FKIP_32_SUPARMAN

advertisement
PENINGKATAN MOTIVASI, KREATIVITAS, DAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MODEL STADSISWA KELAS IX C SMP N 3 MOJOTENGAH WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Suparman, Sunarti
ASBTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan
model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017.
2) Meningkatkan kreativitas belajar dengan menggunakan model STAD siswa kelas IX C
SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017. 3) Meningkatkan prestasi
belajar dengan menggunakan model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah
Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017.
Jenis penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research).Subjek dalam
penelitian iniberjumlah 25 siswa.Tahapan dalam penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan angket, observasi, wawancara dan tes.Teknik analisis data
menggunakan deskriptif kuantitatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) adanya peningkatan motivasi belajar siswa
dengan menggunakan model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun
Pelajaran 2016/2017 ditunjukkan pada pra siklus siswa yang mencapai motivasi belajar
tinggi adalah 10 (40%), meningkat pada siklus I yaitu 13 siswa (52%), dan pada siklus II
mencapai 16 siswa (64%). Hal tersebut menunjukkan bahwa melalui model STAD motivasi
belajar siswa meningkat. 2) Adanya peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model
STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kreativitas belajar siswa pada pra siklus 8 siswa (32%) meningkat pada siklus I menjadi 11
siswa (44%) dan pada siklus II meningkat menjadi 15 siswa (60%).Hal ini menunjukkan
bahawa melalui model STAD kreativitas belajar siswa meningkat. 3) Adanya peningkatan
prestasi belajar siswa melalui model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo
Tahun Pelajaran 2016/2017, siswa yang mencapai nilai KKM pada tahap pra siklus 10 siswa
(40%), meningkat pada siklus I siswa yang mencapai KKM 15 siswa (60%) dan pada siklus II
meningkat menjadi 20 siswa (80%).
Kata Kunci : Motivasi, kreativitas, prestasi belajar, model STAD
This study aims to 1) Increase Learning Motivation using STAD methods in class IX C SMP
N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/2017. 2) Increasing the creativity to learn by
using STAD methods in Class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year
2016/2017. 3)Improving Learning achievement by using STAD methods in class IX C SMP N
3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/201
This type of reseach is a class action (classroom action research). Subjects in this study
amounted to 25 student. Stages in this study included four phases: planning,
implementation, observation and reflection. Data collection tchniques in this study using
601
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
observation and interviews. Data were analyzed using quantitative descriptive with
percentage.
The result showed that 1) the increasing motivation of student learning using STAD
methods in class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo shown in pre cycle student achieve
learning motivation is 10 student (40%), increased in the first cycle 13 student (52%), and the
second cycle was 16 student (64%). It shows that through STAD methods, motivation
increased student learning. An increase in student creativity through STAD methods junior
class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/2017. Student creativity in
pre cycle 8 student (32%), increased in the first cycle 11 student (44%) and the scond cycle
increased to 15 student (60%). 3) An increase student achievement through STAD methods
junior class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/2017, student who
achieve the KKM on pre cycle by 10 student (40%) increased in the first cycle of student who
received the KKM 15 student (60%) and the scond cycle increased to 20 student (80%).
Keyword: Motivation, creativity, academic achievement, STAD methods.
PENDAHULUAN
pembelajaran
siswa,
guru
diharapkan
mengembangkan
semua potensi siswa dengan
berbagai
pengetahuan
dan
pengalaman bermakna. Pemberian
pengalaman yang bermakna bagi
siswa dalam pembelajaran di
sekolah harus direncanakan secara
sadar
dan
sistematis
karena
pengalaman siswa tersebut harus
dapat direncanakan, diterapkan
dan dievaluasi ketepatannya dalam
dunia nyata.Tanpa kesadaran yang
tinggi,
seorang
guru
sulit
memberikan pengalaman yang
berharga bagi anak. Salah satu
usaha sadar guru adalah pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat
yang akan digunakan sebagai
sarana membelajarkan siswa dan
memberi
pengalaman
yang
bermakna. Pengalaman belajar
akanbermanfaat dan bermakna jika
mampu mencari dan menemukan
sendiri konsep pengetahuan baik
secara
individual
maupun
kelompok.
Undang-undang NO 20
tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha
sadar
dan
terencana
untuk
mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan
yang
diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Upaya
yang
harus
dilakukan untuk meningkatkan
mutu
pendidikan
adalah
meningkatkan
kualitas
pembelajaran. Pembelajaran yang
berkualitas adalah ujung tombak
yang
menentukan
tercapainya
sasaran
dan tujuan pendidikan
secara efektif, efisien, kreatif
produktif, dan bermutu. Dalam
602
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
Salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan adalah
masih
lemahnya
proses
pembelajaran.
Dalam
proses
pembelajaran,
anak
kurang
didorong untuk mengembangkan
kemampuan
berfikir.
Proses
pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi,
otak anak dipaksa untuk mengingat
informasi tanpa dituntut untuk
memahami
informasi
yang
diingatnya. Kenyataan ini berlaku
untuk
semua
mata
pelajaran.Pendidikan di Sekolah
terlalu menjejali otak anak dengan
berbagai bahan pelajaran yang
harus di hafal, pendidikan tidak
diarahkan
untuk
membangun
potensi yang dimiliki.
Upaya-upaya perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan
secara
menyeluruh
terus
diupayakan pemerintah baik tenaga
kependidikan,
sarana
dan
prasarana,
tidak
terkecuali
kurikulum sebagai seperangkat
rencana yang berisi tujuan, isi, dan
bahan serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Keberhasilan pembelajaran secara
khusus dan pendidikan secara
umum merupakan harapan dari
orang
tua,
masyarakat,
dan
pemerintah.
Keberhasilan
pembelajaran ditandai oleh adanya
kemampuan atau kecakapan yang
sebelumnya
tidak
dimiliki,
kemudian
muncul
setelah
melakukan proses belajar mengajar
sehingga hasil belajar menjadi lebih
mantap dan bermakna.
Proses
pembelajaran
merupakan
interaksi
yang
dilakukan oleh guru dan siswa
dalam
pengajaran
untuk
mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan. Guru sebagai seorang
profesional dalam mengembangkan
pembelajaran di sekolah hendaknya
mengetahui,
memahami,
dan
mencoba
untuk
menerapkan
metode yang dapat mendorong
partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran,
sehingga
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
sesuai
dengan
tujuan
yang
diharapkan.
Proses
pembelajaran
menuntut adanya partisipasi aktif
dari seluruh siswa sehingga belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai
motivator
dan
fasilitator
di
dalamnya agar suasana kelas lebih
hidup. Pembelajaran merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik. Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan
dan
mengemukakan
gagasan.
Belajar memang merupakan suatu
proses
aktif
siswa
dalam
membangun
pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya
menerima ceramah guru tentang
pengetahuan,
sehingga
jika
pembelajaran tidak memberikan
kesempatan pada siswa untuk
berperan aktif maka pembelajaran
tersebut
bertentangan
dengan
hakikat belajar.
603
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
Peran aktif siswa sangat
penting
dalam
rangka
pembentukan generasi yang kreatif,
yang mampu menghasilkan sesuatu
untuk kepentingan dirinya dan
orang
lain.
Seseorang
bisa
dikatakan kreatif apabila ia secara
konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif,
yaitu hasil yang asli/orisinal dan
sesuai
dengan
keperluan.
Kreativitas siswa bisa dilihat pada
kemampuannya dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab
pertanyaan. Selain itu kreativitas
siswa juga bisa dilihat dari
kecekatannya dalam mengikuti
proses belajar mengajar di dalam
kelas. Kreatif juga dimaksudkan
guru mampu memilih materi yang
akan diberikan kepada siswa agar
materi yang diberikan bisa sesuai
dengan
kemampuan
siswa.
Pemilihan metode pembelajaran
yang
dapat
mempermudah
pemahaman siswa tentang materi
yang diberikan dan memilih media
yang tepat untuk memperlancar
proses pembelajaran serta mampu
menentukan evaluasi yang tepat
untuk
mengukur
tingkat
penguasaan siswa terhadap materi
yang diberikan.
Menyenangkan
adalah
suasana belajar mengajar yang
membuat siswa senang sehingga
siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya tinggi.
Tingginya waktu curah akan
meningkatkan
hasil
belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah
cukup
jika
proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu
tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan yang harus dicapai.
Penggunaan
model
pembelajaran yang monoton dapat
menimbulkan kejenuhan siswa
dalam belajar yang pada akhirnya
dapat
menurunkan
motivasi,
kreativitas dan prestasi belajar. Dari
kondisi tersebut maka jelaslah
bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus kreatif dan inovatif.
Dengan guru yang kreatif dan
inovatif
dapat
meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran.
Banyak kalangan pelajar
menganggap
belajar
adalah
aktivitas
yang
tidak
menyenangkan, duduk berjam-jam
dengan mencurahkan perhatian
dan pikiran pada suatu pokok
bahasan,
baik
yang
sedang
disampaikan
guru
maupun
maupun yang sedang dihadapi di
meja belajar. Kegiatan itu hampir
selalu dirasakan sebagai beban
daripada upaya aktif
untuk
memperdalam ilmu. Mereka tidak
menemukan
kesadaran
untuk
mengerjakan seluruh tugas-tugas
sekolah. Banyak diantara siswa
yang
menganggap,
mengikuti
pelajaran tidak lebih sekedar
rutinitas untuk mengisi daftar
absensi, mencari nilai, melewati
jalan yang harus ditempuh, dan
tanpa diiringi kesadaran untuk
menambah
wawasan
ataupun
mengasah keterampilan.
Menurunnya gairah belajar,
selain
disebabkan
oleh
604
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
ketidaktepatan metodologis, juga
berakar
pada
paradigma
pendidikan konvensional yang
selalu
menggunakan
metode
pengajaran klasikal dan ceramah,
tanpa pernah diselingi berbagai
metode yang menantang untuk
berusaha.Termasuk
adanya
penyekat ruang struktural yang
begitu tinggi antara guru dan siswa.
Peristiwa yang menonjol ialah
siswa kurang berpartisipasi, kurang
terlibat, kurang aktif dan kreatif,
motivasi belajar rendah dan tidak
punya inisiatif serta kontributif baik
secara
intelektual
maupun
emosional, yang pada akhirnya
prestasi belajar siswa menjadi
rendah. Pertanyaan dari siswa,
gagasan, ataupun pendapat jarang
muncul. Kalaupun ada pendapat
yang muncul jarang diikuti oleh
gagasan lain sebagai respon.
Bertolak dari pemikiran dan
kenyataan di atas, kurangnya
kualitas pembelajaran IPS, maka
perlu
adanya
pemecahan
permasalahan tersebut dengan
melakukan
pengembangan
pembelajaran kooperatif model
STAD. Keunggulan model STAD
adalah adanya kerjasama dalam
kelompok dan dalam menentukan
keberhasilan kelompok tergantung
keberhasilan individu sehingga
anggota kelompok tidak bisa
menggantungkan pada anggota
yang
lain.
Setiap
siswa
mendapatkan kesempatan yang
sama untuk menunjang timnya
mendapat nilai yang maksimum
sehingga termotivasi untuk belajar.
Dengan demikian, setiap individu
merasa mendapat tugas dan
tanggung jawab sendiri-sendiri
sehingga
tujuan
pembelajaran
dapat berjalan bermakna dan
tercapai secara optimal sesuai
dengan
harapan
kurikulum.
Dengan sistem ini, diharapkan
partisipasi kontributif, inisiatif dan
kreativitas siswa dalam bentuk
keberanian
menyampaikan
pendapat, ide, gagasan, pertanyaan,
sanggahan, kerjasama individu
secara terstruktur, kerja kelompok
serta tanggung jawab terhadap diri
dan
kelompoknya
meningkat.
Dengan
kata
lain,
motivasi,
kreativitas, dan prestasi belajar
siswa dalam kegiatan belajar
mengajar akan meningkat.
Berdasarkan
pengamatan
yang dapat dilihat pada saat proses
pembelajaran
SMP N 3
Mojotengah
Wonosobo,menunjukkan
bahwa
model pembelajaran di kelas yang
masih klasikal sehingga masih
minimnya kreativitas belajar siswa
di Sekolah. Berdasarkan beberapa
pandangan dan permasalahan di
atas,
maka
perlu
perbaikan
pembelajaran yang mengupayakan
untuk
meningkatkan
motivasi
belajar siswa yang rendah yaitu
sebesar 40-60% , kreativitas belajar
siswa yang kurang yaitu sekitar 4055 % dan prestasi belajar siswa
yang rendah yaitu ≤ 40 % siswa
yang lulus KKM. Oleh karena itu
tertarik untuk mengambil judul
dalam penelitian ini yaitu “
Peningkatan Motivasi, Kreativitas,
dan Prestasi Belajar IPS melalui
Model STAD siswa kelas IX C SMP
N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun
Pelajaran 2016/2017 “.
605
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini
dilaksankan di kelas IX C SMP N 3
Mojotengah Wonosobo. Adapun
dipilihnya kelas tersebut sebagai
objek penelitian karena peneliti
adalah guru di SMP tersebut
sehingga
memudahkan
proses
penelitian. Penelitian dilakukan
pada bulan Juli sampai dengan
September 2016.
Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IX C SMP N 3
Mojotengah
Wonosobo
Tahun
Pelajaran
2016/2017
yang
berjumlah 25 siswa, putra 12 anak
dan putri 13 anak
Penelitian tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini,
menggunakan model spiral dari
Kemmis dan Taggart (1988), yang
bagannya
dapat
digambarkan
sebagai berikut (Wiriaatmadja, 2006
: 66) :
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar 2. PTK
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart
Penelitian Tindakan Kelas
ini dilaksanakan minimal dua kali
silkus, yang setiap siklus terdiri
dari empat tahap yang tergambar
606
dalam
bagan
di
atas.Untuk
memperoleh data sesuai dengan
kebutuhan
penelitian
maka
dperlukan
kesesuaian
antara
metode pengumpulan data dan
aspek yang diungkap.
Data motivasi belajar dikumpulkan
dengan mengisi angket motivasi
belajar.
Angket
disusun
berdasarkan teori dan kisi-kisi yang
didalamnya
memuat
indicator
motivasi belajar.
Data
kreativitas
belajar
dikumpulkan
dengan
mengisi
angket kreativitas belajar. Angket
disusun berdasarkan teori dan kisikisi yang didalamnya memuat
indikator kreativitas belajar.
Data prestasi belajar diperoleh
melalui tes hasil belajar, yang
disusun berdasarkan kompetensi
dasar dan kisi-kisi yang di
dalamnya memuat indikator soal.
Data tentang pelaksanaan tindakan
pembelajaran dikumpulkan melalui
observasi yang dilakukan oleh
kolaborator dan guru peneliti.
Aspek yang diamati meliput :
Kegiatan pembelajaran siswa dan
keterlaksanaan pembelajaran sesuai
RPP.
Data tentang mengapa penerapan
model Student Teams Acievement
Division
(STAD)
dapat
meningkatkan motivasi, kreativitas
dan prestasi belajar IPS, diperoleh
melalui wawancara mendalam
kepada guru kolaborator mata
pelajaran IPS.
Dalam
penelitian
ini,
instrumen yang digunakan, adalah
angket motivasi belajar siswa,
angket kreativitas belajar siswa,
lember observasi kegiatan guru,
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
lembar observasi kegiatan siswa
dan tes hasil belajar.Teknik analisa
data, adalah deskriptif kuantitatif
dengan
persentase.
Metode
deskriptif
kuantitatif
dengan
persentase
merupakan
suatu
metode penyajian data penelitian
secara apa adanya, dengan cara
menghitung pesentase dari masingmasing kategori data, untuk
didapatkan suatu kesimpulan dari
data tersebut. Untuk mengetahui
keberhasilan
tindakan
yang
dilakukan dalam setiap siklus
diadakan
penilaian
dan
pengukuran terhadap variabel,
yaitu motivasi, kreativitas dan
prestasi belajar siswa.Data dari
hasil
pengukuran
kemudian
dibandingkan dengan indikator
keberhasilan.
kemudian
memberikan
penjelasan mengenai model
STAD yang pada model ini
lebih
ditekankan
pada
kerjasama tim, akan tetapi
individu juga harus belajar
dengan sungguh-sungguh agar
timnya mendapat nilai yang
lebih tinggi dari kelompok tim
lain.Model
ini
dilakukan
dengan membuat kelompok,
masing-masing
kelompok
terdiri dari 4-5 orang yang
dipilih secara heteregen.
2. Siklus I
Hasil refleksi dari observasi
pada tahap pra siklus , menjadi
acuan dalam melaksanakan
pembelajaran dengan model
STAD untuk meningkatkan
motivasi,
kreativitas
dan
prestasi belajar siswa.Kegiatan
perencanaan dilakukan secara
kolaboratif
melalui
diskusi
dengan guru mata pelajaran
IPS. Hasil diskusi disepakati
bahwa
pembelajaran
pada
siklus II, akan dilakukan 3 kali
pertemuan.
3. Siklus II
Hasil refleksi dan observasi
pada tahap siklus I, menjadi
pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran dengan model
STAD untuk meningkatkan
motivasi,
kreativitas
dan
prestasi belajar siswa. Kegiatan
perencanaan dilakukan secara
kolaboratif
melalui
diskusi
dengan guru mata pelajaran
IPS. Hasil diskusi disepakati
bahwa
pembelajaran
pada
siklus II, akan dilakukan 3 kali
pertemuan.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian
1. Tahap Pra Siklus
Pada tahap pra siklus,
dilakukan observasi terhadap
pembelajaran IPS kelas IX C
SMP N 3 mojotengah dan hasilhasil
pembelajaran
yang
dilakukan oleh guru dan
kemudian dilakukan refleksi
dengan cara diskusi dengan
guru kolaborator.
Peneliti
kemudian
menawarkan alternatif solusi
untuk mengatasi permasalahan
pada pembelajaran dengan
mengajukan
pembelajaran
dengan model STAD sebagai
alternative untuk meningkatkan
motivasi,
kreativitas
dan
prestasi belajar siswa. Peneliti
607
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
Tabel 15. Peningkatan Motivasi Belajar
Siswa
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukk
an bahwa model STAD
dapat meningkatkan motivasi,
kreativitas dan prestasi belajar pada
siswa kelas IXC SMP N 3
Mojotengah Wonosobo Tahun
Pelajaran 2016/2017.
1. Peningkatan
Motivasi
Belajar melalui Model STAD
pada siswa kelas IXC SMP
N 3 Wonosob Mojotengah
Tahun Pelajaran 2016/2017
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
adanya
peningkatan motivasi belajar
siswa melalui model STAD
pada siswa kelas IXC SMP N
3 Mojotengah Wonosobo
Tahun Pelajaran 2016/2017,
hal ini ditunjukkan dengan
adanya peningkatan motivasi
belajar siswa yang berkategori
tinggi pada pada pra siklus
dicapai oleh 10 siswa (40%)
meningkat pada siklus I
menjadi 13 siswa (52%) dan
pada siklus II meningkat
menjadi 16 siswa (64%).
Adapun
peningkatan
motivasi
belajar
dapat
dideskripsikan pada tabel
berikut :
Katego
ri
Sangat
tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
2.
608
Pra
Siklus
Siklus I
Siklus
II
N
%
N
%
N
%
3
10
5
7
25
12
40
20
28
10
0
4
13
4
4
25
16
52
16
16
10
0
4
16
3
2
16
64
3
2
10
0
Dengan
demikian
melalui penerapan model
STAD pada pembelajara IPS
dapat
meningkatkan
motivasi belajar siswa. Siswa
terlihat sudah mempunyai
keinginan
dalam
mempelajari materi yang
ditentukan oleh guru, dan
hampir
semua
siswa
memperhatikan
seluruh
proses pembelajaran.
Peningkatan
Kreativitas
Belajar Melalui Model STAD
Pada Siswa Kelas IXC SMP
N 3 Mojotengah Wonosobo
Tahun Pelajaran 2016/2017
Adanya peningkatan
kreativitas belajar pada
siswa kelas IXC SMP N 3
Mojotengah
Wonosobo
ditunjukkan
pada
saat
pembelajaran
di
kelas,
pengamatan
terhadap
kreativitas belajar siswa
dilakukan secara langsung
oleh peneliti yang dibantu
oleh guru mata pelajaran
IPS. Adapun peningkatan
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
kreativitas belajar siswa
ditunjukkan pada tahap pra
siklus siswa yang mencapai
kreativitas belajar yang
tinggi 8 siswa (32%) setelah
model STAD diterapkan
meningkat pada siklus I
yaitu 11 siswa (44%) dan
pada siklus II mencapai 15
siswa (60%). Hal tersebut
menunjukkan
bahwa
melalui
model
STAD,
kreativitas belajar siswa
meningkat.
Tabel
17.
Peningkatan
Kreativitas
Belajar
Siswa
Kategori
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat
tinggi
Total
Pra
Siklus
N %
2
8
5
2
7
0
8
2
3
8
2
3
5
2
1
2
1
0
0
Siklus
I
N %
1
4
3
1
6
2
1
2
1
4
4
4
2
4
5
1
6
1
0
0
kelompok yang kondusif,
pada saat siswa presentasi di
depan kelas terlihat siswa
tenang
dalam
menyampaikannya,
tanggapan yang diberikan
juga sangat bagus. Kegiatan
dialog yang berjalan lancar
menunjukkan bahwa siswa
mempunyai
kreativitas
dalam belajar yang tinggi.
3. Peningkatan Prestasi Belajar
Melalui Model STAD pada
siswa kelas IXC SMP N 3
Mojotengah
Wonosobo
Tahun Pelajaran 2016/2017
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan
adanya
peningkatan prestasi siswa
melalui model STAD siswa
kelas
IXC
SMP
N
3
Mojotengah Wonosobo Tahun
Pelajaran 2016/2017, hal ini
ditunjukkan dengan siswa
yang mencapai nilai KKM
pada pra siklus 10 siswa(40%)
meningkat pada siklus I siswa
yang mencapai KKM 15 siswa
(60%) dan pada siklus II 20
siswa
(80%).
Adapun
peningkatan prestasi belajar
dapat dideskripsikan pada
tabel berikut :
Siklus
II
N %
0
0
2
8
3
1
1
2
5
6
5
0
2
2
5
0
1
0
0
Kreativitas
belajar siswa kelas IXC
ditunjukkan seperti siswa
mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi, hal ini terlihat
pada saat mengunjungi
perpustakaan antusias siswa
saat
mencari
literature
pendukung materi yang
ditentukan sangat tinggi,
siswa dapat mengerjakan
tugas yang diberikan oleh
kelompoknya dengan baik,
terciptanya
suasana
Tabel
18.
Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa
NILAI
< 75
609
PRA
SIKLUS
SIKLUS
I
SIKLUS
II
N
%
N
%
N
%
1
5
60
1
0
40
5
20
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
> 75
1
0
40
1
5
60
2
0
80
JUMLA
H
2
5
10
0
2
5
10
0
2
5
10
0
ISBN 978-602-73690-6-1
1.
Melalui
model
STAD
dapat
meningkatkan
prestasi
belajar siswa. Model Student
Teams-Achievement Division(STAD)
merupakan model pembelajaran
dimana
peserta
didik
dikelompokkan dalam tim belajar
4-5 orang yang merupakan
gabungan dari bergagai tingkatan
kinerja, jenis kelamin maupun
etnik
atau
kelompok
yang
heterogen.
Guru
menyajikan
pelajaran, dan kemudian peserta
didik bekerja di dalam tim mereka
untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai
pelajaran.
Akhirnya,
seluruh
peserta didik dikenai kuis tentang
suatu materi dan pada saat kuis
mereka
mengerjakan
secara
individual. Pembelajaran model
STAD yang dilaksanakan lebih
menekankan
pada
proses
kerjasama di dalam kelompok
yang heterogen baik kemampuan,
jenis kelamin, ras dan sebagainya
serta
dalam
penilaiannya
dilakukan
dengan
penilaian
individu maupun kelompok.
2.
3.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa model STAD dapat meningkatkat
motivasi, kreativitas dan prestasi belajar
pada siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah
Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017,
peningkatan tersebut ditunjukkan dengan :
610
Peningkatan motivasi belajar
siswa melalui model STAD
pada siswa kelas IXC SMP N
3 Mojotengah Wonosbo
Tahun Pelajaran 2016/2017,
hal ini ditunjukkan dengan
adanya
peningkatan
motivasi
belajar
yang
berkategori tinggi pada
tahap pra siklus dicapai oleh
10 siswa (40%) meningkat
pada siklus I 13 siswa (52%),
dan
pada
siklus
II
meningkat menjadi 16 siswa
(64%).
Adanya
peningkatan
kreativitas belajar siswa
melalui
model
STAD,
ditunjukkan pada pra siklus
siswa
yang
mencapai
kreativitas belajar tinggi
sebanyak 8 siswa (32%)
meningkat pada siklus I
menjadi 11 siswa (44%) dan
pada siklus II meningkat
menjadi 15 siswa (60%)
Adanya
peningkatan
prestasi
belajar
siswa
melalui model STAD siswa
kelas IXC SMP N 3
Mojotengah Tahun Pelajaran
2016/2017,
hal
ini
ditunjukkan dengan siswa
yang mencapai nilai KKM
pada pelaksanaan Ulangan
Harian sebelum penelitian
ini dilakukan sebanyak 10
siswa (40%), meningkat
menjadi 15 (60%) pada
siklus I, dan pada siklus II
meningkat menjadi 20 siswa
(80%).
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
Certativity in Higher Education Report
Creativity Project 2006-2007.Belgium
: Socrates
Hamzah B. Uno(2009). Teori Motivasi dan
Pengukurannya
Analisis
di
BidangPendidikan.Jakarta : Bumi
aksara
Hamalik Oemar. (2010). Belajar dan
Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta.
Istiyani.(2012).
Upaya
meningkatkan
kreativitas, Motivasi dan Pestasi
Belajar dengan menggunakan Metode
Partisipatif pada siswa kelas VII B
SMP N 1 Kalibawang tahun Pelajaran
2014/2015.Tesis Universitas PGRI
Yogyakarta
Koswara, Halimah. (2008). Bagaimana
Menjadi Guru kreatif. Bandun : PT
Pribumi Mekar
Martin V. Covington. 2000. Goal Theory,
Motivation and School Acevement : An
Integrate Review. Department of
Pscyhology University of California
at Berkely
Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Landasan
Psikologi proses Pendidikan.Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Ringgo
Sumoyo.
(2012).
Upaya
meningkatkan kreativitas dan Hasil
Belajar melalui model Problem Based
Kearning SMP N # Purworwejo
Tahun 2011/2012. Tesis Universitas
PGRI Yogyakarta
Robert J. Stenberg. 2006. The Nature of
Creativity.
Tufl
University.
Creativity Research Journal Vol 18
No. 1, 87-98.
Rochiati Wiriaatmadj. (2006). Metode
Penelitian Tindakan Kelas : untuk
meningkatkanKinerja Guru dan Dosen.
(cetakan kedua). Bandung : Remaja
Rosdakarya
Saran
Berdasaarkan
kesimpulan
dan
pembahasan tersebut di atas, saran dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi Sekolah
a. Sekolah
hendaknya
dapat
menyediakan berbagai fasilitas
pembelajaran
untuk
mendukung
terciptanya
pembelajatan yang efektif dan
efisien.
b. Sekolah dapat mengadakan
workshop
atau
pelatihan
mengenai strategi dan model
pembelajaran untuk dapat
meningkatkan
motivasi,
kreativitas dan prestasi belajar
siswa.
2. Bagi guru
a. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran
guru
harus
memperhatikan
karakteristik
siswa dan tingkat kesulitan
materi
pelajaran
sehingga
dapat diterapkan strategi dan
model
pembelajaran
yang
tepat.
b. Hendaklah
guru
dapat
menggunakan
model
pembelajaran
yang
tepat
sehingga
tercipta
kegiatan
pembelajaran yang efektif,
menyenangkan dan bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.(2003). Undang-Undang No. 20,
Tahun
2003,
tentang
Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta
Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah.S.B.(2008).Psikologi
Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Europen University Association. 2007.
611
Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016
ISBN 978-602-73690-6-1
Sardiman.(2005). Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar.Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Samijo.
2013.
Upaya
Meningkatkan
Kreativitas, dan Hasil Belajar IPS
melalui Cooperative Learning tipe
Group Investigation Siswa Kelas VI
SDN Serut Kuwarasan Kebumen
Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis
Universitas PGRI Yogyakarta
Slameto.(2010). Belajar dan faktor yang
mempengaruhinya.Jakarta : Rineka
Cipta
Sujarwo.(2014). Model-model Pembelajaran.
Yogyakarta: CV Venus Gold Press
Suharsimi Arikunto. 2010. Dasar-dasar
Penelitian Pendidikan. Jakarta :
Rineka Cipta
Sapriya, (2009).Pendidikan IPS Konsep dan
Pembelajaran.Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Sri Suharti. 2012. Meningkatkan Kemampuan
Kreatif Mengatasi Konflik Sosial dan
Kematangan Sosial dengan Model
Pembelajaran Life Skill pada siswa kelas
XI-IPS SMA Negeri I Purworejo
Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis
Universitas PGRI Yogyakarta.
Trianto, (2010).Model Pembelajaran Terpadu.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Utami Munandar. (2012). Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta :
Rineka Cipta.
Wasty
Soemanto.(2012).
Psikologi
Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta.
612
Download