pencapaian prestasi belajar siswa melalui metode demonstrasi

advertisement
65
PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI METODE DEMONSTRASI
Yosephine Sumartini
(Guru SMP Negeri 3 Sumenep)
Abstrak
Dalam Proses belajar mengajar dimaksudkan mengarahkan perubahan diri siswa secara
terencana, baik perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Untuk mendukung
tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar diperlukan beberapa aspek pendukung yang
salah satunya adalah “metode”. Salah satu metode yang dapat mengantarkan pembelajaran ppada
tujuannya adalah metode demonstrasi. Sebab, metode demonstrasi meruppakan upaya peragaan
atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Metode ini sangat tepat
digunakan pada materi yang membutuhkan banyak praktek. Dalam tulisan ini akan dipaparkan
secara konseptual tentang proses pembelajaran melalui metode demostrasi sehingga siswa mampu
mencapai prestasi.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Pembelajaran, Metode Demonstrasi
Abstract
In Teaching and learning process is intended to guide students in a scheduled transformation
which include the transformations of knowledge, skill or attitude. To support the achievement of
the learning process, teachers need several supporting aspects, one of which is “method”. One of
the methods that can lead to achieve the goal of learning is demonstration method. The reason
underlying it is that demonstration method is an attempt to demonstrate or perform on how to
make or do something. This method is ideal to be used in the learning material that requires a lot
of practices. This paper will present the process of learning conceptually through demonstration
method so that students will be able to gain the achievement.
Key Words: Learning Achievement, Learning, Method of Demonstration
A. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu proses yang
dilakukan secara sadar pada setiap individu
atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak
tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya.
Sedangkan proses belajar mengajar adalah
suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses
siswa belajar dan guru mengajar dalam
konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif
antara guru dan siswa, sehingga terdapat
perubahan dalam diri siswa baik perubahan
pada tingkat pengetahuan, ketrampilan atau
sikap.
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah atau lembaga formal,
dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan
diri siswa secara terencana, baik perubahan
dalam pengetahuan ketrampilan atau sikap.
Akan tetapi dalam suatu proses belajar
mengajar tidak hanya sekedar proses interaktif
dua arah antara guru dan murid, tetapi masih
diperlukan aspek-aspek lain yang terlibat
dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek yang
turut serta dalam proses belajar mengajar
adalah tujuan yang ingin dicapai, metode,
bahan situasi dan evaluasi. Kesemuanya itu
merupakan serangkaian aspek yang diperlukan
dalam proses belajar mengajar.
Salah satu aspek yang perlu mendapatkan
perhatian dalam proses belajar mengajar
adalah metode yang akan digunakan. Metode
mengajar merupakan suatu hal yang penting
yang dapat menentukan tercapai atau tidaknya
suatu tujuan pendidikan secara maksimal.
Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
66
PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR
Metode mengajar adalah cara yang digunakan
oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
peranan metode mengajar adalah sebagai alat
untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan kegiatan mengajar guru (Sudjana,
1998) . Dengan kata lain terciptalah interaksi
edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan
sebagai pembimbing, sedangkan siswa
berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan
dengan baik kalau siswa banyak aktif dibanding guru.
Oleh karena itu, metode mengajar yang
baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar siswa. Karena diantara
penyebab kegagalan pendidikan adalah kurang
tepatnya dalam menggunakan metode. Sebab,
metode adalah alat yang sangat penting dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Ketidaktepatan
dalam melaksanakan metode mengajar sering
menimbulkan kebosanan, kurang menarik dan
kurang bisa dipahami, yang akhirnya menyebabkan siswa menjadi korban dari sebuah
proses pembelajaran. Karena pembelajaran
tidak hanya diarahkan pada pemberian ilmu
agama dan moral serta patriotisme, tetapi juga
agar siswa dapat mengamalkan dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kata lain, tujuan pembelajaran
disamping memperoleh hasil yang baik dan
maksimal pada ranah kognitif maupun afektif
yang juga tak kalah pentingnya adalah ranah
psikomotorik, agar materi yang disampaikan
tidak hanya sekedar menjadi sebuah pemahaman saja oleh siswa, akan tetapi yang
lebih penting adalah bisa mengaplikasikan dan
mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu pemberian contohcontoh pembelajaran sangat diperlukan.
B. Sekilas Tentang Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu
kata prestasi dan belajar. Istilah prestasi
Jurnal Pelopor Pendidikan
berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi
prestasi yang bermakna hasil usaha (Arifin,
1998:2). Sebagaimana juga ditegaskan dalam
Depdiknas (2007:895), bahwa prestasi adalah
hasil yang telah dicapai dari yang telah
dikerjakan atau dilakukan. Beberapa ahli juga
banyak menjelaskan istilah atau kata prestasi
secara terperinci, di antaranya;
Poerwodarminto (1987: 1524 ) menjelaskan
bahwa istilah prestasi menunjuk pada hasil
yang dicapai dengan usaha. Dengan demikian,
sesuatu yang dicapai tidak dengan usaha
bukanlah suatu prestasi.
Adi Negoro dalam bukunya Insiklopedi
Umum Bahasa Indonesia (1985:298) menyatakan bahwa prestasi adalah suatu segala
pekerjaan yang berhasil. Istilah prestasi
menunjuk pada kecakapan dari manusia yang
telah dicapai.
Sedangkan istilah belajar dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1995:14) dijelaskan
bahwa, belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Ahmad Badawi
(1990:85) dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” menjelaskan, bahwa belajar adalah
suatu perubahan tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah
laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku
yang lebih buruk. Selain itu, belajar juga dapat
diartikan sebagai perubahan yang terjadi
karena latihan atau pengalaman.
Gagne (dalam Dinn Wahyudin, 2007:331)
menjelaskan bahwa belajar adalah seperangkat
yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan
menjadi beberapa tahappengolahan informasi
yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas
yang baru. Oleh sebab itu proses belajar selalu
bertahap mulai belajar melalui tanda (signal),
kemudian melalui rangsangan-reaksi (stiulus
respons), belajar berangkai (chining), belajar
secara verbal, belajar prinsip dan belajar
untukmemecahkan masalah. Hasilnya berupa
kapabilitas, baik berupa sikap, ataupun pengetahuan tertentu.
Berdasarkan dari penjelasan para ahli
tersebut dapat dikatakan bahwa, prestasi
Yosephine Sumartini
belajar adalah hasil yang telah dicapai dari
kecakapan seseorang baik berupa jasmaniah
maupun rohaniah kearah perubahan tingkah
laku baik berupa pengetahuan (kognitif), nilai
dan sikap afektif) maupun ketrampilan (psikomotor) ke arah yang lebih baik.
3) Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan
masalah.
4) Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji
kebenaran sesuatu.
5) Metode mengajar harus memungkinC. Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi
kan siswa untuk melakukan penemuan
dalam Pembelajaran
(inkuiri) terhadap suatu topik perDemonstrasi adalah suatu cara mengajar
masalahan.
atau teknik mengajar dengan mengkombinasi6) Metode mengajar harus memungkin
kan lisan dengan suatu perbuatan serta dikan siswa mampu menyimak.
pergunakan suatu alat, sehingga akan lebih
7) Metode mengajar harus memungkinmenambah penjelasan lisan, lebih menarik
kan siswa untuk belajar secara mandiri.
perhatian anak dan sebagainya (Pasarimbu,
8) Metode mengajar harus memungkin1986). Hal ini senada dengan Nana Sudjana
kan siswa untuk belajar secara
(1998) yang menyebutkan, bahwa demonstrasi
bersama-sama.
lebih diartikan sebagai suatu metode mengajar
9) Metode mengajar harus memungkinyang memperlihatkan bagaimana proses
kan siswa untuk lebih termotivasi
terjadinya sesuatu.
dalam belajarnya.
Dari kedua pendapat tersebut dapat
Metode demonstrasi adalah metode yang
disimpulkan bahwa metode demonstrasi paling efektif untuk membantu siswa agar
dalam hubungannya dengan penyajian mengetahui tentang bagaimana cara, proses
informasi dapat diartikan sebagai upaya kerja sesuatu dan lain sebagainya. Hal ini
peragaan atau pertunjukan tentang cara sebagaimana yang dikatakan oleh Suprihadi
melakukan atau mengerjakan sesuatu. Atau Saputra (1993), yang mengatakan bahwa
dengan kata lain metode demonstrasi adalah metode demonstrasi merupakan metode
metode mengajar dengan cara memperagakan mengajar yang sangat efektif untuk menolong
barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan siswa mencari jawaban atas pertanyaan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun seperti: bagaimana cara mengaturnya?,
menggunakan media yang relevan dengan bagaimana cara proses bekerjanya?, dan
pokok bahasan atau dengan materi yang bagaimana proses mengerjakannya?.
sedang disajikan.
Dengan demonstrasi berarti penyampaian
Sebelum meyakini metode demostrasi sesuatu dan komunikasi atau interaksi guru
sebagai metode yang paling efektif dalam dan murid dapat terbangun dengan baik serta
pembelajaran, hendaknya mengetahui tentang mudah dimengerti. Untuk itu, demonstrasi
prinsip pemilihan metode. Menurut Sri Anitah sebagai metode tersebut diperlukan prinsipW (2008:55), beberapa prinsip yang perlu prinsip sebagai berikut:
dipehatikan dalam pemililihan metode sebagai
a. Menciptakan hubungan yang baik dan
berikut:
menarik perhatian murid
1) Metode mengajar harus memungkinb. Usahakan lebih jelas bagi orang yang
kan dapat membangkitkan rasa ingin
sebelumnya tidak memahaminya
tahu siswa lebih jauh terhadap materi
c. pikirkan pokok-pokok inti dari demonspelajaran.
trasi itu agar murid benar-benar me2) Metode mengajar harus memungkinmahaminya (Pasarimbu, 1986).
kan dapat memberikan peluang berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
67
68
PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR
Senada dengan hal di atas, Suprihadi
Saputra (1993) memberikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Mengusahakan agar siswa memahami
apa yang didemonstrasikan
b. Menetapkan garis-garis besar langkahlangkah yang akan dilakukan
c. Menyiapkan alat yang sesuai dan
dapat diamati dengan jelas oleh anak
didik.
Dari uraian di atas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa prinsip-prinsip penerapan
metode demonstrasi dalam suatu proses
pembelajaran adalah memuat analisis materi
pendidikan yang dalam skala lebih luas adalah
melakukan analisis terhadap kurikulum yang
ada secara operasional.
D. Langkah-Langkah Melaksanakan Metode
Demonstrasi
Dalam melaksanakan demonstrasi tidak
serta merta dilakukan, karena ketika demonstrasi dilakukan denagn serta merta maka tidak
akan bisa mencapai hasil yang maksimal. Untuk
itu, diperlukan langkah-langkah pelaksanaannya dengan harapan demonstrasi yang akan
dilakukan bisa mencapai hasil yang optimal
dan maksimal sesuai dengan tujuan dari
demonstrasi tersebut. Suprihadi Saputra (1993)
menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan
metode demonstrasi sebagai berikut:
a. Perencanaan
Adapun hal-hal yang harus dilakukan
dalam merencanakan untuk melaksanakan
metode demonstrasi adalah:
1) Merumuskan tujuan yang jelas,
baik dari sudut kecakapan atau
kegiatan yang diharapkan dapat
tercapai setelah metode demonstrasi berakhir, yaitu:
a) Mempertimbangkan apakah
metode itu wajar dipergunakan
dan merupakan metode yang
paling efektif untuk mencapai
tujuan yang direncanakan
b) Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa
Jurnal Pelopor Pendidikan
2)
3)
4)
5)
diperoleh dengan mudah dan
apakah alat-alat itu sudah
dicoba terlebih dahulu agar
sewaktu melakukan demonstrasi tidak terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan.
c) Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk mengadakan
demonstrasi dengan baik.
Menerapkan garis-garis besar
langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilaksanakan. Dan sebaiknya,
sebelum melaksanakan demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak
akan terjadi disaat demonstrasi
berlangsung.
Memperhitungkan waktu yang
dibutuhkan, apakah tersedia cukup
waktu untuk memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan beberapa hal dan komentar
selama dan sesudah demonstrasi.
Menyiapkan beberapa pertanyaan
kepada siswa untuk merangsang
observasi.
Selama demonstrasi berlangsung,
seorang guru hendaknya intropeksi
diri apakah keterangannya dapat
didengar dengan jelas oleh siswa,
apakah semua media yang dipergunakan telah ditempatkan
pada posisi yang baik, sehingga
setiap siswa dapat melihatnya
dengan jelas. Siswa disarankan
untuk membuat catatan yang
dianggap perlu.
Menetapkan rencana penilaian
terhadap kemampuan anak didik.
b. Pelaksanaan
Adapun hal-hal yang perlu dan harus
dilakukan dalam melaksanakan metode
demonstrasi adalah:
1) Memeriksa hal-hal tersebut diatas
untuk kesekian kalinya.
Yosephine Sumartini
2) Memulai demonstrasi dengan
menarik perhatian siswa.
3) Mengingat pokok-pokok materi yang
akan didemonstrasikan agar
demonstrasi mencapai sasaran.
4) memperhatikan keadaan siswa,
apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
5) memberikan kesempatan kepada
siswa untuk aktif memikirkan lebih
lanjut tentang apa yang dilihat dan
didengarkannya dalam bentuk
mengajukan pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain,
dan mencoba melakukan sendiri
tanpa bantuan guru.
6) menghindari ketegangan, oleh
karena itu hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis.
c. Evaluasi
Evaluasi dilakukan sebagai tindak lanjut
setelah diadakannya demonstrasi seiring
dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa
pemberian tugas seperti membuat laporan,
menjawab pertanyaan, mengadakan
latihan lebih lanjut, apakah di sekolah atau
di rumah. Selain itu Guru dan siswa
melakukan evaluasi terhadap demonstrasi
yang telah dilakukan, apakah berjalan
secara efektif sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, ataukah ada kelemahankelemahan tertentu beserta factor
penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan
pada semua aspek yang terlibat dalam
demonstrasi tersebut, baik yang
menyangkut perencanaan, pelaksanaan
maupun tindak lanjutnya.
E. Kelebihan dan Kelemahan Metode
demonstrasi
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh
menusia tidak akan terlepas dari kelebihan dan
kelemahan. Demikian juga dengan metode
demonstrasi. Suprihadi Saputra (1993)
menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode
demonstrasi sebagai berikut:
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1) Dapat merangsang siswa untuk
lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
2) Dapat membantu siswa untuk
mengingat lebih lama tentang
materi pelajaran yang disampaikan.
3) Dapat memfokuskan pengertian
siswa terhadap materi pelajaran
dalam waktu yang relative singkat.
4) Dapat memusatkan perhatian
siswa.
5) Dapat menambah pengalaman
siswa.
6) Dapat mengurangi kesalah
pahaman, karena pembelajaran
menjadi lebih jelas dan konkrit.
7) Dapat menjawab semua masalah
yang timbul dari tiap siswa, karena
mereka ikut berperan langsung.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
1) Memerlukan waktu yang cukup
banyak. Namun hal ini dapat
ditanggulangi dengan menyediakan
waktu yang khusus yang cukup
memadai untuk melaksanakan
metode demonstrasi.
2) Apabila terjadi kekurangan media,
manusia, metode demonstrasi
kurang efektif. Oleh karena itu,
perlu melengkapi semua alat yang
diperlukan dalam menggunakan
metode ini.
3) Memerlukan biaya yang cukup
mahal, terutama untuk pembelian
alat-alat. Oleh karena itu, pihak
sekolah perlu merencanakan
pembelian alat-alat tersebut.
4) Memerlukan tenaga yang tidak
sedikit. Oleh karena itu, guru dan
siswa perlu persiapan fisik,
disamping penguasaan materi.
5) Bila siswa tidak aktif, maka metode
demonstrasi menjadi tidak efektif.
Oleh karena itu, setiap siswa harus
diikut sertakan dan melarang
mereka berbuat kegaduhan.
Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
69
70
PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR
Dengan memperhatikan teori tersebut
dapat disimpulkan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi adalah
termasuk belajar konsep dimana siswa
dihadapkan pada suatu fakta dan data kemudian untuk membuktikan kebenaran data
tersebut perlu diadakan demonstrasi sehingga
menjadi konsep yang tepat.
F. Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran
Metode adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk mencapai maksud
dalam ilmu pengetahuan dsb; cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan (KBBI, 1995:652 ). Sedangkan
menurut Joni (dalam Sri Anitah W (2008 : 124)
bahwa, metode adalah berbagai cara kerja
yang bersifat relatif umum dan sesuai untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dalam suatu proses pembelajaran, metode
mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam upaya pencapaian tujuan, termasuk di
dalamnya adalah prestasi belajar siswa.
Karena itu, ia menjadi sarana yang membermaknakan materi pelajaran yang tersusun
dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa
sehingga dapat dipahami atau diserap oleh
anak didik menjadi pengertian yang fungsional
terhadap tingkah laku dan prestasi belajarnya.
Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak
akan dapat memproses secara efisien dan
efektif dalam kegiatan belajar mengajar
menuju tujuan pendidikan, termasuk terhadap
prestasi belajar siswa.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibn
Maskawaih (dalam Nata, 2000) bahwa dengan
menggunakan metode, maka tujuan pendidikan yang ditetapkan akan tercapai yaitu
perubahan-perubahan kepada keadaan yang
lebih baik dari sebelumnya. Senada dengan hal
tersebut, Ibn Sina (dalam Nata, 2000) mengatakan bahwa penyampaian materi pelajaran
harus menggunakan metode yang sesuai,
sehingga antara metode dan materi tidak
kehilangan relevansinya yang nantinya akan
Jurnal Pelopor Pendidikan
megakibatkan kegagalan pada prestasi belajar
siswa.
Dengan demikian dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa antara metode dengan
prestasi belajar sangat erat, karena proses
pendidikan tanpa menggunakan metode yang
tepat maka tidak akan bisa mencapai hasil
yang maksimal yang kemudian akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
G. Pencapaian Prestasi Belajar Siswa
Melalui Metode demonstrasi
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menarik, efektif, kreatif dan
inovatif dengan pendekatan, strategi dan
metode pembelajaran yang sebagian besar
prosesnya menitikberatkan pada aktifnya
keterlibatan siswa (student centered). Pembelajaran konvensional yang terpusat pada
dominasi guru (teacher centered), sehingga
siswa menjadi pasif, sudah dianggap tidak
efektif dalam menjadikan pembelajaran yang
bermakna, karena tidak memberikan peluang
kepada siswa untuk berkembang secara
mandiri. Sering kali seorang guru dalam
melaksanakan pembelajaran kurang memperhatikan pendekatan, strategi dan metode
apa yang sesuai yang harus disajikan dalam
satu materi atau pokok bahasan (Ali, 2010).
Menurut Trianto (2009: 5) masalah utama
yang terjadi pada dunia pendidikan formal
(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya
daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari
rata-rata hasil belajar peserta didik yang
senantiasa masih sangat memprihatinkan.
Prestasi ini tentunya merupakan hasil dari
kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah
dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti
yang lebih substansial, bahwa proses
pembelajaran hingga dewasa ini masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan
dalam proses berpikirnya.
Yosephine Sumartini
Pembelajaran akan berlangsung efektif
dan efisien apabila didukung dengan peran
guru dalam mengatur strategi pembelajaran.
Dalam menyajikan metode pembelajaran,
seorang guru tidak boleh terpaku hanya pada
satu jenis teknik saja. Paradigma lama yang
menganggap guru sebagai satu-satunya
sumber dan pusat informasi, serta siswa
hanyalah ibarat gelas kosong yang dapat diisi
apa saja sesuai dengan kemauan guru atau
diibaratkan kertas putih yang dapat ditulis apa
saja menurut kehendak guru, mungkin perlu
ditinjau kembali. Ketika siswa masuk ke dalam
kelas, guru harus sadar bahwa dalam diri
siswa itu sudah tertanam dan terbangun
informasi, pengetahuan dan pengalaman
yang mereka peroleh di luar kelas dari interaksi
dengan lingkungannya. Dengan begitu, guru
juga menyadari bahwa ia bukanlah satusatunya pusat informasi, melainkan terdapat
banyak media, cara dan sumber yang dapat
dijadikan siswa untuk memperoleh informasi.
Sedangkan istilah demonstrasi dalam
pengajaran sebagaimana uraian sebelumnya,
dipakai untuk menggambarkan suatu cara
mengajar yang pada umumnya penjelasan
verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda.
Sehingga dengan demikian bisa memberikan
pemahaman yang luas terhadap siswa yang
nantinya bisa mempengaruhi terhadap
prestasi belajar siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut,
Moeslichatoen (1998) mengungkapkan bahwa
metode demonstrasi dapat membantu
meningkatkan daya pikir anak, meningkatkan
kemampuan mengenal, mengingat, berpikir
konvergen dan berpikir evaluatif. Dari uraian
ini dapat diketahui bahwa pelaksanaan
metode demonstrasi dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Karena dengan metode
demonstrasi pemahaman siswa menjadi lebih
luas dibandingkan dengan hanya menggunakan metode ceramah atau yang lainnya.
Setelah melaksanakan pembelajaran
dengan metode demonstrasi, maka tahap
berikutnya adalah bagaimana guru mem-
berikan nilai kegiatan demonstrasi dalam
dramatisasi yang merupakan perwujudan
rancangan penilaian yang sudah ditetapkan.
Penilaian yang dilakukan guru merupakan
bagian yang tak terpisahkan dengan kegiatan
pemberian pengalaman belajar dengan metode
demonstrasi.
Menurut Moeslichatoen (1998) ada dua
penilaian prestasi yang diberikan kepada anak
didik yaitu: penilaian atau prestasi yang
bersifat akademik dan penilaian atau prestasi
yang bersifat non akademik. Pertama, penilaian
metode demonstrasi disertai dengan penjelasan atau yang biasa disebut dengan penilaian akademik, yaitu penilaian atau prestasi
yang didasarkan pada nilai atau raport. Kedua,
penilaian metode demonstrasi dalam bentuk
dramatisasi atau yang biasa disebut dengan
penilaian atau prestasi non akademik, yaitu
penilaian atau prestasi yang didasarkan pada
tingkah laku atau perilaku anak didik.
Daradjat (1995: 296) menegaskan bahwa
metode demonstrasi itu sendiri adalah metode
yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada anak didik. Jadi, metode
demonstrasi, guru dan murid memperlihatkan
kepada seluruh anggota kelas tentang suatu
proses. Penggunaan metode demonstrasi
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif
bagi siswa dan mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dengan demikian, prestasi
belajar siswa sangat dapat dicapai dengan
metode demonstrasi dalam proses pembelajarannya terutama materi-materi atau mata
pelajaran yang memerlukan banyak praktik.[]
Daftar Pustaka:
Djamarah, Syaiful Bakri. 1994. Prestasi Belajar
dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha
Nasional.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi aksara.
Moeslichatoen. 1998. Metode Pengajaran di
Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka
Cipta.
Volume 7, Nomor 1, Desember 2014
71
72
PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR
Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Belajar
Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Nata, Abudin. 2000. Pemikiran Para Tokoh
Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali
Pers.
Pasaribu, LL., dan Simandjuntak. 1986.
Didaktik dan Metodik, Bandung:
Tarsito, 1986.
Roestiyah. 1982. Didaktik-Metodik, Jakarta:
Bina Aksara.
Saputra, Suprihadi. 1993. Dasar-Dasar
Metodologi Pengajaran Umum,
Malang: IKIP Malang.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosda Karya.
W, Sri Anitah. 2008. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Wahyudin, Din. 2007. Pengantar Pendidikan.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Jurnal Pelopor Pendidikan
Download