PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW MERANCANG SEISMOMETER DENGAN MENGGUNAKAN LVDT Joko Budiyono, Suryasatriya Trihandaru, Andreas Setiawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana, Jln. Diponegoro no. 52-60 Salatiga, Indonesia ABSTRAK Pada saat ini gempa bumi merupakan suatu istilah yang tidak asing bagi telinga kita. Tetapi bagi masyarakat pada umumnya peristiwa ini selalu menghantui karena telah merenggut banyak korban, seperti peristiwa gempa bumi dan Tsunami di Aceh-Nias pada bulan Desember Tahun 2004. Melalui peristiwa tersebut, masyarakat awam pada umumnya memahami bahwa gempa bumi dianggap sebagai peristiwa yang menakutkan bahkan sebagai kutukan dari Sang Ilahi karena belum memahami penyebab terjadinya dan bagaimana mengetahui kekuatannya. Salah satu tindakan untuk mengatasi kesalahpahaman tersebut adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya melalui peserta didik untuk mengetahui fenomena alam yang harusnya dihadapi. Dalam paper ini, salah satu tindakan yang perlu dilakukan adalah peneliti akan menjelaskan proses terjadinya gempa bumi dan merancang alat (seismometer) untuk mendeteksi gempa bumi dengan menggunakan LVDT (Linear Variable Differetial Transformer). Alat yang dirancang menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan mudah di peroleh dengan biaya yang murah. Hasil yang diperoleh berupa data sinusoida yang di rekam dalam SoundCard kemudian diolah dengan program Matlab untuk di tampilkan melalui monitor komputer. Dengan alat ukur gempa bumi (seismometer) yang telah dirancang ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat khususnya peserta didik dan bagi para peneliti yang berminat menekuninya. Kata kunci : Gempa, Seismometer, LVDT, Soundcard, Monitor komputer. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terjadi bencana gempa bumi yang telah banyak merenggut jiwa. Peristiwa tersebut merupakan tragedi yang menakutkan bagi masyarakat. Ada beberapa daerah yang pernah mengalami gempa bumi berdasarkan data dari Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika, antara lain[7] : Daerah Barat daya Jayapura-Papua (5.4 SR), Daerah Gunungsitoli-Sumut (5.9 SR), Daerah Ambon-Maluku (5.0 SR), Barat Daya Padang Sidempuan-Sumut (5,5 SR), Daerah Barat daya Cilacap-Jateng (7,1 SR), Daerah Tenggara Ujungkulon-Banten (5,4 SR), Daerah Tenggara Meloguane-Sulut (5,6 SR), dan Daerah Tenggara Blitar-Jawa timur (6,1SR). Dalam dunia pendidikan, pengetahuan tentang seismologi merupakan materi yang jarang dibahas sehingga pengetahuan tentang fenomena alam ini kurang mendapat perhatian yang serius. Tetapi dengan berkembangnya teknologi serta tingkat mobilitas manusia yang semakin meningkat maka manusia dituntut untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya secara cepat. Dalam perancangan ini peneliti merancang alat yang mampu mendeteksi gempa bumi dengan menggunakan sensor LVDT. Sensor LVDT merupakan sebuah sensor yang peka terhadap perubahan posisi suatu benda yang berada didalamnya. Adapun tujuan perancangan ini adalah untuk membuat alat ukur gempa bumi (Seismometer) yang sederhana dan biaya murah serta mudah dipindah-pindahkan jika dibutuhkan untuk penelitian. Alat ini juga dapat digunakan dalam dunia kependidikan, agar peserta didik memahami peristiwa gempa bumi serta pengukuran kekuatannya. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Gempa Gempa bumi adalah suatu gejala fisik yang ditandai dengan bergetarnya bumi dengan berbagai intensitas, dimana bangunan mengalami gerakan vertikal dan horizontal[1]. Gejala gempa bumi merupakan getaran yang dihasilkan melalui gelombang yang membawa energi F24-1 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW yang sangat besar karena pergerakan lempeng bumi. Beberapa klasifikasi gempa bumi berdasarkan penyebab terjadinya: 1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ): gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. 2. Gempa bumi tektonik : gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi. 3. Gempa bumi tumbukan : Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi. 4. Gempa bumi runtuhan : Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. 5. Gempa bumi buatan : Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi. 6. Seismisitas terinduksi: Gempa bumi yang terjadi karena ulah manusia, seperti peledakan bahan peledak / nuklir. Untuk mengetahui kekuatan getaran atau goncangan gempa bumi digunakan alat yang disebut Seismometer. Hasil rekaman dari Seismometer disebut seismograf [1],[9]. Seismograf biasanya dipasang dengan kedalaman ±4 meter di dalam tanah, agar dapat mendeteksi goncangan lebih tepat dan data yang didapatkan lebih akurat. 2.2 Skala Richter Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kekuatan suatu peristiwa gempa, yaitu intensitas dan magnitudo[9]. Intensitas adalah ukuran subyektif atau kualitatif kerusakan yang disebabkan oleh gempa. Besarnya intensitas gempa dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: Besar energi yang dilepaskan, kedalaman hiposenter, jarak dari episenter, durasi getaran, kepadatan penduduk, dan jenis kontruksi bangunan (Monroe et al., 2007). Berikut ini beberapa klasifikasi intensitas gempa bumi menurut Charles F. Richter, seperti ditunjukkan pada table di bawah ini. Tabel klasifikasi intensitas gempa dengan skala Richter[9] < 2.0 Gempa kecil , tidak terasa 2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat 3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan 4.0-4.9 Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan 5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik 6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km 7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas 8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil 9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil > 10 Belum pernah terekam Sedangkan magnitudo adalah ukuran kuantitatif berupa jumlah energi yang dilepaskan dari pusat gempa. F24-2 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW Gambar 1. Penentuan magnitudo gempa dengan Skala Richter[10] Cara penentuan magnitudo gempa bumi dengan Skala Richter ialah dengan menghitung amplitudo maksimum gelombang gempa dan menandakannya pada garis skala 'amplitudo' (sebelah kanan), seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Selisih waktu kedatangan gelombang Primer (P) dan gelombang Sekunder (S) ditandakan pada garis skala 'jarak gelombang P-S' (sebelah kiri). Jika ditarik garis yang menghubungkan kedua titik tersebut, maka titik yang memotong garis skala 'magnitudo' (garis di tengah) adalah Magnitudo gempa. 2.3 LVDT LVDT adalah suatu alat elektromekanikal yang mampu menghasilkan output elektrikal yang sebanding dengan pergeseran intinya[2]. Konstruksi dasar LVDT ini terdiri dari sebuah kumparan primer , dua buah kumparan skunder dan sebuah inti besi yang bergerak bebas di dalamnya, seperti ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2. Konstruksi LVDT[4) Dalam penggunaannya kumparan primer dieksitasi dengan tegangan bolak-balik (AC) dan frekuensi antara 10 Hz – 20.000 Hz, sehingga menimbulkan flux magnetik. Dua kumparan disebelah luar merupakan kumparan sekunder, terinduksi oleh fluks magnetik yang dibangkitkan oleh kumparan primer melalui inti besi yang ada di dalamnya dan bila inti besi berada dalam pusat kumparan primer akan menghasilkan keluaran sama dengan nol volt. Kumparan skunder pertama dan kumpuran skunder kedua dihubungkan secara seri dengan arah lilitan berlawanan arah sehingga apabila diinduksikan kedua kumparan amplitudo gelombangnya sama besar dan tegangannya akan berbeda fase sebesar 1800. Hal ini menghasilkan perbedaan tegangan keluaran yang bergantung pada posisi inti besi di dalam kumparan primer tersebut. 2.4 Soundcard Soundcard adalah peralatan tambahan dalam sistem PC (personal computer) komputer untuk memasukkan dan mengeluarkan sinyal suara[5]. Pada dasarnya Soundcard merupakan sistem akuisisi data untuk sinyal suara. Cara kerja soundcard masukan (input) yaitu : mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital yang berkelanjutan. Sinyal digital ini disimpan dalam format waveform table dalam disk atau dikompresi menjadi bentuk lain seperti mp3[6]. Sedangkan cara kerja soundcard keluaran (output) yaitu : mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog, kemudian sinyal analog diperkuat dan dikeluarkan melalui speaker[6]. Soundcard banyak digunakan dalam pengukuran, diantaranya untuk menguji transmission loss akustik bahan sekat, getaran jembatan dan kepekaan telinga. Pada semua F24-3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW aplikasi tersebut, soundcard digunakan untuk mengukur sinyal-sinyal yang rentang frekuensinya. 2.5 Monitor Monitor komputer berfungsi menampilkan informasi pada layar komputer secara visual, informasi yang ditampilkan dapat berbentuk data atau gambar[3]. Agar monitor dapat manampilkan informasi, maka diperlukan bahasa program yang sesuai keperluan dan beberapa simulasi tertentu sesuai bentuk data aslinya. 3. EKSPERIMENTAL 3.1 Merancang kumparan LVDT Membuat lilitan kumparan LVDT sebanyak tiga buah. Kumparan primer terdiri dari 1500 lilitan dan kedua kumpuran skunder terdiri dari 1000 lilitan. Jenis kawat yang digunakan adalah tembaga berdiameter 0,12 mm. Kedua lilitan kumparan skunder ini dililit secara berlawanan arah. Kumparan LVDT yang telah di rancang perlu diuji melalui percobaan untuk mengetahui karakteristik yang dihasilkan. Data yang diperoleh digunakan sebagai acuan dalam pemrograman matlab. 3.2 Desain sistem Seismometer merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi dan merekam gempa bumi. Dalam perancangan alat merupakan modifikasi desain yang dirancang oleh Karl Cunningham, yang berjudul “Construction Deatails of My Force-Balance Seismometer”[8]. Hasil modifikasi ditunjukkan pada gambar 3. Gambar 3. Konstruksi perancangan seismometer. Konstruksi seismometer yang dirancang terdiri dari: 1. Papan/basis dasar: berfungsi sebagai tempat komponen alat yang di rancang dan untuk menahan beban seluruhnya. 2. Tiang penyangga beban: berfungsi sebagai landasan poros batang besi untuk menahan batang besi dan massa beban. 3. Tali penyangga: berfungsi untuk menahan batang besi dan massa beban. 4. Batang besi: berfungsi sebagai tuas dari beban bermassa agar dapat bergerak kearah horizontal melalui porosnya pada tiang penyangga beban. 5. Poros: berfungsi sebagai pusat puntiran batang besi agar massa beban bebas begerak ke arah horizontal, ke arah kanan atau ke arah kiri beban. 6. Peredam (Oli): berfungsi untuk menghindari getaran-getaran yang sangat kecil. 7. Beban bermassa: berfungsi untuk menyeimbangkan gaya-gaya yang bekerja pada batang besi, tali penyangga dan peredam serta menjaga agar inti besi bebas bergerak ke arah horizontal. 8. Inti besi (LVDT): merupakan rangkaian LVDT yang berfungsi untuk menimbulkan induksi magnetik pada LVDT. 9. Sekrup : berfungsi untuk mengatur tegangan tali penyangga. F24-4 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW 3.3 Blok sistem perancangan Dalam perancangan ini ada beberapa tahap subsistem yang perlu digunakan seperti pada gambar 4. Gempa sebagai sumber getaran yang menyebabkan inti besi dalam LVDT bergerak bolak-balik disekitar posisi kesetimbangannya, sehingga dapat membaca getaran yang terjadi. Kuat-lemahnya getaran menyebabkan besar-kecilnya amplitudo gelombang yang dihasilkan. Gambar 4. Blok sistem perancangan Speaker digunakan untuk menghubungkan lilitan primer LVDT dengan sinyal generator yang berfungsi sebagai tegangan pemicunya. Sedangkan mikrofon digunakan untuk menghubungkan lilitan skunder LVDT yang berfungsi sebagai penerima data yang dihasilkan oleh LVDT. Baik speaker maupun mikrofon, kedua komponen ini ada di dalam perangkat soundcard. Data dari LVDT yang telah diterima oleh soundcard tersebut kemudian ditampilkan dalam osiloskop dalam bentuk gelombang sinus. Data yang dihasilkan tersebut kemudian disimpan. Setelah data yang diperlukan selesai direkam, hasilnya dapat dilihat dalam visual data. Baik sinyal generator, osiloscop dan visual data yang tampak pada monitor, telah diolah melalui bahasa pemrograman matlab. 3.4 Teknik pengambilan data Teknik pengambilan data dilakukan dengan pemrograman matlab. Pertama, Memakai generator fungsi seperti yang ditunjukkan pada gambar 5. Generator fungsi ini digunakan untuk membangkitkan gelombang sinus sebagai pemicu tegangan primer LVDT. Dalam perancangan ini, frekuensi gelombang yang digunakan sebesar f = 4000 Hz dan Amplitudo gelombang A = 5 skala. Gambar 5. Generator fungsi Kedua, memakai osiloskop seperti pada gambar 6. Osiloskop ini digunakan untuk menampilkan getaran yang dihasilkan LVDT yang sudah di rekam oleh soundcard. F24-5 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW 1. 2. 3. 4. 5. Gambar 6. Desain osiloskop. Kemudian, kedua desain tersebut dijalankan dalam waktu bersamaan dengan cara: Klik SINYAL GENERATOR, pilih gelombang sin dengan f=4000 Hz dengan A=5. Klik OSILOSKOP. Tulis di File Output. 'Klik REKAM, Untuk berhenti Klik STOP. Untuk melihat hasil yang direkam Klik HISTORI. Sebelum program dijalankan klik (FILE) kemudian tulis untuk mencari data yang diperlukan(data rekaman). Kemudian(Klik REKAM), osiloskop dalam layar monitor memperlihatkan perubahan skala. Naik-turunnya skala pada osiloskop ini menunjukkan besarkecilnya amplitudo gelombang yang dihasilkan LVDT. Apabila perekaman data telah selesai, untuk mengakhirinya dapat dilakukan dengan cara Klik “STOP”. Untuk melihat hasil rekaman yang dihasilkan tersebut, klik menu HISTORI yang ada dalam visual data. Dalam perancangan ini, hasil rekaman data yang diperoleh seperti ditunjukkan pada gambar 7. Gambar 7. Visualisasi rekaman data. Grafik yang diperlihatkan pada gambar 7 diatas, merupakan hasil rekaman data oleh soundcard yang telah diolah melalui pemrograman matlab. Selama data sedang terekam, papan/basis dasar diberikan getaran sehingga beban bermassa ikut bergerak. Gerakan basis terhadap beban bermassa diubah dalam bentuk tegangan listrik (Volt) berupa gelombang sinus oleh LVDT yang gulungan primernya dipicu oleh sinyal generator fungsi melewati speaker dalam soundcard, dan hasilnya direkam melalui mikrofon dalam soundcard. Data yang direkam oleh soundcard kemudian diolah dengan program matlab dengan menyearahkan gelombang sinus yang terekam agar tegangan keluarannya identik dengan data aslinya. Hasil data yang diperoleh setelah diolah oleh matlab seperti pada gambar 7. Sumbu vertikal (sumbu-y) adalah tegangan keluaran LVDT (Volt) dan sumbu horizontal (sumbu-x) adalah lama waktu (detik) getaran yang terekam. Jangkauan waktu yang diperlukan untuk setiap rekaman data diatur melalui program matlab sebesar 0,1 detik. F24-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW 4. DATA DAN ANALISA DATA Data yang dihasilkan dalam penelitian ini seperti pada gambar 7 di atas, diperoleh dengan cara: Pertama, setelah semua peralatan dipersiapkan dan program matlab dijalankan kemudian meja (tumpuan osiloskop) digerakkan dengan simpangan 0,5cm, hasilnya seperti pada bagian lingkaran kolom ke-1. Setelah itu ditunggu beberapa saat hingga papan/basis dasar berada dalam posisi diam. Selanjutnya meja digerakkan kembali dengan simpangan 2cm. hasilnya tampak pada bagian lingkaran kolom ke-2. Berdasarkan gambar 7 dapat diamati ada dua buah puncak gelombang yang berbeda yaitu bagian lingkaran kolom ke-1 dan kolom ke-2. Perbedaan kedua puncak menunjukkan, perbedaan simpangan getarannya. Meja yang digerakkan dengan simpangan 0,5cm memiliki amplitudo yang kecil, dibandingkan dengan meja yang digerakkan dengan simpangan 2cm. Sedangkan pada posisi meja diam tidak ada puncak yang terbentuk (garis horisontal). Tinggi rendahnya amplitudo getaran pada kolom ke-1 dan kolom ke-2 menunjukkan besar kecilnya energi getaran yang diterima oleh seismometer. Energi yang dihasilkan tersebut dapat dianalogikan kekuatan gempa bumi yang tengah terjadi. 5. KESIMPULAN Sensor LVDT dapat digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi getaran permukaan bumi akibat gempa bumi. Dari data dan analisa data, perancangan alat ukur gempa bumi (seismometer) yang telah di buat dapat mendeskripsikan getaran permukaan bumi akibat gempa bumi. Alat yang telah dirancang mampu mendeteksi getaran permukaan bumi setiap saat. Dalam perancangan ini, skala yang diperoleh perlu dikonversi ke dalam ukuran standar skala Richter. 6. SARAN Pada saat perancangan alat terutama dalam pembuatan LVDT diperlukan ketelitian dalam melilit kawat. Agar alat ini bisa di gunakan lebih baik, perlu melakukan penelitian selanjutnya untuk mencari data referensi tentang posisi sumber pusat dengan alat ukur gempa. REFERENSI [1] Sumantri, R. Fadila, 1989.Penggunaan Dasar-Dasar Perancangan Bangunan Gedung Tahan Gempa. Jakarta: Proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (P2LPTK) [2] Tooley, M. 2003. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Ed.2, Hal.29. Erlangga: Jakarta. [3] Muis, Saludin. 2009. Monitor [CRT] Digital Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu [4] How LVDT Work, www.oocities.org/incohub/lvdt.html (diakses tanggal 10 Agustus 2010, jam 10.00 Wib) [5] Murod, Hasan, 2005. Skripsi “Perancangan Sistem Akuisi Data Menggunakan Masukkan Soundcard” Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. [6] Pengertian soundcard (Kartu suara), http://zigmacomputer.com/info/fungsi-dan-cara-kerjasound-card (diakses tanggal 10 Mei 2011 , jam 20.00 Wib) [7] Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika, http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/ Geofisika/terkini.bmkg (diakses tanggal 15 Mei 2011, Jam 22.00 Wib) F24-7 PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS UKSW [8] Cunningham, Karl . “Construction Deatails of My Force-Balance Seismometer " www.keckec.com\seismo\Overall.html. (diakses tanggal 9 Agustus 2010 , jam 13.00 Wib). [9] Penentuan Skala Richter, http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Richter (diakses tanggal 15 Mei 2011,Jam 22.00 Wib). [10]Donyadriansyah, http://donyadriansyah.blogspot.com/2008_08_01_archive.html (diakses pada tanggal 15 Mei 2011, Jam 22.00 Wib). F24-8