E-Journal Farlian (12-22-14-10-38-37)

advertisement
eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 ( 4 ) : 3410 - 3420
ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.org
© Copyright 2014
IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG KETERBUKAAN INFORMASI
PUBLIK NO 14 TAHUN 2008 DALAM PERWUJUDAN PRINSIP GOOD
GOVERNANCE DI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA KABUPATEN PASER
Farlian Ansyari1
Abstrak
Farlian Ansyari. 2014. Implementasi Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008 dalam Perwujudan Prinsip Good
Governance di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Paser dibawah bimbingan bapak Burhanudin dan ibu Rita Kala Linggi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Deskriptif Kualitatif
dengan sumber data dari Pelaksana tugas kepala dinas dan Kepala bidang
komunikasi dan informatika dinas perhubungan, komunikasi dan informatika
Kabupaten Paser. Dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah Observasi
(Pengamatan), wawancara dan penggunaan dokumen. Untuk analisis data
menggunakan metode kualitatif model interaktif yang terdiri atas pengumpulan
data, reduksi data atau penyederhanaan data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian mengenai implementasi undang-undang keterbukaan
informasi publik nomor 14 tahun 2008 dalam perwujudan prinsip good
governance di kabupaten paser diketahui bahwa undang-undang nomor 14 tahun
2008 tentang keterbukaan informasi publik dalam memujudkan pemerintah yang
baik sudah berjalan dengan cukup baik meskipun terlambat. Hal ini di buktikan
dengan hasil penelitian bahwa prinsip transparansi dalam pelaksanaan undangundang keterbukaan informasi publik no 14 tahun 2008 di dinas perhubungan,
komunikasi dan informatika sudah terlaksana akan tetapi prinsip partisipasi dan
prinsip akuntabilitas belum terlaksana dengan baik.
Kata Kunci : Implementasi Undang-Undang, Keterbukaan Informasi Publik,
Prinsip Good Governance
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman. Email : [email protected]
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2 , Nomor 4 , 2014: 3410 - 3420
Pendahuluan
Latar Belakang
Negara Indonesia setelah memasuki era reformasi memiliki cita-cita untuk
menciptakan sebuah Negara yang transparan, jujur dan bertanggung jawab.
Berkaitan dengan itu pemerintah Indonesia telah mencoba beberapa konsep
mengenai prinsip-prinsip good governance.
Hal ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan akan informasi,
terutama yang terkait dengan pelayanan publik, agenda mengenai kesejahteraan
masyarakat serta agenda pembangunan.
dengan adanya undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepostisme mendorong Pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan UndangUndang (UU) No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang
lebih dikenal dengan UU KIP. Undang-undang ini didukung oleh undang-undang
nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah sehingga undang- undang
keterbukaan informasi publik ini dapat berjalan baik di seluruh daerah di
Indonesia. UU KIP ini mulai diberlakukan sejak 1 Mei 2010. UU KIP memiliki
64 pasal yang terdiri dari tiga belas bab.
Upaya pemerintah untuk mendorong implementasi UU KIP ditempuh
dengan membentuk unit khusus yaitu Komisi Informasi Publik. Selain itu,
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
telah melakukan sejumlah kegiatan di beberapa daerah terkait sosialisasi UU KIP.
Dalam pasal 24 UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
disebutkan bahwa komisi informasi harus ada minimal di tingkat pusat dan di
tingkat provinsi. Sedangkan komisi informasi di tingkat kabupaten hanya
dibentuk apabila dibutuhkan. Hal tersebut dimaksudkan agar pemerintah daerah
terdorong untuk membentuk Komisi Informasi sebagai bentuk implementasi UU
No. 14 Tahun 2008 serta sebagai usaha pencapaian good governance dari tingkat
pusat hingga ketingkat lokal yang akan bermanfaat bagi masyarakatnya.
Good Governance ini dimaksudkan untuk mendukung proses
pembangunan yang memberdayakan dan mengembangkan sumber daya manusia
yang sehat untuk menunjang sistem produksi yang efisien. Good Governance
diarahkan untuk membangun dan memulihkan ekonomi. Untuk itu Good
Governance bertujuan untuk menyusun organisasi, tata kerja yang baik,
kepegawaian negara yang efisien dan pengawasan yang fungsional. Pada
hakekatnya Good Governance adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat.
Kabupaten paser yang ingin menerapkan prinsip good governance di
tingkat lokal memiliki beberapa masalah dalam implementasi undang-undang no
14 tahun 2004 tentang keterbukaan informasi publik hal ini dapat dilihat dari
kurangnya sosialisasi dan publikasi terhadap suatu peraturan daerah kepada
masyarakat. Kabupaten paser juga yang mengadakan sosialisasi mengenai
keterbukaan informasi publik pada tanggal 30 april 2013 lalu telah berencana
untuk membentuk PPID (pejabat pengelola informasi dan dokumentasi) dan PPID
pembantu disetiap badan publik yang pada akhirnya dibentuk pada akhir 2013.
Pada momen itu bupati paser HM Ridwan Suwidi menegaskan bahwa “dinas
3411
Implementasi UU KIP No 14 tahun 2008 di Kabupaen Paser (Farlian Ansyari)
perhubungan, komunikasi dan informatika seharusnya dipisah menjadi dua satuan
kerja perangkat daerah (SKDP) mengingat tugas pokok dan fungsi antara
perhubungan, komunikasi dan informatika berbeda meskipun memiliki
keterkaitan. Apalagi jika pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID)
kabupaten paser di bentuk maka akan lebih fokus lagi”.
Berdasarkan informasi diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut sejauh mana pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi
publik no 14 tahun 2008 di kabupaten paser untuk menciptakan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, jujur dan bertanggung jawab. Untuk meneliti lebih
dalam maka peneliti mengambil judul
“ Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik No
14 Tahun 2008 dalam Perwujudan Prinsip Good Governance di Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Paser”
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Implementasi kebijakan
Van Meter dan Van Horn(Wahab, 2002:65) mendefinifikan implementasi
kebijakan sebagai “Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu
atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijakanaan.”
Menurut Winarno( 2002:101) Implementasi kebijakan dipandang dalam
pengertian luas merupakan alat administrasi hukum dimana berbagai aktor,
organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan
kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.
Pengertian Informasi Publik
Terdapat beberapa pengertian dan konsep terkait dengan informasi publik
diantaranya adalah :
Pada hakikatnya hak untuk memperoleh informasi adalah hak yang
dimiliki masyarakat untuk memperoleh atau mengakses informasi yang dikelola
oleh Negara (Assegaf dan Khatarina, 2005). Hal tersebut mendorong pemerintah
untuk menyusun peraturan perundangan yang mengatur informasi yang dapat
diakses oleh masyarakat.
Assegaf dan Khatarina (2005) menjelaskan bahwa suatu informasi
dikatakan sebagai informasi publik yaitu apabila informasi yang dikelola oleh
negara selain informasi mengenai pribadi seseorang atau badan hukum privatbukanlah milik negara, namun milik masyarakat.
Sementara itu berdasarkan UU KIP, informasi publik dapat diartikan
sebagai informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima
oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan
penyelenggaraan Negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan
Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang
berkaitan dengan kepentingan publik.
3412
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2 , Nomor 4 , 2014: 3410 - 3420
Jenis-jenis informasi publik
UU KIP mengatur jenis dan klasifikasi informasi publik. Berdasarkan
klasifikasinya, informasi publik dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Informasi yang wajib diumumkan secara berkala/reguler
2. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta
3. Informasi yang wajib tersedia setiap saat
4. Informasi BUMN/BUMD dan badan usaha lain yang dimiliki oleh negara.
5. Informasi tentang partai politik.
6. Informasi tentang organisasi non-pemerintah.
7. Informasi yang dikecualikan.
Pengertian Good Governance
Definisi dan konsep good governance menurut para ahli
Menurut Effendi dalam Azhri, dkk. (2009 : 187). Di internet, Good
Governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan secara partisipasi, efektif,
jujur, adil, transparan, dan bertanggung jawab kepada semua pemerintahan.
Menurut Kooman (1992) bahwa Governance merupakan proses interaksi
social politik antara pemerintahan denga masyarakat dalam berbagai bidang yang
berkaitan dengan kepentingan masyarakat.
Menurut Word Bank (Dalam Mardiasmo.2009:23) Good Governance
adalah suatu penyelenggaraan yang solid dan bertanggungjawab dan sejalan
denga prinsip demokrasi.
Prinsip-Prinsip Good Gevernance
Prinsip-prinsip Good Governance menurut United Nation Development
Program (UNDP) meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Partisipasi (Participation): Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki
maupun perempuan memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan sesuai
dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing
2. Akuntabilitas (Accountability): Para pengambil keputusan dalam sektor
publik, swasta dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kepada publik, sebagaimana halnya kepada stakeholders.
3. Aturan hukum (Rule of law): Kerangka aturan hukum dan perundangundangan harus berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi secara utuh, terutama
aturan hukum tentang hak azasi manusia.
4. Transparansi (Transparency): Transparansi harus dibangun dalam rangka
kebebasan aliran informasi. Informasi harus dapat dipahami dan dapat
dimonitor.
5. Daya tangkap (Responsiveness): Setiap intuisi dan prosesnya harus diarahkan
pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
6. Berorientasi konsensus (consensus Orientation): Pemerintah yang baik akan
bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk
mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik bagi kepentingan yang
berbeda untuk mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik bagi
3413
Implementasi UU KIP No 14 tahun 2008 di Kabupaen Paser (Farlian Ansyari)
kepentingan masing-masing pihak, dan berbagai kebijakan dan prosedur yang
akan ditetapkan pemerintah.
7. Berkeadilan (Equity): Pemerintah yang baik akan memberikan kesempatan
yang baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk
meningkatkan kualitas hidupnya.
8. Efektifitas dan Efisiensi (Effectifitas and Effeciency): Setiap proses kegiatan
dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar
sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan
berbagai sumber yang tersedia.
9. Visi Strategis (Strategic Vision): Para pemimpin dan masyarakat memiliki
persfektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintah
yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya
kebutuhan untuk pembangunan tersebut.
Good Governance di Indonesia
Aplikasi dari prinsip-prinsip good governance dalam perundang-undang
Indonesia dituangkan dalam 7 (tujuh) asas-asas umum penyelenggaraan negara
(UU Pasal 03 Nomor 28 Tahun 1999) yang meliputi:
1. Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan Penyelenggara Negara.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian, dan keseimbangan, dalam pengendalian
Penyelenggara Negara.
3. Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif,
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara
hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.
6. Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Hubungan antara keterbukaan informasi publik dengan prinsip Good
Governance
Prinsip utama good governance memiliki hubungan yang erat dengan
keterbukaan informasi publik yaitu perlu adanya transparansi, partisipasi dan
3414
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2 , Nomor 4 , 2014: 3410 - 3420
akuntabilitas publik. Dimana ketiga unsur tersebut sangat penting dalam
pelaksanaan kebijakaan mengenai keterbukaan informasi publik yang diatur
dalam undang-undang nomor 14 tahun 2008 untuk mewujudkan penyelenggaraan
yang baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional menurut peneliti mengenai implementasi undangundang no. 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik dalam
perwujudan prinsip good governance di kabupaten paser adalah pelaksanaan
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah mengenai masalah keterbukaan
informasi publik sebagai langkah untuk menciptakan Good Local Governance di
wilayah kabupaten paser.
Fokus Penelitian
Sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan diatas tadi, maka fokus
penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Dalam implementasi undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik dalam perwujudan prinsip good governance
terdapat 3 fokus penting yaitu:
a. Prinsip Transparansi
b. Prinsip Partisipasi
c. Prinsip Akuntabilitas
2. Faktor pendukung dan Penghambat dalam implementasi undang-undang
nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik dalam
perwujudan prinsip good governance di Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Paser.
Jenis dan Sumber Data
a. Sesuai dengan judul dari penelitian ini maka jenis penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif,yaitu penelitian yang memaparkan dan bertujuan untuk
memberikan gambaran serta penjelasan dari variable yang di teliti. Penelitian
deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.Dalam hal ini
adalah memberikan gambaran tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas
Segiri Kelurahan Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu.
b. Menurut J. Moleong (2002 : 2) informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang
penelitian. Adapun dalam penentuan informan dilakukan secara purposive
sampling, sebagaimana dinyatakan Sugiyono (2010 : 68), bahwa purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu yaitu orang yang dianggap paling tahutentang apa yang kita harapkan
atau mungkin yang bersangkutan sebagai orang yang memiliki kuasa sehingga
akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.
3415
Implementasi UU KIP No 14 tahun 2008 di Kabupaen Paser (Farlian Ansyari)
Oleh karena itu, yang dijadikan key informan adalah Kepala Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Kemudian peniliti juga
menggunakan Kepala bidang komunikasi dan informatika Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika kabupaten paser sebagai informan guna
melengkapi kebutuhan data dari penelitian ini.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian diperoleh dari lapangan melalui observsi dan wawancara
dengan informan yang memberikan informasi serta pengumpulan dokumen yaitu
dengan mempelajari laporan dan arsip yang berhubungan dengan penelitian yaitu
masalah Keterbukaan Informasi Publik di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Paser.
Dalam analisis data dan pembahasan ini, akan di uraikan bagaimana
sebenarnya pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi publik no 14
tahun 2008 di dinas perhubungan, komunikasi dan informatika kabupaten paser
dilihat dari terlaksananya 3 prinsip dasar good governance yaitu transparansi,
partisipasi dan akuntabilitas.
Implementasi undang-undang keterbukaan informasi publik no 14 tahun
2008 dalam perwujudan prinsip good governance
Dalam Implementasi undang-undang keterbukaan informasi publik no 14
tahun 2008 dalam perwujudan prinsip good governance yang akan penulis bahas
adalah :
1. Implementasi undang-undang keterbukaan informasi publik no 14 tahun
2008 dalam perwujudan prinsip good governance di dinas perhubungan,
komunikasi dan informatika kabupaten paser
a. Prinsip Transparansi
b. Prinsip Partisipasi
c. Prinsip Akuntabilitas
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan undangundang keterbukaan informasi publik di dinas perhubungan, komunikasi
dan informatika kabupaen paser
Berdasarkan dari indikator tersebut, dapat di lihat bagaimana Implementasi
undang-undang keterbukaan informasi publik no 14 tahun 2008 dalam
perwujudan prinsip good governance di dinas perhubungan, komunikasi dan
informatika kabupten paser. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari pembahasan
sebagai berikut:
Implementasi undang-undang Keterbukaan Informasi Publik No 14 tahun
2008 dalam perwujudan prinsip Good Governance di Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Paser
Implementasi undang-undang keterbukaan informasi publik nomor 14
tahun 2008 efektif dilaksanakan mulai bulan mei tahun 2010. Dengan terbitnya
UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) menjadi
instrumen pendukung bagi terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
3416
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2 , Nomor 4 , 2014: 3410 - 3420
pemerintahan. UU tersebut setidaknya dapat mengakomodir terwujudnya tiga
prinsip good governance, yaitu transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.
Dari hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan undangundang keterbukaan informasi publik no 14 tahun 2008 di kabupaten paser cukup
terlambat karena baru mulai diterapkan pada tahun 2013. Meskipun terlambat
akan tetapi masih sesuai dengan arahan dari undang-undang itu sendiri,
Prinsip Transparansi
Dinas Perhubungan, komunikasi dan informatika kabupaten paser dengan
baik karena segala informasi publik dapat diperoleh masyarakat selama itu bukan
informasi yang sifatnya dikecualikan atau rahasia.
Dari hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa Dinas Perhubungan,
komunikasi dan informatika kabupaten paser telah melaksanakan prinsip
transparansi dengan mempermudah masyarakat dalam memperoleh informasi
mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan
oleh pemerintah daerah melalui media massa berupa website resmi milik dinas,
Koran dan televisi ( paser TV).
Prinsip Partisipasi
Prinsip partisipasi merupakan keterlibatan berbagai pihak dalam proses
pembuatan, pelaksanaan dan evaluasi suatu kebijakan. Dalam kaitannya dengan
undang-undang keterbukaan informasi publik nomor 14 tahun 2008 partisipasi
mencakup keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi dan pelaksanaan undangundang keterbukaan informasi publik itu sendiri. Prinsip partisipasi tidak dapat
berjalan dengan faktor pemerintah saja, tetapi juga harus didukung dengan adanya
keaktifan dari masyarakat sebagai pengguna informasi.
Dari hasil penelitian diemukan bahwa sosialisasi mengenai undangundang keterbukaan informasi publik no 14 tahun 2008 masih kurang karena
hanya dilakukan sekali dan hanya dihadiri oleh para pejabat tingkat kabupaten
sehingga pengetahuan mengenai undang-undang ini pun masih relatif sedikit.
Dengan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara
kepada beberapa pegawai di dinas perhubungan, komunikasi dan informatika
maka dapat disimpulkan bahwa prinsip partisipasi dalam implementasi undangundang keterbukaan informasi publik nomor 14 tahun 2008 di kabupaten paser
masih belum terlaksana.
Prinsip Akuntabilitas
Prinsip akuntabilitas mencakup kemampuan pihak pemerintah dalam
mempertanggungjawabkan kebijakan yang diambil dan tindakan yang dilakukan.
Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan daerah, akuntabilitas antara lain
mencakup pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja pemerintah dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.
Dari hasil wawancara peneliti diatas maka peneliti melihat bahwa
informasi publik mengenai kegiatan pembangunan daerah dapat dipertanggung
3417
Implementasi UU KIP No 14 tahun 2008 di Kabupaen Paser (Farlian Ansyari)
jawabkan akan tetapi mengenai laporan yang berkaitan dengan masalah keuangan
agak sedikit tertutup.
prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan undang-undang keterbukaan
informasi publik masih belum terlaksana karena pertanggung jawaban dinas
perhubungan, komunikasi dan informatika dalam pelaksanaan undang-undang
keterbukaan informasi publik nomor 14 tahun 2008 dalam menyediakan laporan
mengenai masalah keuangan yang harusnya merupakan informasi publik yang
wajib diumumkan secara berkala tidak di informasikan secara jelas baik itu di
website resmi dinas maupun di media masa.
Faktor Pendukung
Pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi publik yang dilakukan
oleh dinas perubungan, komunikasi dan informatika di kabupaten paser didukung
dengan sarana berupa mobil media center yang ada disetiap kantor kecamatan dan
juga telah terbentuknya PPID dinas yang membantu kinerja dinas perhubungan
dalam proses pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi publik di
kabupaten paser.
Dalam undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan
informasi publik menyebutkan dalam pasal 13 (1) poin a. bahwa untuk
mewujudkan pelayanan cepat, tepat dan sederhana setiap badan publik menunjuk
pejabat pengelola informasi dan dokumentasi. Sehingga dengan adanya
pembentukan PPID pemerintah daerah di kabupaten paser dapat membantu
pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi publik ini.
Faktor Penghambat
hambatan dalam pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi
publik dikabupaten paser adalah masalah sarana berupa jumlah komputer yang
masih sedikit dan sistem jaringan internet yang buruk menyebabkan pihak dinas
seringkali terlambat dalam proses penyebaran informasi khususnya yang dalam
update informasi pada website resmi dinas perhubungan, komunikasi dan
informatika. Faktor lainnya yang menghambat implementasi undang-undang
keterbukaan informasi publik di kabupaten paser adalah sumber daya manusia
yang kurang kompeten karena masih banyak pejabat maupun staff di dinas
perhubungan, komunikasi dan informatika yang belum memahami isi dari
undang-undang nomor 14 tahun 2008 ini.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan berkenaan dengan Implementasi undang-undang keterbukaan informasi
publik nomor 14 tahun 2008 dalam perwujudan prinsip Good Governance di
dinas perhubungan, komunikasi dan informatika kabupaten paser adalah adalah
sebagai berikut:
3418
eJournal Ilmu Pemerintahan, Volume 2 , Nomor 4 , 2014: 3410 - 3420
1. Implementasi undang-undang keterbukaan informasi publik nomor 14 tahun
2008 yang mengakomodir terlaksananya 3 prinsip good governance yaitu
transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
2. Dinas perhubungan, komunikasi dan informatika di kabupaten paser telah
melaksanakan prinsip transparansi dalam implementasi undang-undang
keterbukaan informasi publik dengan menggunakan beberapa media sebagai
alat untuk mempermudah penyebaran informasi di kabupaten paser.
3. Prinsip partisipasi dalam implementasi undang-undang keterbukaan informasi
publik nomor 14 tahun 2008 di kabupaten paser belum terlaksana, hal ini
dilihat dari partisipasi atau keikutsertaan masyarakat dalam membatu proses
pelaksanaan ataupun pengawasan undang-undang ini cukup rendah.
4. Dalam implementasi undang-undang keterbukaan informasi publik nomor 14
tahun 2008 dikabupaten Paser , prinsip akuntabilitas badan publik, khususnya
dinas perhubungan, komunikasi dan informatika dapat dikatakan masih belum
terlaksana karena masih adanya pegawai-pegawai yang masih belum
memahami isi dari undang-undang KIP nomor 14 tahun 2008 ini.
5. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi atau PPID pemerintah daerah
kabupaten paser telah dibentuk melalui Keputusan Bupati Paser Nomor
478/KEP-789/2013 tentang penetapan Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi Pemerintah kabupaten Paser berguna untuk menunjang
kelancaran kegiatan pelaksanaan undang-undang keterbukaan informasi publik
nomor 14 tahun 2008.
6. Faktor pendukung kelancaran implementasi undang-undang keterbukaan
informasi publik nomor 14 tahun 2008 di kabupaten paser selain dengan
adanya PPID yang telah dibentuk pada akhir tahun 2013 yang lalu, adanya
mobil media center disetiap kantor kecamatan yang menyediakan layanan
internet gratis juga membantu masyarakat dalam memberikan informasi secara
cepat, mudah dan ekonomis.
7. Yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan undang-undang
keterbukaan informasi publik nomor 14 tahun 2008 diantaranya adalah
pengetahuan para pegawai mengenai isi undang-undang keterbukaan informasi
publik, kurangnya jumlah computer, ketersediaan koneksi internet dan listrik.
Saran
1. Untuk menfokuskan kinerja, hendaknya dinas perhubungan dan dinas
komunikasi dan informatika secepatnya dipisah mengingat bahwa tugas dan
fungsi dari kedua dinas ini cukup berbeda.
2. Penambahan beberapa komputer dan memperbaiki sistem jaringan internet di
dinas perhubungan, komunikasi dan informatika juga dapat membantu
memperlancar kinerja pegawai dari dinas ini.
3. Perlu diadakannya sosialisasi mengenai undang-undang keterbukaan informasi
publik no 14 tahun 2008 di seluruh kecamatan hingga kedesa-desa untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai adanya undang-undang ini.
3419
Implementasi UU KIP No 14 tahun 2008 di Kabupaen Paser (Farlian Ansyari)
4. Hendaknya peran dari pejabat pengelola informasi dan dokumentasi atau PPID
kabupaten paser lebih ditingkatkan seperti membuat website resmi PPID agar
masyarakat lebih tahu mengenai tugas dan fungsi dari PPID itu sendiri
Daftar Pustaka
Assegaf, Rifki, dan Josi Katharina. 2005. Membuka Ketertutupan Pengadilan,
LeIP, Jakarta
Dwiyanto, Agus, 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayana
Publik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga, Jakarta
Mardiasmo, 2009. Akutansi Sektor public, CV. ANDI Offset, Yogyakarta
Miles, Huberman, 1992. Analisis data kualitatif, Universita Indonesia, Jakarta
Partodihardjo, Soemarno, 2009. Tanya Jawab Sekitar Undang-undang No. 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Sedarmayati. 2004. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik). Maju
Mundur, Bandung.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D , Alfabeta,
Bandung
Subando, Agus Margono dan Kumorotomo Wahyudi, 2004. Sistem Informasi
Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Tjokroamidjojo, Bintoro. 2000. Good Governance, Paradigma Baru Manajemen
Pembangunan. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
T.Sulistiyani,Ambar.2004.Memahami Good Governance Dalam Perspektif
Sumber daya Manusia.Gava Media, Jogjakarta
Widodo, joko, 2011. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis
Proses Kebijakan Publik, Bayu Media, Malang
Dokumen – dokumen :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 28F
Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme pasal 3.
Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 2010 tentang pelaksanaan undang-undang
nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
Internet :
www.wikipedia.com
www.slideshare.com
3420
Download