Tahap 6, No. 14 Maret – April 2015 DAFTAR ISI Nahum • Habakuk • Zefanya • Mazmur • Yohanes • Ibrani Redaksi ............................................................................................. 3 Pengantar Nahum . ........................................................................... 4 Renungan Tanggal 1-2 Maret 2015 . ................................................. 5 Pengantar Habakuk........................................................................... 7 Renungan Tanggal 3-5 Maret 2015 . ................................................. 8 Pengantar Zefanya........................................................................... 11 Renungan Tanggal 6-19 Maret 2015 . ............................................. 12 Pengantar Yohanes.......................................................................... 26 Renungan Tanggal 20-28 Maret 2015 . ........................................... 27 Pengantar Paskah............................................................................ 36 Renungan Tanggal 29 Maret - 17 April 2015 .................................. 37 Pengantar Ibrani.............................................................................. 58 Renungan Tanggal 18 - 30 April 2015 ............................................. 59 Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 75 Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus Ketua: Pdt. Joni Sugicahyono Editor Umum: GI Purnama Penulis: Pdt. Andreas Himawan, Pdt. Reggy Andreas AL, GI Melyana Senjaya, GI Yorimarlina Umboh, GI Purnama Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08. Website: www.gky.or.id • e-Mail: [email protected] Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui: 1. Buku renungan. 2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA). 3. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod Touch): - www.gky.or.id lalu klik download pada salah satu dari 2 pilihan (Android atau IOS). Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin. Redaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Situasi politik yang mudah memanas di negeri kita membuat kita sulit untuk memperkirakan masa depan negeri kita ini. Kita berharap agar situasi politik bisa lebih tenang, tetapi yang terjadi hanyalah ketenangan sesaat yang segera disusul oleh konflik dan ketidakpastian. Bagi umat Tuhan, tidak ada pilihan lain yang lebih baik selain tetap bersandar kepada Tuhan. Syukurlah bahwa walaupun keadaan negeri kita tidak stabil, Tuhan Yesus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8). Ketenangan ada di dalam Dia dan tidak ada kekuatan yang dapat merampas kita dari genggaman tangan-Nya yang penuh kasih. Pada edisi ini, kita akan membaca tiga kitab Nabi Kecil (Nahum, Habakuk, Zefanya), dua kitab Perjanjian Baru (Injil Yohanes dan Surat Ibrani), beberapa pasal kitab Mazmur, serta membaca dan merenungkan Renungan Khusus Paskah. Secara kebetulan, semua bacaan dalam renungan Paskah diambil dari Injil Yohanes. Kesamaan bacaan dengan Renungan Injil Yohanes itu tidak disengaja oleh penulisnya. Sekalipun demikian, kesamaan bacaan itu dibiarkan saja karena kesamaan itu justru menolong kita untuk memahami kekayaan teks Alkitab. Walaupun waktu terus berjalan dan tidak pernah kembali ke belakang, banyak hal dalam hidup manusia yang terjadi secara berulang. Penderitaan manusia termasuk sesuatu yang terus berulang dalam berbagai bentuk. Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, cara bersikap terhadap penderitaan sebagaimana yang bisa dipelajari dari kitab Nahum, Habakuk, dan surat Ibrani mengandung manfaat, bukan hanya bagi orang-orang pada masa lampau, tetapi juga bagi kita pada masa kini. Dalam seluruh aspek kehidupan kita, pengenalan akan Kristus (yang menjadi pusat berita Injil Yohanes dan Surat Ibrani) serta pengharapan akan datangnya hari Tuhan merupakan sumber kekuatan kita. Kristus adalah sumber keselamatan kita dan teladan paling sempurna dari kehidupan yang dikehendaki Allah. Tidak mungkin kita bisa menjadi seorang Kristen yang sejati bila kita tidak berusaha untuk mengenal Kristus dan mengikuti teladan-Nya. Penderitaan tidak mungkin terlepas dari kehidupan kita, tetapi penderitaan itu akan berakhir saat Kristus datang ke dunia ini untuk kedua kalinya. Penghiburan Allah Bagi Umat-Nya yang Berada dalam Kesesakan K itab Nahum ditulis oleh Nabi Nahum. Sebutan “Nahum” berarti “hiburan.” Dia melayani Allah di Yehuda pada pertengahan abad ke-7 BC. Saat itu, Negara Asyur (dengan ibukota Niniwe) sudah menguasai Kerajaan Israel dan menjadi ancaman besar bagi Kerajaan Yehuda. Tema kitab Nahum adalah tentang penghukuman Allah yang segera akan terjadi terhadap Niniwe dan Asyur. Berita demikian adalah suatu penghiburan, baik untuk Israel maupun Yehuda, karena mereka menyadari bahwa keperihan berada di bawah tekanan penjajahan akan segera berakhir. Niniwe kemudian memang ditaklukkan dan dihancurkan pada awal tahun 600-an BC, seperti yang telah dinubuatkan oleh Nabi Nahum (1:14-15). Tema mengenai kelepasan dari ketertindasan memang merupakan tema yang umum dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Tindakan Allah yang membebaskan umat-Nya dari kesesakan adalah suatu gambaran mengenai apa yang akan Allah lakukan melalui Yesus Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari dosa-dosa mereka serta memberikan kepada mereka shalom yang sesungguhnya. Itulah penghiburan yang sejati di dunia ini maupun di dunia yang akan datang, yaitu penghiburan yang diberikan di dalam Kristus melalui Roh Kudus-Nya yang juga disebut sebagai Roh Penghibur. Kita masih bisa mengingat bahwa sekitar seratus tahun sebelumnya, Yunus pernah berkotbah menentang Niniwe dan kemudian kota itu menunjukkan penyesalan dan pertobatan. Tetapi, ketika masa Nahum tiba, rupanya jejak-jejak pertobatan itu sudah tidak terlihat lagi sama sekali. Kali ini, Nahum datang dengan berita yang jauh lebih keras, yakni tentang penghukuman Allah, dan penghukuman itu memang akhirnya dijatuhkan kepada mereka. [AH] Minggu Penghiburan bagi Umat Allah 1 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Nahum 1-2 “Aku akan menjadi lawanmu,” demikianlah pernyataan keras Allah terhadap Niniwe. Seratus tahun lalu, orang-orang Niniwe bertobat ketika mendengar khotbah Nabi Yunus. Tetapi, seiring berjalannya waktu, mereka kembali lagi kepada tabiat dan kebudayaan mereka yang menentang Allah Yahweh. Mereka menyembah ilah-ilah dan patung-patung. Kota Niniwe penuh kepalsuan dan persundalan. Mereka menjajah dan memperbudak orang Israel yang adalah umat Allah. Karena itulah, Tuhan datang dengan pemberitaan penghukuman yang sangat keras terhadap Niniwe. Allah mengatakan bahwa Dia akan mengirim pasukan musuh untuk menghancurkan dan mempermalukan Niniwe dan negeri Asyur (2:3-13). Tetapi, pada dua pasal ini, Tuhan lebih mengarahkan mata-Nya kepada umat-Nya. Tuhan mengatakan bahwa Dia selalu dapat menjadi tempat pengungsian bagi umat-Nya yang dalam kesesakan dan yang mencari perlindungan kepada-Nya (1:7). Seberapa besar pun kesulitan dan penderitaan yang dialami umat-Nya dari orang-orang Niniwe dan Asyur, mereka akan dilepaskan oleh Allah (1:13), sehingga mereka akan mengalami lagi shalom dan pemulihan (1:15-2:2). Di dunia ini, umat Allah memang sering kali menghadapi tekanan dan cobaan, baik secara fisik maupun rohani. Dalam kondisi demikian, kita harus selalu ingat bahwa Tuhan “adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan,” dan “Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.” (1:7). Itulah yang Allah lakukan di dalam Yesus Kristus ketika Dia berinkarnasi dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan umat-Nya dari tindasan dosa-dosa mereka. Allah juga memberi kita Roh Kudus yang menjadi Penghibur bagi kita, yang menghibur di dalam penderitaan dan kesesakan kita (2 Korintus 1:4). [AH] Nahum 1:7 ”TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya.”. Senin Allah Ada di Pihak Kita 2 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Nahum 3 Pasal ini menggambarkan kondisi moralitas dan kepemimpinan negeri Asyur dan Niniwe yang menyebabkan kehancuran negeri mereka. Mereka adalah penumpah darah. Kota mereka penuh dusta dan kepalsuan, bahkan mereka disebut sebagai perempuan sundal (3:1-7). Secara fisik, hal ini berarti bahwa telah terjadi banyak persundalan di kota itu. Secara rohani, hal ini berarti bahwa kebudayaan dan cara hidup mereka telah menyihir dan menyeret banyak orang ke dalam dosa. Inilah gambaran kota metropolitan dengan segala gemerlapan dan kilauannya yang telah menyeret banyak orang, khususnya orang muda, ke dalam kubangan dosa dan kejahatan. Pada saat yang sama, para pemimpin mereka tidak memiliki visi mencari Allah. Pertobatan yang terjadi 100 tahun lalu telah lenyap. Para pemimpin hidup dalam kemewahan, lupa daratan karena kemenangan dan kesuksesan, malas, dan mementingkan diri sendiri (3:17-18). Bahkan, ketika diserang, mereka lari tunggang-langgang menyelamatkan diri dan membiarkan rakyat berjatuhan sebagai korban. Benarlah perkataan Amsal, “Bila tidak ada wahyu (atau ‘visi’), menjadi liarlah rakyat,” (Amsal 29:18). Pemimpin yang tertidur, yang mabuk kemenangan dan keberhasilan, yang hanya mementingkan diri sendiri, yang memanjakan diri dalam kemewahan dan nafsu duniawi senantiasa akan menghancurkan rakyat yang mereka pimpin. Negeri Asyur yang terkenal sangat kuat dan kokoh akhirnya rontok juga karena dosa-dosa mereka dan karena pemimpinpemimpin mereka yang tidak lagi mencari Allah dan yang hanya mementingkan diri sendiri. Akhirnya, hukuman Tuhan datang atas mereka. Cara hidup mereka telah menghukum diri mereka sendiri sehingga kehancuran menanti di ambang pintu. Cara hidup mereka telah menjadikan Allah sebagai lawan. Tidak mengherankan bila pada pasal 3 ini, Allah kembali mengatakan, “Aku akan menjadi lawanmu” (3:5). Bersyukurlah bahwa kita telah mendapatkan kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, sehingga Allah menjadi pelindung kita, dan bahkan Dia senantiasa berada di pihak kita. [AH] Roma 8:31 ”.... Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”. Orang Benar Akan Hidup oleh Iman T idak ada catatan pasti tentang kapan Nabi Habakuk melayani di Yehuda. Sangat besar kemungkinan bahwa ia melayani di ujung masa pemerintahan Raja Yosia, ketika negara Babel sudah siap menyerang dan menjajah Yehuda (1:6). Serangan dari negara Babel yang akan diterima oleh Yehuda diartikan sebagai hukuman Allah terhadap ketidaksetiaan mereka sebagai umat Allah. Tetapi, yang khas dari kitab Habakuk ini adalah cara penyampaian sang Nabi bukan dalam bentuk ucapan ilahi terhadap umat Allah, tetapi suatu pergumulan pribadi antara sang Nabi dan Allah dalam bentuk percakapan antara Habakuk dan Allah. Percakapan ini lebih tepat bila disebut sebagai usaha Habakuk untuk mendebat Allah. Ada dua pergumulan Habakuk di hadapan Tuhan. Pertama, dia bertanya-tanya mengapa Allah seperti diam dan tidak berbuat apa-apa dalam menghadapi kejahatan dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang Yehuda. Allah menjawab bahwa Dia akan menghukum Yehuda melalui tangan orang Babel. Jawaban Allah ini menimbulkan pergumulan kedua bagi Habakuk, yaitu mengapa Allah memakai bangsa Babel (yang jauh lebih jahat dari bangsa Yehuda) untuk menghukum Yehuda? Pergumulan ini terdapat dalam pasal 1 dan 2. Pada pasal 3, Habakuk mengemukakan suatu pengakuan iman bahwa dia menjadi seorang yang melihat dari perspektif Allah, seorang yang dengan sabar menanti Allah bertindak dan mempercayakan segenap hidupnya kepada Allah. Apakah pergumulan Habakuk dapat dianggap sebagai mewakili orang-orang kudus di Yehuda. Mereka bergumul dengan tulus dan jujur di hadapan Allah dalam menghadapi pelbagai fenomena yang terjadi dalam masyarakat dan dalam umat Allah. Bahkan pergumulan itu kadang-kadang sampai mempertanyakan kasih dan keadilan Allah. Tetapi, pada akhirnya, orang-orang kudus itu selalu akan menemukan keyakinan bahwa mereka hidup oleh iman kepada Allah seperti yang ditunjukkan oleh Habakuk yang akhirnya bertekuk lutut di hadapan Allah, dan mengakui bahwa Allah adalah kekuatan dan persandarannya. Orang-orang Kristen di segala zaman juga bergumul di hadapan Allah, khususnya ketika menghadapi berbagai penderitaan dan ketidakadilan, ketika Allah seolah-olah tidak bertindak, atau ketika Dia bertindak di luar pemahaman kita. Kitab Habakuk mengajak kita untuk menemukan jawaban yang berpusat pada perkataan dalam 2:4, “... tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” [AH] Selasa Berapa Lama, Ya Tuhan? Mengapa, Ya Tuhan? 3 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Habakuk 1 Ketika menghadapi kondisi Yehuda yang penuh ketidakadilan dan kejahatan, Habakuk bergumul. Pergumulan ini menimbulkan pertanyaan praktis: Mengapa Allah diam dan membiarkan semua itu terjadi? (1:1-4). Allah kemudian menjawab Habakuk bahwa Dia tidak diam dan tidak membiarkan keadaan itu. Dia akan mengirim tentara Babel untuk menghukum Yehuda (1:5-11). Jawaban Allah ini menimbulkan pertanyaan teologis: Mengapa Allah yang kudus, yang tidak dapat menoleransi kejahatan, dapat menggunakan orang Babel yang jauh lebih jahat dari orang Yehuda untuk menjadi alat guna menghukum Yehuda? (1:12-17). Dalam bacaan hari ini, kita belum mendapatkan jawaban Allah. Allah akan menjawab Habakuk pada pasal kedua. Tetapi, kita dapat membuat refleksi mendalam terhadap dua pergumulan Habakuk, yaitu tentang doa yang tidak dijawab oleh Allah (1:2) dan tentang doa yang dijawab di luar dugaan manusia (1:13). Ada kalanya kita berteriak seperti Habakuk, “Berapa lama lagi aku harus berdoa, ya Tuhan? Mengapa Engkau diam? Mengapa Engkau tidak menolong?” Di saat lain, kita kaget dan tidak mengerti mengapa Allah “menjawab” tidak sesuai dengan keinginan kita? Orang kudus di Yehuda meminta Allah campur tangan untuk menghentikan kelaliman dan ketidakadilan dalam masyarakat, tetapi yang mereka dapat adalah kehadiran tentara Babel yang jauh lebih lalim dan jahat. Hidup dengan Allah memang merupakan suatu perjalanan penyerahan diri kepada Allah. Berjalan bersama dengan Allah berarti rela mengikuti langkah Allah. Bergerak bersama Allah berarti rela mengikuti irama “tarian” Allah. Sebagai umat Perjanjian Baru, kita memiliki jawaban yang jauh lebih utuh dibandingkan dengan Habakuk: Allah tidak diam. Hal itu dibuktikan dengan kedatangan Yesus Kristus untuk menolong dan menyelamatkan kita. Ketika Dia datang, Dia diperlakukan dengan tidak adil, Dia mengalami kekerasan dan kejahatan manusia, tetapi justru melalui semua itu, Dia menjawab kita, Dia menolong dan menyelamatkan kita. [AH] Keluaran 3:7-8 ”Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku… Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka ....” Rabu Percaya Kepada Allah, Bukan Membusungkan Dada 4 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Habakuk 2 Habakuk menantikan jawaban Allah, dan Allah menjawab dia, tetapi bukan dengan memberikan alasan bagi tindakan-Nya. Allah tidak bertanggung jawab kepada manusia. Oleh karena itu, tindakan-Nya adalah semata-mata berdasarkan pertimbangan dan hikmat-Nya. Yang Dia jawab kepada Habakuk adalah bahwa manusia jangan membusungkan dada. Yehuda membusungkan dada sehingga Allah menghukum mereka melalui tentara Babel. Orang Babel juga membusungkan dada, sehingga Allah akan menghukum mereka (2:4-20). Hal itu memang kemudian terwujud dalam sejarah saat negara Babel ditaklukkan dan dikuasai oleh Persia. Ada 5 ucapan “celakalah” yang ditujukan kepada Babel pada bagian ini. Babel celaka (atau terkutuk) di hadapan Allah karena membangun negeri mereka dengan perampasan, ketidakadilan, kekerasan, pembunuhan, dan penipuan. Allah mengutuk mareka karena penyembahan berhala yang mereka lakukan. Lima ucapan “celakalah” ini dibingkai oleh 2 ayat yang menyatakan kemuliaan Allah (2:14, 20). Orang-orang mengagumi dan menghormati kehebatan Babel, tetapi melalui Yesus Kristus, kemuliaan Allah akan menutupi bumi (2:14). Orang Babel gagah perkasa dan mendatangkan kehancuran di mana-mana, tetapi mereka akan didiamkan seperti patung sembahan mereka, bahkan seluruh dunia menjadi senyap di hadapan kemuliaan Allah yang bertakhta di surga (2:20). Dengan dasar ini, Allah menasihatkan agar manusia— termasuk Habakuk—jangan membusungkan dada di hadapan Allah (2:4). Habakuk dipanggil untuk hidup berdasarkan kepercayaan kepada Allah dan mengakui kemuliaan-Nya. Orang jahat membusungkan dada dan melawan Allah, dan kelihatannya sangat berjaya. Tetapi, walaupun bisa mengalami kesusahan dan tertindas, orang percaya takluk kepada Allah dan menjalankan kehidupan berdasarkan kepercayaan kepada Allah di dalam kerendahhatian dan kepatuhan kepada Allah. Orang yang membusungkan dada akan disenyapkan, tetapi orang percaya akan bersorak memuliakan Allah. [AH] Habakuk 2:4 ”Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”. Kamis Allah adalah Kekuatan Kita 5 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Habakuk 3 Habakuk memulai tulisannya dengan bertanya, “berapa lama,” dan menyelesaikannya dengan perkataan lembut, “dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan” (3:16). Pertanyaan pembuka, “mengapa (1:3),” ditutup dengan keyakinan iman, “sekalipun hasil pohon zaitun mengecewakan … aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan yang menyelamatkanku,” (3:16-18). Inilah nyanyian kemenangan iman Habakuk. Habakuk mengumpulkan semua memori tentang kisah pekerjaan dan penyelamatan Allah yang pernah ia dengar (3:2-15). Ayat-ayat ini dipenuhi rujukan tentang keluarnya Israel dari Mesir di bawah kepemimpinan Musa dan Yosua. Semua itu terjadi karena Allah “berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu,” (3:13). Ketika merenungkan kisah-kisah itu, hatinya gemetar karena takjub (3:16), sehingga dia kembali kepada imannya yang tulus kepada Allah yang telah menunjukkan pekerjaan-Nya yang ajaib atas umat-Nya. Di sinilah dia menyatakan iman kepercayaannya kepada Allah. Secara teologis, Habakuk sampai pada kesimpulan bahwa sumber kebahagiaan bukanlah keberhasilan usaha dan pekerjaan, juga bukan adanya kecukupan makanan dan minuman (3:17). Sumber sukacita, kegembiraan, dan kepuasan adalah Allah, Sang Penyelamat (3:18). Ini berarti bahwa sekalipun kehidupan dan kondisi sosial-ekonomi sangat tidak menggembirakan, Habakuk masih memiliki Allah yang selalu memperhatikan umat-Nya. Secara praktis, Habakuk dikuatkan dalam iman dan kehidupannya untuk menjalani hidup yang sulit. Dia mengalami Allah menguatkannya, sehingga dia tetap kuat dan gesit untuk menjalani kehidupan dan melayani Allah (3:19). Melalui Habakuk, Allah mendidik kita untuk lebih berpegang kepada Allah. Melalui menengok kepada masa lalu (khususnya kepada pekerjaan Allah di kayu salib), kita diingatkan bahwa Allah setia, bahwa Allah tidak pernah diam dan membiarkan umat-Nya dalam kesengsaraan. Allah datang kepada kita untuk membebaskan kita. Karena itulah kita dapat tenang menantikan Allah, bahkan di dalam pelbagai kesusahan hidup. Melalui Firman dan Roh-Nya, kita dikuatkan untuk menapaki kehidupan kita, pekerjaan kita, dan pelayanan kita. Allah adalah kekuatan kita. [AH] Habakuk 3:19 ”ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”. 10 Hari Tuhan: Hari Penghukuman & Pemuliaan M embaca kitab Zefanya seperti membaca naskah kotbah seorang pengkotbah KKR yang bersemangat dan berapi-api memanggil umat Allah untuk kembali kepada Allah. Menurut catatannya sendiri, Zefanya melayani pada zaman Raja Yosia menjadi raja atas Yehuda (1:1; bandingkan dengan 2 Raja 21:26–23:30). Ini berarti bahwa dia melayani di pertengahan abad ke-7 BC, sezaman dengan nabi Yeremia, dan kemungkinan juga sezaman dengan Nahum dan Habakuk. Yang agak membedakannya dari nabi-nabi lain adalah bahwa Zefanya adalah seorang keturunan bangsawan, seorang yang dipanggil dari lingkungan istana untuk melakukan tugas kenabian. Dia adalah keturunan keempat dari Raja Hizkia (Zefanya 1:1) yang merupakan salah seorang raja Yehuda yang paling terkenal. Nabi Allah bisa berasal dari rakyat sederhana seperti Amos yang adalah peternak dan pemungut buah ara hutan (Amos 7:14), tetapi juga bisa dari kalangan istana dan bangsawan seperti halnya dengan Zefanya. Di bawah pemerintahan Raja Yosia, Yehuda mengalami kebangunan keagamaan. Dalam situasi seperti itu, Zefanya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menggelegarkan panggilan Allah agar bangsanya bertobat. Pada zaman Zefanya, Israel sudah runtuh dan orang-orangnya sudah dibawa ke pengasingan. Akan tetapi, yang mengherankan adalah bahwa walaupun ada contoh yang sangat nyata di depan mata, Yehuda tetap keras kepala dan tidak mau sungguh-sungguh bertobat. Dalam konteks seperti itu, Zefanya mengumandangkan penghukuman Allah, baik terhadap Yehuda yang telah melakukan banyak kejahatan dan bahkan penyembahan berhala maupun terhadap bangsa-bangsa lain yang selama ini memusuhi Israel. Dalam pemberitaan tentang penghukuman Allah inilah, Zefanya berulang kali mengemukakan tentang “Hari Tuhan,” yaitu hari penghukuman Allah terhadap bangsa-bangsa yang berdosa terhadap Allah (Zefanya 1-2), tetapi sekaligus juga hari pemberkatan bagi orang-orang yang mengikuti-Nya (Zefanya 3). Kata-kata nubuatan Zefanya ini bukan hanya tentang Allah yang akan menghukum bangsabangsa yang ada pada saat itu, tetapi juga merupakan suatu pandangan ke depan tentang Allah yang akan menghukum dosa di dalam Yesus Kristus, dan khususnya tentang hari penghakiman akhir yang akan berlangsung saat kedatangan Kristus yang kedua kali. Tetapi, karena hari Tuhan bukan hanya soal penghukuman Allah, Zefanya juga memberitakan tentang pemulihan umat Allah dari ketertindasan. Mereka akan dimurnikan dan akan bersorak-sorak di dalam Allah Yahweh. [AH] 11 Jumat Carilah Tuhan Sebelum Kegelapan Datang 6 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Zefanya 1-2 Dalam dua pasal ini, Zefanya mengumumkan penghukuman Allah yang bersifat universal (1:2-3), dan kemudian secara lebih spesifik, penghukuman terhadap Yehuda (1:4-18) serta penghukuman terhadap bangsa-bangsa lain (2:4-15). Di tengahnya, terselip panggilan untuk mencari Allah Yahweh dan bertobat sebelum hari Tuhan tiba (2:1-3). Alasan penghukuman yang akan datang itu jelas disebutkan, yakni “sebab mereka telah berdosa kepada Tuhan,” (1:17). Di tengah hiruk-pikuk masalah politik, sosial, dan ekonomi bangsa-bangsa, Zefanya melihat jelas bahwa pokok masalah mereka adalah dosa pemberontakan terhadap Allah dan ketentuan-Nya. Inilah yang mengakibatkan kejahatan, ketidakadilan, penindasan, kesombongan, peperangan, dan penyembahan berhala. Inilah aspek penghukuman Hari Tuhan, hari yang penuh kekelaman dan penderitaan. “Hari kegemasan hari itu, hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam,” (1:15). Rasul Petrus juga mengartikan “Hari Tuhan” sebagai hari kedatangan Kristus yang kedua kali, yang akan menjadi “the day of judgement” yang final terhadap seluruh dosa dan kejahatan manusia (2 Petrus 3:10). Tetapi, di dalam anugerah-Nya, Allah memberi manusia kesempatan untuk bertobat dan berbalik kepada Allah sebelum hari final itu tiba. Zefanya mengatakan, “sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN …. Carilah Tuhan,” (Zefanya 2:2-3). Bila Allah belum terlihat seperti api yang menghanguskan, dan murkanya belum terlihat menyala-nyala atas dosa dan kejahatan, itu semata-mata karena Dia memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Petrus berkata bahwa Allah tidak lalai menepati janji-Nya. Jika Dia belum segera menghukum, itu karena Dia “sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat,” (2 Petrus 3:9). [AH] Zefanya 2:3 ”Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.”. 12 Sabtu Karena Allah Ada di Antara Kita 7 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Zefanya 3 Pasal tiga dimulai dengan teguran terhadap Yehuda, khususnya terhadap Yerusalem (3:1-8). Jelas bahwa kecaman— dan penghukuman—Tuhan adalah untuk memurnikan. Sebagai umat Allah, mereka perlu dikoreksi dengan keras karena mereka adalah contoh bagi bangsa-bangsa lain. Dalam Perjanjian Baru, umat Allah disebut sebagai garam dunia: Mereka tak boleh menyerupai bangsa-bangsa lain agar bisa berfungsi sebagai garam. Tetapi, kenyataannya adalah sebaliknya. Sekalipun demikian, Allah menjanjikan bahwa Dia akan memurnikan dan menyucikan mereka, sehingga mereka dipulihkan sebagai umat Allah (3:9-20). Mereka akan menjadi “sisa-sisa” yang setia kepada Allah. Ini adalah tema tentang kesetiaan Allah dan kontinuitas umat Allah. Walaupun berbagai kerusakan dan penderitaan menghantam umat Allah, bahkan kelihatannya sangat menghancurkan, Allah tidak menihilkan mereka. Dengan setia, Allah mengoreksi, memurnikan, serta membawa umat-Nya agar terus berfungsi sebagai terang dan garam dunia. Allah akan mendatangkan pertobatan (3:9-10) dan umat-Nya akan dipelihara kontinuitasnya (3:11-13). Karena itu, sang nabi memproklamasikan adanya hari sukacita bagi Yerusalem dan umat Allah karena mereka dipulihkan oleh Allah (3:14-20). Janji yang paling indah adalah “Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu” (3:15). Karena itu, umat Allah tak perlu takut dan jangan menjadi letih lesu (3:16). Kisah ini memberi pelajaran yang sangat penting tentang kasih karunia dan kesetiaan Allah. Dalam kasih karunia-Nya, Allah mengampuni mereka yang bertobat dan kembali kepada -Nya. Dalam kesetiaan-Nya, Allah tidak menyerah untuk memurnikan dan mengoreksi untuk memelihara kontinuitas umat-Nya yang akan menghadirkan Mesias, Yesus Kristus, sebagai korban penebusan dan pengampunan dosa. Inilah janji Allah, “Aku akan membawa kamu pulang” (3:20). Suara Allah yang terdengar sedemikian lembut mengingatkan kita bahwa dalam segala keadaan, Allah ada di tengah-tengah kita, dan Dia akan memulihkan kita. [AH] Zefanya 3:17 ”TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai.” 13 Minggu Mengingat Kebaikan Tuhan 8 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 77 Setiap manusia tidak pernah luput dari pergumulan hidup. Demikian pula dengan pemazmur. “Aku mau berseru-seru dengan nyaring kepada Allah” (77:2), merupakan penekanan doa pemazmur karena situasi sulit yang tengah dihadapinya. Saat mencari Allah dan mengingat-Nya, yang ia rasakan justru rintihan dan kelelahan rohani, bukan ketenangan. Oleh karena itu, ia bertanya, “Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi? ....” (77:8-10). Pemazmur merasa bahwa Allah melupakan dan menolak dia, bahkan dia menganggap perjanjian anugerah tidak berlaku lagi baginya. Namun, sebenarnya tidak demikian. Akhirnya dia pun sadar bahwa perkataannya tidak benar sehingga dia menegur dirinya sendiri (77:11). Kesadaran di atas mengingatkan pemazmur kepada perbuatan Allah di masa lampau, yaitu bahwa Allah adalah Sang Pencipta. Dia melindungi ciptaan-Nya, dan tidak ada yang lain selain Tuhan yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya. Pemazmur mengingat kebesaran-Nya, keajaiban-Nya, dan pekerjaan-Nya. Mengingat semuanya itu menjadi obat penawar yang ampuh untuk melawan ketidakpercayaan terhadap janji dan kebaikan-Nya, dan membuat ketakutan kita berganti dengan terang dan sukacita. Saat mengalami berbagai pergumulan pelik di dalam hidup, seringkali keluhan, frustasi, ketidaknyamanan, dan kelelahan menguasai hidup kita sehingga menggeser posisi Tuhan. Perasaan-perasaan demikian tidak akan membuat hidup menjadi lebih baik, tetapi justru membuat hidup menjadi semakin terpuruk. Ketika mengalami pergumulan, ingatlah segala perbuatan dan anugerah Tuhan, sebab Dia lebih besar dari pada pergumulan kita. Perbuatan dan anugerah Tuhan itulah yang akan memberikan kekuatan, sekaligus memulihkan hidup kita. [YU] Mazmur 77:12 ”Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.” 14 Senin Pelajaran Berharga 9 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 78:1-33 Pengalaman merupakan guru terbaik guna menghadapi persoalan di masa depan. Hal inilah yang ingin disampaikan oleh pemazmur dalam bagian ini. Hal-hal negatif yang telah dialami oleh nenek moyang bangsa Israel jangan sampai terulang kembali oleh generasi selanjutnya. Pengalaman generasi lampau seharusnya menolong generasi muda untuk tetap menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan Allah, melainkan memegang perintah-perintah-Nya (78:7). Pemazmur mengingatkan hal ini kepada bangsa Israel, khususnya generasi muda, agar mereka jangan seperti para pendahulu mereka yang suka memberontak, tidak setia kepada Allah, serta enggan hidup menurut Taurat-Nya. Mereka melupakan pekerjaan dan perbuatan-Nya yang ajaib, yang telah diperlihatkan-Nya kepada mereka (78:8-11). Membelah laut merah, menuntun dengan tiang awan pada waktu siang dan menuntun dengan terang api atau tiang api pada waktu malam (78:14; bandingkan dengan Keluaran 13:21-22), memberi minum pada waktu kehausan, menurunkan hujan manna dan memberi hujan gandum, kemudian memberikan hujan daging seperti debu banyaknya dan burung-burung bersayap seperti pasir di laut (Mazmur 78:12-29), merupakan bukti pemeliharaan Allah atas hidup mereka. Namun, semua itu seperti tidak ada artinya. Mereka tidak merasa puas, sehingga mereka terus bersungut-sungut dan berbuat dosa. Mereka tidak percaya kepada perbuataan-perbuatan-Nya yang ajaib sehingga membangkitkan murka Allah. Pemazmur ingin mengingatkan agar jangan seperti para nenek moyang bangsa Israel, tetapi belajarlah untuk percaya kepada Allah. Mempercayai Allah dan kuasa-Nya menolong kita untuk dapat bersyukur kepada-Nya dalam segala sesuatu, dan memuji kebesaran-Nya. [YU] Yesaya 26:4 “Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.” 15 Selasa Kasih yang Menakjubkan 10 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 78:34-72 Bacaan hari ini menunjukkan betapa besar kasih Allah kepada umat-Nya. Pengakuan umat Israel bahwa Allah adalah Gunung Batu, Penebus mereka yang membawa mereka keluar dari Mesir adalah pengakuan yang tidak tulus dan kata-kata mereka ingin memperdaya TUHAN. Mereka menyangka bahwa kata-kata indah dapat membujuk TUHAN untuk membatalkan hukuman dan menghapuskan penghakiman-Nya. Mereka membohongi Allah dan hati mereka tidak tetap kepada-Nya. Meskipun Allah seringkali dikecewakan oleh perbuatan umat Israel, Dia tetap mengasihi dan mengampuni kesalahan mereka. Allah tidak memusnahkan mereka, bahkan Dia seringkali menahan murka-Nya (78:3839). Beberapa kejadian yang seharusnya membuat bangsa Israel dapat dimusnahkan tercatat jelas di 78:40-55. Akan tetapi, hal itu tidak membuat mereka percaya namun justru membuat mereka memberontak, murtad, dan berkhianat. Mereka menyakiti hati-Nya dengan menyembah kepada allah lain (78:56-58). Teriakan pelanggaran naik di hadapan-Nya, sehingga Ia menjadi gemas. Ia memandang penyembahan kepada allah lain sebagai kekejian. Ia sangat membenci Israel meskipun sebelumnya Ia begitu mengasihi mereka. Allah murka sehingga meninggalkan kediaman-Nya yang terletak di tengah mereka. Kemah di Silo adalah tempat pertemuan Allah dengan umat-Nya. Namun, ketika Israel berkhianat, sewajarnyalah bila Allah meninggalkannya. Namun, setelah menghukum mereka (78:6064), sekali lagi Allah datang dengan belas kasihan untuk menyelamatkan mereka dari tangan musuh, membangun kembali tempat kudus-Nya, dan mendirikan pemerintahan yang baik bagi mereka (78:65-72). Kasih Allah kepada umat-Nya begitu besar, namun jangan sampai disalahgunakan. Hargailah setiap anugerah yang diberikan-Nya untuk hidup seturut dengan perintah dan ketetapan-Nya. [YU] 2 Yohanes 1:6a “Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya”. 16 Rabu Andalkanlah Tuhan 11 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 79-80 Kemungkinan, Mazmur 79 adalah ratapan atas peristiwa jatuhnya Yerusalem serta pembuangan umat Yehuda. Ratapan ini berfokus kepada kesedihan yang diakibatkan oleh perlakuan musuh. Mereka menunjukkan rasa tidak hormat terhadap tanah atau kota Allah dan umat Allah. Pemazmur meratapi akibat perang yang telah membuat tubuh manusia jatuh berserakan sehingga menjadi makanan burung-burung di udara serta makanan binatang-binatang liar di bumi. Oleh karena itu, muncul pertanyaan yang menyayat hati, “berapa lama lagi ....?” (79:5) serta ada tangisan dari orang-orang yang terluka. Mereka berdoa memohon agar murka dan kecemburuan Allah yang digambarkan seperti api yang berkobar-kobar dapat dialihkan kepada musuh-musuh mereka (79:6). Pertanyaan yang sama juga muncul pada mazmur selanjutnya, yaitu saat pemazmur bertanya, “berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa?” (80:5). Pertanyaan ini muncul sebab musuhmusuh kembali berusaha untuk menyerang umat-Nya yang digambarkan dengan mencabut pohon anggur (Israel). Oleh sebab itu, mereka berdoa dan meminta dengan sungguh kepada Allah supaya mereka dilindungi, dikuatkan, serta dibuat menjadi berhasil dalam menghadapi musuh-musuh mereka (bandingkan dengan Ezra 7:28b). Pemazmur menyadari bahwa mereka tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri pada saat berhadapan dengan musuh. Mereka harus mengandalkan kekuatan Tuhan melalui doa mereka. Dalam perjalanan hidup kita, seringkali Tuhan mengizinkan adanya “musuh” yang menyerang. Apakah kita berdoa dan mengandalkan Sang Juruselamat saat menghadapi “musuh”? Andalkanlah Dia sebab tidak ada seorang pun yang sanggup untuk menolong, membebaskan dan melindungi kita dari serangan “musuh”. [YU] Yeremia 17:7 ”Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!” 17 Kamis Memuliakan Allah 12 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 81-82 Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk memuliakan Dia. Memuliakan Allah mencakup seluruh aspek kehidupan, di mana saja dan kapan saja. Dalam mazmur ini, pemazmur menunjukkan bagaimana bangsa Israel memuji Allah. Dikatakan bahwa mereka memuji dengan bersorak-sorai, dengan rebana, kecapi, gambus, sangkakala. Mereka melakukan ibadah mereka pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita (81:2-4). Tujuan dilakukannya perayaan ini adalah untuk memproklamasikan tindakan yang telah Allah lakukan dalam sejarah kehidupan bangsa Israel, yaitu membebaskan dan mengeluarkan mereka dari tempat perbudakan di tanah Mesir. Sejarah penebusan bangsa Israel mengingatkan kita akan sejarah penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus terhadap perbudakan dosa. Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya di kayu salib untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa. Sejarah penebusan merupakan alasan terbesar bagi bangsa Israel untuk bersyukur dan memuji Allah yang diekspresikan melalui perayaan ibadah. Demikian pula, seharusnya penebusan dalam Kristus Yesus seharusnya merupakan alasan terbesar bagi kita pada masa kini untuk selalu bersyukur dan memuliakan Tuhan dengan berbagai ekspresi. Misalnya, kita bisa menyatakan rasa syukur dengan mempersembahkan diri untuk melayani Tuhan, mempersembahkan uang, memberitakan Kristus kepada orang-orang yang belum percaya, dan memperhatikan orang-orang yang membutuhkan kasih sebagai bentuk ekspresi syukur atas karya penebusan Kristus. Karena itu, muliakanlah Tuhan dengan apa yang ada di dalam hidupmu. [YU] 1 Tawarikh 16:34 ”Bersyukurlah kepada TUHAN , sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” 18 Jumat Kerinduan kepada Allah 13 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 83-84 Dalam bacaan Alkitab hari ini, pemazmur membahas tentang kerinduannya kepada Allah. Jiwanya hancur dan mendesak untuk kembali lagi ke pelataran Allah. Ia nyaris sudah tidak sabar lagi. Namun, kerinduannya akan pelataran Allah tidaklah sekuat kerinduannya kepada pribadi Allah yang hidup itu sendiri (84:2-3). Burung-burung kecil yang telah membuat sarang di bangunan yang berdekatan dengan mezbah Allah menimbulkan rasa iri hati dalam diri pemazmur. Dia memperhatikan bahwa burung-burung itu bukan sekadar bersarang, tetapi juga melahirkan anak-anak di situ (84:4). Mengapa pemazmur bisa memiliki perasaan seperti itu? Karena dia merasakan bahwa kedekatan dengan Allah membuat jiwanya tenteram dan tenang. Orang-orang yang telah merasakan ketentraman di dalam Allah tidak bisa tidak pasti akan merasa rindu untuk dekat dengan Allah. Kerinduan untuk dekat dengan Allah itu semakin dipertegas oleh pemazmur dalam doanya, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” (84:11). Dengan kata lain, pemazmur mengatakan bahwa satu hari bersama dengan Tuhan lebih menyenangkan daripada bertahun-tahun melewatkan waktu untuk kesenangan dunia. Orang yang sedang jatuh cinta biasanya galau, stres, tidak bisa makan, pikiran kacau, bila tidak mendengar kabar dari orang yang dicintainya. Dia akan berusaha dengan berbagai cara untuk mendapat kabar dari pasangannya. Seharusnya, kerinduan kita kepada Allah melebihi kerinduan kepada pasangan kita, sebab Allah sanggup memberikan ketenteraman dan ketenangan dalam hidup kita. [YU] Mazmur 84:11 ”Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” 19 Sabtu Indahnya Berdoa 14 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 85-86 Mazmur ini adalah sebuah doa yang dinaikkan oleh Daud. Ada dua hal yang dapat dipelajari dari doa ini. Pertama, Daud menyadari bahwa dia manusia yang lemah dan membutuhkan anugerah Tuhan. Pada 86:1, Daud mengatakan, “Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku, ....” Doa yang sama juga kembali dicatat pada 86:6. Apa yang Daud minta dari Tuhan? Dia meminta agar Tuhan memelihara nyawanya (86:2) dan mengampuni dosa-dosa yang pernah dia lakukan (86:5). Doa ini menunjukkan bahwa Daud adalah manusia yang lemah dan tidak berdaya. Oleh karena itu, dia membutuhkan anugerah Tuhan. Kedua, Daud memuji Tuhan karena kemahakuasaan-Nya tidak ada bandingannya. Pada 86:8-17 terlihat kekaguman Daud kepada tindakantindakan Tuhan yang tidak dapat dibandingkan dengan apa pun. Perkataan Daud, “Tidak ada seperti Engkau di antara para Allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat,” (86:8) merupakan pengakuan Daud bahwa tidak ada yang seperti Allah. Daud menyadari bahwa hanya Allah yang layak untuk menerima setiap pujian, kuasa, dan kemuliaan. Allah yang dia percaya dan imani juga adalah Tuhan yang pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Doa adalah nafas kehidupan setiap orang percaya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa betapa lemahnya manusia dan bahwa manusia sangat membutuhkan Tuhan. Oleh sebab itu, doa yang dinaikkan kepada Tuhan seharusnya tidak bisa hanya berisi pergumulan atau persoalan pribadi saja. Namun, belajar dari doa Daud, kita perlu menyadari keterbatasan dan kelemahan kita sebagai manusia berdosa dan bahwa kita membutuhkan anugerah Tuhan, dan sepantasnya kita memuji Tuhan karena kuasa, kebesaran, dan kasih setia-Nya. Dengan demikian, doa kita bukanlah doa yang monoton, tetapi doa yang sangat indah. [YU] Mazmur 86:6 ”Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku”. 20 Minggu Jangan Berhenti Berharap 15 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 87-88 Mazmur ini adalah keluhan-keluhan kepada Allah yang diwarnai oleh rasa dukacita. Apa yang membuat pemazmur berdukacita? Pertama, dia merasa bahwa dirinya penuh dengan kesengsaraan (88:4-5). Kedua, dia merasa seperti orang sedang sekarat yang hatinya hancur karena sedih, bahkan dia merasa menjadi seorang yang tidak diingat Tuhan lagi (88:6). Ketiga, dia merasa sedang menghadapi murka Allah (88:8). “Pecahan ombak” dalam 88:8 merupakan gambaran tentang berbagai pergumulan hidup yang menghantam dirinya. Keempat, penderitaannya semakin bertambah ketika sahabat-sahabatnya meninggalkan dia sebagai orang asing (88:9). Alasan-alasan di atas membuat pemazmur merasa bahwa apa yang dialaminya membuat dia tidak bisa ditolong lagi dan sangat menyedihkan, bahkan dia merasa bahwa dirinya tidak berdaya untuk menghadapi kondisi di atas. Bahkan, di akhir mazmur ini pun tidak ada catatan bahwa Allah memberikan pertolongan kepada pemazmur. Namun, hal menarik yang dapat dipelajari di sini adalah bahwa meskipun Allah seperti tidak menjawab doanya, dia tidak pernah berhenti berharap (88:2, 3, 14). Adanya pengharapan membentuk sikap yang tidak putus asa dan tetap percaya kepada Allah meskipun seolaholah tidak ada jawaban atas doanya. Apa yang dialami oleh pemazmur kerapkali juga dialami oleh anakanak Tuhan di segala zaman. Acapkali pada waktu menantikan jawaban doa, Tuhan seperti “tidak menjawab.” Namun, kita diajar untuk tidak pernah berhenti berharap kepada Tuhan. Mungkin saja doa kita belum dijawab karena belum waktunya, atau doa kita tidak dijawab karena tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang terpenting adalah kita harus tetap percaya dan berharap kepada Tuhan karena itulah yang Dia kehendaki bagi setiap anak-anak-Nya. [YU] 1 Tesalonika 5:17 ”Tetaplah Berdoa.” 21 Senin Tak Pernah Ingkar Janji 16 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 89 “Janji-janji tinggal janji, bulan madu hanya mimpi, janji-janji tinggal janji di bibirmu.” Kutipan lagu ini merupakan ungkapan kekesalan seorang wanita terhadap kekasihnya yang telah mengingkari janji. Itulah janji manusia, janji yang tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Janji yang dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Janji manusia berbeda dengan janji Allah. Sekali Allah berjanji, maka perjanjian-Nya itu tetap untuk selama-lamanya. Janji seperti itulah yang diberikan Allah kepada Daud. Allah pernah berjanji kepada Daud untuk menegakkan anak cucunya, mengokohkan kerajaannya turun temurun. Mazmur ini adalah doa yang berkenaan dengan kebinasaan Yerusalem dan jatuhnya keturunan Daud, serta janji Allah bahwa anak cucu Daud tetap ada untuk selama-lamanya (89:30, 35-38; bandingkan dengan 2 Samuel 7:8-16). Sekalipun Allah telah menghukum Israel karena dosa-dosa mereka, namun Allah tetap menepati janji-Nya, lebih daripada itu, janji tersebut Ia genapi melalui Yesus Kristus, yang berasal dari keturunan Daud, dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Luk 1:3133). Janji Allah adalah kekal dan layak untuk dipercaya. Renungkanlah berapa banyak anak-anak Tuhan yang tidak bisa mempercayai Allah dalam kehidupan mereka, padahal janji terbesar—yakni keselamatan kekal—sudah kita terima melalui kematian Putera-Nya—Yesus Kristus—di kayu Salib. Jikalau Allah rela memberikan Yesus Kristus sebagai jaminan hidup kekal bagi kita, maka janji yang lain juga pasti akan ditepati-Nya sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada alasan untuk tidak berpegang kepada janji Allah karena janji-Nya ya dan amin. [YU] Mazmur 62:9 ”Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita”. 22 Selasa Menghitung Hari 17 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 90-91 Mazmur 90 merupakan doa Musa. Doa ini dimulai dengan pujian atas perhatian Allah sepanjang waktu kepada umat-Nya. Pada saat bangsa Israel berada di Mesir, mereka hidup sebagai budak, mereka ditekan dan mengalami penindasan. Meskipun demikian, Allah menjadi tempat perlindungan bagi mereka. Umat yang ditindas dan malang itu masih tetap bertahan hidup dan terpelihara. Catatan pada 90:2 ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah itu kekal. Dia sudah ada sejak purbakala. Untuk mengakui kekuasaan tertinggi Allah atas manusia dan kuasaNya yang tidak ada bandingan-Nya serta tidak dapat diragukan lagi, Musa menunjukkan di 90:3-12, bahwa Allah mampu untuk mengembalikan manusia kepada debu tanah. Kemudian, manusia digambarkan akan hanyut seperti mimpi, seperti suatu giliran pada waktu jaga, seperti rumput yang bertumbuh, berkembang di waktu pagi, di waktu petang lisut dan layu. Musa meratapi kelemahan dan kesementaraan hidup manusia. Dia mengatakan bahwa masa hidup manusia 70 tahun, jika kuat bisa mencapai 80 tahun (90:10). Ini membuktikan bahwa manusia tidak kekal. Oleh karena itu, Musa dalam doanya di ayat 12 berkata, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Ketika menyadari bahwa betapa singkatnya hidup manusia, maka sudah seharusnya—selama di dunia—kita harus mempergunakan setiap waktu dan kesempatan yang ada untuk memuliakan Tuhan. Bagaimana dengan hidup kita? Sudahkah hidup kita terisi oleh halhal yang memperkenankan hati Tuhan atau justru mendukakan hati Tuhan? Jangan sampai menyesal di kemudian hari bila hidup yang kita jalani tidak memberikan makna. Biarlah selama di dunia, kita melakukan hal-hal yang berkenan di hati Tuhan dan menjadi berkat. [YU] Mazmur 90:12 ”Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, sehingga kami beroleh hati yang bijaksana.”. 23 Rabu Bersyukur dan Memuji TUHAN 18 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 92-93 Manusia dipanggil untuk memuliakan Allah. Merupakan sebuah hak istimewa kalau kita dapat memuji Allah dan kita sangat berharap bahwa Allah berkenan kepada pujian yang kita naikkan. Pujian seperti apa yang diajarkan dalam mazmur ini? Pujian yang memberitakan tentang kasih dan kesetiaan-Nya. Banyak hal yang dialami oleh anak-anak Tuhan, baik pengalaman yang mendatangkan sukacita maupun dukacita. Di dalam setiap peristiwa tersebut, kita pasti mengalami pertolongan Tuhan. Pertolongan Tuhan yang ajaib yang pasti telah kita rasakan adalah bagaimana Allah menolong kita keluar dari lumpur dosa. Yang sepatutnya menjadi sumber pujian dan rasa syukur kita kepada Allah di antaranya adalah kasih, kuasa, kebesaran, anugerah Allah dalam kehidupan umat-Nya. Kapan kita perlu bersyukur dan memuji Allah? Kita perlu bersyukur dan memuji Allah bukan hanya pada hari Minggu, tetapi kapan saja, pada waktu pagi maupun pada waktu malam; bukan hanya pada saat kebaktian bersama, tetapi juga di dalam doa pribadi kita. Tindakan bersyukur dan memuji Allah harus menjadi gaya hidup bukan sekadar rutinitas. Banyak alasan bagi kita untuk selalu memuji Tuhan dan bersyukur, sayangnya seringkali umat Tuhan tidak melakukannya Ada sebuah lagu Sekolah Minggu yang syairnya sebagai berikut, “Bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia baik, bersyukur kepada Tuhan.” Lagu ini singkat dan sederhana, tetapi mengandung pengajaran yang mendalam untuk bersyukur atas kebaikan Tuhan. Biarlah kita semua memiliki hati yang ingin selalu bersyukur kepada Tuhan karena berkat, pemeliharaan, dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Bila kita dapat melewati tahun 2014 dan kita telah dapat melangkahkan kaki di tahun 2015 selama lebih dari dua bulan, itu pun karena kebaikan Tuhan. Oleh karena itu, beryukurlah kepada Tuhan. [YU] 1 Tawarikh 16:34 ”Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”. 24 Kamis Pembalasan adalah Hak Tuhan 19 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 94-95 Pemazmur memulai tulisannya dengan seruan yang sungguh-sungguh kepada Allah oleh karena penindasan yang dilakukan oleh para musuhnya. Pemazmur meminta agar Allah membalas penindasan yang dilakukan oleh para musuh. Apa yang mendorong pemazmur untuk berseru siang dan malam kepada Tuhan? Pertama, keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya yang dapat membalaskan perbuatan jahat (94:23). Allah adalah hakim yang adil (9:5). Dia adalah satu-satunya hakim yang dapat menghakimi setiap orang dengan keadilan dan kebenaran (9:9). Allah menghakimi orang sesuai dengan perbuatannya dan sesuai dengan peraturan yang ada. Kedua, dengan kuasaNya, Dia mampu membinasakan musuh-musuh umat-Nya. Seperti halnya Dia mempunyai wewenang untuk membalaskan kesalahan, membalaskan kesalahan sudah menjadi sifat, hak milik, dan kehormatan-Nya. Mungkin kita pernah mengalami ditindas, diperlakukan curang, atau dikhianati. Yang lebih menyakitkan lagi adalah jika hal itu dilakukan oleh orang terdekat kita. Kekecewaan yang kita alami seringkali mendorong kita untuk melakukan aksi balas dendam kepada orang yang telah menyakiti hati kita. Secara manusia, hal ini wajar karena hati kita telah dilukai. Namun, kita perlu mengingat bahwa pembalasan itu bukanlah hak kita, melainkan hak Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk berharap kepada Tuhan. Biarkan Tuhan sendiri yang bekerja dengan caranya yang ajaib untuk memberikan pembalasan sesuai dengan waktu-Nya yang tepat kepada orang-orang yang menyakiti hati kita. Percayakan masalah kita kepada Tuhan. Biarkan Dia yang bertindak dan turun tangan mengatasi setiap masalah yang kita hadapi. [YU] Roma 12:19 ”Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”. 25 Injil Bagi Semua Orang, Beritakan Ke Semua Orang! I njil Yohanes ditulis dengan tujuan agar Anda mengenal Yesus Kristus secara pribadi. Injil ini ditulis untuk semua kalangan, termasuk non-Yahudi. Dalam Injil ini terdapat berbagai keterangan tentang hal-hal yang terkait dengan tradisi Yahudi, agar Injil ini dapat dipahami oleh orang-orang bukan Yahudi. Allah mengasihi seluruh isi dunia ini, sehingga Ia mengutus Yesus Kristus datang ke dalam dunia, agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Injil Yohanes membahas tentang Siapa Yesus Kristus, khususnya pekerjaan dan perkataan-Nya. Dalam Injil ini, kata “percaya” muncul sebanyak 99 kali. Jelas bahwa Injil ini bukan dimaksudkan agar pembaca mengerti lebih banyak tentang Yesus Kristus, namun Injil ini mendesak para pembaca untuk percaya kepada Yesus Kristus, bahwa Ia adalah Anak Allah, Mesias dan Juruselamat. Injil Yohanes memuat 7 tanda yang Tuhan Yesus perbuat dan 7 percakapan yang Tuhan Yesus lakukan. Kisah Yesus Kristus memuncak pada kisah salib. Injil ini ditulis agar pembaca percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Anak Allah. Dengan percaya kepada-Nya, kita beroleh hidup yang kekal (Yohanes 20:31). Kisah penyaliban dan kebangkitan Yesus Kristus mencakup 4 pasal (pasal 18-21) atau hampir 20% dari 21 pasal Injil ini. Ada teolog yang berkata bahwa Injil adalah kisah salib Yesus Kristus dengan pendahuluan yang panjang. Karya salib Kristus adalah puncak karya Kristus dalam Injil, karena walaupun ada banyak hal yang Tuhan Yesus perbuat dan katakan yang menyatakan kemuliaan-Nya, puncak penyataan kemuliaan-Nya adalah salib Kristus. Injil Yohanes menyadarkan bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi. “Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.” ( Yohanes 4:22). Sadarilah bahwa Allah berbicara kepada manusia dengan bahasa yang dipahami manusia, bahkan Allah sendiri masuk ke dalam sejarah manusia, sehingga kabar baik tentang Yesus Kristus harus diberitakan dengan bahasa yang dapat dipahami. Itulah semangat dari Injil ini. Walaupun ditulis dengan latar belakang Perjanjian Lama yang kuat, Injil Yohanes ditulis dengan cara yang kontekstual bagi para pembaca di seluruh dunia (Budaya helenis sangat mempengaruhi dunia pada zaman itu). Meskipun perlu diberitakan dengan bahasa yang dapat dipahami oleh suku-suku bangsa, namun Injil tidak boleh lepas dari isi yang sejati dari firman Allah. Membaca Injil Yohanes bukan hanya membuat kita menerima berkat dari Injil, namun biarlah kita didorong dengan kuat untuk memberitakannya, karena Injil bukanlah kisah otobiografi Yesus Kristus, melainkan pemberitaan atau khotbah tentang Yesus Kristus yang didasarkan atas sejarah yang berlangsung ketika Yesus Kristus berinkarnasi dan didasarkan pada Kitab Suci Perjanjian Lama. [RAAL] 26 Jumat Kemuliaan Kasih Allah 20 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 1 Injil Yohanes tidak mengisahkan kisah kelahiran Yesus Kristus sebagaimana Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas) mengisahkannya. Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa Injil Yohanes tidak mengisahkan betapa mulianya kedatangan Yesus Kristus menjadi manusia. Di dalam uraian tentang kemuliaan Firman di dalam kekekalan serta kemuliaan Firman ketika Firman datang ke dalam dunia menjadi Manusia (1:1-18), kita mendapatkan kalimat yang menyentuh hati kita, yaitu “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anakanak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (1:1213). Meski tidak tersurat, namun ketika kita menghayati hal ini, kita bisa merasakan kemuliaan kasih Allah bagi kita. Tidak heran Injil Yohanes menuliskan “Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia” (1:16). Kasih karunia demi kasih karunia tidak bisa didapat dari siapa pun juga, kecuali hanya dari kepenuhan Firman. Kepenuhan Firman tidak dapat kita alami jika Firman tidak datang menjadi Manusia. Yohanes menulis, “kita telah melihat kemuliaan-Nya” (1:14). Menjadi anak-anak Allah merupakan hal yang sering kita dengar. Hari ini, kita belajar untuk menghayati lebih dalam lagi nilai menjadi anak-anak Allah. Umat manusia tidak bisa menjadi anak-anak Allah jika Firman yang mulia tidak datang menjadi Manusia. Betapa berharga dan mulianya menjadi anak-anak Allah. Bagaimanakah Saudara menghargai hak istimewa menjadi anak-anak Allah di dalam kehidupan sehari-hari Saudara? [RAAL] Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” 27 Sabtu Tidak Pernah Cukup 21 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 2 Yohanes 2:1-11 mengisahkan perkawinan di Kana. Peristiwa ini dituliskan setelah kita meresapi betapa agung kasih Allah dalam Yesus Kristus di pasal 1. Ada apa dengan peristiwa perkawinan di Kana? Peristiwa perkawinan merupakan peristiwa yang amat penting bagi umat manusia dan merupakan peristiwa yang dipersiapkan dengan amat baik. Peristiwa perkawinan di Kana memberikan perbedaan yang kontras antara persiapan, perencanaan dan pelaksanaan yang terbaik dari manusia dengan apa yang Allah lakukan di dalam pasal 1. Saat berada di dalam keadaan yang terbaik, manusia sekaligus penuh kekurangan. Hal ini digambarkan dengan pesta perkawinan yang kekurangan air anggur. Pesta tersebut pasti sudah dipersiapkan sesempurna mungkin dan mereka pasti sudah memperhitungkan berapa banyak air anggur yang harus disediakan, karena kekurangan air anggur di dalam sebuah pesta perkawinan pada zaman itu merupakan berita buruk bagi keluarga yang mengadakan pesta. Namun, seberapa pun sempurnanya persiapan mereka, ternyata mereka menghadapi keadaan ketidakcukupan air anggur, bahkan air anggur yang tidak baik pun sudah tidak ada lagi. Ini menggambarkan ketidakcukupan manusia, meskipun manusia sudah berusaha melakukan yang terbaik. Tuhan Yesus mengubah air menjadi air anggur yang baik. Di situlah Injil mau menyatakan bahwa seluruh manusia membutuhkan Yesus Kristus. Ketidakcukupan manusia bukan saja berlaku bagi mereka yang dipandang sebagai sampah masyarakat, namun termasuk juga bagi mereka yang kelihatannya memiliki kehidupan begitu baik dan sempurna Mereka termasuk orang-orang yang tidak cukup karena semua manusia di dalam kondisi yang terbaik sekalipun adalah orang berdosa. Langkah terpenting adalah percaya kepada Yesus Kristus. [RAAL] Yohanes 2:5 “Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” 28 Minggu Bukan Dengan Ketatnya Agama 22 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 3 Percakapan dengan Nikodemus, seorang Farisi dan salah seorang anggota dari Mahkamah Agama Sanhedrin, adalah sebuah percakapan yang langsung menyentuh apa yang dibutuhkan manusia. Tuhan Yesus secara gamblang mengatakan kepadanya: “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” (3:3), senada dengan apa yang terdapat di dalam pasal 1:12-13 “ Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah”. Perkataan Tuhan Yesus, “ia tidak dapat” (3:3) mengindikasikan bahwa tidak seorang pun mampu melihat Kerajaan Allah tanpa dilahirkan kembali, termasuk orang Farisi yang sekaligus seorang anggota Sanhedrin yang terhormat seperti Nikodemus. Kelahiran kembali adalah pekerjaan Roh Allah di dalam diri seseorang di dalam Kristus. “Melihat Kerajaan Allah” memiliki pesan yang sama dengan “masuk ke dalam Kerajaan Allah”, yaitu mengalami Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah realitas sekarang dan akan datang. Realitas Kerajaan Allah di dalam Injil Yohanes merupakan realitas sekarang. Kualitas keagamaan seperti Nikodemus pun tidak dapat mengalami Kerajaan Allah dengan apa yang ia lakukan. Siapapun kita, janganlah kita menunda untuk dilahirkan kembali dengan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita secara pribadi, karena kita mengalami Kerajaan Allah bukan saja bersifat akan datang, melainkan juga merupakan realitas sekarang. Kita tidak perlu mencoba dengan usaha sendiri karena ketatnya kehidupan keagamaan orang Farisi seperti Nikodemus pun tidak pernah membuat ia sanggup melihat Kerajaan Allah tanpa dilahirkan kembali. [RAAL] Yohanes 3:3b “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” 29 Senin Tuhan Mencari Orang Berdosa 23 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 4 Dari pasal 3 ke pasal 4, kita berjumpa dengan peristiwa yang ekstrim berbeda. Sekalipun demikian, kedua kisah tersebut hendak memberitahukan kepada kita bahwa setiap orang membutuhkan Tuhan Yesus. Tidak ada seorang pun yang begitu saleh sehingga ia bisa melihat Kerajaan Allah tanpa Tuhan Yesus (3:3). Tidak ada seorang pun yang begitu berdosa sehingga ia tidak bisa menerima hidup yang baru yang Allah berikan di dalam Tuhan Yesus (pasal 4). Bukankah perempuan Samaria yang telah berpisah dari kelima suaminya dan yang sekarang tinggal dengan laki-laki yang bukan suaminya itu merupakan sebuah gambaran tentang betapa buruknya perempuan Samaria ini? Berdasarkan sistem nilai masyarakat yang religius, maka perempuan ini tidak diperhitungkan, bahkan bisa dianggap sebagai sampah masyarakat. Akan tetapi, tidak demikian bagi Tuhan Yesus. Bacaan hari ini mengatakan bahwa “Ia harus melintasi daerah Samaria” (4:4) untuk berjumpa dan menyatakan Diri-Nya kepada perempuan Samaria ini. Menurut 1 Korintus 6:18, perempuan Samaria itu “berdosa terhadap dirinya sendiri”. Bagaimanakah ia dapat dipulihkan? Tuhan Yesus sanggup untuk memulihkan, seberapa pun berdosanya perempuan itu. Perubahan yang Tuhan Yesus berikan adalah perubahan secara batiniah. Tuhan Yesus berkata, “air yang akan Kuberikan kepadanya akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal” (Yohanes 4:14b). Maukah Saudara mengalami karya Kristus seperti perempuan Samaria ini? [RAAL] Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” . 30 Selasa Yesus Kristus Penyataan Allah 24 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 5 Penyembuhan seorang lumpuh yang sakit di serambi kolam Betesda oleh Tuhan Yesus pada hari Sabat membuat orang-orang Yahudi hendak menganiaya Tuhan Yesus. Dalam kesempatan seperti itulah, Tuhan Yesus menyatakan siapakah Diri-Nya sesungguhnya. Perkataan Tuhan Yesus, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga,” (5:17) membuat orang Yahudi hendak membunuh-Nya karena perkataan itu menyatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian, Tuhan Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah. Terhadap ancaman kepada diri-Nya, Tuhan Yesus sekali lagi menekankan di dalam 5:19, “Sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Perkataan Tuhan Yesus ini sesuai dengan apa yang dituliskan sebelumnya dalam Injil Yohanes, “tetapi Anak Tunggal Allah, ... Dialah yang menyatakan-Nya (Bapa).” (1:18b) Siapakah Yesus yang menuntut bahwa setiap orang harus percaya kepada-Nya? Dia bukan hanya mengajar mengenai hidup yang kekal, tetapi tentang Diri-Nya sendiri, dan perkataan-Nya adalah hidup itu sendiri karena Ia adalah Allah itu sendiri. Mengenal Yesus Kristus adalah mengenal Allah (8:19). Mengenal Yesus Kristus adalah hidup yang kekal (17:3), sebagaimana kita menerima firman-Nya (5:24). Ada kaitan yang tidak dapat terpisahkan antara mengenal Yesus Kristus, mengenal Allah, menerima firman Tuhan, dan hidup yang kekal. [RAAL] Yohanes 5:21 ”Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya”. 31 Rabu Ironis 25 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 6 Yohanes pasal 6 menjelaskan apa sebenarnya yang dicari orang banyak saat mengikuti Tuhan Yesus. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit (6:2). Orang banyak mengikuti Tuhan Yesus sampai hari mulai malam (Matius 14:15). Karena mereka tidak mempunyai makanan, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya memberi mereka makan. Injil Yohanes mencatat bahwa sebenarnya Tuhan Yesus tahu apa yang hendak Ia lakukan (Yohanes 6:6). Hanya dengan 5 roti jelai (roti jelai umumnya adalah roti orang miskin) dan 2 ikan, Tuhan Yesus memberi makan kira-kira 5000 orang laki-laki dengan sisa 12 bakul. Karena orang banyak itu hendak memaksa Tuhan Yesus menjadi Raja, Tuhan Yesus menyingkir ke gunung, dan selanjutnya menyeberang ke Kapernaum. Yang sangat mengejutkan, orang banyak itu tetap mencari Tuhan Yesus dan mengikuti-Nya. Namun, Tuhan Yesus menegur mereka karena sesungguhnya mereka bukan mencari Tuhan Yesus, tetapi mereka mengikut Tuhan Yesus karena makanan yang telah mereka makan. Ia mengajar mereka bahwa mereka harus bekerja untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal atau untuk Roti Hidup itu, yaitu Tuhan Yesus (6:27, bandingkan dengan 6:35, 48-51). Tuhan Yesus memakai terminologi “Akulah” atau “Aku adalah” sebanyak 7 kali, di antaranya dalam pasal 6 ini. Ungkapan “Aku adalah” menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Oleh karena itu, mereka yang percaya kepadaNya menerima hidup yang kekal. Kisah ini merupakan bahan introspeksi: Apakah kita merupakan bagian dari rombongan banyak orang di dalam kisah ini? Berapa banyakkah orang yang mengikuti Tuhan Yesus semata-mata untuk mengejar “roti jelai” dari “Sang Roti Hidup”? [RAAL] Yohanes 6:35b “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” 32 Kamis Kontradiksi Tak Terelakkan 26 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 7 Latar belakang pasal 7 setidaknya adalah pasal 5, yaitu penyembuhan— seorang yang sudah lumpuh selama 38 tahun—pada hari Sabat. Dalam pasal 7, kita melihat bahwa ketidakpercayaan orang Yahudi serta pemimpin agama terhadap Tuhan Yesus menimbulkan kontradiksi di dalam masyarakat Yahudi pada waktu itu. Bila ada pemimpin agama yang berani berterus terang menunjukkan kepercayaan kepada Tuhan Yesus, bisa jadi kontradiksi ketidakpercayaan semakin nampak jelas. Mereka melihat bahwa pemimpin agama tidak percaya kepada-Nya, namun bukankah Tuhan Yesus adalah orang yang baik? Mereka melihat bahwa Tuhan Yesus yang sederhana (tidak seperti pemimpin agama pada masa itu) memiliki pengetahuan yang sedemikian, tetapi orang Yahudi tidak percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus menunjukkan kontradiksi orang Yahudi dalam hal praktik sunat pada hari Sabat. Para pemimpin agama menyuruh para penjaga Bait Allah menangkap Tuhan Yesus, tetapi mereka tidak mau menangkap Dia karena menyadari bahwa belum pernah seorang manusia berkata seperti Tuhan Yesus! Para pemimpin agama tidak percaya kepada Tuhan Yesus karena mereka tahu bahwa Mesias tidak datang dari Galilea (Nazaret), tetapi dari Bethlehem (mereka tidak sadar bahwa sebenarnya Tuhan Yesus lahir di Bethlehem, lalu dibesarkan di Nazaret). Sesungguhnya, ketidakpercayaan terhadap kebenaran akan menimbulkan kontradiksi dalam diri mereka sendiri. Pelajaran penting bagi kita adalah bahwa kita harus percaya dan tunduk pada kebenaran. Menentang kebenaran tidaklah patut dibanggakan karena penentang kebenaran akan berkontradiksi dengan dirinya sendiri. Dari zaman ke zaman, manusia mencoba menindas kebenaran, namun kebenaran selalu muncul sebagai pemenang. Penyataan Allah adalah Kebenaran. Sikap yang tepat adalah kita harus tunduk kepada Kebenaran. [RAAL] Yohanes 7:17 “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri..” 33 Jumat Penyataan Yang Gamblang 27 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 8 “Tidak percaya” itulah yang terjadi pada orang-orang Yahudi pada masa itu terhadap Tuhan Yesus (8:45) dan terekspresi oleh orang-orang Farisi yang mengatakan “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” (8:13). Bahkan kemudian ada juga yang bertanya: “Siapakah Engkau?”(8:25) dan Tuhan Yesus tak mau menjawab, karena Ia sudah menjawab secara gamblang dan mereka tetap tidak percaya. Kesaksian Tuhan Yesus itu benar karena: Pertama, Ia tahu dari mana Ia datang dan ke mana Ia pergi (8:14). Kedua, bukan hanya Ia sendiri yang bersaksi tentang Dirinya Sendiri, tetapi Bapa yang bersaksi tentang Dia (8:18). Pendekatan “tidak percaya” membuat kebenaran tidak dipahami (8:4546). Salah satu masalah pemimpin agama pada saat itu yang membuat mereka tidak percaya adalah mereka mencari hormat dari manusia (5:44). Ada tiga perkataan Tuhan Yesus yang menolong kita hari ini, yaitu: Pertama, “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia” 8:28a) berarti Tuhan Yesus sudah tahu mengenai puncak dari pelayanan-Nya, yaitu disalibkan. Kedua, ketika timbul pertanyaan, “dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” (8:53), Tuhan Yesus menjawab, “sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (8:58). Pernyataan Tuhan Yesus itu merupakan penyataan Diri-Nya. Ketiga, Tuhan Yesus bertanya: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?” (8:46). Pertanyaan itu penuh konsekuensi dan memang benar bahwa Tuhan Yesus tidak berbuat dosa. Ketidakpercayaan kepada Tuhan Yesus pada saat itu bukan berdasarkan dasar objektif, melainkan gengsi agamawi. Hari ini, apakah ada orang yang tidak percaya dengan dasar yang sama dengan pemimpin agama pada zaman itu? Ada atau tidak, kebenaran tentang Tuhan Yesus sangat gamblang di dalam Alkitab. Kita semua harus belajar untuk tunduk kepada kebenaran. [RAAL] Yohanes 8:46b “Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? “ 34 Sabtu Menyikapi Kebenaran 28 Mar Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 9 Kisah pencelikan mata orang buta sejak lahir merupakan peristiwa yang sungguh-sungguh mengherankan orang-orang Yahudi, termasuk orangorang Farisi (9:32). Di dalam peristiwa ini, kita mendapati empat macam respons orang terhadap peristiwa pencelikan ini: Pertama, tipe para tetangga. Mereka melihat fakta bahwa seorang buta telah bisa melihat. Mereka tidak memberi pendapat tentang apa yang terjadi dan mereka meminta konfirmasi dari orang-orang yang dianggap berkompeten. Ini adalah tipe orang pada umumnya yang ada di masyarakat ketika melihat atau mendengar sesuatu. Secara natural, mereka menanyakan kepada orang-orang yang mereka anggap lebih tahu. Kedua, tipe orang-orang Farisi. Mereka melihat fakta dan fakta itu benar, tetapi mereka tidak percaya atas acuan keyakinan mereka sendiri. Kemungkinan besar, hari ini, banyak orang yang bersikap seperti orang Farisi. Titik acuan yang menjadi pertimbangan satu-satunya adalah keyakinan mereka, bukan fakta kebenaran. Ketiga, tipe orangtua. Mereka melihat fakta dan fakta itu benar, tetapi mereka tidak berani mengakui fakta itu karena takut terhadap lingkungan. Hari ini, ada orang-orang seperti itu, mereka terikat oleh kekuatan lingkungan yang membuat mereka tidak mengakui kebenaran. Keempat, tipe orang yang matanya dicelikkan. Ia mengalami fakta, mengakui fakta, berani menceritakan fakta itu, dan ia percaya kepada Tuhan Yesus. Berapa banyak orang pada hari ini yang memiliki sikap sebagaimana orang yang dicelikkan ini. Kebenaran tetaplah kebenaran, tidak tergantung penghakiman orang-orang terhadap kebenaran itu. Pada akhirnya, kebenaran itu akan menghakimi semua orang. [RAAL] Yohanes 9:41 Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.” 35 Kembali Merenungkan PASKAH B agi orang Yahudi, Paskah adalah salah satu hari raya utama yang sangat mendalam artinya. Sebutan “Paskah” berasal dari kata Ibrani Pesakh, yang berasal dari kata kerja yang artinya “melewati” dengan makna “menyelamatkan” (Keluaran 12:13, 27, dan seterusnya). Melalui perayaan Paskah, bangsa Israel memperingati pembebasan dari penderitaan panjang ketika harus berada di Mesir selama kurang lebih 430 tahun dan melakukan kerja paksa di sana. Di bawah kepemimpinan Musa, mereka keluar dari Tanah Mesir dan mengecap kemerdekaan, mengecap kebebasan dari perbudakan Mesir. Ini adalah sebuah peristiwa besar, bukan hanya karena mereka bebas secara fisik, tetapi juga karena peristiwa pelepasan ini menunjukkan bahwa mereka memiliki Allah yang peduli dan yang bertindak membebaskan umat-Nya. Sebelum peristiwa pembebasan itu terjadi, Allah menimpakan tulah berupa kematian anak sulung bangsa Mesir, tetapi anak sulung bangsa Israel dilepaskan dari malaikat maut yang hendak mencabut nyawa mereka dengan mengoleskan darah domba di tiang pintu rumah mereka. Paskah yang diperingati hingga di zaman Tuhan Yesus itu memiliki makna baru ketika Tuhan Yesus sendirilah yang mengurbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia dari perbudakan yang lebih menakutkan dari perbudakan orang Mesir, yaitu perbudakan dosa. Cakupan pengorbanan Tuhan Yesus lebih luas dari hanya keselamatan bagi orang Yahudi saja, karena keselamatan itu mencakup setiap orang yang percaya kepada pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib untuk menebus dan menyelamatkan manusia berdosa. Paling tidak, PASKAH bagi kita saat ini mencakup dua tema besar, yaitu ketaatan Yesus Kristus untuk menjalankan misi penyelamatan yang sudah dirancangkan Allah bagi keselamatan umat manusia serta kemenanganNya atas maut. Perjumpaan diri kita secara pribadi dengan Tuhan Yesus yang telah mati dan bangkit akan memulihkan hubungan pribadi kita dengan-Nya dan mendorong kita untuk melayani Dia, yaitu dengan menggembalakan domba-domba-Nya serta mengikuti Dia dengan setia sampai pada kesudahannya. Melalui 8 renungan berikut ini, kita diajak untuk kembali merenungkan peristiwa PASKAH yang dimulai dengan “Perjamuan Terakhir”, kemudian melalui rangkaian peritiwa “Penangkapan”, “Aniaya”, “Salib”, “Kematian”, “Ada dalam Kubur”, serta “Hidup Kembali”, dan diakhiri dengan Perjumpaan yang Memulihkan untuk lebih menghayati ketaatan dan kemenangan-Nya. Perhatikan bahwa rangkaian peristiwa yang diawali dengan huruf “P-A-S-K-A-H” diapit oleh Perjamuan Terakhir (Last Supper) dan Perjumpaan yang Memulihkan. Amin! [MS] 36 Minggu Perjamuan Terakhir Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 13:1-38 29 Mrt Masa Sengsara Bacaan Alkitab hari ini adalah bagian dari rangkaian “pesan perpisahan” Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya di dunia ini yang tercatat dalam Injil Yohanes 13-17. Sebagai Guru dan Sahabat bagi murid-murid-Nya, Tuhan Yesus tidak mau melewatkan sedetik pun tanpa memberikan pesan bagi murid-murid-Nya sebagai persiapan menghadapi situasi saat Ia tidak bersama-sama dengan mereka lagi. Ia tahu bahwa waktu-Nya sudah tiba, yaitu waktu untuk menjalankan misi penyelamatan umat manusia, misi yang membawa-Nya turun dari Surga yang mulia menjadi manusia yang hina, misi yang membuat Ia datang ke dunia ini. Sambil menikmati makan Paskah, tidak disadari oleh para murid Tuhan Yesus bahwa malam itu merupakan acara makan Paskah yang terakhir bersama Sang Guru di dunia ini, Tuhan Yesus memberi khotbah perpisahan yang diikuti dengan sebuah tindakan kerendahan hati, yaitu membasuh kaki para murid-Nya dan mendoakan mereka. Dalam peristiwa ini, Yesus Kristus benar-benar memberikan teladan sebagai seorang Hamba yang melayani. Bukan hanya itu, Yesus Kristus juga berpesan agar murid-murid-Nya saling mengasihi karena hanya kasihlah yang dapat menjadi kesaksian bagi mereka yang belum percaya. Karena kasihlah orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah murid Kristus. Kasihlah yang membedakan orang percaya dengan mereka yang belum percaya. Saling melayani dan saling mengasihi adalah pesan Yesus Kristus yang terakhir. Pesan itu pula yang Ia sampaikan sambil mempersiapkan diri kita memperingati Kesengsaraan dan Kebangkitan-Nya pada tahun ini. Yesus Kristus yang adalah Guru dan Tuhan telah memberi teladan untuk kita tiru. Marilah dengan rendah hati kita melayani satu dengan yang lain serta marilah kita saling mengasihi agar orang tahu bahwa kitalah umat-Nya (Yohanes 13:35)! [MS] Yohanes 13:15 “...sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” 37 Senin “Penangkapan” Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18:1-11 30 Mrt Masa Sengsara Pergumulan Tuhan Yesus saat berdoa di Taman Getsemani yang ditulis dalam Injil Yohanes memang tidak sedetail seperti pada Matius 26:3646, Markus 14:32-42, serta Lukas 22:39-46. Banyak ahli yang mengatakan bahwa hal ini wajar karena Injil Yohanes ditulis oleh Yohanes, murid Yesus yang tertidur pada peristiwa itu, jadi bagian tersebut sepertinya “terlewatkan” oleh Yohanes. Namun, dari referensi perbandingan Injil yang sudah disebutkan di atas, kita tahu bagaimana Tuhan Yesus sangat bergumul untuk melakukan tugas akhirnya yang begitu berat secara kemanusiaan-Nya itu. Ada kegentaran dan ketakutan, tetapi Yesus Kristus tetap berserah pada kehendak Allah. Dia melangkah dan menyerahkan Diri-Nya untuk ditangkap ketika Yudas Iskariot datang pada malam itu dengan pasukan prajurit, para penjaga Bait Allah, dan orang-orang Farisi, lengkap dengan suluh dan senjata. Dalam berbagai situasi di hidup kita, banyak keputusan yang harus diambil. Namun, saat kita mengambil keputusan, apakah kita meneladani Yesus Kristus yang taat sepenuhnya kepada kehendak BapaNya walaupun keadaan sangat tidak menyenangkan bagi diri-Nya dan menakutkan risikonya? Bukankah umumnya kita mengambil keputusan berdasarkan apa yang kita anggap baik dan menyenangkan hati kita? Hari ini kita diingatkan untuk meneladani Tuhan Yesus yang taat kepada kehendak Bapa-Nya, bahkan taat sampai mati di kayu salib. Walaupun sulit, marilah kita belajar untuk senantiasa taat kepada kehendak-Nya karena itulah yang menyenangkan hati Bapa dan itulah tujuan hidup kita, bukan? [MS] Filipi 2:8-9 “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.” 38 Selasa “Aniaya” Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18:12-19:16a 31 Mrt Masa Sengsara Dalam bacaan Alkitab hari ini, terdapat sebuah kisah rangkaian pengadilan yang harus dijalani Tuhan Yesus di malam itu. Dari referensi Injil lain (Matius 26:47-27:31, Markus 14:43-15:20a, Lukas 22:47-23:32) kita ketahui bersama bahwa Tuhan Yesus mengalami enam pengadilan berbeda yang kesemuanya sesungguhnya adalah ilegal. Dengan tuduhan penyesatan dan penghujatan, Yesus Kristus digiring dari satu pengadilan ke pengadilan lainnya. Saksi palsu dihadirkan untuk membuat seolah-olah pengadilan tersebut sah di mata hukum dan agama. Dari setiap pengadilan yang ilegal tersebut, Tuhan Yesus menderita aniaya. Ia mengalami cemooh dan makian, kena tinju, diludahi, disesah, dicambuk, dimahkotai duri, dan diteriaki seperti seorang penjahat besar, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!”, lalu vonis hukuman mati dijatuhkan. Tuhan Yesus harus memikul kayu kasar untuk disalibkan. Aniaya, dera dan siksa Dia terima, padahal tidak ada kesalahan yang dilakukan-Nya. Orang-orang terlalu takut meneriakkan kebenaran, baik di pengadilan yang berbasis keagamaan maupun pengadilan Pontius Pilatus, Sang Wali Negeri saat itu. Demi keamanan dan kenyamanan diri sendiri, semua orang menolak mengatakan kebenaran. Banyak orang pada zaman ini yang memilih untuk tidak mengatakan kebenaran karena alasan keamanan dan kenyamanan diri sendiri. Mereka tahu kebenaran tentang Yesus Kristus, tetapi mereka menolak menerima dan bahkan menolak mengarahkan diri kepada Yesus Kristus. Mereka terlalu takut jika hidup dalam Kristus akan mengganggu rencana hidup mereka. Mereka takut terhadap penolakan. Mereka takut menjadi tidak terkenal. Pertanyaannya, bagaimana dengan Anda? [MS] Yohanes 18:37 “...Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” 39 Rabu “Salib” Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:16b-27 1 Apr Masa Sengsara Dengan mencuci tangan di hadapan orang banyak (Matius 27:24), Pilatus menyerahkan Tuhan Yesus untuk diperlakukan seperti teriakan mereka, “salibkan Dia!”, dan mereka menerima Yesus Kristus untuk disalibkan. Akhirnya, patibulum (balok horisontal pada salib) yang berat dan kasar itu ditumpangkan ke punggung-Nya yang bersimbah darah dan bercampur tetesan keringat yang pasti menambah parah derita Yesus Kristus hari itu. Yesus Kristus harus memikulnya sampai ke Golgota yang terletak agak di luar kota. Ia harus melewati jalan yang tidak rata, lorong sempit yang saat itu dipadati oleh orang yang bukan hanya datang ke Yerusalem untuk beribadah, tetapi juga orang yang ingin menyaksikan secara langsung apa yang dialami Tuhan Yesus. Bahkan, Tuhan Yesus harus terjerembab, jatuh tertimpa patibulum-Nya, dan wajah-Nya pun langsung menghantam batu. Penyaliban merupakan penyiksaan terburuk yang paling ekstrem yang diberikan kepada seorang budak, demikian perkataan Cicero mengenai salib, dan itulah yang dialami oleh Yesus Kristus. Disalibkan adalah keadaan di antara bumi dan langit, seakan-akan bumi tidak sudi menerima tubuh orang yang tergantung di kayu salib. Di Golgota, Yesus Kristus dipaku tangan dan kakinya pada kayu salib, bermahkota duri, dan pada kayu salib itu terpasang tulisan, “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Salib adalah hukuman yang begitu mengerikan yang Dia terima hanya karena Dia mengasihi manusia. Yesus mengasihi kita, bukan karena kepintaran dan kepandaian kita, rupa kita, harta kekayaan yang kita miliki, atau karena ada sesuatu dari kita yang membuat kita dikasihi Allah. Bahkan, jika di dunia ini hanya kita sendiri yang berbuat dosa, Yesus tetap turun ke dalam dunia dan menjalani hukuman salib karena kasih-Nya yang begitu besar. Terimalah kasih-Nya dan percayalah kepada-Nya, Allah dan satu-satunya Juruselamat manusia! [MS] Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” 40 Kamis “Kematian” Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:28-37 2 Apr Masa Sengsara “Tetelestai”—sudah selesai, begitulah kata Tuhan Yesus dari atas salib ketika Ia akan menyerahkan nyawa-Nya. Kemudian dengan tenaga yang tersisa, Yesus Kristus pun berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku!” (Lukas 23:46). Demikianlah Yesus Kristus mati. Gempa bumi serta terbelahnya tabir Bait Suci (Matius 27:51) menjadi saksi mati-Nya Sang Mesias dan genapnya semua karya keselamatan Allah bagi manusia. Segenap perlambang dan nubuatan Perjanjian Lama yang menunjuk kepada semua penderitaan Sang Mesias telah terlaksana dan terjawab. Pemuasan murka Allah sudah terbalaskan dan memenuhi syarat keadilan Allah. Kristus sudah menjalani dan menyelesaikan tugas-Nya! Kini Ia siap untuk kembali kepada Bapa. Ia menyerahkan nyawa-Nya secara sukarela, bukan karena direnggut secara paksa dari-Nya. Ia membayar lunas pengampunan dan kehidupan ke dalam tangan Bapa-Nya. Penikaman lambung Yesus untuk memastikan kematian-Nya perlu dilakukan sebagai bukti kebenaran atas kebangkitan-Nya. Kematian Yesus Kristus adalah tema utama dalam Injil Yohanes. Mulai dari awal Injil ini (Yohanes 1:29, 2:19, 3:14, 8:28, 10:11-18, 12:32) sampai akhirnya (19:28-37), Injil Yohanes berbicara tentang bagaimana Tuhan Yesus akan mati bukan sebagai suatu kebetulan, tetapi sebagai sebuah ketetapan Ilahi. Injil ini ditulis supaya kita percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kita—oleh iman kita—memperoleh hidup dalam nama-Nya (20:31). Kitalah alasan yang membuat Yesus Kristus menderita dan mati di kayu salib! Jangan ragukan Dia lagi! Dialah Tuhan dan Juruselamatmu! Pandanglah pada-Nya, akuilah Dia, dan terimalah hidup yang kekal dalam nama-Nya! [MS] Yohanes 20:31 “...tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” 41 Jumat “Ada Dalam Kubur” Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19:38-42 3 Apr Jumat Agung Keadaan mulai sunyi dan sepi, hari persiapan telah datang dan perayaan Paskah akan segera dimulai. Sebelum hari itu berlalu—hukum Yahudi melarang umat melakukan sesuatu yang dianggap sebagai pekerjaan pada hari raya yang agung itu—diam-diam Yusuf dari Arimatea datang kepada Pilatus meminta izin untuk menguburkan tubuh Yesus Kristus. Yesus Kristus diturunkan dari salib dan dibawa untuk dibaringkan dalam kuburan milik Yusuf, sebuah kuburan baru yang belum pernah dipakai oleh siapa pun. Kemudian Nikodemus mengapaninya dengan kain lenan dan mengurapi mayat Yesus Kristus dengan rempah-rempah. Sebagai penggenapan dari apa yang ditulis dalam Yesaya 53:9, Yesus Kristus dikuburkan di kuburan milik orang kaya, Yusuf dari Arimatea (Matius 27:5760), seorang anggota terkemuka dari Mahkamah Agama Yahudi (Markus 15:43), orang yang baik dan saleh yang berdoa untuk kedatangan Mesias (Lukas 23:50-51), dan seorang murid Kristus (Yohanes 19:38). Allah bukan hanya mempersiapkan kelahiran, kehidupan, penyiksaan, dan kematian Tuhan Yesus, penguburan-Nya pun sudah dipersiapkan oleh Allah sebelumnya. Ia memakai Yusuf dari Arimatea, Nikodemus dan para perempuan murid Tuhan Yesus (Lukas 23:55-56a) untuk menguburkan-Nya sesuai dengan adat kebiasaan orang Yahudi. Pekerjaan yang Allah mulai telah diselesaikan-Nya hingga tuntas. Tuhan Yesus benar-benar mati dan ada dalam kubur. Dia berhadapan dengan alam maut untuk menguasai dan mengalahkan-Nya! Dia adalah Tuhan atas hidup dan Dia juga Tuhan atas maut. Maut tidak berkuasa lagi atas manusia. Dia sanggup memberi hidup yang kekal karena Dia sudah berhadapan dengan maut dan mengalahkannya. Syukur kepada Allah yang telah memberikan kemenangan kepada kita! [MS] Roma 5:21 “...supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” 42 Sabtu “Hidup Kembali” Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 20 4 Apr Pra-Paskah Kisah tentang Yesus Kristus, Sang Mesias belum berakhir sampai pada kuburan yang baru tempat mayat-Nya dibaringkan. Kisah ini akan sia-sia dan biasa saja jika berakhir di sana. Iman kepercayaan kita pun sia-sia jika Yesus Kristus mati dan terbujur kaku dalam kubur yang gelap itu. Syukur kepada Allah, kisahnya belum berakhir! Pagi di hari pertama minggu itu, Maria Magdalena dan beberapa wanita lain pergi ke kubur Tuhan Yesus untuk memberikan rempah-rempah guna menuntaskan pengurapan mayat Tuhan Yesus yang belum sempurna di hari penguburan-Nya (Bandingkan dengan Lukas 24:1). Tetapi, sesampainya di sana, batu kubur telah bergeser dan terbuka, dan mayat Tuhan Yesus tidak ada lagi! Dua orang malaikat memberitahu bahwa Yesus Kristus telah bangkit! Walaupun hanya setengah percaya, namun ada secercah harapan dalam hati para murid yang sudah mulai lemah imannya akibat apa yang terjadi kepada Guru mereka. Akhirnya, mereka diyakinkan ketika Tuhan sendiri menampakkan diri kepada mereka. Dia hidup! Dia telah bangkit! Inilah dasar iman percaya kita: Tuhan kita bukanlah Tuhan yang mati, melainkan Tuhan yang hidup! Ia telah bangkit dari kematian dan hidup untuk selamanya. Hidup merupakan kata yang penting dalam Injil Yohanes, dan digunakan lebih dari 60 kali. Tuhan Yesus menawarkan kepada orang berdosa hidup yang kekal dan berkelimpahan melalui iman secara pribadi kepada-Nya. Hidup yang kekal itu bukan didapat setelah kita mati, tetapi hidup yang kekal itu adalah kehidupan Allah sendiri yang dapat kita alami pada saat ini. Hidup yang kekal berkaitan dengan kualitas hidup, bukan sekadar kuantitas hidup. Hidup yang kekal adalah pengalaman rohani mengalami surga di bumi pada saat ini. Terimalah hidup yang kekal di dalam Kristus sekarang juga. Jangan sia-siakan waktu yang ada karena Dia sudah bangkit dan hidup kembali! [MS] 1 Korintus 15:14 “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.” 43 Minggu Perjumpaan Yang Memulihkan Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 21 5 Apr Paskah Selama empat puluh hari dari kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus terusmenerus muncul dan menampakkan Diri kepada murid-murid-Nya dan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Pemunculan dan penampakan diri Tuhan Yesus itu dicatat di seluruh Injil, misalnya pemunculan dan penampakan kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:11-18), dua orang murid di jalan menuju Emaus (Lukas 24:13-32), para murid tanpa Tomas (Yohanes 20:19-25), para murid dengan Tomas (Yohanes 20:26-31), dan pada bacaan hari ini kepada para murid di pantai Danau Tiberias serta kepada Petrus. Tuhan Yesus mengerti keadaan dan pergumulan murid-murid-Nya yang terguncang imannya karena apa yang menimpa mereka. Mereka membutuhkan pemulihan dari Allah. Perjumpaan dengan Kristus mengubah mereka dari ketakutan menjadi keberanian, dari keraguan menjadi kepercayaan, dari kematian kepada kehidupan. Mereka dipulihkan dan siap menjalankan panggilan mula-mula sebagai penjala manusia. Bagian mereka adalah taat kepada Dia, menggembalakan domba-domba-Nya, dan mengikuti Dia! Panggilan yang sama diberikan juga kepada kita. Setelah kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita dipanggil untuk melayani Dia, menggembalakan domba-domba-Nya, serta mengikut Dia. Bagian kita adalah taat kepada Dia. Itu semua harus dimulai dengan sebuah perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus yang telah mati, dikuburkan, dan bangkit! Tanpa itu semua, kita akan memberi seribu satu macam alasan untuk tidak melayani, kita tidak akan pernah mendengarkan panggilan-Nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya, dan kita tidak akan setia mengikut Dia. Perjumpaan dengan-Nya akan memulihkan Anda, sehingga Anda menjadi taat kepada-Nya! [MS] Yohanes 21:22 “Jawab Yesus: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: Ikutlah Aku.” 45 Senin Tidak Paham, Tidak Kenal 6 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 10 Kalimat-kalimat Tuhan Yesus di dalam pasal ini sangat kontroversial. Kontroversial berarti menimbulkan kontra, karena memang apa yang Ia katakan adalah sesuatu yang tidak pernah dikatakan oleh orang lain dan hanya Tuhan Yesus yang mengatakannya. Berbagai perkataan Tuhan Yesus seperti, “Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi dombadombanya” (10:11), “Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali” (10:17), “Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali” (10:18), “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (10:28) sangat sulit untuk dimengerti karena tidak ada manusia yang sanggup memenuhi (mewujudkan) perkataan-perkataan tersebut. Perkataanperkataan di atas hanya bisa dimengerti bila kita mengenal Siapa yang berbicara. Kita seringkali tidak mengerti karena kita tidak memahami konteks dari perkataaan-perkataan di atas. Akan tetapi, kita bisa saja menjadi paham setelah memahami konteksnya. Tidak mengherankan bila orang-orang Yahudi menganggap perkataan-perkataan itu keluar dari mulut orang yang kerasukan setan atau gila karena mereka hanya mendengar kata-kata tanpa mengenal Siapa yang berkata-kata. Tuhan Yesus mengajak mereka untuk percaya kepada pekerjaan yang Ia kerjakan karena pekerjaan yang Tuhan Yesus kerjakan menyatakan Siapakah Diri-Nya. Ketika membaca Firman Tuhan (Alkitab), kita harus menyadari bahwa apa yang tertulis di dalam Alkitab diilhami oleh Roh Kudus, meskipun manusia yang menuliskannya. Kita hanya bisa memahami firman Tuhan bila kita mengenal Siapakah yang berfirman. Dari perkataan-Nya, kita mengenal Dia yang berkata-kata. [RAAL] Yohanes 10:27 “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” 46 Selasa Bukan Rahasia 7 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 11 Kejutan demi kejutan terus berlanjut di dalam tulisan Injil Yohanes, dan kejutan itu semakin kontroversial. Diawali dengan air menjadi anggur, Ia menyembuhkan anak pegawai istana, Ia menyembuhkan orang yang lumpuh 38 tahun, Ia memberi makan 5000 orang, Ia berjalan di atas air, Ia menyembuhkan orang yang buta sejak lahir, dan sekarang Ia membangkitkan orang mati yang bernama Lazarus. Sebagaimana kisah orang buta yang kemudian celik, Tuhan Yesus sudah mengatakan bahwa penyakit Lazarus tidak akan membawa kematian dan akan menyatakan kemuliaan Allah (11:4). Tuhan Yesus bukan segera datang ke kampung Lazarus untuk menyembuhkannya, melainkan Ia menunda kepergian-Nya ke sana, dan kenyataannya Lazarus mati. Tetapi, kematian tidak sanggup melawan perkataan dan otoritas Tuhan Yesus. Lazarus dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Kuasa perkataan Tuhan Yesus nyata di dalam kuasa perbuatan-Nya, itulah kuasa perkataan Allah. Tidak mengherankan jika jawaban penjaga-penjaga itu adalah, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” (7:46). Tanda dibangkitkannya Lazarus dari kematian membuat para pemimpin agama Yahudi tidak berdaya, kecuali mereka memakai cara yang keji, yaitu membunuh Tuhan Yesus. Penyataan Siapakah Yesus Kristus begitu terang dinyatakan di dalam perkataan dan perbuatan Tuhan Yesus. Sedemikian terangnya penyataan Diri Yesus Kristus, sehingga setiap orang yang berjumpa dengan kebenaran itu mempunyai kemungkinan merespons dengan salah satu dari dua sikap ini: Pertama, mereka percaya karena memang kebenaran itu tidak terbantahkan. Kedua, mereka tidak percaya meskipun kebenaran tidak terbantahkan dan mereka harus mencari jalan untuk menindas kebenaran. [RAAL] Yohanes 11:40 Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” 47 Rabu Beritakan dan Ajarkan Terus 8 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 12 Peristiwa Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus mempengaruhi banyak orang. Pertama, Maria mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu. Selain karena telah belajar dari perkataan Tuhan Yesus, peristiwa Lazarus kemungkinan besar merupakan dorongan besar bagi Maria untuk mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu. Kedua, banyak orang menjadi percaya kepada-Nya, sehingga para imam hendak membunuh Lazarus (12:10-11). Ketiga, mereka yang menyaksikan Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus bersaksi tentang peristiwa itu kepada orang lain (12:17). Keempat, orang-orang Yunani ingin bertemu dengan Tuhan Yesus (12:20-21). Berbagai pengaruh positif di atas tidak berarti bahwa semua orang Yahudi menjadi percaya. “Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya” (12:37). Para pemimpin agama Yahudi tidak percaya kepada-Nya. Namun, ada juga yang percaya secara sembunyi-sembunyi (12:42). Tuhan Yesus menyerukan agar mereka percaya kepada Terang (12:35) dan menjelaskan bahwa ketika percaya kepada Tuhan Yesus, mereka menjadi anak-anak Terang (12:36). Tanda-tanda yang dilakukan Tuhan Yesus mempengaruhi banyak orang yang melihat atau mengalaminya. Di antara mereka, ada yang menjadi percaya dan banyak pula yang tidak percaya. Terhadap yang percaya maupun yang tidak percaya, Tuhan Yesus menyerukan agar mereka percaya kepada-Nya agar mereka menerima Terang Tuhan dan menjadi anak-anak Terang Perbuatan Tuhan Yesus yang ajaib masih terjadi sampai hari ini dan mempengaruhi banyak orang. Sebagai orang percaya, kita harus tetap memberitakan Injil kepada yang belum percaya dan mengajarkan Injil bagi yang sudah percaya. [RAAL] Yohanes 12:48 “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.” 48 Kamis Dilayani Untuk Melayani 9 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 13 Setelah menyatakan tanda-tanda yang menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin agama Yahudi, bahkan di kalangan orang-orang Yahudi juga, dalam pasal ini, Tuhan Yesus juga melakukan perbuatan yang kontroversial. Ia—yang dikagumi banyak orang karena tanda-tanda yang Ia buat—sekarang menanggalkan jubah-Nya. Ia “mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-muridNya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.” (13:4-5). Apa sebenarnya yang sedang Tuhan Yesus hendak sampaikan kepada murid-murid-Nya? Tanda-tanda yang Ia buat bukan untuk mencari popularitas, melainkan sebagai penyataan tentang Siapakah Yesus Kristus. Demikian pula, perbuatan Tuhan Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya merupakan sebuah pesan yang menyatakan apa yang Tuhan Yesus perbuat di atas kayu salib dengan mengatakan: ““Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” (13:8b). Kata “membasuh” di sini bukan merujuk kepada pembasuhan kaki, melainkan membasuh dengan darah Kristus dan dengan RohKudus. Peristiwa Tuhan Yesus mencuci kaki murid-murid-Nya menjadi pelajaran penting bagi murid-murid-Nya, yaitu bahwa karena mereka sudah dibasuh kaki mereka oleh Tuhan Yesus, maka mereka harus saling melayani. Pesan ini juga yang terekam oleh Rasul Yohanes terkait dengan kayu salib di dalam 1 Yoh. 3:16, “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” Tuhan Yesus sudah menyampaikan makna kayu salib dan kita semua yang sudah menerima kasih-Nya itu harus mengimplementasikannya di dalam kehidupan setiap hari. [RAAL] Yohanes 13:15 “sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” 49 Jumat Tetap Taat Firman Tuhan 10 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 14 Percakapan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya di pasal 14 merupakan lanjutan pasal 13. Di bagian akhir pasal 13, Tuhan Yesus menyampaikan bahwa Ia akan pergi dan murid-murid-Nya tidak dapat mengikuti Dia sekarang, tetapi kelak mereka akan mengikuti-Nya (13:36). Oleh karena itu, di awal pasal 14, Tuhan Yesus mengatakan agar mereka jangan gelisah, tetapi percaya kepada Allah dan kepada Tuhan Yesus, serta meyakinkan bahwa mereka pun akan pergi ke tempat Tuhan Yesus pergi. Pengajaran ini menimbulkan pertanyaan dari Tomas (14:5); penjelasan kepada Tomas menimbulkan permintaan dari Filipus (14:8); penjelasan kepada Filipus menimbulkan pertanyaan dari Yudas yang bukan Iskariot (14:22). Betapa sulitnya para murid memahami perkataan Tuhan Yesus! Tuhan Yesus menolong mereka untuk memahami perkataannya dan meyakinkan mereka dengan cara: Pertama, mendorong mereka untuk melihat (memperhatikan) pekerjaan-pekerjaan yang Dia lakukan (14:11). Kedua, setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus menampakkan Diri-Nya kepada murid-murid-Nya (14:18-19). Ketiga, di masa yang akan datang, setelah Tuhan Yesus pergi kepada Bapa, Roh Penghibur akan diberikan untuk mengajarkan segala sesuatu kepada murid-murid-Nya serta mengingatkan mereka akan semua yang telah Ia katakan kepada mereka (14:26). Kesulitan memahami firman Tuhan bukan saja dialami oleh muridmurid Tuhan Yesus pada waktu itu, tetapi juga dialami oleh orang Kristen saat ini. Kesulitan memahami dan meyakini bukan berarti firman Tuhan itu salah, melainkan menunjukkan adanya keterbatasan pada diri kita. Dari apa yang kita pelajari, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan Yesus dengan taat kepada firman-Nya, Ia akan menolong kita agar kita memahami firman-Nya. [RAAL] Yohanes 14:15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” 50 Sabtu Tinggal Di Dalam Kasih Kristus 11 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 15 Yohanes 15 berisi empat topik penting, yaitu: pertama, relasi Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya; kedua, relasi murid-murid dengan murid-murid yang lain; ketiga, relasi dunia dengan murid-murid; keempat, relasi dunia dengan Kristus. Relasi pertama merupakan dasar dari relasi yang kedua; relasi yang keempat merupakan dasar dari relasi ketiga. Relasi pertama dan relasi kedua tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Ketika kita memiliki hubungan kasih dengan Kristus, maka secara bersamaan kita juga memiliki hubungan kasih satu dengan yang lain. Mengapa demikian? Pertama, kasih Kristus mendorong kita untuk mengasihi satu sama lain. Kedua, kita yang mengasihi Tuhan akan rindu untuk menaati firman-Nya. Relasi dengan Kristus merupakan hal yang pertama-tama diajarkan oleh Tuhan Yesus. Relasi dengan Kristus merupakan hal utama yang mempengaruhi seluruh kehidupan orang percaya. Relasi dengan Kristus disampaikan sebagai tinggal di dalam Kristus dan Kristus tinggal di dalam kita. Itulah tinggal di dalam kasih Kristus. Tinggal dalam kasih Kristus adalah ketika firman-Nya tinggal di dalam kita, yaitu kita percaya dan menaati firman-Nya. Relasi dengan Kristus menentukan hidup kita berbuah banyak di tengah-tengah dunia yang tidak kondusif bagi kehidupan yang kristiani. Namun, ketika orang percaya mengasihi Kristus, maka Kristus yang selalu menjadi panutan, sehingga kita tetap bersukacita di dalam perjuangan iman orang percaya. Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara tinggal dalam kasih Kristus? Kita harus berhati-hati dengan perasaan-perasaan yang semu. Tinggal dalam kasih Kristus terwujud ketika firman-Nya tinggal di dalam kehidupan Saudara. Percaya dan menaati firman-Nya adalah tinggal di dalam kasih Kristus dan hasilnya adalah Saudara akan berbuah banyak, meskipun Anda berada di tengah dunia yang tidak kondusif. [RAAL] Yohanes 15:11 “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” 51 Minggu Tidak Pernah Sendiri 12 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 16 Yohanes 16 merupakan kelanjutan dari pengajaran Tuhan Yesus di dalam pasal 15. Tuhan Yesus mengatakan—di pasal 15—bahwa dunia membenci murid-murid-Nya karena dunia sudah membenci Tuhan Yesus. Semua ini dikatakan Tuhan Yesus agar mereka tidak kecewa (16:1). Sebelumnya, Tuhan Yesus belum mengatakan hal itu karena Ia masih bersama-sama dengan mereka. Namun, sekarang Ia sudah memberitahukan kepada mereka bahwa Ia akan pergi kepada Bapa (16:4-5). Oleh karena itu, Ia memberitahukan apa yang akan mereka alami di dunia ini. Meskipun demikian, lebih berguna bila Tuhan Yesus pergi kepada Bapa. Dengan demikian, Ia bisa mengirim Roh Kudus kepada murid-muridNya (orang-orang percaya). Roh Kudus akan bekerja di tengah dunia ini, sehingga orang percaya tidak berjuang sendirian di tengah dunia yang membenci mereka. Roh Kudus akan memimpin orang percaya ke dalam kebenaran, sehingga orang percaya tidak disesatkan dalam menjalani kehidupan di dunia ini (16:7-8). Apa yang Roh Kudus sampaikan kepada orang percaya adalah sesuai dengan apa yang Roh Kudus dengar dari Tuhan Yesus (16:13-14). Kehidupan sebagai orang Kristen tidak selalu mudah karena arus dan filsafat dunia ini bertentangan dengan ajaran Firman Tuhan. Ada kalanya kita menghadapi risiko penderitaan karena kita sungguh-sungguh hendak mengikut Tuhan Yesus. Ada orang-orang Kristen yang menyerah saat menghadapi realitas dunia yang tidak kondusif. Sesungguhnya, sebelum kita menghadapi semua itu, Tuhan Yesus sudah mengatakannya dan Ia sudah mengantisipasi (menyiapkan) apa yang akan dihadapi oleh orang-orang Kristen. Ia memberikan Roh Kudus kepada kita, sehingga kita menghadapi seluruh tantangan dan tentangan bersama-sama dengan Dia. Maukah Saudara mengandalkan Roh Kudus? [RAAL] Yohanes 16:14 “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.” 52 Senin Prioritas Firman Tuhan 13 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 17 Setelah berbicara kepada masyarakat pada umumnya di dalam pasal 2 sampai dengan pasal 12, Tuhan Yesus berbicara secara khusus kepada murid-murid-Nya mulai pasal 13 sampai dengan pasal 16. Selanjutnya, di pasal 17, Tuhan Yesus berbicara kepada Bapa di Sorga dalam doa-Nya. Doa ini adalah doa terpanjang Tuhan Yesus di dalam Alkitab. Doa Tuhan Yesus di pasal 17 ini menggambarkan doa seorang Imam Besar yang terungkap dalam perkataan, “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu.” (17:9). Dalam doa ini, kita dapat menyaksikan secara gamblang bahwa Tuhan Yesus adalah Utusan dari Bapa ke dalam dunia. Bukan hal itu saja yang terlihat jelas dalam pasal ini, melainkan juga bahwa Tuhan Yesus—sebelum berinkarnasi—telah memiliki eksistensi dengan segala kemuliaan di dalam kekekalan (17:5). Melalui doa ini, menjadi lebih jelas bahwa kedatangan Tuhan Yesus adalah untuk menyatakan Bapa (atau menyatakan nama Bapa) (17:6) sebagaimana yang tertulis di dalam 1:18. Memiliki hidup kekal berarti mengenal Bapa dan mengenal Yesus Kristus (17:3), maksudnya memiliki pengetahuan dari pengalaman akrab dengan Bapa dan Kristus. Hidup kekal (17:3) bukan hanya menyangkut realitas masa yang akan datang, tetapi juga realitas masa kini. Setiap orang yang percaya pada Tuhan Yesus—saat ini juga—sudah menjadi milik Bapa di Sorga. Apakah yang Tuhan Yesus doakan bagi orang percaya? Ia berdoa agar orang percaya dilindungi dari yang jahat dan Allah menguduskan mereka dengan firman-Nya karena orang percaya diutus ke dalam dunia. Kembali kita menyadari betapa pentingnya firman Tuhan bagi kehidupan orang percaya, sehingga Tuhan Yesus menyebut hal ini di dalam doaNya. Sudahkah Saudara mementingkan firman Tuhan? [RAAL] Yohanes 17:17 “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. 53 Selasa Hayatilah Betapa Dia Menderita 14 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 18 Kisah di dalam Yohanes 18 merupakan permulaan dari kisah kesengsaraan Yesus Kristus. Di mulai dari doa Tuhan Yesus di lembah Kidron (18:1), kemudian Ia menaikkan doa di bukit Golgota ketika tergantung di atas kayu salib (Lukas 23:34). Yohanes 18 mengisahkan penangkapan Tuhan Yesus oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi beserta prajuritprajurit Roma dan penjaga-penjaga Bait Allah melalui dan bersama salah seorang murid Tuhan Yesus, yaitu Yudas Iskariot. Peristiwa ini melibatkan orang-orang Yahudi dan orang-orang non Yahudi, pemimpin agama dan pemimpin bangsa, bahkan melibatkan seorang murid-Nya yang berkhianat. Peristiwa kayu salib Tuhan Yesus melibatkan seluruh umat manusia yang terwakili oleh bangsa Yahudi dan bangsa non Yahudi, pemimpin agama dan pemimpin bangsa. Penderitaan Tuhan Yesus bukan saja terkait dengan penangkapan-Nya dan pengkhianatan Yudas Iskariot, tetapi juga dengan penyangkalan Petrus, salah satu dari tiga murid terdekat Tuhan Yesus. Tuhan Yesus diserahkan oleh salah seorang yang dekat dengan Dia—yaitu murid-Nya, Yudas Iskariot—kepada imam-imam kepala. Tuhan Yesus diserahkan oleh bangsa-Nya sendiri kepada bangsa lain yang tidak mengenal Allah untuk dihukum oleh tangan bangsa lain dengan cara-cara yang paling keji dan hina di dalam ukuran bangsa tersebut. Benarlah perkataan Yesaya, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.” (Yesaya 53:3). Apakah penderitaan Kristus begitu jelas di lubuk sanubari Saudara? Bagaimanakah seharusnya kita merespons apa yang telah Tuhan Yesus alami bagi kita? [RAAL] Yesaya 53:6 “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” 54 Rabu Kuasa versus Kebenaran 15 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 19 Bacaan Alkitab hari ini menolong kita untuk menghayati mengenai kuasa. Pertama, Tuhan Yesus berkata kepada Pilatus: “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.” (19:11). Pilatus menganggap dirinya mempunyai kuasa, padahal kenyataannya Pilatus berada di bawah kekuasaan Kaisar dan secara nyata ia dikuasai oleh massa yang berkumpul pada saat itu. Kedua, orang-orang Yahudi tidak pernah mau mengakui kekuasaan Roma atas diri mereka dan mereka tetap merasa sebagai bangsa yang merdeka. Mereka mengaku bahwa mereka hanya tunduk kepada TUHAN. Namun, saat itu, mereka menyangkali itu semua dan menaruh diri mereka di bawah kekuasaan Kaisar dengan mengatakan: “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” (19:15). Kita menyaksikan bahwa Pilatus mengaku mempunyai kuasa, tetapi ia kehilangan otoritas karena ia menyangkali kebenaran. Orang-orang Yahudi mengaku sebagai orang-orang yang merdeka dan mengaku hanya tunduk kepada TUHAN, namun menyerahkan diri mereka secara verbal di bawah Kaisar karena mereka tidak tunduk kepada kebenaran. Tuhan Yesus berkata, “Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”(18:37). Tanpa menghormati kebenaran, kekuasaan mudah terjual. Kebenaran tetap adalah kebenaran, meskipun mayoritas orang tidak mengakuinya. Mereka yang tidak mengakui kebenaran harus menyerahkan diri mereka di bawah kekuasaan lain di luar kebenaran. Hiduplah di dalam kebenaran karena kebenaran itu memerdekakan kita. Kristus adalah kebenaran! [RAAL] Amsal 23:23 “Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.” 55 Kamis Diteguhkan Untuk Bersaksi 16 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 20 Ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang berbeda. Pertama, Maria Magdalena, seorang wanita yang daripadanya diusir tujuh roh setan oleh Tuhan Yesus (Mark 16:9). Ia adalah orang pertama yang bertatap muka langsung dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Kedua, Tomas yang disebut Didimus (Yohanes 21:2). Ia menjadi seorang dari 12 murid Tuhan yang paling terakhir berjumpa dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Bagaimanakah hal-hal itu bisa terjadi seperti itu? Maria Magdalena tetap tinggal di area kubur meskipun Petrus dan Yohanes sudah meninggalkan kuburan. Alkitab mencatat: “Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.”(20:11). Malaikat-malaikat bertanya pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Tuhan Yesus yang bangkit: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Kata “menangis” di sini berarti menangis sampai meraung-raung atau menangis dengan sangat sedih. Tuhan Yesus menampakkan Diri-Nya karena Ia hendak menghibur hati Maria Magdalena. Tomas tidak bersama-sama dengan murid-murid lainnya di hari pertama seminggu setelah kebangkitan Tuhan Yesus, dan Tomas tidak percaya terhadap kesaksian murid-murid yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Tomas menuntut bukti dengan ia melihat sendiri dan mencucukkan jarinya sendiri ke lubang pada tangan dan lambung Tuhan Yesus. Tuhan menampakkan Diri-Nya seminggu kemudian. Ia datang untuk Tomas yang tidak percaya. Kemungkinan, Tomas sedih hati sehingga ia tidak ikut berkumpul di kali pertama dengan yang lainnya, hanya Alkitab tidak mencatat keadaan Tomas. Maria Magdalena maupun Tomas mempunyai masalah yang sama, yaitu tidak memahami maksud perkataan Tuhan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga. Tuhan Yesus menampakkan Diri untuk meneguhkan iman para murid-Nya agar bisa menjadi saksi Kristus. Tuhan pun meneguhkan kita agar kita bersaksi kepada orang lain. [RAAL] Yohanes 20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan.” 56 Jumat Ia Peduli Agar Kita Peduli 17 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 21 Menanti sesuatu tanpa melakukan apa pun sangat menggelisahkan. Maka, tidak heran bila orang yang tidak melakukan apa-apa saat menantikan sesuatu kemudian kembali kepada kebiasaan lama atau memulai sesuatu yang baru yang kemudian menjadi kebiasaan. Hal inilah yang terjadi dengan Petrus. Ia kembali melakukan apa yang ia lakukan dahulu, yaitu menjala ikan. Kita tidak tahu apa yang menjadi pergumulan Petrus ketika ia tidak melakukan apa-apa. Mungkinkah hatinya gelisah karena ia teringat bahwa ia telah tiga kali menyangkal Tuhan Yesus? Mungkinkah ia ingin melarikan diri dari kegelisahannya dengan menjala ikan? Yang pasti, Petrus adalah orang yang paling cepat berespons untuk menjumpai Tuhan Yesus saat ia menyadari bahwa Tuhan Yesuslah yang berdiri di pantai. Respons Petrus yang cepat itu kemungkinan terjadi karena Petrus terus bergumul dengan perasaan yang tidak tenang terkait dengan Tuhan Yesus. Maka ketika Tuhan Yesus bertanya untuk ketiga kalinya, “Apakah engkau mengasihi Aku?” maka Petrus bersedih hati. Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, “Gembalakanlah domba-domba-Ku”. Peristiwa penampakkan ini jelas ditujukan bagi Petrus. Mengapa Tuhan Yesus menampakkan Diri secara khusus bagi Petrus? Setiap murid mempunyai kelemahan dan kegagalan. Tetapi, Tuhan Yesus pernah berkata kepada Petrus, “Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” (Lukas 22:32). Tuhan Yesus turut merasakan kelemahan-kelemahan murid-murid-Nya untuk menguatkan mereka, sehingga kemudian mereka bisa dipakai untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Apakah Saudara merasakan hal yang sama dengan Petrus? Sebagaimana Tuhan Yesus memperhatikan Petrus, demikian juga Ia memperhatikan Saudara agar Saudara bisa menjadi berkat dengan membawa kabar baik bagi banyak orang. [RAAL] Yohanes 21:15 Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” 57 Menghadapi Penderitaan Berdasarkan Surat Ibrani K ita tidak mengerti siapa sebenarnya yang menjadi penulis surat Ibrani. Walaupun kedekatan penulis dengan Timotius (Ibrani 13:23) bisa membuat kita menduga bahwa penulis kitab ini adalah Rasul Paulus, tetapi dugaan ini tidak terlalu kuat karena bentuk surat ini amat berbeda dengan bentuk surat-surat Rasul Paulus (Roma - Filemon) yang dengan jelas mencantumkan nama Rasul Paulus sebagai penulis surat-surat tersebut. Surat Ibrani ini jelas ditujukan kepada orang Kristen dari latar belakang Yahudi saat Bait Allah masih berdiri (sebelum tahun 70), mengingat bahwa surat ini banyak memberi penjelasan tentang sistem ibadah orang Yahudi (pada masa Perjanjian Lama, tetapi masih dipraktikkan pada masa itu). Orang Kristen Yahudi yang menerima surat Ibrani ini hidup dalam situasi sedang mengalami penganiayaan (Ibrani 10:32-34). Yang menarik, apa yang disampaikan oleh penulis surat Ibrani ini berbeda dengan berita yang disampaikan oleh para pengkhotbah populer. Penulis tidak pernah mengatakan bahwa menjadi Kristen itu berarti bebas dari masalah (penganiayaan), melainkan bahwa Allah telah menetapkan agar setiap orang percaya mengikuti perlombaan untuk menerapkan iman dalam kehidupan. Penulis membangun keyakinan para penerima suratnya dengan memperkenalkan siapa Kristus dan dengan menjelaskan bahwa (masalah) penganiayaan adalah bagian dari pendidikan Tuhan. Bila kita membandingkan penderitaan yang kita alami dengan penderitaan Kristus, maka pernderitaan kita akan terlihat ringan. Secara gamblang, penulis menjelaskan bahwa sistem ibadah pada masa Perjanjian Lama merupakan gambaran tentang Kristus. Dalam Pribadi dan karya Kristus, semua tuntutan Perjanjian Lama telah terpenuhi. Kristus adalah Imam Besar yang Lebih Baik daripada Imam Besar pada masa Perjanjian Lama, sekaligus Korban yang Lebih Baik daripada korban pada masa Perjanjian Lama. Oleh karena itu, pada masa kini, Kristuslah Imam Besar kita yang menjadi Perantara antara umat Allah dengan Allah. Korban-korban yang tidak bisa menyelesaikan masalah secara tuntas pada masa Perjanjian Lama sekarang sudah tidak perlu diulang lagi karena Kristus telah menjadi korban yang lebih baik! Seperti dalam surat-surat Rasul Paulus, masalah iman bukan hanya menyangkut masalah hubungan dengan Tuhan, tetapi juga menyangkut masalah hubungan dengan sesama. Adanya penganiayaan bukanlah alasan yang bisa diterima bagi seorang Kristen untuk menghindari kewajiban mengasihi sesama. [P] 58 Sabtu Mengenal Allah Melalui Kristus 18 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 1 Kita perlu menyadari bahwa Kristus memiliki hubungan yang khusus dengan Allah Bapa. Dalam Injil Yohanes, Kristus disebut sebagai Anak Allah yang Tunggal (Yohanes 3:16), sedangkan dalam bacaan Alkitab hari ini, Kristus disebut sebagai Anak Allah yang Sulung (Ibrani 1:6). Bila orangorang yang percaya kepada Tuhan Yesus disebut sebagai anak-anak Allah (Yohanes 1:12), maka sebutan Anak Allah yang “Tunggal” dan Anak Allah yang “Sulung” menunjukkan bahwa Tuhan Yesus Kristus berbeda dengan umat manusia. Perkataan “Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:2) menunjukkan bahwa Kristus lebih tinggi atau lebih unggul dari ciptaan Allah karena Ia adalah Sang Pencipta (Bandingkan dengan Yohanes 1:3). Perhatikan bahwa pemakaian kata “Anak” atau “anak-anak” itu bukanlah menunjuk kepada adanya hubungan biologis, melainkan menunjukkan kepada adanya relasi yang khusus dan dekat. Perhatikan pula bahwa Kristus juga disebut sebagai “Allah” (Ibrani 1:8) dan juga sebagai “Tuhan” (1:10). Bila pada zaman Perjanjian Lama, Allah memperkenalkan diri-Nya melalui para nabi, maka pada zaman Perjanjian Baru, Allah memperkenalkan diri-Nya melalui Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus adalah Allah sendiri, maka kita bisa mengenal kehendak Allah bukan hanya melalui perkataan Kristus, tetapi juga melalui kehidupan Kristus. Pada zaman ini, ada orang-orang yang nampaknya amat bersemangat memperkenalkan Kristus, tetapi cara dan prinsip mereka dalam melayani bertentangan dengan cara dan prinsip Kristus dalam melayani. Pelayanan semacam itu bisa dipastikan sebagai tidak sesuai dengan kehendak Allah. [P] Ibrani 1:1-2a ”Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.”. 59 Minggu Jangan Mengikuti Arus 19 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 2 Kehendak Allah yang tertuang di dalam firman-Nya harus dipelajari secara teliti dan diperhatikan dalam menilai pengajaran dan praktik keagamaan di sekitar kita, agar kita jangan sampai mengikuti ajaran yang menyesatkan (2:1). Walaupun Allah itu baik dan berlimpah kemurahan, kita harus menyadari bahwa setiap pelanggaran dan ketidaktaatan terhadap kehendak Allah akan mendatangkan balasan yang setimpal, apalagi bila kita menyia-nyiakan (mengabaikan) keselamatan yang telah tersedia melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib (2:2-3). Pada zaman Tuhan Yesus dan gereja mula-mula, pemberitaan Injil disertai oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Akan tetapi, perlu diingat bahwa yang diberitakan adalah berita Injil bukan tanda dan mujizat. Tanda dan mujizat meneguhkan atau menguatkan bahwa berita Injil adalah berita yang benar. Pada masa kini, ada banyak pemberitaan tentang tanda dan mujizat—kadang-kadang pemberitaan itu diiklankan melalui media massa—tanpa disertai dengan pemberitaan Injil. Yang ditawarkan adalah tanda dan mujizat, khususnya dalam wujud kesembuhan. Tawaran semacam itu sering disertai dengan tips sukses secara finansial. Gejala seperti di atas amat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan murid-murid Tuhan Yesus pada abad pertama. Bila Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit, umumnya Tuhan Yesus melarang keras orang yang disembuhkan untuk memopulerkan kesembuhan tersebut. Berita yang harus disampaikan oleh para murid Tuhan Yesus adalah berita keselamatan di dalam Tuhan Yesus, bukan berita tentang tanda dan mujizat. Walaupun menjadi kaya bukanlah dosa (bahkan kekayaan bisa kita pakai sebagai sarana untuk melayani Tuhan dan sesama), mengejar kekayaan bisa membahayakan iman kita dan tidak boleh menjadi tujuan hidup kita. [P] Ibrani 2:1 ”Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.”. 60 Senin Setia Sampai Akhir 20 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 3 Bukan suatu kebetulan bila kata “setia” dan kata “iman” dalam bahasa Yunani berasal dari akar kata yang sama. Iman yang sejati selalu terwujud dalam kesetiaan. Iman sesaat bukanlah iman yang sejati. Iman yang sejati kepada Allah bukan hanya sekedar pengetahuan tentang Allah, tetapi iman yang mengubah hidup. Dalam pasal ini, Tuhan Yesus dibandingkan dengan Musa, salah satu tokoh terpenting Perjanjian Lama. Musa adalah pemimpin umat Allah yang memiliki iman yang teguh, sehingga ia bisa melakukan hal-hal yang besar untuk kemuliaan Allah. Walaupun ia memiliki kelemahan (pernah melakukan kesalahan fatal) sehingga tidak diizinkan untuk memasuki Tanah Kanaan, kesetiaannya kepada Allah tidak pernah berubah sampai akhir hidupnya. Kristus adalah Rasul (Utusan) dan Imam Besar yang setia (3:1-2). Bila “nabi” adalah jabatan bagi seorang yang menjadi utusan Allah dalam Perjanjian Lama, maka “rasul” adalah jabatan bagi seorang utusan Allah (utusan Kristus) pada zaman Perjanjian Baru. Pada zaman Perjanjian Lama, seorang nabi (termasuk Nabi Musa) harus menghadapi berbagai macam tantangan yang berisiko tinggi dalam menjalankan tugas menyampaikan kehendak Allah kepada manusia. Tuhan Yesus—yaitu Utusan Allah yang menjalankan misi penyelamatan manusia dari ikatan dosa—taat kepada kehendak Allah sampai mati di kayu salib. Para rasul (murid Tuhan Yesus) umumnya harus menyerahkan nyawanya untuk melaksanakan misi memberitakan Injil Yesus Kristus kepada dunia ini. Iman yang sejati adalah iman yang mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan. Iman yang sejati akan membuat kita memandang nyawa kita sebagai kurang berharga dibandingkan dengan keselamatan yang disediakan Allah di dalam Kristus bagi kita. [P] Ibrani 3:12 ”Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.”. 61 Selasa Jangan Mengeraskan Hati 21 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 4 Kita perlu mengenal Allah dari dua sisi, yaitu: Pertama, Allah itu adil, sehingga orang berdosa pasti akan menghadapi hukuman Allah. Kedua, Allah itu Maha Pemurah sehingga orang yang mau bertobat akan mengalami pengampunan Allah. Orang berdosa yang mengeraskan hati dan tidak mau berubah pasti akan memperoleh hukuman Allah. Ada dua hal yang menghalangi kita untuk menerima pengampunan Allah, yaitu ketidaktaatan (4:6) dan kekerasan hati (4:7). Akar dari keduanya adalah bahwa kita ingin mengambil jalan kita sendiri, kita tidak mau diatur oleh Allah. Bila kita mula-mula tidak bersedia untuk taat, tetapi kemudian kita mau berbalik dan memohon pengampunan Allah, kesempatan memperoleh pengampunan tetap terbuka. Sebaliknya, bila kita tetap mengeraskan hati dan tidak mau bertobat, berarti bahwa kita tidak bersedia mempercayai Allah. Kita hanya mempercayai diri kita sendiri. Kita tidak memiliki iman yang sejati karena iman yang sejati selalu terwujud dalam ketaatan. Kita perlu menyadari bahwa kebebasan yang Allah berikan kepada kita untuk mengambil keputusan diberikan dalam jangka waktu yang terbatas. Bila kita tidak mau membuka diri saat mendengar panggilan umum Allah, suatu saat Allah akan berhenti memanggil dan kita akan kehilangan kesempatan untuk menyambut panggilan Allah. Di satu sisi, kita bisa mengatakan bahwa membuka diri terhadap panggilan Allah itu memerlukan kerendahhatian. Di sisi lain, kita juga perlu memahami bahwa sifat dosa di dalam diri kita cenderung untuk menolak panggilan Allah. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus agar kita bisa memiliki kerelaan untuk menyambut panggilan Allah. [P] Ibrani 4:7 Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu “hari ini”, ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!” 62 Rabu Bertumbuh Menuju Kedewasaan (1) 22 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 5 Kedewasaan rohani memiliki kesamaan dan perbedaan dengan kedewasaan fisik. Persamaannya, keduanya tidak bisa dicapai secara instan, melainkan harus melalui suatu proses. Perbedaannya, bila tidak ada hambatan, kedewasaan fisik akan berlangsung secara otomatis, sedangkan kedewasaan rohani hanya bisa tercapai bila kita berusaha untuk bertumbuh. Bila kita bersikap pasif dan tidak pernah mengusahakan kedewasaan secara rohani, kita akan tetap menjadi bayi secara rohani. Kedewasaan rohani hanya bisa terjadi bila kita secara teratur menjalin relasi dengan Allah. Dalam hal ini, kita perlu senantiasa mengingat bahwa Kristus adalah Imam Besar kita yang Agung yang memungkinkan kita untuk berelasi secara langsung dengan Allah. Di satu sisi, Kristus adalah Imam Besar yang sempurna yang mengorbankan diri-Nya sendiri untuk mendamaikan antara diri kita dengan Allah, sehingga kita bisa bersandar kepada-Nya. Di sisi lain, Kristus adalah Imam Besar yang memahami pergumulan yang kita alami, sehingga kita tidak perlu ragu untuk mencari pertolongan dan menjalin relasi dengan Kristus. Kedewasaan rohani akan lebih cepat tercapai bila kita terus meningkatkan pemahaman kita tentang Allah dan tentang berbagai masalah kehidupan. Pengenalan tentang Allah dan kehendak-Nya secara umum merupakan landasan untuk bisa mengenali kehendak-Nya dalam masalah-masalah khusus. Bila kita buta tentang kehendak Allah yang telah diuraikan dalam firman-Nya, bagaimana kita bisa mengerti kehendakNya secara khusus dalam kehidupan nyata? [P] Ibrani 5:11-12 ”Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.”. 63 Kamis Bertumbuh Menuju Kedewasaan (2) 23 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 6 Bila kita ingin menjadi dewasa secara rohani, kita harus terus meningkatkan pengetahuan dan penerapan kita akan firman Tuhan. Penerima pertama surat Ibrani adalah orang-orang Kristen Yahudi yang sedang menghadapi penganiayaan, baik dari sesama orang Yahudi yang membenci orang-orang Kristen, maupun dari pemerintah Romawi yang terpengaruh oleh orang-orang Yahudi yang membenci kekristenan. Sebagai orang Yahudi, mereka telah memiliki dasar pemahaman tentang Perjanjian Lama yang lebih baik daripada pemahaman rata-rata orang Kristen pada masa kini. Bagi mereka, pemahaman dasar yang diperlukan adalah koreksi terhadap pemahaman orang Yahudi pada umumnya. Pemahaman dasar itu diperlukan, tetapi pemahaman tersebut harus dilanjutkan dengan pemahaman tentang hal-hal lain secara lebih utuh. Bagi orang Kristen pada masa kini, pemahaman dasar yang diajarkan dalam kelas katekisasi itu juga diperlukan dan sama sekali tidak boleh diabaikan. Setelah pemahaman dasar itu dikuasai, pemahaman dasar itu harus terus ditambah atau disempurnakan agar kita bisa terus bertumbuh menuju kedewasaan. Ada beberapa bidang yang penting bagi kita untuk terus bertumbuh agar kita bisa menjadi dewasa secara rohani: Pertama, kita perlu bertumbuh dalam hal menerapkan firman Tuhan saat menghadapi persoalan sehari-hari. Karena persoalan yang kita hadapi terus berkembang, penerapan kita juga harus berkembang. Kedua, kita perlu bertumbuh dalam hal pelayanan kasih terhadap sesama (6:10). Ketiga, kita perlu bertumbuh di dalam iman. Keempat, kita perlu bertumbuh dalam pengharapan. Pengharapan itulah yang akan menjadi sumber kekuatan kita untuk bertekun saat menghadapi kesulitan dan penderitaan. [P] Ibrani 6:1a ”Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. ”. 64 Jumat Imam Besar yang Kita Perlukan 24 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 7 Perasaan takut menghadap Allah adalah perasaan yang universal, artinya dirasakan oleh semua orang di seluruh dunia. Oleh karena itu, dalam setiap agama diharapkan ada seorang pengantara yang berdiri di antara Allah dan manusia. Biasanya, pengantara yang berdiri di antara Allah dan manusia itu adalah sang pemimpin umat yang biasa disebut sebagai “imam”. Pemimpin dari para imam disebut sebagai “imam besar”. Pada zaman Perjanjian Lama, sistem peribadatan bangsa Israel diselenggarakan oleh para imam yang semuanya adalah keturunan Lewi. Para imam besar adalah orang-orang berdosa, sehingga sebelum mempersembahkan korban untuk umat Allah, mereka harus lebih dulu mempersembahkan korban untuk diri mereka sendiri. Mereka memiliki masa tugas yang terbatas, paling tidak setiap imam besar harus diganti saat ia meninggal. Keterbatasan para imam besar itu membuat penulis surat ibrani mengatakan bahwa para imam besar itu tidak sempurna. Pada zaman Perjanjian Baru, Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang sempurna, yang bukan dari keturunan Harun, melainkan yang ditetapkan menurut peraturan Melkisedek. Dia telah mengalahkan maut sehingga jabatan-Nya sebagai Imam Besar tidak pernah diganti. Dia mempersembahkan korban yang sempurna, yaitu darah-Nya sendiri, sehingga Dia bisa menjadi Pengantara antara Allah dan manusia selama-lamanya. Dialah Imam Besar yang kita perlukan! [P] Ibrani 7:26-27 ”Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.”. 65 Sabtu Landasan Perjanjian Baru: Kasih 25 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 8 Sistem keimaman berkaitan dengan masalah “perjanjian” antara Allah dan manusia. Perjanjian yang lama didasarkan pada ketaatan terhadap peraturan Allah, khususnya terhadap peraturan hukum Taurat yang diberikan Allah kepada umat-Nya melalui Musa. Perjanjian yang Baru adalah perjanjian yang didasarkan pada pengampunan dosa (melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, 8:12) dan terwujud dalam perubahan hidup (perubahan yang bukan hanya menyangkut apa yang kelihatan dari luar, melainkan perubahan akal budi dan perubahan hati, 8:10). Dalam Perjanjian yang Lama, fokus kita adalah menaati peraturan (apa yang dilarang dan apa yang diperintahkan oleh Allah); sedangkan dalam Perjanjian yang Baru, fokus kita adalah berusaha memahami apa yang dikehendaki Allah dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya. Ketaatan umat Allah—baik pada masa Perjanjian Lama maupun masa Perjanjian Baru—seharusnya dilandasi oleh kasih kepada Tuhan Allah. Akan tetapi, bila perhatian kita tertuju pada peraturan (legalistik), landasan kasih mudah bergeser menjadi landasan ketakutan terhadap hukuman. Sikap legalistik umumnya membuat kita merasa bahwa diri kita adalah orang yang paling benar dan kita senang mencari kesalahan (menghakimi) orang lain. Seharusnya, pengampunan yang kita peroleh di dalam Kristus membangkitkan kasih kepada Allah dan kepada sesama. Bila ketaatan kita dilandasi oleh ketakutan terhadap hukuman, maka ketaatan itu akan terasa sebagai beban berat dalam hidup kita. Sebaliknya, bila ketaatan kita dilandasi oleh kasih kepada Allah, ketaatan akan terasa menyenangkan dan kita jalani dengan kreatif. [P] Ibrani 8:10 “Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”. 66 Minggu Landasan Perjanjian Baru: Darah Kristus 26 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 9 Sistem peribadatan dalam Perjanjian Lama bersifat simbolis dan telah digenapi dalam Perjanjian Baru, khususnya digenapi di dalam Kristus. Oleh karena itu, sekarang kita tidak meneruskan lagi penyelenggaraan sistem peribadatan dalam Perjanjian Lama. Adanya tempat yang kudus dan tempat yang mahakudus itu menunjukkan bahwa manusia berdosa tidak bisa sembarangan mendekati Allah yang suci. Perlunya penumpahan darah sebagai sarana penyucian menunjuk kepada pentingnya pengorbanan Kristus untuk menebus dosa manusia. Hal yang penting untuk kita perhatikan adalah bahwa korban binatang dalam Perjanjian Lama itu tidak benar-benar menyucikan dosa, melainkan hanya sekedar simbol yang menunjuk kepada pengorbanan Kristus di kayu salib. Ketidaktuntasan pengorbanan binatang itu ditunjukkan melalui perlunya pengulangan korban setiap tahun. Sebaliknya, ketuntasan pengorbanan Kristus membuat Kristus cukup mengorbankan diri-Nya sekali saja, tidak perlu berulang-ulang. Ketuntasan pengorbanan Kristus di kayu salib (bila dibandingkan dengan korban binatang dalam Perjanjian Lama) membedakan pula hubungan Allah dengan umat-Nya. Pada zaman Perjanjian Lama, umat Allah tidak boleh langsung menghampiri Allah. Hanya imam besar yang diizinkan untuk masuk (mewakili umat Allah) ke tempat yang mahakudus—tempat kehadiran Allah. Pada zaman Perjanjian Baru, kita diizinkan untuk langsung menghampiri Allah karena pengorbanan Kristus di kayu salib itu sudah menghapus dosa orang percaya secara tuntas! [P] Ibrani 9:25-26 ”Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.”. 67 Senin Hidup dalam Perjanjian Baru 27 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 10 Pada masa Perjanjian Lama (PL), keselamatan itu masih berupa bayangan yang belum jelas wujudnya. Korban yang sama terus diulang karena keselamatan itu memang baru terwujud pada masa Perjanjian Baru (PB), saat Tuhan Yesus datang dan mengerjakan keselamatan itu melalui kematian-Nya di kayu salib serta kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, cara hidup orang percaya pada masa kini seharusnya berbeda dengan cara hidup umat Allah pada masa PL. Pada masa PL, umat Allah harus datang menghadap Allah dengan perasaan gentar dan rasa bersalah, sehingga—setiap tahun—mereka harus datang dengan membawa korban binatang. Pada masa PB ini, seharusnya kita datang menghadap Allah dengan penuh rasa syukur karena keselamatan telah kita terima di dalam Kristus. Kita tidak perlu selalu datang dengan rasa bersalah karena hati nurani kita telah disucikan oleh darah Kristus. Sebaliknya, kita perlu bersandar pada pengharapan yang kita miliki, yaitu bahwa semua yang dijanjikan Allah bagi orang percaya pasti akan terlaksana. Pengharapan yang kita miliki baru terwujud sebagian. Kita masih menantikan terwujudnya pengharapan kita secara penuh saat Tuhan Yesus datang kembali untuk yang kedua kali. Karena pengharapan kita belum sepenuhnya terwujud, kita harus hidup oleh iman. Tanpa iman, kehidupan kita akan ditentukan oleh apa yang kita lihat. Tanpa pengharapan, kita tidak akan sanggup menghadapi berbagai tantangan dalam jangka panjang. Hal lain yang juga sangat menolong dalam menghadapi tantangan kehidupan adalah persekutuan yang saling membangun (saling mendorong dan saling menasehati) dengan saudara seiman. [P] Ibrani 10:35-36 ”Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.”. 68 Selasa Menghadapi Tantangan dengan Iman 28 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 11 Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Tidak ada orang yang bisa menghindar dari tantangan. Tantangan-tantangan tersebut berusaha mengalihkan perhatian kita dari keyakinan iman terhadap hal-hal yang tidak kita lihat dan dari pengharapan yang belum terwujud kepada kenyataan dunia yang terlihat dengan jelas. Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, kita perlu mengingat bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1). Dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup kita, kita perlu menyadari beberapa hal: Pertama, kita memerlukan iman karena pengharapan kita umumnya belum terwujud. Sandaran kita bukanlah mata kita, melainkan Pribadi Allah yang tidak dapat kita lihat dengan mata. Kedua, kita harus beriman terhadap pengharapan yang kita miliki agar kita bisa menyadari bahwa apa yang ditawarkan dunia ini tidak berarti bila dibandingkan dengan pengharapan yang kita miliki. Jangan biarkan diri Anda terpesona oleh kenyamanan yang semu yang nampaknya dimiliki oleh orang-orang yang tidak beriman. Ketiga, tantangan yang dihadapi setiap orang berbeda-beda. Hal ini terlihat jelas dari kepelbagaian tantangan yang dihadapi dan kepelbagaian respons—berupa sikap dan tindakan—yang digerakkan oleh iman dari tokoh-tokoh iman dalam bacaan Alkitab hari ini. Jangan mengasihani diri dan beranggapan bahwa diri Anda adalah orang yang paling menderita. Perhatikanlah teladan tokoh-tokoh iman dalam bacaan Alkitab hari ini. [P] 1 Petrus 5:8-9 ”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”. 69 Rabu Perlombaan Iman 29 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 12 Dalam Ibrani 12, tantangan iman yang dibicarakan dalam pasal 11 disebut sebagai perlombaan yang diwajibkan bagi kita (12:1, sebenarnya kata “diwajibkan” lebih tepat bila diterjemahkan menjadi “ditetapkan”). Setiap orang beriman telah ditetapkan untuk mengikuti perlombaan tersebut. Hal mengikuti perlombaan itu bukan pilihan manusia, melainkan ketetapan Allah. Tokoh-tokoh iman dalam pasal 11 (yang telah selesai mengikuti perlombaan) sekarang menjadi saksi (12:1) yang menonton saat kita berlomba dalam iman. Aturan dasar agar kita bisa mengikuti perlombaan iman dengan baik adalah bahwa kita harus menanggalkan semua beban (misalnya kekuatiran, ketakutan, keputusasaan) dan dosa yang menghambat kita dalam perlombaan tersebut. Kita juga perlu berlomba dengan tekun karena perlombaan iman adalah perlombaan jangka panjang (seperti lari maraton) yang berlangsung sampai akhir hidup kita. Kunci penting untuk menyelesaikan perlombaan dengan baik adalah bahwa kita harus berlomba dengan mata terarah kepada Tuhan Yesus yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita kepada kesempurnaan (12:2). Bila kita mengingat penderitaan Tuhan Yesus, tantangan yang kita hadapi akan terasa ringan, sehingga kita tidak akan mudah menjadi patah semangat (12:3). Kita juga harus mengingat bahwa Allah selalu memiliki maksud baik. Tantangan yang kita hadapi harus kita pandang sebagai bagian dari didikan Allah yang ingin membentuk kita menjadi manusia yang lebih baik (12:5-11). Oleh karena itu, tantangan dalam perlombaan iman ini harus kita hadapi dengan penuh semangat (12:12-13). [P] Ibrani 12:1 ”Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan (ditetapkan) bagi kita.”. 70 Kamis Iman dalam Perbuatan 30 Apr Bacaan Alkitab hari ini: Ibrani 13 Perlombaan iman yang ditetapkan bagi kita (lihat renungan Ibrani 12) bukan hanya menyangkut masalah hubungan dengan Allah (masalah iman), tetapi juga menyangkut hubungan dengan sesama (masalah perbuatan). Sebagaimana hubungan kita dengan Allah adalah hubungan kasih, hubungan kita dengan sesama seharusnya juga merupakan hubungan kasih (13:1). Pada dasarnya, mengasihi sesama berarti menempatkan orang lain pada posisi kita. Mengasihi sesama berarti menempatkan kepentingan orang lain sebagai kepentingan kita. Memikirkan kepentingan orang lain berarti kita memikirkan kebutuhan orang lain (13:16), baik kebutuhan tumpangan (13:2), kebutuhan perhatian (13:3), maupun kebutuhan untuk diperlakukan dengan semestinya (13:4). Supaya kita bisa memikirkan kepentingan orang lain, kita harus merasa puas dan bersyukur dengan berkat Tuhan yang telah kita terima dalam hidup kita (13:5, 15), dan kita harus meyakini perlindungan dan pemeliharaan Tuhan atas hidup kita (13:6). Perlu diingat bahwa bila pada zaman Perjanjian Lama, kita mempersembahkan korban agar berkenan kepada Allah; pada zaman Perjanjian Baru ini, kita harus senantiasa bersyukur dan berbuat baik agar hidup kita berkenan kepada Tuhan (13:15-16). Untuk bisa menerapkan iman dalam perbuatan kita, sikap taat dan tunduk kepada pemimpin amat penting karena sikap semacam itu akan membangkitkan semangat para pemimpin kita dalam menjalankan tugas. Sikap memberontak terhadap para pemimpin hanya akan membuat para pemimpin kita tidak bisa menjalankan tugas dengan tenang, dan kita sendiri juga akan merasa tidak nyaman (13:17). [P] Ibrani 13:15-16 ”Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.”. 71 72 72 73 74 DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 GKY BENGKULU Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. - 20 Mei 2012 Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.17.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II , III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L’Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY HONGKONG - 1 Desember 2013 1 Haven of Hope Road, Tseung Kwan O, New Territories, Hong Kong Mobile: + 8526 2786171, + 8526 1047093 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.30 GKY JAMBI Hotel Aston, Jl. Sultan Agung No. 99, Jambi 75 - 23 Februari 2014 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk.09.00 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 93823230 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 GKY MEDAN - 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460. Telp. 0851-0039377. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 76 76 GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.10.00, 17.00 GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.15, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00. The Cathay Cineplex, Hall 3, Level 6, The Cathay, 2 Handy Road, Singapore 229233. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30. Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore 188536. Mobile : +65 9761 0900 GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Jl. Yos Sudarso No. 11, Hotel Garden Palace Lt.4, Ruang Borobudur (Belakang Hotel Garden), Surabaya. Telp. (031) 5937719, 5942676 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket (di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000. Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00 GKY TANJUNG PINANG 3 Oktober 2010 Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 16.00 GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 77