19 PERFORMANSI PARAMETER MOTOR INDUKSI

advertisement
PERFORMANSI PARAMETER MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN
SUMBER TEGANGAN DAN FREKUENSI VARIABEL
Istanto W. Djatmiko, dan Kustono
[email protected],
Dosen Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract: This research is aimed to know the parameters quality of
induction motor that dominantly influenced to its performance due
to several treatments, i.e. (1) the three phase variac and the
bidirectional three phase ac regulator were supplied to variable
input voltages, and (2) inverter (Altivar) was applied to variable
input frequencies. This research was designed experimental
research that applied directly to the induction motor that is used as
research object. The observed induction motor parameters were
input voltages, input currents, real powers, reactive powers,
apparent powers, power factors, total harmonic distortion of
voltages, total harmonic distortion of currents, motor speed, and
torques. By controlling voltages of variac and load currents
relatively constant could be found that the voltage harmonics
decreased and the currents harmonics increased (5th harmonic
only) along with increment of input voltages. When similar
treatments were applied by ac regulator to input voltages, the
voltage harmonic factors (3rd, 5th, 7th, 9th, 11th, and 15th
respectively) and current harmonic factors (3rd, 5th, 7th, and 9th
respectively declined. Furthermore, when inverter supplied to
input voltages, voltage harmonics ascended and current harmonics
descended (3rd harmonic only) along with increment of input
frequencies. The optimal efficiency of induction motor that applied
by variac, ac regulator, and inverter were repectively 87.4%,
66.5%, and 64.6%.
Key words : induktion motor, harmonic
Motor listrik tiga fasa, yang dikenal dengan motor induksi, banyak
digunakan di industri untuk mengendalikan kecepatan putaran pada mesin-mesin
produksi. Motor induksi ini lebih banyak dipakai dibandingkan motor listrik arus
searah, karena motor induksi lebih ekonomis dan handal dalam pengoperasiannya
meskipun ditinjau dari aspek pengendaliannya relatif lebih kompleks. Di samping
itu, pemeliharaan motor induksi juga relatif lebih mudah dibanding motor arus
searah. Pengendalian motor induksi dapat dilakukan secara konvensional dengan
menggunakan piranti utama magnetik kontaktor. Pengendalian secara
konvensional ini dihasilkan unjuk kerja yang sangat terbatas, yaitu sumber
19
20
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
tegangan dan kecepatan putaran motor harus sesuai dengan kapasitasnya
(ratingnya).
Perkembangan piranti semikonduktor yang semakin pesat, memungkinkan
pengendalian motor induksi dilakukan secara elektronis. Pengendalian motor
induksi secara elektronis dihasilkan unjuk kerja motor yang bervariasi. Untuk
pengendalian motor induksi umumnya dilakukan dengan menggunakan prinsip
pengubahan frekuensi (inverter) dan pengubahan sumber tegangan catu (ac
regulator). Inverter mengubah frekuensi sumber untuk menghasilkan perubahan
kecepatan putaran motor induksi, sedangkan ac regulator mengubah besarnya
tegangan sumber melalui rekayasa bentuk gelombang agar diperoleh perubahan
kecepatan putaran motor. Inverter mempunyai metode pengendalian yang lebih
kompleks dibanding dengan ac regulator. Tingkat distorsi harmonik yang
dihasilkan akibat perlakuan sumber dengan inverter atau ac regulator ini
mempunyai karakteristik yang berbeda, demikian juga karakteristik faktor daya
dan rugi daya (losses) yang diakibatkannya juga berbeda.
Uraian di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja motor induksi sangat
dipengaruhi oleh karakteristik sumber masukan yang digunakan. Pengaturan
kecepatan putaran motor di industri umumnya menggunakan pengaturan frekuensi
sumber, walaupun mungkin mereka tidak memvariasi kecepatan dengan rentang
yang lebar. Pilihan lain, pengaturan dapat dilakukan dengan menggunakan ac
regulator. Perubahan parameter sumber masukan yang berbeda dengan kapasitas
motor yang sebenarnya tentunya mempengaruhi parameter yang lain dari motor
tersebut. Dalam penelitian ini dikaji daerah effisien kerja optimal yang
diakibatkan perubahan perlakuan sumber tegangan dan frekuensi masukan yang
variabel dengan piranti elektronik, terutama perubahan karakteristik parameterparameter motor induksi yang diakibatkan pengendalian secara elektronis
tersebut.
Sumber masukan dalam penelitian ini menggunakan rangkaian ac
regulator dan inverter, dengan fokus penelitian adalah: (1) bagaimana kualitas
parameter motor induksi yang diakibatkan perlakuan tegangan sumber masukan
yang bervariasi, (2) bagaimana kualitas parameter motor induksi yang diakibatkan
perlakuan tegangan dan frekuensi sumber masukan yang bervariasi, dan (3)
bagaimana efisiensi motor induksi akibat perlakuan tegangan masukan yang
bervariasi maupun frekuensi sumber masukan yang bervariasi. Hasil penelitian
diharapkan memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengembangan materi
kuliah mesin listrik, praktikum kendali mesin listrik, maupun mata kuliah lain
yang berhubungan dengan aplikasi motor induksi.
Motor Induksi Tiga Fasa
Ditinjau dari kontruksi motor induksi tiga fasa, atau lebih dikenal dengan
motor induksi, memiliki dua jenis rotor, yaitu : rotor lilit dan rotor jangkar
hubung singkat (rotor sangkar tupai). Rotor lilit banyak dipakai pada mesinmesin kapasitas kecil, sedang untuk motor induksi dengan kapasitas besar banyak
yang menggunakan jenis sangkar tupai. Menurut Wildi (2002), motor induksi
dapat beroperasi karena adanya medan magnet pada stator. Medan magnet stator
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
21
dibangkitkan dari tiga set kumparan yang secara ruang diletakkan dengan selisih
sudut 2π/3 atau 1200 derajat listrik, kemudian dicatu dengan tegangan tiga fasa
simetris sehingga terjadi arus putar dan membangkitkan medan magnet yang
disebut medan mgnet putar. Kecepetan medan magnet putar tergantung dari
jumlah kutub stator dan frekuensi sumber yang diberikan.
Akibat perbedaan putaran antara putaran medan putar stator dengan
putaran rotor, maka dalam rotor akan dibangkitkan gaya-gaya gerak listrik yang
mengakibatkan dalam rotor timbul arus listrik. Arus listrik ini menyebabkan
timbulnya suatu medan magnet, yakni medan magnet rotor. Karena medan magnet
stator merupakan suatu sistem tiga fasa simetris, maka gaya gerak yang
diinduksikan oleh stator juga tiga fasa simetris sehingga arus listrik dalam rotor
juga terbentuk arus induksi tiga fasa simetris, begitu pula dengan medan magnet
rotor. Adanya medan magnet pada rotor ini mengakibatkan rotor berputar
mengikuti medan putar stator.
AC Regulator
Prinsip dari ac regulator ini adalah merekayasan gelombang tegangan
bolak balik tiap fasa baik pada siklus positif maupuun negatif dengan
menggunakan piranti semikonduktor berupa SCR (silicon controlled rectifier),
(Rashid, 1998). Nilai tegangan rata-rata merupakan besarnya luasan gelombang
yang muncul dibagi dengan periodenya. Semakin besar sudut penyulutan (α)
maka tegangan rata rata juga berkurang.
Inverter
Inverter merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah sumber
tegangan dc menjadi tegangan arus bolak-balik (alternating current-AC) yang
frekuensinya dapat diubah-ubah (Singh, 2002). Inverter disusun dari perangkat
elektronik (thyristor atau SCR) yang mengatur daya DC, ON dan OFF sehingga
dapat menghasilkan daya luaran AC yang dapat dikontrol frekuensi maupun
tegangannya. Inverter ini selnjutnya digunakan untuk mencatu motor induksi.
Dengan adanya perubahan frekuensi ini akan menghasilkan perubahan kecepatan
putar dari motor induksi sesuai dengan persamaan : n = 120 f .
p
Menurut Rashid (1998), terdapat tiga jenis inverter, yaitu : (1) inverter
sumber arus (Current Source Inverter-CSI), (2) inverter tegangan variabel
(Variable Voltage Inverter-VVI), dan (3) inverter lebar pulsa termodulasi (Pulse
Width Modulation-PWM). Jika digunakan untuk sumber motor induksi, CSI
digunakan untuk pengendali arus pada motor, VVI untuk mengontrol tegangan
dan frekuensi pada motor untuk menghasilkan operasi kecepatan variabel, dan
Inverter PWM merupakan inverter penyempurnaan dari inverter VVI, baik pada
bagian input tegangan dan output penggerak frekuensi variabel. Inverter PWM
merupakan inverter yang paling rumit dan paling mahal jika dibandingkan dengan
kedua jenis inverter yang lain.
22
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
Sumber catu ideal yang diinginkan pada keluaran inverter sebenarnya
adalah gelombang sinus murni. Gelombang yang tidak sinus murni ini
menyebabkan berbagai kerugian seperti overheat, penurunan faktor daya,
penurunan efisiensi dan lain-lain. Menurut Heydt (1991), jika gelombang output
inverter berupa gelombang kotak bolak-balik, jika diuraikan atas unsur-unsur
fundamental dan harmoniknya dapat dinyatakan dengan deret Fourier sebagai
berikut:
2 3 
1
1
1

I ac =
I d  cos θ − cos 5θ + cos 7θ − cos 11θ + ... 
5
7
11
π


dimana θ = 2πf1 t.
f1 = frekuensi dasar
Harmonik mempunyai urutan polaritas, harmonik pertama berpolaritas
positif, harmonik kedua berpolaritas negatif dan harmonik ketiga berpolaritas nol,
harmonik keempat berpolaritas positif demikian seterusnya. Kuantitas harmonik
biasanya dinyatakan dengan istilah THD (Total Harmonik Distortion) untuk arus
maupun tegangan. THD tegangan dinyatakan dengan rumus:
∑ (V )
∞
THD =
i 2
i=2
V1
dimana i = orde harmonik, Vi = tegangan pada harmonisa ke-i
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan pengamatan/
pengukuran langsung pada obyek penelitian. Obyek penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebuah motor induksi tiga fasa yang ada di
Laboratorum Mesin Listrik dan Laboratorium Elektronika Daya, Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro FT UNY, dengan spesifikas : daya: 1 HP, tegangan:
220 V/ 380 V, arus: 3,0 A/ 1,7 A, frekuensi: 50 Hz, kecepatan putaran
: 1420
rpm, jumlah kutub: 4.
Sumber listrik tiga fasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan auto-transformer (variac), rangkaian sumber AC regulator tiga fasa
yang dibuat oleh Tim Peneliti, dan inverter buatan Telemecanique dengan nama
Altivar 18. Untuk mengetahui parameter motor induksi dalam penelitian ini,
instrumen (alat ukur) yang digunakan, antara lain:
1. Voltmeter (multimeter) merk SANWA YX 360 TRF, dengan tegangan AC: 10
V, 50 V, 250 V, 750 V, dan Kelas 0,4 (4 %), tegangan DC : 0,25 V, 2,5 V, 10
V, 50 V, 250 V, 1000 V dan Kelas 0,3 (3 %). Alat ini digunakan untuk
mengukur tegangan fasa dan antar fasa.
2. Rpm-meter merk SANWA SE-100 (digital), dengan rating 60 sampai dengan
9.999 rpm (range x 1) dan 60 sampai dengan 50.000 rpm (range x 10), akurasi
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
23
± 1 digit untuk range x 1 dan ± 2 digit untuk range x 10. Alat ini digunakan
untuk mengukur kecepatan putaran poros motor induksi secara digital.
3. Power Quality Analyser ANALYST 3Q merk LEM (digital dan display),
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Prosedur penelitian dilakukan dengan blok diagram seperti ditunjukkan
pada Gambar 1. Blok I merupakan sumber masukan yang digunakan untuk
perlakuan dalam penelitian ini, yakni berupa (1) sumber tegangan tiga fasa dari
PLN dengan variac, (2) sumber tiga fasa dari AC regulator, dan (3) sumber tiga
fasa dari inverter (Altivar). Sumber tegangan tiga fasa dari PLN dengan variac dan
AC regulator digunakan untuk memperoleh sumber tiga fasa dengan tegangan
yang dapat diatur dengan frekuensi yang tetap, sedangkan sumber tiga fasa dari
inverter (Altivar) digunakan untuk memperoleh sumber tiga fasa dengan tegangan
tetap dengan frekuensi yang dapat diatur.
Blok II merupakan motor induksi tiga fasa yang menjadi obyek dalam
penelitian ini. Blok III merupakan unit generator arus searah (generator DC) yang
dikopel dengan motor obyek penelitian ini. Generator DC ini berfungsi sebagai
beban motor dan untuk mengetahui torsi motor.
BLOK I
BLOK II
BLOK III
SUMBER MASUKAN
TIGA FASA
(Perlakuan)
MOTOR INDUKDSI
TIGA FASA
(Obyek Penelitian)
BEBAN MOTOR /
GENERTOR DC
Gambar 3 Blok Diagram Rangkaian Percobaan
Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menyiapkan sumber masukan : (a) sumber tegangan tiga fasa dari PLN, (b)
sumber tiga fasa dari AC regulator, dan (c) sumber tiga fasa dari inverter
(Altivar) serta kelengkapan peralatan pengamannya, yaitu : MCB 3 Fasa 10 A,
trafo variac isolasi tiga fasa, dan sakelar utama tiga fasa.
2. Menyiapkan dan mengkalibrasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Melakukan pengepasan (centering) poros motor induksi tiga fasa dengan
generator DC dan kelengkapan koplingnya.
4. Mempersiapkan unit generator DC sebagai beban motor induksi tiga fasa.
5. Melaksanakan percobaan I, II, dan III sesuai dengan dengan sumber tiga fasa
yang telah direncanakan.
6. Mencatat/merekam data yang ditunjukkan oleh instrumen, yaitu : tegangan,
arus, daya, THD arus dan tegangan untuk setiap step percobaan. Data yang
dihasilkan berupa data numerik (digital) dan grafik.
24
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Motor Induksi dengan Sumber Tegangan Bervariasi
Pengambilan data motor induksi dengan perlakukan sumber tegangan
bervariasi dilakukan dengan dua jenis sumber tegangan tiga fasa yang dapat diatur
tegangan luarannya, yaitu menggunakan variac (pengatur tegangan dengan
autotransformator tiga fasa) dan AC regulator tiga fasa bidirectional. Pengambilan
data dilakukan sebanyak 10 tahap dengan interval per tahap kurang lebih sebesar
10 volt. Arus fasa motor setiap tahapan percobaan diusahakan relatif konstan
sebesar 50 % dari rating motor, yaitu kurang lebih sebesar 0,85 A. Tegangan awal
per fasa yang mampu untuk mencatu arus motor sebesar 0,85 A dapat dilakukan
sumber tegangan tiga fasa dengan variac sebesar 81,0 volt, sedangkan dengan
sumber tegangan tiga fasa AC regulator sebesar 81,5 volt. Tegangan maksimum
AC regulator yang dapat dihasilkan per fasa kurang lebih sebesar 170,0 volt pada
tahap ke-10, sehingga untuk tegangan tiga fasa dengan variac pada tahap ke-10
disesuaikan sebesar 169,6 volt.
Kualitas bentuk tegangan tiga fasa dengan variac yang diatur dari 80 volt sampai
dengan 170 volt per fasa (fasa L1, L2, dan L3) masih tetap berbentuk sinusoida
meskipun dilakukan perubahan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Bentuk Gelombang Tegangan Masukan dengan Variac
Pengaruh perubahan atau variasi tegangan dengan kualitas gelombang
seperti di atas menyebabkan harmonik arus mengalami kenaikan dengan
perubahan kenaikan tegangan masukan, yaitu 6,5 % pada tegangan fasa sekitar
81,0 volt menjadi 10,2 % pada tegangan fasa sekitar 170 volt. Sebaliknya,
harmonik tegangan mengalami penurunan yang relatif kecil dengan perubahan
kenaikan tegangan masukan, yaitu 4,0 % pada tegangan fasa sekitar 81,0 volt
menjadi 3,7 % pada tegangan fasa sekitar 170. Harmonik arus dan tegangan yang
dominan muncul adalah harmonik ke-5 saja. Perubahan harmonik arus dan
tegangan yang relatif kecil ini disebabkan tegangan masukan pada motor induksi
tidak dilakukan rekayasa secara elektronis (hanya menggunakan transformator)
sehingga bentuk gelombang tegangan masih tetap berbentuk sinusoida. Pada
perlakuan dengan tegangan ini, efisiensi motor optimum terjadi pada tegangan
masukan per fasa sekitar 150 volt, yaitu sebesar 87,4 %.
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
25
Kualitas bentuk tegangan tiga fasa dengan AC regulator yang diatur dari
80 volt sampai dengan 170 volt per fasa (fasa L1, L2, dan L3) mengalami distorsi
(berbentuk non-sinusoida). Distorsi pada tegangan rendah lebih buruk dibanding
distorsi pada tegangan yang lebih tinggi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Bentuk Gelombang Tegangan Masukan dengan AC Regulator
Pengaruh variasi tegangan dengan kualitas gelombang seperti di atas
menyebabkan harmonik arus sangat tinggi pada saat tegangan rendah dan
mengalami penurunan ketika kenaikan tegangan masukan, yaitu 95,2 % pada
tegangan fasa sekitar 81,0 volt menjadi 47,6 % pada tegangan fasa sekitar 170
volt. Demikian juga, harmonik tegangan yang sangat tinggi (72,5 %) pada saat
tegangan sumber terendah, dan tegangan harmonik tegangan ini mengalami
penurunan seiring dengan kenaikan tegangan sumber, yaitu sebesar 15,8 % saat
tegangan sumber mencapai sekitar 170 volt.
Pada tegangan sumber AC regulator rendah, harmonik tegangan yang
terjadi cukup besar dengan harmonik yang dominan muncul dengan sumber
tegangan dari adalah harmonik ke-3, 5, 7, 9, 11, dan ke-15, sedangkan harmonik
arus cukup besar pula dengan harmonik yang dominan adalah harmonik ke-3, 5,
7, dan ke-9. Tetapi, jika sumber tegangan dinaikkan, harmonik tegangan
mengalami penurunan menjadi kecil dengan harmonik tegangan yang dominan
muncul adalah harmonik ke-3 saja, sedangkan harmonik arus menjadi kecil
dengan harmonik yang dominan muncul adalah harmonik ke-3 dan ke-5.
Perubahan harmonik arus dan tegangan yang sangat tinggi ini disebabkan
tegangan masukan AC regulator merupakan sumber tegangan yang dilakukan
rekayasa secara elektronis dengan menggunakan komponen SCR (silicon
controlled rectifier). Tegangan luaran dengan penggunaan komponen SCR ini
menghasilkan bentuk tegangan distorsi yang disebabkan proses pensakelaran
(switching) dari SCR tersebut. Harmonik tegangan dan arus yang sangat tinggi ini
menyebabkan motor induksi menjadi panas. Dengan perlakuan tegangan AC
26
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
regulator pada motor induksi ini, efisiensi motor mencapai optimum (66,5 %)
pada tegangan per fasa yang tertinggi sekitar 170 volt.
Motor Induksi dengan Sumber Frekuensi Bervariasi
Pengambilan data motor induksi dengan perlakukan sumber frekuensi
bervariasi dilakukan menggunakan interver (Altivar). Untuk dapat mengangkat
arus motor sebesar 50 % dari ratingnya diperlukan frekuensi terendah sebesar 46
Hz. Dengan demikian, interval per tahap percobaan dilakukan sebesar 2 Hz per
tahapan dengan frekuensi maksimum sumber sebesar 54 Hz.
Kualitas bentuk sumber tegangan yang relatif konstan dengan frekuensi yang
bervariasi sekitar 50 Hz dan 54 Hz pada fasa L1, L2, dan L3 digunakan untuk
mencatu motor induksi ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4 Bentuk Gelombang Tegangan Masukan dengan Inverter (Altivar)
Pengaruh variasi frekuensi dengan kualitas gelombang seperti di atas, jika
frekuensi sumber dinaikkan menyebabkan harmonik tegangan mengalami
kenaikan yang relatif kecil, sedangkan harmonik arus mengalami penurunan yang
relatif kecil pula. Kondisi harmonik tegangan dan arus yang lebih kecil pada
Altivar ini dapat dipahami karena Altivar dibuat secara fabrikan sehingga dijamin
kualitasnya.
Hasil pengamatan menunjukkan ketika frekuensi sumber pada fasa L2
sebesar 50 Hz diketahui harmonik tegangan sebesar 1,4 % dengan harmonik yang
dominan muncul adalah harmonik ke-3, sedangkan harmonik arusnya sebesar 4,9
% dengan harmonik yang dominan muncul adalah harmonik ke-3 pula (lihat
Lampiran 4 butir h). Kondisi yang hampir sama terjadi ketika frekuensi sumber
dinaikkan menjadi 54 Hz. Efisien motor mencapai nilai optimum ketika frekuensi
sumber antara 50 Hz sampai dengan 52 Hz, yang berarti sesuai dengan rating
motor.
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
27
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebagaimana diuraikan di atas,
penelitian dapat disimpulkan :
1. Sumber tegangan tiga fasa dengan variac jika digunakan untuk mencatu motor
induksi dengan arus beban yang relatif konstan menyebabkan total harmonik
tegangan semakin turun dan harmonik arus semakin naik seiring dengan
kenaikan tegangan sumbernya. Harmonik arus dan tegangan yang dominan
muncul dengan sumber tegangan ini adalah harmonik ke-5 saja. Tetapi, jika
sumber tegangan tiga fasa menggunakan AC regulator digunakan untuk
mencatu motor induksi dengan arus beban yang relatif konstan menyebabkan
total harmonik tegangan dan arus semakin turun seiring dengan kenaikan
tegangan sumbernya. Harmonik tegangan yang dominan muncul dengan
sumber tegangan dari AC regulator adalah harmonik ke-3, 5, 7, 9, 11, dan ke15, sedangkan harmonik arus yang dominan adalah harmonik ke-3, 5, 7, dan
ke-9.
2. Pengaturan motor induksi dengan Altivar memiliki kualitas harmonik yang
lebih baik dibandingkan menggunakan sumber AC regulator karena nilai
harmonik arus dan tegangan yeng terjadi lebih kecil. Harmonik tegangan yang
dominan muncul dengan sumber inverter (Altivar) adalah harmonik ke-3,
sedangkan harmonik arus yang dominan muncul adalah harmonik ke-3 juga.
Jadi, jika sumber tegangan yang relatif konstan dengan frekuensi yang dapat
diatur digunakan untuk mencatu motor induksi dengan arus beban yang relatif
konstan menyebabkan total harmonik tegangan semakin naik dan harmonik
arus semakin turun yang masing-masing nilainya kecil seiring dengan
kenaikan frekuensi sumbernya.
3. Efisiensi motor dengan menggunakan sumber tiga fasa dengan variac
mencapai optimum ketika tegangan masukan per fasa sekitar 150 volt, yaitu
sebesar 87,4 %. Dengan perlakuan tegangan AC regulator pada motor induksi,
efisiensi motor mencapai optimum (66,5 %) ketika tegangan per fasa
mencapai nilai tertinggi sekitar 170 volt. Jika menggunakan sumber tiga fasa
dengan Altivar, efisien motor mencapai nilai optimum ketika frekuensi
sumber antara 50 Hz sampai dengan 52 Hz sebesar 64,6 %.
Saran
Saran yang perlu ditindaklanjuti untuk pengembangan kualitas penelitian
ini, yaitu: Sumber tegangan tiga fasa dari PLN per fasa yang digunakan dalam
penelitian diusahakan benar-benar seimbang. Ketidakseimbangan tegangan per
fasa in menyebabkan pengambilan data parameter motor induksi dengan alat ukur
Power Quality Analyser cukup sulit dilakukan. Karena kesulitan menjaga
keseimbangan tegangan per fasa dari sumber PLN selama proses penelitian ini,
hubungan motor induksi yang digunakan dalam penelitian masih menggunakan
hubungan bintang agar pengaturan arus beban motor per fasa mudah dilakukan.
28
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
Penggunaan rangkaian pemicu TCA 785 pada rangkaian AC regulator
bidirectional dengan SCR sulit dilakukan pemicuan secara serempak untuk setiap
fasa sehingga diperlukan rangkaian pemicu lain yang mampu secara serempak
untuk pemicuan.
DAFTAR PUSTAKA
Heydt, G.T. 1991. “Electric Power Quality”. New York : Stars in A Circle
Publications.
Rashid, MH. 1998. “Power Electronics: Circuits, Devices, and Applications”.
New Jersey : Prentice-Hall International, Inc.
Singh, MD. 2002. “Power Electronics”. New Delhi : Tata McGraw-Hill
Publishing Company Limited.
Wildi, T. 2002. “Electrical Machines, Drives, and Power Systems”, Fifth
Edition. New Jersey : Upper Saddle River.
Download