Bab 12_Kebijakan Dividen dan Pembelian Kembali Saham

advertisement
Dividen dan
Pembelian Kembali Saham
Rita Tri Yusnita, SE., MM.
LABA BERSIH (EAT) UNTUK SIAPA?
PEMEGANG
SAHAM
PERUSAHAAN
•Dalam bentuk
dividen
•Berupa laba
ditahan
REVIEW
Fungsi
Manajemen
Keuangan
1.
2.
3.
4.
Keputusan Investasi
Keputusan Pendanaan
Keputusan Dividen
Keputusan Manajemen Aset/Aktiva
Pengertian Dividen
▪ Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang
saham berdasarkan banyaknya saham yang
dimiliki.
▪ Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan
kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi
keuntungan kepada para pemilik memang adalah
tujuan utama suatu bisnis.
Target Payout Ratio
Ketika memutuskan berapa jumlah kas yang
akan didistribusikan, Manajer Keuangan harus
selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah
untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham.
Target Payout Ratio (Sasaran Rasio
Pembayaran)  prosentase laba bersih yang
akan dibayarkan sebagai dividen tunai
Penetapan Target Payout Ratio
didasarkan atas
Preferensi Investor atas Dividen Vs Keuntungan Modal
Apakah lebih
memilih untuk
menerima dividen
Apakah meminta perusahaan untuk
menanamkan kembali kas tersebut
ke dalam usaha yang akan
menghasilkan keuntungan modal
Alasan Beberapa Investor Lebih
Menyukai Dividen
Alasan Beberapa Investor Lebih
Menyukai Keuntungan Modal
▪ Umumnya adalah Investor yang
Investor lebih menyukai dividen
yang pasti saat ini dibandingkan
dengan keuntungan modal yang
tidak pasti di masa mendatang
lebih tertarik pada penghematan
uang untuk jangka panjang di
masa depan
▪ Investor Jangka Panjang akan
menginvestasikan kembali
dividen mereka, dan hal tersebut
akan menimbulkan biaya
transaksi.
Penilaian Preferensi Investor
▪ Preferensi ini dapat dinilai sesuai dengan model Valuasi
Saham dengan pertumbuhan konstan
𝐷1
𝑃0 =
𝑟𝑠 − 𝑔
▪ Jika perusahaan meningkatkan rasio pembayaran, maka D1 akan naik.
▪ Kenaikan pembilang ini, jika dilihat secara terpisah, akan menyebabkan
harga saham naik.
▪ Namun jika D1 naik, uang yang tersedia untuk investasi kembali menjadi
lebih sedikit, sehingga menyebabkan tingkat pertumbuhan yang
diharapkan mengalami penurunan dan menurunkan harga saham
Setiap perubahan kebijakan pembayaran akan
memiliki 2 dampak berlawanan
Dapat menurunkan
harga saham
Dapat menaikkan
harga saham
Menentukan
kebijakan deviden
yang optimal
Menghasilkan keseimbangan antara deviden saat ini dan
pertumbuhan di masa depan yang memaksimalkan
harga saham
Teori-Teori Kebijakan Dividen
Teori Kebijakan Dividen
Teori MM
(Dividen tidak
relevan)
Teori The Bird
in the hand
Teori
Signaling
Hypothesis
Teori
Perbedaan
Pajak
Teori Clientele
Effect
Teori Dividen Irelevan (Teori MM)
Miller dan Mogdiliani (MM) mengemukakan teori, bahwa:
Kebijakan Deviden tidak berdampak pada harga saham maupun tingkat
pengembalian atas ekuitas yang diminta (𝑟𝑠 )
Kebijakan Dividen merupakan sesuatu yang Irelevan
Menurut MM, bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas
dasar dan risiko usahanya. , bukan pada pembagian laba perusahaan untuk
dividen atau sebagai laba ditahan. Selanjutnya dikatakan bahwa perusahaan bisa
saja membagikan dividen yang besar ataupun kecil, asalkan dimungkinkan
menutup kekurangan dana dari sumber eksternal. Dampak dari pilihan keputusan
tersebut sama saja terhadap nilai perusahaan. Jadi keputusan dividen adalah tidak
relevan (the irrelevant of dividend).
Asumsi Teori MM
 Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah
rasional.
 Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan
menerbitkan saham baru.
 Tidak ada pajak
 Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.
Bird in The Hand
Theory dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979)
menjelaskan bahwa investor menyukai dividen yang tinggi karena
dividen yang diterima seperti burung di tangan yang risikonya lebih kecil
atau mengurangi ketidakpastian dibandingkan dengan dividen yang
tidak dibagikan.
Investor lebih menyukai dividen yang pasti saat ini dibandingkan dengan
keuntungan modal yang tidak pasti di masa mendatang
Kelompok ini berpendapat bahwa peningkatan dividen akan
meningkatkan harga saham yang selanjutnya berdampak
terhadap nilai perusahaan
Teori Perbedaan Pajak
 Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy.
 Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak maka
pendapatan yang relevan adalah pendapatan setelah pajak.
 Adanya pajak atas keuntungan ( dividen dan capital gains),
menyebabkan para investor lebih menyukai capital gains
karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu
investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih
tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi,
capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend
yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas
dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan
ini akan makin terasa.
Clientele Effect Theory
 Perusahaan memiliki kelompok klien pemegang saham yang
berbeda-beda, sehingga memiliki preferensi dividen yang
berlainan
 Menurut Clientele theory, dividend puzzle (perdebatan)
disebabkan oleh adanya investor yang berbeda baik dilihat dari
segi usia investor, kelompok investor, dan golongan.
 Investor individual dengan usia lanjut dan penghasilannya
hanya tergantung dari dividen mungkin lebih menyukai dividend
payout yang tinggi. Akan tetapi investor dengan penghasilan
tinggi akan lebih menyukai dividend payout rendah.
Signaling Hypothesis
 Dalam keadaan ada pajak pribadi dan pajak perusahaan, dividen
tidak disukai hampir semua pemegang saham yang membayar
pajak, atau pemegang saham bersikap sama apakah berupa
dividen atau capital gain.
 Namun mengapa perusahaan tetap membayar dividen secara
teratur dan merata? Rozeff (1982) menganggap bahwa dividen
tampaknya memiliki informasi (informational content of dividend)
atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan.
 Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, mungkin
diartikan oleh pemodal sebagai sinyal harapan manajemen tentang
akan membaiknya kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Signaling Hypothesis
• Kenaikan dividen di atas jumlah yang diharapkan
merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen
meramalkan laba yang lebih baik di masa depan
• Sebaliknya, penurunan dividen, atau kenaikan dalam
jumlah kecil dari yg diharapkan merupakan sinyal bahwa
manajemen meramalkan laba masa depan yang buruk
Kebijakan Dividen Residual
 Kebijakan dividen residual yaitu, kebijakan dimana dividen
yang dibayarkan sama dengan laba aktual dikurangi dengan
laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
 Pengambilan keputusan atas rasio pembagian dividen
didasarkan pada:
 menentukan anggaran modal optimum
 menentukan modal yang dibutuhkan untuk membiayai investasi
tersebut
 menggunakan laba ditahan untuk memenuhi komponen
penyertaan modal (ekuitas)
 membayar dividen hanya jika lebih banyak yang tersedia dari pada
yang dibutuhkan untuk anggaran modal (investasi)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
Pembatasan
Peluang
Investasi
•
•
•
•
Perjanjian Obligasi
Pembatasan Saham Preferen
Ketersediaan Kas
Denda Pajak atas laba yang terakumulasi
secara tidak wajar
• Jumlah peluang investasi yang
menguntungkan
• Mempercepat atau menunda proyek
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
Sumber-sumber
Modal Alternatif
Dampak
Kebijakan Dividen
pada 𝑟𝑠
• Biaya penjualan saham baru
• Kemampuan untuk mensubstitusi
utang dan ekuitas
• Pengendalian
• Keinginan investor atas Laba saat ini Vs
masa depan
• Pajak atas keuntungan modal Vs pajak
atas dividen
• Muatan Sinyal / Informasi  Signaling
Hypothesis
Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Dividen tidak selamanya dibayarkan dalam bentuk Uang Tunai
Dividen Saham (Stock Dividends)
Dibayar dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam
bentuk kas, dan hanya berupa pemindahan pembukuan dari pos
laba ditahan ke pos modal.
Pemecahan Saham (Stock Splits)
Jumlah saham biasa yang beredar bertambah, tetapi
tidak terjadi perubahan dalam pos modal.
Stock Split
Dipecah 2
Seperti “Membagi kue menjadi potonganpotongan yang lebih kecil”
Dipecah 3
Dampak Stock Split
Pecah
Saham
(Stock Split)
Setiap pemegang
saham akan memiliki
lebih banyak saham,
tetapi setiap saham
nilainya menjadi lebih
rendah
Menurunkan
Harga Saham
per lembarnya
Dampak Dividen Saham
Dividen
yang
dibagikan
dalam
bentuk
saham
Setiap
pemegang
saham
akan
memiliki
lebih
banyak
saham
Total
Lembar
Saham akan
naik
(bertambah)
Laba,
dividen, dan
harga per
lembar
saham
menurun
Pembelian Kembali Saham yang Beredar
(Stock Repurchase)
 Perusahaan yang membeli kembali sahamnya memperoleh
keuntungan pajak dibandingkan yang melakukan
pembayaran dividen.
 Pembelian kembali akan menyebabkan kenaikan harga
saham
 Saham yang telah dibeli kembali disebut treasury stock
Dampak Stock Repurchase
Sebagian
saham
beredar
dibeli
kembali
Jumlah
saham
beredar
lebih
sedikit
Dengan asumsi
pembelian kembali
tidak berdampak
negatif pada laba di
masa depan, laba per
lembar saham yang
tersisa akan naik
Harga
pasar
saham
naik
Ilustrasi 1
▪ PT. ABC Tbk memiliki Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) sebesar Rp 2 milyar
▪ Saham yang beredar sebanyak 10 juta lembar
▪ Harga saham Rp. 3.200 / lembar
▪ Perusahaan akan melakukan stock repurchases 20%
▪ Pembelian diharapkan tidak mempengaruhi price earning ratio (PER)
▪ Bagaimana pengaruh stock repurchase terhadap harga saham PT. ABC
Tbk
Penyelesaian Ilustrasi 1
▪ Kondisi sebelum Stock Repurchases :
▪ EPS (Earning Per Share) saat ini =
𝐸𝐴𝑇
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
▪ EPS (Earning Per Share) saat ini =
2 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟
10 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔
= 200/lembar
3.200
= 16 kali
200
▪ Price to Earning Ratio = Rasio P/E =
=
▪ Artinya bahwa earning dari modal saham dapat kembali setelah
16 kali
Lanjutan Penyelesaian Ilustrasi 1
▪ Kondisi Setelah Stock Repurchases:
▪ Dibeli kembali 20%  20% dari 10 juta lembar = 2.000.000 lembar
▪ Maka Jumlah saham beredar setelah pembelian kembali = 8 juta lembar
𝐸𝐴𝑇
▪ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
▪ EPS (Earning Per Share) setelah repurchase =
2 𝑀𝑖𝑙𝑦𝑎𝑟
8 𝑗𝑢𝑡𝑎 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
= 250/lembar
▪ Maka Harga Pasar Saham setelah repurchases = Rasio P/E x EPS
= 16 x 250 = 4000 / lembar
Pengaruh repurchase stock terhadap harga saham perusahaan ini adalah :
MENINGKATKAN HARGA SAHAM PER LEMBARNYA SEBESAR Rp 800,karena Laba per lembar saham (EPS) nya naik menjadi 250 / saham
Ilustrasi 2
▪ PT. Jaya memiliki struktur modal ekuitas (modal sendiri) sebesar 100%
yaitu 200.000 lembar saham.
▪ Nilai saham $ 2 per lembar
▪ Pertumbuhan direncanakan 12 % per tahun, dan realitasnya 5% per
tahun.
▪ Pada tahun 2003, diproyeksikan laba bersih $ 2 juta.
▪ Pembayaran deviden 20% tetap diteruskan, sehingga saldo laba
ditahan akan menjadi $ 1,6 juta
▪ Lebih lanjut perusahaan menyadari bahwa proyek investasi dengan
pertumbuhan 14% hanya akan menghasilkan $ 800.000 untuk tahun 2003
itu dibandingkan dengan proyeksi laba bersih sebesar $ 2.000.000 .
▪ Satu hal yang menggembirakan adalah bahwa laba yang tinggi dari
aktiva yang sudah ada diperkirakan akan tetap berlangsung.
▪ Laba bersih sebesar $. 2.000.000 masih dapat diharapkan untuk tahun
2003.
▪ Manajemen Jaya sedang melakukan peninjauan atas kebijakan deviden
saat ini.
Dengan asumsi proyek investasi tahun 2003 yang dapat diterima
akan sepenuhnya didanai oleh laba ditahan selama tahun
tersebut; maka hitung DPS ( Devidend Per Share) tahun 2003.
Berapa ratio pembayaran berlaku untuk tahun 2003 ?
Jika ratio pembayaran devidend 60% tetap dipertahankan,
berapa estimasi anda akan harga saham saat ini ?
Penyelesaian Ilustrasi 2
▪ Proyeksi Laba Bersih
2.000.000
▪ Proyeksi Investasi Modal
▪ SisaYang Tersedia
800.000 –
1.200.000
▪ Diketahui Saham Beredar 200.000 lembar, maka:
▪ DPS (Dividend Per Share) saat ini =
=
𝐸𝐴𝑇
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
1.200.000
200.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
= $ 6 per lembar saham
Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
▪ EPS (Earning Per Share) =
𝐸𝐴𝑇
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
▪ Maka Rasio Pembayaran =
𝐷𝑃𝑆
6
=
= 60%
𝐸𝑃𝑆
10
▪ Atau dapat juga dicari dengan cara =
=
2.000.000
200.000 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
=
= $10/lembar
1.200.000
= 60%
2.000.000
Lanjutan penyelesaian liustrasi 2
▪ Estimasi harga saham untuk saat ini:
▪ 𝑃0 =
𝐷1
$6
=
= $. 66,67
𝑟𝑠 −𝑔 0,14 −0,05
▪ Dalam situasi terdahulu , yaitu saat pembagian deviden tetap 20% atas
EPS $.10 atau $. 2 maka dengan tingkat pertumbuhan 14% dan rata-rata
pertumbuhan mencapai 12% :
▪ 𝑃0 =
𝐷1
$2
=
= $. 100
𝑟𝑠 −𝑔 0,14 −0,12
▪ Meskipun PT. Jaya mengalami kemunduran yang berat, namun
aktiva nya yang ada akan terus memberikan aliran laba yang
baik.
▪ Lebih banyak dari laba ini yang akan diteruskan ke pemegang
saham, karena pertumbuhan internal yang terus melambat telah
mengurangi banyaknya keperluan dana.
▪ Akan tetapi hasilnya adalah penurunan nilai saham sebesar $.
33,33 diperoleh dari ($ 100 – $ 66,67 )
TERIMA KASIH
Download