Sejarah Sultan Sulaiman Al-Qanuni

advertisement
Sejarah Sultan Sulaiman Al-Qanuni
Ikhwah fiillah, tahukah antum mengapa orang kafir begitu membenci Sultan Sulaiman AlQanuni, sehingga ia digambarkan begitu rusak pada film yang ditayangkan di AnTV saat ini? Dr.
Raghib Al-Sirjani, seorang ahli sejarah Islam asal Mesir, sekaligus asisten profesor uro-surgery
di Cairo University School of Medicine mengemukakan penjelasan mengenai hal tersebut pada
Islam Story, sebagaimana disampaikan kembali Ustadz Abu Zubair pada Sabtu (27/12/2014).
Mengapa mereka begitu benci dan dendam kepada Khalifah Sulaiman Al-Qanuni (King
Sulaiman the Magnificent)?
Pernahkah Anda mendengar tentang perang Mohacs? Jika belum, maka sesungguhnya itu
bukanlah perang..tetapi merupakan sebuah pembantaian. Peristiwa itu terjadi pada 21/11/932
Hijriyah.
Ringkas cerita, utusan Khalifah Utsmani Sulaiman Al-Qanuni berangkat untuk mengambil jizyah
dari raja Hongaria dan pemimpin Eropa ketika itu, Luis II.
Maka atas saran Paus di Vatikan, Raja Hongaria membunuh utusan Sulaiman Al-Qanuni.
Mendengar berita itu, bersiap-siaplah Sulaiman Al-Qanuni untuk menyerang Eropa.
Begitu juga gereja dan Eropa menyiapkan pasukannya. Sulaiman Al-Qanuni menyiapkan
pasukan yang terdiri atas 100.000 prajurit, 350 meriam dan 800 kapal perang. Sedangkan
kekuatan Eropa 200.000 pasukan berkuda. 35 ribu diantaranya bersenjata lengkap dengan baju
besi.
Sulaiman dan pasukannya menempuh jarak 1000 kilometer dan berhasil merebut bentengbenteng sepanjang perjalanannya guna mengamankan jalan ketika menarik pasukannya mundur
jika terjadi kekalahan.
Beliau dan pasukannya melewati sungai yang terkenal dan menunggu di lembah Mohacs selatan
Hongaria dan timur Rumania menanti pasukan Eropa yg terdiri dari Hongaria, Rumania,
Kroasia, Buhemia, Kekaisaran Romawi, negara kepausan dan Polandia.
Masalah yang dihadapi Sulaiman adalah banyaknya pasukan berkuda Romawi dan Hongaria yg
tertutup penuh oleh baju besi yang sulit ditembus panah atau peluru.
Lalu apa yang ia lakukan?
Setelah selesai sholat subuh ia berdiri dihadapan pasukannya yang menatap pasukan Eropa yg
banyak yang tidak terlihat ujungnya. Kemudian ia berkata disertai tangisan (sesungguhnya Ruh
Nabi Muhammad melihat kalian dengan kerinduan dan cinta) maka menangislah semua pasukan
kaum Muslimin. Kemudian, kedua pasukan saling berhadapan.
Taktik perang Sulaiman sangatlah brilian. Ia membagi pasukannya menjadi tiga barisan
sepanjang 10 km. Pasukan Inkisyaariah yang berada di garis depan, mereka ini adalah prajurit
pilihan. Kemudian di barisan kedua pasukan berkuda dengan senjata ringan dan pasukan pejalan
kaki (invanteri) diantara mereka adalah relawan. Adapun barisan ketiga adalah beliau dan
pasukan meriam.
Pasukan Eropa menyerang setelah sholat ashar. Maka Sulaiman memerintahkan pasukan
Inkisyaariyah bertahan selama satu jam saja. Kemudian ia memerintahkan mereka lari.
Dan ia perintahkan pasukan lapis kedua untuk membuka jalan pelarian ke kiri dan ke kanan
bukan ke belakang. Sesuai arahan sulaiman para pahlawan pasukan Inkisyaariah bertahan dengan
gagah berani. Dan berhasil menghancurkan kekuatan Eropa dengan sempurna pada dua
penyerangan bertubi-tubi yang dipancarkan Eropa. Dalam satu serangan saja habis 20 ribu
pasukan Eropa.
Kemudian kekuatan inti pasukan Eropa serempak menyerang. Tibalah saat melarikan diri dan
dibukalah jalan untuk lari, maka mundurlah pasukan Inkisyaariah ke sisi kiri dan kanan diikuti
pasukan infantri, sehingga jantung pasukan Utsmani benar-benar terbuka. Masuklah 100 ribu
pasukan Eropa sekaligus menuju (jebakan) jantung pasukan kaum Muslimin.
Dan inilah awal pembantaian itu. Mereka langsung berhadapan dengan meriam-meriam pasukan
Utsmaniyah tanpa mereka sadari. Meriam-meriam itu langsung menyalak menyambut 100 ribu
pasukan Eropa yang tidak sadar telah masuk jebakan. Tidak sampai satu jam musnahlah pasukan
Eropa semua dihantam meriam dari segala arah..menjadi kenangan hitam orang2 kafir sampai
saat ini.
Sisa-sisa pasukan Eropa di garis belakang berusaha lari menyeberangi sungai. Apa daya karena
ketakutan dan berdesak-desakan ribuan prajurit tenggelam di sungai. Akhirnya pasukan Eropa
hendak menyerah.
Keputusan Khalifah Sulaiman Al-Qanuni di atas tidak pernah dilupakan Eropa sampai sekarang
dan mereka mengingatnya dengan penuh dendam.
Sulaiman memutuskan : Tidak ada tawanan!
Maka pasukan Utsmaniyyun menyerahkan kembali senjata kepada pasukan Eropa yang ditawan
agar mereka berperang lagi atau dibunuh! Akhirnya mereka kembali berperang dengan putus asa.
Berakhirlah perang dengan tewasnya raja Hongaria Louis II beserta para uskup yang tujuh orang
mewakili nasrani dan utusan paus dan 70 ribu pasukan. Disamping itu, 25.000 ditawan dalam
keadaan terluka.
Pasukan Utsmaniyyah melakukan parade militer di ibukota Hongaria. Setelah dua hari mengurus
urusan kenegaraan di sana Khalifah Sulaiman kembali pulang ke Turki.
Pasukan Utsmaniyyah yang gugur dalam perang itu hanya 150 orang saja dan tiga ribu terluka.
Selebihnya pasukan masih sempurna tanpa kurang suatu apapun walhamdulillah.
Dengan demikian, nampak jelas penistaan sejarah Islam yang dilakukan para sineas kafir melalui
film King Suleiman the Magnificent yang ditayangkan di AnTV. Semoga pemirsa lebih bijak
lagi memilih tayangan televisi yang sebetulnya telah didominasi sampah pengotor mata dan hati.
Download