eksperimentasi model pembelajaran reasoning and

advertisement
Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN REASONING AND
PROBLEM SOLVING DITUNJANG MEDIA POWER POINT
TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKARAN
Amalia Zulvia Widyaningrum
Pendidikan Matematika, Institut Agama Islam Maarif (IAIM) NU Metro
Email: [email protected]
Abstract
The purpose of this study is to determine the differences between the
results of the student's learning achievement using reasoning and problem
solving models supported by power point media and direct instruction
models. The population was all of the students in second grade of SMP N
1 Satu Atap 2 Negerikaton in the academic year 2015-2016, the sampling
technique used cluster random sampling. Learning achievement data was
gotten from the test used essay consists of 5 items then it were analyzed by
using t-test. The results of this study showed there are differences in the
student’s learning achievement average between these two models and the
student’s learning achievement average using reasoning and problem
solving models supported by power point media is better than using direct
instruction models.
Keywords: reasoning and problem solving models, power point media, direct
instruction model
pengertian
1. PENDAHULUAN
”Pendidikan
pendidikan:
adalah usaha sadar dan terencana untuk
Salah
satu
Tujuan
Nasional
Republik Indonesia yang tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, cara
yang paling tepat untuk dilakukan adalah
dengan cara pendidikan. Pendidikan
merupakan
kunci
utama
dalam
kehidupan suatu bangsa, karena melalui
pendidikan
akan
terlahir
Sistem
Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 (dalam
Tim
Penyusun,
2005),
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk
mengenai
memiliki
keagamaan,
kekuatan
spiritual
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta
keterampilan
dirinya,
yang
masyarakat,
diperlukan
bangsa,
dan
negara”.
generasi-
generasi yang berkualitas. Sesuai dengan
Undang-Undang
mewujudkan suasana belajar dan proses
Dari pengertian tersebut, jelaslah
bahwa pendidikan itu perlu diupayakan
terus agar generasi bangsa Indonesia
dapat
mengembangkan
potensi
yang
dimilikinya agar berguna bagi dirinya,
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 116
Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem...
masyarakat
Maka
bangsa
maupun
itu
pemerintah
dari
berusaha
mengupayakan
pendidikan
di
negara.
Matematika sebagai salah satu
selalu
sarana untuk berfikir ilmiah sangat
agar
untuk
menumbuh
selalu
kembangkan kemampuan berfikir logis,
mengalami perubahan menuju yang
sistematis, kritis, dan objektif dalam
lebih baik
memecahkan
Didalam
kompetensi
Indonesia
diperlukan
kurikulum
terdapat
paradigma
berbasis
pergeseran
pendidikan
yaitu
dari
masalah.
Dalam
pembelajaran matematika, baik guru
maupun
siswa
semakin
dituntut
mempunyai kemampuan berfikir yang
behavioristik menjadi kontrukstivistik.
tinggi
Perubahan
diperlukan model pembelajaran yang
ini
telah
mengubah
dan kreatif. Maka dari itu
pemahaman pembelajaran, yaitu dari
dapat
pengajaran yang berpusat pada guru
kemampuan
(teacher
ke
model pembelajaran yang menuntut
pembelajaran yang berpusat pada siswa
siswa lebih kreatif dan aktif dalam
(student
Pada
pembelajaran, siswa diharapkan dapat
prakteknya pembelajaran kontrukstivistik
lebih mengerti dan memahami konsep
menuntut
mampu
karena
mereka
mengembangkan pengetahuan sendiri,
secara
aktif
belajar
interaksi edukatif.
centered
centered
learning)
learning).
siswa
mandiri,
untuk
sedangkan
guru
menumbuh
kembangkan
berfikir
siswa.
dapat
dan
Dengan
berpartisipasi
langsung
dalam
berperan sebagai fasilitator, mediator,
Faktor lain yang dapat menunjang
dan manajer dalam proses pembelajaran.
keberhasilan pembelajaran adalah media
KTSP juga menghendaki bahwa suatu
pembelajaran.
pembelajaran pada dasarnya tidak hanya
pembelajaran
mempelajari tentang konsep, teori dan
memperoleh pesan atau informasi materi
fakta
dalam
pembelajaran dalam interaksi edukatif
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
dengan baik, dan proses pembelajaran
materi
hanya
dapat berjalan secara efisien dan efektif.
tersusun atas hal-hal yang sederhana
Dan selain itu juga, penggunaan media
yang bersifat hafalan dan pemahaman,
juga dapat meningkatkan hasil belajar.
tetapi tersusun atas materi yang komplek
Rayandra Asyhar (2011:25) mengatakan
yang memerlukan analisis, aplikasi dan
“Peserta
sintesis.
keuntungan yang signifikan bila belajar
tetapi
juga
pembelajaran
aplikasi
tidak
Dengan
peserta
didik
akan
media
didik
dapat
mendapat
117
Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127
dengan menggunakan sumber dan media
informasi
pembelajaran yang sesuai dengan
matematika masih rendah. Hal ini dapat
karakteristik dan gaya belajarnya”. Dan
dilihat dari hasil Ujian Semester Genap
hasil penelitian Felton, et al (dalam
tahun ajaran 2014-2015 untuk pelajaran
Rayandra Asyhar, 2011:15) terungkap
matematika menunjukkan bahwa hanya
bahwa: “Penggunaan media dalam
38% siswa yang memperoleh nilai lebih
proses pembelajaran secara signifikan
dari
mampu meningkatkan pencapaian hasil
Ketuntasan
belajar”.
ditetapkan yaitu 62. Hasil belajar ini
Akan
tetapi,
pada
prakteknya
sekarang ini masih banyak dijumpai
bahwa
atau
hasil
sama
belajar
dengan
Minimal
Kriteria
(KKM)
yang
belum dapat dikatakan optimal.
Faktor
ketidakoptimalan
hasil
dalam
belajar ini disebabkan karena beberapa
mengelola pembelajaran di kelasnya.
faktor. Salah satu faktor tersebut adalah
Masih banyak guru yang mengajar
kurangnya minat dan motivasi serta
masih
perhatian
guru
yang
kurang
menggunakan
pembelajaran
terasa
terampil
model
konvensional
membosankan
bagi
sehingga
siswa.
siswa
pembelajaran
dalam
mengikuti
kelas.
Hal
di
ini
disebabkan karena selama ini guru masih
Disamping itu, penggunaan media yang
menggunakan
masih bersifat sederhana yaitu hanya
bervariatif yaitu model pembelajaran
memanfaatkan white board dan black
langsung
marker sebagai penunjang pembelajaran
bersifat teacher centered. Dalam proses
juga
pembelajaran,
mengakibatkan
pembelajaran
model
(direct
yang
instruction)
guru
terlihat
kurang
yang
aktif
kurang menarik bagi siswa dan waktu
menjelaskan tetapi siswa terlihat lesu,
pembelajaran kurang efisien sehingga
kurang bergairah dan ditemukan juga
penyampaian materi tidak tuntas sampai
adanya siswa yang ngobrol dengan
waktu
Jadi,
kawannya yang menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran dan
kurangnya perhatian mereka terhadap
media
materi yang di sampaikan. Dalam proses
yang
yang
ditentukan.
masih
konvensional
menyebabkan turunnya motivasi belajar
pembelajaran didominasi
komunikasi
dan berimbas pada rendahnya hasil
satu arah yang berasal dari guru ke
belajar.
murid, dan sedikit sekali komunikasi
Hasil dari pengamatan di SMPN
timbal balik dua arah yaitu guru ke
Satu Atap 2 Negerikaton diperoleh
siswa, siswa ke guru, atau siswa ke
118
Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem...
siswa. Guru juga terlihat kurang mampu
yang ditentukan. Hal ini menyebabkan
memberikan stimulus yang merangsang
kurang tuntasnya pembelajaran, yang
kreativitas dan keterampilan siswa untuk
pada
berfikir dan mengutarakan pendapatnya.
terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
Dan saat guru meminta siswa untuk
akhirnya
sangat
Berdasarkan
berpengaruh
kondisi
tersebut,
mempresentasikan hasil kerjanya, siswa
diperlukan model pembelajaran yang
kurang mampu mengemukakannya. Hal
dapat
ini
dalam
meningkatkan motivasi serta menumbuh
pembelajaran siswa kurang aktif dan
kembangkan kemampuan berpikir siswa.
tidak terlatih untuk kreatif serta terampil
Salah satu model yang dapat diterapkan
dalam memecahkan masalah dalam hal
adalah
ini adalah materi pembelajaran.
berbasis masalah atau Reasoning and
disebabkan
karena
menarik
model
keaktifan
pembelajaran
dan
yang
lain yang mempengaruhi
Problem Solving. “Model Reasoning and
ketidakoptimalan hasil belajar ini adalah
Problem Solving memberi kesempatan
kurangnya
media
kepada siswa untuk berdiskusi dengan
pembelajaran. Selama ini media yang
siswa yang lainya yaitu pada proses
digunakan masih bersifat konvensional.
menyelesaikan persoalan. Pada saat
Kenyataan selama ini guru sebelum
pembelajaran guru tidak hanya sebagai
menjelaskan
harus
atau
sumber pengetahuan tetapi lebih banyak
menggambar
di
yang
beralih menjadi motivator dan fasilitator,
Kegiatan
sehingga siswa mendapat pengetahuan
terasa
tidak hanya dari guru tetapi dari siswa
membosankan bagi siswa, dan dilihat
lainya yang membuat siswa lebih aktif
dari waktu yang diperlukan juga kurang
dan
efisien.
potensinya.
Faktor
penggunaan
memerlukan
menulis
papan
tulis
waktu.
pembelajaran
semacam
Pembelajaran
ini
yang
terasa
membosankan
mempengaruhi
rendahnya
semangat
perhatian,
dan
kreatif
dalam
Kemampuan
Problem
mengembangkan
Reasoning
Solving
and
merupakan
motivasi belajar siswa karena dianggap
keterampilan utama yang harus dimiliki
kurang
siswa ketika mereka meninggalkan kelas
menarik. Disamping itu juga,
ketidak
efisiennya
digunakan
waktu
untuk
memasuki
dan
melakukan
pembelajaran
aktivitas di dunia nyata. Reasoning
tuntasnya
merupakan bagian berpikir yang berada
penyampaian materi sampai batas waktu
di atas level memanggil (retensi), yang
menyebabkan
dalam
yang
kurang
119
Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127
meliputi:
basic
thinking,
dan
Termasuk
thinking,
creative
basic
kemampuan
critical
thinking.
thinking
memahami
sesuai
dengan
kondisi
masalah.
Kemampuan pemecahan masalah dapat
adalah
diwujudkan
konsep.
reasoning.
melalui
kemampuan
Kemampuan-kemapuan critical thinking
Model Reasoning and Problem
adalah menguji, menghubungkan, dan
Solving dalam pembelajaran memiliki
mengevaluasi aspek-aspek yang fokus
lima langkah pembelajaran (Krulik &
pada
Rudnick, 1996), yaitu:
masalah,
mengumpulkan
dan
mengorganisasi informasi, memvalidasi
1. Membaca
dan
berpikir
dan menganalisis informasi, mengingat
(mengidentifikasi fakta dan masalah,
dan mengasosiasikan informasi yang
memvisualisasikan
dipelajari
menentukan
mendeskripsikan seting pemecahan
melukiskan
2. Mengeksplorasi dan merencanakan
jawaban
sebelumnya,
yang
rasional,
kesimpulan yang valid, dan melakukan
(pengorganisasian
analisis
melukiskan
dan
refleksi.
Kemampuan-
kemampuan creative thinking adalah
menghasilkan produk orisinil, efektif,
situasi,
informasi,
diagram
pemecahan,
membuat tabel, grafik, atau gambar)
3. Menseleksi
strategi
(menetapkan
dan kompleks, inventif, pensintesis,
pola, menguji pola, simulasi atau
pembangkit, dan penerap ide.
eksperimen, reduksi atau ekspansi,
Problem adalah suatu situasi yang
tak jelas jalan pemecahannya yang
mengkonfrontasikan
individu
atau
kelompok untuk menemukan jawaban
dan problem solving adalah upaya
individu
menemukan
atau
kelompok
jawaban
untuk
berdasarkan
deduksi logis, menulis persamaan)
4. Menemukan jawaban (mengestimasi,
menggunakan
keterampilan
komputasi, aljabar, dan geometri)
5. Refleksi dan perluasan (mengoreksi
jawaban,
menemukan
alternatif
pemecahan lain, memperluas konsep
pengetahuan, pemahaman, keterampilan
dan
generalisasi,
yang telah dimiliki sebelumnya dalam
pemecahan,
rangka memenuhi tuntutan situasi yang
masalah-masalah
tak lumrah tersebut (Krulik & Rudnick,
orisinil).
mendiskusikan
memformulasikan
variatif
yang
1996). Jadi aktivitas problem solving
diawali dengan konfrontasi dan berakhir
apabila sebuah jawaban telah diperoleh
Sistem sosial yang berkembang
adalah minimnya peran guru sebagai
transmiter
pengetahuan,
demokratis,
118
Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem...
guru dan siswa memiliki status yang
dibutuhkan dalam aktivitas belajar siswa
sama
karena
yaitu
menghadapi
masalah,
dapat
mengefektifkan
interaksi dilandasi oleh kesepakatan.
pembelajaran, membangkitkan motivasi
Prinsip
belajar
reaksi
yang
dikembangkan
dan
dapat
perhatian
konselor, konsultan, sumber kritik yang
disampaikan. Dengan pengintegrasian
konstruktif, fasilitator, pemikir tingkat
media
tinggi.
ditampilkan
pembelajaran, pembelajaran akan lebih
utamanya dalam proses siswa melakukan
efisien, terencana secara sistematis dan
aktivitas pemecahan masalah.
terjadi lingkungan yang kondusif karena
Sarana
diperlukan
tersebut
pembelajaran
adalah
konfrontatif
berupa
yang
yang
materi
pada
pusat
adalah guru lebih berperan sebagai
Peran
siswa
menarik
pembelajaran
materi
dalam
yang
proses
perhatian siswa dapat terpusat ke materi.
Selain
itu,
penggunaan
media
proses
mampu
pembelajaran
dalam
membangkitkan proses berpikir dasar,
pembelajaran,
pembelajaran
kritis, kreatif, berpikir tingkat tinggi, dan
dengan efisien dan efektif. Seperti yang
strategi pemecahan masalah non rutin,
diungkapkan oleh Rayandra Asyhar
dan masalah-masalah non rutin yang
(2011:8) bahwa: ”Media pembelajaran
menantang
dapat dipahami sebagai segala sesuatu
siswa
untuk
melakukan
berjalan
upaya Reasoning dan Problem Solving.
yang
Sebagai dampak pembelajaran dalam
menyalurkan pesan dari suatu sumber
model
secara
ini
adalah
pemahaman,
dapat
menyampaikan
terencana,
sehingga
atau
terjadi
keterampilan berpikir kritis dan kreatif,
lingkungan
kemampuan
masalah,
dimana penerimanya dapat melakukan
kemampuan komunikasi, keterampilan
proses belajar secara efisien dan efektif”.
mengunakan
pemecahan
yang
kondusif
secara
Selain itu, media pembelajaran
dampak
menjadikan suasana pembelajaran lebih
pengiringnya adalah hakikat tentatif
kondusif. Hal ini disebabkan dengan
keilmuan, keterampilan proses keilmuan,
media pembelajaran perhatian siswa
otonomi dan kebebasan siswa, toleransi
dapat terfokus pada materi sehingga
terhadap ketidakpastian dan masalah-
akan terasa menarik bagi siswa. Hal ini
masalah non rutin.
didukung oleh pernyataan Iif
bermakna.
pengetahuan
belajar
Sedangkan
Khoiru
Disamping itu, penerapan media
Ahmadi (2010:36) bahwa: “Teknologi
pembelajaran yang tepat juga sangat
baru terutama multimedia mempunyai
121
Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127
peranan semakin penting dalam proses
kelas
pembelajaran. Banyak orang percaya
diberikan
bahwa multimedia akan dapat membawa
Reasoning
kepada situasi belajar dimana learning
ditunjang media power point sedangkan
with effort akan dapat digantikan dengan
kelas
learning with fun”.
model
Salah satu multimedia yang dapat
kontrol.
Kelas
eksperimen
model
and
kontrol
pembelajaran
problem
dengan
direct
solving
menggunakan
instruction.
melaksanakan
Setelah
pembelajaran
yang
digunakan adalah media visual power
menggunakan treatment yang berbeda,
point.
point
maka masing-masing akan diberikan tes
merupakan media pembelajaran yang
hasil belajar dengan instrumen soal yang
memanfaatkan
sama. Sebelum instrumen soal diberikan
Media
visual
power
presentasi
dalam
menyampaikan materi yang sifatnya
maka
teoritis.
reliabilitasnya.
Presentasi
menjadi
sangat
mudah, dinamis dan menarik serta siswa
akan mudah
untuk memahami materi
dilakukan
uji
validitas
dan
Adapun teknik analisis data yang
digunakan
dalam
penelitian
adalah
karena dapat merubah materi menjadi
menggunakan Uji-t. Akan tetapi sebelum
lebih konkret.
data
Berangkat dari alasan-alasan dan
hasil
menggunakan
belajar
uji-t
dianalisis
terlebih
dahulu
informasi yang telah dipaparkan dapat
dilakukan uji normalitas data dan uji
dikatakan bahwa secara teoritis melalui
homogenitas
model pembelajaran Reasoning and
dipastikan normal dan homogen, maka
Problem Solving dengan media visual
dilakukan uji statistik menggunakan Uji-
power point, pembelajaran akan lebih
t untuk mengetahui perbedaan rata-rata
menarik, siswa akan termotivasi, dan
hasil belajar dari kelas eksperimen
pada akhirnya berimbas pada hasil
maupun kelas kontrol.
data.
Setelah
data
belajar yang optimal.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan analisis dengan
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
umum yang bersifat komparatif yaitu
perbandingan.
Dalam
penelitian
ini
melakukan uji normalitas data pada
kelas eksperimen diperoleh
dan
peneleliti menggunakan dua kelas yang
ditemukan
dibagi menjadi kelas eksperimen dan
dituliskan
dengan taraf nyata 5%
=
atau dapat
.
Dari
118
Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem...
kriteria uji yang ada diputuskan terima
. Berdasarkan kriteria uji
Ho dan tolak H1, yang menunjukkan
jika
bahwa data pada kelas eksperimen
terima H1 yang berarti ada perbedaan
berdistribusi normal. Demikian pula
rata-rata hasil belajar matematika siswa
pada data kelas kontrol, dari perhitungan
antara
diperoleh
menggunakan model reasoning and
dan dengan taraf
nyata 5% ditemukan
maka tolak Ho dan
yang
pembelajarannya
problem solving ditunjang media power
=
sehingga
point dengan rata-rata hasil belajar
mengakibatkan terima Ho dan tolak H1,
matematika siswa yang pembelajarannya
yang menunjukkan bahwa data pada
menggunakan
kelas kontrol berdistribusi normal. Dari
langsung. Sedangkan dari analisis data
kedua
uji-t satu pihak diperoleh
sehingga
hasil
analisis
ini
dapat
model
pembelajaran
= 2,09
disimpulkan bahwa data berasal dari
dan dengan taraf nyata 5% ditemukan
sampel yang distribusi normal. Setelah
. Berdasarkan kriteria uji
diketahui
bahwa
data
distribusi
normal,
berasal
maka
dari
dilanjutkan
jika
maka tolak Ho dan
terima H1 yang berarti rata-rata hasil
dengan pengujian homogenitas. Dari
belajar
perhitungan didapat
dan
pembelajarannya menggunakan model
ditemukan
reasoning and problem solving ditunjang
dengan
taraf
nyata
5%
matematika
siswa
yang
sehingga
media power point lebih tinggi dari rata-
menyebabkan keputusan terima
rata hasil belajar matematika siswa yang
Ho dan tolak H1 yang menunjukkan
pembelajarannya menggunakan model
varian kedua sampel homogen.
pembelajaran langsung.
=
1,98
Dari hasil analisis data dapat
Berdasarkan kedua uji prasarat
yang
telah
dilakukan,
diperoleh
diambil suatu kesimpulan bahwa rata-
data
rata hasil belajar matematika siswa pada
homogen.
materi lingkaran yang menggunakan
Sehingga data telah memenuhi syarat
model reasoning and problem solving
untuk dilanjutkan dengan pengujian
ditunjang media power point lebih tinggi
hipotesis yang menggunakan uji-t. Dari
yaitu sebesar 63,18 dari pada rata-rata
analisis uji-t dua pihak
hasil
kesimpulan
bahwa
berdistribusi
normal
nyata
5%
didapatkan
yang
bahwa
seluruh
dan
telah
dengan taraf
dilakukan,
= 2,09 dan
yang
menggunakan
model
pembelajaran langsung yaitu sebesar
52,89.
123
Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127
Lebih baiknya nilai rata-rata hasil
sebagai
proses
dimana
pelajar
belajar matmetaika kelas eksperimen
menemukan kombinasi aturan yang telah
disebabkan karena menggunakan model
dipelajari lebih dahulu yang digunakan
Reasoning
solving.
untuk memecahkan masalah yang baru,
diketahui bahwa dalam
tidak sekedar menerapkan aturan-aturan
model reasoning and problem solving,
yang diketahui, tetapi menghasilkan
siswa dituntut untuk terampil dalam
pelajaran baru.
and
Sebagaimana
problem
memecahkan masalah yang dihadapinya,
dan
diakhiri
terampil
penguatan
mengkombinasikan dan menggunakan
keterampilan. Seperti yang dinyatakan
konsep yang dimiliki, siswa akan mudah
oleh Pepkin (2004: 1) bahwa : “model
untuk memahami konsep dan berimbas
Reasoning and problem solving adalah
pada
suatu model pembelajaran yang berpusat
Disamping itu juga, dengan model
pada ketrampilan pemecahan masalah,
reasoning and problem solving siswa
yang
penguatan
dituntut untuk terlibat aktif dalam proses
melatih
pembelajaran. Keterlibatan siswa secara
ketrampilan siswa dalam memecahkan
langsung dalam proses pembelajaran
masalah
menguatkan
mengakibatkan siswa lebih mudah untuk
ketrampilan mereka, akan menghasilkan
menguasai materi yang dipelajarinya.
pemahaman konsep yang matang bagi
Karena siswa memperoleh pengalaman
siswa dan berimbas pada hasil belajar
sendiri dari keaktifan mereka sehingga
yang optimal.
penerimaan konsep akan lebih matang,
diikuti
ketrampilan”.
dengan
Dengan
dengan
Dengan
kemudian
Pembelajaran yang menggunakan
reasoning
and
problem
solving
hasil
belajar
yang
otimal.
dan membuahkan hasil belajar siswa
yang optimal. Sebagaimana pernyataan
merupakan pembelajaran yang melatih
Joko
siswa
dalam
“Keterlibatan siswa secara langsung
gagasan-gagasan
dalam kegiatan belajar pembelajaran
untuk
mengkombinasikan
trampil
Susilo
(2009:
siswa
60)
bahwa
:
dengan menerapkan konsep yang telah
menyebabkan
memperoleh
dipelajari dalam memecahkan masalah
pengalaman sehingga dapat diharapkan
sehingga nantinya akan memperoleh
mewujudkan keaktifan siswa”.
pengalaman yang baru. Seperti pendapat
Tingginya rata-rata hasil belajar
Nasution (2007:170) yang menyatakan:
matematika siswa pada kelas eksperimen
Memecahkan masalah dapat dipandang
selain disebabkan karena menggunakan
118
Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem...
model reasoning and problem solving
nya pembelajaran. Dengan media power
juga disebabkan karena menggunakan
point waktu dalam penyampaian materi
media pembelajaran yaitu media power
ke siswa akan lebih terukur/efisien dan
point. Dengan menghadirkan media
lebih
pembelajaran dalam model reasoning
menggunakan
and problem solving siswa akan lebih
dinyatakan
memandang
(2011:8) bahwa : “Media pembelajaran
konkrit
masalah
yang
efektif
dibandingkan
media.
oleh
Rayandra
Asyhar
adalah
oleh Paul & Eggen (2012: 322) bahwa:
menyampaikan atau menyalurkan pesan
“Kesuksesan
berbasis
dari sumber secara terencana, sehingga
masalah tergantung pada kemampuan
terjadi lingkungan belajar yang kondusif
menghadapkan murid dengan masalah-
dimana penerimanya dapat melakukan
masalah realistis yang akan membantu
proses belajar secara efisien dan efektif”.
mereka mengembangkan keterampilan
Dengan media power point yang
pemecahan masalah dan kemampuan
merupakan salah satu contoh dari media
untuk mandiri. Satu tujuan penting kala
pembelajaran, pembelajaran akan lebih
menggunakan
adalah
terorganisir, efisien dan efektif sehingga
membawa dunia nyata ke ruang kelas
tercipta suasana belajar yang kondusif
untuk diselidiki dan dianalisa”.
dan
model
ini
materi
sesuatu
yang
dihadapinya. Seperti yang dinyatakan
pembelajaran
segala
Seperti
tanpa
yang
yang
diajarkan
dapat
dapat
Dengan media power point siswa
disampaikan secara tuntas. Media power
dapat melihat secara lebih konkrit
point juga dapat menarik perhatian siswa
masalah yang mereka hadapi. Hal ini
pada materi dengan fitur-fitur dan
menyebabkan lebih mudahnya siswa
aplikasi yang dimilikinya.
menyelidiki
menganalisa
Dengan media power point siswa
permasalahan. Dengan mempermudah
akan lebih tertarik pada materi dan
siswa
dan
termotivasi untuk memecahkan masalah-
menganalisa permasalahan, siswa akan
masalah yang mereka hadapi. Rayandra
lebih
Asyhar ( 2011:28) menyatakan bahwa :
dalam
mudah
dan
menyelidiki
dalam
menerima,
menemukan dan memahami konsep
“Melalui
yang dipelajarinya. Selain berfungsi
pembelajaran bisa lebih menarik dan
untuk
abstrak,
mengkonkritkan
media
power
suatu
materi
yang
menyenangkan
point
juga
misalnya
merupakan solusi untuk ketidak efisien-
siswa
media
(joyfull
yang
proses
learning),
memiliki
ketertarikan warna maka dapat diberikan
125
Jurnal e-DuMath Volume 2 No.1, Januari 2016 Hlm. 116-127
media dengan warna yang manarik”.
matematika siswa dari dua sampel
Dengan
tersebut sebesar10,29.
menggunakan
media
berteknologi seperti halnya komputer,
multimedia, internet dan lain-lain sangat
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis
membantu peserta didik dalam belajar
data dan uji hipotesis serta pembahasan
memperkaya pengetahuan.
Dengan media power point yang
memiliki
kelebihan
dapat
mengkonkritkan materi, lebih efisien
dalam waktu, lebih teratur /terorganisir
serta lebih menarik bagi siswa maka
secara langsung dapat membantu dan
memberikan kontribusi
yang positif
terhadap
pembelajaran
keberhasilan
yang menggunakan model reasoning
and
problem
meningkatkan
solving
hasil
dan
dapat
belajar
siswa.
Kesimpulan ini sesuai dengan pendapat
Rayandra
Asyhar
(2011:8)
yang
menyatakan bahwa “Penggunaan media
dalam
proses
signifikan
pembelajaran
mampu
secara
meningkatkan
yang telah dilakukan, penelitian dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan ratarata hasil belajar matematika siswa pada
materi lingkaran yang diperoleh dengan
menggunakan
model
pembelajaran
reasoning and problem solving yang
ditunjang media power point dengan
rata-rata hasil belajar matematika siswa
yang diperoleh dengan menggunakan
model lembelajaran langsung. Adapun
selisih
rata-rata
hasil
belajar
dari
keduanya adalah 10,29 dan rata-rata
hasil belajar matematika siswa pada
materi lingkaran yang diperoleh dengan
menggunakan
model
pembelajaran
reasoning and problem solving yang
ditunjang media Power Point lebih baik
pencapaian hasil belajar”.
Dari uraian diatas maka jelaslah
bahwa hasil belajar matematika siswa
yang menggunakan model reasoning
dari
pada
rata-rata
hasil
belajar
matematika siswa yang diperoleh dengan
menggunakan
model
pembelajaran
and problem solving ditunjang media
langsung. Hal ini ditunjukkan dengan
power point
akan berbeda dan lebih
rata-rata hasil belajar matematika siswa
bila dibandingkan dengan hasil
yang menggunakan model reasoning
baik
yang
and problem solving ditunjang media
pembelajarannya mengggunakan model
power point sebesar 63,18 dan rata-rata
pembelajaran
hasil belajar matematika siswa yang
belajar
matematika
langsung
siswa
pada
materi
lingkaran. Dari hasil penelitian diperoleh
menggunakan
bahwa selisih rata-rata hasil belajar
langsung sebesar 52,89.
model
pembelajaran
118
Amalia Zulvia Widyaningrum, Eksperimentasi Model Pembelajaran Reasoning and Problem...
5. DAFTAR PUSTAKA
Iif
Khoiri Ahmadi. 2010. Strategi
Pembelajaran Sekolah Berstandar
Internasional dan Nasional. Jakarta;
Pustaka Raya.
Joko Susilo. 2009. Sukses dengan Gaya
Belajar. Yogyakarta; Pinus.
Krulick & Rudrick. 1996. Model
Pembelajaran Problem Solving di
SMP. http://ebook UPI.com (diakses
tgl 22 November 2012)
Nasution S. 2007. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta; Bumi Aksara.
Paul and Eggen, Kauchak, D. 2012.
Strategie and Models for Teacher :
Teaching Content and Thinking
Skills.
(Satrio
Wahono.
Terjemahan). Boston; Boylston
Street. Buku asli diterbitkan tahun
1996.
Pepkin. K.L. 2004. Creative Problem
Solving in Math. http//www.
uh.edu/hti/cu/v02/04.htm
[10
November 2012].
Rayandra
Asyhar.
2011.
Mengembangkan
Pembelajaran.
Jakarta;
Persada.
Kreatif
Media
Gaung
Tim Penyusun. 2005. Undang-Undang
Sisdiknas
(Sistem
Pendidikan
Nasional) No. 20 Tahun 2003.
Jakarta; Sinar Grafika.
UUD ’45. 2007. Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia yang sudah
diamandemen dan penjelasannya.
Surabaya: Serbajaya.
127
Download