PENYUSUN Yudi Setianto, M.Pd. Syachrial Arrifiantono, S.Pd., M.Pd. Rif’atul Fikriya, S.Pd., S.Hum. Didik Budi Handoko, S.Pd. ( PPPPTK PKn DAN IPS ) ( PPPPTK PKn DAN IPS ) ( PPPPTK PKn DAN IPS ) ( PPPPTK PKn DAN IPS ) PEMBAHAS Drs. Kasimanuddin Ismain, M.Pd. Deny Yudo Wahyudi, M.Hum. Endang Setyoningsih, S.Pd. Budi Santoso, S.Pd. IPS SMP ( Universitas Negeri Malang ) ( Universitas Negeri Malang ) ( SMA Negeri 5 Malang ) ( SMA Negeri 2 Batu ) 1 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SEJARAH SMA/SMK KELOMPOK KOMPETENSI 1 PENYUSUN Yudi Setianto, M.Pd. Syachrial Arrifiantono, S.Pd., M.Pd. Rif’atul Fikriya, S.Pd., S.Hum. Didik Budi Handoko, S.Pd. ( PPPPTK PKn DAN IPS ) ( PPPPTK PKn DAN IPS ) ( PPPPTK PKn DAN IPS ) ( PPPPTK PKn DAN IPS ) PEMBAHAS: Drs. Kasimanuddin Ismain, M.Pd. Deny Yudo Wahyudi, M.Hum. Endang Setyoningsih, S.Pd. Budi Santoso, S.Pd. ( Universitas Negeri Malang ) ( Universitas Negeri Malang ) ( SMA Negeri 5 Malang ) ( SMA Negeri 2 Batu ) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS 2015 Sejarah SMA/SMK K - 1 i PENGANTAR Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian dalam peningkatan kualitas pendidikan adalah peningkatan kompetensi guru. Hal ini menjadi prioritas baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sejalan dengan hal tersebut, peran guru yang profesional dalam proses pembelajaran di kelas menjadi sangat penting sebagai penentu kunci keberhasilan belajar siswa. Disisi lain, Guru diharapkan mampu untuk membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diperuntukkan bagi semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi baik Kompetensi Pedagogik maupun Kompetensi Profesional sangat dibutuhkan bagi Guru. Informasi, tentang peta kompetensi tersebut diwujudkan dalam buku modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dari berbagai mata pelajaran. PPPPTK PKn dan IPS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mendapat tugas untuk menyusun Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), khususnya modul PKB untuk mata pelajaran PPKn SMP, IPS SMP, PPKn SMA/SMK, Sejarah SMA/SMK, Geografi SMA, Ekonomi SMA, Sosiologi SMA, dan Antropologi SMA. Masing-masing modul Mata Pelajaran disusun dalam grade 1 sampai grade 10. Dengan adanya modul ini, diharapkan semua kegiatan pendidikan dan pelatrihan baik yang dilaksanbakan dengan pola tatap muka maupun on-line bisa mengacu dari modul-modul yang telkah disusun ini. Semoga modul ini bisa dipergunakan untuk menjadi acuan dan pengembangan proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran PKn dan IPS. Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Sumarna Surapranata, Ph.D NIP. 195908011985032001 Sejarah SMA/SMK K - 1 ii DAFTAR ISI Halaman Judul i Kata Pengantar Pengantar Daftar Isi ii iii iv Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Peta Kompetensi D. Ruang Lingkup E. Saran Penggunaan Modul 1 1 5 5 7 8 Kegiatan Pembelajaran 1 Pendekatan Saintifik A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Evaluasi Kegiatan F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 9 9 9 9 26 27 29 30 Kegiatan Pembelajaran 2 Pengantar RPP A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban 31 31 31 31 45 46 47 48 49 Kegiatan Pembelajaran 3 Konsep Dasar Penilaian Pendidikan A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 50 50 50 50 64 65 65 66 Kegiatan Pembelajaran 4 Pengantar Ilmu Sejarah A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman 68 68 68 68 87 88 89 Sejarah SMA/SMK K - 1 iii Kegiatan Pembelajaran 5 Praaksara Indonesia A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban 92 92 92 92 98 99 99 99 100 Kegiatan Pembelajaran 6 Sejarah Hindu Budha di Indonesia A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 102 102 102 102 113 114 114 115 Kegiatan Pembelajaran 7 Sejarah Islam di Indonesia A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban 116 116 116 116 136 137 139 140 140 Kegiatan Pembelajaran 8 Perdagangan dan Pelayaran Kuno A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 142 142 142 142 163 163 165 166 Kegiatan Pembelajaran 9 Pergerakan Nasional Indonesia A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Kunci Jawaban 169 169 169 169 196 197 197 197 198 Sejarah SMA/SMK K - 1 iv Kegiatan Pembelajaran 10 Pendudukan Jepang dan Proklamasi A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 200 200 200 200 219 219 220 220 Kegiatan Pembelajaran 11 Perkembangan Pemerintah RI A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 222 222 222 222 242 243 244 245 Kegiatan Pembelajaran 12 Sejarah Indonesia Kontemporer A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 248 248 248 248 271 272 274 275 Kegiatan Pembelajaran 13 Sejarah Eropa Modern A. Tujuan Pembelajaran B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 278 278 278 278 333 334 335 338 Sejarah SMA/SMK K - 1 v PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Pedoman penyusunan modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan Sejarah SMA/SMK K - 1 1 kegiatan PKB. Dasar Hukum penulisan Modul PKB untuk Guru Sejarah SMA/SMK adalah : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya. 8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilikdan Angka Kreditnya 9. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawasdan Angka Kreditnya. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun2007 tentangStandarPengawasSekolah 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2008 tentang StandarTenagaAdministrasiSekolah/Madrasah Sejarah SMA/SMK K - 1 2 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2008 tentang StandarTenagaPerpustakaan 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 26 tahun 2008 tentang StandarTenagaLaboran 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 18. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentangStandarPengujipadaKursusdanPelatihan 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentangStandarPembimbingpadaKursusdanPelatihan 21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentangStandarPengelolaKursus 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan Paket C. 23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 tahun 2009 tentangStandarPengelolaPendidikanpada Program Paket A, Paket B, danPaket C. 24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Standar Teknisi Sumber Belajar pada Kursus dan Pelatihan 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 26. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawasdan Angka Kreditnya. Sejarah SMA/SMK K - 1 3 27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. 28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. 30. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2013 tentang PetunjukTeknis Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya. 31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2013 Tentang Juknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya. 32. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2013 tentangPenyelenggaraanPendidikanLayananKhusus 33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 152 Tahun 2014 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Pamong Belajar. 34. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya.. 35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 tentang StandarNasionalPendidikanAnakUsiaDini. 36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. 37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan. 38. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentangOrganisasidan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sejarah SMA/SMK K - 1 4 B. Tujuan Modul Grade 1 ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada pada modul grade 1.Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru Sejarah SMA/SMK dalam memahami materi Sejarah Sekolah Menengah Atas. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi Sejarah SMA/SMK sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015. Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran, Pengantar RPP, Konsep Dasar Penilaian Pendidikan, . Materi profesional terkait dengan materi sejarah, sesuai periodisasi dalam sejarah, sehingga materi ini mencakup: Pengantar Ilmu Sejarah sebagai dasar memahami ilmu sejarah, dalam periodisasi sejarah dimulai dengan Praaksara, Sejarah Hindu-Budha di Indonesia, Sejarah Islam di Indonesia dilanjutkan dengan Perdagangan dan Pelayaran Kuno. Masa Sejarah Modern dimulai dengan Pergerakan Nasional Indonesia, dilanjutkan Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan, Perkembangan Pemerintahan RI dan Sejarah Indonesia Kontemporer. Untuk sejarah dunia, dikhususkan sejarah yang menonjol pada sejarah modern yaitu masalah Revolusi Industri, Revolusi Perancis, Perang Dunia I dan II C. Peta Kompetensi Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini adalah : Kegiatan Pembelajaran ke - Nama Mata Diklat Kompetensi 1 Pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran memahami konsep dasar pendekatan saintifik dan modelmodel pembelajaran dengan baik. 2 Pengantar RPP memahami konsep perencanaan pembelajaran sejarah dengan baik. 3 Konsep Dasar Penilaian memahami konsep dasar penilaian pendidikan pada Sejarah SMA/SMK K - 1 5 Kegiatan Pembelajaran ke - Nama Mata Diklat Kompetensi Pendidikan satuan pendidikan. 4 Pengantar Ilmu Sejarah 5 PraAksara Indonesia 6 Sejarah Hindhu-Budha di Indonesia 7 Sejarah Islam di Indonesia 8 Perdagangan Dan Pelayaran Kuno 9 Pergerakan Nasional Indonesia 10 Pendudukan Jepang Dan Proklamasi Kemerdekaan 11 Perkembangan Pemerintahan Republik Indonesia 12 Sejarah Indonesia Kontemporer 13 Sejarah Eropa Modern menganalisa Pengantar Ilmu Sejarah dengan baik. menjelaskan kehidupan masa Praaksara Indonesia dengan baik memahami sejarah HinduBuddha di Indonesia secara kronologis menjelaskan Sejarah Islam di Indonesia dengan baik menjelaskan materi perdagangan dan pelayaran kuno secara kronologis mendeskripsikan pergerakan nasional Indonesia, latar belakang timbulnya pergerakan nasional dan perkembangan organisasi-organisasi pergerakan nasional. menunjukkan dinamika masa pendudukan Jepang di Indonesia sampai peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan RI dengan baik. menunjukkan dinamika pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan, masa demokrasi liberal dan masa demokrasi terpimpin dengan baik. menunjukkan sejarah Indonesia pada awal Ode Baru, perkembangan pemerintahan Orde Baru, tumbangnya Orde Baru dan dimulainya pemerintahan reformasi menganalisis peristiwa penting di dunia di era modern dari Revolusi Industri di Inggris hingga Perang Dunia 2 dan pengaruhnya bagi Indonesia Sejarah SMA/SMK K - 1 6 D. Ruang Lingkup Pendekatan Scirntific dan Model Pembelajaran Pedagogik Pengantar RPP Konsep Dasar Penilaian Pendidikan Pengantar Ilmu Sejarah PraAksara Indonesia Materi Sejarah SMA/SMK Sejarah HindhuBudha di Indonesia Sejarah Islam di Indonesia Perdagangan dan Pelayaran Kuno Profesional Pergerakan Nasional Indonesia Pendudukan Jepang Dan Proklamasi Kemerdekaan Perkembangan Pemerintahan Republik Indonesia Sejarah Indonesia Kontemporer Sejarah Eropa Modern Sejarah SMA/SMK K - 1 7 E. Saran Penggunaan Modul Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati dan ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain: Penguasaan materi pedagogik yang mendukung penerapan materi profesional Penguasaan materi profesional sebagai pokok dalam pembelajaran sejarah di SMA/SMK Bacalah setiap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi pada masing-masing kegiatan pembelajaran agar anda mengetahui pokok-pokok pembahasan Selama mempelajari modul ini, silakan diperkaya dengan referensi yang berkaitan dengan materi Perhatikan pula aktivitas pembelajaran dan langkah-langkah dalam menyelesaikan setiap latihan/tugas/kasus Latihan/tugas/kasus dapat berupa permasalahan yang bisa dikerjakan dalam kelompok dan individu Diskusikanlah dengan fasilitator apabila terdapat permasalahan dalam memahami materi. Sejarah SMA/SMK K - 1 8 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KONSEP DASAR PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat memahami konsep dasar pendekatan saintifik dan model-model pembelajaran dengan baik. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan pengertian pendekatan saintifik 2. Mengidentifikasi prinsip dan ketentuan pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 3. Menjelaskan pengertian model-model pembelajaran 4. Menjelaskan perbedaan model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode dan teknik pembelajaran C. URAIAN MATERI 1. Konsep Dasar Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir berarti pelari, dan curere artinya tempat berpacu. Pada dasarnya, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada jaman kuno, yang mengandung makna suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish. Pada akhirnya, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh para siswa. Selanjutnya, pengertian kurikulum berkembang seiring dengan perkembangan jaman (Sudirman, 1992:9). Menurut Nana Sudjana (1989 : 37) pada umumnya perubahan struktural kurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni. Sejarah SMA/SMK K - 1 9 (a) Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan yang jelas, tidakaakan membawa perubahan yang berarti, dan tidak ada petunjuk ke mana pendidikan diarahkan. (b) Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran. Perubahan ini dapat menyangkut isi mata pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang harus diberikan kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari mata pelajaranmata pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah (subject matter curriculum), apakah lebih mengutamakan kegiatan dan pengalaman anak (activity curriculum)atau diadakan pendekatan interdisipliner (correlated curriculum) atau dilihat proporsinya masingmasing jenis ; mana yang termasuk pendidikan umum, pendidikan keahlian, pendidikan akademik dan lain-lain. (c) Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar. (d) Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain. (e) Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu sistem dari kutikulum. Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach pada proses pembelajaran.Pendekatan scientific termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup pengetahuan, dan keterampilan yang Sejarah SMA/SMK K - 1 pengembangan ranah sikap, dielaborasi untuk setiap satuan 10 pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, menalar, menyaji, dan mencipta . Menurut McCollum (2009) dijelaskan bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik diantaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis ( Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication). Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran Sejarah Indonesia berbasis pendekatan saintifik, berikut ini diuraikan dengan singkat konsep pembelajaran Sejarah Indonesia dan pendekatan saintifik pada pembelajaran dan implementasi pendekatan scientific pada pembelajaran Sejarah Indonesia. Dalam Kurikulum 2013, pengalaman belajar pokok yaitu proses pembelajaran terdiri atas lima mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan. Jika dihubungkan dengan komponen pada pendekatan sintifik diatas maka ke lima pengalaman belajar ini merupakan penerapan pendekatan saintik pada pembelajaran. 2. Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ranah sikap transformasi ilmiah, menggamit substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” keterampilan Sejarah SMA/SMK K - 1 Ranah menggamit 11 transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Mengam ati Menany a Mengum pulkan Mengaso siasikan mengko munikasi kan Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pendekatan sientific atau pendekatan ilmiah dipilih sebagai pendekatan dalam pembelajaran dalam kurikulum 2013. Peserta didik secara aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas ilmiah. Pendekatan ilmiah pembelajaran Sejarah Indonesia disajikan berikut ini. 1) Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasikesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didikmelakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran Sejarah Indonesia, dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut ini. a. Menentukan obyek apa yang akan diamati, misalnya gambar pahlawan, gambar peta, film perjuangan,serta peninggalan sejarah yang terkait dengan materi yang disajikan b. Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan dilakukan , termasuk perangkat yang diperlukan. c. Membuat pedoman observasi/instrumen sesuai dengan lingkup obyek yang akan dikaji. d. Menentukan secara jelas data apa yang perlu dikaji/dipelajari. Sejarah SMA/SMK K - 1 12 2) Menanya Setelah proses mengamati, aktivitas berikutnya adalah peserta didik mengajukan sejumlah pertanyaan berdasarkan hasil pengamatannya. Guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Jadi, aktivitas menanya bukan aktivitas yang dilakukan oleh guru, melainkan oleh peserta didik berdasarkan hasil pegamatan yang telah mereka lakukan.Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana pesertadidik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasiyang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Aktivitas menanya merupakan keterampilan yang perlu dilatih. Kelemahan pendidikan selama ini salah satunya karena peserta didik tidak biasa mengemukakan pertanyaan sebagai hasil dari proses berfikir yang mereka lakukakan. Keterampilan menyusun pertayaan ini sangat penting untuk melatih daya kritisnya. Misalnya setelah mengamati situs/gambar candi, muncul pertanyaan dari peserta didik: kapan candi itu dibangun, berdasar bentuknya, termasuk peninggalan candi Hindu atau Buddha, peninggalan kerajaan atau raja siapa dan seterusnya. 3) Mengumpulkan Informasi/Eksperimen Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melaluiberbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca bukuyang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yanglebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatantersebut terkumpul sejumlah informasi.Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan Sejarah SMA/SMK K - 1 13 berikutnyayaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satuinformasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dariketerkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Kurikulum 2013 memberikan sinyal bahwa pembelajaran setiap bidang menggunakan pembelajaran berbasis peserta didik aktif (active learning), begitu juga untuk Sejarah Indonesia. Pendekatan pembelajaran ini lebih memungkinkan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan pembelajaran agar lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi bermakna jika peserta didik mengalami sendiri setiap proses pembelajaran melalui aktivitas yang aktif. Pengetahuan yang yang didapatkan peserta didik bukan berasal dari informasi dari guru, namun berasal dari usaha eksplorasi (menggali) informasi peserta didik sendiri melalui aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Misalnya peserta didik diminta untuk melakukan wawancara kepada tokoh atau pelaku sejarah untuk menyusun kisah sejarah, ataupun informasi dari sumber sekunder seperti buku dan lainnya. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mengumpulkan infomasi, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran Sejarah Indonesia, misalnya,peserta didik harus memahami fakta dan permasalahan sejarah dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan sejarah, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk membandingkan peristiwa sejarah masa lalu dan peristiwa kekinian. Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan (data primer) maupun dari berbagai bahan bacaan (data sekunder). Hasil pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya untuk dikaji ada tidaknya kaitan diantara keduanya. Oleh karena itu, peserta didik dapat mengkaji buku-buku atau dokumen yang terkait permasalahan yang dikaji. Sejarah SMA/SMK K - 1 14 4) Mengasosiasi/Mengolah Informasi Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung dari lapangan (data primer) maupun dari berbagai bahan bacaan (data sekunder). Hasil pengumpulan data tersebut kemudian menjadi bahan bagi peserta didik untuk melakukan penalaran antara satu data atau fakta dengan data atau fakta lainnya untuk dikaji ada tidaknya kaitan diantara keduanya. Oleh karena itu, peserta didik dapat mengkaji buku-buku atau dokumen yang terkait permasalahan yang dikaji. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas faktakata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating, bukan merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Misalnya setelah memahami karakterististik perjuangan bangsa sebelum lahirnya Budi Otomo dan sesudahnya,siswa dapat mengklasifikasi ciri-ciri perlawanan atau perjuangan melawan imperialisme-kolonialisme, antara yang bercorak tradisional dan modern. 5) Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan dalam konteks pendekatan pembelajaran scientific dapat berupa penyampaian hasil atau temuan kepada pihak lain. Keterampilan menyajikan atau mengkomunikasikan hasil temuan atau kesimpulan sangat penting dilatih sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik dapat mengkomunikasikan secara jelas, santun, dan beretika. Misalnya peserta didik membuat tulisan tentang Peristiwa Proklamasi dan beberapa peristiwa daerah sebagai dampak proklamasi, dan kemudian dipresentasikan. 3. Model Pembelajaran Sejarah berdasar Kurikulum 2013 Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, yang menekankan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, model pembelajaran kooperatif Sejarah SMA/SMK K - 1 15 menjadi pilihan yang sangat tepat untuk untuk terus dikembangkan. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berbasis faham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik/siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda-beda (Isjoni, 2009). Dalam menyelesaikan tugas para siswa setiap anggota saling bekerja sama dan wajib berperan aktif dalam kelompok. Menurut Slavin (2008) pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di masa para siswa belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan dalam 4 – 6 orang dan bersifat hiterogen. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pelaksanaan Kurikulum 2013. Namun dalam Kurikulum 2013 itu merekomendasikan tiga model pembelajaran utama, yakni model Pembelajaran Berbasis Masalah, Problem Based Learning (PBL); model Pembelajaran Berbasis Proyek dan model pembelajaran discovery. Namun secara kreatif masih bisa mengembangkan model-model pembelajaran yang sudah pernah dilakukan seperti jigsaw, STAD (Student Team Achievement Divison), TGT (Teams Games Tournament), ACC (Academic Constructive Controversy, model kuis dan lain-lain. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) a. Konsep dan Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Sejarah SMA/SMK K - 1 16 Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, 2) adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, 3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan, 4) peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, 5) proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, 6) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, 7) produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, 8) situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. b. Langkah-Langkah Operasional Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram sebagai berikut. 1 2 3 PENENTUAN PERTANYAAN MENDASAR MENYUSUN PERECANAAN PROYEK MENYUSUN JADWAL 6 5 4 EVALUASI PENGALAMAN MENGUJI HASIL MONITORING Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut. 1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question) Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk Sejarah SMA/SMK K - 1 17 para peserta didik. 2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project) Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi aturan kegiatandalam penyelesaian proyek. 3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline penyelesaian proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membimbing peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project) Pengajar bertanggungjawab untuk memonitoraktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek, menggunakan rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 5) Menguji Hasil (Assess the Outcome) Penilaian dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetens, mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik terhadap pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut. Sejarah SMA/SMK K - 1 18 Model Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning) a. Definisi dan Konsep 1. Definisi Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi diketahui peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasisendiri. 2. Konsep Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif. Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan membandingkan, Sejarah SMA/SMK K - 1 berbagai mengkategorikan, kegiatan menghimpun menganalisis, informasi, mengintegrasikan, 19 mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. b. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran Langkah-langkah dalam mengaplikasikan modeldiscovery learning di kelas adalah sebagai berikut: 1). Perencanaan Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut. - Menentukan tujuan pembelajaran - Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya - belajar, dan sebagainya) - Memilih materi pelajaran. - Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi) - Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, - tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa - Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik - Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa 2). Pelaksanaan Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut. Sejarah SMA/SMK K - 1 20 Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) Data collection (pengumpulan data) Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Data processing (pengolahan data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Verification (pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing.Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua Sejarah SMA/SMK K - 1 21 kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk menghadapi memecahkan tantangan yang masalah nanti atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 1). Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Adalima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) yaitu: 1) Permasalahan sebagai kajian. 2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman Sejarah SMA/SMK K - 1 22 3) Permasalahan sebagai contoh 4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses 5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut. Guru sebagai pelatih - Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran) Peserta didik sebagaiproblem Masalah sebagai awal solver tantangan dan motivasi - peserta yang aktif - terlibat langsung dalam - memonitor pembelajaran - probbing ( menantang peserta didik pembelajaran - - menarik untuk dipecahkan - menyediakan kebutuhan yang ada membangun pembelajaran hubungannya dengan untuk berfikir ) - menjaga agar peserta didik terlibat pelajaran yang - mengatur dinamika kelompok dipelajari - menjaga berlangsungnya proses 2). Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah: 1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 2) Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah : - PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. - PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut. - PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan Sejarah SMA/SMK K - 1 mereka menginterpretasikan dan menjelaskan 23 fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu. 3) Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning) Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. Model PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut : 1) Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat. 2) Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan panutannya. 3) Realisme : kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional. 4) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri. 5) Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman. 6) Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management. 7) Driving Questions :PBL difokuskan pada permasalahan yang memicu peserta didik berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai. 8) Constructive Investigations :sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik. 9) Autonomy :proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting. Sejarah SMA/SMK K - 1 24 Prinsip Proses Pembelajaran PBL Prinsip-prinsip PBL yang harus diperhatikan meliputi konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan dan penialainnya Konsep Dasar (Basic Concept) Pada pembelajaran ini fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat mendapatkan „peta‟ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan dalam kelompoknya peserta didik melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstormingdengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus. ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik yang akhirnya diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi misalnyadari artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap investigasi, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan untuk dipresentasikan di kelas relevan dan dapat dipahami. Sejarah SMA/SMK K - 1 25 Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk. Penilaian (Assessment) Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untukmemahami materi Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran Sejarah, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan Sejarah SMA/SMK K - 1 26 c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. EVALUASI KEGIATAN LEMBAR KERJA/LK 1 Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifikp Tujuan Kegiatan: Melalui diskusi kelompok peserta diharapkan merancang contoh mampu penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran Sejarah Indonesia. Langkah Kegiatan: 1. Pelajari hand outdan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran Sejarah Indonesia 2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia 3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda 4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain Kompetensi Dasar : Topik /Tema : Sub Topik/Tema : Tujuan : Pembelajaran Alokasi Waktu : Tahapan Pembelajaran Kegiatan Mengamati Sejarah SMA/SMK K - 1 27 Menanya Mengumpulkan informasi Mengasosiasikan Mengkomunikasikan LEMBAR KERJA/LK 2 Model Discovery Learning Kompetensi Dasar : 3. ..………………….. 4… ………………….. Topik : Sub Topik : Tujuan : Alokasi Waktu : TAHAPPEMBELAJARAN ………………………………….. 1x TM KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Stimulation (simullasi/Pemberian rangsangan) 2. Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah) Sejarah SMA/SMK K - 1 28 3. Data collection (pengumpulandata) 4. Data processing (pengolahan Data) 5. Verification (pembuktian) 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) LEMBAR KERJA/LK 3 Model Pembelajaran Problem Based Learning Kompetensi Dasar : 3.. 4.. Topik : Sub Topik : Tujuan : Alokasi Waktu : 1x TM FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Sejarah SMA/SMK K - 1 29 F. RANGKUMAN Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pelaksanaan Kurikulum 2013. Namun dalam Kurikulum 2013 itu merekomendasikan tiga model pembelajaran utama, yakni model Pembelajaran Berbasis Masalah, Problem Based Learning (PBL); model Pembelajaran Berbasis Proyek dan model pembelajaran discovery. Namun secara kreatif masih bisa mengembangkan model-model pembelajaran yang sudah pernah dilakukan seperti jigsaw, STAD (Student Team Achievement Divison), TGT (Teams Games Tournament), ACC (Academic Constructive Controversy, model kuis dan lain-lain. G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi pendekatan Saintifik? 2. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi model model pembelajaran dalam Kurikulum 2013? 3. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi di atas? 4. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? H. KUNCI JAWABAN - Sejarah SMA/SMK K - 1 30 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PENGANTAR RPP A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat mampu memahami konsep perencanaan pembelajaran sejarah dengan baik. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Mendefinisikan konsep perencanaan 2. Mendefinisikan konsep pembelajaran 3. Menjelaskan hakekat RPP 4. Menjelaskan fungsi RPP 5. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan RPP 6. Mengidentifikasi komponen dan sistematika RPP C. URAIAN MATERI 1. Latar Belakang Pentingnya Penyusunan RPP Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Sejarah SMA/SMK K - 1 31 Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis,bertanggung jawab. Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran melalui penyusunan RPP. Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perencana RPP, b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah. Perencana RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, melanglir secara logis ke materi ajar, rencana proses dan aktivitas belajar, sumber dan media, output/produk siswa, dan penilaian. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup:instrumen pengendalian, dan indeks kesesuaian RPP dengan pelaksanaan. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan). 2. Konsep Perencanaan Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan RPP (RPP). Perencanaan atau rencana (dalam rangka mencapai) dewasa ini telah dikenal oleh hampir setiap orang. Definisi perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi kesimpangsiuran. Sejarah SMA/SMK K - 1 32 Kaufman mengatakan : Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, didalamnya terdapat elemen-elemen : a. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan. b. Menentukan kebutuihan-kebutuhan yang diprioritaskan c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan f. Identifikasi strategi alternative yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk didalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai. Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergidan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. 3. Konsep Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Secara singkat pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan pebelajar. Membelajarkan berarti usaha membuat seseorang belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan Sejarah SMA/SMK K - 1 33 keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Pembelajaran ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Keluarga merupakan tempat pertama bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, peran keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh sekolah. Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang dilakukan melalui program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Masyarakat merupakan tempat pendidikan yang jenisnya beragam dan pada umumnya sulit diselaraskan antara satu sama lain, misalnya media massa, bisnis dan industri, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan RPP yang mengacu pada silabus dengan prinsip : a) memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan; b) dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan; c) memperhatikan perbedaan individual peserta didik; d) berpusat pada peserta didik; e) berbasis konteks; f) berorientasi kekinian; g) mengembangkan kemandirian belajar; h) memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; Sejarah SMA/SMK K - 1 34 i) memiliki keterkaitan dan keterpaduan anatarkompetensi dan/atau antar muatan; dan j) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, 4. Hakikat RPP Perencanaan pembelajaran atau disain pembelajaran merupakan disiplin ilmu pembelajaran yang menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran. Menurut Reigeluth (1983:4) rencana pembelajaran adalah :Sebuah disiplin yang berhubungan dengan pemahaman dan perbaikan suatu aspek dari pendidikan, yaitu aspek pembelajaran. Tujuan dari kegiatan desain apa saja adalah untuk merancang cara yang optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. Oleh karena itu, disiplin dari rencangan pembelajaran utamanya yang berhubungan dengan pemberian petunjuk secara optimal tentang metode pembelajaran untuk mencapai perubahan yang diinginkan pada pengetahuan dan ketrampilan siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menurut Degeng (2000:12) dilakukan oleh perancang pembelajaran dengan pijakan asumsiasumsi tentang hakekat perencanaan pembelajaran, seperti berikut ini : 1) Perbaikan kualitas Pembelajaran diawali dari desain pembelajaran (Perencanaan pembelajaran/membuat RPP). 2) Pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. 3) Desain pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana siswa/seseorang belajar. 4) Desain pembelajaran diacukan kepada siswa secara perseorangan. 5) Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil pengiring. 6) Sasaran akhir desain pembelajaran adalah memudahkan siswa belajar. 7) Desain pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar 8) lnti desain pembelajaran adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sejarah SMA/SMK K - 1 35 Atas dasar uraian tersebut di atas tujuan perencanaan pembelajaran adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara memilih, menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan. RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan Indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu, difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. 5. Fungsi RPP Fungsirencana pembelajaran adalah : a) Sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran dapat berjalan secara sistematis sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran tersebut. b) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. c) Meningkatkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan kompetensi/tujuan yang akan dicapai. Sejarah SMA/SMK K - 1 36 6. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP Berbagai prinsip dalam mengembangkan RPP adalah sebagai berikut. a) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rencana proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. Setiap RPP harus secara utuh memuat Kompetensi Dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. b) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. c) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. d) Mendorong partisipasi aktif peserta didik e) Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik Proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar. Untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, digunkan pendekatan mengumpulkan saintifik informasi, meliputi mengamati, menalar/mengasosiasi, menanya, dan mengomunikasikan. Sejarah SMA/SMK K - 1 37 f) Berbasis konteks dan berorientasi kekinian Berbasis konteks yang dimaksud disini adalah pembelajaran harus menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar dengan berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini. g) Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar. h) Mengembangkan kemandirian belajar Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri. i) Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. j) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rencana program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik. k) Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya. Sejarah SMA/SMK K - 1 38 l) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 7. Komponen dan Sistematika RPP RPP paling sedikit memuat: a) Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan alokasi waktu; b) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi; c) Materi pembelajaran; d) Kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup; e) Penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan ; dan f) Media, alat, bahan, dan sumber belajar. Langkah-Langkah Pengembangan RPP a. Mengkaji Silabus Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan yang Maha Esa, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan: 1) potensi peserta didik; 2) relevansi dengan karakteristik daerah, 3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; 4) kebermanfaatan bagi peserta didik; 5) struktur keilmuan; 6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; Sejarah SMA/SMK K - 1 39 7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan 8) alokasi waktu. b. Menentukan Tujuan Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: peserta didik(Audience) dan aspek kemampuan (Behavior). c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. 1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. 2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus. 3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran melakukan sesuatu, yang bertujuan kegiatan menguasai pembelajaran prosedur dapat untuk berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, Sejarah SMA/SMK K - 1 40 pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan. d. Penjabaran Jenis Penilaian Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut: 1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4. 2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. 3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. 4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. 5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi Sejarah SMA/SMK K - 1 41 harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan. e. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP. f. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. g. Proses Pembelajaran Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari; mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. Sejarah SMA/SMK K - 1 42 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya. Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) : a. Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. b. Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, Sejarah SMA/SMK K - 1 43 disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. c. Mengumpulkan dan Mengasosiasikan Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. d. Mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Sejarah SMA/SMK K - 1 44 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami konsep dasar RPP, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi Sejarah SMA/SMK K - 1 45 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK I DISKUSI KELOMPOK Petunjuk a. Bacalah secara cermat modul diatas. b. Bentuklah kelas menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang peserta. Diskusikan dan kerjakan soal-soal dibawah ini. c. Masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya, kelompok lain bisa menjadi pembahas dan penanya. Soal 1. Dari bacaan diatas, bagaimana pendapat anda tentang konsep perencanaan pelaksanaan pembelajaran? 2. Mengapa penting bagi guru untuk menyusun sebuah RPP sebelum memulai aktifitas pembelajaran? 3. Apa yang membedakan sistematika penyusunan RPP versi 2014 dengan sistematika sebelumnya? 4. Bagaimana cara menyusun RPP yang baik? LK II TUGAS INDIVIDU Kerjakan soal-soal dibawah ini 1. RPP sebagai rancangan pembelajaran yang mendidik dapat dilihat pada komponen … a. indikator kompetensi dan tujuan pembelajaran b. metode pembelajaran dan kegiatan pembelajaran c. indikator kompetensi dan tujuan pembelajaran d. materi ajar dan sumber belajar Sejarah SMA/SMK K - 1 46 2. Pada saat menyusun RPP, khususnya untuk komponen media pembelajaran dipilih dan ditetapkan mengancu pada …. a. tujuan/indikator dan materi pembelajaran b. metode dan kegiatan pembelajaran c. indikator dan materi pembelajaran d. tujuan dan indicator 3. Agar peserta didik lebih memahami sesuai dengan tingkat perkembangannya, maka materi pembelajaran Sejarah perlu dikemas dalam bentuk .... a. Modul b. Diktat c. Makalah d. Lembar kegiatan siswa 4. Sesuai permendikbud 103 tahun 2014, salah satu prinsip penyusunan RPP adalah "berbasis konteks" artinya ... a. pembelajaran yang ilmupengetahuan dan berorientasi teknologi, pada dan pengembangan nilai-nilai kehidupan masakini. b. RPP disusun denganmengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduanlintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragamanbudaya. c. proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnyasebagai sumber belajar d. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapanteknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,sistematis, dan efektif 5. Dalam kegiatan belajar mengajar, indikator digunakan sebagai acuan … a. penyusunan instrumen evaluasi b. pemilihan metode c. pemilihan media Sejarah SMA/SMK K - 1 47 d. penyusunan LKS F. RANGKUMAN Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergidan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Secara singkat pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan pebelajar. Membelajarkan berarti usaha membuat seseorang belajar. Tujuan perencanaan pembelajaran (Rencana Pembelajaran) adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara memilih, menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang diinginkan. RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan Indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. G. UMPAN BALIK Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi pengantar RPP? 2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi pengantar RPP? 3. Apa manfaat materi pengantar RPP terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? Sejarah SMA/SMK K - 1 48 4. Setelah Saudara mempelajari modul diatas, apakah yang akan saudara lakukan terhadap dokumen perencanaan pelaksanaan pembelajaran di sekolah/madrasah ditempat Bapak/Ibu bertugas? Sejarah SMA/SMK K - 1 49 H. KUNCI JAWABAN 1. B 2. A 3. D 4. C 5. A DAFTAR PUSTAKA Degeng I Nyoman Sudana ,1990. Desain pembelajaran,Teori dan Terapan.,Malang, PPS IKIP Malang. Gagne, R.M. & Bringgs, L. J. 1993. Principles of Instructional Design. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Munandir, 1987, Rencana Sistem Pengajaran, Jakarta ,Depdiknas. Kemdikbud. 2013. Permendikbud 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2013. Permendikbud 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2013. Permendikbud 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Permendikbud 69 tahun 2013 Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kerangka Dasar Dan Struktur Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud. 2014. Permendikbud. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Sejarah SMA/SMK K - 1 50 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KONSEP DASAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat memahami konsep dasar penilaian pendidikan pada satuan pendidikan. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan pengertian penilaian pendidikan yang mengacu pada standar penilaian pendidikan. 2. Menjelaskan prinsip dan pendekatan penilaian. 3. Menjelaskan ruang lingkup, teknik dan instrumen penilaian 4. Menjelaskan mekanisme dan prosedur penilaian C. URAIAN MATERI 1. Latar Belakang Penilaian Pendidikan Salah satu Standar Nasional Pendidikan adalah Standar Penilaian yang bertujuan untuk mengendalikan mutu hasil pendidikan: a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya , dan c) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Pada dasarnya manusia sering melakukan penilaian dalam kehidupan sehari hari, misalnya menilai perilaku anak-anak sekolah, mengomentari kebijakkan pemerintahan, mengomentari sistem pendidikan di Indoensia, dll. Manusia mencoba memberi suatu penilaian dengan memberikan label baik atau buruk, benar atau salah dari hal-hal yang mereka amati atau dengar. Kegiatan penilaian yang tanpa disadari tersebut berbeda dengan penilaian pendidikan. Obyektifitas penilaian masih perlu dipertanyakan. Banyak faktor, prinsip dan rambu-rambu yang harus dicermati agar penilaian menjadi tepat. Sejarah SMA/SMK K - 1 51 Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik, yang sedang dan yang kurang. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian adalah adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya. Dalam Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara barkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini secara garis besar meliputi : 1. Pengertian Penilaian, 2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian, 3. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian, 4. Mekanisme dan Prosedur Penilaian, dan 5. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian. Atas dasar itu, untuk lebih mendalami materi ini, peserta dianjurkan untuk membaca Permendikbud yang terkait dengan penilaian dan pedoman penilaian yang telah disiapkan oleh Direktorat Teknis terkait. 2. Konsep Dasar Penilaian Jika kita berbicara tentang penilaian dan evaluasi, kebanyakan orang akan berpikir tentang tes. Pendapat tersebut muncul karena hampir semua penilaian dan evaluasi selalu dilakukan dengan tes. Sebagai dampaknya, tidak heran jika istilah-istilah itu dianggap sesuatu yang maknanya sama saja atau dapat dibolak balik. Secara umum dalam konsep penilaian ada beberapa istilah yang sering digunakan. Beberapa istilah itu antara lain : Pengukuran (Measurement) adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada suatu obyek atau gejala atau proses penetapan angak terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Penilaian (Assesment) adalah proses pengumpulan informasi tentang apa yang diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik. Contohnya melakukan pengamatan ketika peserta didik sedang belajar, apa yang peserta didik Sejarah SMA/SMK K - 1 52 hasilkan atau bagaimana pengetahuan dan keterampilannya. Kunci dari istilah ini adalah : apakah yang sedang peserta didik pelajari. Evaluasi (Evaluation) adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program atau suatu proses mengintepretasi dan membuat suatu keputusan penilaian (Judgement). Tes (Test) adalah alat untuk mengukur sesuatu yang akan diukur. Pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat heirarki. Evaluasi didahului dengan penilaian sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku. Berdasarkan beberapa istilah diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat diperoleh informasi yang akurat dan bermakna dalam pengambilan keputusan. 3. Pengertian Penilaian Pendidikan Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah yang diuraikan sebagai berikut : a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sejarah SMA/SMK K - 1 53 c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. Sejarah SMA/SMK K - 1 54 k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan. 4. Fungsi Penilaian Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik memiliki fungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi: a) Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester. Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya. b) Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan proses. Lebih jauh lagi penilaian bermanfaat untuk : a. Diagnosis hasil belajar peserta didik, peserta didik yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan peserta didik normal dalam mencapai kemampuan dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum harus diberi bantuan untuk mencapai kemampuan dasar tersebut. b. Prediksi masa depan peserta didik, penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk mengetahui aspek aspek mana seorang peserta didik menonjol, berbakat, dengan melihat indikator keunggulannya. Kemajuan hasil belajar peserta didik dari guru mata pelajaran dikirim ke guru bimbingan dan konseling untuk dianalisis lebih lanjut bakat dan minatnya untuk dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang profesi dan karir dimasa depan. Sejarah SMA/SMK K - 1 55 c. Seleksi dan sertifikasi, penilaian berguna sebagai dasar untuk penentuan kenaikan kelas dan sertifikasi bagi peserta didik yang menamatkan pendidikannya. Komponen kriteria kenaikan kelas berdasarkan ketercapaian kompetensi dasar mata pelajaran peserta didik yang memeiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memadai pada tingkatan kelas itu yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. 5. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah sebagai berikut : a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar. Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh Pendidik berisikan prinsip-prinsip Penilaian Autentik sebagai berikut : Sejarah SMA/SMK K - 1 56 a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum. b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran. c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik. d. Berbasis kinerja peserta didik. e. Memotivasi belajar peserta didik. f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya. h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen. j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus. l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata. m. Terkait dengan dunia kerja. n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata. o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen. Sedangkan tujuan dari penilaian adalah dalam rangka : 1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan. 2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan. 3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar. 4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya. 5. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu 6. Menentukan kebutuhan pembelajaran 7. Membantu dan mendorong peserta didik 8. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik 9. Menentukan strategi 10. Meningkatkan kualitas pendidikan Sejarah SMA/SMK K - 1 57 Sejarah SMA/SMK K - 1 58 Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian a. Ruang Lingkup Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial adalah sebagai berikut : menerima nilai, menanggapi nilai, menghargai nilai, menghayati nilai, dan mengamalkan nilai. (sumber: Olahan Krathwohl dkk.,1964 dalam permendikbud No.104 tahun 2014). Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir adalah sebagai berikut : mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. (sumber : Olahan Anderson , dkk. 2001 dalam permendikbud No. 104 tahun 2014). Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan adalah sebagai berikut : Faktual, Konseptual, Prosedural, Metakognitif. (sumber : Olahan Anderson , dkk. 2001 dalam permendikbud No. 104 tahun 2014). Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan abstrak berupa kemampuan belajar adalah sebagai berikut : mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, mengkomunikasikan. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan kongkret adalah sebagai berikut : Persepsi (perception), kesiapan (set), Meniru (guided response), membiasakan gerakan (mechanism), Mahir (complex or over response), Menjadi gerakan alami (adaptation), Menjadi tindakan orisinal (origination). (Sumber: Olahan dari kategori Simpson dalam permendikbud No. 104 tahun 2014). b. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut : Sejarah SMA/SMK K - 1 59 (1) Penilaian Kompetensi Sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. a) Observasi, teknik penilaian yang berkesinambungan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b) Penilaian diri, teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c) Penilaian antarpeserta didik, teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. d) Jurnal, merupakan catatan pendidik yang berisi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. (2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a) Instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penyekoran. b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan /atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. (3) Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan, suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Sejarah SMA/SMK K - 1 60 a) Tes praktik, penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. b) Projek, tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. c) Penilaian portofolio, penilaian dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan: a) Substansi yang mempresentasikan kompetensi yang dinilai; b) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan c) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 6. Mekanisme dan Prosedur Penilaian a) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. b) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengahsemester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional, meliputi : 1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan. 2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian 3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran 4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan. 5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan Sejarah SMA/SMK K - 1 61 6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN. 7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5) 8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan 9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan c) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). d) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: 1) Menyusun kisi-kisi; 2) Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen; 3) Melaksanakan ujian; 4) Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik dan 5) Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian e) Ujian Nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) f) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial g) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah Sejarah SMA/SMK K - 1 62 7. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian a. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut. (1) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih. (2) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik. (3) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut. (4) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran. (5) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk: a) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu. b) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. (6) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Sejarah SMA/SMK K - 1 63 Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan. (7) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas. b. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut: (1) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran; (2) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah; (3) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah; (4) menentukan kriteria kenaikan kelas; (5) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor; (6) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait; (7) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan. (8) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan; c) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan Sejarah SMA/SMK K - 1 64 d) lulus Ujian Nasional. (9) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan (10) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi. c. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut. (1) Ujian Nasional a) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. b) Hasil UN digunakan untuk : 1.salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; 2. salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; 3. pemetaan mutu; dan 4. pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu. c) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah. d) Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah. e) Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. (2) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi a) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan Sejarah SMA/SMK K - 1 65 penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan. b) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran. c) Instrumen, Kompetensi pelaksanaan, mampu dan pelaporan memberikan hasil ujian yang mutu Tingkat komprehensif sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional. D. AKTIFITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami konsep dasar penilaian pendidikan, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus Sejarah SMA/SMK K - 1 66 E. LATIHAN/KASUS/TUGAS DISKUSI KELOMPOK 1. Peserta dibagi menjadi empat kelompok. 2. Setiap kelompok menetapkan ketua dan sekretaris kelompok 3. Setiap kelompok memberi nama kelompoknya 4. Diskusikan topik berikut ini, setiap kelompok mendiskusikan satu topik: a. Apa perbedaan prinsip antara penilaian hasil belajar KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013, ditinjau dari ruang lingkup dan teknik penilaian b. Apa perbedaan prinsip pelaksanaan dan pelaporan KTSP 2006 dengan Kurikulum 2013 c. Apa yang harus dilakukan oleh sekolah agar pengendalian mutu pendidikan melalui penilaian hasil belajar dapat terwujud sesuai harapan 5. Tuliskan hasil diskusi pada lembar hasil diskusi 6. Presentasikan hasil diskusi kelompok, peserta memberikan tanggapan, fasilitator memberikan klarifikasi secara proposional HASIL DISKUSI Aspek KTSP 2006 Kurikulum 2013 Rencana Tindak Sekolah Ruang lingkup dan teknik penilaian Pelaksanaan dan pelaporan F. RANGKUMAN Secara umum dalam konsep penilaian ada beberapa istilah yang sering digunakan. Beberapa istilah itu antara lain : Pengukuran (Measurement) adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada suatu obyek atau gejala atau proses penetapan angak terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Sejarah SMA/SMK K - 1 67 Penilaian (Assesment) adalah proses pengumpulan informasi tentang apa yang diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik. Contohnya melakukan pengamatan ketika peserta didik sedang belajar, apa yang peserta didik hasilkan atau bagaimana pengetahuan dan keterampilannya. Kunci dari istilah ini adalah : apakah yang sedang peserta didik pelajari. Evaluasi (Evaluation) adalah penentuan nilai suatu program dan penentuan pencapaian tujuan suatu program atau suatu proses mengintepretasi dan membuat suatu keputusan penilaian (judgement). Tes (Test) adalah alat untuk mengukur sesuatu yang akan diukur. Teknik dan instrumen untuk penilaian sikap meliputi : observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Teknik dan instrumen untuk penilaian pengetahuan meliputi : tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Teknik dan instrumen untuk penilaian keterampilandicapai melalui tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. G. UMPAN BALIK Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi konsep dasar penilaian pendidikan? 2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi konsep dasar penilaian pendidikan? 3. Menurut Anda hikmah apa yang Bapak/Ibu terima setelah mempelajari materi konsep dasar penilaian pendidikanjika dihubungkan dengan tugas-tugas disekolah? 4. Setelah Saudara mempelajari modul diatas, apakah yang akan saudara lakukan terhadap dokumen penilaian pembelajaran di sekolah/madrasah ditempat Bapak/Ibu bertugas? Sejarah SMA/SMK K - 1 68 DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 66 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 59 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 81a lampiran IV Tahun 2013 tentang Pedoman Umum Pembelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Sejarah SMA/SMK K - 1 69 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PENGANTAR ILMU SEJARAH A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menganalisa Pengantar Ilmu Sejarah dengan baik B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Memecahkan masalah dengan membuat peta konsep konsep tentang ilmu sejarah. 2. Menjelaskan sejarah memiliki guna rekreatif. 3. Menyebutkan tiga pertanyaan pokok terhadap kritik sumber dari segi ekstern. C. URAIAN MATERI 1. Konsep Dasar Sejarah a. Pengertian Sejarah Istilah sejarah bermula dari bahasa Arab “syajaratun” yang artinya pohon atau keturunan atau asal usul yang kemudian berkembang sebagai kata dalam bahasa Melayu “syajarah”, akhirnya menjadi kata sejarah dalam bahasa Indonesia (Frederick dan Soeroto, 1982:1). Jadi, kata pohon di sini mengandung pengertian suatu percabangan geneologis dari suatu kelompok keluarga tertentu yang kalau dibuat bagannya menyerupai profil pohon yang ke atas penuh dengan cabang serta ranting-rantingnya serta ke bawah juga menggambarkan percabangan dari akar-akarnya. Dengan demikian kata syajarah itu mula-mula dimaksudkan sebagai gambaran silsilah/keturunan (Widja, 1988: 6). Memang,dalam historiografi tradisional kebanyakan intinya memuat asal usul keturunan (silsilah). Kata-kata seperti kisah, hikayat, tambo, riwayat, tarikh adalah istilah yang sering dipakai untuk gambaran asal-usul tersebut. Dalam bahasa Jawa dikenal babad dan kidung di dalamnya juga mengandung unsur silsilah, meskipun sering dirangkai juga dengan gambaran kejadian/peristiwa, sebagaimana dalam bahasa Jerman terdapat istilah geschicte yang berarti terjadi Sejarah SMA/SMK K - 1 70 Di negeri Barat dikenal istilah dalam bahasa Inggris “history”. Kata ini sebenarnya berasal dari bahasa Yunani kuno “istoria” yang berarti belajar dengan cara bertanya (Ali, 2005: 11); Widja, 1988: 7). Kalau pengertian ini diluaskan artinya, hakikatnya sudah mengacu pada pengertian ilmu. Pada mulanya belum kelihatan adanya usaha membatasi pengertian pada gejala yang menyangkut kehidupan manusia saja, tapi mencakup gejala alam secara keseluruhan. Dalam perkembangan kemudian baru kelihatan munculnya dua istilah yaitu “scientia” yang lebih mengkhusus pada penelaahan sistematis yang sifatnya non kronologis atas gejala alam, sedangkan kata “istoria” lebih dikhususkan bagi penelaahan kronologis atas gejala-gejala yang menyangkut kehidupan manusia. Dengan demikian, secara sederhana “sejarah” dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang dialami oleh manusia yang terjadi di masa lampau. Dengan pengertian sejarah sebagaimana yang sudah disebutkan tersebut, maka ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajarai peristiwa yang dialami oleh manusia yang terjadi di masa lampau. 2. Unsur-unsur Sejarah Sejarah dibangun berdasarkan unsur-unsur pembentuknya. Adapun unsur-unsur sejarah adalah sebagai berikut. a. Manusia Sejarah adalah ilmu tentang manusia. Akan tetapi, manusia bukan monopoli kajian sejarah. Ilmu-ilmu lain, seperti Sosiologi, Antropologi, Politik, Kedokteran, dan sebagainya, juga mengkaji tentang manusia. Perbedaannya terletak pada titik perhatian masing-masing ilmu. Sejarah mengkaji aktivitas manusia di segala bidang dalam perspektif waktu. Akan tetapi, sejarah juga bukan kisah manusia pada masa lampau secara keseluruhan. Manusia yang sudah memfosil menjadi objek kajian Antropologi Ragawi. Demikian juga bendabenda, meskipun sebagai hasil karya manusia, tetapi menjadi bidang kajian Arkeologi. Sejarah SMA/SMK K - 1 71 b. Ruang Dalam melakukan aktivitas, manusia terikat pada ruang atau tempat tertentu. Ibarat bermain sandiwara, ruang adalah panggung, di mana lakon dimainkan. Ada hubungan yang erat antara peristiwa dengan ruang, seperti dinyatakan dalam Teori Determinisme Geografis, bahwa faktor geografis sebagai satu-satunya faktor penentu jalannya peristiwa sejarah. c. Waktu Dalam ilmu sejarah, waktu merupakan salah satu unsur yang penting, karena sejarah merujuk pada suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Dengan demikian aktivitas manusia dilihat dari kurun waktu/ periodisasinya, sehingga unsur kronologis menjadi sangat penting. Menurut Kuntowijoyo (1995), dalam waktu terjadi empat hal, yaitu perkembangan, (2)kesinambungan, (3)pengulangan, (1) (4)perubahan. Perkembang-an terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk kompleks. Contoh : masyarakat kota Surabaya tahun 1920an berbeda dengan masyarakat kota Surabaya tahun 1990-an. Kesinambungan bila masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Contoh: pada awal-awal Proklamasi Kemerdekaan kondisi yang ada merupakan kesinambungan dari masa-masa sebelumnya, sehingga di tempat-tempat tertentu masyarakat tidak sabar untuk melakukan perubahan, seperti di Aceh dan Tiga Daerah (Brebes, Tegal, Pekalongan). Pengulangan berlangsung bila peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau terjadi lagi, sehingga timbul kemiripan. Perubahan terjadi bila masyarakat mengalami perkembangan secara besar-besaran dalam waktu singkat. Contoh: pendidikan dan pengajaran mengubah struktur masyarakat Jawa pada awal abad ke-20. d. Peristiwa Sejarawan terutama tertarik pada peristiwa-peristiwa yang mempunyai arti istimewa. Untuk itu, ada yang disebut occurrence dengan event. Occurrence menunjuk pada peristiwa biasa, sedangkan event merupakan peristiwa istimewa. Ada pula yang menggunakan istilah kejadian “non historis” untuk peristiwa biasa, dan kejadian “historis” untuk peristiwa istimewa (Widja, 1988: 18). Masalahnya, sulit membuat batasan yang ketat, mana yang dikatagorikan sebagai kejadian biasa dan mana yang merupakan kejadian istimewa. Sejarah SMA/SMK K - 1 72 Perbedaan ini sebenarnya lebih banyak bergantung pada kepentingan sejarawan dalam menyusun cerita sejarahnya. Ada yang mula-mula dianggap sebagai kejadian/peristiwa biasa, mungkin kemudian dapat menjadi peristiwa istimewa. Demikian sebaliknya, peristiwa yang mula-mula dianggap istimewa ternyata bisa kurang berarti dalam konteks cerita sejarah yang lain. Maka dari itu, sejarawan dianjurkan untuk tidak terlalu terikat pada klasifikasi di atas. Dalam hal ini, yang penting sejarawan perlu mengumpulkan sejumlah besar peristiwa yang menarik perhatiannya, dan baru kemudian pada waktu ia merencanakan karakteristik cerita sejarahnya, menyeleksi/mengklasifikasi mana-mana yang bersifat peristiwa biasa dan mana-mana yang merupakan peristiwa istimewa dalam konteks ceritanya (Widja, 1988:18). Dengan demikian, pengertian peristiwa istimewa itu hakikatnya dapat dirumuskan sebagai peristiwa yang terutama menunjang bagi karateristik cerita sejarah yang hendak disusun oleh sejarawan atau peristiwa yang mempunyai makna sosial. e. Kausalitas Apabila pengungkapan sejarah bersifat deskriptif, maka fakta-fakta yang perlu diungkapkan terutama bersangkutan dengan apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Dengan mengetahui data deskriptif itu sebagian besar dari keingintahuan terhadap peristiwa sejarah tertentu terpenuhi. Dalam jawaban terhadap bagaimananya peristiwa itu, pada umumnya telah tercakup beberapa keterangan tentang sebab-sebabnya, meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit, hanya secara implisit saja. Seringkali pembaca sudah puas dengan uraian mengenai bagaimananya itu. Apabila pertanyaan-pertanyaan di atas masih disusul dengan pertanyaan mengapa, maka timbul tuntutan untuk secara eksplisit memberikan uraian tentang sebab-sebab atau kausalitas peristiwa itu. f. Tidak Berulang Sejarah bersifat sekali terjadi (einmalig). Kalau terdapat dua peristiwa atau lebih yang mempunyai kesamaan, bukan berarti sejarah berulang. Hal ini hanya sebuah kemiripan, karena unsur-unsur yang melekat dalam masingmasing peristiwa (waktu, pelaku, tempat, kausalitas) berbeda. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas hal ini: PKI terlibat perlawanan pada tahun 1927, 1948, dan 1965. Dari aspek waktu, tokoh-tokoh yang terlibat, intensitas keterlibatan, tempat perlawanan, jelas berbeda, dan masih banyak perbedaanperbedaan yang lain. Sejarah SMA/SMK K - 1 73 3. Matra Sejarah a. Sejarah Sebagai Ilmu Dalam dunia ilmu, sebuah pengetahuan dapat dikatakan sebuah ilmu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. 1). Objek Objek sejarah adalah aktivitas manusia pada masa lampau. Sejarah merupakan ilmu empiris. Sejarah seperti ilmu-ilmu lain yang mengkaji manusia, bedanya sejarah mengkaji aktivitas manusia dalam dimensi waktu. Aspek waktu inilah yang menjadi jiwa sejarah. Selanjutnya objek sejarah dibedakan menjadi dua, yakni objek formal dan objek material. Objek formal sejarah adalah keseluruhan aktivitas masa silam umat manusia. Objek material berupa sumbersumber sejarah yang merupakan bukti adanya peristiwa pada masa lampau (Zed, 2002: 48). Bukti-bukti itu merupakan kesaksian sejarah yang bisa dilihat. Tegasnya, rekonstruksi sejarah hanya mungkin kalau memiliki bukti-bukti berupa dokumen atau jenis peninggalan lainnya. b). Tujuan Menurut Sutrasno (1975: 22) sejarah bertujuan sebagai berikut. 1. Memberikan kenyataan-kenyataan sejarah yang sesungguhnya, menceriterakan segala yang terjadi apa adanya 2. Membimbing, mengajar, dan mengupas setiap kejadian sejarah secara kritis dan realistis. Makin objektif (makin dekat kepada kenyataan sejarah yang sesungguhnya) makin baik, karena dengan demikian pembaca akan mendapat gambaran sesungguhnya tentang apa yang benar-benar terjadi. c). Metode Metode sejarah bertumpu pada empat langkah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Metode sejarah bersifat universal, artinya metode sejarah dapat dimanfaatkan oleh ilmu-ilmu lain untuk keperluan memastikan fakta pada masa lampau. Dengan semakin mendekatnya ilmu-ilmu sosial dan ilmu sejarah, maka semakin terlihat pemanfaatan metode sejarah dalam ilmuilmu sosial. Sejarah SMA/SMK K - 1 74 d). Kegunaan Menurut Widja (1988: 49-51) sejarah paling tidak mempunyai empatkegunaan, yaitu edukatif, inspiratif, rekreatif, dan instruktif. Guna edukatif adalah sejarah memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi orang yang mempelajari-nya. Menyadari guna edukatif dari sejarah berarti menyadari makna dari sejarah sebagai masa lampau yang penuh arti. Selanjutnya berarti bahwa kita bisa mengambil dari sejarah nilai-nilai berupa ide-ide maupun konsepkonsep kreatif sebagai sumber motivasi bagi pemecahan masalah-masalah masa kini dan selanjutnya untuk merealisir harapan-harapan di masa akan datang. Guna inspiratif terutama berfungsi bagi usaha menumbuhkan harga diri dan identitas sebagai suatu bangsa. Guna sejarah semacam ini sangat berarti dalam rangka pembentukan nation building. Di negara-negara yang sedang berkembang guna inspiratif sejarah menjadi bagian yang sangat penting, terutama dalam upaya menumbuhkan kebanggaan kolektif. Guna rekreatif menunjuk kepada nilai estetis dari sejarah, terutama kisah yang runtut tentang tokoh dan peristiwa. Di samping itu, sejarah memberikan kepuasan dalam bentuk “pesona perlawatan”. Dengan membaca sejarah seseorang bisa menerobos batas waktu dan tempat menuju zaman lampau dan tempat yang jauh untuk mengikuti berbagai peristiwa di dunia ini. Guna instruktif adalah fungsi sejarah dalam menunjang bidang-bidang studi kejuruan/ketrampilan seperti navigasi, teknologi senjata, jurnalistik, taktik militer, dan sebagainya. Kuntowijoyo (1995: 19-35) membedakan guna sejarah menjadi guna ekstrinsik dan guna intrinsik. Guna intrinsik sejarah meliputi, (1) sejarah sebagai ilmu, (2) sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, (3) sejarah sebagai pernyataan pendapat, dan (4) sejarah sebagai profesi. Guna ekstrinsik merupakan manfaat sejarah terutama di bidang pendidikan. Sejarah mempunyai fungsi pendidikan, yaitu sebagai pendidikan (1) moral, (2) penalaran, (3) politik, (4) kebijakan, (5) perubahan, (6) masa depan, (7) keindahan, (8) ilmu bantu. Dalam guna ekstrinsik selain pendidikan, sejarah juga berfungsi sebagai (1) latar belakang, (2) rujukan, dan (3) bukti. Sejarah SMA/SMK K - 1 75 e). Sistematika Bentuk sistematika dalam sejarah berupa periodisasi dan percabangan dalam ilmu sejarah. Periodisasi adalah pemenggalan waktu dalam periodeperiode dengan menggunakan kriteria tertentu. Periodisasi berasal dari asal kata periode yang berarti masa, kurun, babak, dan zaman. Periode adalah satu kesatuan yang isi, bentuk, maupun waktunya tertentu (Gazalba, 1981: 75). Aktivitas masa lalu manusia beragam, baik jumlah maupun jenisnya. Untuk itu, perlu dibagi-bagi ke dalam periode-periode agar mudah dipahami. Dalam periodisasi seolah-olah objek dibagi-bagi sedemikian rupa sehingga merupakan kotak-kotak yang dibatasi oleh tembok tebal. Walaupun dalam kenyataannya tidaklah demikian. Ibarat tubuh manusia yang terdiri atas kepala, tangan, telinga, dan lain-lain, agar mudah memahami maka perlu dipelajari masing-masing anggota tubuh. Kajian masing-masing anggota tubuh manusia memang seolaholah terpisah, tetapi sebenarnya tetap dalam satu kesatuan yaitu badan tubuh manusia. Salah satu syarat ilmu adalah pembagian-pembagian yang bersifat teoritis. Hal ini dilakukan agar mudah mendalami persoalan bagian demi bagian. Walaupun hanya secara singkat dan global, namun dengan pembagian atau periodisasi diharapkan agar isi dan arti dari dasar ilmu pengetahuan dapat dimengerti oleh siapapun, khususnya yang mempelajari ilmu pengetahuan tersebut. Sebagai contoh: periodisasi sejarah Indonesia, menggambarkan perjalanan sejarah bangsa Indonesia dari masa Nirleka hingga masa kini, meskipun dalam pernyataan pendek-pendek. Secara garis besar materi sejarah dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok teori sejarah dan kelompok kajian sejarah. Kelompok teori sejarah, seperti Pengantar Ilmu Sejarah, Filsafat Sejarah, Metodologi dan Historiografi. Kelompok kajian sejarah masih terbagi lagi dalam sejarah kawasan dan sejarah tematis. Masing-masing masih terpecah dalam cabang-cabang lagi. Seperti sejarah kawasan yang terbagi dalam sejarah Eropa, Asia, dan Afrtika. Sedangkan sejarah tematis terdiri atas sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah maritim, dan sebagainya. Sejarah SMA/SMK K - 1 76 f). Kebenaran Sedikitnya ada dua teori kebenaran yang biasanya bisa dikaitkan dengan usaha pengujian kebenaran fakta, yaitu kebenaran korespondensi dan kebenaran koherensi. Kebenaran korespodensi menyatakan bahwa sesuatu itu (suatu pernyataan) benar apabila sama dengan realitasnya. Apa yang disebut realitas dalam konteks sejarah adalah kenyataan yang benar-benar telah terjadi, suatu kenyataan seperti apa adanya yang tidak tergantung pada orang yang menyelidikinya. Sedangkan kebenaran koherensi menyatakan bahwa sesuatu itu (suatu pernyataan) benar jika cocok dengan pernyataan-pernyataan lain yang pernah diucapkan/dinyatakan dan kita terima kebenarannya. Jadi, kebenaran itu tidak dicari dalam hubungan pernyataan dengan realitas, tapi antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Oleh karena sejarah terjadi satu kali, pada masa lampau, dan tidak bisa diulang, maka dari dua teori kebenaran itu, teori kebenaran koherensi yang tepat bagi sejarah. g). Generalisasi Generalisasi atau kebenaran-kebenaran yang bersifat umum sering terabaikan dalam kajian sejarah. Sejarawan biasanya tidak menjadikan generalisasi sebagai tujuan utamanya. Sejarawan lebih memusatkan perhatian pada usaha menerangkan, untuk kemudian mengartikan jalan yang sebenarnya dari peristiwa-peristiwa khusus, yaitu kejadian-kejadian dalam dimensi waktu, ruang, dan kondisi-kondisi tertentu (Widja, 1988: 3). Akan tetapi, banyak juga sejarawan yang membicarakan sifat-sifat umum, di samping juga kekhususan, dari masing-masing revolusi, seperti revolusi Perancis, revolusi Amerika, revolusi Indonesia, dan sebagainya. Demikian juga sejarawan Sartono Kartodirdirjo yang juga telah berhasil memberikan generalisasi tentang gerakan-gerakan protes di Jawa. h). Prediksi Prediksi dapat diartikan sebagai berlakunya hukum dikemudian hari. Hukum sejarah adalah keteraturan yang dapat diserap pada sejumlah kejadian, yang memberikan rupa persamaan pada perubahan-perubahan keadaan tertentu dalam sejarah. Dalam sejarah keteraturan yang menjadi unsur utama dari suatu hukum dikaitkan dengan suatu kondisi tertentu, yaitu sepanjang keteraturan itu bisa diserap pada sejumlah kejadian yang berarti pula tidak ada jaminan bahwa Sejarah SMA/SMK K - 1 77 keteraturan itu bisa diterapkan pada setiap kejadian, dan bahwa kejadiankejadian itu dibatasi hanya kejadian yang punya rupa persamaan, bukan kejadian yang memang benar-benar sama (identik). Dengan kata lain, hukum itu berlaku apabila bisa dilihat unsur-unsurnya pada peristiwa, kalau tidak maka berarti hukum itu tidak berlaku. Kenyataan ini tidak menghalangi usaha untuk memproyeksikan pengalaman masa lampau ke situasi masa kini dan akan datang. Meskipun tidak dengan landasan prediksi seperti yang terjadi dalam ilmu alam. 4. Sejarah Sebagai Seni Menurut Kuntowijoyo (1995: 67-70) kedudukan sejarah sebagai seni disebabkan alasan-alasan sebagai berikut. a. Sejarah memerlukan intuisi Apa yang harus dikerjakan setiap langkah memerlukan kepandaian sejarawan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan. Sering terjadi untuk memilih suatu penjelasan, bukan peralatan ilmu yang berjalan tetapi intuisi. Dalam hal ini cara kerja sejarawan sama dengan seniman. Sering sejarawan merasa tidak lagi sanggup melanjutkan tulisannya, terutama kalau itu berupa deskripsi atau penggambaran peristiwa. Dalam keadaan tidak tahu itu sebenarnya yang diperlukan intuisi. Untuk mendapatkan intuisi sejarawan harus kerja keras dengan data yang ada. Di sinilah beda intuisi seorang sejarawan dengan seniman. Mungkin seniman akan melamun, tetapi sejarawan harus tetap ingat akan data-datanya. b. Sejarah memerlukan imajinasi Dalam pekerjaannya, sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebelumnya, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu. Pikiran sejarawan harus mampu menerobos masa silam, membayangkan peristiwa dan kondisi yang mengiringinya dalam konteks jaman di mana peristiwa terjadi. Tentu saja imajinasi sejarawan harus tetap berdasar pada bukti-bukti, sehingga tidak terjebak dalam anakronisme, yaitu menempatkan waktu tidak pada ruang yang semestinya. c. Sejarah memerlukan emosi Sejarawan diharapkan menyatukan perasaan dengan objeknya. Sejarawan dapat menghadirkan objeknya seolah-olah pembacanya mengalami Sejarah SMA/SMK K - 1 78 sendiri peristiwa itu. Akan tetapi, sejarawan harus tetap setia dengan fakta. Penulisan sejarah yang melibatkan emosi sangat penting untuk pewarisan nilai. Untuk keperluan ini, dalam sejarah dikenal historical thinking atau cara berpikir historis, yaitu upaya menempatkan pikiran-pikiran pelaku sejarah pada pikiran sejarawan. Historical thinking didasari bahwa peristiwa sejarah mempunyai aspek luar dan aspek dalam. Aspek luar peristiwa adalah bentuk dari peristiwa, seperti pemberontakan, perubahan sosial, pelacuran, dan lain-lain. Sedangkan aspek dalam merupakan pikiran-pikiran dari pelaku sejarah. Untuk dapat menjangkau pikiran-pikiran ini dilakukan dengan percakapan imajiner. Tentu saja sejarawan tidak boleh berbuat semaunya saja, harus tetap bertumpu pada fakta sejarah. Dengan penerapan historical thinking diharapkan muncul emosi kesejarahan. d. Sejarah memerlukan gaya bahasa Gaya bahasa yang baik, tidak berarti gaya bahasa yang berbunga-bunga. Kadang-kadang gaya bahasa yang lugas lebih menarik. Gaya yang berbelit-belit dan tidak sistematis jelas merupakan bahasa yang jelek. Akan tetapi perlu diingat, seperti dinyatakan Kuntowijoyo (1995: 11) bahwa sejarah bukan sastra. Sejarah berbeda dengan sastra dalam hal: (1) cara kerja, (2) kebenaran, (3) hasil keseluruhan, dan (4) kesimpulan. Dari cara kerjanya, sastra adalah pekerjaan imajinasi yang lahir dari kehidupan sebagaimana dimengerti oleh pengarangnya. Kalau kebetulan pengarangnya bersimpati pada perkembangan kota, ia akan menghasilkan sastra yang demikian. Tidak perlu diharapkan pengarang akan mengungkapkan secara tuntas. Kebenaran bagi pengarang secara mutlak ada di bawah kekuasaannya. Dengan kata lain pengarang akan bersikap subjektif dan tidak ada yang mengikatnya. Kebebasan bagi pengarang demikian besarnya, sehingga berhak membangun sendiri dunianya. Hasil keseluruhannya hanya menuntut supaya pengarang taat asas dengan dunia yang dibangunnya sendiri. Dalam kesimpulan, bisa saja sastra justru berakhir dengan pertanyaan. Hal itu tidak bisa dilakukan oleh sejarah. Sejarah harus berusaha memberikan informasi selengkap-lengkapnya, setuntas-tuntasnya, dan sejelas-jelasnya. 5. Sejarah Sebagai Peristiwa dan Kisah Sejarah sebagai peristiwa hanya terjadi satu kali pada masa lampau. Orang masa kini mengetahui bahwa telah terjadi peristiwa melalui bukti-bukti Sejarah SMA/SMK K - 1 79 (evidensi) yang ditinggalkan. Bagi sejarawan bukti-bukti merupakan sesuatu yang utama dan pertama. Tanpa adanya bukti peristiwa masa lalu hanya mitos belaka. Untuk mengungkapkan peristiwa, bukti-bukti itu selanjutnya diolah melalui kritik sejarah. Hasil upaya mempertanyakan bukti-bukti disebut fakta sejarah. Jadi, fakta dalam ilmu sejarah berarti informasi atau keterangan yang diperoleh dari sumber atau bukti setelah melalui proses kritik. Deretan fakta-fakta belum dapat disebut sejarah, melainkan masih pseudo sejarah (sejarah semu) dan belum mempunyai arti. Agar dapat berarti dan dipahami maka perlu dilakukan sintesis (interpretasi). Ketika hasil sintesis dituliskan maka lahirlah sejarah sebagai kisah, yang selalu menampilkan apa, siapa, kapan, dan di mana (Hariyono, 1995: 12-13). Dengan demikian sejarah sebagai kisah, merupakan produk serangkaian kerja intelektual dari seorang sejarawan dan bagaimana menangani bukti-bukti hingga mewujudkannya dalam tulisan sejarah (historiografi). 6. Metode Sejarah Prosedur kerja seorang peneliti sejarah dalam mengkaji masa lampau berkisar pada langkah-langkah; (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), (4) interpretasi: analisis dan sintesis, dan (5) penulisan. Kelima langkah ini kemudian diringkas dalam empat kegiatan, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Kuntowijoyo (1995: 90-92) menyarankan, sebaiknya topik atau objek kajian dipilih berdasarkan: (1) kedekatan emosional, dan (2) kedekatan intelektual. Hal ini penting karena orang akan bekerja dengan baik bila senang dan mampu. Bila Anda dilahirkan di sebuah kota tertentu dan ingin berbakti pada kota di mana anda dilahirkan, menulis tentang kota sendiri adalah paling strategis. Perlu diyakini bahwa tulisan itu berharga. Dalam sebuah kota banyak masalah yang bisa diangkat, seperti pertanahan, ekonomi, politik, demografi, mobilitas sosial, kriminalitas, dan lain-lain. Kedekatan emosional biasanya akan diikuti atau berjalan bersamaan dengan kedekatan intelektual, bahkan tidak jarang kedekatan intelektual mendahului kedekatan emosional. Kalau tertarik terhadap permasalahan tertentu, seseorang akan memperkaya khasanah intelektualnya dengan hal-hal yang terkait dengan permasalahan tersebut. Perlu diperhatikan, bahaya yang Sejarah SMA/SMK K - 1 80 akan muncul bila seseorang terlibat secara emosional ialah pertimbangan intelektualnya akan dipengaruhi emosi, sehingga sejarah berubah menjadi pengadilan. Padahal, sejarah adalah ilmu empiris yang harus menghindari penilaian yang subjektif. Masih menurut Kuntowijoyo (1995: 90-91) menyatakan bahwa pemilihan topik perlu memperhatikan empat kriteria sebagai berikut. Pertama, nilai bahwa topik harus sanggup memberikan penjelasan atas sesuatu yang berarti. Kedua, keaslian yaitu belum ada peneliti lain yang meneliti dan jika objek telah dikaji oleh peneliti terdahulu, maka Anda harus yakin bahwa (1) ada evidensi baru yang sangat substansial dan signifikan, (2) intepretasi baru dari evidernsi yang valid dan dapat ditunjukkan. Ketiga, kepraktisan yaitu penelitian harus dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut: (1) keberadaan sumber dapat diperoleh tanpa kesulitan, (2) sumber dapat dimanfaatkan tanpa adanya tekanan, (3) kemampuan untuk memanfaatkan sumber, (4) ruang lingkup pemanfaatan (makalah, laporan, buku, tesis). Keempat, kesatuan yaitu kesatuan tema yang memberikan suatu titik tolak, arah dan tujuan tertentu. 1. Heuristik Sumber-sumber sejarah tidak dapat melukiskan sejarah serba objek seluruhnya. Sumber sejarah hanyalah mengandung sebagian kecil kenyataan sejarah. Atau tidak dapat merekan peristiwa secara keseluruhan (Ali, 2005:16). Sumber sejarah atau dapat juga disebut data sejarah (Kuntowijoyo, 1995:94) yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Proses pencarian dan pengumpulan sumber sejarah atau data sejarah inilah yang disebut dengan heuristik (Hariyono, 1995:54). Sumber sejarah adalah semua peninggalan manusia (peninggalan sejarah) dari masa lampau. Peninggalan sejarah dapat berupa benda-benda, seperti bangunan (candi, patung, masjid, makam), peralatan hidup (senjata, tombak, keris, gamelan), perhiasan (emas, perak, perunggu, dll) dan juga dapat berupa tulisan, seperti prasasti, karya sastra, dokumen. Menurut jenisnya: Pertama, sumber tertulis (tekstual), yaitu keterangan tertulis yang berkaitan dengan peristiwa sejarah. Sumber tertulis ada 3 macam, yaitu: 1. Sumber tertulis sezaman dan setempat. Maksudnya sumber tertulis itu ditulis pada waktu terjadinya peristiwa sejarah dan berasal dari lokasi terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Prasasti Yupa tentang Kerajaan Kutai (Abad ke-4 Sejarah SMA/SMK K - 1 81 Masehi). Prasasti ini ditulis atas perintah Raja Mulawarman (sezaman dengan Kerajaan Kutai) dan ditemukan di sungai Muarakaman Kutai (setempat dengan kerajaan Kutai). 2. Sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat. Maksudnya sumber tertulis itu ditulis pada waktu terjadinya peristiwa sejarah tetapi bukan berasal dari daerah terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Kitab Ling Wai Taita karya Chou Ku Fei tahun 1178 tentang Kerajaan Kediri. Sumber ini sezaman dengan Kerajaan Kediri (Abad 10-12) tetapi berasal dari Cina (tidak setempat). 3. Sumber tertulis setempat tetapi tidak sezaman .Maksudnya sumber tertulis itu berasal dari daerah/lokasi terjadinya peristiwa sejarah tetapi ditulis jauh sesudah terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Kitab Babad Tanah Jawi yang ditulis pada zaman Kerajaan Mataram Islam tetapi isinya tentang akhir Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang yang tidak sezaman dengan masa Kerajaan Mataram Islam. Kedua, Sumber lisan (oral): keterangan langsung dari pelaku atau saksi sejarah dari peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Ketiga. Sumber benda (korporal): sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan. Misalnya: fosil, senjata, candi. Keempat, Sumber rekaman yang berbentuk foto dan kaset video. Misalnya: foto peristiwa proklamasi kemerdekaan. Menurut tingkat pemerolehan: Sumber primer (pertama): peninggalan asli sejarah yang berasal dari zamannya. Misalnya: prasasti, candi, masjid. 2. Sumber sekunder (kedua): benda-benda tiruan dari benda aslinya, seperti prasasti tiruan, terjemahan kitab-kitab kuno.. 3. Sumber tersier (ketiga): berupa buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan hasil penelitian ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung. 2. Kritik Apabila seorang sejarawan telah berhasil mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang akan menjadi bahan dari cerita sejarahnya, maka langkah berikutnya yang perlu dikerjakan ialah menilai, menguji atau menyeleksi sumbersumber tersebut sebagai usaha untuk mendapatkan sumber yang benar, dalam arti benar-benar diperlukan, benar-benar asli serta benar-benar mengandung informasi yang relevan dengan cerita sejarah yang disusun. Ini menyangkut kredibilitas dari sumber-sumber tersebut. Usaha ini semua disebut kritik sejarah. Sejarah SMA/SMK K - 1 82 Semua sumber mempunyai aspek ekstern dan aspek intern, oleh karena itu kritik sejarah bisa dibedakan menjadi kritik intern dan kritik ekstern. Kritik ekstern bertugas mempermasalahkan kesejatian bahan atau mempersoalkan apakah sumber itu merupakan sumber sejati yang dibutuhkan. Kritik intern bertugas mem-permasalahkan kesejatian isi atau bertalian dengan persoalan: apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Kritik ekstern terutama bertujuan menjawab tiga pertanyaan pokok yang menyangkut sumber. 1. Apakah sumber itu memang sumber yang kita kehendaki, di mana sejarawan ingin mengetahui /meyakinkan diri apakah sumber itu asli atau palsu. 2. Apakah sumber itu sesuai dengan aslinya atau tiruan, yang mana terutama menyangkut sumber-sumber kuno di mana satu-satunya cara untuk memperbanyak atau mengabadikan naskah adalah dengan menyalin. Dalam menyalin inilah ada kemungkinan terjadi perubahan dari dokumen aslinya. 3. Apakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah. Ini menyangkut utuh atau tidaknya sumber, artinya mempertanyakan kondisi fisik sumber (rusak, retak, robek, dll.) (Notosusanto, 1971: 20; Widja, 1988: 21-22). Kritik intern mulai bekerja setelah kritik ekstern selesai menentukan, bahwa dokumen yang kita hadapi memang dokumen yang kita cari. Kritik intern harus membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh suatu sumber memang dapat dipercaya. Buktinya diperoleh dengan cara: (1) penilaian intrinsik daripada sumber-sumber; (2) membanding-bandingkan kesaksian daripada berbagai sumber (Notosusanto, 1971:43). Penilaian intrinsik sumber dilakukan dengan dua cara, yakni menentukan sifat sumber dan menyoroti pengarang atau pembuat sumber. Harus dapat diidentifikasi suatu sumber apakah bersifat rahasia atau tidak, bersifat sakral atau profan. Pengarang atau pembuat adalah orang yang memberikan informasi mengenai masa lampau melalui bukti yang sampai kepada kita. Untuk itu, harus mempunyai kepastian bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk memastikan kesaksian dari pengarang atau pembuat dilakukan dengan mengajukan dua pertanyaan. Pertama, apakah ia mampu untuk memberikan kesaksian? Kemampuan ini antara lain berdasarkan kehadirannya pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Kemampuan itu bergantung pula pada keahliannya, karena, misalnya, keterangan seorang prajurit mengenai Sejarah SMA/SMK K - 1 83 jalannya sebuah rapat staf divisi, tentu perlu disangsikan nilainya. Kedua, apakah ia mau memberikan kesaksian yang benar? Ini menyangkut kepentingan si pengarang atau pembuat terhadap peristiwa itu. Harus diketahui, apakah ia mempunyai alasan untuk menutup-nutupi sesuatu peristiwa atau untuk melebihlebihkannya. Proses kedua daripada kritik intern, yaitu membanding-bandingkan kesaksian berbagai sumber. Hal ini dilakukan dengan “menjejerkan” kesaksian dari sumber-sumber. Untuk itu proses ini dapat dianalogkan dengan upaya seorang hakim di pengadilan dalam memeriksa saksi-saksi. Akan tetapi, sejarawan bukan sebagai hakim semata, ia juga sebagai jaksa dan pembela sekaligus. 3. Interpretasi Interpretasi atau penafsiran sejarah adalah kegiatan mensintesakan faktafakta yang diperoleh dari analisis sumber. Analisis sendiri berarti menguraikan, sedangkan sintesis berarti menyatukan. Dalam melakukan interpretasi keduanya tidak dapat dipisahkan. Sintesis adalah upaya menyusun/menyatukan sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama teori-teori disusunlah fakta-fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh (Abdurrahman, 1999: 64). Seperti dicontohkan Kuntowijoyo (1995) sebagai berikut. Fakta pertempuran Fakta rapat-rapat Fakta mobilisasi massa Fakta penggantian pejabat Fakta pembunuhan Fakta orang-orang mengungsi Fakta penurunan dan pengibaran bendera. Dari fakta-fakta itu kemudian muncul interpretasi bahwa telah terjadi revolusi. Dengan demikian pernyataan revolusi merupakan interpretasi peneliti setelah fakta-fakta dikelompokkan menjadi satu. Kemampuan untuk melakukan sintesis hanyalah mungkin kalau peneliti mempunyai konsep, yang diperolehnya dari pembacaan, dan karena itu pula interpretasi atas data yang sama sekalipun memungkinkan hasilnya bisa beragam (Abdurrahman, 1999: 64). Sejarah SMA/SMK K - 1 84 Walsh (1970) mengungkapkan, bahwa ada empat faktor yang melatarbelakangi perbedaan interpretasi sejarawan. Pertama, kecenderungan pribadi (personal bias), yaitu rasa suka atau tidak suka terhadap pelaku sejarah. Tentu banyak hal yang menyebabkan sejarawan atau siapa saja yang terlatih melakukan studi sejarah untuk menyukai atau tidak suka terhadap pelaku sejarah. Baik secara individu maupun kelompok. Idealnya sejarawan bebas dari kecenderungan pribadi, sehingga ia mampu menempatkan diri untuk mengambil jarak yang dapat membawanya pada sikap netral. Sikap yang tidak menyukai pelaku sejarah menyebabkan sejarawan mempunyai pertimbangan yang tidak memuaskan pada pelaku sejarah atau pada konstelasi zaman pada waktu itu. Kalau ini terjadi berarti sejarawan tidak bisa mengendalikan perasaan dan sikap semacam itu seharusnya tidak perlu dimasukkan dalam karya sejarahnya. Apabila seorang sejarawan telah terjebak pada rasa kagum pada pelaku sejarah tertentu, akibatnya ia akan membuat kisah sejarah terpusat pada ide-ide dan tindakan tokoh pujaannya, yang ia gambarkan sebagai faktor yang menentukan bagi konstelasi zaman pada waktu itu. Sebaliknya ahli sejarah yang lain kebetulan mempunyai perasaan anti pati yang kuat pada pelaku sejarah yang sama, maka dalam kisah sejarah yang kedua ini pelaku sejarah dilukiskan negatif, penuh ketidaksetiaan atau jahat atau tidak efektif. Kedua, prasangka kelompok (group prejudice), yaitu anggapan-anggapan yang berkaitan dengan masuknya seorang ahli sejarah menjadi anggota dari suatu golongan atau kelompok tertentu. Perlu diperhatikan dalam hal ini adalah pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat oleh sejarawan yang menjadi anggota atau simpatisan kelompok tertentu sulit dideteksi, karena pandanganpandangan kelompok itu telah diusahakan untuk diberi landasan-landasan rasional, sehingga menampilkan prasangka kelompok tertentu pada suatu karya sejarah dianggap sama saja dengan menampilkan keyakinan rasional. Pada beberapa hal prasangka kelompok mempunyai persamaan dengan kecenderungan pribadi, tetapi ada perbedaan. Kecenderungan pribadi banyak bergantung pada selera individu, tetapi prasangka kelompok dapat berasal dari watak/karakter/ideologi kelompok. Jadi di sini bukan masalah kecenderungan lagi melainkan masalah prinsip. Ketiga, teori teori yang saling bertentangan atas dasar penafsiran sejarah atau penafsiran berlainan tentang fakta sejarah (conflicting theories of historical Sejarah SMA/SMK K - 1 85 interpretation), yaitu tafsiran yang berlainan mengenai apa yang sesungguhnya yang paling besar pengaruhnya terhadap terjadinya suatu peristiwa, dalam hal ini patut diperhatikan bahwa ada teori yang telah diterima secara universal, karena teori penafsiran telah mendapat pengakuan di antara para ahli, di mana teori tersebut dianggap konklusi empiris yang tersusun di atas dasar yang kokoh dan didahului oleh penelitian-penelitian mendalam terhadap fakta-fakta dalam perkembangan sejarah. Namun demikian, masih saja terdapat kemungkinan bagi melihatnya unsur subjektivitas pada teori penafsiran ini, karena pada kenyataan tidak jarang suatu teori diberi kepercayaan yang berlebih-lebihan oleh seorang sejararawan, sampai-sampai cenderung untuk mempertahankan walaupun ia berhadapan dengan bahan bukti yang menolak teorinya. Terhadap teori-teori yang saling bertentangan atas dasar penafsiran sejarah ini harus lebih hati-hati, sebab terhadap kecenderungan pribadi dan prasangka kelompok masih ada kemungkinan besar untuk mengatasinya dengan cara menekan kepentingan pribadi atau kelompok tersebut. Akan tetapi, tidak mungkin menganjurkan pada sejarawan untuk melepaskan semua teori-teori penafsiran, karena memang diperlukan bekal latar belakang teori dalam rangka menjelaskan suatu peristiwa. Keempat, pandangan filsafat yang berbeda (underlying philosophical conflicts), yaitu perbedaan dalam keyakinan moral dan metafisis. Keyakinan moral berarti penilaian-penilaian yang diberikan oleh sejarawan ke dalam pengertian mereka tentang masa lampau. Sedang pengertian metafisis merupakan pengertian teoretis tentang hakikat manusia dari tempatnya di dalam alam semesta dengan mana penilaian itu dihubungkan. Kedua-keduanya saling terikat erat walaupun pendukung-pendukungnya tidak menyadarinya secara terbuka (Widja, 1988:44). Sejarawan mengkaji masa lampau dengan ide-ide filosofisnya dan dengan sendirinya ini menentukan cara mereka menafsirkan masa lampau tersebut, sehingga menghasilkan penafsiran sejarah yang berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan-perbedaan pandangan filsafatnya. Jadi masalahnya di sini ialah apabila mau menghilangkan/menekan pandangan filsafat yang berbeda-beda berarti sama dengan menghilangkan perbedaan-perbedaan filosofis itu sendiri, sesuatu yang sulit dibayangkan dalam hubungannya dengan karya sejarah. Sejarah SMA/SMK K - 1 86 Berkaitan dengan subjektivitas dan objektivitas dalam sejarah, Poespoprodjo (1987) mengingatkan, bahwa subjektivitas mempunyai pengertian lain dan tidak selalu negatif, berbeda dengan subjektivistik dan subjektivisme. Subjektivitas adalah hal-hal yang berhubungan dengan subjek dan halal hukumnya. Subjektivistik lebih mengarah pada segala sesuatu yang diserahkan pada kesewenangan subjek, sedang subjektivisme berarti objek dipandang sebagai suatu kreasi (tidak dipandang sebagaimana mestinya). Dalam hal ini objek seharusnya dipandang dengan kacamata totalitas akal budi. Pada taraf yang ideal seorang sejarawan seharusnya tidak dihinggapi subjektivistik ataupun subjektivisme. Walaupun sejarah tidak mungkin objektif (menurut kriteria objektif mutlak), tetapi penulisan sejarah didasarkan atas aturan atau metodologi yang menjamin keobjektifannya. Ilmu sejarah mengembangkan ceritera tersendiri untuk mengukur sejauh mana pengkajiannya dinyatakan berhasil dan sejauh mana pengkajian itu gagal mencapai tujuannya. Selanjutnya perlu disadari bahwa objektivitas yang berlebihan, khususnya bila maksudnya tidak pada kejujuran biasa atau keengganan menyatakan pendapat yang tegas, tidak diinginkan dalam sejarah. Dengan kata lain, pengetahuan tentang masa lampau tidak bertambah, apabila sejarahnya ditulis secara ragu-ragu (Frederik dan Soeroto, 1982) . Upaya sejarawan untuk menampil-kan pelaku sejarah secara jujur dan terbuka makin jauh dari objektif dan kemungkin-an akan menimbulkan kekacauan secara politis maupun ilmiah. Kalau sejarah tidak mungkin objektif secara mutlak, lantas bagaimana cara-nya untuk menghindari subjektivitas berlebihan dan agar sejarawan tidak terjebak dalam subjektivististik dan subjektivisme? Untuk itu Poespoprodjo (1987) menyaran-kan agar: (1) sejarawan terus menerus belajar agar kapasitas intelektualnya bertambah kaya. Luasnya bidang yang digarap sejarawan, jika sejarawan tidak peka terhadap bermacam ragam hal yang berasal dari berbagai bidang sektor kehidupan, maka sejarah akan menyedihkan; (2) sejarawan harus selalu memperhatikan kelengkapan kejiwaannya, hal ini penting agar sejarawan tidak (a) dipermainkan oleh prasangka, (b) dibutakan oleh konsepsi, (c) diperbudak oleh kesewanangan. Sutrasno (1975) berpendapat hampir sama, yaitu (1) sejarawan harus mengakui dengan terus terang segala kekurangan dan segala kemungkinan sifat Sejarah SMA/SMK K - 1 87 subjektif dari penulisan tersebut; (2) dengan demikian pembaca dapat meneropong dan mempelajari lebih objektif. 4. Historiografi Historiografi berasal dari history (sejarah) dan graphy (melukiskan, mencitra, menggambarkan). Historiografi berarti melukiskan atau menggambarkan sejarah atau pengertian yang lebih umum adalah penulisan sejarah. Penulisan sejarah adalah usaha merekonstruksi masa lampau untuk menjawab pertanyaan pokok yang terlebih dahulu dirumuskan. Penulisan tanpa adanya penelitian tidak lebih dari rekonstruksi tanpa pembuktian. Abdullah (1985:xv) menyatakan, bahwa penulisan adalah puncak segala-galanya. Sebab apa yang dituliskan itulah sejarah, yaitu histoire-recite (sejarah sebagaimana dikisahkan) yang mencoba menangkap dan memahami histoire-realite (sejarah sebagaimana terjadinya). Hasil pengerjaan sejarah yang akademis atau kritis berusaha sejauh mungkin mencari kebenaran historis dari setiap fakta. Model penulisan sejarah dapat menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama, yaitu pendekatan diakronik (memanjang dalam waktu) dan sinkronik (meluas dalam ruang) (Kuntowijoyo, 1995:115). Karya-karya sejarah pada galibnya menggunakan pendekatan diakronik atau dengan kata lain bersifat kronologis (urut waktu). Namun, pendekatan sinkronik juga bisa digunakan dalam penulisan sejarah. Contoh karya sejarah dengan pendekatan sinkronik, yaitu Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura (1850 – 1940) oleh Kuntowijoyo. Dalam melakukan pemaparan, penulis sejarah sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut. 1. Memiliki kemampuan mengungkapkan dengan menggunakan bahasa secara baik. Misalnya, memperhatikan aturan atau pedoman bahasa Indonesia yang baik dan memilih kata serta gaya bahasa yang tepat untuk mengungkapkan maksud. 2. Terpenuhinya kesatuan sejarah, yakni suatu penulisan sejarah disadari sebagai bagian dari sejarah yang lebih umum. 3. Diperlukan pola penulisan atau sistematika penyusunan dan pembahasan agar mudah diikuti secara jelas oleh pemikiran pembaca. Sejarah SMA/SMK K - 1 88 4. Pemaparan harus argumentatif, artinya usaha peneliti dalam mengerahkan ide-idenya dalam merekonstruksi masa lampau didasarkan bukti-bukti terseleksi, bukti yang cukup lengkap, dan detail fakta yang akurat (Hasan Usman dalam Abdurrahman, 1999: 67-68). Menurut Kartodirdjo (1992: 60-62) penulisan sejarah harus mengikuti beberapa prinsip sebagai berikut. 1. Kejadian-kejadian diceritakan dalam urutan kronologis, dari awal sampai akhir. 2. Dari kelompok fakta (peristiwa) perlu ada penentuan fakta kausal (penyebab), fakta (peristiwa), dan fakta akibat. Sering ada juga multikausalitas atau kondisi-kondisi dari situasi yang menciptakan “kemasakan” situasi bagi terjadinya peristiwa. 3. Bila uraian berupa deskriptif-naratif, maka perlu ada proses serialisasi, ialah mengurutkan peristiwa-peristiwa berdasarkan prinsip di atas. 4. Dua peristiwa atau lebih yang terjadi secara simultan (bersama) sudah barang tentu dituturkan secara terpisah. 5. Apabila satu peristiwa sangat kompleks, terjadi atas banyak kejadian kecil, maka perlu diseleksi mana yang perlu disoroti karena dipandang penting. 6. Unit waktu dan unit ruang dapat dibagi-bagi atas sub-unit tanpa menghilangkan kaitannya atau dalam kerangka umum suasana terjadinya. 7. Untuk memberi struktur kepada waktu, maka perlu dilakukan priodisasi (pembabakan) waktu berdasarkan kriteria tertentu, seperti ciri-ciri khas yang ada pada periode tertentu. 8. Suatu peristiwa dengan lingkup waktu dan ruang yang cukup besar sering memerlukan pembabakan atas episode-episode, seperti: gerakan sosial, mengalami masa awal penuh dengan keresahan sosial, munculnya pemimpin dan ideologi, masa akselerasi konflik, konfrontasi, dan masa reda. 9. Perkembangan ekonomi sering memperlihatkan garis pasang-surut, semacam gelombang yang lazim disebut konjungtur. Di samping itu, perubahan sosial makan waktu lebih lama sebelum tampak jelas perubahan strukturalnya. Perubahan yang radikal, total, dan mendesak lebih tepat disebut revolusi. Perkembangan historis mempunyai iramanya sendiri, secara esensial berbeda dengan perkembangan evolusioner menurut teori evolusi. Sejarah SMA/SMK K - 1 89 10.Dalam perkembangan metodologi sejarah mutakhir ternyata pengkajian sejarah tidak lagi semata-mata membuat deskriptif-naratif, tetapi lebih banyak menyusun deskrispsi analisis. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami Pengantar Ilmu Sejarah, Anda perlu membaca secara cermat modul ini. Gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan. Perhatikan dan dengarkan dengan cermat penjelasan pemateri dan tulis apa yang dirasa penting. Silakan berrbagi pengalaman dengan cara menganalisa, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif, dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup: 1. Aktivitas individu a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah / kasus pada setiap kegiatan belajar. Dan menyimpulkannya c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas Kelompok a. Mendiskusikan materi pelatihan b. Bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. Menyelesaikan masalah/kasus E. LATIHAN LK 1 Diskusikan beberapa permasalahan berikut ini 1. Setelah mempelajari Pengantar Ilmu Sejarah, buatkan peta konsep ilmu sejarah! 2. Sejarah memiliki kegunaan rekreatif. Jelaskan maksud pernyataan tersebut dan beri contoh untuk menguatkan pemahaman! 3. Sebutkan tiga hal yang terkait dengan kritik ekstern terhadap sumber sejarah! Sejarah SMA/SMK K - 1 90 LK 2 Untuk mengetahui pemahaman anda dan implementasi kajianPengantar Ilmu Sejarah, kerjakan soal berikut! 1. Dalam perjalanan revolusi fisik, seringkali di buku sejarah terdapat dua istilah yang terdengar kontradiktif. Yang pertama adalah Pemberontakan Supriyadi di Blitar (1945) dan yang kedua Radio Pemberontak Republik Indonesia sebagai nama Radio pengobar semangat Bung Tomo pada Peristiwa 10 Nopember di Surabaya. Adakah perbedaan arti dari keduanya? Dan Menurut Bapak/Ibu tepat kah penggunaan istilah itu? Berikan alasan untuk memperkuat jawaban. Karena konotasi pemberontak identik dengan hal negatif. . 2. Bagaimana sikap yang harus diambil untuk meng-counter historiografi yang miring terhadap sejarah Indonesia. Sekaligus menumbuhkan kebangggaan nasionalisme di kalangan siswa. Sebagai contoh kasus; tanpa ada Daendels maka tidak akan ada jalan Anyer – Panarukan. Diponegoro di bacaan buku sejarah Belanda dilabel seorang Rebel (Pemberontak), Indonesia merdeka tahun 1949 (versi Belanda). 3. Pada historiografi tradisional kita seringkali disuguhi beberapa hal bertolak belakang. Contoh penokohan Ken Arok (Ranggah Rajasa) dalam Pararaton akan diceritakan sisi gelapnya dibandingkan dalam Negarakretagama. Bagaimana strategi Bapak/Ibu untuk menjelaskan jika ada siswa yang bertanya tentang hal itu berdasar kritik sumber! F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini; 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Pengantar Ilmu Sejarah? 2. Makna penting apakah yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi Pengantar Ilmu Sejarah? 3. Apa manfaat materiPengantar Ilmu Sejarah terhadap tugas Bapak/Ibu di sekolah? Sejarah SMA/SMK K - 1 91 4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul di atas, apakah yang Bapak/Ibu lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan dengan materiPengantar Ilmu Sejarah di sekolah/madrasah Bapak/Ibu bertugas? G. RANGKUMAN Bangunan keilmuan sejarah ditopang beberapa konsep, mulai waktu, ruang, manusia, peristiwa, einmaliq (tak berulang) dan kausalitas maka akan mudah seseorang mudah membuat definisi sejarah. Maka sebaiknya guru tidak mengharuskan siswa menghafal definisi, menyebut angka tahun peristiwa. Namun akan lebih bermakna bila mampu merekonstruksi serpihan berdasar evidensi yang ada. Dimensi sejarah dapat menyentuh matra sebagai ilmu, peristiwa, dan kisah. Bila sebagai ilmu maka sejarah telah memenuhi syarat: yaitu memiliki objek, Tujuan, Metode, Kegunaan, Sistematika, Kebenaran, Generalisasi, dan prediksi. Sejarah sebagai seni akan memiliki nilai unik yang memerlukan intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa. Sejarah sebagai peristiwa menunjukkan benar-benar terjadi, dan melebur pada masa itu. Dan tak terulang kembali. Benar-benar terjadi karena meninggalkan jejak. Bila mengalami proses analisa diberi intrepretasi kemudian akan menjadi kisah sejarah. Klasifikasi sumber sejarah akan dijabarkan menjadi sumber sejarah yang 1) sengaja, atau tidak sengaja ditinggalkan. Ada juga 2) sumber langsung dan tidak langsung. 3) Sumber historis maupun non historis, 4) sumber tertulis, lisan, benda, rekaman 5) Sumber primer, sekunder, tersier, Aktivitas manusia yang beragam yang melebur pada waktu dan ruang perlu disederhanakan pengkajian. Tidak lain untuk memudahkan pemahaman per bagian dalam bentuk periodisasi. Kriteria yang diambil sebagai dasar dapat diklasifikasikan melalui kronologis, dinasti, integrasi, ketatanegaraan, ekonomi, agama. Acuan kriteria yang ideal haruslah menganut prinsip; 1) diiringi waktu 2) menggunakan tahun bulat atau abad 3) penggunaan kriteria secara konsisten. Sejarah SMA/SMK K - 1 92 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik dan Abdurrachman Surjomihardjo. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi. Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia. Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logis Wacana Ilmu. Ali, R. Moh. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: LKiS. Frederick, William H. dan Soeri Soeroto. 1982. Pemahaman Sejarah Indonesia. Sebelum dan Sesudah Revolusi. Jakarta: LP3ES. Gazalba, Sidi. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara. Hariyono. 1998. Mempelajari Sejarah Secara Efektif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Notosusanto, Nugroho. 1971. Norma-norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah. Jakarta: Pusat Sejarah ABRI. Poespoprodjo, W. 1987. Subjektivitas Dalam Historiografi. Bandung: Remaja Karya. Sutrasno. 1975. Sejarah dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Pradnya Paramita. Widja, I.G. 1988. Pengantar Ilmu Sejarah. Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana. Sejarah SMA/SMK K - 1 93 KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 PRAAKSARA INDONESIA A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menjelaskan kehidupan masa Praaksara Indonesia dengan baik. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskankonsep periodesasi praaksara Indonesia 2. Menjelaskan keadaan lingkungan alam pada masa plestosen 3. Menjelaskan keadaan lingkungan alam kala holosen C. URAIAN MATERI Waktu tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda! Karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang selalu dibatasi oleh waktu. Apakah Anda mengetahui definisi tentang waktu? Berdasarkan kamus umum Bahasa Indonesia, waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perbuatan atau keadaan berlangsung atau berada. Dari definisi tersebut, tentu Anda dapat memahami bahwa, apabila membahas tentang waktu sebagai suatu rangkaian saat ketika proses berlangsung, maka berarti yang dibahas adalah suatu peristiwa atau kejadian yang lalu atau yang akan datang. Peristiwa masa lalu itu sangat luas, peristiwa masa lalu yang tidak menyangkut manusia itu bukan sejarah. Karena sejarah mengkaji tentang peristiwa masa lalu manusia tetapi tidak secara eseluruhan. Dan sejarah hanya mengurusi manusia masa kini. Untuk itu sejarah disebut sebagai ilmu tentang manusia. Di samping pengertian di atas, karena manusia pembentuk masyarakat. Masyarakat yang dikaji oleh sejarah adalah masyarakat dari segi waktu. Untuk itu sejarah juga disebut sebagai ilmu tentang waktu. Dengan demikian pengertian sejarah beraneka ragam. Sejarah pada hakekatnya dibatasi oleh dua pengertian yaitu sejarah dalam arti subyektif dan sejarah dalam arti obyektif. Sejarah dalam arti subyektif Sejarah SMA/SMK K - 1 94 adalah bangunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian atau cerita, maka memuat unsur-unsur dan isi penulis atau pengarang (subyek). Sedangkan sejarah dalam arti obyektif menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri atau keseluruhan pada proses peristiwa atau kejadian berlangsung terlepas dari unsur-unsur subyek seperti pengamat atau pencerita. Periodisasi/pembabakan waktu sejarah Indonesia menurut Dr. Kuntowijoyo dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, dibagi menjadi 4 periode, yaitu: zaman prasejarah, zaman kuno, zaman Islam, dan zaman modern. Tetapi secara graris besar periodisasi sejarah dibagi menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah. Untuk lebih jelasnya bagaimana hubungan antara zaman prasejarah dan zaman sejarah, maka silahkan Anda perhatikan gambar berikut ini. Zaman Prasejarah Zaman Sejarah Mulai ada tulisan Sekarang Zaman sejarah Gambar 5.1. Alur Sejarah Indonesia Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman prasejarah yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka zaman tidak adanya tulisan. Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir + tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000 bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Sejarah SMA/SMK K - 1 95 1. Periodesasi Pra -Aksara Pra-Aksara Indonesiamerupakan bagian awal dari sejarah kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu dengan mempelajari Pra-Aksara Indonesia diharapkan dapat mengerti dan memahami awal pertumbuhan kebudayaan bangsa Indonesia, terutama pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Pra-Aksara Indonesia dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat masa kini. Selama ini terminologi Pra-Aksara Indonesia dipandang dalam pengertian yang terbatas. Padahal pengertian Pra-Aksara Indonesia tidak hanya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia sejak saat hadirnya hominid yang pertama pada kala plestosen hingga saat manusia telah mengenal tulisan pertama pada sekitar abad 4-5 M. Dalam perkembangannya materi Pra-Aksara Indonesia ditambah dengan data-data etnoarkeologi terutama aspek tradisi Pra-Aksara yang masih bertahan dan berkembang hingga masa sekarang. Pengetahuan tentang Pra-Aksara disistematisasikan berdasarkan bahan-bahan yang diperoleh selama ini. Beberapa pandangan tentang perkembangan kehidupan manusia Pra-Aksara telah diungkapkan oleh para pakar sejalan dengan ditemukannya banyak data arkeologi, khususnya bukti kehidupan Pra-Aksara, muncul berbagai masalah yang perlu dipecahkan. Salah satu masalah yang sering menjadi kancah perdebatan para ahli adalah tentang konsep periodesasi Pra-Aksara. Seperti diketahui periodesasi PraAksara merupakan sarana penting untuk memahami kehidupan Pra-Aksara. Dengan periodesasi tersebut diharapkan kehidupan Pra-Aksara dapat dijelaskan dalam dimensi ruang dan waktu. Beberapa model periodesasi PraAksara telah disusun para ahli berdasarkan konsep tertentu. a. Model Teknologi Pembentukan periodesasi Pra-Aksara pertama kali dikemukakan oleh C.J. Thomsen dari Denmark pada tahun 1836. gagasan Thomsen ini disebut sistem tiga zaman (three age system) ysng membagi zaman Pra-Aksara menjadi: zaman batu, penerapannya kemudian zaman perunggu, dan zaman besi. Dalam sistem Thomsen dikembangkan menjadi sistem empat zaman dimana zaman batu dibagi menjadi zaman batu tua (paleolitik) dan zaman batu baru (neolitik). Akhirnya tesusunlah sistem lima zaman yang Sejarah SMA/SMK K - 1 96 meliputi: paleolitik, mesolitik, neolitik, perunggu, dan besi. Contoh kerangka semacam ini telah disusun oleh G.C. McCurdy pada tahun 1925. Sistem pembagian zaman Pra-Aksara di Eropa Barat ini kemudian dikenal sebagai model teknologi yang terutama menaruh perhatian pada perkembangan teknik pembuatan alat kerja manusia. Setiap tingkat perkembangan ditandai oleh terciptanya alat dengan bentuk dan bahan pembuatan tertentu. Model teknologi diterapkan di Indonesia atas prakarsa P.V.van Stein Callenfels (1934) dan dilanjutkan van der Hoop (1938), R von Heine Geldern (1945), dan akhirnya dimantapkan oleh H.R. van Heekeren (1955). Seperti halnya di Eropa, Pra-Aksara di Indonesia dibagi dalam beberapa tingkat teknologi yang memprioritaskan perkembangan kebudayaan material. Tingkat ini terdiri atas: paleolitik, mesolitik, neolitik, perunggu-besi (atau perunggu-besi digabung menjadi logam awal/paleometalik). Suatu tingkat khusus ditambahkan pada kronologi di Indonesia, yaitu tingkat megalitik. Tingkat ini diletakkan sejajar dengan neolitik dan paleometalik. b. Model Sosial-Ekonomi Model ini menitikberatkan pada problema sosial dan ekonomi yang akan dipecahkan melalui data Pra-Aksara. Suatu pendekatan yang memfokuskan pada kehidupan ekonomi telah dikemukakan oleh J.C.D. Clark tahun 1952. sementara itu pendekatan sosio-struktural telah dilakukan oleh v. Gordon Childe pada tahun 1958. fokus diletakkan pada kemajuan teknologi dan sosial masyarakat Pra-Aksara Eropa. Kemajuan sosial ini ditandai dengan adanya Revolusi Neolitik dan Revolusi Perkotaan. Cara pendekatan sosial-ekonomi ini disebut juga dengan model mata pencaharian hidup (subsistence model) yang membagi tingkat hidup menjadi berburu dan mengumpul makanan disusul oleh hidup bercocok tanam. Model inilah yang kemudian diluncurkan R.P. Soejono pada tahun 1970 sebagai model periodesasi Pra-Aksara Indonesia yang tersusun menjadi: masa berburu dan mengumpul makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpul makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Penerapan model sosial-ekonomi seringkali dilengkapi dengan makna perkembangan teknologi. Sejarah SMA/SMK K - 1 97 2. LINGKUNGAN ALAM Aspek lingkungan merupakan salah satu unsur penting pembentuk suatu budaya masyarakat. Oleh karena itu untuk mengetahui kehidupan manusia Pra-Aksara Indonesia tidak dapat terlepas dari kondisi bentang alam dimana manusia Pra-Aksara melangsungkan kehidupanya. Seperti diketahui manusia masa Pra-Aksara masih sangat menggantungkan hidupnya pada alam, sehinga hubungan yang begitu dekat antara manusia dengan lingkungan membawa konsekuensi bahwa manusia harus senantiasa beradaptasi dengan lingkungan yang ditempati. Sejak bumi ini terbentuk, keadaan lingkungan di bumi telah mengalami perubahan sehingga menjadi keadaan lingkungan seperti yang terlihat sekarang ini. Pada zaman kuarter yang terbagi atas kala plestosen dan holosen telah terjadi beberapa kali perubahan iklim. Sejak awal kehadiran manusia plestosen di muka bumi ini senantiasa diikuti oleh peristiwa alam yang tentu saja berpengaruh terhadap ekologi manusia Pra-Aksara yang menghuni pada kala tersebut. a. Lingkungan Alam Kala Plestosen Kala plestosen merupakan bagian masa geologi yang paling muda dan paling singkat. Akan tetapi bagi sejarah kehidupan manusia, kala ini merupakan masa yang paling tua dan terpanjang yang dilalui manusia. Kala Plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu (Soejono 1984). Pada kala ini telah terjadi beberapa kali perubahan iklim. Secara umum pada masa itu terjadi glasiasi (jaman es), dimana suhu bumi turun dan glester meluas di permukaan bumi. Pada kala plestosen terjadi 4 kali masa glasial yang diselingi 3 kali masa interglasial dimana suhu bumi naik kembali (Bemmelen 1949). Pada saat itu didaerah dekat kutub terjadi pengesan, dan di daerah tropis yang tidak kena pengaruh pelebaran es keadaannya lembab, termasuk Indonesia terjadi musim hujan (pluvial) dan pada waktu suhu naik terjadi musim kering atau antarpluvial. Selain terjadi perubahan iklim, pada kala Plestosen juga ditandai dengan gerakan berasal dari dalam bumi (endogen) seperti gerakan pengangkatan (orogenesa) yang menyebabkan munculnya daratan baru, Sejarah SMA/SMK K - 1 98 kegiatan gunung berapi (vulkanisme), serta gerakan dari luar bumi (eksogen) seperti pengikisan (erosi), turun naiknya permukaan air laut, serta timbul tenggelamnya sungai dan danau. Berbagai peristiwa alam tersebut dapat menyebabkan perubahan bentuk muka bumi. Pada kala plestosen ini bagian barat kepulauan Indonesia berhubungan dengan daratan Asia Tenggara sebagai akibat dari turunnya muka air laut. Sementara itu kepulauan Indonesia bagian timur berhubungan dengan daratan Australia. Daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia Tenggara disebut daratan Sunda (di masa antarglasial merupakan paparan Sunda atau Sunda shelf), dan daratan yang menghubungkan Papua dengan Australia disebut daratan Sahul (di masa antarglasial merupakan paparan Sahula atau Sahulshelf). Semua peristiwa alam tersebut di atas langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi cara hidup manusia. Fosil-fosil manusia yang pernah ditemukan di Indonesia diketahui berdasarkan susunan lapisan tanah. Berdasarkan hasil penelitian terhadap susunan lapisan tanah dan batuan menunjukkan bahwa kronologi plestosen di Jawa dibagi atas 3 bagian, dari tua ke yang muda ialah pestosen bawah, plestosen tengah dan plestosen atas (Heekeren 1972). Endapan plestosen bawah terkenal dengan formasi Pucangan, plestosen tengah disebut formasi Kabuh, dan plestosen atas dikenal sebagai formasi Notopuro. Masing-masing formasi tersebut menunjukkan adanya jenis-jenis fauna tertentu. Formasi Pucangan ditemukan fauna Jetis. Formasi Kabuh mengandung temuan fauna Trinil. Sedangkan formasi Notopuro dijumpai fauna Ngandong (Soejono 1984). b. Lingkungan Alam Kala Holosen Kala holosen berlangsung kira-kira antara 10.000 tahun yang lalu hingga sekarang. Pada kala ini kegiatan gunung api, gerakan pengangkatan, dan pelipatan masih berlangsung terus. Sekalipun pengendapan sungai dan letusan gunung api masih terus membentuk endapan aluvial, bentuk topografi kepulauan Indonesia tidak banyak berbeda dengan topografi sekarang. Perubahan penting yang terjadi pada awal kala holosen adalah berubahnya iklim. Berakhirnya masa glasial Wurm kira-kira 20.000 tahun yang Sejarah SMA/SMK K - 1 99 lalu menyebabkan berakhirnya musim dingin dan berakhir pula zaman es. Iklim kemudian menjadi panas dan terjadilah zaman panas dengan akibat semua daratan yang semula terbentuk karena turunnya muka air laut, kemudian tertutup kembali, termasuk paparan Sunda dan Sahul seperti dikenal sekarang. Pengaruh fenomena itu terhadap kehidupan di antaranya berupa terputusnya hubungan kepulauan Indonesia dari daratan Asia Tenggara dan Australia. Akibat terputusnya wilayah Indonesia dari daratan Asia dan Australia pada masa akhir masa glasial Wurm, terputus pula jalan hubungan hewan di wilayah tersebut. Hewan-hewan yang hidup di pulau-pulau kecil kemudian hidup terasing, dan terpaksa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, dan beberapa diantaranya kemudian mengalami evolusi lokal. Perbedaan unik yang terdapat di antara fauna vertebrata di wilayah tersebut menyebabkan disarankannya oleh para ahli tentang adanya garis-garis yang memisahkan berbagai keompok fauna veterbrata, yaitu kelompok yang mirip dengan fauna daratan Australia. Garis pemisah fauna tersebut adalah garis Wallace, garis Weber, dan garis Huxley. Pada kala Holosen, iklim di daerah tropik dan di Indonesia khususnya telah menunjukkan persamaan dengan iklim sekarang. Iklim sekarang ini merupakan tingkat awal dari masa glasial dan pluvial kelima. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami materi Praaksara Indonesia, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat Sejarah SMA/SMK K - 1 100 b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK 1 Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Jelaskan konsep periodesasi dalam masa praaksara! 2. Jelaskan keadaan alam Indonesia pada masa plestosen! 3. Bagaimana awal munculnya kehidupan pada masa plestosen tersebut! 4. Jelaskan keadaan alam Indonesia pada masa holosen! F. RANGKUMAN Mencermati perkembangan Pra-Aksara pada umumnya terdapat tiga faktor yang saling berkaitan yaitu alam, manusia, dan kebudayaan. Oleh karena itu untuk mendapatkan penjelasan tentang kehidupan manusia masa Pra-Aksara maka perlu mengintegrasikan antara lingkungan alam, tinggalan manusia, dan tinggalan budayanya. Keadaan alam Indonesia pada masa Plestosin masih terjadi Kurang lebih 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu. Terjadi glasiasi yang menyebabkan perubahan bentuk bumi. Di Indonesia, bagian barat kepulauan Indonesia berhubungan dengan daratan Asia Tenggara (Sunda shelf), bagian timur berhubungan dengan Australia (Sahul shelf). Keadaan alam Indonesia pada masa holosin terjadi 10 ribu tahun yang lalu. Pada masa holosin merupakan akhir masa glasial, bentuk topografi kepulauan Indonesia tidak banyak berbeda dengan sekarang. Terputusnya wilayah Indonesia dari daratan Asia dan Australia. Sejarah SMA/SMK K - 1 101 G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Praaksara Indonesia? 2. Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi Praaksara Indonesia? 3. Apa manfaat materi Praaksara Indonesia terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? 4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan dengan materi Praaksara Indonesia di sekolah/madrasah ditempat Bapak/Ibu bertugas? H. KUNCI JAWABAN Jawaban Pilihan Ganda 1. A 2. A 3. B 4. C 5. B Sejarah SMA/SMK K - 1 102 DAFTAR PUSTAKA Bemmelen, R. W. van (Reinout Willem van). 1949. The Geology of Indonesia; 2nd ed. The Hague : Martinus Nijhoff, 1970 Reprint. Originally published The Hague: Govt. Printer, 1949. Heekeren, H.R. Van. 1955. Prehistoric Life In Indonesia. Djakarta: Soeroengan. Soejono, R. P. 1976. Tinjauan Tentang Pengkerangkaan Prasejarah Indonesia. Jakarta: Proyek Pelita Pembinaan Kepurbakalaan dan Peninggalan Nasional. Soekmono.1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia; Volume 1.Jakarta: Yayasan Kanisius. Sejarah SMA/SMK K - 1 103 KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 SEJARAH HINDU-BUDDHA DI INDONESIA A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat peserta diklat dapat memahami sejarah Hindu-Buddha di Indonesia secara kronologis B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan Sejarah Hindu-Buddha di India 2. Menjelaskan teori masuk dan berkembanganya Hindu-Buddha di Indonesia C. URAIAN MATERI Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Pada abad 1 Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapiberalih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu Buddha ke Indonesia,tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Buddha atau kebudayaan India ke Indonesia. Sejarah SMA/SMK K - 1 104 Penemuan 7 buah prasasti Yupa dari Kutai di pinggir sungai Mahakam pada abad ke 4 Masehi dipandang sebagai tonggak penting dalam penulisan sejarah Indonesia (Indonesia kini). Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya sebuah wilayah di Indonesia terekam dalam sebuah sumber sejarah tertulis berupa prasasti. Meskipun tidak menyebutkan angka tahun namun berdasarkan perbandingan huruf yang dipakai (dalam hal ini pallawa) maka dapat ditentukan secara relatif usia prasasti tersebut, yaitu berkisar pada akhir abad ke IV M1. Penemuan ini sekaligus sebagai bukti bahwa pengaruh Hindu telah masuk ke Indonesia berdasarkan beberapa bukti terkait, yaitu terdapat beberapa nama raja yang menggunakan gelar berbau India bukan lagi nama lokal, penyebutan Dewa Ańsuman yang dikenal dalam agama Hindu. Selain itu diberitakan pula adanya upacara dengan menyebut tempat bernama Waprakeśwara yang dapat diidentikan sebagai tempat pemujaan terhadap Trimurti (Soemadio, 1994). Pengenalan beberapa unsur Hindu ini kemudian menjadi sebuah informasi penting bahwa agama dan kebudayaan Hindu sudah dikenal oleh masyarakat pada kisaran awal abad masehi. Bagaimana dengan agama Buddha?, Selama ini para ahli berkeyakinan bahwa agama Buddha pertama kali dikenal di Indonesia berdasarkan informasi dari prasasti Talang Tuo (684 M) yang dikeluarkan oleh Dapunta Hyaŋ Śrī Jayanāsa. Prasasti ini berisi pembuatan kebun Śrīksetra untuk kebaikan semua mahluk, dari doa-doa yang dituliskan dalam teks dikenali sebagai pujian dalam agama Buddha (Soemadio, 1994:56). Penemuan prasasti dari masa awal kerajaan Śrīwijaya ini dapat dipandang bahwa agama Buddha telah mulai berkembang di Indonesia. Selain itu, penemuan gugusan percandian di utara 1 Pertanggalan dalam prasasti dapat ditentukan baik secara absolut (pasti) maupun relatif (kisaran). Penentuan secara absolut didapatkan dari uraian pertanggalan yang tercantum secara eksplisit dalam teks prasasti tersebut. Beberapa prasasti hanya menyebutkan angka tahunnya saja, namun beberapa prasasti yang lain juga menyebutkan pertanggalan detil untuk bulan, minggu, hari dan bahkan jam ketika prasasti tersebut dikeluarkan. Ahli epigrafi memiliki kemampuan untuk dapat mengkonversi pertanggalan dari saka ke masehi. Penentuan relatif dilakukan dengan dua cara setelah tidak ditemukannya teks pertanggalannya. Cara yang pertama dengan melakukan perbandingan (analogi) dengan prasasti-prasasti yang sejaman dari segi bentuk huruf, gaya pemahatan, formula prasasti maupun nama pejabat yang tertera. Cara yang lain adalah dengan melakukan uji kimia terhadap bahan dasar prasasti tersebut, biasanya menggunakan bahan karbon (C14). 7 buah prasasti yūpa dari Kutai ini diketahui usia relatifnya setelah dilakukan perbandingan dengan beberapa prasasti berhuruf pallawa dari daerah India dan diduga kuat sejaman dengan akhir abad IV Masehi. Sejarah SMA/SMK K - 1 105 Karawang Jawa Barat telah memberikan arti penting mengenai penyebaran agama Buddha di Jawa yang dikenal sebagai situs percandian Batujaya2. Gugusan bangunan kuil dan kemungkinan pula biara Budhis telah menambah suatu upaya baru penafsiran terhadap perkembangan agama Buddha. Gugusan percandian yang sejaman dengan keberadaan kerajaan Tārumanāgara ini mungkin dapat menjadi landasan pemikiran bahwa agama Buddha juga telah berkembang pada masa-masa awal abad masehi hampir bersamaan dengan agama Hindu. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan bahwa pengaruh HinduBuddha ini sangat dominan dan kuat sehingga memunculkan pula sistem-sistem pemerintahan beserta bentuk kehidupan yang bercorak Hindu-Buddha. Tinggalan arkeologis dari masa ini begitu kayanya dan beberapa di antaranya dapat dikategorikan sebagai masterpiece karya manusia di dunia. Lombard (2000) mengatakan bahwa tanah di Indonesia terutama di Jawa mengandung dan masih akan terus mengeluarkan bukti-bukti warisan masa lampau yang menakjubkan3. Berbagai situs percandian dan benda-benda lain terus bermunculan baik yang terdata maupun tidak, bisa jadi beberapa diantaranya masih terkubur utuh di dalam tanah selain mungkin sebagian lainnya rusak akibat bencana alam dan perusakan oleh manusia. Di akhir masa ini terlihat bahwa berkembangnya perdagangan membawa pula pengaruh interaksi dengan pedagang asing yang juga membawa konsep dan keyakinan baru. Runtuhnya Śrīwijaya dan Majapahit memperlihatkan runtuhnya dominasi Hindu-Buddha dan memungkinkan munculnya kekuatan baru, dalam hal ini Islam naik ke panggung sejarah Indonesia. Masa transisi dan juga kemudian jauh sesudahnya ternyata tidak begitu saja menghilangkan 2 Situs ini terletak kurang lebih 30 km arah utara Karawang di tepi Ci Tarum kurang lebih 7 km dari muaranya. Gugusan ini terhampar di dua desa dengan sekitar lebih dari 10 gugus percandian. Telah dilakukan penggalian dan penelitian secara sistematis dan berkelanjutan oleh Puslitarkenas, EFEO dan Universitas Indonesia. Hasan Djafar dari Universitas Indonesia telah mengangkat situs ini sebagai bahan disertasi doktornya. Berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa gugusan ini berusia sangat panjang sejak awal abad ke VI hingga abad ke XII Masehi. 3 Penemuan-penemuan tak terduga dari berbagai daerah di Indonesia telah membuktikan betapa kaya peninggalan masa lampau dan tingginya penguasaan kemampuan teknologi leluhur pada masa lampau. Lombard bahkan mengatakan bahwa kebudayaan dan peradaban justru muncul di antara gunung-gunung berapi dan sungai besar yang justru sebenarnya dapat merusak peradaban tersebut, namun bukti-bukti arkeologis justru memperlihatkan bahwa peradaban muncul silih berganti dan semakin kompleks (Lombard, 2000). Sejarah SMA/SMK K - 1 106 pengaruh Hindu-Buddha dalam kebudayaan dan sistem kehidupan masa yang baru4. 1. Sejarah Singkat Agama Hindu-Buddha di India a. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu Agama Hindu sebenarnya merupakan lanjutan dari perkembangan agama Weda yang berdasarkan paham Brahmanisme dan menurut beberapa ahli bisa jadi juga terdapat unsur perpaduan antara agama Weda dengan Budhisme dan Jainisme, bahkan mungkin Yunani dan Persia5. Hindu kemudian dianut secara luas oleh masyarakat di anak benua India dan menyebar ke Asia Tenggara. Ciri pertama agama ini adalah kepercayaan terhadap sistem kedewataan, dimana terjadi pergeseran dari dewa tunggal pada masa Weda menjadi sebuah hierarki kedewataan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Dewa tertingginya tergabung dalam Trimurti dan didukung dengan beberapa dewa lainnya. Ciri kedua adalah terjadinya pergeseran terhadap keyakinan mereka bahwa dewa tidak lagi hanya simbol dari kekuatan alam namun bergeser lebih luas untuk aspek-aspek yang lain6. Agama Hindu kemudian juga mengenal beberapa sifat dari seorang dewa yang dapat berubah dan menjadi wujud tersendiri untuk dipuja, Aspek-aspek dari seorang dewa dapat bermacam-macam bentuknya dan diikuti pula oleh istri atau śaktinya. Bahkan berkembang pula pemujaan terhadap para sakti ini7. Perkembangan selanjutnya dari agama ini terlihat dari banyaknya aliran yang muncul dan terdapat pula yang merupakan sinkritisme dengan ajaran Budhis. Aliran yang paling utama menyebar ke Indonesia adalah Saiwa sidhanta 4 Berbagai tinggalan arkeologis baik artefaktual maupun tekstual ditambah warisan etnografi memperlihatkan bahwa unsur Hindu-Buddha plus beberapa konsep asli bercampur dengan konsep Islam. Pemujaan terhadap DewīŚrī memperlihat berbagai akulturasi tersebut (Wahyudi, 1997). Beberapa tinggalan lain juga memperlihatkan penggunaan lanjutan beberapa bangunan suci Hindu sebagai bangunan sakral pada masa Islam. 5 Mungkin ini pengaruh dari Hellinisme dan penyebaran bangsa Indo Arya ke daerah India selain karena hubungan dagang melalui jalur sutra darat yang sudah begitu tua. 6 Pada jaman Weda dewa adalah bentuk dari simbolisasi gejala alam seperti angin, matahari, bulan, tanah, air dan yang lain. Pemujaan terhadap dewa matahari mendapat tempat yang cukup penting, mungkin ini pengaruh Zoroaster dari Persia. 7 Pemujaan sakti ini terkait pula dengan fungsi yang melekat padanya, biasanya setara dengan fungsi para dewa suaminya. Beberapa dewi mendapat pengikut yang cukup banyak untuk sebuah pemujaan terhadapnya, seperti Durga dan Parwati untuk istri Siwa dan Sri untuk istri Wisnu. Sejarah SMA/SMK K - 1 107 yang memuja Dewa Siwa sebagai dewa tertinggi. Beberapa peninggalan baik bangunan maupun arca menunjukkan pengaruh aliran Saiwa sidhanta ini8. b. Perkembangan agama dan kebudayaan Buddha Pendiri agama Buddha adalah seorang bijaksana keturunan Sakya sehingga dikenal sebagai Gautama Sakyamuni yang berarti orang bijak dari Sakya. Siddarta adalah seorang putra kepala daerah Suddhodana di Kapilawastu dekat Nepal. Daerah tersebut berada di bawah pegunungan Himalaya. Setelah menikah dengan Yasodhara maka di usia 29 tahun mulai melakukan pengembaraan untuk meninggalkan kehidupan duniawi9. Setelah melakukan perjalanan maka tibalah ia di bawah sebuah pohon pipala di Both Gaya dan menerima penerangan hidup atau boddhi. Kemudian ia mendirikan kuil yang bernama Mahaboddhi. Selanjutnya ia mulai menyebarluaskan ajaran ini dan dimulai dari Taman Rusa di dekat Benares. Ia lambat laun berhasil menghimpun berbagai pengikut dengan ciri-ciri berpakaian jubah kuning seperti pengemis. Hingga di usia senja sang Buddha terus mengajarkan dharmma ini dan wafat di usia 80 tahun di Kapilawastu. Perkembangan selanjutnya dari agama Buddha ini demikian pesat. Inti ajaran ini adalah kepercayaan terhadap dharmma atau ajaran Buddha, sangha atau kekuasaan biara dan Sang Buddha itu sendiri. Pembangunan kuil agama dikenal dengan stupa yang sebenarnya identik dengan contoh yang diberikan Buddha bahwa kuil tersebut mengandung 3 unsur yaitu caitya yang sebenarnya tongkat sang Buddha, dagoba yang merupakan perumpamaan dari mangkuk dan alas kuil yang perumpamaan dari jubah sang Buddha. Perpecahan kemudian timbul dalam agama ini yaitu menjadi Therawada yang percaya kepada ajaran asli para sesepuh dan Mahasanghika yang dapat diartikan sebagai para anggota masyarakat yang besar. Ajaran berikutnya terpecah lagi menjadi dua aliran besar pada abad 1-2 M, yaitu Mahayana 8 Bangunan percandian Hindu di Indonesia sebagian besar menunjukkan susunan panteon keluarga Siwa yang dikenal dalam ajaran Saiwa sidhanta. 9 Munculnya agama Buddha dapat diartikan sebagai protes terhadap ketidakadilan dalam agama Weda yang membedakan manusia untuk mendapatkan pencerahan hidup dalam kelompok kastakasta. Selain munculnya Budhis juga muncul Jainisme yang sangat ekstrim karena mewajibkan hidup bertapa dan menderita, sedangkan Budhisme hanya menganjurkan hidup berserah diri dan berusaha menyebarkan cinta kasih. Sejarah SMA/SMK K - 1 108 (kendaraan besar) yang menyebar di India utara dan tersebar ke Cina, Korea dan Jepang, ajaran ini percaya bahwa untuk mencapai nirwana membutuhkan bantuan orang suci. Ajaran lainnya adalah sekte Hinayana (kendaraan kecil) yang tersebar di India selatan, Sri Langka dan Asia Tenggara. Konsep yang diyakini adalah bahwa untuk mencapai nirwana merupakan usaha pribadi masing-masing. Kesemua ajaran Buddha kemudian dikumpulkan dalam kitab suci yang disebut sebagai Trī Pītaka, yang terdiri dari Winaya Pītaka yang berisi aturan mengenai tingkah laku, Sutta Pītaka yang berisi kumpulan khotbah Sang Buddha dan Abhidhamma Pītaka yang berisi hal-hal yang bersifat metafisika (Suud, 1988). 2. Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia Hubungan Indonesia dengan India telah terjalin sejak abad pertama masehi. Hubungan ini mula -mula terjadi di bidang perdagangan dan berkembang ke bidang agama dan kebudayaan. Orang-orang India membawa barang dagangan seperti wangi - wangian, tekstil, mutiara dan permata untuk di jual di Indonesia. Sementara dari Indonesia mereka membeli barang seperti kayu cendana, kayu gaharu, cengkeh dan lada. Sejalan dengan berkembangnya hubungan kedua Negara masuk pula agama dan kebudayaan India ke Indonesia seperti agama Hindu, Buddha, bahasa sansekerta, huruf palawa dan nama -nama berakhiran warama. Masuknya pengaruh India ke Indonesia berjalan lancar dan berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan a danya persamaan kebudaayaan antara India dengan Indonesia. Kebudayaan India dengan Indonesia tidak jauh berbeda corak dan ragamnya. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia makin memperkaya khazanah bud aya Indonesia. Hubungan Indonesia-India yang telah terjalin berabad-abad membawa dampak sebagai berikut : 1. Masuknya agama Hindu-Buddha 2. Masuknya bahasa sansekerta dan huruf palawa 3. Munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha Sejarah SMA/SMK K - 1 109 4. Munculnya nama berakhiran warman 5. Wilayah perdagangan makin luas dan ramai 6. Perkembangan feodalisme makin cepat 7. Kemajuan kebudayaan asli lebih cepat terutama bidang agama. Berkembangnya hubungan India-indonesia bukan bersifat kebetulan melainkan didorong oleh factor -faktor lain sebagai berikut : a. Iklim Iklim memiliki peranan yang cukup penting terhadap terjadinya hubungan Indonesia dengan India. Pada saat Indonesia musim hujan orang-orang India melakukan pelayaran dan perdagangan ke Indonesia dengan memanfaatkan angin muson. Sesampainya di Indonesia para pedagang India mulai mengumpulkan barang-barang dagangan untuk dibawa pulang ke negaranya. Mereka tinggal di Indonesia biasanya sampai 6 bulan karena hasrat menunggu angin yang berganti arah ke barat India. Karena lamanya tinggal di Indonesia para pedagang India ada yang menikah dengan penduduk pribumi dan memiliki keturunan di Indonesia. Selain berdagang, pedagang India juga aktif menyebarkan agama Hindu maupun Buddha di Indonesia. Mereka tidak mengalami kesulitan ketika menyebarkan agama sebab para pedagang India ini lama hidup ditengah-tengah masyarakat sambil menanti datangnya angin ke arah barat. b. Letak Indonesia Posisi Indonesia pada persimpangan jalan pe rdagangan internasional antara Eropa dan Asia. Posisi semacam ini sangat menguntungkan Indonesia karena selalu terlibat da lam percaturan perdagangan internasional khususnya antara India-indonesia-china. c. Pengaruh Perguruan Tinggi Nalanda Perguruan Tinggi Nalanda di India memiliki daya tarik tersendiri bagi orang-orang agama Buddha. Indonesia Pada masa yang hendak belajar Balaputradewa memperdalam (Sriwijaya) memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan agama Buddha. Sejarah SMA/SMK K - 1 110 Orang-orang Indonesia yang belajar di Nalanda dibuatkan asrama sebagai tempat tinggal mereka di India. Dengan demikian hubungan India dengan Indonesia sudah mulai melebar ke dalam bidang agama baik Hindu maupun Buddha. 1) Agama Hindu Agama Hindu di India muncul sebagai akibat adanya perpaduan antara kepercayaan bangsa arya dan bangsa dravida. Bangsa arya adalah bangsa pendatang dan bangsa dravida adalah bangsa asli India. Hubungan kedua bangsa di bidang kepercayaan melahirkan kepercayaan baru yakni Hindu. Hindu mengenal adanya pemujaan para dewa. Diantara para dewa yang paling di puja adalah Brahma, Wisnu dan Siwa yang sering disebut trimurti. Diantara ketiga dewa tersebut yang paling banyak di puja adalah dewa siwa (siwa mahadewa). Agama Hindu mengenal kitab suci yang disebut W eda (pengetahuan tertinggi). Weda dibedakan menjadi empat himpunan sebagai berikut: a) Rigweda, berisi syair-syair pujian terhadap para dewa. b) Samawesa, beridi syair-syair dari Rigweda, tetapi sudah diberi tanda-tanda nada agar dapat dinyanyikan. c) Yajurweda, berisi doa -doa pengatar sesaji kepada para dewa yang diiringi penyajian Rigweda dan nyanyian Samaweda d) Atharwaweda, berisi mantra -mantra dan jampi-jampi untuk sihir dan ilmu gaib untuk mengusir musuh dan penyakit. Sejarah SMA/SMK K - 1 111 Sementara masyarakat Hindu dibedakan menjadi 4 kasta, yakni: a) Kasta Brahmana (para pendeta) b) Kasta Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit) c) Kasta W aisya (pedagang dan buruh menengah), dan d) Kasta Sudra (petani dan buruh kecil) Pembagian masyarakat menjadi empat kasta sebenarnya bu kan dari ajaran Hindu, melainkan upaya bangsa arya agar darah keturunannya tidak ternoda oleh keturunan bangsa Dravida. Oleh karena itu diadakan pengelompokan berdasarkan status social mereka dalam masyarakat. 2) Teori-Teori tentang Masuknya Agama Hindu di Indonesia Agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh orang -orang India. Yang menjadi pertanyaan dari golongan manakah mereka ini? Sebab di dalam Hindu tidak semua orang bisa/boleh menyiarkan Hindu. Oleh karena itu para ahli menyimpulkan adanya beberapa teori tentang masuknya agama Hindu ke Indonesia. Yakni : a) Teori Ksatria. Teori ini juga disebut teori prajurit atau kolonisasi yang dikemukakan CC. Berg dan FDK. Bosch. FDK. Bosch menggunakan istilah hipotesa ksatria. Menurut teori ini, peran utama masuknya budaya India ke Indonesia adalah ksatria. Hal ini disebabkan di India terjadi kekacauan politik yaitu perang brahmana dengan ksatria, para ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Pendukung teori ini kebanyakan sejarawan India, terutama Majumdar dan Nehru. Hipotesis ksatria banyak mengandung kelemahan yaitu tidak adanya bukti kolonisasi baik di India maupun di Indonesia. Kedudukan kaum ksatria dalam struktur masyarakat Hindu tidak memungkinkan menguasai masalah agama Hindu dan tidak nampak pemindahan unsur masyarakat India (sistem kasta, bentuk rumah, pergaulan dan sebagainya). Tidak mungkin para pelarian mendapat kedudukan sebagai raja di tempat yang baru. b) Teori Waisya. Teori ini dikemukakan NJ. Krom dan Mookerjee yang berpendapat; orang India tiba ke Asia tenggara pada umumnya dan Sejarah SMA/SMK K - 1 112 khususnya Indonesia karena berdagang. Pelayaran perdagangan saat itu masih tergantung sistem angin muson. Sehingga pedagang India terpaksa tinggal di Indonesia selama beberapa saat untuk menanti bergantinya arah angin. Mereka banyak menikah dengan penduduk setempat. Keturunan dan keluarga pedagang ini merupakan awal penerimaan pengaruh India. Tampaknya teori ini mengambil perbandingan proses penyiaran Islam yang juga dibawa pedagang. Teori ini juga dibantah ahli lain, karena tidak setiap orang boleh menyentuh kitab Weda. Ajaran Hindu milik kaum brahmana dan hanya mereka yang memahami kitab Weda. c) Teori Brahmana. Teori ini dikemukakan JC. Van Leur, FDK. Bosch dan OW. Wolters yang berpendapat bahwa orang yang ahli agama Hindu adalah brahmana. Orang Indonesia/ kepala suku aktif mendatangkan brahmana untuk mengadakan upacara abhiseka secara Hindu, sehingga kepala suku menjadi maharaja. Dalam perkembangannya, para brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja). Teori ini tampaknya dianggap lebih mendekati kebenaran karena agama Hindu bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan brahmana. Prasasti yang ditemukan berbahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya. Disamping itu brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacara Vratyastoma dan abhiseka. d) Teori Arus Balik. Teori arus balik atau disebut teori nasional ini muncul dikemukakan JC. Van Leur, dimana sebagai dasar berpikir adalah hubungan antara dunia maritim dengan perdagangan. Hubungan dagang Indonesia dengan India yang meningkat diikuti brahmana untuk menyebarkan agama Hindu dan Budha. Orang- orang Indonesia yang tertarik ajaran itu, mengirimkan kaum terpelajar ke India untuk berziarah dan menuntut ilmu. Setelah cukup lama, mereka kembali ke Indonesia dan ikut menyebarkan agama Hindu- Budha dengan menggunakan bahasa sendiri. Dengan demikian ajaran agama lebih cepat diterima bangsa Indonesia. Sejarah SMA/SMK K - 1 113 3) Teori Masuknya Agama Buddha Agama Buddha lebih terbuka sifatnya ketimbang agama Hindu. Artinya siapa saja bisa mengembangkan ajaran agama Buddha tanpa harus memandang dari golongan mana mereka ini Agama Buddha masuk ke Indonesia lebih awal ketimbang Hindu. Diperkirakan Buddha masuk ke Indonesia abab 2M. pendapat ini didasarkan pada penemuan patung Buddha di Sempaga, Sulawesi Selatan abad 2M. namun dalam perkembangannya agama Buddha terdesak oleh Hindu yang baru masuk abad 4M. agama Buddha mulai berkembang abad 7M ditandai dengan berdirinya kerajaan sriwijaya. Lalu siapa yang membawa agama Buddha sampai ke Indonesia? Berikut ini pendapat yang mendukungnya. a) Para pedagang Hubungan India dengan Indonesia yang terjalin sejak awal abad masehi menyebabkan masuknya pengaruh India ke Indonesia bidang agama. Orang-orang India yang paling besar peranannya terhadap masuknya pengaruh Buddha ke Indonesia ialah para pedagang. Mereka inilah kelompok masyarakat yang paling luwes bergaul dengan masyarakat lain di Indonesia sehingga lewat merka ini pula agama Buddha masuk dan berkembang di Indonesia. b) Dharmaduta Selain lewat perdagangan, agama Buddha masuk ke Indonesia melalui petugas khusus yaitu Dharmaduta. Mereka ini lebih paham tentang ajaran mereka dan memiliki keahlian tersendiri bagaimana dia harus menyebarkan agama ditengah -tengah masyarakat. 3. Perkembangan awal pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia Beberapa temuan kemudian memperlihatkan bahwa terjadi pergeseran konsep kekuasaan dan politik dari para penguasa lokal Indonesia. Model kesukuan dan hidup berkelompok kemudian berkembang menjadi konsep kemaharajaan denan segala atura dan keyakinan yang melekat padanya. Sejarah SMA/SMK K - 1 114 Segeralah berbagai nama gelar dan jabatan yang berbau India digunakan dan bahkan kemudian dikembangkan oleh masyarakat penganut Hindu-Buddha awal ini. Konsep dewaraja yang dianut ternyata efektif untuk membangun sebuah kemaharajaan yang mendasarkan kekuasaan mutlak pada diri seorang raja. Konsep ini kemudian juga berimbas pada keyakinan bahwa yang berhak menggantikan raja adalah keturunan raja itu sendiri yang juga dianggap sebagai titisan dewa di dunia. Sehingga pada perkembangan selanjutnya terjadi banyak permaslahan suksesi yang terkait denan pewaris yang amat banyak10. Mungkin konsep poligami merupakan perpaduan nyata antara pengaruh kebudayaan lokal dengan Hindu dan mungkin juga Cina. Pengaruh Hindu dan Buddha ini kemudian diimbangi dengan berbagai peninggalan yang bercorak kebudayaan tersebut. Tinggalan yang berupa artefak maupun tekstual baik yang utuh maupun tidak telah meyakinkan kita bahwa pengaruh ini pernah menancap sangat kuat di bumi Indonesia. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami materi Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup: 1. Aktivitas individu, meliputi : 10 Pada beberapa peristiwa suksesi terlihat bahwa raja pemberontak selain musuh bisa jadi sebenarnya masih terdapat pertalian saudara yang merupakan akibat politik perkawinan (ini diteruskan hingga Mataram Islam). Sebagai contoh pemberontakan Jayakatwang yang notabene musuh Kertanegara namun juga pewaris Singhasari dari pihak ibu. Sejarah SMA/SMK K - 1 115 a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK 1 Lakukanlah kegiatan sesuai langkah-langkhanya dibawah ini! 1. Buatlah 2 kelompok besar! 2. Diskusikanlah bersama kelompok anda! “Saat ini ada beberapa pendapat tentang teori masuknya Hindu Buddha di Indonesia. Dari sudut penggarapan metodologi sejarah Indonesia teori manakah yang dianggap mendekati kebenaran? 3. Presentasikan hasilnya kemudian buatlah kesimpulan kelompok F. RANGKUMAN Penemuan Prasasti Yupa sebagai bukti bahwa pengaruh Hindu telah masuk ke Indonesia berdasarkan beberapa bukti terkait, yaitu terdapat beberapa nama raja yang menggunakan gelar berbau India bukan lagi nama lokal, penyebutan Dewa Ańsuman yang dikenal dalam agama Hindu. Selain itu diberitakan pula adanya upacara dengan menyebut tempat bernama Waprakeśwara yang dapat diidentikan sebagai tempat pemujaan terhadap Trimurti (Soemadio, 1994). Pengenalan beberapa unsur Hindu ini kemudian menjadi sebuah informasi penting bahwa agama dan kebudayaan Hindu sudah dikenal oleh masyarakat pada kisaran awal abad masehi. Agama Buddha pertama kali dikenal di Indonesia berdasarkan informasi dari prasasti Talang Tuo (684 M) yang dikeluarkan oleh Dapunta Hyaŋ Śrī Jayanāsa. Sejarah SMA/SMK K - 1 116 Prasasti ini berisi pembuatan kebun Śrīksetra untuk kebaikan semua mahluk, dari doa-doa yang dituliskan dalam teks dikenali sebagai pujian dalam agama Buddha. Pengaruh Hindu-Buddha ini sangat dominan dan kuat sehingga memunculkan pula sistem-sistem pemerintahan beserta bentuk kehidupan yang bercorak Hindu-Buddha. G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah HinduBuddha di Indonesia? 2. Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia? 3. Apa manfaat materi Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? 4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan dengan materi Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia di sekolah/madrasah ditempat Bapak/Ibu bertugas? - DAFTAR PUSTAKA Lombard, D. 2003. Nusa Jawa: Silang Budaya 3 jilid. Buku ke III:Warisan Kerajaan-kerajaan Konsentris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Soemadio, B. 1994. Sejarah Nasional Indonesia jilid II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Balai Pustaka. Suud, A. 1988. Sejarah Asia Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah SMA/SMK K - 1 117 KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 SEJARAH ISLAM DI INDONESIA A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menjelaskan Sejarah Islam di Indonesia dengan baik B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan Perkembangan Islam di Arab; 2. Menggambarkan Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia; 3. Menunjukkan bukti masuknya pengaruh Islam di Indonesia. C. URAIAN MATERI 1. KEHADIRAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB a. Jazirah Arab Jazirah Arab terletak di bagian barat daya benua Asia, dewasa ini lebih dikenal dengan kawasan Timur Tengah. Batas luas Jazirah Arab tiga perempatnya dikelilingi oleh laut, yakni Laut Merah di bagian barat, Laut Hindia di bagian selatan, dan Laut Persia (teluk Persia) di bagian timur. Di bagian utara berbatasan dengan wilayah Persia dan Syam (Syria) yang merupakan padang pasir dan pegunungan tandus. Sebagian wilayah jazirah Arab adalah padang pasir, hanya di bagian selatan yakni di daerah Yaman terdapat cukup curah hujan sehingga terdapat daerah yang cukup subur. Secara garis besar geografis bangsa Arab dibagi dalam beberapa wilayah yakni Hijaz, Yaman, Hadrahmaut, Mahrah, Oman, Bahrain, dan Najed. Sebagian besar wilayah Arab berupa padang pasir, akan tetapi di beberapa tempat terdapat banyak padang perdu yang mengelilingi oaseoase. Kondisi geografis seperti ini menjadi salah satu sebab tidak populernya jazirah Arab, daerah yang lebih dikenal dalam sejarah adalah Yaman. Sejarah SMA/SMK K - 1 118 Dengan demikian budaya dan sistem kemasyarakatan yang berkembang mempunyai hubungan erat dengan kondisi geografis yang ada. Artinya bentuk norma dan perilaku yang berkembang pada bangsa Arab tidak lepas dari kondisi geografis tersebut. Misalnya karena alamnya keras maka kharakter bangsa Arab pun cenderung sangat keras, di sisi lain karena hidup berkelompok dengan kabilahnya sendiri maka sikap kesukuannya yang sangat tinggi. Walaupun menurut beberapa sumber pada beberapa kota besar dapat dijumpai pengaruh Yahudi dan Kristen, namun pengaruh tersebut tidak begitu besar (Haekal, 2002). Mata pencaharian bangsa Arab sebagian besar adalah berternak, dijumpai pula beberapa menjadi petani di sekitar oase. Pada kota besar seperti Mekkah dan Yasrib, mata pencaharian masyarakat adalah berdagang atau berniaga. Kota adalah tempat terjadinya transaksi perdagangan antara berbagai kabilah (kelompok masyarakat) untuk berbagai keperluan. b. Kondisi Sosial Kemasyarakatan Pra Islam Kondisi sosial kemasyarakatan di Jazirah Arab sebelum risalah Islam hadir dalam keadaan yang tidak baik, masa tersebut dikenal sebagai zaman jahiliyah. Hal ini ditandai dengan adanya norma-norma masyarakat yang melanggar harkat kemanusiaan. Antara lain tampak pada kelahiran bayi perempuan yang cenderung ditolak, adanya perbudakan, sifat kesukuan yang berlebihan, dan kondisi lainnya yang menggambarkan kebobrokan masyarakat. Kondisi alam Jazirah Arab yang sebagian besar berupa padang pasir yang tandus membuat bangsa Arab hidup dalam kabilah-kabilah (kumpulan suku-suku) yang terpencar-pencar. Walaupun demikian terdapat kota-kota yang sebagai pusat perdagangan dan komunikasi antarkabilah untuk berbagai keperluan. Kota yang terkenal selain Mekkah adalah Yatsrib, Thaif, Khaibar, dan Tabuk. Perlu diperhatikan secara lebih mendalam tentang bentuk kepercayaan bangsa Arab pra Islam karena ini punya keterkaitan langsung dengan topik yang dibahas dalam materi. Sebagaimana telah diketahui bahwa bangsa Arab secara umum memiliki kepercayaan yang bersifat Sejarah SMA/SMK K - 1 119 polytheisme (menyembah banyak dewa), walaupun setiap kabilah memiliki satu dewa yang dianggap paling tinggi. Secara umum bentuk spiritualnya diwujudkan dalam penyembahan berhala yang dianggap sebagai Tuhan, berhala yang diberi nama Latta, Uzza, dan Mana diletakkan di sekitar Ka‟bah. Ka‟bah di Mekkah dijadikan pusat kegiatan spiritual bangsa Arab sejak zaman sebelum Masehi. Ka‟bah adalah bangunan batu yang didirikan Ibrahim A.S. untuk tempat ibadah kepada Tuhan yang Esa. Pada masa itu memang masih ada yang mengikuti ajaran Nabi Ibrahim yang kepercayaannya disebut Hanif tetapi jumlahnya sangat kecil, demikian juga pengikut Yahudi, Nasrani (Kristen), dan Zoroaster. Kehidupan bangsa Arab yang berkelompok sesuai dengan kabilah masing-masing telah melahirkan pusat-pusat kekuasaan yang tersebar walaupun kekuatan-nya relatif kecil. Ada beberapa pusat kekuasaan yang menonjol pada masa sebelum kedatangan Islam, antara lain Kerajaan Saba, Kerajaan Himyariah, Kerajaan Hirah, Kerajaan Ghasaniyah, dan Hijaz (Matdawam, 1984). Untuk wilayah Hijaz tidak disebut kerajaan karena memang tidak ada raja yang berkuasa, daerah Hijaz yang wilayahnya Mekkah dan sekitarnya secara turun-temurun dipimpin oleh keturunan Nabi Ismail. Bentuk kepemimpinannya berbentuk Majelis. Menjelang kehadiran Islam, pimpinan Hijaz dipimpin oleh Qusyasyi Bin Kilab, nenek moyang Muhammad pembawa risalah Islam. c. Kelahiran Islam dan Perkembangannya Pembawa risalah Islam lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau 20 April tahun 571 M (Syalabi, 1990:78) dengan nama Muhammad, Ibunya bernama Aminah dan bapaknya bernama Abdullah. Istilah Tahun Gajah dipergunakan untuk menunjukkan waktu kelahiran yang bertepatan dengan diserangnya Mekkah oleh pasukan Gajah dari Abbisinea Yaman. Abdullah meninggal di Madinah karena sakit dalam perjalanan berniaga, ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya. Aminah meninggal ketika Muhammad berumur 6 tahun, sehingga kemudian Muhammad diasuh oleh Abdul Muthalib, kakeknya. Dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal, Muhammad diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Masa kecilnya dilewati sebagai anak yatim piatu yang hidup bersama Sejarah SMA/SMK K - 1 120 keluarga pamannya. Di samping berternak, Muhammad juga sering diajak Abu Thalib ikut berniaga ke Syam (Syria). Pengalaman berniaga ini kemudian menjadi salah satu pekerjaan Muhammad ketika menginjak dewasa. Pada usia 25 tahun Muhammad sudah berdiri sendiri membawa barang dagangan untuk berniaga. Barang yang diniagakan adalah milik Khadijah, seorang saudagar wanita yang cukup terpandang di Mekkah. Muhammad dan Khadijah kemudia menikah, Khadijah ketika menikah adalah seorang janda berumur 40 tahun. Dalam kehidupan sehari-hari Muhammad dikenal sebagai Al Amin (dapat dipercaya) karena ketinggian akhlaknya. Pada usia 40 tahun Muhammad mendapat wahyu pertama di Gua Hira, dan semenjak itulah risalah Islam mulai hadir dan mulai ditegakkan di Kota Mekkah. Seruan utama ajaran Islam yang diserukan oleh Muhammad adalah Tauhid yakni mengesakan Tuhan, sebuah fenomena kontradiktif terhadap kondisi masyarakat kota Mekkah yang banyak menyembah berhala. Pelan tapi pasti jumlah pengikut Muhammad semakin bertambah besar, berbagai macam cara dilakukan oleh masyarakat Mekkah (suku Quraisj) yang memusuhi Muhammad untuk menghenti-kan penyebaran Islam telah dilakukan akan tetapi tidak berhasil, puncaknya adalah usaha kekerasan fisik yakni membunuh Muhammad. Dalam menghadapi kondisi ini Muhammad berdasar petunjuk Tuhan kemudian meninggalkan Mekkah menuju kota Yatsrib, peristiwa ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Hijrah yang dipergunakan sebagai awal perhitungan tahun Islam. Muhammad berdakwah di Mekkah selama 10 tahun (610-621 M), tetapi belum berhasil mengubah kepercayaan masyarakat Mekkah. Kendali dakwah beralih kota Yatsrib, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Madinatul Munawaroh atau Madinah. Islam berkembang di Madinah dengan pesat. Sebuah sistem kemasyarakatan dibangun atas dasar tuntunan Islam. Masyarakat non Islam diberi kebebasan untuk tetap menjalankan aktivitasnya dengan prinsip saling menghormati, serta bersama-sama menjaga kedamaian dan ketentraman kota Madinah. Muhammad membangun kota Madinah dengan prinsip-prinsip yang dikenal sebagai Konstitusi Madinah. Sistem pemerintahan yang dikembangkan ini dikenal dengan sebutan kekhalifahan. Sejarah SMA/SMK K - 1 121 Orang-orang Mekkah merasa adanya ancaman yang cukup serius dengan berkembangnya Islam di Madinah, karena Madinah merupakan jalur perdagangan dari Mekkah ke Syam. Untuk itu dipakai berbagai cara untuk menghancurkan Islam di Madinah. Usaha ini tidak berhasil bahkan berbalik, karena kabilah lain di Jazirah Arab banyak yang bergabung dengan Islam sehingga Mekkah mulai kekurangan teman untuk ikut memusuhi Islam. Berbagai peperangan telah terjadi antara kekuatan Islam dan Quraisy yang merupakan representasi Mekkah. Perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Khaibar, yang diakhiri dengan Fattu Mekkah (kejatuhan Mekkah). Dengan jatuhnya Mekkah ke pangkuan Islam, mulailah babak baru perkembangan Islam. Islam telah berhasil meletakkan dasar bagi penyebaran Islam ke seluruh jazirah Arab dan membongkar kepercayaan bangsa Arab ke arah keesaan Tuhan. Mekkah sebagai pusat ritual bangsa Arab telah kembali kepada Tauhid, dengan demikian “seluruh” bangsa Arab dapat dipengaruhi untuk menerima Islam sebagai agama. Pusat pemerintahan tetap di Madinah dan dipegang oleh Nabi sampai wafatnya tanggal 13 Rabiulawal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M. Sepeninggal Muhammad kendali perkembangan Islam dipegang oleh Khafilah Abu Bakar, seorang sahabat yang termasuk orang-orang yang paling awal memeluk Islam. Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai 634 M. Pada masa kepemimpinannya Abu Bakar menghadapi permasalahan yang dipelopori oleh para pembangkang, yakni mereka yang setelah Muhammad meninggal tidak bersedia melakukan ajaran Islam. Para pembangkang antara lain Musailamah Al Kazzab, Sajah Tamimiyah, dan Tulaihah bin Khuwailid. Salah satu jasa Abu Bakar adalah berhasil mengumpulkan mushab Al Qur‟an. Abu Bakar juga berhasil mengamankan Madinah dari serangan Romawi dan Parsi, caranya dengan mengirimkan pasukan mengamankan dari perbatasan di bagian utara wilayah jazirah Arab. Sepeninggal Abu Bakar umat Islam dipimpin oleh Khalifah Umar Bin Khatab. Umar Bin Khatab di kenal sebagai panglima perang, ahli hukum, ahli tatanegara, dan seorang khalifah yang adil. Pada masa kepemimpinannya Syria dapat dikuasai, demikian pula wilayah Palestina. Walaupun Madinah mengirim pasukan ke wilayah lain, akan tetapi kebebasan beragama tetap Sejarah SMA/SMK K - 1 122 dijunjung tinggi. Pasukan umat Islam tidak boleh mengganggu wanita, anakanak, tempat ibadah dan tidak boleh merusak hasil pertanian dan kebun penduduk yang dikuasai. Pasukan Islam kemudian bergerak ke Mesir, sebagai wilayah yang strategis Mesir harus dikuasai agar tidak digunakan Romawi untuk melemahkan Islam. Umar pada tahun 644 M di bunuh oleh Abu Lukluk ketika hendak berangkat shalat subuh, dengan demikian berakhirlah kepemimpinan Umar selama 12 tahun. Sebelum meninggal Umar menunjuk 6 sahabat untuk dipilih salah satu menjadi penggantinya. Enam sahabat yang ditunjuk yakni; Ali bin Abi Thalib, Ustman bin Affan, Zubair bin Auwan, Saad bin abi Waqash, Thalhah bin Ubaidilah, dan Abdurrahman bin Auf (Syalabi, 1990). Ustman bin Affan akhirnya terpilih menjadi khalifah menggantikan Umar, ia meneruskan kebijakan Umar dalam memimpin umat Islam. Utsman dikenal sebagai seorang saleh, jujur, dan lemah lembut. Pada masa kepemimpinan Utsman Islam berkembang luas ke luar jazirah Arab, seluruh wilayah Parsi dan sebagaian Asia Tenggara berhasil dikuasai. Dari wilayah Mesir Islam juga berkembang di wilayah Afrika Utara. Luasnya wilayah Islam menyebabkan Ustman menempatkan orang-orang yang menurutnya dapat dipercaya sebagai tangan kanannya. Di satu sisi karena ketika di angkat menjadi pengganti Umar, Ustman sudah berusia lanjut sehingga memerlukan orang-orang dekat yang dapat dipercaya, terutama dari bani Umayah. Hal ini menimbulkan kecemburuan banyak pihak, salah satunya adalah Abdullah bin Saba‟ yang kemudian memberontak. Pemberontakan penduduk dari Mesir yang langsung bergerak ke Madinah, tidak dapat ditanggulangi oleh Madinah sehingga rumah Ustman berhasil di kepung dan akhirnya berhasil membunuh Ustman pada tahun 656 M. Sepeninggal Ustman umat Islam memilih Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah untuk memimpin umat Islam, namun keadaan umat Islam yang kacau karena pemberontakan terhadap Ustman telah menyulitkan Ali untuk memimpin umat Islam. Keluarga Ustman yakni terutama dari bani Umayah menuntut Ali agar segera menyelesaikan pemberontakan yang terjadi pada Usman. Tuntutan kepada Ali agar para pemberontakan diambil tindakan hukum juga disuarakan oleh Aisyah (Janda Nabi) dan Thalhah salah seorang Sejarah SMA/SMK K - 1 123 sahabat Nabi. Keadaan semakin tidak menentu ketika Mesir dan Syiria dengan terang-terangan juga menolak kehadiran Ali sebagai pemimpin umat Islam. Ali pertama kali harus terlibat perang Jamal, yakni peperangan antara Ali dangan Aisyah berserta pendukungnya. Perang ini dimenangkan oleh Ali, sehingga kemudian pasukannya dialihkan untuk menghadapi pembangkangan Muawiyah di Syria. Terjadilah pertempuran hebat antara dua pasukan yang dulunya menjaga kedaulatan Medinah, namun sekarang harus berhadapan satu sama lain. Peperangan terhenti dangan diadakannya perjanjian yang hasilnya ternyata merugikan Ali. Akibat perjanjian tersebut Ali kehilangan pengaruh cukup besar, karena sebagian pendukung yang tidak setuju isi perjanjian tersebut kemudian menolak mendukung Ali. Dalam kondisi politik yang tidak menentu Ali wafat karena terbunuh oleh Abdurahman bin Muljam pada tahun 661M (Tohir, 1981). Kendali umut Islam dipegang oleh Muawiyah, walaupun Hasan bin Ali oleh pendukung Ali bin Abi Thalib di angkat sebagai Kalifah di Mekkah akan tetapi karena kurang kekuatan akhirnya berdamai dengan Muawiyah. Muawiyah setelah menjadi khalifah memindahkan kendali pemerintahan Islam ke Damaskus. d. Masa Kekuasaan Bani Umayah dan Bani Abasiyah 1. Bani Umayah Muawiyah setelah menjadi khalifah mengembangkan sistem pemerintah-an yang berada dengan empat khalifah pendahulunya (khulafaurrasjidin). Muawiyah menerapkan sistem pemerintahan sebagaimana bentuk kerajaan. Dengan bertindak keras terhadap lawan politiknya, Muawiyah berhasil mempersatukan wilayah Islam dalam satu kekuasaan. Satu hal lain yang menonjol adalah diterapkan sistem turunmenurun dalam pergantian Khalifah. Selama kurang lebih 89 tahun kekuasaan Bani Umayyah ( 14 khalifah ), Bani Umayyah lebih cenderung mengembangkan sistem kekuasaan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan militer. Khalifah sebagai amirul mukminin (pemimpin orang mukmin) yang sangat memperhatikan kehidupan keagamaan masyarakat tidak lagi menjadi prioritas utama. Sejarah SMA/SMK K - 1 124 Keberhasilan melakukan konsolidasi politik memberkan peluang Bani Umaiyah untuk terus melakukan perluasan pengaruh Islam. Islam bergerak dengan cepat ke arah barat dan timur, ke arah barat sampai di Andalusia di Spayol, ke arah timur sampai di India. Bahkan Persia dan Asia Tengah juga telah dimasuki Islam. Intinya pada masa Bani Umaiyah Islam telah tersebar luas di luar Jazirah Arab. Hal lain yang berkembang pada masa Bani Umayah adalah munculnya golongan-golongan di kalangan umut Islam, baik yang berdasar kelompok ataupun faham keagamaan. Golongan seperti syiah, khawarij, sunni, murjiah, dan yang lain berkembang sebagai golongan terus-menerus mewarnai pergolak-an politik selama kekuasaan Bani Umayyah. Dasar-dasar perkembangan ilmu pengetahuan sempat muncul pada masa khalifah tertentu Bani Umayyah, tercatat pada masa Khalifah Khalid bin Walid dan Umar bin Abdul Azis, beberapa cabang ilmu keagamaan (tafsir, nahwu, hadist) dan ilmu pasti (kedokteran, astronomi, kimia) mulai mendapat perhatian. Juga munculnya kota-kota besar seperti Damaskus, Kuffah, Basra, Mekkah, Kordoba, dan Granada. Wilayah yang luas mengakibatkan sulitnya melakukan pengawasan dan kontrol terhadap jalanya pemerintahan. Banyak penjabat di daerah yang kemudian menyimpang dari ajaran Islam dan meniru model pejabat pemerintah-an jaman kekaisaran Romawi. Kebijakan menindas mengakibatkan dengan terjadinya kekerasan perlawanan di terhadap lawan mana-mana, politik, kelompok- kelompok yang merasa tertindas mengadakan perlawanan, terutama golongan Syiah yang selama ini terus diburu karena dianggap meneruskan perjuangan keturunan Ali bin Abi Thalib. Terdapat kelompok lain yang menonjol yakni keturunan Bani Abbas. Bani Abbas masih mempunyai hubungan darah dengan Nabi Muhammad, karena didirikan oleh garis keturunan Abbas paman Nabi. Dengan dukungan golongan Syiah, Bani Abbas mendirikan gerakan di khurasan yang dipimpin oleh Abu Muslim Al Khurasani. Dengan memanfaatkan rasa sentimen orangorang Parsi tehadap Bani Umayyah, Abu Muslim Al Khurasani merebut kekuasaan Bani Umayyah di Kuffah dan memproklamirkan berdirinya Sejarah SMA/SMK K - 1 125 Bani Abbasiyah dengan Khalifah I Abu‟I Abbas Assafat pada tahun 750 M. Dengan proklamasi tersebut berarti merupakan tantangan terbuka bagi khalifah Bani Umayyah yang pada saat itu dipegang oleh Marwan bin Muhammad. Dalam sebuah pertempuran Marwan dapat di kalahkan, dengan demikian berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah. 2. Bani Abbasiyah Abu‟I abbas Assafat setelah berkuasa kemudian memindahkan kekuasa-an di Bagdad Irak. Dengan ibukota Bagdad Bani Abbasiyah mengembangkan kekuasaan hingga dapat bertahan kurang lebih lima setengah abad lamanya (750-1268 M). Banyak ahli berpendapat bahwa zaman keemasan Islam terjadi pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah. Para ahli berargumen bahwa Bani Abbasiyah telah berhasil menunjukkan kebesaran Islam, tidak hanya dari segi kekuasaan politik, akan tetapi hampir di semua bidang kehidupan (Watt, 1988). Bani Abbasiyah sebagaimana Bani Umayyah, menggunakan politik kekerasan untuk menghadapi lawan-lawan politiknya. Perluasan kekuasaan politik terus dilakukan sehingga wilayah Islam juga semakin luas. Walaupun untuk beberapa tempat tidak di bawah kontrol langsung kekuasaan Bagdad, seperti Andalusia di Spanyol yang masih di pegang oleh keturunan Bani Umayyah. Masa kekuasaan Bani Abbassiyah dibagi dalam lima periode, masing-masing periode kurang lebih berlangsung satu abad. Tidak kurang 37 Khalifah menjadi penguasa Bani Abbassiyah, akan tetapi hanya sampai Khalifah ke-9 sebenarnya kekuasaan ada di Bagdad. Khalifah yang lain hanya sebagai simbol kekuasaan karena kekuasaan riil banyak dikuasai panglima perang atau gubernur di wilayah masingmasing. Artinya kekuasaan Bani Abbasiyah hanya diakui kedaulatannya secara formal saja. Catatan sejarah yang menonjol pada masa Bani Abbasiyah adalah berkembangnya ilmu pengetahuan yang luar biasa. Dasar-dasar ilmu pengetahu-an yang telah berkembang pada masa Bani Umayyah, Sejarah SMA/SMK K - 1 126 mendapatkan ruang untuk berkembang lebih maju lagi. Perpaduan antara khasanah ilmu Arab, Persia, dan Yunani Kuno, serta pertemuan dengan nilai-nilai Timur (India), dengan cepat tersebar di kalangan masyarakat Islam. Bagdad menjadi pusat ilmu pengetahu-an, dan tidak sekedar pusat kegiatan politik dan ekonomi. Di bidang ekonomi kota Bagdad menjadi kota transit jalur perdagangan antara pedagang-pedagang barat dan pedagang-pedagang timur jauh. Di Bagdad telah terdapat perwakilan-perwakilan masyarakat Cina dan India, perwakilan ini untuk misi perdagangan masing-masing Negara. Tampaknya jalur perdagangan inilah yang menjadi salah satu sarat penyebaran Islam ke wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur. Masa keemasan Abbasiyah akhirnya tenggelam setelah pergolakan politik dalam negeri Abbassiyah terus terjadi dari waktu ke waktu. Kelompok-kelompok yang selama awal-awal kekuasaan Abbasiyah dipaksa untuk tunduk, bangkit kembali dan mengadakan pemberontakan. Sementara prajurit bayaran dari bangsa Turki yang diberi tugas mengawal khalifah telah berhasil menjadi penguasa-penguasa baru pada pemerintahan Abbasiyah. Beberapa pem-berontakan yang terjadi telah memaksa Abbasiyah melepaskan sebagian kekuasaannya di Afrika Utara kepada raja-raja kecil lokal, dengan catatan bahwa setiap tahun harus tetap mengirimkan upeti ke Bagdad. Bahkan pada pertengahan abad ke-10 M, ketika golongan Fathimiyah muncul di Mesir dan kemudian menguasai sebagian wilayah Afrika Utara, kekuasaan Abbassiyah di Bagdad tidak mampu berbuat apa-apa. Ketika Fathimiyah bergerak ke arah utara menuju Syria, barulah Bagdad mengirimkan pasukan yang terdiri atas orang-orang Turki untuk memerangi, walaupun tidak tampak hasilnya. Fathimiyah merosot kekuasaan karena adanya serangan dari orang Barbar dari Wilayah Afrika Barat. Di Bagdad Bani Abbasiyah dihadapkan pada permasalahan terjadinya perebutan pengaruh antara orang-orang Turki, Arab, dan Persia. Kondisi ini semakin memperlemah kekuasaan Bani Abbassiyah, sehingga pada masa akhir kekhalifan di Bagdad yang sebenarnya Sejarah SMA/SMK K - 1 127 kedaulatan sudah sangat kecil. Bahkan dapat dikatakan bahwa yang berkuasa di Bagdad adalah orang-orang Turki yang dikenal sebagai Bani Saljuk. Bani Saljuk berkuasa kurang dua abad lamanya dari 1055 M 1258 M. Tersingkirnya orang-orang Arab dan Parsi dari kekuasaan Bani Abbassiyah telah menjadikan corak kehidupan masyarakat tidak lagi menjadi identik dengan Islam murni sebagaimana dicontohkan Nabi di Madinah. Ketika pada tahun 1258 tentara Monggol di bawah pimpinan Hulagu menyerbu Bagdad, sehingga menyebabkan kekhalifahan Bani Abbasiyah berakhir. 2. BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA a. Peta Jalur Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia Hubungan dagang antara India dan China melalui laut sudah mulai ramai sejak awal Masehi. Hal ini di mungkinkan karena sudah dikenalnya sistem bintang dan sistem angin yang berlaku di Lautan Hindia dan laut Cina sehingga memungkinkan terjadi jalur pelayaran antara Barat dengan Timur pulang balik secara teratur dan berpola tetap (Kartodirdjo, 1987). Hal ini juga menjadi salah satu faktor munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang jalur pelayaran. Sriwijaya menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari jazirah Arab dan Teluk Parsi serta kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah Arab atau Teluk Parsi serta kapal-kapal dagang dari Cina. Kapal dagang yang dari Jazirah Arab atau Teluk Parsi bergerak di sepanjang pantai Asia Selatan (Gujarat, Malabar, Koromandel, Benggala) dan memasuki kepulauan Nusantara terus Cina, demikian juga sebaliknya (Lihat Peta 1) Sejarah SMA/SMK K - 1 128 Peta 1 PUSAT DAN ROUTE PELAYARAN DAN PERDAGANGAN PADA AWAL TARIKH MASEHI Gambar. 7.1: Pelayaran dan Perdagangan Awal Tarikh Masehi Sumber : Susanto Zuhdi (Peny.). 1997. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra. Jakarta: Dediknas. Hal. 84. Pada awal Abad ke-7 M, ketika Islam berkembang di Jazirah Arab Sriwijaya sedang dalam puncak kejayaannya. Dengan berdasar pada pendapat HAMKA bahwa sudah ada pedagang Arab yang singgah di Sriwijaya, maka bukan tidak mungkin bahwa di antara para pedagang Arab sudah ada yang beragama Islam. Ini artinya bahwa Islam sudah hadir dan mulai di kenal di wilayah Nusantara pada abad ke-7 M. Hal ini diperkuat dengan pendapat Syed Naquid Al-Atas menyatakan bahwa orang-orang Muslim sejak abad ke-7 M telah memiliki perkampungan di Kanton (Kartodirdjo, Poesponegoro, Notosusanto, 1975). Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pedagang-pedagang Arab memang telah memasuki perairan Nusantara. Dalam khasanah akademik, selama ini memang ada permasalahan dan pendapat tentang jalur masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Sejarah SMA/SMK K - 1 129 Pertama tentang permasalaham kapan dan di mana Islam masuk ke Indonesia, yang ke dua tentang siapa yang membawa Islam ke Indonesia. Mengacu pada judul sub bab ini maka pengertian peta dimaknai baik secara fisik geografis maupun secara konseptual permasalahan Artinya peta yang disajikan juga termasuk peta permasalahan (problem maping) yang terjadi mengenai jalur masuknya Islam di Indonesia. Permasalahan kapan dan di mana Islam masuk ke Indonesia masih menjadi bahan kajian para ahli sejarah. HAMKA berpendapat bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 M, alasan yang dikemukakan berdasar pada sumber yang berasal dari berita Cina dan berita Jepang. Kedua sumber menyebutkan bahwa pada abad ke-7 telah terdapat armada dagang yang dikenal dengan Ta-shih atau Tashih-kuo, istilah ta-shih atau tashih-kuo adalah perdagangan dari bangsa Arab atau Persia. Dalam berita itu juga disebutkan telah terdapatkan pemukiman orang-orang Arab di Sumatera Selatan (wilayah Sriwijaya). HAMKA (1981) mengutip pendapat Sir Arnol bahwa catatan dari Cina menyebutkan adanya koloni orang Arab di Sumatera Barat pada sekitar tahun 684 M, artinya bahwa karena sudah ada koloni maka waktu kedatangan orang Arab sebelum tahun 684. (simak peta 2) Sebagian ahli sejarah yang lain berpendaoat bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13, hal ini dikaitkan dengan hancurnya Bagdad yangdiserbu oleh Hulagu pada tahun 1258 M. Akibat hancurnya Bagdad maka banyak orang Islam yang menyebar ke luar dan berkelana mencari daerah baru, kelompok inilah yang sampai di Indonesia. Alasan lain yang dikemukakan adalah keterangan yang diperoleh dari catatan perjalanan Marcopolo dan Ibnu Batutah. pada catatan keduanya menyebut adanya masyarakat Islam di Sumatera. Alasan yang lebih kuat adalah diketemukannya bukti fisik yang berupa Nisan Sultan Malikus Saleh di Aceh yang berangka tahun 1297 M. Sejarah SMA/SMK K - 1 130 Peta 2 ROUTE PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ABAD XVI MASEHI, SEBELUM MALAKA JATUH KE TANGAN PORTUGIS Gambar 7.2. Pelayaran Internasional di Asia Tenggara Sumber : Susanto Zuhdi (Peny.). 1997. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra.Jakarta: Depdiknas. Hal. 86 Kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan kapan datangnya Islam di Indonesia adalah perlunya pemisahan konsep secara jelas tentang kedatangan, proses penyebaran, dan perkembangan Islam di Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa abad ke-7 M dapatlah disimpulkan sebagai waktu kedatangan Islam di Indonesia untuk pertama kali. Setidaknya mengacu pada jalur pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India atau Timur Tengah sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya. Pada masa Sriwijaya berkuasa belum dapat dipastikan apakah pedagang-pedagang Arab telah memainkan peran ganda, yakni sebagai pedagang dan sebagai dai yang mendakwahkan ajaran Islam. Jarak yang cukup jauh (kurang lebih 5 Abad) antara proses kedatangan hingga terbentuknya masyarakat (kerajaan Islam) di Parlak, memang masih menjadi catatan para sejarawan. Sejarah SMA/SMK K - 1 131 Di manakah Islam pertama kali 132ating di kepulauan Indonesia? Tentu saja jawaban pasti mengarah pada tempat-tempat (pelabuhanpelabuhan) yang menjadi persinggahan kapal-kapal dagang. Aceh (1985) menjelaskan bahwa daerah Perlak merupakan tempat Islam pertama kali berkembang. Hal ini didasarkan atas catatan perjalanan Marcopolo. Dari bukti pelacakan arkeologis di samping Parlak juga disebutkan adanya tempat yang bernama Pase. Sehingga disimpulkan bahwa tempat kedatangan Islam pertama kali adalah Parlak dan Pase. Menurut Harun (1995) ada dua jalur proses masuknya Islam ke Indonesia yakni jalur darat dan jalur laut. Jalur darat dari Bagda menuju Kabul Afghanistan, terus ke Kasmir, India Utara, ke Kanton, ke Jeddah Laut Merah, ke Yaman, Oman Teluk Parsi (Irak), Iran, Pakistan, Pantai Malabar, Ceilon, pantai Koromandel, Bangladesh, Birma, dan masuk ke Indonesia.Jika yang digunakan sebagai dasar adalah dua jalur proses masuknya Islam tersebut maka, Parlak sebagai wilayah pertama kedatangan Islam dapat diterima. Permasalahan kedua siapa yang membawa Islam 132ating di Indonesia. Permasalahan ini juga tidak kalah sulitnya dengan permasalahan tentang kapan 132ating di Indonesia. Para ahli sejarah tampak juga sulit untuk bersepakat. Satu hal yang sepatutnya diterima adalah bahwa para pedagang (saudagar) mesti punya andil atau terlibat dalam penyebaran Islam ke Indonesia. Pertanyaan sederhana yang muncul, pedagang Islam yang 132ating ke Indonesia itu berasal dari mana. Snuck Hurgronye (Ahli Islam dari Belanda) sepakat bahwa pedagang Islam yang 132ating ke Indonesia berasal dari Gujarat India. Ada enam 132ating132 yang dikemukakan: 1. Pedagang-pedagang Indialah yang jauh sebelum Islam 132ating telah terbiasa menggunakan jalur laut Indonesia untuk menuju Cina, sehingga ketika Islam masuk India dan pedagang India menjadi Muslim maka Islam kemudian dibawa ke Indonesia; 2. Gujarat adalah pelabuhan yang penting bagi kapal-kapal dagang atau jalur pelayaran dan perdagangan yang ramai di singgahi oleh para pedagang; Sejarah SMA/SMK K - 1 132 3. Corak hiasan dan bentuk nisan makam orang Islam di Indonesia sejenis dengan yang ada di Guratan, sehingga di mungkinkan didatangkan dari Gujarat; 4. Gelar yang dipakai oleh para raja Islam di Indonesia (sjah) adalah dari bahas India atau Parsi; 5. Terdapat kesesuaian beberapa adat-istiadat antara Indonesia dan India; dan 6. Terdapatnya paham syiah dan wahdatul wujud pada pengikut Islam di Indonesia (Lihat Aceh, 1985:21; Harun, 1995:4). HAMKA (1984) dan Aceh (1985) berpendapat bahwa tidak hanya pedagang dari Gujarat tetapi juga pedagang dari Arab yang berperanan mengislamkan Indonesia. Alasannya antara lain: 1. Hubungan dagang melalui laut antara daerah Timur Tengah dengan Cina sudah berkembang sejak abad ke-7 M; 2. Sudah terdapatnya pemukiman orang-orang Arab di Malabar India yang berasal dari Omat dan Hendramaut; dan 3. Sejak zaman Sriwijaya sudah terdapat pedagang Islam yang berasal dari Arab yang bermukim di Sumatera Selatan. Mengkaji tentang asal para pedagang Islam, memeng pernah ada pendapat yang menyebutkan bahwa para pedagang Cina mungkin terkait dalam penyebaran Islam. Bahkan bangsa Cina tidak hanya para pedagangnya yang terkait dengan penyebaran Islam tetapi juga kelompok militer yang peninggalannya sampai sekarang masih dapat di jumpai di Semarang Jawa Tengah (Yuanshi, 2005). Kartodirdjo (1975) menyebutkan bahwa tidak hanya dari kelompok pedagang yang menyebarkan Islam, tetapi juga dari kelompok Mubaligh. Mubaligh inilah yang dengan ilmunya membentuk kader-kader dai melalui berbagi cara, salah satu yang menonjol adalah melalui pendidikan dengan mendirikan pesantren. Kelompok lain adalah para Sufi yang menyebarkan tarekat di Indonesia. Satu hal yang perlu di catat bahwa bangsa Indonesia sendiri merupakan penyebar agama Islam, Karena sebenarnya dalam proses perkembangan Islam bangsa Indonesia tidak pasif, tetapi juga aktif. Contoh yang dikemukakan antara lain, Pengislaman Kerajaan Banjar yang dilakukan Sejarah SMA/SMK K - 1 133 oleh penghulu dari kerajaan Demak. Demikian juga dengan pengislaman Hitu dan Ternate yang dilakukan oleh santri dari Giri. (peta 3) Peta 3 JALAN PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA ABAD XIII-XVI MASEHI Gambar. 7.3. Jalur Penyebaran Islam Dari uraian tersebut jelas tampak bahwa saluran islamisasi yang pertama adalah melalui perdagangan. Hal ini berlangsung dengan intens antara abad ke-7-16 M, yang melibatkan para pedagang dari berbagai wilayah di Asia. Penggunaan saluran Islamisasi melalui perdagangan sangat cocok dengan ajaran Islam, karena dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan antara kegiatan berdagang dengan kewajiban-kewajiban agama lainnya. Melalui saluran perdagangan Islam dapat masuk ke semua lapisan masyarakat dari raja hingga rakyat biasa. Raja atau kaum bangsawan pada masa tersebut juga merupakan pemilik modal dalam bidang perdagangan, sehingga banyak yang memiliki kapal-kapal dagang. Prosesnya mula-mula para pedagang Islam berdagangan di pusatpusat perdagangan dan kemudian di antaranya ada yang bertempat tinggal, baik hanya untuk sementara maupun untuk waktu yang cukup lama. Dalam perkembangannya para pedagang ini banyak kemudian yang menetap sehingga lama kelamaan menjadi sebuah perkampungan. Perkampungan ini Sejarah SMA/SMK K - 1 134 kemudian dikenal sebagai Pekojan, perkampungan orang Islam. Status mereka secara ekonomi relatif baik, sehingga banyak menarik masyarakat di sekitarnya untuk bekerja dengan para pendatang tersebut. Saluran Islamisasi kedua adalah melalui perkawinan. Banyak pedagang Muslim yang menetap tidak serta membawa keluarganya, sehingga kemudian mereka menikah dengan penduduk asli. Wanita yang akan di nikah sebelumnya telah masuk agama Islam, dengan demikian terbentuklah keluarga muslim. Jumlahnya lambat laun semakin banyak sehingga terciptalah masyarakat Islam. Saluran islamisasi melalui perkawinan ini sangat efektif jika yang melakukan perkawinan adalah saudagar Islam dengan anak kaum bangsawan atau Raja. Dari perkawinan ini akan mempercepat islamisasi karena pengaruh sosio politik kaum bangsawa dan para raja cukup besar di kalangan masyarakat. Tasawuf juga merupakan saluran Islamisasi yang ketiga, bahkan di nilai para ahli merupakan saluran terpenting. Alasanya karena melalui Tasawuf memudahkan penerimaan Islam oleh masyarakat yang belum memeluk agama Islam. Guru-guru Tasawuf dengan kebajikannya tetap memelihara unsur-unsur lama dalam masyarakat dengan diwarnai oleh ajaran islam. Nilai-nilai Islam yang diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yang telah di miliki oleh orang Indonesia. Hal ini dapat di buktikan pada islamisasi di Jawa dan Sumatera khususnya. Para guru Tasawuf mampu mengemas islam dalam bahasa yang dapat dimengerti dan disarankan oleh masyarakat Indonesia, sehingga relatif tidak menimbulkan pertentangan antara Islam dengan yang sudah ada sebelumnya. Pendidikan juga merupakan saluran Islamisasi di Indonesia. Sudah disinggung sebelumnya bahwa banyak mubaligh yang kemudian menyiapkan kader melalui pendidikan denga mendirikan pesantren. Di pesantren itulah kader ulama penerus ulama disiapkan untuk mengembangkan Islam diseluruh pelosok Indonesia. Seorang santri yang telah tamat belajar di pesantren akan kembali ke daerahnya masing-masing dan menjadi guru agama dan tokoh keagamaan. Beberapa pesantren awal yang dikenal luas adalah Ampel dan Giri yang sudah muncul ketika Majapahit masih berdiri. Sejarah SMA/SMK K - 1 135 Ampel dan Giri di kenal sebagai tempat pendidikan para mubaligh yang banyak mengislamkan wilayah Indonesia. Saluran Islamisasi yang lain adalah melalui kesenian. Kesenian dengan berbagai bentuknya telah dimanfaatkan para mubaligh untuk memperkenalkan ajaran Islam. Bahkan penyebaran Islam di Jawa tidak dapat dilepaskan dari tembang-tembang Jawa yang digubah oleh para wali. Demikian juga dengan gamelan dan wayang sebagai puncak kesenian Jawa, telah dimanfaatkan Sunan Kalijaga untuk berdakwah. b. Faktor-Faktor yang Memudahkan Islam Berkembang di Indonesia Kartodirdjo (1975: 109) menyatakan bahwa proses islamisasi di Indonesia berjalan mudah karena kedua belah pihak yakni orang-orang Muslim yang datang dan golongan masyarakat Indonesia dapat saling menerima. Secara lebih rinci dapat dijelaskan bahwa faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya secara simultan telah memudahkan Islam berkembang dan diterima di Indonesia. Dipandang dari faktor politik berkembangnya Islam bersamaan dengan terjadinya pergolakan politik kerajaan Hindu Budha. Contoh kasus tentang faktor politik adalah islamisasi di Jawa Timur. Bersamaan dengan kegoncangan politik di Majapahit menjelang keruntuhannya, Islam muncul menjadi kekuatan alternatif yang sulit ditolak masyarakat. Dilihat dari faktor ekonomi antara lain munculnya kekuatan para pedagang Islam pada pelabuhan-pelabuhan strategis di kepulauan Nusantara menjadi daya tarik luar biasa bagi masyarakat Indonesia. Pedagang-pedagang Muslim dapat menunjukkan sifat dan tingkah laku yang baik, dan pemahaman keagamaan yang tinggi sehingga patut untuk dicontoh dan diikuti. Ketika kemudian banyak pedagang dan bangsawan di daerah pelabuhan memeluk Islam maka masyarakat di sekitarnya kemudian mengikuti memeluk Islam. Dari segi faktor sosial dapat dijelaskan antara lain adalah penggunaan bahasa melayu oleh para Mubaligh, sehingga Islam dengan mudah dapat di pahami oleh penduduk Nusantara karena kedudukan bahasa Melayu sebagai bahasa penghubung (lingua franca). Aspek sosial lainnya adalah adanya pandangan Islam yang tidak mengenal strata, padahal sebelum kedatangan Sejarah SMA/SMK K - 1 136 Islam masyarakat dipisahkan dalam kasta Islam dianggap sebagai nilai pembebasan dan menjunjung persamaan dalam masyarakat Faktor budaya yang ikut mendukung berkembang Islam di Indonesia yakni sebelum kedatangan Islam masyarakat Indonesia mempunyai sikap relijius yang baik, sehingga kedatangan Islam yang menawarkan sebuah keyakinan bukan hal yang asing. Sikap masyarakat Indonesia yang terbuka menerima budaya asing telah memungkinkan terjadinya interaksi dengan budaya Islam, kemampuan para mubaligh menggunakan sarana budaya untuk memperkenalkan Islam menjadi saluran Islamisasi yang efektif. Syarat yang mudah untuk menjadi muslim (hanya dengan membaca syahadat) dan ritual yang sederhana merupakan daya tarik yang cepat dapat diterima masyarakat Indonesia. c. Bukti-Bukti Masuknya Pengaruh Islam di Indonesia Perkembangan Islam di Indonesia mulai abad ke-13 menunjukkan intensitas yang tinggi, munculnya Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam di Indonesia telah menunjukkan bukti pengaruh Islam pada sistem kemasyarakatan secara konkrit, yang dalam konteks ini adalah sistem politik dan pemerintahan. Dipergunakan gelar Sultan untuk raja merupakan bukti adanya pengaruh Islam dalam sistem pemerintahan. Demikian juga dengan diperkenalkannya jabatan penghulu dalam struktur pemerintahan di Kraton Demak menunjukkan bahwa Islam telah mempengaruhi pola dan tatanan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia (Sjamsulhuda, 1987). Di Sumatera Barat Islam memperkaya norma-norma adat, pepatah yang mengatakan bahwa adat bersendi sara, dan sara bersendikan kitabullah merupakan pengakuan masyarakat Sumatera Barat tentang perlunya normanorma adat yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang ditetapkan Islam (Hamka, 1981). Di Jawa diadakan upacara grebeg Maulud yang memadukan antara upacara adat dengan dakwah Islam. Demikian pula di berbagai tempat di Indonesia, banyak upacara adat memiliki latar belakang terkait dengan paham-paham tertentu dalam Islam. Misalnya kenduri bubur sura, Asan-usen tabut, Kanji Asura, dsb. Di bidang keagamaan sebagaimana telah dibahas dalam uraian di atas bahwa tasawuf memiliki pengaruh yang cukup penting. Banyak ritual Sejarah SMA/SMK K - 1 137 keagamaan masyarakat yang didasarkan atas ajaran tarekat, tokoh-tokoh tarekat seperti Hamsah Fansuri, Abdur Rauf Singkel, Nuruddin Ar Raniri menjadi rujukan masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan. Mereka adalah pengembang tarekat yang mendapat banyak pengikut di Sumatera. Di Jawa pada Wali menggunakan berbagai saluran kesenian untuk mengembangkan Islam, yang sangat popular adalah Sunan Kalijaga yang mampu mempengaruhi pertunjukkan wayang menjadi sarana dakwah yang efektif. Bukti fisik tentang masuknya pengaruh Islam adalah pada bidang seni bangunan (arsitektur) dan seni sastra. Seni bangunan yang merupakan bukti adanya pengaruh Islam adalah Masjid, bangunan tempat shalat bagi umat Islam. Dalam bangunan Masjid jelas sekali adanya pengaruh Islam di dalamnya (Soekmono, 1985). Selain bangunan masjid, bentuk bangunan yang terpengaruh Islam adalah makam. Ragam hias dan bentuk nisan memberikan bukti adanya pengaruh Islam. Nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik, makam Al Malikus Saleh, dan Troloyo menunjukkan bukti bahwa Islam berpengaruh dalam seni bangunan. Hasil seni ukir sebagaimana yang terdapat dalam relief di Masjid Mantingan, seni ukir kayu di Cirebon. Bukti pengaruh Islam pada seni sastra sangatlah banyak. Di Sumatera muncul karya sastra yang berbentuk hikayat, syair, tambo, dan silsilah. di Jawa muncul karya berbentuk Suluk, babad, tembang, dan kitab (Soekmono, 1985). Dalam perilaku keagamaan ajaran tasawuf dapat diterima di Indonesia karena dapat menemukan titik temu dengan kepercayaan masyarakat terdahulu, sehingga dalam perkembangan Islam di masyarakat bentuk-bentuk ritual tasawuf sangat mewarnai perilaku keagamaan masyarakat. Beberapa tarekat berkembang di Indonesia dengan baik, antara lain tarekat Qodiriyah, Naqsabandiyah, Satariyah, Rifaiyah, Qodiriyah wa Naqsabandiyah, Syadziliyah, Khalwatiyah, dan Tijaniyah (Kartodirjo, Poesponegoro, Notosusanto, 1975). Beberapa tarekat bahkan sampai sekarang masih berkembang di tengah-tengah masyarakat. Sejarah SMA/SMK K - 1 138 D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami materi Sejarah Islam di Indonesia, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK 1 Lakukanlah aktivitas pembelajaran seperti langkah-langkah dibawah ini! 1. Buatlah 2 kelompok besar dengan membagi peserta menjadi 2 dengan jumlah anggota yang sama 2. Masing-masing kelompok diminta membuat dua permasalahan mengenai pembelajaran materi sejarah Islam di Indonesia (jenjang SMA/K) yang dihadapi guru 3. Tentukan salah satu kelompok yang akan memberikan alternatif jawaban 4. Tentukan kelompok yang lain untuk menanggapi alternatif jawaban dari kelompok penjawab 5. Buatlah kesimpulan dari masing-masing permasalahan tersebut! Sejarah SMA/SMK K - 1 139 LK 2 Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, dengan bukti keberadaan salah satu makam raja Islam di Samudera Pasai yang nisannya terbuat dari batu marmer buatan Gujarat, teori ini di kemukakan oleh … A. Hoesein Djajadiningrat. B. Soetjipto Wirjosoeparto. C. Snouck Hurgronje. D. Hamka. 2. Dalam perjalanan dari Cina ke Persia, Marcopolo singgah di Sumatera. Dalam catatannya tentang perkembangan awal Islam di Indonesia disebutkan bahwa.... A. adanya makam Sultan Malik Al Saleh, Raja Kerajaan Samudra Pasai B. Samudera Pasai kerajaan pertama Islam di Sumatera C. adanya kerajaan di Sumatera yang memberikan persembahan kepada kerajaan di Jawa D. di wilayah Perlak (Aceh) sudah dijumpai komunitas yang beragama Islam 3. Perkembangan Islam berlangsung dalam proses-proses politik, sosial, ekonomi dan kultural. Salah satu dampak perkembangan Islam dalam proses-proses ekonomi adalah: A. institusionalisasi pasar dalam struktur birokrasi. B. diterapkankannya model perdagangan bebas. C. peningkatan secara signifikan kesejahteraan masyarakat. D. pembangunan pelabuhan tempat singgahnya kapal-kapal. 4. Golongan masyarakat mudah menerima penyebaran agama Islam di Indonesia. Hal ini disebabkan .... A. ajaran Islam bersifat demokratis dan memandang kesetaraan masyarakat B. masyarakat terkesan dengan ilmu supranatural para penyebar agama C. ajaran Islam lebih mementingkan ajaran akherat sehingga mereka merasa tenteram D. raja diangkat tidak berdasar keturunan namun pertimbangan kemampuan agama Sejarah SMA/SMK K - 1 140 5. Nisan Raja Malikul Saleh bukan saja memberikan bukti bahwa pada abad ke-13 telah ada kerajaan Islam, namun juga menunjukkan bahwa agama Islam disiarkan dari Gujarat. Hal ini terbukti dengan …. A. Malikul Saleh berasal dari Gujarat B. langgam pembuatan nisan sama dengan nisan di daerah Gujarat C. gelar Malikul berasal dari daerah Gujarat D. huruf Arab pada nisan berasal dari daerah Gujarat F.RANGKUMAN Muhammad mengembangkan Islam di Jazirah Arab dimulai dari Kota Mekkah, kemudian berpindah ke Kota Madinah dimulai sejak tahun 611 M, pada usia 40 tahun setelah menerima wahyu kenabian. Muhammad berhasil mengembangkan masyarakat Islam dengan pusat di Madinah. Setelah Muhammad wafat, pada penggantinya yakni Khulafayrrasyidin berhasil mengembangkan Islam ke luar Jazirah Arab. Bahkan ketika Dinasti Umayyah dan Abasiyah berkuasa Islam telah tersebar luas dari Andalusia sampai ke Asia Tenggara. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari perkembang-an Islam di Indonesia yaitu: 1. Perkembangan Islam di Indonesia perlu diberikan rincian tentang tiga hal dengan lebih tegas, yakni antara kedatangan Islam, proses penyebaran Islam, dan perkembangan Islam. 2. Kedatangan Islam di Indonesia berdasar pada beberapa sumber dan argumen yang ada terjadi secara bersamaan dengan ramainya jalur laut perdagangan Timur Tengah dengan Cina. Dengan demikian terjadi antara abad ke-7 M hingga 13 M. 3. Proses penyebaran Islam dilakukan para pembawa agama Islam antara lain: a. Pedagang; b. Para Mubaligh; dan c. Para Sufi. 4. Asal para pedagang adalah dari Arab, Persia, India, Cina, dan Indonesia. 5. Asal para mubaligh dari Arab, Persia, India, dan Indonesia. 6. Asal para sufi berasal dari Arab, Persia, India, dan Indonesia. 7. Saluran Islamisasi antara lain: Sejarah SMA/SMK K - 1 141 a. Perdagangan; b. Dakwah; c. Perkawinan; d. Pendidikan; e. Kesenian; dan f. Tasawuf. F.UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Islam di Indonesia? 2. Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi Sejarah Islam di Indonesia? 3. Apa manfaat materi Sejarah Islam di Indonesia terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? 4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan dengan materi Sejarah Islam di Indonesia di sekolah/madrasah ditempat Bapak/Ibu bertugas? G.KUNCI JAWABAN 1. B 2. D 3. A 4. A 5. B Sejarah SMA/SMK K - 1 142 DAFTAR PUSTAKA Aceh, Abubakar. 1985. Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia. Solo: Ramadani. HAMKA. 1981. Sejarah Umat Islam IV.Jakarta: Bulan Bintang. Haekal, Muhammad Husain. 2002. Sejarah Hidup Muhammad. Jakarta: Litera Antar Nusa. Harun, Yahya. 1995. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia.Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta. Kartodirdjo, Sartono. 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Dari Emporium Sampai Imperium Jilid I. Jakarta: Gramedia. Kartodirdjo, Sartono, Poesponegoro MD, Notosusanto, N. 1975. Sejarah Nasional Indonesia III.Jakarta: Depdiknas. Matdawam, Noer. 1984. Lintasan Sejarah Kebudayaan Islam.Yogyakarta: Yayasan Bina Karier. Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius. Syalabi. 1990. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 1 dan 2.Jakarta: Pustaka Al Husna. Tohir, M. 1981. Sejarah Islam dari Andalus sampai Indus. Jakarta: Pustaka Jaya. Watt, M. 1988. Politik Islam dalam Lintasan Sejarah.Jakarta: P3M. Yuanshi, Kong. 2005. Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.Jakarta: Pustaka Populer Obor. Zuhdi, Susanto (Peny). 1997. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutera.Jakarta: Depdiknas. Sejarah SMA/SMK K - 1 143 KEGIATAN PEMBELAJARAN 8 PERDAGANGAN DAN PELAYARAN KUNO A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat mampu menjelaskanmateri perdagangan dan pelayaran kuno secara kronologis. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1) Menunjukkan jalur perdagangan kuno/silk road 2) Menunjukkan jalur perdagangan laut 3) Menjelaskan peranan pusat perdagangan disekitar laut tengah 4) Menjelaskan sistem pelayaran dan perdagangan kuno di Indonesia. 5) Menjelaskan kebesaran Emperium Nusantara di bidang perdagangan 6) Menjelaskan peranan Indonesia dalam jaringan perdagangan dunia C. URAIAN MATERI 1. Jalur Perdagangan Darat Perdagangan sebagai salah satu aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, telah membuka hubungan antarnegara di dunia. Melalui perdagangan itu terjadilah hubungan antardaerah yang satu dengan daerah yang lain, bangsa yang satu dengan yang lain, dan benua yang satu dengan benua yang lain. Daerah-daerah produsen berhubungan dengan daerah konsumen yang kemudian membentuk jalur-jalur perdagangan dunia yang jaraknya bisa sampai ribuan mil. Melalui perdagangan itulah dunia Timur terhubung dengan dunia Barat. Hubungan antara dunia Timur dan Barat nampaknya telah ada sejak sebelum abad Masehi. DuniaTimur yang kaya rempah-rempah dapat memenuhi kebutuhan negara-negara Barat, seperti lada, buah pala, jahe, cengkih, kayu manis, kemenyan, permata, dan sutra. Untuk bisa mendapatkan barang tersebut bangsa Barat harus mengeluarkan biaya yang besar dan usaha keras. Namun, hal itu bukan menjadi rintangan karena barang-barang dari Timur tersebut memang sangat dibutuhkan dan merupakan barang langka di negaranegara Barat. Sejarah SMA/SMK K - 1 144 Gambar 8.1. komoditas rempah-rempah (http://sidomi.com/) Sejak sebelum permulaan tahun Masehi di Asia sudah berkembang hubungan dagang antara Asia Timur (Cina) dengan India dan Cina dengan Asia Tengah. Jalur perdagangan tersebut dikenal dengan sebutan jalan sutra. Ada dua jalan yang menghubungkan antara dunia Timur dan Barat. Pertama, jalur yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, India, dan Asia Barat. Jalur yang lain adalah yang melalui laut, yaitu jalur perdagangan laut dari Teluk Persia sampai Laut Merah. Selain itu, juga perdagangan melalui laut dari Teluk Benggala, India sampai Teluk Persia. Melalui jalan sutra tersebut para pedagang membawa barang dagangan dari Timur melalui Benua Asia menuju ke Asia Barat. Para pedagang menggunakan sarana transportasi berupa binatang unta untuk mengangkut barang dagangan menyusuri jalan sutra di tengah padang pasir di Asia menuju ke Asia Barat. Perdagangan transkontinental yang membentang di Asia Tengah dan menghubungkan Chang An (Ibukota Cina sejak abad 7-13) melintasi stepa-stepa dan gurun-gurun. Wilayah Parsi, selatan Laut Kaspia, Mesopotamia hingga Laut Tengah. Fungsi utama perdagangan jalur laut dan Jalur darat adalah untuk menyalurkan produk-produk dari Timur ke Barat melalui Tengah. Alat transportasi utama dalam kergiatan perdagangan adalah rombongan unta dalam jumlah yang sangat besar (karavan). Sejak Kafilah Bani Abasiyah mengalami kemunduran Sejarah SMA/SMK K - 1 145 pada abad ke-10 pola perdagangan dari Timur Tengah ke Asia Timur dan sebaliknya dari Asia Timur ke Timur Tengah mengalami perubahan fundamental. Gambar.8.2. Peta Jalur Sutra Sumber. (https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Silkroutes.jpg) Hubungan antara negeri Cina dan India dimulai pada zaman Dinasti Han (206 SM - 121 SM). Pada zaman pemerintahan Kaisar Wu Tie, yaitu pada tahun 138 SM dikirmkan seorang utusan yang bernama Tsang Tsj‟in untuk mencari persahabatan dengan bangsa Yue Tys, yaitu suku bangsa yang berkedudukan di sebelah utara Tibet yang termasuk rumpun Indo Jerman. Perutusan itu sendiri gagal, tetapi sejak itu pengiriman utusan tersebut banyak pedagang Cina pergi ke India melalui celah-celah antara Yunan dan Myanmar. Sejak perjalanan Tsang Tsj‟ien, bangsa Cina mulai berhubungan dengan bangsa di Asia Tengah dan India. Hubungan itu bercorak perdagangan dan sekaligus juga militer. Pada zaman itu sudah dikenal dua jalan perdagangan. Pertama jalur utara yaitu jalur melewati Padang Pasir Gobi, atau jalur melalui daerah Turfan. Kedua melalui jalur selatan yaitu melewati Khutan dan Yarkand. Hubungan dengan India terjadi lebih intensif lagi sesudah agama Budha dapat memasuki Cina. Mungkin sekali masuknya agama Budha itu ikut tersiar ke Cina melalui para pedagang dan tentara yang ikut berperang di daerah Asia Tengah dan perbatasan India. Dalam hubungan dagang antara Cina dan India tersebut, Cina menjual bahan sutra halus, Sejarah SMA/SMK K - 1 146 kulit binatang berbulu, dan kayu manis. Sebagai gantinya orang Cina menerima barang-barang, seperti gelas, permata, gading, dan kain dari wol halus. Selain menjalin hubungan dagang dengan India melalui jalan sutra, pada awal tahun Masehi Cina juga menjalin hubungan dengan Romawi. Kain sutra halus dari Cina sesudah tiba di Romawi diurai lagi menjadi benang bahan pakaian yang sangat halus. Barang-barang lainnya yang dijual bangsa Cina ialah kaneel yang dipakai obat, minuman, wangi-wangian, Porselin dan juga beberapa jenis benda logam. Pada waktu itu orang Cina membeli bermacam-macam benda dari Romawi, seperti gelas minuman, perhiasan, dan bahan pakaian wol. Pada waktu itu, perdagangan antara orang-orang Romawi dan orang-orang Cina dilakukan secara tidak langsung. Perdagangan yang mereka lakukan adalah perdagangan berantai. Kafilah-kafilah dari Cina melakukan perdagangan dengan Romawi melalui pedagang-pedagang Parthia dengan naik unta dan kuda. Barangbarang dari Timur ini diangkut ke daerah-daerah perdagangan di Pantai Laut Tengah melalui Mesopotamia. Di sini barang-barang itu berpindah tangan lagi dan melalui Gurun Syiria diangkut ke Palmyra dan kota-kota bandar lain kepada pedagang-pedagang Funisia yang mengangkut dan mengedarkan secara luas ke negeri-negeri di sekeliling perairan Laut Tengah. Perdagangan waktu itu hanya terbatas pada perdagangan barang berharga atau barang mewah karena para pedagang harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Alat pengakutan yang mereka gunakan masih sangat terbatas, yaitu dengan perahu-perahu kecil atau dengan unta dan kuda. Sejak abad ke-13 Mongol mengadakan ekspansi hingga membentuk emperium Mongol yang membentang dari Cina hingga Mesopotamia dan bertahan hingga abad ke-15. pada masa Jengis Khan Mongol berhasil menguasai trans Oxiana dan membangun ibukota kerajaannya di Samarkhand dan menggunakan gelar Khan Akbar. Dinasti ini merosot setelah mendapat serangan orang Uzbek. Namun Amir Timur kemudian melancarkan serangkaian peperangan untuk memulihkan kembali kekuasaan Jengis Khan. Ke barat pasukan Amir Timur berhasil menduduki Persia, kemudian ke Azerbaijan, Baghdad, Damaskus, Angkara, dan Georgia. Ke arah timur Amir Timur berhasil menaklukkan kerajaan Delhi di India. Keturunan Amir Timur Zahir al Din Muhammad Babar (Padsha Ghazi) kalah dalam perang suksesi dan melarikan diri yang kemudian berhasil membangun Kerajaan Islam Moghul di India. Sejarah SMA/SMK K - 1 147 2. Jalur Perdagangan Laut Sejak awal tahun Masehi sudah berkembang hubungan perdagangan yang ramai antara dunia Barat dan dunia Timur, yaitu antara Kekaisaran Romawi dan Kerajaan Cina melalui jalan laut. Pada awal Masehi itu kedua kerajaan masingmasing mencapai zaman gemilang. Romawi di bawah kekuasaan Kaisar Octavianus Augustus dan di pihak lain negeri Cina mencapai kejayaan pada masa kekuasaan Dinasti Han. Pada awal tahun Masehi itu, para pelaut telah mengenal dan memanfaatkan angin musim dalam perjalanan pelayarannya. Mereka tidak perlu lagi berlayar menyusuri pantai. Samudra India dan Selat Malaka diseberangi dengan menggunakan angin musim barat daya. Dari Selat Malaka para pedagang Barat melanjutkan perjalanannya ke Pelabuhan Annam. Bahkan, para pedagang Barat yang sampai di Pelabuhan Annam pernah menghadap Kaisar Cina sebagai utusan Raja Ta-tsin (Romawi) yang bernama Antu (mungkin Mareus Ausrelius) Berkembangnya hubungan dagang jalur laut Asia Barat dan Asia Timur pada saat itu disebabkan terjadinya peperangan di Asia Tengah sehingga jalur perdagangan darat antara Asia Barat dan Asia Timur yang melewati Asia Tengah (jalan sutra) menjadi terputus. Pada tahun-tahun berikutnya makin sering didengar kabar tentang kedatangan pedagang Romawi di Cina. Hal itu menunjukkan bahwa makin banyak kapal yang berlayar dari Teluk Persia ke Cina melalui Selat Malaka. Pada tahun 226 Masehi ada pedagang Romawi yang sampai di Nanking melalui Tonking. Selanjutnya, pada bagian kedua abad ketiga, rupanya para pedagang yang datang dari laut tidak hanya puas berhenti di Tonking, tetapi juga meneruskan pelayaran ke Kanton. Pada abad ketiga sudah banyak orang barat di Kanton dan dengan adanya hubungan dagang antara Cina dan Romawi maka pada saat itu sudah berkembang jalur perdagangan laut antara Asia Barat, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Selain adanya hubungan perdagangan antara Cina dan Romawi, Cina juga menjalin hubungan dagang dengan India melalui jalur laut. Dalam pelayaran perdagangan menuju ke India para saudagar Cina lebih dahulu mengadakan hubungan dengan Indonesia karena pelayaran mereka melewati wilayah tersebut. Sebelum terjadi hubungan dagang antara Cina dan Indonesia, terlebih dahulu sudah ada hubungan dagang antara Indonesia dan India. Hal ini disebabkan karena sistem angin di Indonesia yang lebih memudahkan pelayaran ke India dan Persia daripada ke Cina. Pelayaran dari India ke Indonesia banyak dilakukan Sejarah SMA/SMK K - 1 148 dengan menyusuri pantai, jadi tidak selalu menyeberangi Teluk Benggala. Kapalkapal dagang tersebut setelah sampai di Selat Malaka kemudian singgah di pelabuhan-pelabuhan Indonesia dan sebaliknya. Sejak kapan terjadi hubungan dagang antara India dan Indonesia tidak dapat dipastikan. Akan tetapi pada abad kedua tahun Masehi hubungan pelayaran sudah intensif. Secara geografis wilayah Indonesia berada pada posisi silang diantara dua benua dan dua samudera. Wilayah Indonesia diapit oleh benua Asia dan Benua Australia, juga diapit Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kondisi geografis tersebut bernilai strategis dan terbuka. Strategis bermakna letaknya lebih baik dan menguntungkan, sedangkan terbuka berarti Indonesia terbuka oleh jalur hubungan antar pulau dan antar negara. Dilihat dari segi Geografis Kepulauan Indonesia dan daerah-daerah Asia Tenggara merupakan satu kesatuan dengan Asia maka tidak terlalu sulit bagi para pelaut pada zaman dahulu, mungkin juga pada zaman prasejarah untuk berlayar dari Asia Barat ke Indonesia. Dengan kapal layar itu mereka dapat menyusuri pantai pada musim yang tepat. Bahkan kapal-kapal besar pun dengan ukuran ratusan ton dan bermuatan seratus sampai dua ratus orang sudah dapat menyeberangi Teluk Benggala ataupun Samudra Indonesia dengan mantap. Barang-barang yang diperjualbelikan dalam perdagangan antara India dan Indonesia pada saat itu adalah logam mulia, perhiasan, berbagai jenis tenunan, barang pecah belah, bahan-bahan baku untuk kerajinan, rempah-rempah (cengkih dan lada), wangi-wangian, obat-obatan, dan kayu (cendana dan gaharu). Cina sudah lama berdagang dengan Asia Tengah melalui jalan sutra dan secara langsung juga berdagang dengan Romawi. Sesudah Cina menguasai wilayah sebelah selatan Sungai Yang Tse dan daerah Indocina maka pelayaran dengan Indonesia melalui Selat Malaka makin berkembang. Sebelumnya orang Cina sudah mengetahui adanya jalur pelayaran ke selatan melalui Funnan dan Semenanjung Tanah Melayu yang berakhir di tepi Samudra Indonesia. Akan tetapi hubungan dagang yang diselenggarakan India melalui Indonesia ke Cina ataupun dari Indonesia sendiri ke Cina sudah terjadi pada abad ketiga Masehi. Bukti tertulis tentang hubungan pelayaran itu barulah terjadi ketika Fa Hien (Fa Hsien) berlayar dari India lewat Jawa ke Cina pada abad kelima dan juga bukti dari Pendeta Gunawarman yang berlayar dari India ke Cina. Sejarah SMA/SMK K - 1 149 Dari catatan perjalanan yang dibuat oleh Fahien dan Gunawarman dapat diketahui bahwa pada awal abad ke-5 M sudah berkembang perdagangan laut antara Cina, India, dan Asia Barat. Pada saat itu perahu-perahu saudagar Arab banyak berlabuh ke Pelabuhan Kwantung (Kanton) membawa barang-barang dagangan, seperti minyak wangi, permadani, permata, setanggi, barang dari gelas, dan katun yang halus. Hubungan pelayaran antara India dan Cina pada umumnya dilakukan melalui Asia Tenggara maka berkembanglah pusat-pusat perdagangan di daerah tersebut. Pusat-pusat perdagangan tersebut merupakan tempat bertemunya para pedagang dari berbagai negara. Di Asia Barat (Timur Tengah) terdapat pula pusat perdagangan penting, seperti Ormuz di Teluk Persia dan Alexandria (Iskandariah) di Pantai Laut Tengah (Mesir). Ormuz merupakan pusat perdagangan penting di Asia Barat karena pelabuhan itu merupakan tempat pertemuan dari tiga jalur perdagangan yaitu perdagangan yang melewati Laut Merah, perdagangan yang melewati Lembah Sungai Tigris dan Eufrat, serta perdagangan dari Timur. Sementara itu, Alexandria merupakan pusat perdagangan penting di Laut Tengah karena dari sini barang dagangan dari Timur akan menyebar ke Eropa. Pusat perdagangan penting yang lain bagi para pedagang Eropa adalah Konstantinopel (Bizantium). Di Asia Selatan juga berkembang pusat perdagangan penting, yaitu di Calikut (India). Pusat perdagangan lain di India pada saat itu adalah Goa dan Bombai. Pusat-pusat perdagangan di India mengalami perkembangan pesat terletak di jalur perdagangan antara Asia Barat dan Asia Timur. India banyak menghasilkan berbagai jenis barang dagangan penting, antara lain, gading, ukirukiran, kain wol, dan permata. Di Asia Tenggara juga berkembang pusat perdagangan penting, yaitu Sriwijaya di Selat Malaka. Selat Malaka merupakan pintu gerbang dari pelayaran antara India dan Cina. Setiap kapal dari Asia Barat dan Asia Selatan yang akan berlayar ke Asia Timur pasti melewati Selat Malaka. Sriwijaya menghasilkan barang-barang dagangan penting, seperti rempah-rempah dari Maluku, emas, dan kayu cendana. Di Asia Timur (Cina) juga berkembang pusat perdagangan penting karena wilayah ini menghasilkan berbagai jenis barang dagangan penting, antara lain Sejarah SMA/SMK K - 1 150 sutera dan barang-barang dari porselin. Pusat-pusat perdagangan penting saat itu adalah Kanton (Kwantung) dan Kambalik (Peking). 3. Peranan Pusat-Pusat Perdagangan di Sekitar Laut Tengah Seperti telah diterangkan di depan bahwa sejak sebelum permulaan tahun Masehi sudah terjadi hubungan antara Asia Timur dan Asia Barat melalui jalan sutra. Selanjutnya, pada awal abad Masehi juga sudah berkembang hubungan perdagangan melalui jalur laut Asia Timur dengan Asia Barat dan Eropa. Barangbarang dagangan dari dunia Timur (Asia), antara lain sutra dari Cina, rempahrempah dari Indonesia, kain katun dan mutiara dari India, bahan pakaian, gading, dan kaca dari Mesir, permadani, batu permata, kayu sedar dari Asia Barat, akhirnya sampai ke daerah sekitar Laut Tengah, seperti Alexandria, Antioch, dan Konstantinopel (Bizantium). Pada kejayaannya. awal abad Masehi Perdagangan dan Kekaisaran pelayaran Romawi pada mencapai saat itu puncak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan ramainya perdagangan dan pelayaran di sekitar Laut Tengah, tumbuhlah pelabuhan-pelabuhan di sekitar Laut Tengah, seperti Genoa dan Venesia yang terletak di Semenanjung Itali. Pelabuhanpelabuhan tersebut selalu ramai dikunjungi oleh para pedagang. Romawi sudah menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di Asia. Perdagangan pada saat itu sudah menggunakan mata uang sebagai alat tukar-menukar. Setelah kejatuhan bangsa Romawi pada 476 M akibat serangan bangsa Jermania di bawah Odoakar, Bangsa Eropa terus mengalami kemunduran. Dilihat dari segi perkembangan ilmu pengetahuan bangsa Eropa bisa dikatakan mengalami jaman kegelapan, perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tersendat-sendat. Pada masa ini perkembangan bangsa Eropa didominasi oleh dogma-dogma agama. Perdagangan di sekitar Laut Tengah sempat mengalami kemunduran. Pada saat itu pelabuhan-pelabuhan di sekitar Laut Tengah menjadi sepi. Perdagangan pada saat itu berlaku sistem barter atau sistem pertukaran barang dengan barang. Pada saat terjadi perang salib (1096 M-1291 M) perdagangan di sekitar Laut Tengah sedikit mengalami kemunduran karena pelabuhan-pelabuhan di Laut Tengah (di Semenanjung Italia) menjadi pangkalan pemberangkatan pasukan Salib ke Palestina. Setelah Perang Salib berakhir, hubungan perdagangan antara Asia dan Eropa melalui Laut Tengah berkembang Sejarah SMA/SMK K - 1 151 kembali. Keadaan itu membawa kemajuan pesat bagi kehidupan di sekitar Laut Tengah sehingga pelabuhan-pelabuhan di sekitar Laut Tengah berkembang menjadi kota-kota pelabuhan dan kota dagang yang besar dan sekaligus sebagai pusat-pusat perdagangan di Laut Tengah. Kota-kota pelabuhan dan kota-kota dagang tersebut banyak dikuasai oleh kaum pedagang. Dengan modal-modal yang besar kaum pedagang juga membuka usaha perbankan dan mendirikan perusahaan-perusahaan. Kota-kota pelabuhan dan kota-kota dagang yang ada disekitar Laut Tengah yang merupakan pusat-pusat perdagangan mempunyai peranan yang sangat besar dalam menyebarkan barang dagangan yang berasal dari Timur (Asia) ke sekitar Laut Tengah dan Eropa. Keramaian perdagangan yang melalui pusat-pusat perdagangan di Laut Tengah merupakan mata rantai dalam hubungan perdagangan antara Asia dan Eropa. Pada akhir abad Ke-15 di Eropa timbul suatu gejala baru yang berusaha melepaskan diri dari ikatan lama yang dikuasai oleh istana dan gereja. Dalam gerakan baru ini ada semangat untuk melebihi kehidupan masa lampau sehingga menimbulkan sikap berhaluan maju. Pemikiran ini menghasilkan banyak sekali penemuan baru dibidang ilmu, teknologi, dan perkembangan budaya pada umumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa melahirkan sejumlah pemikiran baru yang mencegangkan dunia pada saat itu. Nicolaus Copernicus seorang pakar matematika dan astronomi dari Polandia, mengajukan teori Heleosentris, yang menyatakan matahari sebagai pusat tata surya. Teori tersebut juga menyatakan bahwa bumi itu bulat dan menolak anggapan bahwa bumi itu datar, seperti yang dikemukakan teori sebelumnya (teori geosentris). Pendapat Copernicus didukung oleh Galileo. Pada tahun 1960 Galileo menciptakan menciptakan teropong bintang. Ajaran Copernicus dan Galileo sangat banyak mempengaruhi dan mendorong pelaut-pelaut Spanyol dan Portugis serta Negara-negara Eropa yang lainnya untuk berlayar mengarungi samudera mencari daerah yang baru. 4. Sistem Pelayaran Dan Perdagangan Di Nusantara 1) Sistem Angin dan Manfaatnya bagi Pelayaran Antarpulau di Wilayah Nusantara Kepulauan Indonesia memiliki laut dan daratan yang luas. Sejak lama laut telah berfungsi sebagai jalur pelayaran dan perdagangan antar suku bangsa di Kepulauan Indonesia. Sejarah SMA/SMK K - 1 152 Sejak zaman dahulu nenek moyang kita terkenal sebagai pelaut ulung. Pelaut tradisional Indonesia telah memiliki keterampilan berlayar Nenek moyang kita mampu mengarungi lautan yang sangat luas sampai di Pantai Utara Australia dan ke Pulau Madagaskar di Pantai Timur Benua Afrika. Untuk bisa mengarungi samudra yang luas, tentunya nenek moyang kita mengetahui tentang seluk beluk pelayaran di antaranya adalah pengetahuan tentang angin. Para pelaut kita pada zaman dulu sudah mengetahui manfaat angin bagi pelayaran. Setidaknya nelayan di desa pantai kita mengenal angin darat dan angin laut, sekedar untuk kepentingan berlayar ke laut dan pulang ke darat. Mereka berlayar ke laut menggunakan angin darat dan ketika pulang menggunakan angin laut. Para pelaut kita berlayar dengan kapal antarpulau dan antarnegara juga menggunakan angin musim. Gambar 8.3. Arah Angin Musim di Indonesia Bulan April-Oktober (www.nasriaka1125.wordpress.com) Wilayah Nusantara dilalui dua angin pasat. Di sebelah utara garis khatulistiwa berhembus angin pasat tenggara. Keadaan demikian berlangsung sepanjang tahun. Akan tetapi karena peredaran bumi mengitari matahari maka di wilayah Nusantara angin pasat itu berubah arah. Angin pasat timur laut waktu melintas garis khatulistiwa berubah arah menjadi angin barat laut. Sedangkan angin pasat tenggara waktu melintasi garis khatulistiwa berubah menjadi angin barat daya. Lagi pula wilayah Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia mempunyai pengaruh besar pada berhembusnya angin. Iklim panas salah satu benua akan membawa perubahan pada arah angin. Apabila di Benua Sejarah SMA/SMK K - 1 153 Asia terjadi musim panas maka tekanan udara di utara menjadi minimum(rendah). Angin berhembus dari Australia ke Benua Asia yang arahnya ke barat. Gambar.8.4. Arah Angin Musim di Indonesia BulanOktober-April (www.nasriaka1125.wordpress.com) Sementara itu, apabila di Australia terjadi musim panas maka angin dari Benua asia bergerak ke timur menuju Australia. Oleh karena itu, wilayah Indonesia dilalui dua angin musim yang setiap setengah tahun berubah arah. Pada bulan Oktober-April berhembus angin musim barat, sedangkan bulan April-Oktober berhembus angin musim timur. Para pelaut kita sudah mengenal dua angin musim tersebut dan memanfaatkannya untuk pelayaran. Para pelaut yang berangkat dari Maluku telah menggunakan angin musim timur untuk berlayar menuju pusat-pusat perdagangan bagian barat, misalnya Ujungpandang, Gresik, Demak, Banten sampai Malaka. Sebaliknya, kapal-kapal dari barat yang berlayar menuju ke wilayah timur menggunakan angin musim barat. Pada bulan Juni-Agustus kapal berlayar ke Ayuthia dan Cina sedangkan pada bulan September-Desember angin balik berhembus ke selatan. Rupanya pelaut-pelaut kita lebih banyak dan lebih dulu mengenal jalan laut ke barat (India) daripada ke utara (Cina). Akan tetapi dalam perkembangannya kapal-kapal kita juga biasa berlayar ke negeri Cina. Di Malaka kapal-kapal berdatangan dan menunggu angin yang baik untuk meneruskan pelayaran atau kembali ke negerinya. Sejarah SMA/SMK K - 1 154 2) Teknik Pelayaran Teknik pelayaran di Nusantara pada zaman dahulu belum berkembang seperti teknik pelayaran yang dilakukan oleh orang-orang Barat pada saat itu. Orang-orang Barat banyak menggunakan kapal-kapal yang besar dan perlengkapan yang lebih maju. Orang Indonesia menggunakan teknik pelayaran yang sederhana dan ada yang masih menggunakan cara alam. Mereka berlayar dengan berpegang pada pengetahuan yang diperoleh secara turun temurun. Ada lagi yang masih menggunakan perasaan atau naluri. Dengan melihat bentuk awan, pantulan sinar matahari, serta warna dan jenis air laut, seorang nahkoda yang berpengalaman dapat menentukan lokasi dan membawa kapalnya ke tujuan dengan selamat. Para pelaut kita sudah mengenal mata angin. Pada umumnya dikenal delapan mata angin, yaitu utara, timur, selatan, barat, timur laut, tenggara, barat laut, dan barat daya. Ada suku bangsa yang hanya mengenal dua mata angin, yaitu ke darat (gunung) dan ke laut. Para pelaut kita banyak juga yang mengembangkan teknik pelayarannya seperti bangsa Barat. Mereka juga mengenal kompas. Sebenarnya kompas itu merupakan hasil pemikiran dari bangsa Cina, tetapi mereka baru menggunakannya sebagai alat pelayaran pada abad ke-11. Pelaut Arab dan Parsi lebih dulu menggunakan kompas. Kompas tersebut digunakan untuk menentukan arah bagi kapal yang sedang berlayar. Namun demikian, hanya kapal-kapal yang berukuran agak besar yang menggunakan kompas. Selain kompas alat lainnya yang penting dalam pelayaran adalah peta. Pelaut-pelaut Nusantara juga mengenal peta. Bahkan, dahulu pelaut Jawa sudah membuat peta yang meliputi daerah pelayaran yang luas. Pelaut Bugis juga sudah membuat petanya sendiri. Para pelaut menyimpan peta pelayaran tersebut dalam tabung bambu. Walaupun pelaut kita peralatannya tidak selengkap kapal bangsa Barat, namun prestasinya mengagumkan. Para pelaut kita pernah berlayar di Samudra Indonesia sampai jauh melintasi daerah subtropik di selatan ataupun sampai ke Pulau Madagaskar. 3) Cara Perdagangan dan Alat Transportasinya Perdagangan antarpulau pada masa lampau dilakukan secara bertahap. Barang-barang dagangan yang berasal dari daerah pedalaman dikumpulkan dan diangkut ke pusat perdagangan di daerah pelabuhan. Barang-barang dagangan tersebut diangkut dengan menggunakan pedati atau gerobak. Selain itu, ada juga Sejarah SMA/SMK K - 1 155 yang diangkut melalui sungai dengan menggunakan perahu. Setelah terkumpul dalam jumlah besar di pusat perdagangan dekat pelabuhan, barulah terjadi jual beli dengan para pedagang besar dari berbagai pulau. Pada masa lampau juga banyak dilakukan kegiatan perdagangan dengan cara tukar menukar barang yang dinamakan barter. Tukar-menukar tersebut misalnya, barang rempah-rempah ditukar dengan kain, rempah-rempah ditukar dengan beras, atau beras ditukar dengan barang-barang yang lain. Cara barter sering menimbulkan kesulitan dalam perdagangan karena kurang praktis dan sulitnya menentukan nilai tukar barang. Untuk mengatasi kesulitan itu maka pada masa berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia dibuat mata uang. Mata uang tersebut dikeluarkan oleh kerajaan. Bahan mata uang itu pun bermacam-macam, ada yang dari timah, perunggu, perak, dan emas. Pada zaman dahulu, orang tidak bisa begitu terikat pada jenis mata uang dari negaranya sendiri. Di pasar-pasar dan di pelabuhan, para pedagang secara leluasa membayar dengan uang dari negara asalnya. Alat transportasi dalam perdagangan antarpulau pada zaman dahulu masih sederhana. Ukuran kapal pada zaman dahulu tidak sebesar seperti zaman sekarang sehingga daya angkut kapalnya sangat terbatas. Selain itu, kapal mereka hanya digerakkan oleh manusia dan menggunakan layar. Dengan demikian, pelayaran mereka sangat tergantung dengan arah angin dan karena terbatasnya sarana transportasi maka pelayaran mereka membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tempat tujuan. Keterbatasan sarana transportasi ini juga menimbulkan perdagangan berantai, artinya barang dagangan dari suatu daerah berpindah tangan dari pedagang yang satu ke pedagang yang lain, dari bandar satu ke bandar yang lain. Selain melakukan perdagangan berantai banyak juga para pedagang yang melakukan perdagangan langsung dari daerah asal barang dagangan ke daerah yang membutuhkan, misalnya para pedagang Maluku berdagang rempah-rempah ke Jawa atau sebaliknya. Perdagangan langsung antarpulau tersebut biasanya dilakukan oleh para pedagang besar atau saudagar kaya. Dengan ramainya kegiatan perdagangan antarpulau maka berkembang pula pusat-pusat perdagangan atau pasar-pasar. Pasar-pasar tersebut biasanya berada di kota-kota pelabuhan dan di dekat keraton sedangkan di pedesaan berada ditepi aliran sungai. Pasar di kota pelabuhan banyak dikunjungi oleh para Sejarah SMA/SMK K - 1 156 pedagang asing maka dinamakan pasar internasional. Pasar-pasar itu mengisi khasanah keuangan kerajaan. Raja memungut cukai dan pajak terhadap barangbarang yang dijual. Sebaliknya, para pedagang dan pembeli mendapat perlindungan dan keamanan dari raja. Jadi, raja mengadakan pengawasan terhadap pejabat untuk menjaga keamanan pasar. 5. Emperium Nusantara Aktivitas perdagangan maritim sebagai bagian integral tradisi pelayaran, telah diselenggarakan bangsa Indonesia sejak masa prasejarah. Berdasarkan temuan nekara perunggu yang tersebar hampir di seluruh Asia Tenggara, Rouffer, menyimpulkan adanya jaringan perdagangan rempah-rempah yang berasal dari Indonesia. Pedagang Cina, Srilangka atau India mengambil rempah-rempah dari Indonesia, kemudian didistribusikan kepada para pedagang Arab atau Eropa. Pierre Paris, menemukan bahwa sekitar abad ke-3 SM, terdapat pelayaran orang Indonesia ke India dengan menggunakan perahu bercadik. Pada waktu yang sama kemungkinan sudah terdapat koloni pedagang Indonesia di Pantai Benggala dan Koromandel. Indonesia terdiri atas banyak pulau besar dan kecil yang disatukan oleh selat dan laut yang pada umumnya tidak seberapa dalam kecuali di perairan Maluku. Orang-orang Indonesia yang mendiami Nusantara dari dahulu kala telah melakukan pelayaran dibuktikan sejak zaman prasejarah, yaitu pada zaman perpindahan nenek moyang orang-orang rumpun bangsa Melayu dari daerah Asia Tenggara sekitar Teluk Tongkin tersebar luas di daerah Kepulauan Laut Selatan pada sekitar tahun 2000-300 SM. Dengan perahu bercadik mereka telah mengarungi perairan laut yang sangat luas itu. Di daerah yang amat luas itu terdapat perbedaan iklim, di bagian barat lebih banyak turun hujan, sedangkan di bagian timur Indonesia agak kering. Perbedaan iklim itu mengakibatkan perbedaan hasil bumi dan jenis hasil lainnya. Akibat perbedaan ini maka sejak zaman dahulu telah terdapat perdagangan antarpulau di Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari tumbuhnya pelabuhanpelabuhan penting di Nusantara. Berdasarkan sumber sejarah, pada zaman Mataram Kuno sudah ada pelabuhan-pelabuhan penting di Nusantara, seperti Ujung Galuh yang terletak di Muara Sungai Brantas Jawa Timur. Menurut Prasasti Kamalagan, Pelabuhan Ujung Galuh selalu ramai dikunjungi perahu-perahu dari kerajaan-kerajaan lain di luar Nusantara. Perdagangan antarpulau dan perdagangan internasional yang Sejarah SMA/SMK K - 1 157 melalui Pelabuhan Ujung Galuh pada saat itu dilakukan oleh para pedagang besar. Para pedagang besar tersebut menggunakan kapal layar besar. Pada masa kejayaan Sriwijaya pada abad ke-8 M dan ke-9 M, kontak hubungan perdagangan antarpulau di wilayah Nusantara juga berkembang pesat. Jalur-jalur perdagangan strategis, seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Karimata dikuasainya. Dengan armada laut yang kuat maka Sriwijaya mampu mengamankan jalur perdagangan antarpulau di wilayah Nusantara. Sriwijaya merupakan kerajaan pertama yang menjalankan fungsi emperium. Fungsi emperium selanjutnya diperankan oleh kerajaan-kerajaan pedalaman di Jawa. Khususnya Kediri, Singosari, dan Majapahit. Struktur kerajaan ini berbeda dengan Sriwijaya. Kekuasaannya tidak berdasarkan perdagangan (maritim) tetapi pada pertanian dan perdagangan (agro-maritim) Jaringan perdagangan maritim yang menghubungkan emperium-emperium Nusantara, merupakan jalur reguler pelaut Timur Tengah. Para pedagang dan mubaligh Islam telah singgah di Nusantara dan mendorong terjadinya Islamisasi. Kehadiran awal orang muslim di nusantara diketahui dari berita I-Tsing ketika tahun 671 M ia menumpang kapal Arab dari Kanton dan berlabuh di Sriwijaya. Al Ramhurmuzi mengisyaratkan adanya sejumlah muslin bumiputera dalam segmensegmen penduduk Sriwijaya. Hal ini didukung oleh Xhu Ju Kua yang menyatakan sejumlah penduduk Sriwijaya memiliki nama awal “Pu”, yang diduga merupakan suatu perubahan dari kata “Bu” atau “Abu” yang berarti bapak. Nama yang demikian begitu banyak dijumpai pada nama-nama pribadi orang muslim (Azra. Dalam Kasiman) OW Walters telah meneliti pola pelayaran dan perdagangan di Indonesia pada awal Tarikh Masehi sebagai latar belakang munculnya Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Kekuasaan dan kekayaan Sriwijaya disebabkan oleh perdagangan internasional di Selat Malaka. Pelabuhannya bersifat transito, penting bagi perbekalan. Menurut Coedes, raja memiliki armada dagang sendiri, berwenang menarik bea, mewajibkan kapal singgah, memaksa menimbun barang dan menarik pajak. Bentuk-bentuk kewenangan golongan aristokrat dalam dunia perdagangan dipraktikkan kemudian oleh para penguasa berikutnya di Nusantara. Emperium muncul sejak abad ke-10. Emperium adalah kota-kota pelabuhan yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti gudang, pasar, penginapan, perbekalan, syahbandar, kredit, dan lain-lain (Leirizza. 1996). Pertumbuhan Sejarah SMA/SMK K - 1 158 emperium secara geo ekonomi ditunjang oleh pusat-pusat ekonomi lain, yang dikategorikan Liang Sau Heng, menjadi tiga yaitu pusat pengumpul (Collecting centres), tempat-tempat pengumpan (feeder points) dan entreport (Zuhdi. 2002). Emperium mengalami perkembangan pesat antara abad ke-14 sampai 16, sejalan dengan fase Islamisasi di Nusantara. Spirit islam ikut menyuburkan perkembangan emperium yang membentang dari Jazirah Arab, India, Asia Tenggara sampai Asia Timur. Pada masa kejayaan Majapahit pertengahan abad ke-14 M, kontak hubungan perdagangan antarpulau di wilayah Indonesia berkembang semakin pesat. Dengan semakin ramainya hubungan dagang antarpulau di wilayah Indonesia berkembang pula kota-kota bandar di sepanjang pantai. Pada masa itu telah ada kota bandar terpenting, seperti Gresik, Tuban, dan Jepara. Kota-kota bandar tersebut merupakan gudang penyimpanan rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Berdasarkan sumber yang berasal dari zaman Majapahit di sebutkan bahwa Raja Hayam Wuruk menguasai 33 pelabuhan yang tersebar di seluruh Nusantara. Rempah-rempah dari Maluku (pala dan cengkeh) merupakan petunjuk penting untuk mengetahui kapan Maluku mengadakan hubungan dengan dunia luar. Menurut para ahli tumbuh-tumbuhan, tanah asal rempah-rempah adalah Maluku terutama Maluku Tengah dengan palanya dan Maluku Utara dengan cengkehnya. Orang Tionghoa hanya mengetahui cengkeh dari Maluku saja. Dalam sejarah raja-raja Ming abad XVI tercatat bahwa Maluku satu-satunya negara Timur yang menghasilkan cengkeh. Dalam berita Romawi cengkeh yang disebut garyyophyllon, merupakan tumbuhan sakti yang dikatakan berasal dari India sehingga dapat disimpulkan bahwa orang Eropa telah mengenal cengkeh sejak abad kedua Masehi. Dari berita-berita tersebut nampaknya pelayaran ke Maluku memang belum dilakukan secara langsung, tetapi Maluku telah dikenal oleh para pedagang dari Arab, Eropa dan Timur Tengah. Diberitahukan bahwa hasil dari tanah kepulauan Maluku tersebut diambil dari pelabuhan disebelah barat yaitu Pelabuhan Sriwijaya. Untuk berita-berita yang lebih kontemporer tentang pelayaran di Maluku dapat dilihat dari berita Tionghoa. Menurut Gronevelt berita tentang Maluku muncul Sejarah SMA/SMK K - 1 159 pertama kali pada masa Dinasti Tang (618-906) dikatakan bahwa pulau Bali terletak di sebelah timur Kaling (Jawa) dan di sebelah barat Na-li-ku (Maluku) Masyarakat di kepulauan Maluku tiap desa mempunyai hari pasar tertentu. Barang jualannya dibawa dalam keranjang yang disebut salor yang diberi tali untuk digantungkan pada bahu dan punggung. Bisnis perdagangan lokal ini umumnya dilakukan wanita. Merekalah yang menjual atau membeli dan mengadakan tawar menawar. Kalau diadakan kontrak tentang jual beli atau jika transaksi dibatalkan, semua anggota keluarga harus dimintai pendapatnya. Pelabuhan terbesar yang dapat digunakan untuk berlabuh dan sebagai pusat perdagangan pada masa itu adalah Pulau Makian di wilayah kekuasaan Bacan. Di pelabuhan Makian inilah orang-orang Cina membeli cengkeh untuk pertama kali dalam jumlah besar. Uang yang digunakan sebagai alat tukar di kepulauan Maluku adalah “fang” mata uang Cina. Orang-orang Cina menurut Galvao dianggap sebagai orang asing pertama yang mengadakan perdagangan di Maluku. Orang Cina berdagang ke Maluku melalui rute jalur pelayaran utara yakni melalui Kalimantan. Pelayaran ini selain membawa pengaruh terhadap jalur-jalur perdagangan juga telah mempengaruhi bahasa-bahasa yang dipakai di daerah Bacan dan sekitarnya. Di daerah Bacan dan sekitarnya bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Bahasa Maluku di kepulauan Maluku hampir sama dengan bahasa Melayu di Kalimantan bagian Utara. Munculnya Ternate sebagai bandar perdagangan lebih banyak didukung adanya jalur laut. Sejak para pedagang Cina tidak muncul lagi di Maluku. Sejak paruh kedua, abad ke-14, peranan mereka digantikan oleh orang-orang dari Jawa, Sumatera, Makasar, dan Tagalok. Maka sejak itu Majapahit menjadi bagian terpenting dalam perdagangan rempah-rempah dari Maluku. Dalam Kitab Negara Kertagama Mpu Prapanca (1365) sempat mencatat adanya “Maloko” yang diartikan sebagai empat kekuasaan di Maluku Utara yang lazim dinamakan “Maluku Kie Raha” (RZ Leirissa, 1996). Sementara itu perdagangan di daerah Nusa Utara yang merupakan daerah yang mempunyai pengaruh dengan Ternate sangat ditentukan oleh penguasa setempat yang disebutnya sebagai datu atau raja. Di Pulau Siau dan Tagalandang, pala dan cengkeh adalah jenis rempah-rempah yang menjadi daya tarik Portugis dan Spanyol. Pada tahun 1661 orang Spanyol dikabarkan menanam Sejarah SMA/SMK K - 1 160 cengkeh secara besar-besaran di Siau. Sementara itu VOC melakukan ekspedisi hongi tochen atas kedua jenis tanaman tersebut. Pala, kayu manis, dan cengkeh kemudian menjadi jenis tanaman yang dilarang dan harus dimusnahkan di Nusa Utara. Hal ini diatur dalam perjanjian antara raja-raja Nusa Utara dan Ternate dengan VOC. Kegiatan pengumpulan hasil laut berupa teripang diperkenalkan oleh para pedagang dan pelaut Cina dengan tenaga pengumpul dan penyelamnya sebagian besar orang Saina dari Philipina. Kegiatan ini, meskipun tidak dilakukan besarbesaran tetap berlanjut hingga awal abad ke-20. Perburuan budak dan penangkapan orang-orang yang kemudian dijual menjadi budak meningkat pada masa-masa Kesultanan Sulu berjaya di kawasan ini (1768 M-1898 M). Bajak laut Mangindao dan Balangingi merupakan momok bagi penduduk Nusa Utara. Para perampok ini berkeliling dari pulau yang satu ke pulau yang lain menjarah dan menangkap penduduk setempat. Para budak ini kemudian dijual atau ditukar dengan lantakan maupun barang pecah belah serta tempat sirih pinang dari tembaga. Adanya perampokan dan penangkapan budak yang merajalela di Nusa Utara itu mendorong pedagang Cina dan Arab memilih berdagang di pusat keramaian seperti di Ternate dan Manado. Hitu merupakan bandar utama di Maluku Tengah sebelum abad ke-17. munculnya Hitu bersamaan dengan meluasnya penanaman cengkeh di jazirah Hoamoal di Seram Barat. Perluasan wilayah penanaman cengkeh ini ada kaitannya dengan perluasan kekuasaan Ternate di wilayah Maluku Tengah. Kedudukan istimewa Hitu disebabkan adanya hubungan dengan Jepara di Jawa. Hubungan ini terutama dibina oleh Jamilu dan turunannya yang dikenal sebagai keluarga Perdana Nusapati. Berdasarkan sumber yang berasal dari zaman Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, nama Demak telah disebut sebagai salah satu dari 33 pangkalan jaringan lalu lintas Majapahit. Demak juga dipakai sebagai tempat singgah Cheng Ho ketika mengadakan ekspedisi tahun 1431 M-1433 M. pada abad ke-16 Demak telah menjadi tempat penimbunan perdagangan padi yang berasal dari daerah-daerah pertanian di sekitarnya. Peranan Demak sebagai pusat kegiatan ekonomi pertanian menjadi semakin penting, terutama ketika Juwana dihancurkan oleh penguasa Majapahit tahun 1513 M. Runtuhnya Juwana mengakibatkan Demak secara penuh mendominasi perekonomian di Pesisir Utara Sejarah SMA/SMK K - 1 161 Pulau Jawa. Jepara yang menjadi wilayah kekuasan Demak merupakan pelabuhan yang aman dan tenang. Letak pelabuhan Jepara sangat menguntungkan kapal-kapal dagang yang lebih besar, yang berlayar lewat pantai utara Jawa menuju Maluku dan kembali ke barat. Hubungan antara Demak dan daerah pedalaman Jawa Tengah dilaksanakan melalui sungai Serang. Sungai ini sampai abad ke-18 masih dapat dilayari dengan perahu dagang setidaknya sampai Godong. Komoditas utama ekspor kerajaan Demak adalah beras dan bahan-bahan makanan lain. Tempat tujuan ekspor barang-barang komodite dari Demak adalah Malaka. Selat Malaka sebagai jalur perdagangan yang dipergunakan oleh lalu lintas pelayaran internasional telah dimulai sejak awal abad Masehi. Bukti-bukti arkeologis malah memperkirakan bahwa hubungan perdagangan antara kawasan pantai timur Pulau Sumatera itu telah ada sejak masa-masa jauh sebelumnya. Pelayaran orang-orang Arab ke India telah berlangsung sebelum berkembangnya Agama Islam. Pada tahun 114 pelayaran Arab berhasil sampai ke India. meskipun dalam perjalannya pulang ke Alexandria mereka dihantam badai di Pantai Afrika. Sumber lain yang menyebutkan tentang adanya hubungan serupa pada masa yang sama berasal dari Hourani yang diambil dari Baladhuri dan Tabhari. Dikatakan bahwa di Semenanjung Melayu terdapat sebuah pelabuhan yang dijadikan tempat persinggahan pedagang-pedagang Arab dalam perjalanan ke Cina. Produksi pertanian dari Sumatera menyebabkan para pedagang Arab yang mencari barang-barang itu memusatkan kegiatan perdagangan ke sana. Pasai yang terletak pada jalur perdagangan antara India dan Cina menjadi tempat persinggahan para pedagang tersebut. Hal ini ditambah lagi dengan pengaruh Angin Muson yang seringkali menyebabkan para pedagang tersebut harus tinggal dalam waktu yang cukup lama. Kedua faktor inilah yang menyebabkan terlibatnya Pasai dalam perdagangan internasional. Pada waktu itu Pasai bangkit abad ke-12 M-13 M di Sumatera bagian utara memang terjadi perdagangan yang ramai. Catatan Dinasti Mongol menunjukkan bahwa Pasai pada tahun 1282 M telah mengadakan hubungan dengan Dinasti Mongol. Peranan Pasai merosot dengan mulai tumbuhnya Malaka. Akhirnya peranan Pasai digantikan oleh Aceh setelah ditaklukkan Sultan Ali Mughayat Syah. Sejarah SMA/SMK K - 1 162 Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 M para pedagang Islam berpindah dari Pasai ke Aceh sehingga Aceh menjadi berkembang. Kerajaan Pasai menghasilkan komodite budak, padi, lada, susu sapi, sutra, dan benzoin. Sedangkan impor yang dilakukan Pasai meliputi; sutera berwarna dari Cina, tembikar, tembaga, dan besi. Pelabuhan Pasai disinggahi pedagang-pedagang dari Rum, Turki, Arab Persia, Gujarat, Keling Melayu, Jawa, dan Siam. Pedagang Arab mendapatkan barang-barang dari Cina di Pelabuhan Pasai. Pelabuhan Pontianak mempunyai letak yang sangat strategis dilihat dari lalu lintas laut, sehingga menjadikan kota Pontianak sebagai pintu gerbang daerah Kalimantan Barat. Pantai Kalimantan Barat terletak di jalur lalu lintas Internasional yang menghubungkan kepulauan Indonesia dengan wilayah Asia melalui Selat Malaka, sehingga menjadikan pelabuhan Pontianak memiliki peran yang sangat penting pada masa lampau. Sejak zaman kuno, pelayaran dan perdagangan yang dilakukan oleh pedagang-pedagang dari Eropa dan pedagang Cina itu memerlukan tempat persinggahan dan tempat yang paling tepat adalah pelabuhan. Pelabuhan Pontianak digunakan sebagai tempat persinggahan kapal-kapal besar, bahkan sebagai kota perdagangan bagi bangsa-bangsa Eropa, Cina, dan lain-lain serta pedagang-pedagang dari Nusantara seperti: dari Palembang, Johor, Riau, Banten, Mataram, Kalimantan Selatan, Makasar, Bugis, dan sebagainya. Perdagangan yang dilakukan antara pedagang-pedagang Nusantara ini selalu dihubungkan dengan perdagangan sutra melalui jalur laut, sehingga pelabuhan Pontianak memiliki peran strategis. Letak pelabuhan Pontianak yang agak menjorok ke daratan mengakibatkan pelabuhan ini aman untuk berlabuh kapal. Pontianak didirikan di simpang tiga sangai besar yaitu Sungai Landak yang mengalir dari arah timur laut, Sungai Kapuas Kecil yang mengalir dari arah timur dan Sungai Kapuas Besar yang berfungsi sebagai filter terhadap kemungkinan bahaya yang ditimbulkan oleh kapal-kapal yang datang. Kalimantan Barat mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Dari hutanhutan tradisional di Kalimantan dihasilkan komodite berupa lilin lebah, kapur barus, kayu kemenyan, dan madu. Barang-barang hasil tambang meliputi emas, platinum, intan, dan batu bara. Komoditas lainnya adalah kopra, karet, dan lada. Sementara itu Pontianak memerlukan barang-barang seperti beras, gula, minyak bakar, tekstil, alat-alat rumah tangga, sutera, dan porselin. Tanaman Sejarah SMA/SMK K - 1 163 kelapa sawit dan lada merupakan jenis tanaman perkebunan yang tergolong tua. Tanaman kelapa sawit diusahakan di tepi pantai sedangkan tanaman lada diusahakan di daerah hulu. Pontianak sendiri tidak banyak menghasilkan kelapa sawit dan lada, tetapi pelabuhan Pontianak hanya mengekspor barang-barang tersebut. Perdagangan di Pontianak tidak dapat dipisahkan dari peran pedagangpedagang Cina. Kedatangan orang Cina di Kalimantan Barat menempuh dua jalur. Jalur pertama, melalui Indocina terus ke Malaya dan menyebar ke Pantai kalimantan Barat, terutama ke Sambas dan Mempawah. Jalur kedua melalui Kalimantan Utara menuju ke daerah Palok dan Sambas. Dari Sambas mereka menuju ke daerah pedalaman dan Mempaweh hulu untuk menemukan tambang emas. Barang-barang komodite Cina yang pokok adalah guci, sutera, manikmanik, besi, dan panci-panci tembaga. Barang-barang ini merupakan barangbarang mewah dan mempunyai harga yang mahal. Di antara barang-barang itu guci warna hijau merupakan komodite yang paling mahal. Cirebon juga merupakan emperium yang penting sebelum abad ke-6 pada masa Raja Purnawarman (abad ke-5) telah diadakan program pembangunan sungai, yaitu memperlebar, memperdalam sungai yang dilakukan dengan karya bakti masyarakat. Pembangunan ini dimulai dengan memperkokoh pinggiran Sungai Gangga di wilayah Indraprahasta (Cirebon Girang). Kitab Purwaka Caruban Nagari juga menyebutkan bahwa pada tahun 1415 armada Cina yang dipimpin oleh Laksamana Te Ho dan Kun Wei Ping berlabuh di Cirebon. Penguasa setempat memanfaatkan kedatangan armada Cina ini untuk bekerja sama membangun mercusuar di Pelabuhan Cirebon. Pelabuhan Cirebon selain dikunjungi oleh orang-orang Cina juga singgah di sana pedagang-pedagang yang berasal dari Arab, Persia, India, Malaka, Tumasik, Persia, Jawa Timur, dan Palembang (Adeng, 1998). Setelah Demak melebarkan sayapnya untuk menguasai bandar-bandar di Pantai Utara Pulau Jawa, pelabuhan Cirebon semakin berkembang. Perkembangan pelabuhan Cirebon didukung oleh wilayah pedalaman yang dapat diandalkan sebagai pemasok bahan-bahan pertanian. Daerah pedalaman yang mengelilingi Cirebon merupakan wilayah penyangga yang tanahnya subur dan terdiri atas dataran rendah dan tinggi. Dari daerah ini dihasilkan sayur mayur, garam, trasi, Sejarah SMA/SMK K - 1 164 buah-buahan, macam-macam daging, padi, indigo, dan kayu. Sedangkan barangbarang yang diperlukan adalah logam besi, emas, perak, tekstil halus, dan keramik. Perkembangan Cirebon sebagai Kota Pelabuhan didukung oleh sistem pemerintahan yang cukup baik, serta adanya jalan-jalan darat meskipun kondisinya belum tentu baik. Jalan darat yang menghubungkan kota Cirebon dengan daerah pedalaman mungkin sekali sudah ada sejak masa Kerajaan Pajajaran. Barang-barang yang dibawa oleh kapal-kapal dari Cirebon yang berlabuh di Batavia memuat minyak kelapa, gula hitam, beras, dan sejumlah besar buncis putih. Kemudian juga dicatat adanya kapal yang memuat beras, bebek, gula hitam, daging kijang, buah mangga, pisang, dan telur asin. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami materi perdagangan dan pelayaran kuno, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus Sejarah SMA/SMK K - 1 165 E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK I Tugas Individu Setelah mempelajari materi di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1) Jelaskan rute perdagangan kuno antara bangsa India dengan Cina! Jawaban: …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..... ……………………………………………………………………………….. 2) Mengapa pada awal tahun masehi jalur perdagangan darat kurang begitu diminati dan berganti pada perdagangan laut ? Jawaban: …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..... ………………………………………………………………………………… 3) Jelaskan bukti-bukti kebesaran EmperiumNusantara di bidang perdagangan? Jawaban: …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..... ………………………………………………………………………………… 4) Jelaskan peranan Indonesia dalam jaringan perdagangan dunia? Jawaban: …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..... ………………………………………………………………………………… LK II Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut! 1. Bangsa Indonesia pada awal Masehi, telah berperan dalam perdagangan internasional yang menghubungkan .... A. Cina dan India B. India dengan Malaka C. Malaka dengan Maluku D. Maluku dengan Cina 2. Proses kedatangan bangsa Eropa ke wilayah Indonesia didorong oleh peristiwa …. A. Kemenangan bangsa Turki atas bangsa Eropa Sejarah SMA/SMK K - 1 166 B. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ustmani C. Adanya perang Salib D. Adanya penjelajahan Samudra 3. Perhatikan data berikut! 1. Agar dapat menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumber nya 2. Ingin menjalin kerja sama dengan Indonesia 3. Menguasai wilayah strategis untuk perdagangan dan basis militer 4. Mempelajari budaya Indonesia 5. Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumber daya alam suatu wilayah Tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia ditunjukkan pada nomor …. A. 1,2,3 B. 1,2,4 C. 1,3,4 D. 1,3,5 4. Dalam teknik pelayaran nenek moyang kita sudah mampu mamanfaatkan angin musim untuk pelayaran. Pada bulan bulan Oktober-April para pelaut Maluku telah menggunakannya untuk berlayar ke pusat-pusat perdagangan di Ujungpandang, Gresik, Demak, Banten sampai Malaka. Angin yang dimaksud adalah angin…. A. Angin Muson Barat B. Angin Muson Timur C. Angin Pasat D. Angin Barat Daya 5. Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa melahirkan sejumlah pemikiran baru yang mencegangkan dunia pada saat itu. Salah satunya adalah teori Heleosentris yang mendorong bangsa Eropa untuk mengarungi Samudera. Teori ini dikemukakan oleh….. A. Nicolaus Copernicus B. Galileo Galilei C. Aristoteles D. Plato Sejarah SMA/SMK K - 1 167 F. RANGKUMAN: Perdagangan sebagai salah satu aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, telah membuka hubungan antarnegara di dunia. Melalui perdagangan itulah dunia Timur terhubung dengan dunia Barat. Hubungan antara dunia Timur dan Barat telah ada sejak sebelum abad Masehi. Komoditas dunia Timur yang kaya rempah-rempah dapat memenuhi kebutuhan negara-negara Barat, seperti lada, buah pala, jahe, cengkih, kayu manis, kemenyan, permata, dan sutra Hubungan dagang antara Asia Timur (Cina) dengan India dan Cina dengan Asia Tengah melewati jalur perdagangan yang dikenal dengan sebutan jalan sutra. Ada dua jalan sutra yang menghubungkan antara dunia Timur dan Barat. Pertama, jalur yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah, India, dan Asia Barat. Jalan sutra yang lain adalah yang melalui laut dan merupakan kelanjutan dari jalan darat, yaitu jalur perdagangan laut dari Teluk Persia sampai Laut Merah. Jalur perdagangan laut Asia Barat dan Asia Timur mulai berkembang disebabkan terjadinya peperangan di Asia Tengah sehingga jalur perdagangan darat antara Asia Barat dan Asia Timur yang melewati Asia Tengah (jalan sutra) menjadi terputus. Cina menjalin hubungan dagang dengan India melalui jalur laut. Dalam pelayaran perdagangan menuju ke India para saudagar Cina lebih dahulu mengadakan hubungan dengan Indonesia karena pelayaran mereka melewati wilayah tersebut. Hubungan dagang antara Indonesia dan India lebih dahulu terjadi sebelum Cina menjalin hubungan dengan Indonesia. Hal ini disebabkan karena sistem angin di Indonesia yang lebih memudahkan pelayaran ke India dan Persia daripada ke Cina. Secara geografis wilayah Indonesia berada pada posisi silang diantara dua benua dan dua samudera. Wilayah Indonesia diapit oleh benua Asia dan Benua Australia, juga diapit Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kondisi geografis tersebut bernilai strategis dan terbuka. Strategis bermakna letaknya lebih baik dan menguntungkan, sedangkan terbuka berarti Indonesia terbuka oleh jalur hubungan antar pulau dan antar negara. Sejarah SMA/SMK K - 1 168 Letak geografis yang baik inilah yang pada akhirnya menimbulkan berdirinya emperium-emperium Nusantara. G. UMPAN BALIK Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi perdagangan dan pelayaran kuno ? 2. Kesulitan apa yang anda alami dalam menyampaikan materi ini? 3. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi perdagangan dan pelayaran kuno? 4. Apa manfaat materi ini terhadap tugas Bapak/Ibu ? 5. Apa rencana tindak lanjut Bapak/Ibu setelah kegiatan pelatihan ini ? H. KUNCI JAWABAN 1. A 2. B 3. D 4. A 5. A Sejarah SMA/SMK K - 1 169 DAFTAR PUSTAKA Adeng, Wiwi Kuswiah, Herry Wiryono. 1998. Kota Dagang Cirebon sebagai Bandar Jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Agung, Dewa. 200. VOC dan Kerajaan Mataram serta Kepentingannya terhadap Pantai Utara Jawa. Sejarah, tahun kelima, nomor 7 hal 1-15. Booth, Anne, William J.O. Malley, Anna Weidemann. 1988. Sejarah Ekonomi Indonesia. Jakarta. LP3ES. Hall, DGE. 1988. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional. Hatta, Muhammad. 1967. Masalah Bantuan Perkembangan Ekonomi bagi Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan. Ismail, Muhamad Gade. 1993. Pasai dalam perjalanan Sejarah: Abad ke –13 sampai awal abad ke-16. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Ismain, Kasimanuddin (ed.). 2003. Sejarah dan Budaya dari Masa Kuno Sampai Kontemporer. Malang: UM Press. Leirissa, RZ, Shalfiyanti, Restu Gunawan. 1999. Ternate Sebagai Bandar Jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Lisyati, N., Pambayun Sulistyorini, Hasanudin. 1999, Kota Pontianak sebagai Bandar Dagang di Jalur sutra, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Rahardjo, Supratikno dan Wiwin Djuwita Ramelan. 1994. Kota Demak sebagai Bandar Dagang di jalur Sutra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Reid, Anthony. 1992. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Van Leur, J.C. 1960. Indonesia Trade and Society, Essays in Asian Social and Economic History. Bandung: Sumur Bandung. Zuhdi, Susanto, (ed). 1993. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra, Kumpulan Makalah Diskusi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sejarah SMA/SMK K - 1 170 KEGIATAN PEMBELAJARAN 9 PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diharapkan mampu mendeskripsikan pergerakan nasional Indonesia, latar belakang timbulnya pergerakan nasional dan perkembangan organisasi-organisasi pergerakan nasional. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menganalisis hakekat pergerakan nasional Indonesia 2. Membuat peta konsep sederhana yang dapat menjelaskan dengan mudah materi pergerakan nasional ini bagi siswa SMA/SMK C. URAIAN MATERI 1. Latar Belakang Lahirnya Pergerakan Nasional Pergerakan kebangsaan Indonesia atau lebih dikenal dengan pergerakan nasional merupakan suatu gejala sejarah tersendiri di Indonesia. Dalam artian, zaman ini menjadi sebuah penanda bahwa bangsa Indonesia memasuki sebuah babak baru dalam perjalanan sejarahnya. Pergerakan nasional dilatarbelakangi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. 1.1 Faktor Internal 1.1.1 Sejarah masa lampau yang gemilang Sebelum kedatangan bangsa Barat, kita sebagai bangsa telah mampu mengatur diri sendiri, memiliki kedaulatan atas wilayah di mana kita tinggal. Kebesaran ini tentu secara psikologis membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Namun demikian tidak berarti kita kembali pada masa lalu, tetapi kebesaran Majapahit dan Sriwijaya dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada awal abad XX. Tidaklah berlebihan jika kebesaran pada masa lampau itu mendorong semangat Sejarah SMA/SMK K - 1 171 para tokoh pergerakan dalam upaya melepaskan diri dari penjajahan Belanda. 1.1.2 Penderitaan rakyat akibat kolonialisme Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak kedatangan Portugis, Belanda, Inggris, dan Perancis. Rasa benci rakyat Indonesia muncul karena adanya jurang pemisah antara bangsa Barat dengan rakyat Bumiputra. Hal ini karena penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam bidang politik terjadi keterbatasan memperoleh kesempatan dalam bidang politik dan pemerintahan, dalam bidang ekonomi adanya sistem monopoli, dalam bidang sosial adanya kesombongan rasial yang ditonjolkan, dalam bidang pendidikan kurangnya sekolah dan diskriminasi dalam memperoleh kesempatan belajar. Penderitaan yang terjadi di berbagai sektor kehidupan ini menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa para intelektual maka angan-angan ini dapat menjadi kenyataan dalam bentuk perjuangan modern. 1.1.3 Peranan golongan terpelajar Setelah pemilik-pemilik modal Belanda berhasil menerapkan Politik Pintu Terbuka (Politik Drainage) maka diterapkanlah politik etis atau dikenal juga dengan Trilogi van Deventer. Politik etis ini mencakup Edukasi, Emigrasi dan Irigrasi. Salah-satu trilogi dari Politik Etis adalah edukasi, tujuan awalnya adalah untuk mendapatkan tenaga kerja atau pegawai rendah dan mandor-mandor atau pelayan-pelayan yang dapat membaca dengan gaji yang murah. Untuk kepentingan tersebut, Belanda mendirikan sekolah-sekolah rakyat pribumi. Pendidikan kolonial bukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, namun dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga murah bagi Hindia Belanda. Salah satu kebijakan pemerintah Hindia Belanda, kemudian banyak lembaga pendidikan berdiri. Namun demikian ternyata perbedaan warna kulit menjadi salah satu hambatan masuk sekolah. Sistem pendidikan juga dikembangkan disesuaikan dengan status sosial masyarakat (Eropa, Timur Asing dan Bumiputra). Untuk Sejarah SMA/SMK K - 1 172 kelompok bumiputra masih diwarnai oleh status keturunan yang terdiri atas kelompok bangsawan/kaum priyayi dan rakyat jelata. Macam-macam pendidikan pada masa itu antara lain: 1) Pendidikan setingkat Sekolah Dasar, di antaranya: a) ELS (Europese Lagere School), sekolah Belanda lama pendidikan 7 tahun. b) HBS (Hollands Chinese School), Sekolah Cina, lama pendidikan 7 tahun. c) HIS (Hollands Inlandse School), Sekolah Hindia – Belanda, lama pendidikan 7 tahun. 2) Pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama/Atas di antaranya: a) HBS (Hogere Burger School), Sekolah Menengah, lama pendidikan 5 tahun. b) MULO (Meer Uitgebreid Ondewijs), Pendidikan Rendah Lebih Intensif, lama pendidikan 3 – 4 tahun. c) AMS (Algemene Middelbare School), Sekolah Menengah Umum, merupakan sekolah lanjutan dari MULO, lama pendidikan 5 tahun. d) KS (Kweek School), Sekolah Guru, lama pendidikan 6 tahun. 3) Pendidikan Tinggi di antaranya: a) Technische Hooge School : Pendidikan Tinggi Teknik. b) Rechts Hooge School : Sekolah Hakim Tinggi. c) GHS (Geneeskundige Hogeschool). d) OSVIA (Opleiding School voor Inlandse Ambtenaren), Sekolah Pendidikan Pegawai Pribumi. e) STOVIA (School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen), Sekolah Kedokteran Jawa. Para pelopor pergerakan nasional terdiri atas para pelajar STOVIA. Kelompok intelektual khususnya lulusan dokter Jawa termasuk kelompok yang peka terhadap keadaan pada saat itu, mengingat tugas yang diembannya berupa pengabdian terhadap kondisi masyarakat Indonesia Sejarah SMA/SMK K - 1 173 yang sangat memprihatinkan. Di mana-mana terlihat lingkungan yang kurang bersih sehingga menimbul-kan penyakit menular khususnya penyakit kulit, kolera, disentri, dan penyakit endemi lainnya. Selain itu kemampuan berkomunikasi dan intelektualitas mereka juga menjadi modal berharga yang membuka cakrawala berfikir sehingga pada gilirannya pada diri mereka timbul gagasan-gagasan segar, tercermin dari gagasannya dalam mengembangkan taktik perjuangan dari gerakan yang bersifat fisik (perjuangan menggunakan senjata/fisik) ke dalam organisasi modern (perjuangan diplomasi/non fisik). 1.2 Faktor Eksternal Sebenarnya timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebab-kan oleh kondisi dalam negeri seperti diuraikan di atas, juga ada faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern) yaitu: 1.2.1 Kemenangan Jepang atas Rusia Pada tahun 1904 – 1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini terjadi karena Jepang telah melakukan perubahan strategi politik luar negerinya dari kebijaksanaan pintu tertutup menjadi pintu terbuka dengan suatu proses yang kita kenal dengan Meiji Restorasi. Dengan demikian Jepang mulai terbuka terhadap dunia luar, bahkan sistem pemerintahannya meniru gaya Inggris sedangkan modernisasi angkatan perangnya meniru Jerman. Di samping itu masyarakat Jepang memiliki semangat Bushido (jalan ksatria). Semangat ini di samping menunjukkan kesetiaan kepada Kaisar/ tanah air/semangat nasionalisme, sekaligus menunjukkan suatu etos kerja yang tinggi, penuh dengan disiplin dan kerja keras. Dengan demikian kemenangan Jepang atas Rusia memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia. 1.2.2 Partai Kongres India India adalah bangsa yang memiliki nasib sama dengan bangsa Indonesia, yaitu sebagai sesama bangsa terjajah. Bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda (dalam perkembangan sejarah selanjutnya juga pernah dijajah Inggris) sedangkan India merupakan tanah jajahan Sejarah SMA/SMK K - 1 174 Inggris.Perlawanan juga terjadi terhadap Inggris yang ada di India, atas inisiatif seorang Inggris (Allan Octavian Hume) pada tahun 1885 mendirikan Partai Kongres India. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan: Swadesi, Satyagraha dan Ahimsa. Ketiga elemen ini mengandung makna kemandirian, menuntut kebenaran dengan memperjuangkan peraturan yang sesuai dengan kepentingan bangsa India, serta melakukan suatu perjuangan tanpa kekerasan (ahimsa dalam bahasa dilarang membunuh). Nilai-nilai yang terkandung dalam garis per-juangan Partai Kongres India ini banyak memberikan inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia seperti melalui perjuangan organisasi dan Gerakan Samin. 1.2.3 Nasionalisme di Philipina Philipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571-1898. Seperti yang terjadi terhadap India dan Indonesia, ternyata gerakan-gerakan yang ada di Asia ini bukan sekedar perlawanan terhadap dominasi asing, tetapi lebih merupakan suatu revolusi politik dan moral. Demikian juga dengan akibat yang ditimbulkan, hanyalah penderitaan terhadap bangsa yang terjajah. Dalam perkembangannya kemudian di Philipina muncul seorang tokoh Jose Rizal, yang pada tahun 1892 melakukan perlawanan bawah tanah terhadap kekejaman Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan nasionalisme Philipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Perjuangan bangsa Philipina melawan penjajah ini merupakan salah satu contoh perlawanan terhadap dominasi asing yang kemudian juga terjadi di negara-negara lain seperti di Mesir, Turki, dan Cina. 1.2.4 Gerakan nasionalisme Cina Munculnya gerakan nasionalisme di Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia. 1.2.5 Gerakan Turki Muda Sejarah SMA/SMK K - 1 175 Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki MudaCina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia. 2. Peran Golongan Terpelajar, Profesional, dan Pers dalam Pergerakan Nasional Nasionalisme jika dilihat dari aspek bahasa, berasal dari kata Natie (Belanda), atau nation (Inggris) yang berarti bangsa. Bangsa dapat terbentuk karena faktor budaya, ekonomi, politik, teritorial/wilayah yang memiliki kesepakat-an bersama serta mempunyai suatu tujuan tertentu. Sebelum lahirnya pergerak-an nasional telah ada “benih-benih” terlebih dahulu yaitu kesadaran nasional. Kesadaran nasional sebenarnya suatu pandangan yang sangat terkait dengan soal perasaan, kehendak untuk hidup bersama yang timbul antara sekelompok manusia yang nasibnya sama dalam masa lampau yang mengalami penderitaan bersama. Kesadaran nasional memiliki fungsi penting yakni suatu kesadaran yang menempatkan pengalaman, perilaku serta tindakan individu/seseorang dalam kerangka nasional. Rasa kebangsaan terbentuk sejak Kebangkitan Nasional pada tahun 1908. Perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia menghadapi penjajah dipicu oleh harga diri sebagai bangsa yang ingin merdeka di tanah airnya sendiri tanpa tekanan penjajah. Hal ini ditunjang dengan munculnya pendidikan. Kebutuhan pendidikan telah disadari sebagai kebutuhan yang tidak bisa ditunda dan diabai-kan lagi, kesadaran ini semakin hari semakin meluas di Indonesia. Pendidikan pula yang akhirnya melahirkan golongan terpelajar yang mampu membuka kesadaran bahwa penguasaan ilmu pengetahuan merupakan bekal untuk menghadapi bangsa Barat menuju kemerdekaan. Selain golongan terpelajar muncul juga golongan sosial yang bekerja sesuai dengan bidangnya yang disebut sebagai golongan profesional, misalnya guru, dokter, dan wartawanMereka memiliki ruang gerak sosial yang luas sehingga mendapat kesempatan pergaul-\an yang Sejarah SMA/SMK K - 1 176 luas dengan masyarkat dari berbagai suku dan budaya yang berlainan. Hubungan ini pada akhirnya tidak terbatas pada hubungan kerja, keluarga, namun juga menciptakan hubungan sosial yang harmonis, sehingga lambat laun muncul integritas nasional. Selain dua golongan yang telah disebutkan di atas, peran pers dalam pergerakan nasional juga sangat besar. Surat kabar yang diidentifikasi sebagai surat kabar pertama yang dimiliki dan dierbitkan oleh bangsa Indonesia adalah Medan Priyayi yang diterbitkan oleh R.M. Tirtoadisuryo tahun 1907. Dan pendiri Medan Priyayi dianggap dianggap sebagai wartawan pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat untuk membentuk pendapat umum. Seiring dengan meningkatnya kesadaran kebangsaan yang aktualisasinya nampak dari semakin banyaknya organisasi pergerakan, maka pers nasional juga semakin menempatkan kedudukannya sebagai alat perjuangan pergerakan. Biasanya tokoh pergerakan terlibat dalam kegiatan jurnalistik, bahkan banyak di antaranya yang memulai aktivitasnya melalui profesi jurnalis. Hampir semua organisasi pergerakan pada masa itu memiliki dan menggunakan surat kabar atau majalah untuk menyuarakan ide-ide dan aspirasi perjuangannya. Budi Utomo pada awal pertumbuhannya telah mengambil alih Dharmo Kondo, majalah yang sebelumnya dimiliki dan diterbitkan oleh orang Cina.7) Setelah mengalami masa pasang surut dalam perkembangannya, menjadi Pewarta Oemoem, harian Dharmo Kondo berubah nama dan menjadi pembawa suara Partai Indonesia Raya (Parindra). Selain Dharmo Kondo, Budi Utomo pernah juga menerbitkan Budi Utomo (1920), Adilpalamerta (1929), dan Toentoenan Desa pada tahun 1930. Sementara itu Sarekat Islam setelah mengadakan kongresnya yang pertama pada tahun 1931 di Surabaya, menerbitkan Oetoesan Hindia. SI juga menerbitkan Bendera Islam, Sarotama, Medan Moelimin, Sinar Djawa, Teradjoe. Indische Partij di bawah pimpinan Tiga Serangkai menjadikan Het Tijdsichrift dan De Expres sebagai alat propagandanya. Melalui kedua media ini, tulisan-tulisan tokoh Indische Partij dimuat. Di antaranya yang terkenal adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik eens Nederlander was (Andaikata Aku Seorang Belanda). Sejarah SMA/SMK K - 1 177 Lahirnya PKI (1920) makin menambah jumlah surat kabar partai. Pada akhir tahun 1926, tercatat lebih dari dua puluh penerbitan PKI yang tersebar di berbagai kota. Di lain tempat, organisasi pergerakan yang ada di negeri Belanda, Perhimpunan Indonesia telah menerbitkan medianya Indonesia Merdeka yang sebelumnya bernama Hindia Putera..Tulisantulisan tokoh PI dalam majalah tersebut banyak berpengaruh terhadap perjuangan pergerakan di tanah air. Bukan hanya organisasi politik yang menerbitkan pers, tapi organisasi kedaerahan, organisasi kepemudaan, organisasi yang bersifat sosial keagamaan turut pula menerbitkan surat kabar atau majalah. Para perkumpulan ini telah menyadari pentingnya sebuah media pers untuk menyampaikan aspirasi perjuangan. Demikianlah peranan pers nasional sebagai alat perjuangan dengan orientasinya yang mendukung perjuangan pergerakan nasional telah mengambil bagian penting dari epsidoe perjuangan dalam upaya mencapai kemerdekaan. 3. Organisasi-organisasi pada Masa Pergerakan Nasional 3.1 Budi Utomo Budi Utomo merupakan sebuah organisasi modern pertama kali di Indonesia yang didirikan oleh Dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Istilah Budi Utomo berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi, berarti “keterbukaan jiwa”, ”pikiran”, ”kesadaran”, “akal”, atau “pengadilan”. Sementara itu, utomo berasal dari perkataan Jawa: utama, yang dalam bahasa Sansekerta berarti “tingkat pertama” atau “sangat baik” . Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan pembangkit semangat organisasi Budi Utomo. Sebagai lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (sesudah tahun 1900 dinamakan STOVIA), merupakan salah satu tokoh pelajar yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya. Wahidin menghimpun beasiswa agar dapat memberikan pendidikan modern cara Barat kepada golongan priyayi Jawa dengan mendirikan Studie Fonds atau Yayasan Beasiswa. Gerakan pendirianstudiefonds disusul dengan berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta. Organisasi ini diketuai oleh dr. Sutomo yang dibantu M. Suraji, Sejarah SMA/SMK K - 1 178 M. Saleh, Mas Suwarno, M. Sulaeman, Gunawan dan Gumbreg. Tanggal berdirinya Budi Utomo tersebut sampai sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Program utama dari Budi Utomo mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. Programnya lebih bersifat sosial disebabkan saat itu belum dimungkinkan didirikannya organisasi politik karena adanya aturan yang ketat dari pihak pemerintah Hindia Belanda. Pada tanggal 3 – 5 Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan kongresnya yang pertama di Yogyakarta. Kongres ini berhasil menetapkan tujuan organisasi yaitu: Kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternak-an dan dagang, tehnik, industri serta kebudayaan. Sebagai ketua Pengurus Besar yang pertama terpilih R.T Tirtokusumo (Bupati Karang Anyar) dengan wakil ketua dr. Wahidin Sudiro Husodo. Dalam kongres itu, terdapat kelompok minoritas yang dipimpin Dr. Cipto Mangunkusumo yang berusaha memperjuangkan Budi Utomo berubah menjadi partai politik yang berjuang untuk mengangkat rakyat pada umumnya (tidak terbatas hanya golongan priyayi) dan kegiatannya meliputi seluruh Indonesia, tidak hanya Jawa dan Madura saja. Namun pandangan Dr. Cipto Mangunkusumo gagal mendapat dukungan bahkan pada tahun 1909 Dr. Cipto Mangunkusumo mengundurkan diri dari Budi Utomo kemudian bergabung dengan Indische Partij. Setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Kolonial Belanda, Budi Utomo pada tahun 1909 diberi status sebagai organisasi yang berbadan hukum sehingga diharapkan organisasi pertama di Indonesia ini dapat melakukan aktivitasnya secara leluasa. Gubernur Jenderal van Heutsz menyambut Budi Utomo sebagai bagian keberhasilan dari pelaksanaan politik etis. Dengan demikian, BU tumbuh menjadi organisasi yang moderat, kooperatif terhadap pemerintah Hindia Belanda. Pada perkembangannya BU mengalami stagnasi, aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalahGoeroe Desa dan beberapa petisi yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Kelambanan aktivitas BU disebabkan para pengurus atau pemimpin mereka berstatus sebagai pegawai atau bekas pegawai Sejarah SMA/SMK K - 1 179 pemerintah, sehingga mereka takut bertindak dan lemah dalam gerakan kebangsaan. Di samping itu, BU kekurangan dana dan pemimpin yang dinamis. Pada tahun 1912 R.T Tirtokusumo berhenti sebagai ketua digantikan oleh Pangeran Noto Diridjo, anak dari Paku Alam V yang berusaha mengejar keter-tinggalan organisasi itu dalam aktivitasnya. Ketua baru tidak banyak membawa perubahan. Hasil-hasil yang dicapai antara lain perbaikan pengajaran di daerah Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan surakarta, serta mendirikan organisasi dana belajar Darmoworo. Peran BU semakin memudar seiring berdirinya organsasi yang lebih aktif dan penting bagi pribumi. Beberapa di antaranya bersifat keagamaan, kebudaya-an dan pendidikan serta organisasi yang bersifat politik. Organisasi baru tersebut antara lain: Sarekat Islam, Indische Partij, dan Muhammadiyah. Dengan muncul-nya organisasi-organisasi baru tersebut menyebabkan BU mengalami kemunduran. BU tidak bergerak dalam bidang keagamaan dan politik sehingga anggota yang merasa tidak puas dengan BU keluar dari organisasi itu dan masuk ke organisasi baru yang dianggap lebih sesuai. Keadaan yang demikian menjadikan BU berubah haluan ke arah politik. Hal ini dapat dibuktikan dengan peristiwa sebagai berikut: a. Dalam rapat umum BU di Bandung tanggal 5 dan 6 Agustus 1915 menetap-kan mosi, agar dibentuk milisi bagi bangsa Indonesia namun melalui persetujuan parlemen. Pembentukan milisi berhubungan dengan meletusnya Perang Dunia I tahun 1914. b. BU menjadi bagian dalam Komite “ Indie Weerbaar” yaitu misi ke Negeri Belanda dalam rangka untuk pertahanan Hindia Belanda. Meski undang-undang wajib militer atau pembentukan suatu milisi gagal dipenuhi pemerintah Belanda, ternyata parlemen Belanda menyetujui pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) sebagai Hindia Belanda. BU segera membentuk sebuah Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota Volksraad meskipun demikian Komite Nasional ini tidak dapat berjalan sesuai harapan. Sejarah SMA/SMK K - 1 180 Dr. Sutomo yang tidak puas dengan BU pada tahun 1924 mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya. Penyebabnya adalah asas “Kebangsaan Jawa” dari BU sudah tidak relevan dengan perkembangan rasa kebangsaan yang menuju pada sifat nasional. Indonesische Studieclub ini pada per-kembangannya menjadi Persatuan Bangsa Indonesia. Pada konggres BU tahun 1923 diusulkan adanya asas non kooperatif sebagai asas perjuangan namun ditolak oleh sebagian peserta konggres. Pada tahun 1927 BU masuk dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan- Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) yang dipelopori Ir. Sukarno. Meskipun demikian, BU tetap eksis dengan asas kooperatifnya. Pada tahun 1928 BU menambah asas perjuangannya yaitu: ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia. Hal ini sebagai isyarat bahwa BU menuju kehidupan yang lebih luas tidak hanya Jawa dan Madura namun meliputi seluruh Indonesia. Usaha ini diteruskan dengan mengadakan fusi dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) suatu partai pimpinan Dr. Sutomo. Fusi ini terjadi pada tahun 1935, hasil fusi melahirkan Parindra (Partai Indonesia Raya), sehingga berakhirlah riwayat BU sebagai organisasi pergerakan pertama di Indonesia. 3.2 Sarekat Islam Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, pada tahun 1911 berdirilah organisasi yang disebut Sarekat Dagang Islam. Latar belakang ekonomis perkumpulan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi pedagang orang-orang Cina. Hal ini juga sebagai isyarat bahwa golongan muslim sudah saatnya menunjukkan kemampuannya. Atas prakarsa K.H. Samanhudi seorang saudagar batik dari Laweyan – Solo berdirilah sebuah organisasi yang pada awalnya anggotanya para pedagang batik di kota Solo. Tujuannya untuk memperkuat persatuan sesama pedagang batik dalam menghadapi persaingan dengan pedagang Cina yang menjadi agen-agen bahan-bahan batik. Para pengusaha tersebut umumnya beragama Islam sehingga organisasi tersebut bernama Sarekat Dagang Islam. Sejarah SMA/SMK K - 1 181 Sarekat Dagang Islam mengalami kemajuan pesat karena dapat mengakomodasi kepentingan rakyat biasa. Oleh sebab itu, organisasi ini menjadi lambang persatuan bagi masyarakat yang tidak suka dengan orang-orang Cina, pejabat-pejabat priyayi dan orang-orang Belanda. Di Solo, gerakan yang bercorak nasionalistis, demokratis, religius, dan ekonomis ini berdampak pada permusuhan antara rakyat biasa dengan kaum pedagang Cina, sehingga sering terjadi bentrok di antara mereka. Pemerintah Hindia Belanda semakin khawatir dengan gerakan yang bersifat radikal ini karena berpotensi menjadi gerakan melawan pemerintah. Hal ini menyebabkan Sarekat Dagang Islam pada tanggal 12 Agustus 1912 diskors oleh residen Surakarta dengan larangan untuk menerima anggota baru dan larangan mengadakan rapat. Karena tidak ada bukti untuk melakukan gerakan anti pemerintah maka tanggal 26 Agustus 1912 skors tersebut dicabut. Atas usul dari H.O.S Cokroaminoto pada tanggal 10 September 1912 Sarekat Dagang Islam berubah menjadi Sarekat Islam. K.H Samanhudi diangkat sebagai ketua Pengurus Besar SI yang pertama dan H.O.S Cokroaminoto sebagai komisaris. Setelah menjadi SI sifat gerakan menjadi lebih luas karena tidak dibatasi keanggotaannya pada kaum pedagang saja. Dalam Anggaran Dasar tertanggal 10 September 1912, tujuan perkumpulan ini diperluas: a. Memajukan perdagangan; b. Memberi pertolongan kepada anggota yang mengalami kesukaran (semacam usaha koperasi); c. Memajukan kecerdasan rakyat dan hidup menurut perintah agama; dan d. Memajukan agama Islam serta menghilangkan faham- faham yang keliru tentang agama Islam. Program yang baru tersebut masih mempertahankan tujuan lama yaitu dalam bidang perdagangan namun tampak terlihat perluasan ruang gerak yang tidak membatasi pada keanggotaan para pedagang tetapi terbuka bagi semua masyarakat. Tujuan politik tidak tercantumkan karena pemerintah masih melarang adanya partai politik. Perluasan keanggotaan tersebut menyebabkan Sejarah SMA/SMK K - 1 182 dalam waktu relatif singkat keanggotaan SI meningkat drastis. Gubernur Jenderal Idenburg dengan hati-hati mendukung SI dan pada tahun 1913 Idenburg memberi pengakuan resmi kepada SI meski banyak pejabat Hindia Belanda menentang kebijakannya. SI mengadakan kongres I di Solo pada tanggal 26 Januari 1913. Konggres yang dipimpin oleh H.O.S Cokroaminoto antara lain mejelaskan bahwa SI bukan sebagai partai politik dan tidak beraksi untuk melakukan pergerakan secara radikal melawan pemerintah Hindia Belanda. Meskipun demikian, asas Islam yang dijadikan prinsip organisasi menjadikan SI sebagai simbol persatuan rakyat yang mayoritas memeluk Islam serta adanya kemauan untuk mempertinggi martabat atau derajat rakyat. Cabang-cabang SI telah tersebar di seluruh pulau Jawa dengan jumlah anggota yang sangat banyak. Kongres SI II diadakan di Solo tahun 1914, yang memutuskan antara lain bahwa keanggotaan SI terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia dan membatasi keanggotaan dari golongan pagawai Pangreh Praja. Tindakan ini sebagai cara untuk memperkuat identitas dan citra bahwa SI sebagai organisasi rakyat. Pemerintah Hindia Belanda tidak suka melihat kekuatan SI yang begitu besar dan bersikap berani. Untuk membatasi kekuatan SI, pemerintah menetapkan peraturan pada tanggal 30 Juni 1913 bahwa cabang-cabang SI harus bersikap otonom atau mandiri untuk daerahnya masing-masing. Setelah terbentuk SI daerah berjumlah lebih dari 50 cabang, pada tahun 1915 SI mendirikan CSI (Central Sarekat Islam) di Surabaya. Tujuan didirikannya CSI adalah dalam rangka memajukan dan membantu SI di daerah serta mengadakan hubungan antara cabang-cabang SI. Kongres III SI diadakan di kota Bandung pada tanggal 17-24 Juni 1916. Konggres yang dipimpin H.O.S Cokroaminoto tersebut bernama Kongres Nasional Sarekat Islam pertama, yang dihadiri hampir 80 SI daerah. Dicantumkannya kata “nasional” dalam kongres tersebut dimaksudkan, bahwa SI menuju ke arah persatuan yang teguh dan semua golongan atau tingkatan masyarakat merasa sebagai satu bangsa. Kongres Nasional SI kedua dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 20 – 27 Oktober 1917. Dalam kongres tersebut menyetujui bahwa CSI tetap dalam garis parlementer-evolusioner meskipun lebih berani bersikap kritis terhadap pemerintah. Pada tahun 1918, SI mengirimkan wakilnya ke Volksraad yaitu Abdul Sejarah SMA/SMK K - 1 183 Muis (dipilih) dan H.O.S Cokroaminoto (diangkat). Dalam sidang Volksraad, H.O.S Cokroaminoto mengusulkan agar lembaga tersebut menuju pada status dan fungsi parlemen yang sesungguhnya. 3.3 Indische Partij (IP) IP didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai yaitu E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setyabudi), dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Organisasi yang bercorak politik ini juga berusaha menggantikan Indische Bond yang merupakan wadah bagi kaum Indo dan Eropa di Indonesia yang didirikan pada tahun 1898. Penggagas IP adalah Douwes Dekker, seorang Indo – Belanda yang mengamati adanya keganjilan-keganjilan dalam masyarakat kolonial, khususnya diskriminasi antara keturunan Belanda asli dengan kaum Indo. Ia juga memperluas pandangannya untuk peduli dengan nasib masyarakat Indonesia yang masih hidup dalam belenggu aturan kolonialis. Melalui tulisan-tulisan para tokoh IP dalam majalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Express, mereka menyampaikan pemikiran-pemikirannya. Mereka berusaha menyadarkan golongan Indo dan pribumi, bahwa masa depan mereka terancam oleh bahaya yang sama yaitu eksploitasi kolonial. Untuk melancarkan aksi-aksi perlawanan terhadap kolonial tersebut, mereka mendirikan Indische Partij. IP terbuka bagi semua golongan sehingga keanggotaannya meliputi kaum pribumi, bangsa Eropa yang tinggal di Hindia Belanda, Indo-Belanda, keturunan Cina dan Arab serta lainnya. Tujuan IP adalah: “Indie‟ merdeka, dengan dasar “ Nasional Indische” melalui semboyan “ Indie untuk Indiers” berusaha mem-bangun rasa cinta tanah air serta bersama-sama memajukan tanah air untuk menyiapkan kemerdekaan. IP berdiri berdasarkan nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan Indonesia yang mengakomodasi semua orang pribumi, Belanda, keturunan Cina dan Arab serta lainnya. Namun pemerintah Hindia Belanda bersikap tegas terhadap IP. Permohonan yang diajukan kepada Gubernur Jenderal agar IP mendapat pengakuan sebagai badan hukum pada tanggal 4 Maret 1913 ditolak dengan alasan bahwa organisasi Sejarah SMA/SMK K - 1 184 tersebut berdasarkan politik dan mengancam keamanan Hindia Belanda. Bahkan pemerintah tetap menganggap IP sebagai partai terlarang. Pada peringatan ulang tahun ke-100 kemerdekaan Belanda dari penjajah-an Perancis, di Bandung dibentuk Komite Bumiputra. Komite ini mengirim telegram kepada Ratu Belanda yang berisi antara lain permintaan dibentuknya majelis perwakilan rakyat yang sejati serta adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan. Salah seorang tokoh Komite Bumiputra yaitu Suwardi Suryaningrat, menulis sebuah artikel yang berjudul “Als ik een Nederlander was” (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang berisi sindiran tajam terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Adanya sesuatu yang ironis, di saat Belanda akan merayakan kebebasannya dari penjajah Perancis dilain pihak tenyata Belanda menjajah bangsa Indonesia. Kegiatan Komite ini dianggap oleh Belanda sebagai aktivitas yang membahayakan sehingga pada tahun 1913 ketiga tokoh IP dijatuhi hukuman pengasingan di negeri Belanda. Saat di Belanda, mereka aktif dalam perkumpulan Perhimpunan Indonesia. Dengan pengasingan tokoh-tokoh utama IP membawa pengaruh terhadap aktivitas organisasi tersebut sehingga para pengikutnya bubar. Namun propaganda IP tentang “Nasionalisme Indonesia” dan kemerdekaan menjadi bagian dari semangat bangsa di kemudian hari, terutama dalam organisasi-organisasi setelah IP. 3.4 Muhammadiyah Muhammadiyah merupakan organisasi Islam modern yang berdiri di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1918 dan didirikan oleh tokoh agama K.H Ahmad Dahlan. Pada awalnya, K.H Ahmad Dahlan masuk dalam organisasi Budi Utomo dengan harapan dapat memberikan pemikiran Islam pembaharuan kepada anggota organisasi tersebut, namun cara tersebut kurang efektif sehingga ia mendirikan organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah mencurah-kan kegiatannya pada usaha-usaha pendidikan serta kesejahteraan. Dalam program dakwahnya berusaha menghapus bentuk-bentuk pemikiran dan pelak-sanaan Islam yang dihubungkan dengan hal-hal mistik atau takhayul. Ide pembaharuan Sejarah SMA/SMK K - 1 185 K.H Ahmad Dahlan dipengaruhi gerakan pembaharuan di Arab saat ia menuntut ilmu agama di sana. Faktor lain yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah tertinggal-nya pendidikan yang dapat menyeimbangkan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Pendidikan agama secara tradisional memfokuskan pada pendidikan di pondok pesantren yang hanya mempelajari ilmu agama sehingga berdampak pada tertinggalnya masyarakat kepada ilmu-ilmu umum. Muhammadiyah berusaha mengembangkan kedua ilmu tersebut sehingga pendidikan umum di Indonesia juga tidak tertinggal dibanding sistem pendidikan Belanda di Indonesia. Muhammadiyah juga sering mengkritik kebiasaan-kebiasaan dalam adat Jawa yang dicampur dengan ajaran Islam namun menyimpang dari ajaran Islam. Hal ini menyebabkan Muhammadiyah sering mengalami konflik dengan komunitas agama Islam di Jawa. Muhammadiyah berusaha menjaga jarak dengan urusan politik praktis namun tidak menentang politik. Hal ini dibuktikan para anggotanya dengan leluasa diijinkan masuk dalam organisasi politik. Dengan jumlah anggota yang terus meningkat, organisasi itu berhasil mendirikan berbagai usaha seperti rumah sakit, panti asuhan, sekolahan dan lain-lain yang sampai sekarang masih tetap eksis. Untuk kepentingan tersebut didirikanlah rumah sakit dengan diawali dibangunnya PKU (Pertolongan Kesengsaraan Umum) pada tahun 1923. PKU kemudian Muhammadiyah berubah juga menjadi Pembina mengembangkan Kesejahteraan per-kumpulan Umat. kepanduan (pramuka) yaitu Hisbul Wathon atau HW. Selanjutnya dikembangkan pula organisasi otonom Muhammadiyah sebagai penunjang dari organisasi tersebut seperti Pemuda Muhammadiyah, Aisyiah, dan Nasyiatul Aisyiah. 3.5 Nahdatul Ulama NU didirikan oleh para kiai tradisional yang merasa terancam dengan berkembangnya Islam reformis di Indonesia. Di samping itu, para kiai tradisional mengganggap bahwa gerakan Islam pembaharu di Indonesia yang dipelopori Muhammadiyah terlalu moderat dan terbuka Sejarah SMA/SMK K - 1 186 terhadap nilai-nilai budaya Barat. Sikap Muhammadiyah tersebut menyebabkan para kiai tradisional yang biasanya dalam komunitas pondok pesantren mempertimbangkan untuk membuat suatu wadah organisasi yakni Nahdatul Ulama (NU). Para ulama (seperti K.H. Hasyim Asy‟ari, K.H. Abdul Wahab Khasbullah, K.H. Bisri Syamsuri, K.H. Mas Alwi dan K.H. Ridwan) mendirikan NU pada tanggal 31 Januari 1926 dalam sebuah pertemuan di Surabaya. Rapat di rumah K.H. Wahab Khasbullah tersebut dianggap sebagai pembentukan NU, dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy‟ari. Pembentukan kepengurusan NU terdiri atas unsur ulama dan non-ulama, tetapi unsur ulamanya lebih dominan. Para ulama umumnya adalah pemimpin pondok pesantren sementara non-ulama berprofesi sebagai tuan tanah, pedagang, dan lain-lain. Mereka yang non-ulama diberi posisi di badan eksekutif (Tanfidziah), sementara para ulama menjadi badan legislatif (Syuriah). Secara teoritis, Tanfidziah bertanggung jawab kepada Syuriyah. K.H. Hasyim Asy‟ari menjabat Ketua (Rois) syuriyah sampai akhir hayatnya, sementara K.H. Wahan Khasbullah sebagai Sekretaris Syuriah. Basis masa terkuat NU berada di Jawa Timur dan Jawa Tengah, terutama di lingkungan pedesaan. Anggaran dasar NU yang pertama dibuat pada Muktamar ke-3 pada tanggal 8 Oktober 1928. Format anggaran dasarnya sesuai dengan undang-undang perhimpunan Belanda sebagai strategi agar pemerintah Hindia Belanda mengakuinya sebagai organisasi yang sah. Atas dasar hal tersebut, NU diberi status sebagai organisasi yang berbadan hukum pada bulan Februari 1930. Dalam anggaran dasar disebutkan bahwa tujuan NU adalah mengembangkan ajaran-ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah dan melindungi-nya dari penyimpangan kaum pembaharu dan modernis. Anggaran dasar NU berupaya melindungi Islam tradisional dari gagasan dan ide kaum pembaharu. Namun tidak semua anggaran dasar NU menolak terhadap pemikiran kaum pembaharu. Hal ini dibuktikan dengan dukungannya kepada pengembangan pendidikan dan kreasi kerja yang terkait dengan organisasi modern Muhammadiyah. Prioritas program dalam anggaran dasar NU menunjukkan bahwa organisasi ini Sejarah SMA/SMK K - 1 187 lebih bersifat sosial – keagamaan. Pada tahun 1937, NU bergabung dengan MIAI (Majelis Islam A‟la Indonesia) sebagai bentuk kerja sama antarelemen-elemen Islam untuk menghadapi tantangan dari luar, yaitu ancaman pasukan Jepang yang mulai bersikap ekspansif. 3.6. Perhimpunan Indonesia (PI) Kemunculan organisasi di tanah air membuat para pemuda Indonesia yang bermukim di negeri Belanda ingin ikut berperan dengan mendirikan sebuah perkumpulan. Perkumpulan itu dinamakan Indische Vereeniging yang artinya “Perhimpunan Hindia” pada tanggal 25 Oktober 1908 dengan pendirinya antara lain Sutan Kasayangan dan Notosuroto. Pada awalnya organisasi ini tidak bertujuan untuk perjuangan politik namun pada upaya memperhatikan kepenting-an bersama dari penduduk Hindia Belanda yang ada di negeri Belanda. Setelah berakhirnya Perang Dunia I di Eropa, semangat nasionalisme berkembang di kalangan pemimpin Indische Vereeniging. Tujuan organisasi ini adalah: a. Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab terhadap rakyat Indonesia. b. Kemerdekaan harus dicapai oleh orang-orang Indonesia sendiri tanpa bantuan apapun. c. Persatuan nasional harus dipupuk, segala macam perpecahan harus dihindarkan agar tujuan perjuangan segera tercapai. Pada tanggal 1 Maret 1916 diterbitkan majalah “Hindia Putera” yang merupakan alat penghubung para anggota Indische Vereeniging. Pada tahun “Indonesche 1922 nama Vereeniging” Indische yang Vereeniging berarti diubah Perhimpunan menjadi Indonesia. Perubahan ini juga bermakna pada perubahan kegiatan organisasi yang tidak semata – mata bersifat sosial tetapi juga politik. Pada tahun 1924 tujuan dari Perhimpunan Indonesia dengan tegas mencantum-kan ”Kemerdekaan Indonesia”. Propaganda tentang kemerdekaan tersebut antara lain melalui majalah “Indonesia Merdeka” yang sebelumnya bernama “Hindia Putera”. Sejarah SMA/SMK K - 1 188 Semakin bertambahnya mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di negeri Belanda maka kekuatan PI bertambah besar. Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij yang dieksternir ke negeri Belanda pada tahun 1913 seperti Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Soeryaningrat sangat menguntungkan per-kembangan PI. Pada tahun 1925 dibuat anggaran dasar yang baru yang merupakan penegasan yang lebih jelas dari perjuangan PI. Di dalamnya disebut-kan bahwa kemerdekaan penuh bagi bangsa Indonesia dapat diperoleh dengan aksi bersama seluruh kaum nasionalis dan berdasarkan kekuatan sendiri. Dalam konggres ke-6 Liga Demokrasi Internasional untuk Perdamaian pada bulan Agustus 1926 di Paris Perancis, Muhammad Hatta yang mewakili PI dengan tegas menyatakan tuntutan untuk kemerdekaan Indonesia. PI juga ikut ambil bagian dalam kongres Anti Kolonial (Liga Anti Kolonial) pada bulan Pebruari 1927 di Brussel Belgia. Delegasi Indonesia yang dipimpin Muhammad Hatta menuntut agar menghapus kolonialisme di Indonesia serta melepaskan tokoh-tokoh Indonesia yang ditawan. Kegiatan PI di tingkat internasional dianggap merugikan pemerintah Belanda sehingga muncul reaksi keras. Para tokoh PI dituduh telah menghasut untuk melakukan pemberontakan sehingga pada tanggal 10 Juni 1927 empat tokoh PI yaitu Muhammad Hatta, Nazir Pamuncak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdulmajid Joyodiningrat ditahan namun mereka dibebaskan karena tidak adanya bukti yang lengkap berkaitan dengan tuduhan dari pemerintah Belanda. Gerakan PI mempengaruhi organisasi pergerakan di Indonesia sehingga nanti lahir partai-partai atau organisasi yang bersikap radikal terhadap kolonialisme seperti PNI dan lainnya. 3.7 Partai Komunis Indonesia (PKI) Pada tanggal 4 Mei 1914 di Semarang berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV). Pendirinya adalah orang Belanda yang berfaham komunis, yaitu H.J.F.M. Sneevliet bersama J.A. Brandsteder, H.W.Dekker dan P. Bergsma. Organisasi ini tidak mendapat sambutan dari rakyat sehingga namanya kemudian diubah menjadi Partai Komunis Hindia tanggal 20 Mei 1920. Sejarah SMA/SMK K - 1 189 Kemudian bulan Desember 1920 diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) oleh Semaun (ketua), Darsono (wakil ketua), dan Bergsma (sekretaris). Untuk menarik minat masyarakat agar mau masuk dalam organisasi ini dilakukan penyusupan ke organisasi-organisasi yang sudah ada, serta melakukan propaganda yang menggunakan ayat-ayat suci Al- Quran. Organisasi ini melakukan kegiatan pemberontakan pada pemerintah Belanda. Namun pemberontakan yang kurang persiapan tersebut dapat dipatahkan Belanda. Pemberontakan PKI tahun 19261927 menyebabkan PKI dianggap sebagai partai terlarang oleh pemerintah dan segala bentuk pergerakan ditekan oleh kolonial. 3.8 Partai Nasional Indonesia (PNI) Setelah PKI dianggap sebagai partai terlarang oleh pemerintah kolonial, dirasa perlu adanya organisasi baru untuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang sulit ditampung oleh organisasi atau partai politik yang telah ada. Pengambil inisiatif gerakan ini adalah Ir. Sukarno yang pada tahun 1925 mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung. Perkumpulan ini yang di dalamnya terdapat mantan aktivis Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda yang telah kembali ke Indonesia, menempuh jalan nonkooperasi atau tidak bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Pada tanggal 4 Juli 1927 atas inisiatif Algemeene Studie Club diadakan rapat untuk mendirikan Partai Nasional Indonesia yang dihadiri oleh Ir. Sukarno, Cipto Mangunkusumo, Sujadi, Iskaq Cokrohadisuryo, Budiarto, dan Sunario. Dalam rapat tersebut, Cipto Mangunkusumo tidak setuju dengan pembentukan partai baru sebab PKI baru saja ditindak oleh pemerintah akibat melakukan pemberontakan. Dalam anggaran dasarnya, PNI menyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini akan dicapai dengan asas “ kepercayaan pada diri sendiri”, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan kekuatan sendiri antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik, bank nasional, perkumpulan koperasi, dan lain-lain. Hal ini berarti sikap PNI adalah nonkooperasi dengan pemerintah Hindia Belanda (Nugroho Notosusanto, Sejarah SMA/SMK K - 1 190 1975: 215). PNI menolak bergabung dengan dewan-dewan yang dibentuk pemerintah seperti Volksraad (Dewan Rakyat), Gemeenteraden (Dewandewan kotapraja), Provincieraden (Dewan-dewan propinsi) atau Regentschapsraden (Dewan-dewan kabupaten) serta lainnya ( Sagimun MD, 1989: 93). PNI mengganggap bahwa lahirnya partai politik tersebut sebagai awal lahirnya nasionalisme Indonesia murni yang memperjuangkan kemerdekaan atas kemauan dan kekuatan sendiri sehingga berbeda dengan organisasi politik perintis sebelumnya yaitu Indishe Partij yang dipimpin oleh Douwes Dekker. Perbedaan mendasar antara asas kebangsaan atau nasionalisme dari IP dengan PNI adalah : a. Nasionalisme yang dianut IP berasas “Indisch Nastionalisme”, yang menyatakan bahwa tanah air Indonesia bukan hanya milik orang Indonesia asli tapi juga orang-orang Indo atau perananakan Belanda, perananakan Cina, dan lain-lain yang lahir dan merasa memiliki Indonesia. Nasionalisme IP berasaskan kebudayaan Barat yang disesuaikan dengan kebudayaan pribumi. Dan perjuangan IP lebih mengutamakan pada nasib atau keadaan kaum Indo-Belanda meskipun juga memperhatikan nasib kaum pribumi. b. Nasionalisme PNI berasaskan nasionalisme murni serta berdasarkan kebudayaan asli Indonesia meski bersedia menerima unsur-unsur budaya asing yang dapat memajukan kebudayaan sendiri (Sagimun MD, 1989:95). Tujuan utama PNI adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia dengan mempersatukan seluruh semangat kebangsaan rakyat Indoensia menjadi satu kekuatan nasional. Nasionalisme itu dikenal sebagai Trilogi PNI yaitu: a. Nationale geest (jiwa atau semangat nasional) b. Nationale wil (kemauan atau kehendak nasional) c. Nationale daad (perbuatan nasional) Keanggotaan PNI adalah warga pribumi atau Indonesia asli yang minimal berusia 18 tahun. Sedangkan warga keturunan (Cina, Arab, Indo-Belanda dll) hanya dapat diterima sebagai anggota luar biasa. PNI semakin berpengaruh dengan gaya kepemimpinan Sukarno yang mendasarkan Sejarah SMA/SMK K - 1 191 perjuangannya pada asas Marhaenisme (sosio-nasionalisme dan sosiodemokrasi). Marhaenisme sebagai istilah yang diciptakan Sukarno merupakan ideologi kerakyatan yang mencita-citakan terbentuknya masyarakat sejahtera secara merata. Sosio-nasionalisme adalah nasionalisme yang berperikemanusiaan sedangkan sosio-demokrasi adalah demokrasi yang menuju pada kesejahteraan sosial, kesejahteraan seluruh bangsa. Cita-cita persatuan yang sering ditekankan dalam rapat-rapat umum PNI, dalam waktu relatif singkat dapat terwujud. Dalam rapat umum di Bandung tanggal 17-18 Desember 1927 beberapa organisasi dan partai politik seperti PNI, Partai Sarekat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Sumatrabond, Kaum Betawi, dan Algeemene Studieclub sepakat untuk mendirikan suatu federasi PPPKI (Permufakatan Perhimpunan – Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia). Pada rapat PNI di Bandung tanggal 24-26 Maret 1928 disusun program asas dan daftar usaha yang merupakan anggaran dasar PNI yang kemudian disahkan pada kongres PNI I di Surabaya pada tanggal 27-30 Mei 1928. Program asas tersebut mengemukakan bahwa perubahan-perubahan struktur masyarakat Belanda pada abad XVI yang membawa kebutuhan-kebutuhan ekonomi baru, menyebabkan timbulnya imperalisme Belanda. Dengan imperalisme ini, Indonesia dijadikan tempat mengambil bahan mentah, pasar untuk hasil industrinya dan tempat penanaman modal. Hal ini merusak struktur sosial, ekonomi dan politik bangsa Indonesia dan menghambat usaha untuk memperbaikinya. Syarat utama memperbaiki susunan masyarakat Indonesia adalah kemerdekaan politik. Karena alasan-alasan ekonomi dan sosial maka Belanda tidak bersedia meninggalkan tanah jajahannya (Nugroho Notosusanto, 1975:216). Dalam daftar usaha atau rencana kerja, PNI mencantumkan usaha-usaha diberbagai aspek kehidupan. Pada kongres PNI I di Surabaya tangal 27-30 Mei 1928, berhasil mengesahkan anggaran dasar, program asas dan rencana kerja PNI. Kongres tersebut juga sepakat memilih Ir. Sukarno sebagai ketua Pengurus Besar PNI dan Mr. Sartono sebagai bendahara. PNI juga berperan dalam mendukung gerakan Sejarah SMA/SMK K - 1 192 pemuda. Hal ini dibuktikan dengan dukungannya terhadap terlaksananya Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda. Pada tanggal 18-20 Mei 1929 dilaksanakan Kongres PNI II di Jakarta, dengan keputusan antara lain: a. Bidang ekonomi dan sosial, dengan mendukung berkembangnya Bank Nasional Indonesia, mendirikan koperasi, studiefond, serikat-serikat kerja, mendirikan sekolah, dan rumah sakit. b. Bidang politik, mengadakan hubungan dengan Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda dan menunjuk PI sebagai wakil PPPKI di luar negeri. Gerakan dan kegiatan PNI menimbulkan reaksi dari pihak pemerintah yang dianggap akan membahayakan posisi pemerintah Hindia Belanda. Bahkan beredar isu jika PNI bersiap mengadakan pemberontakan melawan pemerintah Hindia Belanda. Pada tanggal 29 Desember 1929, Ir. Sukarno ditangkap oleh pihak keamanan Belanda di Yogyakarta kemudian dibawa ke Bandung. Sementara itu, para anggota atau pengurus juga ditangkap. Empat tokoh PNI yaitu Ir. Sukarno, Gatot Mangkuprojo, Maskun Sumadireja, dan Supriadinata diajukan ke pengadilan negeri di Bandung. Namun sikap pemerintah Belanda yang reaksioner terhadap tokoh PNI mendapat kritik tajam para anggota Volksraad. Anggota Fraksi Nasional di Volksraad yaitu Muhammad Husni Tamrin berpendapat bahwa tindakan pemerintah tidak dapat dipertanggungjawabkan dan pemerintah telah berlaku tidak bijaksana dan tidak adil dalam menghadapi pergerakan rakyat Indonesia (Sagimun MD,1989: 107). Putusan hukuman terhadap toloh-tokoh PNI tersebut dijatuhkan pada tanggal 22 Desember 1930 yang dikukuhkan oleh Raad van Justitie Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 17 April 1931. Keputusan tersebut adalah sebagai berikut: a. Ir. Sukarno selaku Ketua Pengurus Besar PNI dijatuhi hukuman penjara selama 4 tahun; b. Gatot Mangkupraja, selaku Sekretaris II Pengurus Besar PNI dijatuh hukuman 2 tahun; Sejarah SMA/SMK K - 1 193 c. Maskun Sumadireja, selaku Sekretaris II PNI Cabang Bandung dijatuhi hukuman penjara 1 tahun delapan bulan; dan d. Suprianata, selaku anggota PNI Cabang Bandung dijatuhi hukuman 1 tahun 8 bulan. Dalam pembelaannya atau pledoi, Sukarno membacakan dalam bahasa Belanda yang berjudul “ Indonesia klaagt aan”, artinya Indonesia Menggugat. Pledoi tersebut dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa karena secara ilmiah mengecam sistem dan cara pemerintah Belanda dalam menindas rakyat Indonesia. Namun pemerintah tetap melakukan tekanan terhadap PNI dan menganggap PNI sebagai partai terlarang yang bertujuan melakukan kegiatan makar terhadap pemerintah. Akhirnya PNI menyatakan membubarkan diri sebagai organisasi atau partai politik. 3.9 Organisasi-Organisasi Wanita Menjelang awal abad ke-20, terjadilah perubahan-perubahan di masyarakat Indonesia yang disebabkan terbukanya negeri ini dari masalah perekonomian. Dimulai dengan perubahan cara pandang penduduk pribumi sehingga selanjutnya muncul gagasan kemajuan. Gagasan kemajuan ini sebagai dampak dari pengaruh dan pemikiran pokok R.A Kartini (1879-1904), yang tercermin dalam surat-surat pribadinya yang diterbitkan pada tahun 1912 dengan judul Door duisternis tot licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Penerbitan buku ini menimbulkan semangat dan simpati mengenai gerakan emansipasi wanita di Indonesia bahkan negeri-negeri lain (Nugroho Notosusanto, 1975: 243). Pada tahun 1904 di Jawa Barat berdiri sekolah yang dipelopori oleh Raden Dewi Sartika (1884-1947). Semula sekolah tersebut bernama Sekolah Istri dan kemudian menjadi Keutamaan Istri. Pada tahun 1912 di Jakarta lahir organisasi wanita yang bernama “Puteri Mardika” dengan dibantu organisasi Budi Utomo. Tujuan berdirinya Putri Mardika memajukan pendidikan untuk kaum wanita serta mempertinggi sikap untuk “merdeka” atau emansipasi. ”Keutamaan Istri” yang dirintis Dewi Sartika bertujuan mendirikan sekolah-sekolah perempuan seperti di Tasikmalaya (1913), Sumedang (1916), Cianjur (1916), Ciamis (1917), dan Cicurug (1918). Perkumpukan Kartinifonds Sejarah SMA/SMK K - 1 194 (Dana Kartini) berdiri tahun 1912 oleh seorang penganjur politik ethis yaitu Tuan dan Nyonya C. Th. Van Deventer yang mendirikan sekolahsekolah Kartini di Semarang, Madiun, Malang, Cirebon, dan lain-lain. Corak pergerakan wanita pada masa awal tersebut sebagai pergerakan perbaikan kedudukan dalam hidup keluarga, perkawinan dan perluasan kecakapan sebagai pemegang rumah tangga dengan jalan menambah lapangan pengajaran, memperbaiki pendidikan serta mempertinggi kecakapan-kecakapan keterampilan wanita yang bersifat khusus. Gerak kemajuan ini dilakukan secara perlahan. Selanjutnya, kaum wanita terjun dalam politik praktis setelah kaum wanita ambil bagian dalam kegiatan Sarekat Islam, PNI serta organisasi politik lainnya. Setelah terlaksananya Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928, terdapat juga kecenderungan organisasi-organisasi puteri atau kewanitaan untuk bersatu. Dalam Kongres Wanita Indonesia I di Yogyakarta yang dilaksanakan tanggal 22-25 Desember 1928, dihadiri kurang lebih 9 organisasi dihasilkan suatu wadah persatuan wanita yang berbentuk federasi yaitu PPI (Perserikatan Perempuan Indonesia). Dalam kongresnya ke-2 tanggal 28-31 Desember 1930 nama PPI diubah menjadi PPPI (Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia). 3.10 Organisasi-Organisasi Pemuda Kota-kota besar di Jawa, terutama Batavia atau Jakarta mempunyai daya tarik tersendiri sehingga pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota tersebut sebagai ibu kota Nederlandsche Indie atau Hindia Belanda. Sebagai ibu kota tentunya Jakarta menjadi pusat berbagai aktivitas dalam berbagai bidang termasuk politik, ekonomi, perdagangan, budaya, dan lain-lain. Seiring dengan hal itu, kota Jakarta menjadi tempat dari berbagai daerah di Indonesia untuk mencari penghidupan yang lebih baik sehingga berkumpul berbagai suku bangsa di kota tersebut. Pada saat nasionalisme Indonesia belum terbentuk, yang ada adalah rasa kebersamaan atau solidaritas berdasarkan kedaerahan atau kesukuan. Nasionalisme regional atau lokal pada kesukuan seperti Jawa, Sejarah SMA/SMK K - 1 195 Ambon, Batak, Sunda, dan lainnya akhirnya sebagai salah satu modal munculnya nasionalisme Indonesia. Setelah lahirnya organisasi Budi Utomo sebagai tonggak awal lahirnya organisasi modern di Indonesia maka organisasi-organisasi lain segera tumbuh, antara lain organisasi kepemudaan yang berdasarkan semangat kedaerahan, seperti: a. Trikoro Darmo Pada tanggal 7 Maret 1915, para pemuda pelajar seperti Satiman, Kadarman, dan Sumardi mendirikan organisasi pemuda Trikoro Darmo, artinya “tiga tujuan mulia”. Tiga tujuan tersebut meliputi Sakti, Budi, dan Bakti. Keanggotaan Trikoro Darmo adalah para pelajar yang berasal dari Jawa dan Madura. Asas dan tujuan Trikoro Darmo adalah: 1) Menimbulkan pertalian di antara pelajar Bumiputera; 2) Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; dan 3) Membangkitkan perasaan terkait dengan bahasa dan Budaya Hindia/ Indonesia Trikoro Darmo berkembang cukup pesat dengan membuka cabang di berbagai kota di Jawa. Dalam kongres I di kota Solo, 12 Juni 1918 Trikoro Darmo berubah nama menjadi Jong Java yang artinya Pemuda Jawa. Cita-cita Jong Java membina persatuan dan persaudaraan para pemuda pelajar Jawa dan sekitarnya. b. Jong Sumatra Bond Setelah munculnya Jong Java, diikuti organisasi pelajar lainnya yaitu Jong Sumatra Bond di Jakarta pada tanggal 2 Desember 1917. Maksud dan tujuan dari organisasi itu adalah mempererat hubungan dan persaudaraan pelajar-pelajar dari pulau Sumatera. Kongres pertama Jong Sumatera Bond dilakukan di Padang Sumatera Barat pada bulan Juli 1921. c. Organisasi Pemuda yang Lain Kecenderungan terbentuknya organisasi pelajar atau pemuda mempengaruhi pemuda suku bangsa lain untuk mendirikan organisasi Sejarah SMA/SMK K - 1 196 kepemudan atau pelajar sehingga muncul Jong Minahasa,J ong Celebes, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Betawi, serta lainnya. 3. Sumpah Pemuda Pada akhirnya muncul dorongan untuk menyatukan wadah perjuangan pemuda menjadi wadah bagi lahirnya semangat nasionalisme Indonesia. Hal ini dipengaruhi adanya organisasi-organisasi sosial dan politik yang bersifat nasional dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seperti Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, PNI, dan lainnya sehingga lahir organisasi pemuda yang berasas kebangsaan seperti Jong Indonesia yang berubah menjadi Pemuda Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Untuk menindaklanjuti dalam mewujudkan cita-cita perjuangannya, maka diadakan kongres pemuda, yaitu: a. Kongres Pemuda I Organisasi-organisasi pemuda dan pelajar yang sudah berazas persatuan bangsa berusaha untuk mempersatukan organisasi- organisasinya dalam suatu gabungan atau fusi. Pada tanggal 30 April sampai dengan 2 Mei 1926 di Jakarta dilaksanakan Rapat Besar Pemuda-Pemuda Indonesia (Eerste Indische Jeugd-Congres). Pertemuan ini dalam Sejarah Indonesia dikenal dengan Kongres Pemuda I. Kongres Pemuda I dihadiri oleh delegasi dari berbagai organisasi atau perkumpulan pemuda di Indonesia seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatra Bond, Jong Batak Bond dan lain-lain. Kongres ini dipimpin oleh Muhammad Tabrani berusaha membentuk perkumpulan pemuda secara tunggal, sebagai badan pusat dengan tujuan: - Memajukan paham persatuan dan kebangsaan; dan - Mempererat hubungan antara organisasi pemuda yang ada. Meski dalam Kongres Pemuda belum terwujud wadah organisasi yang tunggal namun telah memberi perhatian bagi kebangkitan perasaan nasionalisme dan kebangsaan di antara organisasi pemuda serta sebagai langkah menuju kongres pemuda selanjutnya. b. Kongres Pemuda II Sebagai tindak lanjut dari Kongres Pemuda I, pada tanggal 23 April 1927 dilaksanakan pertemuan di antara organisasi kepemudaan Sejarah SMA/SMK K - 1 197 yang telah ada, dengan hasil merumuskan beberapa keputusan penting seperti: - Indonesia Merdeka menjadi cita-cita perjuangan seluruh pemuda Indonesia; dan - Organisasi kepemudaan berdaya upaya menuju persatuan dalam satu organisasi. Pada bulan Juni 1928 terbentuk Panitia Konggres Pemuda II dengan susunan panitia sebagai berikut: Ketua : Sugondo Joyopuspito dari PPPI ( Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia) Waklil Ketua : Joko Marsaid, dari Jong Java Sekretaris : Muhammad Yamin dari Jong Sumatra Bond Bendahara : Amir Syarifudin dari Jong Batak Bond Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober dihadiri oleh perwakilan dari organisasi kepemudaan, unsur partai politik, perwakilan anggota Voklsraad bahkan utusan dari pemerintah Hindia Belanda yaitu Dr. Pijper dan Van der Plas. Suasana cukup tegang karena terdapat dua kepentingan yang saling berlawanan antara para pemuda dengan pihak pemerintah. Dalam acara itu, W.R. Supratman memperdengarkan lagu Indonesia Raya serta terdapat keputusan rapat dalam kongres itu yang dikenal dengan Sumpah Pemuda , yaitu: Pertama Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kedua Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Ketiga Kami putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sumpah Pemuda disahkan di Jakarta pada Kongres Pemuda II di Jakarta, organisasi-organisasi kepemudaan belum mempunyai badan fusi untuk menjadi satu di antara organisasi pemuda yang ada. Namun Sejarah SMA/SMK K - 1 198 momen tersebut menjadi suatu terobosan bagi perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam wadah Pergerakan nasional Indonesia. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami materi Pergerakan Nasional Indonesia, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup: 1. Aktivitas individu, meliputi: a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyesuaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi: E. a. Mendiskusikan materi pelatihan b. Bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. Penyelesaian masalah/kasus LATIHAN/KASUS/TUGAS Lembar Kerja Kerjakan secara berkelompok! 1. Jelaskan hakekat pergerakan nasional Indonesia! 2. Buatlah peta konsep sederhana yang dapat menjelaskan dengan mudah materi pergerakan nasional ini bagi siswa SMA/SMK! Sejarah SMA/SMK K - 1 199 F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang bapak/ibu pahami setelah mempelajari materi Pergerakan Nasional Indonesia? 2. Pengalaman penting apa yang bapak/ibu peroleh setelah mempelajari materi di atas? G. RANGKUMAN 1. Faktor-faktor yang mendorong munculnya kesadaran nasional: a. Faktor Internal: - Sejarah masa lampau yang gemilang - Penderitaan rakyat akibat kolonialisme - Peranan golongan terpelajar - Peranan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan b. Faktor Ekstern: - Kemenangan Jepang atas Rusia - Partai Kongres India di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi - Nasionalisme di philipina di bawah Joze Rizal - Gerakan nasionalisme Cina oleh Dr. Sun Yat Sen - Gerakan Turki Muda di bawah kepemimpinan .Mustafa Kemal Pasha 2. Masa pergerakan nasional (1908 – 1942), dibagi dalam 3 tahap yaitu: - Masa Pembentukan (1908 – 1920) berdiri organisasi seperti Budi utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij. - Masa radikal/nonkooperasi (1920 – 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI) - Masa moderat/kooperasi (1930 – 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan GAPPI. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda dan organisasi perempuan Sejarah SMA/SMK K - 1 200 3. Sumpah Pemuda memegang peranan penting dalam pergerakan nasional, karena menjadi suatu terobosan bagi perjuangan seluruh rakyat Indonesia dalam wadah persatuan Indonesia H. KUNCI JAWABAN 1. Pergerakan Nasional berarti gerakan sebuah bangsa, walaupun yang bergerak sebagian rakyat atau sebagian kecil asalkan yang menjadi tujuan dapat menentukan nasib bangsa secara keseluruhan menuju tujuan tertentu, yaitu kemerdekaan. Pergerakan Indonesia meliputi berbagai gerakan. 2. Pergerakan nasional : → faktor intern dan faktor ekstern Perbandingan perjuangan sebelum dan sesudah tahun 1908 Organisasi pergerakan nasional: radikal dan moderat DAFTAR PUSTAKA A.K. Pringgodigdo. 1984. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat. Akira Nagazumi. 1989. Bangkitnya Nassionalisme Indonesia, Budi Utomo 19081918. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. A. Zainoel Ihsan dan Pitut Soeharto. Aku Pemuda Kemarin di Hari Esok, CAPITA SELECTA. Kumpulan tulisan asli, lezing, pidato tokoh Pergerakan Kebangsaan. 1913 -1938. Jakarta: Penerbit Jayasakti. Martim van Bruinessen. 1994. NU, Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencaharian Wacana Baru. Yogyakarta: LKIS. Mestika Zed. 2004. Pemberontakan Komunis Silungkang 1927, Studi Gerakan Sosial di Sumatera Barat. Yogyakarta: Syarikat Indonesia. M.C Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Nugroho Notosusanto. 1975. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka. Nugroho Notosusanto. 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka. Sejarah SMA/SMK K - 1 201 Priyo Budi Santoso. 1995. Birokrasi Pemerintah Orde Baru, Perspektif Kulturaldan Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sagimun MD. 1989. Peran Pemuda dari Sumpah Pemuda Sampai Proklamasi. Jakarta: Bina Aksara. S. Nasution. 1995. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Sartono Kartodirdjo. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional, dari Kolonialisme sampai Nasionalisme Jilid II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional, dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908 – 1945. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sejarah SMA/SMK K - 1 202 KEGIATAN PEMBELAJARAN 10 PENDUDUKAN JEPANG DAN PROKLAMASI INDONESIA A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menunjukkan dinamika masa pendudukan Jepang di Indonesia sampai peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan RI dengan baik. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Setelah mengikuti diklat PKB, peserta dapat: 1. Menjelaskan alasan pendudukan Jepang di Indonesia 2. Mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang 3. Menjelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok 4. Membandingkan rumusan Pancasila yang tertera pada Piagam Jakarta dan yang ada pada pembukaan UUD 1945! C. URAIAN MATERI 1. Pendudukan Jepang di Indonesia 1.1 Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia Perang Dunia II, terjadi di dua benua. Di Eropa, Nazi Jerman melawan pasukan Sekutu. Sedangkan di Benua Asia antara Jepang dengan pasukan Sekutu. Jerman dan Jepang yang berpaham Fasisme berusaha menguasai negara-negara di dunia. Perang Dunia II di Asia dikenal dengan sebutan “Perang Pasifik” atau “Perang Asia Timur Raya”, Jepang berusaha membangun imperium di Asia. Perang Dunia II di Asia di mulai pada tanggal 8 Desember 1941 saat tentara Jepang (Dai Nippon) secara mendadak menyerang Pearl Harbor di kepulauan Hawai yang merupakan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat yang terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang yang dipimpin Laksamana Yamamoto bergerak sangat cepat, menuju ke selatan termasuk ke Indonesia. Sesaat Sejarah SMA/SMK K - 1 203 setelah Jepang menyerang Pearl Harbor, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Tjarda Van Starkenborgn Stachouwer mengumumkan perang dengan Jepang. Pasukan Jepang sejak awal berusaha dapat menguasai Indonesia sejak pecahnya perang Pasifik. Alasannya Angkatan Perang Jepang (Dai Nippon) membutuhkan minyak bumi dan bahan mentah lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan angkatan perangnnya. Pada tanggal 10 Januari 1942, tentara Jepang telah mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur kemudian disusul dengan penguasaan daerah Balikpapan, Pontianak dan Banjarmasin. Daerah-daerah pertambangan minyak di Kalimantan dengan mudah di kuasai Jepang. Gerak tentara Jepang dilanjutkan ke Sumatra, dengan menduduki Palembang pada tanggal 14 Februari 1942, sehingga semakin mudah untuk merebut Pulau Jawa. Tentara Jepang menjalankan siasat perang kilat (Blitz Krieg) dalam rangka mewujudkan Imperium Asia Timur Raya. Dalam menghadapi ekspansi Jepang, dibentuklah ABDA Com (American, British, Dutch, Australian Command) dengan markasnya di Lembang, Bandung. Sementara itu Letjend. H. Tjer Poorten diangkat sebagai Panglima Tentara Hindia Belanda (KNIL). Namun dalam waktu relatif singkat tentara Jepang dapat menguasai hampir seluruh kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara. Di samping itu terdapat beberapa “Divisi” dalam struktur pasukan tersebut. Pada tanggal 1 Maret 1942, tentara ke-16 Angkatan Darat Jepang yang dipimpin Letjend. Hitoshi Imamura telah mendarat di Pulau Jawa di tiga tempat, yaitu : 1. Di teluk Banten, Jawa Barat 2. Di Eretan Wetan, Jawa Barat 3. Di Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Tentara Jepang dengan mudah merebut kota-kota penting di Jawa seperti Batavia, Bandung, dan lain-lain. Pada tanggal 8 Maret 1942 Letjend. H. Tjer Poorten selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda dan atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada pasukan Jepang. Perundingan penyerahan tersebut berlangsung di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam perundingan Kalijati ini, dari Jepang diwakili Gubernur Jenderal Imamura sedang dari puhak Belanda diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda dan Jenderal Ter Poorten. Tanggal 8 Maret 1942 dimulai jaman pendudukan Jepang di Indonesia. Sejarah SMA/SMK K - 1 204 Kedatangan tentara Jepang yang mengusir imperalis Belanda bertujuan bukan untuk membebaskan rakyat Indonesia, namun mempunyai maksud tertentu. Faktor-faktor utama kedatangan tersebut adalah : Indonesia kaya hasil tambang, sehingga menunjang untuk keperluan perang. Indonesia terdapat bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri Jepang. Indonesia memiliki tenaga manusia (man-power) yang banyak sehingga dapat mendukung usaha Jepang. Ambisi Jepang untuk mewujudkan “Hakko Ichi-u” yaitu pembentukan imperium yang meliputi bagian besar dunia yang dipimpin Jepang. Kepentingan migrasi, maksudnya wilayah Jepang yang sempit sedang jumlah penduduk banyak maka dibutuhkan tempat bagi pemerataan penduduk. Pada awalnya kedatangan pasukan Jepang ke Indonesia disambut dengan suka cita, karena beberapa alasan diantaranya : Kesengsaraan rakyat akibat imperalis Belanda. Adanya slogan Tiga A (Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia). Penduduk pribumi diangkat sebagai Pegawai Administrasi Pemerintahan. Tokoh-tokoh nasional seperti Sukarno, Hatta dan Syahrir yang sebelumnya diasingkan Belanda, dibebaskan oleh Jepang. Diijinkannya pengibaran bendera merah putih untuk dikibar-kan dan lagu Indonesia Raya untuk dikumandangkan. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam urusan formal dan non formal serta pelarangan penggunaan Bahasa Belanda. Kepercayaan masyarakat Jawa terhadap ramalan Jaya Baya. Jayabaya adalah Raja Kerajaan Daha, Kediri (1051 – 1062). Masyarakat Jawa banyak yang percaya terhadap ramalan-ramalannya. Ramalan itu antara lain “Pulau Jawa kelak akan diperintah bangsa kulit putih (Belanda), kemudian dari arah utara akan datang bangsa Katai, kulit kuning bermata sipit. Pemerintahan dari bangsa kulit kuning tidak lama, hanya seumur jagung. Dan sesudah itu Jawa akan merdeka”. Sejarah SMA/SMK K - 1 205 2. Usaha Jepang Menanamkan Kekuasaan Sejak perjanjian Kalijati 8 Maret 1942, maka berakhirlah Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia dan secara resmi dikuasai Jepang. Sesaat setelah menduduki Indonesia, Jepang membagi tiga pemerintahan militer di Indonesia yaitu : Tentara ke-16 meliputi Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta. Tentara ke-25 meliputi Sumatra dengan pusatnya Bukit Tinggi. Armada Selatan kedua di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian, dengan pusatnya di Makasar. Dalam perkembangnya tampak sekali bahwa pendudukan Jepang di Kawasan Asia hanyalah ambisi Jepang untuk mewujudkan Imperium di Asia. Jepang juga berusaha untuk memperkenalkan budaya Jepang di Indonesia, antara lain dengan : Penggantian penggunaan tarikh masehi dengan tahun Sumera (Tarikh Jepang). Pemasangan bendera Hinomaru dan lagu Kimigayo dalam setiap perayaan hari-hari besar. Rakyat Indonesia wajib merayakan hari raya Tencosetsu (hari lahirnya Kaisar Hirohito). Janji-janji pasukan Jepang untuk membebaskan saudara muda hanya taktik sementara untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Jepang mulai dengan wajah aslinya. Pada tanggal 20 Maret 1942 dikeluarkan peraturan pemerintahan militer yaitu : Pelarangan rapat dan gerakan mengenai pemerintahan dan struktur negara. Pelarangan pengibaran bendera kecuali bendera Jepang. Disamping itu, tentara Jepang mulai bertindak kasar dan kejam terhadap warga pribumi. Baik secara mental maupun fisik, rakyat Indonesia merasakan tekanan dari penguasa baru yang sebelumnya dianggap saudara tua. 3. Organisasi-organisasi pada masa Pendudukan Jepang Pada masa pendudukan Jepang, organisasi ataupun partai politik yang ada pada masa Hindia Belanda dibekukan. Sebagai gantinya didirikan organisasiorganisasi seperti: Sejarah SMA/SMK K - 1 206 a. Gerakan Tiga A Dengan Motto Nippon pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia. Gerakan “Tiga A” merupakan organisasi pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memobilisasi rakyat Indonesia agar mendukung Jepang dalam menghadapi Sekutu. Gerakan “Tiga A” yang didirikan pada tanggal 29 April 1942 dipelopori oleh Pendudukan Jepang “Bagian Propaganda Tentara Jepang” yang dikenal dengan nama “Sendenbu”. Tokohnya bernama Shinaizu Hitoshi. Gerakan tiga “A” yang di sponsori oleh “Sendenbu” ini di ketuai oleh orang Indonesia yang bernama Mr. Syamsuddin (seorang tokoh Parindra). b. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) Kegagalan gerakan Tiga “A” gagal disebabkan dipimpin oleh Mr. Syamsuddin yang bukan merupakan pemimpin Nasional Indonesia yang berpengaruh. Akhirnya Jepang merangkul pemimpin Pergerakan Nasional yang senior seperti Sukarno dan Hatta. Untuk itu Jepang membebaskan Sukarno Hatta dan Sutan Syahrir yang masih dalam pengasingan pada akhir jaman pemerintahan Hindia Belanda. Dalam PUTERA ini antara kepentingan Jepang dan kepentingan bangsa Indonesia dapat berjalan searah. Pihak Jepang berharap agar PUTERA dapat menjadi penggerak tenaga rakyat Indonesia untuk membantu usaha-usaha perang Jepang menghadapi sekutu. Jepang berusaha menanamkan perasaan sentumen anti barat kepada rakyat Indonesia, sementara itu, bagi pemimpinpemimpin bangsa Indonesia, PUTERA dijadikan sarana untuk menanamkan serta membangkitkan nasionalisme dan kesiapan mental rakyat bagi terwujudnya kemerdekaan. Bung Karno sering berpidato bersemangat dan berapi-api dihadapan masa pada rapat raksasa ataupun melalui siaran radio. Namun PUTERA akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Jepang, alasannya adalah : Pejabat-pejabat Jepang tidak puas dengan PUTERA yang lebih menguntungkan Indonesia dengan persiapan-persiapan kemerdekaan. Jepang, khawatir jika PUTERA menjadi bomerang bagi Jepang. Memburuknya situasi Perang Asia Timur Raya yang menuntut dimaksimalkan pengerahan untuk perang. Sejarah SMA/SMK K - 1 207 Sebelum dibubarkannya “PUTERA” terjadi perkembangan dalam sikap pemerintah Jepang terhadap status Indonesia yaitu: Pernyataan Perdana Menteri Jepang yaitu Tojo pada tanggal 16 Juni 1943 mengenai diberikannya partisipasi politik bagi orang Indonesia. Maklumat Perdana Menteri Koiso (pengganti Tojo) pada tanggal 9 September 1944 bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari. c. Jawa Hokokai Pada tanggal 8 Januari 1944, Jepang mendirikan Jawa Hokokai atau Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa. Sebagai pengganti “PUTERA” maka sifat Jawa Hokokai berbeda dengan organisasi sebelumnya. PUTERA merupakan suatu gerakan Indonesia yang dipimpin tokoh-tokoh Indonesia sedangkan Jawa Hokokai merupakan organisasi Jepang yang anggotanya : Perbedaan antara PUTERA dan Jawa Hokokai PUTERA 1. Suatu Gerakan Indonesia Jawa Hokokai 1. Organisasi pemerintah dibawah pengawasan pendudukan Jepang, pendudukan Jepang. anggotanya 5 orang Jepang dan masyarakat Indonesia. 2. Di pimpin oleh tokoh-tokoh Indonesia. 2. Di pimpin oleh Gunseikan (kepala pemerintah militer Jepang). 3. Penanaman sikap anti barat 3. Penonjolan sifat kebaktian pada Jepang. 4. Usaha Jepang Mempertahankan Kekuasaan Dalam perkembangan Perang Pasifik, situasi menjadi berubah karena kekuatan pasukan Sekutu menjadi lebih dominan di beberapa Front Pertempuran dibanding tentara Jepang. Kondisi ini memaksa Jepang merubah sikapnya terhadap negeri-negeri yang didudukinya. Jepang membutuhkan bantuan rakyat setempat guna menahan Ofensif Tentara Sekutu. Menyikapi hal tersebut, berdasar keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo, di kemukakan Perdana Menteri Tojo dilapangan IKADA, Jakarta pada tanggal 7 Juli 1943 tentang adanya, kesempatan untuk ambil bagian dalam Sejarah SMA/SMK K - 1 208 pemerintahan. Disamping itu pemerintah militer Jepang mulai mengerahkan pemuda-pemuda Indonesia membantu usaha perang Jepang. Pada tanggal 29 April 1943 Jepang membentuk organisasi semi militer di Indonesia yaitu : a. Seinendan (Barisan Pemuda) Seinendan bertujuan untuk mempersiapkan pemuda Indonesia secara mental maupun tehnis dalam memberikan dukungan dalam usaha perang. Susunan pengurus Seinendan terdiri atas : a. Dancho : (Komandan) b. Fuku Dancho : (Wakil komandan) c. Komon : (Penasehat) d. Sanyo : (Anggota Dewan Pertimbangan) e. Kanji : (Administrator). Pada akhir jaman pendudukan Jepang, Seinendan mempunyai kurang lebih 500.000 anggota. Disamping itu juga ditampung Seinendan perempuan yang diberi nama “Yoshi Seinendan”. b. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) Keibodan tugasnya memelihara keamanan dan ketertiban. Pembinaan Keibodan diserahkan kepada “Keimubu” atas Departemen Kepolisian. c. Heiho (Pembantu Prajurit) Pada tanggal 22 April 1943 tentara wilayah ketujuh, mengeluarkan peraturan tentang pembentukan Heiho (Pembantu Prajurit). Sejak itu para Heiho dilatih dan dipergunakan dalam berbagai kesatuan militer dibawah wewenang tentara wilayah ketujuh yang didalamnya termasuk tentara keenam belas (yang menguasai Jawa – Madura). Pihak Jepang tidak meragukan kemampuan Heiho dalam melaksanakan tugas-tugas militernya. Namun yang dikhawatirkan adalah kesetiaan para Heiho terhadap usaha dan kepentingan perang Jepang. Pihak Jepang merasa takut jika para pemuda Indonesia yang telah terdidik dan terlatih secara militer akan memukul balik pasukan Jepang di Indonesia. Pasukan Heiho dipergunakan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di bagian Timur Indonesia yang terjadi pertempuran yang seru dengan pihak Sejarah SMA/SMK K - 1 209 Sekutu seperti wilayah Sorong, Manukwari, Halmahera serta wilayah diluar Indonesia seperti kepulauan Salomon di wilayah Pasifik. d. Fujinkai (Himpunan Wanita) Pada bulan Agustus 1943 dibentuk Fujinkai. Tujuannya untuk pengerahan tenaga militer Jepang dari kaum wanita. Dalam keanggotaan batas umur adalah 15 tahun. Kepada kaum wanita ini juga diberikan latihan-latihan militer. e. PETA (Pembela Tanah Air) Lahirnya PETA dimulai dari usul R. Gatot Mangkuprojo melalui suratnya tanggal 7 September 1943 ditujukan kepada “Gunseikan”. Isi surat tersebut antara lain meminta agar bangsa Indonesia diijinkan membantu militer Jepang secara langsung di garis depan dalam menghadapi Sekutu. Sebenarnya usul tersebut, terdapat dua kepentingan yang sejalan, pihak Jepang membutuhkan tenaga pemuda-pemuda Indonesia dalam membantu pasukan Jepang mempertahankan Indonesia dari serangan Sekutu. Sebaliknya, pihak Indonesia juga membutuhkan pemuda-pemuda yang terampil di bidang militer yang kelak akan dipergunakan untuk merebut serta mempertahankan kemerdekaan. Pada dasarnya PETA terdiri dari orang-orang dalam suatu daerah Karisidenan (Syu) yang bertugas dan berkewajiban untuk membela dan mempertahankan daerah karisidenannya masing-masing dari serangan Sekutu. Tentara PETA memiliki lima tingkat kepangkatan, yaitu : a. Daidanco = Komandan Batalion b. Cudanco = Komandan Kompi c. Shodanco = Komandan Peleton d. Bundanco = Komandan Regu e. Giyubei = Prajurit Sukarela f. MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia) Sejak kedatangannya ke Indonesia, Jepang memperhatikan yang khusus kepada organisasi Islam dari pada organisasi pergerakan nasional. Golongan Islam dianggap sebagai anti barat, sehingga dimanfaatkan Jepang untuk mendukung Sekutu. Maka tanggal 13 Juli 1942 pemerintah pendudukan Jepang mengijinkan organisasi MIAI yang didirikan oleh KH. Mas Masyur di Surabaya Sejarah SMA/SMK K - 1 210 pada tahun 1937 untuk tetap berdiri. Namun MIAI dianggap kurang dinamis dalam membantu usaha perang, sehingga pada bulan Oktober 1943 dibubarkan dan diganti organisasi Islam yang baru yaitu MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) pada tanggal 22 November 1943. 5. Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Tentara Jepang Pada awalnya, kedatangan tentara Jepang di Indonesia disambut gembira. Kedatangannya dianggap sebagai pembebas rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Rakyat Indonesia tertipu dengan janji dan propaganda Jepang. Penindasan dan kekejaman pasukan Jepang melebihi penjajahan Belanda. Kekayaan bumi Indonesia meliputi pertambangan, pertanian, perkebunan, peternakan dan lain-lain dikuasainya. Disamping itu terdapat budaya Jepang dipaksakan di Indonesia yang bertantangan dengan norma agama dan norma adat seperti : - Saikerei : Yaitu memberi hormat kepada kaisar Jepang (Tenno Heika) dengan cara membungkukkan badan serta menundukkan kepala ke arah istana kaisar Jepang. - Sake : Kebiasaan orang Jepang yang suka minum-minuman keras. Golongan yang tertindas antara lain “Romusha” yaitu mereka yang dipekerjakan dengan paksa oleh pendudukan Jepang. Jepang memerlukan tenaga kasar untuk membangun sarana perang seperti benteng, jalan raya, dan lain-lain. Pada mulanya tugas-tugas tenaga kerja Indonesia bersifat sukarela, namun akhirnya pengerahan tenaga bersifat paksaan. Pada romusha juga di kirim ke luar Jawa dan luar Indonesia seperti Burma, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan lain-lain. Banyak diantara Romusha meninggal dalam tugas. Untuk menghilangkan ketakutan penduduk untuk dijadikan Romusha sejak tahun 1943 Jepang menjuluki para Romusha sebagai “Prajurit Ekonomi” atau “Pahlawan Pekerja”. Akibat penindasan tentara Jepang maka terjadi perlawanan rakyat Indonesia : a. Perlawanan di Sukamanah Sukamanah merupakan sebuah desa di Kecamatan Singapura, Tasikmalaya, Jawa Barat. Perlawanan rakyat Sukamanah dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa. Sejarah SMA/SMK K - 1 211 K.H. Zainal Mustafa sebelumnya menentang pemerintahan Hindia Belanda, sehingga dipenjara oleh Kolonial Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, ia dibebaskan. Namun akhrinya terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang di Sukamanah yang dipimpin K.H. Zainal Mustafa menolak melakukan Saikerei, yaitu membungkuk memberi hormat pada kaisar Jepang. Hal ini yang mendorong munculnya perlawanan rakyat. K.H. Zainal Mustafa dapat ditangkap dan dipenjara di Cipinang (Jakarta). Namun tanggal 25 Oktober 1944, ia bersama pengikutnya dibunuh tentara Jepang. b. Perlawanan di Aceh Pada tanggal 10 November 1942 di daerah Cot Plieng, Lhok Seumawe, Aceh terjadi perlawanan rakyat menentang pasukan Jepang. Perlawanan ini dipimpin Teungku Abdul Jalil. Namun, ketika Teungku Abdul Jalil bersama pengikutnya sedang bersembahyang, dibunuh oleh tentara Jepang. c. Perlawanan PETA di Blitar Pada tanggal 14 Februari 1945, Shodanco Supriyadi memimpin pemberontakan PETA di Blitar, sedang Shodanco Muradi sebagai komandan pertempuran. Pemberontakan bergerak keseluruh penjuru kota Blitar dan menuju ke pos-pos pasukan Jepang di luar kota. Akhirnya pemberontakan tersebut dapat diredam. Para pemberontak ditangkap ataupun dibujuk untuk kembali ke Blitar dengan kemauan sendiri. Namun pasukan Jepang telah meng-gunakan taktik tipu daya. Kolonel Katagiri (komandan Batalyon dari Malang) membujuk kepada Shodanco Muradi dan anak buahnya untuk menyerah dan akan diampuni oleh pemerintah militer Jepang. Perundingan antara Muradi dan Katagiri didaerah Ngancar, Blitar pada tanggal 21 Februari 1945. Ternyata pemerintah militer Jepang ingkar janji karena para pemberontak PETA, tetap diajukan di meja perundingan. Sidang pengadilan militer Jepang pada tanggal 13 – 16 April 1945 yang dipimpin Kolonel Yamamoto dengan jaksa penuntut Letnan Kolonel Tanaka akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepada Shodanco Muradi dan kawan-kawannya. Sementara itu Shodanco Supriyadi dinyatakan hilang. Ada dugaan Supriyadi tertangkap dan dibunuh. Sejarah SMA/SMK K - 1 212 6. Pembentukan BPUPKI Pada tahun 1943, perang pasifik mulai berbalik arah. Tentara Jepang yang pada awalnya mampu dengan mudah mengalahkan tentara Sekutu, sekarang bersifat defensik. Tentara Sekutu bergerak ofensif untuk merebut kembali wilayah-wilayahnya di Asia – Pasifik. Pemerintah Jepang dan penguasa militer di Tokyo akhirnya meninjau kembali sikap mereka terhadap kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 16 Juni 1943 dalam sidang ke 82 Parlemen Jepang di Tokyo Perdana Menteri Jenderal Hideki Tojo mengumumkan tentang pemberian kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk berperan serta dalam politik dan pemerintahan. Pada tanggal 7 Juli 1943 Perdana Menteri Tojo berkunjung ke Jakarta dan berpidato di lapangan Ikada mengenai janji kemerdekaan Indonesia dari pemerintah Jepang. Untuk menindak lanjutinya pada tanggal 5 September 1943 dibentuklah “Chuo Sang-In” atau Dewan Pertimbangan Pusat. Kemudian dibentuk “Syu Sangi Kai” atau Dewan Pertimbangan Daerah untuk tiap-tiap karisidenan (Syu). Pada bulan November 1943 di Tokyo diadakan konferensi Asia Timur Raya, maka negara-negara yang telah diberi kemerdekaan di undang seperti Thailand, Philipina, Burma dan pemerintah boneka Jepang di Cina. Sedang India diundang sebagai pengamat sedang Indonesia sama sekali tidak dilibatkan. Hanya, setelah konferensi Asia Timur Raya selesai, Sukarno, Moh. Hatta dan Ki Hajar Dewantara diundang ke Jepang dan bertemu dengan Kaisar Jepang dan Perdana Menteri Tojo. Namun dalam pertemuan tersebut, pemerintah Jepang tidak memberi isyarat tentang kemerdekaan bahkan permohonan untuk menggunakan bendera Nasional dan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” juga ditolak. Pada bulan Agustus 1944, situasi pertahanan Jepang semakin buruk. Moral masyarakat dan tentara Jepang merosot serta produksi untuk keperluan perang menurun. Sebelumnya, pada bulan Juli 1944 kepulauan Saipan yang strategis dapat direbut Sekutu. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan kabinet Perdana Menteri Tojo jatuh pada tanggal 17 Juli 1944 dan diganti oleh Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso. Langkah yang ditempuh P.M Koiso untuk mempertahankan pengaruhnya pada rakyat di wilayah yang didudukinya ialah dengan cara memberi janji kemerdekaan. Sejarah SMA/SMK K - 1 213 Pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang parlemen Jepang ke 85 di Tokyo, P.M Koiso mengumumkan bahwa pemerintah Jepang memperkenankan bahwa Hindia Belanda (Indonesia) untuk merdeka di kemudian hari. Tujuan dari pemberian kemerdekaan itu adalah : 1. Mendapat simpati dan popularitas dari rakyat Indonesia. 2. Mengembangkan kebijaksanaan Imperium Asia Timur Raya. 3. Memanfaatkan situasi untuk keperluan perang. Namun Deklarasi P.M Koiso tentang kemerdekaan Indonesia tidak diikuti langkah yang nyata kearah perwujudan kemerdekaan Indonesia. Hal ini disebabkan pemerintah Jepang menganggap bahwa mengatasi krisis perang dengan Sekutu lebih penting dan mendesak dari pada masalah kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1944 setelah kepulauan Saipan jatuh, ternyata tentara Jepang juga dapat dipukul mundur di kepulauan Solomon oleh tentara Amerika Serikat. Kemudian Irian, Moratai juga dikuasainya. Pada tanggal 20 Oktober 1944, tentara Amerika Serikat yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di kepulauan Leyte (Philipina). Dan tanggal 19 Februari 1945, benteng Iwo Jima gagal dipertahankan tentara Jepang. Pasukan Sekutu juga menyerang bagianbagian wilayah Indonesia seperti Halmahera, Ambon, Manado, Surabaya, dan Balikpapan. Menghadapi situasi yang kritis ini, pemerintah militer Jepang dibawah pimpinan Saiko Shikian (Panglima Militer) yaitu Kumaciki Harada mengumumkan pembentukan badan yaitu “Dokuritsu junbi Cosukai” atau “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945. Tujuan dibentuk BPUPKI untuk menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan politik ekonomi, sosial, dan tata pemerintahan yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. Ketua BPUPKI adalah dr. Rajiman Widyodiningrat. Pada tanggal 28 Mei 1945 dimulailah upacara pembukaan sidang pertama BPUPKI di gedung Cuo Sangi In, Jakarta. Pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 mengadakan sidang. Pada sidang BPUPKI Mr. Muh. Yamin dan Ir. Sukarno menjadi pembicara yang menyampaikan pidato yang mengusulkan kelima dasar filsafat negara yang dikenal sebagai “Pancasila”. Rumusan materi Pancasila yang pertama disampaikan oleh Muh. Yamin tanggal 29 Mei 1945, Sejarah SMA/SMK K - 1 214 yang mengemukakan lima Azaz dan Dasar Negara kebangsaan Republik Indonesia yaitu : 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno mengucapkan pidatonya yang dikenal sebagai lahirnya Pancasila menurut Sukarno adalah : 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Maha Esa. Kelima dasar tersebut dinamakan Pancasila oleh Sukarno. Sesudah sidang pertama tersebut, pada tanggal 22 Juni 1945 terbentuk Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang yang dikenal dengan “Panitia Sembilan”. Anggotanya para anggota BPUPKI yaitu IR. Sukarno, Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Abdul Kahar Muzakir, K.H. Wakhid Hasyim, H. Agus Salim dan Mr. Moh. Yamin. Panitia sembilan menghasilkan suatu dokumen berisikan tujuan dan maksud pendirian negara Indonesia merdeka yang dikenal dengan nama “Piagam Jakarta” atau “Jakarta Charter”. Rumusan Dasar Negara Indonesia tersebut yaitu : 1. Ke Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya. 2. (Menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelum rumusan disahkan, tokoh-tokoh agama Nasrani dari Indonesia Timur menemui Moh. Hatta, agar meninjau lagi isi sila pertama. Akhirnya Drs. Moh. Hatta berkonsultasi dengan empat para pemuka Islam seperti Ki Bagus Sejarah SMA/SMK K - 1 215 Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan. Hasilnya, demi persatuan dan kesatuan bangsa, maka sila pertama dirubah “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Tanggal 10 – 16 Juli 1945 diadakan sidang BPUPKI tentang perumusan terakhir materi Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan juga membahas Rencana Undang-Undang Negara Indonesia Merdeka. Panitia Perancang UUD di ketuai IR. Sukarno. Panitia tersebut kemudian membentuk panitia kecil perancang Undang-Undang Dasar yang beranggota tujuh (7), orang yaitu Prof. Dr. Mr. Supomo, Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Mr.R.P. Singgih, H. Agus Salim dan dr. Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil ini disempurnakan dari segi bahasanya oleh panitia lain yaitu Prof. Dr. Mr. Supomo, H. Agus Salim dan Prof. Dr. P.A. Husein Jayadiningrat. Berkat kerja keras dan kesadaran anggota BPUPKI telah berhasil menyusun produk-produk bagi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara. Rakyat Indonesia harus sudah siap untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Karena berdasar analisa dan perhitungan politik, tentara Jepang akan segera kalah dalam Perang Dunia II atau Perang Asia Timur Raya. 7. Pembentukan PPKI Pada tanggal 16 Mei 1945 di Bandung diselenggarakan Konggres Pemuda seluruh Jawa yang di sponsori Angkatan Muda Indonesia. Sebenarnya Angkatan Muda Indonesia dibentuk atas inisiatif Jepang pada pertengahan tahun 1944. Dalam perkembangannya gerakan ini lebih bersifat anti Jepang. Konggres tersebut antara lain dihadari oleh Djamal Ali, Chairul Saleh, Anwar Cokroaminoto dan Harsono Cokroaminoto serta mahasiswa-mahasiswa IKA Daigaku, (Mahasiswa Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta, dianjurkan agar para pemuda bersatu melaksanakan proklamasi kemerdekaan bukan sebagai hadiah dari Jepang. Konggres tersebut dalam suasana nasional kebangsaan Indonesia, Lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan tanpa menyanyikan lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”. Bendera Merah Putih dikibarkan tanpa bendera Jepang, Hinomaru. Dalam konggres tersebut antara lain menghasilkan dua resolusi yaitu: - Semua golongan di Indonesia (utamanya golongan pemuda) dipersatukan dan dibulatkan dibawah satu pimpinan nasional. Sejarah SMA/SMK K - 1 216 - Dipercepatnya pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Ternyata konggres menyatakan dukungan dan kerjasama dengan Jepang dalam usaha mencapai kemenangan terakhir. Pernyataan tentang kerja sama dengan Jepang tersebut ditentang utusan pemuda dari Jakarta seperti Sukarni, Harsono Cokroaminoto dan Chairul Shaleh. Mereka tidak mengambil bagian dalam gerakan Angkatan Muda Indonesia dan menyiapkan organisasi kepemudaan yang lebih radikal. Pada tanggal 15 Juli 1945 para pemuda radikal tersebut membentuk organisasi “Gerakan Angkatan Baru Indonesia” tujuannya yaitu mencapai persatuan pada semua golongan masyarakat di Indonesia, menanamkan semangat yang revolusioner atas kesadaran sebagai rakyat yang berdaulat, membentuk negara Indonesia, mempersatukan kerjasama dengan Jepang, namun jika perlu bergerak sendiri ”Mencapai kemerdekaan dengan kekuatan sendiri”. Namun Gerakan Rakyat Baru tetap harus tunduk pada Gunseiku (pemerintah militer Jepang). Dan ketika tanggal 28 Juli 1945 Gerakan Rakyat Baru diresmikan, dimana Jawa Hokokai dan Masyumi digabung ternyata tokohtokoh golongan pemuda seperti Chairul Saleh, Sukarni, Harsono Cokroaminoto dan Asmara Hadi menolak untuk bergabung. Nampak jelas perselisihan paham antara golongan tua dan golongan muda tentang cara pelaksanaan berdirinya negara Indonesia. Golongan tua dan muda sependapat bahwa kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan namun keduanya berselisih pendapat tentang pelaksanaannya. Golongan tua sesuai dengan perhitungan politik berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah dengan jalan kerjasama dengan Jepang. Golongan tua menggantungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pembentukan PPKI (Dokuritsu Jumbi Iinkai) dilaksanakan tanggal 7 Agustus 1945, maka saat itu juga BPUPKI (Dokuritsu Jumbi Cosakai) dibubarkan. Anggota PPKI dipilih oleh Jenderal Besar Terauchi (Panglima Perang Tertinggi di seluruh Asia Tenggara). Untuk pengangkatan tersebut, jenderal Terauci memanggil tiga tokoh nasional terdiri Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Radfiman Widyodiningrat. Pada tanggal 9 Agustus 1945 mereka bertiga berangkat menuju di markas Jenderal. Terauci di Vietnam Selatan. Dalam Sejarah SMA/SMK K - 1 217 pertemuan di Dalath (Vietnam Selatan) pada tanggal 12 Agustus 1945, Terauci menyampaikan kepada tokoh-tokoh Indonesia bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk pelaksanaannya telah dibentuk PPKI sampai menunggu persiapan selesai. Sementara itu, untuk wilayah Indonesia pasca kemerdekaan ada tiga usulan yaitu : - Seluruh bekas Hindia Timur Belanda - Seluruh bekas Hindia Timur Belanda ditambah dengan Malaya, tetapi tidak mencakup Papua. - Seluruh bekas Hindia Timur Belanda, ditambah dengan Malaya, Borneo, Timur Portugis dan Papua serta pulau-pulau yang berdekatan dengannya. Namun terdapat perbedaan antara pemerintah Jepang dengan tokoh-tokoh nasional. Jepang beranggapan bahwa pemberian kemerdekaan dilakukan secara bertahap dari satu daerah ke daerah lain, alasannya tingkat persiapan tiap wilayah berbeda-beda. Namun tokoh-tokoh nasional bersikeras agar kemerdekaan diberikan kepada seluruh Indonesia sekaligus. PPKI keanggotaannya terdiri dari 21 orang dari seluruh Indonesia. Ketuanya Ir. Sukarno dan wakil Moh. Hatta. Tugas PPKI adalah bertindak sebagai badan yang mempersiapkan penyerahan kekuasaan pemerintahan dari tentara Jepang kepada badan tersebut. 8. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia a) Kekalahan Jepang pada Perang Dunia II Pada tanggal 14 Agustus 1945 tokoh-tokoh nasional yaitu IR. Sukarno, Moh. Hatta dan dr. Radfiman Widyodiningrat berangkat kembali ke Jakarta setelah bertemu dengan Jenderal Terauci di Dalath, Vietnam. Sementara itu perkembangan Perang Dunia II menjadi berbalik karena negara-negara fasis mulai terdesak oleh kekuatan Sekutu setelah Jerman dan Italia kalah di benua Eropa, tanggal 9 Agustus 1945 Uni Soviet mengumumkan perang dengan kemaharajaan Jepang – Tentara Uni Soviet menyerbu daerah-daerah yang diduduki tentara Jepang di Asia, seperti Mancuria. Sebelumnya tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima telah diserang Amerika Serikat dengan dijatuhi Bom Atom. Dan tanggal 9 Agustus 1945 Nagasaki juga dijatuhi Bom Atom. Kekalahan tentara Jepang sudah saatnya tiba. Sejarah SMA/SMK K - 1 218 Kaisar Jepang Hirohito (Tenno Heika) menyadari bahwa ambisi membangun Imperium Asia Timur Raya tidak mungkin tercapai. Kaisar Jepang memerintahkan rakyat dan tentaranya untuk menghentikan perang. Hal inilah yang menjadi pertimbangan Sekutu untuk tidak menjatuhkan bom atom ke 3 di Tokyo. Dan pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat (Unconditional Surrender) kepada Sekutu. b) Peristiwa Rengasdengklok dan Proklamasi Kemerdekaan Peristiwa penting penyerahan Jepang kepada Sekutu tidak banyak di ketahui oleh rakyat Indonesia. Karena pada saat pendudukan Jepang, sumber berita seperti radio disegel dan koran-koran hanya memberitakan kemenangan tentara Jepang. Pimpinan tentara Jepang dengan ketat menyembunyikan berita kekalahan serta peristiwa bom atom, yang membuat negara Jepang porak poranda. Pada saat Sukarno, Hatta dan dr. Rafiman Widyadiningrat kembali ke Jakarta dari Vietnam, berita kekalahan Jepang belum tersebar, namun Sutan Syahrir termasuk tokoh yang mendengar radio tentang penyerahan Jepang. Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dimusyawarahkan dengan PPKI. Alasannya kemerdekaan yang datangnya dari pemerintahan Pendudukan Jepang atau hasil perjuangan sendiri, tidak akan menjadi persoalan. Hal ini berbeda dengan pendapat golongan muda, yang berpendapat PPKI buatan Jepang, sehingga proklamasi kemerdekaan dengan kekuatan sendiri terlepas dari pemerintah Jepang. Tanggal 15 Agustus 1945, golongan muda mengadakan rapat dengan hasil bahwa proklamasi harus dilaksanakan sesegera mungkin (tanggal 16 Agustus 1945). Sementara golongan tua tetap perlunya mengadakan rapat PPKI yang merupakan suatu badan perwakilan seluruh Indonesia yang representatif. Disamping itu, kekalahan Jepang pada Sekutu menjadikan pasukan Jepang diberi kewajiban menjaga “Status Quo” atas wilayah Indonesia, sehingga jika golongan muda memaksa mengubah “Status Quo” akan terjadi pertumpahan darah. Perbedaan pendapat antara kedua golongan tersebut, membawa golongan muda bertindak untuk menculik Sukarno – Hatta. Tindakan penculikan tersebut bertujuan untuk menjauhkan mereka dari segala pengaruh pemerintah militer Sejarah SMA/SMK K - 1 219 Jepang. Pada jam 04.00 hari Kamis 16 Agustus 1945, Sukarno – Hatta diculik kelompok pemuda dan tentara PETA yang dipimpin Sukarni dan Shodanco Singgih dibawa ke Rengasdengklok. Dari Rengasdengklok menuju markas PETA kompi Sudanco Subeno. Dalam pembicaraan, akhirnya disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan tanpa campur tangan Jepang. Sementara itu dalam pertemuan di Jakarta dengan golongan muda Ahmad Subarjo meyakinkan bahwa dirinya bertanggung jawab dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan di Jakarta secepat mungkin. Hari Kamis, 16 Agustus 1945 jam 16.00, Ahmad Subarjo menuju ke Rengasdengklok menjemput Sukarno – Hatta. Komandan kompi PETA setempat Sudanco Subeno melepas Sukarno – Hatta karena sebelumnya sudah ada jaminan bahwa kemerdekaan akan dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 siang. Rombongan menuju rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol no.1. Rumah Laksamana Maeda dianggap aman dari kemungkinan gangguan tentara Jepang untuk menggagalkan rencana proklamasi. Rumah Maeda sebagai Kepala Perwakilan Kaigun (Angkatan Laut) memiliki kekebalan “Extra – Territorial” yaitu daerah yang menurut tradisi Jepang harus dihormati oleh Rikugun (Angkatan Darat) Jepang. Dan di rumah tersebut naskah proklamasi disusun. Penyusun teks proklamasi yaitu Sukarno, Hatta dan Ahmad Subarjo dan yang menyaksikan perumusan adalah Sayuti Melik, Sukarni, B.M. Diyah dan Sudiro. Setelah teks proklamasi dirumuskan, muncul persoalan tentang siapa yang berhak menandatangani. Chairul Shaleh berpendapat tidak setuju jika teks proklamasi di tanda tangani PPKI karena PPKI badan bentukan Jepang. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa kemerdekaan Indonesia melalui campur tangan Jepang. Untuk penyelesaiannya, Sukarni berpendapat bahwa penandatangan teks proklamasi yaitu Soekarno– Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut disetujui dan akhirnya rumusan teks diserahkan pada Sayuti Melik untuk diketik. Terdapat beberapa perubahan antara teks proklamasi klad (yang ditulis tangan) dengan yang otentik (diketik). Sejarah SMA/SMK K - 1 220 Klad Otentik 1. Kata “Tempoh” Menjadi “Tempo” 2. Wakil-wakil bangsa Indonesia Atas nama Bangsa Indonesia 3. Jakarta, 17 – 8 – 05 Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‟05 (Tahun ‟05 adalah tahun Jepang (Syowa 2605 = 1945 masehi) Setelah naskah proklamasi selesai diketik kemudian ditandatangani Soekarno dan Hatta di tempat tersebut. Bunyi naskah proklamasi tersebut yang disalin Nugroho Notosusanto (1985) adalah sebagai berikut : PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal – hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat – singkatnya. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia, Soekarno/Hatta Akhirnya teks proklamasi dikumandangkan oleh Ir. Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 (sekarang jalan Proklamasi) Jakarta pada hari Jum‟at, tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi masih dalam suasana bulan Ramadhan. Teks tersebut dibacakan Sukarno yang didampingi Moh. Hatta. Ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia selesai dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, bendera Merah Putih (yang dijahit oleh Sejarah SMA/SMK K - 1 221 Ibu Fatmawati) dikibarkan dan secara spontan seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman Setelah pelaksanaan proklamasi dilanjutkan dengan kegiatan penyebarluasan teks dan pamflet ke berbagai daerah terutama ke kantorkantor berita (radio maupun koran). Berita tentang proklamasipun dengan cepat didengar oleh rakyat Indonesia bahkan oleh dunia luar. Dengan proklamasi tersebut maka tercapailah Indonesia merdeka yang susunan negaranya diatur dengan UUD 1945. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untuk memahami materi, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting. Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup: 1. Aktivitas individu, meliputi: a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyesuaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi: a. Mendiskusikan materi pelatihan b. Bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. Penyelesaian masalah/kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS Lembar Kerja Kerjakan secara berkelompok! 1. Jelaskan alasan pendudukan Jepang di Indonesia! Sejarah SMA/SMK K - 1 222 2. Deskripsikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang! 3. Jelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok! 4. Bandingkan rumusan Pancasila yang tertera pada Piagam Jakarta dengan yang ada di pembukaan UUD 1945! F. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang bapak/ibu pahami setelah mempelajari materi Pendudukan Jepang dan Proklamasi Indonesia? 2. Pengalaman penting apa yang bapak/ibu peroleh setelah mempelajari materi di atas? 3. Ceritakan pengalaman terbaik Bapak/ibu selama mengajar mata pelajaran sejarah di SMA/SMK! G. RANGKUMAN 1. Sejak awal pecahnya perang Pasifik, pasukan Jepang berusaha menguasai Indonesia. Alasannya, Angkatan Perang Jepang (Dai Nippon) membutuhkan minyak bumi dan bahan mentah lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan angkatan perangnya. 2. Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang menerapkan berbagai kebijakan, di antaranya propaganda, pembentukan organisasi semi militer dan organisasi lainnya, termasuk BPUPKI, untuk meyakinkan janji kemerdekaan yang kelak akan diberikan pada Indonesia. 3. Terjadinya peristiwa Rengasdengklok merupakan dinamika sejarah yang terjadi menjelang kemerdekaan Indonesia. - Sejarah SMA/SMK K - 1 223 DAFTAR PUSTAKA Cahyo Budi Utomo, 2003. Pendudukan Jepang di Indonesia. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Cahyo budi Utomo, 2003. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta : Balai Pustaka. Murdiono, 1995. Denyut Nadi Revolusi Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama dan LIPI. Nugroho Notosusanto, 1979. Tentara Peta : Pada Jaman Pendudukan Jepang di Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Nugroho Notosusanto, 1985. Naskah Proklamasi Yang Otentik dan Rumusan Pencasila Yang Otentik. Jakarta : Balai Pustaka. Rini Yunarti, 2003.BPUPKI, PPKI, Proklamasi Kemerdekaan RI, Jakarta : Penerbit buku Kompas. Sagimun, MD. 1989. Peranan Pemuda : Dari Sumpah Pemuda sampai Proklamasi, Jogyakarta : Bina Aksara. Sejarah SMA/SMK K - 1 224 KEGIATAN PEMBELAJARAN 11 PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN RI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menunjukkan dinamika pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan, masa demokrasi liberal dan masa demokrasi terpimpin dengan baik. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan perkembangan pemerintahan RI di awal kemerdekaan 2. Menjelaskan pemerintahan pada masa demokrasi liberal 3. Menganalisis penerapan demokrasi terpimpin di Indonesia C. URAIAN MATERI Perkembangan pemerintahan RI diawali dari kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Perkembangan pemerintahan RI juga sangat terkait dengan perjalanan dinamika pemerintahan sejak kemerdekaan sampai berakhirnya pemerintahan Sukarno, yang diganti dengan kekuasaan Orde Baru. 1. Permasalahan Pemerintahan RI Pascakemerdekaan Menyerahnya Jepang pada Perang Dunia II atas Sekutu tanggal 14 Agustus 1945 menunjukkan bahwa secara de jure wilayah pendudukan Jepang di kawasan Asia (termasuk Indonesia) dikuasai Sekutu sebagai pihak yang menang dalam Perang Dunia II tersebut. Namun ketika Sekutu belum datang ke Indonesia sehingga muncul Facum of Power maka kesempatan itu dimanfaatkan dengan cermat oleh bangsa Indonesia untuk memerdekakan diri tanggal 17 Agustus 1945.Pembentukan BPUPKI sebagai realisasi janji kemerdekaan Indonesia oleh pemerintah Jepang kepada bangsa Indonesia yang dibahas dalam parlemen Jepang. Janji ini disampaikan oleh Perdana Menteri Jepang Kuniako Koiso yang diumumkan di depan upacara istimewa “the Imperial Diet” pada tanggal 7 September 1944. Janji ini dapat ditafsirkan bahwa pemerintah Jepang menarik simpati pada semua elemen bangsa Indonesia agar rakyat Indonesai membantu pemerintah Jepang dalam menghadapi tentara Sekutu Sejarah SMA/SMK K - 1 225 pada Perang Dunia II , karena diberbagai front pertempuran, tentara Jepang terbukti kewalahan menghadapi tentara Sekutu diberbagai tempat di Asia Seperti kita ketahui bersama bahwa UUD 1945 sebelumnya sebagai sebuah rencana Undang-Undang Dasar hasil karya Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan beberapa perubahan dan tambahan. Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan sumber tatanan kehidupan politik bagi bangsa Indonesia. Untuk melengkapi lembaga negara, maka PPKI mengadakan sidang secara berturut-turut: b. Tanggal 18 Agustus 1945, dalam sidang I PPKI diputuskan: 1) Mengesahkan UUD 1945 2) Memilih presiden dan wakil presiden 3) Dalam menjalankan tugasnya, untuk sementara waktu presiden dibantu KNIP c. Tanggal 19 Agustus 1945, PPKI memutuskan: 1) Membentuk kabinet dengan 12 departemen 2) Menetapkan pembagian wilayah Indonesia yang terdiri 8 propinsi sekaligus ditunjuk gubernurnya 3) Rencana pembentukan Tentara Kebangsaan d. Tanggal 22 Agustus 1945, PPKI menetapkan: 1) Membentuk KNI (Komite Nasional Indonesia) dengan ketua: Kasman Singodimejo. Tugas KNI untuk memberi nasehat kepada presiden beserta kabinetnya. Hal ini didasarkan pada pasal IV aturan peralihan UUD ‟45 yang menjelaskan “sebelum MPR, DPR dan DPA terbentuk, dalam melaksanakan tugasnya presiden dibantu Komite Nasional. PPKI pada saat itu melebur menjadi KNI-Pusat atau KNIP. Selanjutnya akan dibentuk KNI untuk daerah tingkat I dan II. 2) Dibentuknya BKR ( Badan Kemanan Rakyat) yang berada dibawah KNI. Selanjutnya akan dibentik KNI untuk Daerah Tingkat I dan II. 3) Pembentukan PNI sebagai partai tunggal. Pada tanggal 4 September 1945, Sukarno dan Hatta membentuk kabinet pertama Republik Indonesia. Kabinet ini terdiri atas kepala-kepala departemen (dalam bahasa Jepang disebut bucho) atau penasehat (sanyo) dalam pemerintahan Jepang, dan karena itu disebut oleh para penentangnya sebagai kabinet bucho. Dengan demikian, kabinet pertama Indonesia Sejarah SMA/SMK K - 1 memiliki sifat 226 ganda, yaitu masih menjadi bagian dai pemerintah militer Jepang di Jawa, dan pada saat yang sama menjadi pemerintah Rebuplik Indonesai merdeka (Anderson dalam Nasution,2001:15). Konfigurasi demokrasi yang dituntut oleh UUD 1945 tidak bisa dipenuhi pada awal-awal proklamasi kemerdekaan, karena pada waktu itu belum dibentuk lembaga-lembaga negara. Oleh karena itu, semua kekuasaan dilimpahkan kepada presiden melalui pasal IV, Aturan Peralihan. Pemusatan kekuasaan yang terletak di tangan presiden tersebut berkembang opini seolah-olah Indonesia sebagai bukan negara demokrasi namun negara fasis. Untuk melawan anggapan yang sebenarnya berlawanan dengan kehendak rakyat, maka timbul usahausaha yang membangun corak pemerintahan demokrasi, yang pada saat itu pilihannya adalah sistem parlementer. Usaha tersebut mengkristal saat tanggal 7 Oktober 1945 lahir satu memorandum yang ditandatangani anggota KNIP yang bersisi dua hal, pertama, mendesak presiden menggunakan hak istimewanya untuk segera membentuk MPR. Kedua, sebelum MPR terbentuk, hendaknya anggota-anggota KNIP dianggap sebagai MPR (Mahfud M.D 1998 :34) Pada tanggal 16 Oktober 1945, KNIP mengusulkan agar komite tersebut diserahi kekuasaan legislatif dan menetapkan GBHN. Pemerintah supaya menyetujui dibentuknya badan pekerja KNIP untuk melaksanakan fungsi baru yang diusulkan tersebut. Pemerintah dalam hal ini diwakili Wakil Presiden Muhammad Hatta yang bertindak atas nama Presiden menyetujui usul KNIP tersebut dan segera mengeluarkan maklumat yang dikenal Maklumat No. X tahun 1945 yang berisi tentang “KNIP, sebelum terbentuk MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislatif dan menetapkan GBHN”. KNIP terdiri atas bekas anggota PPKI bersama dengan lainnya supaya lebih mewakili rakyat. KNIP ini merupakan badan penasehat bagi presiden dan kabinetnya menurut ketentuan Aturan Peralihan UUD 1945 (Nasution,2001:15). Keluarnya Maklumat No. X Tahun 1945 merupakan perubahan praktek ketatanegaraan tanpa ada perubahan konstitusi (UUD). Sebab menurut Aturan Peralihan, KNIP adalah pembantu presiden dalam menjalankan kekuasaannya, dan bukan sebagai pengganti MPR dan DPR. Dengan keluarnya maklumat ini, kekuasaan presiden berkurang (Mahfud MD,2000:46). Langkah lebih lanjut menuju demokratisasi diambil dengan pembentukan kabinet parlementer. Pada tanggal 11 November 1945, Badan Pekerja Sejarah SMA/SMK K - 1 227 mengumumkan usul yang ditandatangani Syahrir untuk mengubah kabinet presidensil menjadi kabinet parlementer. Badan Pekerja juga menyebutkan bahwa undang-undang dasar tidak memuat pasal yang mewajibkan atau melarang pertanggungjawaban tingkat menteri. Badan Pekerja KNIP menekankan bahwa pertanggungjawaban menteri kepada MPR merupakan salah satu cara untuk menegakkan kedaulatan rakyat. Karena itu, Badan Pekerja mengusulkan kepada presidensupaya pertanggungjawaban ini dimuat dalam struktur pemerintahan. Akhirnya presiden Sukarno menyetujui usul ini (Pringgodigdo dalam Nasution, 2001:22). Perubahan selanjutnya pemerintah mengeluarkan maklumat tanggal 14 November 1945 yang berisi perubahan sistem pemerintahan dari sistem Kabinet Presidensil menjadi Parlementer. Hal ini merupakan perwujudan dari maklumat sebelumnya yaitu maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November 1945 yang berisi pemberian kesempatan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik dalam sistem multipartai. (Mahfud. M.D, 2000:47-48). Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 terjadi perubahan sistem pemerintahan yang fundamental namun tanpa merubah UUD 1945 dan hanya berdasarkan Maklumat Pemerintah. Jika berdasarkan UUD 1945 presiden bertanggung jawab kepada MPR dan berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan, maka dengan adanya maklumat tersebut, presiden kehilangan kedudukannya sebagai kepala pemerintahan (Mahfud. M.D, 1998:36). Maklumat tanggal 14 November 1945 dikeluarkan atas usul Badan Pekerja Komite Nasional Pusat berisi perubahan dari sistem pertanggungjawaban Presiden kepada MPR dengan menteri sebagai pembantu Presiden menjadi sistem pertanggungjawaban dewan menteri kepada Parlemen atau dalam hal ini Komite Nasional Pusat. Di dalam sistem pertangungjawaban menteri, kritik yang dilancarkan terhadap pemerintah dapat dinyatakan secara berkala, yakni melalui hak interpelasi atau memanggil menteri yang dianggap bersalah untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Parlemen memegang hak interpelasi dan jika badan tersebut menentukan bahwa kebijakan yang dijalankan menteri tertentu tidak sesuai dengan garis-garis kebijakan yang diinginkan parlemen, maka menteri tersebut dapat dipaksa mengundurkan diri. Kalau kabinet tetap mendukung menteri Sejarah SMA/SMK K - 1 228 tersebut, seluruh kabinet akan mengundurkan diri. Dengan cara demikian, maka pertanggungjawaban menteri merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh kabinet. Dalam struktur ini,kabinet dipimpin oleh seorang menteri yang disebut perdana menteri. Umumnya, orang yang diangkat oleh kepala negara untuk membentuk kabinet akan menjadi perdana menteri (Koesnodiprodjo dalam Nasution, 2001:24). Sebagai realisasi Maklumat Pemerintah tentang pergantian sistem kabinet Presidensil dengan kabinet Ministeriil segera ditunjuk Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri yang baru. Kabinet Syahrir segera mengadakan kontak diplomatik dengan pihak Belanda dan Inggris. Pemerintah Inggris mengirimkan Sir Archibald Clark Kerr sebagai Duta Istimewa di Indonesia dan pemerintah Belanda diwakili Gubernur Jenderal Van Mook. Perundingan dimulai tanggal 10 Pebruari 1946 dan Van Mook menyampaikan pernyataan politik yang selanjutnya menjadi dasar perundingan-perundingan dengan RI. Pernyataan politik dari Van Mook adalah mengulangi dari pidato Ratu Belanda tanggal 7 Desember 1942. Isi pokoknya adalah (Notosusanto, 1977:34) : 1) Indonesia akan dijadikan negara commonwealth berbentuk federasi yang memiliki self-goverment di dalam lingkungan kerajaan Belanda. 2) Masalah dalam negari diurus oleh Indonesia, sedang urusan luar negeri diurus pemerintah Belanda. 3) Sebelum dibentuk commonwealth, akan dibentuk pemerintahan peralihan selama 10 tahun. 4) Indonesia akan dimasukkan sebagai anggota PBB. 2. Penerapan Demokrasi Liberal Beberapa tahun pascakemerdekaannya, pemerintah Indonesia terpaksa melakukan perubahan fundamental atas bentuk negara, sistem pemerintahan, dan undang-undang dasarnya (Syahuri .2005: 120). Kondisi ini sebagai dampak dari keinginan pemerintah Belanda untuk dapat berkuasa di Indonesia kembali setelah Jepang menyerah kapada Sekutu , atas kekuasaan Jepang di Indonesia pada akhir Perang Dunia II. Belanda berusaha mendirikan negara-negara boneka sebagai strategi untuk melakukan proses kolonialisme kembali pascakemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Sejalan dengan usaha tersebut, Belanda melakukan agresi I tahun 1947 dan agresi II tahun 1948. Sejarah SMA/SMK K - 1 229 Belanda juga berusaha mempersempit wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia bahkan menghapus negara Indonesai yang merdeka tahun 17 Agustus 1945 dengan kebijakan konfrontasi. Hal ini terbukti ndengan adanya Agresi Militer Belanda I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948. Agresi Militer II, kota-kota penting di Indonesia sudah dikuasai pemerintah Belanda termasuk ibu kota RI saat itu, Yogyakarta. Meskipun kota-kota penting telah diduduki Belanda, namun Belanda gagal dalam mewujudkan ambisinya untuk kembali berkuasa secara mutlak di Indonesia karena adanya perlawanan rakyat Indonesia terhadap pasukan Belanda. Posisi Indonesia jugabertambah kuat pasca agresi militer karena secara diplomasi internasional, banyak negaranegara lain yang mendukung eksistensi pemerintah Indonesia dan sebaliknya mengecam aksi Belanda. Keadaan ini menimbulkan keprihatinan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan perundingan perdamaian dalam mengatasi permasalahan tersebut. Akhirnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ikut serta menyelesaikan permasalahan konflik Indonesai-Belanda, dengan diadakan konferensi antara pemerintah Indonesai dengan Belanda serta disertakan pula negara-negara bentukan Belanda yang telah tergabung dalam ikatan Byeekomst voor Federal Overleg (BFO). Jalur diplomasi tersebut menghasilkan perundingan yang dikenal dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 yang dihadiri wakil-wakil dari Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federal Overlag (BFO), dan pemerintah Belanda serta sebuah komisi PBB untuk Indonesia. Dalam konferensi tersebut dihasilkan persetujuan pokok yaitu: 1) Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat 2) Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat 3) Didirikan Uni antar Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda Selama berlangsungnya KMB di Den Haag, dibentuk panitia ketatanegaraan dan hukum tata negara, yang antara lain membahas rancangan konstitusi sementara Republik Indonesia Serikat. Setelah kesepakatan diplomasi antara Indonesia-Belanda, melalui KMB (Konferensi Meja Bundar) maka konstitusi resmi Indonesia adalah UUD RIS. Konstitusi tersebut sebagai jalan kompromi bagi kelancaran penyerahan kedaulatan Indonesia. Meskipun demikian Konstitusi Republik Indonesia Serikat atau UUD RIS adalah konstitusi Sejarah SMA/SMK K - 1 230 yang bersifat sementara sehingga dalam konstitusi tersebut telah diatur adanya lembaga yang diberi kewenangan khusus membentuk konstitusi yang bersifat tetap. Dengan berlakunya UUD RIS tersebut, sistem pemerintahan Indonesia menggunakan sistem parlementer atau liberal dengan bentuk negara federasi atau serikat (Nugroho Notosusanto,1977:72). Sementara itu menurut praktek ketatanegaraan berlakunya sistem demokrasi liberal di Indonesia dimulai saat berlakunya UUD Sementara tahun 1950 yang menggantikan bentuk negara serikat menjadi negara kesatuan sejak 17 Agustus 1950 (Mahfud M D, 2000:49). Dengan berdirinya Negara Republik Serikat, maka konstitusi yang berlaku adalah UUD RIS dan Negara Republik Indonesia hanya berstatus sebagai salah satu “ Negara Bagian” saja, dengan wilayah kekuasaan daerah yang disebut dalam perjanjian Renville. Sedang UUD 1945 sejak saat itu hanya berstatus sebagai Undang-Undang Dasar Negara Bagian Republik Indonesia (Joeniarto,1996:63). Sementara itu, negara-negara lain yang tergabung dalam RIS menurut pasal 2 Konstitusi RIS adalah: Negara Indonesai Timur, Negara Pasundan termasuk Distrik Federal Jakarta, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara Sumatera Selatan. Selain itu masih terdapat daerah yang disebut sebagai “satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri” yaitu: Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara dan Kalimantan Timur. Sedangkan wilayah Irian Barat tidak termasuk bagian dari wilayah RIS. Hal ini disebabkan sesuai dengan Piagam Penyerahan Kedaulatan antara Indonesia dan pemerintah Belanda sebagai hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) bahwa status Karisedenan Irian Barat tetap berlaku dengan ketentuan bahwa di dalam waktu setahun setelah tanggal 27 Desember 1949, masalah kedudukan Irian Barat akan diselesaikan dengan perundingan lagi antara Indonesia dengan Kerajaan Belanda. Status Irian Barat ini pada akhirnya dihambat oleh Belanda karena perundingan antar kedua negara untuk membahas Irian barat selalu mengalami kegagalan. Untuk penyelesaiannya, akhirnya pemerintah Indonesia menggunakan cara konfrontasi dengan dikeluarkan maklumat Trikora (Tri Komando Rakyat) yang diucapkan presiden Sukarno pada tanggal 19 Desember 1961.Konstitusi RIS juga dimaksudkan bersifat sementara. Sejarah SMA/SMK K - 1 231 Sifat kesementaraanya Konstitusi RIS disebabkan karena Pembentuk UUD tersebut merasa dirinya belum representatif untuk menetapkan UUD. Selain itu, UUD RIS dibuat dengan tergesa-gesa karena agar secepatnya memenuhi kebutuhan ketatanegaraan sehubungan akan dibentuknya Negara Federal. Negara Republik Indonesia Serikat, yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 berkat Konferensi Meja Bundar, ternyata tidak dapat bertahan lama. Bentuk federal yang tidak mengakar terhadap rakyat, pada akhirnya timbul tuntutantuntutan di mana-mana, agar kembali ke bentuk negara kesatuan. Negara RIS terdiri dari 16 negara bagian dengan kepala negara atau presiden pertama Sukarno dan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Sistem kabinetnya Zaken Kabinet yaitu suatu pemerintahan yang menterimenterinya diutamakan dari keahliannya dan bukan bersandar pada kekuatan partai politik. Negara RIS ini tidak berlangsung lama disebabkan dasar pembentukannya sangat lemah dan bukan merupakan kehendak rakyat. RIS merupakan strategi diplomasi Belanda untuk dapat bertahan di Indonesia. Tuntutan berbagai elemen bangsa agar kembali ke bentuk negara kesatuan dan meninggalkan bentuk negara federal, ditidaklanjuti oleh pemerintah.Bangsa Indonesia kembali memilih bentuk negara kesatuan dengan konstitusi baru yang bernama “Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia” atau dikenal dengan UUD Sementara atau UUDS 1950. Proses perubahan UUD RIS menjadi UUD Sementara dilakukan secara formal dengan undang-undang yaitu UndangUndang Federal No. 7 Tahun 1950, ditetapkan perubahan UUD RIS menjadi UUD Sementara berdasarkan pasal 127a, pasal 190, dan pasal 191 ayat (2) UUD RIS (Syahuri .2005: 126). Piagam Persetujuan antara Republik Indonesia dan Republik Indonesia Serikat (RIS) ditandatangani oleh Muhammad Hatta dan A. Halim pada tanggal 19 Mei 1950. Muhammad Hatta sebagai Perdana Menteri RIS mendapat mandat penuh dari Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur untuk mewakili negara RIS dan dua negara bagian sekaligus. Sedangkan A. Halim mewakili Republik Indonesia. Piagam tersebut memuat persetujuan untuk kembali ke bentuk negara “kesatuan” sesuai dengan Proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk itu perlu disepakati perubahan-perubahan terhadap Konstitusi RIS sehingga dibentuk panitia, yang bertugas membuat rancangan Undang-Undang Dasar Sementara. Rancangan UUDS tersebut disetuji oleh tiga lembaga negara saat itu Sejarah SMA/SMK K - 1 232 yaitu BP-KNIP,DPR serta Senat RIS sehingga UUDS 1950 diberlakukan di negara kesatuan RI (Soepomo dalam Mahfud M.D. 1998:41) Perubahan konstitusi tersebut mencakup perubahan mukadimah dan bentuk negara, yaitu bentuk negara federal ke bentuk Nagara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun terjadi perubahan bentuk negara dan sistem pemerintahan, namun wilayah Indonesia masih tetap utuh .Setelah RIS diganti UUD Sementara maka Indonesia menganut sistem parlementer secara konstitusional serta sistem multi partai seperti yang terjadi dalam kurun waktu tahun 1945-1949. UUDS 1950 menganut sistem parlementer dan dianggap bahwa sejak pemberlakuannya tanggal 17 Agustus 1950 dimulailah era demokrasi liberal di Indonesia sesuai dengan sistem parlementer yang sebenarnya meskipun Nugroho Notosusanto beranggapan bahwa demokrasi liberal sudah dimulai ketika berlaku konstiitusi RIS 27 Desember 1949. UUD Sementara dapat bertahan lebih dari delapan tahun (1950-1959). Sesuai sifatnya yang sementara, maka di bagian pasal-pasalnya terdapat ketentuan hukum yang mengatur lembaga pembentuk undang-undang dasar tetap yang disebut “Konstituante”. Konstituante bersama-sama dengan pemerintah selekasnya diharapkan menetapkan undang-undang dasar untuk menggantikan UUD Sementara. Anggota Konstituante dipilih melalui pemilihan umum. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut maka pada tahun 1955 diadakan pemilihan umum yang pertama kali di Indonesia pada masa Kabinet Burhanudin Harahap. Kabinet-Kabinet Pada Masa Demokrasi Liberal Pada masa berlakunya UUDS 1950 terjadi instabilitas pemerintahan dibuktikan dengan 7 kali kabinet mengalami jatuh bangun yaitu: a) Kabinet Natsir (6 September 1950-20 Maret 1951) Kabinet ini merupakan koalisi dari beberapa partai dengan intinya Partai Masyumi. Program kabinet ini antara lain: 1) Usaha mendapatkan keamanan dan ketertiban 2) Konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan 3) Perbaikan institusi Angkatan Perang 4) Penyelesaian Irian Barat 5) Mengembangkan dan memperkuat kekuatan ekonomi kerakyatan. Sejarah SMA/SMK K - 1 233 Kebijakan luar negeri pemerintahan Natsir adalah bebas dan netral namun tetap bersimpati pada negara–negara Barat. Pada bulan September 1950 Indonesia diterima sebagai anggota PBB (Ricklefs,1991: 363). Sementara itu permasalahan yang dihadapi kabinet tersebut adalah: 1) Terganggunya stabilitas keamanan (adanya pemberontakan RMS dan DI/TII Kartosuwiryo). 2) Kegagalan membentuk pemerintahan koalisi antara Masyumi dan PNI 3) Belanda menolak pengembalian atas Irian Barat (hasil keputusan KMB, masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun setelah KMB tahun 1949). Kegagalan perundingan Indonesia-Belanda tentang Irian Barat, menimbulkan mosi tidak percaya dari parlemen terhadap pemerintahan Natsir. Krisis ini bertambah dengan adanya mosi dari Hadikusumo (PNI) berkaitan pencabutan PP no 39/1950 tentang DPRS dan DPRDS yang diakomodasi parlemen sehingga kabinet Natsir jatuh. b) Kabinet Sukiman (April 1951-Pebruari 1952) Setelah kabinet Natsir jatuh, Presiden Sukarno menunjuk Sukiman Wiryosanjoyo (Masyumi) dan Sidik Joyosukarto (PNI) untuk membentuk kabinet koalisi. Program kabinet ini adalah: 1) Pelaksanaan politik Luar negeri bebas aktif 2) Perjuangan diplomasi merebut Irian Barat 3) Persiapan penyelenggaraan Pemilu I 4) Sosial-ekonomi, mengusahakan kemakmuran rakyat dan perbaikan hukum agraria 5) Keamanan, menjamin keamanan dan ketenteraman. Kabinet Sukiman akhirnya jatuh disebabkan dianggap melanggar politik luar negeri bebas aktif dengan melakukan persetujan MSA (Mutual Security Act) dengan Amerika Serikat tahun 1951. MSA merupakan persetujuan bantuan ekonomi dan persenjataan dari USA kepada Indonesia. Sejarah SMA/SMK K - 1 234 c) Kabinet Wilopo (April 1952–Juni 1953) Program kabinet Wilopo adalah: 1) Persiapan Pemilu (pemilihan konstituante,DPR dan DPRD) 2) Kemakmuran, pendidikan dan keamaanan 3) Pelaksanaan politik bebas aktif 4) Pengembalian Irian Barat dalam NKRI Permasalahan yang dihadapi kabinet Wilopo adalah: 1) Munculnya gerakan separatis 2) Keadaan perekonomian dan politik belum membaik 3) Persoalan Irian Barat belum selesai 4) Munculnya peristiwa 17 Oktober 1952. Peristiwa 17 Oktober terjadi ketika sekelompok perwira militer yang kehilangan jabatannya disebabkan mereka memaksa Presiden Sukarno untuk membubarkan parlemen (Herbert Feith, 1995:14). Hal ini bermula dari usaha perwira militer seperti Kepala Staf Angkatan Perang Repubklik Indonesia Kolonel T.B. Simatupang dan Kepala Staf Angkatan Darat Kolonel A H Nasution berencana melaksanakan reorganisasi dan rasionalisasi kekuatan TNI dengan memperkecil jumlah prajurit namun berjiwa profesional dan berdisiplin. Rencana rasionalisasi tersebut dalam rangka penghematan Anggaran Belanja Negara. Program tersebut ditentang oleh kalangan militer sendiri terutama dari mantan pasukan PETA dan Laskar–laskar serta Parlemen. Bahkan parlemen mengadakan sidang menuntut diadakannya pergantian pucuk pimpinan militer. Sementara itu pihak TNI mengganggap bahwa apa yang dilakukan parlemen sebagai bukti bahwa DPRS melakukan intervensi dalam urusan internal TNI–AD. Akhirnya tanggal 17 Oktober 1952 terjadi demonstrasi yang diprakarsai militer mendesak pada presiden untuk membubarkan DPRS. Presiden Sukarno menolak tuntutan tersebut bahkan A.H. Nasiton dicopot dari jabatannya diganti dengan Kolonel Bambang Sugeng. Dampak dari peristiwa tersebut mempengaruhi masalah pemerintahan termasuk kedudukan kabinet Wilopo. Kabinet ini semakin lemah ketika terjadi peristiwa Tanjung Morawa di Sumatra Timur. Kasus Tanjung Morawa bermula pihak keamanan berusaha memindahkan para penghuni liar dari tanah-tanah perkebunan milik Belanda. Hal ini berkaitan dengan hasil persetujuan KMB yang mengijinkan pengusaha-pengusaha asing kembali mengurusi tanah-tanah Sejarah SMA/SMK K - 1 235 perkebunannya yang ditinggalkannya. Penghuni liar tersebut telah dihasut oleh PKI untuk mempertahankan tanahnya sehingga terjadi tindak kekerasan yang menimbulkan korban pada masyarakat. Peristiwa tersebut menyebabkan Kabinet Wilopo mengembalikan mandatnya pada presiden Sukarno. d) Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (Juli 1953-Juli 1955) Kabinet ini merupakan koalisi PNI dan partai NU serta partai-partai kecil lainnya. Sementara Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia) berada diluar pemerintahan. Program kerja kabinet ini antara lain: 1) Pengindonesiaan perekonomian dan memberi kesempatan kepada pengusaha pribumi. 2) Pelaksanaan perekonomiaan Ali Baba yaitu kerja sama antara pengusaha pribumi dengan pengusaha keturunan Tionghua dalam bidang perekonomian di Indonesia. Program kabinet Ali I yang menonjol adalah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung tanggal 18 –25 April 1955. Dalam KAA tersebut juga merekomendasikan dukungan kepada Indonesia tentang masalah Irian Barat. Pada akhirnya kabinet ini juga mengembalikan mandatnya pada presiden tanggal 24 Juli 1955. Penyebabnya adalah masalah pergantian KSAD (Komando Staf Angkatan Darat) yang masih berkaitan dengan peristiwa 17 Oktober 1952. Kabinet Ali berkeinginan mengangkat KSAD dari kelompok TNI yang anti peristiwa 17 Oktober yaitu Kolonel Bambang Utoyo namun petinggi TNI menolak dengan alasan bahwa dalam tradisi TNI, pengangkatan KSAD didasarkan pada senioritas dan kecakapan (Muhaimin, 2002:84). Parlemen akhirnya mengajukan mosi tidak percaya kepada Kabinet Ali yang dianggap tidak mampu menghadapi tekanan TNI-AD sehingga mengembalikan mandatnya kepada presiden. Meskipun menurut sistem politik bahwa yang dapat menjatuhkan kabinet adalah partai-partai politik di parlemen tetapi momen jatuhnya kabinet Ali I disebabkan oleh kekuatan Angkatan Darat. Namun kabinet ini merupakan kabinet terlama yang dapat bertahan pada masa demokrasi parlementer. Sejarah SMA/SMK K - 1 236 e) Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955-Maret 1956) Setelah berlangsung perundingan yang rumit pasca jatuhnya Kabinet Ali yang pertama ( Ali I),Burhannudin Harahap (Masyumi) berhasil menyusun kabinet yang didukung oleh Masyumi,PSI dan Partai NU. Program kabinet tersebut antara lain: 1) Pemberantasan korupsi (antara lain dengan menangkap mantan menteri kehakiman Kabinet Ali I yaitu Jody Gondokusumo dengan tuduhan korupsi). 2) Pelaksanaan pemilu I Untuk mengurangi ketegangan dengan militer, Perdana Menteri Burhannudin mengangkat kembali A. H Nasution sebagai KSAD. Hal ini disebabkan pemerintah menginginkan dukungan militer untuk menjaga stabilitas keamanan berkaitan dengan rencana pelaksanaan pemilu. Salah satu program kabinet ini yang menjadi catatan sejarah politik di Indonesia adalah terselenggaranya pemilu I di Indonesia sejak kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.Kabinet Burhanudin berhasil menyelenggarakan pemilu I di Indonesia dengan pelaksanaan sebagai berikut: 1) 29 September 1955 memilih anggota DPR 2) 15 Desember 1955 memilih anggota Konstituante Kabinet Burhanudin Harahap tetap mempertahankan politik luar negeri bebas aktif meskipun tetap condong pada negara-negara Barat. Pada tanggal 13 Pebruari 1956 , kabinet mengumumkan secara sepihak untuk memutuskan Uni Indonesia-Belanda hasil dari KMB, karena Belanda menolak melakukan upaya diplomasi lanjutan tentang Irian Barat. Dengan berhasilnya Pemilu I tersebut, tugas Kabinet Burhanudin Harahap dianggap selesai dan perlu dibentuk kabinet baru hasil dari Pemilu tersebut. e) Kabinet Ali Sastroamidjoyo II (Maret 1956-Maret 1957) Kabinet Ali II merupakan kabinet koalisi partai–partai besar hasil pemilu 1955 kecuali PKI sehinggga terdiri atas PNI,Masyumi dan Partai NU. Program kabinet tersebut disebut dengan Rencana Lima Tahun, dengan agenda sebagai berikut: 1) Perjuangan merebut Irian Barat 2) Pembentukan daerah-daerah otonom Sejarah SMA/SMK K - 1 237 3) Pemilihan anggota DPRD 4) Perbaikan nasib buruh dan pegawai 5) Menyehatkan keuangan negara 6) Pergantian ekonomi kolonial menjadi nasional (Nugroho Notosusanto,1977:96). Permasalahan-permasalahan yang dihadapi kabinet dalam melaksanakan agenda pemerintahan adalah: 1) Timbulnya semangat anti Cina di masyarakat 2) Hubungan memburuk dengan Belanda karena pengingkaran pemerintah Indonesia terhadap persetujuan hutang-hutangnya dalam kesepakatan KMB 3) Penyelundupan barang-barang import 4) Ketidakpuasan daerah (terutama Sumatra dan Sulawesi) tentang alokasi beaya pembangunan antara daerah dan pusat. Ketidakpuasan daerah-daerah semakin meningkat karena dukungan dari panglima militer di daerah sehingga muncul dewan-dewan di daerah seperti Dewan Banteng di Sumatera Barat. Pada tanggal 20 Juli 1956 Muhammad Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Pengunduran diri Hatta berarti terlemparnya tokoh luar Jawa yang disegani oleh Pusat. Dewan Banteng yang diketuai Let.Kol Ahmad Husein mengambil alih pemerintahan sipil di Sumatra dengan tuntutan kepada pemerintah Pusat agar Muhammad Hatta dikembalikan dalam posisi politik yang dominan dalam pemerintahan. Disamping itu mereka menuntut pembagian alokasi anggaran pembangunan yang proposional antara Pusat dan Daerah. Pada bulan Oktober 1956 Presiden Sukarno menawarkan jalur alternatif untuk mengatasi krisis politik berupa gagasan Demokrasi Terpimpin. Menurut Sukarno, Demokrasi Terpimpin merupakan sistem musyawarahmufakat yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Wacana Demokrasi Terpimpin tersebut menimbulkan perpecahan diparlemen karena partai-partai politik menyambut suara pro dan kontra tentang konsepsi tersebut. Partai Masyumi dan Partai Katholik menentang ide Sukarno tersebut sementara PNI dan PKI mendukungnya. Konsepsi Demokrasi Terpimpin juga mendapat tantangan keras dari daerah terutama luar Jawa yaitu Sumatra dan Sulawesi. Krisis politik ini Sejarah SMA/SMK K - 1 238 memuncak dengan pengunduran diri Kabinet Ali II. Namun sebelumnya Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo menendatangani dekrit yang menyatakan “Negara dalam keadaan darurat untuk semua wilayah” atau SOB (State of Siegel). Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Kabinet Djuanda. g) Kabinet Djuanda (April 1957–Juli 1959) Kabinet tersebut merupakan Zaken Kabinet, dengan programnya terdiri 5 (lima) pasal (Panca Karya) sehingga disebut kabinet karya Program kerjanya adalah : 1) Membentuk Dewan Nasional 2) Normalisasi situasi negara dan mempergiat pembangunan 3) Perjuangan merebut Irian Barat 4) Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB (Nugroho Notosusanto,1977:98). Posisi kabinet Djuanda sangat kuat karena negara dalam keadaan bahaya sehingga yang berperan adalah presiden dan TNI sehingga parlemen tidak dapat mengeluarkan mosi untuk menjatuhkan kabinet. Pemerintah juga membentuk Dewan Nasional yang diketuai Sukarno, bertujuan menampung dan menyalurkan pertumbuhan kekuatan-kekuatan dalam masyarakat serta bertugas sebagai penasehat dalam menjalankan pemerintahan dan menjaga stabilitas keamanan. Namun pada prakteknya, pembentukan Dewan Nasional tersebut untuk memperkuat otoritas Sukarno serta sebagai forum tandingan bagi pengaruh partai-partai politik di pemerintahan. Dewan Nasional yang ektra-konstitusional tersebut menurut Sukarno berkedudukan lebih tinggi dari kabinet karena dewan tersebut mencerminkan seluruh bangsa sedangkan kabinet hanya mencerminkan parlemen (Mahfud M D,2000: 54). Dalam perkembangannya, pemerintahan tetap tidak berhasil mengatasi berbagai krisis, bahkan pergolakan di daerah semakin meningkat. Para perwira militer di daerah seperti Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Simbolon , Let. Kol Ahmad Husein dan Let. Kol Samual mengadakan pertemuan di Palembang dengan hasil berupa tuntutan kepada pemerintah pusat yaitu: 1) Muhammad Hatta dikembalikan kedudukannya sebagai wapres 2) Jenderal Nasution beserta jajarannya harus diganti 3) Pembatasan gerakan dan paham komunis melalui Undang -undang. Sejarah SMA/SMK K - 1 239 Tuntutan tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah Pusat sehingga perwira daerah mengultimatum agar Kabinet Djuanda mengundurkan diri. Pada tanggal 15 Pebruari 1958 Ahmad Husein memproklamirkan berdirinya PRRI (Pemerintahan Revolusioner Rebublik Indonesia) dengan Perdana Menterinya, Syfrudin Prawiranegara (tokoh Masyumi). Sementara itu di Sulawesi muncul gerakan Permesta yang mendukung PRRI sehingga pemberontakan ini disebut PRRI/Permesta. UUDS 1950 sejak semula hanya dimaksudkan untuk sementara, yakni sampai disusun dan ditetapkan UUD yang bersifat tetap dan ditetapkan oleh lembaga yang representatif untuk menyusunnya yaitu Dewan Konstituante. Sementara itu Dewan Konstituante hasil pemilu 1955 yang bertugas menyusun Undang-undang Dasar gagal melaksanakan tugasnya. Pertentangan antara kelompok pendukung Pancasila dan pendukung ideologi Islam dalam persoalan dasar negara di Konstituante terus meruncing bahkan konfrontasi meluas di luar gedung Konstituante dengan dibentuknya Front Pancasila oleh PNI dan Front atau Blok Islam. Front Pancasila yang juga didukung oleh PKI dibentuk dengan tujuan membasmi usaha-usaha yang akan melenyapkan Pancasila. Dua kubu anatar pendukung Pancasila dan pendukung ideologi Islam tampak tegas dengan pendiriannya masing-masing. Keadaan ini semakin tegang dengan adanya pemberontakan PRRI/Permesta. Dewan Konstituante telah gagal dalam mewujudkan untuk menetapkan konstitusi yang baru. Pertentangan antarideologi politik menemui jalan buntu, dan kegagalan tersebut menuntut pembuburan Konstituante dan pemberlakuan kembali UUD 1945 (Nasution.2001 :4) Menurut Syahuri, kegagalan Konstituante dalam menyusun dan menetapkan undang-undang dasar disebabkan oleh dua hal yaitu : (1), Faktor internal ,adanya perbedaan pendapat saat awal gagasan dasar negara yang pernah dibahas dalam sidang-sidang Badan Persiapan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPPKI). Perbedaan dasar negara tersebut muncul kembali di antara partai-partai besar dalam Konstituante hasil pemilu 1955, sehingga muncul dua pandangan. Satu pihak menghendaki dasar negara Pancasila yang terkait dengan “agama” (syariat Islam) sebagaimana telah dirumuskan Piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan pihak lain menghendaki “Pancasila” sebagai dasar negara tanpa ada Sejarah SMA/SMK K - 1 240 perkataan syariat Islam. (2), Faktor ekternal,yang datang dari pihak pemerintah untuk kembali ke UUD 1945. Keinginan pemerintah ini didukung oleh Tentara Nasional Indonesia. (Syahuri .2005:130). UUD 1945 memang memberi kekuasaan presiden sangan kuat karena memusatkan kekuasaan di tangan presiden yang tidak bertanggung jawab kepada DPR dan hanya pada akhir masa jabatannya diharuskan memberi pertanggungjawaban kepada MPR yang terdiri atas anggota DPRdan utusan-utusan daerah serta golongan-golongan lain (Nasution ,2001:12). Hal ini yang menjadi salah satu alasan Presiden Sukarno lebih senang jika konstitusi kembali ke UUD 1945.Akhirnya presiden Sukarno memutuskan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 . 3. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Demokrasi Terpimpin Demokrasi liberal atau sistem parlementer di Indonesia berdampak pada instabilitas keamanan, politik serta ekonomi. Hal ni dibuktikan hanya dalam rentang waktu 10 tahun terdapat 7 kabinet jatuh bangun. Disamping itu muncul gerakan–gerakan separatis serta berbagai pemberontakan di daerah. Sementara itu, Dewan Konstituante yang bertugas menyusun UUD yang baru gagal melaksanakan tugasnya. Dalam pidato tanggal 22 April 1959 didepan Konstituante dengan judul “Res Publica, Sekali Lagi Res Pubica”, Presiden Sukarno atas nama pemerintah menganjurkan, supaya Konstituante dalam rangka rencana pelaksanaan Demokrasi Terpimpin menetapkan UUD 1945 sebagai UUD bagi ketatanegaraan yang definitif. Dewan Konstituante berbeda pendapat dalam merumuskan dasar negara. Pertentangan tersebut antara kelompok pendukung dasar negara Pancasila dan pendukung dasar negara berdasar syariat Islam. Kelompok Islam mengusulkan agar mengamademen dengan memasukkan kata–kata : dengan kewajibanmenjalankan syariat Islam bagi pemeluk–pemeluknya” kedalam Pembukaan UUD 1945.Usul amandemen tersebut ditolak oleh sebagian besar anggota Konstituante dalam sidang tanggal 29 Mei 1959 dengan perbandingan suara 201 (setuju) berbanding 265(menolak). Sesuai dengan ketentuan tata tertib maka diadakan pemungutan suara dua kali lagi. Pemungutan suara terakhir dilakukan tanggal 2 Juni 1959 namun tidak Sejarah SMA/SMK K - 1 241 mencapai quorum. Akhirnya Konstituante mengadakan reses atau masa istirahat yang ternyata untuk waktu tanpa batas. Dengan memuncaknya krisis nasional dan untuk menjaga ekses– ekses politik yang mengganggu ketertiban negara, maka KSAD Letjen. A. H Nasution atas nama pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu), pada tanggal 3 Juni 1959 mengeluarkan peraturan No. Prt./Peperpu/040/1959 tentang larangan mengadakan kegiatan politik.Kegagalan Konstituante dalam melaksanakan tugasnya sudah diprediksi sejak semula, terbukti dengan gagalnya usaha kembali ke UUD 1945 melalui saluran konstitusi yang telah disarankan pemerintah. Dengan jaminan dan dukungan dari Angkatan Bersenjata, Presiden Sukarno pada tanggal 5 Juli 1959, mengumumkan Dekrit Presiden. Keputusan Presiden R I No. 150 tahun 1959 yang dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memuat tiga hal yaitu: Pertama Menetapkan pembubaran Konstituante Kedua Menetapkan UUD 45 berlaku lagi bagi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan Dekrit ini, dan tidak berlaku lagi UUDS Ketiga Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota–anggota DPR ditambah dengan utusan–utusan daerah dan golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara dalam waktu yang sesingkat–singkatnya Meskipun Dekrit 5 Juli 1959 merupakan suatu tindakan darurat, mengingat keadaan ketatanegaraan negara yang membahayakan persatuan dan keselamatan Negara dan Bangsa, namun kekuatan hukumnya bersumber pada dukungan seluruh rakyat Indonesia, terbukti dari persetujuan DPR hasil pemilu 1955 pada tanggal 22 Juli 1959. Setelah dinyatakan Dekrit 5 Juli 1959 maka berakibat jatuhnya seluruh kekuasaan politik pada tangan Sukarno sebagai Presiden. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat dukungan komponen masyarakat, TNI, Mahkamah agung serta sebagaian besar anggota DPR. Hal ini disebabkan masyarakat mendambakan stabilitas politik dan keamanan dalam rangka pembangunan bangsa. Namun Dekrit Presiden tidak dapat dilepaskan dengan berlakunya konsep Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin pertama–tama adalah sebagai suatu alat untuk mengatasi perpecahan yang muncul di dataran politik Indonesia dalam kurun Sejarah SMA/SMK K - 1 242 waktu pertengahan tahun 1950-an. Untuk menggantikan pertentangan di parlemen antara partai politik, suatu sistem yang lebih otoriter perlu diciptakan dimana peran utama Crouch1999;44).Sukarno demokrasi yang dimainkan oleh mendefinisikan dipimpin permusyawaratan/perwakilan. oleh Presiden Sukarno (Harold Terpimpin adalah kebijaksanaan dalam Demokrasi hikmah Meskipun definisi dari Demokrasi Terpimpin pada hakekatnya baik namun pada prakteknya menyimpang dari apa yang telah didefinisikan. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin yang diperkuat dengan TAP MPRS No. VII/1965 menjelmakan Presiden Sukarno sebagai penguasa yang mengarah pada kediktatoran. Dalam rangka mengurangi peran kontrol partai politik yang menolak Demokrasi Terpimpin, Presiden Sukarno mengeluarkan Peraturan Presiden No. 7 tahun 1959 yang berisi ketentuan kewajiban partai–partai politik mencantumkan AD/ART(anggaran dasar/anggaran rumah tangga), dengan asas dan tujuan tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, serta membubarkan partai–partai politik yang terlibat dalam pemberontakan– pemberontakan. Aturan tersebut mengakibatkan Partai Masyumi dan Partai Sosialis dibubarkan karena dianggap mendukung pemberontakan PRRI/Permesta. Konsepsi Demokrasi Terpimpin antara lain pembentukan lembaga negara baru yang ektra–konstitusional yaitu Dewan Nasional yang diketuai Sukarno sendiri dan bertugas memberi nasekat pada kabinet. Untuk pelaksanaannya dibentuk kabinet baru yang melibatkan semua partai politik termasuk PKI. Pada bulan Juli 1959, Sukarno mengumumkan kabinetnya yang bernama Kabinet Kerja yang terdiri dari sembilan menteri disebut Menteri–Menteri Kabinet Inti dan 24 menteri yang disebut Menteri Muda. Dalam Kabinet Kerja tersebut, Djuanda diangkat sebagai menteri utama atau pertama dan semua menteri diharuskan melepaskan ikatan kepartaian dalam membentuk pemerintahan non–partai. Program kerja kabinet tersebut dirumuskan dalam tiga pokok yaitu ( Feith, 1995:75): 1) Sandang-pangan bagi rakyat 2) Pemulihan keamanan 3) Melanjutkan perjuangan melawan imperalis. Sejarah SMA/SMK K - 1 243 Periode Demokrasi Terpimpin ditandai oleh beberapa ciri, yaitu pertama, peran dominan dari Presiden, kedua, pembatasan peran DPR serta partai-partai politik (kecuali PKI yang diberi kesempatan untuk berkembang), dan ketiga, peningkatan peran TNI (Budiardjo,1998: 228). Dalam rangka sebagai kekuatan sosial-politik pelaksanaan Demokrasi Terpimpin ,Sukarno juga membentuk DPA (Dewan Pertimbangan Agung) serta Dewan Perancang Nasional yang dipimpin Muhammad Yamin, serta MPRS yang diketuai Chaerul Saleh. MPR dalam sidangnya pada tahun 1960, 1963 dan 1965 menetapkan kebijakan-kebijakan yang mencerminkan ide-ide Demokrasi Terpimpin. Namun Presiden membekukan DPR hasil pemilu 1955 disebabkan parlemen menolak Anggaran Belanja Negara yang diajukan Presiden dan menggantikannya dengan DPR GR(DPR Gotong-Royong). Sukarno juga menetapkan MPRS, dimana tokoh PKI D.N Aidit menjadi salah seorang Wakil Ketua. Tokoh-tokoh Masyumi ,PSI dan Muhammad Hatta menentang kebijakan Sukarno tersebut dengan membentuk Liga Demokrasi. Beberapa usaha pemerintahan Demokrasi Terpimpin untuk mengurangi peran partai politik antara lain dengan penyederhanaan sistem partai dengan mengurangi jumlah partai melalui Penpres No. 7/1959. Maklumat Pemerintah 3 November 1945 yang menganjurkan pembentukan partai-partai politik dicabut dan ditetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh partai untuk diakui oleh pemerintah. Partai yang kemudian dinyatakan memenuhi syarat adalak PKI,PNI NU, Partai Katolik, Partindo, Parkondo, Partai Murba,PSII,IPKI, Partai Islam Perti, sedang beberapa partai lain dinyatakan tidak memenuhi syarat. Di samping itu dicari suatu wadah untuk memobilisasi semua kekuatan politik di bawah pengawasan pemerintah melalui wadah Front Nasional yang dibentuk tahun 1960. Semua partai politik yang ada terwakili di dalammya termasuk kelompok-kelompok yang selama ini kurang mendapat kesempatan dalam berpartisispasi dalam membuat keputusan, yaitu golongan TNI dan golongan fungsional. MPRS yang terbentuk tanggal 22 Juli 1959, dalam Sidang Umum I MPRS tahun 1960 menetapkan pidato kenegaraan Sukarno tanggal 17 Agustus 1959 tersebut menjadi “Manifesto Politik Indonesia” dan menetapkannya sebagai GBHN. Selanjutnya dalam Sidang Umumnya tahun Sejarah SMA/SMK K - 1 244 1963 menetapkan “mengangkat Ir. Sukarno sebagai presiden seumur hidup”. Dalam membentuk ideologi bagi Demokrasi Terpimpin, Sukarno memperkenalkannya dalam pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dianggap sebagai Manifesto Politik yang disingkat Manipol. Isi Manipol disimpulkan menjadi lima prinsip yaituUUD 1945, Sosialisme Indonesia,Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia yang disingkat USDEK. ManipolUSDEK dikaitkan dengan dasar negara Pancasila sehingga menjadi rangkaian pola ideologi Demokrasi Terpimpin. Sukarno menghendaki persatuan ideologi antara Nasionalisme, Islam dan Marxis dengan doktrin Nasakom (nasionalis, agama dan komunis). Doktrin ini mengandung arti bahwa PNI (nasionalis), Partai NU (Agama) dan PKI (komunis) akan berperan secara bersama dalam pemerintahan disegala tingkatan sehingga menghasilkan sistem kekuatan koalisi politik. Namun pihak militer tidak setuju terhadap peran PKI di pemerintahan (Ricklefs,1991:406). Melalui kehadiran Front Nasional yang berdasarkan NASAKOM, PKI berhasil mengembangkan sayapnya dan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan politik (Budiardjo,1998: 229). Front Nasional sesuai dengan konsep da ide dari Sukarno, tang rupanya dimaksudkan oleh Sukarno nantinya kan menjadi partai tunggal negara dengan menggunakan basis massa sebagai penggeraknya (Muhaimain,2002:135). D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untukmemahami materi Perkembangan Pemerintahan RI, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat Sejarah SMA/SMK K - 1 245 b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK 1 a. Bacalah wacana berikut ini dengan baik! UUD 1945 dan Amandemen ………………………………………………………………………………… ………………………… Meskipun demikian UUD 1945 yang didalam batang tubuhnya hanya terdiri 37 pasal bersifat sangat singkat dan supel, apalagi jika dibandingkan dengan Undang-Undang Dasar negara-negara lainnya. Menurut penjelasan UUD 1945 ditegaskan, UUD 1945 hanya memuat garis-garis besar saja atau pokok-pokonya saja namun bersifat supel, untuk memberikan tempat kepada pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan dinamika revolusi saat itu. Namun demikian, meskipun dari namanya tidak menggunakan nama resmi “ Undang-Undang Dasar Sementara”, tetapi sebenarnya UUD 1945 sejak semula oleh Pembentuknya, dimaksudkan bersifat sementara (Joeniarto,1996:40). UUD 1945 secara historis dinilai sebagai naskah UUD yang memang dimaksudkan bersifat sementara. Bahkan Bung Karno suatu hari menyatakan bahwa UUD 1945 adalah “revolutie grondwet dan “UUD kilat”, yang nantinya apabila keadaan sudah normal, dengan sendirinya akan diganti dengan UUD yang lebih sempurna (Muhammad Yamin dalam Asshiddiqie, 2005:6). … b. Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas! Berdasarkan alasan historis, apakah amandemen UUD 1945 diijinkan? LK 2 Jawablah pertanyaan berikut ini! 1. Bagaimana latar belakang lahirnya demokrasi liberal di awal kemerdekaan! Sejarah SMA/SMK K - 1 246 2. Pada masa demokrasi liberal, kabinet sering jatuh bangun, mengapa? 3. Bagaimana hakekat Demokrasi Terpimpin! 4. Bagaimana pelaksanaan politik luar negeri masa demokrasi terpimpin? 5. Mengapa pada masa demokrasi terpimpin, eksistensi Indonesia diperhitungkan di dunia internasional LK 3 Beri penjelasan hal berikut No 1 Fakta dan Peristiwa Latar belakang Peristiwa Tanjung ………………………………… Morawa ………………………………….. Keterangan ………………………………….. ………………………………….. 2 Indonesia keluar ………………………………… sebagai anggota ………………………………….. PBB ………………………………….. ………………………………….. 3 Penyimpangan ………………………………… politik dalam negeri ………………………………….. masa Demokrasi ………………………………… Terpimpin ………………………………….. F. RANGKUMAN Perjalanan sejarah bangsa antara tahun 1950-1966 diliputi suasana pertentangan internal antara elemen-elemen bangsa. Hal ini berbeda pada tahun-tahun awal kemerdekaan antara tahun 1945-1949 ,Indonesia diliputi suasana perang kemerdekaan atau mempertahankan kemerdekaan. Pada masa tahun 1950-1966 dikelompokkan dalam tiga masa pemerintahan yaitu masa Demokrasi Liberal, Demikrasi Terpimpin dan Orde Baru. Pada masa Demokrasi Liberal terjadi perbedaan kepentingan yang menonjol di antara partai-partai politik yang ada. Sistem parlementer yang dicoba Sejarah SMA/SMK K - 1 247 di Indonesia mengalami kegagalan. Hal ini dibuktikan hanya dalam kurun waktu sembilan tahun tercatat kurang lebih terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Ketika Pemilu I di Indonesia tahun 1955, rakyat mengharapkan bahwa hasil pemilu tersebut dapat menjadikan perjalanan pemerintahan yang lebih baik. Namun Dewan Konstituante yang merupakan badan perancang dan pembuat undangundang dasar hasil pemilu I tersebut juga gagal melaksanakan tugasnya. Partaipartai politik dalam Dewan Konstituante saling mempertahankan ideologinya sehingga mengalami jalan buntu dalam mengambil keputusan. Dalam suasana stagnan tersebut, Presiden mengambil keputusan untuk mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Selanjutnya presiden menerapkan Demokrasi Terpimpin. Namun pada masa ini, Indonesia terseret pada arus totaliter atau diktator. Presiden mengambil kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan. Disamping itu, PKI menjadi kekuatan yang besar pasca pemberontakan PKI Madiun 1948. Pada Pemilu I PKI termasuk dalam kategari partai besar dalam jumlah suara. Masa Demokrasi Terpimpin merupakan masa berperannya tiga unsur kekuatan yang menentukan arah perjalanan bangsa. Tiga kekuatan tersebut adalah Presiden Sukarno, TNI dan PKI. Titik kulminasi dari persaingan diantara ketiga kekuatan tersebut ketika terjadi peristiwa pemberontakan G-30-S tahun 1965. Sampai dengan keruntuhan Orde Baru tahun 1998, PKI ditetapkan sebagai kekuatan yang berada dibalik tragedi tersebut. Akibatnya ideologi komunis dilarang hidup di Indonesia meski sekarang muncul wacana agar pelarangan ideologi Komunis di Indonesia ditinjau ulang. G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi perkembangan pemerintahan RI? 2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi di atas? 3. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? Sejarah SMA/SMK K - 1 248 DAFTAR PUSTAKA Herbert Feith, 1995. Soekarno-Militer dalam Demokrasi Terpimpin. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Harold Crouch,1999. Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Kerstin Beise, 2004. Apakah Soekarno Terlibat Peristiwa G 30 S. Yogyakarta: Penerbit Ombak Todiruan Dydo,1989. Pergolakan Politik Tentara Sebelum dan Sesudah G 30 S/PKI. Jakarta:PT Golden Terayon Press. Leo Suryadinata,1992. Golakar dan Militer Studi Tentang Budaya Politik. Jakarta: LP3ES. Lev Daniel S,1967. The Political Role of the Army in Indonesia. San Fransisco: Chander Publishing Company. Miriam Budiardjo,1996. Demokrasi di Indonesia Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama M.C Ricklefs,1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press Mohammad Mahfud MD,2000. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Nugroho Notosusanto, 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka Priyo Budi Santoso,1995. Birokrasi Pemerintah Orde Baru, Perspektif Kulturaldan Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sekretaris Negara RI,1994. Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia Latar Belakang Aksi dan Penumpasannya. Jakarta: Sekretaris Negara RI. Herbert Feith, 1995: Soekarno-Militer dalam Demokrasi Terpimpin. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Sartono Kartodirjo,1993. Pengantar Sejarah indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme Jilid2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sekretaris Negara RI,1994. Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia Latar Belakang Aksi dan Penumpasannya. Jakarta: Sekretaris Negara RI. Sejarah SMA/SMK K - 1 249 Sayidiman Suryohadiprojo,1996. Kepemimpinan ABRI dalam Sejarah dan Perjuangannya. Jakarta: Penerbit Intermasa Soegiarso Soerojo,1988. Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai. Jakarta: Sri Murni Yahya A. Muhaimin, 2002. Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia 1945-1966. Yogyakarta:Gadjah Mada Press Sejarah SMA/SMK K - 1 250 KEGIATAN PEMBELAJARAN 12 SEJARAH INDONESIA KONTEMPORER A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menunjukkan sejarah Indonesia pada awal Ode Baru, perkembangan pemerintahan Orde Baru, tumbangnya Orde Baru dan dimulainya pemerintahan reformasi di Indonesia dengan baik. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan lahirnya Ode Baru 2. Menerangkan pemerintahan Orde Baru, dan tumbangnya Orde Baru 3. Menganalisis pemerintahan reformasi dalam berbagai aspek C. URAIAN MATERI 1. Orde Baru a. Latar Belakang Lahirnya Orde Baru Setelah berlakunya Demokrasi Terpimpin di Indonesia, hubungan antara Presiden Sukarno dengan PKI semakin dekat dibandingkan dengan partai-partai yang lain, karena PKI sebagai partai pendukung utama kebijakan Sukarno dalam melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Disamping itu antara Sukarno dan PKI terdapat persamaan persepsi dalam memandang berbagai masalah aktual saat itu termasuk kecurigaannya pada militer dan pengaruh intervensi asing, khususnya Blok Barat terhadap masalah dalam negeri Indonesia. Pada bulan Januari 1965 posisi PKI di Jakarta sangat kuat setelah Sukarno melarang partai Murba. Partai Murba sejak lama menentang PKI dalam rangka memperebutkan kepemimpinan golongan kiri (Ricklefs, 1991:423). Pada sekitar bulan Pebruari 1965, Ketua CC-PKI, DN Aidit mengusulkan dibentuknya organisasi Angkatan Kelima yaitu milisi rakyat yang dipersenjatai yang terdiri buruh dan tani, disamping kekuatan TNI dan Kepolisian. Alasan tuntutan PKI tersebut dalam rangka menambah kekuatan militer dalam menghadapi konflik dengan Malaysia melalui aksi Dwikora. PKI juga mengusulkan agar prinsip-prinsip tentang Nasakomisasi disegala bidang diperluas, dengan cara membentuk tim penasehat yang mewakili unsurSejarah SMA/SMK K - 1 251 unsur Nasakom untuk bekerja sama dengan para panglima dari keempat angkatan dalam TNI (Harold Crouch, 1999:92). Diantara keempat Panglima Angkatan, hanya Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani yang secara tegas mendukung terbentuknya Angkata Kelima . Usul PKI untuk menasakomisasi dalam tubuh Angkatan Bersenjata yang merupakan bagian dari kampanye PKI untuk mencapai tujuan adanya perwakilan Nasakom diseluruh lembaga negara dihalangi oleh para pemimpin Angkatan Darat (Harold Crouch, 1999:93). TNI-AD juga menentang dibentuknya Angkatan ke-5, dengan alasan bahwa Angkata ke-5 dan pembentukan Komisaris-komisaris Politik, tidak diperlukan dalam lingkungan kemiliteran (Yahya Muhaimin, 2002:179). Satu-satunya menandingi kekuatan manuver PKI pemerintahan berkurang organisasi adalah TNI. atau kelembagaan Pengaruh partai yang dapat politik dalam drastis sejak berlakunya Demokrasi Terpimpin. Sebagai upaya untuk mensentralisasikan struktur organisasinya, TNI semakin solid dengan konsep Dwifungsinya yang mengintensifkan keterlibatan militer dalam administrasi sipil dan ekonomi Indonesia. Meski demikian terdapat friksi dalam militer yang disebabkan polarisasi antara perwira anti-komunis dan yang pro Sukarno atau perwira dari Jawa dan non Jawa(Kerstin Beise, 2004:13). Bahkan yang lebih berbahaya, ternyata PKI berhasil menyusup ke dalam tubuh Angkata Darat, terutama Divisi Diponegoro, Jawa Tengah dan Divisi Brawijaya, Jawa Timur (Ricklefs, 1991:420). Berpalingnya Sukarno dari negara-negara Barat, dengan meninggalkan prinsip-prinsip kebijakan gerakan non-blok yang mengarah pada terbentuknya poros Jakarta-Peking-Pyongyang-Hanoi, serta politik konfrontasi dengan Malaysia menyebabkan Sukarno dianggap telah dekat dengan ide-ide komunis dan PKI (Kerstin Beise, 2004:15). Amerika Serikat mengkhawatirkan bahwa Indonesia menjadi korban dari teori domino tentang penyebaran ideologi komunis. Sementara itu, pembangunan ekonomi Indonesia terhambat oleh konflik di pemerintahan sehingga situasi masyarakat menjadi tidak menentu.Tindakan Sukarno yang melemahkan setiap kekuatan anti Komunis dengan dalih sebagai kontra revolusi,serta terbentuknya Poros Jakarta-Peking telah memberi kesempatan kepada PKI untuk menguasai hampir di sektor kehidupan bangsa dan negara kecuali bidang militer khususnya Angkatan Darat. Sejarah SMA/SMK K - 1 252 Situasi politik semakin terpolarisasi setelah Sukarno mendukung terbentuknya Angkatan ke-5 yang merupakan ancaman bagi kekuatan militer. Setelah PKI secara politis berhasil melemahkan lawan-lawan politiknya, ternyata kekuatan militer sebagai institusi sulit ditundukkan. Dalam rangka mendiskriditkan TNI-AD, PKI melancarkan adanya isue Dewan Jenderal. Dalam isue Dewan Jenderal disebutkan bahwa sejumlah perwira tinggi TNI-AD yang tidak loyal terhadap presiden yang mempunyai tujuan antara lain menilai kebijakan Presiden Sukarno selaku Pemimpin Besar Revolusi. Bersamaan dengan isue tersebut, tersiar pula adanya “Dokumen Gilchrist”. Gilchrist yang nama lengkapnya Sir Andrew Gilchrist adalah Duta Besar Inggris yang bertugas antara tahun 1963-1966. Dalam Dokumen Gilchrist berisi laporan Duta Besar Inggris, Gilchrist mengenai koordinasinya dengan Duta Besar USA di Jakarta untuk menangani situasi di Indonesia. Dokumen tersebut disebarluaskan oleh Subandrio yang saat itu menjabat Kepala Badan Pusat Intelejen (BPI) Menteri Luar Negeri. Pada tangal 26 Mei 1965, Subandrio membawa dokumen tersebut kepada Presiden Sukarno, sehingga para perwira militer TNI-AD seperti LetJen Ahmad Yani yang mempunyai hubungan dekat dengan Inggris dan USA diminta penjelasannya oleh Presiden terkait dengan isue dokumen tersebut. Pada pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus 1965 Presiden Sukarno menunjukkan kecurigaan dan permusuhannya terhadap kekuatan atau organisasi yang anti PKI terutama TNI-AD dan mengemukakan bahwa telah ditemukan adanya dokumen tentang rencana komplotan di dalam negeri yang bekerja sama dengan CIA dan pemerintah Inggris yang berusaha merobohkan pemerintahannya (Yahya Muhaimin, 2002: 183). Secara teoritis, kegagalan pemerintahan sipil di suatu negara yang baru merdeka di kawasan Asia, Afrika dan Amerika secara tidak langsung memberi kesempatan pada pihak militer untuk mengambil-alih pemeritahan. Tersiar berita di luar negeri tentang beberapa kudeta militer di Irak pada Juli 1958,kemudian bulan Oktober 1958 pemerintahan sipil Pakistan jatuh ke tangan Jenderal Ayu Khan, di Burma ke tangan Ne Win, adanya kudeta di Thailand, rencana kudeta di Philipina serta pemerintahan Sipil Sudan juga ditumbangkan pihak militer. Pers Jakarta juga memuat thesis dari Scott yang diantaranya berpendapat bahwa di negara-negara yang baru berkembang khususnya di Asia, perlu Sejarah SMA/SMK K - 1 253 adanya kekuasaan diktator militer untuk menyelamatkan diri dari bahaya komunis (Daniel S. Lev, 1967:188-189). Kecenderungan adanya kudeta di negara-negara lain tersebut, menjadikan Presiden Sukarno curiga terhadap militer yang akan merebut kekuasaannya. Pada awal September 1965 terdapat isue bahwa Dewan Jenderal akan merebut kekuasaan Presiden Sukarno dengan memanfaatkan pengerahan pasukan dari daerah yang didatangkan ke Jakarta dalam rangka persiapan peringatan HUT TNI tanggal 5 Oktober 1965. Isuenya Dewan Jenderal mempunyai struktur sebagai berikut: a) Perdana Menteri : Jenderal A H Nasution b) Wakil Perdana Menteri/Menteri Pertahanan : Let.Jend Ahmad Yani c) Menteri Dalam Negeri : Hadisubeno d) Menteri Luar Negeri : Roeslan Abdulgani e) Menteri Hubungan Dagang Luar Negeri :Brigjen Sukendro f) Jaksa Agung : Mayjen S. Parman Pada tanggal 30 September malam 1 Oktober 1965 keteganganketegangan memuncak karena telah terjadi percobaan kudeta di Jakarta. Apa yang terjadi saat itu dan hari-hari berikutnya sedikit jelas namun tetap terjadi perbedaan–perbedaan pendapat yang tajam mengenai siapa yang mendalangi percobaan kudeta. Tampaknya mustahil bahwa hanya ada satu dalang yang mengendalikan menjelaskan semua kejadian peristiwa tersebut itu. Tafsiran-tafsiran yang harus dipertimbangkan secara berusaha hati-hati (Ricklefs,1991:427). Meskipun demikian, walaupun gerakan itu secara resmi tidak menggunakan organ PKI dan secara resmi juga tidak melibatkan dalam peristiwa G-30/S 1965, namun PKI memainkan peranan besar dalam gerakan tersebut . Perencanaan kudeta dimulai ketika diketahui kondisi kesehatan Sukarno memburuk sejak bulan Juli 1965. Kondisi kesehatan tersebut paling berpengaruh tehadap gejolak politik dalam negeri. (Kerstin Beise,2004:116). Presiden Sukarno sebagai posisi sentral dalam percaturan politik saat itu, sementara pertentangan antara PKI dengan TNI-AD hanya menunggu saatnya untuk menjadi perang terbuka,sangat beralasan jika kondisi kesehatan Sukarno menjadi faktor penting dalam peristiwa G-30/S 1965. Sejarah SMA/SMK K - 1 254 Pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965 jenderal TNI-AD yaitu Letjen Ahmad Yani, Mayjen Haryono M. T,Brigjen D. I Panjaitan ditembak dirumahnya sementara Mayjen Suprapto, Mayjen S. Parman dan Brigjen Sutoyo ditembak di Lubang Buaya. Jenderal A.H Nasution lolos dari peristiwa penculikan tersebut, sehingga ajudannya Lettu P.A Tendean secara keliru dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh. Pada saat yang sama obyek-obyek vital di Jakarta seperti RRI (Radio Republik Indonesia) dan Telkom diduduki sementara Istana Merdeka dikepung. Pelaksanaan kudeta adalah anggota-anggota militer dari Batalion 454 Diponegoro Jawa Tengah, Batalion 530 Brawijaya Jawa Timur serta Pasukan Kehormatan Pengawal Presiden Pasukan Cakrabirawa yang dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok Pasopati yang dipimpin Dul Arief bertugas menculik para jenderal. Kelompok Bima Sakti yang dipimpin Suradi Prawiroharjo ditugaskan menguasai Jakarta. Kelompok Gatotkaca (juga dinamakan Pringgodani) yang dipimpin Gatut Sukrisno ditempatkan di Lubang Buaya. Pimpinan kudeta terdiri lima orang yang membentuk Senko (Sentral Komando) bermarkas di Halim Perdanakusuma. Kelima orang tersebut adalah Letkol Untung,Kolonel Latief, Sujono, Pono dan Syam. Apakah ada dalang dibelakangnya dan siapa, masih menjadi misteri (Kerstin Beise, 2004:17). Setelah pasukan Bimasakti yang dipimpin Kapten Suradi menguasai RRI dan pusat jaringan informasi, pada tanggal 1 Oktober 1965 jam 7.20 RRI menyiarkan tentang telah dilancarkannya suatu gerakan yang bernama “Gerakan 30 September” dibawah pimpinan Letkol Untung, Komandan Batalon I Resimen Cakrabirawa guna menyelamatkan Presiden Sukarno dan negara dari ancaman kudeta yang akan dilaksanakan oleh Dewan Jenderal yang disponsori Amerika Serikat. Juga disiarkan bahwa menurut Letkol Untung, Gerakan 30 September semata-mata gerakan dalam tubuh TNI-AD yang ditujukan kepada Dewan Jenderal yang anggota-anggotanya telah ditangkap, sedang Presiden Sukarno dalam keadaan selamat. Dalam siaran lanjutan di RRI juga disiarkan bahwa anggota Dewan Jenderal berencana melakukan kudeta terhadap Presiden Sukarno pada saat berlangsungnya HUT TNI tanggal 5 Oktober 1965. Selanjutnya, Brigjen Supardjo mengusulkan kepada Sukarno agar Mayjen Pranoto Reksosamudra diangkat sebagai Panglima Angkatan Darat dan Sukarno menyetujuinya. Tindakan yang dilakukan Gerakan 30 September tersebut Sejarah SMA/SMK K - 1 255 mendapat dukungan dari Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani ( Yahya Muhaimin, 2002 :199). Dengan terbunuhnya para jenderal TNI-AD serta tidak munculnya Jenderal Nasution karena bersembunyi telah memberikan kesempatan kepada Mayjen Suharto untuk memegang komando Angkatan Darat di pagi hari tanggal 1 Oktober 1965. Sebagai perwira paling senior di Jakarta yang membawahi pasukan-pasukan secara langsung ,segera Suharto menjalankan wewenangnya (Harold Crouch, 1999:256). Sementara itu, Panglima Kostrad Mayjen Suharto bertindak untuk memulihkan situasi di Ibukota dan pada malam hari tanggal 1 Oktober saat itu juga, Suharto dapat menguasai Jakarta dan merebut gedung-gedung vital seperti RRI. Ia menjelaskan melalui siaran RRI tentang apa yang terjadi. Keesokan harinya lapangan udara Halim yang dijadikan pusat Gerakan 30 September direbut pasukan RPKAD. Para pemimpin pasukan kudeta meninggalkan pangkalan Halim, D.N. Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah, sedangkan Omar Dhani menuju Madiun, sehingga gerakan kudeta berakhir dengan dikuasainya Ibukota Jakarta oleh TNI-AD yang anti PKI. Selanjutnya D.N Aidit tertangkap di Solo, Jawa Tengah. Sebelum ditembak mati ia menerangkan bahwa sebenarnya rencana pelaksanaan kudeta memang dipersiapkan oleh PKI pada tahun 1970. Rencana PKI tersebut akhirnya dilakukan terlalu tergesa-gesa sebab rencana tersebut telah diketahui oleh TNI-AD (John Hughes dalam Muhaimin, 2002: 201). Rencana kudeta PKI yang dipercepat dari rencana semula, dimungkinkan karena kekhawatiran pada kondisi kesehatan Sukarno. Jika Presiden meningggal, PKI khawatir jika TNI-AD terlebih dahulu mengambil-alih pemerintahan. Sikap Presiden Sukarno terhadap adanya peristiwa kudeta tersebut sering dinilai berbagai kalangan sebagai petunjuk atas pembelaannya terhadap Gerakan G-30/S 1965 (Kerstin Beise, 2004:379). Dan setelah peristiwa tersebut, Suharto dan TNI-AD memegang peranan kehidupan politik di Indonesia. Pada tanggal 2 Oktober 1965, Suharto menemui Presiden Sukarno di Bogor yang merupakan pertemuan pertama keduanya sejak terjadinya peristiwa kudeta. Pertemuan yang juga dihadiri pejabat Pemerintah dan Militer itu berlangsung dalam suasana yang tegang akibat perbedaan pandangan mengenai G-30/S. Pada tanggal 4 Oktober 1965 di Lubang Buaya diketemukan mayatmayat para jenderal dalam suatu lubang sumur. Tampaknya dalam penjelasan tentang peristiwa pembunuhan tersebut telah didramatisir. Hal ini menimbulkan Sejarah SMA/SMK K - 1 256 emosi masa rakyat yang anti-Komunis yang kemudian diperhebat dengan kematian puteri A.H Nasution yang tertembak dalam peristiwa G-30/S yaitu Ade Irma Suryani Nasution. Ketidakhadiran Presiden Sukarno dalam acara pemakaman para jenderal di Taman Pahlawan Kalibata menambah kemerosotan popularitas Sukarno dan menaikkan pamor TNI-AD.Setelah ibukota Jakarta telah dikuasai TNI-AD dilanjutkan meredamkan konflik serupa yang terjadi terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua wilayah tersebut mempunyai basis masa PKI yang besar disamping kesatuan militer Diponegaro dan Brawijaya terindikasikan telah jatuh pada pengaruh Gerakan 30 September. Dengan perkembangan terjadinya peristiwa tersebut, TNI-AD telah dipandang sebagai “Penyelamat Bangsa” oleh kekuatan anti-PKI sehingga posisi TNI semakin kuat bahkan menjadi pusat perhatian nasional ketika pada tanggal 16 Oktober 1965 Mayor Jenderal Suharto diangkat oleh Presiden Sukarno sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat, sementara Jenderal A.H Nasuition tetap pada posisi Menteri Koordinator Bidang Pertahanan dan Keamanan.Tuntutan dibubarkannya PKI di masyarakat berkembang begitu cepat, pada tanggal 25 Oktober 1965 terbentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang merupakan gabungan dari organisasi mahasiswa yang anti-PKI. Dalam demonstrasi yang ditujukan pada pemerintah mereka menuntut tiga hal yang dikenal sebagai Tritura (Tri Tuntunan Rakyat) yaitu: 1. Pembubaran PKI 2. Pembentukan Kabinet Baru 3. Penurunan Harga Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Sukarno mengambil kebijakan yang tidak populis dengan melakukan reshufle kabinet. Namun yang diganti adalah Menteri Koordinator Pertahanan-Keamanan Jenderal A.H Nasution diganti oleh Mayor Jenderal Sarbini dan Presiden juga mengangkat menteri baru yang dianggap masyarakat sebagai pro-PKI. Hal ini yang memicu demontrasi lebih besar di masyarakat yang juga didukung TNI-AD. Adanya perkembangan politik tanpa kepastian, mamaksa TNI-AD melakukan tekanan-tekanan kepada presiden. Presiden akhirnya mengeluarkan Surat Perintah kepada Menteri Panglima Angkatan Darat, Jenderal Suharto pada tanggal 11 Maret 1966 yang dikenal dengan sebutan Surat Perintah Sebelas Sejarah SMA/SMK K - 1 257 Maret. Supersemar telah memberi TNI-AD berupa legitimasi politik untuk berperan formal dalam mengatasi situasi pascaG-30/S. Sehari setelah adanya Supersemar yaitu tanggal 12 Maret, Suharto membubarkan PKI beserta seluruh organisasi berada di bawahnya dari Pusat sampai Daerah dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang diseluruh wilayah Indonesia. Akhirnya posisi Suharto semakin kuat ketika MPRS yang anggotanya telah dibersihkan dari orang-orang PKI dalam Sidang Umumnya berhasil membuat keputusan-keputusan yang berisi penguatan legitimasi peranan politik Angkatan Darat serta mengurangi kekuasaan Sukarno. Diantara ketetapan MPRS tersebut adalah Ketetapan No. IX tentang pengukuhan “Surat Perintah Sebelah Maret” yang mengesahkan kekuasaan politik Suharto sebagaimana terkandung dalam Surat Perintah tersebut hingga terbentuknya MPR hasil pemilihan umum dan Ketetapan No. XIII, yang memberi kekuasaan kepada Letjen Suharto untuk membentuk kabinet baru menggantikan Kabinet Dwikora dengan tugas pokok membina perekonomian dan pembangunan. Kemudian Ketetapan No.XV yang memberi kuasa kepada Suharto untuk memegang jabatan presiden jika sewaktu-waktu presiden berhalangan, sedangkan Ketetapan No. XXV berisi pengesahan pembubaran PKI, yang telah dilaksanakan Suharto tanggal 12 Maret 1966. Pada tnggal 25 Juli 1966 Jenderal Suharto membentuk kabinet baru sesuai keputusan MPRS dengan nama Kabinet Ampera. Tertumpasnya pemberontakan G 30/S oleh TNI merupakan batas toleransi terakhir yang diberikan tentara terhadap cara berpikir partai politik, yang dianggapnya selalu memunculkan konflik. Keinginan membentuk negara yang demokratis sebagaimana kehidupan politik di negara-negara Barat,diianggap oleh TNI belum serasi untuk diterapkan di negara yang baru merdeka seperti Indonesia. Oleh karena itu, akhirnya munculnya kepemimpinan dari golongan tentara (Todiruan Dydo,1989:92-93). Akhirnya Sukarno tidak bertindak untuk melawan kekuatan-kekuatan baru tersebut. Tindakan Suharto yang berhasil menguasai situasi menyebabkan Sukarno terpaksa turun dari kekuasaannya dan Suharto membentuk pemerintahan baru yang dikenal sebagai Orde Baru. b. Perkembangan Perekonomian pada Masa Orba Sejak semula pemerintahan Orba menjalankan kebijakan-kebijakan stabilitas dan pembangunan ekonomi, menyandarkan legitimasinya pada Sejarah SMA/SMK K - 1 258 kemampuan memajukan kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat Indonesia Keadaan rakyat Indonesia pada tahun 1970-an dan 1980-an lebih baik dibanding pada masa Demikrasi Terpimpin (Ricklefs,1991:433). Rehabilitasi perekonomian Indonesia di bawah Orde Baru berkaitan dengan upayanya memisahkan diri dari negara-negara komunis dan menjalin hubungan dengan dunia nonkomunis termasuk Amerika Serikat dan negaranegara Eropa lainnya. Langkah-langkah penting lainnya dengan diakhirinya konfrontasi dengan Malaysia yang ditindaklanjuti dengan didirikannya ASEAN pada tahun 1967. Kemudian Indonesia juga masuk kembali sebagai anggota PBB pada tahun 1966. Pada awal tahun 1967 negara-negara non-komunis membentuk sebuah konsorsium yang dikenal dengan IGGI (Inter Governmental Group for Indonesia). Dalam rangka menyiapkan prakondisi menuju pembangunan ekonomi,pemerintah membuat Undang-Undang Penanaman Modal Asing dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi (Priyo Budi Santoso,1995:120). Hasil yang dicapai dalam rentang waktu pendek cukup meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka dimulailah penyusunan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) I pada tahun 1969 sebagai titik awal dari serangkaian rencana pembangunan yang akan dilakukan dalam tahap-tahap berikutnya. Repilita I merupakan suatu perencanaan pembangunan parsial dengan memberi perhatian khusus pada sektor-sektor yang dianggap krisis dalam perekonomian Indonesia. Repelita I telah mengubah citra perencanaan dan pembangunan Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini diperkuat oleh hasil-hasil pelaksanaan Repelita berikutnya, sehingga laju pertumbuhan ekonomi meningkat cukup signifikan. c. Tumbangnya Orde Baru Pemberontakan G-30/S yang gagal telah membawa perubahan tatanan kehidupan sosial,politik dan ekonomi di Indonesia. Peranan golongan tentara yang berhasil menumpas G-30/S menaikan citranya di mata masyarakat. Munculnya Jenderal Suharto sebagai kepala negara baru, memperluas peran TNI dalam aspek sosial-politik. Dallam perjalanan pemerintahan Orde Baru selanjutnya, keadaan bercorak militer dihampir semua sektor kegiatan kekuasaan pemerintahan. Hal ini pada akhirnya juga menimbulkan kritik dari Sejarah SMA/SMK K - 1 259 masyarakat, pemerintahan terutama Orde dari Baru, kalangan mereka mahasiswa berperan yang sangat ketika besar lahirnya (Todiruan Dydo,1989:105). Setelah berkuasa hampir 32 tahun akhirnya Presiden Suharto juga ditumbangkan oleh aksi demonstrasi besar-besaran bahkan menuju pada tindakan anarkhis. Demontrasi yang dipelopori mahasiswa tersebut terjadi ketika pada akhir tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berlarut-larut. Pemerintah Suharto dianggap menyuburkan praktek KKN (Korupsi,Kolusi dan Nepotisme). Puncaknya pada tahun 1998 Suharto terpaksa mengundurkan diri sebagai presiden dan digantikan oleh wakilnya B.J Habibie sehingga Orba akhirnya berakhir. 2. Orde Reformasi Pemberontakan G-30/S yang gagal telah membawa perubahan tatanan kehidupan sosial,politik dan ekonomi di Indonesia. Peranan golongan tentara yang berhasil menumpas G-30/S menaikan citranya di mata masyarakat. Munculnya Jenderal Suharto sebagai kepala negara baru, memperluas peran TNI dalam aspek sosial-politik. Dalam perjalanan pemerintahan Orde Baru selanjutnya, keadaan bercorak militer dihampir semua sektor kegiatan kekuasaan pemerintahan. Hal ini pada akhirnya juga menimbulkan kritik dari masyarakat, terutama dari kalangan mahasiswa yang ketika lahirnya pemerintahan Orde Baru, mereka berperan sangat besar (Dydo,1989:105). Setelah berkuasa hampir 32 tahun akhirnya Presiden Suharto juga ditumbangkan oleh aksi demonstrasi besar-besaran bahkan menuju pada tindakan anarkhis. Demontrasi yang dipelopori mahasiswa tersebut terjadi ketika pada akhir tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berlarut-larut. Pemerintah Suharto dianggap menyuburkan praktek KKN (Korupsi,Kolusi dan Nepotisme). Puncaknya pada tahun 1998 Suharto terpaksa mengundurkan diri sebagai presiden dan digantikan oleh wakilnya B.J Habibie sehingga Orba akhirnya berakhir. Pada masa reformasi, salah satu tuntutan yang menonjol dari berbagai elemen di masyarakat, adalah amandemen UUD 1945. Hal ini disebabkan ,UUD 1945 pada masa Orde Baru dianggap memberikan legitimasi terhadap kekuasaan yang cenderung otoriter karena terdapat pasal-pasal yang multi-tafsir Sejarah SMA/SMK K - 1 260 sehingga memberi celah bagi penguasa saat itu untuk menafsirkan ketentuan dalam UUD 1945 sesuai dengan kepentingan penguasa. Bersumber dari kesalahan pembangunan ekonomi ,berbagai kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya semakin hari semakin bertambah berat. Demonstrasi-demonstrasi yang dipelopori para mahasiswa telah mendorong terjadinya krisis sosial. Kerusuhan, kekacauan, pembakaran, dan penjarahan merupakan fenomena yang terus terjadi di beberapa daerah Sementara, pemerintahan Orde Baru sendiri tidak mampu mengatasi krisis politik yang berkembang. Oleh karena itu, satu-satunya jawaban yang dipandang paling realistik adalah menuntut Presiden Suharto untuk mengundarkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Pemerintahan Orde Baru dan Presiden Suharto dipandang sudah tidak mampu menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik sehingga perlu diganti. Krisis hukum juga belum dapat direalisasikan. Bahkan dalam praktiknya, kekuasaan kehakiman menjadi pelayan kepentingan para penguasa. Bersamaan dengan krisi moneter, ekonomi, dan politik telah terjadi krisis di bidang hukum (peradilan). Keadaan itulah yang menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Orde Baru pimpinan Presiden Suharto. Untuk mengatasi krisis multidimensional tersebut, maka satu-satu jalan adalah melaksanakan reformasi total dalam berbagai bidang kehidupan. Para mahasiswa sebagai pelopor gerakan reformasi mengajukan berbagai tuntutan: 1. adili Suharto dan kroni-kroninya, 2. ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN 3. tegakkan supremasi hukum. Untuk memenuhi tuntutan mahasiswa, Presiden Suharto mengundang tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh nasional untuk membentuk Dewan Reformasi yang beranggotakan tokoh agama dan tokoh nasional. Tokoh-tokoh tersebut menolak panggilan dan ajakan Suharto sehingga Presiden Suharto mengundurkan diri. Puncak aksi mahasiswa terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang berlangsung secara damai telah berubah menjadi aksi kekerasan, setelah tertembaknya empat orang mahasiswa, yaitu Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Lesmana, Heri Hertanto, dan Hafidhin Royan. Sejarah SMA/SMK K - 1 261 Sedangkan para mahasiswa yang menderita luka ringan dan luka parah pun tidak sedikit jumlahnya, setelah bentrok dengan aparat keamanan yang berusaha membubarkan para demonstran. Pada waktu tragedi Trisakti terjadi, Presiden Suharto sedang menghadiri KTT G-15 di Kairo, Mesir. Masyarakat menuntut Presiden Suharto sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan bertanggung jawab atas tragedi tersebut. Pada tanggal 15 Mei 1998, Presiden Suharto kembali ke Tanah Air dan masyarakat menuntut agar Presiden Suharto mengundurkan diri. Kunjungan para mahasiswa ke gedung DPR/MPR yang semula untuk mengadakan dialog dengan para pimpinan DPR/MPR telah berubah menjadi mimbar bebas. Para mahasiswa lebih memilih tetap tinggal di gedung wakil rakyat itu, sebelum tuntutan reformasi total dipenuhinya. Akhirnya, tuntutan mahasiswa tersebut mendapat tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR/MPR. Pada tanggal 18 Mei 1998, pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden Suharto mengundurkan diri. Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji akan mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli, dan UU Antikorupsi. Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum bisa terbentuk karena 14 menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi. a. Proses Munculnya Reformasi Reformasi merupakan suatu perubahan tatatan perikehidupan lama ke tatanan perikehidupan baru yang lebih baik. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaruan, terutama perbaikan tatanan perikehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Dengan demikian, gerakan reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang Sejarah SMA/SMK K - 1 262 tatanan perikehidupan baru menuju terwujudnya Indonesia baru. Gerakan reformasi merupakan sebuah perjuangan karena hasil-hasilnya tidak dapat dinikmati dalam waktu yang singkat. Hal ini dapat dimaklumi karena gerakan reformasi memiliki agenda pembaruan dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, semua agenda reformasi tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan dan dalam waktu yang singkat. Tujuan gerakan reformasi untuk memperbaharui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar sesuai dengan cita-cita proklamasi, serta sesuai dengan jiwa pancasila, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum dan sosial.Tujuan Reformasi adalah: 1) Reformasi politik bertujuan tercapainya demokratisasi. 2) Reformasi ekonomi bertujuan meningkatkan tercapainya masyarakat. 3) Reformasi hukum bertujuan tercapainya keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 4) Reformasi sosial bertujuan terwujudkan integrasi bangsa Indonesia. Faktor Pendorong Terjadinya Reformasi 1) Faktor politik meliputi hal-hal berikut. a) Adanya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam kehidupan pemerintahan. b) Adanya rasa tidak percaya kepada pemerintah Orba yang penuh dengan nepotisme dan kronisme serta merajalelanya korupsi. c) Kekuasaan Orba di bawah Soeharto otoriter tertutup. d) Adanya keinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. e) Mahasiswa menginginkan perubahan. 2) Faktor ekonomi, meliputi hal-hal berikut. a) Adanya krisis mata uang rupiah. b) Naiknya harga barang-barang kebutuhan masyarakat. c) Sulitnya mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok. 3) Faktor sosial masyarakat : adanya kerusuhan tanggal 13 dan 14 Mei 1998yang melumpuhkan perekonomian rakyat. 4) Faktor hukum : belum adanya keadilan dalam perlakuan hukum yang samadi antara warga negara. Sejarah SMA/SMK K - 1 263 Agenda reformasi, secara umum adalah sebagai berikut: a. Adili suharto dan kroninya b. Amandemen UUD 1945, agar kekuasaan tidak disalahgunakan lagi oleh penguasa c. Penghapusan Dwifungsi ABRI, agar ABRI lebih profesional d. Otonomi daerah, mengurangi sentralistik e. Supremasi Hukum f. Pemerintahan yang bersih dari KKN b. Reformasi Lembaga Negara Pergantian konstitusi berkali-kali dari masa kemerdekaan sampai sekarang, ternyata tidak membubarkan negara, terbukti nama dan wilayah Negara Republik Indonesia sejak kemerdekaan Indonesia masih tetap eksis hingga saat ini. Padahal tiap konstitusi yaitu UUD 1945,Konstitusi RIS dan UUDS 1950 mempunyai pembukaan undang-undang dasar yang tidak sama dan bentuk negara berbeda. UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial dengan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi RIS menganut bentuk negara federal Republik Indonesia dengan sistem pemerintahan parlementer. Sedangkan UUDS 1950 menganut bentuk negara kesatuan kembali, dengan sistem pemerintahan parlementer. Bahkan dalam periode 1945-1949, sistem pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahan dari presidensial menjadi sistem parlementer, tanpa melalui perubahan pasal dalam undang-undang dasar saat itu namun hanya berdasar MaklumatPemerintah tanggal 14 November 1945. Pada masa reformasi, salah satu tuntutan yang menonjol dari berbagai elemen di masyarakat, adalah amandemen UUD 1945. Hal ini disebabkan ,UUD 1945 pada masa Orde Baru dianggap memberikan legitimasi terhadap kekuasaan yang cenderung otoriter karena terdapat pasal-pasal yang multi-tafsir sehingga memberi celah bagi penguasa saat itu untuk menafsirkan ketentuan dalam UUD 1945 sesuai dengan kepentingan penguasa. Perubahan terhadap UUD 1945 diawali dengan Sidang Istimewa MPR tahun 1998. Meskipun tidak secara langsung mengubah UUD 1945, ketetapan itu telah menyentuh muatan UUD 1945. Ketetapan itu seperti berikut: Sejarah SMA/SMK K - 1 264 a. Ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum. b. Ketetapan MPR No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan masa jabatan Presiden. Dalam Pasal 7 disebutkan bahwa masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden adalah lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Sekarang masa jabatan itu lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan. c. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia sebagai penyempurnaan ketentuan mengenai hak asasi manusia yang terdapat di dalam UUD 1945 sebelum perubahan. Perubahan kuonstitusi UUD 1945 pasca reformasi terjadi dalam empat tahap, dalam kurun waktu tahun 1999 sampai dengan 2002, merujuk pada ketentuan pasal 37 UUD 1945 meski perubahan UUD dapat terjadi dengan menggunakan ketentuan Tap MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum, yang mengatur hak penentuan usul perubahan UUD pada rakyat yang akan ditentukan melalui referendum. Ketentuan Tap MPR tersebut merupakan tahapan tambahan dalam proses perubahan konstitusi. Tahapan yang dimaksud ialah tahapan pengesahan usul atau inisiatif untuk mengubah konstitusi. Jadi, apakah inisiatif mengubah konstitusi itu akan diterima atau dibatalkan, tergantung kepada keputusan referendum. Hal ini mengurangi kewenangan MPR yang diatur pasal 3 dan 37 UUD 1945. Secara umum, dalam amandemen UUD 1945 terdapat beberapa hal penting yaitu pertama semua fraksi di MPR sepakat untuk melakukan amandemen UUD 1945. Kedua, menyangkut ruang lingkup amandemen, bahwa Pembukaan UUD 1945 tidak diubah, yang diubah adalah Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945. Ketiga, menyangkut prioritas perubahan UUD 1945 meripakan hal-hal yang mendesak. Priorotas-prioritas tersebut adalah (Suharizal dan Arifin, 2007:111): a. Pemberdayaan lembaga tinggi negara (MPR) b. Pengaturan kekuasaan pemerintah negara dan pembatasan masa jabatan presiden c. Peninjauan kembali lembaga tinggi negara dengan kekuasaan konsultatif yaitu DPA (Dewan Pertimbangan Agung) d. Pemberdayaan lembaga legislatif (DPR) Sejarah SMA/SMK K - 1 265 e. Pemberdayaan lembaga auditing finansial (BPK) f. Pemberdayaan dan pertanggungjawaban Lembaga Kehakiman g. Pembahasan mengenai Bank Indonesia dan TNI/Polri Dalam Sidang Umum MPR tahun 1999, UUD 1945 mengalami perubahan sesuai dengan semangat reformasi di berbagai bidang termasuk dalam ketatanegaraan. Dalam perubahan, terdapat kesepakatan dasar yang dibuat oleh MPR tentang arah perubahan UUD 1945, yaitu (Mahkamah Konstitusi . 2007:247): a. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 b. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia c. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensial d. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam pasal-pasal UUD 1945 e. sepakat untuk menempuh cara adentum dalam melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Untuk melakukan perubahan tersebut, Badan Pekerja MPR yang merupakan alat kelengkapan MPR membentuk Panitia ad Hoc yang khusus menyiapkan naskah Perubahan UUD 1945, yaitu Panitia ad Hoc III pada masa sidang 1999 dan Panitia ad Hoc I pada masa Sidang 2000,2001, dan 2002. Panitia ad Hoc III masa sidang 1999 menghasilkan perubahan Pertama yang ditetapkan pada 19 Oktober 1999.Perubahan Pertama, terdiri atas 9 pasal. Agenda perubahan ini dilanjutkan dengan Perubahan Kedua yang disahkan dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000 yang mencakup 7 bab yang masingmasing terdiri atas beberapa pasal. Sisa materi yang masih tersisa akan diubah dalam agenda lanjutan sampai tahun 2002 (Asshiddiqie,20005:5). Panitia Ad Hoc I masa sidang 2000-2002 menghasilkan Perubahan Kedua dan Perubahan Ketiga. Perubahan Kedua ditetapkan pada 18 Agustus 2000 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2000. Materi dalam perubahan kedua adalah berkaitan dengan masalah wilayah negara, pemerintahan daerah, hak asasi manusia, dan melanjutkan perubahan pertama tentang kedudukan DPR. Sementara itu, Perubahan Ketiga ditetapkan pada 9 November 2001 dalam Sidang Tahunan MPR 2001, yang materinya berkaitan dengan dasar-dasar kenegaraan, kelembagaan negaradan hubungan antarlembaga negara, dan Sejarah SMA/SMK K - 1 266 pemilihan umum. Perubahan Keempat ditetapkan pada 10 Agustus 2002 dalam Sidang Tahunan MPR 2002, yang materinya meliputi penyempurnaan lembaga negara dan hubungan antarlembaga negara, penghapusan DPA, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan sosial, serta Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan (Mahkamah Konstitusi .2007:248). Perubahan atau amandemen UUD 1945 pada awalnya muncul berbagai pro dan kontra diberbagai lapisan masyarakat . Selama ini memang muncul kekhawatiran psikologis mengenai kelestarian nilai-nilai sejarah yang terkandung dalam UUD 1945. Karena itu, sebagai kompromi, pelaksanaan agenda perubahan UUD 1945 diusahakan untuk menghindarkan penggunaan istilah “penggantian” UUD. Kesepakatannya menggunakan istilah “perubahan” bukan “penggantian” yang berkonotasi total (Asshiddiqie,20005:6). Badan Pekerja MPR menyadari pentingnya partisipasi publik dalam mewujudkan rancangan perubahan UUD 1945 yang sesuai dengan aspirasi dan kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itu, melalui Panitia Ad Hoc III dan I dilakukan penyerapan aspirasi masyarakat melalui berbagai bentuk kegiatan seperti Rapat Dengar Pendapat Umum dengan berbagai kalangan pakar, pihak perguruan tinggi, asosiasi keilmuan, lembaga pengkajian, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Selain itu, dilakukan juga kunjungan kerja ke berbagai daerah, seminar, diskusi, studi banding ke luar negeri dan juga studi kepustakaan lebih dari 30 konstitusi di kaji secara mendalam dan kritis (Mahkamah Konstitusi. 2007:249). UUD 1945 hasil amandemen telah mengalami 4 kali perubahan memiliki perbedaan yang besar dari naskah asli ketika pertama kali ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Apabila ditinjau dari jumlah butir ketentuan (jumlah pasal danayat), maka sebelum diubah, UUD 1945 terdiri atas 90 butir ketentuan ( 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan). Setelah diubah, UUD 1945 terdiri atas 248 butir ketentuan (37 pasal, 170 ayat, 3pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan). Amandemen UUD 1945 sebagai amanat reformasi dapat dituntaskan dalam perubahan keempat. Perubahan tersebut dapat diperinci sebagai berikut: a. Perubahan pertama, yang ditetapkan pada tanggal 19 Oktober 1999, berhasil diamandemen sebanyak 9 pasal Sejarah SMA/SMK K - 1 267 b. Perubahan kedua, yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000 telah diamandemen sebanyak 25 pasal. c. Perubahan ketiga, yang ditetapkan 9 November 1999, Agustus 2002, diamandemen 23 pasal d. Perubahan keempat yang ditetapkan 10 diamandemen 13 pasal serta 3 pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan. Jadi, jumlah total pasal hasil perubahan pertama sampai keempat adalah 75 pasal, namun demikian, jumlah nomor pasalnya tetap sama, yaitu 37 pasal (tidak termasuk Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan). Hal ini karena cara penulisan nomor pasal dilakukan dengan menambah huruf (A,B,C dan seterusnya) setelah nomor angkanya. Jumlah bab UUD 1945 pascaamandemen juga mengalami penambhan, dari 16 bab menjadi 21 bab, tetapi nomor angka bab juga tetap sama jumlahnya, yaitu 16 bab, karena penambahan bab itu dilakukan dengan cara menambah huruf (A dan B) setelah nomor angka (Syahuri .2005:208-211). Jika dilihat dari segi substansi materi dari hasil amandemen UUD 1945, dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu(Syahuri .2005:214): a. Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan, yaitu 1) Kekuasaan MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan meminta petanggungjawaban presiden dan penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dengan pencabutan kekuasaan ini, posisi MPR bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara, tetapi sebagai lembaga tinggi negara yang kedudukannya sejajar dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, Mahkamah Agung dan Dewan Perwakilan Rakyat 2) Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undangundang. Kekuasaan pembentukan undang-undang berdasarkan pasal 20 perubahan pertama UUD 1945, tidak lagi dipegang presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian juga kewenangan dalam hal pengankatan dan penerimaan duta negara lain serta pemberian amnesti dan abolisi. Kewenangan tersebut tidak lagi merupakan hak prerogatif presiden, tetapi harus atas pertimbangan DPR. Sejarah SMA/SMK K - 1 268 b. Ketentuan dan Lembaga Baru Ketentuan atau lembaga baru yang baru diatur dalam Perubahan UUD 1945 dapat disebutkan antara lain: 1) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam pasal 22C dan 22D UUD 1945 perubahan ketiga 2) Mahkamah Konstitusi, diatur dalam pasal 24C perubahan ketiga 3) Komisi yudisial diatur dalam pasal 24B perubahan ketiga Pemilihan umum yang sebelumnya diatur oleh undang-undang, sekarang diatur langsung dalam bab baru (VIIB) UUD 1945 pasal 22E. Sementara itu, Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang, sekarang diatur dalam pasal 23D perubahan keempat. c. Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi Ketentuan-ketentuan yang merupakan modifikasi atas ketentuan atau lembaga lama yang diatur dalam Perubahan UUD 1945 dapat disebutkan antara lain: 1) Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam pasal 2 ayat (1) UUD 1945 perubahan keempat 2) Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A perubahan ketiga 3) Ketentuan hak asasi manusia sebagai penambahan dari ketentuan hak asasi lama , diatur dalam pasal 28A sampai dengan 28J perubahan kedua 4) Usul perubahan undang-undang dasar dan pembatasan perubahan atas negara kesatuan, merupakan penambahan tata cara perubahan undang-undang dasar, diatur dalam ayat (1) dan (5) pasal 37 perubahan keempat. Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang baru dalam ketatanegaraan di Indonesia, maka bangsa Indonesia mengalami perubahan fundamental dalam sistem ketatanegaraannya menuju suatu sistem yang demokratis. Beberapa perubahan itu dapat dibahas yaitu reposisi MPR, kekuasaan membentuk undang-undang yang merupakan Sejarah SMA/SMK K - 1 representatif kekuasaan 269 legislatif, kekuasaan Presiden yang menjalankan kekuasaan eksekutif serta kekuasaan Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial yang menjalankan kekuasaan yudikatif. Penjelasan dari perubahan ketatanegaraan pascaamandemen adalah : (a) Reposisi MPR MPR dalam sidang tahunan 2002 melakukan langkah bijaksanan dengan mengubah posisinya, yang semula sebagai lembaga tertinggi negara dan pemegang sepenuhnya kedaulatan rakyat, berubah menjadi lembaga tinggi biasa. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota Dewan Perwakilan Daerah(DPD) yang dipilih melalui pemilu. Anggota DPD dapat dipandang sebagai pengganti anggota “Utusan Daerah” yang terdapat dalam naskah asli UUD 1945, selain “Utusan Golongan” dan anggota DPR. Kewenangan MPR mencakup: 1) mengubah dan menetapkan undang-undang dasar 2) melantik presiden dan wakil presiden 3) memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut ndang-undang dasar Berdasarkan keterangan diatas, kewenangan MPR sekilas nampak tidak ada perbedaan dengan kewenangan yang dimilikinya menurut naskah asli UUD 1945. Namun jika dilihat dari sisi perbandingan antara rumusan pasal 1 ayat (2) naskah asli dan naskah baru perubahan ketiga, maka akan jelas ditemukan bahwa telah terjadi pengurangan kekuasaan MPR yang sebelumnya sebagai pelaksana pemegang kedaulatan rakyat sepenuhnya berubah tidak lagi sebagai pelaksana pemegang kedaulatan rakyat. Di samping itu, memberhentikan presiden dan wakilnya dari jabatannya, MPR tidak bisa lagi bertindak sendiri seperti kasus pemberhentian Presiden Sukarno tahun 1967 dan Presiden Abdurrahman Wahid tahun 2001, tetapi harus melibatkan lembaga baru yaitu Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi inilah yang akan menentukan, apakah presiden atau wakil presiden melanggar hukum atau tidak. Dengan demikian, posisi presiden kuat karena interpretasi atau penentuan apakah presiden atau wakil presiden telah melanggar hukum, akan tergantung keputusan Mahkamah Konstitusi. Dengan meninjau posisi dan kewenangan MPR seperti dirumuskan di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan MPR telah banyak berkurang. Sejarah SMA/SMK K - 1 270 (b) Kekuasaan Membentuk Undang-Undang Sementara itu, menurut naskah asli UUD 1945 kekuasaan membuat undang-undang adalah kewenangan dipegang oleh presiden dengan persetujuan DPR namun dengan adanya amandemen UUD 1945, khususnya dalam perubahan pertama terjadi perubahan bahwa kekuasaan membentuk undangundang berada ditangan DPR. Dengan demikian telah terjadi kewenangan legislasi dari presiden dengan persetujuan pergeseran DPR menjadi kewenangan DPR. Selain memiliki fungsi legislasi,DPR juga memiliki fungsi anggaran dan pengawasan. Sementara presiden diberi kewenangan mengajukan rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. Rancangan undang-undang yang telah disetujuiDPR dan presiden untuk menjadi undang-undang tidak lagi bersifat final, tetapi dapat diuji material (yudicial review) oleh Mahkamah Konstitusi atas permohonan pihak tertentu. Dalam pasal 24C ayat (1) UUD 1945 perubahan ketiga antara lain disebutkan, mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir, yang putusannya bersifat tetap untuk menguji undang – undang terhadap undang – undang dasar. Mahkamah konstitusi ini harus sudah dibentuk pada tanggal 17 Agustus 2003, dan sebelum dibentuk, segala kewenangan dilakukan oleh Mahkamah Agung (Aturan Peralihan pasal III). Mengenai mahkamah konstitusi, Jimly asshiddiqie berpendapat, bahwa dengan mengacu ketentuan Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 yang menentukan hak uji material atas peraturan dibawah undang – undang oleh Mahkamah Agung bersifat aktif, maka kewenangan untuk menguji undang – undang oleh mahkamah konstitusi dapat pula dipahami bersifat aktif. Dalam rangka untuk pengembangan hukum, sifat aktif tersebut memang sangat diperlukan, namun demikian, sifat aktif ini jika diterapkan dalam praktik akan menemui kendala – kendala, mengingat produk undang – undang yang dibuat oleh pembentuk undang – undang tidak sedikit jumlahnya, sementara jumlah anggota hakim mahkamah konstitusi di batasi hanya 9 orang. Jadi, sifat aktif ini sebaiknya dipahami bukan sebagai suatu keharusan untuk bersikap aktif, melainkan dipahami sebagai “dapat bersikap aktif”. Dengan ketentuan – ketentuan baru yang mengatur kekuasaan membentuk undang – undang diatas, maka yang perlu digarisbawahi di sini Sejarah SMA/SMK K - 1 271 adalah suatu kenyataan bahwa pengsahan rancangan undang – undang menjadi undang – undang bukan merupakan sesuatu yang telah final. Undang – undang tersebut masih dapat dipersoalkan oleh masyarakat yang merasa akan dirugikan jika undang – undang tersebut jadi dilaksanakan, atau oleh segolongan masyarakat dinilai bahwa undang – undang itu bertentangan dengan norma hukum yang ada di atasnya, misalnya melanggar sila – sila dalam Pancasila, Undang – Undang Dasar, dan / atau ketetapan MPR. b) Kekuasaan Presiden Presiden menurut naskah asli Uud 1945 mempunyai tiga macam kedudukan, yaitu: (1) sebagai kepala negara, (2) sebagai kepala pemerintahan, dan (3) sebagai pembentuk undang – undang (dengan persetujuan DPR). Sebagaimana telah disebutkan diatas, kekuasaan presiden oleh amandemen UUD 1945 banyak dikurangi. Sebagai contoh dapat disebutkan disini, antara lain sebabagai berikut. Hakim agung tidak lagi diangkat oleh presiden, melainkan diajukan oleh komisi yudisial untuk diminta persetujuan DPR, selanjutnya ditetapkan oleh presiden. Demikian juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan tidak lagi diangkat oleh presiden, tetapi dipilih oleh DPR dengan memperhatikan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh presiden. Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor VII / MPR 2000 juga diatur keterlibatan DPR dalam proses pengangkatan Panglima Tentara Nasional dan Kepala Polri. Keterlibatan DPR dalam hal pengangkatan pejabat – pejabat tersebut mencerminkan suatu mekanisme ketattanegaraan yang mengarah kepada keseimbangan dan demokratisasi. Namun sayang, masih ada yang tertinggal, yakni pengangkatan seorang jaksa agung yang masih menjadi kewenangan presiden, tanpa melibatkan DPR. Rancangan undang – undang yang telah dibahas dan disetujui bersama antara DPR dan presiden apabila dalam waktu tigapuluh (30) hari semenjak rancangan undang – undang tersbut disetujui tidak disahkan oleh presiden, maka rancangan undang – undang rancangan undang – undang tersebut sah menjadi undang – undang dan wajib diundangkan. Jadi, persetujuan atau pengesahan atas rancangan undang – undang menjadi undang – undang oleh presiden tidak mutlak. Sejarah SMA/SMK K - 1 272 Namun demikian, di sisi lain, posisi presiden semakin kuat, karena ia tidak akan mudah dijatuhkan (diberhentikan) oleh MPR, meskipun ia berada dalam kondisi berbeda pandangan dalam penyelenggaraan pemerintahannya dengan “parlemen” (Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah). Selama presiden tidak diputus telah melanggrar hukum leh mahkamah konstitusi, maka posisi presiden akan aman. Selain itu, presiden tidak lagi bertanggung jawapb kepada MPR, karena presiden dipilih langsung oleh rakyat. Memang MPR masih dapat menghentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya atas usul DPR Pasal &A). namun, hal ini akan sangat tergantung kepada keputusan mahkamah konstitusi, karena menurut pasal 7Bnya, usul pemberhentian presiden dan atau wakil dapat diajukan oleh DPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada mahkamah konstitusi untuk memutus pendapat DPR bahwa presiden dan / atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum ini berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan / atau pendapat bahwa presiden dan / atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan / atau wakil presiden. Jadi, putusan mahkamah konstitusi tersebut semata – mata atas dasar pertimbangan hukum. Majelis Permusyawaratan Rakyat juga dapat memilih presiden dan wakil presiden pengganti apabila tedapat kekosongan jabatan presiden dan wakil presiden di tengah masa jabatannya secara bersamaan (pasal 8 ayat (3)). Persoalannya di sini adalah pertanggungjawaban presiden dan wakil presiden pengganti yang dipilih oleh MPR tersebut. Apakah ia akan bertanggung jaab kepada rakyat atau kepada MPR yang telah memilih dan mengangkatnya?Ketentuan ayat (3) ini menurut Ismail Suny, menunjukkan bahwa MPR tidak konsisten dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Sebaiknya dalam hal ini perlu dikaitkan sisa masa jabatan presiden dan / atau wakil presiden itu. Misalnya, majelis boleh memilih presiden dan / atau wakil presiden pengganti apabila sisa masa jabatn tersebut tinggal 12 bulan atau kurang, maka sebaiknya pemilihan presiden dan / atau wakil presiden pengganti itu hanya bersifat sementara dan semata – mata karena pertimbangan teknis. Sejarah SMA/SMK K - 1 273 c) Kekuasaan Kehakiman Kekuasaan kehakiman menurut naskah asli UUD 1945 dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain – lain badan kehakiman. Setelah amandemen, kekuasaan kehakiman ini dilakukan, selain yang disebutkan diatas, juga dilakukan oleh mahkamah konstitusi. Mengenai tugas dan wewenang mahkamah konstitusi sudah sering disinggung di atas. Dengan amandemen UUD 1945, posisi hakim agung menjadi kuat karena mekanisme pengangkatan hakim agung diatur sedemikian rupa dengan melibatkan tiga lembaga, yaitu : (1) Dewan Perwakilan Rakyat, (2) presiden, dan (3) komisi yudisial. Komisi yudisial ini merupakan lembaga baru yang memang sengaja dibentuk untuk menangani urusan yang terkait dengan pengangkatan hakim agung serta menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku hakim. Anggota komisi yudisial ini diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Berdasarkan uraian diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa UUD 1945 dan perubahan-perubahannya penyelenggaraan ketatanegaraan, yang itu telah terkait mengatur dengan mekanisme hubungan antar kekuasaan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif secara berimbang. Atau dengan kata lain, terdapat hubungan check and balance antarketiga lembaga tersebut. Semangat untuk selalu melibatkan kedaulatan rakyat melalui lembaga perwakilan rakyat nampak dominan. Setiap pengangkatan pejabat negara seperti hakim agung, hakim mahkamah konstitusi, panglima Tentara Nasional Indonesia, kepala Polisi Republik Indonesia (KAPOLRI), anggota komisi yudisial, anggota Badan Pemeriksaan Keuangan, dan gubernur bank selalu melibatkan peran Dewan Perwakilan Rakyat. Kondisi demikian sejalan dengan prinsip – prinsip negara demokrasi. Jadi, dilihat dari segi konstitusi, Indonesia adalah negara demokratis. D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untukmemahami materi Sejarah Indonesia Kontemporer, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.Silahkan Sejarah SMA/SMK K - 1 274 berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK 1 a. Bacalah wacana berikut ini dengan baik! Prakondisi Pemberontakan G-30/S 1965 Manifesto Politik yang telah ditetapkan MPRS sebagai GBHN tenyata tidak hanya berlaku 5 tahun tetapi untuk waktu tanpa batas. Pada masa itu partai politik yang paling berperan adalah PKI karena lawan utama PKI yaitu Masyumi dan PSI telah dibubarkan oleh Sukarno. Upaya PKI melakukan ofensif gerakannya berkembang sangat pesat pasca pemilu 1955. Namun peran politik PKI dalam pemilu 1955 masih banyak ditolak banyak kalangan termasuk di pemerintahan disebabkan tindakan Pemberontakan tahun 1948 di Madiun. Dengan adanya Demokrasi Terpimpin, untuk pertama kalinya PKI masuk dalam pemerintahan (Kerstin Beise,2004:14). b. Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas! Apa makna dan penjelasan dari kalimat di atas tentang “Dengan adanya Demokrasi Terpimpin, untuk pertama kalinya PKI masuk dalam pemerintahan”? Sejarah SMA/SMK K - 1 275 LK 2 Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas! 1. Apa latar belakang lahirnya pemerintahan Orde Baru? 2. Mengapa pemerintahan Orba dapat menjaga stabilitas keamanan nasional? 3. Mengapa pemerintahan Orba dapat tumbang? 4. Apa latar belakang lahirnya reformasi di Indonesia? 5. Apa hubungan antara reformasi dan amandemen UUD 1945? LK 3 Berikan perbandingan Penerapan Kewenangan Lembaga-lembaga Negara dibawah ini, antara UUD 1945 dengan UUD 1945 hasil amandemen? No 1 Lembaga UUD 1945 Negara Presiden UUD 1945 Amandemen ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. 2 MPR ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. 3 DPR ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. Sejarah SMA/SMK K - 1 276 No 4 Lembaga UUD 1945 Negara DPD UUD 1945 Amandemen ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. 5 BPK ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. 6 MA ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. 7 MK ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. ………………………………… ………………………………….. 8 KY ………………………………… ………………………………….. Sejarah SMA/SMK K - 1 277 F. RANGKUMAN Perjalanan sejarah bangsa antara tahun 1950-1966 diliputi suasana pertentangan internal antara elemen-elemen bangsa. Hal ini berbeda pada tahun-tahun awal kemerdekaan antara tahun 1945-1949 ,Indonesia diliputi suasana perang kemerdekaan atau mempertahankan kemerdekaan. Pada masa tahun 1950-1966 dikelompokkan dalam tiga masa pemerintahan yaitu masa Demokrasi Liberal, Demikrasi Terpimpin dan Orde Baru. Pada masa Demokrasi Liberal terjadi perbedaan kepentingan yang menonjol di antara partai-partai politik yang ada. Sistem parlementer yang dicoba di Indonesia mengalami kegagalan. Hal ini dibuktikan hanya dalam kurun waktu sembilan tahun tercatat kurang lebih terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Ketika Pemilu I di Indonesia tahun 1955, rakyat mengharapkan bahwa hasil pemilu tersebut dapat menjadikan perjalanan pemerintahan yang lebih baik. Namun Dewan Konstituante yang merupakan badan perancang dan pembuat undangundang dasar hasil pemilu I tersebut juga gagal melaksanakan tugasnya. Dalam suasana stagnan tersebut, Presiden mengambil keputusan untuk mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Selanjutnya presiden menerapkan Demokrasi Terpimpin. Namun pada masa ini, Indonesia terseret pada arus totaliter atau diktator. Presiden mengambil kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan. Disamping itu, PKI menjadi kekuatan yang besar pasca pemberontakan PKI Madiun 1948. Pada Pemilu I PKI termasuk dalam kategari partai besar dalam jumlah suara. Masa Demokrasi Terpimpin merupakan masa berperannya tiga unsur kekuatan yang menentukan arah perjalanan bangsa. Tiga kekuatan tersebut adalah Presiden Sukarno, TNI dan PKI. Titik kulminasi dari persaingan diantara ketiga kekuatan tersebut ketika terjadi peristiwa pemberontakan G-30-S tahun 1965. Sampai dengan keruntuhan Orde Baru tahun 1998, PKI ditetapkan sebagai kekuatan yang berada dibalik tragedi tersebut. Akibatnya ideologi komunis dilarang hidup di Indonesia meski sekarang muncul wacana agar pelarangan ideologi Komunis di Indonesia ditinjau ulang. Pada pemerintahan Orde Baru, sistem demokrasi didominasi oleh kekuasaan Soeharto. Meski stabilitas ekonomi dan keamanan dapat tercapai pada masa itu, namun rakyat menghendaki kebebasan dari berbagai hal seperti politik, demokrasi dan lainnya. Akhirnya Orde Baru tumbang oleh reformasi dan Sejarah SMA/SMK K - 1 278 era reformasi memberikan berbagai keterbukaan di Indonesia dalam berbagai aspek, termasuk di dalamnya amandemen UUD 1945. G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Indonesia Kontemporer? 2. Makna penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi Sejarah Indonesia Kontemporer? 3. Apa manfaat materi Sejarah Indonesia Kontemporer terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? 4. Setelah Bapak/Ibu mempelajari modul diatas, apakah yang akan Bapak/Ibu lakukan terhadap ketersediaan sumber dan media yang berhubungan dengan materi Sejarah Indonesia Kontemporer di sekolah/madrasah ditempat Bapak/Ibu bertugas? - DAFTAR PUSTAKA Asshiddiqie,Jimly. 2005. Format Kelembagaan Negara Dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945. Yogyakarta: UII Press Budiardjo,Miriam.1996. Demokrasi di Indonesia Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Pancasila. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Crouch,Harold. 1999. Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Dydo,Todiruan 1989. Pergolakan Politik Tentara Sebelum dan Sesudah G 30 S/PKI. Jakarta:PT Golden Terayon Press. Feith,Herbert. 1995. Soekarno-Militer dalam Demokrasi Terpimpin. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Joeniarto.1996. Sejarah Ketatanegaraan Rebublik Indonesai. Jakarta: Bumi Aksara Sejarah SMA/SMK K - 1 279 Kartodirjo, Sartono.1993. Pengantar Sejarah indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme Jilid2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Mahfud MD, Mohammad .2000. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Mahfud MD, Mohammad .1998. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: LP3ES. Muhaimin, Yahya A. 2002. Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia 1945-1966. Yogyakarta:Gadjah Mada Press Mahkamah Konstitusi .2007. Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi.Jakarta: Sekretaris Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Nasution, Adnan Buyung. 2001. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesai Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1959. Jakarta: Gratifi Notosusanto, Nugroho. 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka Ricklefs,M.C 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press Suharizal dan Arifin,Firdaus. 2007. Refleksi Reformasi Konstitusi 19982002(Beberapa Gagasan Menuju Amandemen Kelima UUD 1945). Bandung: PT Citra Aditya Bakti Santoso,Priyo Budi. 1995. Birokrasi Pemerintah Orde Baru, Perspektif Kulturaldan Struktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Syahuri, Taufiqurrohman.2004.Hukum Konstitusi Proses dan Prosedur Perubahan UUD di Indonesia 1945-2002. Jakarta: Ghalia Indonesia Suryohadiprojo, Sayidiman.1996. Kepemimpinan ABRI dalam Sejarah dan Perjuangannya. Jakarta: Penerbit Intermasa Sejarah SMA/SMK K - 1 280 KEGIATAN PEMBELAJARAN 13 SEJARAH EROPA MODERN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta diklat dapat menganalisis peristiwa penting di dunia di era modern. Dalam peristiwa penting ini terkait dengan masalah Revolusi Industri di Inggris serta Revolusi Perancis dan pengaruhnya bagi dunia. Selanjutnya materi akan dilanjutkan dengan peristiwa Perang Dunia I dan Perang Dunia II, yang juga dikaitkan dengan latar belakang , proses Perang Dunia I dan II dan pengaruhnya bagi dunia serta Indonesia. B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan latar belakang dan proses Revolusi Industri dengan baik 2. Menganalisis dampak Revolusi Industri dengan baik 3. Menjelaskan latar belakang dan proses Revolusi Perancis dengan baik 4. Menganalisis dampak Revolusi Perancis dengan baik 5. Menjelaskan latar belakang dan proses Perang Dunia I dengan baik 6. Menganalisis dampak Perang Dunia I dengan baik 7. Menjelaskan latar belakang dan proses Perang Dunia II dengan baik 8. Menganalisis dampak Perang Dunia II dengan baik C. URAIAN MATERI A. Revolusi Industri 1. Latar Belakang dan Pengertiannya Ada beberapa latar belakang terjadinya revolusi industri di Inggris, karena negara itu memiliki persyaratan yang dibutuhkan, yaitu adanya modal, tenaga kerja, teknik, sumber bahan, transportasi, dan pasaran. Untuk mengadakan industrialisasi yang intensif diperlukan modal yang banyak agar dapat mem-bangun pabrik-pabrik dan mesin-mesin, membayar pekerja, dan membeli bahan mentah. Inggris pada abad ke-18 telah memiliki cukup modal yang diperoleh dari perdagangan yang berhasil dalam abad ke-17 dan ke-18, dan dari pertanian yang menggunakan penemuan-penemuan ilmiah. Sejarah SMA/SMK K - 1 281 Tenaga kerja untuk industri Inggris dalam abad ke-19 berasal dari berbagai daerah. Pada waktu itu jumlah penduduk Inggris berkembang pesat. Walaupun banyak orang Inggris beremigrasi, namun jumlah penduduk dalam abad ke-19 bagian pertama dua kali lipat jumlah pada abad sebelumnya. Tenaga kerja dari Irlandia masuk ke Inggris dan yang terpenting adalah tenaga kerja yang berasal dari pedesaan yang di tempat asalnya mereka itu tidak ada lapangan kerja berupaya mencari kerja di kota-kota industri. Inggris pada akhir abad ke-18 dan abad ke-19 awal mengalami kemajuan dalam bidang teknik, mempercepat mesin-mesin untuk kepentingan industri besar. Banyak penemuan baru diperoleh dalam industri tekstil. John Kay pada 1733 menemukan kumparan terbang, sehingga penemuan dapat dipercepat jalannya; pada 1768 Arkwreight menemukan alat pintal, yang dijalankan dengan tenaga air; pada 1779 Samuel Crompton menemukan bagan pintal, yang memungkinkan orang memintal benang kapas dengan halus; pada 1785 E. Cartwright menemukan mesin tenun; Thomas Bell menemukan cap silinder dan bahan kimia untuk pewarna. Industri tekstil di Inggris maju pesat, dengan menggunakan alat-alat baru dan dengan tenaga air dan uap. Pada 1835 terdapat hampir 106.000 mesin tenun Inggris. Mula-mula alat-alat tersebut dibuat dari bahan kayu, kemudian diganti dengan besi. Peleburan besi yang mula-mula menggunakan arang kayu kemudian dilakukan dengan batubara. Permintaan batubara dan besi yang selalu meningkat, merangsang diadakannya modernisasi pertambangan. Dibuat pompa-pompa untuk mempermudah membangun dengan menggunakan pompa mesin uap. Pada abad ke-19 hasil besi meningkat pesat yang digunakan untuk membuat mesin-mesin baru, jembatan, kapal. Pada 1802 Sumington menemu-kan kapal api yang diberi nama “Charlote Dundas” dan diujicoba di terusan Firth of Clyde di Scotlandia; pada 1807 Robert Fulton menemukan kapal api yang diberi nama Clermot dicoba di sungai Hudson, dan pada 1814 George Stephenson menemukan lokomotif mengakibatkan kemajuan dalam bidang transportasi. Sejarah SMA/SMK K - 1 282 Inggris mempunyai cukup sumber untuk keperluan industrialisasi. Tenaga air, besi, dan batubara semuanya ada di Inggris. Inggris juga mempunyai daerah cukup pemasaran hasil industrinya. Scotland telah dipersatukan berdasarkan Act of Union pada 1707, kemudian Irlandia dipersatukan dengan Inggris pada 1800, sehingga daerah pemasarannya lebih luas. Pedagang-pedagang Inggris sejak abad ke-18 telah membuka hubungan dagang di seluruh Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan Asia Timur. Pada awal abad ke-19 barang-barang buatan Inggris tersebar ke seluruh dunia. 2. Arti dan Ciri-ciri Revolusi Industri Pergeseran penggunaan dari kerja tangan manusia (hand work) ke penggunaan kerja mesin (mechine work) memberikan corak baru dalam revolusi industri. Demikian pula pergeseran dari sistem tradisional (domestic system), yakni pembuatan hasil-hasil produksi di dalam rumah ke sistem pabrik (factory system) memberikan keluasan, peningkatan gerak dari hasil-hasil produksi. a. Industri Textil Revolusi industri bermula dalam industri tekstil. Pada abad ke-17 kapas mulai digunakan secara meluas di Inggris. Dalam industri kapas baru secara bertahap mengembangkan cara-cara menghasilkan kapas. Pada awal 1733 John Kay memperkenalkan kumparan terbang (flying shutle), suatu penemuan mempercepat penenunan kain. Kumparan terbang adalah salah satu bagian dari alat tenun. Sekitar tiga puluh lima tahun kemudian peng-gunaan kumparan terbang meluas di pabrik-pabrik. Sekitar 1767 James Hargreaves membuat suatu alat memintal yang dapat memintal delapan benang pada suatu saat yang sama. James Hargraves menyebut pintalnya ini “mesin pintal jenny” sebagai penghormatan terhadap almarhum istrinya. Dua tahun kemudian Richard Arkwright melengkapinya dengan sebuah mesin yang ia sebut “kerangka air” (water frame), karena kekuatan air dipergunakan sebagai energi. Penggunaan mesin pintal “Jenny” dan “kerangka air” tersebut tersebar di industri-industri rumah, tetapi kemudian dikembangkan di pabrik-pabrik. Penemuan James Hargreaves – “Jenny” dan Richard Sejarah SMA/SMK K - 1 283 Arkwright – rangka air (water frame) disempurnakan oleh Samuel Crompton dalam bagal putaran (spinning bule). Penemuan mesin-mesin baru dalam pabrik-pabrik memungkinkan meningkatnya hasil-hasil dalam jumlah besar benang kapas, tetapi perkembangan dalam tenunan tidak membawa lengkap dengan perkembangan pembuatan barang. Edmind Cartwright menemukan mesin-mesin tenun baru. Pada 1785 E. Cartwright menyempurnakan kekuatan peralatan tenun. Pada mulanya para penenun ragu-ragu menggunakan alat penemuan E. Cartwrigh, tetapi kemudian alat-alat tersebut dipergunakan di pabrik-pabrik. b. Batubara dan Baja Menjadi Bahan Bakar Industri Sampai pada saat revolusi industri, di Inggris masih menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Dengan penggunaan mesin-mesin baru, konsumsi kayu yang makin besar dihasilkan oleh pulau-pulau penghasil kayu menjadi menipis. Dalam waktu yang singkat pabrik-pabrik mengganti bahan bakarnya dengan penggunaan batubara. Permintaan besi dalam jumlah lebih besar dibutuhkan untuk membuat mesin-mesin baru. Pada 1856 Henry Bessemer menemukan suatu proses perubahan pemurnian besi dan membuatnya lebih keras. Peningkatan pemurnian besi ini dikenal sebagai baja untuk membuat alatalat lebih cermat. Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 bahan-bahan metal seperti mangan dicampur dengan baja membuat semacam campuran lebih kuat. Cara-cara produksi secara besar-besar berkembang pesat. Seperti di Perancis, Jerman, dan Inggris pendirian pabrik-pabrik mobil berkembang, walaupun perkembangan pabrik semacam itu lebih berkembang di Amerika Serikat. Pada 1839 Charles Goodyear telah menemukan bagaimana meng-vulkanisir karet untuk menjadi lebih keras. Ban dari karet makin mantap dan populer. Karet juga dipergunakan dengan cara-cara berbagai macam di dalam industri. Akibat perkembangan revolusi yang pesat itu, Inggris mengalami kekurangan bahan baku. Di sisi lain, dengan berdirnya pabrik-pabrik meningkatkan terjadinya over produksi. Jumlah produksi tekstil tidak dapat diserap oleh pasar dalam negeri. Oleh krn itu diperlukan daerah pemasaran baru yaitu tanah jajahan. Kebutuhan terhadap bahan baku Sejarah SMA/SMK K - 1 284 dan bahan pemasaran bagi hasil industri itulah yang mendorong imperialisme modern. B. Revolusi Perancis 1. Latar Belakang Revolusi Perancis a. Pengaruh Retionalisme Aufklarung dan Romantik Para “philosephes” Perancis pada abad ke-19 pada hakikatnya tidak hanya mengkaji filsafat, tetapi juga mengarahkan pandangannya kepada berbagai purba sangka yang ada pada manusia dan kepada lembaga-lembaga sosial pada zaman mereka dengan menggunakan ketazaman akal budinya. Hal ini mereka lakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kecaman langsung, dilakukan dengan diam-diam, dalam sindiran dalam karangan sejahtera atau drama, sebagian dengan tinjauan dan renungan tentang bentuk pemerintahan yang menjadi citacita atau konsep mereka. Denis Diderot (1713-1784) dan J. d‟Alembert (1717-1784), mencipta-kan Encyclopedia bagi Perancis yang memuat berbgai pengetahuan tentang hidup dan kehidupan manusia yang diuraikan secara tajam berdasarkan akal budi yang sehat hingga sering dianggap merupakan kritik-kritik yang pedas terhadap dogma-dogma yang kolot. Dalam buah renungannya L‟Esprit des Lois (Jiwa UndangUndang) C.S.B. Montesquieu (1689-1755) mengemukakan teori Trias Politica. Dalam buku tersebut dibahas bahwa ketiga kekuasaan yakni legislatif, eksekutif, dan judikatif hendaknya dipisahkan. Pemisahan kekuasaan sangat perlu, sebab dengan cara demikian raja tidak dapat berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Sebagai contoh, dikemukakan bahwa lembaga letter de chacet (“jajahan raja”) sangat berbahaya karena surat yang ditanda tangani raja telah mampu untuk menjerumuskan seseorang ke dalam penjara Bastille. Orang-orang yang tidak disukai raja atau oleh salah satu anak emas raja dengan cara demikian mudah dilenyapkan. Banyak penulis yang dimasukkan dalam penjara itu, karena mengemukakan secara terang-terangan menentang politik raja, seperti Francois Marie Arouret, yang lebih terkenal dengan Voltaire, dan Beaumarchais. Sejarah SMA/SMK K - 1 285 Voltaire (1694-1778) yang dianggap sebagai salah seorang “pendekar kebebasan dan kemerdekaan” mengadakan sindiran dan kritikkritik pedas dalam bidang pemerintahan. Ketiga kekuasaan tersebut di atas dalam tangan raja. Raja memilih dan mengangkat para menteri yang pada hakikatnya hanya merupakan kaki tangannya saja. Para menteri bertanggung jawab kepada raja, tidak kepada badan perawakilan rakyat, seperti dalam negara demokrasi. Sebelum raja berhasil memusatkan segala kekuasaan pada dirinya, Perancis mengenal tiga pemisahan kelas secara ketat. Penduduk dibagi dalam tiga kelas (estates of classes) atau tingkat dalam hidup, yakni kaum bangsawan, kaum agama yang mempunyai hak-hak istimewa, dan golongan paura atau golongan ketiga. Wakil-wakil golongan tersebut duduk dalam dewan propinsi dan Etats Generaux. Tiap-tiap golongan mempunyai satu suara. Tetapi sejak 1614 raja tidak menganggap perlu menyuruh Etats Generaux bersidang. Kaum atau golongan bangsawan dan golongan agama tidak begitu gigih memprotes. Kaum bangsawan, yang sebagian berasal dari bangsawan abad pertengahan dan yang sebagian dilantik menjadi kaum bangsawan dari golongan paura yang kaya mendapat jabatan-jabatan yang penting, baik sipil, militer, maupun jadi pemborong pajak. Sedang kaum agama, hampir sepertiga dari tanah Perancis ada dalam kekuasaan mereka. Karena para biskop dilantik oleh raja, maka mereka pun menjadi alat kekuasaan raja dan demi kepentingannya agama bersikap konservatif sebab itu walaupun Voltaire bukan termasuk golongan anti agama tetapi selalu menyerang dengan tajam terhadap gereja yang dianggap sebagai alat kekuasaan raja. Tulisan Voltaire antara lain tertuang dalam Letres Philophiques. Pangkat rendah dalam dunia kependetaan biasanya diduduki oleh golongan paura, tetapi pangkat itu tidak memberikan pengaruh politik kepada mereka. Pada hakikatnya golongan puara itu makin menjadi pencipta kemakmuran dan kebudayaan Perancis. Banyak orang Perancis tidak puas dengan aturan pajak yang hanya dikenakan kepada kaum tani dan golongan paura saja karena kaum bangsawan dan agama bebas dari pajak. Walaupun demikian kedua golongan pembayar pajak itu tidak ikut Sejarah SMA/SMK K - 1 286 serta membicarakan untuk apa dipergunakan uang yang masuk ke dalam kas pemerintah. Uang itu sering dipakai untuk tujuan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Istana menghambur-hamburkan uang dengan menempuh kemewahan yang melampauai batas, diberikan kepada orang-orang kesayangan istana yang menduduki jabatan semu. Dalam keadaan semacam itu Jean Jacques Rousseau (1712-1778) dalam bukunya yang terkenal Du Contract Social mengutarakan bahwa kekuasaan orang yang memerintah pada hakikatnya berdasarkan suatu “perjanjian” (contract) dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Rakyat menyerahkan kedaulatan itu kepada raja. Jadi merupakan suatu “perjanjian” yang mengikat raja dengan kewajiban-kewajiban. Perjanji-an itu dianggap batal apabila rakyat tidak puas. Paham ini ternyata dapat memuaskan rasa keadilan golongan paura. b. Pengaruh Revolusi Amerika Suatu unsur yang revolusioner untuk seluruh dunia ialah perumusan kesamaan hak azasi politis untuk semua warga negara tanpa memandang berdasarkan suku bangsa, agama, atau tingkat sosial.Dalam Decleration of Independence disebutkan bahwa manusia itu dilahirkan sama dan memiliki hak-hak azasi itu dan mendapat kekuasaannya itu berhak menggantikan suatu pemerintahan yang melanggar azas ini dengan pemerintahan yang lain lebih sesuai dengan kehendak rakyat.Jelas bahwa ide tentang kedaulatan rakyat dan kesamaan hak-hak azasi manusia merupakan dampak daripada alam pikiran masa Aufklarung di Eropa. Tiadalah mengherankan apabila ide tersebut, terutama di Perancis diterima dengan gembira. c. Kegelisahan Ketidakpuasan Terhadap Regime Kuno Perancis Golongan ketiga yang membayar pajak adalah semua orang yang tidak termasuk golongan pertama dan kedua. Unsur yang paling kuat dalam golongan ketiga ini adalah kaum borjouis, yaitu pedagang, bankir, pengusaha, pemilik industri, dan golongan profesi yang tinggal di kotakota besar dan kecil. Sejak akhir abad pertengahan industri, perdagangan, di Perancis berkembang sangat pesat, seperti yang berlaku di negara-negara lain di Eropa. Bersamaan dengan perkembangan itu bertambah kaya. Sejarah SMA/SMK K - 1 287 Golongan borjuis ini sejak abad ke-16 telah berkembang kemakmuran-nya dan memperhatikan pendidikan. Oleh sebab itu, sebagian besar philosophes berasal dari golongan ini. Mereka adalah orang-orang cerdik pandai, kaya dan pembayar pajak terbanyak, akan tetapi mereka tidak memiliki kedudukan sosial yang tinggi, tidak ikut dalam pemerintahan dan tidak memiliki hak-hak istimewa. Mereka sangat membenci golongan agama dan bangsawan. Golongan petani lebih tidak puas lagi. Keadaannya tidak jauh berbeda dari zaman Abad Pertengahan. Pembayaran pajak tanah, pajak minuman keras, dan kewajiban kerja paksa untuk raja tanpa upah merupakan beban yang tidak adil. d. Pemerintahan Louis XVI yang Lemah Sebenarnya Louis XVI adalah orang yang penting tetapi ia bodoh dan tidak tahu mengembangkan mengadakan tugas yang keadaan di harus diembannya. Ia seharusnya Perancis, tetapi ia tidak mampu pembaharuan-pembaharuan yang dikehendaki oleh golongan-golongan yang bekerja sama dengan raja. Di samping itu ia percaya akan keagungan raja. Louis XVI menikah dengan Marie Antoinette, gadis cantik putri Maria Theresia dari Austria. Perkawinannya adalah suatu perkawinan politik, untuk menjalin hubungan baik antara pemerintahan Perancis dan Austria, tetapi dilain pihak perkawinan tersebut tidak disenangi oleh rakyat Perancis. Di samping itu, Maria Antoinette adalah permaisuri yang sangat boros. Ia tidak memikirkan kepentingan orang lain, tetapi hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan kawan-kawannya yang disenangi. Ia tidak memikirkan keadaan Perancis yang pada saat itu sedang kalut. Karena ia hidup memboroskan keuangan negara, hidup berfoya-foya untuk memenuhi keinginannya lazim ia dikenal dengan Madame Deficit, sebab banyak mengurangi kas negara. e. Masalah Keuangan Negara Masalah yang sangat mendesak yang harus diselesaikan oleh Louis XVI adalah masalah keuangan negara. Louis berupaya mengangkat seseorang yang lebih dipercaya untuk dapat menanggulangi keadaan keuangan Perancis, mengharapkan setiap pengangkatan orang- Sejarah SMA/SMK K - 1 288 orang yang baru dapat mengadakan pembaharuan keajaiban perimbangan keuangan tanpa menurunkan pajak-pajak baru. Tetapi orang yang diangkat mengetahui bahwa pemborosan itu bersumber dari istana kerajaan, di mana banyak uang dihambur-hamburkan. Masalah kemerosotan keuangan negara berhubungan dengan kehidupan permaisuri. f. Dewan Perwakilan (Etats-Generaux) Mengambil Alih Pemerintahan Perancis Di dalam sidang Dewan Perwakilan, golongan ketiga menuntut agar pemungutan suara dilakukan kepala demi kepala. Pada waktu itu golongan pertama diwakili 300 orang, golongan kedua 300 orang, dan golongan ketiga 600 orang. Jika pemungutan suara dilakukan berdasarkan per golongan, pasti akan menghasilkan kemenangan golongan pertama yang bergabung dengan golongan kedua. Jika dilakukan per kepala, golongan ketiga mengharapkan orang-orang dari dua golongan lainnya yang memihak golongan ketiga. Kemudian sidang berubah menjadi Konstituante (Constituante), bertugas membuat Undang-Undang Dasar bagi Perancis. Sementara itu rakyat Paris mulai bergerak menyerang penjara Bastille (14 Juli 1789), sebagai lambang kekuasaan absolutisme, untuk membebaskan orangorang yang ditahan di penjara itu. Kaum tani di luar kota Paris menyerbu istana-istana milik bangsawan. Akibatnya, banyak golongan bangsawan melarikan diri ke luar negeri. Konstituante terus bekerja, menghapuskan segala hak feodal dan membuat Undang-Undang Dasar bagi Perancis. Sebaliknya kejadian tahun 1789 itu merupakan babak pertama dalam revolusi itu. 2. Arti dan Ciri-ciri Revolusi Perancis Pada tanggal 17 Juni 1789 wakil-wakil golongan ketiga memproklamasi-kan Etats Generaux (Dewan Perwakilan) sebagai Dewan Nasional (Assemble Nationale). Tindakan semacam ini mengandung arti yang sangat penting, karena Dewan Perwakilan merupakan sidang golongan-golongan dijelmakan menjadi Dewan Nasional yang merupakan wahana sidang rakyat Perancis menghapus-kan pengertian golongan. Pengisian suatu masyarakat demokratis telah tampak. Sejarah SMA/SMK K - 1 289 Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Paris menyerbu penjara Bastille, suatu bangunan yang kuat dan megah, lambang monarchie absolut. Di samping merupakan penjara Bastille juga merupakan gudang senjata. Serbuan rakyat Paris ke Bastille berhasil baik ketika kesatuan-kesatuan tentara raja yang berada di Paris banyak yang memihak dan membantu rakyat. Bastille dapat dikuasai rakyat pada 14 Juli 1789 dan pada hari tersebut dianggap sebagai “permulaan revolusi” dan kemudian diresmikan sebagai “Hari Nasional Perancis”. Bendera Bourbon (raja) diganti dengan bendera nasional – biru, putih, merah – dan tentara nasional dibentuk. Pada tanggal 20 Juli 1789 Dewan Nasional bersidang. Dalam hasil sidang ini antara lain mereka beritikad bahwa mereka tidak akan bubar sebelum Perancis memiliki Undang-Undang Dasar. Mereka sekarang menamakan dirinya Assemblee Nationale Constituante, disingkat Constituante. Para bangsawan dan kaum agama mulai menggabungkan diri dengan golongan ketiga. Ada usaha-usaha dari pihak raja untuk membubarkan Constituante tetapi gagal. Sejak itu kekuasaan raja dan para bangsawan, kaum agama beralih ke tangan rakyat. Pemimpin-pemimpin rakyat yang terkenal dalam Konstituante antara lain: Merabeau, Lafayette, dan Sieyes. Perubahan, penghapusan sistem rezim kuno (ancien regime) dan upaya penyusunan sistem pemerintahan baru dilakukan melalui Konstituante. Upaya-upaya itu meliputi: a. Penghapusan sistem rezim kuno dilakukan dengan tegas. Semua hak istimewa, sebutan bangsawan dihapuskan. Gilde dihapuskan dan diganti menjadi perdagangan bebas. Kaum agama dijadikan pegawai negara biasa dan milik gereja disita. b. Penyusunan Pemerintahan Baru Dasar pemerintahan baru adalah “Pernyataan Hak-hak Azasi Manusia dan Warga Negara” (Declaration de droits de I’hpmme et du citoyen), yang diumumkan pada 27 Agustus 1789. Pada 14 Juli 1790 Undang-Undang Dasar (UUD) Perancis disyahkan. Sistem kerajaan dalam UUD ini tidak dihapuskan dan negara dalam Sejarah SMA/SMK K - 1 bentuk kerajaan konstitusional (Constitutionele 290 Monarchie). Raja memiliki hak veto yang dapat menunda keputusan tetapi tidak dapat membatalkan. Setelah UUD tersusun pada 1791 Konstituante bubar, dan diganti oleh pemerintahan Dewan Legislatif (The Legislative Assembly) pada 1791-1792. Dewan Legislatif memerintah Perancis dengan mendasarkan diri pada UUD 1791. Anggota-anggota Dewan Legislatif meliputi beberapa golongan, misalnya: 1) Fuillants, ialah golongan liberal kanan. 2) Gironde; disebut demikian karena anggota-anggotanya yang pandai bicara datang dari daerah Gironde; umumnya terdiri atas kaum borjuis dan berhaluan kiri. 3) Montagne, adalah golongan dari rakyat jelata, yang terdiri atas: (a) golongan Jacobin; dinamakan demikian karena mereka sering bersidang biaya St. Jacob; (b) golongan Cordelier, ialah golongan berhaluan kiri. Tidak lama setelah terbentuknya Dewan Legislatif timbul perselisihan antara Dewan itu dengan raja Louis XVI yang menggunakan hak veto, ketika Dewan itu membuat undang-undang untuk menundukkan bangsawan dan pendeta yang tetap menentang. Austria dan Prusia bersatu untuk menyerbu Perancis dengan hukuman sekeras-kerasnya jika rakyat Perancis berani mengganggu raja Louis XVI dan keluarganya. Perang ini, yang lazim disebut perang Koalisi I (1792), meyakinkan rakyat Perancis, bahwa raja Louis XVI mempunyai hubungan rahasia dengan negara-negara luar dan dianggap merupakan pengkhianatan terhadap revolusi, Louis XVI dengan keluarganya ditangkap untuk diadili lebih lanjut. Kaum borjuis yang hingga saat itu mempunyai peranan penting dalam revolusi, mulai bergeser peranannya dan peranan rakyat jelata lebih terasa. Tentara Perancis yang semangatnya revolusioner dapat mengalahkan tentara Prusia di Valmy. Sejak kemenangan di Valmy ini kaum revolusi Perancis tidak lagi bersifat mempertahankan diri terhadap luar negeri, tetapi sebaliknya mereka mulai menyerang luar negeri. Mereka menyerbu Austria, Prusia, dan Italia. Mereka mengumumkan perang kepada Inggris, Belanda, dan Spanyol. Mereka menyanggupi Sejarah SMA/SMK K - 1 291 bantuan Perancis kepada seluruh rakyat Eropa yang ingin menghancurkan pemerintahan yang kolot. Revolusi Perancis yang mula-mula berhaluan liberal, sejak peristiwa diturunkannya raja dari tahta, bergeser sifat menjadi revolusi kerakyatan. Dewan Legislatif akan mengadakan pemilihan baru dan berdasarkan pemilihan umum, agar seluruh rakyat dapat memilih. Pemerintahan akan dipegang oleh badan baru yang akan dipilih dan disebut Conventio National (1792-1795). Pada masa pemerintahan Dewan Legislatif pada hakikatnya merupakan perebutan kekuasaan antara kaum borjuis dan rakyat jelata. Rakyat jelata yang lazim disebut commune, adalah rakyat dari kota praja (commune), karena rakyat Paris lah yang merupakan pelopor dan pusat revolusi. Dengan adanya Convention National merupakan bentuk kemenangan rakyat jelata terhadap kaum borjuis. Convention National berkumpul pada 21 September 1792. Tugas pertama-tama yang dilaksanakan adalah menghapuskan bentuk pemerintahan kerajaan dan mengganti dengan bentuk pemerintahan republik. Louis XVI diturunkan dari tahta dan ditetapkan sebagai pengkhianat. Akhirnya raja ini dihukum mati di bawah pisau pemotong kepala (guillotine). Pembunuhan besar-besaran dilanjutkan terhadap para bangsawan, seperti ratu Maria Antoinette. Pembunuhan terhadap bangsawan itu oleh banyak negara di Eropa lainnya dianggap tindakan yang membahayakan keamanan dunia. Keadaan di negara Perancis yang kalut itu disertai dengan datangnya musuh dari luar yang mengancam Perancis. Di dalam negeri pemberontakan timbul di mana-mana. Keadaan ekonomi kacau, nilai uang merosot karena inflasi merajalela. Di kota-kota timbul kekurangan bahan makanan, karena para petani hanya mau menjual bahan makanan kalau dibeli dengan uang logam. Keadaan yang kacau ini dipergunakan oleh golongan Montagne untuk bertindak tegas dan radikal demi keselamatan negara. Akhirnya pemerintahanMontagne yang dipimpin oleh Roberspierre disebut “pemerintahan teror” (1792-1795). Tindakan tegas pemerintahan Montagne yang disesuaikan dengan keadaan negara Sejarah SMA/SMK K - 1 292 terbukti berhasil. Musuh dari luar dapat dihalau dari tanah Perancis, musuh dari dalam negeri dapat ditindas. Inflasi dapat ditahan dan keadaan ekonomi dapat dipulihkan kembali. Perancis diselamatkan dari bahaya keruntuhan yang mengancamnya. Pemerintahan Montagne dari Roberspierre ini merupakan pemerintahan “teror”, tetapi dipandang dari sudut politis, maka pemerintahan Roberspierre dapat menyelamatkan negara dan revolusi Perancis. Orang-orang Perancis mengangkat revolusi Perancis dengan slogan mereka “kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan” (liberty, equality, dan fraternity). Bagi mereka “kemerdekaan” berarti peningkatan hak-hak perse-orangan yang antara lain meliputi hak milik pribadi, bekerja apa yang ingin mereka kerjakan, bebas beribadat, bebas menulis dan berbicara. “Persama-an” berarti penghapusan terhadap semua unsur-unsur feodalisme dan perbudakan serta pengakuan persamaan hak atas hukum bagi semua rakyat. “Persaudaraan” berarti kekeluargaan bagi semua orang perancis, yang tercermin pada jiwa nasionalisme yang dikembangkan di Perancis. Nama Roberspierre menjadi gilang-gemilang dalam mata rakyat, tetapi setelah keadaan pulih kembali menjadi normal, golongan Gironde muncul kembali. Mereka bersekutu dengan temanteman Roberspierre, yang iri hati terhadap kedudukan Roberspierre yang tinggi itu. Mereka berhasil menggulingkan Roberpierre dan menghukumnya mati di panggung guillotine. Inilah yang dikenal dengan “Pemberontakan Thermidor” (1794). Golongan Gironde yang menang terhadap kekuasaan golongan Montagne membubarkan Convention National dengan membangun pemerintahan Direktorat (Directoire): 1795-1799. Ketika kekuasaan dipegang oleh Directoire yang merupakan sebuah badan pemerintahan yang ber-anggotakan lima orang. Pada waktu itu Perancis tetap terancam musuh dari luar dan Perancis dapat menghalaukan bahaya ancaman itu berkat keberanian-keberanian pemuda-pemuda Perancis yang disebut “yang bercelana tidak Sejarah SMA/SMK K - 1 293 berlutut” (sansculottnes) yang dapat mematahkan perlawanan musuh. Pada 1795 Belanda, Spanyol, dan Prusia menghentikan perang. Hanya Austria dan Inggris yang masih merupakan musuh. Rakyat Perancis mengalami kemunduran ekonomi dan Directoire tidak cakap memberantas kekacauan dalam negeri, timbullah kemungkinankemungkinan bangkitnya seorang diktator sebagai pemimpin. Pemerintahan Directoire (1795-1799), merupakan pemerintahan yang lemah dan sejak awal tidak begitu populer, tidak berwibawa, korup dan tidak dipercaya oleh rakyat. Pemerintah Directoire tidak menyelesaikan per-masalahan-permasalahan pengangguran di Perancis secara signifikan dan demikian juga rakyat tidak begitu bersimpati pada pemerintahan ini. Hanya dalam bidang kemiliteran mereka mencapai kemenangan-kemenangan yang besar, tetapi ini lebih merupakan jasa dari Napoleon Bonaparte. Nama Napoleon Bonaparte menjadi gilang-gemilang. Pemerintah Directoire yang segan bekerja sama dengan rakyat jelata (Montagne) lebih suka bekerja sama dengan kaum militer karena yang mempunyai kekuatan yang nyata. Bagian Napoleon Bonaparte pengambilalihan kekuasaan hanya tinggal waktu saja. Dan ini dijalankan ketika ia kembali dari Mesir pada tahun 1799. Dengan kekerasan senjata Directoire dibubarkan. Rakyat yang mengutuki absolutisme pada 1789, memuja absolutisme pada tahun 1799. 3. Pengaruh Revolusi Perancis Revolusi Perancis mempunyai pengaruh tidak hanya bagi negara Perancis, tetapi juga pada negara-negara di luar Perancis, baik di Eropa maupun di luar Eropa. Pengaruh-pengaruh tersebut secara sederhana dapat dilihat dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. a. Pengaruh Revolusi Perancis di Negara Perancis 1) Pengaruh di Bidang Politik a) Undang-undang merupakan landasan juridis konstitusional tertinggi. Pemerintahan atas landasan hukum (a rule by law). UUD diciptakan untuk menjadi landasan hukum tertinggi. b) Tumbuhnya pengertian republik. Sejarah SMA/SMK K - 1 294 Pada tahap awal revolusi Perancis bersifat “liberal” (17891792: Konstituante, Dewan Legislatif), kemudian bersifat “radikal” (1792-1795: Convention National). Pada masa liberal pemerintahan (constitutionelle berbentuk kerajaan monarchie), konstitusional di masa radikal berbentuk republik. c) Tumbuhnya demokrasi modern Sebagai akibat dari tumbuhnya pengakuan tentang hak-hak azasi manusia, terutama kebebasan dan persamaan hak dari setiap manusia. Kedaulatan berada di tangan rakyat, paham demokrasi ini yang hendak diterapkan oleh revolusi Perancis. Penerapan paham demokrasi itu mengalami pasang dan surut, tetapi kemudian tidak pernah padam lagi serta baru sesudah 1871 menjadi kenyataan di Perancis. d) Berkembangnya faham nasionalisme Ungkapan semboyan: kemerdekaan (liberty), persamaan (equality) dan persaudaraan (fraternity) dari revolusi Perancis mencerminkan kemauan bangsa Perancis bersatu. Dahulu hanya raja mewakili bangsa (L’Etat e’est moi), kata Louis XVI. Tetapi kemudian pada masa awal revolusi peranan golongangolongan yang tumbuh berkembang di Perancis memberi isi tertentu. Bangsa tidak hanya memiliki oleh raja, kaum bangsawan, dan agama saja tetapi malah peranan golongan borjuis dan rakyat jelata memberi corak tertentu. e) Tumbuhnya ide tentang aksi revolusioner Pemerintahan kuno (ancien regime) yang mempunyai tradisi yang ketat dapat dihapuskan melalui aksi revolusioner. Hasil yang mengagumkan dari aksi revolusioner itu menyadarkan banyak orang bahwa kedaulatan itu adalah milik orang banyak, milik semua warga negara atau dapat dikatakan milik rakyat. Dari aksi revolusioner ini meyakinkan rakyat bahwa rakyat memiliki disatupadukan kekuatan dicetuskan yang melalui sewaktu-waktu dapat aksi untuk tersebut mencapai kehendak rakyat. Sejarah SMA/SMK K - 1 295 2) Pengaruh di bidang Ekonomi a) Pemilihan tanah yang lebih merata Tanah-tanah milik gereja, dan milik bangsawan yang melarikan diri ke luar negeri, dijual oleh pemerintah dalam revolusi Perancis dengan harga murah kepada para petani. Para petani tersebut tidak lagi merupakan penyewa-penyewa tanah tetapi menjadi pemilik-pemilik tanah. Undang-undang dan aturan-aturan yang mengatur pertanian, perdagangan, hak milik, pengakuan hak perlindungan atau jiwa manusia dipakai dan malah banyak ditiru oleh negara-negara Eropa lainnya. b) Penghapusan sistem feodal dan gilde Penghapusan akan hak-hak istimewa, penghapusan sistem pajak pemerintahan kuno, dan penghapusan gilde memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan pertanian dan perdagangan. Dengan dihapuskannya hak waris tentang tanah, sehingga tanah dibagi-bagi menjadi tanahtanah yang agak kecil pertanian menjadi lebih maju. Untuk memajukan pertanian banyak rawa-rawa dikeringkan dan untuk mengatur dan mempengaruhi perjalanan air diadakan penanaman baru dibekas hutan-hutan. c) Tumbuhnya industri-industri besar Perdagangan bebas dan peranan golongan borjuis mendorong timbul-nya industri. Pembatasan import barang-barang industri dari luar negara Perancis, perbaikan jalan atau transport yang lebih kompleks memberikan peluang berkembangnya industriindustri besar dari Perancis. 3) Pengaruh di bidang Sosial a) Perjuangan hak azasi manusia Perjuangan demi hak-hak manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam revolusi itu kaum borjuis tidak mengemukakan tuntutan akan menggantikan kedudukan kaum bangsawan dan kaum agama, melainkan mereka Sejarah SMA/SMK K - 1 296 berjuang demi hak-hak manusia dan hak-hak paura. Di lain pihak, berkembang pula golongan rakyat jelata, yang terdiri atas kaum petani-petani kecil dan terutama kaum buruh. Perkembangan liberalisme, kapitalisme mengembangkan pula per-juangan dan pengembangan kaum buruh, yang jumlahnya makin meningkat. Keadaan semacam ini mempengaruhi perkembangan negara Perancis pada daerah-daerah jajahannya di luar benua Eropa. Usaha untuk memerdekakan diri bukan timbul dari golongan yang sangat terjajah, melainkan timbul dalam kalangan cerdik pandai yang dididik oleh pemerintah kolonial, untuk menduduki alat-alat pemerintahan di tanah jajahan itu. b) Struktur sosial baru Pada rezim kuno (ancien regime) dapat kita jumpai adanya golongan pertama, golongan kedua dan golongan ketiga. Revolusi Perancis menggeser struktur masyarakat itu dengan tumbuh golongan atau kaum baru seperti: kaum petani, buruh, golongan pertenganah (middenstand) dan kapitalis. Golongan pertengahan dan kapitalis banyak mempunyai tujuan dan gerak yang sama dan kemudian lebih dikenal dengan golongan borjuis (bourgeoise). Dengan berkembang-nya industri menjadi penting pula kedudukan kaum buruh. c) Pendidikan dan pengajaran lebih merata Kesempatan menikmati pendidikan dan pengajaran yang lebih maju/baik pada masa pemerintahan kuno terutama hanya terdapat pada golongan atasan saja, tetapi karena pengaruh revolusi pendidikantanggungan pemerintah. Pendidikan dan pengajaran rendah, menengah, dan tinggi disusun dan dipusatkan. Dengan demikian pendidikan dan pengajaran tidak lagi merupakan monopoli dari golongan tertentu atau atasan saja. b. Pengaruh Revolusi Perancis bagi Dunia Luar Perancis 1) Pengaruh di Bidang Politik Sejarah SMA/SMK K - 1 297 a) Perkembangan nasiolisme Setelah revolusi Perancis rasa kebangsaan ke dalam segala gerak kehidupan. Solidaritas persatuan tidak hanya berkembang di Eropa tetapi juga ke daerah-daerah jajahan di luar Eropa terutama memasuki abad XX. b) Perkembangan pemerintahan demokrasi Pemerintahan yang berdasarkan Undang-Undang Dasar dan mengacu pada pemegang kedaulatan makin terasa. Semboyan revolusi Perancisliberty, equality, dan fraternity, berkumandang ke luar Perancis. Revolusi Perancis menghapuskan bentuk negara monarkhi absolut. Kedaulatan berada di tangan rakyat. Bentuk negara dapat berupa monarkhi konstitusional atau republik. Di sisi lain pemerintahan parlementer semakin berkembang. c) Penyebaran liberalisme Banyak ide revolusi yang tertuang dalam semboyan liberty, euality, dan fraternity tersebar pula ke luar wilayah negara Perancis melalui penjelajahan yang dilakukannya dengan tentaranya yang menyerbu ke luar negara Perancis (dalam perang yang senantiasa lebiih dikenal mendirikan dengan “perang koalisi”), pemerintahan-pemerintahan yang liberal di daerah-daerah yang diduduki sehingga menanamkan ide tentang liberalisme di wilayah-wilayah tersebut. Ide liberalisme berkembang terus meskipun raja-raja di negaranegara Eropa pada umumnya sesudah Kongres Wina (1815) berusaha terus untuk menindasnya. Pertentangan antara golongan yang memperjuangkan ide tersebut dengan rajaraja, sering menimbulkan revolusi-revolusi. 2) Pengaruh di Bidang Ekonomi a) Tumbuhnya industri-industri besar Faham liberalisme mempengaruhi pula dalam bidang ekonomi. Berfaham persaingan bebas dalam bidang ekonomi menumbuhkan juga industri-industri besar di luar negara- Sejarah SMA/SMK K - 1 298 negara Perancis, terutama di negara-negara Eropa. Hubungan transportasi yang makin berkembang, dan pertumbuhan serta penemuan teknologi baru serta tumbuh dan berkembangnya kapitalisme mendorong berkembangnya industri-industri besar. b) Pergeseran pusat-pusat perdagangan Kehidupan perdagangan beralih dari daerah pantai Eropa ke daerah pedalaman. Pusat-pusat perdagangan tumbuh di berbagai tempat, termasuk di pedalaman-pedalaman. Hal ini tampak di negara-negara daratan Eropa lebih-lebih setelah adanya Sistem Kontinental (Continental Stelsel) 1806 yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte. 3) Pengaruh di Bidang Sosial Runtuhnya feodalisme Feodalisme di Eropa tumbuh dari zaman Abad Pertengahan, ketika raja sebagai pemilik dari tanah seluruhnya membagi-bagi tanahnya kepada orang-orang yang dianggapnya berjasa kepada raja sebagai pimpinan tanah (feudum). Peminjampeminjam tanah ini kemudian menjelma menjadi golongan yang berkuasa dan selalu berusaha untuk ingin mem-perbesar ruang lingkup kekuasaannya baik terhadap raja maupun rakyat. Mereka berusaha untuk mendapatkan atau membeli hak-hak istimewa. Hak-hak istimewa yang dimiliki makin berkembang dan di lain pihak rakyat jelata makin tertekan. Ketidakadilan baik di bidang politik, ekonomi, dan sosial sangat terasa. Dalam bidang sosial timbulnya strata masyarakat yang mempunyai hak-hak dan kewajiban tidak sama. Dengan adanya revolusi Perancis yang merombak dan menumbuh-kan struktur masyarakat baru atas dasar, “kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan”, runtuhlah sistem feodal tidak hanya di Perancis tetapi juga di negara-negara Eropa lainnya. Sejarah SMA/SMK K - 1 299 4) Pengaruh Revolusi Perancis bagi Indonesia Pasukan revolusioner Perancis pada tahun 1880 berhasil menguasai Amsterdam. Sesaat sebelum tentara Perancis memasuki Amsterdam, Raja William V bersama para bangsawan mengungsi ke London untuk membentuk pemerintahan pengasingan. Dari London itu Raja William V memerintahkan para pejabat di tanah jajahan untuk menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada Inggris untuk menghindari serangan Perancis. Di Amsterdam kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Louis Napoleon adik Napoleon Bonaparte. Louis Napoleon mengubah bentuk pemerintahan monarkhi menjadi republik yang disebut Republik Bataaf. Louis Napoleon juga memerintahkan para pejabat di tanah jajahan untuk menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada Perancis untuk menghindari serangan dari Inggris. Pejabat di tanah jajahan yang menyerahkan kekuasaan kepada Inggris terdapat di Padang, Ambon, dan Banda. Wilayah ini kemudian dikuasai oleh Thomas Stamford Raffles. Pejabat di tanah jajahan yang menyerahkan kekuasaan kepada Perancis terdapat di Jawa dan Ternate. Selanjutnya Jawa dan Ternate dikuasai oleh Herman Willem Daendels. Pada akhirnya Raffles berhasil mengalahkan Daendels. C. Perang Dunia I a). Prakondisi Perang Dunia I di Negara-Negara Eropa Pada umumnya suatu bangsa menginginkan hidup tenang dan damai di dunia ini. Oleh karena situasi yang damai memberi kesempatan pada manusia untuk melakukan aktivitas maupun kreativitas. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak mungkin suatu bangsa itu terhindar dari persengketaan yang melibatkan bangsa lain. Bermula dari persengketaan yang tidak terpecahkan di meja perundingan, antara bangsa satu dengan bangsa lain kemudian menyelesaikannya dengan peperangan. Perang Dunia I pada dasarnya merupakan perang saudara di Eropa antara negara-negara kolonial sebagai akibat dari Revolusi Industri. Bagaimanapun juga, kemajuan industri di Eropa menimbulkan masalah baru Sejarah SMA/SMK K - 1 300 dalam kehidupan masyarakat, baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Masing-masing negara berusaha untuk memajukan industri dalam negerinya, sehingga timbul persaingan antar negara-negara itu. Negara-negara Eropa saling berlomba membesarkan kekuasaan dan pengaruhnya di seberang lautan. Bangsa Inggris adalah penguasa di seberang lautan, karena mempunyai daerah taklukkan yang tersebar di segenap benua, sejak dari Australia kemudian Malaya dan India, Teluk Aden, Terusan Suez, Afrika Selatan melintasi Samudera Atlantik menjangkau Amerika Utara (Kanada) hingga ke daerah Kutub Utara. Jadi daerah lingkungan kekuasaan Brittania Raya meliputi tanah seluas 30.000.000 km² dengan penduduk 400.000.000 jiwa. Saingan utama Inggris di Eropa pada waktu itu ialah Jerman. Kaisar Wilhelm dari Jerman berusaha menandingi kebesaran Kerajaan Inggris Raya. Perancis dan Belanda lebih beruntung mempunyai jajahan di kawasan Asia Tenggara yang kaya raya dan Belgia mempunyai jajahan di Kongo, Afrika Tengah, suatu daerah hutan lebat yang penduduknya masih jarang, tetapi Belgia dapat mengeruk keuntungan daerah tersebut. Sebaliknya Jerman punya pulau-pulau karang di Pasifik hanya sebagai persinggahan kapal-kapal dagangnya saja, sedang jajahannya di Tlogoland dan Kamerun masih sukar diusahakan. Dengan demikian, kemajuan-kemajuan industri di Jerman tidak berbanding lurus dengan luasnya tanah jajahan. Sementara di Timur Jauh sejak awal abad ke-20 mulai masuk Jepang di kancah internasional sebagai negara modern. Di bawah kekuasaan Kaisar Meiji, bangsa Jepang menjadi negara maju. Namun dalam perkembangan selanjutnya, Jepang dengan ideologi fasis ingin sekali memiliki negara jajahan seperti negara-negara Eropa Barat. Menjelang akhir abad 19 terjadilah perang Jepang-Tiongkok, yang berakhir dengan kemenangan di pihak Jepang. Sebagai konsekuensinya, Tiongkok diminta untuk menyerahkan Manchuria kepada Jepang. Kekuasaan Jepang semakin luas, pelabuhan Port Arthur didudukinya, begitu pula semenanjung Liapotong. Tujuan pendudukan itu adalah agar Jepang bisa membendung ekspansi Rusia ke selatan. Rusia menjadi tidak suka melihat ekspansi Jepang di Manchuria dan Korea, karena Rusia masih mempunyai kepentingan di sana. Pelabuhan Wladiwostock bagi Rusia tidak mencukupi untuk kepentingan perdagangan, karena di musim dingin pelabuhan tersebut tertutup salju. Oleh karena itu, Rusia sangat ingin menguasai Laut Kuning. Maka Rusia mendesak agar perjanjian Jepang- Sejarah SMA/SMK K - 1 301 Tiongkok mengenai Manchuria diperbaharui agar memungkinkan Rusia ikut menguasai Port Arthur dan Dairen. Untuk mewujudkan maksud itu, Rusia terpaksa mendekati Inggris dan Perancis yang pada masa itu mempunyai kepentingan perdagangan di Timur Jauh. Jepang merasa khawatir jika dikeroyok negara-negara besar Eropa, sehingga terpaksa mengabulkan desakan Rusia, diberinya ijin Rusia menyewa pelabuhan Port Arthur dan daerah-daerah sekitarnya, sedang Inggris diberi hak menggunakan daerah Wai Hawei yang terletak di muka Port Arthur. Maksud keberadaan Inggris di daerah Wai Hawei ialah untuk menghalang-halangi Rusia agar jangan sampai berkuasa di sana, karena Inggris tidak menginginkan bila Rusia menjadi saingannya dalam perdagangan di Timur Jauh. Inggris berupaya mengadu domba antara Rusia dan Jepang agar keduanya lemah sehingga dengan demikian Inggris akan mudah menguasai Timur Jauh. Sementara itu Jepang terus melatih dan memperkuat tentaranya, terutama angkatan laut, diperlengkapi dengan persenjataan seperti kapal-kapal perang milik Inggris dan Rusia. Hanya dalam waktu yang singkat tentara Jepang mampu memperkuat dirinya. Setelah Jepang merasa kuat, ia lalu bersikap keras terhadap Rusia di Port Arthur. Maka terjadillah bentrokan-bentrokan yang menyebabkan pecahnya perang Jepang-Rusia pada tahun 1904. Beribu-ribu tentara Jepang didaratkan di Port Arthur dan Dairen. Dalam waktu yang singkat semenanjung Liapotong berhasil diduduki tentara Jepang. Rusia mengalami pukulan hebat, karena pada awalnya Negara tersebut sangat meremehkan kekuatan Jepang sehingga pengerahan tentaranya berjalan lambat dan dalam jumlah yang terbatas. Tanpa diperhitungkan dengan cermat, tiba-tiba armada Jepang telah menguasai Laut Kuning. Laksamana Togo dengan kapal Mikaza telah mengambil alih Laut Kuning dan berhasil melumpuhkan beberapa kapal perang Rusia. Mengetahui kekalahan tentaranya di Port Arthur, Kaisar Tsar Rusia segera memerintahkan pengiriman armada bantuan ke Timur Jauh. Laksamana Togo tahu bahwa kapal induk Rusia akan datang menyerbu. Segera ia menyiapkan sambutan serangan terhadap armada kapal Rusia. Laksamana Togo menyerukan kepada seluruh tentara Jepang agar berjuang mati-matian melawan tentara Rusia. Akan tetapi, kedatangan armada tentara Rusia sudah terlambat, karena tidak saja kondisi fisik tentaranya melemah setelah mengarungi lautan berbulan-bulan tetapi juga pihak Jepang Sejarah SMA/SMK K - 1 302 telah menguasai keadaan sekitar Port Arthur dan Laut Kuning. Segera setelah kapal induk Rusia sampai di Laut Kuning, Laksamana Togo memerintahkan pasukan untuk menyergapnya. Pada akhirnya Jepang memenangkan peperangan itu. Dalam perang itu Jepang berhasil menenggelamkan enam belas kapal perang Rusia sedangkan sisanya yang belum rusak parah segera melarikan diri dari medan pertempuran. Kemenangan Jepang atas Rusia di Laut Kuning sangat mengejutkan dunia. Sementara Kaisar Tzar merasa terpukul dengan kekalahan itu, karena selain mengalami banyak korban pasukan, ia juga harus menandatangani perjanjian gencatan senjata yang akibatnya tidak menguntungkan perannya di Timur Jauh. Dalam gencatan senjata itu Rusia sebagai pihak yang kalah harus segera melepaskan hak-hak istimewanya di Port Arthur serta meninggalkan Korea dan Manchuria. Dengan demikian kekuasaan Jepang di Korea semakin diakui negara-negara imperialis Eropa. Meski demikian, Perang Dunia I tidak melebar ke kawasan Asia karena Jepang belum se-agresif untuk menduduki di wilayah-wilayah sekitarnya seperti pada saat Perang Dunia II nanti. Pada kesempatan itu, situasi di Eropa sejak terjadinya perang Balkan 1913 tidak semakin baik, Kaisar Wilhelm II semakin memperkeruh keadaan dengan ambisi utama ingin menaklukkan Perancis. Oleh karena dengan siasat itu, Jerman berharap bila Perancis dapat dikalahkan maka tanah-tanah jajahannya akan jatuh ke tangan Jerman. Untuk mewujudkan amabisi itu Jerman kemudian bersekutu dengan Hongaria. Di lain pihak diam-diam Perancis mendekati Inggris agar dapat dijadikan sekutu, karena Perancis mengetahui bahwa antara kerajaan Inggris dan kerajaan Jerman sudah lama terjadi permusuhan. Gambaran diatas sebagai ilustrasi umum yang melatarbelakangi konflik dunia sehingga terjadi Perang Dunia I. Secara spesifik, prakondisi yang melatarbelakangi Perang Dunia I yang terjadi tahun 1914-1918 disebabkan berbagai bidang kehidupan yaitu: (a) Bidang ekonomi/Persaingan Tanah Jajahan Sejak tahun 1880-an di Eropa lahir paham imperalis modern yang menyebar ke penjuru dunia. Imperialisme Eropa tersebut merupakan bentuk khas yang disebabkan adanya gejala dalam bidang sosial-ekonomi yaitu (Romein, 1953:138): (1) Pengaruh nasionalisme dari Revolusi Perancis Sejarah SMA/SMK K - 1 303 (2)Munculnya industrialisasi /negara-negara industri (Pengaruh Revolusi industri) (3) Kapitalis Ketiga faktor tersebut mendorong munculnya ekspansi ekonomi terhadap suatu wilayah sehingga menimbulkan persaingan antara bangsa-bangsa di Eropa dalam menguasai kawasan di benua Asia-Afrika. Negara Eropa yang mempunyai daerah jajahan terluas adalah Inggris. Industri negara tersebut juga paling maju sejak adanya Revolusi Industri. Sementara itu, Jerman dibawah kepemimpinanan Kaisar Wilhelm berusaha menandingi kemajuan Inggris. Jerman saat itu mempunyai tanah-tanah jajahan di Afrika (Kamerun dan Zansibar) serta di Kepulauan Pasifik namun jika dibanding jajahan Inggris maka tanah jajahan Jerman relatif kecil. Perancis lebih beruntung dibanding Jerman karena mempunyai tanah jajahan di Indocina yang mempunyai sumber alam yang diberlimpah. Belgia menguasai Kongo di Afrika Tengah sementara itu Portugis dan Spanyol yang pada awalnya mempelopori pencaharian tanah jajahan di Asia tersingkir oleh kehadiran Inggris, Perancis, Belanda di kawasan Asia. Sementara Amerika muncul sebagai kekuatan baru yang menguasai Philipina setelah mengalahkan Spanyol. (Dimyati, 1952:7) Benturan kepentingan ekonomi antar negara Eropa mencapai klimak ketika Jerman berhasil menjadi kekuatan baru dalam bidang perdagangan internasional yang berhasil dalam “Radical Industri of Revolusi” dengan mengubah negaranya dari agraris ke negara industri dalam waktu relatif singkat. Pada waktu 1878 Perdana Menteri Jerman Otto Von Bismarck mengambil kebijakan proteksionisme sehingga industri Jerman maju dengan pesat. Industri Inggris mulai terdesak oleh barang buatan Jerman. Pesatnya perkembangan industri Jerman berdampak pada (Subantardjo II, 1955:77): (1) Timbulnya sosialisme di Jerman (2) Persaingan hebat antara Jerman dan Inggris (3) Lahirnya imperialisme modern di Jerman Kemajuan industri Jerman menjadikan negara tersebut berusaha memperluas tanah jajahannya dalam rangka mendapatkan daerah pemasaran serta mencari sumber alam dan bahan mentah bagi penunjang industri tersebut. Ambisi Jerman tersebut terhambat oleh negara-negara lain di Eropa seperti Sejarah SMA/SMK K - 1 304 Inggris, dan Perancis. Salah satu negara Eropa yang sedikit mempunyai tanah jajahan adalah Italia. Hal ini disebabkan abad XVII tidak banyak pelaut dan petualang dari negara tersebut. Pada awal abad XX Italia mendapat tanah jajahan di Afrika Timur dan tahun 1912 berhasil menguasai Libia yang sebelumnya di kuasai Kesultanan Turki Ustmaniyah. Kekuasaan Turki merosot sehingga di juluki “The Sick Man”. Daerah kekuasaannya yang meliputi Maroko, Tunisia, Libia dan Balkan menjadi rebutan antar negara Eropa. Hal itu menyebabkan timbullah perang Balkan tahuan 1913 antara Turki melawan negara-negara seperti Yunani, Bulgaria, dan Serbia. Untuk memperkuat kedudukannya, Turki menjalin hubungan dengan Jerman karena Kaisar Jerman Wilhelmina merupakan figur yang ditakuti oleh negara-negara di Balkan. Sebagian negara Balkan (Yunani, Bulgaria dan Serbia) menjalin hubungan dengan Inggris sebagai imbangan atas hubungan Turki-Jerman. Hal ini menambah akumulasi persaingan antara Jerman dan Inggris (Dimyati,1952:7). (b) Bidang Politik dan Nasionalisme Pada abad 19 di Eropa mulai berkembang ultranasionalisme atau chauvinisme dengan rasa kebanggaan yang berlebihan terhadap bangsa sendiri yang menjurus memandang rendah pada bangsa lain. Disamping itu bangsabangsa di Eropa juga timbul nasionalisme terhadap bangsa diluar benua Eropa yang mengganggap bangsa kulit putih lebih unggul dibanding kulit lainnya. Konflik antar negara Eropa terkait dengan masalah batas negara ataupun permasalahan masa lalu menjadi bahaya laten tersendiri yang akan menjadi embrio bagi permusuhan selanjutnya. Nasionalisme antar bangsa Eropa melahirkan persaingan yang menjurus pada permusuhan. Inggris bersemboyan “Britain Rules The Waves” (Inggris menguasai lautan) sementara Jerman bersemboyan “Unsre Zukuf Lieght auf dem mere” (Masa depan kami terbentang di samudra). Sementara itu karena alasan nasionalisme Perancis ingin menguasai kembali daerah Elsaz Lotharingen yang pada tahun 1871 diserahkan pada Jerman setelah kalah dalam perang. (c) Bidang Diplomatik Persaingan antar negara Eropa pada akhirnya melahirkan dua blok yang bermusuhan yaitu Triple Alliantie (1882) dengan anggota Jerman, Austria dan Italia. Sementara pada tahun 1907 blok tersebut disaingi oleh Triple Entante Sejarah SMA/SMK K - 1 305 dengan anggota Perancis, Rusia dan Inggris. Munculnya dua aliansi militer tersebut sebagai indikasi pertentangan di antara negara-negara Eropa akan diselesaikan melalui jalur peperangan. Dampak kemajuan iptek dalam bidang militer, situasi di Eropa antara tahun 1900 - 1911 muncul modernisasi angkatan perang. Alat-alat perang kuno telah diganti dengan yang lebih canggih. Hal ini melahirkan keinginan mencoba senjata, modernsiasi tersebut diwujudkan dalam perang yang sesungguhnya, terutama pasukan Jerman. Berkembangnya nasionalisme yang menjurus pada chauvinisme berdampak pada memburuknya situasi di Eropa sehingga masingmasing negara membangun angkatan perang yang kuat. Angkatan Laut Inggris yang menjadi penguasa tunggal di samudera disaingi oleh kekuatan armada Jerman. b) Sebab-Sebab Perang Dunia I Prakondisi sebelum terjadinya PD I tersebut diatas pada akhirnya memacu konflik antarbangsa Eropa dengan puncaknya meletusnya Perang Dunia I. Sebab-sebab secara umum terjadinya Perang Dunia I adalah: (a) Pertentangan antar negara Jerman >< Perancis Perancis menjalankan politik “Revanche” atau balas dendam setelah kalah dari Jerman pada tahun 1871 sehingga kehilangan daerah Elzas Lotharingen. Perancis berusaha merebut kembali daerah tersebut. Jerman >< Perancis - Persaingan angkatan laut Pada tahun 1900 Jerman mengeluarkan undang-undang armada yang mengancam supremasi Inggris di lautan. Jerman membangun secara besar-besaran angkatan lautnya. Sementara Inggris berusaha mempertahankan semboyan “Britain Rules The Waves”. - Lapangan industri Industri Jerman yang maju pesat dapat melumpuhkan perindustrian di Inggris karena produk barang-barang dari Jerman mendapat reputasi yang lebih baik daripada produk Inggris. - Persaingan tanah jajahan / imperialism Sejarah SMA/SMK K - 1 306 Jerman dan Inggris memperebutkan daerah-daerah Afrika. Akibatnya kedua negara saling curiga. Jerman >< Rusia Jerman menanamkan pengaruhnya di Turki serta Iraq untuk memodernisasi kedua negara tersebut. Selanjutnya Jerman juga memberi bantuan dalam pelaksanaan proyek pembangunan/ pemasangan rel kereta api di Bagdad. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa Jerman melindungi Turki yang diangap musuh Rusia. Turki selalu merintangi politik ekspansi Rusia ke Laut Tengah sehingga Rusia menjalin hubungan dengan Perancis yang merupakan musuh Jerman secara turun-temurun. Rusia >< Austria Kedua negara tersebut bersaing dalam politik ekspansi di semenanjung Balkan. Rusia menjadi pemimpin gerakan Panslavisme (negara dan bangsa Slvia harus bergabung dalam satu kesatuan). Gerakan ini juga dipelopori bangsa Serbia untuk mempersatukan bangsa-bangsa Slavia yang meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina, Montenegro, Macedonia dan Serbia dibawah pimpinan Serbia. Pada tahun 1978 dalam Konggres Berlin, Serbia diberi kemerdekaan penuh tetapi Bosnia dan Herzegovina dianeksasi oleh Austria. Serbia secara terus terang menentang Austria karena negara tersebut yakin akan dibantu Rusia. Posisi Italia Posisi Italia berubah-ubah dalam PD I. Meskipun pada awalnya Italia masuk dalam kelompok Triple Alliantie bersama Jerman dan Austria namun antara Italia dan Austria muncul pertentangan. Hal ini disebabkan Italia menuntut daerah yang dikuasai Austria seperti Istria,Tiral Selatan,Dalmatia. Italia menuntut daerah tersebut sebagai “Italia Irredenta” (Italia yang belum tertebus). (b) System of Alliances (Politik mencari kawan) Seperti telah dijelaskan di awal bahwa politik mencari kawan dengan lahirnya Blok Triple Alliantie (1882) dan Triple Entente (1907) menjadi faktor Sejarah SMA/SMK K - 1 307 memanasnya situasi di Eropa. Munculnya blok-blok sebagai bagian dari politik mencari kawan sekaligus sebagai permusuhan diantara blok yang berbeda meningkatkan rasa permusuhan negara-negara di Eropa. Disamping adanya kedua blok tersebut, negara lain terpengaruhi dalam konflik kepentingan seperti Bulgaria yang akhirnya masuk menjadi sekutu Jerman karena Rusia tidak membantu Bulgaria dalam Perang Balkan II tahun 1913. Sedangkan Turki juga bersahabat dengan Jerman dalam rangka memperoleh dukungan melawan Rusia. (c) Perlombaan senjata Kemajuan Iptek dan industri di Eropa berdampak pada pembuatan senjata yang lebih modern. Perlombaan senjata tersebut menuju pada persaingan yang menjurus permusuhan diantara negara Eropa . Kemajuan industri khususnya industri persenjataan suatu negara dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara di sekitarnya sehingga negara-negara yang merasa terancam juga memperkuat industri persenjataannya. Hal ini menimbulkan ketegangan dan kecurigaan antara negara-negara di Eropa semakin meningkat. (d) Sebab Khusus Pada bulan Oktober 1908 Austria menganeksasi wilayah Bosnia dan Herzegovina. Hal ini menimbulkan konflik dengan Serbia sehingga ketika tentara Austria mengadakan latihan di Sarajevo yang dihadiri putra mahkota Austria, Frans Ferdinand maka dibunuhlah putra mahkota Austria tersebut oleh Gabrielle Prinsip, dari Serbia pada tanggal 28 Juni 1914. Pembunuhan ini pada akhirnya menjadi tragedi internasional karena sebagai pemicu konflik dari Perang Dunia I. Pada tanggal 23 Juli 1914 Menteri Luar Negeri Austria yaitu Berchold memberi ultimatum kepada Serbia dengan penegasan bahwa dalam jangka 118 jamdari waktu ultimatum, Serbia harus menerima syarat-syarat ultimatum yaitu (Embuiru, 1957:181): - Pemerintah Serbia harus mengumumkan dengan resmi bahwa Serbia akan menindak dengan keras setiap gerakan anti Austria. - Pemerintah Serbia harus menyingkirkan setiap orang baik sipil atau militer jika terbukti menyebarkan propaganda anti-Austria. - Pemerintah Serbia harus mengadakan penyelidikan mengenai peristiwa terbunuhnya Frans Ferdinand tanggal 28 Juni 1911. Sejarah SMA/SMK K - 1 308 - Wakil-wakil dari Austria harus dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan oleh Gabrielle Prinsip. Sebenarnya Serbia bersedia mematuhi ultimatum dari Austria, hanya Serbia keberatan terhadap poin yang menyebutkan “wakil dari Austria harus dilibatkan dalam penyelidikan pembunuhan putra mahkota dari Austria yang dilakukan oleh warga Serbia”. Ultimatum tersebut sudah dianggap memasuki urusan dalam negeri Serbia, pada akhirnya hubungan kedua negara semakin memanas karena tidak ada titik temu dalam penyelesaian konflik tersebut sehingga perang terbuka antara kedua negara tak dapat dihindari . c) Jalannya Perang Dunia I (a) Pengumuman Perang Perselisihan Austria-Serbia memuncak dengan adanya deklarasi perang dari Austria tanggal 28 Juli 1914 sehingga meletuslah Perang Dunia I. Sementara itu Tsar Nicolas II dari Rusia mencoba memobilisir tentaranya untuk membantu Serbia namun Jerman memperingatkan Rusia dalam kebijakan tersebut. Peringatan Jerman tidak ditanggapi oleh Rusia sehingga tanggal 1 Agustus 1914 Jerman mengumumkan perang terhadap Rusia. Jerman meminta kepada Belgia agar membuka perbatasannya untuk dilewati pasukan Jerman. Namun Belgia menolaknya dengan alasan menjaga negaranya dalam PD I sehingga Jerman juga menyerbu Belgia di samping Perancis dan Luxemburg. Inggris yang tergabung dalam Triple Entente segera membantu sekutunya dengan mengumumkan perang terhadap Jerman tanggal 11 Agustus 1914 (Embuiru, 1957:181-182). Italia yang sebelumnya sebagai sekutu Jerman berbalik ikut pihak Triple Entente dengan mengadakan perjanjian di London, Inggris tahun 1915 dengan kesepakatan bahwa Italia akan mendapatkan daerahdaerah yang penduduknya keturunan Bangsa Italia tetapi berada dibawah kekuasaan Austria seperti Tiral Selatan, Istria dan Dalmatia. (b) Negara-negara yang berperang Negara-negara yang berperang meliputi: Triple Alliantie Aliansi ini terbentuk sejak tahun 1882 dan anggota Jerman Austria dan Italia kemudian diperkuat dengan Turki yang merasa daerahnya terancam Sejarah SMA/SMK K - 1 309 oleh Rusia. Bulgaria akhirnya terlibat di dalamnya karena bermusuhan dengan Serbia Triple Entente Aliansi yang dibentuk tahun 1907 tersebut pada awalnya hanya Inggris, Perancis, Rusia serta Serbia, pada perkembangannya keanggotaannya bertambah oleh: 1) Jepang pada tahun 1914, karena negara tersebut menginginkan jajahan Jerman di Pasifik yaitu Irian Timur Laut dan Kepulauan Marshall, Solomon. 2) Italia pada tahun 1915, karena mendapat kesepakatan dari Inggris dan Perancis untuk mendapatkan wilayah “Italia Irredenta”. 3) Amerika Serikat tahun 1917. Pada awalnya USA mengumumkan sikap netral namun ini membawa konsekuensi. Jerman mempunyai kebijakan “perang kapal selam tak terbatas”. Kapal selam Jerman menenggelamkan kapal “Lusitania” milik USA (7 Mei 1915) sehingga ratusan warga USA tewas. Pada tahun 1916 kapal “Sussex” juga diserang dan tahun 1917 tiga kapal USA juga dihancurkan Jerman sehingga pada tanggal 6 April 1917 USA mengumumkan perang terhadap Jerman yang diikuti oleh negara-negara Benua Amerika lainnya seperti Cuba, Panama, Brasilia, Ekuador, Peru, Bolivia dan Uruguay. 4) Triple Entente juga mendapat dukungan dari Portugal, Rumania, Yunani, Cina dan Liberia. Hampir semua negara Eropa akhirnya turut serta dalam perang tersebut kecuali Spanyol, Belanda, Swiss dan negara-negara Skandinavia. Akhir Perang Dunia I Akibat diblokade oleh Sekutu, Jerman mengalami berbagai hambatan untuk menunjang keperluan perang. Hal ini ditambah kekalahan pasukan Jerman diberbagai front pertempuran. Kenyataan ini menimbulkan ketidakpuasan rakyat Jerman terhadap raja Wilhelm II sehingga timbul gerakan sosialis yang berusaha menggulingkan pemerintahan. Gerakan ini berhasil menumbangkan raja Wilhelm II yang melarikan diri ke Belanda. Akhirnya pemerintahan sosialis terbentuk dibawah pimpinan Ebert. Sejarah SMA/SMK K - 1 310 e). Dampak PD I Terhadap Perubahan Dunia (a) Bidang Politik (1) Perubahan territorial Empat kerajaan besar mengalami kemunduran seperti Jerman, Rusia, Austria, Hungaria dan Turki. Timbul negara-negara baru seperti Polandia, Finlandia, Cekoslovakia, Yugoslavia Hungaria, Mesir, Irak, Arabia, Syria, Libanon dan Trans-Yordania. Semua wilayah jajahan Jerman diambil alih oleh Inggris, Perancis, Jepang dan Australia. (Subantarjo: 169) Untuk mengatur daerah-daerah bekas jajahan Jerman dan Turki maka diadakan sistem mandat. Dalam pembagian negara-negara mandat ini diadakan perbedaan kedudukan negara mandat tersebut berdasarkan klas yaitu klas A, B dan C. Hal ini disebabkan tidak semua penduduk didaerah jajahan mempunyai tingkat kemajuan yang sama. Contohnya jajahan Jerman di Pasific (Kepulauan Bismarch) dan Afrika (Kamerun, dan Togoland) masih dalam taraf kehidupan primitif, sementara daerah perlindungan kesultanan Turki seperti Mesir, Irak, dan Syria telah mencapai kehidupan yang modern. Perang Dunia I menitiberatkan kepada perubahan tanah jajahan sehingga persoalan tanah jajahan dan daerah mandat tersebut menjadi persoalan yang berlarut-larut. Permasalahan inilah yang nantinya menjadi penyebab meletusnya PD II. (2) Paham-paham Politik Pada awalnya nasionalisme menjadi semangat diberbagai negara dalam rangka memperjuangkan cita-cita bangsanya. Nasionalisme juga memperjuangkan pemerintahan demokratis dan liberal dalam bentuk negara republik. Namun dalam negara yang berdasar pada prinsip demokrasi seringkali gagal dalam mengatasi konflik politik dinegaranya, termasuk permasalahan ekonomi. Akhirnya muncul kembali paham diktatorisme sebagai jawaban atas konflik, yang terjadi dalam suatu negara seperti nasionalisme – sosialisme (Jerman), Facisme (Italia), Diktatorisme – Proletariat (Rusia). Pada tahun 1933 muncul pemimpin baru di Jerman yaitu Adolf Hitler. Berkat kepandaiannya membangkitkan semangat perjuangan maka ia segera mendapat pengikut di seluruh Jerman dan mendirikan Partai Nasional Sejarah SMA/SMK K - 1 311 Socialisme, yang dikenal dengan sebutan Nazisme. Nazi (Nationalsozialismus) merupakan ideologi politik yang timbul di Jerman sebelum terjadinya Perang Dunia II. Ideologi ini tidak memperbolehkan percampuran darah rakyat Jerman (bangsa Arya) dengan unsur-unsur rumpun bangsa lain, terutama bangsa Yahudi. Partai-partai tidak boleh berdiri, terutama partai-partai komunis, sosialis dan Katolik Roma karena bersifat sebagai jaringan internasional. Yang diijinkan berdiri hanyalah partai Nazi yang berdasarkan pada prinsip kepemimpinan, yaitu ketua partai merangkap sebagai kepala Negara. Hitler menitikberatkan agitasi (hasutan) perasaan rasa tidak puas di kalangan rakyat Jerman akibat perjanjian Versailles yang merugikan Jerman pasca Perang Dunia I. Propagandanya menjadikan Hitler terpilih sebagai Perdana Menteri pada pemilu 1933 dan partai NAZI menjadi partai berkuasa. Segera Hitler memperbaiki pemerintahan dan perekonomian. Perjanjian Versailles yang membelenggu Jerman tidak diakuinya lagi secara sepihak oleh Jerman serta tidak bersedia membayar kerugian perang akibat dari PD I. Hitler sebagaimana membangun tercantum tentaranya dalam dan melaksanakannya bukunya “Mein Kampf” rencananya yang berarti perjuanganku. Rencana tersebut adalah: Mengembalikan daerah Jerman yang hilang akibat Perjanjian Versailles Menggabungkan Jerman dan Austria Membubarkan Rusia agar dapat menggabungkan Ukrania ke dalam kekuasaan Jerman Menghancurkan Perancis. Sementara itu, kondisi Italia pasca Perang Dunia I juga memprihatinkan. Keadaan perekonomian mengalami krisis serta lemah sistem pemerintahan memaksa golongan nasionalis yang dipimpin Mussolini berhasil menurunkan raja. Dalam menjalankan pemerintahan Mussolini mendasarkan pada faham fasisme. Mussolini memimpikan kejayaan imperium Romawi pada jaman dahulu yang memerintah di Laut Tengah. Permasalahan dan garis besar kebijakan Italia pasca Perang Dunia I adalah. (Ambarman,1978:34): 1) ketidakpuasan Italia terhadap perjanjian Versailles, mengakibatkan Italia bersifat agresif- aktif dan ekspansif Sejarah SMA/SMK K - 1 312 2) tekanan ekonomi dalam negeri Italia akibat pertambahan penduduk, peningkatan hasil industri dan kebutuhan akan wilayah atau daerah bagi pemasaran hasil industrinya menyebabkan Italia mengambil kebijakan untuk melakukan ekspansi yang bersifat kolonialis-imperalis 3) fasisme sebagai ideologi partai pemerintah yang mendasarkan pada “impian” dan “kenangan” pada jaman kebesaran Romawi Kuno, mengakibatkan Italia berubah sebagai negara imperalis-kolonialis. Sementara itu pada saat terjadi Perang Dunia I, di Rusia muncul gejolak internal dimulai dengan munculnya pergolakan di St. Peterburg dan disusul kota-kota lain. pada bulan Maret 1917 meletus revolusi Rusia yang mengakibatkan jatuhnya pemerintahan. Penyebab Revolusi Rusia tahun 1917 adalah: Sebab Umum: - Kegelisahan rakyat akibat kelaparan dan penyakit menular - Pengaruh Partai Sosial Demokrat yang menguat - Masyarakat merasa bosan dengan perang. Sebab Khusus: Penyebab meletusnya Revolusi Rusia ketika Raja Tsar Nicolas II menjalankan pemerintah aritokratis dan mengesampingkan parlemen. Parlemen yang didukung militer dan rakyat menentang raja sehingga akhirnya Tsar Nicolas II turun dari tahta. Pada akhirnya Lenin menggantikan Nicolas II dengan sistem diktator. Sepeninggal Lenin tahun 1924, Stalin muncul sebagai pemimpin baru Uni Soviet sejak tahun 1928 dengan sistem otoriter dan negara totaliter. (b). Bidang Ekonomi (1) Egoisme Ekonomi Pasca PD I yang diakhiri dengan perjanjian dan perdamaian berakibat kemerosotan perekonomian negara, terutama negara-negara yang kalah perang. Negara-negara pemenang perang saling berebut dan menuntut ganti rugi akibat perang terhadap negara yang kalah. Contoh Jerman harus membayar kerugian perang. Sebagai reaksinya, negara-negara yang kalah perang atau negara yang mengalami kehancuran Sejarah SMA/SMK K - 1 ekonomi muncul faham politik-ekonomi seperti 313 komunisme (Rusia), fasisme (Italia) nasionalisme-sosialis (Jerman). Turki yang merasa terhina oleh perjanjian Sevres, akhirnya menimbulkan reaksi rakyat untuk menurunkan raja / Sultan Turki Muhammad VI. Selanjutnya, Turki dipimpin oleh Mustafa Kamal Pasha dengan negara berbentuk Republik. Ketika memimpin Turki, Mustafa Kemal Pasha menyatakan tidak mengakui perjanjian Sevres. Untuk mencegah perang maka antara Sekutu dan Turki menandatangani perjanjian Lausanne sebagai revisi perjanjian Sevres tanggal 24 Juli 1923. Kemerosotan ekonomi terbesar dirasakan oleh negara-negara yang kalah dalam PD I seperti Jerman, Austria dan Turki. Hal ini disebabkan secara ekonomi sangat dirugikan sebagai konsekuensi atas kekalahannya dalam perang tersebut. (2) Kekacauan Ekonomi Kerusakan infrastruktur yang hebat dari negara-negara yang terlibat Perang Dunia I menimbulkan dampak kekacauan perekonomian yang luar biasa. Salah satu cara mengatasi krisis ekonomi, beberapa negara menerapkan “Nasionalisme Ekonomi” dengan membuat kebijakan bea masuk barang-barang import dengan tarif tinggi sehingga berakibat menghambat perdagangan internasional. Hal ini menimbulkan “over produksi” di beberapa negara seperti USA, Brasillia, Canada, sebaliknya di beberapa negara kekurangan barangbarang yang dibutuhkan . Overproduksi mengakibatkan tutupnya pabrik-pabrik yang berdampak timbulnya banyak pengangguran. Krisis semacam ini meluas berakibat adanya krisis ekonomi dunia tahun 1923 dan tahun 1929 – 1930. Dalam mengatasi krisis tersebut , tiap negara mempunyai strategi yang berbeda. Italia menggunakan Sistem Korporasi, Jerman membuat Rancangan Pembangunan Empat Lima Tahun, Rusia melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun, sedangkan Turki dengan Sistem Etatisme dan USA dengan Program New Deal. Selanjutnya, persaingan pembangunan ekonomi antar negara semakin naik, tiap-tiap negara berusaha melindungi ekonominya dari ancaman pengaruh negara lain, caranya antara lain dengan penerapan Sistem Dumping. (c) Bidang Sosial Sejarah SMA/SMK K - 1 314 Perang Dunia I dengan segala dampak dan konsekwensinya telah menimbulkan kesadaran dari berbagai pihak. Peperangan yang sangat didukung oleh kekuatan materi suatu negara menyebabkan tumbuhnya paham materialistik. Disamping itu, para petani dan pekerja pabrik yang merasa berperan penting dalam peperangan mengalami kesadaran untuk diakui sebagai bagian penting dari masyarakat, sehingga tumbuh organisasi atau gerakan kaum buruh. Kaum wanita juga mendapat perhatian karena berandil dalam peristiwa Perang Dunia II meski berada di garis belakang. Hal ini menjadikan paham emansipasi wanita tumbuh subur dalam rangka perjuangan persamaan hak antara pria dan wanita. Keadaan ini menyebabkan wanita menjadi kaum yang diperhitungkan dalam menduduki jabatan-jabatan tertentu di masyarakat. (d) Adanya Organisasi Perdamaian Dunia / LBB Usaha-usaha untuk menciptakan perdamaian selalu muncul setelah berakhirnya suatu peperangan. Manusia menjadi sadar akan lingkungannya setelah menyaksikan kengerian dari perang besar dan menyaksikan bagaimana jahatnya perang itu. Ada banyak tokoh yang menggagas usaha-usaha perdamaian dunia, antara lain: Simon Bolivar (Amerika Latin), Henry Dunant (Switzerland), Bertha von Suttner (Jerman), Tsar Nicolas (Rusia), Bryan (Amerika Serikat) dan Woodrow Wilson (Presiden Amerika Serikat). Di antara tokoh-tokoh itu, Wilson sejak sebelum Amerika Serikat terjun dalam kancah Perang Dunia I, telah mengajukan usul untuk mengakhiri perang dan menjamin perdamaian. Usulan itu dikenal dengan Peace Without Victory, yang isinya antara lain: a. Perjanjian-perjanjian rahasia tidak diperbolehkan. b. Semua bangsa mempunyai kedudukan yang sama. c. Pengurangan persenjataan. Usulan-usulan itu kemudian dijelmakan ke dalam 14 pasal (Wilson‟s Fourteen Points, 8 Januari 1918) yang merupakan tujuan Amerika untuk mempercepat penyelesaian perang. Isi terpenting Wilson‟s Fourteen Points antara lain: a. Diplomasi rahasia dilarang. b. Pengurangan persenjataan. c. Bangsa-bangsa diberi hak menetukan nasib sendiri. Sejarah SMA/SMK K - 1 315 d. Pembentukan Lembaga Bangsa-Bangsa. Dari keempat belas pasal tersebut yang terlaksana hanya poin tentang dibentuknya Lembaga Bangsa-Bangsa, sedangkan yang lain tidak ada yang terlaksana. Adapun tujuan Lembaga Bangsa-Bangsa antara lain: a. Menjamin perdamaian dunia. b. Melenyapkan perang. c. Diplomasi terbuka. d. Mentaati hukum dan perjanjian Internasional. Sejarah SMA/SMK K - 1 316 Secara lebih terperinci, sejarah dan stuktur organisasi LBB adalah sebagai berikut: 1) Lahirnya LBB: Pada tanggal 10 Januari 1920 berdiri organisasi Liga Bangsa– Bangsa yang beranggotakan 42 negara. Sementara itu, negara-negara yang kalah belum diterima sebagai anggota yang merupakan konsekuensi atas kekalahannya pada Perang Dunia I. Amerika dan Rusia mengingkari menjadi anggota LBB. Hal ini berdampak terhadap negara anggota, pada kelangsungan dan legalitas LBB selaku badan perdamaian dunia. 2) Tujuan LBB: a. Menghapus diplomasi rahasia antar negara b. Membatasi persenjataan c. Menjaga perjanjian-perjanjian internasional d. Penyelesaian perselisihan antar negara-negara di depan Mahkamah Internasional e. Meningkatkan kerjasama antara negara-negara GBB atas lapangan perdagangan, sosial, kebudayaan dan memberi sangsi-sangsi ekonomi dan politik kepada penyerang Perang Dunia I banyak membawa perubahan dan kehancuran baik bagi negara yang menang maupun yang kalah perang. Terjadinya perubahanperubahan dalam masalah teritorial menyebabkan empat kerajaan besar tenggelam dan lahirlah negara-negara baru, di antaranya Polandia, Finlandia, Cekoslowakia, Yugoslavia, Hongaria, Mesir, Irak, Arab, Syria, Libanon, dan lainlain. Danzig dinyatakan kota merdeka dibawah LBB, Alsace-Lorraine menjadi bagian Perancis, Eupen-Malmedy masuk Belgia dan semua jajahan Jerman dijadikan wilayah Inggris, Perancis, Jepang dan Amerika. Perubahan politik yang lain yaitu munculnya sistem demokrasi. Namun, sistem demokrasi ini tidak dapat mengatasi permasalahan-permasalahan baik politik maupun ekonomi. Kepentingan ekonomi mendominasi usaha penetapan perjanjian perdamaian setelah Perang Dunia I, di mana negara-negara yang menang dalam perang saling berebut dalam menuntut ganti rugi. Di Eropa negara-negara yang terlibat Perang Dunia I mengalami kerugian , kerusakan dalam bidang perekonomian, industri, Sejarah SMA/SMK K - 1 pertanian, pertambangan dan lain-lain. Hal ini 317 menyebabkan keadaan ekonomi Eropa semakin suram, sehingga timbul fahamfaham politik ekonomi di antaranya komunisme (Rusia), Fasisme (Italia), Naziisme (Jerman), Etatisme (Turki). Kehancuran ekonomi ini bukan saja melanda negara-negara yang terlibat perang, tetapi juga negara-negara yang berada di luar Eropa, terutama negara produsen (Amerika Serikat, Brazilia, Canada) dan juga negara-negara jajahan bangsa Barat. Hal itu sangat masuk akal, karena aktifitas ekonomi selama perang berlangsung menjadi macet, sementara setelah perang selesai, biaya yang harus dikeluarkan untuk pemulihan menjadi berlipat ganda jumlahnya. Kehancuran akibat Perang Dunia I berpengaruh pula dalam bidang sosial masyarakat Eropa. Adapun akibat kehancuran itu adalah masyarakat kehilangan tempat tinggal dan tempat kerja sehingga angka pengangguran meningkat tajam. Anak-anak banyak yang kehilangan orang tuanya karena mati di medan pertempuran. Kondisi kesehatan masyarakat menurun karena rendahnya sarana dan prasarana kesehatan. Kondisi ini terjadi dihampir semua negara di Eropa termasuk negara-negara yang tidak terlibat dalam perang. Keadaan lebih baik terjadi di Amerika Serikat karena negara tersebut tidak dijadikan ajang PD I sehingga pasca perang tersebut, Amerika Serikat menjadi kekuatan terbesar dalam barbagai aspek. Kehadiran lembaga perdamaian yang bersifat internasional, diharapkan dapat mencegah terulangnya Perang Dunia. Namun lahirnya Liga BangsaBangsa tidak berpengaruh secara signifikan bagi perdamain. Dalam segala hal sifat LBB adalah sukarela (tidak mengikat), kedaulatan suatu negara tidak boleh dilanggar. Sukarela mereka mentaati atau tidak mentaati semua keputusan LBB. Misalnya sanksi untuk memaksa keputusan LBB adalah boikot. Akan tetapi setiap negara anggota menjalankan secara sukarela. LBB menjatuhkan boikot kepada satu negara, terserah kepada anggota untuk menjalankan atau tidak sehingga boikot yang tidak dijalankan bersama, tidak ada gunanya. Kegagalan fungsi dan tugas LBB ini yang menjadi salah satu penyebab terjadinya perang yang lebih dahsyat dari PD I yaitu PD II. Secara idologi-politik, penyebab utama munculnya PD II adalah munculnya negara-negara berpaham fasis seperti Jerman, Italia dan Jepang yang dipengaruhi oleh semangat rasisme, khususnya menggunggulkan ras atau bangsanya sendiri serta semangat suatu bangsa yang terjebak pada memori Sejarah SMA/SMK K - 1 318 kejayaan suatu bangsa pada masa yang telah lampau. Hal ini ditunjang oleh perebutan daerah-daerah koloni di luar Benua Eropa yang menguntungkan secara ekonomis bagi negara-negara imperalis. D. Perang Dunia II a). Prakondisi Dunia antara Pasca P D I dan Menjelang P D II (1). Di Jerman Republik Weimar tidak berhasil memperbaiki kemerosotan ekonomis sebagai akibat Perang Dunia I. Persoalan ini memicu ketidakpuasan rakyat, kekacauan dan bahkan pemberontakan. Partai NSDAP (National Sozialistische Deutsche Arbeiter Partei, disingkat Nazi) yang dipimpin Hitler, memberontak terhadap pemerintah yang berkuasa, tetapi gagal. Hitler ditangkap dan di dalam penjara itu ia menulis buku Mein Kampf (perjuanganku) yang berisi gagasannya tentang Naziisme. Gagasan tersebut yang pada akhirnya Jerman bersikap sangat agresif dan radikal terhadap negara-negara di sekitarnya pasca Perang Dunia I. Pada tahun 1933 Hitler diangkat Presiden Hindeburg sebagai Reich Kanzler (Perdana Menteri). Pada tahun yang sama Hitler menolak pelaksannaan perjanjian Versailles. Jerman akhirnya keluar dari keanggotaan Liga BangsaBangsa (1933), karena usulnya mengenai penambahan jumlah militer Jerman ditolak (1932). Segera setelah itu tindakan-tindakannya mengejutkan, antara lain menyatakan bahwa perjanjian Versailles tidak berlaku lagi dan kemudian personil militernya semakin diperkuat. Dengan kekuatan militernya, Hitler merebut kembali daerah sungai Rin, disusul pembatalan perjanjian Locarno. Kekuatan Jerman menjadi semakin hebat, perkembangan industrinya juga semakin pesat. Namun, lambat laun industrinya berkembang menjadi industri perang, karena alat-alat yang dihasilkan adalah perkakas perang. Semboyan Hitler adalah “Ein Volk, Ein Vaterland, Ein Fuhrer” (Satu bangsa, satu negara, satu pemimpin) ditanamkan pada setiap rakyat Jerman. Sedangkan Gestapo (Geheime Staatspolizei: Polisi Rahasaia Negara) yaitu dinas rahasia Jerman bertugas melindungi kebijakan Hitler dengan menyingkirkan golongan masyarakat yang tidak setuju terhadap cita-cita Hitler tersebut. Politik agresi dan ekspansi Jerman semakin terlihat ketika Hitler juga mengajarkan Lebensraum (ruang hidup) yaitu ajaran bahwa suatu bangsa yang Sejarah SMA/SMK K - 1 319 besar berhak meluaskan garis perbatasan negaranya dengan jalan melakukan aneksasi ke negara-negara kecil di sekitarnya. Rasa percaya diri yang tinggi didukung dengan kemajuan industri, menyebabkan Jerman semakin memperluas wilayahnya. Perluasan wilayah dimaksudkan untuk memperoleh daerah-daerah yang kaya dengan bahan industri. Setelah daerah Rin, Austria diduduki (1938), kemudian Sudeten dan akhirnya pada tanggal 1 September 1939 Jerman menduduki Polandia sehingga negara-negara sekutu menjadi semakin tidak sabar lagi. (2). Di Italia Italia di bawah pemerintahan Kaisar Victor Emmanuel III tidak mendapat dukungan rakyat, karena model pemerintahannya lemah dan tidak progresif. Pada tahun 1922 Benito Mussolini besama dengan 50 ribu anggota fascisnya mengadakan kudeta dan berhasil, sehingga Kaisar Victor Emmanuel III menyerahkan kekuasaannya kepada Mussolini. Pemerintahan diktator Mussolini dimulai dari tahun 1922 sampai 1944. Adapun tindakan-tindakan Mussolini selama memerintah Italia: 1. Menyelesikan masalah Roma denga Sri Paus dalam perjanjian Lateran (1929). Sejak itu terbentuklah negara Vatikan seluas 44 ha dan Paus mengakui pemerintahan Italia. 2. Karena khawatir terhadap kekuatan Jerman, pada tahun 1934 ia bersahabat dengan Perancis. Meskipun sebelumnya bermusuhan, karena Perancis tidak mau melepaskan Corcica, Savoya, Niza dan Tunisia yang dituntut sebagai Italia Irredenta. 3. Menduduki Abbesynia (Ethiopia) tahun 1936. Negus atau Kaisar Ethiopia Haile Selassi lari ke Inggris dan mengadu pada LBB. Protes LBB atas pendudukan Abbesynia menyebabkan Italia keluar dari LBB tahun 1937. Tindakan-tindakan Mussolini dalam usaha merebut kembali Irredentanya sesuai dengan cita-cita fascis merebut kembali pengaruh di negaranegara sekitar Laut Tengah (seperti jaman Romawi) yang dianggapnya sebagai mare nostrum (laut kita). Oleh karena itu, Mussolini membantu Jenderal Franco dalam Perang saudara di Spanyol (1936-1939). Sejarah SMA/SMK K - 1 320 4. Karena memiliki asas yang sama, maka pada tahun 1937 mengadakan perjanjian dengan Hitler (Poros Roma-Berlin) yang berisi kesepakatan saling membantu dalam mencapai perjuangan masing-masing. 5. Karena masih takut pada ekspansi Hitler yang telah menduduki Austria (1938), maka pada tahun itu juga mengadakan perjanjian dengan Inggris. (3). Di Jepang Setelah kuat karena restorasi, Jepang menjalankan perluasan wilayah berdasarkan rencana yang dibuat Tan sebagai berikut: 1. Korea merupakan pintu gerbang ke Manchuria dan kaya akan bahan tambang. 2. Manchuria yang kaya akan bijih besi serta daerahnya luas baik untuk pemasaran. 3. Cina yang kaya akan minyak dan batu bara, serta penduduknya yang banyak sangat baik untuk pemasaran. 4. Seluruh Asia sebagai lebensraum Jepang. Sebelum meletusnya Perang Dunia II, politik luar negari Jepang menunjukkan keinginan melakukan ekspansi yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu, kepadatan penduduk, kesulitan ekonomi terutama dalam hal kekurangan bahan–bahan baku bagi perkembangan industrinya dan pertimbangan- pertimbangan politik lainnya termasuk persoalan etnik dan religi. Meskipun Jepang dapat mandiri dalam perekonomian dan perindustrian negaranya, namun dalam beberapa bahan baku seperti nikel, minyak bumi, besi dan lainnya, mereka sangat tergantung kepada import luar negeri (Djusman,1978: 1). Jika politik agresif Jerman dipengaruhi pemikiran-pemikiran Hitler, maka hal ini juga terjadi di Jepang. Pada tahun 1920 diterbitkan buku karangan Ikki Kita yang berisi tentang cita-cita dari militer Jepang antara lain keinginan membebaskan bangsa Asia seperti Indonesia, Cina, India Philipina dan Malaya dari imperalisme Barat. Selain itu terdapat gagasan dari seorang jenderal dan ahli politik Jepang bernama Guchi Tanaka (1863-1929) yang dikenal dengan “Tanaka Memorial”. Dalam memori tersebut dipaparkan rencana untuk menaklukkan seluruh Asia bahkan dunia. Pada tahun 1927, Tanaka menjabat sebagai perdana menteri yang dalam kebijakan politik luar negeri Jepang Sejarah SMA/SMK K - 1 321 dikatakan bahwa Jepang akan menempuh politik “darah” dan “besi” untuk menguasai dunia. Pelaksanaan Imperialisme Jepang adalah: 1. Dalam perang Jepang-Rusia (1904-1905), Jepang memperoleh Port Arthur dan Sakhalin Selatan. 2. Dalam Perang Dunia I Jepang memperoleh Kiatsyou dan jajahan-jajahan Jerman di Pasifik. 3. Dalam perang Jepang-Cina (1931), memperoleh seluruh Manchuria yang kemudian menjadi Manchukuo sebagai boneka Jepang. Pendudukan Manchuria ini mendapat protes dari Liga Bangsa-bangsa, tetapi kemudian Jepang keluar dari LBB tahun 1933. Pada tahun 1936 mengadakan Anti Commintern Pact bersama dengan Jerman dan tahun 1937 dengan Italia, sehingga tahun 1937 terbentuk Poros Roma-Berlin-Tokyo. 4. Dalam perang Jepang-Cina (1937-1945), Jepang tidak mendapat apaapa karena bersatunya partai Nasionalis yang dibantu Amerika Serikat dengan Partai Komunis Cina yang dibantu Rusia. Perang ini merupakan bagian dari Perang Dunia II. 5. Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbour, maka meluaslah Perang Dunia II ke seluruh Pasifik. (4). Di Spanyol Setelah Perang Dunia I, Spanyol dilanda perpecahan disebabkan: 1. Banyaknya partai-partai yang saling bertentangan. 2. Berkembangnya semangat provinsialisme. Pertentangan tersebut menyebabkan pecahnya perang saudara antara kaum nasionalis pimpinan Jenderal Franco dengan kaum Royalis yang menyokong Raja Alfonso XIII. (5). Di Perancis Krisis ekonomi melanda Perancis sesudah Perang Dunia I, karena 1. Jerman tidak mampu membayar kerugian perang. 2. Pemerintahan yang tidak stabil karena pertentangan antar partai politik. Politik luar negeri Perancis dihantui ketakutan akan bangkitnya Jerman untuk membalas dendam akibat kekalahan Jerman pada Perang Sejarah SMA/SMK K - 1 322 Dunia I. Itulah sebabnya Perancis mencurahkan perhatian pada usaha-usaha mencari kawan: 1. Persekutuan Perancis-Belgia (1920). 2. Persekutuan Perancis-Polandia (1932). 3. Persekutuan Perancis-Rusia (1923). 4. Persekutuan Perancis-Cekoslowakia (1924). 5. Perjanjian anti Nazi antara Perancis, Rusia, Inggris dan Turki, untuk saling membantu dalam menghadapi Jerman. (6). Di Inggris Selesai Perang Dunia I Inggris dilanda berbagai kemelut. Hal itu disebabkan: 1. Masalah putra mahkota (Edward VIII) yang ingin menikah dengan seorang Amerika yang bukan bangsawan. Pemerintah melarangnya, lalu digantikan adiknya George VI (yang pada tahun 1952 digantikan Ratu Elizabeth II sampai sekarang). 2. Krisis ekonomi Sebagai ganti kerugian perang, Inggris merampas barang-barang industri Jerman. Banjirnya barang-barang Jerman menyebabkan terdesaknya hasil industri dalam negeri. Dengan demikian, banyak pabrik tutup yang berakibat pada tingginya angka pengangguran, sehingga timbul pemogokan-pemogokan buruh. Partai buruh (Labour Partay) muncul sebagai satu kekuatan baru yang sampai sekarang bersaing ketat dengan partai konservatif dalam memperebutkan kursi di pemerintahan Inggris. 3. Soal Irlandia dan India yang gencar menuntut pemerintahan sendiri. (7). Di Rusia Pemerintahan Tsar Nicolas II yang kurang cakap, ditambah kekalahan-kekalahan Rusia di medan Perang Dunia, menyebabkan timbulnya pemberontakan yang lebih dikenal dengan Revolusi 1 Oktober 1917 atau Revolusi Bolshevik. Kaisar Tsar jatuh dan pemerintahan dikuasai partai Bolshevik (komunis) pimpinan Lenin. Setelah Lenin Sejarah SMA/SMK K - 1 323 memegang pemerintahan, segera ia menghentikan keikutsertaannya dalam Perang Dunia I dengan mengadakan perjanjian Brest-Litovk (1917) dengan Jerman. Stalin sebagai pengganti Lenin, sesudah menyingkirkan Trotsky, segera melaksanakan rencana pembangunan lima tahun. Dalam kebijakan itu Stalin berhasil: 1. Memajukan sektor industri dan sektor pertanian. 2. Menjadikan Rusia sebagai pemimpin komunis seluruh dunia. (8). Di Amerika Serikat Tidak berbeda dari negara-negara lainnya, Amerika sesudah Perang Dunia I juga dilanda kesulitan ekonomi yang parah. Hal itu disebabkan: 1.Berhentinya peperangan berarti berhenti pula peran Amerika sebagai supplier senjata dan makanan untuk Eropa. Kelebihan produksi dan War Surplus menyebabkan pabrik-pabrik tutup, yang berarti meledaknya angka pengangguran. 2. Harga makan jatuh di pasaran Internasional. 3. Barang-barang industri mahal dan tidak terbeli rakyat karena meluasnya penyelundupan ke luar negeri. 4. Hasil pertanian merosot dan korupsi merajalela. Woodrow Wilson dipersalahkan melibatkan Amerika dalam Perang Dunia I, karena memperlemah Doktrin Monroe yang menjadi acuan politiok luar negeri Amerika selama itu. Selain itu depresi ekonomi dunia juga menyebabkan terpuruknya ekonomi Amerika. Wilson diganti Hardings dan kemudian Coolidge, Hoover selama 1921-1931dari partai republik diteruskan oleh presiden terkenal F.D. Roosevelt. Pada jaman Roosevelt itu krisis ekonomi dapat diatasi dengan New Deal-nya. Inti dari arah baru politiknya adalah meninggalkan ekonomi bebas diganti ekonomi terpimpin (dipimpin oleh pemerintah). Politik luar negerinya pada masa antara Perang Dunia I dan II, mula-mula menjalankan politik damai (Pacifisisme), tetapi pada tahun 1931 mulai berubah karena kebencian pada Jepang yang menguasai Cina. Jepang sendiri ikut menandatangani Nine Power Sejarah SMA/SMK K - 1 324 Treaty, bersama Amerika, Inggris, Perancis, Italia, Cina, Belgia, Belanda dan Portugal untuk bersama-sama menghormati kedaulatan Cina, tetapi Jepang telah mengingkarinya. Suasana Eropa antara Perang Dunia I dan II memang sangat tidak stabil di berbagai bidang. Mula-mula sibuk mencari perdamaian kemudian saling curiga-mencurigai dan akhirnya menyebabkan terjadinya perlombaan senjata serta pembentukan aliansi-aliansi baru yang saling bertentangan. Maka tidak salah apabila dikatakan bahwa sebab terjadinya Perang Dunia I menjadi sebab pula dalam Perang Dunia II. b). Latar Belakang Terjadinya PD II di Eropa (a) Faktor politik (i) Kegagalan LBB (Liga Bangsa-bangsa) LBB gagal mewujudkan tujuan-tujuan yang dirumuskan. Hal ini disebabkan LBB dijadikan sebagai alat politik nasional khususnya negara-negara besar. Tujuan LBB sebagai badan internasional untuk mewujudkan perdamaian disalahgunakan oleh anggota-anggotanya sendiri. Pada akhirnya LBB gagal menyelesaikan krisis antar negara sehingga mengurangi legitimasi sebagai penjamin perdamaian dunia. (ii)Perlombaan senjata Kemajuan industri suatu negara, memicu negara-negara tersebut membangun industri persenjataannya secara lebih modern. Munculnya kecurigaan-kecurigaan antar negara besar pasca PD I menjadikan tiap-tiap negara berlomba-lomba memajukan Angkatan Perangnya dengan alasan untuk pertahanan diri. Berkembangnya paham-paham fasisme di Italia, nasionalis sosialis di Jerman dan komunisme di Rusia dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian. Kegagalan LBB dalam mewujudkan tujuannya mengakibatkan negara-negara tersebut bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yaitu PD II. (iii)Politik Aliansi (mencari kawan) Negara-negara yang memiliki ideologi dan kepentingan yang sama membentuk aliansi. Di samping itu, kekawatiran akan terjadinya perang, negara-negara tersebut saling mencari kawan sehingga timbul blok-blok diantara negara-negara Eropa. Terdapat tiga blok yang berpengaruh yaitu blok Perancis yang terdiri dari Sejarah SMA/SMK K - 1 325 negara-negara berpaham demokrasi, blok Jerman merupakan negara-negara yang menganut fasisme dan blok Rusia dengan anggota negara-negara berideologi komunis. (iv)Lahirnya Negara-Negara Fascis Fascisme di Jerman Fascisme berasal dari kata fascio, yaitu ikatan panah dengan kapak di dalamnya, lambang kekuasaan Romawi kuno di jaman Julius Caesar. Istilah itu kemudian dipakai menjadi nama partai di Italia yang didirikan Benito Mussolini. Oleh karena, pemerintahan Hitler di Jerman dan Hirohito di Jepang yang didominir golongan militer mempunyai asas yang bersamaan, maka semuanya digolongkan fascis (fascisme). Di Jerman sendiri istilah itu disebut paham Nazi (Naziisme). Sesudah Perang Dunia I, Jerman menjadi republik (Republik Weimar) yang mula-mula dipimpin Ebert (1919-1925), kemudian Presiden Hindenburg (1925-1934). Segera pemerintahan itu mengalami kesulitan di bidang ekonomi. Kekacauan ekonomi memuncak dengan terjadinya krisis malaise tahun 1930 yang menimpa seluruh dunia. Tidak dapat dielakkan, dampak krisis itu, menyebabkan ekonomi Jerman semakin morat-marit. Dalam suasana yang kacau itu, muncullah Adolf Hitler dengan partai Nazi. Naziisme adalah: a. Paham yang mengutamakan kepentingan negara di atas segalagalanya. Segala-galanya (total) buat negara, karena negara yang dibentuk adalah negara totaliter. b. Paham kemasyrakatan yang sosialistik (satu buat semua semua buat satu), tetapi hanya buat jerman saja (bersifat nasional). c. Negara totaliter yang sosialistik tersebut bisa tercapai apabila pemerintahan disusun atas dasar leider principe, yaitu prinsip hanya ada satu pimpinan yang bertanggung jawab atas segala-galanya. Jadi, pemerintahan harus disusun secara diktator. Adolf Hitler selalu menekankan pada pemuda Jerman bahwa semua bisa tercapai karena bangsa Jerman adalah bangsa Aria, di mana terkandung kekuatan bangsa Jerman. Namun, persoalannya sekarang, kekuatan itu sedang terbelenggu oleh kekuatan asing, yaitu perjanjian Versailles, bangsa Yahudi, dan kaum komunis. Hal inilah yang menyebabkan pemujaan pada bangsa sendiri yang berlebihan (chauvinisme), karena pendewaan kepada bangsa sendiri Sejarah SMA/SMK K - 1 326 disertai kebencian kepada bangsa lain. Menurut Hitler apabila bangsa Jerman dapat melepaskan diri dari belenggu tersebut, barulah bangsa Jerman akan kembali jaya. Persoalan ini menyebabkan nasionalisme Jerman menjadi semakin agresif-imperialistik. Fascisme di Italia Sementara itu, Mussolmi dari Italia juga menginginkan kebangkitan seperti pada jaman Romawi kuno. Dengan faham fasisme, Italia berusaha menjadi salah satu kekuatan dominan di Eropa. Fascisme di Italia muncul lebih dahulu (1922) dibanding di Jerman (1933). Italia keluar dari Perang Dunia I sebagai pemenang, tetapi tidak puas dengan hasil kemenangannya karena hanya memperoleh Austria dan Tirol Selatan. Pemerintahan Victor Emmanuel III lemah dalam kepemimpinan. Rakyat menghendaki munculnya seorang pemimpin yang kuat. Sosok pemimpin yang kuat itu ternyata ada pada diri Benito Mussolini dengan partai fascisnya. Fascisme Italia juga menghendaki: a. Negara totaliter. b. Pemerintahan diktator partai, yaitu fascis. c. Hanya ada satu pimpinan. d. Ekonomi negara yang ditujukan ke arah autarki (berdiri di atas kaki sendiri). Italia harus bebas dari perbudakan asing. Perlu dibentuk korporasi, yaitu gabungan orang-orang yang sama kedudukannya atau pekerjaannya. Fascisme di Jepang Fascisme di Jepang terjadi pada masa kaisar Hirohito (1912-1989), yang didukung kerja sama golongan militer (gunbatsu) dan kapitalis (zeibatsu). Ciri-ciri fascisme Jepang mirip dengan Italia, tetapi semuanya bersumber dari ajaran Shinto (isme), yang sejak restorasi 1867 menjadi agama negara. Ketentuan fascisme di Jepang adalah: a. Setiap prajurit atau orang Jepang harus tunduk tanpa syarat kepada Tenno Heika (kaisar) yang merupakan pusat segala kehidupan (satu pimpinan), harus mau mati di jalan kesatria (Bushido), yaitu mati untuk kepentingan tanah air (totaliter). b. Pemerintahan didominasi oleh golongan Gunbatsu (diktator militer) yang didukung golongan Zeibatsu (kapitalis). Sejarah SMA/SMK K - 1 327 c. Perindustrian Jepang yang maju pesat, harus didukung tanah jajahan sebagai sumber bahan mentah dan tempat pemasaran hasil industri serta modal (imperialis modern). ( b) Faktor ekonomi Semangat ultra nasionalisme melahirkan semangat imperalisme dalam rangka pemenuhan kebutuhan sebagai negara-negara industri baru seperti Jerman dan Jepang. Sebagai negara-negara industri mereka membutuhkan dana untuk pemasaran barang industri sekaligus sebagai tempat untuk mengeksploitasi sumber alam untuk pemenuhan bahan mentah bagi industrinya. Hitler menetapkan rencana pembangunan 4 tahunan untuk mengembangkan perekonomian pasca PD I. Dengan perkembangan industri yang pesat, termasuk industri persenjataan, Jerman mulai dengan politik ekspansinya. Semboyan “Lebensraum” dari Hitler merupakan dalih untuk memperluas wilayahnya. Italia di bawah Mussalini berusaha merebut Laut Tengah dengan alasan historis. Pada masa Romawi kuno dan jaman Abad Pertengahan, Laut Tengah merupakan bagian dari Italia. Pada tahun 1937 Mussolini dan Hitller mengadakan perjanjian untuk saling kerjasama dalam politik ekspansinya. Di Asia, Jepang mempropagandakan “Kemakmuran Asia Timur Raya”, namun pelajaran Shinta tentang Hakko-ichi-u (dunia sebagai satu keluarga) menjadikan Jepang bertindak ekspansif terhadap negara-negara di kawasan Asia sehingga menjadi negara imperalis untuk itu, Jepang membutuhkan wilayah bagi pemerataan penduduknya serta kebutuhan bahan mentah bagi industrinya. Hal ini menimbulkan imperalisme modern di Jepang. (c) Ideologi Berkembangnya bermacam–macamnya ideologi politik yang berbeda bahkan bertentangan antara negara-nagara di Eropa dan Asia menyebabkan terjadi pertentangan ideologi yang menjurus pada konflik politik. Paham fasisme yang menekankan kekuatan militer diterapkan pada negara Jerman, Jepang dan Italia berwujud pada semangat ekspansi terhadap wilayah atau negara lain. Paham fasisme ini dianggap bertentangan dengan paham-paham seperti liberalis, demokrasi dan komunisme. Pertentangan ideologi ini menjadijan antara Sejarah SMA/SMK K - 1 328 negara-negara membentuk blok-blok kekuatan yang seidologi sehingga muncul Blok Fasis yang dipelopori Jerman, Italia dan Jepang serta Blok Liberalis seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat. c). Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II di Asia (a) Faktor ideologi Jika semangat ultra nasionalisme di Jerman dipelopori oleh Hitler dengan “Mein Kampf”-nya, maka semangat semacam itu dimiliki juga oleh Jepang disebabkan oleh berbagai hal, yaitu(Djajusman,1978:7): 1) Pengaruh dari buku yang ditulis oleh Ikki Kita pada tahun 1920. Buku tersebut mencerminkan keinginan bangsa Jepang membebaskan saudarasaudaranya yang berada di Tiongkok,India,Filipina, Indonesia , Malaya serta lainnya. Sebagai buktinya pada tahun 1931, Jepang melakukan penyerbuan ke Mancuria. Akibat tindakannya, Jepang dikecam oleh Liga Bangsa-Bangsa (Volkenbond) sebagai negara agresor, sehingga Jepang menyatakan mundur dari Liga Bangsa-Bangsa 2) Adanya “Tanaka Memorial”. Jenderal Guchi Tanaka (1863-1929) adalah seorang Jenderal dan ahli politik . Semasa Perang Tiongkok (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1904-1905) , Tanaka merencanakan apa yang disebut memori Tanaka yang berisi rencana jangka panjang untuk dapat menguasai seluruh Asia bahkan dunia. Ketika Jerman memutuskan menyerang Polandia tahun 1939 maka hal ini sebagai pengumuman terjadinya Perang Dunia II, khususnya di Eropa. Akhirnya Jepang mengikuti Jerman untuk terlibat dalam Perang Dunia II, khususnya di Asia. Sebab-Sebab Jepang terlibat dalam Perang Dunia II adalah (Subantardjo,1954:19): 1) Adanya imperalisme Jepang yang berusaha menguasai seluruh Asia sebagai penerapan dari Hakko-ichi-u (dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin Jepang). 2) Jepang ingin menggantikan kedudukan negara-negara Barat di Asia 3) Secara militer, Jepang merasa lebih kuat dibanding kekuatan Barat di Asia 4) Kemenangan Jerman pada awal Perang Dunia II, memberi semangat pada Jepang untuk menguasai Asia. Sejarah SMA/SMK K - 1 329 Keputusan pemerintah Jepang terjun dalam Perang Dunia II diputuskan pada tanggal 2 Juli 1941 dalam suatu Konferensi Kemaharajaan yang dihadiri oleh Kaisar,Perdana Menteri , Menteri Dalam Negeri serta pimpinan Angkatan Bersenjata Jepang dengan keputusan rapat menegaskan untuk membentuk Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dan Perdamaian Dunia (Nugroho Notosusanto, 1979:19). Hal ini di perkuat dengan keputuan Konferensi Kemaharajaan Jepang pada tanggal 6 September 1941yang memutuskan jika upaya diplomasi untuk menguasai daerah-daerah yang diinginkan gagal, maka jalan yang ditempuh adalah konfrontasi terhadap Amerika, Inggris, Belanda serta negara-negara Barat lain yang menguasai Asia. Untuk melancarkan programnya, Jenderal Tojo diangkat sebagai Perdana Menteri menggantikan Konoye (Nugroho Notosusanto, 1979:21). (b). Faktor Politik Seiring dengan perkembangan yang pesat dalam segala aspek di negara-negara Eropa, Jepang berhasil mengikuti negara-negara Eropa untuk menjadi negara maju. Hal yang paling berperan dengan perubahan ini adalah dengan adanya Restorasi Meizi. Pada tahun 1868 Meizi Tenno memindahkan ibukota Kyoto ke Tokyo dengan menciptakan bendera kebangsaan Jepang Hinomaru dan lagu kebangsaan Kimigayo. Ini sebagai lambang modernisasi Jepang untuk mewujudkan sebagai negara maju di Asia. (c) Faktor Ekonomi Jepang telah menjadi negara kuat dan modern, karena itu ingin bertindak juga seperti negara-negara besar lainnya. Negara-negara besar lainnya (Inggris, U.S.A., Perancis, Jerman, Rusia) pada waktu itu lebih dahulu mengenal imperalisme. Di negara tetangga Jepang, ialah Tiongkok, mereka berebut tanah jajahan. Jepang sebagai negara besar juga, segera mengikuti jejak negara-negara besar lainnya itu sehingga Jepang juga berusaha menjadi imperialisme. Sebab-sebabnya Jepang menjadi imperialistis ialah: 1) Kemajuan Jepang mengakibatkan berlipat-gandanya jumlah penduduk (tahun 1868 : 32 juta, tahun 1900 : 40 juta, tahun 1940 : 73 juta, tahun 1950 : 84 juta). Penduduk Jepang menjai sangat padat, hingga Jepang menjadi negara minus. Jepang ingin mendapatkan jajahan untuk mengatasi permasalahnya. Sejarah SMA/SMK K - 1 330 2) Restriksi (pembatasan) immigrasi bangsa Jepang yang dijalankan oleh negara-negara lainnya menimbulkan reaksi di Jepang berupa imperialisme. 3) Industri besar-besaran di Jepang membutuhkan sumber bahan mentah (besi, minyak, batu-bara, kapas) dan pasar barang industri yang luas. Timbullah imperialisme modern di Jepang. 4) Harga diri sebagai negara besar yang ingin bertindak sebagai negaranegara besar lainnya, ditambah dengan pelajaran Shinto tentang Hakkoichi-u (dunia sebagai satu keluarga) yang mengatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia ini sebagai satu kekeluargaan yang besar (tentu saja dengan Jepang sebagai kepala keluarga). (d) Sebab Khusus PD II Sebab khusus atau langsung dari PD II adalah: Eropa : penyerbuan Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September 1939 dengan alasan untuk merebut kembali kota Danzig yang mayoritas penduduknya keturunan Jerman. Menurut perjanjian Versailles, Prusia Timur (Jerman Timur) dipisahkan dari Jerman dengan diciptannya koridor Polandia (jalan keluar laut) di tengah-tengahnya. Di tengah koridor itu terletak kota Danzig yang dikuasai gabungan bangsa-bangsa sebagai kota penduduknya merdeka. adalah Hitler bangsa menuntut Jerman. kota Polandia Danzig karena menolak dan mengadakan perjanjian dengan Inggris, Perancis, Rumania dan Yunan yang intinya saling menjamin kemerdekaan masing-masing. Hitler menjawab dengan perjanjian Jerman-Rusia 23 Agustus 1939 yang berisi: Jerman tidak menyerang Rusia, Rusia tidak menyerang Jerman. Pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia dan meletuslah Perang Dunia II. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman. Asia : penyerahan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Habour tanggal 7 Desember 1941. Sejarah SMA/SMK K - 1 331 d). Jalannya Perang Dunia II di Eropa Dapat dibagi menjadi 3 bagian: a. Bagian Permulaan (1939 – 1942): Pihak As menang,Sekutu kalah. - Tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia dan Polandia kemudian dibagi antara Jerman dan Rusia. - Jerman menyerbu dan menduduki Denmark, Norwegia, Negeri Belanda, Belgia dan Luxemburg pada tahun 1940. - Pada tanggal 10 Juni 1940 Italia mengumumkan perang kepada Perancis dan Inggris dengan menyerbu Perancis. - Dan pada tanggal 13 Juni 1940 Paris jatuh di tangan Jerman, akibatnya Perancis dibagi dua : utara diduduki Jerman dan selatan menjadi daerah pemerintahan Vichy dibawah Jendral Petain. - Tanggal 27 Septmber 1940 Jerman, Italia, Jepang bersatu dalam Perjanjian Tiga Negara. - Pada tanggal 13 April 1941 Rusia dan Jepang mengadakan perjanjian yang isinya: Rusia tidak akan menyerang Jepang dan sebaliknya. - Tentara Jerman yang didukung Rumania dan Bulgaria menyerbu Balkan sampai di Kreta, sedangkan tentara Italia dapat dipukul mundur oleh Inggris di Afrika Utara, sementara tentara Jerman dibawah Jendral Erwin Rommel meyerbu afrika dan menghantam Inggris sampai dimuka Alexandria. - Jerman menyerbu Rusia pada tanggal 22 Juni 1941,ini penting sekali artinya bagi jalannya peperangan. Jerman sekarang terpaksa mengurangi kekuatannya front Barat. Inggris dapat lepas dari serangan–serangan angkatan udara Jerman yang kuat bahkan akhirnya Inggris menang dalam “The Battle of Britanian”. - The Atalatic Charter ditandatangani oleh Roosevelt dan Churchill pada tanggal 14 Agustus 1941. - Tanggal 7Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbour dan membuka Perang Pasifik. Sejarah SMA/SMK K - 1 332 b.TheTurning Point 1942 - Pada tanggal 7 Mei 1942 Jepang kalah dalam pertempuran Laut Karang. - Pada tanggal 12 Nopember 1942 Jerman dipukul mundur dalam pertempuran di el- Alamein dimuka Alexandria oleh Jendral Montgomery. - Jerman kalah dalam pertempuran Stalingrad terhadap tentara Rusia dibawah Zhukov pada tanggal 19 Nopember 1942. c. Dari 1943 – 1945 - Italia diserbu Sekutu dibawah Jendral Eisenhower dan Mussolini tertangkap. Sementara tentara Jerman berusaha menduduki Italia dan membebaskan Mussolini tetapi usahanya sia-sia. Akhirnya, Italia terpaksa menyerah kepada Sekutu pada tanggal 1 Mei 1944. - Sejak Jerman kalah dalam pertempuran Stalingard,Rusia terus memukul mundur tentara Jerman sampai keluar dari negaranya. Kemudian Rusia menyerbu ke Polandia dan Balkan. Hasilnya Rumania dan Bulgaria menyerah pada tanggal 24 Agustus 1944 dan 8 September 1944. Jugoslavia dibebaskan bersama pasukan-pasukan gerilya dari Tito (20 Oktober 1944) dan Hongaria (pemihak Jerman) menyerah pada tanggal 13 Februari 1945. Tentara Rusia yang menyerbu di Polandia melanjutkan gerakannya masuk Jerman di bawah Jendral Zhukov. - Tentara U.S.A dan Inggris mengadakan penyerbuan di Normandia (Prancis) pada tanggal 6 Juni 1944 (D – Day =Decision Day = hari yang telah ditentukan) dibawah pimpinan Jendral Eisenhower dan Prancis berhasil direbut (24 Agustus 1944), Belgia dibebaskan (2 September 1944) dan kemudian menyerbu Jerman. - Jerman menyerah (7 Mei 1945) Tentara Rusia dibawah Zhukov berhasil menyerbu Berlin. Akhirnya Hitler bunuh diri dan digantikan oleh Laksamana Donietz. Pada tanggal 1 Mei 1945 Berlin jatuh ditangan Rusia. Akhirnya Jerman menyerah pada tanggal 7 Mei 1945. Sejarah SMA/SMK K - 1 333 e). Jalannya Perang Dunia II di Asia Pada tanggal 7 Desember 1941, secara tiba-tiba Angkatan Udara Jepang menyerang Pangkalan Amerika di Pearl Harbour, Hawai. Selanjutnya, secara resmi Amerika Serikat, Inggris, Hindia Belanda dan Perancis menyatakan perang terhadap Jepang. Dengan kecepatan yang luar biasa, pasukan Jepang berhasil menduduki Malaya, Singapura, Burma, Indonesia, Philipina sampai ke Kepulauan Solomon. Hongkong pada tanggal 2 Desember 1941 jauh ketangan pasukan Jepang. Benteng pertahanan Singapura yang terdiri atas Divisi ke18,Divisi India ke-11, Divisi Australia ke-8 dan Brigadi India ke-44 dan k-45 tidak mampu menahan serangan pasukan Jepang sehingga Singapura menandatangani penyerahan pada tangga 15 Februari 1942. Peristiwa ini membawa akibat-akibat buruk pada Australia dan Hindia Belanda (Djajusman, 1978:74). Australia terancam oleh serangan Jepang tersebut sehingga Amerika Serikat mengirimkan bantuan ke wilayah tersebut. Jenderal Mac Arthur berusaha menyusun kekuatan Sekutu di Asia dala menghadapi serangan kilat Jepang. Hindia Belanda juga dengan mudah dikuasai Jepang, dengan perjanjian penyerahan Belanda atas Hindia Belanda melalui perjanjian Kalijati tanggal 8 Maret 1942. Akhirnya kekuatan sekutu berhasil memukul balik serangan Jepang yang dimulai pada kemenangan pasukan Sekutu pada tanggal 4Mei 1942 di Laut Karang. Selanjutnya pasukan Jepan juga mengalami kekalahan di Guadalcamal pada tanggal 6 November 1942. Dan selanjutnya terjadi kekalahan yang luar biasa pada 1 Maret 1943 dalam pertempuran di laut didekat Kepulauan Bismarck dengan gugurnya laksamana Yamamoto. Pada tahun 1944 Kepulauan Saipan juga dapat dikuasai Sekutu bahkan tentara Jepang di Kepulauan Solomon dipukul mundur oleh pasukan Amerika Serikat yang dilanjutkan dengan dikuasainya Irian dan Moratai oleh pasukan Sekutu. Pada tanggal 20 Oktober 1944, tentara Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jenderal Douglash Mac Arthur berhasil mendarat di Kepulauan Leyte, Philipina. Pada tanggal 19 Februarai 1945, Benteng Iwo Jima gagal dipertahankan oleh Jepang. Pasukan Sekutu juga berhasil memasuki bagianbagian wilayah Indonesia seperti Halmahera, Ambon, Manado, Surabaya dan Balikpapan. Un I Soviet pada tanggal 9 Agstus 1945 mengumumkan perang Sejarah SMA/SMK K - 1 334 kepada Jepang, dengan menyerbu daerah-daerah Asia yang diduduki tentara Jepang seperti daerah Mancuria. Klimak dari Perang Dunia II di Asia terjadi ketika tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan dilanjutkan tanggal 9 Agustus di kota Nagasaki. Kaisar Jepang, Hirohito (Tenno Heika) mulai menyadari bahwa ambisisnya membangun imperium Asia Timur Raya tidak akan tercapai dengan adanya bom atom tersebut. Kaisar Jepang memerintahkan rakyat dan tentaranya menghentikan perang. Hal ini yang menjadi pertimbangan Sekutu untuk tidak menjatuhkan bom atom yang ke-3 di Tokyo. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat (unconditional surrender) kepada Sekutu sehingga Perang Dunia II di Asia berakhir. g). Dampak Perang Dunia II bagi Dunia Politik (1) Perang Dingin Kemenangan Sekutu alam Perang Dunia II yang dipelopori oleh Amerika Serikat, menyebabkan negara tersebut dalam posisi puncak dalam proses kebijakan politik tingkat dunia pasca Perang Dunia II. Pada akhirnya pengaruh atau kebijakan Amerika Serikat sangat menentukan di berbagai kawasan. Rusia yang juga sebagai salah satu pemenang dalam Perang Dunia II menjadikan negara tersebut sejajar dalam banyak hal dengan Amerika Serikat. Perebutan hegemoni antara Rusia dan Amerika Serikat yang dilatarbelakangi perbedaan ideologi Komunis dan Liberalis menjurus pada perang secara tertutup. Hal ini yang akhirnya dunia terjadi Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. (2) Lahirnya Negara-negara Baru Munculnya Nasionalisme Asia-Afrika yang berakibat jatuhnya impralisme Barat dalam bidang politik dengan lahinya negara-negara merdeka seperti Indoneia (17 Agustus 195),Philipina (4 Juli 1946),Burma (4 Januari 1948), India dan Pakistan dalam status dominion (15 Agustus 1947). Namun hal ini tak lepas dari kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II sehingga negara-negara yang didudukinya, khususnya di Asia dalam situasi status Quo. (3) Politik Aliansi Sejarah SMA/SMK K - 1 335 Dengan adanya pertentangan Blok Barat dan Timur, pada akhnya melahirkan organisasi-organisasi pertahanan seperti NATO (North Atlantis Treaty Organization) dan Seato (South East Asia Treaty Organization). Kedua pakta pertahanan trsebut bertujuan membendung pengaruh komunis. Uni Soviet menandingi pakta tersebut dengan membentuk Pakta Warsawa (4) Politik memecah belah Beberapa negara dipecah untuk sementara waktu seperti Jerman, Indocina, Korea kedalam daerah pendudukan yang berbeda . Namun perpecahan bangsa dan negara ini bersifat permanan disebabkan perbedaan idelogi (antara Komunis dan Liberalis) diantara negara-negara yang menguasai. Pacsa jatuhnya Blok Timur, Jerman dapat disatukan kembali sementara Korea sampai sekarang tetap terbelah menjadi dua yaitu Korea Utara (Komunis) dan Korea selatan (Liberalis). b) Ekonomi Perang Dunia II berakhir dengan kehancuran perekonomian terutama negara-negara yang kalah dalam perang tersebut. Sementara Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat muncul sebagai kekuatan ekonomi dunia. Dalam rangka membantu negara-negara yang ekonominya hancur dan agar tidak dapat dipengaruhi oleh paham komunis dari Rusia/Uni Soviet maka Amerika Seikat dan negara-negara Eropa Barat melaksanakan program bantuan ekonomi terhadap negara-negara yang ekonominya hancur sebagai dampak langsung dan tidak langsung dari Perang Dunia II. c) Lapangan Sosial Perang Dunia II berdampak besar bagi struktur masyarakat dunia karena kerugian perang yang tidak ternilai. Kerugian harta, benda , nyawa serta beban psikologis tak terhitung jumlahnya. Banyak terjadi beban hidup dan psikologis disebabkan mereka kehilangan rumah,pekerjaan atupun menjadi cacad sebagai korban dari perang tersebut. Sejarah SMA/SMK K - 1 336 d) Lahirnya PBB Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan misinya sehingga terjadi Perang Dunia II, dijadikan bahan evaluasi bagi para pemimpin dunia untuk membentuk organisasi perdamaian yang bersifat internasional yang dapat membantu terciptanya perdamaian dunia. Pada tanggal 24 Oktober 1945 diresmikan organisasi internasional tersebut yang bernama UNO (United Nations Organization) atau PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Tujuan didirikannya PBB adalah (Soebantardjo, 1955:212): 1) Menjamin perdamaian dunia, hak-hak manusia serta kemajuan dalam bidang sosial dan ekonomi 2) Menyelesaikan konflik antar negara dengan cara damai tanpa kekerasan 3) Mengadakan tindakan bersama terhadap negara yang dianggap membahayakan perdamaian dunia 4) PBB tidak diperkenankan turut campur dalam urusan dalam negeri suatu negara 5) menghormati kedaulatan negara lain serta dilarang melanggar kedaulatan negara lain D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Untukmemahami materi Sejarah Eropa Modern, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Dengarkan dengan cermat apa yang disampaikan oleh pemateri, dan tulis apa yang dirasa penting.Silahkan berbagi pengalaman anda dengan cara menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenangkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup : 1. Aktivitas individu, meliputi : a. Memahami dan mencermati materi diklat Sejarah SMA/SMK K - 1 337 b. Mengerjakan latihan/lembar kerja/tugas, menyelesaikan masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar; dan menyimpulkan c. Melakukan refleksi 2. Aktivitas kelompok, meliputi : a. mendiskusikan materi pelatihan b. bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan c. penyelesaian masalah /kasus E. LATIHAN/KASUS/TUGAS LK I Pertanyaan berikut, dijawab secara indivudual 1. Apa hubungan antara perkembangan teknologi dengan lahirnya Revolusi Industri? 2. Sebelum Revolusi Industri, masyarakat Inggris adalah masyarakat feodal. Apa yang dimaksud dengan sistem feodal di Inggris saat itu? 3. Identifikasikan dan jelaskan dampak Revolusi Industri bagi dunia? 4. Apa latar belakang munculnya Revolusi Perancis? 5. Apa hubungan Revolusi Perancis dengan munculnya paham-paham sosiolpolitik modern? 6. Bagaimana latar belakang munculnya Perang Dunia I ? 7. Apa dampak Perang Dunia I bagi dunia? 8. Bagaimana latar belakang munculnya Perang Dunia II ? 9. Apa dampak Perang Dunia II bagi dunia? 10. Coba analisa, mungkinkah Perang Dunia III bisa terjadi? Jelaskan! LK 2 Beri penjelasan hal berikut No Fakta dan Peristiwa 1 Revolusi Perancis 2 Revolusi Industri Sejarah SMA/SMK K - 1 Dampak bagi dunia Dampak bagi Indonesia 338 3 Perang Dunia I 4 Perang Dunia II F. RANGKUMAN Inggris pada akhir abad ke-18 dan abad ke-19 awal mengalami kemajuan dalam bidang teknik, mempercepat mesin-mesin untuk kepentingan industri besar. Banyak penemuan baru diperoleh dalam industri tekstil. John Kay pada 1733 menemukan kumparan terbang, sehingga penemuan dapat dipercepat jalannya; pada 1768 Arkwreight menemukan alat pintal, yang dijalankan dengan tenaga air; pada 1779 Samuel Crompton menemukan bagan pintal, yang memungkinkan orang memintal benang kapas dengan halus; pada 1785 E. Cartwright menemukan mesin tenun; Thomas Bell menemukan cap silinder dan bahan kimia untuk pewarna. Industri tekstil di Inggris maju pesat, dengan menggunakan alat-alat baru dan dengan tenaga air dan uap. Pada 1835 terdapat hampir 106.000 mesin tenun Inggris. Dalam buah renungannya L’Esprit des Lois (Jiwa Undang-Undang) C.S.B. Montesquieu (1689-1755) mengemukakan teori Trias Politica. Dalam buku tersebut dibahas bahwa ketiga kekuasaan yakni legislatif, eksekutif, dan judikatif hendaknya dipisahkan. Pemisahan kekuasaan sangat perlu, sebab dengan cara demikian raja tidak dapat berbuat sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Sebagai contoh, dikemukakan bahwa lembaga letter de chacet (“jajahan raja”) sangat berbahaya karena surat yang ditanda tangani raja telah mampu untuk menjerumuskan seseorang ke dalam penjara Bastille. Orang-orang yang tidak disukai raja atau oleh salah satu anak emas raja dengan cara demikian mudah dilenyapkan. Banyak penulis yang dimasukkan dalam penjara itu, karena mengemukakan secara terang-terangan menentang politik raja, seperti Francois Marie Arouret, yang lebih terkenal dengan Voltaire, dan Beaumarchais. Voltaire (1694-1778) yang dianggap sebagai salah seorang “pendekar kebebasan dan kemerdekaan” mengadakan sindiran dan kritik-kritik pedas dalam bidang pemerintahan. Ketiga kekuasaan tersebut di atas dalam tangan raja. Raja Sejarah SMA/SMK K - 1 339 memilih dan mengangkat para menteri yang pada hakikatnya hanya merupakan kaki tangannya saja. Para menteri bertanggung jawab kepada raja, tidak kepada badan perawakilan rakyat, seperti dalam negara demokrasi. Sebelum raja berhasil memusatkan segala kekuasaan pada dirinya, Perancis mengenal tiga pemisahan kelas secara ketat. Penduduk dibagi dalam tiga kelas (estates of classes) atau tingkat dalam hidup, yakni kaum bangsawan, kaum agama yang mempunyai hak-hak istimewa, dan golongan paura atau golongan ketiga. Wakil-wakil golongan tersebut duduk dalam dewan propinsi dan Etats Generaux. Tiap-tiap golongan mempunyai satu suara. Tetapi sejak 1614 raja tidak menganggap perlu menyuruh Etats Generaux bersidang. Kaum atau golongan bangsawan dan golongan agama tidak begitu gigih memprotes. Kaum bangsawan, yang sebagian berasal dari bangsawan abad pertengahan dan yang sebagian dilantik menjadi kaum bangsawan dari golongan paura yang kaya mendapat jabatan-jabatan yang penting, baik sipil, militer, maupun jadi pemborong pajak. Sedang kaum agama, hampir sepertiga dari tanah Perancis ada dalam kekuasaan mereka. Karena para biskop dilantik oleh raja, maka mereka pun menjadi alat kekuasaan raja dan demi kepentingannya agama bersikap konservatif sebab itu walaupun Voltaire bukan termasuk golongan anti agama tetapi selalu menyerang dengan tajam terhadap gereja yang dianggap sebagai alat kekuasaan raja. Tulisan Voltaire antara lain tertuang dalam Letres Philophiques. Pada dasarnya permasalahan dan penyebab utama dari Perang Dunia I adalah terkait dengan kepentingan ekonomi suatu negara. Perebutan daerah jajahan yang merupakan masalah utama terjadinya Perang Dunia I bermula dari konflik kepentingan dalan persaingan ekonomi antar negara yang terlibat perang. Sementara itu, kemajuan teknologi dengan adanya penemuan senjata yang lebih maju juga menjadi faktor pendorong timbulnya konflik antar negara. Liga Bangsa-Bangsa yang didirikan sebagai lembaga yang bertujuan untuk mencegah timbulnya perang pasca Perang Dunia I , gagal mewujudkan misinya disebabkan kelemahan-kelemahan yang ada pada lembaga internasional itu sendiri. Disamping itu, semangat balas dendam dari negaranegara yang kalah pada Perang Dunia I terutama Jerman yang didukung dengan semangat chauvinisme atau ultra nasionalisme menjadikan konflik lanjutan berlanjut dengan adanya Perang Dunia II yang lebih dasyat dan luas dari perang Sejarah SMA/SMK K - 1 340 sebelumnya. Perang Dunia II lebih luas dan dasyat disebabkan Jepang juga berusaha menguasai Asia dengan semangat chauvinisme versi keyakinan orangorang Jepang. Persenjatan yang lebih canggih menjadikan kerusakan dan korban dari perang ini sangat banyak. Berakhirnya Perang Dunia I dan II berdampak bagi perubahan segala sektor kehidupan di dunia termasuk di Indonesia. Dampak dari kedua perang tersebut berupa dampak positif dan negatif. Diantara dampak negatif perang yang sangat banyak, ternyata terdapat dampak positif sebagai imbas dari peristiwa tersebut. Kemerdekaan Indonesia serta kemerdekaan bangsa-bangsa lain sekitar pasca Perang Dunia II merupakan dampak positif yang dimaksud. Pasca Perang Dunia II ternyata ketegangan dunia belum berakhir seiring munculnya perang ideologi antara Blok Barat dan Timur yang dikenal dengan Perang Dingin. Blok Barat sebagai aliansi negara-negara yang berpaham liberal yang dipimpin USA dengan anggota negara-negara Eropa Barat sedang Blok Timur dipimpin Uni Sovyet dengan anggota negara-negara Eropa Timur. Ketegangan ini jika muncul menjadi perang terbuka akan sangat berbahaya karena kedua blok telah siap dengan persenjataan canggih sekaligus mematikan seperti senjata nuklir. Namun dengan perubahan peta politik di Uni Sovyet yang lebih mengarah demokrasi dan liberal maka aliansi negara-negara komunis akhirnya runtuh dan komunisme menjadi ideologi yang kurang laku di dunia. Berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Timur bukanlah jaminan bahwa perang besar tidak akan terjadi lagi di dunia. Hal ini disebabkan permasalahan-permasalahan klasik yang menimbulkan ketegangan antar negara masih terjadi di dunia seperti konflik di Timur Tengah yang sampai sekarang tidak jelas penyelesaiannya. Konflik ini bukan hanya melibatkan negara-negara tertentu yang secara historis sering konflik seperti Palestina-Israel atau Lebanon(Hizbullah)-Israel tetapi sudah menyeret negara-negara lain ikut terlibat seperti USA dan Inggris yang menjadi pendukung setia Israel. Sedangkan Iran dan Syuriah yang menjadi pendukung utama Hisbullah (Lebanon). Konflik ini akan dapat meluas jika perasaan simpati sesama negara muslim untuk mendukung Palestina dan Lebanon berupa dukungan persenjataan dalam melawan Israel. Permasalahan yang lain adalah protes negara-negara Amerika dan Sekutunya terhadap program nuklir Iran. Antara Iran dan USA sangat bertolak belakang Sejarah SMA/SMK K - 1 dalam menafsirkan program nuklir Iran tersebut. 341 Permasalahan Irak juga menjadi kendala bagi terwujudnya perdamaian di Timur Tengah. Jika permasalahan Timur Tengah tetap berlarut-larut maka dikhawatirkan perang besar dan meluas seperti yang terjadi dalam Perang Dunia I dan II akan terjadi yang dimulai dari kawasan Timur Tengah. G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak/ Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini: 1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi Sejarah Eropa Modern? 2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi di atas? 3. Apa manfaat materi tersebut terhadap tugas Bapak/Ibu disekolah? DAFTAR PUSTAKA Ambarman,R. 1978: Politik Dunia dan Perang Kemerdekaan. Bandung: Penerbit Alumni Akira Nagazumi, 1989: Bangkitnya Nasionalisme Indonesia. Jakarta: Grafiti Pers Djayusman,1978: Hancurnya Angkatan Perang Hindia Belanda(KNIL). Bandung: Penerbit Angkasa Dimyati, Muhammad. 1952. Sejarah Perang Dunia, Ikhtisar Pergolakan Dunia Selama Setengah Abad. Jakarta: Penerbut Bulan Bintang Embuiru,H. 1957.Teropong Sejarah. Semarang: Penerbit Yayasan Kanisius. George Kahin,1996: Nationalosm and Revolution in Indonesia. IthacaCornellUniversity Press. M.C Ricklefs,1991: Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada Press Nugroho Notosusanto, 1975. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka ----------------------------, 1977. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka Onghokham,1989. Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: PT Gramedia Priyo Budi Santoso, 1995. Birokrasi Pemerintahan Orde Baru, Perspektif Kulturaldan Sktruktural. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sejarah SMA/SMK K - 1 342 Panitia Konferensi Internasional,1997: Denyut Nadi Revolusi Indonesia, (suatu kumpulan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Romein,J.M, 1953: Aera Eropa Peradaban sebagai Penyimpangan dari Pola Umum.Sartono Kartodirjo,1993. Pengantar Sejarah indonesia Baru: Sejarah SMA/SMK K - 1 343 Sejarah SMA/SMK K - 1 344