Perbandingan Sintaksis dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Tinggi SD Negeri Gotakan, Kulon Progo, D. I. Yogyakarta Oleh: M. Agustina Sri Wahyuni FBS Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur kalimat yang digunakan, (2) jenis kalimat yang digunakan, (3) sistem transitivitas yang terdapat pada karangan narasi siswa SD kelas tinggi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian yaitu karangan narasi siswa SD kelas tinggi dan objek penelitian yaitu perbandngan sintaksis yang terdapat dalam karangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan catat. Instrumen dalam penelitian ini adalah human instrument. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ragam struktur kalimat yang paling banyak ditemukan pada karangan siswa kelas 4, dan struktur kalimat yang paling sering digunakan siswa kelas tingggi yaitu SPK (2) jenis kalimat yang paling banyak ditemukan pada karangan siswa kelas tinggi yaitu klausa berita dan frekuensi temuan jenis klausa lainnya tidak jauh berbeda pada tiap kelas, (3) pada sistem transitivitas, proses yang paling banyak ditemukan pada karangan siswa kelas tinggi adalah material, sedangkan proses yang paling sedikit ditemukan adalah tingkah laku. Perbandingan bahasa tulis pada karangan siswa kelas tinggi tidak memiliki banyak perbedaan, karena siswa telah mendapat pelajaran menyusun kalimat hingga membuat paragraf pendek saat masih di kelas rendah. Kata kunci: siswa kelas tinggi, perkembangan sintaksis, karangan narasi. 1 Comparison of Syntax in Narrative Essay of High Grade Students of Elementary School of Gotakan, Kulon Progo, D. I. Yogyakarta By: M. Agustina Sri Wahyuni FBS Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] ABSTRACT This study was aimed to describe (1) the sentence structure used, (2) types of sentences used, (3) transitivity system contained in a narrative essay of high grade students of primary school. This research is a qualitative descriptive study, with the subject of research is the narrative essay of high grade students of elementary school and the object of research is the syntax comparison contained in the essay. Data collection techniques used in this research is the method of observing and recording. The instrument in this study is a human instrument. The results showed that: (1) variety of sentence structures most commonly found in the essay Grade 4, and sentence structure are most commonly used by high grade students that is Subect-Verb-Object (2) sentence types most commonly found in the essay of high grade students that clause news and the frequency of finding other types of clauses are not much different in each class, (3) the transitivity system, which processes most commonly found in high grade students essay is material, while the least is the behavior found. The comparison of written language of high grade students’ essays does not have much of a difference, because the students have learned to make sentences to make a short paragraph in the classroom while they were in lower grade. Keywords: high gradeclass students, the development of syntax, narrative essay. 2 Siswa mendapat mata pelajaran bahasa PENDAHULUAN Bahasa sebagai alat komunikasi Indonesia sejak masih duduk di bangku manusia diperoleh sejak kecil. Sejak sekolah dini bayi telah berinteraksi di dalam lingkungan Chomsky sosialnya. (dalam sudah perangkat dilengkapi yang memperoleh untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berbahasa. dengan Mengarang merupakan salah memungkinkannya bahasa yang satu disebut LAD). Bahasa menguasai bahasa kepada (B2). B2 biasa disebut bidang sintaksis, dari yang hanya beberapa kata saja hingga menjadi sadar, kalimat. Perkembangan sintaksis siswa kelas tinggi dapat dilihat dari tata diajarkan di sekolah. tulisnya Di sekolah siswa dituntut untuk dalam sebuah karangan. Penguasaan sintaksis siswa kelas 4 menggunakan bahasa Indonesia yang kedua. mengarang anak akan terus berkembang, seperti di contohnya pembelajaran bahasa yang bahasa dipahami Kemampuan berbahasa seorang dikuasai hanya dengan belajar, baik merupakan untuk dengan karangan. formal maupun informal yang dapat maupun pembaca kegiatan dapat diperoleh melalui pendidikan sengaja dan oleh pengarang, sedangkan hasil dari Perbedaan ini terletak dari proses secara gagasan dengan tepat seperti yang dimaksudkan dengan pemerolehan bahasa pertama. Pembelajaran Mengarang menyampaikannya melalui bahasa tulis Pemerolehan bahasa kedua berbeda pemerolehannya. menulis. mengungkapkan bahasa kedua mengembangkan rangkaian kegiatan seseorang dalam pertama, anak dituntut untuk mampu mempelajari untuk dapat dipahami sebagai keseluruhan yang diperoleh yaitu bahasa pertama (B1). Setelah cara keterampilan sebagai Language Acquisition Device (disingkat sekolah bahasa Indonesia di sekolah adalah dan Nababan, 1992:77), setiap anak sejak lahir hingga menengah atas. Tujuan pembelajaran Menurut Subyakto dasar sampai kelas 6 berbeda-beda. Semakin Bahasa tinggi jenjang pendidikan yang telah Indonesia yang digunakan haruslah dicapai bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3 seorang siswa, semakin banyaklah pengetahuan yang narasi siswa kelas tinggi sekolah dasar. didapatkan, serta semakin komplekslah Metodologi kalimat yang dapat dibuat seorang prosedur penelitian yang menghasilkan siswa. data dalam bentuk kata-kata. Hasil Hal penulis inilah tertarik perbandingan kualitatif yang membuat penelitian untuk mengkaji menggambarkan sintaksis, seperti merupakan dipaparkan dengan fenomena bahasa yang terjadi pada subjek penelitian membandingkan struktur kalimat, jenis dengan kata-kata. kalimat, serta sistem transitivitas yang Subjek dan Objek Penelitian terdapat pada karangan siswa sekolah Subjek dalam penelitian ini dasar kelas tinggi dengan merujuk pada adalah karangan narasi yang ditulis teori Systemic Functional Linguistic oleh siswa kelas tinggi SD Gotakan, (SFL). Dalam penelitian ini, siswa SD tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 16 kelas tinggi dianggap telah mampu karangan dari kelas 4, 15 karangan dari mengungkapkan pengalamannya dalam kelas 5, dan 9 karangan dari kelas 6. bentuk bahasa tulis, sehingga teori SFL Objek penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini karena perbandingan sintaksis yang mencakup pada dasarnya teori ini memiliki fungsi struktur kalimat, jenis kalimat, dan ideasional, di mana fungsi ini berkaitan sistem transitivitas yang terdapat di dengan pengalaman dalam karangan narasi siswa kelas penutur. Penulis memilih karangan tinggi sekolah dasar. Objek penelitian narasi sebagai subjek penelitian karena disesuaikan dengan rumusan masalah narasi sudah dikuasai siswa sekolah dalam penelitian. pengungkapan dasar. Metode dan Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Data penelitian dikumpulkan Jenis Penelitian Jenis penelitian deskriptif menggambarkan kualitatif, secara ini dengan adalah memberikan penugasan mengarang kepada siswa di sekolah. yakni Penugasan mengarang ini disempitkan menyeluruh pada genre karangan narasi tentang perkembangan bahasa pada karangan 4 pengalaman pribadi atau cerpen dengan stuktur kalimat yang digunakan dalam tema “Berlibur” dan “Persahabatan”. karangan, jenis kalimat yang sering Melalui penugasan ini akan dihasilkan digunakan siswa dalam karangan, serta bentuk bahasa yang selanjutnya akan sistem transitivitas yang terdapat di menjadi data penelitian. dalam karangan narasi siswa kelas Metode yang digunakan dalam tinggi sekolah dasar. penyediaan data pada penelitian ini Metode dan Teknik Analisis Data adalah metode simak dan catat. Metode Metode analisis yang digunakan simak adalah membaca dan mengamati dalam penelitian ini adalah metode subjek penelitian secara cermat. Data agih. Alat penentu metode agih berupa yang telah terkumpul dibaca secara bagian atau unsur dari bahasa objek cermat sasaran dan teliti. Metode catat penelitian itu sendiri, berfungsi untuk menjaring data serta sedangkan teknik analisis data yang mendokumentasikan/merekam dipakai adalah teknik ganti, yaitu Pendokumentasian data data. dilakukan penggantian unsur satuan lingual data. dengan memindahkan data ke kartu Teknik lain yang digunakan data. Pemindahan ini dimaksud untuk peneliti mempermudah pendeskripsian. Teknik ini digunakan analisis serta kategorisasi, untuk Instrumen Penelitian penelitian yang berupa kalimat yang memerlukan sebagai deskriptif. kunci dalam merupakan data kualitatif, sehingga adalah human instrument, yaitu peneliti instrumen data-data dan mempermudah dalam pencarian data. Instrument dalam penelitian ini mengingat tabulasi dengan penjelasan secara bantuan instrumen pendukung yang berupa karangan siswa dan tabel data. Peneliti berperan aktif Teknik Keabsahan Data dalam Dalam penelitian ini, peneliti pengumpulan data, analisis data, dan melakukan pembuatan laporan penelitian. Penulis intrarater. Intrarater dilakukan untuk juga menggunakan beberapa kriteria mendapatkan keabsahan data dengan untuk memudahkan dalam penelitian cara mencermati berulang-ulang hasil analisis data. Kriteria tersebut berupa; karangan siswa untuk menemukan data 5 uji keabsahan dengan sebanyak-bayaknya dan aspek yang terdiri dari 24 struktur kalimat lengkap relevan yang dan 10 struktur kalimat tidak lengkap. diteliti sehingga mendapatkan data Struktur kalimat lengkap terdiri dari yang benar-benar akurat. struktur SP, SPO, SPPel, SPK, KSP, dalam HASIL permasalahan PENELITIAN KSPK, SPKK, KSPKK, KSKPKK, DAN SKP, PEMBAHASAN Perbandingan Struktur SPOPel, SPPelK, KSPPel, KSPPelK, KSPPelKK, SPOK, KSPO, Kalimat KSPOK, pada Karangan Siswa Kelas Tinggi SPOKK, KSPOPel, Berdasarkan data yang telah KSPOPelK, PS, PSK, KPS. Struktur diteliti pada karangan siswa kelas 4, kalimat tidak lengkap terdiri dari P, terdapat 36 struktur kalimat yang POK, KPO, PPel, PPelK, KPPelK, terdiri dari 25 struktur kalimat lengkap KPKPel, PK, KP, KPK. Struktur dan 11 struktur kalimat tidak lengkap. kalimat yang sering digunakan adalah Struktur kalimat lengkap terdiri dari SPK sebanyak 106 kalimat (15,80%), struktur SP, SPO, SPPel, SPK, KSP, KSPK sebanyak 81 kalimat (12,07%), KSPK, SPOPel, SPO dan KSP masing-masing sebanyak SPPelK, KSPPel, KSPPelK, SPOK, 72 kalimat (10,73%), SP sebanyak 69 KSPO, kalimat (10,28%). SPKK, KSPOK, KSPKK, SPOKK, SKPO, KSPOPel, KSPOPelK, PS, PSK, KPS, Pada karangan siswa kelas 6, PSKK, KPSK. Struktur kalimat tidak terdapat 26 struktur kalimat yang lengkap terdiri dari S, P, PO, PPel, PK, terdiri dari 21 struktur kalimat lengkap KP, KPK, KPKK, KPPel, POK, KPO. dan 5 struktur kalimat tidak lengkap. Struktur kalimat yang sering digunakan Struktur kalimat lengkap terdiri dari oleh siswa kelas 4 dalam karangan struktur SP, SPO, SPPel, SPK, KSP, narasi adalah sebagai berikut, SPK KSPK, sebanyak 70 kalimat (15,15%), SP KSPPel, KSPPelK, SPOK, KSPO, sebanyak 61 kalimat (13,20%), SPO KSPOK, SPOKK, SKPO, KSPOPel, sebanyak 50 kalimat (10,82%), KSPK PS, PSK, KPS. Struktur kalimat tidak sebanyak 43 kalimat (9,31%). lengkap terdiri dari PK, KP, POK, SPKK, SKPK, SPPelK, Pada karangan siswa kelas 5, KPO, KS. Struktur kalimat yang sering terdapat 34 struktur kalimat yang digunakan pada karangan siswa kelas 6 6 adalah SPK dengan jumlah 62 kalimat kalimat positif sebanyak 454 kalimat (19,31%), KSPK sebanyak 37 kalimat (13,93%), kalimat lengkap 423 kalimat (11,5,%), (12,98 %), kalimat runtut sebanyak 389 SPO sebanyak 34 kalimat (10,59%), SP sebanyak 30 kalimat kalimat (9,35%). sebanyak Struktur kalimat (11,93%), 368 kalimat kalimat verbal (11,29%), yang kalimat tunggal sebanyak 200 kalimat dihasilkan siswa kelas tinggi sangat (6,14%), kalimat aktif tak transitif beragam. Ragam struktur kalimat yang sebanyak181 kalimat (5,55%). paling banyak ditemukan yaitu pada Jenis kalimat yang sering karangan siswa kelas 4. Dan ragam muncul pada karangan siswa kelas 5 struktur kalimat yang paling sedikit adalah kalimat berita sebanyak 674 terdapat pada karangan siswa kelas 6. kalimat Struktur sebanyak jenisnya kalimat menjadi dikarenakan banyak (14,22%), 663 kalimat kalimat positif (13,98%), penggunaan kalimat lengkap 636 kalimat (13,42%), fungtor keterangan, baik dari segi kalimat runtut sebanyak 586 kalimat posisi fungtor keterangan, maupun (12,36%), kalimat verbal sebanyak 546 jumlah fungtor keterangan pada suatu kalimat (11,52%), kalimat aktif tak kalimat. Struktur kalimat yang paling transitif sebanyak 288 kalimat (6,08%), sering ditemukan pada karangan siswa kalimat tunggal sebanyak 265 kalimat kelas tinggi yaitu struktur SPK. Pada (5,59%). karangan siswa kelas tinggi juga Pada karangan siswa kelas 6, terdapat struktur kalimat tidak lengkap. jenis digunakan Perbandingan Jenis Kalimat pada sebanyak Karangan Siswa Kelas Tinggi yang paling sering adalah kalimat berita 335 kalimat positif Dari 15 karangan siswa kelas 4 terdapat 476 kalimat kalimat (14,27%), dan kalimat lengkap masing-masing sebanyak 315 kalimat kalimat, dan memiliki (13,42%), kalimat runtut sebanyak 291 jenis kalimat sebanyak 35 jenis. Dari kalimat data yang telah diteliti, jenis kalimat sebanyak yang paling dominan adalah kalimat (12,39%), 261 kalimat kalimat verbal (11,12%), kalimat aktif tak transitif sebanyak 128 berita sebanyak 472 kalimat (14,48%), 7 kalimat (5,45%), kalimat tunggal 516 proses. Proses yang menempati sebanyak 119 kalimat (5,07%). Siswa kelas tinggi persentase sudah tertinggi adalah proses material dengan jumlah sebanyak 286 mampu menghasilkan beragam jenis proses (55,4%). kalimat. Jenis kalimat yang paling Jenis proses yang terdapat banyak ditemukan pada karangan siswa dalam karangan siswa kelas 5 yaitu kelas berita. proses material, proses mental, proses digunakan relasional, proses eksistensial, proses tinggi Kalimat yaitu berita kalimat banyak karena berkaitan dengan penugasan verbal, dan proses tingkah laku. membuat karangan narasi yang bertema Karangan siswa kelas 5 berlibur dan persahabatan. Selain itu memiliki 675 klausa yang terdiri dari jenis kalimat yang paling banyak 734 proses. Proses yang paling sering ditemukan pada karangan siswa kelas digunakan tinggi yaitu kalimat tunggal. Hal ini dengan jumlah 458 proses (62,4%). dikarenakan pembuatan kalimat adalah proses material Karangan siswa kelas 6 tunggal lebih mudah dan lebih cepat. memiliki 342 klausa yang terdiri dari Kalimat majemuk yang dihasilkan enam jenis proses. Jenis proses tersebut siswa kelas tinggi juga sudah sangat yaitu proses material, proses mental, baik. Selain itu beberapa siswa kelas proses relasional, proses eksistensial, tinggi proses verbal, dan prosestingkah laku. juga mampu menghasilkan kalimat langsung dalam karangaannya. Proses yang menempati persentase tertinggi adalah proses material dengan jumlah proses sebanyak 200 (52,2%). Perbandingan Sistem Transitivitas Perbandingan pada Karangan Siswa Kelas Tinggi penggunaan Dalam karangan siswa kelas 4 proses mental, proses pada karangan siswa kelas tinggi dapat dilihat pada terdapat lima jenis proses yaitu proses material, frekuensi tabel berikut. proses Tabel. 9 Perbandingan Penggunaan Proses pada Karangan Siswa Kelas Tinggi relasional, proses eksistensial, dan proses verbal. Karangan siswa kelas 4 No Proses 1. Material memiliki 478 klausa yang terdiri dari 8 Kelas 4 55.4 Kelas 5 62,4 Kelas 6 52.2 2. Mental % % % paragraf. Ada juga beberapa siswa dari 16.7 % 12,5 % 20.4 % masing-masing kelas yang membuat 3. Relasional 7% 6% 6.5 % 4. Eksistensial 15 % 11 % 5. Verbal 13.7 % 7.2 % 4% 9.1 % 6. Tingkah Laku 0% 0.1 % 0.8 % karangan hanya beberapa klausa saja. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan yang telah hasil penelitian dilakukan tentang perkembangan sintaksis pada karangan Pada sistem transitivitas pun narasi siswa kelas tinggi SDN Gotakan, demikian, proses yang paling banyak Kulon Progo, D.I. Yogyakarta dapat ditemukan pada karangan narasi siswa diambil kesimpulan sebagai berikut. kelas tinggi yaitu proses material. 1. Frekuensi kemunculan proses pun Ragam struktur kalimat yang paling banyak ditemukan pada setara, yang membedakan hanya pada karangan proses tingkah laku, dimana pada Banyaknya ragam struktur kalimat karangan dikarenakan penggunaan fungtor siswa kelas 4 tidak ditemukan. pada tinggi keseluruhan. Perbedaan akan jelas juga terdapat struktur Struktur kalimat lengkap yang paling keseluruhan, karangan narasi siswa mendominasi pada karangan siswa kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, maupun 6 sudah sangat mampu jumlah kalimat lengkap dan tidak lengkap. membandingkan secara individual. Jika dilihat secara Siswa maupun tersebut. Pada karanga siswa kelas begitu terlihat jika dibandingkan secara cara kalimat fungtor keterangan pada kalimat Negeri Gotakan, Kulon Progo tidak bagus. 4. baik dari posisi fungtor keterangan siswa kelas tinggi Sekolah Dasar jika kelas keterangan pada sebuah kalimat, Perbandingan bahasa tulis pada terlihat siswa SPK. Penerapan struktur SPK pada membuat kalimat karangan narasi dengan baik. Beberapa yang terbilang sangat mudah membuat struktur ini sangat siswa baik kelas 4, 5, maupun kelas 6 banyak ditemukan pada karangan mampu membuat karangan lebih dari 5 9 2. narasi siswa tiap kelas. Pada siswa kelas 4 dan siswa kelas 6, karangan sirkumstan siswa terdapat yang mendominasi beberapa kalimat yang memiliki adalah sirkumstan lokasi tempat, struktur sedangkan pada karangan siswa tidak lengkap pada masing-masing kelas. kelas 5 yaitu sirkumstan lokasi Frekuensi temuan jenis kalimat waktu. pada tiap-tiap kelas tidak jauh Saran berbeda. Jenis kalimat yang paling Saran yang ingin penulis sampaikan banyak ditemukan pada karangan berkaitan dengan penelitian ini, yaitu siswa kelas tinggi yaitu kalimat sebaiknya data penelitian diambil pada berita. saat penugasan mengarang Kalimat digunakan dengan berita banyak itu juga karena berkaitan agar data yang didapat benar-benar penugasan membuat hasil dari karangan siswa. Selain itu, yang bertema jika membandingkan perkembangan karangan narasi 3. juga “berlibur” dan “persahabatan”. sisntaksis siswa hanya dalam satu Pada sistem transitivitas, proses sekolah saja sebaiknya tidak melihat yang paling banyak di temukan perbandingan pada karangan siswa kelas tinggi, tetapi juga perindividu karena setiap baik siswa kelas 4, siswa kelas 5, siswa maupun siswa kelas 6 adalah berbeda-beda. siswa memiliki perkelas kemampuan saja, yang proses material. Proses yang paling sedikit ditemukan pada karangan DAFTAR PUSTAKA narasi siswa kelas tinggi terdapat Arifin, E. Zaenal dan Hadi, Farid. 2009. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Jakarta: AKA Press. pada proses tingkah laku. Pada karangan siswa kelas 4, tidak Butt, D., Fahey, R., Spinks, S., dan Yallop,C., (ed.). 1995. Using Functional Grammar: An Explorer’s Guide. Sydney: National Centre for English Language Teaching and Research, Macquarie University ditemukan proses tingkah laku. Partisipan I yang mendominasi pada karangan siswa kelas tinggi yaitu aktor, dan partisipan II yang mendominasi adalah gol. Untuk jenis sirkumstan, pada karangan 10 Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Pengajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya. Dardjowidjojo, Soenjono. 2010. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Soedewo, Ery. 2007. Perbandingan Representasi Pengalaman pada Teks Prasasti Trowulan dan Kitab Undang-undang Tanjung Tanah. Tesis S2. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Eggins, Suzanne. 2004. An Introduction to Systemic Functional Linguistic, 2nd edition. London: Continuum International Publishing Group. http://ulikozok.com/downloads/SoedewoKUTT.pdf diunduh pada tanggal 1 April 2014 07:06 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. 2009. Panduan Tugas Akhir. Yogyakarta: FBS UNY. Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1992. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sudaryanto. 1993. METODE DAN ANEKA TEKNIK ANALISIS BAHASA: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. _____. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Suhardi. 2008. Sintaksis. Yogyakarta: UNY Press. Knapp, Peter dan Watkins, Megan. 2005. Genre, Text, Grammar: Technologies for Teaching and Assessing Writing. Sydney: University of New South Wales Press Ltd. Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Purwo, Bambang Kaswanti (ed.). 1994. PELLBA 7: Analisis Klausa, Pragmatik Wacana, Pengkomputeran Bahasa. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma aya. _____. 1997. PELLBA 10: Bahasa Anak, Psikolinguistik, Sintaksis, Wacana, Penerjemahan, dan 11 PERSETUJUAN Artikel E-Jurnal yang berjudul Perbandingan Sintaksi dalam Karangan Narasi Siswa KelasTinggi SD Negeri Gotakan, Kulon Progo,, Yogyakarta ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diterbitkan. ,.,r ·.n: . Yogyakarta, Agustus 2016 12 13