BAHASA AKADEMIK

advertisement
BAHASA AKADEMIK
DALAM KARYA ILMIAH
Ali Imron Al-Ma’ruf
FKIP & Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disajikan dalam Workshop Penulisan Buku Ajar Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 16 Mei 2012
PENDAHULUAN
• Bobot karya ilmiah
Metode/
Penyajian
Isi/Substansi
Bahasa
Fungsi Bahasa
• Alat Komunikasi: pikiran & perasaan
• Menunjukkan kapasitas ilmiah/ keruntutan
logika (sistematik)
• Mencerminkan karakter (Pragmatik)
Ragam Bahasa
• Umum: dipakai dlm keperluan keseharian &
ditujukan utk umum: surat, informasi, dll.
• Jurnalistik: dipakai dlm media massa seperti
majalah, koran, radio & televisi.
• Advertensi: dipakai dlm pariwara/ iklan utk
mempromosikan sesuatu: jasa, benda, dll.
• Jabatan: dipakai dlm lingkungan institusi atau
kedinasan tertentu: pemda, militer, dll.
• Sastra: dipakai dlm karya sastra yakni puisi, fiksi,
& drama
• Ilmiah/Akademik: dipakai dlm karya ilmiah
(makalah, buku teks, tesis, artikel, laporan
penelitian) atau forum ilmiah (seminar, kuliah, dll.).
BAHASA ILMIAH/AKADEMIK
• Pertama, ragam bahasa baku digunakan untuk
keperluan yang bersifat formal baik secara tertulis
maupun lisan.
• Kedua, baik secara tertulis maupun lisan ragam bahasa
ilmiah memenuhi fungsi gramatikal seperti subjek,
predikat, dan objek secara eksplisit dan lengkap.
• Ketiga, bahasa ilmiah menggunakan diksi (pilihan kata)
baku yang lazim berlaku dalam masyarakat bahasa
Indonesia.
• Keempat, secara tertulis bahasa ilmiah bertaat asas
kepada Pedoman Umum EYD & Pedoman Umum
Pembentukan Istilah
KALIMAT EFEKTIF
1. Subjek tidak didahului preposisi (kata depan)
Contoh
1) Kepada Bapak Rektor dimohon memberikan sambutan dalam buku
ini.
2) Bagi bangsa yang ingin maju, harus membiasakan budaya disiplin.
Ketiga kalimat tersebut tidak efektif. Berikut perubahan keempat
kalimat itu.
1) Bapak Rektor dimohon memberikan sambutan pada buku ini.
2) Bangsa yang ingin maju, harus membiasakan budaya disiplin.
Berikut adalah contoh pemakaian preposisi dalam kalimat yang benar.
3) Bagi saya, perjuangan menuju reformasi total merupakan keharusan
demi kemajuan bangsa Indonesia.
4) Kepada Dekan Fakultas Hukum UMS, waktu dan tempat kami
sediakan.
5) Dalam makalah ini akan dibahas prospek dan tantangan ekonomi
Indonesia pada tahun 2006 (Makalah ini akan membahas prospek
………. )
2. Tidak terdapat subjek ganda.
Subjek ganda juga menyebabkan gagasan atau informasi yang
disampaikan kalimat menjadi kabur. Akibatnya, gagasan yang ingin
disampaikan penulis sulit dipahami oleh pembaca.
Contoh:
6) Pengembangan kemahasiswaan yang menekankan pada bidang
keilmuan dan penalaran, kualitas lulusan perguruan tinggi akan
meningkat.
7) Penyelenggaraan seminar nasional seperti ini, kredibilitas kampus
UMS menjadi terangkat.
Berikut adalah perubahan kalimat itu:
8) Dengan pengembangan kemahasiswaan yang menekankan pada
bidang keilmuan dan penalaran, kualitas lulusan perguruan tinggi
akan meningkat.
9) Melalui penyelenggaraan seminar nasional seperti ini, kredibilitas
kampus UMS menjadi terangkat.
•
3. Kata penghubung seperti sedangkan dan sehingga tidak
digunakan pada awal kalimat.
Contoh:
11) Dia sering membeli barang curian. Sedangkan pencurinya adalah
kelompok penjahat tersendiri.
12) Para mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di kampus UMS.
Sehingga, mereka tidak terlibat sebagai pelaku kerusuhan seperti
pembakaran dan penjarahan.
Kata penghubung sepertisedangkan,maka, dan, sehingga, sebab,
dipakai dalam kalimat mjemuk.
13) Dia sering membeli barang curian sedangkan pencurinya adalah
kelompok penjahat tersendiri.
14) Para mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di kampus UMS
sehingga mereka tidak terlibat sebagai pelaku kerusuhan seperti
pembakaran dan penjarahan.
4. Unsur rincian sejajar atau paralel
Rincian sejajar adalah kata-kata yang dirinci itu harus
menggunakan bentuk yang sama. Bentuk men- , rincian
berikutnya juga men-. Jika rincian pertama menggunakan
bentuk pen--an, rincian selanjutnya juga bentuk pen--an.
Contoh:
21) Benteng yang kokoh bagi manusia yang ingin meraih
kebahagiaan di akhirat adalah pemahaman dan
pengamalan ajaran agama secara menyeluruh (kaffah).
22) Pemimpin negara yang diktator akan mendatangkan
kesengsaraan, ketakutan, dan ketidakadilan.
Rincian yang sejajar atau paralel adalah sebagai berikut.
pemahaman dan pengamalan (kalimat 21);
kesengsaraan, ketakutan, dan ketidakadilan (kalimat 22).
•
5. Tidak terjadi pengulangan subjek
Subjek ganda sering terdapat dalam kalimat majemuk
bertingkat (subjek anak klm = subjek induk kalimat.
Subjek yang sebaiknya dihilangkan adalah subjek anak
kalimat, subjek induk kalimat wajib dinyatakan (eksplisit).
Contoh:
23) Karena kita melihat fakta, kita harus mengakui
kebenaran berita itu.
24) Mereka segera diam ketika mereka melihat Mendiknas
tiba di ruang itu.
Pembetulannya adalah sebagai berikut.
25) Karena melihat fakta, kita harus mengakui kebenaran
berita itu.
26) Mereka segera diam ketika melihat Mendiknas tiba di
ruang itu.
6. Kata penghubung penanda anak kalimat dinyatakan
secara eksplisit
Misal: ketika, setelah, agar, karena, meskipun, untuk, dll.
27) Menanggapi para peserta seminar, M. Amin Rais
menyatakan, bahwa aktivitasnya dalam perjuangan
reformasi merupakan amar ma'ruf nahi munkar.
28) Melihat berbagai kezhaliman yang dilakukan para
pejabat di antaranya KKN, kita tidak boleh tinggal diam.
Pembetulan kalimat-kalimat itu adalah sebagai berikut.
• 29) Ketika menanggapi para peserta seminar, M. Amin
Rais menyatakan bahwa aktivitasnya dalam perjuangan
reformasi selama ini merupakan bagian dari amar ma'ruf
nahi munkar.
• 30) Setelah melihat berbagai kezhaliman yang dilakukan
para pejabat di antaranya KKN, kita tidak boleh tinggal
diam.
7. Prinsip efisiensi kata
Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam sebuah kalimat
harus dihindari. Misalnya: adalah merupakan, demi untuk,
seperti misalnya, lalu selanjutnya, maju ke depan, mundur ke
belakang, demi untuk, dll. Dalam satu kalimat kata “meskipun”
tidak dibenarkan dipakai bersama dengan “tetapi”. Misal,
“Meskipun dia cantik tetapi Rina galak sekali” seharusnya
”Meskipun dia cantik, Rina galak sekali”.
Contoh:
31) Orang tua itu membanting tulang demi untuk masa depan
anak-anaknya.
Pembentulan kalimat-kalimat itu adalah:
32) Internet adalah merupakan media elektronik yang bermata
dua.
Pembentulan kalimat-kalimat itu adalah:
33) Orang tua itu membanting tulang demi masa depan anakanaknya.
34) Internet adalah media elektronik yang bermata dua.
8. Urutan kata tepat
Bentuk persona salah urutan lazim terjadi dalam
menggunakan keterangan, pelaku, dan perbuatan.
Contoh:
35) Prestasi gemilang para mahasiswa UGM itu kami
segera akan sampaikan kepada Rektor.
36) Dugaan keterlibatan tokoh inteletkual dalam
demonstrasi buruh itu saya telah bahas minggu lalu.
Pembetulannya adalah sebagai berikut.
37) Prestasi gemilang para mahasiswa UGM itu akan
segera kami sampaikan kepada Rektor.
38) Dugaan keterlibatan tokoh intelektual dalam
demonstrasi buruh itu telah saya bahas minggu lalu.
• Bentuk pasif persona lain misalnya: kami sudah
jelaskan, dsb. mestinya: sudah kami jelaskan,.
9. Tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan
Dua kata penghubung yg bertentangan misalnya: meskipun
dan tetapi, walaupun dan namun, karena dan sehingga,
harus dipakai salah satu dalam satu kalimat.
Perhatikan contoh berikut.
43) Walaupun (Rina) cantik tetapi dia galak sekali.
44) Karena banyak pejabat yang merampok uang negara
sehingga kini rakyat mengalami penderitaan.
Seharusnya kalimat itu diperbaiki menjadi:
45) Walaupun (Rina) cantik, dia galak sekali.
46) Karena banyak pejabat yang merampok uang negara,
kini rakyat mengalami penderitaan.
•
10. Mengedepankan objek daripada subjek
Kalimat ilmiah lebih mengedepankan objek (apa yg
dibicarakan) daripada subjek (siapa yg membicarakan).
Disarankan klm ilmiah menggunakan kalimat pasif bukan
kalimat aktif dengan meminimalkan penggunaan kata
penulis, peneliti, pembicara, kami, saya, kita.
Contoh:
47) Dalam makalah ini penulis akan membahas urgensi ASI
bagi kesehatan dan kecerdasan anak.
48) Pada bab II akan peneliti kemukakan tinjauan pustaka
dan landasan teori.
Seyogyanya kalimat di atas diubah menjadi:
49) Dalam makalah ini akan dibahas manfaat ASI bagi
kesehatan dan kecerdasan anak.
50) Pada bab II akan dikemukakan tinjauan pustaka dan
landasan teori.
11. Predikat kata kerja bentuk -kan dengan objek kalimat
tidak tersisipi kata lain.
Dalam kalimat aktif, antara predikat bentuk kata kerja -kan
dengan objek tidak dibenarkan disisipkan kata tugas.
Perhatikan contoh berikut.
39) Diskusi mahasiswa FIK UMS itu membicarakan tentang
urgensi kesehatan dalam kehidupan masyarakat.
40) Kami sudah sering menjelaskan mengenai pentingnya
aktivitas berdimensi keilmuan bagi mahasiswa.
Agar efektif kalimat-kalimat itu diubah menjadi:
41) Diskusi mahasiswa FIK UMS itu membicarakan urgensi
kesehatan dalam kehidupan masyarakat.
42) Kami sudah sering menjelaskan pentingnya aktivitas
berdimensi keilmuan bagi mahasiswa.
12. Predikat kalimat tidak didahului kata yang
Contoh:
17) Peningkatan sumber daya manusia yang harus
mendapat perhatian kita secara serius guna menghadapi
persaingan global.
18) Aktivitas ekstrakurikuler yang mampu menambah nilai
lebih bagi para mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi.
Kalimat di atas akan lebih tepat jika diubah menjadi:
19) Peningkatan sumber daya manusia harus mendapat
perhatian kita secara serius guna menghadapi persaingan
global.
20) Aktivitas ekstrakurikuler mampu menambah nilai lebih
bagi para mahasiswa dan lulusan perguruan
tinggi.
KESALAHAN UMUM DALAM BERBAHASA INDONESIA
A. KONTAMINASI
1. Kontaminasi Kata
* diperluaskan (seharusnya: diperluas/diluaskan)
* mengetemukan, diketemukan (seharusnya: menemukan,
ditemukan)
* dipelajarkan (seharusnya: diajarkan/dipelajari)
2. Kontaminasi Kalimat
* Dalam bab II akan membahas kajian pustaka … (seharusnya:
“Dalam bab II akan dibahas kajian pustaka” atau
“Bab II akan membahas kajian pustaka.”
* Bagi mahasiswa yg ingin mengikuti LKMMD harap menghubungi Sdr. Tuty
(seharusnya: “Mahasiswa yg ingin mengikuti LKMMD harap
menghubungi.......”)
* Kepada Yth. Dekan F. Farmasi UGM dimohon memberi sambutan
(seharusnya: “Yth. Dekan F. Farmasi UGM dimohon memberi sambutan.”
Benar: “Kepada Yth. Dekan F. Farmasi UGM disampaikan terima kasih.”)
* Meskipun pejabat tinggi, tetapi Yuli tetap ramah kepada siapa pun
(seharusnya: “Meskipun pejabat tinggi, Yuli ramah kepada siapa pun.”
Atau “Yuli pejabat tinggi tetapi ramah kepada siapa pun.”)
* Meskipun
galak, Yuli cantik atau Yuli cantik tetapi galak.
B. PLEONASME
Penggunaan dua kata yang sama/mirip artinya dalam sebuah
kalimat.
Ada tiga bentuk Pleonasme:
1. Dua kata yang artinya sama/mirip
* lalu selanjutnya
* agar supaya
* adalah merupakan
* demi untuk
* sangat baik sekali
* misalnya seperti
2. Kata kedua tidak perlu
* maju ke depan
* naik ke atas
* memukul dg tangan * turun ke bawah
* mundur ke belakang
* menendang dg kaki
3. Kata Ulang & Kata Bantu Jamak
* para hadirin
* rangkaian kata-kata
* sejumlah teori-teori
* banyak ibu-ibu
* kita semua
* mereka semua
C. ANALOGI YANG SALAH
Beranalog pada bentuk kata yang sudah ada, dibentuklsh
kata yang semacam tetapi salah.
Pada bahasa Indonesia terutama terdapat dalam pembentukan pasangan
kata yang menunjukkan jenis kelamin (seksis).
Berdasarkan bentuk pasangan kata (jenis kelamin) dalam Bhs. Sanskerta:
dewa – dewi;
putera – puteri;
bidadara - bidadari
Lalu dibentuklah pasangan kata dalam bahasa Indonesia:
pemuda – pemudi
saudara – saudari
mahasiswa - mahasiswi
siswa – siswi
D. HIPERKOREK
Bermaksud mengoreksi kata (yang sebenarnya sudah benar)
tetapi justru menjadi salah.
Benar:
Salah:
insaf
surga
anggota
teladan
saraf
sah (resmi)
sarat (penuh)
tobat
insyaf
syurga
anggauta
tauladan
syaraf
syah
syarat (ketentuan)
taubat
E. LOGIKA YANG SALAH
Penalaran (cara berpikir) yang salah
atau generalisasi yang tidak cermat.
• Menurut pengamat asing, warga negara Indonesia itu religius.
• Orang Solo memang halus budi dan ramah-tamah.
• Selanjutnya waktu dan tempat kami persilakan.
• Mahasiswa Indonesia kini tidak memiliki idealisme yang tinggi.
• Tidak disadari ternyata sekolah menjadi pelopor pendidikan
bias jender.
• Kini kaum perempuan tidak tahu lagi akan keperempuanannya.
• Remaja puteri di kota-kota besar sekarang tidak suci lagi.
F. DIKSI YANG SALAH
Penggunaan diksi (pilihan kata) yang tidak tepat.
Kosakata Pasar:
bikin (buat)
cuma (hanya)
bilang (berkata)
aku kasih uang
Dialek Betawi/Slang:
gimana lo/ lu
tajir, bete
ngebet, salome seneng banget
dia punya istri cantik (istrinya)
buat (untuk)
nggak/kagak
demen ama
cepetan
bokap
Kosakata Daerah (Jawa):
mbok iyao
matur
lha kok begitu
ngendika
asman
tindak
sowan
kondur
Kosakata Bahasa Asing (Inggris):
take and give monitoring
link and match maintenance
butgeting
income
social change
approach
G. EJAAN YANG SALAH
Penerapan ejaan yang tidak tepat.
Singkatan dan Akronim
s/d > s.d.
d/a
> d.a.
Prof. DR. > Prof. Dr.
P.T. > PT
U.G.M. > UGM
R.I.
> RI
Dr. Sudarmono, S.H., M.Hum.
dr. = Dokter
Kata Serapan:
analisa
> analisis
koordinir > koordinasi
sistimatika > sistematika
hipotesa > hipotesis
aktifitas
> aktivitas
apotik
> apotek
orisinil
> orisinal
moril
> moral
Preposisi di dan ke & Prefiks di- dan kediatas
> di atas
ketengah
> ke tengah
disamping > di samping
ultah ke XX > ultah ke-20
diantara
> di antara
> ultah XX > kedua puluh
PENYUSUNAN PARAGRAF
Kriteria paragraf
1. Kesatuan: ide
2. Koherensi: keterhubungan kalimat
3. Perkembangan: rincian/contoh
Jenis Paragraf
Deduktif: ide pada awal paragraf
Induktif: ide pada akhir paragraf
Sentral: ide di tengah
Deduktif- induktif
Komprehensif
Paragraf deduktif: paragraf yang dimulai dg kalimat
utama kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas
Paragraf induktif: paragraf yang diawali rincian
berupa kalimat-kalimat penjelas kemudian diakhiri
dengan suatu simpulan berupa kalimat utama
Paragraf campuran deduktif-induktif: paragraf
dimulai dengan kalimat utama dilanjutkan dengan
penjelasan dan diakhiri dengan simpulan.
Paragraf sentral: paragraf yang kalimat topiknya
berada di tengahnya.
Paragraf komprehensif : paragraf yang diawali
dengan kalimat topik dan diakhiri pula dengan
kalimat topik
Contoh paragraf deduktif
Masalah kedudukan bahasa Indonesia merupakan
salah satu di antara masalah kebahasaan yang kita
hadapi. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa
adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai
budaya, yang dirumuskan atas adasar nilai sosial yang
dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan.
• Contoh paragraf induktif
•
Ada tanah sempit yang menghubungkan pelataran
Borobudur itu dengan tempat ditemukannya sisa-sisa
bekas biara kuno di sebelah barat laut Borobudur. Bila
Borobudur itu dilihat dari arah tertentu, masih tampak
seperti berdiri di atas pulau di tengah-tengah danau.
Meskipun demikian terbukti bahwa Borobudur tidak
terletak pada sebuah pulau tetapi terletak pada ujung
tanjung atau tanah yang menjorok jauh ke tengah danau
Contoh paragraf sentral
Dalam era reformasi banyak agenda permasalahan
yang harus segera dipecahkan oleh bangsa Indonesia.
Dari banyak agenda permasalahan tersebut bidang politik
merupakan salah satu masalah yang sangat penting. Hal
ini mengingat bahwa hampir semua permasalahan yang
melanda bangsa Indonesia selama sekitar 32 tahun
pemerintahan orde baru bermuara pada masalah politik
yakni adanya pseudo-demokrasi.
Contoh paragraf komprehensif
•
Berdasarkan realitas dan pemikiran di atas dapat
disimpulkan bahwa olahraga merupakan aktivitas penting
untuk menjaga kesehatan jasmani. Dengan berolahraga
badan menjadi sehat, bugar, dan kuat.
•
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan
bahwa berolahraga terutama senam aerobic dan/atau
body language serta fitness merupakan kebutuhan bagi
ibu-ibu yang ingin menjaga kesehatan dan kebugaran
tubuhnya. Dengan berolahraga itu tubuh menjadi sehat
dan bugar bahkan langsing dan seksi (slimmy and sexy)
(Tumewu, 2011:36).
SELAMAT BERKARYA DAN
BERPRESTASI ILMIAH
SEMOGA SUKSES
Download