ALIRAN AIRTANAH Terjadinya Airtanah Sifat-sifat batuan yg berlaku sbg akuifer Pendugaan Airtanah Dosen : Sumiadi, ST, MT. TERJADINYA AIRTANAH Hampir semua airtanah merupakan bagian dari daur hidrologi, termasuk air permukaan dan air atmosfir SIFAT BATUAN YANG BERLAKU SEBAGAI AKUIFER Untuk mengetahui keadaan dan kedudukan airtanah, maka harus diketahui daerah geologinya yang berkaitan dgn kemampuan menahan, menampung dan mengalirkan air serta besar kapasitasnya. Lapisan tanah yang memiliki susunan sedemikian rupa sehingga mampu melepaskan air dalam jumlah yang cukup besar disebut AKUIFER Susunan geologi yg dapat berfungsi sebagai akuifer : Kerikil dan Pasir Batu Kapur Batuan Gunung berapi Batu Pasir Tanah liat yg bercampur dgn bahan yg lebih kasar Konglomerat Batuan Kristalin JENIS-JENIS AKUIFER : 1. Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer) Suatu akuifer dimana muka airtanah merupakan batas atas dari daerah jenuh air dan disebut juga Phreatic Aquifer. 2. Akuifer Terkekang (Confined Aquifer) Suatu akuifer yang terletak diantara dua lapisan kedap air (impermiable) dan mempunyai tekanan yang lebih besar dari tekanan atmosfer dan disebut juga Pressure Aquifer. 3. Akuifer Setengah Terkekang (Leakage/Leakyartesian Aquifer atau Semiconfined Aquifer) Suatu akuifer yang sepenuhnya jenuh air dan lapisan atas dibatasi oleh lapisan setengah kedap air. 4. Akuifer menggantung (Perched Aquifer) Suatu akuifer diman massa airtanahnya terpisah dari airtanah induk oleh lapisan yang relatif kedap air yang begitu luas & terletak di atas daerah jenuh air. Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer) Permukaan tanah Muka airtanah Ho Akuifer Bebas Lap. Kedap Air (K = 0) Akuifer Terkekang (Confined Aquifer) Permukaan tanah Lap. Kedap Air (K = 0) D Akuifer Terkekang Lap. Kedap Air (K = 0) Akuifer Setengah Terkekang (Semiconfined Aquifer) Permukaan tanah Lap. Setengah kedap air (K > 0) D Akuifer Setengah Terkekang Lap. Kedap Air (K = 0) Akuifer menggantung (Perched Aquifer) Permukaan tanah Akuifer menggantung D Lap. kedap air (K = 0) Akuifer Bebas Lap. Kedap Air (K = 0) PENDUGAAN AIRTANAH : Penyelidikan permukaan (Surface Investigation) 1. Metode Geologi. Didasarkan pada pengumpulan, analisis dan interpretasi data dari peta topografi, peta geologi dan peta geohidrologi serta informasi dari daerah setempat. 2. Metode Gravitasi Didasarkan pada sifat medan garavitasi yang disebabkan oleh perbedaan kontras rapat massa batuan dengan daerah sekelilingnya. Namun metode ini jarang digunakan karena biayanya cukup mahal. 3. Metode Magnit Bertujuan untuk mendeteksi variasi medan magnit yang disebabkan oleh batuan yang mempunyai kerentanan (suspectibilitas) yang berbeda-beda atau disebabkan oleh perubahan susunan geologi. 4. Metode Seismik Didasarkan pada sifat perjalanan gelombang elastik yang merambat dalam batu-batuan. 5. Metode Listrik Didasrkan pada sifat-sifat listrik dari batuan penyusun kerak bumi. Berdasarkan sumbernya, metode ini dapat dibagi dua yaitu : a. Bergantung pada kandungan arus atau medan listrik alami yang terdapat pada kerak bumi. Salah satu contohnya adalah Metode Potensial Diri (Self Potential) b. Menggunakan arus/medan listrik buatan, bisa menggunakan arus serah atau bolak-balik. Contohnya untuk arus searah (DC) dengan metode tahanan jenis, sedangkan untuk arus bolak-balik (AC) dengan metode listrik magnit. Penyelidikan Bawah Permukaan (Sub- surface Investigation) - Pemboran Uji (Test Drilling) : Memberikan kelengkapan data dari lapisan batuan/ tanah secara vertikal dari permukaan tanah sampai kedalaman yg diinginkan. Disamping melakukan pemboran uji juga dilakukan pengukuran logging dengan maksud untuk membantu mendapatkan data yang paling mendekati kondisi yang sebenarnya. Salah satu metode yang cukup baik yaitu : Metode Geologic Log, yaitu dengan cara mengumpulkan contoh tanah setiap kedalaman selama dilakukan pemboran uji. Contoh Hasil Logging : Kedalaman (m) 0-2 2 - 35 35 - 38 38 - 52 52 - 63 63 - 66 66 - 71 71 - 74 74 - 78 78 - 100 Diskripsi Geologi Lapisan penutup, coklat tua Lempung, biru kecoklatan Lempung Gampingan, coklat kekuningan Gamping Pasiran, abu-abu, cutting berbutir Gamping, abu-abu putih, cutting berbutir 2 - 5 cm. Gamping, abu-abu, cutting berbongkah 3 - 8 cm. Gamping, abu-abu, kecoklatan, cutting 3 - 5 cm. Gamping, abu-abu, cutting berbongkah, berongga. Gamping, abu-abu, cutting 3 - 15 cm. Gamping, putih keabu-abuan, cutting bongkah 3 - 10 cm, jasad-jasad fosil moluska, gamping terumbu.