Sabda Tuhan dalam hidup sehari-hari DESEMBER 2012 Angela Merici Biblical Center © Sr. Emma G. osu http://ambcosu.wordpress.com Nihil Obstat: P. Martin Harun, OFM, Jakarta 12 Mei 2004 Imprimatur: Rm. Yohanes Subagyo, Pr. Vikjen KAJ, Jakarta 25 Mei 2004 1. Sabtu. Pw S. Dionisius dan Redemptus, martir Indonesia. Why 22:1-7; Luk 21:34-36. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Ini hari terakhir dari Tahun Liturgi. Yang sudah terjadi, biarlah berlalu. Yang belum, jangan dicemaskan dulu. Kita diajak untuk berjaga-jaga dan berdoa. Menyerahkan diri ke tangan Tuhan yang memelihara dan melindungi. Dalam doa kita menimba kekuatan dari atas. Kita percaya dan yakin akan tiba saatnya Tuhan mematahkan segala kuasa kegelapan. Kebaikan pasti menang atas kejahatan. 2. Minggu Adven I. Yer 33:14-16; 1Tes 3:12 – 4:2; Luk 21:25-28,34-36. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat. Memikirkan akhir zaman membuat hati kita kecut dan cemas. Muncul gambaran tentang perang dan segala macam bencana yang mengerikan. Sebelum semua itu terjadi orang bisa mati ketakutan. Injil memberi kita pegangan yang menguatkan. Apa pun yang terjadi, di ujung sana ada keselamatan. Kita diajak bangkit dan mengangkat muka untuk melihat Tuhan yang datang untuk menyelamatkan. Datanglah, Tuhan Yesus! 3. Senin. Pesta S. Fransiskus Xaverius. 1Kor 9:16-19,22-23; Mrk 16:1520. Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Banyak orang katolik berinisial F.X. Semoga mereka dan kita sekalian juga memiliki semangat Fransiskus Xaverius, misionaris besar ini yang di abad ke 16 mewartakan kabar baik dari Spanyol ke Borneo, Maluku, India dan Jepang. Segala bahaya dan rintangan diatasinya dengan kekuatan Tuhan yang menyertainya. Tidak ada batas umur dan batas waktu untuk menjadi pewarta kabar baik melalui teladan hidup dan perkataan. Desember 2012 4. Selasa. Yes 11:1-10; Luk 10:21-24. Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Di stadion ada ribuan orang. Kalau ada satu orang yang kita kenal, kita melihatnya dengan cara berbeda. Melihat dengan mengenali. Itulah cara melihat yang dimaksud Yesus. Banyak orang di zaman itu melihat Yesus dengan mata kepala mereka. Ia tidak beda dengan semua orang lain. Para murid melihat dan bahagia, sebab mereka mengenali Dia sebagai Mesias, sebagai Raja Damai yang dinubuatkan oleh Yesaya dan dinantikan berabad-abad. Apakah mata saya melihat dan mengenali Dia dalam Kitab Suci, dalam Sakramen, dalam umat beriman, dalam saudara-saudara yang paling miskin dan hina? 5. Rabu. Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37. Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Hidup manusia ditandai oleh banyak penderitaan. Ada yang didatangkan oleh orang lain, ada yang diakibatkan oleh kesalahan sendiri. Sikap orang terhadap penderitaan sesama berbeda-beda. Ada yang menyoraki, kalau yang menderita itu orang yang dibencinya. Ada yang tidak peduli dan pura-pura tidak melihat. Yesus selalu melihat, dan Ia peduli. Lebih dari itu, seluruh jiwa raga-Nya terguncang melihat penderitaan orang, dan Ia tergerak berbuat sesuatu demi kebaikan orang itu. Apakah kita sudah memiliki kepedulian Yesus? Kalau tidak mampu menyembuhkan, perhatian dan sapaan ramah pun sudah bisa meringankan penderitaan. 6. Kamis. Yes 26:1-6; Mat 7:21,24-27. Orang yang mendengar perkataan ini dan melakukannya, seperti orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Dari pagi sampai malam kita dibanjiri kata-kata yang kita baca dan kita dengar dari koran, majalah atau buku, dari percakapan, TV, kuliah, instruksi boss, ceramah atau khotbah. Banyak kata kita biarkan lewat seperti angin berlalu. Tapi ada juga yang kita ingat-ingat, kita ikuti dan laksanakan. Apakah sabda Tuhan yang kita baca atau dengar termasuk kategori ini? Kalau begitu kita seperti rumah yang dibangun atas dasar yang kokoh. Godaan, tantangan atau ancaman boleh datang. Kita tetap bertahan dalam iman dan semakin erat bersatu dengan Tuhan, gunung batu keselamatan kita. 7. Jumat. Pw S. Ambrosius. Yes 29:17-24; Mat 9:27-31. Jadilah kepadamu menurut imanmu. Iman kedua orang buta itu membuat mereka beralih dari kegelapan menuju terang. Dan yang pertama mereka lihat adalah Yesus, terang kehidupan! Dalam “Tahun Iman” yang berlangsung sampai November 2013 kita diajak menemukan dan menerima kembali anugerah yang berharga, yaitu iman kita. Iman yang membawa kepada perjumpaan baru dengan Kristus, jalan, kebenaran dan kehidupan. Hanya Dia yang mampu menyelamatkan, maka tidak siasia bila kita mempercayakan hidup kita kepada-Nya, mengandalkan Dia dan mengikuti jalan-Nya yang menuju kepada Terang abadi. Desember 2012 8. Sabtu. HR SP Maria dikandung tanpa noda. Kej 3:9-15,20; Ef 1:36,11-12; Luk 1:26-38. Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan. Gadis yang menyediakan tubuhnya untuk menerima dan menumbuhkan Anak Allah yang Mahakudus, harus juga kudus. “Aku yang dikandung tanpa noda,” begitulah Maria menyatakan identitasnya kepada Bernadet Soubirous. Kita pun dipilih Allah supaya hidup kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Mungkinkah itu bagi kita yang hidup di dunia yang penuh dosa? Maria Bunda kita memberi petunjuk: Hiduplah sebagai hamba Tuhan. Hamba Tuhan hanya mengenal satu Boss, yaitu Tuhan. Bila kita sebagai hamba hanya mau melayani dan menyenangkan Tuhan, hidup kita pasti kudus. 9. Minggu Adven II. Bar 5:1-9; Flp 1:4-6,8-11; Luk 3:1-6. Bertobatlah, berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu. Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan, meninggalkan manusia lama dengan segala kedosaan dan kejahatannya, dan menjadi manusia baru. Baptisan Yohanes adalah tanda pertobatan itu. Kita telah menerima baptisan Allah Tritunggal yang menjadikan kita anak-anak kesayangan Allah. Masih perlukah bertobat? Selalu perlu. Bertobat itu seperti mengoreksi jarum kompas. Kita sering ada di persimpangan jalan dan bingung jalan mana yang harus dipilih. Pilihlah jalan kebenaran iman. Hanya jalan itu membawa kepada keselamatan dan damai sejahtera. 10. Senin. Yes 35:1-10; Luk 5:17-26. Melihat iman mereka, Yesus berkata: “Saudara, dosamu sudah diampuni.” Si lumpuh itu sama sekali tidak berdaya. Untung dia punya sahabat-sahabat penuh iman yang membawanya kepada orang yang paling dia butuhkan, yaitu Yesus. Berbahagialah kita kalau punya sahabat baik yang mau berkurban demi keselamatan kita. Lebih berbahagia lagi kalau kita menjadi sahabat baik bagi orang lain dan mau repot demi kebaikannya. Pelayanan paling indah dan berharga yang bisa kita berikan pada orang-orang di zaman ini ditunjukkan oleh sahabat-sahabat si lumpuh, yaitu membawa orang kepada perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus. Hanya di dalam Dia ada kehidupan dan kebahagiaan sejati. 11. Selasa. Yes 40:1-11; Mat 18:12-14. Bapamu di surga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang. Perumpamaan ini menggambarkan betapa besar kasih Allah kepada kita. Kita berharga di mata-Nya! Ia tidak mau kehilangan kita. Maka kalau kita lari menjauh dari naungan kasih-Nya, Ia mencari kita. Ia tahu bahwa terlepas dari Dia tidak ada kehidupan, tak ada kebahagiaan. Yang ada hanya kesenangan sementara. Kita menikmati keasyikkan sebentar, sesudahnya terasalah pahit getir dan kesia-siaannya. Kita terperosok ke dalam jurang petaka. Tuhan mencari kita. Maukah kita membiarkan diri ditemukan oleh-Nya dan digendong pulang? Desember 2012 12. Rabu. Yes 40:25-31; Mat 11:28-30. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Bukan orang sehat dan kuat yang diundang Yesus, melainkan orang yang letih lesu dan berbeban berat untuk diberi kelegaan. Mungkin sulit menemukan orang yang tidak mempunyai beban, entah beban ekonomi, politik, sosial atau moral. Orang mengeluh tuntutan hidup makin tinggi dan saingan makin besar. Bagaimana bisa maju, sedangkan bertahan saja sulit. Tuhan tahu segala seluk beluk hidup kita. Kitab Suci tidak memberi hiburan kosong. Orang yang menantinantikan Tuhan mendapat kekuatan baru. Masalah kita tidak hilang begitu saja. Tapi dengan kelegaan dan kekuatan baru dari Yesus kita sanggup mengatasi segala rintangan. 13. Kamis. Pw S. Lusia. Yes 41:13-20; Mat 11:11-15. Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar. Semua orang, juga yang tuli, punya telinga. Jadi seruan Yesus ini penting dan ditujukan kepada semua orang. Allah mendekati dan menyapa kita semua dan masing-masing melalui para nabi, Kitab Suci, hamba-hamba-Nya dan bisikan Roh Kudus: “Aku Tuhan Allahmu, memegang tangan kananmu. Jangan takut. Akulah yang memegang engkau.” Seorang anak kecil tidak takut kalau ia dipegang ibunya. Ia tahu ibunya kuat dan terus mendekap dia sehingga aman. Begitu juga kita ada dalam pegangan Tuhan, dan Ia tidak melepaskan kita barang sedetik. Orang yang menyadarinya akan selalu melakukan yang berkenan kepada-Nya. 14. Jumat. Pw S. Yohanes dari Salib. Yes 48:17-19; Mat 11:16-19. Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, kamu tidak berkabung. Bayangkan orang pergi ke pesta nikah dan meratap di tengah keramaian pesta. Berikut ia ke rumah duka dan menari-nari dengan girang. Untuk segalanya ada waktunya, kata si pengkhotbah. Baik peristiwa suka maupun duka bisa mendekatkan kita pada Tuhan. Perlu terus mengarahkan hati kepada Tuhan Allah yang mengajar tentang apa yang memberi faedah dan yang menuntun kita di jalan yang harus kita tempuh. Maka tahulah kita kapan harus ikut menari dengan gembira dan kapan perlu berkabung. 15. Sabtu. Sir 48:1-4,9-11; Mat 17:10-13. Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Tuhan memberi tanda-tanda jelas dari kehadiran-Nya. Perlu menjaga mata hati kita tetap terbuka untuk cepat mengenali-Nya. Orang Israel di zaman Yesus tidak mengenali Yohanes Pembaptis yang diutus untuk menyiapkan Jalan Tuhan. Maka mereka juga tidak siap untuk menerima Yesus yang diutus Bapa untuk menyelamatkan dunia dan mereka masing-masing. Mereka sibuk dengan urusannya sendiri. Bagaimana persiapan kita sendiri menyambut Dia di hari Natal? Sudahkah kita menyediakan kediaman yang nyaman bagi-Nya di hati kita? Desember 2012 16. Minggu Adven III. Zef 3:14-18a; Flp 4:4-7; Luk 3:10-18. Guru, apa yang harus kami perbuat? Orang-orang yang mendengarkan khotbah Yohanes Pembaptis menanggapinya dengan serius. “Apa yang harus kami perbuat untuk bertobat?” Itu pertanyaan yang tepat. Banyak orang berpikir kalau mendengarkan khotbah atau renungan dan merasa tersentuh sampai menangis, itu sudah bertobat. Tobat ialah pembaharuan hati yang nyata dari perbuatan. Yang serakah dan egois berubah menjadi orang yang suka berbagi; si pemeras tidak memeras lagi. Kita sulit merubah diri sendiri. Tuhanlah yang membaharui kita dalam kasih-Nya. Dengan menyadari betapa Tuhan mengasihi kita, dan kita hidup dari kasih-Nya, datanglah perubahan. 17. Senin. Kej 49:2,8-10; Mat 1:1-17. Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Matius menyusun sebuah silsilah panjang untuk menunjukkan tempat Yesus dalam sejarah. Allah masuk ke dalam dunia manusia, dan menjadi bagian dari manusia berdosa. Tiga kali empat belas keturunan sama dengan enam kali tujuh keturunan. Yesus sebagai yang ketujuh dari tujuh keturunan datang untuk menggenapi sejarah keselamatan. Dialah anak Yehuda yang berhak memegang tongkat Kerajaan untuk memerintah selama-lamanya. Dialah Yesus, Tuhan yang menyelamatkan. Dialah Kristus, nabi dan raja yang diurapi. Datanglah, Tuhan! 18. Selasa. Yer 23:5-8; Mat 1:18-24. Mereka akan menamakan dia Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita. Sejarah Keselamatan adalah kisah tentang Allah Pencipta dan Pemerihara, yang setia menyertai, menuntun dan menyelamatkan umat manusia yang degil, suka berontak dan mencari jalan sendiri menuju kebinasaannya. Walaupun demikian, Allah tetap Imanuel, tetap menyertai manusia pendosa dengan kasih-Nya yang menyelamatkan. Tiap tahun kita merayakan peristiwa puncak kasih Allah yang menjadi solider dengan kita dalam segala hal kecuali dalam dosa. Yesus adalah model manusia yang berkenan kepada Bapa. Dia menampakkan manusia seperti yang dicita-citakan oleh Bapa. 19. Rabu. Hak 13:2-7,24-25a; Luk 1:5-25. Doamu telah dikabulkan, dan Elisabet istrimu akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu. Kita bisa membayangkan pasangan Zakharia dan Elisabet ketika masih muda terus berdoa minta dikaruniai anak. Setelah berumur 50 tahun lebih, mereka tidak lagi minta anak, tapi mungkin minta sikap pasrah menjadi pasangan mandul. Ketika sudah lanjut usia, datang malaikat yang mengabarkan bahwa doa mereka sudah dikabulkan. Bagi Allah tidak ada yang mustahil! Istri Manoah yang mandul pun bisa melahirkan. Tuhanlah yang menentukan saat yang tepat doa kita dikabulkan. Jadi mari kita tekun berdoa, dengan menyerahkan segalanya ke tangan Dia yang tahu apa yang paling baik buat kita. Desember 2012 20. Kamis. Yes 7:10-14; Luk 1:26-38. Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Sebab itu anak yang kaulahirkan akan disebut kudus, Anak Allah. Kalau lansia yang mandul bisa melahirkan, tidak mustahil juga seorang perawan tanpa suami melahirkan. Bagi Allah Pencipta yang Mahakuasa memang tak ada hal yang mustahil. Maria mengandung bukan dari lelaki melainkan dari kuasa Roh Kudus. Kita hanya bisa tunduk menyembah di hadapan misteri Allah menjadi Manusia. Nubuat Yesaya yang menimbulkan banyak pertanyaan, menjadi terang benderang bila dilihat penggenapannya dalam Yesus Kristus. Dia yang kudus menjadi salah satu dari kita untuk menjadikan kita umat yang kudus. 21. Jumat. Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a, Luk 1:39-45. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang megunjungi aku? Sulit membayangkan bagaimana seorang nenek bisa hamil, apalagi hamil tua. Maria mengerti, maka ia bergegas mengunjungi saudaranya itu untuk membantu. Elisabet pun dipenuhi Roh Kudus, sehingga ia tahu siapa yang datang kepadanya. “Ibu Tuhanku”. Tak ada sebutan yang lebih luhur buat Maria. Perjumpaan mengharukan antara dua bakal ibu dan dua bakal anak. Yohanes pun melonjak kegirangan dalam rahim ibunya. Kegembiraan perlu diungkapkan. Ada banyak alasan untuk bersyukur dan memuji Allah dalam liturgi untuk menjadikannya hidup dan semarak. 22. Sabtu. 1Sam 1:24-28; Luk 1:46-56. Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Tubuh Maria menjadi rumah bagi Anak Allah sekaligus Anak Manusia sementara Ia tumbuh seperti bayi biasa selama sembilan bulan. Allah melakukan karya yang besar dalam diri Maria. Ia bukan putri Raja yang tenar dan berkuasa, tetapi hamba Tuhan yang tidak berarti apa-apa di dunia. Allah telah menjatuhkan pilihannya kepada Maria karena kerendahannya dan kesederhanaannya. Begitulah cara kerja Tuhan: Yang rendah ditinggikan, yang tinggi direndahkan. Yang kecil di mata dunia, adalah besar di mata Tuhan. Ukuran dunia tidak penting dan tidak diperhitungkan Tuhan. Dia menilai lahir dan batin, dan tak ada yang tersembunyi bagi-Nya. 23. Minggu Adven IV. Mi 5:1-4a; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-45. Berbahagialah ia yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Dalam “Tahun Iman” ini kita diajak menemukan kembali iman kita sebagai anugerah yang berharga. Iman memampukan kita melihat rencana Tuhan yang indah buat kita masing-masing. Iman membuat kita berjumpa dan berpaut dengan Tuhan, berserah diri secara utuh kepada kehendak-Nya. Maka kita menjadi alat di tangan Tuhan demi keselamatan kita dan dunia. Iman yang demikian adalah iman yang hidup, yang menghasilkan buah kasih, keadilan dan damai bagi Kerajaan Allah. Desember 2012 24. Senin. 2Sam 7:1-5,8b-12,16; Luk 1:67-79. Engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Itulah panggilan Yohanes, untuk itu ia lahir. Ia harus mewartakan kedatangan Tuhan, menyiapkan hati orang lewat pertobatan agar bisa menerima Yesus Penyelamat. Ia tahu tempatnya. “Dia, Yesus, harus menjadi semakin besar, dan aku semakin kecil.” Tugas Yohanes adalah juga tugas kita. Menurut Paus Benediktus XVI dewasa ini tak ada prioritas yang lebih besar daripada menolong orang bertemu dengan Yesus. Kita membuka jalannya dengan menyapa orang susah, kesepian, orang yang mencari arti hidup. Satu sapaan ramah bisa membuka persahabatan yang membawa kepada perjumpaan dengan Kristus. 25. Selasa HR Natal. Yes 9:1-6; Tit 2:11-14; Luk 2:1-14. Ketika mereka tiba di situ, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin. Dengan kelahiran Yesus, Allah yang tak kelihatan mendapat wujud. Kelak Yohanes akan bersaksi, “Yang kami lihat dengan mata kami, yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup, itulah yang kami tuliskan.” Anak Allah turun ke dalam jurang kesengsaraan manusia untuk membawa kita kepada diri-Nya dan meninggikan kita. Kita bisa ikut gerak itu bila kita beriman kepada-Nya, membuka hati dan budi untuk menerima Dia sebagai Raja Penyelamat. Datanglah, Tuhan, lahirlah kembali dalam hati kami dan jadikanlah kami semakin manusiawi. 26. Rabu. Pesta S. Stefanus. Kis 6:8-10; 7:54-59; Mat 10:17-22. Kamu akan dibenci semua orang karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Pesta Stefanus seperti mengganggu suasana Natal. Kita dibawa kepada kenyataan bahwa ikut Kristus tidak berarti larut dalam keharuan Natal. Ikut Kristus berarti memanggul salib sampai ke Golgota. Ikut Kristus berarti mati seperti biji gandum untuk menghasilkan banyak biji gandum lainnya. Stefanus mati sebagai martir pertama. Ia mati seperti Yesus dengan kata-kata pengampunan bagi mereka yang membunuhnya. Darahnya menjadi benih bagi orang-orang kristen baru. Stefanus kehilangan nyawa di dunia dan mendapatnya kembali di surga. 27. Kamis. Pesta S. Yohanes. 1Yoh 1:1-4; Yoh 20:2-8. Ia melihatnya dan percaya. Rasul Yohanes menyebut diri murid yang dikasihi. Dengan mata kasih, kita bisa melihat hal-hal yang tidak dilihat orang lain. Melihat kubur kosong, kain kafan dan kain peluh, Yohanes teringat nubuat Gurunya yang terkasih, dan ia percaya Yesus telah bangkit. Kasih dan percaya sulit dipisahkan. Kasih memberi kita mata yang jeli untuk melihat tanda-tanda kehadiran Allah yang penuh kasih dalam hidup ini. Kita akan melihat apa yang dilihat oleh Yohanes, yaitu hidup kekal yang ada bersama-sama dengan Bapa. Apa yang telah menjadi nyata bagi murid yang dikasihi, menjadi nyata bagi kita juga. Desember 2012 28. Jumat. Pesta Kanak-kanak suci. 1Yoh 1:5 – 2:2; Mat 2:13-18. Herodes menyuruh membunuh semua anak di Betlehem. Yesus, terang dunia bersinar dalam kegelapan. Orang yang merindukan terang menyambutnya penuh sukacita. Tapi orang yang mencintai kegelapan seperti Herodes, merasa terganggu dan berusaha memadamkan terang itu. Raja Herodes berambisi menjadi penguasa tunggal. Mendengar bahwa ada raja Yahudi yang baru lahir, ia merasa terancam dan berupaya membunuhnya. Jatuhlah korban-korban yang tak bersalah. Apakah manusia dibandingkan dengan Allah yang mahatinggi, mahamulia dan mahabesar? Mungkinkah Allah menjadi saingannya? Yesus itu Raja, tapi kerajaan-Nya bukan dari bumi ini. 29. Sabtu. 1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35. Mataku telah melihat terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain. Simeon seorang benar dan saleh yang menantikan terbitnya terang bagi semua bangsa. Ketika terang itu datang ke Bait Allah di Yerusalem, ia segera mengenalinya. Lihatlah dia menyambut dan menatang Anak itu sambil memuji Allah. Ia telah melihat keselamatan yang dari Tuhan. Keinginan hatinya sudah terkabul. Sekarang ia siap meninggalkan dunia ini untuk pergi ke Rumah Bapa. Semoga apa yang kita harapkan dari hidup ini lebih dari sekedar melihat anak cucu. Semoga kita rindu melihat nama Allah dimuliakan, kehendak-Nya dilaksanakan di bumi seperti di dalam surga, dan Kerajaan Allah menjadi nyata di tengah kita. 30. Minggu. Pesta Keluarga Kudus. 1Sam 20-22,24-28; 1Yoh 3:1-2,21-24; Luk 2:41-52. Yesus pulang bersama mereka ke Nasaret dan hidup dalam asuhan mereka. Keluarga adalah lembaga yang dikehendaki Allah Pencipta. Ia ingin setiap anak lahir dan dibesarkan dalam naungan kasih bapak dan ibu. Dewasa ini ada banyak orang yang kawin tapi tidak menghendaki anak, atau maksimal satu saja. Ada pula yang menghendaki anak tapi tidak mau hidup berpasangan. Jadilah keluarga pincang dengan bapak tunggal atau ibu tunggal. Hari ini kita merayakaan pesta Keluarga Kudus, model bagi setiap keluarga. Mereka memberi teladan kasih, kesetiaan dan ketaatan. Itulah yang menjamin keutuhan keluarga sampai akhir. 31. Senin. 1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18. Dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia. Kita sudah sampai pada hari terakhir tahun ini. Baiklah berhenti sejenak untuk menghitung-hitung berkat yang telah kita terima di tahun 2012 ini. Ada berapa tanda kasih karunia yang telah kita terima? Tiga? Empat? Bila kita hitung terus, akan bertambah banyak sampai tak terhitung lagi. Semua itu kita terima dai kepenuhan kasih Tuhan. Dia memberi dan tidak kekurangan. Ternyata apa yang kita beri pun, menjadi kasih karunia bagi orang lain, tetapi terlebih bagi diri kita sendiri. Maka kita bersyukur juga boleh mengambil bagian dalam kepenuhan Allah. Desember 2012 Desember 2012