PENGEMBANGAN MEDIA PRAKTIKUM BERBASIS LABORATORIUM VIRTUAL (VIRTUAL LABORATORY) PADA MATERI PEMBELAHAN SEL DI SMA Laurenni Nainggolan Universitas Jambi [email protected] ABSTRAK. Pada umumnya siswa menganggap bahwa mata pelajaran biologi ini sulit dan praktikumnya yang sangat membosankan khususnya pada pembahasan materi pembelahan sel yang dianggap abstrak dalam pembelajarannya, akibatnya tidak sedikit siswa yang kurang bahkan tidak tertarik dalam memahami dan menguasai konsep-konsep dasar pada materi biologi ini. Akibat dari kesulitan yang ada diharapkan dalam melaksanakan praktikum biologi khususnya pada materi pembelahan sel dibuat menjadi lebih menarik. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan sebuah media praktikum dan memanfaatkan media tersebut sedemikian rupa sebagai media pendukungnya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Misalnya seperti Laboratorium Virtual yang telah dikembangkan oleh penulis yang dapat digunakan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran dan praktikum di sekolah tingkat SMA, khususnya kelas XII. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan metode Research and Development. Untuk desain penelitian ini termasuk deskriptif kuantitatif dan kualitatif pengembangan media. Tahap-tahap penelitian yang telah dilakukan adalah analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi yang diambil dari model pengembangan ADDIE yang diadaptasi dari Lee dan Owen . Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, media praktikum berbasis Laboratorium Virtual ini layak untuk digunakan sebagai media pendukung praktikum. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase validasi ahli media dan ahli materi yaitu 98% dan 80% dengan kategori produk sangat baik. Selanjutnya diujicobakan pada siswa (responden) untuk mengetahui tingkat kelayakan penggunaan media sebesar 80.5% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa media pendukung praktikum yang telah dikembangkan dapat meningkatkan keaktivan siswa, belajar juga lebih menyenangkan dan tidak merasa bosan, penyajian materi dalam media ini lebih mudah dipahami serta mampu membuat siswa belajar secara mandiri. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menguji pengaruh penggunaan media pendukung praktikum yang dikembangkan dengan mengunakan bahasa pemrograman yang lebih menarik lagi terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya media ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk menghasilkan media pembelajaran yang lebih baik dan lebih sempurna lagi sehingga dapat menambah minat dan motivasi siswa untuk lebih giat belajar. Kata kunci: Media pembelajaran, Laboratorium Virtual, Pembelahan Sel. Jurnal Penelitian Oleh Laurenni Nainggolan (A1C409007),Universitas Jambi Page 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada kurikulum sekarang ini terkadang guru diberi kesempatan untuk mengembangkan system pembelajarannya sendiri secara kreatif yang akan disampaikan di sekolah. Materi yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan serta tingkat kemampuan sekolah masing-masing, karena dengan kurikulum ini guru sebagai pendidik harus bisa memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya.Tetapi pada kurikulum saat ini, yaitu kurikulum 2013 sangat ditekankan adanya peserta didik yang berkarakter dan lebih mandiri (Anonim, 2009:2). Pada umumnya siswa menganggap bahwa mata pelajaran biologi ini sulit dan praktikumnya yang sangat membosankan khususnya pada pembahasan materi pembelahan sel yang dianggap abstrak dalam pembelajarannya, akibatnya tidak sedikit siswa yang kurang bahkan tidak tertarik dalam memahami dan menguasai konsep-konsep dasar pada materi biologi ini. Untuk melaksanakan praktikum biologi khususnya pada materi pembelahan sel agar menjadi lebih menarik, guru harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan sebuah media pendukung proses praktikum dan memanfaatkan media tersebut sedemikian rupa sebagai media pendukungnya sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Misalnya seperti Laboratorium Virtual yang akan dikembangkan oleh penulis yang dapat digunakan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran dan praktikum di sekolah tingkat SMA, khususnya kelas XII. Dari hasil observasi di SMA Negeri 5 Jambi, SMA Negeri 10 Jambi dan SMAN 4 Kota Jambi, teridentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan praktikum yakni metode ceramah yang masih dominan sehingga menimbulkan kejenuhan pada peserta didik, kurangnya penggunaan media pembelajaran yakni media sebagai pendukung dalam proses praktikum yang masih jarang digunakan di sekolah-sekolah, serta kurang lengkapnya fasilitas alat, bahan di Laboratorium Biologi seperti zat-zat kimia. Karena kurangnya fasilitas ini membuat peserta didik kurang aktif dalam mengikuti praktikum serta kurang mengerti proses pembelahan sel yang tampak abstrak bila dilhat langsung menggunakan mikroskop karena kurang maksimalnya waktu yang digunakan. Selain itu jumlah peserta didik juga tidak mendukung proses praktikum tersebut dikarenakan alat dan bahan yang terbatas. Seperti penelitianpenelitian yang sebelumnya yang membahas tentang pengembangan bahan ajar yakni RPP maupun silabus yang mengunakan metode ajar dan menggunakan media virtual laboratory, mereka hanya mengembangkan bahan ajarnya saja (dominan pada pengembangan bahan ajar) misalnya pengembangan modul, RPP dengan model pembelajaran, materi, LKS dan bukan pada media pembelajarannya. Namun dengan adanya pengembangan media praktikum (media berbasis Laboratorium Virtual) ini dapat meningkatkan keterampilan dalam praktik di laboratorium tanpa memerlukan pendamping dan tidak terikat dengan waktu dan tempat, dan memfasilitasi pendidikan karakter bagi siswa (Jaya, 2010 :1). Oleh sebab itu media berbasis Laboratorium Virtual ini dikembangkan agar bisa menjadi media pendukung praktikum yang sudah mulai jarang dilakukan di sekolah-sekolah, sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran (pada RPP) dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhn siswa. Media virtual ini dikembangkan untuk membantu siswa untuk memahami proses praktikum sebelum melaksanakan praktikum yang sebenarnya. Media yang dikembangkan merupakan media yang cukup sederhana dan mudah dimengerti yang didominasi oleh video dan materi. Jurnal Penelitian Oleh Laurenni Nainggolan (A1C409007),Universitas Jambi Page 2 Peneliti berharap jika media ini dikembangkan dapat membantu siswa dalam proses praktikum. Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu tindakan guna memperbaiki proses maupun hasil belajar dari materi pelajaran yang bersangkutan, diantaranya dengan pengembangan media pembelajaran sebagai media pendukung praktikum, metode atau cara untuk memperoleh hasil yang baik. Dan juga sebagai tindak lanjut guna mengatasi permasalahan yang terjadi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengembangan Media Praktikum Berbasis Laboratorium Virtual (Virtual Laboratory) Pada Materi Pembelahan Sel Di SMA”. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapaun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana proses mengembangkan media praktikum berbasis Laboratorium Virtual pada pokok bahasan pembelahan sel? 2) Bagaimana respon siswa terhadap media yang telah dikembangkan yakni media berbasis Laboratorium Virtual tersebut? II. KAJIAN PUSTAKA Kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar Biologi, berperan sebagai wahana untuk membangkitkan motivasi belajar, mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen, wahana belajar pendekatan ilmiah, dan dapat menunjang materi pelajaran (Woolnough & Allsop dalam Rustaman, 2004: 136). Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan laboratorium adalah ketersediaan komponen pendukung kegiatan laboratorium yaitu bahan dan peralatan, ruang dan perabot, tenaga laboran, serta teknisi. Konsep virtual laboratory menurut Harms (2000) dapat dibedakan menjadi dua konsep utama yaitu: 1) konstelasi percobaan diganti dengan model komputer, berupa simulasi yang mewakili percobaan laboratorium nyata dalam bentuk semirip mungkin disebut virtual lab, 2) eksperimen laboratorium dapat disebut virtual ketika percobaan dikendalikan melalui komputer, yang dihubungkan ke peralatan laboratorium yang sebenarnya melalui jaringan disebut remote lab. Berdasarkan pengembangannya, virtual labs dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu: 1) laboratorium virtual berbasis teori (theory-based virtual laboratory), jika teori yang ada untuk fenomena tersebut digunakan untuk mengembangkan sebuah laboratorium virtual. 2) laboratorium virtual berbasis eksperimental (experimentally-based virtual laboratory), salah satu alat ukur eksperimen dinyatakan dalam bentuk digital dan mengkombinasikannya dengan pengguna, dan 3) laboratorium virtual hibrida (hybrid virtual laboratory) merupakan jenis virtual laboratory yang memadukan keduanya (Harms, 2000: 12). Menurut Imron (2012:1), laboratorium virtual adalah serangkaian alat- alat laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) computer berbasis multimedia interaktif yang dioperasikan dengan komputer dan dapat Jurnal Penelitian Oleh Laurenni Nainggolan (A1C409007),Universitas Jambi Page 3 mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada laboratorium sebenarnya. Pengertian laboratorium virtual menurut Scheiner (2006): “ a virtual laboratory is a heterogeneous distributed problem solving environtment that enables a group of researchers located around the world to work together on a common set of projects”. Dimana dari pendapat di atas diartikan bahwa laboratorium virtual merupakan situasi yang interaktif dan kompleks untuk memecahkan persoalan dalam bentuk simulasi secara berkelompok oleh para peneliti. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel induk memiliki 2n kromosom, maka setiap sel anakan juga emiliki 2n kromosom. Jumlah 2n ini disebut juga kromosom diploid. Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi secara aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan (Sudjadi, Bagod dan Siti, 2007: 88). Pembelahan meiosis yang disebut juga sebagai pembelahan reduksi merupakan pembelahan sel induk dengan jumlah kromosom diploid (2n) menghasilkan empat sel anakan. Setiap sel anakan mengandung separuh kromosom sel induk atau disebut haploid (n). Pembelahan meiosis terjadi pada proses pembentukan sel gamet (sel kelamin) pada organ reproduksi (testis atau ovarium). Pada manusia atau hewan, sperma yang haploid dihasilkan di dalam testis dan sel telur yang juga haploid dihasilkan di dalam ovarium. Pada tumbuhan berbunga, sel gamet dihasilkan di dalam putik dan benang sari. Pembentukan gamet jantan dan gamet betina terjadi melalui tahapan gametogenensis. Penyatuan kedua gamet akan menghasilkan zigot dengan variasi genetik. Ini disebabkan karena sel anakan merupakan hasil penyatuan dua sel yang berbeda materi genetiknya. Perpaduan ini menyebabkan adanya variasi genetik. III. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian pengembangan (Research and Development) media Laboratorium Virtual secara umum penelitian dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu: tahapan analisis pendahuluan, tahap pengembangan media dan tahap validasi media. Penelitian pengembangan bukanlah penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan teori, melainkan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk atau dapat dikatakan juga untuk memperbaiki media yang sudah ada dan mengembangkan media yang belum ada. Adapun model pengembangan yang dipilih adalah model ADDIE. Lee and Owens (2004:161) menyimpulkan bahwa model ADDIE adalah kerangka kerja sederhana yang berguna untuk merancang pembelajaran dimana prosesnya dapat diterapkan dalam berbagai pengaturan karena strukturnya yang umum. Jurnal Penelitian Oleh Laurenni Nainggolan (A1C409007),Universitas Jambi Page 4 IV. HASIL PENGEMBANGAN Pembuatan media Audio visual dengan berbasis Laboratorium Virtual sebagai media pendukung praktikum Biologi pada materi Pembelahan Sel ini telah melalui beberapa tahap sampai media ini siap divalidasi. Media ini divalidasi oleh ahli media dan ahli materi, dimana tim ahli akan memberikan saran-saran terhadap tampilan dan isi dari media ini. Media ini juga diujicobakan kepada siswa SMA kelas XII IPA dan siswa sebagai responden juga memberikan penilaian terhadap media yang dibuat. Saran-saran dari tim ahli dan responden (siswa) dijadikan acuan dalam merevisi media ini. Media audio visual yang dikembangkan kemudian di publish menjadi format swf, setelah itu kemudian di burning ke dalam CD dan dikemas dalam bentuk CD pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran mandiri pada materi pembelahan Sel. Berdasarkan hasil validasi oleh tim ahli yaitu ahli media dan ahli materi yang memvalidasi media ini, maka media ini dinyatakan layak untuk digunakan. Sedangkan pendapat siswa (responden) dari angket yang telah disebarkan kepada siswa-siswi kelas XII IPA di beberapa sekolah, kemenarikan siswa terhadap penggunaan media pendukung praktikum ini sebagai media pembelajaran adalah sebesar 81,25%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat respon yang sangat baik dari siswa terhadap media yang telah dibuat. Adapun kelebihan dari media Laboratorium Virtual yang dikembangkan sebagai media pendukung praktikum adalah sebagai berikut: 1) Media ini menggunakan musik instrumen pada menu utama, pendahuluan, petunjuk, evaluasi, KD/KI pembelajaran, dan profil hal ini bertujuan untuk merespon stimulus dan pandangan siswa untuk tetap fokus terhadap pembelajaran, namun pada pokok bahasan materi tidak digunakan rekaman suara (audio), hal ini atas dasar pertimbangan agar siswa lebih fokus memahami materi pendukungnya. 2) Media ini mengggunakan musik instrumen untuk penjabaran materi, hal ini dipertimbangkan karena semakin banyak panca indera yang terlibat dalam proses pembelajaran maka semakin mudah bagi siswa untuk memahami atau mengikuti proses pembelajaran. 3) Media ini dilengkapi video yang penjelasannya menggunakan bahasa Indonesia hal ini dipertimbangkan agar siswa lebih mudah untuk memahaminya. Kemudian media ini juga dilengkapi dengan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa. Setelah pengembangan program selesai, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan validasi kepada ahli media dan ahli materi. Hasil validasi produk yang dilakukan mendapatkan respon atau tanggapan yang baik terhadap media yang dikembangkan. Tetapi pada bagian-bagian tertentu memerlukan beberapa revisi dan perbaikan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal-hal yang perlu direvisi kebanyakan dari aspek materi yaitu: 1) adanya penambahan tahapan pembelahan sel (pembelahan binner dan pembelahan meiosis), 2) daftar rujukan/sumber, variasi dari soal latihan, 3) menambahkan menu awal dan lebih tersusun lagi. Setelah revisi selesai dilakukan oleh peneliti, kemudian dilakukan kembali pemeriksaan kepada tim ahli, yaitu ahli media dan diperoleh hasil bahwa media ini layak diujicobakan. Dari hasil ujicoba kelompok kecil secara keseluruhan bahwa media ini telah layak dijadikan media pembelajaran hanya saja pada Jurnal Penelitian Oleh Laurenni Nainggolan (A1C409007),Universitas Jambi Page 5 beberapa bagian suara musik lebih dominan daripada suara narasumber dan dalam hal ini telah dilakukan revisi. V. KAJIAN DAN SARAN Kajian Produk yang Telah Direvisi. Pembuatan pembelajaran sebagai media pendukung praktikum Biologi SMA pada materi pembelahan sel ini telah melalui beberapa tahap sampai media ini selesai divalidasi. Media ini divalidasi oleh ahli media dan ahli materi, di mana tim ahli akan memerikan saran-saran terhadap tampilan dan isi dari media ini. Media ini juga diujicobakan kepada siswa SMA kelas XII di beberapa sekolah yang merupakan tahap akhir dari penelitian dan siswa tersebut sebagai responden yang juga memberikan penilaian terhadap media praktikum yang telah dibuat. Saran-saran/masukan dari tim ahli dijadikan acuan dalam merevisi media tersebut. Media yang telah selesai didesain dan dirancang kemudian pada langkah terakhir dalam penyelesaian pembuatan media ini adalah dengan mengubah ke dalam bentuk flash. Menurut pendapat dari tim ahli atau validator, maka media pembelajaran yang telah dibuat ini dapat digunakan. Hal ini didukung dengan hasil analisis validasi dari ahli yang telah memvalidasi dengan penilaian yang baik. Tanggapan dari responden melalui angket yang disebarkan juga menunjukkan bahwa media ini telah layak untuk digunakan sebagai media pendukung praktikum pada materi pembelahan sel. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, media praktikum berbasis Laboratorium Virtual ini layak untuk digunakan sebagai media pendukung praktikum. Hal ini dapat dilihat dari nilai persentase validasi ahli media dan ahli materi yaitu 98% dan 80% dengan kategori produk sangat baik. Selanjutnya diujicobakan pada siswa (responden) untuk mengetahui tingkat kemenarikan media sebesar 80.5% dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa media pendukung praktikum yang telah dikembangkan dapat meningkatkan keaktivan siswa, belajar juga lebih menyenangkan dan tidak merasa bosan, penyajian materi dalam media ini lebih mudah dipahami serta mampu membuat siswa belajar secara mandiri. Saran Pemanfaatan. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat menguji pengaruh penggunaan media pendukung praktikum yang dikembangkan dengan mengunakan bahasa pemrograman yang lebih menarik lagi terhadap hasil belajar siswa. Selanjutnya media ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk menghasilkan media pembelajaran yang lebih baik dan lebih sempurna lagi sehingga dapat menambah minat dan motivasi siswa untuk lebih giat belajar. Pada pihak sekolah terutama guru Biologi yang mengajar pada materi Pembelahan Sel, media ini dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar. Pada siswa, media ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran mandiri yang dapat digunakan siswa di luar jam sekolah. Jurnal Penelitian Oleh Laurenni Nainggolan (A1C409007),Universitas Jambi Page 6 DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2009. Pengembangan Kurikulum. http://one.indoskripsi.com. Diakses tanggal 12 Maret 2013. Harms, V. 2000. The virtual lab of instrumental methods of chemical analysis theory and exercise. Diambil 22 April 2013, dari: http://www.ntua.gr/virtlab/virtlab_eng. Imron, M. 2012. Diakses tanggal 28 Februari 2013. Ayo manfaatkan laboratorium Virtual. http://mazguru.net.tc/ Jaya, M. 2010. Mengenal Media Pembelajaran. On Line at http://eduarticles.com. [diunduh tanggal 9 April 2013]. Sudjadi, Bagod dan Siti. 2007. Biologi 3 SMA/ MA Kelas XII. Jakarta :Yudhistira. Jurnal Penelitian Oleh Laurenni Nainggolan (A1C409007),Universitas Jambi Page 7