1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk bisa mengolah dan melaksanakan manajemennya menjadi lebih profesional dan tentunya sangat memerlukan laporan keuangan yang baik beserta analisisnya untuk mengukur laba yang diperloeh oleh perusahaan. Dengan bertambahnya pesaing, baik pesaing yang berorientasi lokal maupun pesaing yang berorientasi internasional, maka setiap perusahaan harus menampilkan yang terbaik, baik dalam segi kinerja usaha, maupun dalam segi keuangan dan segi lainnya. Selain perusahaan swasta dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) maka salah satu badan usaha yang harus melaksanakan manajemennya adalah Koperasi. Pada hakekatnya, koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk diperhatikan, sebab koperasi merupakan suatu alat bagi orang-orang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. Dasar kegiatan koperasi adalah kerjasama yang dianggap sebagai suatu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi masing-masing. Oleh sebab itu, sudah selayaknya apabila koperasi menduduki tempat yang penting dalam sistem perekonomian suatu negara di samping sektor-sektor perekonomian lainnya. Di Indonesia pengertian koperasi diatur dalam Undang-Undang Koperasi No. 12 Tahun 1967 Tentang pokok-pokok Perkoperasian bab III Koperasi Indonesia rumusannya organisasi sosial yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. 2 Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Selain manajemen keuangan yang baik, koperasi juga sangat memerlukan analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kondisi dan posisi keuangan secara lebih dalam. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Lebih jelasnya laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan pihak luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Analisis laporan keuangan yang lazim digunakan adalah analisis rasio. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lain. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen keuangan dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah diterapkan ataupun sebaliknya. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Analisis rasio yang lazim digunakan pada koperasi adalah analisis rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Pada suatu koperasi, analisis rasio profitabilitas sangatlah diperlukan karena bisa digunakan sebagai alat untuk menganalisa apakah koperasi mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian pada periode tertentu. Salah satu koperasi yang menggunakan 3 analisis rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan koperasi dalam mencari keuntungan atau laba adalah Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. Koperasi Peternakan Bandung Selatan Pangalengan atau yang disingkat KPBS Pangalengan merupakan sebuah koperasi dengan bentuk koperasi produsen yang beranggotakan para peternak sapi perah yang berada di Kecamatan Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Koperasi ini yang berdiri pada tahun 1969 merupakan koperasi berprestasi tahun 2007. Sepanjang perjalanannya, koperasi ini juga telah mendulang serangkaian prestasi nasional seperti penghargaan Koperasi Teladan Nasional (1982, 1984, dan 1985), Koperasi Mandiri (1988), dan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama (1997). Bersama PT. Frisian Flag dan empat sentra produksi susu lainnya di Indonesia, KPBS Pangalengan bertekad untuk mensukseskan swasembada susu di Indonesia. PT. Frisian Flag merupakan mitra utama KPBS Pangalengan karena PT. Frisian Flag membeli susu segar dari KPBS Pangalengan dan memberikan bantuan pendanaan. Berdasarkan observasi peneliti menemukan permasalahan yaitu meningkatnya jumlah aktiva lancar dari tahun 2013-2015, hal ini disebabkan oleh piutang anggota dan piutang non anggota yang terus meningkat di Koperasi Peternakan Bandung Selatan. Pada tabel 1 menggambarkan keadaan aktiva lancar, aktiva tetap, total aktiva, hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal. Pada tabel 1.1 menggambarkan laporan rugi laba Koperasi Peternakan Bandung Selatan periode tahun 2013-2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 4 5 1. Berdasarkan tabel 1.1, terlihat pada tahun 2013-2014 terjadi kenaikan aktiva lancar dari Rp. 46.617.261.114,15 menjadi Rp. 53.222.386.119,37. Dengan nilai kenaikan sebesar Rp. 6.605.125.005,22. Kenaikan aktiva ini disebabkan oleh jumlah piutang anggota yang meningkat dari tahun 2013 senilai Rp. 2.828.292.358,27 menjadi Rp. 3.498.033.931,44 di tahun 2014. Dan kenaikan aktiva lancar ini disebabkan juga oleh nilai piutang non anggota yang cukup besar yaitu di tahun 2013 senilai Rp. 23.980.159.186,78 tetapi mengalami penurunan di tahun 2014 menjadi Rp. 22.309.814.416,07 dengan selisih penurunan yaitu senilai Rp. 1.670.344.771 2. Dari tabel di 1.1 terlihat pula kenaikan aktiva lancar pada tahun 2014-2015, dari Rp. 53.222.386.119,37 menjadi Rp. 61.488.328.570,89 di tahun 2015. Dengan selisih kenaikan senilai Rp. 8.265.942.451,52 , yang disebabkan oleh naiknya jumlah piutang anggota dan jumlah piutang non anggota. Jumlah piutang anggota di tahun 2014 senilai Rp. 3.498.033.931,44 menjadi Rp. 4.154.009.398,06. Adapun jumlah piutang non anggota yang cukup tinggi di tahun 2014 senilai Rp. 22.309.814.416,07 menjadi Rp. 27.291.706.219,85 di tahun 2015. Tabel dibawah ini menjelaskan rincian piutang anggota dan piutang non anggota pada tahun 2013-2015: 6 Tabel 1.2 Rincian Piutang No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TAHUN KETERANGAN Piutang Anggota Milk Can Sapi Lokal Sapi USA Sapi Koperasi Sapi New Zealand Barang dan Logistik Sapi Perguliran Tunggakan Anggota Uang Muka Penyisihan Piutang JUMLAH Piutang Non Anggota PT. Ultra Jaya PT. FVI/FI PT. Indolacto MT 2 Kios Simka Distributor Bandung Pack Distributor Bandung Cup Distributor Jakarta Timur Distributor Cirebon Distributor Ciamis Distributor Sukabumi Distributor Pangalengan Hopyes TK Hopyes Agus Susanto Hopyes Harry's Hopyes CV. Murni Piutang Dagang Crb Pinjaman Nasabah Cadangan Penyetoran Pinjaman BPR JUMLAH 2013 21.750.000,00 3.967.566,82 44.771.069,85 53.288.572,57 33.046.963,03 128.033.525,00 40.815.750,58 3.816.076.829,95 84.836.098,58 (1.398.294.018,11) 2.828.292.358,27 2014 20.025.000,00 2.592.206,56 42.106.863,33 27.901.180,22 29.683.269,20 704.528.525,00 75.558.700,58 3.875.547.242,44 82.027.042,22 (1.361.936.098,11) 3.498.033.931,44 2015 67.525.000,00 2.592.206,56 39.606.863,33 27.901.180,22 28.933.269,20 843.714.250,00 269.554.190,58 4.095.047.335,97 113.971.200,31 (1.334.836.098,11) 4.154.009.398,06 1.418.664.906,50 177.186.825,25 1.671.099.539,00 210509230.00 148.977.180,00 58.222.600,00 966.119.170,28 357.182.000,00 42.838.000,00 54.711.000,00 948.425.438,00 69.331.738,00 26.491.237,00 134.950.070,00 117.560.070,00 22.702.500,00 60.849.000,00 19.214.175.643,00 22.027.746.393,77 (683.616.235,00) (754.152.903,21) 23.980.159.186,78 22.309.814.416,07 470.262.781,50 80.144.355,00 103.233.460,00 607.811.667,22 109.688.000,00 164.525.070,00 37.442.500,00 26.645.625.712,96 (927.027.326,83) 27.291.706.219,85 7 8 1. Dari tabel laporan laba rugi terlihat setiap tahunnya Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan mendapatkan keuntungan yang terus meningkat pada periode tahun 2013-2015. Yang mana pada tahun 2013 koperasi mendapatkan laba sebesar Rp. 387979049890,05 dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi Rp. 389268457512,88, selisih kenaikan laba/keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 1289407622,83 dan mengalami kenaikan di tahun 2015 dengan selisis kenaikan dari tahun 2014 sampai 2015 sebesar Rp. 52261615688,01 yang mana nilai laba pada tahun 2015 menjadi Rp. Rp. 443515488760,04. Berdasarkan observasi peneliti menemukan permasalahan yaitu naiknya total aktiva lancar periode 2013-2015 di Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, dengan jumlah piutang anggota dan piutang non anggota yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya naik turun jumlah aktiva pada laporan keuangan Koperasi peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. Berdasarkan masalah mengenai perubahan yang terjadi pada total aktiva, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT PROFITABILITAS DI KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS) PANGALENGAN PERIODE TAHUN 2013-2015”. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukanan, yang diidentifiksikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 9 a. Bagaimana kondisi laporan keuangan pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan periode 2013-2015? b. Bagaimana tingkat profitabilitas pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan periode 2013-2015? c. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat profitabilitas pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan? 2. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana analisis profitabilitas digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba pada Koperasi peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan?” C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui kondisi laporan keuangan pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan periode 2013-2015. b. Melihat tingkat profitabilitas pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan periode 2013-2015. c. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat profitabilitas pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Segi Teoritis 10 Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai koperasi dan tingkat profitabilitas, serta sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penulisan atau penelitian untuk kajian yang sama sehingga perkembangan baru dapat dijadikan bahan masukan bagi kalangan akademis dimasa yang akan datang. b. Segi praktis 1) Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan wawasan, menambah ilmu pengetahuan dalam bidang keuangan dan menrapkan teori-teori yang telah dipelajari khususnya tingkap profitabilitas. 2) Bagi objek penelitian, diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi suatu masukan untuk menambah informasi bagi koperasi dalam menjalankan kegiatan perusahaan terutama dibagian keuangan dan juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. D. Kerangka Pemikiran Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan diantaranya neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, laporan catatan atas laporan keuangan, dan laporan kas. Yang mana masing-masing memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan dan maksud tersendiri. Fungsi Menurut standar akuntansi keuangan yang dibuat oleh Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan memiliki fungsi sebagai penyedia informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan sebuah perusahaan yang berguna untuk sejumlah besar penggunanya dalam proses pengambilan / pembuatan keputusan terkait perusahaan. 11 Menurut Munawir (2004:2) pengertian laporan keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.” Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Kasmir (2008:66) “Agar Laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini”, Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini. 12 James C Van Horne dikutip dari Kasmir (2008:104) : definisi rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan definisi yang telah diungkapkan, bahwa rasio keuangan adalah hasil perbandingan antara jumlah yang satu dengan jumlah lainnya yang ada di dalam laporan keuangan dan memiliki hubungan yang relevan. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya yang ada pada perusahaan secara efektif. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Menurut Susan Irawati (2006:58), rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien. Berdasarkan pendapat ahli di atas, bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang 13 ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Standar Rasio Profitabilitas Berikut standar rasio berdasarkan Kementrian Koperasi dan UKM RI tahun 2004: Komponen Standar Nilai Kriteria Rasio Profitabilitas 21% 100 Sangat Baik 15% - 20% 75 Baik 10% - 14% 50 Cukup Baik 3% - 9% 25 Kurang Baik <3% 0 Buruk E. Lokasi dan Lamanya Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kantor pusat KPBS Pangalengan, Jln Raya Pangalengan 340 Kecamatan Pangalengan – Kabupaten Bandung. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 6 bulan,yaitu dari bulan September sampai dengan bulan Februari. 14