BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), pembangunan dan perluasan wilayah (expansion). Apabila perusahaan tidak mampu bersaing dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis (business environment) yang cenderung dinamis maka akan kalah bersaing serta digantikan perusahaan lain yang lebih peka terhadapat perubahan. Perubahan yang terjadi membuat negara-negara membuat kebijakan dalam menghadapinya agar perusahaan-perusahaan dalam negeri mampu membuat referensi maupun keputusan yang baik. Dan perusahaan terkadang membuat keputusan sendiri dalam menghadapi perubahan tersebut. Kebanyakan negara pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi financial sehingga pertumbuhannya harus dipacu. Fungsi ekonomi maksudnya pasar modal menyalurkan dana dari investor ke perusahan untuk memperlancar perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan investasinya. Fungsi financial merupakan reward bagi investor dari hasil investasinya. Investor sebelum bertransaksi di pasar modal, terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan sahamnya di bursa efek, dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Banyak jenis-jenis perusahaan yang menjadi pilihan bagi investor dalam menginvestasikan modalnya. Umumnya sektor manufaktur adalah salah satu bidang usaha yang paling banyak digeluti perusahaan. Hal ini disebabkan karena produk dari sektor manufaktur memberikan nilai tukar yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk jasa, menuntut adanya tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan keuntungan yang besar. Kejadian yang terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2012-2014 adalah dampak krisis ekonomi 1997/1998 sangat mempengaruhi kondisi perusahaan manufaktur. Krisis tersebut menyebabkan kemerosotan pada industri manufaktur. Menurut Mayangsari (2001:1) berdasarkan hasil penelitiannya terhadap perusahaan manufaktur di Indonesia bahwa salah satu penyebab meradangnya perusahaan-perusahaan di Indonesia pada saat terjadi krisis adalah pada umumnya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya tanpa pertimbangan sehingga aktivitas-aktivitas yang seharusnya didanai dengan utang jangka panjang justru didanai dengan utang jangka pendek demikian pula sebaliknya, pada saat itu banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Untuk menghadapi kondisi krisis saat itu menuntut setiap perusahaan menerapkan kebijakan strategis agar dapat bertahan hingga saat ini. Kebijakan ini terutama menyangkut bagaimana pemenuhan dana dengan tepat dan efisien bagi perusahaan. Perusahaan harus menerapkan manajemen keuangan yang baik guna memperoleh sumber keuangan/ modal yang maksimal dan menggunakannya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Salah satu langkah konkrit yang dapat ditempuh oleh setiap perusahaan adalah melakukan perencanaan target laba. Laporan arus kas operasi dalam suatu perusahaan berguna sebagai alat peramalan untuk menganalisis arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) dari rencana aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sehingga prediksi kemampuan membayar dan tingkat pembagian dividen tunai dapat diketahui. Kebijakan hutang dalam suatu perusahaan mempengaruhi jenis pendanaan dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus hati-hati, karena kasus kebijakan hutang ini sudah pernah terjadi dan sangat mempengaruhi kebijakan dividen dalam suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang besar cenderung memiliki suatu kemudahaan dalam aksesnya menuju pasar modal. Tentu saja hal tersebut mempengaruhi fleksibilitas perusahaan besar tersebut daam memperoleh dana dalam jumlah besar. Perolehan dana tersebut dapat digunakan sebagai pembayaran dividen bagi pemegang sahamnya. Banyaknya perusahaan yang tidak membagikan dividennya khususnya dalam bentuk tunai, padahal sebagian besar perusahaan tersebut memperoleh laba. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori dari Gordon Litner yaitu “The bird in the hand theory” yang artinya investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Murtanto dan Feby (2004) dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan antara laba akuntasi dan laba tunai dengan dividen kas. Mereka menganalisis perusahaan industri barang konsumsi pada tahun 1999, 2000 dan 2001. Berdasarkan penelitianya itu dikemukakan bahwa adanya hubungan kuat antara laba akuntansi terhadap dividen kas. Anan (2011) dalam penelitiannya yang menganalisis pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di BEI pada tahun 2005-2007. Beliau menganalisis 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Berdasarkan penelitiannya itu dikemukakan bahwa secara parsial laba akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas, dan laba tunai secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Dan secara simultan laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif signifikan terhadap dividen kas. Raymond Ronosulistyo (2010) dalam penelitiannya yang menganalisis pengaruh arus kas terhadap pembagian dividen tunai. Berdasarkan penelitian tersebut dikemukakan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pembagian dividen kas. Asep Suriadi (2011) yang melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar, kimia, dan aneka industri yang terdaftar di BEI, dikemukakan bahwa arus kas operasi sangat berpengaruh signifikan terhadap dividen kas. Ratih Fitria Sari (2010) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen, dalam penelitiannya dikemukakan bahwa kebijakan hutang perpengaruh negatif terhadap dividen. Melanie Sugiarto (2011) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh struktur kepemilikan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan hutang sebagai intervening. Berdasarkan penelitiannya beliau mengemukakan bahwa dividen berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. Devi dan Erawati (2014) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, leverage, dan ukuran perusahaan pada kebijakan dividen perusahaan manufaktur. Berdasarkan penelitiannya mereka mengemukakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan. Uswatun Khasanah (2009) melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh investasi, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Berdasarkan penelitiannya beliau mengemukakan bahwa ukuran perusahaan sama sekali tidak mempengaruhi berapapun dividen yang akan dibagikan. Fenomena yang menunjukkan ketidakkonsistenan dari berbagai peneliti terdahulu bahwa ada yang menyatakan laba akuntansi dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividen kas, ada juga hasil penelitian yang menyatakan laba akuntansi dan arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap dividenkas. Demikian halnya dengan kebijakan hutang dan ukuran perusahaan, ada peneliti yang mengungkapkan kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap dividen dan ada juga peneliti yang mengungkapkan kebijakan hutang berpengaruh negatif. Ada peneliti yang mengungkapkan ukuran perusahaan mempengaruhi berapa dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan ada peneliti yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan sama sekali tidak mempengaruhi berapa dividen yang akan dibagikan, mengapa penelitian mereka dengan variable yang sama bisa memiliki hasil atau kesimpulan yang berbeda-beda? Dari fenomena ini maka penulis sangat tertarik untuk meneliti kembali, untuk itu penulis membuat suatu penelitian dengan judul: “Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang, Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif yang Terdaftar Bursa Efek Indonesia” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas? 2. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen kas? 3. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap dividen kas? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap dividen kas? 5. Apakah laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. 3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan hutang terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftra di BEI dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. 4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2013. 5. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis otomotif yang terdaftar di BEI dari tahun 2011 sampai dengan 2013. 1.4 Manfaat Penelitian Sangat diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, mengetahui lebih dalam tentang pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, kebijakan hutang dan ukuran perusahaan terhadap dividen kas pada perusahaan yang senantiasa berguna dalam menyelesaikan studi yang sedang dijalani serta untuk masa depan. 2. Bagi investor, lebih mengerti, dapat memilih keputusan yang baik dalam menanamkan investasinya. 3. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi, pertimbangan, dan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan dividen kas. 4. Bagi peneliti selanjutnya, semoga dapat menjadi referensi yang baik dalam meneliti masalah ini di kemudian hari.