hasil studi kelayakan investasi

advertisement
HASIL STUDI KELAYAKAN INVESTASI
BUDIDAYA TAMBAK UDANG
Pengantar
Investasi usaha tambak udang merupakan salah satu bidang usaha yang dapat
dikembangkan oleh investor dalam dan luar negeri. Selain prospek pasaran ekspor yang
masih terbuka, Kabupaten Bangka sebagai kabupaten yang dikelilingi lautan, memiliki
lahan yang cukup untuk dikembangkan sebagai areal tambak udang. Lebih dari itu, guna
mendukung berkembangnya bisnis sektor perikanan pada umumnya, Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangka saat ini tengah mengembangkan Kawasan Pelabuhan Perikanan
Terpadu, yang akan mendukung pengembangan usaha tambak udang yang dilakukan oleh
investor.
Peluang Pemasaran Udang
Perkembangan Produksi Udang
Selama lima tahun terakhir, produksi udang nasional relatif stabil. Kondisi ini
menunjukkan usaha tambak udang memberikan nilai ekonomi yang layak dan
menguntungkan. Sentra-sentra produksi utama tambak udang adalah Jawa Tinur,
Sulkawesi Selatan, Lampung dan Jawa Barat. Perkembangan produksi udang nasional
lihat tabel berikut :
Tabel Perkembangan Produksi Nasional Udang 1997 - 2001
No.
Tahun
Volume (Ton)
Pertumbuhan (%)
1.
1997
368.190
2.
1998
375.776
2,187
3.
1999
416.000
9,669
4.
2000
360.000
-15,555
5.
2001
365.750
15,972
Jumlah
1.885.716
Sumber : Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2003
Perkembangan Ekspor Impor Udang
Di bidang pemasaran, udang khususnya udang windu dan lobster merupakan salah satu
komoditas perikanan yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap
perekonomian nasional. Pada tahun 1997, volume ekspor udang tercatat 92,1 ton dengan
nilai US$ 1.015,7 atau US$ 11.028 per ton atau US$ 11,28 per kg.
Meski demikian pada tahun selanjutnya, khususnya sejak tahun 2000, sebagai akibat
menurunnya harga udang di pasaran internasional menjadi US$ 6.888 per ton atau US$
6,08 per kg, nilai ekspor udang pada tahun 2001 mengalami penurunan menjadi US$ 940
dengan volume ekspor sebesar 122,1 ton. Negara-negara tujuan ekspor utama udang
Indonesia adalah Jepang, AS, Hong Kong, Singapura, Belanda, Inggris dan Belgia dan
Luksemburg. Perkembangan Ekspor Nasional Udang lihat Tabel Perkembangan Ekspor
Nasional Udang 1997 - 2002.
Pada masa datang, jika kualitas udang nasional terus ditingkatkan dan memenuhi standar
mutu produk yang dibutuhkan oleh negara-negara konsumen khususnya Jepang dan AS.
prospek pemasaran udang nasional diperkirakan membaik. Kedua negara itu, sangat ketat
terhadap produk makanan yang masuk ke negaranya. Untuk itu standar manajemen mutu
harus mampu dipenuhi oleh pengusaha tambak udang nasional, agar mampu memiliki
nilai kompetitif dengan produk udang negara-negara lain.
Tabel Perkembangan Ekspor Nasional Udang 1997 - 2002
No.
Tahun
Volume (Ribu
Ton)
Nilai (000
US$)
1.
1997
92,1
1.007 971,5
2.
1998
140,5
1.007 231,8
3.
1999
106,3
887 262,4
4.
2000
114,0
887.625,4
5.
2001
127,3
1.003 259,7
6.
2002
122,1
940,4
Sumber : Indikator Ekonomi, Mei 2003, BPS, Jakarta
Dalam kurun waktu yang sama, pada tahun 1997, volume impor udang nasional tercatat
1.460 ton dengan nilai US$ 5.964,5, yang kemudian pada tahun 2001 meningkat menjadi
8.083 ton dengan nilai US$ 26.512. Berdasarkan negara asal, udang di impor dari
Australia, Singapura, AS, India dan negara lainnya.
Tabel Perkembangan Impor Udang 1997 - 2001
No.
Tahun
Volume (Ton)
Nilai (US$)
1.
1997
1.460
5.964,5
2.
1998
7.938
77.173
3.
1999
14.956
44.407
4.
2000
13.450
37.283
5.
2001
8.083
26.512
Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia , Buku I
Impor, Tahun 1998- 2001, BPS, Jakarta.
Perkembangan Konsumsi Udang Nasional
Perhitungan konsumsi nasional udang dilakukan dengan metoda produksi nasional
ditambah impor dikurangi ekspor. Atas dasar konsepsi tersebut, pada tahun 1997, tingkat
konsumsi nasional udang tercatat 276.607 ton, yang kemudian menurun menjadi 240.666
ton pada tahun 2002. Dengan tingkat konsumsi tersebut, menunjukkan bahwa selain
sebagai komoditas pasar internasional, udang memiliki peluang untuk memenuhi
permintaan pasar domestik. Apalagi, seiring dengan perkembangan perekonomian
Indonesia yang diperkirakan membaik pada tahun-tahun yang akan datang, akan
meningkatkan daya beli masyarakat dan konsumsi udang pun akan meningkat.
Tabel Perkembangan Konsumsi Nasional Udang 1997 - 2001
No.
Tahun
Produksi
( Ton )
Ekspor
( Ton )
Impor
( Ton )
Konsumsi
( Ton )
1.
1997
368.190
93.043
1.460
276.607
2.
1998
375.776
140.158
7.938
243.556
3.
1999
416.000
106.300
14.956
324.656
4.
2000
360.000
114.000
13.450
259.450
5.
2001
365.750
121.250
8.083
252.583
Jumlah
1.885.716
574.751
45.887
1.356.852
Peluang Investasi Tambak Udang di Kabupaten Bangka
Melihat prospek pemasaran udang yang masih terbuka khususnya untuk ekspor, investasi
usaha tambak udang dapat dikembangkan di Kabupaten Bangka. Di daerah ini tersedia
lahan yang cocok untuk tambak udang seluas 107.900 Ha, yang tersebar di beberapa
wilayah seperti Kecamatan Sungailiat, Merawang, Pangkalan Baru dan Belinyu. Dari
luas areal tersebut, yang telah diusahakan seluas 200 Ha, oleh satu-satunya perusahaan
tambak udang yang beroperasi di Kabupaten Bangka yakni PT. Lola Mina Merawang,
dengan kapasitas poduksi per tahun sebesar 167 ton. Perkembangan Produksi Tambak
Udang lihat tabel berikut :
Tabel Daftar Potensi Lahan Tambak Udang
Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangka
Tambak Udang
Lokasi/Kecamatan
Potensi (Ha)
Diusahakan
Peluang (Ha)
(Ha)
Sungailiat
300
-
300
Belinyu
9.000
15
8.985
Mentok
9.800
-
9.800
Jebus
13.800
-
13.800
Kelapa
25.600
-
25.600
1.800
-
1.800
10.100
180
9920
400
40
360
Sungai Selan
2.800
10
2.790
Payung
7.400
10
7.390
Koba
11.600
-
11.600
Toboali
15.300
5
15.295
-
-
-
Mendo Barat
Merawang
Pangkalan Baru
Lepar Pongok
Jumlah
107.900
260
107.640
Tabel Perkembangan Produksi Tambak Udang
Kabupaten Bangka 1997 - 2002
Tahun
Volume (Ton)
Pertumbuhan (%)
1997
68,0
1998
78,2
15
1999
163,6
109
2000
115,0
-42
2001
118
2,6
2002
121
2,6
Aspek-aspek Produksi
Pengelolaan Tanah
Untuk melakukan usaha tambak udang langkah awal yang dilakukan adalah membuat
areal tambak sesuai dengan kapasitas produksi yang ditetapkan. Setelah itu dilanjutkan
dengan pengelolaan tanah, dengan tujuan sebagai berikut :
• Menguraikan bahan organik yang tertimbun di tanah dasar agar dapat menjadi
mineral penyubur tanah dan mendorong pertumbuhan makanan alami.
• Menghilangkan senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa yang beracun.
• Memberantas ikan liar, hama dan penyakit.
• Pengeringan dapat mempengaruhi pertumbuhan pakan alami terutama klekap.
Cara pengelolaan :
• Mengeringkan sebelum diisi air selama 7-9 hari sampai tanah dasar retak-retak
sedalam 1-2 cm. Hindari pengeringan tanah sampai tanah berdebu.
• Lumpur yang ada di caren supaya diangkut dan dibuang ke pematang.
• Sementara kita mengeringkan tanah dasar, dapat dilakukan pekerjaan seperti
perbaikan pematang, menutup kebocoran, perbaikan pintu air, perbaikan saringan dan
saluran pemasukan air.
Pemberantasan Hama
Untuk mempercepat pertumbuhan udang serta mampu menghasilkan produksi udang
sesuai dengan target yang telah ditetapkan, sebelum penebaran benih, berbagai jenis
hama yang ada harus dibunuh atau dihilangkan dari areal tambak. Umumnya, jenis-jenis
hama adalah :
• Penyaing (kompetitor) : kepiting, mujair, udang liar.
• Pemangsa (predator) : payus, ular, baronang, kakap, kepiting, dll.
• Pengganggu.
:
Adapun cara dan jenis pemberantasan hama adalah sebagai berikut :
• Isi air ke tambak sampai permukaan tanah dasar tambak terendam dan jangan
berlebihan. Sebab kalau berlebihan mengisi air, daya racun akan tidak efektif.
• Biarkan 2-3 hari setelah diracun, lalu diambil ikan-ikan yang mengapung di
permukaan air tambak.
• Air dibuang dan dicuci.
• Hindarkan memberi racun pada saat hujan.
Jenis racun
a. Saponin/Bungkul Biji The
Biasanya 1 ha tambak diberi kurang lebih 100 kg. Sebelum digunakan, bungkul biji
the dikeringkan dan dipanaskan dulu agar mudah ditumbuk atau digulung. Tepung
yang dihasilkan, direndam dalam air selama 12-24 jam agar larut. Selanjutnya larutan
saponin dengan ampasnya disebarkan merata di atas tanah dasar yang becek. Untuk
saponin air tidak perlu dibuang dan langsung dapat ditambahkan pupuk organik
(pupuk alami) dan biarkan selama 4-5 hari agar hancur menyatu dalam lumpur.
Setelah itu tambak diairi setinggi 5-8 cm. Bila masih ada hama, dapat ditambah
saponin 0,4 kg/ha, dengan kedalaman air 8 cm.
b. Akudant
• Biasanya 1 ha tambak diberi 100 kg.
• Caranya tuangkan sedikit akudant ke dalam ember, larutkan dengan air. Setelah itu
taburkan merata ke seluruh tambak. Tuangkan sedikit akudant, larutkan dengan air.
Dan taburkan merata, begitu seterusnya.
• Tambak yang sudah diracun supaya dibuang airnya/dicuci.
Pemupukan Lahan
Untuk menumbuhkan pakan alami yaitu klekap, lumut, plankton, dan binatang bentos,
tambak perlu dilakukan pemupukan. Jenis pupuk yang dipergunakan adalah pupuk
kandang/kompos seperti kotoran ayam, dan kerbau.
Pemupukan dilakukan dengan cara :
Tambak diairi sampai 5-10 cm, ditebar pupuk sebanyak kurang lebih 100 kg/ha. Air
dibiarkan menggenang dan menguap lagi sampai kering.
Pupuk an organik (urea, TSP)
Dapat dilakukan pada saat tambak sudah ditebar benur dengan frekuensi 1-2 kali sebulan
sebanyak urea: 10-25 kg/ha.
Pengontrolan kualitas air hasil pemupukan dapat dilakukan dengan alat secchidisc. Bila
ketinggian secchidisc mencapai 30 cm, cukup dengan pupuk, tetapi bila kurang, misalnya
25 cm, berarti terlalu padat, dan harus dikurangi pupuk atau dengan cara dikurangi air
sebagian. Bila lebih, misalnya 35 cm, berarti kurang pupuk, maka perlu ditambah pupuk.
Pengapuran
Sebelum penebaran benih, tambak perlu dilakukan pengapuran, tujuannya adalah :
•
•
•
•
Mempertinggi pH pada tambak yang pH-nya rendah
Menyediakan kapur untuk ganti kulit.
Memberantas hama penyakit.
Mempercepat proses penguraian bahan organik.
Mengikat kelebihan gas asam arang (CO) yang dihasilkan oleh proses pembusukan
dan penapasan
Pengangkutan Benih
Pengangkutan benih dilakukan pada sore atau malam hari pada saat udara teduh.
Pengangkutan dilakukan mempergunakan kantong plastik atau jerigen plastik yang diisi
zat asam atau oksigen. Ukuran kantong plastik panjang 40 cm, lebar 35 cm, tebal 0,008
mm, diisi air 1/3 bagian, dan diisi benih sebanyak 1.000 ekor. Selanjutnya di isi asam
sampai melambung. Pada suhu 27-30 C benih dapat diangkut selama 10 jam, dengan
kematian 10-20%. Kantung plastik kemudian dimasukan ke dalam styrofoem, kemudian
dimasukan ke dalam kotak kardus.
Ciri-ciri benih yang baik adalah :
•
•
•
•
•
Bila dikejutkan, benur yang sehat akan melentik dengan kuat
Warna tidak pucat, melainkan bergaris memanjang coklat tua
Badan lurus atau tidak bengkok atau cacat, misal karena kena penyakit
Waktu diterima di tambak benur harus gesit dan sehat
Tidak sedang terjangkit penyakit.
Cara Penebaran benih
•
•
•
•
Aklimatisasi (penyesuaian terhadap lingkungan yang berbeda)
Benur yang baru datang dikeluarkan dengan kotal pengangkut
Direndam dalam tambak dibiarkan 30 menit-1 jam
Buka kantong pengangkut
Lepaskan benur ke dalam tambak dengan pelan-pelan dan benur keluar dengan
•
sendirinya
Padat penebaran :
Untuk usaha budidaya secara intensif, tingkat kepadatan bibit udang sebesar 140.000
ekor/ha.
Pemeliharaan
Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan adalah pakan alami dan pakan buatan/tambahan : dedak,
katul, jagung, pelet. Dengan pakan tersebut diharapkan mampu mempercepat
pertumbuhan.
Cara pemberian pakan :
•
Pakan alami
: Dengan cara pemberian pupuk baik pupuk kandang (kotoran
hewan ) maupun pupuk anorganik.
: Dalam hal ini pelet
• Pakan buatan
• Penentuan pakan
Nilai konversi : 1,8 -2 artinya untuk menghasilkan udang 1 kg diperlukan sebanyak
1,8-2 kg.
- Ketentuan besar pakan menurut umur udang :
Umur setelah Berat udang
ditebar (hari) rata-rata (g)
S/D 30 hari
31 - 60 hari
61 - 70 hari
70 - 90 hari
90 - panen
PI 20 - 50
4-9
10 - 12
15 - 20
25 - 45
No. pakan
Jumlah
pakan/hari (%
biomasa)
No. 1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
10 - 15 %
8 - 10 %
4-5%
3-4%
3 - 4%
Contoh perhitungan jumlah pakan untuk padat penebaran 40.000 ekor/ha
• Tebar
• Kematian
• Kehidupan
• Target panen
: 40.000 ekor/ha
: 40% berarti 40% x 40.000 = 16.000 ekor mati
: 40.000-16.000 =24.000
Size 40 atau 40 ekor dalam 1 kg berarti 1 ekor beratnya 25 gr.
Untuk 24.000 ekor beratnya 24.000 x 25 gr = 600 kg.
• PCR ditentukan 1,8 berarti pakan yang dibutuhkan : 1,8 x 600 =1080 kg
• Dalam pemberian pakan harus diperhatikan juga selera makan udang tersebut . Hal itu
bisa dilihat pada waktu sampling di anco dengan jumlah 5% dari jumlah pakan waktu
itu, Apabila habis maka berarti udang kurang bernafsu makan, maka perlu dikurangi.
Untuk pengontrolan kebiasaan dan tingkah laku udang maka dapat dilakukan
pengamatan pada malam hari, lebih-lebih pada saat kondisi perubahan suhu oksigen
yang drastis. Apabila terjadi perubahan tingkah laku maka setelah diketahui
penyebabnya segera lakukan langkah-langkah yang tepat untuk menghindari masalah
dan kerugian di malam hari.
• Pemberian pakan dengan cara sampling tersebut dapat memberikan manfaat diantaranya
: menghindari pemborosan pakan, mengurangi biaya produksi, apabila pakan yang
diberikan terlampau banyak maka akan mengendap di dasar tambak sehingga dapat
mengakibatkan racun dan dapat menurunkan kualitas air dan membunuh udang,
menghindari kanibal /saling makan diantara udang windu karena pakan yang diberikan
kuran
Pengontrolan Kualitas Air
Penggantian air dilakukan secara teratur, misalnya 5% setiap hari dan hindari
penggantian air secara total/sampai habis kecuali ada masalah-masalah tertentu. Untuk
tambak-tambak tertentu biasanya dilengkapi 2 pintu air pembuangan yaitu pipa atas dan
pipa bawah. Untuk pipa atas diperlukan untuk membuang air pada saat sehabis hujan
deras sehingga timbul dua lapisan yang berbeda yaitu lapisan air berkadar garam dan air
hujan. Oleh karena itu, karena air hujan tidak cocok dengan kondisi lingkungan udang
maka perlu dibuang
Pemberantasan Hama
Tambak yang sudah diisi tidak menutup kemungkinan terdapat hewan-hewan liar yang
mengganggu kehidupan udang, misalnya ikan liar, kepiting, ular, dan udang liar,
walaupun sebelum ditebar benih tambak sudah di racun. Pemberantas hama biasanya
dilakukan langsung di tambak tersebut berupa pemberian saponin. Untuk satu hektar,
diberi saponin 50 kg dengan cara :
• Saponin ditumbuk halus
• Direndam semalam atau 24 jam
• Ampas dan airnya ditebar merata ke tambak dengan terlebih dahulu air tambak
semula.dikurangi ½ dari ketinggian semula
• Lakukan pengambilan ikan-ikan yang mati
• Air yang sudah diberi saponin tidak perlu di buang dikarenakan saponin dapat
menjadi pupuk bagi tambak.
Untuk hama berupa kepiting dan udang liar, pemberantasan dapat dilakukan dengan
menangkap atau mengambilnya secara rutin dan terus menerus dengan alat khusus
misalnya serok, dll.
Panen
Usahakan panen dilakukan pagi hari pada saat matahari masih teduh. Oleh karena itu
panen harus menghindari sinar matahari langsung atau pada saat matahari terik, pada saat
bulan terang/purnama. Siapkan peralatan panen, misalnya : waring hitam dipasang
dipintu tambak keringkan tambak siapkan fiber box dan es. Bila sudah siang maka
hentikan pemanenan, lakukan lagi ketika suasana teduh.
Kualitas Air Tanah Untuk Budidaya Udang
Menurut hasil penelitian Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bangka, kualitas air
yang cocok untuk budidaya udang di daerah Kabupaten Bangka adalah sebagai berikut :
•
•
•
•
•
Suhu
:
Kadar garam :
Kecerahan
:
PH
:
Amonia (NH 3) :
26-30 derajat Celcius
15-30 per mil
25-35 CM
7,5-8,5
<0,1 mg/1)
Kualitas Tanah Untuk Budidaya Udang
• Tekstur
:
Liat s/d liat berpasir
• PH
:
• Nitrogen :
• Pyrit
:
6-7
0,4-0,75 %
<2%
Kecerahan Air
•
•
•
•
Alat Pengukur
:
Kecerahan > 30 cm :
Kecerahan 30- 35 cm :
Kecerahan > 35 cm :
Secchidisc
Plankton tinggi (air perlu diencerkan atau ganti air)
Plankton cukup (baik, air dipertahankan)
Plankton kurang (kurang baik, lakukan pemupukan)
Hubungan Warna Air Dengan Kualitas Air
•
•
•
•
•
•
•
•
Coklat muda
:
Coklat tua
Coklat kemerahan
Coklat kehijauan
Hijau muda
Hijau tua
Hijau kekuningan
Hijau kebiru-biruan
Baik, dipertahankan
Baik diencerkan
Berbahaya, perlu ganti air
Kurang baik, air diencerkan
Kurang baik, air diencerkan
Kurang baik air diencerkan
Tidak baik, harus banyak diencerkan
Tidak baik air dibuang atau diganti
Analisa Kelayakan Investasi Tambak Udang
Teknis Produksi
• Skala Usaha
•
•
•
•
•
:
50 Ha untuk lahan tambak, 5 Ha untuk infrastruktrur dan
emplassemen
PMDN/PMA
Intensifikasi
Udang Windu atau Lobster
14.000.000 ekor/kepadatan 140.000 ekor per Ha
4 Bulan atau satu tahun 2 kali panen
Status Usaha
:
Sifat Usaha
:
Jenis Udang
:
Kepadatan Bibit :
Target Panen :
Kapasitas
•
: 21 Ton/Tahun atau 10,5 Ton per panen
Produksi
• Volume Panen : 40 ekor/Kg atau 25 gram per ekor udang
Mortalitas
•
: 40%
Udang
Lahan Yang Diperlukan
Lahan yang diperlukan 55 Ha, terdiri dari 50 ha lahan tambak dan 5 ha bangunan.
Kebutuhan Sarana Produksi Per Tahun/ Dua Kali Panen
•
•
•
•
•
•
Bibit/Benur :
Pakan
:
Pupuk Urea :
Pupuk TSP :
Saponin
:
Kapur
:
14.000.000 ekor per tahun/dua kali panen
420.000 Kg
20.000 Kg
20.000 Kg
10.000 Kg
100.000 Kg
Kebutuhan Sarana dan Prasarana
•
•
•
•
Gedung Kantor
Gudang
Pos Keamanan
Aerator/Kincir
Kendaran
•
Operasional
• Motor
• Mobil Angkutan
:
:
:
:
100 M2
100 M2
4 Unit (16 M 2 )
550 Unit atau 11 Unit/Ha
Unit Jenis Box
5 Unit
1 Unit Truck 3/4
Kebutuhan Listrik
• Genset : 4 Unit
Kebutuhan Tenaga Kerja
• Jumlah : 64 orang
Tabel Jumlah dan Gaji Tenaga Kerja per Tahun
No.
Jabatan
Jumlah
Gaji Per Bulan
(Rp)
Jumlah Per
Tahun
(Rp)
1. Teknisi Kepala
1
2.000.000,00
24.000.000,00
2. Teknisi
5
7.500.000,00
90.000.000,00
3. Operator
50
25.000.000,00
300.000.000,00
4. Staf Administrasi
Keuangan
1
750.000,00
9.000.000,00
5. Straf HRD
1
750.000,00
9.000.000,00
6. Satpam
6
500.000,00
6.000.000,00
Jumlah
64
36.500.000,00
438.000.000,00
Keterangan : • 1 orang teknisi mengelola 10 ha, dengan operator 10 orang.
• Jumlah tenaga kerja dan gaji hasil wawancara dengan PT. Lola
Mina Merawang, perusahaan Tambak Udang di Kabupaten
Bangka.
• Upah belum termasuk lembur, intensif dan bonus.
Analisis Biaya Produksi
Analisa biaya produksi investasi tambak udang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Analisa Biaya Produksi per Tahun
(Dalam Rp 000)
No.
Uraian
Harga/Unit
(Rp)
Volume
Unit
Total (Rp)
1. Pembebasan Lahan
55
Ha
50.000
2.500.000
2. Konstruksi Lahan
Tambak
50
Ha
50.000
2.500.000
3. Bangunan Emplasemen
200
M2
500.
100.000
US$ 57.950
956.175
A Modal Tetap
4. Genset (Merk Perkins) 2 Unit 500
KVA
5. Aerator
300
Unit
1.856,25
556.875
6. Kendaraan Operasional
1
Unit
80.000
80.000
7. Motor
1
Unit
12.000
12.000
8. Instalasi Listrik
153.375
Jumlah A
6.858.425
B Modal Kerja
1. Bibit (Benur)
14.000.000
Ekor
420.000
- Urea
- TSP
2. Pakan
0,045
630.000
Kg
7,5
3.150.000
20.000
Kg
1,5
30.000
20.000
Kg
1,5
30.000
3. Obat-obatan
- Saponin
10.000
Kg
7
70.000
- Kapur
100.000
Kg
1
100.000
4. Gaji Karyawan
438.000
5. Biaya Panen
150.000
6. Transportasi
50.000
7. Wareng Setrimin
8. Wareng Hijau
C 9. Bahan bakar
10. Rehabilitasi
600
M
7,5
4.500
2.000
M
4
8.000
96.000
Liter
2
192.000
50
Ha
3.000.
150.000
Jumlah B
5.002.500
Modal Investasi (A+B)
Catatan : •
•
•
11.860.925
Modal Kerja satu tahun duhitungh untuk dua kali panen, modal kerja
untuk satu kali panen 50% dari modal kerja selama satu tahun
Harga Genset atas dasar harga pasaran Jakarta, Juli 2003, dengan nilai
dolar
Harga tanah lahan tambak per m 2 Rp. 10.000,- atas dasar Nilai Jual
Objek Pajak di daerah pantai Kecamatan Sungailiat
Tabel Reduksi Modal Per Tahun
(Dalam Rp 000)
No.
Uraian
Reduksi
(%)
Biaya per Tahun
(Rp)
1. Bangunan
10
10.000
2. Genset
20
191.235
3. Kendaraan Operasional
20
16.000
4. Motor
20
2.400
5. Aerator
20
111.375
6. Instalasi Listrik
20
30.675
Total
361.685
Analisa Rugi Laba & Aliran Kas Keluar
Tabel Analisa Rugi Laba Budidaya Tambak Udang (bersambung)
Tahun 1-2-3
No.
Uraian
Tahun 1
A. 1. Produksi (Kg)
Tahun 2
Tahun 3
210.000
210.000
210.000
42.000
44.100
46..305
8.820.000.000
9.261.000.000
9.724.050.000
4564.500.000
4564.500.000
4564.500.000
438.000.000
446.760.000
455.695.200
a. Reduksi Modal
361.685.000
361.685.000
361.685.000
b. Distribusi (1,5%)
441.000.001
463.050.001
486.202.501
c. Bunga (1,25%)
62.531.250
62.531.250
62.531.250
d. Asuransi (1%)
118.109.250
118.109.250
118.109.250
5.985.825.501
6.016.635.501
6.048.723.201
2.834.174.499
3.244.364.499
3.675.326.799
850.252.350
973.309.305
1.102.598.040
1.983.922.149
2.271.055.149
2.572.728.759
2. Harga Jual/Kg (Rp)
Pendapatan
B. Biaya
1. Biaya Variabel
a. Fasilitas Produksi
b. Gaji Karyawan
2. Biaya Tetap
Jumlah B
C. Keuntungan Sebelum
Pajak
D. Pajak
E. Keuntungan Setelah
Pajak
Analisa Rugi Laba Budidaya Tambak Udang (sambungan)
Tahun 4-5
No.
Uraian
A. 1. Produksi (Kg)
2. Harga Jual/Kg (Rp)
Pendapatan
Tahun 4
Tahun 5
210.000
210.000
48.620
51.500
10.210.200.000 10.815.000.000
B. Biaya
1. Biaya Variabel
a. Fasilitas Produksi
4564.500.000
4564.500.000
464.809.104
474.105.286
a. Reduksi Modal
361.685.000
361.685.000
b. Distribusi (1,5%)
510.510.001
540.750.001
c. Bunga (1,25%)
62.531.250
62.531.250
d. Asuransi (1%)
118.109.250
118.109.250
b. Gaji Karyawan
2. Biaya Tetap
Jumlah B
6.082.144.605
6.121.680.787
C. Keuntungan Sebelum
Pajak
4.128.055.395
4.693.319.213
D. Pajak
1.238.416.619
1.407.995.764
E. Keuntungan Setelah
Pajak
2.889.638.777
3.285.323.449
Catatan : •
•
•
•
Distribusi 1,5% dari nilai jual
Bunga 1,25% dari Modal Kerja
Asuransi 1% dari Modal Investasi
Tahun Pertama dan seterusnya, 2 kali panen
Tabel Aliran Kas Keluar (bersambung)
Tahun 0-1-2
No.
Uraian
1. Investasi
Tahun 0
Tahun 2
11.860.925.000
2. Keuntungan Sblm
Pajak
3. Reduksi Modal
4. Modal Kerja
5. Bunga (1.25%)
Net Cash Flow
Tahun 1
11.860.925.000
2.834.174.499
3.244.364.499
361.685.000
361.685.000
5.002.500.000
5.002.500.000
62.531.250
62.531.250
8.260.790.749
8.671.080.749
Tabel Aliran Kas Keluar (sambungan)
Tahun 3-4-5
No.
Uraian
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
1. Investasi
2. Keuntungan Sblm
Pajak
3.675.326.799
4.128.055.395
4.693.319.213
361.685.000
361.685.000
361.685.000
5.002.500.000
5.002.500.000
5.002.500.000
5. Bunga (1.25%)
62.531.250
62.531.250
62.531.250
Net Cash Flow
9.102.043.049
3. Reduksi Modal
4. Modal Kerja
9.554.771.645 10.120.035.463
Sumber-sumber Pembiayaan Investasi
Bagi investor yang berminat melakukan investasi bidang usaha tambak udang, sumbersumber pembiayaan dapat berasal dari modal sendiri, perbankan luar negeri atau
perbankan dalam negeri. Untuk perbankan dalam negeri, tingkat suku bunga kredit yang
berlaku pada tahun 2003 berkisar 19%-20% per tahun. Dengan adanya penurunan tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dewasa ini, kalangan perbankan optimis tingkat
suku bunga kredit akan menurun menjadi sekitar 12%-14% pada tahun yang akan datang
khususnya 2004, yang tentunya akan mendorong dunia usaha merealisasikan investasi di
Indonesia.
Download