DIABETES MELLITUS PROBLEMS AND MANAGEMENT Dr.Mohd Bhukkar A S, SpPD, FINASIM Perjalanan penyakit DM tipe 2 Awal DM Komplikasi Faktor lingkungan (misal: gizi, gemuk, kurang gerak) Kematian Genetik: Kecacatan TGT* Resistensi insulin Hiperinsulinemia Hiperglikemi Hipertensi * =Toleransi Glukosa Terganggu Retinopati Nefropati Aterosklerosis Neuropati Kebutaan Gagal ginjal PJK Amputasi WHO Tech Report Series 1994 Masalah • Prevalensi meningkat • Komplikasi kronik contoh : kaki diabetik, CAD, nefropati DM • Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier Risk Factors for Type 2 Diabetes Gastational Diabetes polycystic Ovarian syndrome, and party Genetic factors -Ethnicity -Family history Type 2 Diabetes Increasing age Central obesity Diet Physical inactivity Klasifikasi Etiologis DM Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut Autoimun Idiopatik Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin Tipe lain Diabetes Melitus gestasional Defek genetik fungsi sel beta Defek genetik kerja insulin Penyakit eksokrin pankreas Endokrinopati Karena obat atau zat kimia Infeksi Sebab imunologi yang jarang Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM Etiologi Insulin Resisten Berat badan lebih FFA sirkulasi Lipoatropi sitokin Insulin Resisten Tanpa aktivitas fisik Usia Genetik Etiology of -Cell Dysfunction Genetics Lipotoxicity Glucose toxicity -Cell Failure Inadequate compentation for insulin resistance and selective non-responsivoness to glucose Loss of -cell …… ? Cytokines ? Amyloid accumulation The Role of Genes and the Environment Normal GENES Diabetes genes insulin resistance genes -cel function genes Obesity genes Insulin resistance Decreased Insulin secretion Type DM Environment Diet Activity Toxins Hyperglycemia Polyol pathway Glucose autooxidation Antioxidant defence Protein glycation Oxidative factors Oxidative Stress O2- / NO NO dependent vasodilatation LDL oxidation Heparan sulphate VSMC proliferation Hemorheologic alterations Coagulationactivation Endoneural blood flow Hypoxia Vasculopathy Retinopathy Giugliano Diabetes Care 19:257,1996 Neuropathy Nephropathy Type 2 Diabetes is Associated with Serious Complications Microangiopathy Macroangiopathy Diabetic Retinopathy Stroke 2-4 -fold increase in cardiovascular mortality and stroke5 Leading cause of blindness in adults1,2 Diabetic Nephropathy Cardiovascular Disease Leading cause of end-stage renal disease3,4 Diabetic Neuropathy 1UK 8/10 individuals with diabetes die from CV events6 Leading cause of non-traumatic lower extremity amputations7,8 Peripheral Arterial Disease Prospective Diabetes Study Group. Diabetes Res 1990; 13:1–11. 2Fong DS, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl. 1):S99–S102. 3The Hypertension in Diabetes Study Group. J Hypertens 1993; 11:309–317. 4Molitch ME, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl. 1):S94–S98. 5Kannel WB, et al. Am Heart J 1990; 120:672–676. 6Gray RP & Yudkin JS. Cardiovascular disease in diabetes mellitus. In Textbook of Diabetes 2nd Edition, 1997. Blackwell Sciences. 7King’s Fund. Counting the cost. The real impact of non-insulin dependent diabetes. London: British Diabetic Association, 1996. 8Mayfield JA, et al. Diabetes Care 2003; 26 (Suppl. 1):S78–S79. The Complexity of Atherosclerosis: A Multifactorial Condition Lipids Obesity Diabetes Hypertension Diet Vascular disease Thrombotic factors Smoking Age Sedentary lifestyle Gender Family history Concept of CardioMetabolic Care CardioMetabolic Care Component requiring treatment CV Disease Metabolic Syndrome • CHF • Hypertension • LDL-C • Thrombosis • Stroke • MCI •Acute coronary syndr • Weight • Triglyceride • HDL-C • Hypertension • Blood Glucose DIABETES • Blood Glucose • Retinopathy • Nephropathy • Neuropathy • Weight • Lipid profile • Hypertenssion Macrovascular Complication of Type 2 Diabetes • 80% of people with type 2 diabetes thr from CVD ~ Coronary heart disease (CHD) - eg, angina, heart attack, heart failure - 2-to 4-fold increased risk ~ Cerebrovascular disease - eg, stroke, transient ischemic attacks - 2-to 4-foid increased risk ~ Peripheral vascular disease - eg. Intermittent claudication, gangrene, amputations Diagnosis DM KELUHAN KLINIK DIABETES Keluhan Klinik Diabetes (+) Keluhan Klasik (-) GDP 126 < 126 GDP > 126 100 - 125 < 100 GDS 200 < 200 GDS 200 140-199 < 140 atau Ulang GDS atau GDP GDP 126 < 126 GDS 200 < 200 TTGO GD 2 Jam 200 140-199 < 140 DIABETES MELITUS TGT • Evaluasi status gizi • Evaluasi penyulit DM • Evaluasi perencanaan makan sesuai kebutuhan GDPT Normal • Nasehat umum • Perencanaan makan • Latihan jasmani • Berat idaman • belum perlu obat penurun glukosa Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dL) Bukan DM Belum Pasti DM Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dL) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL) Plasma < 100 100 – 99 DM 200 Darah kapiler < 90 Plasma < 100 90 – 199 200 100 – 125 126 Darah kapiler < 90 90 – 99 100 Catatan : Untuk kelompok resiko tinggi yang tidak menunjukkan kelainan hasil, dilakukan ulangan tiap tahun. Bagi mereka yang berusia > 45 tahun tanpa faktor risiko lain, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan tiap 3 tahun. PENATALAKSANAAN Pilar penatalaksanaan DM 1) Edukasi 2) Terapi gizi medis 3) Latihan jasmani 4) Intervensi farmakologis Tujuan Penatalaksanaan Jangka Pendek : Hilangnya keluhan dan Tanda DM Jangka Panjang : Tercegah dan terhambatnya proggresivitas, mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati 20 21 Langkah – langkah Penatalaksanaan 1. Evaluasi Medis Riwayat Penyakit : • • • • Gejala yang timbul, hasil pemeriksaan laboratorium terdahulu termasuk A1C, hasil pemeriksaan khusus yang telah ada terkait DM. Pola makan, status nutrisi, riwayat perubahan berat badan. Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak/dewasa muda. Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnya secara lengkap, termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh tentang perawatan DM secara mandiri, serta kepercayaan yang diikuti dalam bidang terapi kesehatan. • Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan , perencanaan makan dan program latihan jasmani. • Riwayat komplikasi akut (KAD, hiperosmolar hiperglikemia, hipoglikemia) • Riwayat infeksi sebelumnya, terutama infeksi kulit, gigi, dan traktus urogenilitas • Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah. • Faktor risiko, merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner, obesitas dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain). • Riwayat penyakit dan pengobatan diluar DM. • Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, status ekonomi. • Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi dan kehamilan. Pemeriksaan Fisik : – Pengukuran tinggi dan berat badan – Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri untuk mencari kemungkinan adanya hipotensi ortostatik. – Pemeriksaan fundoskopi – Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjer tiroid. – Pemeriksaan jantung – Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop – Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari. – Pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin) dan pemeriksaan neurologis. – Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipe lain. Evaluasi Laboratories/penunjang lain : – Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial – A1C – Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) – Kreatinum serum – Albuminuria – Keton, sedimen dan protein dalam urine – Elektrokardiogram – Foto sinar – X dada Tindakan rujukan : – Kebagian mata bila diperlukan pemeriksaan mata lebih lanjut – Konsultasi keluarga berencana untuk wanita usia produktif – Konsultasi terapi gizi medis sesuai indikasi – Konsultasi dengan edukator diabetes – Konsultasi dengan spesialis kaki (podiatrist), spesialis perilaku (psikolog), atau spesialis lain sesuai indikasi 2. Evaluasi medis secara berkala Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan sesuai dengan kebutuhan Pemeriksaan A1C dilakukan setiap (3-6) bulan Setiap 1 (satu) tahun dilakukan pemeriksaan : Jasmani lengkap Mikroalbuminuria Kreatinin Albumin/globulin dan ALT Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida EKG Foto Sinar-X dada funduskopi Treating Type 2 Diabetes means Treating Hyperglycaemia and the Metabolic Syndrome Good glycaemic control NEED TO TREAT Microvascular & Macrovascular complications Metabolic syndrome • Obesity • Insulin resistance • Hyperinsulinaemia • Hypertension • Dyslipidaemia • Procoagulant state Treatment options for type 2 diabetes • Sulfonylureas – 1st generation e.g. chlorpropamide, tolbutamide – 2nd generation e.g. glyburide, gliclazide, glipizide, gliquidone – 3rd generation e.g. glimepiride – Modified release • Glinides/meglitinides – Non-sulfonylureic e.g. repaglinide – Amino acid derivatives e.g. nateglinide • Biguanides – e.g. metformin • Thiazolidinediones – e.g. rosiglitazone, pioglitazone • -glucosidase inhibitors – e.g. acarbose • Insulin – – – – regular intermediate/long acting pre-mixed analogs rapid acting long acting • Fixed-dose oral antidiabetic drug combinations – e.g. glyburide/metformin, glipizide/metformin, rosiglitazone/metformin Sites of Action of Current OAD INTESTINE Acarbose LIVER MUSCLE Biguanides Glucose TZD Biguanides TZD S.U Meglitinides ADIPOSE TISSUE PANCREAS Modified: Ann Intern Med 1999;131:281 Obat Hipoglikemik Oral Golongan Sulfonilurea Generik Mg/tab Dosis Harian (mg) Klorpropamid Diabenese 100-250 100-500 24-36 1 Glibenklamid Daonil 2,5-5 2,5-15 12-24 1-2 Glipizid Minidiab 5-10 5-20 10-16 1-2 Glucotrol-XL 5-10 5-20 12-16** 1 Diamicron 80 80-320 10-20 1-2 Diamicro-MR 30 30-120 24 1 Glikuidon Glurenorm 30 30-120 6-8 2-3 Glimepirid Amaryl 1,2,3,4 0,5-6 24 1 Gluvas 1,2,3,4 1- 6 24 1 Amadiab 1,2,3,4 1- 6 24 1 Metrix 1,2,3,4 1- 6 24 1 Repaglinid NovoNorm 0,5,1,2 1,5-6 - 3 Nateglinid Starlix 120 360 - 3 Avandia 4 4-8 24 1 Actos 15,30 15-45 24 1 Deculin 15,30 15-45 24 1 Glikazid Glinid Tiazolidindion Rosiglitazon Pioglitazon Lama Kerja (jam) Frek /hari Nama Dagang Waktu Sebelum makan Tidak bergantu ng jadwal makan Golongan Generik Nama Dagang Mg/tab Dosis Harian (mg) Penghambat Glukosidase α Acarbose Glucobay 50-100 100-3000 Biguanid Metformin Glucophage 500-850 500-3000 Glumin 500 GlucophageXR 500-750 Glumin-XR 500 Glucovance 250/1,25 500/5 200/5 2mg/ 500mg/ 4mg/ 500mg Metformin-XR Obat kombinasi tetap Metformin + Glibenklamid Rosiglitazon + Avandamet Metformin Glimepirid + Metformin Amaryl-Met FDC* Rosiglitazon + Avandaryl* Glimepirid *Belum beredar di Indonesia 1mg/ 250mg/ 2mg/ 500mg 4mg/1mg 4mg/2mg 4mg/4mg Lama Frek Kerja /hari (jam) 3 6-8 1-3 6-8 2-3 24 1 500-2000 Total glibencamid 20mg/hari 8mg/ 2000mg/ Bersama suapan pertama Bersama/ sesudah makan 12-24 1-2 12 2 Bersama/ sesudah makan (dosis Maksimal) 2mg/ 500mg/ 4mg/ 1000mg - 2 8mg/4mg 24 1 (dosis Maksimal) Waktu Bersama/ sesudah makan pagi **Kadar plasma efektif terpelihara selama 24 jam Choosing antidiabetic agents: safety and tolerability ANTIDIABETIC AGENTS SAFETY AND TOLERABILITY Insulin secretagogues Metformin α-glucosidase TZDs* inhibitors Insulin Risk of hypoglycemia1,2 Weight gain1,2 Gastrointestinal side effects1 Lactic acidosis1 Edema3 = treatment-related adverse event = not commonly seen in monotherapy *TZDs = thiazolidinediones 1DeFronzo RA. Ann Intern Med 1999; 131:281–303. 2UKPDS. Lancet 1998; 352:837–853. 3Nesto RW, et al. Circulation 2003; 108:2941–2948. Choosing antidiabetic agents: efficacy ANTIDIABETIC AGENTS EFFICACY Insulin secretagogues Metformin α-glucosidase TZDs* inhibitors Insulin Effect on FPG/HbA1c1 Effect on plasma insulin1,2 – Effect on insulin resistance3 – Effect on insulin secretion4 = reduced levels – = increased levels = no significant effect *TZDs = thiazolidinediones 1DeFronzo RA. Ann Intern Med 1999; 131:281–303. 2Lebovitz HE. Endocrinol Metab Clin North Am 2001; 30:909–933. 3Matthaei S, et al. Endocrine Reviews 2000; 21:585–618. 4Raptis SA & Dimitriadis GD. J Exp Clin Endocrinol; 2001; 109 (Suppl. 2):S265–S287. Therapeutic Actions of Metformin: correcting the pathophysiology of type 2 diabetes Pancreas Impaired Insulin secretion Increased glucose production Liver Hyperglycaemia – + Metformin Decreased glucose uptake Muscle Metformin reduces insulin resistance Increase glycogenesis Increased receptor binding Increased IRTK Decrease blood glucose level Prevents glucotoxicity Inhibited GLP-1 degradation Promoted satiety Decrease intestinal glucose absorption Glitazone • • • • Insulin sensitizer : anti hyperglycaemic agent Improve lipid profile * Improve hypertension * Reduce PAI-1, CRP, E-Selectine, TNF-α, IL- 6, resistin, leptin * • Anti proliferative * * anti atherogenic Blood Glucose (mg/dl) Work principle of Acarbose 200 200 150 150 100 100 blood meal small bowels Acarbose blood colon meal + Glucobay® Carbohydrates Enzymes transport glucose into the blood stream small bowels colon Blood Glucose mg% Blutzuckerspiegel vorund nach 77 Wochen Therapie mitmit Blutzuckerspiegel vor nach Wochen Therapie Blood glucose before - and 7und weeks after treatment with Acarbose x 50Acarbose/Tag mg Acarbose/Tag (kontinuierliche Glucosemessung) Glukosemessung) 3 x 503 mg (kontinuierliche (continous glucose recording) Before acarbose after acarbose time Zick, Acarbose Fibel 2001 Paradigm for early combination treatment If HbA1c 9% at diagnosis Initiate combination therapy† or insulin in parallel with diet/exercise If HbA1c < 9% at diagnosis If HbA1c > 6.5%* at 3 months Initiate monotherapy in parallel with diet/exercise Initiate combination therapy† in parallel with diet/exercise 0 1 2 3 4 Months from diagnosis Treat to goal of HbA1c < 6.5%* by 6 months 5 6 *Or fasting/preprandial plasma glucose < 110 mg/dL (6.0 mmol/L) where assessment of HbA1c is not possible †Combination therapy should include agents with complementary mechanisms of action Del Prato S, et al. Int J Clin Pract 2005; 59:1345–1355. The main concept of treatment : make plasma glucose concentration as normal as possible Novel therapeutic approaches Transketolase activators : activated by thiamin, benfotiamine PARP inhibitors : block four major pathways Antioxidant ( esp. Catalytic ) : endothelial enzymes such as eNOS & prostacyclin synthase TERAPI INSULIN RASIONALISASI TERAPI INSULIN DINI • DMT-2 Progresif, pe↓ fx sel β • Resist. Insulin sel β kerja keras lelah dekompensasi HIPERGLIKEMIA GLUKOTOKSISITI ↓ fx sel β ↑ hiperglik. ↑ resist. Ins. ↑ komplik. • R/ insulin dini ↓ hiperglik ↓ glukotoks cegah ↓ fx sel β cegah komplik. kronik Farmakokinetik insulin eksogen berdasar waktu kerja (time course of action) Sediaan Insulin Onset of Action (Awal kerja) Peak Action (Puncak kerja) Effective Duration of Action (Lama kerja) 30 - 60 menit 30 – 90 menit 3 – 5 jam 5 – 15 menit 5 – 15 menit 5 – 15 menit 30 – 90 menit 30 – 90 menit 30 – 90 menit 3 – 5 jam 3 – 5 jam 3 – 5 jam 2 – 4 jam 2 – 4 jam 4 – 10 jam 4 – 12 jam 10 – 16 jam 12 – 18 jam 2 – 4 jam 6 – 10 jam 2 – 4 jam No peak 8 – 10 jam No peak 70%NPH/30%reguler (Mixtard ®; Humulin ® 30/70) 30 – 60 menit Dual 10 – 16 jam 70% insulin aspart protamine/30% Insulin aspart (NovoMix ®30) 10 – 20 menit Dual 15 – 18 jam 75% insulin lispro protamine/25% insulin Lispro injection (Humalog ®Mix25) 5 – 15 menit 1 – 2 jam ?? 16 – 18 jam Insulin prandial (Meal-related) Insulin short-acting Regular (Actrapid® ; Humulin®R) Insulin analaog rapid-acting Insulin lispro (Humalog®) Insulin glulisine (Apidra ®) Insulin aspart (NovoRapid ®) Insulin intermediate-acting NPH (Insulatard ®, Humulin ® N) Lente* Insulin long-acting Insulin glargine (Lantus ®) Ultralente* Insulin determin (Levemir ®) Insulin campuran (Short- dan intermidiate-acting) *Belum tersedia di Indonesia,Nama dalam tanda kurung adalah nama dagang Farmakologi Insulin Eksogen Berdasarkan Waktu Kerja Sediaan Insulin Awal kerja (onset of action ) Puncak Kerja ( peak action ) Lama Kerja ( effective duration of action ) 30 – 60 m 30 – 90 m 3 – 5 jam 5 – 15 m 5 – 15 m 5 – 15 m 30 – 90 m 30 – 90 m 30 – 90 m 3 – 5 jam 3 – 5 jam 3 – 5 jam 2 – 4 jam 4 – 10 jam 10 – 16 jam 2 – 4 jam 2 – 4 jam No peak No peak 30 – 60 m dual Insulin prandial ( meal-related ) Insulin short acting Regular ( Actrapid, Humulin R ) Insulin rapid acting Insulin glulisine ( Apidra ) Insulin Aspart** ( Novo Rapid ) Insulin Lispro (Humalog) Insulin Basal Insulin intermediate-acting NPH (Insulatard, Humulin N ) Insulin Long Acting Insulin glargine ( Lantus ) Insulin detemir ( Levemir) Insulin Campuran ( short- dan intermediate – acting ) 70 % NPH/ 30 % regular ( Mixtard; Humulin 70/30 ) 70 % NPH/ 30 % analog rapid ( NovoMix 30 ) 10 – 16 jam CARA PENGGUNAAN INSULIN 1. Insulin Basal : Mencegah hiperglikemia puasa / ketosis 2. Insulin Prandial : Mencegah hiperglikemia postprandial 3. Insulin Koreksi ( Suplemen ) : Penambahan dosis insulin ~ stres akut Mulai dengan dosis 0,3 – 1 unit / kg / hari : - 50 % dalam bentuk insulin basal ( Insulatard, Glargin, dsb ) - 50 % dalam bentuk insulin prandial ( Actrapid, Lispro, dsb) Dosis insulin koreksi ~ Gula darah preprandial dan kebutuhan insulin total / hari Protokol Terapi Insulin Subkutan DOSIS INSULIN AWAL Intermediate Short/ Rapid 0,25 U /kg , pagi dan malam 0,1 U/kg, tiap makan DOSIS INSULIN KOREKSI ( Suplemen ) Gula darah sebelum makan / sebelum tidur : 200 – 299 mg/dl tambahkan 0,075 U/kg Short/ Rapid > 300 mg/dl tambahkan 0,1 U/kg Short/ Rapid Sesuaikan dosis Intermediate untuk mempertahankan gula darah puasa 120 – 200 mg / dl Sesuaikan dosis Short/ Rapid untuk mencapai gula darah sebelum makan / sebelum tidur 120 – 200 mg/dl Algoritme Pemberian Terapi Insulin Koreksi Dosis Insulin Koreksi ( unit ) Glukosa Prepandial ( mg/dl ) 150 – 199 200 – 249 250 – 299 300 – 349 > 349 Algoritme Dosis Rendah Algoritme Dosis Sedang Algoritme Dosis Tinggi 1 2 3 4 5 1 3 5 7 8 2 4 7 10 12 Catatan : - Gunakan algoritme dosis rendah bila pasien membutuhkan < 40 unit insulin / hari. - Gunakan algoritme dosis sedang bila pasien membutuhkan 40 -80 unit insulin / hari - Gunakan algoritme dosis tinggi bila pasien membutuhkan > 80 unit insulin / hari Indikasi Insulin Infus Intravena ● Pasien – pasien sakit kritis / Akut ○ Hiperglikemia Emergensi ○ Infark Miokard Akut ○ Stroke ○ Fraktur ○ Infeksi Sistemik ○ Syok Kardiogenik ● Transplantasi Organ ● Edema Anasarka ● Kelainan Kulit yang luas ● Persalinan ● Terapi glukokortikoid dosis tinggi ● Periode perioperatif ( pre, intra dan post operatif ) ● Strategi untuk mencari dosis yang tepat sebelum konversi ke terapi insulin sub kutan Batas Kadar Glukosa Darah Puasa Untuk Memulai Terapi Insulin Drip Intravena Populasi Pasien Kadar Glukosa Darah (mg/dl) Pasien Kritis Perawatan perioperatif Perawatan ICU Operatif Penyakit Non - Bedah > 140 > 140 > 110 – 140 > 140 - 180 TERAPI INSULIN PADA PERIOPERATIF I. Persiapan : - Kendali metabolik ( GDP / 2jam < 140 / 200 mg/dl) - Keadaan KV, neurologi , ginjal II. Selama Operasi : - Operasi Kecil : lanjutkan R/ - Operasi sedang / besar : - Puasa - Infus glukosa 5 % ( 10 % ) + - Infus insulin dalam NaCl 0,9 % - Gula darah tiap jam target 100 – 125 mg/dl. Protokol Infus Insulin – Glukosa untuk Perioperatif Infus Insulin Glukosa darah mg/dl ml/ jam unit/ jam Dekstrose 5% ml/jam < 70 1,0 0,5 150 71 – 100 2,0 1,0 125 101 – 150 3,0 1,5 100 151 – 200 4,0 2,0 75 201 – 250 6,0 3,0 50 251 – 300 8,0 4,0 0 > 301 12,0 6,0 0 Pasca Operasi : - Sudah bisa makan Infus insulin dan dekstrose di stop, lanjutkan dengan insulin sub kutan - NPO : Lanjutkan infus insulin intravena ( = protokol ) dengan target gula darah : - Bedah + Sakit berat : 80 – 120 mg / dl - Bedah lain : 90 – 140 mg /dl