Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127 EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN REASONING AND PROBLEM SOLVING DITUNJANG MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKARAN Amalia Zulvia Widyaningrum Pendidikan Matematika, Institut Agama Islam Maarif (IAIM) NU Metro Email: [email protected] Abstract The purpose of this study is to determine the differences between the results of the student's learning achievement using reasoning and problem solving models supported by power point media and direct instruction models. The population was all of the students in second grade of SMP N 1 Satu Atap 2 Negerikaton in the academic year 2015-2016, the sampling technique used cluster random sampling. Learning achievement data was gotten from the test used essay consists of 5 items then it were analyzed by using t-test. The results of this study showed there are differences in the student’s learning achievement average between these two models and the student’s learning achievement average using reasoning and problem solving models supported by power point media is better than using direct instruction models. Keywords: reasoning and problem solving models, power point media, direct instruction model pengertian 1. PENDAHULUAN ”Pendidikan pendidikan: adalah usaha sadar dan terencana untuk Salah satu Tujuan Nasional Republik Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, cara yang paling tepat untuk dilakukan adalah dengan cara pendidikan. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terlahir Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 (dalam Tim Penyusun, 2005), pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mengenai memiliki keagamaan, kekuatan spiritual pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dirinya, yang masyarakat, diperlukan bangsa, dan negara”. generasi- generasi yang berkualitas. Sesuai dengan Undang-Undang mewujudkan suasana belajar dan proses Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa pendidikan itu perlu diupayakan terus agar generasi bangsa Indonesia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya agar berguna bagi dirinya, Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 116 Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem... masyarakat Maka bangsa maupun itu pemerintah dari berusaha mengupayakan pendidikan di negara. Matematika sebagai salah satu selalu sarana untuk berfikir ilmiah sangat agar untuk menumbuh selalu kembangkan kemampuan berfikir logis, mengalami perubahan menuju yang sistematis, kritis, dan objektif dalam lebih baik memecahkan Didalam kompetensi Indonesia diperlukan kurikulum terdapat paradigma berbasis pergeseran pendidikan yaitu dari masalah. Dalam pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa semakin dituntut mempunyai kemampuan berfikir yang behavioristik menjadi kontrukstivistik. tinggi Perubahan diperlukan model pembelajaran yang ini telah mengubah dan kreatif. Maka dari itu pemahaman pembelajaran, yaitu dari dapat pengajaran yang berpusat pada guru kemampuan (teacher ke model pembelajaran yang menuntut pembelajaran yang berpusat pada siswa siswa lebih kreatif dan aktif dalam (student Pada pembelajaran, siswa diharapkan dapat prakteknya pembelajaran kontrukstivistik lebih mengerti dan memahami konsep menuntut mampu karena mereka mengembangkan pengetahuan sendiri, secara aktif belajar interaksi edukatif. centered centered learning) learning). siswa mandiri, untuk sedangkan guru menumbuh kembangkan berfikir siswa. dapat dan Dengan berpartisipasi langsung dalam berperan sebagai fasilitator, mediator, Faktor lain yang dapat menunjang dan manajer dalam proses pembelajaran. keberhasilan pembelajaran adalah media KTSP juga menghendaki bahwa suatu pembelajaran. pembelajaran pada dasarnya tidak hanya pembelajaran mempelajari tentang konsep, teori dan memperoleh pesan atau informasi materi fakta dalam pembelajaran dalam interaksi edukatif kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dengan baik, dan proses pembelajaran materi hanya dapat berjalan secara efisien dan efektif. tersusun atas hal-hal yang sederhana Dan selain itu juga, penggunaan media yang bersifat hafalan dan pemahaman, juga dapat meningkatkan hasil belajar. tetapi tersusun atas materi yang komplek Rayandra Asyhar (2011:25) mengatakan yang memerlukan analisis, aplikasi dan “Peserta sintesis. keuntungan yang signifikan bila belajar tetapi juga pembelajaran aplikasi tidak Dengan peserta didik akan media didik dapat mendapat 117 Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127 dengan menggunakan sumber dan media informasi pembelajaran yang sesuai dengan matematika masih rendah. Hal ini dapat karakteristik dan gaya belajarnya”. Dan dilihat dari hasil Ujian Semester Genap hasil penelitian Felton, et al (dalam tahun ajaran 2014-2015 untuk pelajaran Rayandra Asyhar, 2011:15) terungkap matematika menunjukkan bahwa hanya bahwa: “Penggunaan media dalam 38% siswa yang memperoleh nilai lebih proses pembelajaran secara signifikan dari mampu meningkatkan pencapaian hasil Ketuntasan belajar”. ditetapkan yaitu 62. Hasil belajar ini Akan tetapi, pada prakteknya sekarang ini masih banyak dijumpai bahwa atau hasil sama belajar dengan Minimal Kriteria (KKM) yang belum dapat dikatakan optimal. Faktor ketidakoptimalan hasil dalam belajar ini disebabkan karena beberapa mengelola pembelajaran di kelasnya. faktor. Salah satu faktor tersebut adalah Masih banyak guru yang mengajar kurangnya minat dan motivasi serta masih perhatian guru yang kurang menggunakan pembelajaran terasa terampil model konvensional membosankan bagi sehingga siswa. siswa pembelajaran dalam mengikuti kelas. Hal di ini disebabkan karena selama ini guru masih Disamping itu, penggunaan media yang menggunakan masih bersifat sederhana yaitu hanya bervariatif yaitu model pembelajaran memanfaatkan white board dan black langsung marker sebagai penunjang pembelajaran bersifat teacher centered. Dalam proses juga pembelajaran, mengakibatkan pembelajaran model (direct yang instruction) guru terlihat kurang yang aktif kurang menarik bagi siswa dan waktu menjelaskan tetapi siswa terlihat lesu, pembelajaran kurang efisien sehingga kurang bergairah dan ditemukan juga penyampaian materi tidak tuntas sampai adanya siswa yang ngobrol dengan waktu Jadi, kawannya yang menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran dan kurangnya perhatian mereka terhadap media materi yang di sampaikan. Dalam proses yang yang ditentukan. masih konvensional menyebabkan turunnya motivasi belajar pembelajaran didominasi komunikasi dan berimbas pada rendahnya hasil satu arah yang berasal dari guru ke belajar. murid, dan sedikit sekali komunikasi Hasil dari pengamatan di SMPN timbal balik dua arah yaitu guru ke Satu Atap 2 Negerikaton diperoleh siswa, siswa ke guru, atau siswa ke 118 Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem... siswa. Guru juga terlihat kurang mampu yang ditentukan. Hal ini menyebabkan memberikan stimulus yang merangsang kurang tuntasnya pembelajaran, yang kreativitas dan keterampilan siswa untuk pada berfikir dan mengutarakan pendapatnya. terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Dan saat guru meminta siswa untuk akhirnya sangat Berdasarkan berpengaruh kondisi tersebut, mempresentasikan hasil kerjanya, siswa diperlukan model pembelajaran yang kurang mampu mengemukakannya. Hal dapat ini dalam meningkatkan motivasi serta menumbuh pembelajaran siswa kurang aktif dan kembangkan kemampuan berpikir siswa. tidak terlatih untuk kreatif serta terampil Salah satu model yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah dalam hal adalah ini adalah materi pembelajaran. berbasis masalah atau Reasoning and disebabkan karena menarik model keaktifan pembelajaran dan yang lain yang mempengaruhi Problem Solving. “Model Reasoning and ketidakoptimalan hasil belajar ini adalah Problem Solving memberi kesempatan kurangnya media kepada siswa untuk berdiskusi dengan pembelajaran. Selama ini media yang siswa yang lainya yaitu pada proses digunakan masih bersifat konvensional. menyelesaikan persoalan. Pada saat Kenyataan selama ini guru sebelum pembelajaran guru tidak hanya sebagai menjelaskan harus atau sumber pengetahuan tetapi lebih banyak menggambar di yang beralih menjadi motivator dan fasilitator, Kegiatan sehingga siswa mendapat pengetahuan terasa tidak hanya dari guru tetapi dari siswa membosankan bagi siswa, dan dilihat lainya yang membuat siswa lebih aktif dari waktu yang diperlukan juga kurang dan efisien. potensinya. Faktor penggunaan memerlukan menulis papan tulis waktu. pembelajaran semacam Pembelajaran ini yang terasa membosankan mempengaruhi rendahnya semangat perhatian, dan kreatif dalam Kemampuan Problem mengembangkan Reasoning Solving and merupakan motivasi belajar siswa karena dianggap keterampilan utama yang harus dimiliki kurang siswa ketika mereka meninggalkan kelas menarik. Disamping itu juga, ketidak efisiennya digunakan waktu untuk memasuki dan melakukan pembelajaran aktivitas di dunia nyata. Reasoning tuntasnya merupakan bagian berpikir yang berada penyampaian materi sampai batas waktu di atas level memanggil (retensi), yang menyebabkan dalam yang kurang 119 Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127 meliputi: basic thinking, dan Termasuk thinking, creative basic kemampuan critical thinking. thinking memahami sesuai dengan kondisi masalah. Kemampuan pemecahan masalah dapat adalah diwujudkan konsep. reasoning. melalui kemampuan Kemampuan-kemapuan critical thinking Model Reasoning and Problem adalah menguji, menghubungkan, dan Solving dalam pembelajaran memiliki mengevaluasi aspek-aspek yang fokus lima langkah pembelajaran (Krulik & pada Rudnick, 1996), yaitu: masalah, mengumpulkan dan mengorganisasi informasi, memvalidasi 1. Membaca dan berpikir dan menganalisis informasi, mengingat (mengidentifikasi fakta dan masalah, dan mengasosiasikan informasi yang memvisualisasikan dipelajari menentukan mendeskripsikan seting pemecahan melukiskan 2. Mengeksplorasi dan merencanakan jawaban sebelumnya, yang rasional, kesimpulan yang valid, dan melakukan (pengorganisasian analisis melukiskan dan refleksi. Kemampuan- kemampuan creative thinking adalah menghasilkan produk orisinil, efektif, situasi, informasi, diagram pemecahan, membuat tabel, grafik, atau gambar) 3. Menseleksi strategi (menetapkan dan kompleks, inventif, pensintesis, pola, menguji pola, simulasi atau pembangkit, dan penerap ide. eksperimen, reduksi atau ekspansi, Problem adalah suatu situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang mengkonfrontasikan individu atau kelompok untuk menemukan jawaban dan problem solving adalah upaya individu menemukan atau kelompok jawaban untuk berdasarkan deduksi logis, menulis persamaan) 4. Menemukan jawaban (mengestimasi, menggunakan keterampilan komputasi, aljabar, dan geometri) 5. Refleksi dan perluasan (mengoreksi jawaban, menemukan alternatif pemecahan lain, memperluas konsep pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan generalisasi, yang telah dimiliki sebelumnya dalam pemecahan, rangka memenuhi tuntutan situasi yang masalah-masalah tak lumrah tersebut (Krulik & Rudnick, orisinil). mendiskusikan memformulasikan variatif yang 1996). Jadi aktivitas problem solving diawali dengan konfrontasi dan berakhir apabila sebuah jawaban telah diperoleh Sistem sosial yang berkembang adalah minimnya peran guru sebagai transmiter pengetahuan, demokratis, 118 Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem... guru dan siswa memiliki status yang dibutuhkan dalam aktivitas belajar siswa sama karena yaitu menghadapi masalah, dapat mengefektifkan interaksi dilandasi oleh kesepakatan. pembelajaran, membangkitkan motivasi Prinsip belajar reaksi yang dikembangkan dan dapat perhatian konselor, konsultan, sumber kritik yang disampaikan. Dengan pengintegrasian konstruktif, fasilitator, pemikir tingkat media tinggi. ditampilkan pembelajaran, pembelajaran akan lebih utamanya dalam proses siswa melakukan efisien, terencana secara sistematis dan aktivitas pemecahan masalah. terjadi lingkungan yang kondusif karena Sarana diperlukan tersebut pembelajaran adalah konfrontatif berupa yang yang materi pada pusat adalah guru lebih berperan sebagai Peran siswa menarik pembelajaran materi dalam yang proses perhatian siswa dapat terpusat ke materi. Selain itu, penggunaan media proses mampu pembelajaran dalam membangkitkan proses berpikir dasar, pembelajaran, pembelajaran kritis, kreatif, berpikir tingkat tinggi, dan dengan efisien dan efektif. Seperti yang strategi pemecahan masalah non rutin, diungkapkan oleh Rayandra Asyhar dan masalah-masalah non rutin yang (2011:8) bahwa: ”Media pembelajaran menantang dapat dipahami sebagai segala sesuatu siswa untuk melakukan berjalan upaya Reasoning dan Problem Solving. yang Sebagai dampak pembelajaran dalam menyalurkan pesan dari suatu sumber model secara ini adalah pemahaman, dapat menyampaikan terencana, sehingga atau terjadi keterampilan berpikir kritis dan kreatif, lingkungan kemampuan masalah, dimana penerimanya dapat melakukan kemampuan komunikasi, keterampilan proses belajar secara efisien dan efektif”. mengunakan pemecahan yang kondusif secara Selain itu, media pembelajaran dampak menjadikan suasana pembelajaran lebih pengiringnya adalah hakikat tentatif kondusif. Hal ini disebabkan dengan keilmuan, keterampilan proses keilmuan, media pembelajaran perhatian siswa otonomi dan kebebasan siswa, toleransi dapat terfokus pada materi sehingga terhadap ketidakpastian dan masalah- akan terasa menarik bagi siswa. Hal ini masalah non rutin. didukung oleh pernyataan Iif bermakna. pengetahuan belajar Sedangkan Khoiru Disamping itu, penerapan media Ahmadi (2010:36) bahwa: “Teknologi pembelajaran yang tepat juga sangat baru terutama multimedia mempunyai 121 Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127 peranan semakin penting dalam proses kelas pembelajaran. Banyak orang percaya diberikan bahwa multimedia akan dapat membawa Reasoning kepada situasi belajar dimana learning ditunjang media power point sedangkan with effort akan dapat digantikan dengan kelas learning with fun”. model Salah satu multimedia yang dapat kontrol. Kelas eksperimen model and kontrol pembelajaran problem dengan direct solving menggunakan instruction. melaksanakan Setelah pembelajaran yang digunakan adalah media visual power menggunakan treatment yang berbeda, point. point maka masing-masing akan diberikan tes merupakan media pembelajaran yang hasil belajar dengan instrumen soal yang memanfaatkan sama. Sebelum instrumen soal diberikan Media visual power presentasi dalam menyampaikan materi yang sifatnya maka teoritis. reliabilitasnya. Presentasi menjadi sangat mudah, dinamis dan menarik serta siswa akan mudah untuk memahami materi dilakukan uji validitas dan Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah karena dapat merubah materi menjadi menggunakan Uji-t. Akan tetapi sebelum lebih konkret. data Berangkat dari alasan-alasan dan hasil menggunakan belajar uji-t dianalisis terlebih dahulu informasi yang telah dipaparkan dapat dilakukan uji normalitas data dan uji dikatakan bahwa secara teoritis melalui homogenitas model pembelajaran Reasoning and dipastikan normal dan homogen, maka Problem Solving dengan media visual dilakukan uji statistik menggunakan Uji- power point, pembelajaran akan lebih t untuk mengetahui perbedaan rata-rata menarik, siswa akan termotivasi, dan hasil belajar dari kelas eksperimen pada akhirnya berimbas pada hasil maupun kelas kontrol. data. Setelah data belajar yang optimal. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan analisis dengan 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian umum yang bersifat komparatif yaitu perbandingan. Dalam penelitian ini melakukan uji normalitas data pada kelas eksperimen diperoleh dan peneleliti menggunakan dua kelas yang ditemukan dibagi menjadi kelas eksperimen dan dituliskan dengan taraf nyata 5% = atau dapat . Dari 118 Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem... kriteria uji yang ada diputuskan terima . Berdasarkan kriteria uji Ho dan tolak H1, yang menunjukkan jika bahwa data pada kelas eksperimen terima H1 yang berarti ada perbedaan berdistribusi normal. Demikian pula rata-rata hasil belajar matematika siswa pada data kelas kontrol, dari perhitungan antara diperoleh menggunakan model reasoning and dan dengan taraf nyata 5% ditemukan maka tolak Ho dan yang pembelajarannya problem solving ditunjang media power = sehingga point dengan rata-rata hasil belajar mengakibatkan terima Ho dan tolak H1, matematika siswa yang pembelajarannya yang menunjukkan bahwa data pada menggunakan kelas kontrol berdistribusi normal. Dari langsung. Sedangkan dari analisis data kedua uji-t satu pihak diperoleh sehingga hasil analisis ini dapat model pembelajaran = 2,09 disimpulkan bahwa data berasal dari dan dengan taraf nyata 5% ditemukan sampel yang distribusi normal. Setelah . Berdasarkan kriteria uji diketahui bahwa data distribusi normal, berasal maka dari dilanjutkan jika maka tolak Ho dan terima H1 yang berarti rata-rata hasil dengan pengujian homogenitas. Dari belajar perhitungan didapat dan pembelajarannya menggunakan model ditemukan reasoning and problem solving ditunjang dengan taraf nyata 5% matematika siswa yang sehingga media power point lebih tinggi dari rata- menyebabkan keputusan terima rata hasil belajar matematika siswa yang Ho dan tolak H1 yang menunjukkan pembelajarannya menggunakan model varian kedua sampel homogen. pembelajaran langsung. = 1,98 Dari hasil analisis data dapat Berdasarkan kedua uji prasarat yang telah dilakukan, diperoleh diambil suatu kesimpulan bahwa rata- data rata hasil belajar matematika siswa pada homogen. materi lingkaran yang menggunakan Sehingga data telah memenuhi syarat model reasoning and problem solving untuk dilanjutkan dengan pengujian ditunjang media power point lebih tinggi hipotesis yang menggunakan uji-t. Dari yaitu sebesar 63,18 dari pada rata-rata analisis uji-t dua pihak hasil kesimpulan bahwa berdistribusi normal nyata 5% didapatkan yang bahwa seluruh dan telah dengan taraf dilakukan, = 2,09 dan yang menggunakan model pembelajaran langsung yaitu sebesar 52,89. 123 Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127 Lebih baiknya nilai rata-rata hasil sebagai proses dimana pelajar belajar matmetaika kelas eksperimen menemukan kombinasi aturan yang telah disebabkan karena menggunakan model dipelajari lebih dahulu yang digunakan Reasoning solving. untuk memecahkan masalah yang baru, diketahui bahwa dalam tidak sekedar menerapkan aturan-aturan model reasoning and problem solving, yang diketahui, tetapi menghasilkan siswa dituntut untuk terampil dalam pelajaran baru. and Sebagaimana problem memecahkan masalah yang dihadapinya, dan diakhiri terampil penguatan mengkombinasikan dan menggunakan keterampilan. Seperti yang dinyatakan konsep yang dimiliki, siswa akan mudah oleh Pepkin (2004: 1) bahwa : “model untuk memahami konsep dan berimbas Reasoning and problem solving adalah pada suatu model pembelajaran yang berpusat Disamping itu juga, dengan model pada ketrampilan pemecahan masalah, reasoning and problem solving siswa yang penguatan dituntut untuk terlibat aktif dalam proses melatih pembelajaran. Keterlibatan siswa secara ketrampilan siswa dalam memecahkan langsung dalam proses pembelajaran masalah menguatkan mengakibatkan siswa lebih mudah untuk ketrampilan mereka, akan menghasilkan menguasai materi yang dipelajarinya. pemahaman konsep yang matang bagi Karena siswa memperoleh pengalaman siswa dan berimbas pada hasil belajar sendiri dari keaktifan mereka sehingga yang optimal. penerimaan konsep akan lebih matang, diikuti ketrampilan”. dengan Dengan dengan Dengan kemudian Pembelajaran yang menggunakan reasoning and problem solving hasil belajar yang otimal. dan membuahkan hasil belajar siswa yang optimal. Sebagaimana pernyataan merupakan pembelajaran yang melatih Joko siswa dalam “Keterlibatan siswa secara langsung gagasan-gagasan dalam kegiatan belajar pembelajaran untuk mengkombinasikan trampil Susilo (2009: siswa 60) bahwa : dengan menerapkan konsep yang telah menyebabkan memperoleh dipelajari dalam memecahkan masalah pengalaman sehingga dapat diharapkan sehingga nantinya akan memperoleh mewujudkan keaktifan siswa”. pengalaman yang baru. Seperti pendapat Tingginya rata-rata hasil belajar Nasution (2007:170) yang menyatakan: matematika siswa pada kelas eksperimen Memecahkan masalah dapat dipandang selain disebabkan karena menggunakan 118 Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem... model reasoning and problem solving nya pembelajaran. Dengan media power juga disebabkan karena menggunakan point waktu dalam penyampaian materi media pembelajaran yaitu media power ke siswa akan lebih terukur/efisien dan point. Dengan menghadirkan media lebih pembelajaran dalam model reasoning menggunakan and problem solving siswa akan lebih dinyatakan memandang (2011:8) bahwa : “Media pembelajaran konkrit masalah yang efektif dibandingkan media. oleh Rayandra Asyhar adalah oleh Paul & Eggen (2012: 322) bahwa: menyampaikan atau menyalurkan pesan “Kesuksesan berbasis dari sumber secara terencana, sehingga masalah tergantung pada kemampuan terjadi lingkungan belajar yang kondusif menghadapkan murid dengan masalah- dimana penerimanya dapat melakukan masalah realistis yang akan membantu proses belajar secara efisien dan efektif”. mereka mengembangkan keterampilan Dengan media power point yang pemecahan masalah dan kemampuan merupakan salah satu contoh dari media untuk mandiri. Satu tujuan penting kala pembelajaran, pembelajaran akan lebih menggunakan adalah terorganisir, efisien dan efektif sehingga membawa dunia nyata ke ruang kelas tercipta suasana belajar yang kondusif untuk diselidiki dan dianalisa”. dan model ini materi sesuatu yang dihadapinya. Seperti yang dinyatakan pembelajaran segala Seperti tanpa yang yang diajarkan dapat dapat Dengan media power point siswa disampaikan secara tuntas. Media power dapat melihat secara lebih konkrit point juga dapat menarik perhatian siswa masalah yang mereka hadapi. Hal ini pada materi dengan fitur-fitur dan menyebabkan lebih mudahnya siswa aplikasi yang dimilikinya. menyelidiki menganalisa Dengan media power point siswa permasalahan. Dengan mempermudah akan lebih tertarik pada materi dan siswa dan termotivasi untuk memecahkan masalah- menganalisa permasalahan, siswa akan masalah yang mereka hadapi. Rayandra lebih Asyhar ( 2011:28) menyatakan bahwa : dalam mudah dan menyelidiki dalam menerima, menemukan dan memahami konsep “Melalui yang dipelajarinya. Selain berfungsi pembelajaran bisa lebih menarik dan untuk abstrak, mengkonkritkan media power suatu materi yang menyenangkan point juga misalnya merupakan solusi untuk ketidak efisien- siswa media (joyfull yang proses learning), memiliki ketertarikan warna maka dapat diberikan 125 Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127 media dengan warna yang manarik”. matematika siswa dari dua sampel Dengan tersebut sebesar10,29. menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer, multimedia, internet dan lain-lain sangat 4. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil analisis membantu peserta didik dalam belajar data dan uji hipotesis serta pembahasan memperkaya pengetahuan. Dengan media power point yang memiliki kelebihan dapat mengkonkritkan materi, lebih efisien dalam waktu, lebih teratur /terorganisir serta lebih menarik bagi siswa maka secara langsung dapat membantu dan memberikan kontribusi yang positif terhadap pembelajaran keberhasilan yang menggunakan model reasoning and problem meningkatkan solving hasil dan dapat belajar siswa. Kesimpulan ini sesuai dengan pendapat Rayandra Asyhar (2011:8) yang menyatakan bahwa “Penggunaan media dalam proses signifikan pembelajaran mampu secara meningkatkan yang telah dilakukan, penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ratarata hasil belajar matematika siswa pada materi lingkaran yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran reasoning and problem solving yang ditunjang media power point dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dengan menggunakan model lembelajaran langsung. Adapun selisih rata-rata hasil belajar dari keduanya adalah 10,29 dan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada materi lingkaran yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran reasoning and problem solving yang ditunjang media Power Point lebih baik pencapaian hasil belajar”. Dari uraian diatas maka jelaslah bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model reasoning dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran and problem solving ditunjang media langsung. Hal ini ditunjukkan dengan power point akan berbeda dan lebih rata-rata hasil belajar matematika siswa bila dibandingkan dengan hasil yang menggunakan model reasoning baik yang and problem solving ditunjang media pembelajarannya mengggunakan model power point sebesar 63,18 dan rata-rata pembelajaran hasil belajar matematika siswa yang belajar matematika langsung siswa pada materi lingkaran. Dari hasil penelitian diperoleh menggunakan bahwa selisih rata-rata hasil belajar langsung sebesar 52,89. model pembelajaran 118 Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem... 5. DAFTAR PUSTAKA Iif Khoiri Ahmadi. 2010. Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional. Jakarta; Pustaka Raya. Joko Susilo. 2009. Sukses dengan Gaya Belajar. Yogyakarta; Pinus. Krulick & Rudrick. 1996. Model Pembelajaran Problem Solving di SMP. http://ebook UPI.com (diakses tgl 22 November 2012) Nasution S. 2007. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta; Bumi Aksara. Paul and Eggen, Kauchak, D. 2012. Strategie and Models for Teacher : Teaching Content and Thinking Skills. (Satrio Wahono. Terjemahan). Boston; Boylston Street. Buku asli diterbitkan tahun 1996. Pepkin. K.L. 2004. Creative Problem Solving in Math. http//www. uh.edu/hti/cu/v02/04.htm [10 November 2012]. Rayandra Asyhar. 2011. Mengembangkan Pembelajaran. Jakarta; Persada. Kreatif Media Gaung Tim Penyusun. 2005. Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20 Tahun 2003. Jakarta; Sinar Grafika. UUD ’45. 2007. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang sudah diamandemen dan penjelasannya. Surabaya: Serbajaya. 127