Modul Pancasila [TM13]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Makna dan aktualisasi sila Kemanusian
yang adil dan beradab dalam kehidupan
bernegara
Modul
12
Perkuliahan di
Universitas Mercu Buana
Fakultas
Program Studi
MKCU
Manajemen
Tatap Muka
13
Abstract
Kode MK
Disusun Oleh
MK
Drs. Sugeng Baskoro, M.M.
Kompetensi
Setelah perkualiahan ini mahasiswa Setelah pembahasan dalam modul
diharapan dapat menganalisis Makna
dan aktualisasi sila Kemanusian yang
adil dan beradab dalam kehidupan
bernegara
ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menganalisis Makna
dan aktualisasi sila Kemanusian yang
adil dan beradab dalam kehidupan
bernegara dalam kehidupan bernegara
sebagai berikut:
-
Dalam bidang politik
-
Dalkam bidang ekonomi
-
Dalam bidang sosial busaya
-
Dalam bidang hankam
Makna Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukkan bahwa manusia diakui dan diperlakukan
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan nilai
tersebut, dikembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, sikap tenggang rasa dan sikap tidak
semena-mena terhadap orang lain. Berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, maka Indonesia menentang
segala macam bentuk eksploitasi, penindasan oleh satu bangsa terhadap bangsa lain, oleh satu
golongan terhadap golongan lain, dan oleh manusia terhadap manusia lain, oleh penguasa terhadap
rakyatnya.
Kemanusian yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dan mengajarkan
untuk menghormati harkat dan martabat manusia dan menjamin hak-hak asasi manusia. Nilai ini
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasa dirinya
bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkanlah sikap hormat-menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung pemahaman hukum bahwa setiap warga
Indonesia lebih mengutamakan prinsip manusia yang beradab dalam lingkup nilai keadilan.
Kemanusiaan yang beradab mengandung bahwa pembentukan hukum harus menunjukkan karakter
dan ciri-ciri hukum dari manusia yang beradab. Hukum baik yang berupa peraturan perundangundangan dan setiap putusan hukum harus sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Perlakuan terhadap
manusia dalam Pancasila berarti menempatkan sekaligus memperlakukan setiap manusia Indonesia
secara adil dan beradab.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab membawa implikasi bahwa negara memperlakukan setiap
warga negara atas dasar pengakuan dan harkat martabat manusia dan nilai kemanusiaan yang
mengalir kepada martabatnya.
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang memiliki potensi pikir, rasa,
karsa, dan cipta. Kemanusiaan terutama berarti sifat manusia yang merupakan esensi dan identitas
manusia karena martabatkemanusiaannya (human dignity).
Adil terutama mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma
yang obyektif; jadi, tidak subyektif apalagi sewenang-wenang.
Beradab berasal dari kata adab yang berarti budaya. Jadi,beradab berarti berbudaya. Ini mengandung
arti bahwa sikap hidup, keputusan, dan tindakan selalu berdasarkan nila-nilai budaya, terutama norma
sosial dan kesusilaan (moral). Adab terutama mengandung pengertian tata kesopanan, kesusilaan atau
moral.Dengan demikian, beradab dapat ditafsirkan sebagai berdasar nilai-nilai kesusilaan atau
moralitas khususnya dan kebudayaan umumnya.
Jadi, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang
didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan
kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia,maupun terhadap alam dan hewan.
Pada prinsipnya Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang
sesuai dengan kodrat hakekat manusia yang berbudi, sadar nilai, dan berbudaya.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kedua dilambangkan
dengan RANTAI. Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan,
kebangsaan, dan kemasyarakatan.Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis
bahwa hakekat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan
makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan
tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan
norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia
maupun terhadap lingkungannya.
Sila kedua dalam Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, Kemanusiaan di sini didasarkan
pada keadilan dan peradaban. Sebelum perubahan UUD 1945, sila Kemanusiaan tidak mendapatkan
penjabaran memadai dalam batang tubuh UUD 1945. Perubahan UUD 1945 mempertegas nilai-nilai
kemanusiaan dengan memasukkan Hak Asasi Manusia dalam bab tersendiri, yaitu Bab XA Hak Asasi
Manusia yang terdiri dari 10 Pasal dan 24 ayat.
Pasal 28A sampai Pasal 28I memuat hak-hak asasi manusia. Pasal-pasal itu lalu ditutup dengan Pasal
28J ayat (1) dan (2) bahwa: (1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (2) Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.” Ini berarti, pelaksanaan
hak asasi harus diiringi dengan kewajibannya. Pasal 28J ayat (2) merupakan terjemahan dari Pasal 29
ayat (2) DUHAM, sehingga penyeimbangan antara hak dan kewajiban juga merupakan ketentuan
HAM yang berlaku secara universal. Bunyi dari Pasal 29 ayat(2) DUHAM adalah: “(2) Dalam
menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya pada
pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang yang tujuannya semata-mata untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan yang tepat terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan
orang lain, dan untuk memenuhi tuntutan moralitas, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu
masyarakat yang demokratis.”
Dalam mengakualisasikan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab dapat dipertimbangkan beberapa
prinsip pemikiran implementatif, antara lain:
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h) Berani membela kebenaran dan keadilan.
i)
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j)
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
A. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab
dalam pembangunan bidang Politik
Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai. Oleh
karena itu, sila-sila Pancasila pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila
terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya, namun kesemuanya itu
tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Dalam kehidupan kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan antara lain dalam
kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan
serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dalam kehidupan bersama dalam negara harus
dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena
hal itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam
kehidupan bersama.
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakekat manusia sebagai makhluk
yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil.Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa
hakekat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil
terhadap masyarakat, bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi hakhak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras,
keturunan, status sosial maupun agama. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
(Darmodihardjo, 1996).
Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban asasi warga negara,
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka bumi. Harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.Berani membela
kebenaran dan keadilan, hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsalain.
Di dalam sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab telah tersimpul cita-cita kemanusiaan yang
lengkap, yang memenuhi seluruh hakekat makhluk manusia.Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
adalah suatu rumusan sifat keluhuran budi manusia (Indonesia). Dengan Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, maka setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sederajat dan samaterhadap undangundang negara, mempunyai hak dan kewajiban yang sama; setiap warga negara dijamin haknya serta
kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan, dengan orang-orang seorang, dengan
negara, dengan masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan mencapai
kehidupan yang layak sesuai dengan hak asasi manusia.
Hakekat pengertian di atas sesuai dengan :
a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan …. ”
b. Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD 1945.
Wujud nyata dari silaKemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat dipertimbangankan beberapa
prinsip pemikiran implementatif dalam bidang politik, antara lain:
1) Mengakui persamaab derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tentang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Berani membela kebenaran dan keadilan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Nilai-nilai tersebut diatas dapat diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan politik, seperti dalam
proses pelaksanaan pemilihan umum baik pemilu Presiden, legislatif dan pemilukada maupun
dalam proses pemilihan pemimpin lainnya dalam masyarakat yaitu pemilihan rukun tetangga dan
rukun warga, pemilihan kepada desa serta dalam lingkungan komunitas masyarakat lainnya.
B. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan bidang ekonomi
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup bangsa
Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang heterogen (beraneka
ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.Pancasila lahir bersama
dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental
maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. Setiap sila Pancasila
mengandung nilai-nilai yang menjadi dasar norma dan aturan dalam kehidupan sehari-hari dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab dan harus kita terapkan, antara lain : Mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
Menyambut tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi ekonomi,
ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Di samping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku
bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat.Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing
untuk dikotak-kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadapKetuhanan
Yang Maha Esa.
Salah satu tolok ukur sisi humanistik dari ekonomi adalah keadilan. Tidak adanya
diskriminasi bagi setiap warga negara berarti mengakui bahwa dibalik setiap perbedaan
warga negara ada sebuah kesamaan, yaitu sebagai manusia yang sama-sama memiliki hak
dan kewajiban setara yang diakui undang-undang dan dilandasi nilai-nilai kemanusiaan
universal. Inilah dimensi humanistik dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan kesamaan
peluang dan akses (equal opportunity) bagi setiap warga negara dalam berekonomi dan
menikmati pembangunan ekonomi. Dalam Pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa tujuan
dari negara Indonesia adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial
sebagai sila pamungkas Pancasila disini seyogianya juga menjadi tujuan dari pelaksanaan
ekonomi di Indonesia.
Berbicara keadilan maka bisa dilihat dari adanya pemerataan hasil pembangunan ekonomi
di Indonesia yang mana pembangunan ekonomi merupakan salah satu pilar tumbuhnya rezim
Orde Baru. Pemerintah Orde Baru bukannya tidak berusaha mengatasi ketidaksesuaian
rencana dan hasil pembangunan ekonomi berupa ketimpangan dan belum meratanya hasil
pembangunan. Sejak Pelita III (1979 - 1984) terjadi perubahan pokok. Trilogi Pembangunan
yang pada mulanya, urutannya ialah pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas. Kemudian
sejak Pelita tersebut diubah menjadi pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas. Disusul pula
dengan pencanangan dua pokok kebijaksanaan pembangunan, yaitu: (1) mengurangi jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan; dan (2) melaksanakan delapan jalur
pemerataan yang meliputi pemerataan pembagian pendapatan, penyebaran pembangunan di
seluruh daerah, kesempatan memperoleh pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, berusaha,
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan dan kesempatan memperoleh keadilan.
Pemerataan ekonomi yang akan dicapai tidak hanya untuk mewujudkan pembangunan
ekonomi yang humanistik, namun juga mengamalkan amanat yang terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menjelaskan bahwa tujuan negara Indonesia adalah terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Wujud nyata dari silaKemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat dipertimbangankan beberapa
prinsip pemikiran implementatif dalam bidang ekonomi, antara lain:
1) Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tentang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Berani membela kebenaran dan keadilan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Nilai-nilai tersebut diatas dapat diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yaitu:
a) Distribusi pendapatan dalam suatu kegiatan usaha sesuai dengan hak dan kewajiban
serta kedudukan masing-masing.
b) Membantu pekerja yang lemah baik melalui bimbingan keterampilan maupun dalam
bentuk material.
c) Gemar memberikan sebagian rezekinya kepada orang lain
d) Mengakui bahwa keberhasilan suatu usaha atas kerja semua pihak
e) Menghormati rekan kerja serta menjamin hubungan baik antara orang-orang yang
terlibat dalam komunitas produsen dengan konsumen.
C. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan sosial budaya
Penerapan sila kedua di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan cara adanya lembagalembaga swadaya masyarakat yang memberikan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup bernegara
yang baik. Penyuluhan yang dilakukan tidak hanya dengan cara formil (mengajarkan cara menjadi
warga negara yang baik), tetapi dapat dengan cara-cara seperti gotong royong membersihkan
lingkungan, siskamling dan cara-cara lain yang dapat mengajarkan secara langsung apa artinya
tenggang-rasa antara sesama manusia.
Pendidikan berwarga negara di jenjang pendidikan formal haruslah dilakukan tidak hanya
memberikan teori tetapi dengan praktek langsung.Karena teori cenderung hanya dianggap angin lalu
saja, praktek toleransi antara individu satu dengan yang lainnya dapat memberikan gambaran
langsung betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan itu. Praktek langsung dari sila kedua dapat
dilakukan dalam interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan ataupun lingkungan tempat tinggal,
di dalam lingkungan pendidikan teori ini dapat dipraktekkan dengan cara sikap dan perilaku dalam
lingkungan pendidikan.
Pada era sekarang ini teramat sulit menemukan sikap penghargaan di lingkungan pendidikan, anak
didik saat ini terbiasa dengan penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial, ada si kaya dan
ada si miskin.Sikap seperti itu menjadikan toleransi antara sesama menjadi sangat menyedihkan.
Adanya penghargaan (sopan santun) dalam bertutur kata dan bersikap kepada orang lain diharapkan
dapat menjadi cermin langsung bahwa sikap toleransi itu menjadi suatu hal yang penting dewasa
ini. Bahwa penggolongan-penggolongan berdasarkan status sosial itu adalah hal yang merusak sifatsifat kemanusiaan.
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan
atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang
dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya
stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di
berbagai wilayah Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan
antara lain amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu
dengan yang lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini
kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu
nilai-nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat
humanistik, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Sebenarnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan sosial budaya
tertuang dalam sila kedua yakni “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dalam rangka
pembangunan soaial budaya, Pancasila merupakan sumber normatif bagi peningkatan
humanisasi dalam bidang social budaya. Sebagai kerangka kesadaran Pancasila dapat
merupakan kerangka dorogan untuk universalisasi yaitu melepakan symbol-simbol dari
keterkaitan struktur, dan transendentalisasi yaitu meigkatkan derajad kemerdekaan manusia
dan kebebasan spiritual (Koentowijoyo. 1986). Dengan demikian maka proses humanisasi
universal akan dehumanisasi serta aktualisasi nilai hanya demi kelompok sosial tertentu
sehingga menciptakan suatu sistem sosial budaya yang beradab.
Selain itu, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan sosial budaya juga
dapat dipahami dengan pasal 32 ayat 1 dan 2 UUD 1945 yaitu:
Pasal 1
Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia ditengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
Pasal 2
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
Dari kedua pasal terebut, dapat kita laihat bahwa dalam membangun social budaya
diperlukan kemanusiaan yang beradab dalam implementasinya di kehidupan masyarakat
adalah dengan menghormati dan memelihara serta mengembangkan budaya bangsa.
Wujud nyata dari silaKemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat dipertimbangankan beberapa
prinsip pemikiran implementatif dalam bidang sosial budaya, antara lain:
1) Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tentang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Berani membela kebenaran dan keadilan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Nilai-nilai tersebut diatas dapat diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan hubungan sesama dalam
masyarakat, saling menghormati budaya masing-masing serta kreatifis karya seni setiap orang.
D. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan bidang Hankam
Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila merupakan sesuatu
yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap
gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih
mengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya.
Untuk
itu
sebaiknya
setiap
komponen
masyarakat
saling
berinterospeksi
diri
untuk
di kemudianhari bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis
multidimensi.
Dari beberapa butir isi dari sila kedua Pancasila kita dapat merasakan adanya degradasi (kemunduran)
perilaku masyarakat Indonesia.Pada butir pertama kita diharapkan dapat mengakui dan
memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan.Pada era sekarang
ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku chaos di dalam masyarakat
membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan.Sama seperti butir pertama, butir-butir dari
sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya.
Sebagai warga negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara sesuai dengan dasardasar negara kita. Perilaku-perilaku yang menyimpang seperti adanya sikap premanisme yang brutal
seperti yang kita lihat dalam kejadian “Kasus sidang Blowfish di daerah Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan” menunjukkan bahwa perlunya pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di
jenjang pendidikan formal ataupun pendidikan berwarganegara di dalam lingkungan masyarakat.
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dapat terwujud salah satunya dengan adanya sistem
pertahanan dan keamanan negara. Oleh karena itu, pembangunan dalam bidang pertahanan dan
keamanan mutlak dilakukan dengan senantiasa berlandaskan pada nilai-nilai pancasila. Perwujudan
nilai-nilai pancasila dalam pembangunan bidang ini dapat dilakukan dengan cara:
a) Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan kepada tujuan demi tercapainya
kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
b) Pertahanan dan keamanan negara harus berdasarkan pada tujuan demi tercapainya
kepentingan seluruh warga negara indonesia
c) Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak asai manusia, persamaan
derajat serta kebebasan kemanusiaan
d) Pertahanan dan keamanan negara harus dipruntukan demi terwujudnya keadilan
dalam kehidupan masyarakat
Wujud nyata dari silaKemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat dipertimbangankan beberapa
prinsip pemikiran implementatif dalam bidang hankam, antara lain:
1) Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tentang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Berani membela kebenaran dan keadilan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Nilai-nilai tersebut diatas dapat diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan ketertirpan dan keamanan
masyarakat, melakukan kewajiban siskamling.
E. Makna dan aktualisasi sila Kemanusian yang adil dan beradab dalam
pembangunan bidang Hukum dan HAM
Alam mengaktualisasikan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab dalam pembangunan bidang
hokum dan hak asasi manusia harus bersumber dari ketentuan UUD 1945, yaitu:
1) Pembukaan UUD 1945:
alinea pertama :
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Alinea keempat :
“......, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
.... kemanusiaan yang adil dan beradab”.
2) Pasal 27 UUD 1945
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
3) Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4) Pasal 29 UUD 1945
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
5) Pasal 30 UUD 1945
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
6) Pasal 31 UUD 1945
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,
yang diatur dengan undang-undang.
Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab memandang bahwa alam semesta tertata dalam keselarasan,
masing-masing unsur yang membentuk alam semesta berelasi dalam harmoni, sehingga terjamin
kelestarian. Setiap unsur yang terdapat dalam alam semesta memiliki fungsi sesuai dengan kodrat
bawaannya. Kewajiban setiap unsur tersebut adalah merealisasikan fungsi yang diembannya. Setiap
unsur alam semesta dalam merealisasikan fungsinya, memanifestasikan potensi yang menjadi bekal
pada lingkungannya. Dengan menunaikan kewajiban yang menjadi fungsinya maka tiap-tiap unsur
memperoleh hak yang sepadan dengan fungsi yang diembannya. Terjadilah keserasian antara
kewajiban dan hak, antara kewajiban asasi dan hak asasi.
Apabila masing-masing unsur dalam alam semesta ini telah menunaikan fungsinya secara tepat dan
benar, maka akan terjadi ketertiban, keteraturan, ketenteraman dan kedamaian. Yang terasa adalah
adanya kenikmatan dalam tata hubungan.
Demikianlah, apabila antara individu, masyarakat, negara-bangsa dan dunia dapat menempatkan diri
secara tepat dan benar dalam tata hubungan sesuai dengan potensi alami yang dibawanya, maka akan
tercipta harmoni atau keselarasan. Kekuatan yang menjadi modal dari setiap unsur bukan saling
beradu untuk mencari menangnya sendiri, tetapi berpadu menjadi kekuatan yang sinerjik. Yang akan
terasa adalah kenikmatan dalam kehidupan. Keserakahan tidak terjadi, pemerasan antar unsur tidak
ada, dengan demikian keadilan dan kesejahteraan akan terwujud. Perlu dicatat bahwa konsep harmoni
bukan suatu konsep yang statis, beku, tetapi merupakan konsep yang dinamis.
Wujud nyata dari silaKemanusiaan yang adil dan beradab itu dapat dipertimbangankan beberapa
prinsip pemikiran implementatif dalam bidang hukum dan HAM, antara lain:
1) Mengakui persamaab derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2) Saling mencintai sesama manusia.
3) Mengembangkan sikap tentang rasa.
4) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6) Berani membela kebenaran dan keadilan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Nilai-nilai tersebut diatas dapat diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan kerukunan dalam rumah
tangga, masyarakat dan negara.
Daftar Pustaka
Pendidikan Pancasila, 2015. Ghraha Ilmu
Pancasila. 2014. Ghalia Indonesia
Download