Perbandingan Sintaksis dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Tinggi

advertisement
Perbandingan Sintaksis dalam Karangan Narasi
Siswa Kelas Tinggi SD Negeri Gotakan,
Kulon Progo, D. I. Yogyakarta
Oleh:
M. Agustina Sri Wahyuni
FBS Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur kalimat yang digunakan,
(2) jenis kalimat yang digunakan, (3) sistem transitivitas yang terdapat pada karangan narasi siswa
SD kelas tinggi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian
yaitu karangan narasi siswa SD kelas tinggi dan objek penelitian yaitu perbandngan sintaksis yang
terdapat dalam karangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode simak dan catat. Instrumen dalam penelitian ini adalah human instrument.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ragam struktur kalimat yang paling banyak
ditemukan pada karangan siswa kelas 4, dan struktur kalimat yang paling sering digunakan siswa
kelas tingggi yaitu SPK (2) jenis kalimat yang paling banyak ditemukan pada karangan siswa
kelas tinggi yaitu klausa berita dan frekuensi temuan jenis klausa lainnya tidak jauh berbeda pada
tiap kelas, (3) pada sistem transitivitas, proses yang paling banyak ditemukan pada karangan siswa
kelas tinggi adalah material, sedangkan proses yang paling sedikit ditemukan adalah tingkah laku.
Perbandingan bahasa tulis pada karangan siswa kelas tinggi tidak memiliki banyak perbedaan,
karena siswa telah mendapat pelajaran menyusun kalimat hingga membuat paragraf pendek saat
masih di kelas rendah.
Kata kunci: siswa kelas tinggi, perkembangan sintaksis, karangan narasi.
1
Comparison of Syntax in Narrative Essay
of High Grade Students of Elementary School of Gotakan,
Kulon Progo, D. I. Yogyakarta
By:
M. Agustina Sri Wahyuni
FBS Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
ABSTRACT
This study was aimed to describe (1) the sentence structure used, (2) types of sentences
used, (3) transitivity system contained in a narrative essay of high grade students of primary
school.
This research is a qualitative descriptive study, with the subject of research is the
narrative essay of high grade students of elementary school and the object of research is the
syntax comparison contained in the essay. Data collection techniques used in this research is the
method of observing and recording. The instrument in this study is a human instrument.
The results showed that: (1) variety of sentence structures most commonly found in the
essay Grade 4, and sentence structure are most commonly used by high grade students that is
Subect-Verb-Object (2) sentence types most commonly found in the essay of high grade students
that clause news and the frequency of finding other types of clauses are not much different in each
class, (3) the transitivity system, which processes most commonly found in high grade students
essay is material, while the least is the behavior found. The comparison of written language of
high grade students’ essays does not have much of a difference, because the students have learned
to make sentences to make a short paragraph in the classroom while they were in lower grade.
Keywords: high gradeclass students, the development of syntax, narrative essay.
2
Siswa mendapat mata pelajaran bahasa
PENDAHULUAN
Bahasa sebagai alat komunikasi
Indonesia sejak masih duduk di bangku
manusia diperoleh sejak kecil. Sejak
sekolah
dini bayi telah berinteraksi di dalam
lingkungan
Chomsky
sosialnya.
(dalam
sudah
perangkat
dilengkapi
yang
memperoleh
untuk mengembangkan keterampilan
siswa dalam berbahasa.
dengan
Mengarang merupakan salah
memungkinkannya
bahasa
yang
satu
disebut
LAD).
Bahasa
menguasai
bahasa
kepada
(B2).
B2
biasa
disebut
bidang sintaksis, dari yang hanya
beberapa kata saja hingga menjadi
sadar,
kalimat. Perkembangan sintaksis siswa
kelas tinggi dapat dilihat dari tata
diajarkan di sekolah.
tulisnya
Di sekolah siswa dituntut untuk
dalam
sebuah
karangan.
Penguasaan sintaksis siswa kelas 4
menggunakan bahasa Indonesia yang
kedua.
mengarang
anak akan terus berkembang, seperti di
contohnya pembelajaran bahasa yang
bahasa
dipahami
Kemampuan berbahasa seorang
dikuasai hanya dengan belajar, baik
merupakan
untuk
dengan karangan.
formal maupun informal yang dapat
maupun
pembaca
kegiatan
dapat diperoleh melalui pendidikan
sengaja
dan
oleh pengarang, sedangkan hasil dari
Perbedaan ini terletak dari proses
secara
gagasan
dengan tepat seperti yang dimaksudkan
dengan pemerolehan bahasa pertama.
Pembelajaran
Mengarang
menyampaikannya melalui bahasa tulis
Pemerolehan bahasa kedua berbeda
pemerolehannya.
menulis.
mengungkapkan
bahasa
kedua
mengembangkan
rangkaian kegiatan seseorang dalam
pertama, anak dituntut untuk mampu
mempelajari
untuk
dapat dipahami sebagai keseluruhan
yang
diperoleh yaitu bahasa pertama (B1).
Setelah
cara
keterampilan
sebagai Language Acquisition Device
(disingkat
sekolah
bahasa Indonesia di sekolah adalah
dan
Nababan, 1992:77), setiap anak sejak
lahir
hingga
menengah atas. Tujuan pembelajaran
Menurut
Subyakto
dasar
sampai kelas 6 berbeda-beda. Semakin
Bahasa
tinggi jenjang pendidikan yang telah
Indonesia yang digunakan haruslah
dicapai
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3
seorang
siswa,
semakin
banyaklah
pengetahuan
yang
narasi siswa kelas tinggi sekolah dasar.
didapatkan, serta semakin komplekslah
Metodologi
kalimat yang dapat dibuat seorang
prosedur penelitian yang menghasilkan
siswa.
data dalam bentuk kata-kata. Hasil
Hal
penulis
inilah
tertarik
perbandingan
kualitatif
yang
membuat
penelitian
untuk
mengkaji
menggambarkan
sintaksis,
seperti
merupakan
dipaparkan
dengan
fenomena
bahasa
yang terjadi pada subjek penelitian
membandingkan struktur kalimat, jenis
dengan kata-kata.
kalimat, serta sistem transitivitas yang
Subjek dan Objek Penelitian
terdapat pada karangan siswa sekolah
Subjek dalam penelitian ini
dasar kelas tinggi dengan merujuk pada
adalah karangan narasi yang ditulis
teori Systemic Functional Linguistic
oleh siswa kelas tinggi SD Gotakan,
(SFL). Dalam penelitian ini, siswa SD
tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 16
kelas tinggi dianggap telah mampu
karangan dari kelas 4, 15 karangan dari
mengungkapkan pengalamannya dalam
kelas 5, dan 9 karangan dari kelas 6.
bentuk bahasa tulis, sehingga teori SFL
Objek penelitian ini adalah
digunakan dalam penelitian ini karena
perbandingan sintaksis yang mencakup
pada dasarnya teori ini memiliki fungsi
struktur kalimat, jenis kalimat, dan
ideasional, di mana fungsi ini berkaitan
sistem transitivitas yang terdapat di
dengan
pengalaman
dalam karangan narasi siswa kelas
penutur. Penulis memilih karangan
tinggi sekolah dasar. Objek penelitian
narasi sebagai subjek penelitian karena
disesuaikan dengan rumusan masalah
narasi sudah dikuasai siswa sekolah
dalam penelitian.
pengungkapan
dasar.
Metode dan Teknik Pengumpulan
Data
METODE PENELITIAN
Data penelitian dikumpulkan
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
deskriptif
menggambarkan
kualitatif,
secara
ini
dengan
adalah
memberikan
penugasan
mengarang kepada siswa di sekolah.
yakni
Penugasan mengarang ini disempitkan
menyeluruh
pada genre karangan narasi tentang
perkembangan bahasa pada karangan
4
pengalaman pribadi atau cerpen dengan
stuktur kalimat yang digunakan dalam
tema “Berlibur” dan “Persahabatan”.
karangan, jenis kalimat yang sering
Melalui penugasan ini akan dihasilkan
digunakan siswa dalam karangan, serta
bentuk bahasa yang selanjutnya akan
sistem transitivitas yang terdapat di
menjadi data penelitian.
dalam karangan narasi siswa kelas
Metode yang digunakan dalam
tinggi sekolah dasar.
penyediaan data pada penelitian ini
Metode dan Teknik Analisis Data
adalah metode simak dan catat. Metode
Metode analisis yang digunakan
simak adalah membaca dan mengamati
dalam penelitian ini adalah metode
subjek penelitian secara cermat. Data
agih. Alat penentu metode agih berupa
yang telah terkumpul dibaca secara
bagian atau unsur dari bahasa objek
cermat
sasaran
dan
teliti.
Metode
catat
penelitian
itu
sendiri,
berfungsi untuk menjaring data serta
sedangkan teknik analisis data yang
mendokumentasikan/merekam
dipakai adalah teknik ganti, yaitu
Pendokumentasian
data
data.
dilakukan
penggantian unsur satuan lingual data.
dengan memindahkan data ke kartu
Teknik lain yang digunakan
data. Pemindahan ini dimaksud untuk
peneliti
mempermudah
pendeskripsian. Teknik ini digunakan
analisis
serta
kategorisasi,
untuk
Instrumen Penelitian
penelitian yang berupa kalimat yang
memerlukan
sebagai
deskriptif.
kunci
dalam
merupakan data kualitatif, sehingga
adalah human instrument, yaitu peneliti
instrumen
data-data
dan
mempermudah dalam pencarian data.
Instrument dalam penelitian ini
mengingat
tabulasi
dengan
penjelasan
secara
bantuan instrumen pendukung yang
berupa karangan siswa dan tabel data.
Peneliti
berperan
aktif
Teknik Keabsahan Data
dalam
Dalam penelitian ini, peneliti
pengumpulan data, analisis data, dan
melakukan
pembuatan laporan penelitian. Penulis
intrarater. Intrarater dilakukan untuk
juga menggunakan beberapa kriteria
mendapatkan keabsahan data dengan
untuk memudahkan dalam penelitian
cara mencermati berulang-ulang hasil
analisis data. Kriteria tersebut berupa;
karangan siswa untuk menemukan data
5
uji
keabsahan
dengan
sebanyak-bayaknya dan aspek yang
terdiri dari 24 struktur kalimat lengkap
relevan
yang
dan 10 struktur kalimat tidak lengkap.
diteliti sehingga mendapatkan data
Struktur kalimat lengkap terdiri dari
yang benar-benar akurat.
struktur SP, SPO, SPPel, SPK, KSP,
dalam
HASIL
permasalahan
PENELITIAN
KSPK, SPKK, KSPKK, KSKPKK,
DAN
SKP,
PEMBAHASAN
Perbandingan
Struktur
SPOPel,
SPPelK,
KSPPel,
KSPPelK, KSPPelKK, SPOK, KSPO,
Kalimat
KSPOK,
pada Karangan Siswa Kelas Tinggi
SPOKK,
KSPOPel,
Berdasarkan data yang telah
KSPOPelK, PS, PSK, KPS. Struktur
diteliti pada karangan siswa kelas 4,
kalimat tidak lengkap terdiri dari P,
terdapat 36 struktur kalimat yang
POK, KPO, PPel, PPelK, KPPelK,
terdiri dari 25 struktur kalimat lengkap
KPKPel, PK, KP, KPK. Struktur
dan 11 struktur kalimat tidak lengkap.
kalimat yang sering digunakan adalah
Struktur kalimat lengkap terdiri dari
SPK sebanyak 106 kalimat (15,80%),
struktur SP, SPO, SPPel, SPK, KSP,
KSPK sebanyak 81 kalimat (12,07%),
KSPK,
SPOPel,
SPO dan KSP masing-masing sebanyak
SPPelK, KSPPel, KSPPelK, SPOK,
72 kalimat (10,73%), SP sebanyak 69
KSPO,
kalimat (10,28%).
SPKK,
KSPOK,
KSPKK,
SPOKK,
SKPO,
KSPOPel, KSPOPelK, PS, PSK, KPS,
Pada karangan siswa kelas 6,
PSKK, KPSK. Struktur kalimat tidak
terdapat 26 struktur kalimat yang
lengkap terdiri dari S, P, PO, PPel, PK,
terdiri dari 21 struktur kalimat lengkap
KP, KPK, KPKK, KPPel, POK, KPO.
dan 5 struktur kalimat tidak lengkap.
Struktur kalimat yang sering digunakan
Struktur kalimat lengkap terdiri dari
oleh siswa kelas 4 dalam karangan
struktur SP, SPO, SPPel, SPK, KSP,
narasi adalah sebagai berikut, SPK
KSPK,
sebanyak 70 kalimat (15,15%), SP
KSPPel, KSPPelK, SPOK, KSPO,
sebanyak 61 kalimat (13,20%), SPO
KSPOK, SPOKK, SKPO, KSPOPel,
sebanyak 50 kalimat (10,82%), KSPK
PS, PSK, KPS. Struktur kalimat tidak
sebanyak 43 kalimat (9,31%).
lengkap terdiri dari PK, KP, POK,
SPKK,
SKPK,
SPPelK,
Pada karangan siswa kelas 5,
KPO, KS. Struktur kalimat yang sering
terdapat 34 struktur kalimat yang
digunakan pada karangan siswa kelas 6
6
adalah SPK dengan jumlah 62 kalimat
kalimat positif sebanyak 454 kalimat
(19,31%), KSPK sebanyak 37 kalimat
(13,93%), kalimat lengkap 423 kalimat
(11,5,%),
(12,98 %), kalimat runtut sebanyak 389
SPO sebanyak 34 kalimat
(10,59%), SP sebanyak 30 kalimat
kalimat
(9,35%).
sebanyak
Struktur
kalimat
(11,93%),
368
kalimat
kalimat
verbal
(11,29%),
yang
kalimat tunggal sebanyak 200 kalimat
dihasilkan siswa kelas tinggi sangat
(6,14%), kalimat aktif tak transitif
beragam. Ragam struktur kalimat yang
sebanyak181 kalimat (5,55%).
paling banyak ditemukan yaitu pada
Jenis
kalimat
yang
sering
karangan siswa kelas 4. Dan ragam
muncul pada karangan siswa kelas 5
struktur kalimat yang paling sedikit
adalah kalimat berita sebanyak 674
terdapat pada karangan siswa kelas 6.
kalimat
Struktur
sebanyak
jenisnya
kalimat
menjadi
dikarenakan
banyak
(14,22%),
663
kalimat
kalimat
positif
(13,98%),
penggunaan
kalimat lengkap 636 kalimat (13,42%),
fungtor keterangan, baik dari segi
kalimat runtut sebanyak 586 kalimat
posisi fungtor keterangan, maupun
(12,36%), kalimat verbal sebanyak 546
jumlah fungtor keterangan pada suatu
kalimat (11,52%), kalimat aktif tak
kalimat. Struktur kalimat yang paling
transitif sebanyak 288 kalimat (6,08%),
sering ditemukan pada karangan siswa
kalimat tunggal sebanyak 265 kalimat
kelas tinggi yaitu struktur SPK. Pada
(5,59%).
karangan siswa kelas tinggi juga
Pada karangan siswa kelas 6,
terdapat struktur kalimat tidak lengkap.
jenis
digunakan
Perbandingan Jenis Kalimat pada
sebanyak
Karangan Siswa Kelas Tinggi
yang
paling
sering
adalah kalimat berita
335
kalimat positif
Dari 15 karangan siswa kelas 4
terdapat 476
kalimat
kalimat
(14,27%),
dan kalimat lengkap
masing-masing sebanyak 315 kalimat
kalimat, dan memiliki
(13,42%), kalimat runtut sebanyak 291
jenis kalimat sebanyak 35 jenis. Dari
kalimat
data yang telah diteliti, jenis kalimat
sebanyak
yang paling dominan adalah kalimat
(12,39%),
261
kalimat
kalimat
verbal
(11,12%),
kalimat aktif tak transitif sebanyak 128
berita sebanyak 472 kalimat (14,48%),
7
kalimat
(5,45%),
kalimat
tunggal
516 proses. Proses yang menempati
sebanyak 119 kalimat (5,07%).
Siswa
kelas
tinggi
persentase
sudah
tertinggi
adalah
proses
material dengan jumlah sebanyak 286
mampu menghasilkan beragam jenis
proses (55,4%).
kalimat. Jenis kalimat yang paling
Jenis
proses
yang
terdapat
banyak ditemukan pada karangan siswa
dalam karangan siswa kelas 5 yaitu
kelas
berita.
proses material, proses mental, proses
digunakan
relasional, proses eksistensial, proses
tinggi
Kalimat
yaitu
berita
kalimat
banyak
karena berkaitan dengan penugasan
verbal, dan proses tingkah laku.
membuat karangan narasi yang bertema
Karangan
siswa
kelas
5
berlibur dan persahabatan. Selain itu
memiliki 675 klausa yang terdiri dari
jenis kalimat yang paling banyak
734 proses. Proses yang paling sering
ditemukan pada karangan siswa kelas
digunakan
tinggi yaitu kalimat tunggal. Hal ini
dengan jumlah 458 proses (62,4%).
dikarenakan
pembuatan
kalimat
adalah proses material
Karangan
siswa
kelas
6
tunggal lebih mudah dan lebih cepat.
memiliki 342 klausa yang terdiri dari
Kalimat majemuk
yang dihasilkan
enam jenis proses. Jenis proses tersebut
siswa kelas tinggi juga sudah sangat
yaitu proses material, proses mental,
baik. Selain itu beberapa siswa kelas
proses relasional, proses eksistensial,
tinggi
proses verbal, dan prosestingkah laku.
juga
mampu
menghasilkan
kalimat langsung dalam karangaannya.
Proses yang menempati persentase
tertinggi adalah proses material dengan
jumlah proses sebanyak 200 (52,2%).
Perbandingan Sistem Transitivitas
Perbandingan
pada Karangan Siswa Kelas Tinggi
penggunaan
Dalam karangan siswa kelas 4
proses
mental,
proses
pada karangan
siswa kelas tinggi dapat dilihat pada
terdapat lima jenis proses yaitu proses
material,
frekuensi
tabel berikut.
proses
Tabel. 9 Perbandingan Penggunaan
Proses pada Karangan Siswa Kelas
Tinggi
relasional, proses eksistensial, dan
proses verbal. Karangan siswa kelas 4
No
Proses
1.
Material
memiliki 478 klausa yang terdiri dari
8
Kelas
4
55.4
Kelas
5
62,4
Kelas
6
52.2
2.
Mental
%
%
%
paragraf. Ada juga beberapa siswa dari
16.7
%
12,5
%
20.4
%
masing-masing kelas yang membuat
3.
Relasional
7%
6%
6.5 %
4.
Eksistensial
15 %
11 %
5.
Verbal
13.7
%
7.2 %
4%
9.1 %
6.
Tingkah
Laku
0%
0.1 %
0.8 %
karangan hanya beberapa klausa saja.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan
yang
telah
hasil
penelitian
dilakukan
tentang
perkembangan sintaksis pada karangan
Pada sistem transitivitas pun
narasi siswa kelas tinggi SDN Gotakan,
demikian, proses yang paling banyak
Kulon Progo, D.I. Yogyakarta dapat
ditemukan pada karangan narasi siswa
diambil kesimpulan sebagai berikut.
kelas tinggi yaitu proses material.
1.
Frekuensi
kemunculan
proses
pun
Ragam
struktur
kalimat
yang
paling banyak ditemukan pada
setara, yang membedakan hanya pada
karangan
proses tingkah laku, dimana pada
Banyaknya ragam struktur kalimat
karangan
dikarenakan penggunaan fungtor
siswa
kelas
4
tidak
ditemukan.
pada
tinggi
keseluruhan. Perbedaan akan jelas
juga
terdapat
struktur
Struktur kalimat lengkap yang
paling
keseluruhan, karangan narasi siswa
mendominasi
pada
karangan siswa kelas tinggi yaitu
kelas 4, 5, maupun 6 sudah sangat
mampu
jumlah
kalimat lengkap dan tidak lengkap.
membandingkan
secara individual. Jika dilihat secara
Siswa
maupun
tersebut. Pada karanga siswa kelas
begitu terlihat jika dibandingkan secara
cara
kalimat
fungtor keterangan pada kalimat
Negeri Gotakan, Kulon Progo tidak
bagus.
4.
baik dari posisi fungtor keterangan
siswa kelas tinggi Sekolah Dasar
jika
kelas
keterangan pada sebuah kalimat,
Perbandingan bahasa tulis pada
terlihat
siswa
SPK. Penerapan struktur SPK pada
membuat
kalimat
karangan narasi dengan baik. Beberapa
yang
terbilang
sangat
mudah membuat struktur ini sangat
siswa baik kelas 4, 5, maupun kelas 6
banyak ditemukan pada karangan
mampu membuat karangan lebih dari 5
9
2.
narasi siswa tiap kelas. Pada
siswa kelas 4 dan siswa kelas 6,
karangan
sirkumstan
siswa
terdapat
yang
mendominasi
beberapa kalimat yang memiliki
adalah sirkumstan lokasi tempat,
struktur
sedangkan pada karangan siswa
tidak
lengkap
pada
masing-masing kelas.
kelas 5 yaitu sirkumstan lokasi
Frekuensi temuan jenis kalimat
waktu.
pada tiap-tiap kelas tidak jauh
Saran
berbeda. Jenis kalimat yang paling
Saran yang ingin penulis sampaikan
banyak ditemukan pada karangan
berkaitan dengan penelitian ini, yaitu
siswa kelas tinggi yaitu kalimat
sebaiknya data penelitian diambil pada
berita.
saat penugasan mengarang
Kalimat
digunakan
dengan
berita
banyak
itu juga
karena
berkaitan
agar data yang didapat benar-benar
penugasan
membuat
hasil dari karangan siswa. Selain itu,
yang bertema
jika membandingkan perkembangan
karangan narasi
3.
juga
“berlibur” dan “persahabatan”.
sisntaksis siswa hanya dalam satu
Pada sistem transitivitas, proses
sekolah saja sebaiknya tidak melihat
yang paling banyak di temukan
perbandingan
pada karangan siswa kelas tinggi,
tetapi juga perindividu karena setiap
baik siswa kelas 4, siswa kelas 5,
siswa
maupun siswa kelas 6 adalah
berbeda-beda.
siswa
memiliki
perkelas
kemampuan
saja,
yang
proses material. Proses yang paling
sedikit ditemukan pada karangan
DAFTAR PUSTAKA
narasi siswa kelas tinggi terdapat
Arifin, E. Zaenal dan Hadi, Farid.
2009. Seribu Satu Kesalahan
Berbahasa. Jakarta: AKA Press.
pada proses tingkah laku. Pada
karangan siswa kelas 4, tidak
Butt, D., Fahey, R., Spinks, S., dan
Yallop,C., (ed.). 1995. Using
Functional
Grammar:
An
Explorer’s
Guide.
Sydney:
National Centre for English
Language Teaching and Research,
Macquarie University
ditemukan proses tingkah laku.
Partisipan I yang mendominasi
pada karangan siswa kelas tinggi
yaitu aktor, dan partisipan II yang
mendominasi adalah gol. Untuk
jenis sirkumstan, pada karangan
10
Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik:
Kajian Teoretik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Pengajaran
Bahasa
Inggris.
Jakarta: Lembaga Bahasa
Unika Atma Jaya.
Dardjowidjojo,
Soenjono.
2010.
Psikolinguistik:
Pengantar
Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soedewo, Ery. 2007. Perbandingan
Representasi Pengalaman pada
Teks Prasasti Trowulan dan Kitab
Undang-undang Tanjung Tanah.
Tesis
S2.
Medan:
Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
Eggins,
Suzanne.
2004.
An
Introduction
to
Systemic
Functional
Linguistic,
2nd
edition.
London:
Continuum
International Publishing Group.
http://ulikozok.com/downloads/SoedewoKUTT.pdf diunduh pada tanggal 1
April 2014 07:06
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri
Yogyakarta.
2009.
Panduan
Tugas
Akhir.
Yogyakarta: FBS UNY.
Subyakto, Sri Utari dan Nababan.
1992.
Psikolinguistik
Suatu
Pengantar.
Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan
Narasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Utama.
Sudaryanto. 1993. METODE DAN
ANEKA
TEKNIK
ANALISIS
BAHASA:
Pengantar Penelitian
Wahana
Kebudayaan
secara
Linguistis. Yogyakarta:
Duta
Wacana University Press.
_____. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Suhardi. 2008. Sintaksis. Yogyakarta:
UNY Press.
Knapp, Peter dan Watkins, Megan.
2005. Genre, Text, Grammar:
Technologies for Teaching and
Assessing
Writing.
Sydney:
University of New South Wales
Press Ltd.
Tarigan,
Henry
Guntur.
1988.
Pengajaran Pemerolehan Bahasa.
Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Purwo, Bambang Kaswanti (ed.). 1994.
PELLBA 7: Analisis Klausa,
Pragmatik
Wacana,
Pengkomputeran Bahasa. Jakarta:
Lembaga Bahasa Unika Atma aya.
_____. 1997. PELLBA 10: Bahasa
Anak, Psikolinguistik, Sintaksis,
Wacana,
Penerjemahan,
dan
11
PERSETUJUAN
Artikel E-Jurnal yang berjudul Perbandingan Sintaksi dalam Karangan Narasi
Siswa KelasTinggi SD Negeri Gotakan, Kulon Progo,, Yogyakarta ini telah disetujui
oleh pembimbing untuk diterbitkan.
,.,r
·.n:
.
Yogyakarta, Agustus 2016
12
13
Download