari negara-negara yang terlibat
Perang Dunia I menimbulkan dampak kekacauan perekonomian yang luar biasa.
Salah satu cara mengatasi krisis ekonomi, beberapa negara menerapkan
“Nasionalisme Ekonomi” dengan membuat kebijakan bea masuk barang-barang
import dengan tarif tinggi sehingga berakibat menghambat perdagangan
internasional. Hal ini menimbulkan “over produksi” di beberapa negara seperti
USA, Brasillia, Canada, sebaliknya di beberapa negara kekurangan barangbarang yang dibutuhkan . Overproduksi mengakibatkan tutupnya pabrik-pabrik
yang berdampak timbulnya banyak pengangguran. Krisis semacam ini meluas
berakibat adanya krisis ekonomi dunia tahun 1923 dan tahun 1929 – 1930.
Dalam mengatasi krisis tersebut , tiap negara mempunyai strategi yang
berbeda. Italia menggunakan Sistem Korporasi, Jerman membuat Rancangan
Pembangunan Empat Lima Tahun, Rusia melalui Rencana Pembangunan Lima
Tahun, sedangkan Turki dengan Sistem Etatisme dan USA dengan Program
New Deal. Selanjutnya, persaingan pembangunan ekonomi antar negara
semakin naik, tiap-tiap negara berusaha melindungi ekonominya dari ancaman
pengaruh negara lain, caranya antara lain dengan penerapan Sistem Dumping.
(c) Bidang Sosial
Sejarah SMA/SMK K - 1
314
Perang Dunia I dengan segala dampak dan konsekwensinya telah
menimbulkan kesadaran dari berbagai pihak. Peperangan yang sangat didukung
oleh
kekuatan
materi
suatu
negara
menyebabkan
tumbuhnya
paham
materialistik. Disamping itu, para petani dan pekerja pabrik yang merasa
berperan penting dalam peperangan mengalami kesadaran untuk diakui sebagai
bagian penting dari masyarakat, sehingga tumbuh organisasi atau gerakan kaum
buruh. Kaum wanita juga mendapat perhatian karena berandil dalam peristiwa
Perang Dunia II meski berada di garis belakang. Hal ini menjadikan paham
emansipasi wanita tumbuh subur dalam rangka perjuangan persamaan hak
antara pria dan wanita. Keadaan ini menyebabkan wanita menjadi kaum yang
diperhitungkan dalam menduduki jabatan-jabatan tertentu di masyarakat.
(d) Adanya Organisasi Perdamaian Dunia / LBB
Usaha-usaha untuk menciptakan perdamaian selalu muncul setelah
berakhirnya suatu peperangan. Manusia menjadi sadar akan lingkungannya
setelah menyaksikan kengerian dari perang besar dan menyaksikan bagaimana
jahatnya perang itu. Ada banyak tokoh yang menggagas usaha-usaha
perdamaian dunia, antara lain: Simon Bolivar (Amerika Latin), Henry Dunant
(Switzerland), Bertha von Suttner (Jerman), Tsar Nicolas (Rusia), Bryan (Amerika
Serikat) dan Woodrow Wilson (Presiden Amerika Serikat).
Di antara tokoh-tokoh itu, Wilson sejak sebelum Amerika Serikat terjun
dalam kancah Perang Dunia I, telah mengajukan usul untuk mengakhiri perang
dan menjamin perdamaian. Usulan itu dikenal dengan Peace Without Victory,
yang isinya antara lain:
a. Perjanjian-perjanjian rahasia tidak diperbolehkan.
b. Semua bangsa mempunyai kedudukan yang sama.
c. Pengurangan persenjataan.
Usulan-usulan itu kemudian dijelmakan ke dalam 14 pasal (Wilson‟s
Fourteen Points, 8 Januari 1918) yang merupakan tujuan Amerika untuk
mempercepat penyelesaian perang. Isi terpenting Wilson‟s Fourteen Points
antara lain:
a. Diplomasi rahasia dilarang.
b. Pengurangan persenjataan.
c. Bangsa-bangsa diberi hak menetukan nasib sendiri.
Sejarah SMA/SMK K - 1
315
d. Pembentukan Lembaga Bangsa-Bangsa.
Dari keempat belas pasal tersebut yang terlaksana hanya
poin
tentang dibentuknya Lembaga Bangsa-Bangsa, sedangkan yang lain tidak ada
yang terlaksana. Adapun tujuan Lembaga Bangsa-Bangsa antara lain:
a. Menjamin perdamaian dunia.
b. Melenyapkan perang.
c. Diplomasi terbuka.
d. Mentaati hukum dan perjanjian Internasional.
Sejarah SMA/SMK K - 1
316
Secara lebih terperinci, sejarah dan stuktur organisasi LBB adalah sebagai
berikut:
1)
Lahirnya LBB:
Pada tanggal 10 Januari 1920 berdiri organisasi Liga Bangsa–
Bangsa yang beranggotakan 42 negara. Sementara itu, negara-negara yang
kalah belum diterima sebagai anggota yang merupakan konsekuensi atas
kekalahannya pada Perang Dunia I. Amerika dan Rusia mengingkari menjadi
anggota LBB. Hal ini berdampak terhadap negara anggota, pada kelangsungan
dan legalitas LBB selaku badan perdamaian dunia.
2) Tujuan LBB:
a. Menghapus diplomasi rahasia antar negara
b. Membatasi persenjataan
c. Menjaga perjanjian-perjanjian internasional
d. Penyelesaian perselisihan antar negara-negara di depan Mahkamah
Internasional
e. Meningkatkan kerjasama antara negara-negara GBB atas lapangan
perdagangan, sosial, kebudayaan dan memberi sangsi-sangsi ekonomi
dan politik kepada penyerang
Perang Dunia I banyak membawa perubahan dan kehancuran baik bagi
negara yang menang maupun yang kalah perang. Terjadinya perubahanperubahan dalam masalah teritorial menyebabkan empat
kerajaan besar
tenggelam dan lahirlah negara-negara baru, di antaranya Polandia, Finlandia,
Cekoslowakia, Yugoslavia, Hongaria, Mesir, Irak, Arab, Syria, Libanon, dan lainlain. Danzig dinyatakan kota merdeka dibawah LBB, Alsace-Lorraine menjadi
bagian Perancis, Eupen-Malmedy masuk Belgia dan semua jajahan Jerman
dijadikan wilayah Inggris, Perancis, Jepang dan Amerika. Perubahan politik yang
lain yaitu munculnya sistem demokrasi. Namun, sistem demokrasi ini tidak dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan baik politik maupun ekonomi.
Kepentingan ekonomi mendominasi usaha penetapan perjanjian
perdamaian setelah Perang Dunia I, di mana negara-negara yang menang dalam
perang saling berebut dalam menuntut ganti rugi. Di Eropa negara-negara yang
terlibat Perang Dunia I mengalami kerugian , kerusakan dalam bidang
perekonomian,
industri,
Sejarah SMA/SMK K - 1
pertanian,
pertambangan
dan
lain-lain.
Hal
ini
317
menyebabkan keadaan ekonomi Eropa semakin suram, sehingga timbul fahamfaham politik ekonomi di antaranya komunisme (Rusia), Fasisme (Italia),
Naziisme (Jerman), Etatisme (Turki).
Kehancuran ekonomi ini bukan saja melanda negara-negara yang terlibat
perang, tetapi juga negara-negara yang berada di luar Eropa, terutama negara
produsen (Amerika Serikat, Brazilia, Canada) dan juga negara-negara jajahan
bangsa Barat. Hal itu sangat masuk akal, karena aktifitas ekonomi selama
perang berlangsung menjadi macet, sementara setelah perang selesai, biaya
yang harus dikeluarkan untuk pemulihan menjadi berlipat ganda jumlahnya.
Kehancuran akibat Perang Dunia I berpengaruh pula dalam bidang sosial
masyarakat Eropa. Adapun akibat kehancuran itu adalah masyarakat kehilangan
tempat tinggal dan tempat kerja sehingga angka pengangguran meningkat
tajam. Anak-anak banyak yang kehilangan orang tuanya karena mati di medan
pertempuran. Kondisi kesehatan masyarakat menurun karena rendahnya sarana
dan prasarana kesehatan. Kondisi ini terjadi dihampir semua negara di Eropa
termasuk negara-negara yang tidak terlibat dalam perang. Keadaan lebih baik
terjadi di Amerika Serikat karena negara tersebut tidak dijadikan ajang PD I
sehingga pasca perang tersebut, Amerika Serikat menjadi kekuatan terbesar
dalam barbagai aspek.
Kehadiran lembaga perdamaian yang bersifat internasional, diharapkan
dapat mencegah terulangnya Perang Dunia. Namun lahirnya Liga BangsaBangsa tidak berpengaruh secara signifikan bagi perdamain. Dalam segala hal
sifat LBB adalah sukarela (tidak mengikat), kedaulatan suatu negara tidak boleh
dilanggar. Sukarela mereka mentaati atau tidak mentaati semua keputusan LBB.
Misalnya sanksi untuk memaksa keputusan LBB adalah boikot. Akan tetapi
setiap negara anggota menjalankan secara sukarela. LBB menjatuhkan boikot
kepada satu negara, terserah kepada anggota untuk menjalankan atau tidak
sehingga boikot yang tidak dijalankan bersama, tidak ada gunanya. Kegagalan
fungsi dan tugas LBB ini yang menjadi salah satu penyebab terjadinya perang
yang lebih dahsyat dari PD I yaitu PD II.
Secara idologi-politik, penyebab utama munculnya PD II adalah
munculnya negara-negara berpaham fasis seperti Jerman, Italia dan Jepang
yang dipengaruhi oleh semangat rasisme, khususnya menggunggulkan ras atau
bangsanya sendiri serta semangat suatu bangsa yang terjebak pada memori
Sejarah SMA/SMK K - 1
318
kejayaan suatu bangsa pada masa yang telah lampau. Hal ini ditunjang oleh
perebutan daerah-daerah koloni di luar Benua Eropa yang menguntungkan
secara ekonomis bagi negara-negara imperalis.
D. Perang Dunia II
a). Prakondisi Dunia antara Pasca P D I dan Menjelang P D II
(1). Di Jerman
Republik Weimar tidak berhasil memperbaiki kemerosotan ekonomis
sebagai akibat Perang Dunia I. Persoalan ini memicu ketidakpuasan rakyat,
kekacauan dan bahkan pemberontakan. Partai NSDAP (National Sozialistische
Deutsche Arbeiter Partei, disingkat Nazi) yang dipimpin
Hitler, memberontak
terhadap pemerintah yang berkuasa, tetapi gagal. Hitler ditangkap dan di dalam
penjara itu ia menulis buku Mein Kampf (perjuanganku) yang berisi gagasannya
tentang Naziisme. Gagasan tersebut yang pada akhirnya Jerman bersikap
sangat agresif dan radikal terhadap negara-negara di sekitarnya pasca Perang
Dunia I.
Pada tahun 1933 Hitler diangkat Presiden Hindeburg sebagai Reich
Kanzler (Perdana Menteri). Pada tahun yang sama Hitler menolak pelaksannaan
perjanjian Versailles. Jerman akhirnya keluar dari keanggotaan Liga BangsaBangsa (1933), karena usulnya mengenai penambahan jumlah militer Jerman
ditolak (1932). Segera setelah itu tindakan-tindakannya mengejutkan, antara lain
menyatakan bahwa perjanjian Versailles tidak berlaku lagi dan kemudian personil
militernya semakin diperkuat. Dengan kekuatan militernya, Hitler merebut
kembali daerah sungai Rin, disusul pembatalan perjanjian Locarno. Kekuatan
Jerman menjadi semakin hebat, perkembangan industrinya juga semakin pesat.
Namun, lambat laun industrinya berkembang menjadi industri perang, karena
alat-alat yang dihasilkan adalah perkakas perang.
Semboyan Hitler adalah “Ein Volk, Ein Vaterland, Ein Fuhrer” (Satu
bangsa, satu negara, satu pemimpin) ditanamkan pada setiap rakyat Jerman.
Sedangkan Gestapo (Geheime Staatspolizei: Polisi Rahasaia Negara) yaitu
dinas
rahasia
Jerman
bertugas
melindungi
kebijakan
Hitler
dengan
menyingkirkan golongan masyarakat yang tidak setuju terhadap cita-cita Hitler
tersebut. Politik agresi dan ekspansi Jerman semakin terlihat ketika Hitler juga
mengajarkan Lebensraum (ruang hidup) yaitu ajaran bahwa suatu bangsa yang
Sejarah SMA/SMK K - 1
319
besar berhak meluaskan garis perbatasan negaranya dengan jalan melakukan
aneksasi ke negara-negara kecil di sekitarnya.
Rasa percaya diri yang tinggi didukung dengan kemajuan industri,
menyebabkan Jerman semakin memperluas wilayahnya. Perluasan wilayah
dimaksudkan untuk memperoleh daerah-daerah yang kaya dengan bahan industri.
Setelah daerah Rin, Austria diduduki (1938), kemudian Sudeten dan akhirnya pada
tanggal 1 September 1939 Jerman menduduki Polandia sehingga negara-negara
sekutu menjadi semakin tidak sabar lagi.
(2). Di Italia
Italia di bawah pemerintahan Kaisar Victor Emmanuel III tidak mendapat
dukungan rakyat, karena model pemerintahannya lemah dan tidak progresif. Pada
tahun 1922 Benito Mussolini besama dengan 50 ribu anggota fascisnya
mengadakan kudeta dan berhasil, sehingga Kaisar Victor Emmanuel III
menyerahkan kekuasaannya kepada Mussolini. Pemerintahan diktator Mussolini
dimulai dari tahun 1922 sampai 1944.
Adapun tindakan-tindakan Mussolini selama memerintah Italia:
1.
Menyelesikan masalah Roma denga Sri Paus dalam perjanjian Lateran
(1929). Sejak itu terbentuklah negara Vatikan seluas 44 ha dan Paus
mengakui pemerintahan Italia.
2.
Karena khawatir terhadap kekuatan Jerman, pada tahun 1934 ia
bersahabat dengan Perancis. Meskipun sebelumnya bermusuhan,
karena Perancis tidak mau melepaskan Corcica, Savoya, Niza dan
Tunisia yang dituntut sebagai Italia Irredenta.
3.
Menduduki Abbesynia (Ethiopia) tahun 1936. Negus atau Kaisar
Ethiopia Haile Selassi lari ke Inggris dan mengadu pada LBB. Protes
LBB atas pendudukan Abbesynia menyebabkan Italia keluar dari LBB
tahun 1937.
Tindakan-tindakan Mussolini dalam usaha merebut kembali Irredentanya sesuai dengan cita-cita fascis merebut kembali pengaruh di negaranegara sekitar Laut Tengah (seperti jaman Romawi) yang dianggapnya
sebagai mare nostrum (laut kita). Oleh karena itu, Mussolini membantu
Jenderal Franco dalam Perang saudara di Spanyol (1936-1939).
Sejarah SMA/SMK K - 1
320
4.
Karena memiliki asas yang sama, maka pada tahun 1937 mengadakan
perjanjian dengan Hitler (Poros Roma-Berlin) yang berisi kesepakatan
saling membantu dalam mencapai perjuangan masing-masing.
5.
Karena masih takut pada ekspansi Hitler yang telah menduduki Austria
(1938), maka pada tahun itu juga mengadakan perjanjian dengan
Inggris.
(3). Di Jepang
Setelah kuat karena restorasi, Jepang menjalankan perluasan wilayah
berdasarkan rencana yang dibuat Tan sebagai berikut:
1.
Korea merupakan pintu gerbang ke Manchuria dan kaya akan bahan
tambang.
2.
Manchuria yang kaya akan bijih besi serta daerahnya luas baik untuk
pemasaran.
3.
Cina yang kaya akan minyak dan batu bara, serta penduduknya yang
banyak sangat baik untuk pemasaran.
4.
Seluruh Asia sebagai lebensraum Jepang.
Sebelum meletusnya Perang Dunia II, politik luar negari Jepang
menunjukkan keinginan melakukan ekspansi yang disebabkan oleh tiga faktor
yaitu, kepadatan penduduk, kesulitan ekonomi terutama dalam hal kekurangan
bahan–bahan
baku
bagi
perkembangan
industrinya
dan
pertimbangan-
pertimbangan politik lainnya termasuk persoalan etnik dan religi. Meskipun
Jepang dapat mandiri dalam perekonomian dan perindustrian negaranya, namun
dalam beberapa bahan baku seperti nikel, minyak bumi, besi dan lainnya,
mereka sangat tergantung kepada import luar negeri (Djusman,1978: 1).
Jika politik agresif Jerman dipengaruhi pemikiran-pemikiran Hitler,
maka hal ini juga terjadi di Jepang. Pada tahun 1920 diterbitkan buku karangan
Ikki Kita yang berisi tentang cita-cita dari militer Jepang antara lain keinginan
membebaskan bangsa Asia seperti Indonesia, Cina, India Philipina dan Malaya
dari imperalisme Barat. Selain itu terdapat gagasan dari seorang jenderal dan
ahli politik Jepang bernama Guchi Tanaka (1863-1929) yang dikenal dengan
“Tanaka Memorial”. Dalam memori tersebut dipaparkan rencana untuk
menaklukkan seluruh Asia bahkan dunia. Pada tahun 1927, Tanaka menjabat
sebagai perdana menteri yang dalam kebijakan politik luar negeri Jepang
Sejarah SMA/SMK K - 1
321
dikatakan bahwa Jepang akan menempuh politik “darah” dan “besi” untuk
menguasai dunia.
Pelaksanaan Imperialisme Jepang adalah:
1. Dalam perang Jepang-Rusia (1904-1905), Jepang memperoleh Port
Arthur dan Sakhalin Selatan.
2. Dalam Perang Dunia I Jepang memperoleh Kiatsyou dan jajahan-jajahan
Jerman di Pasifik.
3. Dalam perang Jepang-Cina (1931), memperoleh seluruh Manchuria yang
kemudian menjadi Manchukuo sebagai boneka Jepang. Pendudukan
Manchuria ini mendapat protes dari Liga Bangsa-bangsa, tetapi kemudian
Jepang keluar dari LBB tahun 1933. Pada tahun 1936 mengadakan Anti
Commintern Pact
bersama dengan Jerman dan tahun 1937 dengan
Italia, sehingga tahun 1937 terbentuk Poros Roma-Berlin-Tokyo.
4. Dalam perang Jepang-Cina (1937-1945), Jepang tidak mendapat apaapa karena bersatunya partai Nasionalis yang dibantu Amerika Serikat
dengan Partai Komunis Cina yang dibantu Rusia. Perang ini merupakan
bagian dari Perang Dunia II.
5. Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbour, maka
meluaslah Perang Dunia II ke seluruh Pasifik.
(4). Di Spanyol
Setelah Perang Dunia I, Spanyol dilanda perpecahan disebabkan:
1. Banyaknya partai-partai yang saling bertentangan.
2. Berkembangnya semangat provinsialisme. Pertentangan
tersebut
menyebabkan pecahnya perang saudara antara kaum nasionalis
pimpinan Jenderal Franco dengan kaum Royalis yang menyokong Raja
Alfonso XIII.
(5). Di Perancis
Krisis ekonomi melanda Perancis sesudah Perang Dunia I, karena
1. Jerman tidak mampu membayar kerugian perang.
2. Pemerintahan yang tidak stabil karena pertentangan antar partai politik.
Politik luar negeri Perancis dihantui ketakutan akan bangkitnya
Jerman untuk membalas dendam akibat kekalahan Jerman pada Perang
Sejarah SMA/SMK K - 1
322
Dunia I. Itulah sebabnya Perancis mencurahkan perhatian pada usaha-usaha
mencari kawan:
1. Persekutuan Perancis-Belgia (1920).
2. Persekutuan Perancis-Polandia (1932).
3. Persekutuan Perancis-Rusia (1923).
4. Persekutuan Perancis-Cekoslowakia (1924).
5. Perjanjian anti Nazi antara Perancis, Rusia, Inggris dan Turki,
untuk saling membantu dalam menghadapi Jerman.
(6). Di Inggris
Selesai Perang Dunia I Inggris dilanda berbagai kemelut. Hal itu
disebabkan:
1. Masalah putra mahkota (Edward VIII) yang ingin menikah dengan seorang
Amerika
yang
bukan
bangsawan.
Pemerintah
melarangnya,
lalu
digantikan adiknya George VI (yang pada tahun 1952 digantikan Ratu
Elizabeth II sampai sekarang).
2. Krisis ekonomi
Sebagai ganti kerugian perang, Inggris merampas barang-barang industri
Jerman. Banjirnya barang-barang Jerman menyebabkan terdesaknya
hasil industri dalam negeri. Dengan demikian, banyak pabrik tutup yang
berakibat
pada
tingginya
angka
pengangguran,
sehingga
timbul
pemogokan-pemogokan buruh. Partai buruh (Labour Partay) muncul
sebagai satu kekuatan baru yang sampai sekarang bersaing ketat dengan
partai konservatif dalam memperebutkan kursi di pemerintahan Inggris.
3. Soal Irlandia dan India yang gencar menuntut pemerintahan sendiri.
(7). Di Rusia
Pemerintahan Tsar Nicolas II yang kurang cakap, ditambah
kekalahan-kekalahan Rusia di medan Perang Dunia, menyebabkan
timbulnya pemberontakan yang lebih dikenal dengan Revolusi 1 Oktober
1917 atau Revolusi Bolshevik. Kaisar Tsar jatuh dan pemerintahan
dikuasai partai Bolshevik (komunis) pimpinan Lenin. Setelah Lenin
Sejarah SMA/SMK K - 1
323
memegang pemerintahan, segera ia menghentikan keikutsertaannya
dalam Perang Dunia I dengan mengadakan perjanjian Brest-Litovk (1917)
dengan Jerman.
Stalin sebagai pengganti Lenin, sesudah menyingkirkan Trotsky,
segera melaksanakan rencana pembangunan lima tahun. Dalam
kebijakan itu Stalin berhasil:
1. Memajukan sektor industri dan sektor pertanian.
2. Menjadikan Rusia sebagai pemimpin komunis seluruh dunia.
(8). Di Amerika Serikat
Tidak berbeda dari negara-negara lainnya, Amerika sesudah
Perang Dunia I juga dilanda kesulitan ekonomi yang parah. Hal itu
disebabkan:
1.Berhentinya peperangan berarti berhenti pula peran Amerika
sebagai supplier senjata dan makanan untuk Eropa. Kelebihan
produksi dan War Surplus menyebabkan pabrik-pabrik tutup, yang
berarti meledaknya angka pengangguran.
2. Harga makan jatuh di pasaran Internasional.
3. Barang-barang industri mahal dan tidak terbeli rakyat karena
meluasnya penyelundupan ke luar negeri.
4. Hasil pertanian merosot dan korupsi merajalela.
Woodrow Wilson dipersalahkan melibatkan Amerika dalam Perang
Dunia I, karena memperlemah Doktrin Monroe yang menjadi acuan politiok luar
negeri Amerika selama itu. Selain itu depresi ekonomi dunia juga menyebabkan
terpuruknya ekonomi Amerika. Wilson diganti Hardings dan kemudian Coolidge,
Hoover selama 1921-1931dari partai republik diteruskan oleh presiden terkenal
F.D. Roosevelt.
Pada jaman Roosevelt itu krisis ekonomi dapat diatasi dengan New
Deal-nya. Inti dari arah baru politiknya adalah meninggalkan ekonomi bebas
diganti ekonomi terpimpin (dipimpin oleh pemerintah). Politik luar negerinya pada
masa antara Perang Dunia I dan II, mula-mula menjalankan politik damai
(Pacifisisme), tetapi pada tahun 1931 mulai berubah karena kebencian pada
Jepang yang menguasai Cina. Jepang sendiri ikut menandatangani Nine Power
Sejarah SMA/SMK K - 1
324
Treaty, bersama Amerika, Inggris, Perancis, Italia, Cina, Belgia, Belanda dan
Portugal untuk bersama-sama menghormati kedaulatan Cina, tetapi Jepang telah
mengingkarinya.
Suasana Eropa antara Perang Dunia I dan II memang sangat tidak
stabil di berbagai bidang. Mula-mula sibuk mencari perdamaian kemudian saling
curiga-mencurigai dan akhirnya menyebabkan terjadinya perlombaan senjata
serta pembentukan aliansi-aliansi baru yang saling bertentangan. Maka tidak
salah apabila dikatakan bahwa sebab terjadinya Perang Dunia I menjadi sebab
pula dalam Perang Dunia II.
b).
Latar Belakang Terjadinya PD II di Eropa
(a) Faktor politik
(i) Kegagalan LBB (Liga Bangsa-bangsa)
LBB gagal mewujudkan tujuan-tujuan yang dirumuskan. Hal ini
disebabkan LBB dijadikan sebagai alat politik nasional khususnya negara-negara
besar. Tujuan LBB sebagai badan internasional untuk mewujudkan perdamaian
disalahgunakan oleh anggota-anggotanya sendiri. Pada akhirnya LBB gagal
menyelesaikan krisis antar negara sehingga mengurangi legitimasi sebagai
penjamin perdamaian dunia.
(ii)Perlombaan senjata
Kemajuan industri suatu negara, memicu negara-negara tersebut
membangun
industri
persenjataannya
secara
lebih
modern.
Munculnya
kecurigaan-kecurigaan antar negara besar pasca PD I menjadikan tiap-tiap
negara berlomba-lomba memajukan Angkatan Perangnya dengan alasan untuk
pertahanan diri.
Berkembangnya paham-paham fasisme di Italia, nasionalis sosialis di
Jerman dan komunisme di Rusia dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian.
Kegagalan LBB dalam mewujudkan tujuannya mengakibatkan negara-negara
tersebut bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yaitu PD II.
(iii)Politik Aliansi (mencari kawan)
Negara-negara yang memiliki ideologi dan kepentingan yang sama membentuk
aliansi. Di samping itu, kekawatiran akan terjadinya perang, negara-negara
tersebut saling mencari kawan sehingga timbul blok-blok diantara negara-negara
Eropa. Terdapat tiga blok yang berpengaruh yaitu blok Perancis yang terdiri dari
Sejarah SMA/SMK K - 1
325
negara-negara berpaham demokrasi, blok Jerman merupakan negara-negara
yang menganut fasisme dan blok Rusia dengan anggota negara-negara
berideologi komunis.
(iv)Lahirnya Negara-Negara Fascis

Fascisme di Jerman
Fascisme berasal dari kata fascio, yaitu ikatan panah dengan kapak di
dalamnya, lambang kekuasaan Romawi kuno di jaman Julius Caesar. Istilah itu
kemudian dipakai menjadi nama partai di Italia yang didirikan Benito Mussolini.
Oleh karena, pemerintahan Hitler di Jerman dan Hirohito di Jepang yang
didominir golongan militer mempunyai asas yang bersamaan, maka semuanya
digolongkan fascis (fascisme). Di Jerman sendiri istilah itu disebut paham Nazi
(Naziisme).
Sesudah Perang Dunia I, Jerman menjadi republik (Republik Weimar)
yang mula-mula dipimpin Ebert (1919-1925), kemudian Presiden Hindenburg
(1925-1934). Segera pemerintahan itu mengalami kesulitan di bidang ekonomi.
Kekacauan ekonomi memuncak dengan terjadinya krisis malaise tahun 1930
yang menimpa seluruh dunia. Tidak dapat dielakkan, dampak krisis itu,
menyebabkan ekonomi Jerman semakin morat-marit. Dalam suasana yang
kacau itu, muncullah Adolf Hitler dengan partai Nazi. Naziisme adalah:
a. Paham yang mengutamakan kepentingan negara di atas segalagalanya. Segala-galanya (total) buat negara, karena negara yang
dibentuk adalah negara totaliter.
b. Paham kemasyrakatan yang sosialistik (satu buat semua semua buat
satu), tetapi hanya buat jerman saja (bersifat nasional).
c. Negara totaliter yang sosialistik tersebut bisa tercapai apabila
pemerintahan disusun atas dasar leider principe, yaitu prinsip hanya ada
satu pimpinan yang bertanggung jawab atas segala-galanya. Jadi,
pemerintahan harus disusun secara diktator.
Adolf Hitler selalu menekankan pada pemuda Jerman bahwa semua bisa
tercapai karena bangsa Jerman adalah bangsa Aria, di mana terkandung
kekuatan bangsa Jerman. Namun, persoalannya sekarang, kekuatan itu sedang
terbelenggu oleh kekuatan asing, yaitu perjanjian Versailles, bangsa Yahudi, dan
kaum komunis. Hal inilah yang menyebabkan pemujaan pada bangsa sendiri
yang berlebihan (chauvinisme), karena pendewaan kepada bangsa sendiri
Sejarah SMA/SMK K - 1
326
disertai kebencian kepada bangsa lain. Menurut Hitler apabila bangsa Jerman
dapat melepaskan diri dari belenggu tersebut, barulah bangsa Jerman akan
kembali jaya. Persoalan ini menyebabkan nasionalisme Jerman menjadi semakin
agresif-imperialistik.
 Fascisme di Italia
Sementara itu, Mussolmi dari Italia juga menginginkan kebangkitan
seperti pada jaman Romawi kuno. Dengan faham fasisme, Italia berusaha
menjadi salah satu kekuatan dominan di Eropa. Fascisme di Italia muncul lebih
dahulu (1922) dibanding di Jerman (1933). Italia keluar dari Perang Dunia I
sebagai pemenang, tetapi tidak puas dengan hasil kemenangannya karena
hanya memperoleh Austria dan Tirol Selatan. Pemerintahan Victor Emmanuel III
lemah dalam kepemimpinan. Rakyat menghendaki munculnya seorang pemimpin
yang kuat. Sosok pemimpin yang kuat itu ternyata ada pada diri Benito Mussolini
dengan partai fascisnya. Fascisme Italia juga menghendaki:
a. Negara totaliter.
b. Pemerintahan diktator partai, yaitu fascis.
c. Hanya ada satu pimpinan.
d. Ekonomi negara yang ditujukan ke arah autarki (berdiri di atas
kaki sendiri). Italia harus bebas dari perbudakan asing. Perlu
dibentuk korporasi, yaitu gabungan orang-orang yang sama
kedudukannya atau pekerjaannya.

Fascisme di Jepang
Fascisme di Jepang terjadi pada masa kaisar Hirohito (1912-1989), yang
didukung kerja sama golongan militer (gunbatsu) dan kapitalis (zeibatsu). Ciri-ciri
fascisme Jepang mirip dengan Italia, tetapi semuanya bersumber dari ajaran
Shinto (isme), yang sejak restorasi 1867 menjadi agama negara. Ketentuan
fascisme di Jepang adalah:
a. Setiap prajurit atau orang Jepang harus tunduk tanpa syarat kepada
Tenno Heika (kaisar) yang merupakan pusat segala kehidupan (satu
pimpinan), harus mau mati di jalan kesatria (Bushido), yaitu mati untuk
kepentingan tanah air (totaliter).
b. Pemerintahan didominasi oleh golongan Gunbatsu (diktator militer) yang
didukung golongan Zeibatsu (kapitalis).
Sejarah SMA/SMK K - 1
327
c. Perindustrian Jepang yang maju pesat, harus didukung tanah jajahan
sebagai sumber bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri serta
modal (imperialis modern).
( b)
Faktor ekonomi
Semangat ultra nasionalisme melahirkan semangat imperalisme
dalam rangka pemenuhan kebutuhan sebagai negara-negara industri baru
seperti
Jerman
dan
Jepang.
Sebagai
negara-negara
industri
mereka
membutuhkan dana untuk pemasaran barang industri sekaligus sebagai tempat
untuk mengeksploitasi sumber alam untuk pemenuhan bahan mentah bagi
industrinya. Hitler menetapkan rencana pembangunan 4 tahunan untuk
mengembangkan perekonomian pasca PD I.
Dengan perkembangan industri yang pesat, termasuk industri
persenjataan,
Jerman
mulai
dengan
politik
ekspansinya.
Semboyan
“Lebensraum” dari Hitler merupakan dalih untuk memperluas wilayahnya. Italia di
bawah Mussalini berusaha merebut Laut Tengah dengan alasan historis. Pada
masa Romawi kuno dan jaman Abad Pertengahan, Laut Tengah merupakan
bagian dari Italia. Pada tahun 1937 Mussolini dan Hitller mengadakan perjanjian
untuk saling kerjasama dalam politik ekspansinya.
Di Asia, Jepang mempropagandakan “Kemakmuran Asia Timur
Raya”, namun pelajaran Shinta tentang Hakko-ichi-u (dunia sebagai satu
keluarga) menjadikan Jepang bertindak ekspansif terhadap negara-negara di
kawasan
Asia
sehingga
menjadi
negara
imperalis
untuk
itu,
Jepang
membutuhkan wilayah bagi pemerataan penduduknya serta kebutuhan bahan
mentah bagi industrinya. Hal ini menimbulkan imperalisme modern di Jepang.
(c) Ideologi
Berkembangnya bermacam–macamnya ideologi politik yang berbeda
bahkan bertentangan antara negara-nagara di Eropa dan Asia menyebabkan
terjadi pertentangan ideologi yang menjurus pada konflik politik. Paham fasisme
yang menekankan kekuatan militer diterapkan pada negara Jerman, Jepang dan
Italia berwujud pada semangat ekspansi terhadap wilayah atau negara lain.
Paham fasisme ini dianggap bertentangan dengan paham-paham seperti
liberalis, demokrasi dan komunisme. Pertentangan ideologi ini menjadijan antara
Sejarah SMA/SMK K - 1
328
negara-negara membentuk blok-blok kekuatan yang seidologi sehingga muncul
Blok Fasis yang dipelopori Jerman, Italia dan Jepang serta Blok Liberalis seperti
Prancis, Inggris, Amerika Serikat.
c). Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II di Asia
(a) Faktor ideologi
Jika semangat ultra nasionalisme di Jerman dipelopori oleh Hitler
dengan “Mein Kampf”-nya, maka semangat semacam itu dimiliki juga oleh
Jepang disebabkan oleh berbagai hal, yaitu(Djajusman,1978:7):
1) Pengaruh dari buku yang ditulis oleh Ikki Kita pada tahun 1920. Buku
tersebut mencerminkan keinginan bangsa Jepang membebaskan saudarasaudaranya yang berada di Tiongkok,India,Filipina, Indonesia , Malaya serta
lainnya. Sebagai buktinya pada tahun 1931, Jepang melakukan penyerbuan
ke Mancuria. Akibat tindakannya, Jepang dikecam oleh Liga Bangsa-Bangsa
(Volkenbond) sebagai negara agresor, sehingga Jepang menyatakan mundur
dari Liga Bangsa-Bangsa
2) Adanya “Tanaka Memorial”. Jenderal Guchi Tanaka (1863-1929) adalah
seorang Jenderal dan ahli politik . Semasa Perang Tiongkok (1894-1895) dan
Perang Rusia-Jepang (1904-1905) , Tanaka merencanakan apa yang disebut
memori Tanaka yang berisi rencana jangka panjang untuk dapat menguasai
seluruh Asia bahkan dunia.
Ketika Jerman memutuskan menyerang Polandia tahun 1939 maka
hal ini sebagai pengumuman terjadinya Perang Dunia II, khususnya di Eropa.
Akhirnya Jepang mengikuti Jerman untuk terlibat dalam Perang Dunia II,
khususnya di Asia. Sebab-Sebab Jepang terlibat dalam Perang Dunia II adalah
(Subantardjo,1954:19):
1) Adanya imperalisme Jepang yang berusaha menguasai seluruh Asia
sebagai penerapan dari Hakko-ichi-u (dunia sebagai satu keluarga yang
dipimpin Jepang).
2) Jepang ingin menggantikan kedudukan negara-negara Barat di Asia
3) Secara militer, Jepang merasa lebih kuat dibanding kekuatan Barat di Asia
4) Kemenangan Jerman pada awal Perang Dunia II, memberi semangat pada
Jepang untuk menguasai Asia.
Sejarah SMA/SMK K - 1
329
Keputusan pemerintah Jepang terjun dalam Perang Dunia II
diputuskan pada tanggal 2 Juli 1941 dalam suatu Konferensi Kemaharajaan yang
dihadiri oleh Kaisar,Perdana Menteri , Menteri Dalam Negeri serta pimpinan
Angkatan Bersenjata Jepang dengan keputusan rapat menegaskan untuk
membentuk
Lingkungan
Kemakmuran
Bersama
Asia
Timur
Raya
dan
Perdamaian Dunia (Nugroho Notosusanto, 1979:19). Hal ini di perkuat dengan
keputuan Konferensi Kemaharajaan Jepang pada tanggal 6 September
1941yang memutuskan jika upaya diplomasi untuk menguasai daerah-daerah
yang diinginkan gagal, maka jalan yang ditempuh adalah konfrontasi terhadap
Amerika, Inggris, Belanda serta negara-negara Barat lain yang menguasai Asia.
Untuk melancarkan programnya, Jenderal Tojo diangkat sebagai Perdana
Menteri menggantikan Konoye (Nugroho Notosusanto, 1979:21).
(b).
Faktor Politik
Seiring dengan perkembangan yang pesat dalam segala aspek di
negara-negara Eropa, Jepang berhasil mengikuti negara-negara Eropa untuk
menjadi negara maju. Hal yang paling berperan dengan perubahan ini adalah
dengan adanya Restorasi Meizi. Pada tahun 1868 Meizi Tenno memindahkan
ibukota Kyoto ke Tokyo dengan menciptakan bendera kebangsaan Jepang
Hinomaru dan lagu kebangsaan Kimigayo. Ini sebagai lambang modernisasi
Jepang untuk mewujudkan sebagai negara maju di Asia.
(c) Faktor Ekonomi
Jepang telah menjadi negara kuat dan modern, karena itu ingin
bertindak juga seperti negara-negara besar lainnya. Negara-negara besar
lainnya (Inggris, U.S.A., Perancis, Jerman, Rusia) pada waktu itu lebih dahulu
mengenal imperalisme. Di negara tetangga Jepang, ialah Tiongkok, mereka
berebut tanah jajahan. Jepang sebagai negara besar juga, segera mengikuti
jejak negara-negara besar lainnya itu sehingga Jepang juga berusaha menjadi
imperialisme. Sebab-sebabnya Jepang menjadi imperialistis ialah:
1)
Kemajuan Jepang mengakibatkan berlipat-gandanya jumlah penduduk
(tahun 1868 : 32 juta, tahun 1900 : 40 juta, tahun 1940 : 73 juta, tahun
1950 : 84 juta). Penduduk Jepang menjai sangat padat, hingga Jepang
menjadi negara minus. Jepang ingin mendapatkan jajahan untuk
mengatasi permasalahnya.
Sejarah SMA/SMK K - 1
330
2)
Restriksi (pembatasan) immigrasi bangsa Jepang yang dijalankan oleh
negara-negara
lainnya
menimbulkan
reaksi
di
Jepang
berupa
imperialisme.
3)
Industri besar-besaran di Jepang membutuhkan sumber bahan mentah
(besi, minyak, batu-bara, kapas) dan pasar barang industri yang luas.
Timbullah imperialisme modern di Jepang.
4)
Harga diri sebagai negara besar yang ingin bertindak sebagai negaranegara besar lainnya, ditambah dengan pelajaran Shinto tentang Hakkoichi-u (dunia sebagai satu keluarga) yang mengatakan bahwa Jepang
harus menyusun dunia ini sebagai satu kekeluargaan yang besar (tentu
saja dengan Jepang sebagai kepala keluarga).
(d) Sebab Khusus PD II
Sebab khusus atau langsung dari PD II adalah:

Eropa : penyerbuan Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September
1939 dengan alasan untuk merebut kembali kota Danzig yang mayoritas
penduduknya keturunan Jerman. Menurut perjanjian Versailles, Prusia
Timur (Jerman Timur) dipisahkan dari Jerman dengan diciptannya
koridor Polandia (jalan keluar laut) di tengah-tengahnya. Di tengah
koridor itu terletak kota Danzig yang dikuasai gabungan bangsa-bangsa
sebagai
kota
penduduknya
merdeka.
adalah
Hitler
bangsa
menuntut
Jerman.
kota
Polandia
Danzig
karena
menolak
dan
mengadakan perjanjian dengan Inggris, Perancis, Rumania dan Yunan
yang intinya saling menjamin kemerdekaan masing-masing. Hitler
menjawab dengan perjanjian Jerman-Rusia 23 Agustus 1939 yang
berisi: Jerman tidak menyerang Rusia, Rusia tidak menyerang Jerman.
Pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia
dan
meletuslah Perang Dunia II. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris
dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman.

Asia : penyerahan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat di Pearl Habour tanggal 7 Desember 1941.
Sejarah SMA/SMK K - 1
331
d). Jalannya Perang Dunia II di Eropa
Dapat dibagi menjadi 3 bagian:
a. Bagian Permulaan (1939 – 1942): Pihak As menang,Sekutu kalah.
-
Tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia dan
Polandia kemudian dibagi antara Jerman dan Rusia.
-
Jerman menyerbu dan menduduki Denmark, Norwegia, Negeri
Belanda, Belgia dan Luxemburg pada tahun 1940.
-
Pada tanggal 10 Juni 1940 Italia mengumumkan perang kepada
Perancis dan Inggris dengan menyerbu Perancis.
-
Dan pada tanggal 13 Juni 1940 Paris jatuh di tangan Jerman,
akibatnya Perancis dibagi dua : utara diduduki Jerman dan selatan
menjadi daerah pemerintahan Vichy dibawah Jendral Petain.
-
Tanggal 27 Septmber 1940 Jerman, Italia, Jepang bersatu dalam
Perjanjian Tiga Negara.
-
Pada tanggal 13 April 1941 Rusia dan Jepang mengadakan
perjanjian yang isinya: Rusia tidak akan menyerang Jepang dan
sebaliknya.
-
Tentara Jerman yang didukung Rumania dan Bulgaria menyerbu
Balkan sampai di Kreta, sedangkan tentara Italia dapat dipukul
mundur oleh Inggris di Afrika Utara, sementara tentara Jerman
dibawah Jendral Erwin Rommel meyerbu afrika dan menghantam
Inggris sampai dimuka Alexandria.
-
Jerman menyerbu Rusia pada tanggal 22 Juni 1941,ini penting
sekali artinya bagi jalannya peperangan. Jerman sekarang
terpaksa mengurangi kekuatannya front Barat. Inggris dapat lepas
dari serangan–serangan angkatan udara Jerman yang kuat
bahkan akhirnya Inggris menang dalam “The Battle of Britanian”.
-
The Atalatic Charter ditandatangani oleh Roosevelt dan Churchill
pada tanggal 14 Agustus 1941.
-
Tanggal 7Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbour dan
membuka Perang Pasifik.
Sejarah SMA/SMK K - 1
332
b.TheTurning Point 1942
- Pada tanggal 7 Mei 1942 Jepang kalah dalam pertempuran Laut
Karang.
- Pada tanggal 12 Nopember 1942 Jerman dipukul mundur dalam
pertempuran di el- Alamein dimuka Alexandria oleh Jendral
Montgomery.
- Jerman kalah dalam pertempuran Stalingrad terhadap tentara Rusia
dibawah Zhukov pada tanggal 19 Nopember 1942.
c. Dari 1943 – 1945
- Italia diserbu Sekutu dibawah Jendral Eisenhower dan Mussolini
tertangkap. Sementara tentara Jerman berusaha menduduki Italia
dan membebaskan Mussolini tetapi usahanya sia-sia. Akhirnya,
Italia terpaksa menyerah kepada Sekutu pada tanggal 1 Mei 1944.
- Sejak Jerman kalah dalam pertempuran Stalingard,Rusia
terus
memukul mundur tentara Jerman sampai keluar dari negaranya.
Kemudian Rusia menyerbu ke Polandia dan Balkan. Hasilnya
Rumania dan Bulgaria menyerah pada tanggal 24 Agustus 1944
dan 8 September 1944. Jugoslavia dibebaskan bersama pasukan-pasukan gerilya dari Tito (20 Oktober 1944) dan Hongaria (pemihak
Jerman) menyerah pada tanggal 13 Februari 1945. Tentara Rusia
yang menyerbu di Polandia melanjutkan gerakannya masuk Jerman
di bawah Jendral Zhukov.
- Tentara U.S.A dan Inggris mengadakan penyerbuan di Normandia
(Prancis) pada tanggal 6 Juni 1944 (D – Day =Decision Day = hari
yang telah ditentukan) dibawah pimpinan Jendral Eisenhower dan
Prancis berhasil direbut (24 Agustus 1944), Belgia dibebaskan (2
September 1944) dan kemudian menyerbu Jerman.
- Jerman menyerah (7 Mei 1945)
Tentara Rusia dibawah Zhukov berhasil menyerbu Berlin. Akhirnya
Hitler bunuh diri dan digantikan oleh Laksamana Donietz. Pada
tanggal 1 Mei 1945 Berlin jatuh ditangan Rusia. Akhirnya Jerman
menyerah pada tanggal 7 Mei 1945.
Sejarah SMA/SMK K - 1
333
e). Jalannya Perang Dunia II di Asia
Pada tanggal 7 Desember 1941, secara tiba-tiba Angkatan Udara Jepang
menyerang Pangkalan Amerika di Pearl Harbour, Hawai. Selanjutnya, secara
resmi Amerika Serikat, Inggris, Hindia Belanda dan Perancis menyatakan perang
terhadap Jepang. Dengan kecepatan yang luar biasa, pasukan Jepang berhasil
menduduki Malaya, Singapura, Burma, Indonesia, Philipina sampai ke
Kepulauan Solomon. Hongkong pada tanggal 2 Desember 1941 jauh ketangan
pasukan Jepang. Benteng pertahanan Singapura yang terdiri atas Divisi ke18,Divisi India ke-11, Divisi Australia ke-8 dan Brigadi India ke-44 dan k-45 tidak
mampu
menahan
serangan
pasukan
Jepang
sehingga
Singapura
menandatangani penyerahan pada tangga 15 Februari 1942.
Peristiwa ini membawa akibat-akibat buruk pada Australia dan Hindia
Belanda (Djajusman, 1978:74). Australia terancam oleh serangan Jepang
tersebut sehingga Amerika Serikat mengirimkan bantuan ke wilayah tersebut.
Jenderal Mac Arthur berusaha menyusun kekuatan Sekutu di Asia dala
menghadapi serangan kilat Jepang. Hindia Belanda juga dengan mudah dikuasai
Jepang, dengan perjanjian penyerahan Belanda atas Hindia Belanda melalui
perjanjian Kalijati tanggal 8 Maret 1942.
Akhirnya kekuatan sekutu berhasil memukul balik serangan Jepang yang
dimulai pada kemenangan pasukan Sekutu pada tanggal 4Mei 1942 di Laut
Karang. Selanjutnya pasukan Jepan juga mengalami kekalahan di Guadalcamal
pada tanggal 6 November 1942. Dan selanjutnya terjadi kekalahan yang luar
biasa pada 1 Maret 1943 dalam pertempuran di laut didekat Kepulauan Bismarck
dengan gugurnya laksamana Yamamoto.
Pada tahun 1944 Kepulauan Saipan juga dapat dikuasai Sekutu bahkan
tentara Jepang di Kepulauan Solomon dipukul mundur oleh pasukan Amerika
Serikat yang dilanjutkan dengan dikuasainya Irian dan Moratai oleh pasukan
Sekutu. Pada tanggal 20 Oktober 1944, tentara Amerika Serikat yang dipimpin
oleh Jenderal Douglash Mac Arthur berhasil mendarat di Kepulauan Leyte,
Philipina. Pada tanggal 19 Februarai 1945, Benteng Iwo Jima gagal
dipertahankan oleh Jepang. Pasukan Sekutu juga berhasil memasuki bagianbagian wilayah Indonesia seperti Halmahera, Ambon, Manado, Surabaya dan
Balikpapan. Un I Soviet pada tanggal 9 Agstus 1945 mengumumkan perang
Sejarah SMA/SMK K - 1
334
kepada Jepang, dengan menyerbu daerah-daerah Asia yang diduduki tentara
Jepang seperti daerah Mancuria.
Klimak dari Perang Dunia II di Asia terjadi ketika tanggal 6 Agustus 1945
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan dilanjutkan tanggal 9
Agustus di kota Nagasaki. Kaisar Jepang, Hirohito (Tenno Heika) mulai
menyadari bahwa ambisisnya membangun imperium Asia Timur Raya tidak akan
tercapai dengan adanya bom atom tersebut. Kaisar Jepang memerintahkan
rakyat dan tentaranya menghentikan perang. Hal ini yang menjadi pertimbangan
Sekutu untuk tidak menjatuhkan bom atom yang ke-3 di Tokyo. Akhirnya pada
tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat
(unconditional surrender) kepada Sekutu sehingga Perang Dunia II di Asia
berakhir.
g). Dampak Perang Dunia II bagi Dunia
Politik
(1) Perang Dingin
Kemenangan Sekutu alam Perang Dunia II yang dipelopori oleh Amerika
Serikat, menyebabkan negara tersebut dalam posisi puncak dalam proses
kebijakan politik tingkat dunia pasca Perang Dunia II. Pada akhirnya pengaruh
atau kebijakan Amerika Serikat sangat menentukan di berbagai kawasan. Rusia
yang juga sebagai salah satu pemenang dalam Perang Dunia II menjadikan
negara tersebut sejajar dalam banyak hal dengan Amerika Serikat. Perebutan
hegemoni antara Rusia dan Amerika Serikat yang dilatarbelakangi perbedaan
ideologi Komunis dan Liberalis menjurus pada perang secara tertutup. Hal ini
yang akhirnya dunia terjadi Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
(2) Lahirnya Negara-negara Baru
Munculnya
Nasionalisme
Asia-Afrika
yang
berakibat
jatuhnya
impralisme Barat dalam bidang politik dengan lahinya negara-negara merdeka
seperti Indoneia (17 Agustus 195),Philipina (4 Juli 1946),Burma (4 Januari 1948),
India dan Pakistan dalam status dominion (15 Agustus 1947). Namun hal ini tak
lepas dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II sehingga negara-negara
yang didudukinya, khususnya di Asia dalam situasi status Quo.
(3) Politik Aliansi
Sejarah SMA/SMK K - 1
335
Dengan adanya pertentangan Blok Barat dan Timur, pada akhnya
melahirkan organisasi-organisasi pertahanan seperti NATO (North Atlantis Treaty
Organization) dan Seato (South East Asia Treaty Organization). Kedua pakta
pertahanan trsebut bertujuan membendung pengaruh komunis. Uni Soviet
menandingi pakta tersebut dengan membentuk Pakta Warsawa
(4) Politik memecah belah
Beberapa negara dipecah untuk sementara waktu seperti Jerman,
Indocina, Korea kedalam daerah pendudukan yang berbeda . Namun
perpecahan bangsa dan negara ini bersifat permanan disebabkan perbedaan
idelogi (antara Komunis dan Liberalis) diantara negara-negara yang menguasai.
Pacsa jatuhnya Blok Timur, Jerman dapat disatukan kembali sementara Korea
sampai sekarang tetap terbelah menjadi dua yaitu Korea Utara (Komunis) dan
Korea selatan (Liberalis).
b) Ekonomi
Perang Dunia II berakhir dengan kehancuran perekonomian terutama
negara-negara yang kalah dalam perang tersebut. Sementara Amerika Serikat
dan negara-negara Eropa Barat muncul sebagai kekuatan ekonomi dunia. Dalam
rangka membantu negara-negara yang ekonominya hancur dan agar tidak dapat
dipengaruhi oleh paham komunis dari Rusia/Uni Soviet maka Amerika Seikat dan
negara-negara Eropa Barat melaksanakan program bantuan ekonomi terhadap
negara-negara yang ekonominya hancur sebagai dampak langsung dan tidak
langsung dari Perang Dunia II.
c) Lapangan Sosial
Perang Dunia II berdampak besar bagi struktur masyarakat dunia
karena kerugian perang yang tidak ternilai. Kerugian harta, benda , nyawa serta
beban psikologis tak terhitung jumlahnya. Banyak terjadi beban hidup dan
psikologis disebabkan mereka kehilangan rumah,pekerjaan atupun menjadi
cacad sebagai korban dari perang tersebut.
Sejarah SMA/SMK K - 1
336
d) Lahirnya PBB
Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan misinya sehingga
terjadi Perang Dunia II, dijadikan bahan evaluasi bagi para pemimpin dunia untuk
membentuk organisasi perdamaian yang bersifat internasional yang dapat
membantu terciptanya perdamaian dunia. Pada tanggal 24 Oktober 1945
diresmikan organisasi internasional tersebut yang bernama UNO (United Nations
Organization) atau PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Tujuan didirikannya PBB
adalah (Soebantardjo, 1955:212):
1) Menjamin perdamaian dunia, hak-hak manusia serta kemajuan
dalam bidang sosial dan ekonomi
2) Menyelesaikan konflik antar negara dengan cara damai tanpa
kekerasan
3) Mengadakan tindakan bersama terhadap negara yang dianggap
membahayakan perdamaian dunia
4) PBB tidak diperkenankan turut campur dalam urusan dalam negeri
suatu negara
5) menghormati kedaulatan negara lain serta dilarang melanggar
kedaulatan negara lain
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN
Untukmemahami materi Sejarah Eropa Modern, anda perlu membaca
secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk
menambah
pengetahuan
anda.
Dengarkan
dengan
cermat
apa
yang
disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.Silahkan berbagi
pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana
yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini
mencakup :
1. Aktivitas individu, meliputi :
a. Memahami dan mencermati materi diklat
Sejarah SMA/SMK K - 1
337
b. Mengerjakan
latihan/lembar
kerja/tugas,
menyelesaikan
masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan
c. Melakukan refleksi
2. Aktivitas kelompok, meliputi :
a. mendiskusikan materi pelatihan
b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan
c. penyelesaian masalah /kasus
E. LATIHAN/KASUS/TUGAS
LK I
Pertanyaan berikut, dijawab secara indivudual
1.
Apa hubungan antara perkembangan teknologi dengan lahirnya Revolusi
Industri?
2.
Sebelum Revolusi Industri, masyarakat Inggris adalah masyarakat feodal.
Apa yang dimaksud dengan sistem feodal di Inggris saat itu?
3.
Identifikasikan dan jelaskan dampak Revolusi Industri bagi dunia?
4.
Apa latar belakang munculnya Revolusi Perancis?
5.
Apa hubungan Revolusi Perancis dengan munculnya paham-paham sosiolpolitik modern?
6.
Bagaimana latar belakang munculnya Perang Dunia I ?
7.
Apa dampak Perang Dunia I bagi dunia?
8.
Bagaimana latar belakang munculnya Perang Dunia II ?
9.
Apa dampak Perang Dunia II bagi dunia?
10. Coba analisa, mungkinkah Perang Dunia III bisa terjadi? Jelaskan!
LK 2
Beri penjelasan hal berikut
No
Fakta dan
Peristiwa
1
Revolusi Perancis
2
Revolusi Industri
Sejarah SMA/SMK K - 1
Dampak bagi dunia
Dampak bagi Indonesia
338
3
Perang Dunia I
4
Perang Dunia II
F. RANGKUMAN
Inggris pada akhir abad ke-18 dan abad ke-19 awal mengalami kemajuan
dalam bidang teknik, mempercepat mesin-mesin untuk kepentingan industri
besar. Banyak penemuan baru diperoleh dalam industri tekstil. John Kay pada
1733 menemukan kumparan terbang, sehingga penemuan dapat dipercepat
jalannya; pada 1768 Arkwreight menemukan alat pintal, yang dijalankan dengan
tenaga air; pada 1779 Samuel Crompton menemukan bagan pintal, yang
memungkinkan orang memintal benang kapas dengan halus; pada 1785 E.
Cartwright menemukan mesin tenun; Thomas Bell menemukan cap silinder dan
bahan kimia untuk pewarna. Industri tekstil di Inggris maju pesat, dengan
menggunakan alat-alat baru dan dengan tenaga air dan uap. Pada 1835 terdapat
hampir 106.000 mesin tenun Inggris.
Dalam buah renungannya L’Esprit des Lois (Jiwa Undang-Undang)
C.S.B. Montesquieu (1689-1755) mengemukakan teori Trias Politica. Dalam
buku tersebut dibahas bahwa ketiga kekuasaan yakni legislatif, eksekutif, dan
judikatif hendaknya dipisahkan. Pemisahan kekuasaan sangat perlu, sebab
dengan cara demikian raja tidak dapat berbuat sewenang-wenang terhadap
rakyatnya. Sebagai contoh, dikemukakan bahwa lembaga letter de chacet
(“jajahan raja”) sangat berbahaya karena surat yang ditanda tangani raja telah
mampu untuk menjerumuskan seseorang ke dalam penjara Bastille. Orang-orang
yang tidak disukai raja atau oleh salah satu anak emas raja dengan cara
demikian mudah dilenyapkan. Banyak penulis yang dimasukkan dalam penjara
itu, karena mengemukakan secara terang-terangan menentang politik raja, seperti
Francois Marie Arouret, yang lebih terkenal dengan Voltaire, dan Beaumarchais.
Voltaire (1694-1778) yang dianggap sebagai salah seorang “pendekar
kebebasan dan kemerdekaan” mengadakan sindiran dan kritik-kritik pedas dalam
bidang pemerintahan. Ketiga kekuasaan tersebut di atas dalam tangan raja. Raja
Sejarah SMA/SMK K - 1
339
memilih dan mengangkat para menteri yang pada hakikatnya hanya merupakan
kaki tangannya saja. Para menteri bertanggung jawab kepada raja, tidak kepada
badan perawakilan rakyat, seperti dalam negara demokrasi. Sebelum raja
berhasil memusatkan segala kekuasaan pada dirinya, Perancis mengenal tiga
pemisahan kelas secara ketat.
Penduduk dibagi dalam tiga kelas (estates of classes) atau tingkat dalam
hidup, yakni kaum bangsawan, kaum agama yang mempunyai hak-hak istimewa,
dan golongan paura atau golongan ketiga. Wakil-wakil golongan tersebut duduk
dalam dewan propinsi dan Etats Generaux. Tiap-tiap golongan mempunyai satu
suara. Tetapi sejak 1614 raja tidak menganggap perlu menyuruh Etats Generaux
bersidang. Kaum atau golongan bangsawan dan golongan agama tidak begitu
gigih memprotes. Kaum bangsawan, yang sebagian berasal dari bangsawan
abad pertengahan dan yang sebagian dilantik menjadi kaum bangsawan dari
golongan paura yang kaya mendapat jabatan-jabatan yang penting, baik sipil,
militer, maupun jadi pemborong pajak. Sedang kaum agama, hampir sepertiga
dari tanah Perancis ada dalam kekuasaan mereka. Karena para biskop dilantik
oleh raja, maka mereka pun menjadi alat kekuasaan raja dan demi
kepentingannya agama bersikap konservatif sebab itu walaupun Voltaire bukan
termasuk golongan anti agama tetapi selalu menyerang dengan tajam terhadap
gereja yang dianggap sebagai alat kekuasaan raja. Tulisan Voltaire antara lain
tertuang dalam Letres Philophiques.
Pada dasarnya permasalahan dan penyebab utama dari Perang Dunia I
adalah terkait dengan kepentingan ekonomi suatu negara. Perebutan daerah
jajahan yang merupakan masalah utama terjadinya Perang Dunia I bermula dari
konflik kepentingan dalan persaingan ekonomi antar negara yang terlibat perang.
Sementara itu, kemajuan teknologi dengan adanya penemuan senjata yang lebih
maju juga menjadi faktor pendorong timbulnya konflik antar negara.
Liga Bangsa-Bangsa yang didirikan sebagai lembaga yang bertujuan
untuk mencegah timbulnya perang pasca Perang Dunia I , gagal mewujudkan
misinya
disebabkan
kelemahan-kelemahan
yang
ada
pada
lembaga
internasional itu sendiri. Disamping itu, semangat balas dendam dari negaranegara yang kalah pada Perang Dunia I terutama Jerman yang didukung dengan
semangat chauvinisme atau ultra nasionalisme menjadikan konflik lanjutan
berlanjut dengan adanya Perang Dunia II yang lebih dasyat dan luas dari perang
Sejarah SMA/SMK K - 1
340
sebelumnya. Perang Dunia II lebih luas dan dasyat disebabkan Jepang juga
berusaha menguasai Asia dengan semangat chauvinisme versi keyakinan orangorang Jepang. Persenjatan yang lebih canggih menjadikan kerusakan dan
korban dari perang ini sangat banyak.
Berakhirnya Perang Dunia I dan II berdampak bagi perubahan segala
sektor kehidupan di dunia termasuk di Indonesia. Dampak dari kedua perang
tersebut berupa dampak positif dan negatif. Diantara dampak negatif perang
yang sangat banyak, ternyata terdapat dampak positif sebagai imbas dari
peristiwa tersebut. Kemerdekaan Indonesia serta kemerdekaan bangsa-bangsa
lain sekitar pasca Perang Dunia II merupakan dampak positif yang dimaksud.
Pasca Perang Dunia II ternyata ketegangan dunia belum berakhir seiring
munculnya perang ideologi antara Blok Barat dan Timur yang dikenal dengan
Perang Dingin. Blok Barat sebagai aliansi negara-negara yang berpaham liberal
yang dipimpin USA dengan anggota negara-negara Eropa Barat sedang Blok
Timur dipimpin Uni Sovyet dengan anggota negara-negara Eropa Timur.
Ketegangan ini jika muncul menjadi perang terbuka akan sangat berbahaya
karena kedua blok telah siap dengan persenjataan canggih sekaligus mematikan
seperti senjata nuklir. Namun dengan perubahan peta politik di Uni Sovyet yang
lebih mengarah demokrasi dan liberal maka aliansi negara-negara komunis
akhirnya runtuh dan komunisme menjadi ideologi yang kurang laku di dunia.
Berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Timur bukanlah
jaminan bahwa perang besar tidak akan terjadi lagi di dunia. Hal ini disebabkan
permasalahan-permasalahan klasik yang menimbulkan ketegangan antar negara
masih terjadi di dunia seperti konflik di Timur Tengah yang sampai sekarang
tidak jelas penyelesaiannya. Konflik ini bukan hanya melibatkan negara-negara
tertentu yang secara historis sering konflik seperti Palestina-Israel atau
Lebanon(Hizbullah)-Israel tetapi sudah menyeret negara-negara lain ikut terlibat
seperti USA dan Inggris yang menjadi pendukung setia Israel. Sedangkan Iran
dan Syuriah yang menjadi pendukung utama Hisbullah (Lebanon). Konflik ini
akan dapat meluas jika perasaan simpati sesama negara muslim untuk
mendukung Palestina dan Lebanon berupa dukungan persenjataan dalam
melawan Israel. Permasalahan yang lain adalah protes negara-negara Amerika
dan Sekutunya terhadap program nuklir Iran. Antara Iran dan USA sangat
bertolak
belakang
Sejarah SMA/SMK K - 1
dalam
menafsirkan
program
nuklir
Iran
tersebut.
341
Permasalahan Irak juga menjadi kendala bagi terwujudnya perdamaian di Timur
Tengah.
Jika
permasalahan
Timur
Tengah
tetap
berlarut-larut
maka
dikhawatirkan perang besar dan meluas seperti yang terjadi dalam Perang Dunia
I dan II akan terjadi yang dimulai dari kawasan Timur Tengah.
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan
menjawab pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Eropa
Modern?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari
materi di atas?
3. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah?
DAFTAR PUSTAKA
Ambarman,R. 1978: Politik Dunia dan Perang Kemerdekaan. Bandung: Penerbit
Alumni
Akira Nagazumi, 1989: Bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Jakarta: Grafiti Pers
Djayusman,1978: Hancurnya Angkatan Perang Hindia Belanda(KNIL). Bandung:
Penerbit Angkasa
Dimyati, Muhammad. 1952. Sejarah Perang Dunia, Ikhtisar Pergolakan Dunia
Selama Setengah Abad. Jakarta: Penerbut Bulan Bintang
Embuiru,H. 1957.Teropong Sejarah. Semarang: Penerbit Yayasan Kanisius.
George
Kahin,1996:
Nationalosm
and
Revolution
in
Indonesia.
IthacaCornellUniversity Press.
M.C Ricklefs,1991: Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press
Nugroho Notosusanto, 1975. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai
Pustaka
----------------------------, 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai
Pustaka
Onghokham,1989. Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: PT Gramedia
Priyo Budi Santoso, 1995. Birokrasi Pemerintahan Orde Baru, Perspektif
Kulturaldan Sktruktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sejarah SMA/SMK K - 1
342
Panitia Konferensi Internasional,1997: Denyut Nadi Revolusi Indonesia, (suatu
kumpulan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Romein,J.M, 1953: Aera Eropa Peradaban sebagai Penyimpangan dari Pola
Umum.Sartono Kartodirjo,1993. Pengantar Sejarah indonesia Baru:
Sejarah SMA/SMK K - 1
343
Sejarah SMA/SMK K - 1
344
Download