Analisa Pantauan dan Klasifikasi Citra Digital Remote Sensing

advertisement
Analisa Pantauan dan Klasifikasi Citra Digital Remote Sensing dengan Data
Satelit Landsat TM Melalui Teknik Supervised Classification (Studi Kasus
Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara)
1
Gregorius Anung Hanindito, 2Eko Sediyono, 3Adi Setiawan
Magister Sistem Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
1
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Kabupaten Minahasa Tenggara tergolong merupakan kabupaten baru yang berada di
provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten ini memiliki beberapa potensi daerah khususnya di bidang
pertanian, tercatat bahwa kabupaten Minahasa Tenggara merupakan salah satu kabupaten
penghasil padi di provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini akan menganalisa mengenai hasil
pengindraan jarak jauh satelit Landsat TM dalam melakukan peninjauan ke daerah Minahasa
Tenggara. Penelitian ini dilakukan melalui proses pengolahan citra hingga tahap kalsifikasi.
Dimana pada akhirnya hasil kalsifikasi dapat digunakan sebagai acuan analisa cakupan vegetasi
kabupaten Minahasa Tenggara.
Keyword : pengindraan jauh, Landsat TM, Klasifikasi Citra
1. Pendahuluan
Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan Kabupaten baru di daerah propinsi Sulawesi
Utara dengan ibu kota Ratahan yang merupakan pemekaran dari kabupaten Minahasa Selatan.
Kabupaten Minahasa Tenggara diresmikan pada tanggal 23 Mei 2007 oleh Menteri Dalam
Negeri at interim di Manado beserta Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Sitaro. [1]
Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki 12 kota kecamatan; 9 kelurahan; dan 135 desa,
dengan luas wilayah sebesar 710,83 Km², wilayah Minahasa Tenggara ini berbatasan langsung
dengan beberapa kabupaten sekitar serta luat Maluku, berikut batas wilayah kabupaten Minahasa
Tenggara ;
• Utara : Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa
• Selatan : Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaaang Mongondow Timur dan
Kecamatan Tompaso Baru Kabupaten Minahasa Tenggara
• Barat: Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan
• Timur: Kabupaten Minahasa dan Laut Maluku [1]
Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan salah satu kabupaten penghasil padi di wilayah
provinsi Sulawesi Utara dari data BPS provinsi Minahasa Tenggara mencatat bahwa produksi
padi di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara sebesar 36.750 ton [2] Selain itu, data BPS juga
mencatat bahwa di tahun 2012 jumlah penduduk wilayah kabupaten Minahasa Tenggara sebesar
106.315 Jiwa. [2]
Melalui data-data BPS tersebut, dapat diketahui secara garis besar keadaan wilayah
Kabupaten Minahasa Tenggara, sehingga untuk memastikan pantauan geografis wilayah
tersebut, maka dilakukan pengolahan data citra satelit yang diambil langsung dari citra satelit
Landsat TM dengan metode penginderaan jauh/remote sensing. Dengan melakukan pengolahan
data citra satelit Landsat TM ini dapat diketahui bagaimana kenampakan vegetasi geografis
berdasarkan hasil pencitraan Satelit Landsat TM.
Pengolahan data citra satelit Landsat TM melalui teknik Supervised Classification,
bertujuan untuk mengetahui pembagian klasifikasi kelas-kelas unsur atau tipe penutup lahan
seperti ; perkotaan, tubuh air, lahan basah, dll. sehingga melalui metode ini akan didapat
bagaimana keadaan tipe-tipe penutup lahan yang terdapat pada wilayah yang bersangkutan.
2. Keaslian Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya dalam jurnal yang berjudul Kemampuan
Interpretasi Kebun
+
Semangka dari Citra Satelit Landsat-7 ETM , menyatakan bahwa keakuratan hasil klasifikasi
pengolahan data citra satelit, sangat tergantung pada kondisi lapangan, luas area, dan
karakteristik wilayah yang ditinjau [3].
Penelitian lain yang dilakukan yakni Penggunaan metode analisis digital citra satelit
supervised classification untuk deteksi penyebaran lahan sawah dan penggunaan/penutupan
lahan telah menghasilkan tingkat ketelitian analisis yang tinggi karena dalam analisis dan
klasifikasi citra tersebut, telah mempertimbangkan masukan keterpisahan nilai spektral dan data
informasi lapangan [4]
3. Pengindraan Jauh
Remote sensing adalah salah satu metode pengamatan atau pengukuran unsur-unsur spasial
permukaan bumi [5]
Remote sensing adalah ilmu tentang pengamatan dan pengumpulan informasi mengenai
objek dipermukaan bumi, dengan menggunakan sensor tertentu, tanpa kontak langsung dengan
objek yang diamati [6].
4. Satelit Landsat TM
Satelit Landsat TM merupakan satelit yang berorbit sirkular dan melintasi garis ekuator setiap hari
pada jam yang sama (sunsynchronous). Satelit ini diluncurkan oleh Amerika Serikat pada tanggal 15
April 1999 dengan sudut inklinasi antara 98.2o hingga 99.1o, dalam orbitnya satelit ini dapat mencapai
lokasi yang sama setiap 16 hari dan berevolusi radiometrik 8-bit. Satelit Landsat TM ini hanya
dilengkapi dengan sensor TM buatan Raytheon Santa Barbara Remote Sensing di Santa Barbara,
California.
Sensor pada satelit Landsat TM yakni Thematic Mapper (TM) yang merupakan sistem
sensor yang berupa cross track scanne. Pada satelit Landsat TM, sistem sensor ini merekam data
7 band dari domain visible hingga thermal infrared (LWIR) [5].
5. Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis [5].
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem infomasi berbasis komputer yang
merupakan penggabungan antara unsur peta (geografis) dan informasi tentang peta tersebut (data
atribut), yang dirancang untuk mendapatkan, mengolah, memanipulasi,analisis, memperagakan
dan menampilkan data spasial untuk menyelesaikan perencanaan, mengolah dan meneliti
permasalahan. SIG pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu: sistem,
informasi dan geografis [7].
6. Metode Penelitian
Metode Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yakni antara lain :
1) Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data-data citra satelit Landsat TM yang dapat diperoleh dengan
mengunduh pada http://earthexplorer.usgs.gov/. data yang diambil merupakan data citra yang
memiliki cloud cover (tutupan awan) yang paling rendah, sehingga seluruh kenampakan vegetasi
yang berada di permukaan bumi dapat Nampak seutuhnya.
2) Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan melakukan beberapa proses yakni
antara lain : a) Konversi data; b) Rektifikasi; c) Peningkatan kontras citra; d) Klasifikasi citra.
Pada proses ini akan menghasilkan suatu data yang telah terklasifikasi sehingga dapat dengan
mudah untuk dianalisa.
3) Analisis
Proses analisis merupakan tahapan akhir dalam penelitian ini, dimana data-data yang telah di
klasifikasi, dianalisa secara mendalam guna menghasilkan sebuah informasi baru mengenai
vegetasi lahan yang terdapat di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.
Proses tahapan penelitian ini dapat digambarkan seperti pada bagan berikut ini :
Pengumpulan Data
Tahap 1
Pengolahan Data
Konversi Citra
Tahap 2
Tahap 3
Peningkatan Kontras
Citra
Rektifikasi
Citra Terklasifikasi
Analisis
Gambar 1. Bagan Tahapan Penelitian
Klasifikasi Citra
7. Pembahasan
Penelitian ini menghasilkan sebuah citra yang terklasifikasi, serta telah ditentukan klasifikasi
vegetasi yang terdapat di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara. Gambar
berikut menunjukkan citra hasil klasifikasi pengolahan data citra satelit Landsat TM.
Gambar 2. Peta hasil Klasifikasi
Berdasarkan pantauan tersebutdapat dilihat bahwa wilayah kabupaten Minahasa Tenggara
terdiri atas tujuh macam tutupan lahan yakni antara lain :
1) Hutan
2) Bayangan Awan
3) Awan
4) Lahan Persawahan
5) Tubuh Air
6) Lahan Kosong
7) Pemukiman Penduduk
Berdasarkan citra tersebut tercatat bahwa vegetasi hutan masih sangat dominan di kabupaten
Minahasa Tenggara tersebut. Dari kenampakan citra tercatat bahwa hamper seluruh wilayah
kabupaten Minahasa Tenggara masih berupa hutan, sedangkan pemukiman penduduk berada di
beberapa titik tertentu saja. Diikuti beberapa kenampakan citra yang lain.
Berikut merupakan statistik luasan kenampakan pada citra hasil klasifikasi
a. Hutan
Gambar 3. Statistik luasan Hutan
Dari statistik tersebut, dijelaskan bahwa kenampakan hutan memiliki luasan sebesar 41,346
.452 Ha. Hutan merupakan vegetasi terbesar yang terdapat di kabupaten Minahasa Tenggara.
b. Lahan Persawahan
Gambar 4. Statistik luasan Lahan Persawahan
Dari statistik tersebut, tercatat bahwa luasan lahan persawahan yang dimiliki kabupaten
Minahasa Tenggara sebesar 1,065.730 Ha.
c. Lahan Kosong
Gambar 5. Statistik luasan Lahan Kosong
Statistik menyebutkan bahwa lahan kosong yang terdapat di wilayah kabupaten Minahasa
Tenggara sebanyak 16,869.668 Ha
d. Pemukiman
Gambar 6. Statistik luasan Pemukiman
Statistik menyebutkan bahwa lahan kosong yang terdapat di wilayah kabupaten Minahasa
Tenggara sebanyak 1,877.047 Ha.
Dalam hal ini kenampakan awan, bayangan awan serta tubuh air tidak dilakukan analisis sebab
kenampakan tersebut bukanlah cakupan vegetasi.
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan citra satelit Landsat TM dapat diketahui bahwa hamper
seluruh wilayah kabupaten Minahasa Tenggara terdiri atas hutan. Hal ini menunjukkan bahwa
banyaknya lahan yang belum terjamah oleh tangan-tangan manusia untuk dapat diolah menjadi
lahan yang lebih bermanfaat. Akan tetapi pembukaan area lahan dapat bertentangan dengan
aturan perundangan yang berlaku di Indonesia sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara
beberapa elemen pemerintah daerah setempat dengan pihak departemen Kehutanan.
Hasil kenampakan citra satelit ini diambil pada tanggal 28 Juli 2013, akan lebih baik bagi
penelitian mendatang untuk membandingkan hasil analisa citra than sebelumnya, untuk
mengetahui sejauh mana tingkat perluasan area lahan pertanian dan persawahan dengan
memanfaatkan pembukaan hutan.
Daftar Pustaka
[1] Kemendagri, “Kabupaten MINAHASA TENGGARA,” 2011. [Online]. Available:
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/71/name/sulawesiutara/detail/7107/minahasa-tenggara. [Accessed: 04-Feb-2014].
[2] BPS Sulawesi Utara, “Produksi Padi Sawah di Sulawesi Utara Tahun 2012,” 2012.
[3]
Wiradisastra and H. Noviar, “KEMAMPUAN INTERPRETASI KEBUN SEMANGKA
DARI CITRA SATELIT LANDSAT-7 ETM+,” Pertem. Ilm. Tah. MAPIN XIV, no.
September, pp. 132–140, 2005.
[4]
S. R. Wahyunto, Sri Retno Murdiyati, “APLIKASI TEKNOLOGI PENGINDERAAN
JAUH DAN UJI VALIDASINYA UNTUK DETEKSI PENYEBARAN LAHAN
SAWAH DAN PENGGUNAAN/PENUTUPAN LAHAN,” Inform. Pertan., vol. 13, pp.
745–769, 2004.
[5]
E. Prahasta, Remote Sensing. Bandung: Informatika, 2008, pp. 1–406.
[6]
F. J. Andree Ekadinata, Sonya Dewi, Danan Prasetyo Hadi, Dudy Kurnia Nugroho, Sistem
Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam, 1st
ed. Bogor, 2008, p. 70.
[7]
D. Manongga, S. Papilaya, S. Pandie, F. T. Informasi, U. Kristen, S. Wacana, and J. D.
Salatiga, “SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERJALANAN WISATA DI
KOTA SEMARANG,” J. Inform., vol. 10, pp. 1–9, 2009.
Download