61 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelatihan SAK dan komunikasi organisasi memiliki hubungan positif dan sangat signifkan dengan kinerja perawat RSUD Tarakan. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan SAK yang diselenggarakan dengan baik dapat meningkatkan kinerja perawat, dan komunikasi organisasi yang kondusif di rumah sakit dapat meningkatkan kinerja perawat 2. Kinerja perawat, pelatihan SAK dan komunikasi organisasi dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelaminnya, usia perawat, pendidikan perawat dan status perkawinan perawat. Kinerja perawat, pelatihan SAK dan komunikasi organisasi dalam hal ini hanya dipengaruhi oleh lama bekerja. 3. Responden wanita umumnya mempersepsikan lebih baik kondisi fasilitas dibandingkan dengan pria. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat direkomendasikan beberapa saran sebagai berikut: Pertama, penyelenggaraan pelatihan SAK di kalangan perawat RSUD Tarakan masih dapat ditingkatkan karena terbukti memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kinerja perawat. Upaya perbaikan hendaknya diawali dengan kegiatan survei untuk menemukan komponen-komponen pelatihan yang dipandang kurang memadai oleh perawat sebagai peserta pelatihan. Hasil survei kemudian dimanfaatkan dan ditindaklanjuti sebagai acuan untuk melakukan 62 perbaikan. Manajer keperawatan perlu untuk mengevaluasi kegiatan pendokumentasian SAK. Kedua, komunikasi organisasi di kalangan perawat RSUD Tarakan perlu diperbaiki karena terbukti dapat meningkatkan kinerja perawat. Upaya perbaikan dapat dimulai secara internal di kalangan perawat dengan cara meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, karena komunikasi interpersonal merupakan basis, dasar atau modal bagi komunikasi organisasi. Sejalan dengan itu, secara eksternal hendaknya atasan perawat dan dokter juga berusaha mendukung ikhtiar secara internal dari kalangan perawat dengan cara semakin akomodatif dan intens menjalin komunikasi dengan perawat. Ketiga, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan yang sama, tetapi dengan obyek yang berbeda dan jumlah sampel penelitian yang lebih besar. Dengan cara demikian, maka akan didapatkan hasil penelitian yang mencakup wilayah generalisasi lebih luas. Selain itu, penelitian lanjutan juga perlu melibatkan variabel lain yang potensial mempengaruhi kinerja perawat, seperti kepemimpinan, budaya organisasi, komitmen organisasi, sistem imbalan, pengembangan karir, dan kepuasan kerja. Dengan melibatkan variabel lain, maka akan didapatkan informasi yang lebih lengkap tentang variabel-variabel yang berhubungan dengan kinerja di RSUD Tarakan. Bagi manajemen RS, untuk tetap melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan pihak penyelenggara pelatihan, agar dapat dilakukan pelatihan-pelatihan secara periodik.