PENGARUH PELAKSANAAN CSR PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN Abd. Rajab Prodi Ilmu Perencanaan Wilayah, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155 Telp. (061) 8218730 Fax. (061) 8218721 Email: [email protected] Abstraksi Tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebuah kepercayaan dimana perusahaan memutuskan untuk berkontribusi kepada masyarakat. Istilah CSR bukan lagi hal yang dianggap tabu dalam pengelolaan sebuah program oleh perusahaan. Meskinya dalam pelaksanaan CSR dapat berjalan optimal tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Namun nyatanya masih saja terdapat beberapa perusahaan yang mangkir dari tanggungjwab nya terhadap lingkungan untuk pengembangan wilayah. Sehingga timbul sebuah kajian penelitian untuk melihat secara implisit apakah program perusahaan tersebut benar adanya tidak berjalan secara maksimal. Jika dalam penelitian sebelumnya memandang program pelasanaan CSR yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan berdampak positif bagi masyarakat sekitarnya penelitian ini akan mengkaji hal tersebut. Perlu diketahui bahwa dalam penulisan ini tidak akan membahas tentang kesuksesan pelaksanaan CSR oleh perusahaan-perusahaan. Penelitian ini menggunakan desain Eksplanatoris dengan menerapkan Metode survey di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Secara parsial pelaksanaan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan wilayah yang terdiri dari variabel pelaksanaan, variabel implementasi dan variabel pengembangan wilayah. Meskipun dalam variabel penelitian ini bersipat positif dan signifikan namun ada juga beberapa variabel yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pengembangan Wilayah. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility, Pengembangan Wilayah, Pembangunan Berkelanjutan. PENDAHULUAN Corporate Sosial Responsibility perusahaan adalah sebuah konsep dimana perusahaan memutuskan untuk berkontribusi kepada masyarakat. Istilah CSR sebagai tanggung jawab sosial perusahaan masih diperdebatkan. Dunia usaha juga sepertinya masih gamang dengan kata ‘tanggung jawab’, padahal, peran dunia usaha dengan praktek CSR-nya sangat diharapkan dalam proses pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Sejak tahun 1970 an mulai dicetuskan agar Pemerintah melakukan intervensi yang bertujuan memperluas ruang lingkup CSR. Ruang lingkup CSR tidak hanya mencakup tanggungjawab perusahaan kepada pemegang saham (shareholder), tetapi juga kepada stakeholders yaitu pekerja, konsumen, pemasok, masyarakat, terciptanya udara bersih, air bersih, dan konstituen lain dimana perusahaan itu berada. Elkington (1997) dalam bukunya The Triple Bottom Line of 21st Century Business menyebutkan formulasi 3P yakni ‘people, planet and profits’, yaitu tujuan bisnis tidak PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 549 hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini. Selanjutnya istilah ini dipakai oleh Shell report dan di Netherland dikenal dengan 3Ps. Survey yang dilakukan oleh Perrini et al. (2006), pada 395 perusahaan di Italia menemukan bahwa perusahaan yang mengaplikasikan CSR dapat meningkatkan image perusahaan (90%), meningkatkan peluang kerjasama dengan komunitas lokal (76%) dan memotivasi karyawan untuk lebih beretika (56%). Beberapa pendapat yang sama dikemukan oleh Quazi et al., 2001, bahwa perusahaan-perusahaan yang menerapkan CSR akan meningkatkan rasa etika, moralitas dan personal value dari manager dan karyawan yang terlibat. Hasil survey yang dilakukan oleh Accountability in 2007, ‘The State of Responsible Competitiveness, 2007’ dimana lembaga ini melakukan pengukuran responsible index rating mulai dari angka 0 – 100, terlihat Swedia berada diperingkat pertama (81,5) Denmark (81,0) dan Finlandia (78,8), Malaysia (63,7). Di Indonesia sendiri untuk pengembangan pelaksanaan CSR yang ada tidak serta merta berjalan mulus. problem dalam implementasinyapun disetiap persoalanya hampir memiliki kesamaan. Meskinya dengan itu perusahaan-perusahaan harus saling mensinerjikan kualitas yang dimiliknya. salah satunya di Kabupaten Labuhanbatu Selatan dilihat dari luas Perkebunan Kelapa Sawit dengan luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Sekitar 52% dari luas wilayah tersebut adalah Perkebunan Kelapa Sawit, demikian juga industri yang menonjol di Kabupaten Labuhanbatu Selatan adalah industri hulu yang mengolah hasil perkebunan yaitu Pabrik Kelapa Sawit sebanyak 23 perusahaan. Dengan besarnya jumlah nilai perusahaan yang ada, apakah perusahaan dalam pelaksanaannya telah mengedepankan tanggung jawab sosialnya terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya. Perumusan Masalah Dengan Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang TanggungJawab Sosial dan Lingkungan. Hal ini hendaknya menjadi manifestasi untuk memperkuat perusahaan itu sendiri, terutama perusahaan yang ada diwilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Bila dilihat dari luas Perkebunan Kelapa Sawit dibanding dengan luas wilayah Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka 52% dari luas wilayah tersebut adalah Perkebunan Kelapa Sawit, demikian juga industri yang menonjol di Kabupaten PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 550 Labuhanbatu Selatan adalah industri hulu yang mengolah hasil perkebunan yaitu Pabrik Kelapa Sawit sebanyak23perusahaan. Karena pengembangan CSR di Kabupaten Labuhanbatu Selatan ke depan diharapkan mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan, sebagaimana halnya menyikapi konsep Global Compact Initiative (2002) yang mengatakan bahwa setiap perusahaan harus mampu menjaga keseimbangan dan harmoni melalui jalan 3 P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini. Dengan demikian pengembangan program-program CSR perusahaan Pabrik Kelapa Sawit di Kabupaten Labuhanbatu Selatan diupayakan dapat mengarah pada pengembangan wilayah yang diukur dengan pendidikan, pelayanan kesehatan, pembangunan infrastruktur maupun bantuan usaha ekonomi masyarakat yang akhirnya bisa menguatkan perekonomian masyarakat yang merupakan Stakeholder dalam pelaksanaan CSR. Selain itu Peranan Stakeholder dalam implementasi CSR sangat menentukan berhasil tidaknya program CSR di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Atas dasar uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh Pelaksanaan CSR terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan? Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah menguji pelaksanaan Corporate Social Responsibility pada perusahaan Pabrik Kelapa Sawit di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Menguji dan menganalisis pengaruh Pelaksanaan CSR terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Manfaat Penelitian Secara umum, manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi kepentingan akademis, sebagai bahan referensi pada Program Doktor Perencanaan Wilayah. 2. Sebagai bahan masukan kepada pihak legislatif Kabupaten Labuhanbatu Selatan terkait dengan pengelolaan dana CSR. 3. Sebagai bahan pengembangan ilmu di Program Studi Perencanaan Wilayah. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 551 4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain tentang pengaruh penerapan dana CSR perusahaan Pabrik Kelapa Sawit terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. 5. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya mengenai penerapan dan CSR di Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dan tujuan yang akan dicapai, serta melakukan pengujian Hipotesis. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal/hubungan sebab akibat antar variabel melalui pengujian Hipotesis pada perusahaan Pabrik Kelapa Sawit, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris dengan menerapkan metode survey. Populasi Populasi penelitian ini dibagi ke dalam tiga kategori: (1) Prusahaan Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.(2) Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang diwakili para Kadis, Para Camat, Lurah dan Kepala Desa, (3) Masyarakat Labuhanbatu Selatan. Masyarakat yang digunakan dalam penelitian ini tersebar di 4 Kecamatan yang terdiri dari tokoh masyarakat, LSM dan tokoh agama. Tabel 1 Populasi Masyarakat Kabupaten Labusel Kecamatan Kota Pinang Kecamatan Kampung Rakyat Kecamatan Sungai Kanan Kecamatan Torgamba Jumlah Laki-laki 27.458 26.090 22.998 50.876 127.427 Perempuan 26.496 24.930 22.409 48.134 121.969 Jumlah 53.954 51.020 45.407 99.010 249.391 Sumber : BPS Labuhanbatu Selatan Dalam Angka Tahun 2012. Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut:(1) manajer/ yang ditunjuk oleh perusahaan Pabrik Kelapa Sawit. (2) Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan diwakili oleh kepala Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigras, dan Kepala Bappeda, Camat dan Kades atau yang mewakili.(3) Masyarakat Labuhanbatu Selatan dipilih berdasarkan distribusi masing-masing tempat dimana PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 552 perusahaan beroperasi yang tersebar di 4 (empat) Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Pinang, Kampung Rakyat, Torgamba dan Sungai Kanan. Teknik pengambilan sampel untuk kategori pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan metode sensus. Metode ini dilakukan karena jumlah populasi untuk keduanya relatif kecil. Sedangkan untuk kategori ketiga dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Convenience sampling merupakan teknik dalam memilih sampel, dimana peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,2000: 146) sbb : N 249391 2 2 n = 1 Ne = 1 249391x0.09 = 117 responden. dimana : n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi E = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Tabel 2 Tabulasi Sampel Jumlah Kabupaten Labusel Penduduk Kecamatan Kota Pinang 53.954 Kecamatan Kampung Rakyat 51.020 Kecamatan Sungai Kanan 45.407 Kecamatan Torgamba 99.010 Jumlah 249.391 Persentase 21.63% 20,46% 18,20% 39.70% 99.99% Jumlah Responden 25 24 21 47 117 Teknik Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan dengan metode survey melalui: (1) Kuesionar yaitu peneliti membuat daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya).Kuesioner dibagikan kepada seluruh responden dengan pertanyaan yang sama antara responden masyarakat dan pemerintah dimana tujuannya agar saling mengisi keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dari variabel penelitian yang ada. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 553 (2) Wawancara yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan komunikasi langsung dengan responden penelitian menggunakan pertanyaanpertanyan yang telah disusun. (3) Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat secara langsung kondisi lapangan penelitian. 2.4. Teknik Analisa Data Teknik analisis yang digunakan peneliti yaitu memastikan bahwa Sebelum menyebarkan kuesioner penelitian, peneliti akan melakukan uji Validitas dan uji Reliabilitas terhadap pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian antara lain: Uji Statistik Deskriptif Merupakan Gambaran umum mengenai responden di jelaskan dengan tabel distribusi frekwensi yang menunjukkan pendidikan responden, lamanya bekerja di perusahaan, dan umur perusahaan. Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total dari item-item pertanyaan. Apabila skor total dari masing-masing dimensi variabel berada dibawah taraf signifikansi yang telah ditentukan maka dapat disimpulkan dimensi kuisioner tersebut valid. Uji Reliabilitas Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan Reliabilitas bentuk paralel (Paralel-form Reliability), yang terjadi ketika respon dari dua pengukuran yang sebanding dalam menyusun konstruk yang sama memiliki korelasi yang tinggi. Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan Reliabilitas bentuk paralel (Paralel-form Reliability), yang terjadi ketika respon dari dua pengukuran yang sebanding dalam menyusun konstruk yang sama memiliki korelasi yang tinggi. Kedua bentuk pengukuran memiliki item yang serupa dan format respon yang sama dengan sedikit perubahan dalam penyusunan kalimat dan urutan pertanyaan (Kuncoro, 2003). HASIL DAN PEMBAHASAN Program CSR yang telah dilaksanakan oleh banyak perusahaan seharusnya untuk meningkatkan Multiplier Effect. Konsep CSR menghendaki dalam setiap operasional PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 554 bisnis dengan memperhatikan lingkungan, serta praktik CSR terintegrasi dengan manajemen bisnis itu sendiri. Industry tidak menjadikan CSR sebgai public relations, tetapi menjadi heart perusahaan. Pelaksanaan CSR dalam mendorong Pembangunan Wilayah tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan awalnya diajukan oleh World Conservation Union dengan pemikiran “Pembangunan berkelanjutan adalah sebuah proses yang memungkinkan pembangunan dilakukan tanpa menurunkan atau mengurangi sumber-sumber yang digunakan dalam pembangunan. Untuk melihat masing masing Pelaksanaan CSR yang terdiri dari Perencanaan, Implementasi, dan Pendampingan terhadap Pengembangan Wilayah maka dilakukan pengujian lebih lanjut, model yang digunakan untuk pengujian ini adalah analisis jalur. p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 Tabel 3 Validitas Variabel Pelaksanaan CSR Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted 57,0250 39,666 ,554 ,869 57,4250 37,994 ,597 ,865 56,9500 38,921 ,609 ,866 57,0750 38,840 ,495 ,870 57,0000 38,308 ,644 ,864 57,7750 37,358 ,668 ,862 57,7250 38,666 ,432 ,873 57,2750 36,461 ,739 ,858 57,6750 38,687 ,361 ,878 56,9500 37,997 ,688 ,862 57,1000 38,862 ,579 ,867 57,8500 37,977 ,334 ,884 57,5250 39,128 ,454 ,871 57,9000 37,169 ,495 ,871 57,4000 36,554 ,648 ,862 Sementara pada tabel menjelaskan bahwa data variabel pelaksanaan Corporate social responsibility terlihat antara lain angka yang terhitung dari yang paling kecil dari 334 hingga 739 yang dikolaborasikan dari p1 hingga p8 sehingga terlihat hasil uji Validitas variabel Pelaksanaan CSR (corporate social responsibility), nilai Corrected Item-Total Correlation di atas nilai 0,312 dinyatakan valid. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 555 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 Tabel 4 Validitas Variabel Pengembangan Wilayah Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Corrected Cronbach's Item Deleted if Item Deleted Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted 67,8000 144,523 ,647 ,936 69,0000 142,410 ,529 ,938 68,4750 141,999 ,651 ,935 68,7000 145,959 ,563 ,937 68,3750 145,728 ,489 ,938 69,0000 140,974 ,743 ,934 68,6000 142,913 ,584 ,936 68,7750 139,461 ,658 ,935 68,5250 135,640 ,723 ,934 68,4000 144,964 ,533 ,937 68,7750 140,999 ,628 ,936 68,0000 143,641 ,695 ,935 68,1000 144,400 ,647 ,936 68,5250 142,666 ,627 ,936 68,6750 140,328 ,645 ,936 68,7750 142,179 ,639 ,936 68,6750 142,481 ,544 ,937 68,6250 139,830 ,653 ,935 68,4750 140,410 ,707 ,935 68,2750 141,025 ,747 ,934 68,2000 145,446 ,506 ,938 69,0500 139,177 ,612 ,936 Pada Tabel terlihat seluruh hasil uji Validitas variabel Pelaksanaan CSR (coporate social responsibily), Pengembangan wilayah nilai Corrected Item-Total Correlation di atas nilai 0,312, maka semua butir dinyatakan valid. Uji Reliabilitas Pada pengujian Reliabilitas nilai cronbach alpha harus lebih besar atau sama dengan nilai instrument cronbach, maka dapat dikatakan reliabel. Dari Tabel dapat dilihat bahwa nilai Cronbach alpha > Instrumen Cronbach alpha yang berarti bahwa instrument tersebut reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument penelitian. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 556 Tabel 5 Uji Reliabilitas Variabel Cronbach alpha Pelaksanaan CSR Pengembangan Wilayah Keterangan 0.876 Instrumen Cranbach alpha 0.8 0.939 0.8 Reliabel Reliabel Sumber : Hasil pengolahan data Primer (kuesioner) 2013 Model R Tabel 6 Model Summaryb R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,781a ,611 ,603 a. Predictors: (Constant), pendampingan, perencanaan, implementasi b. Dependent Variable: Pengembangan_Wiiayah 9,18526 Nilai R = 0,781 artinya hubungan pelaksanaan CSR dan Pengembangan Wilayah sebesar 78,1% berarti hubungannya erat. Adjusted R Square sebesar 0,603 berarti pelaksanaan CSR mampu menjelaskan variasi Pengembangan Wilayah sebesar 60,3% dan sisanya 29,7% dapat di jelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 7 ANOVAa Model Sum of Df Mean Square F Squares 21029,824 3 7009,941 83,087 Regression 1 13414,679 159 84,369 Residual Total 34444,503 162 a. Dependent Variable: Pengembangan_Wiiayah b. Predictors: (Constant), pendampingan, perencanaan, implementasi Sig. ,000b Berdasarkan hasil uji Annova terlihat Nilai F hitung adalah 83.087 dengan tingkat Signifikansi 0,000, sedangkan F tabel pada alpha 5% adalah 2,68. Oleh karena F hitung > F tabel dan tingkat Signifikansinya 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel independen pelaksanaan CSR yang terdiri dari, Perencanaan, Implementasi Pendampingan secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengembangan Wilayah. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 557 Tabel 8 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 13,451 2,956 Perencanaan ,298 ,543 ,085 1 Implementasi ,368 ,565 ,133 Pendampingan 2,548 ,542 ,582 a. Dependent Variable: Pengembangan_Wiiayah T Sig. 4,550 ,548 ,651 4,697 ,000 ,584 ,516 ,000 Variabel Perencanaan Pelaksaan CSR berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Pengembangan Wilayah, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.584) di bawah (lebih besar dari) 0.05 dan nilai thitung (0,5481) <t Tabel artinya jika ditingkatkan variabel CSR sebesar satu satuan (unit) maka Pengembangan Wilayah (Y) tidak akan meningkat. Variabel implementasi Pelaksaan CSR berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Pengembangan Wilayah hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.651) di bawah (lebih besar dari) 0.05 dan nilai thitung (0,651) <t Tabel artinya jika ditingkatkan variabel CSR sebesar satu satuan (unit) maka Pengembangan Wilayah (Y) tidak akan meningkat. Variabel Pendampingan, Pelaksanaan CSR berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pengembangan Wilayah hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.000) di bawah (lebih kecil dari) 0.05 dan nilai thitung (4,697) > t Tabel artinya jika ditingkatkan variabel CSR sebesar satu satuan (unit) maka Pengembangan Wilayah (Y) akan meningkat satu satuan unit. Berdasarkan hasil uji analisis jalur pengaruh pelaksanaan CSR terhadap Pengembangan Wilayah, maka disusun tabel yang berisi rangkuman hasil Koefisien jalur sub struktur pengaruh pelaksanaan CSR yang terdiri dari perencanaan, implementasi dan pendampingan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 9 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Dari Ke Perencanaan Pengembangan Wilayah Implementasi Pendampingan Standart Coefficient Beta T hitung F hitung R2 E ,085 ,133 ,582 ,548 ,651 4,697 83,087 0,603 0,397 PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 558 Berdasarkan tabel hasil rangkuman terlihat secara bersama sama variabel pelaksanaan CSR perusahaan berpengaruh terhadap pengembangan wilayah hal ini terlihat dengan nilai F hitung sebesar 83,087. Secara Parsial pengaruh variabel pendampingan memiliki nilai Standart Coefficient Beta yang paling besar yakni 0,542 dibanding dengan variabel perencanaan dan implementasi. Berarti variabel pelaksanaan CSR yang paling berpengaruh adalah variabel pendampingan, sedangkan variabel perencanaan merupakan variabel yang paling lemah pengaruhnya terhadap variabel pengembangan wilayah, yakni nilai Standart Coefficient Beta sebesar 0,085. Gambar 1 Analisis Pengaruh Pelaksanaan CSR Terhadap Pengembangan Wilayah. Berdasarkan uji Simultan Variabel Pelaksanaan CSR berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pengembangan Wilayah. hal ini berarti responden melihat pentingnya pelaksanaan CSR secara komprehensif dan terarah. Ciri program CSR yang baik akan terlihat bahwa Pelaksanaan CSR menjadi bagian kegiatan operasi bisnis, Menghasilkan manfaat berkelanjutan, menyediakan pemecahan masalah yang saling menguntungkan. Dari hasil pengujiaan Parsial variable pelaksanan CSR dengan indikator perencanaan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Pengembangan Wilayah, berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa pengaruh proses perencanaan tidak signifikan terhadap Pengembangan Wilayah, hal ini karena proses perencanaan belum sepenuhnya PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 559 melibatkan masyarakat bahkan sering terkesan bersifat ceremony belaka. Ardianto dan Machfudz (2011) menyatakan program CSR membutuhkan pemahaman yang komprehensif sehingga program yang dijalankan lebih terstruktur, sistematis, berkelanjutan dan terukur. Buminta dkk (2004) menyatakan keterlibatan masyarakat sangat terkait dengan keberlanjutan kegiatan perusahaan. Adanya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan diharapkan munculnya kemitraan dan tanggung jawab bersama. Di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memberikan pendampingan sekaligus pembimbing dalam rangka implementasi program CSR melalui program kemitraan. Dalam kontek ini pendampingan diartikan sebagai pelaksana dan pengontrol program CSR perusahaan, sehingga tujuan dari program ini dapat tercapai. Untuk melakukan sebuah program tidak bisa dengan mudah dilakukan dengan instan. Maka dari itu, pendampingan dilakukan sebagai proses menuju keberhasilan sebuah program yang diharapkan oleh semua stakeholders. Pendampingan yang dilakukan oleh LSM dalam rangka pelaksanaan program CSR adalah sebagai berikut: pemeriksaan mata, sekaligus operasi katarak. Selain itu Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga mendampingi perusahaan dalam melaksanakan CSR pengerasan jalan. Penjelasan dari beberapa tokoh masyarakat bahwa dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir masyarakat kurang merasakan manfaat program CSR tersebut. Seharusnya perusahaan harus menyadari akan keberadaan mereka di tengah masyarakat. Perusahaan tidak boleh menutup mata akan keberadaan masyarakat di sekitar wilayah operasional.” Program CSR yang dilaksanakan perusahaan tidak berlandaskan pada kebutuhan pembangunan yang terintegrasi pada perencanaan pembangunan dan pengembangan wilayah oleh Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pembangunan yang dilakukan perusahaan secara umum hanya bersifat perbaikan akibat imbas dari operasional perusahaan dan ini dilakukan jika masyarakat meminta bantuan melalui proposal. Bantuan yang diberikan perusahaan biasanya hanya berupa peminjaman alat berat untuk pengerasan jalan yang sudah rusak tanpa adanya peningkatan kualitas jalan agar memikili daya tahan yang lama dari perbaikan jalan yang dilakukan. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 560 SIMPULAN 1. Berdasarkan uji analisis jalur Variabel pelaksanaan CSR terhadap Pengembangan Wilayah, hanya variabel Pendampingan yang memiliki pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan variabel Implementasi dan Perencanaan tidak memiliki pengaruh. 2. Secara garis besar pelaksanaan CSR belum memberikan manfaat bagi pengembangan wilayah di Labuhanbatu Selatan, karena permasalahan utama yang menyebabkan hal ini adalah bahwa program CSR tidak berbasis pada masyarakat program yang didesain oleh perusahaan dan kurang melibatkan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan. DAFTAR PUTAKA Achda, B. Tamam, 2006, “Konteks sosiologis perkembangan CSR dan implementasinya di Indonesia, makalah seminar nasioanal : A promise of Gold Rating : Suistainable CSR, Jakarta. Daniri, Achmad.2008. Good Corporate Governance: Konsep Dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Penerbit jagad prima mandiri. Elkington, J. 1997. Cannibal With Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Capstone. Oxford. Melis, A, 2009. Solar energy conversion efficiencies in photosynthesis: minimizing the chlorophyll antennae to maximize efficiency. Perrini, Francesco, Pogutz, Stefano and Tencati, Antonio (2006), ‘Corporate social responsibility in Italy: state of the art’, Journal of Business Strategies,23(1), 65– 91. Machmud, dkk, 2008.Pengaruh struktur kepemilikan terhadap luas pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan: studi empiris pada perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006. Suatma, Jasa (2011) Penerapan Sistem Manajemen Dalam Corporate Social Responsibility (Csr) Dan Iso Jurnal Stie Semarang, Vol 3, No 3, Edisi Oktober 2011. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 561