PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR: 2 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI UJUNG PANDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN Menimbang : a. b. Mengingat : 1. 2. 3. 4. bahwa dalam rangka menjamin keberhasilan peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit Umum Labuang Baji Ujung Pandang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat maka organisasi dan tatakerja Rumah Sakit Umum Labuang Baji Ujung Pandang perlu disempurnakan; bahwa berdasarkan hal tersebut pada huruf a di atas, dan dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan tentang Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Labuang Baji Ujung Pandang. Undang-Undang Nomor 47 Prp Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dan Daerah Tingkat I Suiawesi Utara Tengah (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2102) Juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964, tentapg Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan Daerah Tingkat 1 Sulawesi Selatan Tenggara menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2687); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495). Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 Tentang 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347); Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1985 tentang Jenjang Pangkat dan Tunjangan Jabatan Struktural; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992 Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 1992 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 490/Menkes/SK/V/1994 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Milik Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan. Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI UJUNG PANDANG KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; c. Gubernur Kepala Daerah adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; d. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; e. f. g. h. i. j. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan; Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit Umum Labuang Baji Kelas B Non Pendidikan Ujung Pandang; Direktur adalah Direktur pacta Rumah Sakit Umum Labuang Baji Kelas B Non Pendidikan Ujung Pandang; Wakil Direktur adalah Wakil Direktur pada Rumah Sakit Umum Labuang Baji Kelas B Non Pendidikan Ujung Pandang; Bagian, Seksi dan lnstalasi adalah Bagian, Seksi dan lnstalasi pacta Rumah Sakit Umum Labuang Baji Kelas B Non Pendidikan Ujung Pandang; Instalasi adalah fasilitas penyelenggaraan pelayanan medik pelayanan penunjang medik, kegiatan penelitian pengembangan, pendidikan, pelatihan dan pemeliharaan rumah sakit. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Pertama Kedudukan Pasal 2 (1) (2) Rumah Sakit Umum adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Kesehatan. Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang Kepala dengan sebutan Direktur yang secara teknis bertanggungjawab kepada kepala Dinas dan taktis operasional kepada Gubernur Kepala Daerah. Bagian Kedua Tugas Pokok Pasal 3 Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serra pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 4 Peraturan Daerah ini, Rumah Sakit Umum mempunyai fungsi : a. menyelenggarakan pelayanan medik; b. c. d. e. f. g. menyelenggarakan pelayanan penunjang medik & non medik; menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan; menyelenggarakan pelayanan rujukan; menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan; menyelenggarakan penelitian dan pengembangan; menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan. BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 5 Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum terdiri atas: a. Direktur; b. Wakil Direktur Pelayanan; c. Wakil Direktur Umumdan Keuangan; d. Komite Medikdan Stat Medik Fungsional; e. Dewan Penyantun; f. Satuan Pengawasan Intern. Pasal 6 Wakil Direktur Pelayanan membawahi 2 (dua) bidang yang meliputi bidang pelayanan dan bidang keperawatan serta sejumlah Instalasi. Pasal 7 Bidang Pelayanan membawahi 3 seksi yaitu : a. Seksi Pelayanan I; b. Seksi Pelayanan II; c. Seksi Pelayanan III. Pasal 8 Bidang keperawatan membawahi 3 seksi yaitu : a. Seksi keperawatan I; b. Seksi keperawatan II; c. Seksi keperawatan III. Pasal 9 Instalasi yang dimaksud dalam pasal 8 yaitu : a. Instalasi Rawat Jalan; b. Instalasi Rawat Inap; c. Instalasi Rawat Darurat; d. Instalasi Bedah Sentral; e. f. g. h. i. j. k. Instalasi Perawatan lntensif (CU); Instalasi Radiologi; Instalasi Farmasi; Instalasi Rehabilitasi Medik; Instalasi Patologi Klinis; Instalasi Patologi Anatomi; Instalasi Perawatan Intensif ICCU: Pasal 10 Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi 3 bagian, dan 3 Instalasi meliputi : a. Bagian Umum; b. Bagian Perencanaan dan Rekam Medik; d. Bagian Keuangan; d. Instalasi Gizi; e. Instalasi Pemulasaraan Jehazah; f. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Pasal 11 Bagian Umum membawahi 3 Sub Bagian yaitu: a. Sub Bagian Ketatausahaan; b. Sub Bagian Kepegawaian; c. Sub Bagian Rumah Tangga, Perlengkapan. Pasal 12 Bagian Perencanaan dan Rekam Medik membawahi 3 Sub bagian yaitu : a. Sub bagian penyusunan program laporan dan rekam medik; b. Sub bagian hukum perpustakaan dan publikasi; c. Sub bagian pemasaran sosial dan informasi rumah sakit. Pasal 13 Bagian keuangan membawahi 3 sub bagian yaitu : a. Sub Bagian Penyusunan Anggaran & Perbendaharaan; b. Sub Bagian Verifikasi & Akuntansi; c. Sub Bagian Mobilisasi Dana. Pasal 14 Bagian Organisasi Rumah Sakit Umum sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB IV URAIAN TUGAS Pasal 15 Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 Tugas Wakil Direktur Pelayanan membantu Direktur di bidang pelayanan, meliputi : Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat, Bedah Sentral, Perawatan Intensif, Radiologi, Farmasi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinis, Patologi Anatomi, kegiatan bidang Pelayanan & Keperawatan. Pasal 17 Tugas Bidang Pelayanan yaitu mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medik dan penunjang medik, melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas serta kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik, pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien. Pasal 18 (1) (2) (3) Tugas Seksi Pelayanan 1 mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medik dan penunjang medik serta, penelitian dan pengembangan Rumah Sakit. Tugas Seksi Pelayanan II melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas serta kegiatan pelayanan medik dan penunjang medik. Tugas Seksi Pelayanan III melakukan pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien. Pasal 19 Tugas Bidang Keperawatan melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan. Pasal 20 (1) (2) (3) Tugas Seksi Keperawatan I meliputi seluruh kegiatan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan. Tugas Seksi Keperawatan II melakukan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, etika dan mutu keperawatan. Tugas Seksi Keperawatan III melaksanakan kegiatan penelitian & pengembangan keperawatan, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan. Pasal 21 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnose pengobatan, perawatan, pencegahan dan peningkatan serta penelitian untuk penderita Rawat Jalan. Instalasi Rawat inap mempunyai tugas melaksanakan diagnose pengobatan, perawatan, pencegahan dan peningkatan serta penelitian untuk penderita Rawat Inap. Instalasi Rawat Darurat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan Darurat Medik, termasuk diagnose, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemeliharaan kesehatan dan rehabilitasi. Instalasi Beda,h Sentral mempunyai tugas melaksanakan dIagnose, pengobatan, perawatan, rehabilitasi, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan di bidang bedah. Instalasi Perawatan Intensif mempunyai tugas melaksanakan diagnose, pengobatan, perawatan, peningkatan pemulihan kesehatan penderita Rawat Intensif. Instalasi Radiologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan Radiologi termasuk diagnose, pengobatan, perawatan, pendidikan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan kesehatan. Instalasi Farmasi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan: a. Peracikan, penyimpanan dan penyaluran obat-obatan, gas medlk dan bahan kimia; b. Penyimpanan dan penyaluran alat kedokteran, alat perawatan dan alat-alat kesehatan; c. Penyucihamaan alat kedokteran dan alat kesehatan dalam jabatan fungsional. Instalasi Rehabilitasi Medik mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan kegiatan Rehabilitasi Medik yang meliputi pelayanan Fisiotherapi, alat pembantu buatan dan latihan kerja, perawatan, pengobatan, pendidikan, pencegahan, dan peningkatan rehabilitasi serta penelitian. Instalasi Patologi Klinis mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dibidang pemeriksaan Patologi Klinis untuk keperluan diagnose dan kegiatan transfusi darah yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan fungsional. Instalasi Patologi Anatomi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dibidang Patologi Anatomi untuk keperluan diagnose, penelitian, pendidikan, bidang Patologi Anatomi. Instalasi Intensif Care Coronary Unit (ICCU) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan perawatan kasus-kasus gawat darurat jantung (Coroner). Instalasi gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengolahan, penyaluran makanan dan penyuluhan gizi yang dilakukan oleh tenaga pegawai dalam jabatan fungsional. Instalasi Pemulasaraan Jenazah mempunyai tugas melaksanakan pemulasaraan jenazah sesuai ketentuan yang berlaku. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan kegiatan: a. Pemeliharaan bangunan, instalasi air minum, air panas, listrik, gas teknis serta pengelolaan limbah padat dan limbah cair; b. Pemeliharaan peralatan listrik, elektro medik; c. Penyediaan air minum, air panas, gas tehnis dan listrik yang dilakukan oleh pegawai dalam jabatan fungsional Pasal 22 Tugas Wakil Direktur Umum dan Keuangan membantu Direktur dibidang Umum dan Keuangan meliputi kegiatan Kesekretariatan Perencanaan dan Rekam Medik, Penyusunan anggaran dan perbendaharaan, Verifikasi, Akuntansi dan Mobilisasi Dana serta ketatausahaan dan kerumahtanggaan, pelayanan gizi, pemulasaraan jenazah dan pemeliharaan sarana Rumah Sakit. Pasal 23 (1) (2) (3) (4) Tugas Bagian Umum meliputi ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan dan perlengkapan. Tugas Sub Bagian Ketatausahaan meliputi kegiatan ketatausahaan dan urusan umum. Tugas Sub Bagian Kepegawaian melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian dalam lingkungan Rumah Sakit Umum. Tugas Sub Bagian Rumah Tangga/Perlengkapan melaksanakan urusan rumah tangga dan mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan Rumah Sakit Umum. Pasal 24 (1) (2) (3) (4) Tugas Bagian Perencanaan dan Rekam Medik meliputi penyusunan program dan laporan, rekam medik, hukum, perpustakaan, publikasi, pemasaran sosial dan informasi rumah sakit. Tugas Sub Bagian Penyusunan Program, Laporan dan Rekam Medik meliputi kegiatan penyusunan program Rumah Sakit Umum, laporan Rumah Sakit Umum dan Rekam Medik Rumah Sakit Umum. Tugas Sub Bagian Hukum, Perpustakaan & Publikasi meliputi pelaksanaan bimbingan hukum, kegiatan mengatur/mengelolah perpustakaan serta melaksanakan kegiatan publikasi. Tugas Sub Bagian Pemasaran Sosial & Informasi Rumah Sakit meliputi pelaksanaan pemasaran sosial & informasi Rumah Sakit Umum. Pasal 25 (1) (2) Tugas Bagian Keuangan meliputi penyusunan anggaran, perbendaharaan, verifikasi, akuntansi & mobilisasi dana. Tugas Sub Bagian Penyusunan Anggaran & Perbendaharaan meliputi pelaksanaan Penyusunan Anggaran Rumah Sakit Umum & Kegiatan (3) (4) Perbendaharaan. Tugas Sub Bagian Verifikasi & Akuntansi meliputi: pemantauan, pengawasan pelaksanaan anggaran belanja dan pendapatan Rumah Sakit & pelaksanaan kegiatan akuntansi. Tugas Sub Bagian Mobilisasi Dana meliputi: kegiatan mobilisasi dana intern rumah sakit umum. BAB V INSTALASI Pasal 26 (1) (2) (3) Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non struktural. Jenis Instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan Rumah Sakit serta kebutuhan masyarakat, berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Perubahan jumlah jenis Instalasi ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KOMITE MEDIK Pasal 27 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Komite Medik adalah kelompok tenaga medik yang keanggotaannya dipilih dari anggota Star Medik Fungsional. Komite Medik berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur. Komite Medik mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standar pelayanan dan memantau pelaksanaannya, serta melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota star medik fungsional serta mengembangkan program pelayahan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugas Komite Medik dapat dibantu oleh panitia-panitia yang anggotanya terdiri daTi star Medik Fungsional dan tenaga profesi lainnya secara ex officio. Panitia apalah kelompok kerja khusus Komite Medik yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus. Pembentukan Panitia ditetapkan oleh Direktur. BAB VII STAF MEDIK FUNGSIONAL Pasal 28 (1) Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di lnstalasi dalam jabatan Fungsional. (2) (3) (4) (5) Stat Medik Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Staf Medik Fungsional dikelompokkan sesuai dengan keahliannya. Kelompok dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggota kelompoknya untuk masa bakti tertentu. Ketua kelompok diangkat oleh Direktur. BAB VIII PARAMEDIK FUNGSIONAL DAN TENAGA NON MEDIK Pasal 29 (1) (2) (3) (4) Paramedik fungsional adalah paramedik perawatan dan non perawatan yang bertugas pada Instalasi dalam jabatan fungsional; Dalam melaksanakan tugasnya Paramedik Fungsional berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Instalasi; Penempatan Paramedik Perawatan dilaksanakan oleh Kepala Bidang atau Seksi Perawatan atas usul Kepala Bidang atau Seksi terkait. Penempatan Paramedik Non Perawatan dilaksanakan oleh wakil Direktur Umum dan Keuangan atau Direktur atas usulan Kepala Bidang atau Seksi terkait. Pasal 30 (1) (2) (3) Tenaga Non Medik adalah tenaga yang bertugas dibidang pelayanan khusus dan tidak berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien. Dalam melaksanakan tugasnya Tenaga Non Medik yang bekerja di Instalasi bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi dan secara fungsional bertanggungjawab kepada Kepala Bagian atau Sub Bagian terkait. Penempatan tenaga Non Medik dilaksanakan oleh wakil Direktur Umum dan Keuangan atau Direktur atas usulan Kepala Bidang atau Seksi terkait. BAB IX DEWAN PENYANTUN Pasal 31 (1) (2) (3) Dewan penyantun adalah kelompok pengarah/penasehat yang keanggotaannya terdiri dari unsur pemilik Rumah Sakit U mum Pemerintah dan Tokoh Masyarakat. Dewan Penyantun mengarahkan Direktur dalam melaksanakan Misi Rumah Sakit Umum dengan memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dewan Penyantun ditetapkan oleh Pemilik Rumah Sakit Umum untuk masa kerja 3 (tiga) tahun. BAB X SATUAN PENGAWASAN INTERN Pasal 32 (1) (2) Satuan Pengawasan Intern adalah kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumberdaya Rumah Sakit Umum. Satuan Pengawasan Intern ditetapkan oleh Direktur. BAB XI TATA KERJA Pasal 33 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit Umum wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisitsi, baik dalam lingkungan masing-masing maupun dengan instansi lain diluar rumah sakit umum sesuai dengan tugasnya masing-masing. Pasal 34 Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Rumah Sakit Umum wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 35 Setiap pimpinan satuan organisasi dilingkungan Rumah Sakit Umum bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 36 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 37 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Pasal 38 Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 39 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala. Pasal 40 Rumah Sakit Umum mempunyai hubungan dengan Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi/Dinas Kesehatan/Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/Kotamadya/Dinas Kesehatan Tingkat diwilayahnya sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XII PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 41 (1) (2) (3) (4) Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit Umum diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah atas usul Kepala Dinas setelah mendapat pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi. Kepala Bidang dan Kepala Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah kasus Direktur setelah mendapat pertimbangan dari Kepala Dinas. Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah atas usul Direktur setelah mendapat pertimbangan dari Kepala Dinas. Pejabat-Pejabat lainnya, yang bersifat non struktural dilingkungan Rumah Sakit Umum diangkat dan diberhentikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 1265/XI/1985 tanggal 18 Nopember 1985 dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 43 Hal-hal yang belum diatur dan Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah. Pasal 44 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN Ketua, Cap/ttd H. ALIM BACHRI Ditetapkan di Ujung Pandang Pada tanggal 12 Januari 1996 ---------------------------GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN, Cap/ttd H. Z. B. PALAGUNA DISAHKAN OLEH: Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan Nomor 131 Tahun 1996 Tanggal 7 Agustus 1996 DIUNDANGKAN : Dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor: 9 Tahun 1996 Tanggal 13 September 1996 Seri D Nomor 9 (Tambahan Lembaran Daerah Nomor 129) SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH, ttd Drs. H. HAKAMUDDIN DJAMAL Pangkat : Pembina Utama Madya NIP : 010 056 311 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN NOMOR: 2 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT UMUM LABUANG BAJI UJUNG PANDANG I. PENJELASAN UMUM Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang paripurna telah memacu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Labuang Baji untuk lebih ditingkatkan agar keberadaan Rumah Sakit Umum Labuang Baji dapat dirasakan sebagai suatu wadah yang benar-benar menunjang masyarakat dari salah satu segi pelayanan yang diberikan pemerintah yaitu pelayanan bidang kesehatan. Keberadaan Rumah Sakit Umum Labuang Baji oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan telah dibenahi secara bertahap agar pelayanan kesehatannya mampu menampung kebutuhan masyarakat tersebut. Hal ini telah didukung oleh Menteri Kesehatan dengan menerbitkan Surat Keputusan Nomor 490/Menkes/SK/V/1994, tentang Peningkatan Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji milik Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Sehubungan dengan hal tersebut di alas maka Struktur Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Labuang Baji perlu disesuaikan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 Ayat (1) : Ayat (2) : Sebagai unit Pelaksana Teknis Dinas, Rumah Sakit Umum Labuang Baji melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan meliputi tugas Rumah Sakit Umum yaitu, upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Dalam melaksanakan sebagian tugas Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan, Rumah Sakit Umum Labuang Baji secara teknik medik bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan sedangkan taktik operasional bertanggungjawab kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 huruf a, b, c, dan d : Cukup jelas Huruf e : Meskipun Rumah Sakit Umum Labuang Baji bukan Rumah Sakit Umum Pendidikan tetapi pendidikan dan pelatihan tetap dilakukan untuk kepentingan Internal atau berdasarkan kerjasama Rumah Sakit Umum dengan pihak luar. Huruf f dan g : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Pada saat Peraturan Daerah ini diberlakukan terdiri atas 14 instalasi, namun dalam mengantisipasi pertentangan akan datang maka dimungkinkan untuk menambah Instalasi. Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 : Cukup jelas Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 : Cukup jelas Pasal 16 : Tugas wakil Direktur Pelayanan meliputi: Bidang Pelayanan yaitu pengangkut semua kebutuhan sarana/prasarana yang digunakan untuk pelayanan kesehatan. Bidang Keperawatan yaitu menyangkut semua pelayanan yang diberikan kepada penderita baik rawat jalan maupun rawat inap, rawat intensif dan rawat gawat darurat Pasal 17 : yang dimaksud dengan penunjang medik, yaitu instalasi yang berfungsi membantu menegakkan diagnosa penyakit dan terapi. Pasal 18 Ayat (1) : Kebutuhan pelayanan medik dan penunjang medik yaitu semua yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelayanan medik, maupun penunjang medik misalnya: peralatan kesehatan, peralatan dan bahan untuk menegakkan diagnosa pengembangan Rumah Sakit yaitu penelitian menyangkut hal-hal medik yang dapat digunakan untuk pengembangan Rumah Sakit Umum Labuang Baji dimasa yang akan datang. Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 19 : Tugas Bidang Keperawatan meliputi pelayanan keperawatan kepada penderita : Rawat jalan, rawat inap, rawat intensif dan rawat gawat darurat. Pasal 20 : Cukup jelas Pasal 21 : Cukup jelas Pasal 22 : Cukup jelas Pasal 23 : Cukup jelas Pasal 24 Ayat (1) : Penyusunan program yaitu Program Rumah Sakit yang berkaitan dengan Sistim Kesehatan Nasional. Hukum yaitu hukum yang menyangkut bidang medik. Ayat (2), (3) dan ayat (4): Cukup jelas Pasal 25 : Cukup jelas Pasal 26 Ayat (1):Dalam perkembangan pelayanan medik masa mendatang, memungkinkan bertambahnya jenis instalasi pacta Rumah Sakit Umum Labuang Baji. Ayat (2) : Cukup jelas Ayat (3) : Cukup jelas Pasal 27 : Cukup jelas Pasal 28 : Cukup jelas Pasal 29 : Cukup jelas Pasal 30 : Cukup jelas Pasal 31 : Cukup jelas Pasal 32 : Cukup jelas Pasal 33 : Cukup jelas Pasal 34 : Cukup jelas Pasal 35 : Cukup jelas Pasal 36 : Cukup jelas Pasal 37 : Cukup jelas Pasal 38 : Cukup jelas Pasal 39 : Cukup jelas Pasal 40 : Yang dimaksud hubungan dengan kantor tainnya adalah hubungan koordinatif dalam pembangunan di bidang kesehatan. Pasal 41 : Cukup jelas Pasal 42 : Cukup jelas Pasal 43 Pasal 44 : : Cukup jelas Cukup jelas