PENINGKATAN MOTIVASI, KREATIVITAS, DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL STADSISWA KELAS IX C SMP N 3 MOJOTENGAH WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Suparman, Sunarti ASBTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017. 2) Meningkatkan kreativitas belajar dengan menggunakan model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017. 3) Meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research).Subjek dalam penelitian iniberjumlah 25 siswa.Tahapan dalam penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, observasi, wawancara dan tes.Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) adanya peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017 ditunjukkan pada pra siklus siswa yang mencapai motivasi belajar tinggi adalah 10 (40%), meningkat pada siklus I yaitu 13 siswa (52%), dan pada siklus II mencapai 16 siswa (64%). Hal tersebut menunjukkan bahwa melalui model STAD motivasi belajar siswa meningkat. 2) Adanya peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017. Kreativitas belajar siswa pada pra siklus 8 siswa (32%) meningkat pada siklus I menjadi 11 siswa (44%) dan pada siklus II meningkat menjadi 15 siswa (60%).Hal ini menunjukkan bahawa melalui model STAD kreativitas belajar siswa meningkat. 3) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa melalui model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017, siswa yang mencapai nilai KKM pada tahap pra siklus 10 siswa (40%), meningkat pada siklus I siswa yang mencapai KKM 15 siswa (60%) dan pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa (80%). Kata Kunci : Motivasi, kreativitas, prestasi belajar, model STAD This study aims to 1) Increase Learning Motivation using STAD methods in class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/2017. 2) Increasing the creativity to learn by using STAD methods in Class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/2017. 3)Improving Learning achievement by using STAD methods in class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/201 This type of reseach is a class action (classroom action research). Subjects in this study amounted to 25 student. Stages in this study included four phases: planning, implementation, observation and reflection. Data collection tchniques in this study using 601 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 observation and interviews. Data were analyzed using quantitative descriptive with percentage. The result showed that 1) the increasing motivation of student learning using STAD methods in class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo shown in pre cycle student achieve learning motivation is 10 student (40%), increased in the first cycle 13 student (52%), and the second cycle was 16 student (64%). It shows that through STAD methods, motivation increased student learning. An increase in student creativity through STAD methods junior class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/2017. Student creativity in pre cycle 8 student (32%), increased in the first cycle 11 student (44%) and the scond cycle increased to 15 student (60%). 3) An increase student achievement through STAD methods junior class IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Academic Year 2016/2017, student who achieve the KKM on pre cycle by 10 student (40%) increased in the first cycle of student who received the KKM 15 student (60%) and the scond cycle increased to 20 student (80%). Keyword: Motivation, creativity, academic achievement, STAD methods. PENDAHULUAN pembelajaran siswa, guru diharapkan mengembangkan semua potensi siswa dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman bermakna. Pemberian pengalaman yang bermakna bagi siswa dalam pembelajaran di sekolah harus direncanakan secara sadar dan sistematis karena pengalaman siswa tersebut harus dapat direncanakan, diterapkan dan dievaluasi ketepatannya dalam dunia nyata.Tanpa kesadaran yang tinggi, seorang guru sulit memberikan pengalaman yang berharga bagi anak. Salah satu usaha sadar guru adalah pemilihan strategi pembelajaran yang tepat yang akan digunakan sebagai sarana membelajarkan siswa dan memberi pengalaman yang bermakna. Pengalaman belajar akanbermanfaat dan bermakna jika mampu mencari dan menemukan sendiri konsep pengetahuan baik secara individual maupun kelompok. Undang-undang NO 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas adalah ujung tombak yang menentukan tercapainya sasaran dan tujuan pendidikan secara efektif, efisien, kreatif produktif, dan bermutu. Dalam 602 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masih lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran.Pendidikan di Sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan pelajaran yang harus di hafal, pendidikan tidak diarahkan untuk membangun potensi yang dimiliki. Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh terus diupayakan pemerintah baik tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, tidak terkecuali kurikulum sebagai seperangkat rencana yang berisi tujuan, isi, dan bahan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan untuk mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan pembelajaran secara khusus dan pendidikan secara umum merupakan harapan dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Keberhasilan pembelajaran ditandai oleh adanya kemampuan atau kecakapan yang sebelumnya tidak dimiliki, kemudian muncul setelah melakukan proses belajar mengajar sehingga hasil belajar menjadi lebih mantap dan bermakna. Proses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Guru sebagai seorang profesional dalam mengembangkan pembelajaran di sekolah hendaknya mengetahui, memahami, dan mencoba untuk menerapkan metode yang dapat mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa sehingga belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah guru tentang pengetahuan, sehingga jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. 603 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 Peran aktif siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Seseorang bisa dikatakan kreatif apabila ia secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu hasil yang asli/orisinal dan sesuai dengan keperluan. Kreativitas siswa bisa dilihat pada kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan. Selain itu kreativitas siswa juga bisa dilihat dari kecekatannya dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Kreatif juga dimaksudkan guru mampu memilih materi yang akan diberikan kepada siswa agar materi yang diberikan bisa sesuai dengan kemampuan siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang diberikan dan memilih media yang tepat untuk memperlancar proses pembelajaran serta mampu menentukan evaluasi yang tepat untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang membuat siswa senang sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Tingginya waktu curah akan meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai. Penggunaan model pembelajaran yang monoton dapat menimbulkan kejenuhan siswa dalam belajar yang pada akhirnya dapat menurunkan motivasi, kreativitas dan prestasi belajar. Dari kondisi tersebut maka jelaslah bahwa dalam proses pembelajaran guru harus kreatif dan inovatif. Dengan guru yang kreatif dan inovatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Banyak kalangan pelajar menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Kegiatan itu hampir selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif untuk memperdalam ilmu. Mereka tidak menemukan kesadaran untuk mengerjakan seluruh tugas-tugas sekolah. Banyak diantara siswa yang menganggap, mengikuti pelajaran tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar absensi, mencari nilai, melewati jalan yang harus ditempuh, dan tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan ataupun mengasah keterampilan. Menurunnya gairah belajar, selain disebabkan oleh 604 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 ketidaktepatan metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang untuk berusaha.Termasuk adanya penyekat ruang struktural yang begitu tinggi antara guru dan siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, kurang aktif dan kreatif, motivasi belajar rendah dan tidak punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun emosional, yang pada akhirnya prestasi belajar siswa menjadi rendah. Pertanyaan dari siswa, gagasan, ataupun pendapat jarang muncul. Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang diikuti oleh gagasan lain sebagai respon. Bertolak dari pemikiran dan kenyataan di atas, kurangnya kualitas pembelajaran IPS, maka perlu adanya pemecahan permasalahan tersebut dengan melakukan pengembangan pembelajaran kooperatif model STAD. Keunggulan model STAD adalah adanya kerjasama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu sehingga anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk menunjang timnya mendapat nilai yang maksimum sehingga termotivasi untuk belajar. Dengan demikian, setiap individu merasa mendapat tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri sehingga tujuan pembelajaran dapat berjalan bermakna dan tercapai secara optimal sesuai dengan harapan kurikulum. Dengan sistem ini, diharapkan partisipasi kontributif, inisiatif dan kreativitas siswa dalam bentuk keberanian menyampaikan pendapat, ide, gagasan, pertanyaan, sanggahan, kerjasama individu secara terstruktur, kerja kelompok serta tanggung jawab terhadap diri dan kelompoknya meningkat. Dengan kata lain, motivasi, kreativitas, dan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar akan meningkat. Berdasarkan pengamatan yang dapat dilihat pada saat proses pembelajaran SMP N 3 Mojotengah Wonosobo,menunjukkan bahwa model pembelajaran di kelas yang masih klasikal sehingga masih minimnya kreativitas belajar siswa di Sekolah. Berdasarkan beberapa pandangan dan permasalahan di atas, maka perlu perbaikan pembelajaran yang mengupayakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah yaitu sebesar 40-60% , kreativitas belajar siswa yang kurang yaitu sekitar 4055 % dan prestasi belajar siswa yang rendah yaitu ≤ 40 % siswa yang lulus KKM. Oleh karena itu tertarik untuk mengambil judul dalam penelitian ini yaitu “ Peningkatan Motivasi, Kreativitas, dan Prestasi Belajar IPS melalui Model STAD siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017 “. 605 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksankan di kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo. Adapun dipilihnya kelas tersebut sebagai objek penelitian karena peneliti adalah guru di SMP tersebut sehingga memudahkan proses penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan September 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX C SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 25 siswa, putra 12 anak dan putri 13 anak Penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988), yang bagannya dapat digambarkan sebagai berikut (Wiriaatmadja, 2006 : 66) : 1. 2. 3. 4. 5. Gambar 2. PTK Model Spiral dari Kemmis dan Taggart Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan minimal dua kali silkus, yang setiap siklus terdiri dari empat tahap yang tergambar 606 dalam bagan di atas.Untuk memperoleh data sesuai dengan kebutuhan penelitian maka dperlukan kesesuaian antara metode pengumpulan data dan aspek yang diungkap. Data motivasi belajar dikumpulkan dengan mengisi angket motivasi belajar. Angket disusun berdasarkan teori dan kisi-kisi yang didalamnya memuat indicator motivasi belajar. Data kreativitas belajar dikumpulkan dengan mengisi angket kreativitas belajar. Angket disusun berdasarkan teori dan kisikisi yang didalamnya memuat indikator kreativitas belajar. Data prestasi belajar diperoleh melalui tes hasil belajar, yang disusun berdasarkan kompetensi dasar dan kisi-kisi yang di dalamnya memuat indikator soal. Data tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran dikumpulkan melalui observasi yang dilakukan oleh kolaborator dan guru peneliti. Aspek yang diamati meliput : Kegiatan pembelajaran siswa dan keterlaksanaan pembelajaran sesuai RPP. Data tentang mengapa penerapan model Student Teams Acievement Division (STAD) dapat meningkatkan motivasi, kreativitas dan prestasi belajar IPS, diperoleh melalui wawancara mendalam kepada guru kolaborator mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan, adalah angket motivasi belajar siswa, angket kreativitas belajar siswa, lember observasi kegiatan guru, Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 lembar observasi kegiatan siswa dan tes hasil belajar.Teknik analisa data, adalah deskriptif kuantitatif dengan persentase. Metode deskriptif kuantitatif dengan persentase merupakan suatu metode penyajian data penelitian secara apa adanya, dengan cara menghitung pesentase dari masingmasing kategori data, untuk didapatkan suatu kesimpulan dari data tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan dalam setiap siklus diadakan penilaian dan pengukuran terhadap variabel, yaitu motivasi, kreativitas dan prestasi belajar siswa.Data dari hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan indikator keberhasilan. kemudian memberikan penjelasan mengenai model STAD yang pada model ini lebih ditekankan pada kerjasama tim, akan tetapi individu juga harus belajar dengan sungguh-sungguh agar timnya mendapat nilai yang lebih tinggi dari kelompok tim lain.Model ini dilakukan dengan membuat kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang yang dipilih secara heteregen. 2. Siklus I Hasil refleksi dari observasi pada tahap pra siklus , menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran dengan model STAD untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan prestasi belajar siswa.Kegiatan perencanaan dilakukan secara kolaboratif melalui diskusi dengan guru mata pelajaran IPS. Hasil diskusi disepakati bahwa pembelajaran pada siklus II, akan dilakukan 3 kali pertemuan. 3. Siklus II Hasil refleksi dan observasi pada tahap siklus I, menjadi pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dengan model STAD untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan prestasi belajar siswa. Kegiatan perencanaan dilakukan secara kolaboratif melalui diskusi dengan guru mata pelajaran IPS. Hasil diskusi disepakati bahwa pembelajaran pada siklus II, akan dilakukan 3 kali pertemuan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian 1. Tahap Pra Siklus Pada tahap pra siklus, dilakukan observasi terhadap pembelajaran IPS kelas IX C SMP N 3 mojotengah dan hasilhasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan kemudian dilakukan refleksi dengan cara diskusi dengan guru kolaborator. Peneliti kemudian menawarkan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran dengan mengajukan pembelajaran dengan model STAD sebagai alternative untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan prestasi belajar siswa. Peneliti 607 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 Tabel 15. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pembahasan Hasil penelitian menunjukk an bahwa model STAD dapat meningkatkan motivasi, kreativitas dan prestasi belajar pada siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017. 1. Peningkatan Motivasi Belajar melalui Model STAD pada siswa kelas IXC SMP N 3 Wonosob Mojotengah Tahun Pelajaran 2016/2017 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adanya peningkatan motivasi belajar siswa melalui model STAD pada siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang berkategori tinggi pada pada pra siklus dicapai oleh 10 siswa (40%) meningkat pada siklus I menjadi 13 siswa (52%) dan pada siklus II meningkat menjadi 16 siswa (64%). Adapun peningkatan motivasi belajar dapat dideskripsikan pada tabel berikut : Katego ri Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Total 2. 608 Pra Siklus Siklus I Siklus II N % N % N % 3 10 5 7 25 12 40 20 28 10 0 4 13 4 4 25 16 52 16 16 10 0 4 16 3 2 16 64 3 2 10 0 Dengan demikian melalui penerapan model STAD pada pembelajara IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa terlihat sudah mempunyai keinginan dalam mempelajari materi yang ditentukan oleh guru, dan hampir semua siswa memperhatikan seluruh proses pembelajaran. Peningkatan Kreativitas Belajar Melalui Model STAD Pada Siswa Kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017 Adanya peningkatan kreativitas belajar pada siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosobo ditunjukkan pada saat pembelajaran di kelas, pengamatan terhadap kreativitas belajar siswa dilakukan secara langsung oleh peneliti yang dibantu oleh guru mata pelajaran IPS. Adapun peningkatan Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 kreativitas belajar siswa ditunjukkan pada tahap pra siklus siswa yang mencapai kreativitas belajar yang tinggi 8 siswa (32%) setelah model STAD diterapkan meningkat pada siklus I yaitu 11 siswa (44%) dan pada siklus II mencapai 15 siswa (60%). Hal tersebut menunjukkan bahwa melalui model STAD, kreativitas belajar siswa meningkat. Tabel 17. Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa Kategori Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Total Pra Siklus N % 2 8 5 2 7 0 8 2 3 8 2 3 5 2 1 2 1 0 0 Siklus I N % 1 4 3 1 6 2 1 2 1 4 4 4 2 4 5 1 6 1 0 0 kelompok yang kondusif, pada saat siswa presentasi di depan kelas terlihat siswa tenang dalam menyampaikannya, tanggapan yang diberikan juga sangat bagus. Kegiatan dialog yang berjalan lancar menunjukkan bahwa siswa mempunyai kreativitas dalam belajar yang tinggi. 3. Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Model STAD pada siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adanya peningkatan prestasi siswa melalui model STAD siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017, hal ini ditunjukkan dengan siswa yang mencapai nilai KKM pada pra siklus 10 siswa(40%) meningkat pada siklus I siswa yang mencapai KKM 15 siswa (60%) dan pada siklus II 20 siswa (80%). Adapun peningkatan prestasi belajar dapat dideskripsikan pada tabel berikut : Siklus II N % 0 0 2 8 3 1 1 2 5 6 5 0 2 2 5 0 1 0 0 Kreativitas belajar siswa kelas IXC ditunjukkan seperti siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, hal ini terlihat pada saat mengunjungi perpustakaan antusias siswa saat mencari literature pendukung materi yang ditentukan sangat tinggi, siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh kelompoknya dengan baik, terciptanya suasana Tabel 18. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa NILAI < 75 609 PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II N % N % N % 1 5 60 1 0 40 5 20 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 > 75 1 0 40 1 5 60 2 0 80 JUMLA H 2 5 10 0 2 5 10 0 2 5 10 0 ISBN 978-602-73690-6-1 1. Melalui model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Model Student Teams-Achievement Division(STAD) merupakan model pembelajaran dimana peserta didik dikelompokkan dalam tim belajar 4-5 orang yang merupakan gabungan dari bergagai tingkatan kinerja, jenis kelamin maupun etnik atau kelompok yang heterogen. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian peserta didik bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran. Akhirnya, seluruh peserta didik dikenai kuis tentang suatu materi dan pada saat kuis mereka mengerjakan secara individual. Pembelajaran model STAD yang dilaksanakan lebih menekankan pada proses kerjasama di dalam kelompok yang heterogen baik kemampuan, jenis kelamin, ras dan sebagainya serta dalam penilaiannya dilakukan dengan penilaian individu maupun kelompok. 2. 3. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa model STAD dapat meningkatkat motivasi, kreativitas dan prestasi belajar pada siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017, peningkatan tersebut ditunjukkan dengan : 610 Peningkatan motivasi belajar siswa melalui model STAD pada siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Wonosbo Tahun Pelajaran 2016/2017, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi belajar yang berkategori tinggi pada tahap pra siklus dicapai oleh 10 siswa (40%) meningkat pada siklus I 13 siswa (52%), dan pada siklus II meningkat menjadi 16 siswa (64%). Adanya peningkatan kreativitas belajar siswa melalui model STAD, ditunjukkan pada pra siklus siswa yang mencapai kreativitas belajar tinggi sebanyak 8 siswa (32%) meningkat pada siklus I menjadi 11 siswa (44%) dan pada siklus II meningkat menjadi 15 siswa (60%) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa melalui model STAD siswa kelas IXC SMP N 3 Mojotengah Tahun Pelajaran 2016/2017, hal ini ditunjukkan dengan siswa yang mencapai nilai KKM pada pelaksanaan Ulangan Harian sebelum penelitian ini dilakukan sebanyak 10 siswa (40%), meningkat menjadi 15 (60%) pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa (80%). Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 Certativity in Higher Education Report Creativity Project 2006-2007.Belgium : Socrates Hamzah B. Uno(2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di BidangPendidikan.Jakarta : Bumi aksara Hamalik Oemar. (2010). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta. Istiyani.(2012). Upaya meningkatkan kreativitas, Motivasi dan Pestasi Belajar dengan menggunakan Metode Partisipatif pada siswa kelas VII B SMP N 1 Kalibawang tahun Pelajaran 2014/2015.Tesis Universitas PGRI Yogyakarta Koswara, Halimah. (2008). Bagaimana Menjadi Guru kreatif. Bandun : PT Pribumi Mekar Martin V. Covington. 2000. Goal Theory, Motivation and School Acevement : An Integrate Review. Department of Pscyhology University of California at Berkely Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Landasan Psikologi proses Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya. Ringgo Sumoyo. (2012). Upaya meningkatkan kreativitas dan Hasil Belajar melalui model Problem Based Kearning SMP N # Purworwejo Tahun 2011/2012. Tesis Universitas PGRI Yogyakarta Robert J. Stenberg. 2006. The Nature of Creativity. Tufl University. Creativity Research Journal Vol 18 No. 1, 87-98. Rochiati Wiriaatmadj. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas : untuk meningkatkanKinerja Guru dan Dosen. (cetakan kedua). Bandung : Remaja Rosdakarya Saran Berdasaarkan kesimpulan dan pembahasan tersebut di atas, saran dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Sekolah a. Sekolah hendaknya dapat menyediakan berbagai fasilitas pembelajaran untuk mendukung terciptanya pembelajatan yang efektif dan efisien. b. Sekolah dapat mengadakan workshop atau pelatihan mengenai strategi dan model pembelajaran untuk dapat meningkatkan motivasi, kreativitas dan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru a. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus memperhatikan karakteristik siswa dan tingkat kesulitan materi pelajaran sehingga dapat diterapkan strategi dan model pembelajaran yang tepat. b. Hendaklah guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga tercipta kegiatan pembelajaran yang efektif, menyenangkan dan bermakna. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.(2003). Undang-Undang No. 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Dimyati dan Mudjiono. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah.S.B.(2008).Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Europen University Association. 2007. 611 Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2016 ISBN 978-602-73690-6-1 Sardiman.(2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Samijo. 2013. Upaya Meningkatkan Kreativitas, dan Hasil Belajar IPS melalui Cooperative Learning tipe Group Investigation Siswa Kelas VI SDN Serut Kuwarasan Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis Universitas PGRI Yogyakarta Slameto.(2010). Belajar dan faktor yang mempengaruhinya.Jakarta : Rineka Cipta Sujarwo.(2014). Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: CV Venus Gold Press Suharsimi Arikunto. 2010. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Sapriya, (2009).Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Sri Suharti. 2012. Meningkatkan Kemampuan Kreatif Mengatasi Konflik Sosial dan Kematangan Sosial dengan Model Pembelajaran Life Skill pada siswa kelas XI-IPS SMA Negeri I Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Tesis Universitas PGRI Yogyakarta. Trianto, (2010).Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara Utami Munandar. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta : Rineka Cipta. Wasty Soemanto.(2012). Psikologi Pendidikan.Jakarta : Rineka Cipta. 612