analisis dan bahasan

advertisement
BAB 4
ANALISIS DAN BAHASAN
4.1. Spesifikasi Sistem
4.1.1. Spesifikasi Baterai
Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan:

Merk: MF

Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Kapasitas: 5 Ah

Tegangan: 12 V
4.1.2. Spesifikasi Lampu Portabel
Lampu terdiri dari 15 array LED yang diparalelkan. Tiap arraynya terdapat 3 buah LED yang diseri, beserta resistor 3,9 Ω
4.1.3. Spesifikasi Battery Charger
Berikut ini merupakan spesifikasi dari battery charger yang
digunakan:

LM317 digunakan sebagai linear regulator untuk
mendapatkan tegangan yang dibutuhkan baterai

Memiliki mode trickle charge
4.1.4. Spesifikasi Pengendali Nyala Lampu
Berikut ini merupakan spesifikasi dari pengendali nyala lampu
yang digunakan:

Mikrokontroler PIC12F752 yang digunakan sebagai pusat
pengendali sistem

MOSFET driver MCP14628 untuk mengendalikan dua
MOSFET N-channel sekaligus

MOSFET FDS9926A yang menyediakan dua buah
MOSFET di dalam 1 IC

4 buah dip switch untuk mode dimming
51
52
4.2. Daftar Komponen
Komponen yang secara garis besar digunakan untuk perancangan sistem
pada tugas akhir ini ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Komponen-komponen Sistem Secara Garis Besar
Nama Komponen
Jumlah
Baterai
1
Lampu Portabel
1
Sistem Battery Charger
1
Sistem Pengendali Nyala Lampu
1
Bagian sistem battery charger terdiri dari komponen-komponen yang
ditunjukan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Komponen-komponen Sistem Battery Charger
Nama Komponen
Tipe / Ukuran
Jumlah
0,5 Ω (5W)
1
100 Ω (0,5W)
1
120 Ω (0,5W)
1
15 Ω (0,25W)
1
470 Ω (0,5W)
2
1 KΩ
1
220 nF
2
1000 uF
1
Transistor
BC547
1
Linear Regulator
LM317
1
LED
Putih
1
1N4007
1
Bridge
1
Resistor
Trimpot
Kapasitor
Diode
Bagian sistem pengendali nyala lampu terdiri dari komponen-komponen
yang ditunjukan pada Tabel 4.3.
53
Tabel 4.3 Komponen-komponen Sistem Pengendali Nyala Lampu
Nama Komponen
Tipe / Ukuran
Jumlah
Dip Switch
1
Push Button
1
MOSFET Gate Driver
MCP14628
1
MOSFET
FDS9926A
1
Fuse
2 Ampere
1
1 uF
4
22 uF
3
22 pF
1
10 uF
2
100 nF
1
Linear Regulator
LM7805
1
Induktor
10 uH
1
Mikrokontroler
PIC12F752
1
10 KΩ (0,25W)
3
20 KΩ (0,25W)
1
30 KΩ (3W)
2
1 KΩ (0,25W)
1
0,01 Ω (5W)
2
470 KΩ (3W)
1
Switch
Kapasitor
Resistor
4.3. Implementasi
4.3.1. Prosedur Pengoperasian Sistem
Pengoperasian Battery Charger
Bagian ini merupakan cara mengoperasikan battery charger.
Berikut ini adalah gambar dari connector dan saklar ON/OFF yang
terdapat pada battery charger.
54
Gambar 4.1 Tampilan konektor dan saklar pada battery charger bagian depan
Saklar ON/OFF pada bagian ‘1’ berfungsi untuk memutus atau
menyambung tegangan AC. Bagian ‘2’ dihubungkan ke positif baterai,
sedangkan bagian ‘3’ dihubungkan ke negatif baterai.
Gambar 4.2 Tampilan kabel konektor ke AC supply pada battery charger bagian
belakang
55
Pada Gambar 4.2 terdapat kabel konektor untuk tegangan AC
yang ditunjukkan pada bagian ‘1’.
Untuk prosedur cara pemasangan dan pengoperasian battery
charger adalah sebagai berikut:

Hubungkan
battery
charger
ke
baterai
dengan
menghubungkan kabel positif ke kutub positif baterai dan
kabel ground ke kutub negatif baterai

Hubungkan kabel konektor ke AC supply 220 Volt
kemudian ON–kan saklar untuk mengaktifkan battery
charger

Baterai yang dicharge adalah jenis VRLA atau SLA 12
Volt dengan kapasitas 5 Ah

Charge baterai yang baik adalah pada suhu ruang 16°C
sampai 25°C

Apabila temperatur baterai mengalami kenaikan, segera
OFF-kan saklar
Pengoperasian Lampu Portabel
Bagian ini merupakan bagian cara mengoperasikan lampu
portabel. Berikut ini adalah gambar dari connector dan saklar pengatur
dimming pada modul pengendali nyala lampu.
Gambar 4.3 Tampilan terminal block untuk konektor baterai
56
Pada bagian ‘1’, konektor sebelah kiri terhubung ke kutub positif
baterai, sedangkan konektor sebelah kanan terhubung ke kutub negatif
baterai.
Gambar 4.4 Tampilan dip switch untuk mode dimming
Bagian ‘1’ adalah dip switch untuk pengaturan mode dimming
lampu. Switch ini berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang
dihasilkan oleh lampu LED.
Untuk prosedur cara pemasangan dan pengoperasian
lampu
portabel adalah sebagai berikut:

Putuskan hubungan baterai dengan charger ketika ingin
menyalakan lampu

Hubungkan baterai ke modul pengendali lampu dengan
menghubungkan kutub positif baterai ke konektor
tegangan positif modul dan kabel kutub negatif baterai ke
konektor ground

Atur dip switch untuk mendapatkan jumlah cahaya yang
diinginkan.
4.4. Tahap Pengujian
Pengujian dilakukan untuk pengambilan data dari sistem yang dirancang.
Pengujian sistem terdiri dari 2 bagian, yaitu uji coba battery charger dan uji
coba pengendalian nyala lampu.
57
4.4.1. Pengujian Battery Charger
Pengujian untuk charger baterai ini adalah pengujian tegangan
keluaran tanpa beban baterai, pengujian pengisian baterai, dan
pengujian efisiensi daya battery charger.
Pengujian Tegangan Keluaran Tanpa Beban
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan tegangan
output yang sesuai untuk mengisi baterai VRLA. Nilai resistor yang
digunakan pada rangkaian regulator tegangan LM317 mampu merubah
nilai tegangan output, sehingga pemilihan komponen resistor perlu
diperhatikan.
Resistor yang terhubung langsung dengan pin output regulator
disebut R1, yang berhubungan dengan R2 yang tersambung ke pin
adjustment pada LM317.
Gambar 4.5 Grafik tegangan keluaran terhadap nilai R1
Garis yang berwarna biru adalah tegangan keluaran berdasarkan
perhitungan dari rumus yang terdapat pada datasheet LM317. Semakin
besar nilai R1 maka tegangan output akan semakin kecil.
Garis yang berwarna merah adalah tegangan keluaran berdasarkan
praktek, yaitu diukur dengan menggunakan multimeter digital.
Tegangan keluaran yang didapatkan lebih rendah sekitar 1 Volt
58
dibandingkan dengan tegangan keluaran yang dihitung berdasarkan
teori. Bertambahnya hambatan R1 membuat tegangan keluaran
berdasarkan praktek ini semakin kecil.
Berdasarkan grafik tersebut, ditunjukkan bahwa nilai tegangan
keluaran
praktek
mengikuti
nilai
tegangan
keluaran
yang
diperhitungkan secara teori. Ketika hambatan diperbesar, maka nilai
tegangan keluaran menurut perhitungan akan semakin kecil, begitu juga
yang terjadi pada nilai tegangan keluaran pada prakteknya.
Pengujian Pengisian Baterai
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa
pengisian berjalan dengan baik sesuai dengan teori pengisian baterai
VRLA. Simple Charger digunakan dalam proses pengisian ini dengan
tegangan keluaran sebesar 13,89 Volt.
Gambar 4.6 Proses charging
59
Pada Gambar 4.6 terlihat proses pengisian yang diukur
menggunakan voltmeter (multimeter digital). Selama pengisian, suhu
baterai tetap stabil dan terjaga.
Gambar 4.7 Grafik tegangan baterai terhadap lama pengisian baterai
Grafik tersebut memperlihatkan bahwa ketika tegangan baterai
bernilai 12,57 Volt dan dicharge, maka tegangan melonjak naik secara
signifikan ke tegangan 13,04 Volt selama 5 menit pertama. Nilai
tegangan pada tiap 5 menit selanjutnya mulai berangsur mengalami
kenaikan yang tidak signifikan. Secara perlahan tegangan baterai
tersebut terus naik dan setelah 40 menit proses pengisian berlangsung,
tegangan ada pada nilai 13,19 Volt.
Pengujian tambahan dilakukan untuk mengukur tegangan baterai
apabila tegangan keluaran charger sebesar 14.02 Volt. Pengukuran
dilakukan setiap 1 menit sekali dan akan dilakukan pengukuran
tegangan saat penghentian proses charging. Tegangan baterai naik lebih
cepat dengan tegangan keluaran charger sebesar 14,02 Volt
dibandingkan
dengan
tegangan
keluaran
ditunjukkan pada Gambar 4.8 berikut ini :
charger
13,89
yang
60
Gambar 4.8 Tegangan baterai saat pengisian berlangsung dan saat pengisian
dihentikan
Proses pengisian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar
perbedaan antara tegangan baterai dan tegangan keluaran charger pada
saat pengisian, maka arus yang mengalir dari charger ke baterai juga
semakin besar. Tegangan yang lebih besar akan membuat arus listrik
mengalir ke tegangan yang lebih kecil. Baterai VRLA yang penulis
gunakan tidak boleh dibiarkan tegangannya turun terlalu rendah di
bawah 12,6 Volt, karena apabila dicharge dengan menggunakan simple
charger dengan tegangan keluaran 13,89 Volt akan terdapat beda
potensial yang besar, sehingga arus yang mengalir juga besar melebihi
batas arus yang diperbolehkan.
Pengujian Efisiensi Daya Battery Charger
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi daya battery
charger menggunakan simple charger dengan rangkaian yang telah
dirancang dengan implementasi linear regulator LM317. Berikut ini
merupakan data yang menunjukkan perbandingan besar tegangan dan
arus input terhadap besar tegangan dan arus output pada battery
charger.
61
Tabel 4.4 Tegangan Beserta Arus Pada Input dan Output Battery Charger
Tegangan Input (V)
15 V
Arus Input (I)
1000 mA
Tegangan Output (V)
14.04 V
Arus Output (I)
128 mA
Hasil pengukuran pada Tabel 4.4 diatas dapat digunakan untuk
mencari besarnya daya dan efisiensi daya pada battery charger.
Efisiensi daya yang didapat adalah sebesar 11,9 % yang dapat dilihat
pada Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Efisiensi Daya Battery Charger
Input Power (P)
15 W
Output Power (P)
1.79 W
Efficiency (η)
11.9%
4.4.2. Pengujian Pengendalian Nyala Lampu
Pengujian untuk pengendalian nyala lampu ini adalah pengujian
pencahayaan pada beberapa lampu atau sumber cahaya buatan dan
pengujian efisiensi daya lampu LED
Pengujian Pencahayaan Pada Beberapa Lampu
Pengujian ini berfungsi untuk melihat perbandingan lux dari
beberapa jenis lampu yang diukur dengan lux meter di ruang gelap dan
tertutup. Pada pengujian ini, rangkaian modul pengendali nyala lampu
tidak bekerja dan tidak berhasil diimplementasikan untuk output baterai
VRLA dan untuk input lampu LED portabel, sehingga pengujian
rancangan lampu LED portabel hanya menggunakan adaptor DC
dengan tegangan 7,5 Volt dan 9 Volt.
Berikut ini merupakan perbandingan lux dari beberapa sumber
cahaya yang diukur :
62
Gambar 4.9 Grafik perbandingan besar lux beberapa jenis sumber
cahaya
Pengukuran dari sumber cahaya dilakukan pada jarak 50 cm.
Compact Fluorescent Lamp (CFL) 20 W, memiliki illuminance sekitar
130 lux. Sumber cahaya bukan listrik seperti lilin, lampu minyak /
teplok, dan petromak, memiliki illuminance yang sangat kecil
dibandingkan sumber cahaya lainnya. Sebuah lampu LED portabel
yang sudah diproduksi memiliki sekitar 90 lux pada kondisi baterai
tidak terisi penuh
Pada pengujian illuminance lampu LED rancangan, digunakan 2
nilai tegangan yang berbeda, yaitu 7,5 V dan 9 V. Besar illuminance
pada lampu dengan sumber tegangan 7,5 V adalah sekitar 260 lux,
sedangkan besar illuminance pada lampu dengan sumber tegangan 9 V
adalah sekitar 330 lux.
Pada perancangan tentang lampu LED sebelumnya, besar
illuminance sebuah lampu LED yang terdiri dari jumlah lampu LED
sebanyak 175 buah dan sumber tegangan sebesar 6,2 volt, adalah sekitar
354,2 lux. Pengukuran illuminance tersebut dilakukan pada kondisi
nyala 100% dan pada jarak 25 cm. Berikut ini merupakan tabel data
yang menunjukkan perbandingan illuminance antara perancangan
63
lampu LED yang penulis rancang dan perancangan lampu LED pada
sistem sebelumnya yang penulis tinjau :
Tabel 4.6 Perbandingan Perancangan Lampu
Banyak LED
Jarak Pengukuran
Tegangan
Besar Illuminance
Rancangan Penulis
45 buah
25 cm
6 volt
520 lux
Rancangan yang Ditinjau
175 buah
25 cm
6,2 volt
354,2 lux
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat illuminance lampu LED yang
penulis rancang lebih besar daripada rancangan lampu LED
sebelumnya, dengan tegangan yang lebih kecil dan penggunaan LED
yang lebih sedikit dibandingkan rancangan lampu LED sebelumnya.
Pengujian Efisiensi Daya Lampu LED
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi daya lampu
LED portabel dengan catu daya adaptor DC pada tegangan 9 volt dan
12 volt. Berikut ini adalah tabel data yang menunjukkan perbandingan
besar tegangan, arus, dan daya input terhadap tegangan, arus, dan daya
output pada lampu LED :
Tabel 4.7 Perbandingan Daya Input dan Daya Output Lampu LED
Units
Voltage (V)
Current (I)
Power (P)
Input
9V
12 V
1.2 A
1.2 A
10.8 W 14.4 W
Output
9V
12 V
0.155 A 0.215 A
1.395 W 2.58 W
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai daya outout jauh
dibawah nilai daya input. Efisiensi daya dari perbandingan daya output
dan daya input dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :
64
Tabel 4.8 Efisiensi Daya Lampu LED
Input Power (P)
10.8 W
14.4 W
Output Power (P)
1.395 W
2.58 W
Efficiency (η)
12.91%
17.90%
Efisiensi daya lampu LED dengan catu daya sebesar 9 volt
menggunakan adaptor DC adalah 12,91%, sedangkan efisiensi daya
lampu LED dengan catu daya 12 volt menggunakan adaptor DC adalah
17,90%.
4.5. Evaluasi
Sistem ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:
Kelebihan:

Sistem ini menggunakan LED sebagai lampu portabel dengan
besar illuminance yang paling tinggi dibandingkan sumber cahaya
lain yang diukur dan yang ditinjau.
Kekurangan:

Charger battery masih menggunakan simple charger

LM317 memerlukan heatsink karena dapat menjadi panas pada
saat beroperasi karena disipasi daya pada regulator cukup tinggi.

Efisiensi daya battery charger sangat rendah.

Modul pengendali nyala lampu LED (driver) tidak berhasil
diimplementasikan.

Efisiensi daya lampu LED sangat rendah
Download