daftar isi - Gereja Kristus Yesus

advertisement
Tahap 6, No. 14
Maret – April 2015
DAFTAR ISI
Nahum • Habakuk • Zefanya
• Mazmur • Yohanes • Ibrani
Redaksi ............................................................................................. 3
Pengantar Nahum . ........................................................................... 4
Renungan Tanggal 1-2 Maret 2015 . ................................................. 5
Pengantar Habakuk........................................................................... 7
Renungan Tanggal 3-5 Maret 2015 . ................................................. 8
Pengantar Zefanya........................................................................... 11
Renungan Tanggal 6-19 Maret 2015 . ............................................. 12
Pengantar Yohanes.......................................................................... 26
Renungan Tanggal 20-28 Maret 2015 . ........................................... 27
Pengantar Paskah............................................................................ 36
Renungan Tanggal 29 Maret - 17 April 2015 .................................. 37
Pengantar Ibrani.............................................................................. 58
Renungan Tanggal 18 - 30 April 2015 ............................................. 59
Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 75
Diterbitkan oleh:
Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja
Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua:
Pdt. Joni Sugicahyono
Editor Umum: GI Purnama
Penulis:
Pdt. Andreas Himawan, Pdt. Reggy Andreas AL,
GI Melyana Senjaya, GI Yorimarlina Umboh, GI Purnama
Alamat Redaksi
: Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180.
Telepon: (+62-21) 6010405-08.
Website: www.gky.or.id • e-Mail: [email protected]
Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui:
1. Buku renungan.
2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA).
3. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod
Touch):
- www.gky.or.id lalu klik download pada salah satu dari 2 pilihan
(Android atau IOS).
Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999
diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Redaksi 
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Situasi politik yang mudah memanas di negeri kita membuat kita
sulit untuk memperkirakan masa depan negeri kita ini. Kita berharap
agar situasi politik bisa lebih tenang, tetapi yang terjadi hanyalah ketenangan sesaat yang segera disusul oleh konflik dan ketidakpastian.
Bagi umat Tuhan, tidak ada pilihan lain yang lebih baik selain tetap
bersandar kepada Tuhan. Syukurlah bahwa walaupun keadaan negeri
kita tidak stabil, Tuhan Yesus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini
dan sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8). Ketenangan ada di dalam
Dia dan tidak ada kekuatan yang dapat merampas kita dari genggaman
tangan-Nya yang penuh kasih.
Pada edisi ini, kita akan membaca tiga kitab Nabi Kecil (Nahum,
Habakuk, Zefanya), dua kitab Perjanjian Baru (Injil Yohanes dan Surat
Ibrani), beberapa pasal kitab Mazmur, serta membaca dan merenungkan Renungan Khusus Paskah. Secara kebetulan, semua bacaan dalam
renungan Paskah diambil dari Injil Yohanes. Kesamaan bacaan dengan
Renungan Injil Yohanes itu tidak disengaja oleh penulisnya. Sekalipun
demikian, kesamaan bacaan itu dibiarkan saja karena kesamaan itu
justru menolong kita untuk memahami kekayaan teks Alkitab.
Walaupun waktu terus berjalan dan tidak pernah kembali ke belakang, banyak hal dalam hidup manusia yang terjadi secara berulang.
Penderitaan manusia termasuk sesuatu yang terus berulang dalam
berbagai bentuk. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia
yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, cara bersikap terhadap penderitaan sebagaimana yang bisa dipelajari dari kitab Nahum, Habakuk,
dan surat Ibrani mengandung manfaat, bukan hanya bagi orang-orang
pada masa lampau, tetapi juga bagi kita pada masa kini.
Dalam seluruh aspek kehidupan kita, pengenalan akan Kristus
(yang menjadi pusat berita Injil Yohanes dan Surat Ibrani) serta pengharapan akan datangnya hari Tuhan merupakan sumber kekuatan kita.
Kristus adalah sumber keselamatan kita dan teladan paling sempurna
dari kehidupan yang dikehendaki Allah. Tidak mungkin kita bisa menjadi seorang Kristen yang sejati bila kita tidak berusaha untuk mengenal Kristus dan mengikuti teladan-Nya. Penderitaan tidak mungkin
terlepas dari kehidupan kita, tetapi penderitaan itu akan berakhir saat
Kristus datang ke dunia ini untuk kedua kalinya.
Penghiburan Allah Bagi Umat-Nya
yang Berada dalam Kesesakan
K
itab Nahum ditulis oleh Nabi Nahum. Sebutan “Nahum” berarti
“hiburan.” Dia melayani Allah di Yehuda pada pertengahan abad
ke-7 BC. Saat itu, Negara Asyur (dengan ibukota Niniwe) sudah menguasai Kerajaan Israel dan menjadi ancaman besar bagi Kerajaan
Yehuda. Tema kitab Nahum adalah tentang penghukuman Allah yang
segera akan terjadi terhadap Niniwe dan Asyur. Berita demikian
adalah suatu penghiburan, baik untuk Israel maupun Yehuda, karena mereka menyadari bahwa keperihan berada di bawah tekanan
penjajahan akan segera berakhir. Niniwe kemudian memang ditaklukkan dan dihancurkan pada awal tahun 600-an BC, seperti yang
telah dinubuatkan oleh Nabi Nahum (1:14-15).
Tema mengenai kelepasan dari ketertindasan memang merupakan tema yang umum dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Tindakan Allah yang membebaskan umat-Nya dari kesesakan adalah
suatu gambaran mengenai apa yang akan Allah lakukan melalui
Yesus Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari dosa-dosa mereka serta memberikan kepada mereka shalom yang sesungguhnya. Itulah penghiburan yang sejati di dunia ini maupun di dunia
yang akan datang, yaitu penghiburan yang diberikan di dalam
Kristus melalui Roh Kudus-Nya yang juga disebut sebagai Roh
Penghibur.
Kita masih bisa mengingat bahwa sekitar seratus tahun sebelumnya, Yunus pernah berkotbah menentang Niniwe dan kemudian kota itu menunjukkan penyesalan dan pertobatan. Tetapi,
ketika masa Nahum tiba, rupanya jejak-jejak pertobatan itu sudah tidak terlihat lagi sama sekali. Kali ini, Nahum datang dengan
berita yang jauh lebih keras, yakni tentang penghukuman Allah,
dan penghukuman itu memang akhirnya dijatuhkan kepada mereka. [AH]
Minggu
Penghiburan bagi Umat Allah
1
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Nahum 1-2
“Aku akan menjadi lawanmu,” demikianlah pernyataan keras Allah terhadap Niniwe. Seratus tahun lalu, orang-orang Niniwe bertobat ketika mendengar khotbah Nabi Yunus. Tetapi, seiring berjalannya waktu, mereka
kembali lagi kepada tabiat dan kebudayaan mereka yang menentang Allah
Yahweh. Mereka menyembah ilah-ilah dan patung-patung. Kota Niniwe
penuh kepalsuan dan persundalan. Mereka menjajah dan memperbudak
orang Israel yang adalah umat Allah. Karena itulah, Tuhan datang dengan
pemberitaan penghukuman yang sangat keras terhadap Niniwe.
Allah mengatakan bahwa Dia akan mengirim pasukan musuh untuk
menghancurkan dan mempermalukan Niniwe dan negeri Asyur (2:3-13).
Tetapi, pada dua pasal ini, Tuhan lebih mengarahkan mata-Nya kepada
umat-Nya. Tuhan mengatakan bahwa Dia selalu dapat menjadi tempat
pengungsian bagi umat-Nya yang dalam kesesakan dan yang mencari perlindungan kepada-Nya (1:7). Seberapa besar pun kesulitan dan penderitaan yang dialami umat-Nya dari orang-orang Niniwe dan Asyur, mereka
akan dilepaskan oleh Allah (1:13), sehingga mereka akan mengalami lagi
shalom dan pemulihan (1:15-2:2).
Di dunia ini, umat Allah memang sering kali menghadapi tekanan dan
cobaan, baik secara fisik maupun rohani. Dalam kondisi demikian, kita harus selalu ingat bahwa Tuhan “adalah tempat pengungsian pada waktu
kesusahan,” dan “Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.”
(1:7). Itulah yang Allah lakukan di dalam Yesus Kristus ketika Dia berinkarnasi dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan umat-Nya dari tindasan
dosa-dosa mereka. Allah juga memberi kita Roh Kudus yang menjadi
Penghibur bagi kita, yang menghibur di dalam penderitaan dan kesesakan
kita (2 Korintus 1:4). [AH]
Nahum 1:7
”TUHAN itu baik;
Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan;
Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.”.
Senin
Allah Ada di Pihak Kita
2
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Nahum 3
Pasal ini menggambarkan kondisi moralitas dan kepemimpinan negeri Asyur
dan Niniwe yang menyebabkan kehancuran negeri mereka. Mereka adalah
penumpah darah. Kota mereka penuh dusta dan kepalsuan, bahkan mereka
disebut sebagai perempuan sundal (3:1-7). Secara fisik, hal ini berarti bahwa
telah terjadi banyak persundalan di kota itu. Secara rohani, hal ini berarti
bahwa kebudayaan dan cara hidup mereka telah menyihir dan menyeret banyak orang ke dalam dosa. Inilah gambaran kota metropolitan dengan segala
gemerlapan dan kilauannya yang telah menyeret banyak orang, khususnya
orang muda, ke dalam kubangan dosa dan kejahatan. Pada saat yang sama,
para pemimpin mereka tidak memiliki visi mencari Allah. Pertobatan yang
terjadi 100 tahun lalu telah lenyap. Para pemimpin hidup dalam kemewahan,
lupa daratan karena kemenangan dan kesuksesan, malas, dan mementingkan
diri sendiri (3:17-18). Bahkan, ketika diserang, mereka lari tunggang-langgang
menyelamatkan diri dan membiarkan rakyat berjatuhan sebagai korban.
Benarlah perkataan Amsal, “Bila tidak ada wahyu (atau ‘visi’), menjadi liarlah rakyat,” (Amsal 29:18). Pemimpin yang tertidur, yang mabuk kemenangan
dan keberhasilan, yang hanya mementingkan diri sendiri, yang memanjakan
diri dalam kemewahan dan nafsu duniawi senantiasa akan menghancurkan
rakyat yang mereka pimpin. Negeri Asyur yang terkenal sangat kuat dan kokoh akhirnya rontok juga karena dosa-dosa mereka dan karena pemimpinpemimpin mereka yang tidak lagi mencari Allah dan yang hanya mementingkan diri sendiri. Akhirnya, hukuman Tuhan datang atas mereka. Cara hidup
mereka telah menghukum diri mereka sendiri sehingga kehancuran menanti
di ambang pintu. Cara hidup mereka telah menjadikan Allah sebagai lawan.
Tidak mengherankan bila pada pasal 3 ini, Allah kembali mengatakan, “Aku
akan menjadi lawanmu” (3:5). Bersyukurlah bahwa kita telah mendapatkan
kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, sehingga Allah menjadi pelindung
kita, dan bahkan Dia senantiasa berada di pihak kita. [AH]
Roma 8:31
”.... Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”.
Orang Benar Akan Hidup oleh Iman
T
idak ada catatan pasti tentang kapan Nabi Habakuk melayani di Yehuda.
Sangat besar kemungkinan bahwa ia melayani di ujung masa pemerintahan Raja Yosia, ketika negara Babel sudah siap menyerang dan menjajah
Yehuda (1:6). Serangan dari negara Babel yang akan diterima oleh Yehuda
diartikan sebagai hukuman Allah terhadap ketidaksetiaan mereka sebagai
umat Allah. Tetapi, yang khas dari kitab Habakuk ini adalah cara penyampaian sang Nabi bukan dalam bentuk ucapan ilahi terhadap umat Allah,
tetapi suatu pergumulan pribadi antara sang Nabi dan Allah dalam bentuk
percakapan antara Habakuk dan Allah. Percakapan ini lebih tepat bila disebut sebagai usaha Habakuk untuk mendebat Allah.
Ada dua pergumulan Habakuk di hadapan Tuhan. Pertama, dia bertanya-tanya mengapa Allah seperti diam dan tidak berbuat apa-apa dalam
menghadapi kejahatan dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang
Yehuda. Allah menjawab bahwa Dia akan menghukum Yehuda melalui
tangan orang Babel. Jawaban Allah ini menimbulkan pergumulan kedua
bagi Habakuk, yaitu mengapa Allah memakai bangsa Babel (yang jauh lebih jahat dari bangsa Yehuda) untuk menghukum Yehuda? Pergumulan
ini terdapat dalam pasal 1 dan 2. Pada pasal 3, Habakuk mengemukakan
suatu pengakuan iman bahwa dia menjadi seorang yang melihat dari
perspektif Allah, seorang yang dengan sabar menanti Allah bertindak
dan mempercayakan segenap hidupnya kepada Allah.
Apakah pergumulan Habakuk dapat dianggap sebagai mewakili
orang-orang kudus di Yehuda. Mereka bergumul dengan tulus dan jujur di hadapan Allah dalam menghadapi pelbagai fenomena yang terjadi dalam masyarakat dan dalam umat Allah. Bahkan pergumulan itu
kadang-kadang sampai mempertanyakan kasih dan keadilan Allah.
Tetapi, pada akhirnya, orang-orang kudus itu selalu akan menemukan
keyakinan bahwa mereka hidup oleh iman kepada Allah seperti yang ditunjukkan oleh Habakuk yang akhirnya bertekuk lutut di hadapan Allah,
dan mengakui bahwa Allah adalah kekuatan dan persandarannya.
Orang-orang Kristen di segala zaman juga bergumul di hadapan Allah,
khususnya ketika menghadapi berbagai penderitaan dan ketidakadilan,
ketika Allah seolah-olah tidak bertindak, atau ketika Dia bertindak di
luar pemahaman kita. Kitab Habakuk mengajak kita untuk menemukan
jawaban yang berpusat pada perkataan dalam 2:4, “... tetapi orang yang
benar itu akan hidup oleh percayanya.” [AH]
Selasa
Berapa Lama, Ya Tuhan?
Mengapa, Ya Tuhan?
3
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Habakuk 1
Ketika menghadapi kondisi Yehuda yang penuh ketidakadilan dan kejahatan,
Habakuk bergumul. Pergumulan ini menimbulkan pertanyaan praktis: Mengapa
Allah diam dan membiarkan semua itu terjadi? (1:1-4). Allah kemudian menjawab Habakuk bahwa Dia tidak diam dan tidak membiarkan keadaan itu. Dia akan
mengirim tentara Babel untuk menghukum Yehuda (1:5-11). Jawaban Allah ini
menimbulkan pertanyaan teologis: Mengapa Allah yang kudus, yang tidak dapat
menoleransi kejahatan, dapat menggunakan orang Babel yang jauh lebih jahat
dari orang Yehuda untuk menjadi alat guna menghukum Yehuda? (1:12-17).
Dalam bacaan hari ini, kita belum mendapatkan jawaban Allah. Allah akan
menjawab Habakuk pada pasal kedua. Tetapi, kita dapat membuat refleksi mendalam terhadap dua pergumulan Habakuk, yaitu tentang doa yang tidak dijawab
oleh Allah (1:2) dan tentang doa yang dijawab di luar dugaan manusia (1:13). Ada
kalanya kita berteriak seperti Habakuk, “Berapa lama lagi aku harus berdoa, ya
Tuhan? Mengapa Engkau diam? Mengapa Engkau tidak menolong?” Di saat lain,
kita kaget dan tidak mengerti mengapa Allah “menjawab” tidak sesuai dengan
keinginan kita? Orang kudus di Yehuda meminta Allah campur tangan untuk
menghentikan kelaliman dan ketidakadilan dalam masyarakat, tetapi yang mereka dapat adalah kehadiran tentara Babel yang jauh lebih lalim dan jahat.
Hidup dengan Allah memang merupakan suatu perjalanan penyerahan diri
kepada Allah. Berjalan bersama dengan Allah berarti rela mengikuti langkah Allah.
Bergerak bersama Allah berarti rela mengikuti irama “tarian” Allah. Sebagai umat
Perjanjian Baru, kita memiliki jawaban yang jauh lebih utuh dibandingkan dengan
Habakuk: Allah tidak diam. Hal itu dibuktikan dengan kedatangan Yesus Kristus untuk menolong dan menyelamatkan kita. Ketika Dia datang, Dia diperlakukan dengan
tidak adil, Dia mengalami kekerasan dan kejahatan manusia, tetapi justru melalui
semua itu, Dia menjawab kita, Dia menolong dan menyelamatkan kita. [AH]
Keluaran 3:7-8
”Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh
kesengsaraan umat-Ku… Aku mengetahui penderitaan mereka.
Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka ....”
Rabu
Percaya Kepada Allah, Bukan
Membusungkan Dada
4
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Habakuk 2
Habakuk menantikan jawaban Allah, dan Allah menjawab dia, tetapi bukan
dengan memberikan alasan bagi tindakan-Nya. Allah tidak bertanggung jawab kepada manusia. Oleh karena itu, tindakan-Nya adalah semata-mata
berdasarkan pertimbangan dan hikmat-Nya.
Yang Dia jawab kepada Habakuk adalah bahwa manusia jangan membusungkan dada. Yehuda membusungkan dada sehingga Allah menghukum mereka melalui tentara Babel. Orang Babel juga membusungkan dada, sehingga
Allah akan menghukum mereka (2:4-20). Hal itu memang kemudian terwujud
dalam sejarah saat negara Babel ditaklukkan dan dikuasai oleh Persia. Ada 5
ucapan “celakalah” yang ditujukan kepada Babel pada bagian ini. Babel celaka
(atau terkutuk) di hadapan Allah karena membangun negeri mereka dengan
perampasan, ketidakadilan, kekerasan, pembunuhan, dan penipuan. Allah
mengutuk mareka karena penyembahan berhala yang mereka lakukan. Lima
ucapan “celakalah” ini dibingkai oleh 2 ayat yang menyatakan kemuliaan Allah
(2:14, 20). Orang-orang mengagumi dan menghormati kehebatan Babel, tetapi
melalui Yesus Kristus, kemuliaan Allah akan menutupi bumi (2:14). Orang Babel
gagah perkasa dan mendatangkan kehancuran di mana-mana, tetapi mereka
akan didiamkan seperti patung sembahan mereka, bahkan seluruh dunia menjadi senyap di hadapan kemuliaan Allah yang bertakhta di surga (2:20).
Dengan dasar ini, Allah menasihatkan agar manusia— termasuk Habakuk—jangan membusungkan dada di hadapan Allah (2:4). Habakuk dipanggil untuk hidup
berdasarkan kepercayaan kepada Allah dan mengakui kemuliaan-Nya. Orang jahat
membusungkan dada dan melawan Allah, dan kelihatannya sangat berjaya. Tetapi,
walaupun bisa mengalami kesusahan dan tertindas, orang percaya takluk kepada
Allah dan menjalankan kehidupan berdasarkan kepercayaan kepada Allah di dalam
kerendahhatian dan kepatuhan kepada Allah. Orang yang membusungkan dada
akan disenyapkan, tetapi orang percaya akan bersorak memuliakan Allah. [AH]
Habakuk 2:4
”Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi
orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”.
Kamis
Allah adalah Kekuatan Kita
5
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Habakuk 3
Habakuk memulai tulisannya dengan bertanya, “berapa lama,” dan menyelesaikannya
dengan perkataan lembut, “dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan” (3:16).
Pertanyaan pembuka, “mengapa (1:3),” ditutup dengan keyakinan iman, “sekalipun
hasil pohon zaitun mengecewakan … aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan yang
menyelamatkanku,” (3:16-18). Inilah nyanyian kemenangan iman Habakuk.
Habakuk mengumpulkan semua memori tentang kisah pekerjaan dan penyelamatan Allah yang pernah ia dengar (3:2-15). Ayat-ayat ini dipenuhi rujukan tentang
keluarnya Israel dari Mesir di bawah kepemimpinan Musa dan Yosua. Semua itu
terjadi karena Allah “berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu,” (3:13). Ketika
merenungkan kisah-kisah itu, hatinya gemetar karena takjub (3:16), sehingga dia kembali kepada imannya yang tulus kepada Allah yang telah menunjukkan pekerjaan-Nya
yang ajaib atas umat-Nya. Di sinilah dia menyatakan iman kepercayaannya kepada
Allah. Secara teologis, Habakuk sampai pada kesimpulan bahwa sumber kebahagiaan
bukanlah keberhasilan usaha dan pekerjaan, juga bukan adanya kecukupan makanan
dan minuman (3:17). Sumber sukacita, kegembiraan, dan kepuasan adalah Allah, Sang
Penyelamat (3:18). Ini berarti bahwa sekalipun kehidupan dan kondisi sosial-ekonomi
sangat tidak menggembirakan, Habakuk masih memiliki Allah yang selalu memperhatikan umat-Nya. Secara praktis, Habakuk dikuatkan dalam iman dan kehidupannya
untuk menjalani hidup yang sulit. Dia mengalami Allah menguatkannya, sehingga dia
tetap kuat dan gesit untuk menjalani kehidupan dan melayani Allah (3:19).
Melalui Habakuk, Allah mendidik kita untuk lebih berpegang kepada Allah. Melalui menengok kepada masa lalu (khususnya kepada pekerjaan Allah di kayu salib),
kita diingatkan bahwa Allah setia, bahwa Allah tidak pernah diam dan membiarkan
umat-Nya dalam kesengsaraan. Allah datang kepada kita untuk membebaskan kita.
Karena itulah kita dapat tenang menantikan Allah, bahkan di dalam pelbagai kesusahan hidup. Melalui Firman dan Roh-Nya, kita dikuatkan untuk menapaki kehidupan
kita, pekerjaan kita, dan pelayanan kita. Allah adalah kekuatan kita. [AH]
Habakuk 3:19
”ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa,
Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”.
10
Hari Tuhan: Hari Penghukuman & Pemuliaan
M
embaca kitab Zefanya seperti membaca naskah kotbah seorang pengkotbah KKR yang bersemangat dan berapi-api memanggil umat Allah
untuk kembali kepada Allah. Menurut catatannya sendiri, Zefanya melayani
pada zaman Raja Yosia menjadi raja atas Yehuda (1:1; bandingkan dengan
2 Raja 21:26–23:30). Ini berarti bahwa dia melayani di pertengahan abad
ke-7 BC, sezaman dengan nabi Yeremia, dan kemungkinan juga sezaman
dengan Nahum dan Habakuk. Yang agak membedakannya dari nabi-nabi
lain adalah bahwa Zefanya adalah seorang keturunan bangsawan, seorang
yang dipanggil dari lingkungan istana untuk melakukan tugas kenabian. Dia
adalah keturunan keempat dari Raja Hizkia (Zefanya 1:1) yang merupakan
salah seorang raja Yehuda yang paling terkenal. Nabi Allah bisa berasal dari
rakyat sederhana seperti Amos yang adalah peternak dan pemungut buah
ara hutan (Amos 7:14), tetapi juga bisa dari kalangan istana dan bangsawan
seperti halnya dengan Zefanya.
Di bawah pemerintahan Raja Yosia, Yehuda mengalami kebangunan
keagamaan. Dalam situasi seperti itu, Zefanya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggelegarkan panggilan Allah agar bangsanya
bertobat. Pada zaman Zefanya, Israel sudah runtuh dan orang-orangnya
sudah dibawa ke pengasingan. Akan tetapi, yang mengherankan adalah
bahwa walaupun ada contoh yang sangat nyata di depan mata, Yehuda
tetap keras kepala dan tidak mau sungguh-sungguh bertobat. Dalam
konteks seperti itu, Zefanya mengumandangkan penghukuman Allah,
baik terhadap Yehuda yang telah melakukan banyak kejahatan dan bahkan penyembahan berhala maupun terhadap bangsa-bangsa lain yang
selama ini memusuhi Israel. Dalam pemberitaan tentang penghukuman
Allah inilah, Zefanya berulang kali mengemukakan tentang “Hari Tuhan,”
yaitu hari penghukuman Allah terhadap bangsa-bangsa yang berdosa
terhadap Allah (Zefanya 1-2), tetapi sekaligus juga hari pemberkatan
bagi orang-orang yang mengikuti-Nya (Zefanya 3). Kata-kata nubuatan
Zefanya ini bukan hanya tentang Allah yang akan menghukum bangsabangsa yang ada pada saat itu, tetapi juga merupakan suatu pandangan
ke depan tentang Allah yang akan menghukum dosa di dalam Yesus Kristus, dan khususnya tentang hari penghakiman akhir yang akan berlangsung saat kedatangan Kristus yang kedua kali. Tetapi, karena hari Tuhan
bukan hanya soal penghukuman Allah, Zefanya juga memberitakan tentang pemulihan umat Allah dari ketertindasan. Mereka akan dimurnikan
dan akan bersorak-sorak di dalam Allah Yahweh. [AH]
11
Jumat
Carilah Tuhan
Sebelum Kegelapan Datang
6
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Zefanya 1-2
Dalam dua pasal ini, Zefanya mengumumkan penghukuman Allah yang bersifat
universal (1:2-3), dan kemudian secara lebih spesifik, penghukuman terhadap
Yehuda (1:4-18) serta penghukuman terhadap bangsa-bangsa lain (2:4-15). Di
tengahnya, terselip panggilan untuk mencari Allah Yahweh dan bertobat sebelum hari Tuhan tiba (2:1-3). Alasan penghukuman yang akan datang itu jelas
disebutkan, yakni “sebab mereka telah berdosa kepada Tuhan,” (1:17). Di tengah hiruk-pikuk masalah politik, sosial, dan ekonomi bangsa-bangsa, Zefanya
melihat jelas bahwa pokok masalah mereka adalah dosa pemberontakan terhadap Allah dan ketentuan-Nya. Inilah yang mengakibatkan kejahatan, ketidakadilan, penindasan, kesombongan, peperangan, dan penyembahan berhala.
Inilah aspek penghukuman Hari Tuhan, hari yang penuh kekelaman dan
penderitaan. “Hari kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan
dan kelam,” (1:15). Rasul Petrus juga mengartikan “Hari Tuhan” sebagai hari
kedatangan Kristus yang kedua kali, yang akan menjadi “the day of judgement” yang final terhadap seluruh dosa dan kejahatan manusia (2 Petrus
3:10). Tetapi, di dalam anugerah-Nya, Allah memberi manusia kesempatan
untuk bertobat dan berbalik kepada Allah sebelum hari final itu tiba. Zefanya
mengatakan, “sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN …. Carilah
Tuhan,” (Zefanya 2:2-3). Bila Allah belum terlihat seperti api yang menghanguskan, dan murkanya belum terlihat menyala-nyala atas dosa dan kejahatan, itu semata-mata karena Dia memberi kesempatan kepada manusia untuk
bertobat. Petrus berkata bahwa Allah tidak lalai menepati janji-Nya. Jika Dia
belum segera menghukum, itu karena Dia “sabar terhadap kamu, karena Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang
berbalik dan bertobat,” (2 Petrus 3:9). [AH]
Zefanya 2:3
”Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri,
yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati;
mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.”.
12
Sabtu
Karena Allah Ada di Antara Kita
7
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Zefanya 3
Pasal tiga dimulai dengan teguran terhadap Yehuda, khususnya terhadap Yerusalem (3:1-8). Jelas bahwa kecaman— dan penghukuman—Tuhan adalah untuk
memurnikan. Sebagai umat Allah, mereka perlu dikoreksi dengan keras karena
mereka adalah contoh bagi bangsa-bangsa lain. Dalam Perjanjian Baru, umat Allah
disebut sebagai garam dunia: Mereka tak boleh menyerupai bangsa-bangsa lain
agar bisa berfungsi sebagai garam. Tetapi, kenyataannya adalah sebaliknya. Sekalipun demikian, Allah menjanjikan bahwa Dia akan memurnikan dan menyucikan
mereka, sehingga mereka dipulihkan sebagai umat Allah (3:9-20). Mereka akan
menjadi “sisa-sisa” yang setia kepada Allah. Ini adalah tema tentang kesetiaan
Allah dan kontinuitas umat Allah. Walaupun berbagai kerusakan dan penderitaan menghantam umat Allah, bahkan kelihatannya sangat menghancurkan, Allah
tidak menihilkan mereka. Dengan setia, Allah mengoreksi, memurnikan, serta
membawa umat-Nya agar terus berfungsi sebagai terang dan garam dunia. Allah
akan mendatangkan pertobatan (3:9-10) dan umat-Nya akan dipelihara kontinuitasnya (3:11-13). Karena itu, sang nabi memproklamasikan adanya hari sukacita
bagi Yerusalem dan umat Allah karena mereka dipulihkan oleh Allah (3:14-20).
Janji yang paling indah adalah “Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu” (3:15).
Karena itu, umat Allah tak perlu takut dan jangan menjadi letih lesu (3:16).
Kisah ini memberi pelajaran yang sangat penting tentang kasih karunia dan
kesetiaan Allah. Dalam kasih karunia-Nya, Allah mengampuni mereka yang bertobat dan kembali kepada -Nya. Dalam kesetiaan-Nya, Allah tidak menyerah untuk
memurnikan dan mengoreksi untuk memelihara kontinuitas umat-Nya yang akan
menghadirkan Mesias, Yesus Kristus, sebagai korban penebusan dan pengampunan dosa. Inilah janji Allah, “Aku akan membawa kamu pulang” (3:20). Suara
Allah yang terdengar sedemikian lembut mengingatkan kita bahwa dalam segala
keadaan, Allah ada di tengah-tengah kita, dan Dia akan memulihkan kita. [AH]
Zefanya 3:17
”TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau
dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai.”
13
Minggu
Mengingat Kebaikan Tuhan
8
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 77
Setiap manusia tidak pernah luput dari pergumulan hidup. Demikian
pula dengan pemazmur. “Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada
Allah” (77:2), merupakan penekanan doa pemazmur karena situasi sulit
yang tengah dihadapinya. Saat mencari Allah dan mengingat-Nya, yang
ia rasakan justru rintihan dan kelelahan rohani, bukan ketenangan. Oleh
karena itu, ia bertanya, “Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak
kembali bermurah hati lagi? ....” (77:8-10). Pemazmur merasa bahwa
Allah melupakan dan menolak dia, bahkan dia menganggap perjanjian
anugerah tidak berlaku lagi baginya. Namun, sebenarnya tidak demikian. Akhirnya dia pun sadar bahwa perkataannya tidak benar sehingga
dia menegur dirinya sendiri (77:11).
Kesadaran di atas mengingatkan pemazmur kepada perbuatan Allah
di masa lampau, yaitu bahwa Allah adalah Sang Pencipta. Dia melindungi
ciptaan-Nya, dan tidak ada yang lain selain Tuhan yang telah mengikat
perjanjian dengan umat-Nya. Pemazmur mengingat kebesaran-Nya, keajaiban-Nya, dan pekerjaan-Nya. Mengingat semuanya itu menjadi obat
penawar yang ampuh untuk melawan ketidakpercayaan terhadap janji
dan kebaikan-Nya, dan membuat ketakutan kita berganti dengan terang
dan sukacita.
Saat mengalami berbagai pergumulan pelik di dalam hidup, seringkali keluhan, frustasi, ketidaknyamanan, dan kelelahan menguasai hidup
kita sehingga menggeser posisi Tuhan. Perasaan-perasaan demikian tidak akan membuat hidup menjadi lebih baik, tetapi justru membuat hidup menjadi semakin terpuruk. Ketika mengalami pergumulan, ingatlah
segala perbuatan dan anugerah Tuhan, sebab Dia lebih besar dari pada
pergumulan kita. Perbuatan dan anugerah Tuhan itulah yang akan memberikan kekuatan, sekaligus memulihkan hidup kita. [YU]
Mazmur 77:12
”Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak
mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.”
14
Senin
Pelajaran Berharga
9
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 78:1-33
Pengalaman merupakan guru terbaik guna menghadapi persoalan di
masa depan. Hal inilah yang ingin disampaikan oleh pemazmur dalam
bagian ini. Hal-hal negatif yang telah dialami oleh nenek moyang bangsa Israel jangan sampai terulang kembali oleh generasi selanjutnya.
Pengalaman generasi lampau seharusnya menolong generasi muda
untuk tetap menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan
perbuatan Allah, melainkan memegang perintah-perintah-Nya (78:7).
Pemazmur mengingatkan hal ini kepada bangsa Israel, khususnya generasi muda, agar mereka jangan seperti para pendahulu mereka yang
suka memberontak, tidak setia kepada Allah, serta enggan hidup menurut Taurat-Nya. Mereka melupakan pekerjaan dan perbuatan-Nya yang
ajaib, yang telah diperlihatkan-Nya kepada mereka (78:8-11).
Membelah laut merah, menuntun dengan tiang awan pada waktu
siang dan menuntun dengan terang api atau tiang api pada waktu malam
(78:14; bandingkan dengan Keluaran 13:21-22), memberi minum pada
waktu kehausan, menurunkan hujan manna dan memberi hujan gandum, kemudian memberikan hujan daging seperti debu banyaknya dan
burung-burung bersayap seperti pasir di laut (Mazmur 78:12-29), merupakan bukti pemeliharaan Allah atas hidup mereka. Namun, semua itu
seperti tidak ada artinya. Mereka tidak merasa puas, sehingga mereka
terus bersungut-sungut dan berbuat dosa. Mereka tidak percaya kepada
perbuataan-perbuatan-Nya yang ajaib sehingga membangkitkan murka
Allah.
Pemazmur ingin mengingatkan agar jangan seperti para nenek moyang bangsa Israel, tetapi belajarlah untuk percaya kepada Allah. Mempercayai Allah dan kuasa-Nya menolong kita untuk dapat bersyukur kepada-Nya dalam segala sesuatu, dan memuji kebesaran-Nya. [YU]
Yesaya 26:4
“Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya,
sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.”
15
Selasa
Kasih yang Menakjubkan
10
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 78:34-72
Bacaan hari ini menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada umat-Nya.
Pengakuan umat Israel bahwa Allah adalah Gunung Batu, Penebus mereka yang membawa mereka keluar dari Mesir adalah pengakuan yang tidak
tulus dan kata-kata mereka ingin memperdaya TUHAN. Mereka menyangka bahwa kata-kata indah dapat membujuk TUHAN untuk membatalkan
hukuman dan menghapuskan penghakiman-Nya. Mereka membohongi
Allah dan hati mereka tidak tetap kepada-Nya.
Meskipun Allah seringkali dikecewakan oleh perbuatan umat Israel,
Dia tetap mengasihi dan mengampuni kesalahan mereka. Allah tidak memusnahkan mereka, bahkan Dia seringkali menahan murka-Nya (78:3839). Beberapa kejadian yang seharusnya membuat bangsa Israel dapat dimusnahkan tercatat jelas di 78:40-55. Akan tetapi, hal itu tidak membuat
mereka percaya namun justru membuat mereka memberontak, murtad,
dan berkhianat. Mereka menyakiti hati-Nya dengan menyembah kepada
allah lain (78:56-58). Teriakan pelanggaran naik di hadapan-Nya, sehingga
Ia menjadi gemas. Ia memandang penyembahan kepada allah lain sebagai kekejian. Ia sangat membenci Israel meskipun sebelumnya Ia begitu
mengasihi mereka. Allah murka sehingga meninggalkan kediaman-Nya
yang terletak di tengah mereka. Kemah di Silo adalah tempat pertemuan
Allah dengan umat-Nya. Namun, ketika Israel berkhianat, sewajarnyalah
bila Allah meninggalkannya. Namun, setelah menghukum mereka (78:6064), sekali lagi Allah datang dengan belas kasihan untuk menyelamatkan
mereka dari tangan musuh, membangun kembali tempat kudus-Nya, dan
mendirikan pemerintahan yang baik bagi mereka (78:65-72). Kasih Allah
kepada umat-Nya begitu besar, namun jangan sampai disalahgunakan.
Hargailah setiap anugerah yang diberikan-Nya untuk hidup seturut dengan perintah dan ketetapan-Nya. [YU]
2 Yohanes 1:6a
“Dan inilah kasih itu,
yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya”.
16
Rabu
Andalkanlah Tuhan
11
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 79-80
Kemungkinan, Mazmur 79 adalah ratapan atas peristiwa jatuhnya Yerusalem serta pembuangan umat Yehuda. Ratapan ini berfokus kepada
kesedihan yang diakibatkan oleh perlakuan musuh. Mereka menunjukkan rasa tidak hormat terhadap tanah atau kota Allah dan umat Allah.
Pemazmur meratapi akibat perang yang telah membuat tubuh manusia
jatuh berserakan sehingga menjadi makanan burung-burung di udara
serta makanan binatang-binatang liar di bumi. Oleh karena itu, muncul pertanyaan yang menyayat hati, “berapa lama lagi ....?” (79:5) serta
ada tangisan dari orang-orang yang terluka. Mereka berdoa memohon
agar murka dan kecemburuan Allah yang digambarkan seperti api yang
berkobar-kobar dapat dialihkan kepada musuh-musuh mereka (79:6).
Pertanyaan yang sama juga muncul pada mazmur selanjutnya, yaitu
saat pemazmur bertanya, “berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa?” (80:5). Pertanyaan ini muncul sebab musuhmusuh kembali berusaha untuk menyerang umat-Nya yang digambarkan dengan mencabut pohon anggur (Israel). Oleh sebab itu, mereka
berdoa dan meminta dengan sungguh kepada Allah supaya mereka
dilindungi, dikuatkan, serta dibuat menjadi berhasil dalam menghadapi
musuh-musuh mereka (bandingkan dengan Ezra 7:28b). Pemazmur menyadari bahwa mereka tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri pada
saat berhadapan dengan musuh. Mereka harus mengandalkan kekuatan
Tuhan melalui doa mereka.
Dalam perjalanan hidup kita, seringkali Tuhan mengizinkan adanya
“musuh” yang menyerang. Apakah kita berdoa dan mengandalkan Sang
Juruselamat saat menghadapi “musuh”? Andalkanlah Dia sebab tidak
ada seorang pun yang sanggup untuk menolong, membebaskan dan
melindungi kita dari serangan “musuh”. [YU]
Yeremia 17:7
”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
17
Kamis
Memuliakan Allah
12
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 81-82
Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk memuliakan Dia.
Memuliakan Allah mencakup seluruh aspek kehidupan, di mana saja
dan kapan saja. Dalam mazmur ini, pemazmur menunjukkan bagaimana
bangsa Israel memuji Allah.
Dikatakan bahwa mereka memuji dengan bersorak-sorai, dengan rebana, kecapi, gambus, sangkakala. Mereka melakukan ibadah mereka
pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita (81:2-4).
Tujuan dilakukannya perayaan ini adalah untuk memproklamasikan tindakan yang telah Allah lakukan dalam sejarah kehidupan bangsa Israel,
yaitu membebaskan dan mengeluarkan mereka dari tempat perbudakan di tanah Mesir.
Sejarah penebusan bangsa Israel mengingatkan kita akan sejarah penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus terhadap perbudakan dosa.
Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya di kayu salib untuk membebaskan
manusia dari perbudakan dosa.
Sejarah penebusan merupakan alasan terbesar bagi bangsa Israel
untuk bersyukur dan memuji Allah yang diekspresikan melalui perayaan ibadah. Demikian pula, seharusnya penebusan dalam Kristus Yesus
seharusnya merupakan alasan terbesar bagi kita pada masa kini untuk
selalu bersyukur dan memuliakan Tuhan dengan berbagai ekspresi. Misalnya, kita bisa menyatakan rasa syukur dengan mempersembahkan
diri untuk melayani Tuhan, mempersembahkan uang, memberitakan
Kristus kepada orang-orang yang belum percaya, dan memperhatikan
orang-orang yang membutuhkan kasih sebagai bentuk ekspresi syukur
atas karya penebusan Kristus. Karena itu, muliakanlah Tuhan dengan
apa yang ada di dalam hidupmu. [YU]
1 Tawarikh 16:34
”Bersyukurlah kepada TUHAN , sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”
18
Jumat
Kerinduan kepada Allah
13
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 83-84
Dalam bacaan Alkitab hari ini, pemazmur membahas tentang kerinduannya kepada Allah. Jiwanya hancur dan mendesak untuk kembali lagi ke
pelataran Allah. Ia nyaris sudah tidak sabar lagi. Namun, kerinduannya
akan pelataran Allah tidaklah sekuat kerinduannya kepada pribadi Allah
yang hidup itu sendiri (84:2-3).
Burung-burung kecil yang telah membuat sarang di bangunan yang
berdekatan dengan mezbah Allah menimbulkan rasa iri hati dalam diri
pemazmur. Dia memperhatikan bahwa burung-burung itu bukan sekadar bersarang, tetapi juga melahirkan anak-anak di situ (84:4). Mengapa
pemazmur bisa memiliki perasaan seperti itu? Karena dia merasakan
bahwa kedekatan dengan Allah membuat jiwanya tenteram dan tenang.
Orang-orang yang telah merasakan ketentraman di dalam Allah tidak
bisa tidak pasti akan merasa rindu untuk dekat dengan Allah. Kerinduan
untuk dekat dengan Allah itu semakin dipertegas oleh pemazmur dalam
doanya, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu
hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku
dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” (84:11). Dengan kata lain,
pemazmur mengatakan bahwa satu hari bersama dengan Tuhan lebih
menyenangkan daripada bertahun-tahun melewatkan waktu untuk kesenangan dunia.
Orang yang sedang jatuh cinta biasanya galau, stres, tidak bisa makan,
pikiran kacau, bila tidak mendengar kabar dari orang yang dicintainya.
Dia akan berusaha dengan berbagai cara untuk mendapat kabar dari pasangannya. Seharusnya, kerinduan kita kepada Allah melebihi kerinduan
kepada pasangan kita, sebab Allah sanggup memberikan ketenteraman
dan ketenangan dalam hidup kita. [YU]
Mazmur 84:11
”Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di
tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku
dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.”
19
Sabtu
Indahnya Berdoa
14
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 85-86
Mazmur ini adalah sebuah doa yang dinaikkan oleh Daud. Ada dua hal
yang dapat dipelajari dari doa ini. Pertama, Daud menyadari bahwa dia
manusia yang lemah dan membutuhkan anugerah Tuhan. Pada 86:1,
Daud mengatakan, “Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah
aku, ....” Doa yang sama juga kembali dicatat pada 86:6. Apa yang Daud
minta dari Tuhan? Dia meminta agar Tuhan memelihara nyawanya (86:2)
dan mengampuni dosa-dosa yang pernah dia lakukan (86:5). Doa ini menunjukkan bahwa Daud adalah manusia yang lemah dan tidak berdaya.
Oleh karena itu, dia membutuhkan anugerah Tuhan.
Kedua, Daud memuji Tuhan karena kemahakuasaan-Nya tidak ada
bandingannya. Pada 86:8-17 terlihat kekaguman Daud kepada tindakantindakan Tuhan yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun. Perkataan Daud, “Tidak ada seperti Engkau di antara para Allah, ya Tuhan,
dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat,” (86:8) merupakan pengakuan
Daud bahwa tidak ada yang seperti Allah. Daud menyadari bahwa hanya
Allah yang layak untuk menerima setiap pujian, kuasa, dan kemuliaan.
Allah yang dia percaya dan imani juga adalah Tuhan yang pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Doa adalah nafas kehidupan setiap orang percaya. Pernyataan ini
menunjukkan bahwa betapa lemahnya manusia dan bahwa manusia sangat membutuhkan Tuhan. Oleh sebab itu, doa yang dinaikkan kepada
Tuhan seharusnya tidak bisa hanya berisi pergumulan atau persoalan
pribadi saja. Namun, belajar dari doa Daud, kita perlu menyadari keterbatasan dan kelemahan kita sebagai manusia berdosa dan bahwa kita
membutuhkan anugerah Tuhan, dan sepantasnya kita memuji Tuhan
karena kuasa, kebesaran, dan kasih setia-Nya. Dengan demikian, doa
kita bukanlah doa yang monoton, tetapi doa yang sangat indah. [YU]
Mazmur 86:6
”Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN,
dan perhatikanlah suara permohonanku”.
20
Minggu
Jangan Berhenti Berharap
15
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 87-88
Mazmur ini adalah keluhan-keluhan kepada Allah yang diwarnai oleh
rasa dukacita. Apa yang membuat pemazmur berdukacita? Pertama, dia
merasa bahwa dirinya penuh dengan kesengsaraan (88:4-5). Kedua, dia
merasa seperti orang sedang sekarat yang hatinya hancur karena sedih,
bahkan dia merasa menjadi seorang yang tidak diingat Tuhan lagi (88:6).
Ketiga, dia merasa sedang menghadapi murka Allah (88:8). “Pecahan
ombak” dalam 88:8 merupakan gambaran tentang berbagai pergumulan hidup yang menghantam dirinya. Keempat, penderitaannya semakin
bertambah ketika sahabat-sahabatnya meninggalkan dia sebagai orang
asing (88:9).
Alasan-alasan di atas membuat pemazmur merasa bahwa apa yang
dialaminya membuat dia tidak bisa ditolong lagi dan sangat menyedihkan, bahkan dia merasa bahwa dirinya tidak berdaya untuk menghadapi
kondisi di atas. Bahkan, di akhir mazmur ini pun tidak ada catatan bahwa
Allah memberikan pertolongan kepada pemazmur.
Namun, hal menarik yang dapat dipelajari di sini adalah bahwa
meskipun Allah seperti tidak menjawab doanya, dia tidak pernah berhenti berharap (88:2, 3, 14). Adanya pengharapan membentuk sikap
yang tidak putus asa dan tetap percaya kepada Allah meskipun seolaholah tidak ada jawaban atas doanya.
Apa yang dialami oleh pemazmur kerapkali juga dialami oleh anakanak Tuhan di segala zaman. Acapkali pada waktu menantikan jawaban
doa, Tuhan seperti “tidak menjawab.” Namun, kita diajar untuk tidak
pernah berhenti berharap kepada Tuhan. Mungkin saja doa kita belum
dijawab karena belum waktunya, atau doa kita tidak dijawab karena tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang terpenting adalah kita harus
tetap percaya dan berharap kepada Tuhan karena itulah yang Dia kehendaki bagi setiap anak-anak-Nya. [YU]
1 Tesalonika 5:17
”Tetaplah Berdoa.”
21
Senin
Tak Pernah Ingkar Janji
16
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 89
“Janji-janji tinggal janji, bulan madu hanya mimpi, janji-janji tinggal janji
di bibirmu.” Kutipan lagu ini merupakan ungkapan kekesalan seorang
wanita terhadap kekasihnya yang telah mengingkari janji. Itulah janji
manusia, janji yang tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Janji yang dapat
berubah seiring dengan berjalannya waktu. Janji manusia berbeda
dengan janji Allah. Sekali Allah berjanji, maka perjanjian-Nya itu tetap
untuk selama-lamanya. Janji seperti itulah yang diberikan Allah kepada
Daud. Allah pernah berjanji kepada Daud untuk menegakkan anak cucunya, mengokohkan kerajaannya turun temurun.
Mazmur ini adalah doa yang berkenaan dengan kebinasaan Yerusalem dan jatuhnya keturunan Daud, serta janji Allah bahwa anak cucu
Daud tetap ada untuk selama-lamanya (89:30, 35-38; bandingkan dengan 2 Samuel 7:8-16). Sekalipun Allah telah menghukum Israel karena
dosa-dosa mereka, namun Allah tetap menepati janji-Nya, lebih daripada itu, janji tersebut Ia genapi melalui Yesus Kristus, yang berasal dari
keturunan Daud, dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Luk 1:3133).
Janji Allah adalah kekal dan layak untuk dipercaya. Renungkanlah
berapa banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa mempercayai Allah
dalam kehidupan mereka, padahal janji terbesar—yakni keselamatan
kekal—sudah kita terima melalui kematian Putera-Nya—Yesus Kristus—di kayu Salib. Jikalau Allah rela memberikan Yesus Kristus sebagai
jaminan hidup kekal bagi kita, maka janji yang lain juga pasti akan ditepati-Nya sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, tidak
ada alasan untuk tidak berpegang kepada janji Allah karena janji-Nya ya
dan amin. [YU]
Mazmur 62:9
”Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,
curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya;
Allah ialah tempat perlindungan kita”.
22
Selasa
Menghitung Hari
17
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 90-91
Mazmur 90 merupakan doa Musa. Doa ini dimulai dengan pujian atas
perhatian Allah sepanjang waktu kepada umat-Nya. Pada saat bangsa
Israel berada di Mesir, mereka hidup sebagai budak, mereka ditekan dan
mengalami penindasan. Meskipun demikian, Allah menjadi tempat perlindungan bagi mereka. Umat yang ditindas dan malang itu masih tetap
bertahan hidup dan terpelihara. Catatan pada 90:2 ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah itu kekal. Dia sudah ada sejak purbakala.
Untuk mengakui kekuasaan tertinggi Allah atas manusia dan kuasaNya yang tidak ada bandingan-Nya serta tidak dapat diragukan lagi,
Musa menunjukkan di 90:3-12, bahwa Allah mampu untuk mengembalikan manusia kepada debu tanah. Kemudian, manusia digambarkan
akan hanyut seperti mimpi, seperti suatu giliran pada waktu jaga, seperti rumput yang bertumbuh, berkembang di waktu pagi, di waktu petang
lisut dan layu.
Musa meratapi kelemahan dan kesementaraan hidup manusia. Dia
mengatakan bahwa masa hidup manusia 70 tahun, jika kuat bisa mencapai 80 tahun (90:10). Ini membuktikan bahwa manusia tidak kekal.
Oleh karena itu, Musa dalam doanya di ayat 12 berkata, “Ajarlah kami
menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang
bijaksana.” Ketika menyadari bahwa betapa singkatnya hidup manusia,
maka sudah seharusnya—selama di dunia—kita harus mempergunakan
setiap waktu dan kesempatan yang ada untuk memuliakan Tuhan.
Bagaimana dengan hidup kita? Sudahkah hidup kita terisi oleh halhal yang memperkenankan hati Tuhan atau justru mendukakan hati
Tuhan? Jangan sampai menyesal di kemudian hari bila hidup yang kita
jalani tidak memberikan makna. Biarlah selama di dunia, kita melakukan
hal-hal yang berkenan di hati Tuhan dan menjadi berkat. [YU]
Mazmur 90:12
”Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
sehingga kami beroleh hati yang bijaksana.”.
23
Rabu
Bersyukur dan Memuji TUHAN
18
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 92-93
Manusia dipanggil untuk memuliakan Allah. Merupakan sebuah hak istimewa kalau kita dapat memuji Allah dan kita sangat berharap bahwa
Allah berkenan kepada pujian yang kita naikkan. Pujian seperti apa yang
diajarkan dalam mazmur ini? Pujian yang memberitakan tentang kasih
dan kesetiaan-Nya. Banyak hal yang dialami oleh anak-anak Tuhan, baik
pengalaman yang mendatangkan sukacita maupun dukacita. Di dalam
setiap peristiwa tersebut, kita pasti mengalami pertolongan Tuhan. Pertolongan Tuhan yang ajaib yang pasti telah kita rasakan adalah bagaimana Allah menolong kita keluar dari lumpur dosa. Yang sepatutnya menjadi sumber pujian dan rasa syukur kita kepada Allah di antaranya adalah
kasih, kuasa, kebesaran, anugerah Allah dalam kehidupan umat-Nya.
Kapan kita perlu bersyukur dan memuji Allah? Kita perlu bersyukur
dan memuji Allah bukan hanya pada hari Minggu, tetapi kapan saja,
pada waktu pagi maupun pada waktu malam; bukan hanya pada saat
kebaktian bersama, tetapi juga di dalam doa pribadi kita. Tindakan bersyukur dan memuji Allah harus menjadi gaya hidup bukan sekadar rutinitas. Banyak alasan bagi kita untuk selalu memuji Tuhan dan bersyukur, sayangnya seringkali umat Tuhan tidak melakukannya
Ada sebuah lagu Sekolah Minggu yang syairnya sebagai berikut, “Bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia baik, bersyukur kepada Tuhan.” Lagu ini
singkat dan sederhana, tetapi mengandung pengajaran yang mendalam
untuk bersyukur atas kebaikan Tuhan. Biarlah kita semua memiliki hati
yang ingin selalu bersyukur kepada Tuhan karena berkat, pemeliharaan,
dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Bila kita dapat melewati tahun 2014 dan kita telah dapat melangkahkan kaki di tahun 2015 selama
lebih dari dua bulan, itu pun karena kebaikan Tuhan. Oleh karena itu,
beryukurlah kepada Tuhan. [YU]
1 Tawarikh 16:34
”Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”.
24
Kamis
Pembalasan adalah Hak Tuhan
19
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 94-95
Pemazmur memulai tulisannya dengan seruan yang sungguh-sungguh kepada Allah oleh karena penindasan yang dilakukan oleh para musuhnya.
Pemazmur meminta agar Allah membalas penindasan yang dilakukan
oleh para musuh. Apa yang mendorong pemazmur untuk berseru siang
dan malam kepada Tuhan?
Pertama, keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya yang dapat membalaskan perbuatan jahat (94:23). Allah adalah hakim yang adil (9:5). Dia
adalah satu-satunya hakim yang dapat menghakimi setiap orang dengan
keadilan dan kebenaran (9:9). Allah menghakimi orang sesuai dengan perbuatannya dan sesuai dengan peraturan yang ada. Kedua, dengan kuasaNya, Dia mampu membinasakan musuh-musuh umat-Nya. Seperti halnya
Dia mempunyai wewenang untuk membalaskan kesalahan, membalaskan
kesalahan sudah menjadi sifat, hak milik, dan kehormatan-Nya.
Mungkin kita pernah mengalami ditindas, diperlakukan curang, atau
dikhianati. Yang lebih menyakitkan lagi adalah jika hal itu dilakukan oleh
orang terdekat kita. Kekecewaan yang kita alami seringkali mendorong
kita untuk melakukan aksi balas dendam kepada orang yang telah menyakiti hati kita. Secara manusia, hal ini wajar karena hati kita telah dilukai.
Namun, kita perlu mengingat bahwa pembalasan itu bukanlah hak kita,
melainkan hak Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk berharap kepada Tuhan. Biarkan Tuhan sendiri yang bekerja dengan caranya
yang ajaib untuk memberikan pembalasan sesuai dengan waktu-Nya yang
tepat kepada orang-orang yang menyakiti hati kita. Percayakan masalah
kita kepada Tuhan. Biarkan Dia yang bertindak dan turun tangan mengatasi setiap masalah yang kita hadapi. [YU]
Roma 12:19
”Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah,
sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku.
Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”.
25
Injil Bagi Semua Orang, Beritakan Ke Semua Orang!
I
njil Yohanes ditulis dengan tujuan agar Anda mengenal Yesus Kristus secara pribadi.
Injil ini ditulis untuk semua kalangan, termasuk non-Yahudi. Dalam Injil ini terdapat
berbagai keterangan tentang hal-hal yang terkait dengan tradisi Yahudi, agar Injil ini
dapat dipahami oleh orang-orang bukan Yahudi. Allah mengasihi seluruh isi dunia ini,
sehingga Ia mengutus Yesus Kristus datang ke dalam dunia, agar setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes
3:16). Injil Yohanes membahas tentang Siapa Yesus Kristus, khususnya pekerjaan
dan perkataan-Nya. Dalam Injil ini, kata “percaya” muncul sebanyak 99 kali. Jelas
bahwa Injil ini bukan dimaksudkan agar pembaca mengerti lebih banyak tentang
Yesus Kristus, namun Injil ini mendesak para pembaca untuk percaya kepada
Yesus Kristus, bahwa Ia adalah Anak Allah, Mesias dan Juruselamat.
Injil Yohanes memuat 7 tanda yang Tuhan Yesus perbuat dan 7 percakapan yang Tuhan Yesus lakukan. Kisah Yesus Kristus memuncak pada kisah salib.
Injil ini ditulis agar pembaca percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Anak
Allah. Dengan percaya kepada-Nya, kita beroleh hidup yang kekal (Yohanes
20:31). Kisah penyaliban dan kebangkitan Yesus Kristus mencakup 4 pasal
(pasal 18-21) atau hampir 20% dari 21 pasal Injil ini. Ada teolog yang berkata
bahwa Injil adalah kisah salib Yesus Kristus dengan pendahuluan yang panjang. Karya salib Kristus adalah puncak karya Kristus dalam Injil, karena walaupun ada banyak hal yang Tuhan Yesus perbuat dan katakan yang menyatakan
kemuliaan-Nya, puncak penyataan kemuliaan-Nya adalah salib Kristus.
Injil Yohanes menyadarkan bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
“Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami
kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.” ( Yohanes 4:22). Sadarilah
bahwa Allah berbicara kepada manusia dengan bahasa yang dipahami manusia,
bahkan Allah sendiri masuk ke dalam sejarah manusia, sehingga kabar baik tentang Yesus Kristus harus diberitakan dengan bahasa yang dapat dipahami. Itulah
semangat dari Injil ini. Walaupun ditulis dengan latar belakang Perjanjian Lama
yang kuat, Injil Yohanes ditulis dengan cara yang kontekstual bagi para pembaca
di seluruh dunia (Budaya helenis sangat mempengaruhi dunia pada zaman itu).
Meskipun perlu diberitakan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh suku-suku
bangsa, namun Injil tidak boleh lepas dari isi yang sejati dari firman Allah. Membaca Injil Yohanes bukan hanya membuat kita menerima berkat dari Injil, namun
biarlah kita didorong dengan kuat untuk memberitakannya, karena Injil bukanlah
kisah otobiografi Yesus Kristus, melainkan pemberitaan atau khotbah tentang
Yesus Kristus yang didasarkan atas sejarah yang berlangsung ketika Yesus Kristus
berinkarnasi dan didasarkan pada Kitab Suci Perjanjian Lama. [RAAL]
26
Jumat
Kemuliaan Kasih Allah
20
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 1
Injil Yohanes tidak mengisahkan kisah kelahiran Yesus Kristus sebagaimana Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) mengisahkannya. Namun,
hal tersebut bukan berarti bahwa Injil Yohanes tidak mengisahkan betapa mulianya kedatangan Yesus Kristus menjadi manusia. Di dalam
uraian tentang kemuliaan Firman di dalam kekekalan serta kemuliaan
Firman ketika Firman datang ke dalam dunia menjadi Manusia (1:1-18),
kita mendapatkan kalimat yang menyentuh hati kita, yaitu “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anakanak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang
yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara
jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (1:1213). Meski tidak tersurat, namun ketika kita menghayati hal ini, kita bisa
merasakan kemuliaan kasih Allah bagi kita. Tidak heran Injil Yohanes menuliskan “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih
karunia demi kasih karunia” (1:16). Kasih karunia demi kasih karunia
tidak bisa didapat dari siapa pun juga, kecuali hanya dari kepenuhan Firman. Kepenuhan Firman tidak dapat kita alami jika Firman tidak datang
menjadi Manusia. Yohanes menulis, “kita telah melihat kemuliaan-Nya”
(1:14).
Menjadi anak-anak Allah merupakan hal yang sering kita dengar.
Hari ini, kita belajar untuk menghayati lebih dalam lagi nilai menjadi
anak-anak Allah. Umat manusia tidak bisa menjadi anak-anak Allah jika
Firman yang mulia tidak datang menjadi Manusia. Betapa berharga dan
mulianya menjadi anak-anak Allah. Bagaimanakah Saudara menghargai
hak istimewa menjadi anak-anak Allah di dalam kehidupan sehari-hari
Saudara? [RAAL]
Yohanes 1:12
“Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.”
27
Sabtu
Tidak Pernah Cukup
21
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 2
Yohanes 2:1-11 mengisahkan perkawinan di Kana. Peristiwa ini dituliskan setelah kita meresapi betapa agung kasih Allah dalam Yesus Kristus di pasal 1. Ada apa dengan peristiwa perkawinan di Kana? Peristiwa
perkawinan merupakan peristiwa yang amat penting bagi umat manusia
dan merupakan peristiwa yang dipersiapkan dengan amat baik. Peristiwa
perkawinan di Kana memberikan perbedaan yang kontras antara persiapan, perencanaan dan pelaksanaan yang terbaik dari manusia dengan
apa yang Allah lakukan di dalam pasal 1. Saat berada di dalam keadaan
yang terbaik, manusia sekaligus penuh kekurangan. Hal ini digambarkan
dengan pesta perkawinan yang kekurangan air anggur. Pesta tersebut
pasti sudah dipersiapkan sesempurna mungkin dan mereka pasti sudah
memperhitungkan berapa banyak air anggur yang harus disediakan,
karena kekurangan air anggur di dalam sebuah pesta perkawinan pada
zaman itu merupakan berita buruk bagi keluarga yang mengadakan
pesta. Namun, seberapa pun sempurnanya persiapan mereka, ternyata
mereka menghadapi keadaan ketidakcukupan air anggur, bahkan air
anggur yang tidak baik pun sudah tidak ada lagi. Ini menggambarkan
ketidakcukupan manusia, meskipun manusia sudah berusaha melakukan yang terbaik. Tuhan Yesus mengubah air menjadi air anggur yang
baik. Di situlah Injil mau menyatakan bahwa seluruh manusia membutuhkan Yesus Kristus.
Ketidakcukupan manusia bukan saja berlaku bagi mereka yang dipandang sebagai sampah masyarakat, namun termasuk juga bagi mereka yang kelihatannya memiliki kehidupan begitu baik dan sempurna
Mereka termasuk orang-orang yang tidak cukup karena semua manusia
di dalam kondisi yang terbaik sekalipun adalah orang berdosa. Langkah
terpenting adalah percaya kepada Yesus Kristus. [RAAL]
Yohanes 2:5
“Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan:
“Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”
28
Minggu
Bukan Dengan Ketatnya Agama
22
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 3
Percakapan dengan Nikodemus, seorang Farisi dan salah seorang anggota dari Mahkamah Agama Sanhedrin, adalah sebuah percakapan yang
langsung menyentuh apa yang dibutuhkan manusia. Tuhan Yesus secara
gamblang mengatakan kepadanya: “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (3:3), senada
dengan apa yang terdapat di dalam pasal 1:12-13 “ Tetapi semua orang
yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani
oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah”. Perkataan Tuhan
Yesus, “ia tidak dapat” (3:3) mengindikasikan bahwa tidak seorang pun
mampu melihat Kerajaan Allah tanpa dilahirkan kembali, termasuk orang
Farisi yang sekaligus seorang anggota Sanhedrin yang terhormat seperti
Nikodemus. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Roh Allah di dalam diri
seseorang di dalam Kristus. “Melihat Kerajaan Allah” memiliki pesan
yang sama dengan “masuk ke dalam Kerajaan Allah”, yaitu mengalami
Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah realitas sekarang dan akan datang.
Realitas Kerajaan Allah di dalam Injil Yohanes merupakan realitas sekarang. Kualitas keagamaan seperti Nikodemus pun tidak dapat mengalami Kerajaan Allah dengan apa yang ia lakukan.
Siapapun kita, janganlah kita menunda untuk dilahirkan kembali
dengan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan
kita secara pribadi, karena kita mengalami Kerajaan Allah bukan saja
bersifat akan datang, melainkan juga merupakan realitas sekarang. Kita
tidak perlu mencoba dengan usaha sendiri karena ketatnya kehidupan
keagamaan orang Farisi seperti Nikodemus pun tidak pernah membuat
ia sanggup melihat Kerajaan Allah tanpa dilahirkan kembali. [RAAL]
Yohanes 3:3b
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
29
Senin
Tuhan Mencari Orang Berdosa
23
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 4
Dari pasal 3 ke pasal 4, kita berjumpa dengan peristiwa yang ekstrim
berbeda. Sekalipun demikian, kedua kisah tersebut hendak memberitahukan kepada kita bahwa setiap orang membutuhkan Tuhan Yesus.
Tidak ada seorang pun yang begitu saleh sehingga ia bisa melihat Kerajaan Allah tanpa Tuhan Yesus (3:3). Tidak ada seorang pun yang begitu
berdosa sehingga ia tidak bisa menerima hidup yang baru yang Allah
berikan di dalam Tuhan Yesus (pasal 4). Bukankah perempuan Samaria
yang telah berpisah dari kelima suaminya dan yang sekarang tinggal dengan laki-laki yang bukan suaminya itu merupakan sebuah gambaran
tentang betapa buruknya perempuan Samaria ini? Berdasarkan sistem
nilai masyarakat yang religius, maka perempuan ini tidak diperhitungkan, bahkan bisa dianggap sebagai sampah masyarakat. Akan tetapi, tidak demikian bagi Tuhan Yesus. Bacaan hari ini mengatakan bahwa “Ia
harus melintasi daerah Samaria” (4:4) untuk berjumpa dan menyatakan
Diri-Nya kepada perempuan Samaria ini.
Menurut 1 Korintus 6:18, perempuan Samaria itu “berdosa terhadap dirinya sendiri”. Bagaimanakah ia dapat dipulihkan? Tuhan Yesus
sanggup untuk memulihkan, seberapa pun berdosanya perempuan itu.
Perubahan yang Tuhan Yesus berikan adalah perubahan secara batiniah.
Tuhan Yesus berkata, “air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi
mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal” (Yohanes 4:14b). Maukah Saudara mengalami karya
Kristus seperti perempuan Samaria ini? [RAAL]
Yohanes 4:10
Jawab Yesus kepadanya:
“Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah
dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:
Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya
dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” .
30
Selasa
Yesus Kristus Penyataan Allah
24
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 5
Penyembuhan seorang lumpuh yang sakit di serambi kolam Betesda oleh Tuhan Yesus pada hari Sabat membuat orang-orang
Yahudi hendak menganiaya Tuhan Yesus. Dalam kesempatan seperti itulah, Tuhan Yesus menyatakan siapakah Diri-Nya sesungguhnya. Perkataan Tuhan Yesus, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga,” (5:17) membuat orang Yahudi
hendak membunuh-Nya karena perkataan itu menyatakan bahwa
Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian, Tuhan Yesus
menyamakan diri-Nya dengan Allah. Terhadap ancaman kepada
diri-Nya, Tuhan Yesus sekali lagi menekankan di dalam 5:19, “Sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya
sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa
yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Perkataan
Tuhan Yesus ini sesuai dengan apa yang dituliskan sebelumnya
dalam Injil Yohanes, “tetapi Anak Tunggal Allah, ... Dialah yang
menyatakan-Nya (Bapa).” (1:18b) Siapakah Yesus yang menuntut
bahwa setiap orang harus percaya kepada-Nya? Dia bukan hanya
mengajar mengenai hidup yang kekal, tetapi tentang Diri-Nya sendiri, dan perkataan-Nya adalah hidup itu sendiri karena Ia adalah
Allah itu sendiri.
Mengenal Yesus Kristus adalah mengenal Allah (8:19). Mengenal Yesus Kristus adalah hidup yang kekal (17:3), sebagaimana
kita menerima firman-Nya (5:24). Ada kaitan yang tidak dapat
terpisahkan antara mengenal Yesus Kristus, mengenal Allah, menerima firman Tuhan, dan hidup yang kekal. [RAAL]
Yohanes 5:21
”Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati
dan menghidupkannya, demikian juga
Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya”.
31
Rabu
Ironis
25
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 6
Yohanes pasal 6 menjelaskan apa sebenarnya yang dicari orang banyak
saat mengikuti Tuhan Yesus. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang
diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit (6:2). Orang banyak mengikuti
Tuhan Yesus sampai hari mulai malam (Matius 14:15). Karena mereka
tidak mempunyai makanan, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya
memberi mereka makan. Injil Yohanes mencatat bahwa sebenarnya
Tuhan Yesus tahu apa yang hendak Ia lakukan (Yohanes 6:6). Hanya dengan 5 roti jelai (roti jelai umumnya adalah roti orang miskin) dan 2 ikan,
Tuhan Yesus memberi makan kira-kira 5000 orang laki-laki dengan sisa 12
bakul. Karena orang banyak itu hendak memaksa Tuhan Yesus menjadi
Raja, Tuhan Yesus menyingkir ke gunung, dan selanjutnya menyeberang
ke Kapernaum. Yang sangat mengejutkan, orang banyak itu tetap mencari
Tuhan Yesus dan mengikuti-Nya. Namun, Tuhan Yesus menegur mereka
karena sesungguhnya mereka bukan mencari Tuhan Yesus, tetapi mereka mengikut Tuhan Yesus karena makanan yang telah mereka makan.
Ia mengajar mereka bahwa mereka harus bekerja untuk makanan yang
bertahan sampai kepada hidup yang kekal atau untuk Roti Hidup itu,
yaitu Tuhan Yesus (6:27, bandingkan dengan 6:35, 48-51). Tuhan Yesus
memakai terminologi “Akulah” atau “Aku adalah” sebanyak 7 kali, di antaranya dalam pasal 6 ini. Ungkapan “Aku adalah” menunjukkan bahwa
Yesus Kristus adalah Allah. Oleh karena itu, mereka yang percaya kepadaNya menerima hidup yang kekal.
Kisah ini merupakan bahan introspeksi: Apakah kita merupakan bagian dari rombongan banyak orang di dalam kisah ini? Berapa banyakkah
orang yang mengikuti Tuhan Yesus semata-mata untuk mengejar “roti jelai” dari “Sang Roti Hidup”? [RAAL]
Yohanes 6:35b
“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar
lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
32
Kamis
Kontradiksi Tak Terelakkan
26
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 7
Latar belakang pasal 7 setidaknya adalah pasal 5, yaitu penyembuhan—
seorang yang sudah lumpuh selama 38 tahun—pada hari Sabat. Dalam pasal 7, kita melihat bahwa ketidakpercayaan orang Yahudi serta pemimpin
agama terhadap Tuhan Yesus menimbulkan kontradiksi di dalam masyarakat Yahudi pada waktu itu. Bila ada pemimpin agama yang berani berterus
terang menunjukkan kepercayaan kepada Tuhan Yesus, bisa jadi kontradiksi
ketidakpercayaan semakin nampak jelas. Mereka melihat bahwa pemimpin agama tidak percaya kepada-Nya, namun bukankah Tuhan Yesus adalah
orang yang baik? Mereka melihat bahwa Tuhan Yesus yang sederhana (tidak seperti pemimpin agama pada masa itu) memiliki pengetahuan yang
sedemikian, tetapi orang Yahudi tidak percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus
menunjukkan kontradiksi orang Yahudi dalam hal praktik sunat pada hari
Sabat. Para pemimpin agama menyuruh para penjaga Bait Allah menangkap
Tuhan Yesus, tetapi mereka tidak mau menangkap Dia karena menyadari
bahwa belum pernah seorang manusia berkata seperti Tuhan Yesus! Para
pemimpin agama tidak percaya kepada Tuhan Yesus karena mereka tahu
bahwa Mesias tidak datang dari Galilea (Nazaret), tetapi dari Bethlehem
(mereka tidak sadar bahwa sebenarnya Tuhan Yesus lahir di Bethlehem,
lalu dibesarkan di Nazaret). Sesungguhnya, ketidakpercayaan terhadap kebenaran akan menimbulkan kontradiksi dalam diri mereka sendiri.
Pelajaran penting bagi kita adalah bahwa kita harus percaya dan tunduk
pada kebenaran. Menentang kebenaran tidaklah patut dibanggakan karena
penentang kebenaran akan berkontradiksi dengan dirinya sendiri. Dari zaman ke zaman, manusia mencoba menindas kebenaran, namun kebenaran
selalu muncul sebagai pemenang. Penyataan Allah adalah Kebenaran. Sikap
yang tepat adalah kita harus tunduk kepada Kebenaran. [RAAL]
Yohanes 7:17
“Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya,
ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah,
entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri..”
33
Jumat
Penyataan Yang Gamblang
27
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 8
“Tidak percaya” itulah yang terjadi pada orang-orang Yahudi pada masa
itu terhadap Tuhan Yesus (8:45) dan terekspresi oleh orang-orang Farisi
yang mengatakan “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” (8:13). Bahkan kemudian ada juga yang bertanya: “Siapakah
Engkau?”(8:25) dan Tuhan Yesus tak mau menjawab, karena Ia sudah
menjawab secara gamblang dan mereka tetap tidak percaya. Kesaksian
Tuhan Yesus itu benar karena: Pertama, Ia tahu dari mana Ia datang dan
ke mana Ia pergi (8:14). Kedua, bukan hanya Ia sendiri yang bersaksi
tentang Dirinya Sendiri, tetapi Bapa yang bersaksi tentang Dia (8:18).
Pendekatan “tidak percaya” membuat kebenaran tidak dipahami (8:4546). Salah satu masalah pemimpin agama pada saat itu yang membuat
mereka tidak percaya adalah mereka mencari hormat dari manusia
(5:44). Ada tiga perkataan Tuhan Yesus yang menolong kita hari ini, yaitu:
Pertama, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia” 8:28a) berarti Tuhan Yesus sudah tahu mengenai puncak dari pelayanan-Nya, yaitu
disalibkan. Kedua, ketika timbul pertanyaan, “dengan siapakah Engkau
samakan diri-Mu?” (8:53), Tuhan Yesus menjawab, “sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (8:58). Pernyataan Tuhan Yesus itu
merupakan penyataan Diri-Nya. Ketiga, Tuhan Yesus bertanya: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?” (8:46).
Pertanyaan itu penuh konsekuensi dan memang benar bahwa Tuhan
Yesus tidak berbuat dosa. Ketidakpercayaan kepada Tuhan Yesus pada
saat itu bukan berdasarkan dasar objektif, melainkan gengsi agamawi.
Hari ini, apakah ada orang yang tidak percaya dengan dasar yang
sama dengan pemimpin agama pada zaman itu? Ada atau tidak, kebenaran tentang Tuhan Yesus sangat gamblang di dalam Alkitab. Kita semua harus belajar untuk tunduk kepada kebenaran. [RAAL]
Yohanes 8:46b
“Apabila Aku mengatakan kebenaran,
mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? “
34
Sabtu
Menyikapi Kebenaran
28
Mar
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 9
Kisah pencelikan mata orang buta sejak lahir merupakan peristiwa yang
sungguh-sungguh mengherankan orang-orang Yahudi, termasuk orangorang Farisi (9:32). Di dalam peristiwa ini, kita mendapati empat macam
respons orang terhadap peristiwa pencelikan ini:
Pertama, tipe para tetangga. Mereka melihat fakta bahwa seorang
buta telah bisa melihat. Mereka tidak memberi pendapat tentang apa
yang terjadi dan mereka meminta konfirmasi dari orang-orang yang dianggap berkompeten. Ini adalah tipe orang pada umumnya yang ada di
masyarakat ketika melihat atau mendengar sesuatu. Secara natural, mereka menanyakan kepada orang-orang yang mereka anggap lebih tahu.
Kedua, tipe orang-orang Farisi. Mereka melihat fakta dan fakta itu
benar, tetapi mereka tidak percaya atas acuan keyakinan mereka sendiri.
Kemungkinan besar, hari ini, banyak orang yang bersikap seperti orang
Farisi. Titik acuan yang menjadi pertimbangan satu-satunya adalah keyakinan mereka, bukan fakta kebenaran.
Ketiga, tipe orangtua. Mereka melihat fakta dan fakta itu benar,
tetapi mereka tidak berani mengakui fakta itu karena takut terhadap
lingkungan. Hari ini, ada orang-orang seperti itu, mereka terikat oleh kekuatan lingkungan yang membuat mereka tidak mengakui kebenaran.
Keempat, tipe orang yang matanya dicelikkan. Ia mengalami fakta,
mengakui fakta, berani menceritakan fakta itu, dan ia percaya kepada
Tuhan Yesus. Berapa banyak orang pada hari ini yang memiliki sikap sebagaimana orang yang dicelikkan ini.
Kebenaran tetaplah kebenaran, tidak tergantung penghakiman
orang-orang terhadap kebenaran itu. Pada akhirnya, kebenaran itu akan
menghakimi semua orang. [RAAL]
Yohanes 9:41
Jawab Yesus kepada mereka:
“Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi
karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.”
35
Kembali Merenungkan PASKAH
B
agi orang Yahudi, Paskah adalah salah satu hari raya utama yang sangat mendalam artinya. Sebutan “Paskah” berasal dari kata Ibrani Pesakh, yang berasal dari kata kerja yang artinya “melewati” dengan makna “menyelamatkan”
(Keluaran 12:13, 27, dan seterusnya). Melalui perayaan Paskah, bangsa Israel
memperingati pembebasan dari penderitaan panjang ketika harus berada di
Mesir selama kurang lebih 430 tahun dan melakukan kerja paksa di sana. Di
bawah kepemimpinan Musa, mereka keluar dari Tanah Mesir dan mengecap
kemerdekaan, mengecap kebebasan dari perbudakan Mesir. Ini adalah sebuah
peristiwa besar, bukan hanya karena mereka bebas secara fisik, tetapi juga karena peristiwa pelepasan ini menunjukkan bahwa mereka memiliki Allah yang
peduli dan yang bertindak membebaskan umat-Nya. Sebelum peristiwa pembebasan itu terjadi, Allah menimpakan tulah berupa kematian anak sulung bangsa
Mesir, tetapi anak sulung bangsa Israel dilepaskan dari malaikat maut yang hendak mencabut nyawa mereka dengan mengoleskan darah domba di tiang pintu
rumah mereka. Paskah yang diperingati hingga di zaman Tuhan Yesus itu memiliki makna baru ketika Tuhan Yesus sendirilah yang mengurbankan diri-Nya
untuk menyelamatkan manusia dari perbudakan yang lebih menakutkan dari
perbudakan orang Mesir, yaitu perbudakan dosa. Cakupan pengorbanan Tuhan
Yesus lebih luas dari hanya keselamatan bagi orang Yahudi saja, karena keselamatan itu mencakup setiap orang yang percaya kepada pengorbanan Yesus
Kristus di kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan manusia berdosa.
Paling tidak, PASKAH bagi kita saat ini mencakup dua tema besar, yaitu
ketaatan Yesus Kristus untuk menjalankan misi penyelamatan yang sudah
dirancangkan Allah bagi keselamatan umat manusia serta kemenanganNya atas maut. Perjumpaan diri kita secara pribadi dengan Tuhan Yesus
yang telah mati dan bangkit akan memulihkan hubungan pribadi kita dengan-Nya dan mendorong kita untuk melayani Dia, yaitu dengan menggembalakan domba-domba-Nya serta mengikuti Dia dengan setia sampai pada kesudahannya. Melalui 8 renungan berikut ini, kita diajak untuk
kembali merenungkan peristiwa PASKAH yang dimulai dengan “Perjamuan
Terakhir”, kemudian melalui rangkaian peritiwa “Penangkapan”, “Aniaya”,
“Salib”, “Kematian”, “Ada dalam Kubur”, serta “Hidup Kembali”, dan diakhiri
dengan Perjumpaan yang Memulihkan untuk lebih menghayati ketaatan
dan kemenangan-Nya. Perhatikan bahwa rangkaian peristiwa yang diawali
dengan huruf “P-A-S-K-A-H” diapit oleh Perjamuan Terakhir (Last Supper)
dan Perjumpaan yang Memulihkan. Amin! [MS]
36
Minggu
Perjamuan Terakhir
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 13:1-38
29
Mrt
Masa Sengsara
Bacaan Alkitab hari ini adalah bagian dari rangkaian “pesan perpisahan”
Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya di dunia ini yang tercatat dalam
Injil Yohanes 13-17. Sebagai Guru dan Sahabat bagi murid-murid-Nya,
Tuhan Yesus tidak mau melewatkan sedetik pun tanpa memberikan
pesan bagi murid-murid-Nya sebagai persiapan menghadapi situasi saat
Ia tidak bersama-sama dengan mereka lagi. Ia tahu bahwa waktu-Nya
sudah tiba, yaitu waktu untuk menjalankan misi penyelamatan umat
manusia, misi yang membawa-Nya turun dari Surga yang mulia menjadi
manusia yang hina, misi yang membuat Ia datang ke dunia ini. Sambil
menikmati makan Paskah, tidak disadari oleh para murid Tuhan Yesus
bahwa malam itu merupakan acara makan Paskah yang terakhir bersama Sang Guru di dunia ini, Tuhan Yesus memberi khotbah perpisahan
yang diikuti dengan sebuah tindakan kerendahan hati, yaitu membasuh
kaki para murid-Nya dan mendoakan mereka. Dalam peristiwa ini, Yesus
Kristus benar-benar memberikan teladan sebagai seorang Hamba yang
melayani. Bukan hanya itu, Yesus Kristus juga berpesan agar murid-murid-Nya saling mengasihi karena hanya kasihlah yang dapat menjadi kesaksian bagi mereka yang belum percaya. Karena kasihlah orang-orang
akan tahu bahwa mereka adalah murid Kristus. Kasihlah yang membedakan orang percaya dengan mereka yang belum percaya.
Saling melayani dan saling mengasihi adalah pesan Yesus Kristus yang
terakhir. Pesan itu pula yang Ia sampaikan sambil mempersiapkan diri
kita memperingati Kesengsaraan dan Kebangkitan-Nya pada tahun ini.
Yesus Kristus yang adalah Guru dan Tuhan telah memberi teladan untuk
kita tiru. Marilah dengan rendah hati kita melayani satu dengan yang
lain serta marilah kita saling mengasihi agar orang tahu bahwa kitalah
umat-Nya (Yohanes 13:35)! [MS]
Yohanes 13:15
“...sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya
kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
37
Senin
“Penangkapan”
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18:1-11
30
Mrt
Masa Sengsara
Pergumulan Tuhan Yesus saat berdoa di Taman Getsemani yang ditulis
dalam Injil Yohanes memang tidak sedetail seperti pada Matius 26:3646, Markus 14:32-42, serta Lukas 22:39-46. Banyak ahli yang mengatakan bahwa hal ini wajar karena Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes, murid
Yesus yang tertidur pada peristiwa itu, jadi bagian tersebut sepertinya
“terlewatkan” oleh Yohanes. Namun, dari referensi perbandingan Injil
yang sudah disebutkan di atas, kita tahu bagaimana Tuhan Yesus sangat
bergumul untuk melakukan tugas akhirnya yang begitu berat secara
kemanusiaan-Nya itu. Ada kegentaran dan ketakutan, tetapi Yesus Kristus tetap berserah pada kehendak Allah. Dia melangkah dan menyerahkan Diri-Nya untuk ditangkap ketika Yudas Iskariot datang pada malam
itu dengan pasukan prajurit, para penjaga Bait Allah, dan orang-orang
Farisi, lengkap dengan suluh dan senjata.
Dalam berbagai situasi di hidup kita, banyak keputusan yang harus
diambil. Namun, saat kita mengambil keputusan, apakah kita meneladani Yesus Kristus yang taat sepenuhnya kepada kehendak BapaNya walaupun keadaan sangat tidak menyenangkan bagi diri-Nya dan
menakutkan risikonya? Bukankah umumnya kita mengambil keputusan
berdasarkan apa yang kita anggap baik dan menyenangkan hati kita?
Hari ini kita diingatkan untuk meneladani Tuhan Yesus yang taat kepada
kehendak Bapa-Nya, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Walaupun
sulit, marilah kita belajar untuk senantiasa taat kepada kehendak-Nya
karena itulah yang menyenangkan hati Bapa dan itulah tujuan hidup
kita, bukan? [MS]
Filipi 2:8-9
“Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.”
38
Selasa
“Aniaya”
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18:12-19:16a
31
Mrt
Masa Sengsara
Dalam bacaan Alkitab hari ini, terdapat sebuah kisah rangkaian pengadilan yang harus dijalani Tuhan Yesus di malam itu. Dari referensi Injil
lain (Matius 26:47-27:31, Markus 14:43-15:20a, Lukas 22:47-23:32) kita
ketahui bersama bahwa Tuhan Yesus mengalami enam pengadilan berbeda yang kesemuanya sesungguhnya adalah ilegal. Dengan tuduhan
penyesatan dan penghujatan, Yesus Kristus digiring dari satu pengadilan ke pengadilan lainnya. Saksi palsu dihadirkan untuk membuat
seolah-olah pengadilan tersebut sah di mata hukum dan agama. Dari
setiap pengadilan yang ilegal tersebut, Tuhan Yesus menderita aniaya. Ia
mengalami cemooh dan makian, kena tinju, diludahi, disesah, dicambuk,
dimahkotai duri, dan diteriaki seperti seorang penjahat besar, “Salibkan
Dia! Salibkan Dia!”, lalu vonis hukuman mati dijatuhkan. Tuhan Yesus
harus memikul kayu kasar untuk disalibkan. Aniaya, dera dan siksa Dia
terima, padahal tidak ada kesalahan yang dilakukan-Nya. Orang-orang
terlalu takut meneriakkan kebenaran, baik di pengadilan yang berbasis
keagamaan maupun pengadilan Pontius Pilatus, Sang Wali Negeri saat
itu. Demi keamanan dan kenyamanan diri sendiri, semua orang menolak
mengatakan kebenaran.
Banyak orang pada zaman ini yang memilih untuk tidak mengatakan kebenaran karena alasan keamanan dan kenyamanan diri sendiri.
Mereka tahu kebenaran tentang Yesus Kristus, tetapi mereka menolak
menerima dan bahkan menolak mengarahkan diri kepada Yesus Kristus.
Mereka terlalu takut jika hidup dalam Kristus akan mengganggu rencana
hidup mereka. Mereka takut terhadap penolakan. Mereka takut menjadi tidak terkenal. Pertanyaannya, bagaimana dengan Anda? [MS]
Yohanes 18:37
“...Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja.
Untuk itulah aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini,
supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran;
setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”
39
Rabu
“Salib”
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:16b-27
1
Apr
Masa Sengsara
Dengan mencuci tangan di hadapan orang banyak (Matius 27:24), Pilatus
menyerahkan Tuhan Yesus untuk diperlakukan seperti teriakan mereka,
“salibkan Dia!”, dan mereka menerima Yesus Kristus untuk disalibkan. Akhirnya, patibulum (balok horisontal pada salib) yang berat dan kasar itu ditumpangkan ke punggung-Nya yang bersimbah darah dan bercampur tetesan
keringat yang pasti menambah parah derita Yesus Kristus hari itu. Yesus
Kristus harus memikulnya sampai ke Golgota yang terletak agak di luar kota.
Ia harus melewati jalan yang tidak rata, lorong sempit yang saat itu dipadati oleh orang yang bukan hanya datang ke Yerusalem untuk beribadah,
tetapi juga orang yang ingin menyaksikan secara langsung apa yang dialami
Tuhan Yesus. Bahkan, Tuhan Yesus harus terjerembab, jatuh tertimpa patibulum-Nya, dan wajah-Nya pun langsung menghantam batu. Penyaliban
merupakan penyiksaan terburuk yang paling ekstrem yang diberikan kepada seorang budak, demikian perkataan Cicero mengenai salib, dan itulah
yang dialami oleh Yesus Kristus. Disalibkan adalah keadaan di antara bumi
dan langit, seakan-akan bumi tidak sudi menerima tubuh orang yang tergantung di kayu salib. Di Golgota, Yesus Kristus dipaku tangan dan kakinya
pada kayu salib, bermahkota duri, dan pada kayu salib itu terpasang tulisan,
“Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Salib adalah hukuman yang begitu mengerikan yang Dia terima hanya karena Dia mengasihi manusia.
Yesus mengasihi kita, bukan karena kepintaran dan kepandaian kita,
rupa kita, harta kekayaan yang kita miliki, atau karena ada sesuatu dari kita
yang membuat kita dikasihi Allah. Bahkan, jika di dunia ini hanya kita sendiri
yang berbuat dosa, Yesus tetap turun ke dalam dunia dan menjalani hukuman salib karena kasih-Nya yang begitu besar. Terimalah kasih-Nya dan
percayalah kepada-Nya, Allah dan satu-satunya Juruselamat manusia! [MS]
Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
40
Kamis
“Kematian”
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:28-37
2
Apr
Masa Sengsara
“Tetelestai”—sudah selesai, begitulah kata Tuhan Yesus dari atas salib
ketika Ia akan menyerahkan nyawa-Nya. Kemudian dengan tenaga yang
tersisa, Yesus Kristus pun berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa ke
dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku!” (Lukas 23:46). Demikianlah
Yesus Kristus mati. Gempa bumi serta terbelahnya tabir Bait Suci (Matius 27:51) menjadi saksi mati-Nya Sang Mesias dan genapnya semua
karya keselamatan Allah bagi manusia. Segenap perlambang dan nubuatan Perjanjian Lama yang menunjuk kepada semua penderitaan Sang
Mesias telah terlaksana dan terjawab. Pemuasan murka Allah sudah terbalaskan dan memenuhi syarat keadilan Allah. Kristus sudah menjalani
dan menyelesaikan tugas-Nya! Kini Ia siap untuk kembali kepada Bapa.
Ia menyerahkan nyawa-Nya secara sukarela, bukan karena direnggut secara paksa dari-Nya. Ia membayar lunas pengampunan dan kehidupan
ke dalam tangan Bapa-Nya. Penikaman lambung Yesus untuk memastikan kematian-Nya perlu dilakukan sebagai bukti kebenaran atas kebangkitan-Nya.
Kematian Yesus Kristus adalah tema utama dalam Injil Yohanes. Mulai dari awal Injil ini (Yohanes 1:29, 2:19, 3:14, 8:28, 10:11-18, 12:32)
sampai akhirnya (19:28-37), Injil Yohanes berbicara tentang bagaimana
Tuhan Yesus akan mati bukan sebagai suatu kebetulan, tetapi sebagai
sebuah ketetapan Ilahi. Injil ini ditulis supaya kita percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kita—oleh iman kita—memperoleh
hidup dalam nama-Nya (20:31). Kitalah alasan yang membuat Yesus
Kristus menderita dan mati di kayu salib! Jangan ragukan Dia lagi! Dialah
Tuhan dan Juruselamatmu! Pandanglah pada-Nya, akuilah Dia, dan terimalah hidup yang kekal dalam nama-Nya! [MS]
Yohanes 20:31
“...tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat,
supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan
supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.”
41
Jumat
“Ada Dalam Kubur”
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:38-42
3
Apr
Jumat Agung
Keadaan mulai sunyi dan sepi, hari persiapan telah datang dan perayaan
Paskah akan segera dimulai. Sebelum hari itu berlalu—hukum Yahudi
melarang umat melakukan sesuatu yang dianggap sebagai pekerjaan
pada hari raya yang agung itu—diam-diam Yusuf dari Arimatea datang
kepada Pilatus meminta izin untuk menguburkan tubuh Yesus Kristus.
Yesus Kristus diturunkan dari salib dan dibawa untuk dibaringkan dalam
kuburan milik Yusuf, sebuah kuburan baru yang belum pernah dipakai
oleh siapa pun. Kemudian Nikodemus mengapaninya dengan kain lenan
dan mengurapi mayat Yesus Kristus dengan rempah-rempah. Sebagai
penggenapan dari apa yang ditulis dalam Yesaya 53:9, Yesus Kristus dikuburkan di kuburan milik orang kaya, Yusuf dari Arimatea (Matius 27:5760), seorang anggota terkemuka dari Mahkamah Agama Yahudi (Markus
15:43), orang yang baik dan saleh yang berdoa untuk kedatangan Mesias (Lukas 23:50-51), dan seorang murid Kristus (Yohanes 19:38).
Allah bukan hanya mempersiapkan kelahiran, kehidupan, penyiksaan, dan kematian Tuhan Yesus, penguburan-Nya pun sudah dipersiapkan oleh Allah sebelumnya. Ia memakai Yusuf dari Arimatea, Nikodemus dan para perempuan murid Tuhan Yesus (Lukas 23:55-56a) untuk
menguburkan-Nya sesuai dengan adat kebiasaan orang Yahudi. Pekerjaan yang Allah mulai telah diselesaikan-Nya hingga tuntas. Tuhan Yesus
benar-benar mati dan ada dalam kubur. Dia berhadapan dengan alam
maut untuk menguasai dan mengalahkan-Nya! Dia adalah Tuhan atas
hidup dan Dia juga Tuhan atas maut. Maut tidak berkuasa lagi atas manusia. Dia sanggup memberi hidup yang kekal karena Dia sudah berhadapan dengan maut dan mengalahkannya. Syukur kepada Allah yang
telah memberikan kemenangan kepada kita! [MS]
Roma 5:21
“...supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut,
demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran
untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
42
Sabtu
“Hidup Kembali”
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 20
4
Apr
Pra-Paskah
Kisah tentang Yesus Kristus, Sang Mesias belum berakhir sampai pada
kuburan yang baru tempat mayat-Nya dibaringkan. Kisah ini akan sia-sia
dan biasa saja jika berakhir di sana. Iman kepercayaan kita pun sia-sia jika
Yesus Kristus mati dan terbujur kaku dalam kubur yang gelap itu. Syukur
kepada Allah, kisahnya belum berakhir! Pagi di hari pertama minggu itu,
Maria Magdalena dan beberapa wanita lain pergi ke kubur Tuhan Yesus
untuk memberikan rempah-rempah guna menuntaskan pengurapan
mayat Tuhan Yesus yang belum sempurna di hari penguburan-Nya (Bandingkan dengan Lukas 24:1). Tetapi, sesampainya di sana, batu kubur
telah bergeser dan terbuka, dan mayat Tuhan Yesus tidak ada lagi! Dua
orang malaikat memberitahu bahwa Yesus Kristus telah bangkit! Walaupun hanya setengah percaya, namun ada secercah harapan dalam hati
para murid yang sudah mulai lemah imannya akibat apa yang terjadi
kepada Guru mereka. Akhirnya, mereka diyakinkan ketika Tuhan sendiri
menampakkan diri kepada mereka. Dia hidup! Dia telah bangkit!
Inilah dasar iman percaya kita: Tuhan kita bukanlah Tuhan yang mati,
melainkan Tuhan yang hidup! Ia telah bangkit dari kematian dan hidup
untuk selamanya. Hidup merupakan kata yang penting dalam Injil Yohanes, dan digunakan lebih dari 60 kali. Tuhan Yesus menawarkan kepada orang berdosa hidup yang kekal dan berkelimpahan melalui iman
secara pribadi kepada-Nya. Hidup yang kekal itu bukan didapat setelah
kita mati, tetapi hidup yang kekal itu adalah kehidupan Allah sendiri
yang dapat kita alami pada saat ini. Hidup yang kekal berkaitan dengan
kualitas hidup, bukan sekadar kuantitas hidup. Hidup yang kekal adalah
pengalaman rohani mengalami surga di bumi pada saat ini. Terimalah
hidup yang kekal di dalam Kristus sekarang juga. Jangan sia-siakan waktu
yang ada karena Dia sudah bangkit dan hidup kembali! [MS]
1 Korintus 15:14
“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka
sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”
43
Minggu
Perjumpaan Yang Memulihkan
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 21
5
Apr
Paskah
Selama empat puluh hari dari kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus terusmenerus muncul dan menampakkan Diri kepada murid-murid-Nya dan
orang-orang yang percaya kepada-Nya. Pemunculan dan penampakan
diri Tuhan Yesus itu dicatat di seluruh Injil, misalnya pemunculan dan
penampakan kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:11-18), dua orang
murid di jalan menuju Emaus (Lukas 24:13-32), para murid tanpa Tomas (Yohanes 20:19-25), para murid dengan Tomas (Yohanes 20:26-31),
dan pada bacaan hari ini kepada para murid di pantai Danau Tiberias
serta kepada Petrus. Tuhan Yesus mengerti keadaan dan pergumulan
murid-murid-Nya yang terguncang imannya karena apa yang menimpa
mereka. Mereka membutuhkan pemulihan dari Allah. Perjumpaan dengan Kristus mengubah mereka dari ketakutan menjadi keberanian, dari
keraguan menjadi kepercayaan, dari kematian kepada kehidupan. Mereka dipulihkan dan siap menjalankan panggilan mula-mula sebagai penjala manusia. Bagian mereka adalah taat kepada Dia, menggembalakan
domba-domba-Nya, dan mengikuti Dia!
Panggilan yang sama diberikan juga kepada kita. Setelah kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita dipanggil untuk melayani
Dia, menggembalakan domba-domba-Nya, serta mengikut Dia. Bagian
kita adalah taat kepada Dia. Itu semua harus dimulai dengan sebuah perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus yang telah mati, dikuburkan, dan bangkit! Tanpa itu semua, kita akan memberi seribu satu
macam alasan untuk tidak melayani, kita tidak akan pernah mendengarkan panggilan-Nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya, dan kita
tidak akan setia mengikut Dia. Perjumpaan dengan-Nya akan memulihkan
Anda, sehingga Anda menjadi taat kepada-Nya! [MS]
Yohanes 21:22
“Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki,
supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.
Tetapi engkau: Ikutlah Aku.”
45
Senin
Tidak Paham, Tidak Kenal
6
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 10
Kalimat-kalimat Tuhan Yesus di dalam pasal ini sangat kontroversial.
Kontroversial berarti menimbulkan kontra, karena memang apa yang
Ia katakan adalah sesuatu yang tidak pernah dikatakan oleh orang lain
dan hanya Tuhan Yesus yang mengatakannya. Berbagai perkataan Tuhan
Yesus seperti, “Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi dombadombanya” (10:11), “Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya
kembali” (10:17), “Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali” (10:18), “Aku memberikan hidup yang kekal kepada
mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya
dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (10:28)
sangat sulit untuk dimengerti karena tidak ada manusia yang sanggup
memenuhi (mewujudkan) perkataan-perkataan tersebut. Perkataanperkataan di atas hanya bisa dimengerti bila kita mengenal Siapa yang
berbicara. Kita seringkali tidak mengerti karena kita tidak memahami
konteks dari perkataaan-perkataan di atas. Akan tetapi, kita bisa saja
menjadi paham setelah memahami konteksnya. Tidak mengherankan
bila orang-orang Yahudi menganggap perkataan-perkataan itu keluar
dari mulut orang yang kerasukan setan atau gila karena mereka hanya
mendengar kata-kata tanpa mengenal Siapa yang berkata-kata. Tuhan
Yesus mengajak mereka untuk percaya kepada pekerjaan yang Ia kerjakan karena pekerjaan yang Tuhan Yesus kerjakan menyatakan Siapakah Diri-Nya.
Ketika membaca Firman Tuhan (Alkitab), kita harus menyadari bahwa apa yang tertulis di dalam Alkitab diilhami oleh Roh Kudus, meskipun
manusia yang menuliskannya. Kita hanya bisa memahami firman Tuhan
bila kita mengenal Siapakah yang berfirman. Dari perkataan-Nya, kita
mengenal Dia yang berkata-kata. [RAAL]
Yohanes 10:27
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan
Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku”
46
Selasa
Bukan Rahasia
7
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 11
Kejutan demi kejutan terus berlanjut di dalam tulisan Injil Yohanes, dan
kejutan itu semakin kontroversial. Diawali dengan air menjadi anggur,
Ia menyembuhkan anak pegawai istana, Ia menyembuhkan orang yang
lumpuh 38 tahun, Ia memberi makan 5000 orang, Ia berjalan di atas air,
Ia menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, dan sekarang Ia membangkitkan orang mati yang bernama Lazarus. Sebagaimana kisah orang
buta yang kemudian celik, Tuhan Yesus sudah mengatakan bahwa penyakit Lazarus tidak akan membawa kematian dan akan menyatakan kemuliaan Allah (11:4). Tuhan Yesus bukan segera datang ke kampung Lazarus untuk menyembuhkannya, melainkan Ia menunda kepergian-Nya ke
sana, dan kenyataannya Lazarus mati. Tetapi, kematian tidak sanggup
melawan perkataan dan otoritas Tuhan Yesus. Lazarus dibangkitkan
oleh Tuhan Yesus. Kuasa perkataan Tuhan Yesus nyata di dalam kuasa
perbuatan-Nya, itulah kuasa perkataan Allah. Tidak mengherankan jika
jawaban penjaga-penjaga itu adalah, “Belum pernah seorang manusia
berkata seperti orang itu!” (7:46). Tanda dibangkitkannya Lazarus dari
kematian membuat para pemimpin agama Yahudi tidak berdaya, kecuali
mereka memakai cara yang keji, yaitu membunuh Tuhan Yesus.
Penyataan Siapakah Yesus Kristus begitu terang dinyatakan di dalam
perkataan dan perbuatan Tuhan Yesus. Sedemikian terangnya penyataan Diri Yesus Kristus, sehingga setiap orang yang berjumpa dengan kebenaran itu mempunyai kemungkinan merespons dengan salah satu dari
dua sikap ini: Pertama, mereka percaya karena memang kebenaran itu
tidak terbantahkan. Kedua, mereka tidak percaya meskipun kebenaran
tidak terbantahkan dan mereka harus mencari jalan untuk menindas kebenaran. [RAAL]
Yohanes 11:40
Jawab Yesus:
“Bukankah sudah Kukatakan kepadamu:
Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?”
47
Rabu
Beritakan dan Ajarkan Terus
8
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 12
Peristiwa Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus mempengaruhi banyak
orang. Pertama, Maria mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu. Selain karena telah belajar dari perkataan Tuhan Yesus, peristiwa
Lazarus kemungkinan besar merupakan dorongan besar bagi Maria untuk mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu. Kedua, banyak
orang menjadi percaya kepada-Nya, sehingga para imam hendak membunuh Lazarus (12:10-11). Ketiga, mereka yang menyaksikan Tuhan
Yesus membangkitkan Lazarus bersaksi tentang peristiwa itu kepada
orang lain (12:17). Keempat, orang-orang Yunani ingin bertemu dengan
Tuhan Yesus (12:20-21). Berbagai pengaruh positif di atas tidak berarti bahwa semua orang Yahudi menjadi percaya. “Dan meskipun Yesus
mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya” (12:37). Para pemimpin agama Yahudi
tidak percaya kepada-Nya. Namun, ada juga yang percaya secara sembunyi-sembunyi (12:42). Tuhan Yesus menyerukan agar mereka percaya
kepada Terang (12:35) dan menjelaskan bahwa ketika percaya kepada
Tuhan Yesus, mereka menjadi anak-anak Terang (12:36). Tanda-tanda
yang dilakukan Tuhan Yesus mempengaruhi banyak orang yang melihat
atau mengalaminya. Di antara mereka, ada yang menjadi percaya dan
banyak pula yang tidak percaya. Terhadap yang percaya maupun yang tidak percaya, Tuhan Yesus menyerukan agar mereka percaya kepada-Nya
agar mereka menerima Terang Tuhan dan menjadi anak-anak Terang
Perbuatan Tuhan Yesus yang ajaib masih terjadi sampai hari ini dan
mempengaruhi banyak orang. Sebagai orang percaya, kita harus tetap
memberitakan Injil kepada yang belum percaya dan mengajarkan Injil
bagi yang sudah percaya. [RAAL]
Yohanes 12:48
“Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku,
ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan,
itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.”
48
Kamis
Dilayani Untuk Melayani
9
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 13
Setelah menyatakan tanda-tanda yang menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin agama Yahudi, bahkan di kalangan orang-orang Yahudi
juga, dalam pasal ini, Tuhan Yesus juga melakukan perbuatan yang kontroversial. Ia—yang dikagumi banyak orang karena tanda-tanda yang Ia
buat—sekarang menanggalkan jubah-Nya. Ia “mengambil sehelai kain
lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-muridNya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.”
(13:4-5). Apa sebenarnya yang sedang Tuhan Yesus hendak sampaikan
kepada murid-murid-Nya? Tanda-tanda yang Ia buat bukan untuk mencari popularitas, melainkan sebagai penyataan tentang Siapakah Yesus
Kristus. Demikian pula, perbuatan Tuhan Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya merupakan sebuah pesan yang menyatakan apa yang Tuhan
Yesus perbuat di atas kayu salib dengan mengatakan: ““Jikalau Aku tidak
membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” (13:8b).
Kata “membasuh” di sini bukan merujuk kepada pembasuhan kaki, melainkan membasuh dengan darah Kristus dan dengan RohKudus.
Peristiwa Tuhan Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya menjadi pelajaran penting bagi murid-murid-Nya, yaitu bahwa karena mereka sudah
dibasuh kaki mereka oleh Tuhan Yesus, maka mereka harus saling melayani. Pesan ini juga yang terekam oleh Rasul Yohanes terkait dengan
kayu salib di dalam 1 Yoh. 3:16, “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita
pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” Tuhan
Yesus sudah menyampaikan makna kayu salib dan kita semua yang sudah menerima kasih-Nya itu harus mengimplementasikannya di dalam
kehidupan setiap hari. [RAAL]
Yohanes 13:15
“sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya
kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
49
Jumat
Tetap Taat Firman Tuhan
10
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 14
Percakapan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya di pasal 14 merupakan lanjutan pasal 13. Di bagian akhir pasal 13, Tuhan Yesus menyampaikan bahwa Ia akan pergi dan murid-murid-Nya tidak dapat mengikuti Dia sekarang, tetapi kelak mereka akan mengikuti-Nya (13:36). Oleh
karena itu, di awal pasal 14, Tuhan Yesus mengatakan agar mereka jangan gelisah, tetapi percaya kepada Allah dan kepada Tuhan Yesus, serta
meyakinkan bahwa mereka pun akan pergi ke tempat Tuhan Yesus pergi.
Pengajaran ini menimbulkan pertanyaan dari Tomas (14:5); penjelasan
kepada Tomas menimbulkan permintaan dari Filipus (14:8); penjelasan kepada Filipus menimbulkan pertanyaan dari Yudas yang bukan Iskariot (14:22). Betapa sulitnya para murid memahami perkataan Tuhan
Yesus! Tuhan Yesus menolong mereka untuk memahami perkataannya
dan meyakinkan mereka dengan cara: Pertama, mendorong mereka
untuk melihat (memperhatikan) pekerjaan-pekerjaan yang Dia lakukan
(14:11). Kedua, setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus menampakkan
Diri-Nya kepada murid-murid-Nya (14:18-19). Ketiga, di masa yang akan
datang, setelah Tuhan Yesus pergi kepada Bapa, Roh Penghibur akan
diberikan untuk mengajarkan segala sesuatu kepada murid-murid-Nya
serta mengingatkan mereka akan semua yang telah Ia katakan kepada
mereka (14:26).
Kesulitan memahami firman Tuhan bukan saja dialami oleh muridmurid Tuhan Yesus pada waktu itu, tetapi juga dialami oleh orang Kristen saat ini. Kesulitan memahami dan meyakini bukan berarti firman
Tuhan itu salah, melainkan menunjukkan adanya keterbatasan pada diri
kita. Dari apa yang kita pelajari, jika kita sungguh-sungguh mengasihi
Tuhan Yesus dengan taat kepada firman-Nya, Ia akan menolong kita agar
kita memahami firman-Nya. [RAAL]
Yohanes 14:15
“Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
50
Sabtu
Tinggal Di Dalam Kasih Kristus
11
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 15
Yohanes 15 berisi empat topik penting, yaitu: pertama, relasi Tuhan
Yesus dengan murid-murid-Nya; kedua, relasi murid-murid dengan murid-murid yang lain; ketiga, relasi dunia dengan murid-murid; keempat,
relasi dunia dengan Kristus. Relasi pertama merupakan dasar dari relasi
yang kedua; relasi yang keempat merupakan dasar dari relasi ketiga.
Relasi pertama dan relasi kedua tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Ketika kita memiliki hubungan kasih dengan Kristus, maka secara bersamaan kita juga memiliki hubungan kasih satu dengan yang
lain. Mengapa demikian? Pertama, kasih Kristus mendorong kita untuk
mengasihi satu sama lain. Kedua, kita yang mengasihi Tuhan akan rindu
untuk menaati firman-Nya. Relasi dengan Kristus merupakan hal yang
pertama-tama diajarkan oleh Tuhan Yesus. Relasi dengan Kristus merupakan hal utama yang mempengaruhi seluruh kehidupan orang percaya.
Relasi dengan Kristus disampaikan sebagai tinggal di dalam Kristus dan
Kristus tinggal di dalam kita. Itulah tinggal di dalam kasih Kristus. Tinggal
dalam kasih Kristus adalah ketika firman-Nya tinggal di dalam kita, yaitu
kita percaya dan menaati firman-Nya. Relasi dengan Kristus menentukan
hidup kita berbuah banyak di tengah-tengah dunia yang tidak kondusif
bagi kehidupan yang kristiani. Namun, ketika orang percaya mengasihi
Kristus, maka Kristus yang selalu menjadi panutan, sehingga kita tetap
bersukacita di dalam perjuangan iman orang percaya.
Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara tinggal dalam kasih
Kristus? Kita harus berhati-hati dengan perasaan-perasaan yang semu.
Tinggal dalam kasih Kristus terwujud ketika firman-Nya tinggal di dalam
kehidupan Saudara. Percaya dan menaati firman-Nya adalah tinggal di
dalam kasih Kristus dan hasilnya adalah Saudara akan berbuah banyak,
meskipun Anda berada di tengah dunia yang tidak kondusif. [RAAL]
Yohanes 15:11
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya
sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.”
51
Minggu
Tidak Pernah Sendiri
12
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 16
Yohanes 16 merupakan kelanjutan dari pengajaran Tuhan Yesus di dalam
pasal 15. Tuhan Yesus mengatakan—di pasal 15—bahwa dunia membenci murid-murid-Nya karena dunia sudah membenci Tuhan Yesus.
Semua ini dikatakan Tuhan Yesus agar mereka tidak kecewa (16:1).
Sebelumnya, Tuhan Yesus belum mengatakan hal itu karena Ia masih
bersama-sama dengan mereka. Namun, sekarang Ia sudah memberitahukan kepada mereka bahwa Ia akan pergi kepada Bapa (16:4-5). Oleh
karena itu, Ia memberitahukan apa yang akan mereka alami di dunia ini.
Meskipun demikian, lebih berguna bila Tuhan Yesus pergi kepada Bapa.
Dengan demikian, Ia bisa mengirim Roh Kudus kepada murid-muridNya (orang-orang percaya). Roh Kudus akan bekerja di tengah dunia ini,
sehingga orang percaya tidak berjuang sendirian di tengah dunia yang
membenci mereka. Roh Kudus akan memimpin orang percaya ke dalam
kebenaran, sehingga orang percaya tidak disesatkan dalam menjalani
kehidupan di dunia ini (16:7-8). Apa yang Roh Kudus sampaikan kepada
orang percaya adalah sesuai dengan apa yang Roh Kudus dengar dari
Tuhan Yesus (16:13-14).
Kehidupan sebagai orang Kristen tidak selalu mudah karena arus dan
filsafat dunia ini bertentangan dengan ajaran Firman Tuhan. Ada kalanya kita menghadapi risiko penderitaan karena kita sungguh-sungguh
hendak mengikut Tuhan Yesus. Ada orang-orang Kristen yang menyerah
saat menghadapi realitas dunia yang tidak kondusif. Sesungguhnya, sebelum kita menghadapi semua itu, Tuhan Yesus sudah mengatakannya
dan Ia sudah mengantisipasi (menyiapkan) apa yang akan dihadapi oleh
orang-orang Kristen. Ia memberikan Roh Kudus kepada kita, sehingga
kita menghadapi seluruh tantangan dan tentangan bersama-sama dengan Dia. Maukah Saudara mengandalkan Roh Kudus? [RAAL]
Yohanes 16:14
“Ia akan memuliakan Aku, sebab
Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.”
52
Senin
Prioritas Firman Tuhan
13
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 17
Setelah berbicara kepada masyarakat pada umumnya di dalam pasal 2
sampai dengan pasal 12, Tuhan Yesus berbicara secara khusus kepada
murid-murid-Nya mulai pasal 13 sampai dengan pasal 16. Selanjutnya,
di pasal 17, Tuhan Yesus berbicara kepada Bapa di Sorga dalam doa-Nya.
Doa ini adalah doa terpanjang Tuhan Yesus di dalam Alkitab.
Doa Tuhan Yesus di pasal 17 ini menggambarkan doa seorang Imam
Besar yang terungkap dalam perkataan, “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau
berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu.” (17:9). Dalam doa
ini, kita dapat menyaksikan secara gamblang bahwa Tuhan Yesus adalah
Utusan dari Bapa ke dalam dunia. Bukan hal itu saja yang terlihat jelas
dalam pasal ini, melainkan juga bahwa Tuhan Yesus—sebelum berinkarnasi—telah memiliki eksistensi dengan segala kemuliaan di dalam kekekalan (17:5). Melalui doa ini, menjadi lebih jelas bahwa kedatangan
Tuhan Yesus adalah untuk menyatakan Bapa (atau menyatakan nama
Bapa) (17:6) sebagaimana yang tertulis di dalam 1:18. Memiliki hidup
kekal berarti mengenal Bapa dan mengenal Yesus Kristus (17:3), maksudnya memiliki pengetahuan dari pengalaman akrab dengan Bapa dan
Kristus. Hidup kekal (17:3) bukan hanya menyangkut realitas masa yang
akan datang, tetapi juga realitas masa kini. Setiap orang yang percaya
pada Tuhan Yesus—saat ini juga—sudah menjadi milik Bapa di Sorga.
Apakah yang Tuhan Yesus doakan bagi orang percaya? Ia berdoa agar
orang percaya dilindungi dari yang jahat dan Allah menguduskan mereka dengan firman-Nya karena orang percaya diutus ke dalam dunia.
Kembali kita menyadari betapa pentingnya firman Tuhan bagi kehidupan orang percaya, sehingga Tuhan Yesus menyebut hal ini di dalam doaNya. Sudahkah Saudara mementingkan firman Tuhan? [RAAL]
Yohanes 17:17
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran;
firman-Mu adalah kebenaran.
53
Selasa
Hayatilah Betapa Dia Menderita
14
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18
Kisah di dalam Yohanes 18 merupakan permulaan dari kisah kesengsaraan Yesus Kristus. Di mulai dari doa Tuhan Yesus di lembah Kidron (18:1),
kemudian Ia menaikkan doa di bukit Golgota ketika tergantung di atas
kayu salib (Lukas 23:34). Yohanes 18 mengisahkan penangkapan Tuhan
Yesus oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi beserta prajuritprajurit Roma dan penjaga-penjaga Bait Allah melalui dan bersama salah
seorang murid Tuhan Yesus, yaitu Yudas Iskariot. Peristiwa ini melibatkan
orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi, pemimpin agama dan
pemimpin bangsa, bahkan melibatkan seorang murid-Nya yang berkhianat. Peristiwa kayu salib Tuhan Yesus melibatkan seluruh umat manusia yang terwakili oleh bangsa Yahudi dan bangsa non Yahudi, pemimpin
agama dan pemimpin bangsa. Penderitaan Tuhan Yesus bukan saja terkait dengan penangkapan-Nya dan pengkhianatan Yudas Iskariot, tetapi
juga dengan penyangkalan Petrus, salah satu dari tiga murid terdekat
Tuhan Yesus. Tuhan Yesus diserahkan oleh salah seorang yang dekat dengan Dia—yaitu murid-Nya, Yudas Iskariot—kepada imam-imam kepala.
Tuhan Yesus diserahkan oleh bangsa-Nya sendiri kepada bangsa lain
yang tidak mengenal Allah untuk dihukum oleh tangan bangsa lain dengan cara-cara yang paling keji dan hina di dalam ukuran bangsa tersebut. Benarlah perkataan Yesaya, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang
yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat
dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita
pun dia tidak masuk hitungan.” (Yesaya 53:3).
Apakah penderitaan Kristus begitu jelas di lubuk sanubari Saudara?
Bagaimanakah seharusnya kita merespons apa yang telah Tuhan Yesus
alami bagi kita? [RAAL]
Yesaya 53:6
“Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi
TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”
54
Rabu
Kuasa versus Kebenaran
15
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19
Bacaan Alkitab hari ini menolong kita untuk menghayati mengenai kuasa. Pertama, Tuhan Yesus berkata kepada Pilatus: “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan
kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu,
lebih besar dosanya.” (19:11). Pilatus menganggap dirinya mempunyai kuasa, padahal kenyataannya Pilatus berada di bawah kekuasaan
Kaisar dan secara nyata ia dikuasai oleh massa yang berkumpul pada
saat itu. Kedua, orang-orang Yahudi tidak pernah mau mengakui kekuasaan Roma atas diri mereka dan mereka tetap merasa sebagai bangsa
yang merdeka. Mereka mengaku bahwa mereka hanya tunduk kepada
TUHAN. Namun, saat itu, mereka menyangkali itu semua dan menaruh
diri mereka di bawah kekuasaan Kaisar dengan mengatakan: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” (19:15). Kita menyaksikan
bahwa Pilatus mengaku mempunyai kuasa, tetapi ia kehilangan otoritas
karena ia menyangkali kebenaran. Orang-orang Yahudi mengaku sebagai
orang-orang yang merdeka dan mengaku hanya tunduk kepada TUHAN,
namun menyerahkan diri mereka secara verbal di bawah Kaisar karena
mereka tidak tunduk kepada kebenaran. Tuhan Yesus berkata, “Untuk
itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya
Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal
dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”(18:37).
Tanpa menghormati kebenaran, kekuasaan mudah terjual. Kebenaran tetap adalah kebenaran, meskipun mayoritas orang tidak mengakuinya. Mereka yang tidak mengakui kebenaran harus menyerahkan diri
mereka di bawah kekuasaan lain di luar kebenaran. Hiduplah di dalam
kebenaran karena kebenaran itu memerdekakan kita. Kristus adalah kebenaran! [RAAL]
Amsal 23:23
“Belilah kebenaran dan jangan menjualnya;
demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.”
55
Kamis
Diteguhkan Untuk Bersaksi
16
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 20
Ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang berbeda. Pertama,
Maria Magdalena, seorang wanita yang daripadanya diusir tujuh roh setan oleh Tuhan Yesus (Mark 16:9). Ia adalah orang pertama yang bertatap
muka langsung dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Kedua, Tomas yang disebut Didimus (Yohanes 21:2). Ia menjadi seorang dari 12 murid Tuhan yang
paling terakhir berjumpa dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Bagaimanakah
hal-hal itu bisa terjadi seperti itu? Maria Magdalena tetap tinggal di area
kubur meskipun Petrus dan Yohanes sudah meninggalkan kuburan. Alkitab
mencatat: “Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.”(20:11). Malaikat-malaikat bertanya pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Tuhan
Yesus yang bangkit: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Kata “menangis” di
sini berarti menangis sampai meraung-raung atau menangis dengan sangat
sedih. Tuhan Yesus menampakkan Diri-Nya karena Ia hendak menghibur
hati Maria Magdalena. Tomas tidak bersama-sama dengan murid-murid
lainnya di hari pertama seminggu setelah kebangkitan Tuhan Yesus, dan
Tomas tidak percaya terhadap kesaksian murid-murid yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Tomas menuntut bukti dengan
ia melihat sendiri dan mencucukkan jarinya sendiri ke lubang pada tangan
dan lambung Tuhan Yesus. Tuhan menampakkan Diri-Nya seminggu kemudian. Ia datang untuk Tomas yang tidak percaya. Kemungkinan, Tomas sedih
hati sehingga ia tidak ikut berkumpul di kali pertama dengan yang lainnya,
hanya Alkitab tidak mencatat keadaan Tomas.
Maria Magdalena maupun Tomas mempunyai masalah yang sama, yaitu tidak memahami maksud perkataan Tuhan Yesus bahwa Ia akan bangkit
pada hari ketiga. Tuhan Yesus menampakkan Diri untuk meneguhkan iman
para murid-Nya agar bisa menjadi saksi Kristus. Tuhan pun meneguhkan
kita agar kita bersaksi kepada orang lain. [RAAL]
Yohanes 20:18
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid:
“Aku telah melihat Tuhan.”
56
Jumat
Ia Peduli Agar Kita Peduli
17
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 21
Menanti sesuatu tanpa melakukan apa pun sangat menggelisahkan.
Maka, tidak heran bila orang yang tidak melakukan apa-apa saat menantikan sesuatu kemudian kembali kepada kebiasaan lama atau memulai
sesuatu yang baru yang kemudian menjadi kebiasaan. Hal inilah yang
terjadi dengan Petrus. Ia kembali melakukan apa yang ia lakukan dahulu, yaitu menjala ikan. Kita tidak tahu apa yang menjadi pergumulan
Petrus ketika ia tidak melakukan apa-apa. Mungkinkah hatinya gelisah
karena ia teringat bahwa ia telah tiga kali menyangkal Tuhan Yesus?
Mungkinkah ia ingin melarikan diri dari kegelisahannya dengan menjala
ikan? Yang pasti, Petrus adalah orang yang paling cepat berespons untuk menjumpai Tuhan Yesus saat ia menyadari bahwa Tuhan Yesuslah
yang berdiri di pantai. Respons Petrus yang cepat itu kemungkinan terjadi karena Petrus terus bergumul dengan perasaan yang tidak tenang
terkait dengan Tuhan Yesus. Maka ketika Tuhan Yesus bertanya untuk
ketiga kalinya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” maka Petrus bersedih
hati. Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, “Gembalakanlah domba-domba-Ku”. Peristiwa penampakkan ini jelas ditujukan bagi Petrus.
Mengapa Tuhan Yesus menampakkan Diri secara khusus bagi Petrus? Setiap murid mempunyai kelemahan dan kegagalan. Tetapi, Tuhan
Yesus pernah berkata kepada Petrus, “Dan engkau, jikalau engkau sudah
insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” (Lukas 22:32). Tuhan Yesus turut
merasakan kelemahan-kelemahan murid-murid-Nya untuk menguatkan
mereka, sehingga kemudian mereka bisa dipakai untuk menjadi berkat
bagi banyak orang. Apakah Saudara merasakan hal yang sama dengan
Petrus? Sebagaimana Tuhan Yesus memperhatikan Petrus, demikian
juga Ia memperhatikan Saudara agar Saudara bisa menjadi berkat dengan membawa kabar baik bagi banyak orang. [RAAL]
Yohanes 21:15
Kata Yesus kepadanya:
“Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
57
Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Surat Ibrani
K
ita tidak mengerti siapa sebenarnya yang menjadi penulis surat Ibrani.
Walaupun kedekatan penulis dengan Timotius (Ibrani 13:23) bisa membuat kita menduga bahwa penulis kitab ini adalah Rasul Paulus, tetapi dugaan
ini tidak terlalu kuat karena bentuk surat ini amat berbeda dengan bentuk
surat-surat Rasul Paulus (Roma - Filemon) yang dengan jelas mencantumkan
nama Rasul Paulus sebagai penulis surat-surat tersebut. Surat Ibrani ini jelas
ditujukan kepada orang Kristen dari latar belakang Yahudi saat Bait Allah
masih berdiri (sebelum tahun 70), mengingat bahwa surat ini banyak memberi penjelasan tentang sistem ibadah orang Yahudi (pada masa Perjanjian
Lama, tetapi masih dipraktikkan pada masa itu).
Orang Kristen Yahudi yang menerima surat Ibrani ini hidup dalam
situasi sedang mengalami penganiayaan (Ibrani 10:32-34). Yang menarik, apa yang disampaikan oleh penulis surat Ibrani ini berbeda dengan
berita yang disampaikan oleh para pengkhotbah populer. Penulis tidak
pernah mengatakan bahwa menjadi Kristen itu berarti bebas dari masalah (penganiayaan), melainkan bahwa Allah telah menetapkan agar
setiap orang percaya mengikuti perlombaan untuk menerapkan iman
dalam kehidupan. Penulis membangun keyakinan para penerima suratnya dengan memperkenalkan siapa Kristus dan dengan menjelaskan
bahwa (masalah) penganiayaan adalah bagian dari pendidikan Tuhan.
Bila kita membandingkan penderitaan yang kita alami dengan penderitaan Kristus, maka pernderitaan kita akan terlihat ringan.
Secara gamblang, penulis menjelaskan bahwa sistem ibadah pada
masa Perjanjian Lama merupakan gambaran tentang Kristus. Dalam Pribadi dan karya Kristus, semua tuntutan Perjanjian Lama telah terpenuhi.
Kristus adalah Imam Besar yang Lebih Baik daripada Imam Besar pada
masa Perjanjian Lama, sekaligus Korban yang Lebih Baik daripada korban pada masa Perjanjian Lama. Oleh karena itu, pada masa kini, Kristuslah Imam Besar kita yang menjadi Perantara antara umat Allah dengan
Allah. Korban-korban yang tidak bisa menyelesaikan masalah secara
tuntas pada masa Perjanjian Lama sekarang sudah tidak perlu diulang
lagi karena Kristus telah menjadi korban yang lebih baik!
Seperti dalam surat-surat Rasul Paulus, masalah iman bukan hanya
menyangkut masalah hubungan dengan Tuhan, tetapi juga menyangkut
masalah hubungan dengan sesama. Adanya penganiayaan bukanlah
alasan yang bisa diterima bagi seorang Kristen untuk menghindari kewajiban mengasihi sesama. [P]
58
Sabtu
Mengenal Allah Melalui Kristus
18
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 1
Kita perlu menyadari bahwa Kristus memiliki hubungan yang khusus dengan Allah Bapa. Dalam Injil Yohanes, Kristus disebut sebagai Anak Allah
yang Tunggal (Yohanes 3:16), sedangkan dalam bacaan Alkitab hari ini,
Kristus disebut sebagai Anak Allah yang Sulung (Ibrani 1:6). Bila orangorang yang percaya kepada Tuhan Yesus disebut sebagai anak-anak Allah
(Yohanes 1:12), maka sebutan Anak Allah yang “Tunggal” dan Anak Allah
yang “Sulung” menunjukkan bahwa Tuhan Yesus Kristus berbeda dengan umat manusia. Perkataan “Oleh Dia Allah telah menjadikan alam
semesta” (Ibrani 1:2) menunjukkan bahwa Kristus lebih tinggi atau lebih
unggul dari ciptaan Allah karena Ia adalah Sang Pencipta (Bandingkan
dengan Yohanes 1:3). Perhatikan bahwa pemakaian kata “Anak” atau
“anak-anak” itu bukanlah menunjuk kepada adanya hubungan biologis,
melainkan menunjukkan kepada adanya relasi yang khusus dan dekat.
Perhatikan pula bahwa Kristus juga disebut sebagai “Allah” (Ibrani 1:8)
dan juga sebagai “Tuhan” (1:10).
Bila pada zaman Perjanjian Lama, Allah memperkenalkan diri-Nya
melalui para nabi, maka pada zaman Perjanjian Baru, Allah memperkenalkan diri-Nya melalui Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus adalah Allah
sendiri, maka kita bisa mengenal kehendak Allah bukan hanya melalui
perkataan Kristus, tetapi juga melalui kehidupan Kristus. Pada zaman ini,
ada orang-orang yang nampaknya amat bersemangat memperkenalkan
Kristus, tetapi cara dan prinsip mereka dalam melayani bertentangan
dengan cara dan prinsip Kristus dalam melayani. Pelayanan semacam itu
bisa dipastikan sebagai tidak sesuai dengan kehendak Allah. [P]
Ibrani 1:1-2a
”Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan
dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia
telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang
telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.”.
59
Minggu
Jangan Mengikuti Arus
19
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 2
Kehendak Allah yang tertuang di dalam firman-Nya harus dipelajari secara teliti dan diperhatikan dalam menilai pengajaran dan praktik keagamaan di sekitar kita, agar kita jangan sampai mengikuti ajaran yang
menyesatkan (2:1). Walaupun Allah itu baik dan berlimpah kemurahan, kita harus menyadari bahwa setiap pelanggaran dan ketidaktaatan
terhadap kehendak Allah akan mendatangkan balasan yang setimpal,
apalagi bila kita menyia-nyiakan (mengabaikan) keselamatan yang telah
tersedia melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib (2:2-3).
Pada zaman Tuhan Yesus dan gereja mula-mula, pemberitaan Injil
disertai oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Akan tetapi, perlu diingat bahwa yang diberitakan adalah berita Injil bukan tanda dan mujizat. Tanda dan mujizat meneguhkan atau menguatkan bahwa berita
Injil adalah berita yang benar. Pada masa kini, ada banyak pemberitaan
tentang tanda dan mujizat—kadang-kadang pemberitaan itu diiklankan
melalui media massa—tanpa disertai dengan pemberitaan Injil. Yang
ditawarkan adalah tanda dan mujizat, khususnya dalam wujud kesembuhan. Tawaran semacam itu sering disertai dengan tips sukses secara
finansial. Gejala seperti di atas amat berbeda dengan apa yang dilakukan
oleh Tuhan Yesus dan murid-murid Tuhan Yesus pada abad pertama. Bila
Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit, umumnya Tuhan Yesus melarang keras orang yang disembuhkan untuk memopulerkan kesembuhan
tersebut. Berita yang harus disampaikan oleh para murid Tuhan Yesus
adalah berita keselamatan di dalam Tuhan Yesus, bukan berita tentang
tanda dan mujizat. Walaupun menjadi kaya bukanlah dosa (bahkan kekayaan bisa kita pakai sebagai sarana untuk melayani Tuhan dan sesama), mengejar kekayaan bisa membahayakan iman kita dan tidak boleh
menjadi tujuan hidup kita. [P]
Ibrani 2:1
”Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita
dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.”.
60
Senin
Setia Sampai Akhir
20
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 3
Bukan suatu kebetulan bila kata “setia” dan kata “iman” dalam bahasa
Yunani berasal dari akar kata yang sama. Iman yang sejati selalu terwujud dalam kesetiaan. Iman sesaat bukanlah iman yang sejati. Iman yang
sejati kepada Allah bukan hanya sekedar pengetahuan tentang Allah,
tetapi iman yang mengubah hidup. Dalam pasal ini, Tuhan Yesus dibandingkan dengan Musa, salah satu tokoh terpenting Perjanjian Lama.
Musa adalah pemimpin umat Allah yang memiliki iman yang teguh,
sehingga ia bisa melakukan hal-hal yang besar untuk kemuliaan Allah.
Walaupun ia memiliki kelemahan (pernah melakukan kesalahan fatal)
sehingga tidak diizinkan untuk memasuki Tanah Kanaan, kesetiaannya
kepada Allah tidak pernah berubah sampai akhir hidupnya.
Kristus adalah Rasul (Utusan) dan Imam Besar yang setia (3:1-2). Bila
“nabi” adalah jabatan bagi seorang yang menjadi utusan Allah dalam
Perjanjian Lama, maka “rasul” adalah jabatan bagi seorang utusan Allah
(utusan Kristus) pada zaman Perjanjian Baru. Pada zaman Perjanjian
Lama, seorang nabi (termasuk Nabi Musa) harus menghadapi berbagai macam tantangan yang berisiko tinggi dalam menjalankan tugas
menyampaikan kehendak Allah kepada manusia. Tuhan Yesus—yaitu
Utusan Allah yang menjalankan misi penyelamatan manusia dari ikatan
dosa—taat kepada kehendak Allah sampai mati di kayu salib. Para rasul (murid Tuhan Yesus) umumnya harus menyerahkan nyawanya untuk
melaksanakan misi memberitakan Injil Yesus Kristus kepada dunia ini.
Iman yang sejati adalah iman yang mengubah cara pandang kita
terhadap kehidupan. Iman yang sejati akan membuat kita memandang
nyawa kita sebagai kurang berharga dibandingkan dengan keselamatan
yang disediakan Allah di dalam Kristus bagi kita. [P]
Ibrani 3:12
”Waspadalah, hai saudara-saudara,
supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat
dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.”.
61
Selasa
Jangan Mengeraskan Hati
21
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 4
Kita perlu mengenal Allah dari dua sisi, yaitu: Pertama, Allah itu adil,
sehingga orang berdosa pasti akan menghadapi hukuman Allah. Kedua,
Allah itu Maha Pemurah sehingga orang yang mau bertobat akan mengalami pengampunan Allah. Orang berdosa yang mengeraskan hati dan
tidak mau berubah pasti akan memperoleh hukuman Allah.
Ada dua hal yang menghalangi kita untuk menerima pengampunan
Allah, yaitu ketidaktaatan (4:6) dan kekerasan hati (4:7). Akar dari keduanya adalah bahwa kita ingin mengambil jalan kita sendiri, kita tidak
mau diatur oleh Allah. Bila kita mula-mula tidak bersedia untuk taat,
tetapi kemudian kita mau berbalik dan memohon pengampunan Allah,
kesempatan memperoleh pengampunan tetap terbuka. Sebaliknya, bila
kita tetap mengeraskan hati dan tidak mau bertobat, berarti bahwa kita
tidak bersedia mempercayai Allah. Kita hanya mempercayai diri kita sendiri. Kita tidak memiliki iman yang sejati karena iman yang sejati selalu
terwujud dalam ketaatan.
Kita perlu menyadari bahwa kebebasan yang Allah berikan kepada
kita untuk mengambil keputusan diberikan dalam jangka waktu yang
terbatas. Bila kita tidak mau membuka diri saat mendengar panggilan
umum Allah, suatu saat Allah akan berhenti memanggil dan kita akan
kehilangan kesempatan untuk menyambut panggilan Allah. Di satu sisi,
kita bisa mengatakan bahwa membuka diri terhadap panggilan Allah
itu memerlukan kerendahhatian. Di sisi lain, kita juga perlu memahami
bahwa sifat dosa di dalam diri kita cenderung untuk menolak panggilan
Allah. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus agar kita bisa memiliki
kerelaan untuk menyambut panggilan Allah. [P]
Ibrani 4:7
Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu “hari ini”,
ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud
seperti dikatakan di atas: “Pada hari ini, jika kamu
mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!”
62
Rabu
Bertumbuh Menuju Kedewasaan (1)
22
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 5
Kedewasaan rohani memiliki kesamaan dan perbedaan dengan kedewasaan fisik. Persamaannya, keduanya tidak bisa dicapai secara instan,
melainkan harus melalui suatu proses. Perbedaannya, bila tidak ada
hambatan, kedewasaan fisik akan berlangsung secara otomatis, sedangkan kedewasaan rohani hanya bisa tercapai bila kita berusaha untuk
bertumbuh. Bila kita bersikap pasif dan tidak pernah mengusahakan
kedewasaan secara rohani, kita akan tetap menjadi bayi secara rohani.
Kedewasaan rohani hanya bisa terjadi bila kita secara teratur menjalin relasi dengan Allah. Dalam hal ini, kita perlu senantiasa mengingat
bahwa Kristus adalah Imam Besar kita yang Agung yang memungkinkan
kita untuk berelasi secara langsung dengan Allah. Di satu sisi, Kristus
adalah Imam Besar yang sempurna yang mengorbankan diri-Nya sendiri untuk mendamaikan antara diri kita dengan Allah, sehingga kita
bisa bersandar kepada-Nya. Di sisi lain, Kristus adalah Imam Besar yang
memahami pergumulan yang kita alami, sehingga kita tidak perlu ragu
untuk mencari pertolongan dan menjalin relasi dengan Kristus.
Kedewasaan rohani akan lebih cepat tercapai bila kita terus meningkatkan pemahaman kita tentang Allah dan tentang berbagai masalah
kehidupan. Pengenalan tentang Allah dan kehendak-Nya secara umum
merupakan landasan untuk bisa mengenali kehendak-Nya dalam masalah-masalah khusus. Bila kita buta tentang kehendak Allah yang telah
diuraikan dalam firman-Nya, bagaimana kita bisa mengerti kehendakNya secara khusus dalam kehidupan nyata? [P]
Ibrani 5:11-12
”Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar
untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu,
sudah seharusnya menjadi pengajar,
kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah,
dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.”.
63
Kamis
Bertumbuh Menuju Kedewasaan (2)
23
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 6
Bila kita ingin menjadi dewasa secara rohani, kita harus terus meningkatkan pengetahuan dan penerapan kita akan firman Tuhan. Penerima
pertama surat Ibrani adalah orang-orang Kristen Yahudi yang sedang
menghadapi penganiayaan, baik dari sesama orang Yahudi yang membenci orang-orang Kristen, maupun dari pemerintah Romawi yang terpengaruh oleh orang-orang Yahudi yang membenci kekristenan. Sebagai
orang Yahudi, mereka telah memiliki dasar pemahaman tentang Perjanjian Lama yang lebih baik daripada pemahaman rata-rata orang Kristen
pada masa kini. Bagi mereka, pemahaman dasar yang diperlukan adalah
koreksi terhadap pemahaman orang Yahudi pada umumnya. Pemahaman dasar itu diperlukan, tetapi pemahaman tersebut harus dilanjutkan
dengan pemahaman tentang hal-hal lain secara lebih utuh.
Bagi orang Kristen pada masa kini, pemahaman dasar yang diajarkan
dalam kelas katekisasi itu juga diperlukan dan sama sekali tidak boleh
diabaikan. Setelah pemahaman dasar itu dikuasai, pemahaman dasar
itu harus terus ditambah atau disempurnakan agar kita bisa terus bertumbuh menuju kedewasaan. Ada beberapa bidang yang penting bagi
kita untuk terus bertumbuh agar kita bisa menjadi dewasa secara rohani: Pertama, kita perlu bertumbuh dalam hal menerapkan firman
Tuhan saat menghadapi persoalan sehari-hari. Karena persoalan yang
kita hadapi terus berkembang, penerapan kita juga harus berkembang.
Kedua, kita perlu bertumbuh dalam hal pelayanan kasih terhadap sesama (6:10). Ketiga, kita perlu bertumbuh di dalam iman. Keempat, kita
perlu bertumbuh dalam pengharapan. Pengharapan itulah yang akan
menjadi sumber kekuatan kita untuk bertekun saat menghadapi kesulitan dan penderitaan. [P]
Ibrani 6:1a
”Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama
dari ajaran tentang Kristus dan beralih
kepada perkembangannya yang penuh. ”.
64
Jumat
Imam Besar yang Kita Perlukan
24
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 7
Perasaan takut menghadap Allah adalah perasaan yang universal, artinya dirasakan oleh semua orang di seluruh dunia. Oleh karena itu, dalam
setiap agama diharapkan ada seorang pengantara yang berdiri di antara
Allah dan manusia. Biasanya, pengantara yang berdiri di antara Allah
dan manusia itu adalah sang pemimpin umat yang biasa disebut sebagai “imam”. Pemimpin dari para imam disebut sebagai “imam besar”.
Pada zaman Perjanjian Lama, sistem peribadatan bangsa Israel diselenggarakan oleh para imam yang semuanya adalah keturunan Lewi.
Para imam besar adalah orang-orang berdosa, sehingga sebelum mempersembahkan korban untuk umat Allah, mereka harus lebih dulu mempersembahkan korban untuk diri mereka sendiri. Mereka memiliki masa
tugas yang terbatas, paling tidak setiap imam besar harus diganti saat
ia meninggal. Keterbatasan para imam besar itu membuat penulis surat
ibrani mengatakan bahwa para imam besar itu tidak sempurna.
Pada zaman Perjanjian Baru, Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang
sempurna, yang bukan dari keturunan Harun, melainkan yang ditetapkan
menurut peraturan Melkisedek. Dia telah mengalahkan maut sehingga
jabatan-Nya sebagai Imam Besar tidak pernah diganti. Dia mempersembahkan korban yang sempurna, yaitu darah-Nya sendiri, sehingga Dia
bisa menjadi Pengantara antara Allah dan manusia selama-lamanya.
Dialah Imam Besar yang kita perlukan! [P]
Ibrani 7:26-27
”Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan:
yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari
orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
yang tidak seperti imam-imam besar lain,
yang setiap hari harus mempersembahkan korban
untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya,
sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya,
ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.”.
65
Sabtu
Landasan Perjanjian Baru: Kasih
25
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 8
Sistem keimaman berkaitan dengan masalah “perjanjian” antara Allah
dan manusia. Perjanjian yang lama didasarkan pada ketaatan terhadap
peraturan Allah, khususnya terhadap peraturan hukum Taurat yang
diberikan Allah kepada umat-Nya melalui Musa. Perjanjian yang Baru
adalah perjanjian yang didasarkan pada pengampunan dosa (melalui
pengorbanan Kristus di kayu salib, 8:12) dan terwujud dalam perubahan
hidup (perubahan yang bukan hanya menyangkut apa yang kelihatan
dari luar, melainkan perubahan akal budi dan perubahan hati, 8:10).
Dalam Perjanjian yang Lama, fokus kita adalah menaati peraturan (apa
yang dilarang dan apa yang diperintahkan oleh Allah); sedangkan dalam
Perjanjian yang Baru, fokus kita adalah berusaha memahami apa yang
dikehendaki Allah dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya.
Ketaatan umat Allah—baik pada masa Perjanjian Lama maupun
masa Perjanjian Baru—seharusnya dilandasi oleh kasih kepada Tuhan
Allah. Akan tetapi, bila perhatian kita tertuju pada peraturan (legalistik),
landasan kasih mudah bergeser menjadi landasan ketakutan terhadap
hukuman. Sikap legalistik umumnya membuat kita merasa bahwa diri
kita adalah orang yang paling benar dan kita senang mencari kesalahan
(menghakimi) orang lain. Seharusnya, pengampunan yang kita peroleh
di dalam Kristus membangkitkan kasih kepada Allah dan kepada sesama.
Bila ketaatan kita dilandasi oleh ketakutan terhadap hukuman, maka ketaatan itu akan terasa sebagai beban berat dalam hidup kita. Sebaliknya,
bila ketaatan kita dilandasi oleh kasih kepada Allah, ketaatan akan terasa
menyenangkan dan kita jalani dengan kreatif. [P]
Ibrani 8:10
“Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel
sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan.
“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka
dan menuliskannya dalam hati mereka, maka
Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”.
66
Minggu
Landasan Perjanjian Baru: Darah Kristus
26
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 9
Sistem peribadatan dalam Perjanjian Lama bersifat simbolis dan telah
digenapi dalam Perjanjian Baru, khususnya digenapi di dalam Kristus.
Oleh karena itu, sekarang kita tidak meneruskan lagi penyelenggaraan
sistem peribadatan dalam Perjanjian Lama. Adanya tempat yang kudus
dan tempat yang mahakudus itu menunjukkan bahwa manusia berdosa
tidak bisa sembarangan mendekati Allah yang suci. Perlunya penumpahan darah sebagai sarana penyucian menunjuk kepada pentingnya
pengorbanan Kristus untuk menebus dosa manusia.
Hal yang penting untuk kita perhatikan adalah bahwa korban binatang dalam Perjanjian Lama itu tidak benar-benar menyucikan dosa,
melainkan hanya sekedar simbol yang menunjuk kepada pengorbanan
Kristus di kayu salib. Ketidaktuntasan pengorbanan binatang itu ditunjukkan melalui perlunya pengulangan korban setiap tahun. Sebaliknya,
ketuntasan pengorbanan Kristus membuat Kristus cukup mengorbankan diri-Nya sekali saja, tidak perlu berulang-ulang.
Ketuntasan pengorbanan Kristus di kayu salib (bila dibandingkan
dengan korban binatang dalam Perjanjian Lama) membedakan pula
hubungan Allah dengan umat-Nya. Pada zaman Perjanjian Lama, umat
Allah tidak boleh langsung menghampiri Allah. Hanya imam besar yang
diizinkan untuk masuk (mewakili umat Allah) ke tempat yang mahakudus—tempat kehadiran Allah. Pada zaman Perjanjian Baru, kita diizinkan untuk langsung menghampiri Allah karena pengorbanan Kristus di
kayu salib itu sudah menghapus dosa orang percaya secara tuntas! [P]
Ibrani 9:25-26
”Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan
diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke
dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini
dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya,
pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.”.
67
Senin
Hidup dalam Perjanjian Baru
27
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 10
Pada masa Perjanjian Lama (PL), keselamatan itu masih berupa bayangan yang belum jelas wujudnya. Korban yang sama terus diulang karena
keselamatan itu memang baru terwujud pada masa Perjanjian Baru
(PB), saat Tuhan Yesus datang dan mengerjakan keselamatan itu melalui
kematian-Nya di kayu salib serta kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, cara
hidup orang percaya pada masa kini seharusnya berbeda dengan cara
hidup umat Allah pada masa PL. Pada masa PL, umat Allah harus datang
menghadap Allah dengan perasaan gentar dan rasa bersalah, sehingga—setiap tahun—mereka harus datang dengan membawa korban binatang. Pada masa PB ini, seharusnya kita datang menghadap Allah dengan penuh rasa syukur karena keselamatan telah kita terima di dalam
Kristus. Kita tidak perlu selalu datang dengan rasa bersalah karena hati
nurani kita telah disucikan oleh darah Kristus. Sebaliknya, kita perlu bersandar pada pengharapan yang kita miliki, yaitu bahwa semua yang dijanjikan Allah bagi orang percaya pasti akan terlaksana.
Pengharapan yang kita miliki baru terwujud sebagian. Kita masih
menantikan terwujudnya pengharapan kita secara penuh saat Tuhan
Yesus datang kembali untuk yang kedua kali. Karena pengharapan kita
belum sepenuhnya terwujud, kita harus hidup oleh iman. Tanpa iman,
kehidupan kita akan ditentukan oleh apa yang kita lihat. Tanpa pengharapan, kita tidak akan sanggup menghadapi berbagai tantangan dalam
jangka panjang. Hal lain yang juga sangat menolong dalam menghadapi
tantangan kehidupan adalah persekutuan yang saling membangun (saling mendorong dan saling menasehati) dengan saudara seiman. [P]
Ibrani 10:35-36
”Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu,
karena besar upah yang menantinya.
Sebab kamu memerlukan ketekunan,
supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah,
kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”.
68
Selasa
Menghadapi Tantangan dengan Iman
28
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 11
Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Tidak ada orang
yang bisa menghindar dari tantangan. Tantangan-tantangan tersebut
berusaha mengalihkan perhatian kita dari keyakinan iman terhadap
hal-hal yang tidak kita lihat dan dari pengharapan yang belum terwujud
kepada kenyataan dunia yang terlihat dengan jelas. Dalam menghadapi
berbagai tantangan tersebut, kita perlu mengingat bahwa “Iman adalah
dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1).
Dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup kita, kita perlu
menyadari beberapa hal: Pertama, kita memerlukan iman karena pengharapan kita umumnya belum terwujud. Sandaran kita bukanlah mata
kita, melainkan Pribadi Allah yang tidak dapat kita lihat dengan mata.
Kedua, kita harus beriman terhadap pengharapan yang kita miliki agar
kita bisa menyadari bahwa apa yang ditawarkan dunia ini tidak berarti
bila dibandingkan dengan pengharapan yang kita miliki. Jangan biarkan
diri Anda terpesona oleh kenyamanan yang semu yang nampaknya dimiliki oleh orang-orang yang tidak beriman. Ketiga, tantangan yang dihadapi setiap orang berbeda-beda. Hal ini terlihat jelas dari kepelbagaian
tantangan yang dihadapi dan kepelbagaian respons—berupa sikap dan
tindakan—yang digerakkan oleh iman dari tokoh-tokoh iman dalam bacaan Alkitab hari ini. Jangan mengasihani diri dan beranggapan bahwa
diri Anda adalah orang yang paling menderita. Perhatikanlah teladan
tokoh-tokoh iman dalam bacaan Alkitab hari ini. [P]
1 Petrus 5:8-9
”Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Lawanlah dia dengan iman yang teguh,
sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia
menanggung penderitaan yang sama.”.
69
Rabu
Perlombaan Iman
29
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 12
Dalam Ibrani 12, tantangan iman yang dibicarakan dalam pasal 11 disebut sebagai perlombaan yang diwajibkan bagi kita (12:1, sebenarnya
kata “diwajibkan” lebih tepat bila diterjemahkan menjadi “ditetapkan”).
Setiap orang beriman telah ditetapkan untuk mengikuti perlombaan
tersebut. Hal mengikuti perlombaan itu bukan pilihan manusia, melainkan ketetapan Allah. Tokoh-tokoh iman dalam pasal 11 (yang telah
selesai mengikuti perlombaan) sekarang menjadi saksi (12:1) yang menonton saat kita berlomba dalam iman.
Aturan dasar agar kita bisa mengikuti perlombaan iman dengan baik
adalah bahwa kita harus menanggalkan semua beban (misalnya kekuatiran, ketakutan, keputusasaan) dan dosa yang menghambat kita dalam
perlombaan tersebut. Kita juga perlu berlomba dengan tekun karena
perlombaan iman adalah perlombaan jangka panjang (seperti lari maraton) yang berlangsung sampai akhir hidup kita. Kunci penting untuk menyelesaikan perlombaan dengan baik adalah bahwa kita harus berlomba
dengan mata terarah kepada Tuhan Yesus yang memimpin kita dalam
iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan (12:2). Bila kita
mengingat penderitaan Tuhan Yesus, tantangan yang kita hadapi akan
terasa ringan, sehingga kita tidak akan mudah menjadi patah semangat
(12:3). Kita juga harus mengingat bahwa Allah selalu memiliki maksud
baik. Tantangan yang kita hadapi harus kita pandang sebagai bagian dari
didikan Allah yang ingin membentuk kita menjadi manusia yang lebih
baik (12:5-11). Oleh karena itu, tantangan dalam perlombaan iman ini
harus kita hadapi dengan penuh semangat (12:12-13). [P]
Ibrani 12:1
”Karena kita mempunyai banyak saksi,
bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang
begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun
dalam perlombaan yang diwajibkan (ditetapkan) bagi kita.”.
70
Kamis
Iman dalam Perbuatan
30
Apr
Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 13
Perlombaan iman yang ditetapkan bagi kita (lihat renungan Ibrani 12)
bukan hanya menyangkut masalah hubungan dengan Allah (masalah
iman), tetapi juga menyangkut hubungan dengan sesama (masalah perbuatan). Sebagaimana hubungan kita dengan Allah adalah hubungan kasih, hubungan kita dengan sesama seharusnya juga merupakan hubungan kasih (13:1). Pada dasarnya, mengasihi sesama berarti menempatkan
orang lain pada posisi kita. Mengasihi sesama berarti menempatkan kepentingan orang lain sebagai kepentingan kita. Memikirkan kepentingan
orang lain berarti kita memikirkan kebutuhan orang lain (13:16), baik
kebutuhan tumpangan (13:2), kebutuhan perhatian (13:3), maupun kebutuhan untuk diperlakukan dengan semestinya (13:4). Supaya kita bisa
memikirkan kepentingan orang lain, kita harus merasa puas dan bersyukur dengan berkat Tuhan yang telah kita terima dalam hidup kita (13:5,
15), dan kita harus meyakini perlindungan dan pemeliharaan Tuhan atas
hidup kita (13:6). Perlu diingat bahwa bila pada zaman Perjanjian Lama,
kita mempersembahkan korban agar berkenan kepada Allah; pada zaman Perjanjian Baru ini, kita harus senantiasa bersyukur dan berbuat
baik agar hidup kita berkenan kepada Tuhan (13:15-16).
Untuk bisa menerapkan iman dalam perbuatan kita, sikap taat dan
tunduk kepada pemimpin amat penting karena sikap semacam itu akan
membangkitkan semangat para pemimpin kita dalam menjalankan tugas. Sikap memberontak terhadap para pemimpin hanya akan membuat
para pemimpin kita tidak bisa menjalankan tugas dengan tenang, dan
kita sendiri juga akan merasa tidak nyaman (13:17). [P]
Ibrani 13:15-16
”Sebab itu marilah kita, oleh Dia,
senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah,
yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.
Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab
korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.”.
71
72
72
73
74
DAFTAR GEREJA SINODE GKY
GKY BALIKPAPAN
- 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113.
Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00
GKY BANDAR LAMPUNG
- 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474.
Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228.
Telp. (0721) 472474.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00
GKY BENGKULU
Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu.
- 20 Mei 2012 Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.17.00
GKY BUMI SERPONG DAMAI
- 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330.
Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942.
Kebaktian Umum I, II , III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
GKY CIBUBUR
- 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
GKY CIMONE
- 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727.
Fax (021) 55794389.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY CITRA GARDEN
- 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490.
Fax (021) 54398093.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00
GKY GADING SERPONG
- 19 Desember 2010 Ruko L’Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810.
Telp. (021) 29429532.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY GERENDENG
- 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30
GKY GREEN VILLE
- 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00
GKY GUANGZHOU
- 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou
Exit A. Mobile : +8613570099579.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
GKY HONGKONG
- 1 Desember 2013 1 Haven of Hope Road, Tseung Kwan O, New Territories, Hong Kong
Mobile: + 8526 2786171, + 8526 1047093
Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.30
GKY JAMBI
Hotel Aston, Jl. Sultan Agung No. 99, Jambi
75
- 23 Februari 2014 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk.09.00
GKY KARAWACI
- 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811.
Telp. (021) 93823230
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00
GKY KEBAYORAN BARU
- 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
GKY KELAPA GADING
- 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
GKY KUTA BALI
- 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00
GKY LUBUK LINGGAU
- 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466.
Fax (0411) 3652444.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00
GKY MANGGA BESAR
- 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30
GKY MEDAN
- 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30
GKY MUARA BARU
- 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00
GKY NIAS
- 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
GKY PALEMBANG
- 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY PALOPO
- 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY PAMULANG
- 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY PEKANBARU
- 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000.
Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00
GKY PLUIT
- 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
- 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460. Telp. 0851-0039377.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
76
76
GKY PONTIANAK
- 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124.
Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.10.00, 17.00
GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.15, 08.00, 10.30, 17.00
GKY SIANTAN
- 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY SINGAPURA
- 29 Jun 2008 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00.
The Cathay Cineplex, Hall 3, Level 6, The Cathay, 2 Handy Road, Singapore 229233.
- Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30.
Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore
188536. Mobile : +65 9761 0900
GKY SUNTER
- 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY SURABAYA
- 4 November 2007 Jl. Yos Sudarso No. 11, Hotel Garden Palace Lt.4, Ruang Borobudur (Belakang Hotel Garden), Surabaya.
Telp. (031) 5937719, 5942676
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
GKY SYDNEY
- 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket
(di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000.
Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00
GKY TANJUNG PINANG
3 Oktober 2010
Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 16.00
GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY VILLA TANGERANG INDAH
- 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00
GKY YOGYAKARTA
- 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233.
Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
77
Download