Bahan Ajar Atmosfer (Sugiharyanto) A. Lapisan Atmosfer Bumi diselubungi oleh lapisan udara yang terdiri dari berbagai unsur gas debu dan air. Lapisan udara yang menyelubungi bumi ini disebut dengan atmosfer. Unsur-unsur gas yang menyusun atmosfer terutama adalah unsur Nitrogen dan Oksigen. Selain berupa gas-gas di atmosfer juga terdapat debu dan air (hidrometeor). Jumlah berat seluruh atmosfer diperkirakan 5,6 x 1014 ton. Setengah dari berat tersebut berada di bawah ketinggian 6000 m dari permukaan bumi dan kurang lebih 80 % berada pada lapisan troposfer. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya gravitasi bumi. Adanya gavitasi ini menyebabkan udara yang dekat dengan permukaan bumi menjadi lebih mampat. Komposisi dan jumlah gas penyusun atmosfer adalah sebagai berikut: Tabel 1. Komposisi dan Jumlah Gas Penyusun Atmosfer Gas Simbol Volume (%) Nitrogen N2 78,08 Oksigen O2 20,95 Argon Ar 0,93 Karbon dioksida CO2 0,035 Neon Ne 0,0018 Methan CH4 0,00017 Helium He 0,0005 Hidrogen H2 0,00005 Xenon Xe 0,000009 Ozon O3 0,000004 Sumber: Ahren 1993 [Type text] Page 1 Dari tabel tersebut nampak bahwa lapisan udara di atmosfer didominasi oleh unsur nitrogen dan oksigen (± 99%.) Kedua unsur ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. Unsur gas yang jumlahnya paling sedikit adalah ozon. Meskipun jumlah ozon sangat sedikit (0,000004 %) namun unsur ini mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu menyerap radiasi ultraviolet sehingga radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi menjadi kecil. Atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan seperti : 1. Troposfer Troposfer merupakan lapisan udara yang paling dekat dengan permukaan bumi. Kertebalan lapisan ini mencapai kurang lebih 18 km di daerah equator dan kurang lebih 8 km di daerah kutub. Sedangkan ketebalan rata-rata lapisan ini kurang lebih 12 km. Sebagian besar masa atmosfer (80%) berada pada lapisan troposfer. Menurut Braak pada lapisan ini setiap kenaikan tempat 100 m maka suhu udara akan turun 0,6oC. Hal ini dapat kita buktikan bahwa kalau kita pergi ke daerah pegunungan maka suhu udara terasa dingin. Suhu udara di lapisan teratas dari troposfer mencapai -60oC. Sedangkan suhu udara rata-rata di permukaan air laut untuk daerah tropis 27oC. Pada lapisan troposfer terjadi fenomena atau gejala cuaca seperti angin, awan, hujan, halilintar, pelangi, dan sebagainya. Oleh karena itu lapisan troposfer mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan. Di atas lapisan troposfer terdapat lapisan antara yang disebut dengan tropopause 2. Stratosfer Lapisan stratosfer terletak di atas tropopause sampai pada ketinggian 50 km. Pada stratosfer terdapat 2 lapisan udara yang sifatnya berbeda yaitu: a) Lapisan isothermal yaitu lapisan udara pada ketinggian 12 – 20 km yang suhunya seragam (-60oC). [Type text] Page 2 b) Lapisan Inversi yaitu lapisan yang terletak pada ketinggian antara 20-50 km di atas permukaan bumi. Suhu udara pada lapisan ini semakin ke atas semakin meningkat dan pada ketinggian 50 km suhu udara mencapai -5oC. Terjadinya peningkatan suhu udara disebabkan oleh adanya kandungan gas ozon (O3).yang banyak menyerap radiasi ultra violet. Di atas lapisan stratosfer terdapat lapisan stratopause yang menjadi pembatas antara stratosfer dengan mesosfer. 3. Mesosfer Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 50-85 km di atas permukaan bumi. Suhu udara pada lapisan ini semakin ke atas semakin rendah. Setiap naik 1000 meter suhu udara akan turun 2,53OC dan pada ketinggian 85 km suhu udara mencapai -90oC. Lapisan ini berfungsi melindungi bumi dari jatuhan meteor. Di atas mesosfer terdapat lapisan mesopause yang membatasi dengan lapisan di atasnya (thermosfer). 4. Thermosfer Thermosfer terdapat pada ketinggian 85 – 500 km di atas permukaan bumi. Lapisan ini sering disebut lapisan panas (hot layer). Suhu udara di bagian paling atas dari lapisan ini dapat mencapai > 1000oC. Lapisan bawah dari thermosfer (85-375 km) disebut dengan lapisan ionosfer. Pada lapisan ionosfer berfungsi untuk penyebaran gelombang radio. 5. Eksosfer Lapisan ini berada pada ketinggian di atas 500 km dari permukaan bumi. Gerakan molekul-molekul udara di lapisan ini sangat cepat. Gravitasi bumi mempunyai pengaruh yang kecil terhadap molekul-molekul udara yang ada, sedangkan pengaruh angkasa luar semakin kuat. [Type text] Page 3 Gambar 14. Lapisan Atmosfer Bumi (sumber: http:// www noaa.gov) Atmosfer bumi mempunyai peranan: 1. Adanya unsur gas Nitrogen, Oksigen, dan Karbon dioksida sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di muka bumi. 2. Memberikan perlindungan dari benda-benda luar atmosfer yang masuk ke permukaan bumi. 3. Menjadi media untuk proses cuaca. Jika tidak ada atmosfer suhu bumi mencapai 93o C pada siang hari dan – 149oC pada malam hari. 4. Adanya lapisan ozon (O3) dapat mengurangi radiasi ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi. B. Cuaca 1. Pengertian Cuaca Di Yogyakarta pada suatu pagi hari nampak udara cerah, bersih tidak berawan, suhu udara 260 C, angin berhembus sepoi-sepoi dengan kecepatan 8 km/jam. Pada jam 14.00 di Yogyakarta sinar [Type text] Page 4 matahari tertutup awan yang tebal, suhu udara 28 0 C dan angin bertiup dengan kecepatan 25 km/jam serta kelembaban udara relatif 90 %. Di Bantul, pada hari yang sama dengan Yogyakarta menunjukkan bahwa pada pagi hari berawan, suhu 27 oC, kelembapan udara 95 % dan kecepatan angin 30 km/jam. Pada siang hari suhu udara 28oC dan hujan cukup lebat. Pembicaraan mengenai suhu udara, angin, kelembaban udara, awan, dan hujan merupakan pembicaraan tentang cuaca. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa cuaca merupakan keadaan udara pada suatu saat dan suatu tempat tertentu. Hal ini dapat dilihat bahwa antara pagi dan siang kondisi udara sudah berbeda yang berarti waktunya pendek dan juga pada waktu yang sama pada daerah yang relatif dekat, tetapi keadaan udaranya berbeda. Ini berarti bahwa cuaca meliputi wilayah yang sempit. Ilmu yang mempelajari tentang cuaca disebut meteorologi Keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama (30 tahun) disebut dengan iklim., sedangkan ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi. Unsur-unsur cuaca atau iklim adalah sama yaitu: a. Radiasi Matahari Radiasi matahari menyebabkan terjadinya panas yang ada di bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Daerah yang paling banyak menerima panas (radiasi matahari) adalah daerah tropis (antara 23 ½ 0LU – 23 ½ 0LS) semakin ke arah kutub energi yang diterima semakin sedikit sehingga semakin ke arah kutub semakin dingin. Radiasi matahari merupakan unsur cuaca yang paling penting. Tanpa adanya radiasi matahari maka tidak akan terjadi variasi dan perubahan cuaca. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Radiasi matahari yang sampai ke atmosfer adalah [Type text] Page 5 100 %, kemudian dipantulkan oleh benda-benda yang ada di atmosfer 37 %, diserap oleh atmosfer 20 % dan yang mencapai permukaan bumi adalah 43 %. Intensitas radiasi matahari terbesar terjadi di daerah tropis (23 ½ LU – 23 ½ LS) dan semakin ke arah kutub semakin kecil. Hal ini dipengaruhi oleh sudut datang sinar matahari. Lama radiasi matahari di daerah tropis 12 jam sedang di daerah kutub akan mendapatkan radiasi matahari selama 6 bulan (6 bulan siang dan 6 bulan malam). Radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas radiasi matahari dan lama radiasi matahari berlangsung. Intensitas radiasi matahari secara kualitatif dan lama radiasi matahari berlangsung dapat diukur dengan alat sunshine recorder (Gumble stock) Gambar 15.. Alat pengukur lama penyinaran matahari (sumber: http://www.bom.gov.au) b. Temperatur Udara Derajat panas dan dingin udara disebut dengan temperatur udara. Temperatur udara di berbagai tempat tidak sama. Faktorfaktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur udara suatu daerah adalah: 1) Sudut datang sinar [Type text] Page 6 Semakin tegak sudut datang sinar matahari maka energi panas yang diterima semakin besar. 2) Cerah tidaknya cuaca Semakin cerah, energi yang sampai ke permukaan bumi semakin banyak. 3) Lama penyinaran matahari Daerah yang lebih lama menerima radiasi maka daerah tersebut akan semakin panas. 4) Letak lintang Makin dekat dengan equator suhu udara semakin panas. 5) Ketinggian tempat Semakin mendekati daerah pantai maka suhu akan semakin panas (di daerah pegunungan semakin dingin). Menurut teori Braak, semakin tinggi suatu tempat suhu udara akan semakin turun. Setiap naik 100 m maka suhu udara akan turun 0,610 C. Rumus teori Braak adalah : Tx = 26,3 – ((0,61 x h)/100) Tx : Suhu udara pada ketinggian tempat (Xm) 26,30 C : suhu udara di permukaan air laut. h : tinggi tempat (X) Catatan: Angka 26,30 C pada saat ini sudah kurang ssuai lagi, karena adanya pemanasan global sehingga perlu dikoreksi Alat untuk mengukur temperatur udara adalah termometer. Termometer yang dapat di gunakan untuk mengukur temperatur udara antara lain termometer dinding dan termometer maksimum-minimum. Gambar 16. Termometer maksimum dan minimum (sumber: http://wwweuropagreenhouse.com) [Type text] Page 7 Termometer yang dapat mencatat sendiri adalah termograph, sedangkan hasil catatannya disebut termogram. Garis yang menunjukan tempat-tempat yang mempunyai suhu udara sama disebut dengan garis isoterm. c. Tekanan Udara Tekanan yang diberikan oleh udara pada setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer di sebut tekanan udara. Makin tinggi suatu tempat makin rendah kerapatan udaranya, sehingga tekanan udara semakin ke atas semakin rendah. Sebaran tekanan udara di suatu daerah dapat di gambarkan dalam peta yang ditunjukkan oleh garis isobar. Isobar merupakan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama. Tekanan udara dapat diukur dengan alat barometer. Barometer yang dapat mencatat sendiri disebut dengan barograph. Hasil pencatatanya disebut barogram. Besarnya tekanan udara di permukaan bumi adalah satu atmosfer atau 76 cm Hg. Dalam meteorologi satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah milibar (mb). Tekanan udara 76 cm Hg sama dengan 1013 mb. Tekanan udara antara tempat yang satu dengan tempat yang lain di permukaan bumi berbeda-beda. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekanan udara adalah temperatur udara. Daerah yang mendapatkan panas secara intensif merupakan daerah yang mempunyai tekanan udara minimum (-). Hal ini disebabkan oleh adanya pengembangan udara jika kena panas. Daerah yang pemanasannya kurang merupakan daerah yang bertekanan maksimum (+). Udara akan bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Gerakan udara secara vertikal dinamakan konveksi; Gerakan udara secara horizontal dinamakan adveksi, sedangkan gerakan udara [Type text] Page 8 yang tidak teratur disebut dengan turbulensi. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Sedang garis yang menghubungkan daerah-daerah yang memiliki tekanan udara sama disebut garis isobar. B A Gambar 17. Barometer dan Barograph (sumber: http://www.island.net dan stuffintheair.com) d. Angin Udara yang bergerak disebut dengan angin. Angin terjadi sebagai akibat dari adanya perbedaan tekanan udara. Udara akan bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Alat untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer. Gambar 18. Anemometer (Sumber: http://wwwCasselausa.com) Pada dasarnya jenis angin dapat dibedakan menjadi angin tetap, angin muson (musim) dan angin lokal. [Type text] Page 9 1). Angin tetap Angin yang bergerak terus menerus sepanjang tahun dengan arah yang tetap disebut dengan angin tetap. Contoh angin pasat, angin barat, dan angin timur. a) Angin pasat Angin yang bergerak dari daerah maksimum sub-tropik ke daerah minimum di equator disebut dengan angina pasat. b) Angin barat Angin yang bergerak dari arah barat ke timur, yaitu dari daerah maksium sub-tropik ke daerah minimum sub-polar disebut dengan angina barat. c) Angin timur Angin yang berhembus sepanjang tahun dari arah timur ke barat. Angin timur ini bergerak dari daerah kutub ke daerah minimum sub-polar. 2). Angin muson (angin musim) Angin yang bergerak ke arah yang sama dalam waktu 6 bulan dan ke arah yang berlawanan selama 6 bulan pula disebut dengan angin muson. Perubahan arah angin ini disebabkan oleh adanya perubahan posisi relatif matahari terhadap bumi. Contoh dari angin ini adalah a) Angin barat daya, yaitu angin yang menyebabkan musim penghujan di Indonesia yang bergerak dari Asia ke Australia. Angin ini terjadi pada bulan Oktober – April. b) Angin timur laut, yaitu angin yang menyebabkan musim kemarau di Indonesia. Angin ini berasal dari benua Australia dan menuju ke Asia. Terjadi bulan April –Oktober. 3) Angin periodik Angin yang secara periodik terjadi perubahan arah antara siang dan malam disebut dengan angina periodik.. Contoh dari angin priodik ini antara lain : [Type text] Page 10 a) Angin darat dan angin laut Pada siang hari wilayah darat dan laut sama-sama menerima energi panas dari radiasi matahari. Daratan merupakan benda padat sehingga yang menerima panas hanya lapisan tipis dari permukaan daratan. Energi panas yang diterima di laut akan diteruskan sampai kedalaman kurang lebih 200 m dan energi ini juga dimanfaatkan untuk penguapan. Dengan demikian pada siang hari di daratan lebih panas (tekanaan minimum) daripada di laut (tekanan maksimum). Oleh karena itu pada siang hari terjadi gerakan udara dari laut ke darat yang disebut dengan angin laut. Pada malam hari terjadi gerakan angin dari darat ke laut. Nelayan memanfaatkan angin darat untuk berlayar (melaut) terutama untuk nelayan tradisional sedangkan untuk nelayan modern tidak tergantung dari angin darat untuk melaut. Gambar 19 Angin darat dan angin laut b) Angin Lembah dan Angin Gunung Pada siang hari lereng gunung lebih banyak menerima panas dari pada bagian lembah. Akibatnya lereng [Type text] Page 11 bagian atas lebih panas sehingga bertekanan minimum, sedangkan pada bagian lembah lebih dingin dan bertekanan maksimum. Dengan demikian akan terjadi gerakan udara dari lembah ke lereng yang disebut dengan angin lembah. Gambar 2.0. Angin Lembah dan Angin Gunung Pada malam hari udara di puncak gunung lebih dingin (bertekanan maksimum) dibandingkan dengan daerah lembah. Akibatnya udara akan bergerak dari puncak gunung ke arah lembah sehingga disebut dengan angin gunung. 4) Angin lokal Angin yang terjadi di daerah tertetu saja disebut dengan angin lokal. Contoh dari angin lokal adalah Angin Fohn. Angin fohn merupakan angin yang bergerak menuruni lereng yang mempunyai sifat panas dan kering. Angin fohn sering disebut dengan angin jatuh atau angin api. Ada 5 angin fohn yang dikenal di Indonesia yaitu: a) Angin Gending, terjadi di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur b) Angin Kumbang, terjadi di Cirebon Jawa Barat dan Tegal Jawa Tengah c) Angin Brubu, terjadi di Makasar Sulawesi Selatan d) Angin Puting Beliung dan angin Bahorok, terjadi di Medan Sumatra Utara [Type text] Page 12 e) Angin Wambrau terjadi di Biak Papua a. Kelembaban Udara Tahukah kalian bahwa udara di sekitar kita ini banyak mengandung uap air? Marilah kita buktikan bersama. Ambillah sebuah gelas yang berisi air, kemudian berilah es batu dan tunggulah beberapa menit. Setelah itu amatilah bagian luar dari gelas, disitu akan terlihat basah. Ini bukan berarti bahwa gelasnya bocor, tetapi uar air di sekitar gelas karena dingin lalu mengembun. Banyaknya kandungan uap air di dalam udara disebut dengan kelembaban udara. Kandungan uap air yang ada di udara dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu Higrometer atau Psychrometer. Kelembapan udara dapat dinyatakan dalam bentuk kelembapan relatif dan kelembaban udara absolut. 1) Kelembaban udara relatif Perbandingan antara jumlah uap air yang di kandung udara dan jumlah air maksimum (jenuh) di dalam udara pada temperatur dan tekanan udara yang sama disebut dengan kelembaban udara relatif. Kelembaban udara relatif dinyatakan dalam persen (%). RH = (e/es) x 100% RH : kelembaban udara relatif e : kandungan uap air yang ada es : udara dalam kondisi jenuh Sebagai contoh : di dalam udara 1 m3 pada suhu 250 C mengandung 6 gr uap air, sedangkan tingkat kejenuhannya 8 gr uap air, maka kelembaban udara relatif adalah : 6/8x100% : 75% 2) Kelembaban udara mutlak Jumlah uap air per satuan volume udara yang dinyatakan dalam gr/m3 udara disebut dengan kelembaban udara mutlak. [Type text] Page 13 Gambar 21. Higrometer (Sumber:Securescientificsales.com f. Awan Awan terjadi sebagai akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Dengan demikian awan merupakan titik-titik air yang melayang-layang di atmosfer. Awan yang mencapai permukaan bumi disebut dengan kabut. Jenis-jenis awan meliputi : 1) Berdasarkan bentuknya a) Awan cair Awan yang terbentuk dari bahan cair (air) disebut dengan awan cair. b) Awan es (salju) Awan yang terbentuk dari bahan es atau salju disebut dengan awan es (salju). c) Awan campuran Awan yang terbentuk dari bahan air dan es (salju) disebut dengan awan campuran. 2) Berdasarkan ketinggiannya Berdasarkan ketinggiannya awan dapat dibedakan menjadi: a) Awan tinggi, dengan ketinggian > 6000 m [Type text] Page 14 b) Awan sedang, dengan ketinggian 2000 – 6000 m c) Awan rendah, dengan ketinggian < 2000 m 3) Berdasarkan morfologinya Berdasarkan morfologinya awan dapat dibedakan menjadi : a) Awan sirus Awan yang berwarna putih, tipis, dan pada siang hari kelihatan mengkilat karena banyak mengandung kristal es disebut dengan awan sirus. b) Awan stratus Awan yang berlapis-lapis seperti kabut tipis disebut dengan awan stratus. c) Awan kumulus Awan yang berkembang secara vertikal, berbentuk kubah- kubah menyerupai bunga kol dengan lengkungan bulat berwarna putih cemerlang jika terkena sinar matahari, disebut dengan awan kumulus. d) Awan nimbus Awan yang berwarna gelap, kelihatan basah dan sering menyebabkan terjadinya hujan, disebut dengan awan nimbus. A B Gambar 22. Awan Sirus (A) dan Awan stratus (B) (Sumber:alanbauer.com & mal.sbo.hampton.k12.va.us) [Type text] Page 15 Gambar 23. Awan Kumulus (A) dan Awan Nimbus (B) (Sumber: mal.sbo.hampton.k12.va.us) A B g. Hujan Peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara alami disebut dengan hujan. Sebelum hujan terjadi, didahului adanya penguapan yang kemudian mengalami kondensasi sehingga membentuk awan. Dari awan ini karena pengaruh angin atau konveksi maka terjadilah hujan. Hujan dapat diklasifikasikan sebagai berikut, 1) Berdasarkan bentuknya a) Hujan air (rain), yaitu hujan yang jatuh dalam bentuk cair. Kebanyakan bentuk hujan di Indonesia adalah bentuk cair. b) Hujan salju (snow) yaitu hujan yang jatuh dalam bentuk salju. Kebanyakan terjadi di daerah yang beriklim sedang.. c) Hujan es (hail stone) yaitu hujan yang jatuh dalam bentuk es. Kebanyakan terjadi di daerah yang beriklim sedang, namun demikian di daerah tropis juga sering terjadi meskipun setelah mencapai permukaan tanah sudah mencair. [Type text] Page 16 3) Berdasarkan proses terjadinya a) Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadI di daerah pegunungan. b) Hujan konveksi, yaitu hujan yang terjadi karena pengaruh arus konveksi. c) Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi di daerah subtropis dan terjadi sebagai akibat adanya pertemuan antara massa udara yang panas dan dingin. d) Hujan konvergen, yaitu hujan yang terjadi sebagai akibat dari adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh adanya angin. C. Iklim Keadaan udara rata-rata ( cuaca ) pada wilayah yang relative luas dan dalam waktu yang relative lama disebut iklim. Data cuaca yang digunakan untuk menentukan iklim suatu wilayah biasanya selama kurang lebih 30 tahun. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut klimatologi. 1. KLasifikasi Iklim a. Klasifikasi Iklim Matahari ( berdasarkan letak lintang ) Kutub Sedang Tropis 66 ½ o LU 23 ½ o LU 0o Tropis 23 ½ oLS Sedang Kutub Gambar 24. 66 ½ oLS Wilayah Iklim Matahari Berdasarkan letak lintangnya, iklim di muka bumi dibedakan menjadi : [Type text] Page 17 1) Iklim tropika Terletak antara 23 ½º LU - 23 ½º LS Suhu udara selalu tinggi dan curah hujan juga tinggi 2) Iklim sub-tropika Terletak antara 23 ½º - 35º LS dan 23 ½º - 35º LU Tekanan udara tinggi dan kering, banyak gurun, Memiliki empat musim ( panas, gugur, dingin dan semi ) 3) Iklim sedang Terletak antara 35º - 66 ½º LS dan 35º - 66 ½º LU Memiliki empat musim ( panas, gugur, dingin dan semi ) 4) Iklim dingin Terletak antara 66 ½º - 90º LS/LU. Suhu udara selalu dingin. Klasifikasi iklim matahari ini pada tahun 1942 diperbaiki oleh Klages, dengan membuat klasifikasi iklim berdasarkan letak lintang dan temperatur udara. Klages membagi permukaan bumi ini menjadi 5 daerah tipe iklim, sebagai berikut 1) Daerah Tropika (Terletak antara 23 ½º LU - 23 ½º LS) Suhu udara selalu tinggi ( 22º – 28 ºC ) 2) Daerah Subtropika ( Terletak antara 23 ½º - 30º LS dan 23 ½º - 30º LU. Suhu udara selama 4 – 11 bulan > 20 ºC dan banyak gurun 3) Daerah Sedang ( Terletak antara 30º - 40º LS dan 30º - 40º LU ) Suhu udara selama 4 – 12 bulan berkisar 10 ºC - 20 ºC 4) Daerah Dingin ( Terletak antara 40º - 66 ½º LS dan 40º - 66 ½ºº LU ) Suhu udara selama 1 - 4 bulan berkisar 10 ºC - 20 ºC, sedangkan bulan yang lain kurang dari 10 ºC 5) Daerah Kutub ( Terletak antara 66 ½º - 90º LS dan 66 ½º - 90 º LU ) Suhu udara selalu dingin ( rata-rata -1ºC ) b. Klasifikasi iklim ( curah hujan ) menurut Schimdt-Fergusson Schmidt dan Ferguson berpendapat bahwa tipe curah hujan (iklim) di suatu daerah dapat dihitung dengan memperhitungkan rata-rata banyaknya bulan basah dan bulan kering dalam sepuluh tahun. Kriteria [Type text] Page 18 pembagian derajat kelembaban tanah menggunakan kriteria Mohr, sebagai berikut: Bulan Kering : curah hujan kurang dari 60 mm Bulan Lembab : curah hujan antara 60 – 100 mm Bulan Basah : curah hujan lebih dari 100 mm Tipe iklim ditentukan oleh nilai Q yang merupakan angka perbandingan jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah, seperti formula seperti berikut: Q = Jumlah rata – rata bulan kering Jumlah rata – rata bulan basah Tipe iklim berdasarkan nilai Q dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2. Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidt – Ferguson Tipe Nilai Q Kondisi Iklim A 0 ≤ Q < 0,14 Sangat Basah B 0,14 ≤ Q < 0,33 Basah C 0,33 ≤ Q < 0,60 Agak Basah D 0,60 ≤ Q < 1,00 Sedang E 1,00 ≤ Q < 1,67 Agak Kering F 1,67 ≤ Q < 3,00 Kering G 3,00 ≤ Q < 7,00 Sangat Kering H 7,00 ≤ Q < - Luar Biasa Kering Sumber : Kartasapoetra (1993: 26). Contoh : Data Curah hujan yang terjadi di Desa Dieng selama sepuluh tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini: [Type text] Page 19 Tabel 3. Curah Hujan Kecamatan Kejajar (1998-2007)( mm). No Bulan Rata1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Jumlah rata 1 Januari 557 294 457 436 347 585 375 407 716,5 17,1 4345,6 434,56 2 Februari 361 440 228 353 433 616 580 474 553 452 4490 449 3 Maret 291 438 293 289 443 438 594 538 303 353 3980 398 4 April 433 110 248 350 371 198 258 384,5 233 283 2868,5 286,85 5 Mei 219 93 219 213 124 105 478 27 324 60 1862 186,2 6 Juni 286 11 6 96 125 34,5 0 157,5 14 159 889 88,9 7 Juli 214 143 71 46 23 0 78 81 7 14 677 67,7 8 Agustus 49 122 119 98 37 93 31 38 10 13 610 61 9 September 93 98 81 72 19 66 49 114 13 7 612 61,2 10 Oktober 144 217 138 114 6 114,5 45 137,5 81 69 1066 106,6 11 November 524 511 153 435 173 536 282 151 170 140 3075 307,5 12 Desember 774 341 635 651 672 737,5 536 556 512,5 519 5904 590,4 Jumlah 3915 2818 2648 3153 2773 3834 3206 3065,5 2937 2240,1 30.589,6 3.058,96 Basah 10 9 9 8 8 8 7 9 7 7 82 8,2 Lembab 1 2 2 3 0 2 1 2 1 1 15 1,5 Kering 1 1 1 1 4 2 4 1 4 4 23 2,3 Sumber: CV Tambi. Berdasarkan Tabel tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa curah hujan rata-rata dalam sepuluh tahun terakhir yaitu antara tahun 1998 sampai tahun 2007 menunjukkan angka 3.058,96 mm per tahun. Rata-rata curah hujan bulan terbasah yaitu 590,4 mm yaitu pada bulan Desember, sedangkan untuk bulan terkering daerah penelitian yaitu 61 mm pada bulan Agustus. jumlah rerata bulan kering daerah penelitian yaitu 2,3 dan jumlah bulan basah yaitu 8,2. Berdasarkan perhitungan data [Type text] Page 20 tersebut diperoleh nilai Q sebesar 0,28. Dengan demikian tipe curah hujan di daerah penelitin termasuk tipe B (0,14 ≤ Q < 0,33) yaitu Basah c. Klasifikasi Iklim Menurut Koppen klasifikasi tipe iklim menurut Koppen didasarkan pada data temperatur udara. Dan curah hujan Koppen membagi iklim di dunia menjadi 5 tipe : 1). Iklim A ( iklim hujan tropis ) Temepratur bulan terdingin lebih > 18 ºC .Curah hujan tahunan tinggi a). Hutan hujan tropika ( Af ) Curah hujan rata-rata bulan terkering > 60 mm. Hutan lebat Wilayah meliputi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara b). Monsun Tropika ( Am ) Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan air hujan pada bulan kering.Wilayah meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sebagian Sulawesia Selatan dan pantai selatan Papua c). Savana ( Aw ) Jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan air hujan pada bulan-bulan kering.Wilayahnya meliputi Jawa Timur, Madura,Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Kepulauan Aru 2). Iklim B ( iklim kering/gurun ) Curah hujan lebih kecil dari penguapan a). Iklim Stepa ( BS ) Daerah setengah kering.Curah hujan antara 380 – 760 mm/th b). Iklim padang pasir ( Bw ) Daerah kering ( arid ). Curah hujan < 250 mm/th 3). Iklim C ( iklim sedang basah ) Temperatur bulan terdingin antara 3 – 18 ºC a. Iklim sedang dengan musim panas yang kering ( Cs ) [Type text] Page 21 Bulan terkering curah hujan < 30 mm.Jumlah hujan terkering pada musim panas < sepertiga jumlah hujan bulan terbasah b. Iklim sedang dengan musim dingin yang kering ( Cw ) Musim panas lembab dan musim dingin kering ( musim dingin dikatakan kering jika jumlah hujan pada musim dingin < sepersepuluh jumalh hujan terbasah pada musim panas ) c. Iklim sedang yang lembab ( Cf ) Selalu lembab sepanjang tahun. d. Iklim D ( iklim dingin ) Suhu udara bulan terdingin < 3 ºC dan bulan terpanas > 10 ºC Iklim dingin dengan musim dingin yang kering ( Dw ) Iklim dingin tanpa periode siang ( Df ) e. Iklim E ( iklim kutub ) Suhu udara bulan terpanas < 10 ºC Iklim tundra ( ET ) Temperatur bulan terpanas antara 0 - < 10 ºC. Tumbuhan lumut Iklim Es- Salju Abadi ( EF ) Suhu terpanas < 0 ºC Koppen membuat klasifikasi iklim A menjadi tiga yaitu, Af, Am, dan Aw. Tipe Af mempunyai rerata bulan terkering lebih besar dari 60 mm, tipe iklim Am mempunyai rerata bulan basah dapat mengimbangi kekurangan air hujan di bulan kering, tipe iklim Aw mempunyai ciri bahwa jumlah curah hujan pada bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan air hujan pada bulan-bulan kering. Contoh : lihat data curah hujan tabel di atas Banyaknya curah hujan tahunan di daerah penelitian adalah 3.058,96 mm dan rata-rata curah hujan pada bulan terkering adalah 61 mm, sehingga apabila angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam grafik tie iklim menurut Koppen daerah penelitian termasuk dalam tipe [Type text] Page 22 iklim Af (Iklim Hujan Tropik), berarti jumlah curah hujan pada bulan terkering lebih dari 60 mm. Af P 60 40 Am Aw 20 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Rerata Jumlah Curah Hujan per Tahun (mm) Gambar 25. Penentuan Tipe Iklim Menurut Koppen d. Tipe Iklim Menurut Oldeman Oldeman membuat klasifikasi iklim atas dasar bulan basah dan bulan kering yang terjadinya secara berturut-turut. Klasifikasi ini terutama digunakan untuk kepentingan pertanian, terutama untuk tanaman padi. Oleh karena itu Oldeman embuat klasifikasi bulan basah dan kering yang nilainya lbih besar dibandingkan dengan klasifikasi Mohr. Menurut Oldeman bulan basah memiliki curah hujan > 200 mm, bulan lembab antara 100-200 mm dan bulan kering < 100 mm. Oldeman membagi iklim menjadi 5 zone agroklimat, sebagai berikut : Zona A : memiliki bulan basah > 9 kali berturut-turut Zona B : memiliki bulan basah 7 - 9 kali berturut-turut Zona C : memiliki bulan basah 5 - 6 kali berturut-turut Zona D : memiliki bulan basah 3 - 4 kali berturut-turut Zona E : memiliki bulan basah < 3 kali berturut-turut Klasifikasi tersebut di atas dirinci seperti berikut ini : [Type text] Page 23 Zone A A1 : memiliki 10 – 12 bulan basah dan 1 bulan kering A2 : memiliki 10 – 12 bulan basah dan 2 bulan kering Zona B B1 ; memiliki 7 – 9 bulan basah dan 1 bulan kering B2 : memiliki 7 – 9 bulan basah dan 2 – 3 bulan kering B3 : memiliki 7 – 9 bulan basah dan 4 - 6 bulan kering Zona C C1 : memiliki 5 – 6 bulan basah dan 1 bulan kering C2 : memiliki 5 – 6 bulan basah dan 2 - 3 bulan kering C3 : memiliki 5 - 6 bulan basah dan 4 - 6 bulan kering C4 : memiliki 5 - 6 bulan basah dan 7 bulan kering Zona D D1 : memiliki 3 – 4 bulan basah dan 1 bulan kering D2 : memiliki 3 - 4 bulan basah dan 2 – 3 bulan kering D3 : memiliki 3 - 4 bulan basah dan 4 - 6 bulan kering D4 : memiliki 3 - 4 bulan basah dan 7 - 9 bulan kering Zona E E1 : memiliki < 3 bulan basah dan 1 bulan kering E2 ; memiliki < 3 bulan basah dan 2 - 3 bulan kering E3 : memiliki < 3 bulan basah dan 4 - 6 bulan kering E4 : memiliki < 3 bulan basah dan 7 - 9 bulan kering E5 : memiliki < 3 bulan basah dan 7 - 9 bulan kering Tabel 4. Hubungan Kondisi iklim dengan masa tanam Simbol 1 Bulan Kering <2 Masa Tanam 11 – 12 Keterangan Penanaman tanaman sepanjang tahun 2 2–3 9 – 10 Penanaman sepanjang tahun membutuhkan perencanaan yang teliti 3 [Type text] 4–6 6–8 Dua periode tanam yang bergantian Page 24 4 7–9 3–5 5 >9 <3 Penanaman hanya satu kali Tidak dapat untuk tanaman bahan makanan Keterangan : Kondisi tersebut jika tidak ada irigasi e. Pembagian iklim menurut Junghun Junghun membuat klasifikasi iklim berdasarkan hubungan antara ketinggian tempat dengan jenis tanaman yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Semakin tinggi tempat suhu udara semakin rendah. Junghun membagi iklim menjadi empat zona, sebagai berikut : Zona ilim panas ( 0 – 700 m ) : Padi, tebu, kelapa dan jagung Zona iklim sedang (700 – 1.500 m) : Kopi, teh, karet dan kina Zona iklim sejuk (1.500 - 2.500 m) : pinus dan cemara Zona iklim dingin ( > 2.500 m ) : lumut 2. Penyebaran Iklim di Indonesia Indonesia terletak di antara 23 ½0 LU – 23 ½0 LS sehingga disebut dengan daerah tropis. Menurut Koppen, daerah tropis termasuk dalam tipe iklim A. Tipe iklim ini mempunyai persyaratan bahwa suhu udara ratarata bulan terdingin lebih dari 180 C. Tipe iklim A (Hujan Tropis) dibagi menjadi tiga tipe, yaitu a. Hutan Hujan Tropis (Af) Daerah yang termasuk tipe iklim ini adalah daerah yang memiliki ratarata curah hujan bulan terkering lebih besar dari 60 mm. Oleh karena itu hutan di daerah ini lebat. Wilayah Indonesia yang memiliki tipe iklim Af antara lain Sumatra, sebagian kecil Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi Utara. b. Monson Tropika (Am) Daerah yang termasuk iklim ini adalah daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan air hujan pada [Type text] Page 25 bulan-bulan kering. Di daerah ini hutan masih dapat lebat. Di Indonesia wilayah yang yang mempunyai tipe iklim Am adalah sebagian besar Jawa, sebagian Sulawesi Selatan, dan pantai selatan Papua. c. Savana (Aw) Daerah yang termasuk dalam iklim ini adalah daerah dengan curah hujan bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan air pada bulan-bulan kering. Oleh karena iu vegetasi yang ada di daerah ini hanyalah padang rumput atau pohon-pohon yang mempunyai kebutuhan air sedikit. Di Indonesia wilayah yang mempunyai tipe iklim Aw meliputi Madura, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Aru. D. Dampak perbedaan Cuaca dan Iklim Terhadap Kehidupan masyarakat Adanya perbedaan cuaca atau iklim dari satu tempat ke tempat lain dapat berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat. Pengaruh tersebut antara lain pada pola pakaian, bentuk rumah, dan pekerjaan. Perbedaan cuaca atau iklim di pengaruhi oleh perbedaan tempat, semakin ke arah gunung (tempat tinggi) udara akan semakin dingin dan curah hujan semakin besar. Semakin ke arah dataran rendah maka suhu akan semakin panas demikian juga curah hujan akan semakin kecil. a. Pengaruh Terhadap Pakaian Masyarakat yang hidup di daerah tropik, terutama yang tinggal di daerah pantai atau dataran rendah biasanya menggunakan pakaian yang tipis, karena suhu di daerah ini panas. Di daerah gunung atau tempat tinggi suhu udaranya dingin untuk itu memerlukan pakaian yang umumnya tebal agar tubuh tetap hangat. Di daerah beriklim sedang pada musim dingin perlu pakaian yang tebal bahkan hampir menutup seluruh tubuh, tetapi pada musim panas mereka dapat menggunaan pakaian yang tipis. [Type text] Page 26 b. Pengaruh Terhadap Bentuk Rumah Rumah-rumah yang ada di daerah pantai atau dataran rendah daerah tropis, biasanya banyak ventilasinya, genting terbuat dari tanah. Pada daerah pegunungan yang tinggi yang suhunya dingin, maka biasanya rumah mempunyai ventilasi yang sedikit dan atapnya banyak terbuat dari seng. Di daerah sedang, rumah hanya sedikit membutuhkan ventilasi bahkan pada saat musim dingin mereka memerlukan penghangat. Agar ruangan tetap hangat mereka menggunakan tungku penghangat atau heater (mesin pemanas). c. Pengaruh Terhadap Pekerjaan Masyarakat di daerah pantai memanfaatkan cuaca yang berupa angin untuk melakukan penangkapan ikan di laut. Hal ini dilakukan oleh masyarakat yang tradisional, yaitu memanfaatkan angin darat untuk melaut dan memanfaatkan angin laut untuk mendarat. Pada nelayan modern, mereka sudah tidak terpengaruh oleh cuaca, karena mereka dapat menggunakan perahu bermotor. Masyarakat di daerah dataran rendah memanfaatkan awal musim penghujan untuk pengolahan tanah pertanian. Masyarakat di daerah pegunungaan banyak memanfaatkan lahan pertaniaan untuk perkebunan atau tanamaan sayur-sayuran. Hal ini disebabkan oleh suhu udara yang dingin sehingga cocok untuk tanaman sayuran maupun tanaman perkebunan. D. Latihan Pilihlah satu jawaban yang paling benar! 1. Udara yang menyelubungi bumi disebut… (A) kabut (B) geosfer (C) atmosfer (D) pedosfer 2. Proses cuaca terjadi pada lapisan…. (A) troposfer (B) stratosfer [Type text] Page 27 (C) mesosfer (D) termosfer 3. Lapisan Ozon terdapat di… (A) troposfer (B) stratosfer (C) mesosfer (D) termosfer 4. Unsur cuaca di bawah yang mempengaruhi unsur—unsur cuaca lainnya adalah.... (A) temperatur udara (B) radiasi matahari (C) angin (D) hujan 5. Awan rendah mempunyai ketinggian.... (A) < 1000 m (B) < 2000 m (C) < 3000 m (D) < 4000 m 6. Hujan yang terjadi akibat adanya pertemuan antara massa udara panas dengan dingin disebut.... (A) hujan konvergen (B) hujan orografis (C) hujan konveksi (D) hujan frontal 7. Perstiwa berubahnya uap air menjadi titik-titik air disebut… (A) evaporasi (B) transpirasi (C) kondensasi (D) presipitasi 8. Suhu udara pada ketinggian 1000 m adalah... (A) 24,3 ºC (B) 22,3 ºC (C) 20,3 ºC (D) 18,3 ºC 9. Puting beliung merupakan angin... (A) siklon (B) pasat (C) anti siklon (D) anti pasat [Type text] Page 28 10. Uap air di atmosfer karena mengalami pendinginan akan menyebabkan terjadinya proses kondensasi, sehingga terbentuk... (A) awan (B) hujan (C) salju (D) es Kerjakan soal-soal di bawah ini 2. 3. 4. 5. 6. Bagaimanakah peranan atmosfer bagi kehidupan? Mengapa semakin tinggi suatu tempat suhu udara semakin dingin? Bagaimanakah proses terjadinya hujan? Jelaaskan perbedaan antara kelembaban udara mutlak dan absolut! Bagaimanakah cara menentukan tipe iklim koppen? [Type text] Page 29 DAFTAR BACAAN Kartasaputra,AG. 1993. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta. Linsley K. 1949. Aplied Hydrology. New York: Mc Graw Hill Book Company. Sitanala Arsyad. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Penerbit IPB. Sukardi Wisnubrata. 1986. Azas-Azas Meteorologi Pertanian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Strahler, Arthur. 1986. Physical Geography. New York: John Wiley and Son Inc. Yusman Hestiyanto. 2005. Geografi 1. Jakarta: Yudhistira. Tjahyono Bayong. 1986. Iklim dan Lingkungan.Cendekia Jaya Utama [Type text] Page 30