PROPOSAL GERAKAN MENSTERILKAN LINGKUNGAN DARI SAMPAH ANORGANIK Jl. Dr. Sutomo No.75 Telp. (0321) 861439 Jombang PENDAHULUAN Segala puji bagi Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya yang masih memberi kesempatan kepada kami, sehigga kami bisa mengajukan proposal ini salawat dan salamatus rosul yang telah menuntun umat manusia kejalan yang lurus. Sebagai ucapan rasa syukur atas segala karunia-Nya kepada kami sehingga kami selaku penyelenggara gerakan menetralisir lingkungan dari sampah plastik ini semoga lancar dan seksama. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu hambatan apapun yang dapat menghambat kegiatan tersebut. Dengan disusunnya proposal ini kami selaku panitia penyelenggara kegiatan gerakan menetralisir lingkungan dari sampah plastik berharap kepada bapak ibu agar dapat memberi dukungan untuk kegiatan tersebut dan tidak lupa juga dukungan dari kawan-kawan skalian. Demikian proposal ini kami sampaikan, dengan rasa hormat kami ucapkan terima kasih. Jombang, 14 Februari 2012 SMA NEGERI 3 JOMBANG Jl. Dr. Sutomo No.75 Telp. (0321) 861439 Jombang Web Site : www.sma3jombang.sch.id Jombang, 14 Februari 2011 Nomer : 01/ANGGOTA-ADIWIYATA/SMA NEGERI 3 JOMBANG Lampiran : --Perihal : Mensterilkan lingkungan dari sampah anorganik Kepada Yth. Bapak/Ibu Ditempat Dengan hormat, Kami sampaikan suarat ini kepada Bapak/Ibu, bahwa kami selaku panitia kegiatan mensterilkan lingkungan dari sampah plastik, kami ingin mengajukan permohonan dana dalam rangka pelaksanaan kegiatan gerakan menetralisir lingkungan dari sampah plastik yang akan membutuhkan dana sebesar Rp 200.000.00.- dengan rincian yang terlampir dalam proposal ini yang dapat Bapak/Ibu pelajari sebagi bahan pertimbangan. Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih. PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN MENETRALISIR LINGKUNGAN DARI SAMPAH PLASTIK Ketua Panitia, Drs. H. Wildan Erisandy Sekertaris, Yuyun Elvania I. Latar belakang a. PLH Dan ADIWIYATA Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera lahir batin adalah dambaan setiap orang. Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang bisa hidup sehat dan bahagia. Mereka yang kurang dari sisi materi juga bisa menikmati hidup sehat dan bahagia. Sebab, kesehatan terkait erat dengan perilaku atau budaya. Perubahan perilaku atau budaya membutuhkan edukasi yang terus-menerus.Selama ini anggapan hidup bersih dan sehat adalah tanggung jawab dokter atau bidang kesehatan. Padahal anggapan seperti itu tidak dibenarkan, karena hidup bersih dan sehat adalah hak dan kewajiban semua orang. Indikator yang digunakan dalam pendataan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) aspek kesehatan, meliputi sebelas indikator perilaku, antara lain tidak merokok, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, imunisasi, balita ditimbang, sarapan pagi, makan buah dan sayur, cuci tangan, gosok gigi, dan olahraga. Dari aspek lingkungan, harus memenuhi tujuh indikator yaitu tersedianya jamban, air bersih, bebas jentik, pemilahan sampah, sistem pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi, lantai, dan kepadatan rumah.Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat harus menjadi bagian integral dari kehidupan kita. PHBS harus tertanam pada anak sejak kecil sehingga mereka sudah terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat hingga mereka dewasa. Sekolah merupakan komunitas masyarakat yang terdiri dari siswa, guru, staff kepala sekolah, kepala sekolah, dan staff tata usaha dan karyawan , yang di dalamnya merupakan salah satu medium efektif bagi pembelajaran dan penyadaran warga sekolah. Agar individu-individu, mulai dari guru, murid, dan pekerja yang terlibat dalam upaya menghentikan laju kerusakan lingkungan yang disebabkan tangan manusia. Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia telah diupayakan oleh berbagai pihak sejak awal tahun 1970-an. Selama ini, pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup dilakukan oleh masing-masing pelaku pendidikan lingkungan hidup secara terpisah. Dewasa ini, disadari bahwa berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam pendidikan lingkungan hidup perlu dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan agar efektivitas pengembangan pendidikan lingkungan hidup menjadi lebih terencana, konsisten dan terstruktur.Menyikapi hal tersebut, Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mencanangkan Program Adiwiyata sebagai tindak lanjut dari MoU pada tgl 3 Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional. Kata Adiwiyata berasal dari 2 kata Sansekerta "ADI" dan "WIYATA" . Adi mempunyai makna : besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Wiyata mempunyai makna : tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung, secara keseluruhan Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna : Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan pekerja lainnya), sehingga kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upayaupaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Sekolah Model Adiwiyata adalah suatu program pendidikan lingkungan hidup yang ditujukan bagi pemberdayaan sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan model pengelolaan sekolah yang mendukung dilaksanakannya pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsipprinsip dasar Program Adiwiyata yakni Partisipatif dan Berkelanjutan. b. Sampah Anorganik Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Di daerah Jombang khususnya daerah sekitar SMA Negeri 3 Jombang terdapat banyak sampah-sampah Plastik di sekitar jalan maupun di sekitar saluran irigasi air (selokan) sehingga tidak indah di pandang dan menyebabkan tersumbatnya saluran irigasi air (selokan) oleh sampah-sampah plastik yang tidak bisa terurai. Melihat masalah tersebut kami selaku Anggota Adiwiyata terpacu untuk mencari solusi dan terjun langsung untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga kami mengadakan kegiatan yang berjudul GERAKAN MENETRALISIR LINGKUNGAN DARI SAMPAH ANORGANIK. II. Tujuan kegiatan 1. Membebaskan lingkungan dari sampah anorganik, 2. Membebaskan lingkungan dari ancaman demam berdarah, 3. Menciptakan lingkungan yang sehat, 4. Melancarkan saluran irigasi (selokan), 5. Memperindah lingkungan, 6. Menyadarkan masyarakat serta siswa/i SMA Negeri 3 Jombang agar peduli terhadap lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan, 7. Memanfaatkan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan. III. Tema Melalui kegiatan gerakan mensterilkan lingkungan dari sampah anorganik kita ciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. IV. Bentuk Kegiatan a. Pola Pemilahan Kunci keberhasilan program kebersihan dan pengelolaan sampah terletak pada pemilahan. Tanpa pemilahan, pengolahan sampah menjadi sulit, mahal dan beresiko tinggi mencemari lingkungan dan membayahakan kesehatan. Pemilahan adalah memisahkan antara jenis sampah yang satu dengan jenis yang lainnya. Minimalpemilahan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Sebab sampah organik yang menginap satu hari saja sudah dapat menimbulkan bau, namun tidak demikian halnya dengan sampah anorganik. Berbagai bentuk dan bahan wadah pemilahan dapat digunakan. Untuk menarik seseorang agar tergerak hatinya untuk memilah sampah, dapat dilakukan dengan cara menghias tong sampah semenarik mungkun seperti gambar di samping. Setiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan. Umumnya pemilahan di lokasi yang telah melakukan program pengelolaan sampah. Pemilahan sampah anorganik yang dapat didaur ulang kemudian di tindak lanjuti untuk dijual agar dapat mendatangkan keuntungan ekonomi. b. Pemanfaatan barang bekas Di bumi, sampah plastik telah merajalela, hal ini seakan menjadi fenomena yang biasa didengar dan ditemui. Penumpukan sampah plastik semakin hari semakin meningkat tanpa ada usaha untuk menanggulanginya. Tidakkah kita berpikir betapa malangnya bumi dengan kehadiran sampah plastik? Plastik membutuhkan waktu berjuta – juta tahun untuk dapat terurai. Produksi plastik yang selama ini dilakukan sangat tidak sebanding dengan usaha penanggulangannya. Melalui sebuah kegiatan yang kami selenggarakan, kami menemukan bahwa tindakan mencintai bumi dengan cara memanfaatkan barang bekas terutama sampah anorganik secara nyata telah dilakukan oleh Tim Anggota Adiwiyata SMA Negeri 3 Jombang. Cara sederhana ini terbukti mampu mengurangi sekitar 40 % sampah anorganik yang terbuang percuma di sekolah. Kegiatan membuat kerajinan tangan dari barang bekas ini dikoordinasi oleh Tim Adiwiyata. Memang tidak mudah menyadarkan orang lain untuk mulai mencintai bumi. Seperti yang dialami pengurus Tim Adiwiyata, awalnya kami kesulitan mengajak warga SMA Negeri 3 Jombang untuk turut andil dalam program ini karena sebagian besar siswa maupun siswi disibukkan dengan berbagai aktifitas masing - masing. Namun semakin hari usaha yang pengurus Tim Adiwiyata lakukan semakin membuahkan hasil, kami mengundang warga sekolah setiap sebulan sekali untuk belajar membuat produksi kerajinan dari barang bekas yang bertempat di Aula. Tak hanya sampai di situ, warga sekolah juga diminta ikut berpartisipasi dalam pengadaan bahan baku kerajinan. Setiap kelas diminta membedakan antara sampah organik dengan sampah anorganik, lalu setiap dua minggu sekali sampah anorganik akan dikumpulkan. Selain itu, siswa juga diberi sosialisasi tentang cara menggunting atau membuka kemasan dengan benar, karena jika cara menggunting kemasan tersebut salah maka akan sulit dirangkai menjadi produk jadi yang rapi. Produk kerajinan yang dibuat beragam, bunga hias, celemek masak, pigora, tas kecil, dan lain – lain. Namun kerajinan barang bekas ini masih belum dijual, karena produk yang dibuat masih sedikit. Kegiatan ini juga mendapat kendala cukup besar karena pemasaran hasil produksi sangat sulit dilakukan. Perlu diakui, tidak semua orang mau dan berminat menggunakan produk dari barang bekas. Walaupun kegiatan ini dilakukan hanya satu bulan sekali, namun cara ini sangat efisien dalam penyelamatan bumi. Siswa pun mengaku merasakan manfaat kegiatan tersebut dengan mengurangi sampah anorganik. Seperti contoh, untuk membuat satu dompet kecil saja dibutuhkan sekitar 300 plastik bekas kemasan mi instan. IV. Waktu dan plaksanaan Hari/tanggal : 21 Februari 2012 Tempat : Sekitar SMA Negeri 3 Jombang Waktu : pukul 10.00 - selesai V. Kepanitiaan Penanggung jawab : Drs. H. Wildan Erisandy Ketua : Ilham Surya Nugraha Wakil : Latifatur Rosyidah Anggota : Yuyun Elvania Dokumentasi : Ventiswanda Rararizky VI. Anggaran Pemasukan Bupati Jombang Rp 200.000 SMA Negeri 3 Jombang Rp 200.000 Donatur Rp 100.000 __________+ Rp 500.000 Pengeluaran Konsumsi 10 x Rp 10.000 Rp 100.000 Bak sampah 3 x Rp 25.000 Rp 75.000 Sapu 10 x Rp 15.000 Rp 150.000 Masker 10 x Rp 1.500 Rp 15.000 Cikrak 6 x Rp 10.000 Rp 60.000 Sarung tangan 10 x Rp 10.000 Rp 100.000 __________+ Rp 500.000 VII. Penutup Kegiatan ini akan berjalan dengan baik dan lancar berkat semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terima kasih. Jombang, 14 Februari 2012 Mengetahui, Kepala sekolah, Drs. Sujito, M.Si Ketua panitia, Drs. H. Wildan Erisandy